Sistem Pembayaran Non Tunai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Pembayaran Non Tunai"

Transkripsi

1 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana

2

3 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Siti Astiyah Wahyu Yuwana Hidayat Komala Dewi Wirza Ayu Novriana Indri Triyana Riska Rosdiana Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank Indonesia Telp: Fax.: Hak Cipta 2013, Bank Indonesia 2013

4 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Rekam Jejak Regulasi Transfer Dana Dasar Hukum Regulasi Terkait Regulasi Bank Indonesia Hal. i ii Hal. iii Hal. iv Hal. iv Hal. iv Transfer Dana Ketentuan Umum Par. 1 2 Hal. 1 4 Definisi Par. 1 Hal. 1 3 Ruang Lingkup Penyelenggara Par. 2 Hal. 4 Perizinan Penyelenggaraan Transfer Dana Par. 4 8 Hal Perizinan Par. 4 7 Hal Penyelenggaraan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri Par. 8 Hal Pelaksanaan Transfer Dana Par Hal Umum Par. 9 Hal. 18 Pelaksanaan Perintah Transfer Dana Dalam Keadaan Memaksa Par. 10 Hal Kekeliruan Pelaksanaan Transfer Dana Par. 11 Hal Tata Cara Pengembalian Dana Par. 12 Hal Pengembalian Dana Dalam Keadaan Memaksa Par. 12 Hal Pengembalian Dana oleh Penyelenggara yang Dibekukan Kegiatan Usaha, Dicabut Izin Usaha dan Dinyatakan Pailit Par Hal Pengembalian Dana Berdasarkan Penetapan atau Putusan Pengadilan Par. 15 Hal. 24 Transfer Dana yang Ditujukan Untuk Diterima Secara Tunai Par Hal Jasa, Bunga, Atau Kompensasi Par. 19 Hal Biaya Transfer Dana Par. 20 Hal. 28 Pemantauan Par Hal Sanksi Par Hal Lain - Lain Par. 27 Hal Ketentuan Peralihan Par. 28 Hal Lampiran Hal Lampiran 1 Hal Contoh 1 Surat Pernyataan Integritas Direksi, Komisaris, atau Hal. 45 Pengawas Contoh 2 Surat Pernyataan Keamanan dan Keandalan Sistem Hal. 46 atau Mekanisme Penyelenggaraan Transfer Dana Contoh 3 Penghitungan Jasa, Bunga, atau Kompensasi Hal Contoh 4 Laporan Bulanan Transaksi Kegiatan Transfer Dana Hal. 49 yang Dilakukan Bank Melalui Sistem atau Sarana Diluar Sistem yang Diselenggarakan oleh Bank Indonesia i

5 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Lampiran 2 Hal Penjelasan Umum Hal. 52 Informasi Pokok Pelapor Hal. 54 Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Hal. 55 Indonesia ke Luar Negeri Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Hal. 57 Luar Negeri ke Indonesia Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Hal. 59 Wilayah Republik Indonesia Sandi Lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI Hal. 61 II) Sandi Negara Hal. 76 Sandi Tujuan Transaksi Hal. 82 Lampiran 3 Hal Bab 1 Keterangan Umum Cara Pengisian Hal Bab 2 Sistem Validasi Hal Bab 3 Informasi Pokok Pelapor Hal Bab 4 Teknis Penyampaian Laporan Hal ii

6 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Rekam Jejak Regulasi Transfer Dana SE 16/1/DKSP 2014 Laporan Penyelenggaraan Transfer Dana oleh Badan Usaha Berbadan Hukum Indonesia Bukan Bank Secara On-Line Butir IV.B.1.a.1) dan Contoh 5 dalam Lampiran SE 15/23/DASP /23/PBI/2012 Transfer Dana SE 10/49/DASP 2008 Perizinan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang Bagi Perorangan Dan Badan Usaha Selain Bank SE 8/32/DASP 2006 Pendaftaran Kegiatan Usaha Pengiriman Uang 8/28/PBI/2006 Kegiatan Usaha Pengiriman Uang Keterangan : Dicabut Terkait PBI/ KEP DIR Masih Berlaku PBI/ KEP DIR Tidak Berlaku SE Masih Berlaku SE Tidak Berlaku Regulasi Terkait iii

7 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberatan Tindak Pidana Pencucian Uang - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/1/DKSP 2014 perihal Laporan Penyelenggaraan Transfer Dana oleh Badan Usaha Berbadan Hukum Indonesia Bukan Bank Secara On-Line - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/23/DASP 2013 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana iv

8 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana BAB I Ketentuan Umum Bagian Kesatu Definisi 1 Pasal 1 14/23/PBI/ Transfer Dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima. 2. Penyelenggara Transfer Dana, yang selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana. 3. Bank adalah bank sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan. 4. Dana adalah: a. uang tunai yang diserahkan oleh Pengirim kepada Penyelenggara Penerima; b. uang yang tersimpan dalam Rekening Pengirim pada Penyelenggara Penerima; c. uang yang tersimpan dalam Rekening Penyelenggara Penerima pada Penyelenggara Penerima lain; d. uang yang tersimpan dalam Rekening Penerima pada Penyelenggara Penerima Akhir; e. uang yang tersimpan dalam Rekening Penyelenggara Penerima yang dialokasikan untuk kepentingan Penerima yang tidak mempunyai Rekening pada Penyelenggara tersebut; dan/atau f. fasilitas cerukan (overdraft) atau fasilitas kredit yang diberikan Penyelenggara kepada Pengirim. 5. Perintah Transfer Dana adalah perintah tidak bersyarat dari Pengirim kepada Penyelenggara Penerima untuk membayarkan sejumlah Dana tertentu kepada Penerima. 6. Pengirim (Sender) adalah Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal, dan semua Penyelenggara Penerus yang menerbitkan Perintah Transfer Dana. 7. Pengirim Asal (Originator) adalah pihak yang pertama kali mengeluarkan Perintah Transfer Dana. 8. Penyelenggara Pengirim adalah Penyelenggara Pengirim Asal dan/atau Penyelenggara Penerus yang mengirimkan Perintah Transfer Dana. 9. Penyelenggara Pengirim Asal adalah Penyelenggara yang menerima Perintah Transfer Dana dari Pengirim Asal untuk membayarkan atau memerintahkan kepada Penyelenggara lain untuk membayar sejumlah Dana tertentu kepada Penerima. 10. Penyelenggara Penerima adalah Penyelenggara Pengirim Asal, Penyelenggara Penerus, dan/atau Penyelenggara Penerima Akhir yang menerima Perintah Transfer Dana, termasuk bank sentral dan Penyelenggara lain yang menyelenggarakan kegiatan penyelesaian pembayaran antar-penyelenggara. 11. Penyelenggara Penerus adalah Penyelenggara Penerima selain Penyelenggara Pengirim Asal dan Penyelenggara Penerima Akhir. 1

9 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 12. Penyelenggara Penerima Akhir adalah Penyelenggara yang melakukan pembayaran atau menyampaikan Dana hasil transfer kepada Penerima. 13. Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebut dalam Perintah Transfer Dana untuk menerima Dana hasil transfer. 14. Autentikasi (Authentication) adalah prosedur yang dilakukan oleh Penyelenggara Penerima untuk memastikan bahwa penerbitan suatu Perintah Transfer Dana, perubahan, atau pembatalannya benar-benar dilakukan oleh pihak yang dalam Perintah Transfer Dana dimaksudkan sebagai Pengirim yang berhak. 15. Pengaksepan (Acceptance) adalah kegiatan Penyelenggara Penerima yang menunjukkan persetujuan untuk melaksanakan atau memenuhi isi Perintah Transfer Dana yang diterima. 16. Tanggal Pelaksanaan (Execution Date) adalah tanggal tertentu Penyelenggara Penerima wajib melaksanakan Perintah Transfer Dana dari Pengirim Asal. 17. Tanggal Pembayaran (Payment Date) adalah tanggal saat Penyelenggara Penerima Akhir wajib menyediakan Dana yang dapat digunakan untuk kepentingan Penerima. 18. Rekening adalah rekening giro, rekening tabungan, rekening lain, atau bentuk pencatatan lain, baik yang dimiliki oleh perseorangan, institusi, maupun bersama, yang dapat didebit dan/atau dikredit dalam rangka pelaksanaan Transfer Dana, termasuk Rekening antarkantor Penyelenggara yang sama. 19. Sistem Transfer Dana adalah sistem terpadu untuk memproses perintah Transfer Dana dengan menggunakan sarana elektronik atau sarana lain sesuai dengan peraturan. 20. Perintah Transfer Debit adalah perintah tidak bersyarat dari Pengirim Transfer Debit kepada Penyelenggara Pengirim Transfer Debit untuk menagih sejumlah Dana tertentu kepada Penyelenggara Pembayar Transfer Debit agar dibayarkan kepada Penerima Akhir Transfer Debit. 21. Pengirim Transfer Debit adalah Pengirim Asal Transfer Debit, Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit, dan semua Penyelenggara Penerus Transfer Debit yang menerbitkan Perintah Transfer Debit. 22. Pengirim Asal Transfer Debit atau Penerima Akhir Transfer Debit adalah pihak yang pertama kali menyerahkan Perintah Transfer Debit kepada Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit yang sekaligus merupakan pihak yang berhak menerima Dana. 23. Pembayar Transfer Debit adalah pihak yang mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah Dana tertentu kepada Penerima Akhir Transfer Debit melalui Penyelenggara Pembayar Transfer Debit. 24. Penyelenggara Pengirim Asal Transfer Debit atau Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit adalah Penyelenggara yang menerima Perintah Transfer Debit dari Penerima Akhir Transfer Debit atau pihak yang menerbitkan Perintah Transfer Debit untuk kepentingannya sendiri, kemudian memerintahkan Penyelenggara Pembayar Transfer Debit untuk membayarkan sejumlah Dana tertentu kepada Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit untuk dibayarkan kepada Penerima Akhir Transfer Debit. 25. Penyelenggara Pengirim Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit dan/atau Penyelenggara Penerus Transfer Debit yang 2

10 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 16/1/DSKP 2014 Romawi I mengirimkan Perintah Transfer Debit. 26. Penyelenggara Penerima Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima Akhir Transfer Debit, Penyelenggara Penerus Transfer Debit, dan/atau Penyelenggara Pembayar Transfer Debit yang menerima Perintah Transfer Debit, termasuk bank sentral dan Penyelenggara lain yang menyelenggarakan kegiatan penyelesaian akhir (settlement) pembayaran antar-penyelenggara. 27. Penyelenggara Penerus Transfer Debit adalah Penyelenggara Penerima Transfer Debit selain Penyelenggara Pembayar Transfer Debit yang meneruskan Perintah Transfer Debit. 28. Penyelenggara Pembayar Transfer Debit adalah Penyelenggara yang melakukan pembayaran atau menyampaikan Dana hasil transfer kepada Penerima Akhir Transfer Debit. 29. Hari Kerja adalah hari Penyelenggara Penerima membuka kantor untuk melaksanakan kegiatan Transfer Dana. 30. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS, adalah sistem transfer dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement. 31. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnya disebut SKNBI, adalah sistem kliring sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. 32. Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang selanjutnya disebut APMK, adalah alat pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai alat pembayaran dengan menggunakan kartu. 33. Uang Elektronik (Electronic Money) adalah alat pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai uang elektronik (electronic money). 34. Pelapor adalah badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana. 35. Laporan adalah laporan mengenai kegiatan Transfer Dana yang disusun dan disampaikan oleh Pelapor secara berkala kepada Bank Indonesia melalui Sistem Laporan Transfer Dana Bukan Bank. 36. Sistem Laporan Transfer Dana Bukan Bank yang selanjutnya disebut Sistem LTDBB adalah sistem penerimaan Laporan (capturing) yang berbasis web yang disampaikan Pelapor melalui jaringan internet. 37. Periode Pelaporan adalah tenggang waktu penyampaian Laporan yang dimulai sejak tanggal 1 sampai dengan 5 (lima) Hari Kerja setelah akhir bulan Laporan. 38. Penyampaian Laporan secara On-Line yang selanjutnya disebut On-Line adalah penyampaian Laporan yang dilakukan secara langsung dengan mengirim dan/atau mengisi data dalam bentuk tampilan form melalui Sistem LTDBB. 39. Penyampaian Laporan secara Off-Line yang selanjutnya disebut Off-Line adalah penyampaian Laporan yang dilakukan dengan menyampaikan rekaman data dalam media perekaman data elektronik kepada Bank Indonesia. 40. Hari Kerja adalah hari kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Pelapor. 3

11 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Bagian Kedua Ruang Lingkup Penyelenggara 2 Pasal 2 14/23/PBI/2012 Termasuk dalam pengertian Penyelenggara menurut Peraturan Bank Indonesia ini, Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang memperoleh persetujuan atau izin dari Bank Indonesia sebagai: a. peserta Sistem BI-RTGS; Yang dimaksud dengan peserta Sistem BI-RTGS adalah peserta sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BI-RTGS. b. peserta SKNBI; dan Yang dimaksud dengan peserta SKNBI adalah peserta sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai SKNBI. c. penyelenggara APMK yang menyediakan jasa Transfer Dana. Yang dimaksud dengan penyelenggara APMK yang menyediakan jasa Transfer Dana adalah pihak yang telah memperoleh izin sebagai prinsipal, penerbit, acquirer, penyelenggara kliring dan/atau penyelenggara penyelesaian akhir sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia, yang dalam penyelenggaraan kegiatannya melakukan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana. BAB II Bagian Kesatu 3 Pasal 3 14/23/PBI/2012 Ayat (1) Perizinan Penyelenggaraan Transfer Dana Perizinan 1) Badan usaha bukan Bank yang akan melakukan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Bank Indonesia. Kewajiban memperoleh izin penyelenggaraan Transfer Dana tidak berlaku bagi Bank karena kegiatan Transfer Dana sudah menjadi bagian kegiatan usaha Bank sebagaimana diatur dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan. SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.A No. 2 3 Pengajuan Permohonan Izin sebagai Penyelenggara adalah sebagai berikut : 1. Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ayat (1) kodifikasi ini) harus disampaikan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dan ditandatangani oleh direksi dari Pemohon. 2. Yang dimaksud dengan direksi sebagaimana dimaksud pada angka 2 antara lain adalah: a. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Perseroan Terbatas, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas; b. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Perusahaan Daerah, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Perusahaan Daerah; c. pengurus sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang 4

12 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan mengatur mengenai Perkoperasian, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Koperasi; d. direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Badan Usaha Milik Negara, bagi Pemohon berbentuk badan hukum Perusahaan Umum. Pasal 3 14/23/PBI/2012 Ayat (2) (3) 2) Untuk memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), badan usaha bukan Bank wajib: a. berbadan hukum Indonesia; dan b. mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini. Contoh badan usaha yang berbadan hukum Indonesia antara lain Perseroan Terbatas dan Koperasi. 3) Persyaratan yang ditetapkan antara lain persyaratan yang terkait dengan keamanan sistem, permodalan, integritas pengurus, pengelolaan risiko, dan/atau kesiapan sarana dan prasarana. SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.B Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam butir A.1 (ayat (1) kodifikasi ini) harus dilengkapi dengan dokumen dan/atau persyaratan sebagai berikut: a. Dokumen terkait kelembagaan dan kondisi keuangan yang terdiri atas: 1) fotokopi akta pendirian badan usaha dan perubahannya, jika ada, yang telah memperoleh pengesahan dari instansi yang berwenang, yang mencantumkan secara tegas kegiatan transfer dana atau kegiatan pengiriman uang sebagai kegiatan atau salah satu kegiatan dari badan usaha yang bersangkutan; 2) asli surat keterangan domisili badan usaha dari instansi yang berwenang; 3) asli dokumen yang menjelaskan susunan direksi, dewan komisaris atau pengawas, dan pemegang saham badan usaha sesuai dengan kondisi terakhir; 4) asli surat pernyataan dari masing-masing direksi, dan komisaris atau pengawas bahwa yang bersangkutan: a) tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi atau komisaris/pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu badan usaha dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum mengajukan permohonan; b) tidak pernah dihukum atas tindak pidana di bidang perbankan, keuangan, dan/atau pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap; c) tidak tercantum dalam daftar kredit macet pada saat mengajukan permohonan; d) tidak masuk dalam daftar hitam nasional penarik cek/bilyet giro kosong yang ditatausahakan Bank Indonesia pada saat mengajukan permohonan, dengan mengacu pada contoh 1 dalam Lampiran yang 5

13 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 1 kodifikasi ini); 5) bukti setoran modal, dengan ketentuan sebagai berikut: a) untuk Pemohon yang menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain, besar modal disetor paling kurang Rp ,00 (lima ratus juta rupiah); atau b) untuk Pemohon yang tidak menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain, besar modal disetor paling kurang Rp ,00 (seratus juta rupiah); 6) dokumen yang menjelaskan kondisi keuangan Pemohon berupa: a) laporan keuangan Pemohon posisi 3 (tiga) tahun terakhir, bagi Pemohon yang telah berdiri selama 3 (tiga) tahun atau lebih; b) laporan keuangan Pemohon posisi 2 (dua) tahun terakhir atau kurang, sesuai dengan masa berdirinya Pemohon, bagi Pemohon yang berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun; atau c) laporan keuangan, neraca, daftar aktiva dan pasiva, atau dokumen lainnya yang menjelaskan kondisi keuangan, bagi Pemohon yang baru berdiri. b. Dokumen terkait kesiapan operasional yang terdiri atas: 1) Kebijakan dan prosedur tertulis yang paling kurang mencakup: a) pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, baik pengiriman maupun penerimaan, yang telah menerapkan prinsip kewenangan berjenjang; b) monitoring Dana yang dikirim dan/atau diterima; dan c) penerapan prinsip perlindungan konsumen sesuai peraturan perundang-undangan; 2) mekanisme penerapan manajemen risiko, yang meliputi antara lain risiko keuangan, risiko operasional, dan risiko hukum; 3) kebijakan dan prosedur tertulis mengenai penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 4) bukti kesiapan operasional yang paling kurang meliputi aspek teknis (infrastruktur sistem dan jaringan komunikasi), sumber daya manusia (struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab), dan kesiapan tempat usaha; 5) bukti keamanan dan keandalan sistem atau mekanisme penyelenggaraan Transfer Dana, paling kurang berupa: a) fotokopi laporan hasil audit teknologi informasi dari auditor independen internal atau eksternal, bagi Pemohon yang menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain; atau b) asli surat pernyataan dari direksi dan dewan komisaris atau pengawas mengenai keamanan dan keandalan sistem atau mekanisme penyelenggaraan Transfer Dana, bagi Pemohon yang tidak menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain, dengan mengacu pada contoh 2 dalam Lampiran yang merupakan bagian 6

14 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 1 kodifikasi ini); 6) konsep perjanjian kerja sama dengan Penyelenggara lain dan/atau pihak ketiga terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, termasuk kerja sama dengan Tempat Penguangan Tunai, apabila ada; 7) rincian informasi mengenai kantor cabang, identitas Penyelenggara lain dan/atau pihak lain yang bekerjasama dengan Penyelenggara terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, termasuk informasi mengenai Tempat Penguangan Tunai, apabila ada; dan 8) kebijakan dan prosedur tertulis penanganan keadaan darurat (disaster recovery plan) dan kesinambungan kegiatan usaha (business continuity plan) yang efektif dalam mengatasi dan meminimalkan permasalahan yang timbul dari kejadian yang tidak diperkirakan yang dapat mengganggu kelancaran operasional penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. c. Persyaratan bahwa direksi dan dewan komisaris atau pengawas Pemohon memiliki integritas yang baik, antara lain berupa: 1) memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan memiliki sikap mematuhi ketentuan yang berlaku; 2) memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku; dan 3) memiliki komitmen terhadap pengembangan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh Pemohon. Pada saat mengajukan permohonan perizinan, persyaratan ini antara lain dipenuhi dengan menyampaikan asli surat pernyataan dengan mengacu pada contoh 1 dalam Lampiran (Lampiran 1 kodifikasi ini). d. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c harus disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Bank Indonesia dapat melakukan uji kepatutan dan kelayakan antara lain melalui wawancara dengan direksi, dewan komisaris atau pengawas, dan/atau pemegang saham atau pemilik pengendali Pemohon sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh Pemohon. SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.A Penyelenggara harus memiliki standar keamanan sistem dalam penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana dan pengelolaan risiko operasional yang dilakukan dengan penggunaan proven technology yang paling kurang mencakup pemenuhan aspek aspek sebagai berikut: 1. Untuk sistem keamanan teknologi informasi harus memenuhi ketentuan: a. Penyelenggara yang menyediakan sistem yang dapat digunakan oleh Penyelenggara lain, paling kurang memenuhi prinsipprinsip sebagai berikut: 1) kerahasiaan data (confidentiality); 2) integritas sistem dan data (integrity); 3) otentikasi sistem dan data (authentication); 4) pencegahan terjadinya penyangkalan transaksi yang telah 7

