GALERI SENI RUPA di YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Latar belakang pengadaan proyek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GALERI SENI RUPA di YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Latar belakang pengadaan proyek"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Latar belakang pengadaan proyek Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Salah satu cabang seni yang dekat dengan kehidupan manusia adalah seni rupa. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. 1 Perkembangan seni di Indonesia, khususnya seni rupa, sudah dapat ditengarai sejak jaman permulaan kebudayaan, yang disebut seni primitive, sampai dengan seni kontemporer pada jaman sekarang. Dewasa ini penghargaan terhadap seni terutama seni rupa Indonesia cukup baik, baik di dalam maupun di luar negeri. Apresiasi seni rupa di dalam negeri ditandai dengan banyaknya aktivitas seni yang diselenggarakan, baik berupa pameran, bazaar, dan seminar/sarasehan. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa galeri galeri seni rupa yang dapat mempresentasikan hasil karya seni dari para perupa di seluruh Indonesia, berikut ini ada beberapa galeri seni rupa yang ada di Indonesia yang dapat juga menunjang kegiatan seni rupa baik untuk para seniman, penyewa maupun masyarakat umum yang dapat menggunakan galeri galeri ini sebagai tempat melakukan aktifitas seni. 1 waktu akses 6 September 2011, 22:00 WIB 1

2 Tabel 1.1. Galeri Seni di Indonesia Propinsi Nama Galeri Alamat / Bandung Jakarta Selasar Sunaryo Art Space Zola-Zolu Gallery Zola-Zolu Gallery Goong Gallery Fabulous Art Gallery Galeri Canna One Galeri Seni Rupa Paulinart Art Space & Studio Jl. Bukit Pakar Timur No. 100 Bandung Indonesia Phone: ; Fax: selasar@bdg.centrin.net.id Jl. Natuna 15 Bandung Indonesia Phone: Fax: CIWALK, Existing 3 Lt. 1 Jl. Cihampelas 160 Bandung, Indonesia Phone: Jl. Dr. Otten No. 20, Bandung - Indonesia Tel : (62 22) , Fax : (62 22) Jl. Patimura 39, Kebayoran Baru-Jakarta Selatan Phone: ; Fax: fabulousart39@hotmail.com Blvd Barat Raya LC 6 No , Kelapa Gading Permai, Jakarta Phone: canna@cbn.net.id Website: http// Jl. Panjang 46, Kebon Jeruk, Jakarta Phone: ; Fax: onegallery@yahoo.com Jl. Denpasar Raya C IV-24, Kuningan Timur-Jakarta Phone/Fax: paulinart@cbn.net.id 2

3 Jl. Kebon Raya 53 Jakarta Indonesia Nadi Gallery Phone: ; Fax: Website: http// Jl. Suroto 2 Yogyakarta Bentara Budaya Yogyakarta Phone/Fax: (0274) bby@bentarabudaya.com Website: http// Jl. D.I. Panjaitan 41, Yogyakarta Cemeti Art House Phone/Fax: (0274) Yogyakarta Kedai Kebun Forum Abiyasa Gallery V-Art Gallery Cafe Danes Art Veranda Alila Ubud Gallery I Wayan Winten Gallery Java Gallery Joe Mintardja's cemetiah@idosat.net.id Website: http// Jl. Tirtodipuran No. 3 Yogyakarta Phone: (0274) fax: Jl. Perintis Kemerdekaan No. 83 Yogyakarta - Indonesia Phone: , Fax: Buka: WIB Jl. Laksda Adisucipto 165, Yogyakarta Telp: dan Jl. Hayam Wuruk 159 Denpasar - Bali Tel : (62 361) Fax : (62 361) Desa Melinggih Kelod Payangan - Bali Tel : (62 361) Fax : (62 361) Teges - Ubud - Bali Tel : (62 361) Fax : (62 361) Jl. Lebak Sari No. 81 Petitenget - Kerobokan - Kuta - Bali Tel : (62 361) Fax : (62 361) Jl. Sukma No. 36 Tebesaya - Ubud - Bali Tel : (62 81) Fax : (62 361)