15 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.C SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.D dilakukan (non-repudiation); dan/atau 5) ketersediaan sistem (availability), yang dilakukan secara efektif dan efisien dengan memperhatikan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku; atau b. Penyelenggara yang tidak menyediakan sistem yang digunakan oleh Penyelenggara lain, paling kurang harus memastikan keamanan pada database dan back-up. 2. Adanya sistem dan/atau prosedur yang dapat menjamin efektivitas pengendalian internal (internal control); 3. Adanya sistem dan/atau prosedur yang menjamin dapat dilakukannya audit trail atas transaksi Transfer Dana; dan 4. Adanya sistem dan/atau prosedur yang menjamin kelangsungan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. (4) Proses Perizinan adalah sebagai berikut : 1. Dalam rangka memberikan izin atau penolakan atas permohonan yang diajukan oleh Pemohon, Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. pemeriksaan administratif terhadap kelengkapan, kebenaran, dan kesesuaian dokumen yang diajukan oleh Pemohon; dan b. pemeriksaan (on site visit) ke Pemohon untuk melakukan verifikasi atas kebenaran dan kesesuaian dokumen yang diajukan, serta untuk memastikan kesiapan operasional, jika diperlukan. 2. Dalam hal pemeriksaan administratif dokumen dan/atau pemeriksaan (on site visit) sebagaimana dimaksud pada angka 1 telah dilakukan, Bank Indonesia memberikan tanggapan berupa persetujuan atau penolakan permohonan, atau meminta Pemohon untuk melengkapi dokumen permohonan. 3. Tanggapan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan secara tertulis paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari kerja terhitung sejak dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap. 4. Dalam hal Bank Indonesia menyetujui permohonan izin, maka pemberian izin tersebut dilakukan dengan penyampaian surat yang disertai dengan tanda izin. (5) Laporan Tanggal Efektif Dimulainya Kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggara yang telah memperoleh izin sebagaimana dimaksud ayat (4) harus menyelenggarakan kegiatannya paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal pemberian izin. 2. Penyelenggara yang telah menyelenggarakan kegiatannya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus menyampaikan laporan tertulis mengenai tanggal efektif dimulainya kegiatan sebagai Penyelenggara kepada Bank Indonesia. 3. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan: a. paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal efektif dimulainya kegiatan sebagai Penyelenggara; dan b. dilengkapi dengan dokumen pendukung yang diperlukan, seperti perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani, apabila ada. 8

16 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/23/DASP 2013 Romawi I.E SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.F SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.D 4. Pemohon yang telah memperoleh izin namun tidak melaksanakan kegiatannya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus menyampaikan laporan tertulis kepada Bank Indonesia paling kurang meliputi hal-hal sebagai berikut: a. uraian kesiapan infrastruktur yang antara lain meliputi kesiapan operasional, kesiapan sistem yang akan digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, dan kesiapan rencana kerja sama dengan Penyelenggara lain, jika ada; dan b. uraian kendala yang dihadapi yang mengakibatkan belum dapat dilaksanakannya kegiatan Transfer Dana. 5. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 4 disampaikan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada angka 4, jika Bank Indonesia menilai terdapat permasalahan yang bersifat struktural yang dapat mengakibatkan Pemohon tidak mampu melaksanakan kegiatan sebagai Penyelenggara, Bank Indonesia berwenang membatalkan izin Penyelenggara yang bersangkutan. (6) Pencantuman Dalam Daftar Penyelenggara dan Publikasi dilakukan sebagai berikut : 1. Bank Indonesia mencantumkan identitas Penyelenggara yang telah menyampaikan laporan dimulainya kegiatan Transfer Dana sebagaimana dimaksud dalam butir D.2 dan D.3 (ayat (5) kodifikasi ini) dalam daftar Penyelenggara. 2. Bank Indonesia mempublikasikan daftar Penyelenggara, antara lain dalam situs Bank Indonesia. (7) Penggunaan tenaga kerja asing oleh Penyelenggara dalam penyelenggaraan Transfer Dana dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait, antara lain peraturan perundangundangan di bidang ketenagakerjaan. (8) Pembukaan Kantor Cabang 1. Kantor Cabang merupakan bagian dari entitas Penyelenggara yang menyelenggarakan kegiatan operasional Transfer Dana berupa pengiriman dan/atau penerimaan Dana. 2. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai rencana dan realisasi pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian rencana bisnis Penyelenggara. 3. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. Informasi mengenai rencana pembukaan kantor cabang disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya; 2) paling kurang mencakup: a) nama dan/atau alamat kantor cabang; dan 9

17 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan b) tanggal rencana dibukanya kantor cabang; 3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa analisis bisnis terkait pembukaan kantor cabang. b. Informasi mengenai realisasi pembukaan kantor cabang disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal: a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun tersebut; dan b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya; 2) paling kurang mencakup: a) nama dan/atau alamat kantor cabang; dan b) tanggal dibukanya kantor cabang; 3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa bukti telah dibukanya kantor cabang. 4. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai rencana bisnis kegiatan system pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila ada. 5. Bank Indonesia berwenang menyetujui atau menolak, baik sebagian maupun seluruh rencana pembukaan kantor cabang yang diajukan oleh Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank. 6. Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada angka 5 disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara lengkap dan benar. 4 Pasal 4 14/23/PBI/2012 (1) Tempat Penguangan Tunai yang bekerjasama dengan Penyelenggara tidak perlu memperoleh izin dari Bank Indonesia. Tempat Penguangan Tunai bukan merupakan Penyelenggara, mengingat Tempat Penguangan Tunai tidak melakukan Pengaksepan. Tempat Penguangan Tunai merupakan pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara dalam melakukan kegiatan penguangan Dana hasil transfer yang telah dialokasikan dalam Rekening untuk kepentingan Penerima. Penyelenggara yang bekerjasama dengan pengelola sistem Transfer Dana tidak termasuk dalam pengertian Tempat Penguangan Tunai. SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.E (2) Kerja sama dengan Tempat Penguangan Tunai adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penguangan Tunai (TPT) merupakan pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara dalam melakukan kegiatan penguangan Dana hasil transfer yang telah dialokasikan dalam Rekening untuk kepentingan Penerima, yang dalam pelaksanaan kegiatannya tidak melakukan langkah Pengaksepan untuk kepentingan Penerima. 10

18 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 2. Dalam hal Penyelenggara bekerjasama dengan TPT, maka Penyelenggara antara lain wajib: a. menetapkan persyaratan umum untuk menjadi TPT bagi Penyelenggara; b. menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa terhadap TPT sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; c. menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai pelaksanaan penguangan Dana hasil transfer oleh TPT termasuk batasan nilai Dana dan frekuensi penguangan yang dapat dilakukan melalui TPT; d. memiliki prosedur pengendalian atas pelaksanaan kegiatan penguangan Dana yang dilakukan oleh TPT, termasuk mekanisme monitoring; dan e. bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan penguangan Dana hasil transfer yang dilakukan oleh TPT, termasuk tanggung jawab atas: 1) ketersediaan Dana pada saat Penerima melakukan penguangan; dan 2) keterlambatan, kekeliruan, dan tidak terlaksananya penguangan Dana oleh TPT. 3. Kerja sama antara Penyelenggara dan TPT harus didasarkan pada perjanjian tertulis yang paling kurang memuat: a. hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing pihak; b. mekanisme atau prosedur penyelesaian permasalahan atau pengaduan dari Penerima; c. mekanisme atau prosedur penyelesaian masalah antara Penyelenggara dengan TPT; dan d. penetapan pembayaran fee atau imbalan kepada TPT, dan larangan bagi TPT untuk mengenakan biaya tambahan kepada Penerima di luar biaya yang ditetapkan oleh Penyelenggara. 4. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai rencana dan realisasi kerja sama dengan TPT kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian rencana bisnis Penyelenggara. 5. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. Informasi mengenai rencana kerja sama disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya; 2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat TPT; dan b) tanggal rencana dimulainya kerja sama; 3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa: a) persyaratan umum untuk menjadi TPT bagi Penyelenggara; b) kebijakan dan prosedur tertulis mengenai pelaksanaan penguangan Dana hasil transfer oleh TPT termasuk batasan nilai Dana dan frekuensi penguangan yang dapat dilakukan 11

19 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan melalui TPT; c) prosedur pengendalian atas pelaksanaan kegiatan penguangan Dana yang dilakukan oleh TPT, termasuk mekanisme monitoring; d) konsep perjanjian kerja sama antara Penyelenggara dan TPT; dan analisis risiko dan mitigasi risiko terkait pelaksanaan kerja sama. Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada butir 3)a) sampai dengan butir 3)c) tidak perlu disampaikan oleh Penyelenggara jika Penyelenggara sebelumnya telah menyampaikan seluruh dokumen tersebut kepada Bank Indonesia dan tidak terdapat perubahan dalam dokumen dimaksud. b. informasi mengenai realisasi kerja sama disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal: a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun tersebut; dan b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya; 2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat TPT; dan b) tanggal dimulainya kerja sama; 3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa fotokopi perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani. 6. Penyampaian informasi dimaksud pada angka 4 dapat dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai rencana bisnis kegiatan sistem pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila ada. 7. Bank Indonesia berwenang untuk menyetujui atau menolak, menetapkan dan/atau membatasi jumlah TPT yang dapat bekerjasama dengan Penyelenggara. 8. Persetujuan, penolakan, penetapan dan/atau pembatasan kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 7 disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima) hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 secara lengkap dan benar. 5 Pasal 5 14/23/PBI/ Pasal 6 14/23/PBI/2012 Dalam memberikan izin kepada badan usaha bukan Bank sebagai Penyelenggara, Bank Indonesia berwenang meminta informasi mengenai badan usaha bukan Bank kepada otoritas yang berwenang. (1) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diperoleh dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) (Paragraf 3 ayat (1) kodifikasi ini) tidak dapat dialihkan kepada badan usaha lain. (2) Dalam hal Penyelenggara merencanakan untuk melakukan penggabungan, peleburan, atau pemisahan, Penyelenggara wajib menyampaikan rencana dimaksud melalui laporan secara tertulis kepada Bank Indonesia. 12

20 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 (satu) Badan Usaha bukan Bank atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Badan Usaha bukan Bank lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Badan Usaha bukan Bank yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Badan Usaha bukan Bank yang menerima penggabungan dan selanjutnya status Badan Usaha bukan Bank yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) Badan Usaha bukan Bank atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan Badan Usaha bukan Bank baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Badan Usaha bukan Bank yang meleburkan diri dan status Badan Usaha bukan Bank yang meleburkan diri berakhir karena hukum. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Badan Usaha bukan Bank untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Badan Usaha bukan Bank beralih karena hukum kepada 2 (dua) atau lebih Badan Usaha bukan Bank atau sebagian aktiva dan pasiva Badan Usaha bukan Bank beralih karena hukum kepada 1 (satu) atau lebih Badan Usaha bukan Bank. (3) Berdasarkan laporan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank Indonesia menetapkan status perizinan Penyelenggara. Dalam menetapkan status perizinan Penyelenggara, Bank Indonesia antara lain dapat mewajibkan Penyelenggara untuk menyelesaikan seluruh hak dan kewajiban Penyelenggara terkait kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana dan/atau mengajukan izin baru sebagai Penyelenggara apabila diperlukan. SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.A (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaporan dan/atau penetapan status perizinan Transfer Dana dalam hal terjadi penggabungan, peleburan, atau pemisahan adalah sebagai berikut : A. Penggabungan Dalam hal Penyelenggara yang telah memperoleh izin Penyelenggara dari Bank Indonesia akan melakukan penggabungan dengan Penyelenggara yang telah atau belum memperoleh izin Penyelenggara dari Bank Indonesia, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. jika badan hukum hasil penggabungan adalah Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang sudah berizin, maka Penyelenggara tersebut harus melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai rencana melanjutkan kegiatan Transfer Dana; atau 2. jika badan hukum hasil penggabungan adalah Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang belum memperoleh izin sebagai Penyelenggara, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil penggabungan tersebut wajib memperoleh izin dari Bank 13

21 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.B SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.C Indonesia terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan kegiatan Transfer Dana. B. Peleburan Dalam hal terjadi peleburan yang melibatkan Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil peleburan wajib memperoleh izin dari Bank Indonesia terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan kegiatan Transfer Dana. C. Pemisahan 1. Pemisahan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan: a. seluruh aktiva dan pasiva badan hukum beralih karena hukum kepada 2 (dua) badan hukum atau lebih yang menerima peralihan dan badan hukum Indonesia yang melakukan pemisahan tersebut berakhir karena hukum (pemisahan murni); atau b. sebagian aktiva dan pasiva badan hukum beralih karena hukum kepada 1 (satu) badan hukum lain atau lebih yang menerima pengalihan, dan badan hukum yang melakukan pemisahan tersebut tetap ada (pemisahan tidak murni). 2. Dalam hal Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank melakukan pemisahan murni sebagaimana dimaksud pada butir 1.a, maka: a. Penyelenggara harus melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai rencana pelaksanaan pemisahan murni tersebut; dan b. dalam hal badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil pemisahan murni bermaksud untuk melanjutkan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud wajib terlebih dahulu memperoleh izin sebagai Penyelenggara dari Bank Indonesia. 3. Dalam hal Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank melakukan pemisahan tidak murni (spin off), maka: a. izin sebagai Penyelenggara tetap melekat pada badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang melakukan pemisahan tidak murni (spin off), dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud harus melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai rencana melanjutkan kegiatan Transfer Dana; dan b. dalam hal badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank hasil pemisahan tidak murni (spin off) bermaksud untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana, maka badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank dimaksud wajib terlebih dahulu memperoleh izin sebagai Penyelenggara dari Bank Indonesia. 14

22 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.D SE 15/23/DASP 2013 Romawi V.E (5) Laporan sebagaimana dimaksud pada butir A.1, C.2.a dan C.3.a (ayat (4) A.1, C.2.a dan C.3.a kodifikasi ini) harus disampaikan kepada Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Laporan harus disampaikan paling lambat bersamaan dengan penyampaian permohonan izin rencana penggabungan atau pemisahan kepada otoritas yang berwenang mengawasi badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, jika ada. 2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1, harus dilampiri dengan dokumen antara lain berupa rencana bisnis setelah penggabungan atau pemisahan, termasuk rencana penggunaan sistem dan pengembangan sistem, laporan kesiapan infrastruktur, dan laporan hasil audit teknologi informasi dari auditor independen internal atau eksternal dalam hal terjadi pengembangan dan/atau penggabungan sistem yang telah ada. (6) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada butir A.2, huruf B, butir C.2.b, dan butir C.3.b. (ayat (4).A.2, huruf B, butir C.2.b, dan butir C.3.b. kodifikasi ini) harus disampaikan kepada Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Permohonan perizinan wajib disampaikan bersamaan dengan penyampaian permohonan izin rencana penggabungan, peleburan, atau pemisahan kepada otoritas yang berwenang mengawasi badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, jika ada. 2. Tata cara pengajuan permohonan dan pemrosesan izin dilakukan sesuai dengan ketentuan tata cara dan proses perizinan sebagaimana dimaksud dalam Bab I Surat Edaran ini (Paragraf 3 kodifikasi ini). 7 Pasal 7 14/23/PBI/2012 Bank Indonesia berwenang menetapkan kebijakan pembatasan perizinan sebagai Penyelenggara. Pembatasan Penyelenggara didasarkan pada pertimbangan antara lain efisiensi industri, menjaga kepentingan publik, menjaga pertumbuhan industri dan/atau persaingan usaha yang sehat. Pembatasan tersebut dapat dilakukan dalam batas waktu tertentu dan/atau wilayah tertentu. Bagian Kedua 8 Pasal 8 14/23/PBI/2012 Penyelenggaraan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri (1) Kegiatan kerjasama penyelenggaraan Transfer Dana dari dan ke luar negeri oleh Penyelenggara hanya dapat dilakukan dengan pihak yang telah memperoleh persetujuan dari otoritas negara setempat. Yang dimaksud dengan otoritas negara setempat adalah otoritas yang berwenang memberikan persetujuan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana di negara tersebut. Bentuk persetujuan untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di negara setempat yang antara lain dapat berupa izin atau registrasi. (2) Kegiatan kerjasama penyelenggaraan Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan berdasarkan perjanjian tertulis. 15

23 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Kerjasama antar Penyelenggara wajib dilakukan secara tertulis dalam rangka mempertegas hubungan hukum antar Penyelenggara dalam menjalankan kegiatan Transfer Dana. (3) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib paling kurang memuat: a. penerapan asas resiprositas antar para pihak; Penerapan asas resiprositas dimaksudkan untuk menjaga adanya perlakuan yang sama antara Penyelenggara dalam negeri dengan Penyelenggara luar negeri, misalnya adanya pengaturan mengenai kesamaan hak dalam melakukan kerjasama dengan Penyelenggara atau pihak ketiga lainnya, dan penggunaan fitur yang sama oleh masing-masing pihak. b. hak dan kewajiban para pihak; c. mekanisme penetapan kurs, biaya, dan penyelesaian akhir; dan d. mekanisme penyelesaian permasalahan yang mungkin timbul dalam kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana. Permasalahan yang mungkin timbul dalam kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana antara lain berupa kekeliruan pelaksanaan transfer kepada Penerima yang tidak berhak, keterlambatan dalam pelaksanaan Transfer Dana, kekeliruan pencantuman nominal Transfer Dana, dan mekanisme pengembalian Dana. (4) Bank Indonesia berwenang menetapkan batas maksimal nilai nominal Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang dapat dilakukan melalui Penyelenggara yang berupa Badan usaha bukan Bank. (5) Penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana dari dan ke luar negeri wajib memperhatikan peraturan perundang-undangan terkait. Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan terkait antara lain peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan Transfer Dana dari dan ke luar negeri adalah sebagai berikut : SE 15/23/DASP 2013 Romawi II.B Penyelenggaraan Transfer Dana dari dan/atau ke Luar Negeri diatur sebagai berikut : 1. Dalam menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana dari dan/atau ke luar negeri, Penyelenggara yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia hanya dapat bekerjasama dengan penyelenggara yang telah memperoleh persetujuan dari otoritas negara setempat. 2. Penyelenggara harus menyampaikan informasi tertulis mengenai rencana dan realisasi kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 1 kepada Bank Indonesia, sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia mengenai penyampaian rencana bisnis 16

24 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Penyelenggara. 3. Dalam hal Bank Indonesia belum menetapkan tata cara penyampaian rencana bisnis Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara tersendiri, maka penyampaian informasi dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. Informasi mengenai rencana kerja sama disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal 31 Oktober untuk rencana kerja sama pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berikutnya; 2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat penyelenggara asing; b) persetujuan dari otoritas negara setempat; c) cakupan kerja sama; d) tanggal rencana dimulainya kerja sama; dan e) jangka waktu kerja sama; 3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa: a) konsep pokok-pokok hubungan bisnis (business arrangement) yang mencakup pengaturan hak dan kewajiban para pihak, atau konsep perjanjian kerja sama; dan b) analisis risiko dan mitigasi risiko terkait pelaksanaan kerja sama. b. Informasi mengenai realisasi kerja sama disampaikan: 1) paling lambat pada tanggal: a) 31 Juli untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun tersebut; dan b) 31 Januari untuk realisasi kerja sama yang dilaksanakan pada periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya; 2) paling kurang mencakup: a) nama dan alamat penyelenggara asing; b) tanggal dimulainya kerja sama; dan c) informasi lainnya, dalam hal terdapat perubahan atas informasi yang disampaikan dalam rencana kerja sama sebagaimana dimaksud pada butir a.2); 3) dengan disertai dokumen pendukung paling kurang berupa pokok-pokok hubungan bisnis (business arrangement) yang telah disetujui para pihak, atau fotokopi perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani. 4. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat dilakukan bersamaan dengan penyampaian informasi mengenai rencana bisnis kegiatan sistem pembayaran lainnya yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila ada. 5. Bank Indonesia berwenang untuk menyetujui atau menolak, serta menetapkan dan/atau membatasi kerja sama Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka Persetujuan, penolakan, penetapan dan/atau pembatasan kerja sama sebagaimana dimaksud pada angka 5 disampaikan oleh Bank Indonesia kepada Penyelenggara paling lambat 35 (tiga puluh lima) 17

25 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan hari kerja terhitung sejak Penyelenggara menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada angka 2 secara lengkap dan benar. 7. Bank Indonesia berwenang menetapkan batas maksimal nilai nominal Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang dilakukan melalui Penyelenggara yang berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank. 8. Dalam menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana dari dan ke luar negeri, Penyelenggara wajib mematuhi peraturan perundangundangan lain yang terkait, antara lain kewajiban Penyelenggara untuk menyampaikan laporan transaksi keuangan Transfer Dana dari dan ke luar negeri yang ditetapkan dan diatur oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). BAB III Bagian Kesatu 9 Pasal 9 14/23/PBI/2012 Pelaksanaan Transfer Dana Umum (1) Pelaksanaan Perintah Transfer Dana oleh Penyelenggara Pengirim Asal, Penyelenggara Penerus, Penyelenggara Penerima Akhir dilakukan sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Transfer Dana dan peraturan perundang-undangan terkait. Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan terkait antara lain ketentuan yang mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. (2) Penyelenggara Pengirim yang telah melakukan Pengaksepan Perintah Transfer Dana bertanggung jawab kepada pemberi Perintah Transfer Dana atas terlaksananya Perintah Transfer Dana sampai dengan Pengaksepan oleh Penyelenggara Penerima Akhir. Tanggung jawab Penyelenggara Pengirim atas terlaksananya Perintah Transfer Dana dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam undangundang yang mengatur mengenai kegiatan Transfer Dana dan peraturan pelaksanaannya. Tanggung jawab Penyelenggara Pengirim antara lain mencakup penyediaan dan penyampaian informasi kepada Pengirim sebelumnya mengenai status pelaksanaan Perintah Transfer Dana. Bagian Kedua 10 Pasal 10 14/23/PBI/2012 Ayat (1) Huruf a b Pelaksanaan Perintah Transfer Dana Dalam Keadaan Memaksa (1) Penyelenggara Pengirim yang telah melakukan Pengaksepan Perintah Transfer Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) (Paragraf 9 ayat (2) kodifikasi ini) tetap bertanggungjawab untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana walaupun terjadi keadaan sebagai berikut: a. bencana alam, keadaan bahaya, huru-hara, konflik bersenjata, dan/atau keadaan darurat lain yang ditetapkan oleh pemerintah yang terjadi di daerah atau lokasi Penyelenggara Pengirim yang sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana; Yang dimaksud dengan keadaan bahaya adalah keadaan bahaya yang diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Yang dimaksud dengan huru-hara termasuk pertikaian antarkelompok masyarakat yang mengakibatkan terhentinya 18

26 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan kegiatan operasional Penyelenggara. Yang dimaksud dengan Penyelenggara Pengirim yang sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana adalah kantor Penyelenggara yang menerbitkan Perintah Transfer Dana. Dalam hal Penyelenggara tersebut memiliki sistem komputerisasi yang mengintegrasikan seluruh sistem akuntansi dan/atau Sistem Transfer Dana Penyelenggara tersebut, pengertian Penyelenggara Pengirim yang sedang melaksanakan Perintah Transfer Dana termasuk kantor Penyelenggara tempat pusat kendali komputer dioperasikan. b. kerusakan pada sistem infrastruktur elektronik atau nonelektronik yang berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan Perintah Transfer Dana yang tidak dapat dikontrol oleh Penyelenggara Pengirim; Yang dimaksud dengan kerusakan pada sistem infrastruktur elektronik atau nonelektronik yang berpengaruh langsung terhadap pelaksanaan Perintah Transfer Dana yang tidak dapat dikontrol oleh Penyelenggara Pengirim antara lain kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran dan sambaran petir. SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.B No. 2 Pasal 10 14/23/PBI/2012 Ayat (1) Huruf c d Pihak Penyelenggaran Transfer Dana wajib menyampaikan Laporan Insidentil dalam hal terjadi gangguan. a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi laporan insiden yang menyebabkan terganggunya penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara, seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, atau kegagalan network. b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian. c. kegagalan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana; Yang dimaksud dengan kegagalan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana adalah kegagalan yang mengakibatkan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana secara keseluruhan tidak dapat dijalankan atau dioperasikan dengan baik, termasuk seluruh sistem pendukung dan sistem cadangan atau sistem pengganti. Kegagalan sistem yang hanya terjadi di Penyelenggara Pengirim tidak tergolong pengertian kegagalan sistem kliring atau Sistem Transfer Dana. d. hal-hal lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan hal lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara lain keputusan Bank Indonesia mengenai 19

27 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan penghentian sementara Penyelenggara Pengirim dari kegiatan kliring atau kegiatan Sistem Transfer Dana lain. Pasal 10 14/23/PBI/2012 Ayat (2) (3) (2) Tanggung jawab untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan: a. menyampaikan pemberitahuan segera kepada Pengirim sebelumnya mengenai keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terjadi pada Penyelenggara Pengirim; dan Yang dimaksud dengan pemberitahuan secara segera adalah pemberitahuan dilakukan pada kesempatan pertama setelah keadaan memungkinkan bagi Penyelenggara untuk menyampaikan pemberitahuan. b. melaksanakan Perintah Transfer Dana paling lambat: (1) 5 (lima) Hari Kerja setelah berakhirnya keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a; (2) 1 (satu) Hari Kerja setelah berakhirnya keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c; (3) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur untuk keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d. (3) Penyelenggara Pengirim yang terlambat melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib membayar jasa, bunga, atau kompensasi kepada Pengirim Asal. SE 15/23/DASP 2013 Romawi III.A Bagian Ketiga 11 Pasal 11 14/23/PBI/2012 Penyelenggara wajib membayar jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal: 1. Penyelenggara terlambat melaksanakan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan; 2. Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan; atau 3. Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan. Kekeliruan Pelaksanaan Transfer Dana (1) Kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana antara lain dapat berupa: a. kekeliruan menyampaikan jumlah Dana yang tidak sesuai dengan Perintah Transfer Dana; atau Kekeliruan dalam menyampaikan jumlah Dana dapat terjadi antara lain karena jumlah Dana yang disampaikan lebih kecil atau lebih besar dari jumlah Dana yang tercantum dalam Perintah Transfer Dana. b. kekeliruan melakukan Pengaksepan sehingga Dana tidak diterima oleh Penerima yang berhak. Kekeliruan melakukan Pengaksepan dapat terjadi jika Perintah Transfer Dana yang ditujukan untuk diteruskan kepada Penerima A yang merupakan Penerima yang berhak, namun dilakukan Pengaksepan dan dilaksanakan oleh Penyelenggara untuk kepentingan nasabah B. 20

28 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (2) Dalam hal Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara wajib melakukan perbaikan paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah diketahui terjadinya kekeliruan tersebut. (3) Perbaikan atas kekeliruan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan melaksanakan Transfer Dana sesuai dengan isi Perintah Transfer Dana, antara lain dengan cara: Perbaikan atas kekeliruan diberitahukan oleh Penyelenggara yang melakukan perbaikan atas kekeliruan kepada pihak yang menerbitkan dan/atau menerima Perintah Transfer Dana. a. melakukan pembatalan atau perubahan Perintah Transfer Dana; dan/atau Perubahan antara lain dilakukan dengan melakukan koreksi sesuai isi Perintah Transfer Dana yang diterima dari Pengirim. Dalam hal Penyelenggara melakukan pembatalan pelaksanaan Perintah Transfer Dana, maka pembatalan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan mengenai pembatalan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai transfer dana. b. menerbitkan Perintah Transfer Dana baru kepada Penerima yang berhak, tanpa menunggu pengembalian Dana dari Penerima yang tidak berhak. Bagian Keempat Paragraf 1 12 Pasal 12 14/23/PBI/2012 Tata Cara Pengembalian Dana Pengembalian Dana Dalam Keadaan Memaksa (1) Dalam hal Perintah Transfer Dana tidak terlaksana karena terjadi keadaan memaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 kodifikasi ini) serta Pengirim meminta pembatalan Perintah Transfer Dana dan pengembalian Dana transfer, maka Penyelenggara Pengirim wajib melakukan pengembalian Dana dengan cara: Pengembalian Dana dapat dilakukan sepanjang Dana masih ada di Penyelenggara Pengirim. a. mengkredit Rekening Pengirim; atau b. menyampaikan pemberitahuan tertulis melalui surat atau sarana lainnya untuk pengambilan Dana secara tunai dalam hal Pengirim tidak memiliki Rekening di Penyelenggara Pengirim. Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik ( ), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik. (2) Pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan oleh Penyelenggara Pengirim paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah diterimanya permintaan pembatalan dan pengembalian Dana dari Pengirim. 21

29 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (3) Pengembalian Dana dilakukan oleh Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui Penyelenggara Pengirim sebelumnya atau kepada Pengirim yang meminta pembatalan dan pengembalian. (4) Penyelenggara yang terlambat melakukan pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar jasa, bunga, atau kompensasi kepada pihak yang berhak sebagaimana dimaksud dalam Bab V. Paragraf 2 13 Pasal 13 14/23/PBI/2012 Pengembalian Dana oleh Penyelenggara yang Dibekukan Kegiatan Usaha, Dicabut Izin Usaha, dan Dinyatakan Pailit (1) Dalam hal Penyelenggara Pengirim dibekukan kegiatan usaha atau dicabut izin usaha atau dinyatakan pailit, Perintah Transfer Dana wajib diselesaikan apabila Perintah Transfer Dana tersebut: a. telah dilaksanakan oleh Penyelenggara Pengirim mulai pukul 00.0 sampai dengan saat dilakukan penutupan sistem operasional Penyelenggara Pengirim yang dibekukan kegiatan usaha atau dicabut izin usaha; b. telah dilaksanakan oleh Penyelenggara Pengirim mulai pukul sampai dengan saat diucapkan putusan pernyataan pailit Penyelenggara Pengirim; atau c. telah diterima oleh penyelenggara Sistem Transfer Dana tertentu. (2) Penyelesaian Perintah Transfer Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Penyelenggara Pengirim dengan meneruskan pelaksanaan Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima Dalam meneruskan pelaksanaan Perintah Transfer Dana, Penyelenggara Pengirim antara lain harus menyampaikan atau menyediakan Dana yang cukup untuk pelaksanaan Perintah Transfer Dana sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai pelaksanaan Transfer Dana tersebut. 14 Pasal 14 14/23/PBI/2012 Ayat (1) (2) (1) Dalam hal Penyelenggara dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin usaha, atau dinyatakan pailit, Dana yang sedang dalam proses Transfer Dana wajib dikembalikan kepada: a. Pengirim Asal, jika yang dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin usaha, atau dinyatakan pailit merupakan Penyelenggara Pengirim Asal dan Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan; atau b. Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal, atau Penyelenggara Penerus sebelumnya, jika yang dibekukan kegiatan usaha, dicabut izin usaha, atau dinyatakan pailit merupakan Penyelenggara Penerus dan Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan. Yang dimaksud dengan Perintah Transfer Dana belum dilaksanakan antara lain adalah Dana masih berada di Sistem Transfer Dana pada Penyelenggara Pengirim dan belum berpindah kepada Penyelenggara Penerima. 22

30 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (2) Perintah Transfer Dana dianggap belum dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila memenuhi seluruh kondisi sebagai berikut: a. Penyelenggara sudah melakukan Pengaksepan atas Perintah Transfer Dana tersebut namun belum melakukan langkah untuk melaksanakan Perintah Transfer Dana tersebut; dan b. Dana masih berada di Penyelenggara. Dalam hal Penyelenggara bekerjasama dengan TPT, Dana dianggap masih berada di Penyelenggara jika Penyelenggara belum mengalokasikan Dana hasil transfer pada rekening Penerima. SE 15/23/DASP 2013 Romawi VI (3) Penghentian Kegiatan Transfer Dana Dan Penghapusan Penyelenggara Dari Daftar Penyelenggara diatur sebagai berikut : 1. Penghentian kegiatan Transfer Dana dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari Penyelenggara atau berdasarkan keputusan Bank Indonesia. Penghentian kegiatan sebagai Penyelenggara dilakukan dengan mencabut izin kegiatan Transfer Dana yang telah diberikan oleh Bank Indonesia. 2. Penghentian kegiatan Transfer Dana atas permintaan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Penyelenggara menyampaikan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai laporan rencana penghentian penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum Penyelenggara menghentikan kegiatannya; b. melaporkan pelaksanaan penghentian kegiatan usaha secara tertulis kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal penghentian kegiatan usaha, dengan melampirkan: 1) dokumen penyelesaian hak dan kewajiban kepada Pengirim dan/atau Penerima; dan 2) surat pernyataan dari pengurus dan/atau pemilik bahwa segala tuntutan yang timbul setelah penghentian kegiatan Transfer Dana menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pengurus dan/atau pemilik. 3. Penghentian kegiatan Transfer Dana oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilakukan jika: a. terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang memerintahkan badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan sebagai Penyelenggara Transfer Dana untuk menghentikan kegiatannya; b. terdapat rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia antara lain mengenai memburuknya kondisi keuangan dan/atau lemahnya manajemen risiko badan usaha bukan Bank; c. otoritas pengawas yang berwenang telah mencabut izin usaha dan/atau menghentikan kegiatan usaha badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan Transfer Dana; 23

31 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan d. terdapat permintaan tertulis atau rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia untuk menghentikan sementara kegiatan Transfer Dana. e. adanya permohonan pembatalan yang diajukan sendiri oleh badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Memburuknya kondisi keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf b antara lain dapat tercermin dari tidak adanya transaksi Transfer Dana yang dilakukan melalui Penyelenggara dalam jangka waktu tertentu. 4. Informasi penghentian kegiatan Transfer Dana dan/atau pencabutan izin sebagai Penyelenggara oleh Bank Indonesia disampaikan melalui website Bank Indonesia. Paragraf 3 15 Pasal 15 14/23/PBI/2012 BAB IV 16 Pasal 16 14/23/PBI/2012 Pengembalian Dana Berdasarkan Penetapan atau Putusan Pengadilan Mekanisme pengembalian Dana berdasarkan penetapan atau putusan pengadilan dilakukan sesuai dengan penetapan atau putusan pengadilan tersebut. Transfer Dana yang Ditujukan Untuk Diterima Secara Tunai (1) Dalam hal Penyelenggara Penerima Akhir melakukan Pengaksepan dengan cara mengirimkan pemberitahuan kepada Penerima bahwa Penerima mempunyai hak untuk mengambil tunai Dana hasil transfer, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. pemberitahuan wajib dilakukan dengan segera pada tanggal yang sama dengan tanggal diterimanya Perintah Transfer Dana dari Penyelenggara Pengirim sebelumnya; dan b. pemberitahuan disampaikan melalui surat atau sarana lain. Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik ( ), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik. (2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penerima tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir mengirimkan pemberitahuan kedua kepada Penerima. (3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Penerima tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir mengirimkan pemberitahuan ketiga kepada Penerima. (4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Penerima tidak mengambil Dana hasil transfer, Penyelenggara Penerima Akhir mengembalikan Dana kepada Penyelenggara Pengirim Asal untuk diserahkan kembali kepada Pengirim Asal. 24

32 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (5) Pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan oleh Penyelenggara Penerima Akhir melalui Penyelenggara Pengirim sebelumnya. 17 Pasal 17 14/23/PBI/2012 (1) Dalam hal pengembalian Dana kepada Pengirim Asal dilakukan secara tunai, Penyelenggara Pengirim Asal yang menerima pengembalian Dana sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (4) (Paragraf 16 ayat (4) kodifikasi ini) wajib mengirimkan pemberitahuan kepada Pengirim Asal untuk mengambil Dana hasil transfer dengan ketentuan sebagai berikut: a. pemberitahuan wajib dilakukan dengan segera pada tanggal yang sama dengan tanggal diterimanya pengembalian Dana; dan b. pemberitahuan disampaikan melalui surat atau sarana lain. Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik ( ), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik. (2) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengirim Asal tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal mengirimkan pemberitahuan kedua kepada Pengirim Asal. (3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pengirim Asal tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal mengirimkan pemberitahuan ketiga kepada Pengirim Asal. (4) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pengiriman pemberitahuan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pengirim Asal tidak mengambil Dana yang dikembalikan, Penyelenggara Pengirim Asal menyerahkan Dana yang tidak diambil oleh Pengirim Asal tersebut kepada Balai Harta Peninggalan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5) Penyerahan Dana yang tidak diambil oleh Pengirim Asal kepada Balai Harta Peninggalan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4). 18 Pasal 18 14/23/PBI/2012 (1) Penyerahan Dana oleh Penyelenggara Pengirim Asal kepada Balai Harta Peninggalan sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat (4) (Paragraf 17 ayat (4) kodifikasi ini) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dana diserahkan kepada kantor Balai Harta Peninggalan yang terdekat atau yang mewilayahi kantor Penyelenggara Pengirim Asal; Yang dimaksud dengan kantor Balai Harta Peninggalan yang mewilayahi adalah kantor Balai Harta Peninggalan yang lingkup kerjanya mencakup lokasi kantor Penyelenggara Pengirim Asal. Yang dimaksud dengan kantor Penyelenggara Pengirim Asal adalah kantor Penyelenggara Pengirim Asal yang melakukan Transfer Dana atau kantor pusat Penyelenggara Pengirim Asal. 25

33 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan b. Dana diserahkan secara tunai atau melalui transfer untuk untung rekening Balai Harta Peninggalan; dan c. Dana yang diserahkan dicatat dalam berita acara penyerahan dan dilampiri dengan dokumen yang paling kurang meliputi: 1. fotokopi identitas Pengirim Asal; 2. fotokopi identitas pejabat Penyelenggara Pengirim Asal yang menyerahkan Dana kepada Balai Harta Peninggalan; dan 3. bukti transfer jika penyerahan dana dilakukan melalui Transfer Dana. Berita acara penyerahan paling kurang memuat: 1. informasi sebagaimana tercantum dalam Perintah Transfer Dana; 2. informasi tanggal penyerahan Dana ke Balai Harta Peninggalan; dan 3. informasi pegawai atau pejabat Penyelenggara Pengirim Asal dan pegawai atau pejabat Balai Harta Peninggalan yang melakukan proses penyerahan dan penerimaan Dana. (2) Penyerahan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Dalam melakukan penyerahan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Pengirim Asal dapat mengenakan biaya transfer yang dibebankan pada Dana yang akan diserahkan kepada Balai Harta Peninggalan. Biaya yang dapat dibebankan oleh Penyelenggara Pengirim Asal adalah biaya yang telah dibayarkan Penyelenggara Pengirim Asal untuk mentransfer Dana ke rekening Balai Harta Peninggalan. BAB V 19 Pasal 19 14/23/PBI/2012 Jasa, Bunga, Atau Kompensasi (1) Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dilakukan oleh Penyelenggara dengan cara: a. mengkredit rekening pihak yang berhak; atau b. menyampaikan pemberitahuan tertulis melalui surat atau sarana lain dalam hal pihak yang berhak tidak memiliki rekening di Penyelenggara. Sarana lain yang dapat digunakan Penyelenggara Penerima Akhir antara lain adalah faksimili, surat elektronik ( ), atau telepon yang kemudian dituangkan dalam catatan resmi Penyelenggara yang bersangkutan baik dalam bentuk transkrip atau media elektronik. SE 15/23/DASP 2013 Romawi III. B D (2) Tata cara perhitungan dan besarnya jasa, bunga, atau kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut : A. Penghitungan Jangka Waktu Penghitungan jangka waktu pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal pelaksanaan Transfer Dana oleh Penyelenggara, dalam hal Penyelenggara terlambat melaksanakan Transfer Dana; 26