4 Bali Surabaya Semarang Klinik Seni Taxu Gallery Komaneka Gallery Sika Contemporary Art Gallery Emmitan Fa Gallery Gracia Art Gallery Puri Art Gallery Semar Gallery Galeri Semarang Galeri Langgeng Golden Pillar Gallery Jl. Gunung Rinjani IX A No. 8 Denpasar - Bali Tel : (62 361) Jl. Monkey Forest Ubud - Bali Tel : (62 361) Fax : (62 361) Jl. Raya Campuhan Ubud - Bali Tel : (62 361) , Fax : (62 361) Walikota Mustajab Street Surabaya Tel : (62 31) , Fax : (62 31) Komplek Ruko Raya Putat Gede Timur No. 29 Jl. Bukit Darmo Raya Surabaya Tel : ( 62 31) , Fax : ( 62 31) Jl. Taman Slamet 20 A Malang Tel : (62 341) Fax : (62 341) Pondok Blimbing Indah (Araya) P 6/1-2 Malang Tel : (62 341) Fax : (62 341) Jl. Dr. Cipto 10 Semarang Tel : (62 24) Fax : (62 24) Jl. Cempaka No. 8 Kompleks Taman Kyai Langgeng Magelang Jawa Tengah Tel : (62 293) , , Fax : (62 293) Kartini No. 2 Magelang Tel : (62 293) Sumber : Observasi penulis dari berbagai sumber, September 2011 Yogyakarta sendiri merupakan kota yang dikenal sebagai kota seni. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas seni yang berlangsung di Yogyakarta seperti Biennale dan FKY yang merupaka pameran rutin tahunan yang sudah terkenal di Indonesia bahkan di dunia. Selain 2 event ternama tersebut banyak pula event-event pameran seni rupa yang diselenggaran di Yogyakarta selama tahun , hal ini dapat dilihat pada tabel I.2 di bawah ini. 4

5 Tabel 1.2. Event-event Seni Rupa di Yogyakarta Tempat Tanggal Tema Cemeti Art House 11 Desember Januari 2010 Medan Seni Rupa Kontemporer di antara kita Juni Juni 2010 New Zero & Yogyakarta artists 26 Juni Juli 2010 Arsitek Leutik Ti Sukaraja Wetan Mei Juli 2011 Pro yek Seni KAAP 2011 di Belanda (Mella Jaarsma dan Nind ityo Adipurnomo) Bentara Budaya Yogyakarta 19 Aug - 27 Aug 2011 PAMERAN ILUSTRASI KARYA GS FRENHOUT "JAVA - BALI 1932" 23 Jul - 31 Jul 2011 Pameran Seni Rupa HOLISTIK PLAUDIS 13 Jul - 20 Jul 2011 Pameran Seni Rupa Menembus Zaman 01 Jul - 10 Jul 2011 Pameran Ilustrasi Karya Abdulsalam MERDEKA! Kedai Kebun Forum 30 September 2010, s.d. 2 Oktober 2010 Hanya Memberi Tak Harap Kembali 19 February 12 maret 2011 The Long Road 23 maret 15 April 2011 Buku Harian 08 juni 21 juni 2011 Belajar Membuat Api IVAA 20 juni 2011 Open house IVAA Bangun Sejarah Baru 8 oktober 2011 Re-branding Seni Rupa dalam Artists Merchandising 24 juni 2011 Presentasi bersama 5

6 komunitas Sketsa ( ARENGI,AGAWE dan IS Jogja) Sumber : Observasi penulis dari berbagai sumber, September 2011 Banyaknya event yang diselenggarakan di Yogyakarta ini menjadikan Yogyakarta sebagai pusat seni rupa di Asia Tenggara 2. Di sisi lain para perupa yang tidak lahir di Yogyakarta namun memilih hidup di Yogyakarta adalah suatu komoditi penting yang dapat meningkatkan apresiasi terhadap seni yang kurang mendapat ruang bahkan di rumah mereka sendiri, sehingga kegiatan seni akan sedikit terhambat karena kurangnya lahan dan ruang untuk mereka 3. Perkembanggan seni rupa di Yogyakarta ini sendiri didukung dengan adanya sekolah menengah dan sekolah tinggi yang berorientasi pada seni rupa yang menunjang perkembangan kehidupan seni rupa di Indonesia antara lain yaitu : Institut Seni Indonesia (ISI) yang merupakan perguruan tinggi seni negeri tertua, terbesar dan terbaik di Indonesia, STSRD VISI sekolah tinggi yang memfokuskan pada visual art, dan Akademi Seni Rupa MSD yang menawarkan berbagai bidang seni rupa sebagai bahan kurikulum. Dengan banyaknya pameran seni rupa yang diselenggarakan di Yogyakarta dan banyaknya sekolah seni rupa di Yogyakarta, dapat dilihat bahwa pelaku seni rupa di Yogyakarta yang pastinya masih akan terus berkembang. Di Yogyakarta juga sudah berkembang beberapa komunitas seni rupa yang memang mengkhususkan berkarya melalui salah satu jenis dari seni rupa yaitu mereka berkarya dengan sketsa. Terdapat beberapa komunitas komunitas para penggemar seni sketsa di Yogyakarta ini. 2 Tenggara waktu akses 6 September 2011, 22:00 WIB 3 waktu akses 6 september 2011, 22:10 WIB 6