34 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 2. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal pelaksanaan Transfer Dana sesuai isi Perintah Transfer Dana oleh Penyelenggara, dalam hal Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana; 3. dihitung sejak tanggal Pengaksepan sampai dengan tanggal Penyelenggara melakukan pengembalian Dana, dalam hal Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana. B. Besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Dalam hal pihak yang berhak menerima jasa, bunga, atau kompensasi merupakan pihak yang memiliki simpanan di Penyelenggara, maka: a. Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi pada prinsipnya merupakan pemenuhan terhadap hak pemilik simpanan. b. Pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: Nominal Dana x Jumlah Hari x Suku Bunga Simpanan Nasabah x 1/365 Yang dimaksud dengan suku bunga simpanan nasabah adalah suku bunga simpanan tahunan yang berlaku di Penyelenggara, untuk pemilik simpanan yang bersangkutan. c. Khusus untuk Penyelenggara yang melakukan kegiatan usaha simpanan berdasarkan prinsip syariah, penghitungan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan dengan menggunakan prinsip bagi hasil. d. Dalam hal simpanan tidak memberikan manfaat/imbalan berupa bunga/bagi hasil, atau besar manfaat/imbalan adalah sebesar 0% (nol persen), maka penghitungan besarnya jasa, bunga, atau kompensasi dilakukan sesuai dengan penghitungan bagi pihak yang tidak memiliki simpanan sebagaimana dimaksud pada angka 2. Yang dimaksud dengan simpanan adalah simpanan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, antara lain Undang-undang yang mengatur mengenai perbankan, perkoperasian, atau pos. 2. Dalam hal pihak yang berhak menerima jasa, bunga, atau kompensasi merupakan pihak yang tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, maka: a. pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi pada prinsipnya merupakan denda terhadap Penyelenggara karena tidak melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan; b. pembayaran jasa, bunga, atau kompensasi dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: Nominal Dana x Jumlah Hari x Suku Bunga JIBOR Overnight x 1/365 Informasi mengenai nilai Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) dapat diperoleh melalui situs Bank Indonesia. Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi mengacu pada contoh 3 dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan 27

35 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 1 kodifikasi ini). C. Pengaturan Kewajiban Pembayaran Jasa, Bunga, atau Kompensasi pada Kondisi Tertentu Ketentuan mengenai kewajiban pembayaran, penghitungan jangka waktu, dan/atau besarnya jasa, bunga, atau kompensasi sebagaimana dimaksud pada huruf A, huruf B, dan/atau huruf C tidak berlaku dalam hal telah terdapat pengaturan khusus mengenai hal tersebut pada Sistem Transfer Dana tertentu, atau dalam kondisi darurat sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia. Contoh dari ketentuan yang memuat pengaturan khusus mengenai kewajiban pembayaran, penghitungan jangka waktu, dan/atau besarnya jasa, bunga, atau kompensasi adalah ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Sistem BIRTGS atau SKNBI. BAB VI 20 Pasal 20 14/23/PBI/2012 Biaya Transfer Dana (1) Setiap Penyelenggara Penerima berhak mengenakan biaya Transfer Dana dengan memperhatikan aspek kewajaran. Yang dimaksud Penyelenggara Penerima termasuk Penyelenggara Pengirim Asal, Penyelenggara Penerus dan Penyelenggara Penerima Akhir. (2) Pengenaan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh Penyelenggara Penerima dengan cara melakukan pendebetan rekening, permintaan pembayaran secara tunai kepada Pengirim Asal atau Penyelenggara sebelumnya, atau dibebankan pada nilai Dana yang ditransfer. (3) Penyelenggara Pengirim Asal wajib menginformasikan besarnya biaya Transfer Dana kepada Pengirim Asal. (4) Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan paling kurang dengan menempatkan pengumuman di setiap kantor Penyelenggara Pengirim mengenai besarnya biaya yang dikenakan untuk setiap layanan Transfer Dana yang disediakan Penyelenggara Pengirim. BAB VII 21 Pasal 21 14/23/PBI/2012 Ayat (1) (6) Pemantauan (1) Bank Indonesia melakukan pemantauan terhadap Penyelenggara. (2) Dalam rangka pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bank Indonesia melakukan kegiatan pengamatan, penilaian, dan upaya mendorong perubahan. Pengamatan (monitoring) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. Penilaian (assessment) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memahami dan menilai penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. Kegiatan upaya mendorong perubahan (inducing change) merupakan upaya untuk mendorong perubahan industri dalam penyelenggaraan Transfer Dana. 28

36 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (3) Pemantauan oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemantauan langsung dan/atau pemantauan tidak langsung. Yang dimaksud dengan pemantauan langsung adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan dalam bentuk pemeriksaan dengan melakukan kunjungan pada Penyelenggara. Yang dimaksud dengan pemantauan tidak langsung adalah kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pemantauan dini melalui penelitian, analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh Bank Indonesia dari laporan Penyelenggara atau dari sumber lainnya. (4) Pemantauan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh Bank Indonesia melalui pemeriksaan berkala dan/atau setiap waktu apabila diperlukan. (5) Pemantauan tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui penelitian terhadap laporan, keterangan, dan penjelasan penyelenggaraan Transfer Dana. (6) Dalam rangka pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara wajib: a. menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia secara tertulis dan/atau online mengenai kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana; Laporan yang disampaikan oleh Penyelenggara berupa laporan berkala dan laporan insidentil. Laporan berkala antara lain berupa laporan bulanan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, sedangkan laporan insidentil antara lain berupa laporan kejadian luar biasa dalam penyelenggaraan Transfer Dana atau laporan pergantian pengurus. b. memberikan keterangan dan/atau data yang terkait dengan kegiatan penyelenggaraan Transfer Dana sesuai dengan permintaan Bank Indonesia; dan c. memberikan kesempatan kepada Bank Indonesia melakukan pemeriksaan untuk memperoleh informasi yang terkait dengan penyelenggaraan Transfer Dana. SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.A (7) Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Transfer Dana diatur sebagai berikut: A. Laporan Penyelenggara berupa Bank Bank wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana kepada Bank Indonesia, sebagai berikut: 1. Laporan Berkala a. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan secara lengkap, benar, akurat dan tepat waktu oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, yang meliputi: 1) Laporan bulanan transaksi kegiatan Transfer Dana yang dilakukan melalui sistem atau sarana di luar sistem yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, dengan menggunakan format sebagaimana dimaksud pada contoh 4 dalam Lampiran (Lampiran 1 kodifikasi ini). Contoh sistem yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia 29

37 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.B.1.a.2) 3) adalah Sistem BI-RTGS dan SKNBI. 2) Laporan bulanan fraud dalam kegiatan Transfer Dana, yang paling kurang meliputi informasi jenis fraud dan besarnya kerugian, baik berupa realisasi kerugian (actual losses) maupun potensi kerugian (potential losses), yang diakibatkan oleh fraud tersebut. 3) Laporan keluhan nasabah dalam penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. b. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.1) dan butir a.2) disampaikan secara manual paling lambat setiap tanggal 15 bulan berikutnya, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.3) disampaikan secara on-line sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai laporan bagi kantor pusat bank umum atau laporan bagi bank perkreditan rakyat. 2. Laporan Insidentil a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi laporan insiden yang menyebabkan terganggunya penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara, seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, dan kegagalan network. b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian. 3. Laporan Lainnya a. Selain laporan berkala dan laporan insidentil sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2, Bank Indonesia dapat meminta laporan lainnya terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila diperlukan. b. Laporan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam permintaan tertulis dari Bank Indonesia. B. Laporan Penyelenggara berupa Badan Usaha Berbadan Hukum Indonesia Bukan Bank Badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana kepada Bank Indonesia, sebagai berikut: 1. Laporan Berkala a. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan secara lengkap, benar, akurat dan tepat waktu oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, yang meliputi: 1) Laporan bulanan fraud dalam kegiatan Transfer Dana, yang paling kurang meliputi informasi jenis fraud dan besarnya kerugian, baik berupa realisasi kerugian (actual losses) maupun potensi kerugian (potential losses), yang diakibatkan oleh fraud tersebut. 30

38 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/23/DASP 2013 Romawi IV.B.2 5 2) Laporan triwulanan keluhan nasabah dalam kegiatan Transfer Dana, yang paling kurang meliputi informasi jenis keluhan nasabah dan jangka waktu penyelesaian keluhan tersebut. b. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.1) disampaikan secara manual paling lambat setiap tanggal 15 bulan berikutnya, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud pada butir a.2) disampaikan secara manual setiap tanggal 15 di bulan berikutnya setelah berakhirnya periode laporan. 2. Laporan Insidentil a. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib disampaikan secara benar oleh Penyelenggara kepada Bank Indonesia, baik atas permintaan Bank Indonesia maupun atas inisiatif Penyelenggara sendiri, yang antara lain meliputi laporan insiden yang menyebabkan terganggunya penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara, seperti kebakaran gedung, kegagalan sistem, atau kegagalan network. b. Laporan insiden sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan sesegera mungkin melalui telepon atau faksimili yang diikuti dengan laporan tertulis yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah kejadian. 3. Laporan Perubahan Dokumen Perizinan Laporan perubahan dokumen perizinan merupakan laporan tertulis yang wajib disampaikan oleh Penyelenggara yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia dalam hal terdapat perubahan yang bersifat mendasar terkait dokumen atau informasi yang disampaikan kepada Bank Indonesia dalam proses pemberian izin, yang antara lain meliputi: a. Laporan perubahan anggaran dasar, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) laporan dilengkapi dengan dokumen yang membuktikan telah terjadi perubahan anggaran dasar, yang dapat berupa fotokopi akta perubahan anggaran dasar Penyelenggara yang telah disetujui atau dilaporkan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 2) dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar karena perubahan pengurus, Bank Indonesia berwenang melakukan uji kepatutan dan kelayakan antara lain melalui wawancara dengan direksi dan/atau dewan komisaris atau pengawas yang baru; 3) dalam hal terjadi perubahan anggaran dasar karena adanya perubahan direksi Penyelenggara, maka Direktur yang baru harus menyampaikan surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada butir I.B.1.a.4). b. Laporan perubahan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana, atau monitoring Dana yang dikirim dan/atau diterima. 4. Laporan Pengambilalihan a. Pengambilalihan merupakan perbuatan hukum yang dilakukan 31

39 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Penyelenggara yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Penyelenggara tersebut, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Penyelenggara yang bersangkutan. b. Dalam hal terjadi pengambilalihan pada Penyelenggara berupa badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) Penyelenggara yang akan diambil alih harus melaporkan rencana pengambilalihan tersebut kepada Bank Indonesia. 2) Laporan rencana pengambilalihan tersebut harus dilengkapi dengan informasi yang paling kurang meliputi latar belakang pengambilalihan, pihak yang akan melakukan pengambilalihan, target waktu pelaksanaan pengambilalihan, susunan pemilik dan/atau pemegang saham pengendali setelah dilakukannya pengambilalihan, serta rencana bisnis setelah dilakukannya pengambilalihan, khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana seperti rencana perubahan nama, perubahan struktur organisasi, atau perubahan sistem yang digunakan. 3) Laporan harus disampaikan bersamaan dengan penyampaian permohonan izin rencana pengambilalihan kepada otoritas yang berwenang mengawasi Penyelenggara, jika ada. 4) Laporan harus dilampiri dengan dokumen antara lain berupa rencana bisnis setelah pengambilalihan, termasuk: a) rencana penggunaan sistem; b) rencana pengembangan sistem; c) kesiapan infrastruktur; dan d) laporan hasil audit teknologi informasi dari auditor independen jika terjadi pengembangan sistem yang ada. 5. Laporan Lainnya a. Selain laporan berkala, laporan insidentil, laporan perubahan dokumen perizinan, dan laporan pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 4 di atas, Bank Indonesia dapat meminta laporan lainnya terkait penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh Penyelenggara, apabila diperlukan. b. Laporan lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan oleh Penyelenggara sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam permintaan tertulis dari Bank Indonesia. Pasal 21 14/23/PBI/2012 Ayat (7) (8) (8) Bank Indonesia dapat meminta kepada pihak-pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara untuk menyampaikan laporan atau keterangan mengenai informasi tertentu. Pihak-pihak yang bekerjasama dengan Penyelenggara adalah pihak yang mempunyai kaitan penting dalam penyelenggaraan Transfer Dana namun dalam melakukan kegiatan usahanya tidak diperlukan izin dari Bank Indonesia. 32

40 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Permintaan laporan atau keterangan kepada pihak-pihak yang bekerjasama dimaksudkan untuk melengkapi kegiatan pengamatan (monitoring) dan penilaian (assessment) terhadap Penyelenggara. (9) Berdasarkan hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bank Indonesia dapat melakukan pembinaan dan/atau mengenakan sanksi administratif. 22 Pasal 22 14/23/PBI/ Pasal 23 14/23/PBI/2012 Dalam upaya mendorong perubahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) (Paragraf 21 ayat (2) kodifikasi ini), Bank Indonesia dapat melakukan antara lain imbauan moral, pertemuan konsultatif, penegakan sanksi, permintaan peninjauan susunan kepengurusan, kerjasama dengan institusi lain, dan penyusunan pedoman atau panduan bagi industri. (1) Bank Indonesia dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia dalam melaksanakan pemantauan. Yang dimaksud dengan pihak lain adalah pihak yang menurut Bank Indonesia memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pemantauan dan/atau penilaian seperti akuntan publik atau konsultan teknologi informasi. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan/atau penilaian oleh pihak lain dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama dengan Bank Indonesia. (2) Pihak lain yang melaksanakan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merahasiakan keterangan dan data yang diperoleh dalam pemantauan. 24 Pasal 24 14/23/PBI/2012 Dalam melakukan kegiatan pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 (Paragraf 21 kodifikasi ini), Bank Indonesia dapat berkoordinasi dengan otoritas pengawas terkait. Yang dimaksud dengan otoritas pengawas terkait antara lain lembaga pengawas jasa keuangan dan kementerian yang membidangi kegiatan perposan, telekomunikasi, dan informatika. Pelaksanaan koordinasi dilakukan Bank Indonesia antara lain dalam hal tukar menukar informasi, korespondensi dan/atau pertemuan antara Bank Indonesia dengan otoritas pengawas terkait. BAB VIII 25 Pasal 25 14/23/PBI/2012 Sanksi (1) Pihak yang melanggar ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1), Pasal 3 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 8 ayat (2), Pasal 8 ayat (3), Pasal 8 ayat (5), Pasal 10 ayat (3), Pasal 11 ayat (2), Pasal 12 ayat (1), Pasal 12 ayat (2), Pasal 12 ayat (4), Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1), Pasal 16 ayat (1), Pasal 17 ayat (1), Pasal 20 ayat (3), dan/atau Pasal 21 ayat (6) (Paragraf 3 ayat (1), Paragraf 3 ayat (2), Paragraf 6 ayat (2), Paragraf 8 ayat (2), Paragraf 8 ayat (3), Paragraf 8 ayat (5), Paragraf 10 ayat (3), Paragraf 11 ayat (2), Paragraf 12 ayat (1), Paragraf 12 ayat (2), Paragraf 12 ayat (4), Paragraf 13 ayat (1), Paragraf 14 ayat (1), Paragraf 16 ayat (1), Paragraf 17 ayat (1), Paragraf 20 ayat (3), dan/atau Paragraf 21 ayat (6) kodifkasi ini) 33

41 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dikenakan sanksi administratif berupa: a. teguran; b. denda; c. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan Transfer Dana; dan/atau d. pencabutan izin penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana. SE 15/23/DASP 2013 Romawi VII.A SE 16/2/DKSP 2014 Romawi VII (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut : Dalam hal Bank Indonesia mengenakan sanksi administratif berupa denda kepada Penyelenggara, maka pelaksanaan sanksi tersebut dilakukan dengan cara: 1. pendebetan rekening Penyelenggara yang ada di Bank Indonesia, dalam hal Penyelenggara memiliki rekening di Bank Indonesia; atau 2. pembayaran ke rekening Bank Indonesia yang ditunjuk, dalam hal Penyelenggara tidak memiliki rekening di Bank Indonesia. Tata Cara Pengenaan Sanksi Pelaporan Online A. Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan dan/atau form header sebagaimana dimaksud pada butir IV.A.5 dan butir IV.C.2.c.1).c) (Paragraf 27 ayat (3) butir III.A.5 dan butir III.C.2.c.1).c) kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp ,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk setiap form. B. Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada butir IV.A.5 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.A.5 kodifikasi ini) namun masih dalam periode On-Line sebagaimana dimaksud dalam butir IV.C.1 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.C.1 kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp ,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form. C. Pelapor yang menyampaikan koreksi Laporan melebihi periode Online sebagaimana dimaksud pada butir IV.C.1 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.C.1 kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap item data dan paling banyak sebesar Rp ,00 (satu juta rupiah) untuk setiap form. D. Pelapor dikenakan sanksi berupa teguran tertulis dalam hal: 1. belum menyampaikan Laporan dan/atau form header sampai periode penyampaian Laporan berikutnya; dan/atau 2. tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis perihal keadaan memaksa (force majeure). E. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis mengenai pelanggaran, besarnya sanksi kewajiban membayar yang dikenakan kepada Pelapor, dan nomor rekening dalam rangka pengenaan sanksi kewajiban membayar. F. Pelapor yang dikenakan sanksi kewajiban membayar sebagaimana 34

42 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dimaksud dalam huruf A, huruf B dan/atau huruf C wajib menyampaikan tanda bukti telah dilakukan kewajiban membayar kepada: 1. Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau 2. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka 1. Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor. 26 Pasal 26 14/23/PBI/2012 BAB IX 27 Pasal 27 14/23/PBI/2012 Ayat (1) SE 15/23/DASP 2013 Romawi VII.B C Selain dalam rangka penerapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 (Paragraf 25 kodifikasi ini), Bank Indonesia dapat menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan Transfer Dana, atau mencabut izin yang telah diberikan kepada badan usaha bukan Bank, antara lain dalam hal: a. terdapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang memerintahkan badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan sebagai penyelenggara Transfer Dana untuk menghentikan kegiatannya; b. terdapat rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia antara lain mengenai memburuknya kondisi keuangan dan/atau lemahnya manajemen risiko badan usaha bukan Bank; c. terdapat permintaan tertulis atau rekomendasi dari otoritas pengawas yang berwenang kepada Bank Indonesia untuk menghentikan sementara kegiatan Transfer Dana; d. otoritas pengawas yang berwenang telah mencabut izin usaha dan/atau menghentikan kegiatan usaha badan usaha bukan Bank yang melakukan kegiatan Transfer Dana; atau e. adanya permohonan pembatalan yang diajukan sendiri oleh badan usaha bukan Bank yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Lain-Lain (1) Badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang telah memperoleh izin sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang dari Bank Indonesia diakui sebagai Penyelenggara setelah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini. (2) Penyampaian permohonan izin dan laporan, termasuk surat menyurat kepada Bank Indonesia dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana disampaikan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Bagi Pemohon atau Penyelenggara yang berkantor pusat atau berdomisili/bertempat kedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang dan Kota Depok disampaikan kepada: a. Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, dengan alamat Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Gedung D, Lantai 2, Jalan 35

43 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, untuk permohonan yang diajukan sebelum tanggal 1 Juli 2013; atau b. Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran, dengan alamat Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Gedung D, Lantai 4, Jalan M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, untuk permohonan yang diajukan pada tanggal 1 Juli 2013 dan setelahnya. 2. Bagi Pemohon atau Penyelenggara yang berkantor pusat atau berdomisili/bertempat kedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri yang mewilayahi. Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya. (3) Penyampaian Laporan secara On-line Dalam hal Bank Indonesia telah memberlakukan sistem penyampaian laporan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana sebagaimana dimaksud dalam Bab IV secara on-line, maka penyampaian laporan tersebut dilakukan sesuai dengan tata cara dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai sistem penyampaian laporan secara on-line tersebut. SE 16/1/DKSP 2014 Romawi II VI I. Ruang Lingkup Laporan dan Penanggung Jawab Laporan A. Ruang Lingkup Laporan 1. Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia. 2. Dalam hal Pelapor memiliki kantor cabang, penyampaian Laporan dilakukan oleh kantor pusat Pelapor. 3. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah data transaksi kegiatan Transfer Dana yang meliputi data: a. transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke luar negeri; b. transaksi Transfer Dana dari luar negeri ke Indonesia; dan c. transaksi Transfer Dana dalam wilayah Republik Indonesia. B. Penanggung Jawab Laporan 1. Pelapor harus menunjuk penanggung jawab untuk penyusunan dan penyampaian Laporan. 2. Penunjukan penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus diberitahukan kepada Bank Indonesia secara On-Line. 3. Penunjukan penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak mengurangi dan/atau menghilangkan tanggung jawab Direksi bagi Pelapor berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah, atau Perusahaan Umum, atau Pengurus bagi Pelapor berbentuk badan hukum Koperasi. 4. Dalam hal terjadi perubahan penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada angka 1, Pelapor harus melaporkan perubahan tersebut secara On-Line. 36

44 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan II. Format Laporan A. Penyusunan Laporan mengacu pada: 1. Buku Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan sebagaimana Lampiran 1 (Lampiran 2 kodifikasi ini); dan 2. Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan sebagaimana Lampiran 2 (Lampiran 3 kodifikasi ini);, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. B. Laporan disusun dengan format sebagai berikut: 1. Form G0001 (Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke luar negeri); 2. Form G0002 (Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari luar negeri ke Indonesia); dan 3. Form G0003 (Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam wilayah Republik Indonesia), yang tercantum dalam Buku Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan sebagaimana dimaksud pada butir A.1. III. Penyampaian Laporan A. Batas Waktu Penyampaian Laporan 1. Laporan sebagaimana dimaksud pada butir III.B wajib disampaikan paling lambat pada 5 (lima) Hari Kerja setelah akhir bulan Laporan. Contoh: Laporan bulan Februari 2014 dilaporkan paling lambat tanggal 7 Maret Dalam hal ditemukan kesalahan data pada Laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia, koreksi Laporan wajib disampaikan paling lambat sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka Dalam hal Pelapor tidak memiliki data sebagaimana dimaksud pada butir III.B atau nihil, kewajiban penyampaian Laporan tetap berlaku dengan cara mengirimkan form header paling lambat sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan setelah Bank Indonesia menerima Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang disampaikan Pelapor yang dibuktikan dengan tanda terima dari Sistem LTDBB. 5. Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan apabila Bank Indonesia menerima Laporan, form header dan/atau koreksi Laporan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada angka 1. Contoh: Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan data Transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke Luar Negeri untuk Laporan bulan Februari 2014 apabila Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan diterima oleh Bank Indonesia setelah tanggal 37

45 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 7 Maret Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 5 tetap wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang belum disampaikan. B. Tata Cara Penyampaian Laporan 1. Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu, benar, akurat, dan lengkap. 2. Pelapor wajib menyampaikan Laporan sesuai dengan format sebagaimana dimaksud pada butir III.B (Paragraf 27 ayat (3) butir II.B kodifikasi ini). 3. Pelapor melakukan validasi teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan sebagaimana dimaksud pada butir III.A.2 (butir II.A.2 Paragraf 27 ayat (3) kodifikasi ini). 4. Dalam hal Pelapor melakukan penggabungan atau peleburan dengan Pelapor atau badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank lain, masing-masing Pelapor peserta penggabungan atau peleburan tetap wajib menyampaikan Laporan yang disusun secara bulanan untuk bulan Laporan sebelum dilakukan penggabungan atau peleburan. Contoh: a. Apabila pada tanggal 3 Maret 2014 Pelapor X telah mendapatkan izin penggabungan atau peleburan dengan Pelapor Y, maka masing-masing Pelapor X dan Pelapor Y wajib menyampaikan Laporan bulan Februari 2014 sampai dengan terjadinya penggabungan atau peleburan secara operasional. Sementara itu, laporan bulan Maret 2014 merupakan Laporan konsolidasi atau gabungan yang dilaporkan oleh Pelapor hasil penggabungan atau peleburan. b. Apabila pada tanggal 3 Maret 2014 Pelapor X telah mendapatkan izin penggabungan atau peleburan dengan perusahaan B, maka Pelapor X wajib menyampaikan Laporan bulan Februari 2014 sampai dengan terjadinya penggabungan atau peleburan. 5. Dalam hal Pelapor melakukan pemisahan murni, Pelapor tetap wajib menyampaikan Laporan yang disusun secara bulanan untuk bulan Laporan sebelum dilakukannya pemisahan. Contoh: Apabila pada tanggal 3 Maret 2014 Pelapor A secara operasional telah melakukan pemisahan menjadi Pelapor B dan Pelapor C, maka Pelapor A wajib menyampaikan Laporan bulan Februari Sementara itu, laporan bulan Maret 2014 merupakan Laporan yang dilaporkan oleh Pelapor B dan Pelapor C hasil pemisahan. 38

46 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan C. Cara Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi Laporan, Secara On-Line, Off-Line, dan Dalam Keadaan Memaksa (Force Majeure) 1. Cara Penyampaian Laporan, Form Header, dan/atau Koreksi Laporan Secara On-Line a. Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line. b. Sistem LTDBB dibuka secara On-Line sampai dengan akhir bulan periode penyampaian Laporan. Contoh: Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan bulan Februari 2014 secara On-Line sampai dengan akhir bulan Maret Cara Penyampaian Laporan, form header, dan/atau Koreksi Laporan Secara Off-Line a. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off-Line dilakukan apabila: 1) Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang akan disampaikan telah melampaui batas waktu penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line; dan/atau 2) terjadi gangguan teknis terhadap Sistem LTDBB di Pelapor dan/atau Bank Indonesia. b. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang melampaui batas waktu penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line sebagaimana dimaksud pada butir C.1.b dilakukan secara Off-Line. Contoh: Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan bulan Februari 2014 disampaikan secara Off-Line, apabila Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan dan diterima oleh Bank Indonesia setelah akhir bulan Maret c. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan Secara Off-Line Karena Gangguan Teknis di Pelapor dan/atau Bank Indonesia. 1) Gangguan Teknis di Pelapor a) Dalam hal Pelapor mengalami gangguan teknis pada Hari Kerja kelima bulan Laporan berikutnya, Pelapor wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis yang ditandatangani pejabat Pelapor yang berwenang mengenai gangguan teknis yang dialami, pada hari yang sama. b) Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a), ditandatangani oleh pejabat Pelapor yang berwenang dan disampaikan kepada: (1) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin 39

47 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan No.2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau (2) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta dengan tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia terdekat, bagi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka (1). Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor. c) Dalam hal Pelapor tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf a), Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan. d) Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line karena gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada huruf a) wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off-Line paling lambat pukul waktu setempat pada Hari Kerja berikutnya kepada: (1) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau (2) Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka (1). Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor. Contoh: Pada tanggal 7 Maret 2014 Pelapor X mengalami gangguan teknis sehingga tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line, Pelapor X wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off-Line paling lambat tanggal 10 Maret 2014 pukul 12:00 waktu setempat. 40

48 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 2) Gangguan Teknis di Bank Indonesia 1) Dalam hal terjadi gangguan teknis di Bank Indonesia, Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis dan/atau menggunakan sarana lainnya kepada Pelapor. 2) Dalam hal gangguan teknis terjadi pada Hari Kerja kelima bulan Laporan berikutnya, Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan pada Hari Kerja berikutnya secara Off-Line. 3) Keadaan Memaksa (Force Majeure) a. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada butir IV.C.1 dan butir IV.C.2 (Paragraf 27 ayat (3) butir III.C.1 dan butir III.C.2 kodifikasi ini) tidak berlaku bagi Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure). b. Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan karena keadaan memaksa (force majeure) wajib segera memberitahukan secara tertulis disertai penjelasan mengenai penyebab terjadinya keadaan memaksa (force majeure) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang kepada: 1) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350, bagi Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, dan Kota Depok; atau 2) Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan Bank Indonesia, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta dengan tembusan kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka 1). Dalam hal terjadi perubahan alamat surat menyurat dan komunikasi, akan diberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya oleh Bank Indonesia kepada Pelapor. c. Pelapor harus menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III.B paling lambat 5 (lima) Hari Kerja setelah keadaan memaksa (force majeure) dapat diatasi. 41

49 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan IV. Hak Akses A. Dalam rangka penyusunan dan penyampaian Laporan, Bank Indonesia memberikan hak akses berupa 1 (satu) user id dan password terhadap Sistem LTDBB kepada setiap Pelapor tanpa dikenakan biaya. B. Pelapor bertanggung jawab atas hak akses terhadap Sistem LTDBB yang diberikan oleh Bank Indonesia. V. Penyampaian Pertanyaan Pelapor dapat menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem, materi, dan/ atau ketentuan Laporan kepada Bank Indonesia sebagai berikut: 1. Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran mengenai materi dan ketentuan Laporan. 2. Departemen Pengelolaan Sistem Informasi mengenai aplikasi dan otomasi sistem penyampaian Laporan. 3. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan mengenai akses Sistem LTDBB di Bank Indonesia. Pertanyaan yang terkait dengan hal-hal tersebut di atas disampaikan melalui Helpdesk Bank Indonesia dengan nomor telepon (021) SE 15/23/DASP 2013 Romawi VII.D Pasal 27 14/23/PBI/2012 Ayat (2) (10) (4) Penempatan Tanda Izin dan Nomor Izin oleh Penyelenggara Badan Usaha Berbadan Hukum Bukan Bank 1. Setiap Penyelenggara yang telah efektif menyelenggarakan kegiatannya wajib menempatkan tanda izin di tempat usaha yang bersangkutan, yakni di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh pengguna jasa. Fotokopi tanda izin ditempatkan pula di setiap kantor cabang Penyelenggara. 2. Dalam hal Penyelenggara memasang papan nama atas kegiatan Transfer Dana yang dilakukan berdasarkan izin dari Bank Indonesia, maka pada papan nama tersebut dicantumkan nomor izin yang telah diperoleh dari Bank Indonesia. (5) Dalam hal Penyelenggara menggunakan Uang Elektronik (Electronic Money) sebagai sarana dalam Pengiriman Uang, Penyelenggara tersebut selain wajib memperoleh izin sebagai penyelenggara kegiatan usaha Pengiriman Uang juga wajib memperoleh izin sebagai penerbit Uang Elektronik dari Bank Indonesia. (6) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diberikan Bank Indonesia kepada perorangan Warga Negara Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan Pengiriman Uang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain dengan cara apapun termasuk jika yang bersangkutan meninggal dunia. (7) Izin sebagai Penyelenggara yang telah diberikan Bank Indonesia kepada badan usaha selain Bank tidak dapat dialihkan, kecuali dengan izin Bank Indonesia. (8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 4 berlaku pula dalam hal terjadi penggabungan atau peleburan antar badan usaha selain Bank. (9) Dalam hal terjadi penggabungan atau peleburan, dimana badan usaha selain Bank hasil penggabungan atau peleburan belum memperoleh izin 42

50 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan sebagai Penyelenggara, maka badan usaha selain Bank hasil penggabungan atau peleburan tersebut harus mengajukan permohonan izin sebagai Penyelenggara kepada Bank Indonesia. (10) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada angka 6 dilakukan sesuai dengan tata cara sebagaimana diatur dalam Surat Edaran ini. (11) Dalam hal terjadi penggabungan dimana badan usaha selain Bank hasil penggabungan sebelumnya telah memperoleh izin sebagai Penyelenggara dari Bank Indonesia maka badan usaha selain Bank hasil penggabungan tersebut harus melaporkan kepada Bank Indonesia untuk tetap dapat bertindak sebagai Penyelenggara, dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: a. kesiapan infrastruktur, termasuk sistem dan sumber daya manusia yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha Pengiriman Uang; dan b. penerapan pengelolaan risiko dalam melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang. (12) Penyelenggara yang akan melakukan pengambilalihan, penggabungan atau peleburan, harus melaporkan rencana tersebut kepada Bank Indonesia c.q. DASP atau KBI yang mewilayahi, yang memuat sekurangkurangnya informasi mengenai pihak-pihak yang akan melakukan pengambilalihan, penggabungan atau peleburan dan tanggal efektif berlakunya pengambilalihan, penggabungan atau peleburan. Laporan tersebut disampaikan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal efektif dilakukannya pengambilalihan, penggabungan atau peleburan. (13) Dalam hal pengaturan penghitungan jangka waktu dalam Surat Edaran ini menggunakan hitungan bulan, maka jumlah hari dalam 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari. BAB X 28 Pasal 28 14/23/PBI/2012 SE 15/23/DASP 2013 Romawi VIII No. 2 4 Ketentuan Peralihan (1) Pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan sebagai Money Transfer Operator sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/28/PBI/2006 tentang Kegiatan Usaha Pengiriman Uang harus telah mengajukan dan memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Penyelenggara paling lambat 1 (satu) tahun sejak berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini. (2) Tanda izin sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang yang masih berlaku dan telah diberikan oleh Bank Indonesia sebelum berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini tetap berlaku dan diakui sebagai tanda izin Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Bank Indonesia ini. (3) Badan usaha berbadan hukum Indonesia yang telah mengajukan permohonan izin sebelum berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini namun belum memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang atau Transfer Dana harus memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan untuk menjadi Penyelenggara sesuai butir I.B (Paragraf 3 ayat (3) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini. 43

51 Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (4) Paling lambat tanggal 31 Oktober 2013, Penyelenggara wajib menyampaikan informasi mengenai: a. penyelenggaraan Transfer Dana dari dan/atau ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada butir II.B (Paragraf 8 ayat (6) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini; b. kerja sama antar Penyelenggara di Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir II.C Surat Edaran Bank Indonesia ini; c. pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada butir II.D (Paragraf 3 ayat (8) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini ; dan d. kerja sama dengan TPT sebagaimana dimaksud pada butir II.E (Paragraf 4 ayat (2) dalam kodifikasi ini) Surat Edaran Bank Indonesia ini ; yang telah dilakukan sebelum berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini dan yang akan dilakukan di tahun

52 CONTOH 1 SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS DIREKSI, KOMISARIS ATAU PENGAWAS SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : NIK : Tempat/tanggal lahir : Alamat : dalam hal ini bertindak dalam jabatan saya selaku [anggota Direksi/Pengurus atau Komisaris/Pengawas] [Nama Pemohon] dengan ini menyatakan bahwa: 1. Saya tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi/Pengurus atau Komisaris/Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu badan usaha dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum mengajukan permohonan; 2. Saya tidak pernah dihukum atas tindak pidana di bidang perbankan, keuangan, dan/atau pencucian uang berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap; 3. Saya tidak tercantum dalam daftar kredit macet pada saat mengajukan permohonan; 4. Saya tidak masuk dalam daftar hitam nasional penarik cek/bilyet giro kosong yang ditatausahakan Bank Indonesia pada saat mengajukan permohonan; 5. Saya memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan memiliki sikap mematuhi ketentuan yang berlaku; 6. Saya memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 7. Saya memiliki komitmen terhadap pengembangan penyelenggaraan kegiatan Transfer Dana yang dilakukan oleh [Nama Pemohon]. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya bersedia menerima dan mematuhi segala tindakan dan/atau keputusan yang diambil oleh Bank Indonesia, termasuk namun tidak terbatas pada pemintaan pengunduran diri saya, apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar [Kota], [Tanggal Bulan Tahun] Yang Membuat Pernyataan, MATERAI Rp ,- [Nama Lengkap] 45

53 CONTOH 2 SURAT PERNYATAAN KEAMANAN DAN KEANDALAN SISTEM ATAU MEKANISME PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA SURAT PERNYATAAN Kami yang bertandatangan di bawah ini,* No. Nama dst Jabatan dari [Nama Pemohon] dengan ini menyatakan bahwa sistem atau mekanisme penyelenggaran Transfer Dana yang digunakan oleh perusahaan kami telah memenuhi keamanan dan keandalan dari aspek: 1. Perangkat Lunak (Software), mencakup: a. Database, antara lain rancangan database, konfigurasi database, administrasi dan monitoring database. b. Sistem Operasi (Operating Systems) c. Packaged Software/Developed Application, antara lain pengembangan dan pengujian sistem, kontrol dan pemeliharaan perubahan, administrasi aplikasi (antara lain keamanan dan konfigurasi aplikasi). 2. Perangkat Keras (Hardware) 3. Dukungan Infrastruktur, antara lain jaringan dan keamanan infrastuktur. 4. Keamanan Informasi, antara lain sistem manajemen akses, audit trail, antarmuka sistem*, dan pelaporan. 5. Business Continuity Planning, antara lain backup dan recovery data, prosedur business continuity planning dan disaster recovery planning. 6. Hubungan Dengan Vendor*, antara lain kontrak dengan penyedia layanan outsource, dan service level agreements (SLA). Demikian pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya, dan kami bersedia dituntut di muka pengadilan serta bersedia menerima dan mematuhi segala tindakan dan/atau keputusan yang diambil oleh Bank Indonesia, termasuk namun tidak terbatas pada pemintaan pengunduran diri kami, apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar. [Kota], [Tanggal Bulan Tahun] Yang Membuat Pernyataan, MATERAI Rp ,- 1. [Nama Lengkap] 2. [Nama Lengkap] * Diisi oleh semua anggota Direksi/Pengurus dan Dewan Komisaris/Pengawas 3. [Nama Lengkap] 46

54 CONTOH 3 PENGHITUNGAN JASA, BUNGA, ATAU KOMPENSASI A. Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal Penyelenggara terlambat melaksanakan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan Pada tanggal 1 Mei 2013 Pengirim Asal menyampaikan Perintah Transfer Dana kepada Penyelenggara untuk mengirimkan Dana sejumlah Rp ,00 (sepuluh juta Rupiah). Penyelenggara melakukan Pengaksepan pada hari yang sama, namun baru melaksanakan Perintah Transfer Dana pada tanggal 3 Mei Dalam kondisi tersebut, Penyelenggara memiliki kewajiban membayar jasa, bunga, atau kompensasi dengan penghitungan sebagai berikut: 1. Dalam hal Pengirim Asal memiliki simpanan dengan tingkat suku bunga 4% (empat per seratus) per tahun di Penyelenggara, maka besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar: Rp ,00 x 2 hari x 4% x 1/365 = Rp2.191,78 2. Dalam hal Pengirim Asal tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, dan suku bunga JIBOR Overnight adalah sebesar 4,2% (empat koma dua per seratus) maka besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar: Rp ,00 x 2 hari x 4,2% x 1/365 = Rp2.301,37 B. Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal Penyelenggara melakukan kekeliruan dalam pelaksanaan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan Pada tanggal 6 Mei 2013 Penyelenggara Penerima Akhir melakukan Pengaksepan atas Perintah Transfer Dana untuk menyampaikan Dana sejumlah Rp ,00 (lima belas juta Rupiah) kepada PT. XYZ selaku Penerima. Penyelenggara Penerima Akhir melakukan kekeliruan dengan menyampaikan Dana kepada pihak lain, yaitu PT. ABC. Penyelenggara Penerima Akhir kemudian melakukan koreksi dengan cara menyampaikan Dana sejumlah Rp ,00 (lima belas juta Rupiah) kepada PT. XYZ pada tanggal 8 Mei Dalam kondisi tersebut, Penyelenggara memiliki kewajiban membayar jasa, bunga, atau kompensasi dengan penghitungan sebagai berikut: 1. Dalam hal Penerima memiliki simpanan dengan tingkat suku bunga 5% (lima per seratus) per tahun di Penyelenggara, maka besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar: Rp ,00 x 2 hari x 5% x 1/365 = Rp4.109,59 2. Dalam hal Penerima tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, dan suku bunga JIBOR Overnight adalah sebesar 4,2% (empat koma dua per seratus) maka besarnya bunga yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar: Rp ,00 x 2 hari x 4,2% x 1/365 = Rp C. Contoh... 47

55 C. Contoh penghitungan jasa, bunga, atau kompensasi dalam hal Penyelenggara tidak melaksanakan Transfer Dana setelah melakukan Pengaksepan Pada tanggal 13 Mei 2013 Pengirim Asal menyampaikan Perintah Transfer Dana kepada Penyelenggara untuk mengirimkan Dana sejumlah Rp ,00 (dua puluh juta Rupiah). Penyelenggara melakukan Pengaksepan pada hari yang sama, namun tidak melaksanakan Perintah Transfer Dana sampai terdapat pembatalan dan permintaan pengembalian Dana dari Pengirim Asal pada tanggal 16 Mei 2013 yang dipenuhi oleh Penyelenggara di hari yang sama. Dalam kondisi tersebut, Penyelenggara memiliki kewajiban membayar jasa, bunga, atau kompensasi dengan penghitungan sebagai berikut: 1. Dalam hal Pengirim Asal memiliki simpanan dengan tingkat suku bunga 4% (empat per seratus) per tahun di Penyelenggara, maka besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar: Rp ,00 x 3 hari x 4% x 1/365 = Rp6.575,34 2. Dalam hal Pengirim Asal tidak memiliki simpanan di Penyelenggara, dan suku bunga JIBOR Overnight adalah sebesar 4,2% (empat koma dua per seratus) maka besarnya jasa, bunga, atau kompensasi yang harus dibayarkan oleh Penyelenggara adalah sebesar: Rp ,00 x 3 hari x 4,2% x 1/365 = Rp6.904,11 48

56 CONTOH 4 LAPORAN BULANAN TRANSAKSI KEGIATAN TRANSFER DANA YANG DILAKUKAN BANK MELALUI SISTEM ATAU SARANA DI LUAR SISTEM YANG DISELENGGARAKAN OLEH BANK INDONESIA LAPORAN KEGIATAN TRANFER DANA No Via/sarana* dst Incoming** Outgoing*** Volume Nilai (Rp) Volume Nilai(Rp) * Diisi dengan nama layanan, jaringan, Penyelenggara lain, dan/atau penyedia sistem atau sarana lainnya yang digunakan Bank untuk menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana, misalnya nama layanan Transfer Dana yang disediakan sendiri oleh bank, nama penyedia layanan Transfer Dana antar bank, nama Penyelenggara yang menyediakan sistem Transfer Dana bekerjasama dengan bank, atau penyedia layanan pengiriman pesan keuangan. ** Incoming adalah Transfer Dana yang masuk ke Bank. *** Outgoing adalah Transfer Dana yang keluar dari Bank. 49

57 LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/1/DKSP TANGGAL 10 JANUARI 2014 PERIHAL LAPORAN PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA OLEH PENYELENGGARA TRANSFER DANA BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK SECARA ON-LINE BUKU PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN 50

58 DAFTAR ISI PENJELASAN UMUM... 3 I. Informasi Pokok Pelapor... 5 II. Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri... 6 III. Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri ke Indonesia... 8 IV. Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia V. Sandi Lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II) VI. Sandi Negara VII. Sandi Tujuan Transaksi

59 PENJELASAN UMUM A. Tujuan Pelaporan Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang independen, salah satu tugasnya adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Agar tugas tersebut dapat dilaksanakan secara optimal maka Bank Indonesia memerlukan data atau informasi dari kegiatan sistem pembayaran yang salah satunya adalah Transfer Dana. Kegiatan Transfer Dana yang terjadi dalam wilayah Republik Indonesia maupun yang bersifat lintas batas perlu didata dengan baik dan akurat. Pengaturan mengenai penyusunan dan penyampaian Laporan secara On-Line ditujukan agar seluruh Pelapor melakukan kegiatannya secara lebih tertib, transparan, dan bertanggung jawab sehingga data dan informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan secara optimal dalam mendorong kelancaran jasa pembayaran. Data dan informasi yang disampaikan oleh Pelapor dituangkan dalam bentuk Laporan yang disajikan menurut sistematika sesuai dengan buku pedoman ini. B. Pelapor Laporan disusun dan disampaikan oleh Pelapor. Dalam hal Pelapor memiliki kantor cabang, penyampaian Laporan dilakukan oleh kantor pusat Pelapor. C. Format Laporan Data dan informasi dalam Laporan yang disampaikan oleh Pelapor memuat informasi yang bersifat posisi atau outstanding pada periode Laporan. Penyusunan dan penyampaian data dan informasi yang dikirim dilakukan melalui form sebagai berikut: 1. Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri. 2. Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri ke Indonesia. 3. Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia. 3 52

60 D. Cara Pelaporan dan Penyusunan Laporan Bank Indonesia memberikan pilihan kepada Pelapor mengenai cara pelaporan, yaitu melalui sarana pelaporan dalam bentuk excel macro yang disediakan oleh Bank Indonesia atau melalui pengembangan sistem aplikasi sendiri sehingga dapat menyesuaikan dengan kemampuan teknologinya. Laporan ini disusun dalam bentuk text file dengan berpedoman pada template dan spesifikasi dalam buku pedoman ini. E. Penyampaian Laporan Laporan disampaikan secara elektronis melalui sistem LTDBB. Komunikasi pelaporan yang digunakan adalah melalui media internet. F. Waktu Penyampaian Laporan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat pada 5 (lima) Hari Kerja setelah akhir bulan Laporan. Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On-Line masih diterima oleh Sistem LTDBB sampai dengan akhir bulan periode penyampaian Laporan, namun Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang disampaikan melampaui batas waktu penyampaian Laporan dinyatakan terlambat dan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan. Pengiriman Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan setelah melampaui batas waktu penyampaian Laporan secara On-Line akan ditolak oleh Sistem LTDBB dan harus disampaikan secara Off- Line. G. Penyampaian Koreksi Laporan Koreksi Laporan yang disampaikan ke Bank Indonesia dilakukan dengan mengirimkan ulang 1 (satu) form meskipun hanya terdapat 1 (satu) field kesalahan pada form yang bersangkutan. Bagi pelapor yang menggunakan sarana pelaporanexcel macro, koreksi dapat dilakukan dengan me-retrieve data yang telah disampaikan untuk dikoreksi atas data yang salah tersebut. 4 53

61 CAKUPAN INFORMASI YANG DILAPORKAN I. Informasi Pokok Pelapor Formulir Informasi Pokok Pelapor yang disediakan melalui Sistem LTDBB harus diisi oleh Pelapor untuk mendapatkan hak akses berupa user id dan password. Formulir Informasi Pokok Pelapor harus diperbarui dalam hal terjadi perubahan informasi pokok. Format: Informasi Pokok Pelapor Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Transfer Dana oleh Badan Usaha Berbadan Hukum Indonesia Bukan Bank Nama Pelapor : Sandi Pelapor : Alamat : Nama Kota : Penanggung jawab Laporan a. Nama : b. Nomor Telepon : c. Nomor Faks : d

62 II. Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri merupakan laporan yang disampaikan oleh Pelapor yang melakukan transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke luar negeri. Format: LAPORAN TRANSAKSI TRANSFER DANA BUKAN BANK DARI INDONESIA KE LUAR NEGERI FORM G0001 Nama Penyelenggara : Bulan Pelaporan : Kota / Kabupaten Asal Pengiriman Negara Tujuan Pengiriman Nama Penerima Nama Pengirim Volume / Frekuensi Transaksi Nominal Transaksi Tujuan Transaksi Keterangan: 1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit berdasarkan nama Kota atau Kabupaten asal pengiriman. Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II). 2. Negara Tujuan Pengiriman Field ini diisi dengan character sebanyak 2 (dua) digit. Pengisian data disesuaikan dengan sandi negara. 3. Nama Penerima Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit berupa nama penerima transfer dana. 4. Nama Pengirim Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit berupa nama pengirim transfer dana. 6 55

63 5. Volume/frekuensi Transaksi Diisi volume/frekuensi banyaknya jumlah transaksi transfer dana selama periode laporan. Field ini diisi dengan numeric sebanyak 12 (dua belas) digit. 6. Nominal Transaksi Nilai nominal masing-masing transaksi transfer dana dalam satuan penuh rupiah. Field ini diisi dengan numeric sebanyak 15 (lima belas) digit. 7. Tujuan Transaksi Tujuan transaksi merupakan tujuan dilakukannya transfer dana. Field ini diisi dengan character sebanyak 1 (satu) digit. Pengisian data disesuaikan dengan sandi tujuan transaksi. 7 56

64 III. Form G0002 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri ke Indonesia Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri ke Indonesia merupakan laporan yang disampaikan Pelapor yang melakukan transaksi Transfer Dana dari luar negeri ke Indonesia. Format: LAPORAN TRANSAKSI TRANSFER DANA BUKAN BANK DARI LUAR NEGERI KE INDONESIA FORM G0002 Nama Penyelenggara : Bulan Pelaporan : Negara Asal Pengiriman Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman Nama Pegirim Nama Penerima Frekuensi Pengiriman Total Nilai Keterangan: 1. Negara Asal Pengiriman Field ini diisi dengan character sebanyak 2 (dua) digit berdasarkan nama negara asal pengiriman. Pengisian data disesuaikan dengan sandi negara. 2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit berdasarkan nama Kota atau Kabupaten asal pengiriman. Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II). 3. Nama Penerima Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit berupa nama penerima transfer dana. 4. Nama Pengirim Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit berupa nama pengirim transfer dana. 8 57

65 5. Volume/frekuensi Transaksi Diisi volume/frekuensi banyaknya jumlah transaksi transfer dana selama periode laporan. Field ini diisi dengan numeric sebanyak 12 (dua belas) digit. 6. Nominal Transaksi Nilai nominal masing-masing transaksi transfer dana dalam satuan penuh rupiah. Field ini diisi dengan numeric sebanyak 15 (lima belas) digit. 9 58

66 IV. Form G0003 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia merupakan laporan yang disampaikan Pelapor yang melakukan transaksi Transfer Dana dalam Wilayah Republik Indonesia. Format: LAPORAN TRANSAKSI TRANSFER DANA BUKAN BANK DALAM WILAYAH REPUBLIK INDONESIA FORM G0003 Nama Penyelenggara : Bulan Pelaporan : Kota Kabupaten Asal Pengiriman Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman Nama Penerima Nama Pengirim Volume / Frekuensi Transaksi Nominal Transaksi Tujuan Transaksi Keterangan: 1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit berdasarkan nama Kota atau Kabupaten asal pengiriman. Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II). 2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman Field ini diisi dengan character sebanyak 4 (empat) digit berdasarkan nama Kota atau Kabupaten tujuan pengiriman. Pengisian data disesuaikan dengan sandi lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II). 3. Nama Penerima Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit berupa nama penerima transfer dana

67 4. Nama Pengirim Field ini diisi dengan character sebanyak 50 (lima puluh) digit berupa nama pengirim transfer dana. 5. Volume/frekuensi Transaksi Diisi volume/frekuensi banyaknya jumlah transaksi transfer dana selama periode laporan. Field ini diisi dengan numeric sebanyak 12 (dua belas) digit. 6. Nominal Transaksi Nilai nominal masing-masing transaksi transfer dana dalam satuan penuh rupiah. Field ini diisi dengan numeric sebanyak 15 (lima belas) digit. 7. Tujuan Transaksi Tujuan transaksi merupakan tujuan dilakukannya transfer dana. Field ini diisi dengan character sebanyak 1 (satu) digit. Pengisian data disesuaikan dengan sandi tujuan transaksi

68 V. Sandi Lokasi Daerah Tingkat I (DATI I) atau Daerah Tingkat II (DATI II) NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI PROVINSI JAWA BARAT 1 Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat Kab. Bekasi Kab. Purwakarta Kab. Karawang Kab. Bogor Kab. Sukabumi Kab. Cianjur Kab. Bandung Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kab. Garut Kab. Ciamis Kab. Cirebon Kab. Kuningan Kab. Indramayu Kab. Majalengka Kab. Subang Kab. Bandung Barat Kota Bandung Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Cirebon Kota Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Depok Kota Bekasi Kota Banjar Kab./Kota Lainnya 0188 PROVINSI BANTEN 1 Kepala Daerah Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangerang Selatan Kab./Kota Lainnya

69 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI PROVINSI DKI JAKARTA 1 Kepala Daerah DKI Jaya Wil. Kota Jakarta Pusat Wil. Kota Jakarta Utara Wil. Kota Jakarta Barat Wil. Kota Jakarta Selatan Wil. Kota Jakarta Timur Kab. Kepulauan Seribu 0396 PROVINSI D.I. YOGYAKARTA 1 Kepala Daerah D.I Yogyakarta Kab. Bantul Kab. Sleman Kab. Gunung Kidul Kab. Kulon Progo Kota Yogyakarta Kab./Kota Lainnya 0588 PROVINSI JAWA TENGAH 1 Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah Kab. Semarang Kab. Kendal Kab. Demak Kab. Grobogan Kab. Pekalongan Kab. Tegal Kab. Brebes Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Pemalang Kab. Jepara Kab. Rembang Kab. Blora Kab. Banyumas Kab. Cilacap Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Magelang Kab. Temanggung Kab. Wonosobo Kab. Purworejo Kab. Kebumen Kab. Klaten Kab. Boyolali Kab. Sragen

70 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 27 Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar Kab. Wonogiri Kab. Batang Kota Semarang Kota Salatiga Kota Pekalongan Kota Tegal Kota Magelang Kota Surakarta/Solo Kab./Kota Lainnya 0988 PROVINSI JAWA TIMUR 1 Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur Kab. Gresik Kab. Sidoarjo Kab. Mojokerto Kab. Jombang Kab. Sampang Kab. Pamekasan Kab. Sumenep Kab. Bangkalan Kab. Bondowoso Kab. Banyuwangi Kab. Jember Kab. Malang Kab. Pasuruan Kab. Probolinggo Kab. Lumajang Kab. Kediri Kab. Nganjuk Kab. Tulungagung Kab. Trenggalek Kab. Blitar Kab. Madiun Kab. Ngawi Kab. Magetan Kab. Ponorogo Kab. Pacitan Kab. Bojonegoro Kab. Tuban Kab. Lamongan Kab. Situbondo Kota Surabaya

71 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 32 Kota Mojokerto Kota Malang Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Batu Kab./Kota Lainnya 1288 PROVINSI BENGKULU 1 Kepala Daerah Provinsi Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara Kab. Rejang Lebong Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kab. Mukomuko Kab. Seluma Kab. Kaur Kab. Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Kab./Kota Lainnya 2388 PROVINSI JAMBI 1 Kepala Daerah Provinsi Jambi Kab. Batanghari Kab. Sarolangun Kab. Kerinci Kab. Muaro Jambi Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. Tanjung Jabung Timur Kab. Tebo Kab. Merangin Kab. Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Kab./Kota Lainnya 3188 PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1 Kepala Daerah Provinsi NAD Kab. Aceh Besar Kab. Pidie Kab. Aceh Utara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Selatan

72 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 7 Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Jeumpa/Bireuen Kab. Aceh Tamiang Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Simeuleu Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kab. Subulussalam Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Lhokseumawe Kota Langsa Kab./Kota Lainnya 3288 PROVINSI SUMATERA UTARA 1 Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Kab. Deli Serdang Kab. Langkat Kab. Karo Kab. Simalungun Kab. Labuhan Batu Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Tapanuli Utara Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Selatan Kab. Nias Kab. Toba Samosir Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Pakpak Bharat Kab. Samosir Kab. Serdang Bedagai Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuanbatu Selatan

73 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 24 Kab. Labuanbatu Utara Kab. Nias Barat Kab. Nias Utara Kota Gunung Sitoli Kota Tebing Tinggi Kota Binjai Kota Pematang Siantar Kota Tanjung Balai Kota Sibolga Kota Medan Kota Padang Sidempuan Kab/Kota Lainnya 3388 PROVINSI SUMATERA BARAT 1 Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat Kab. Agam Kab. Pasaman Kab. Lima Puluh Kota Kab. Solok Selatan Kab. Padang Pariaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Tanah Datar Kab. Sijunjung Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Kota Bukittinggi Kota Padang Kota Sawahlunto Kota Padang Panjang Kota Solok Kota Payakumbuh Kota Pariaman Kab/Kota Lainnya 3488 PROVINSI RIAU 1 Kepala Daerah Provinsi Riau Kab. Kampar Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hulu Kab. Indragiri Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Rokan Hilir Kab. Pelalawan

74 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 9 Kab. Siak Kab. Kuantan Singingi Kab. Kepulauan Meranti Kota Pekanbaru Kota Dumai Kab./Kota Lainnya 3588 PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan Kab. Musi Banyuasin Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Lematang Ilir Ogan Tengah (Muara Enim) Kab. Lahat Kab. Musi Rawas Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Banyuasin Kab. Ogan Komeing Ulu Selatan Kab. Ogan Komeing Ulu Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Empat Lawang Kota Palembang Kota Lubuklinggau Kota Prabumulih Kota Pagar Alam Kab./Kota Lainnya 3688 PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1 Kepala Daerah Provinsi Kep. Bangka Belitung Kab. Bangka Kab. Belitung Kab. Bangka Barat Kab. Bangka Selatan Kab. Bangka Tengah Kab. Belitung Timur Kab. Bangka Belitung Kota Pangkal Pinang Kab./Kota Lainnya 3788 PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1 Kepala Daerah Provinsi Kep. Riau Kab. Karimun Kab. Lingga Kab. Natuna Kab. Bintan (d/h Kabupaten Kepulauan Riau) Kab. Kep. Anambas Kota Tanjung Pinang

75 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 8 Kota Batam Kab./Kota Lainnya 3888 PROVINSI LAMPUNG 1 Kepala Daerah Provinsi Lampung Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Barat Kab. Tulang Bawang Kab. Tanggamus Kab. Lampung Timur Kab. Way Kanan Kab. Pesawaran Kab. Pringsewu Kab. Tulang Bawang Barat Kab. Mesuji Kab. Pesisir Barat Kota Bandar Lampung Kota Metro Kab./Kota Lainnya 3988 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Kab. Banjar Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Barito Kuala Kab. Kota Baru Kab. Tabalong Kab.Tanah Bumbu Kab. Balangan Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru Kab./Kota Lainnya 5188 PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Barat Kab. Pontianak Kab. Sambas Kab. Ketapang Kab. Sanggau Kab. Sintang

76 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 7 Kab. Kapuas Hulu Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang Kab./Kota Lainnya 5388 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Timur Kab. Kutai Kartanegara Kab. Berau Kab. Paser Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. Penajam Paser Utara Kab. Mahakam Ulu Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Bontang Kab./Kota Lainnya 5488 PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Utara Kab. Bulungan Kab. Nunukan Kab. Malinau Kab. Tana Tidung Kota Tarakan Kab./Kota Lainnya 5588 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kepala Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Kab. Kapuas Kab. Kotawaringin Barat Kab. Kotawaringin Timur Kab. Barito Selatan Kab. Barito Utara Kab. Murung Raya Kab. Barito Timur Kab. Gunung Mas Kab. Pulang Pisau Kab. Seruyan

77 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 12 Kab. Katingan Kab. Sukamara Kab. Lamandau Kota Palangkaraya Kab./Kota Lainnya 5888 PROVINSI SULAWESI TENGAH 1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Kab. Donggala Kab. Poso Kab. Banggai Kab. Toli-Toli Kab.Banggai Kepulauan Kab. Morowali Kab. Buol Kab. Tojo Una-Una Kab. Parigi Moutong Kab. Sigi Kab. Banggai Laut Kab. Morowali Utara Kota Palu Kab./Kota Lainnya 6088 PROVINSI SULAWESI SELATAN 1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Kab. Pinrang Kab. Gowa Kab. Wajo Kab. Bone Kab. Tana Toraja Kab. Maros Kab. Luwu Kab. Sinjai Kab. Bulukumba Kab. Bantaeng Kab. Jeneponto Kab. Kep. Selayar Kab. Takalar Kab. Barru Kab. Sidereng Rappang Kab. Pangkajene Kepulauan Kab. Soppeng (d/h Watansoppeng) Kab. Enrekang Kab. Luwu Timur (d/h Luwu Selatan) Kab. Luwu Utara

78 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 22 Kab. Toraja Utara Kota Makassar Kota Pare-Pare Kota Palopo Kab./Kota Lainnya 6188 PROVINSI SULAWESI UTARA 1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Utara Kab. Minahasa Kab. Bolaang Mongondow Kab. Kepulauan Sangihe Kab. Kepulauan Talaud Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara Kab. Minahasa Tenggara Kab. Bolaang Mongondow Utara Kab. Sitaro Kab. Bolaang Mongondow Selatan Kab. Bolaang Mongondow Timur Kota Manado Kota Kotamobagu Kota Bitung Kota. Tomohon Kab./Kota Lainnya 6288 PROVINSI GORONTALO 1 Kepala Daerah Provinsi Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Bone Bolango Kab. Pohuwato Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Kab./Kota Lainnya 6388 PROVINSI SULAWESI BARAT 1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Barat Kab. Polewali Mandar Kab. Majene Kab. Mamasa Kab. Mamuju Utara Kab. Mamuju Tengah Kota Mamuju Kab./Kota Lainnya 6488 PROVINSI SULAWESI TENGGARA 1 Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

79 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 2 Kab. Buton Kab. Muna Kab. Kolaka Kab. Wakatobi Kab. Konawe Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Kolaka Utara Kab. Buton Utara Kab. Konawe Utara Kab. Kolaka Timur Konawe Kepulauan Kota Bau-Bau Kota Kendari Kab./Kota Lainnya 6988 PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 Kepala Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Sumbawa Barat Kab. Lombok Utara Kota Mataram Kota. Bima Kab./Kota Lainnya 7188 PROVINSI BALI 1 Kepala Daerah Provinsi Bali Kab. Buleleng Kab. Jembrana Kab. Tabanan Kab. Badung Kab. Gianyar Kab. Klungkung Kab. Bangli Kab. Karangasem Kota Denpasar Kab./Kota Lainnya 7288 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 1 Kepala Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Kab. Kupang

80 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 3 Kab. Timor-Tengah Selatan Kab. Timor-Tengah Utara Kab. Belu Kab. Alor Kab. Flores Timur Kab. Sikka Kab. Ende Kab. Ngada Kab. Manggarai Kab. Sumba Timur Kab. Sumba Barat Kab. Lembata Kab. Rote Kab. Manggarai Barat Kab. Sumba Tengah Kab. Sumba Barat Daya Kab. Manggarai Timur Kab. Nagekeo Kab. Raijua Kab. Malaka Kota Kupang Kab./Kota Lainnya 7488 PROPINSI MALUKU 1 Kepala Daerah Provinsi Maluku Kab. Maluku Tengah Kab. Maluku Tenggara Kab. Maluku Tenggara Barat Kab. Buru Kab. Seram Bagian Barat Kab. Seram Bagian Timur Kab. Kepulauan Aru Kab. Maluku Barat Daya Kab. Buru Selatan Kota Ambon Kota Tual Kab./Kota Lainnya 8188 PROVINSI PAPUA 1 Kepala Daerah Provinsi Papua Kab. Jayapura Kab. Biak Numfor Kab. Yapen-Waropen Kab. Merauke Kab. Paniai

81 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 7 Kab. Jayawijaya Kab. Nabire Kab. Mimika Kab. Puncak Jaya Kab. Sarmi Kab. Keerom Kab. Pegunungan Bintang Kab. Yahukimo Kab. Tolikara Kab. Waropen Kab. Boven Digoel Kab. Mappi Kab. Asmat Kab. Supiori Kab. Mamberamo Raya Kab. Dogiyai Kab. Lanny Jaya Kab. Mamberamo Tengah Kab. Nduga Tengah Kab. Yalimo Kab. Puncak Kab. Intan Jaya Kab. Deiyai Kota Jayapura Kab./Kota Lainnya 8288 PROVINSI MALUKU UTARA 1 Kepala Daerah Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah Kab. Halmahera Utara Kab. Halmahera Timur Kab. Halmahera Barat Kab. Halmahera Selatan Kab. Kepulauan Sula Kab. Pulau Morotai Kab. Pulau Taliabu Kota Ternate Kota Tidore Kepulauan Kab./Kota Lainnya 8388 PROVINSI PAPUA BARAT 1 Kepala Daerah Provinsi Papua Barat Kab. Sorong Kab. Fak-Fak Kab. Manokwari

82 NO. NAMA PROVINSI, KABUPATEN, KOTA SANDI 5 Kab. Sorong Selatan Kab. Raja Ampat Kab. Kaimana Kab. Teluk Bintuni Kab. Teluk Wondama Kab. Tembrauw Kab. Maybrat Kab. Pegunungan Arfak 8411 Kab. Manokwari Selatan 8412 Kota Sorong Kab./Kota Lainnya

83 VI. Sandi Negara NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA 1 AFGHANISTAN AF 2 ALBANIA AL 3 ALGERIA/ ALJAZAIR DZ 4 AMERICA SAMOA AS 5 ANDORRA AD 6 ANGOLA AO 7 ANGUILLA AI 8 ANTARCTICA AQ 9 ANTIGUA AND BARBUDA AG 10 ARGENTINA AR 11 ARMENIA AM 12 ARUBA AW 13 AUSTRALIA AU 14 AUSTRIA AT 15 AZERBAIJAN AZ 16 BAHAMAS BS 17 BAHRAIN BH 18 BANGLADESH BD 19 BARBADOS BB 20 BELARUS BY 21 BELGIUM BE 22 BELIZE BZ 23 BENIN BJ 24 BERMUDA BM 25 BHUTAN BT 26 BOLIVIA BO 27 BOSNIA-HERZEGOWINA BA 28 BOTSWANA BW 29 BOUVET ISLAND BV 30 BRAZIL BR 31 BRITISH VIRGIN ISLANDS IO 32 BRUNEI DARUSSALAM BN 33 BULGARIA BG 34 BURKINA FASO BF 35 BURUNDI BI 36 CAMBODIA KH 37 CAMEROON CM 38 CANADA CA 39 CAPE VERDE CV 40 CAYMAN ISLANDS KY 41 CENTRAL AFRICAN REPUBLIC CF 27 76

84 NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA 42 CHAD TD 43 CHILE CL 44 CHINA CN 45 CHRISTMAS ISLANDS CX 46 COCOS (KEELING) ISLANDS CC 47 COLOMBIA CO 48 COMOROS KM 49 CONGO, REPUBLIC OF CG 50 CONGO, THE DEMOCRATIC REPUBLIC OF THE CD 51 COOK ISLANDS CK 52 COSTA RICA CR 53 COTE D'IVOIRE CI 54 CROATIA HR 55 CUBA CU 56 CYPRUS CY 57 CZECH REPUBLIC CZ 58 DENMARK DK 59 DJIBOUTI DJ 60 DOMONICA DM 61 DOMINICAN REPUBLIC DO 62 EAST TIMOR TL 63 EGYPT EG 64 EL SALVADOR SV 65 ECUADOR EC 66 EQUATORIAL GUINEA GQ 67 ERITREA ER 68 ESTONIA EE 69 ETHIOPIA ET 70 EUROPEAN COMMUNITY 71 FAEROE ISLANDS FO 72 FALKLAND ISLANDS (MALVINAS) FK 73 FIJI FJ 74 FINLAND FI 75 FRANCE FR 76 FRANCE, METROPOLITAN FX 77 FRENCH POLYNESIA PF 78 FRENCH SOUTHERN TERRITORIES TF 79 FRENCH GUIANA GF 80 GABON GA 81 GAMBIA GM 82 GEORGIA GE 83 GERMANY DE 28 77

85 NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA 84 GHANA GH 85 GIBRALTAR GI 86 GREENLAND GL 87 GRENADA GD 88 GUADELOUPE GP 89 GUAM GU 90 GUATEMALA GT 91 GUERNSEY, C.L GG 92 GUINEA GN 93 GUINEA BISSAU GW 94 GUYANA GY 95 HAITI HT 96 HEARD AND MCDONALD ISLAND HM 97 HONDURAS HN 98 HONGKONG SAR HK 99 HUNGARY HU 100 ICELAND IS 101 INDIA IN 102 INDONESIA ID 103 IRAQ IQ 104 IRAN, ISLAMIC REPUBLIC OF IR 105 IRELAND IE 106 ISLE OF MAN IM 107 ISRAEL IL 108 ITALY IT 109 IVORY COAST CI 110 JAMAICA JM 111 JAPAN JP 112 JERSEY, C.L JE 113 JORDAN JO 114 KAZAKHSTAN KZ 115 KENYA KE 116 KIRIBATI KI 117 KOREA SELATAN KR 118 KOREA UTARA KP 119 KUWAIT KW 120 KYRGYZ REPUBLIC KG 121 LAO PEOPLE'S DEMOC. REP. LA 122 LATVIA LV 123 LEBANON LB 124 LESOTHO LS 125 LIBERIA LR 29 78

86 NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA 126 LIBYAN ARAB JAMAHIRIYA LY 127 LIECHTENSTEIN LI 128 LITHUANIA LT 129 LUXEMBOURG LU 130 MACAO SAR MO 131 MACEDONIA, FYR OF MK 132 MADAGASCAR MG 133 MALAGASI MG 134 MALAWI MW 135 MALAYSIA MY 136 MALDIVES MV 137 MALI ML 138 MALTA MT 139 MARSHALL ISLANDS MH 140 MARTINIQUE MQ 141 MAURITANIA MR 142 MAURITIUS MU 143 MAYOTTE YT 144 MEXICO MX 145 MICRONESIA, FEDERATED STATE OF FM 146 MOLDOVA, REPUBLIC OF MD 147 MONACO MC 148 MONGOLIA MN 149 MONTSERRAT MS 150 MOROCCO MA 151 MOZAMBIQUE MZ 152 MYANMAR (BURMA) MM 153 NAMIBIA NA 154 NAURU NR 155 NEPAL NP 156 NETHERLANDS NL 157 NETHERLANDS ANTILLES AN 158 NEW CALEDONIA NC 159 NEW ZEALAND NZ 160 NICARAGUA NI 161 NIGER NE 162 NIGERIA NG 163 NIEUE ISLAND NU 164 NORFOLK ISLANDS NF 165 NORTHERN MARIANA ISLAND MP 166 NORWAY NO 167 OMAN OM 30 79

87 NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA 168 PAKISTAN PK 169 PALAU PW 170 PANAMA PA 171 PAPUA NEW GUINEA PG 172 PARAGUAY PY 173 PERU PE 174 PHILIPPINES PH 175 PITCAIRN ISLANDS PN 176 POLAND PL 177 PORTUGAL PT 178 PUERTO RICO PR 179 QATAR QA 180 REUNION RE 181 ROMANIA RO 182 RUSSIAN FEDERATION RU 183 RWANDA RW 184 SAINT LUCIA LC 185 SAMOA WS 186 SAN MARINO SM 187 SAO TOME & PRINCIPE ST 188 SAUDI ARABIA SA 189 SENEGAL SN 190 SEYCHELLES SC 191 SIERA LEONER SL 192 SINGAPORE SG 193 SLOVAKIA (SLOVAK REPUBLIC) SK 194 SLOVENIA SI 195 SOLOMON ISLANDS SB 196 SOMALIA SO 197 SOUTH AFRICA ZA 198 SOUTH GEORGIA AND THE SOUTH SANDWICH ISLAND GS 199 SPAIN ES 200 SRI LANGKA/CEYLON LK 201 ST. HELENA SH 202 ST. KITT AND NEVIS KN 203 ST. PIERRE & MIQUELON PM 204 ST. VINCENT & THE GRENADES VC 205 SUDAN SD 206 SURINAME SR 207 SVALBARD AND JAN MAYEN ISLAND SJ 208 SWAZILAND SZ 31 80

88 NO. NAMA NEGARA SANDI NEGARA 209 SWEDEN SE 210 SWITZERLAND CH 211 SYRIAN ARAB REPUBLIC SY 212 TAIWAN/REP. OF CHINA/PROVINCE OF CHINA TW 213 TAJIKISTAN TJ 214 TANZANIA (TAGANZICA & ZANZIBAR) TZ 215 THAILAND TH 216 TOGO TG 217 TOKELAU ISLAND TK 218 TONGA TO 219 TRINIDAD & TOBAGO TT 220 TUNISIA TN 221 TURKEY TR 222 TURKMENISTAN TM 223 TURKS & CAICOS ISLAND TC 224 TUVALU TV 225 UGANDA UG 226 UKRAINE UA 227 UNITED ARAB EMIRAT AE 228 UNITED KINGDOM (INGGRIS) GB 229 UNITED STATES OF AMERICA US 230 URUGUAY UY 231 US MINOR OUTLYING ISLANDS UM 232 UZBEKISTAN UZ 233 VANUATU VU 234 VATICAN CITY STATE (HOLY SEE) VA 235 VENEZUELA VE 236 VIETNAM VN 237 VIRGIN ISLANDS (BRITISH) VG 238 VIRGIN ISLANDS (US) VI 239 WALLIS AND FUTUNA ISLANDS WF 240 WEST AFRICA XO 241 WESTERN SAHARA EH 242 YEMEN YE 243 YUGOSLAVIA YU 244 YUNANI (lihat Greece) GR 245 ZAMBIA ZM 246 ZIMBABWE ZW 247 LEMBAGA INTERNASIONAL XX 248 LAINNYA N

89 VII. Sandi Tujuan Transaksi SANDI TUJUAN NO. JENIS TRANSAKSI TRANSAKSI 1 Usaha 1 2 Non Usaha - Pendidikan 2 3 Non Usaha - Lainnya 3 BANK INDONESIA, ROSMAYA HADI KEPALA DEPARTEMEN KEBIJAKAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN 33 82

90 LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/1/DKSP TANGGAL 10 JANUARI 2014 PERIHAL LAPORAN PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA OLEH PENYELENGGARA TRANSFER DANA BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK SECARA ON-LINE PETUNJUK TEKNIS APLIKASI LAPORAN 1 83

91 Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Character dan Numeric 2 84

92 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Character - Rata kiri, sisa di belakangnya diisi spasi. - Apabila dikosongkan diisi spasi sebanyak jumlah panjang field. Contoh: Sandi Pelapor character 9, misalnya Numeric - Angka di depan desimal diisi rata kanan, dan sisa di depannya diisi 0. - Angka di belakang desimal diisi rata kiri, dan sisa di belakangnya diisi 0. - Rata kanan, apabila dinolkan maka diisi 0 sebanyak panjang field. Contoh: Volume numeric (9), misalnya Rp1000, cara mengisi:

93 Bab 2 SISTEM VALIDASI Header dan Content 4 86

94 RECORD HEADER PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA OLEH BADAN USAHAN BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK Record Header a. Sandi pelapor Type Character (9) Validasi: - Sesuai daftar sandi pelapor. - Berisi 9 (sembilan) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. b. Jenis Periode Laporan Sandi: Monthly M Type Character (1) Validasi: - Diisi jenis periode laporan sebanyak 1 (satu) digit sesuai sandi di atas. - Selain sandi di atas maka ditolak. - Validasi berdasarkan Jenis Laporan dan No. Form. c. Periode Data Laporan Type Sysdate (8) Validasi: - Diisi 8 (delapan) digit periode laporan - Mekanisme pengisian sebagai berikut: - Diisi untuk 4 (empat) digit pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10, 11 atau 12, 2 digit terakhir diisi 01. Selain itu ditolak. Contoh: Perusahaan A menyampaikan data laporan bulan Juni 2013 yang disampaikan di bulan Juli 2013, maka kolom ini diisi dengan Berisi 8 (delapan) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 5 87

95 d. Jenis Laporan Sandi jenis laporan: Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank: G Type Character (1) Validasi: - Diisi dengan sandi jenis laporan: G - Selain sandi diatas maka ditolak. e. Nomor Form Type Character (4) Validasi: - Hanya berisi nomor form yang dilaporkan, di luar itu ditolak. Contoh: untuk form Transaksi Transfer Dana dari Indonesia ke Luar Negeri diisi f. Jumlah Record Isi Type Numeric (9) Validasi: - Berisi jumlah record yang dilaporkan. - Berisi 9 (sembilan) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. - Harus sesuai dengan jumlah record transaksi. 6 88

96 Form G0001 Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri Record Isi 1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman Type Character (4) Validasi: - Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II). - Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 2. Negara Tujuan Pengiriman Type Character (2) Validasi: - Diisi sesuai lampiran sandi Negara. - Berisi 2 (dua) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 3. Nama Penerima Type Character (50) Validasi: - Diisi nama penerima transfer dana. - Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak. 4. Nama Pengirim Type Character (50) Validasi: - Diisi nama pengirim uang. - Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak. 5. Volume/Frekuensi Transaksi Type Numeric (12) Validasi: - Diisi sebanyak 12 (dua belas) digit volume/frekuensi banyaknya transaksi. 7 89

97 6. Nominal transaksi Type Numeric (15) Validasi: - Diisi sebanyak 15 (lima belas) digit nilai nominal masing-masing transaksi dalam satuan penuh Rupiah. 7. Tujuan Transaksi Sandi Tujuan Transaksi: Usaha 1 Non Usaha Pendidikan 2 Non Usaha Lainnya 3 Type Character (1) Validasi: - Diisi sesuai sandi tujuan transaksi, selain sandi di atas ditolak. - Berisi 1 (satu) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 8 90

98 Form G0002 Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri ke Indonesia Record Isi 1. Negara Asal Pengiriman Type Character (2) Validasi: - Diisi sesuai lampiran sandi Negara. - Berisi 2 (dua) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman Type Character (4) Validasi: - Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II). - Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 3. Nama Penerima Type Character (50) Validasi: - Diisi nama penerima transfer dana. - Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak. 4. Nama Pengirim Type Character (50) Validasi: - Diisi nama transfer dana. - Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak. 5. Volume/Frekuensi Transaksi Type Numeric (12) Validasi: - Diisi sebanyak 12 (dua belas) digit volume/frekuensi banyaknya transaksi. 9 91

99 6. Nominal transaksi Type Numeric (15) Validasi: - Diisi sebanyak 15 (lima belas) digit nilai nominal masing-masing transaksi dalam satuan penuh Rupiah

100 Form G0003 Transaksi Transfer Dana di dalam Wilayah Republik Indonesia Record Isi 1. Kota/Kabupaten Asal Pengiriman Type Character (4) Validasi: - Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II). - Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 2. Kota/Kabupaten Tujuan Pengiriman Type Character (4) Validasi: - Diisi sesuai lampiran sandi Lokasi (Dati I/II). - Berisi 4 (empat) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak. 3. Nama Penerima Type Character (50) Validasi: - Diisi nama penerima transfer dana. - Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak. 4. Nama Pengirim Type Character (50) Validasi: - Diisi nama transfer dana. - Berisi 50 (lima puluh) digit, lebih-kurang atau kosong maka ditolak. 5. Volume/Frekuensi Transaksi Type Numeric (12) Validasi: - Diisi sebanyak 12 (dua belas) digit volume/frekuensi banyaknya transaksi

101 6. Nominal transaksi Type Numeric (15) Validasi: - Diisi sebanyak 15 (lima belas) digit nilai nominal masing-masing transaksi dalam satuan penuh Rupiah. 7. Tujuan Transaksi Sandi Tujuan Transaksi: Usaha 1 Non Usaha Pendidikan 2 Non Usaha Lainnya 3 Type Character (1) Validasi: - Diisi sesuai sandi tujuan transaksi, selain sandi di atas ditolak. - Berisi 1 (satu) digit, lebih-kurang atau kosong ditolak

102 Bab 3 INFORMASI POKOK PELAPOR 13 95

103 Informasi Pokok Pelapor Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Transfer Dana oleh Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank Nama Pelapor : Sandi Pelapor : Alamat : Nama Kota : Penanggung jawab Laporan a. Nama : b. Nomor Telepon : c. Nomor Faks : d

104 Bab 4 TEKNIS PENYAMPAIAN LAPORAN Akses dan Penggunaan 15 97

105 A. KETERANGAN SIMBOL Pada saat login ke dalam sistem senantiasa akan tampil ikon atau simbol seperti disampaikan di bawah ini: Simbol Keterangan Untuk menambahkan data baru, dan akan menampilkan Form inputan sesuai dengan menu masing-masing. Ada 2 fungsi: 1. Digunakan untuk menyimpan data ke dalam database. 2. Digunakan untuk melakukan pengkinian data. Untuk kembali ke tampilan sebelumnya. Untuk menghapus data. Untuk mencari data. Untuk mengirim data ke dalam database. Untuk memilih tanggal data. Untuk kembali ke halaman awal paging. Untuk kembali 10 (sepuluh) halaman dalam paging. Untuk kembali 1 (satu) halaman dalam paging. Untuk maju 1 (satu) halaman dalam paging. Untuk maju 10 (sepuluh) halaman dalam paging. Untuk maju ke halaman paling akhir. Untuk memilih file yang berada dalam komputer. Untuk mengunggah data ke server. Untuk melihat jadwal pelaporan. Untuk melihat semua list form

106 B. Tahapan Awal 1. Mengakses Aplikasi a. Untuk mengakses aplikasi dilakukan dengan membuka Internet Explorer (IE) dengan minimum series adalah series 6.0, aplikasi LTDBB tidak dapat dibuka apabila menggunakan IE di bawah series 6.0. b. Ketik alamat link untuk masuk ke dalam web LTDBB dengan link saat ini adalah c. Isi User ID dan password yang dimiliki kemudian klik OK. Dalam hal belum memiliki User ID dan password Pelapor harus mendaftar sebagai Pelapor baru melalui menu Sign Up dengan meng-klik Sign Up. 2. Sign Up Menu ini digunakan untuk mendaftar sebagai Pelapor baru. a. Pelapor mengisi data sesuai dengan gambar 5.1. Gambar 5.1. b. Setelah data terisi klik tombol Submit

107 c. Apabila data telah diisi dengan benar maka muncul pemberitahuan sesuai gambar 5.2. Gambar Login a. Pelapor mengisi User ID dan password yang dimiliki pada menu Login page sesuai gambar 5.3. User ID berupa kombinasi antara numeric dan character, sedangkan password terdiri dari paling sedikit 12 (dua belas) digit yang merupakan kombinasi antara numeric dan character. Gambar 5.3. b. Pengisian password dilakukan menggunakan keyboard yang disediakan dalam web dengan cara meng-klik lambang keyboard pada sisi kanan kolom password, sesuai dengan gambar 5.4. Gambar

108 Pengisian password dengan menggunakan keyboard sebagaimana gambar 5.4. dilakukan dengan meng-klik character atau numeric pada keyboard. c. Dalam hal Pelapor melakukan pengisian User ID atau password yang tidak sesuai atau gagal aplikasi akan memberi peringatan secara otomatis seperti gambar 5.5. Gambar 5.5. Dalam hal terjadi kesalahan atau kegagalan pengisian User ID atau password, Pelapor dapat melakukan pengisian ulang User ID atau password. 4. Menu Utama Menu utama (home page) LTDBB dapat ditampilkan setelah pengisian User ID atau password berhasil dilakukan seperti gambar 5.6. Gambar

109 a. Beranda Menu Beranda digunakan untuk mengunggah data dan absensi seperti gambar 5.7. Gambar ) Unggah Menu Unggah digunakan untuk melaporkan data secara Off- Line. Pelapor dapat mengunggah satu per satu data atau dengan langsung mengunggah 5 (lima) data Pelapor seperti gambar 5.8. Gambar

110 a) Mengunggah Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri Untuk mengunggah Data Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri Pelapor melakukan hal-hal sebagai berikut: i. pada template form Data Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri, lakukan pengisian data seperti pada gambar 5.9. Gambar 5.9. ii. Simpan file dalam format CSV dengan nama file terdiri dari 23 (dua puluh tiga) digit sebagai berikut : 9 digit 1 digit 4 digit 2 digit 2 digit 5 digit sandi user M tahun bulan 01 D0001 Contoh: M G0001.csv, yaitu nama file untuk transaksi Transfer Dana (form G0001) Pelapor dengan sandi user , yang disampaikan pada periode laporan Oktober

111 Gambar iii. Untuk mengunggah transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri, pilih lokasi dimana file yang akan di-upload seperti pada gambar Gambar Setelah data yang akan diunggah telah dipilih Pelapor dapat meng-klik tombol Unggah. Pelapor dapat melihat masa Laporan dengan cara meng-klik tombol Waktu Pelaporan untuk melihat jadwal pelaporan, tutup pelaporan, masa koreksi, dan tutup masa koreksi

112 Apabila pengunggahan telah dilakukan dengan benar, maka hasil dari yang telah diunggah akan diberikan keterangan. Kemudian klik Lanjut, seperti pada gambar Gambar Apabila terdapat kesalahan pada nama file yang diunggah, maka akan muncul keterangan mengenai kesalahan dalam mengunggah seperti pada gambar Pelapor dapat melakukan pengulangan unggah data yang telah diperbaiki. Gambar

113 Pelapor dapat mengetahui waktu dan jadwal pelaporan, jadwal koreksi, serta jadwal tutup koreksi pada menu Waktu Pelaporan, seperti pada gambar b) Unggah Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank Dari Luar Negeri Ke Indonesia Untuk mengunggah Data Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri Ke Indonesia Pelapor melakukan hal-hal sebagai berikut: Gambar i. Pada template form Data Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Luar Negeri Ke Indonesia, lakukan pengisian data seperti pada gambar Gambar

114 ii. Simpan file dalam format CSV dengan nama file terdiri dari 23 (dua puluh tiga) digit sebagai berikut: 9 digit 1 digit 4 digit 2 digit 2 digit 5 digit sandi user M tahun bulan 01 D0001 Contoh: M G0002.csv, yaitu nama file untuk transaksi Transfer Dana (form G0002) Pelapor dengan sandi user , yang disampaikan pada periode laporan Oktober Gambar iii. Untuk mengunggah transaksi Transfer Dana Bukan Bank dari Indonesia ke Luar Negeri, pilih lokasi dimana file yang akan diunggah seperti pada gambar

115 Gambar Setelah data yang akan diunggah telah dipilih Pelapor dapat meng-klik tombol Unggah. Pelapor dapat melihat masa Laporan dengan cara meng-klik tombol Waktu Pelaporan untuk melihat jadwal pelaporan, tutup pelaporan, masa koreksi, dan tutup masa koreksi. Apabila pengunggahan telah dilakukan dengan benar, maka hasil dari yang telah diunggah akan diberikan keterangan. Kemudian klik Lanjut, seperti pada gambar Apabila terdapat kesalahan pada nama file yang diunggah, maka akan muncul keterangan mengenai kesalahan dalam mengunggah seperti pada gambar Pelapor dapat melakukan pengulangan unggah data yang telah diperbaiki. Pelapor dapat mengetahui waktu dan jadwal pelaporan, jadwal koreksi, serta jadwal tutup koreksi pada menu Waktu Pelaporan, seperti pada gambar c) Unggah Laporan Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia Untuk mengunggah Data Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

116 i. Pada template form Data Transaksi Pengiriman di dalam Wilayah Republik Indonesia, lakukan pengisian data seperti pada gambar Gambar ii. Simpan file dalam format CSV dengan nama file terdiri dari 23 (dua puluh tiga) digit sebagai berikut: 9 digit 1 digit 4 digit 2 digit 2 digit 5 digit sandi user M tahun bulan 01 D0001 Contoh: M G0003.csv, yaitu nama file untuk transaksi Transfer Dana (form G0003) Pelapor dengan sandi user , yang disampaikan pada periode Laporan Oktober Gambar

117 iii. Untuk mengunggah transaksi Data Transaksi Transfer Dana Bukan Bank dalam Wilayah Republik Indonesia, pilih lokasi dimana file yang akan diunggah. Setelah data yang akan diunggah telah dipilih Pelapor dapat meng-klik tombol Unggah. Pelapor dapat melihat masa Laporan dengan cara meng-klik tombol Waktu Pelaporan untuk melihat jadwal pelaporan, tutup pelaporan, masa koreksi, dan tutup masa koreksi. Apabila pengunggahan telah dilakukan dengan benar, maka hasil dari yang telah diunggah akan diberikan keterangan. Kemudian klik Lanjut, seperti pada gambar Apabila terdapat kesalahan pada nama file yang diunggah, maka akan muncul keterangan mengenai kesalahan dalam mengunggah seperti pada gambar Pelapor dapat melakukan pengulangan unggah data yang telah diperbaiki. Pelapor dapat mengetahui waktu dan jadwal pelaporan, jadwal koreksi, serta jadwal tutup koreksi pada menu Waktu Pelaporan, seperti pada gambar b. Absensi 1) Rekap Laporan Absensi Menu Rekap Laporan Absensi digunakan untuk melihat data yang telah dikirim atau yang telah diunggah seperti pada gambar

118 Gambar Pada menu Rekap Laporan Absensi harus diperhatikan mengenai Periode dan Jenis Laporannya dengan cara memilih Periode dan Jenis Laporan, kemudian Pelapor dapat meng-klik Pilih maka akan muncul penjelasan mengenai absensi laporan yang sudah ataupun yang belum dikirim. Gambar Keterangan: = Pelapor belum mengirimkan laporannya. = Belum kirim (optional kirim). = Laporan yang sudah diunggah/dikirim berhasil divalidasi. = Laporan yang sudah diunggah/dikirim berhasil divalidasi tetapi terlambat. = Laporan tidak wajib untuk diunggah/dikirim. = Laporan yang sudah diunggah/dikirim tidak lolos validasi

119 = Laporan sedang divalidasi. = Laporan siap dikirim. = Laporan sedang melakukan validasi teknis. = Laporan yang lolos validasi teknis dan menunggu validasi antar form. Menu ini berfungsi untuk melihat data absensi apakah laporannya tersebut berhasil divalidasi atau tidak dan untuk melihat pelaporan mana saja yang belum diunggah atau dikirim. Apabila Pelapor dapat melihat lebih masing-masing form dengan meng-klik Jenis Laporan seperti pada gambar Gambar Apabila ingin mengetahui data secara lengkap Pelapor dapat memilih data mana yang akan dilihat kemudian klik Lihat Data, tampilan yang akan muncul adalah seperti pada gambar

120 Gambar Form tersebut akan secara terperinci terlihat pada kolom bawah seperti pada gambar 5.23, apabila Pelapor akan melihat data tersebut secara keseluruhan yang harus dilakukan adalah dengan men-gklik simbol yang berada pada kolom Valid seperti pada gambar Gambar Apabila Pelapor ingin melihat hasil Laporan berdasarkan pada tampilan keseluruhan sesuai dengan yang tampil pada web, Pelapor dapat meng-klik Cetak Report. 5. Pengaturan Menu Pengaturan digunakan untuk melakukan pengaturan password dan Informasi Pokok Pelapor. Informasi Pokok Pelapor berfungsi sebagai kelengkapan data diri Pelapor sehingga memudahkan User untuk mengetahui mengenai data diri Pelapor dan perusahaan yang dilaporkan datanya seperti pada gambar

121 Gambar Bantuan Menu Bantuan seperti pada gambar 5.26 digunakan untuk: a. mengunduh aplikasi, table ref, juknis, ketentuan, dan tutorial melalui menu Unduh ; b. menghubungi PIC aplikasi LTDBB melalui menu Hubungi Kami ; c. melihat menu Versi Web ; d. melakukan korespondesi melalui menu Daftar Pesan ; e. melihat menu Peta Situs ; dan f. melihat menu Info Kurs Tengah BI. Gambar

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Transfer Dana

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Transfer Dana Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Indri Triyana

Lebih terperinci

No. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK

No. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK No. 15/23/DASP Jakarta, 27 Juni 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK DAN BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana Sehubungan dengan diberlakukannya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2012 PERBANKAN. BI. Transfer Dana. Sistem Pembayaran. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5381) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran

Lebih terperinci

Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY)

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. PERSYARATAN DOKUMEN PERIZINAN UANG ELEKTRONIK BAGI LEMBAGA SELAIN

Lebih terperinci

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12./PBI/2009 tanggal 13 April

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Pasar Uang Antar Bank

Pasar Uang Antar Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Siti Astiyah Wahyu Yuwana Hidayat Komala Dewi Wirza

Lebih terperinci

Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang

Lebih terperinci

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money) No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik

Lebih terperinci

No. 18/25/DPU Jakarta, 2 November 2016 Oktober Perihal : Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah

No. 18/25/DPU Jakarta, 2 November 2016 Oktober Perihal : Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah No. 18/25/DPU Jakarta, 2 November 2016 Oktober 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/15/PBI/2016 tentang Penyelenggara

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank Dengan BI Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Tim Penyusun

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Penyelenggaraan Alat Pembayaran

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank Tim Penyusun Ramlan

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Tim Penyusun

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . SALINAN PRESIDEN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan peningkatan,

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi Tim Penyusun Ramlan Ginting

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/59/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu -----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.64, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Alat Pembayaran. Kartu. Penyelenggaraan. Perizinan. Pengawasan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5000) PERATURAN

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Prinsip

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan

Lebih terperinci

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT 1 No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana melalui

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran

Lebih terperinci

Likuiditas Valuta Asing

Likuiditas Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra

Lebih terperinci

No. 16/1/DKSP Jakarta, 10 Januari 2014 SURAT EDARAN

No. 16/1/DKSP Jakarta, 10 Januari 2014 SURAT EDARAN No. 16/1/DKSP Jakarta, 10 Januari 2014 SURAT EDARAN Kepada SELURUH BADAN USAHA BERBADAN HUKUM INDONESIA BUKAN BANK YANG MENYELENGGARAKAN KEGIATAN TRANSFER DANA DI INDONESIA Perihal : Laporan Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan alat pembayaran

Lebih terperinci

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme pada Pedagang Valuta Asing Bukan Bank dan bagi Penyelenggaraan Sistem Pembayaran selain

Lebih terperinci

CONTOH 1 SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS DIREKSI, KOMISARIS ATAU PENGAWAS

CONTOH 1 SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS DIREKSI, KOMISARIS ATAU PENGAWAS CONTOH 1 SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS DIREKSI, KOMISARIS ATAU PENGAWAS SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini, : NIK : Tempat/tanggal lahir : Alamat : dalam hal ini bertindak dalam jabatan

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY)

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa saat ini jumlah transaksi maupun nilai nominal pengiriman uang baik di

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa penyelenggara

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA 1 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Transfer Dana. Kliring. Berjadwal. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 122). PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Tim Penyusun

Lebih terperinci

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA 1 No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana dan Kliring

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Perizinan, Pengawasan, Pelaporan, dan Pengenaan Sanksi Bagi Pedagang Valuta

Lebih terperinci

Likuiditas Valuta Asing

Likuiditas Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 10/49/DASP Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N Perihal : Perizinan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang bagi Perorangan dan Badan Usaha Selain Bank ---------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Hubungan Rekening Giro antara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.236, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Pembayaran. Transaksi. Pemrosesan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5945). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk menggunakan uang elektronik

Lebih terperinci

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 8 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TAHUN 2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TAHUN 2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TAHUN 2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk menggunakan uang

Lebih terperinci

2016, No.267.

2016, No.267. -2- dengan penggunaan teknologi informasi serta perkembangan standar nasional dan internasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.03/2016 TENTANG STANDAR PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /POJK.04/2016 TENTANG PERIZINAN PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK 1 SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN, DAN KELEMBAGAAN PENYELENGGARA LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/15/PBI/2007 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan

Lebih terperinci

No.18/21/DKSP Jakarta, 27 September 2016 S U R A T E D A R A N

No.18/21/DKSP Jakarta, 27 September 2016 S U R A T E D A R A N No.18/21/DKSP Jakarta, 27 September 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/11/DKSP tanggal 22 Juli 2014 perihal Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5945 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Pembayaran. Transaksi. Pemrosesan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 236). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain

2017, No Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain No.62, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Akuntan Publik. Jasa Keuangan. Penggunaan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6036) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Uji Kemampuan dan Kepatutan () DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian

Lebih terperinci

DRAFT FINAL HASIL LEGAL REVIEW No. 13/ 7 /DASP Jakarta, 25 Februari 2011 S U R A T E D A R A N

DRAFT FINAL HASIL LEGAL REVIEW No. 13/ 7 /DASP Jakarta, 25 Februari 2011 S U R A T E D A R A N DRAFT FINAL HASIL LEGAL REVIEW No. 13/ 7 /DASP Jakarta, 25 Februari 2011 S U R A T E D A R A N Perihal : Self-Regulatory Organization di Bidang Sistem Pembayaran. Sehubungan dengan pemberlakuan Peraturan

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 1/PBI/2002 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR BANK BERDASARKAN PRINSIP

Lebih terperinci

No.18/ 7 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 SURAT EDARAN

No.18/ 7 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 SURAT EDARAN No.18/ 7 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 SURAT EDARAN Perihal : Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH BANK UMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

PENUNJUK UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA PENUNJUK UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA 00.00 (zero hour rules) tidak diberlakukannya prinsip berlaku surut sejak pukul 00.00 (zero hour rules); [Pasal 3 b.] 1 (satu) Tahun ~paling

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Tim Penyusun

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/6/PBI/2008 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/6/PBI/2008 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/6/PBI/2008 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memperjelas fungsi Bank Indonesia dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.03/2017 TENTANG PENGGUNAAN JASA AKUNTAN PUBLIK DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DALAM KEGIATAN JASA KEUANGAN DENGAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5302 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN BI. Program. Anti Pencucian Uang. Pendanaan. Terorisme. Penyelenggaraan Jasa. Selain Bank. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA No. 10/10/DASP Jakarta, 5 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Transaksi Melalui Sistem Bank Indonesia Real

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA Meningkatnya kegiatan perekonomian nasional merupakan salah satu faktor utama dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 8 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. UMUM Seiring perkembangan

Lebih terperinci

Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana

Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana Hak dan Kewajiban Pelaku serta Perizinan dan Pemantauan Penyelenggara Transfer Dana Disampaikan dalam Sosialisasi UU No. 3/2011 tentang Transfer Dana Menuju Kepastian Hukum dalam Bertransfer Dana Hotel

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/20/PBI/2016 tentang

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.362, 2014 KEUANGAN. OJK. Penjamin Emisi Efek. Perantara. Wakil. Perizinan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5636) PERATURAN

Lebih terperinci

No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital Dalam Rangka Keuangan Inklusif Melalui Agen Layanan Keuangan Digital

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran diperlukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/10/PBI/2017 TENTANG PENERAPAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI PENYELENGGARA JASA SISTEM PEMBAYARAN SELAIN BANK DAN PENYELENGGARA KEGIATAN USAHA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/5/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.05/2013 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA PADA PERUSAHAAN PERASURANSIAN, DANA PENSIUN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/9/PADG/2017 TENTANG LEMBAGA PENDUKUNG PASAR UANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 106). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/1/PBI/2013 TENTANG LEMBAGA PENGELOLA INFORMASI PERKREDITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Bank Indonesia berwenang untuk

Lebih terperinci