7 ISJogja (Indonesi a's Sketchers Jogja) Komunitas-komunitas ini antara lain: Tabel 1.3. Beberapa komunitas penggemar Sketsa di Yogyakarta Nama Data / Preview Kegiatan VISI: Sketching & Memberikan kontribusi bagi perkembangan seni rupa Sharing Indonesia melalui karya sketsa. sekali setiap MISI: bulan. 1. Menggalakkan sketsa sebagai sebuah karya seni yang dapat berdiri sendiri, tidak sekedar karya studi dan berusaha mensejajarkan seni sketsa dengan karya seni rupa lainnya. 2. Menjadi wadah untuk belajar bersama dan berbagi pengetahuan serta pengalaman seputar sketsa. 3. Memperkenalkan budaya, kehidupan social dan sejarah Indonesia di mata internasional melalui karya sketsa. Anggotanya ± mencapai 200 orang khususnya di Yogyakarta..We Draw What We Witness. Web : GAWE ARENGI Grup ini merupakan kumpulan dari para penggemar sketsa yang berasal dari Universitas Islam Indonesia. Anggotanya mencapai ± 60 orang. Web : &v=wall&ref=ts Grup ini terbuka untuk umum. asalkan anda tertarik akan kegiatan gambar menggambar silahkan gabung grup ini. teknik bebas, media bebas, tingkat keahlian bebas, umur bebas. ya seperti yang sudah ditulis diatas, asalkan anda tertarik dengan kegiatan menggambar silahkan gabung senang gambar - kumpul bareng - jalan bareng - gambar bareng.. Web: Sketsa, diskusi dan observasi lokasi sketsa bersama. Berkumpul dan melakukan kegiatan bersketsa bersama di duatu tempat dalam kurun waktu yang masih labil. Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa sketsa saat ini juga sudah menjadi trend baru dalam dunia seni rupa, yang diminati banyak orang. Perkembangan para pelaku seni rupa di Yogyakarta dapat dilihat dari adanya sekolah seni rupa di Yogyakarta yang terus menghasilkan seniman-seniman baru ditambah dengan adanya fakta bahwa komunitas-komunitas pelaku seni rupa dalam bidang sketsa semakin banyak terbentuk di Yogyakarta. Perkembangan ini akan diikuti 7

8 oleh banyaknya karya seni rupa yang akan lahir dari tangan mereka dan juga akan semakin membutuhkan sarana atau ruang bagi mereka untuk beraktifitas kesenian baik seni sketsa itu maupun sendiri ataupun seni rupa yang lainnya. Para pelaku seni rupa pastilah memiliki keinginan untuk merealisasikan potensipotensi yang ada dalam dirinya. Untuk merealisasikannya, pelaku seni rupa ini membutuhkan wadah yang dapat menampung karya seninya, komunitasnya, dan juga untuk mengkomunikasikan karyanya kepada masyarakat luas baik dalam maupun luar negeri. Di Yogyakarta sendiri terdapat beberapa tempat yang biasa dijadikan sarana untuk pameran karya seni seperti yang terlihat pada table I.4 di bawah ini. Tabel 1.4. Galeri Pameran di Yogyakarta Nama Galeri Alamat Cemeti Art House Jl. D.I. Panjaitan 41, Yogyakarta Phone/Fax: (0274) Website: http// Bentara Budaya Jl. Suroto 2 Yogyakarta Yogyakarta Phone/Fax: (0274) bby@bentarabudaya.com Website: http// Abiyasa Gallery Jl. Perintis Kemerdekaan No. 83 Yogyakarta - Indonesia Phone: , Fax: Kedai Kebun Forum Jogja Gallery Taman Budaya Jl. Tirtodipuran No. 3 Yogyakarta Phone: (0274) fax: Jl. Pekapalan No. 7, Alun - Alun Utara Yogyakarta INDONESIA / Jl. Sri wedani no 1 Yogyakarta Sumber : Observasi penulis dari berbagai sumber, September 2011 Walaupun di Yogyakarta sudah banyak tersedia galeri pameran seperti yang dituliskan diatas, namun galeri yang ada masih dirasa kurang, karena semakin banyaknya aktifitas pameran dilangsungkan di Yogyakarta. Selain itu dengan banyaknya agenda 8

9 pameran di Yogyakarta banyak pengunjung yang berdatangan untuk melihat, mengagumi bahkan membeli karya-karya seni rupa baik pengunjung yang berasal dari dalam negeri maupun pengunjung dari luar negeri yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang tinggi. Oleh karena itu masih dibutuhkan suatu galeri seni rupa yang representatif dan dapat menampung segala kegiatan dan kebutuhan didalamnya, yang meliputi berbagai fungsi ruang pamer (sebagai tempat pameran, mengumpulkan, konservasi, dan transaksi jual-beli barang), pusat informasi, tempat pertunjukan / festival, bengkel kerja (workshop), pergudangan barang, cafetaria dan berbagai fungsi serta fasilitas pendukung lainnya. Keberadaan galeri seni ini nantinya diharakan dapat membantu dan memberikan informasi seni rupa pada masyarakat serta dapat dijadikan sebagai pemicu perkembangan dunia seni khususnya seni rupa. Disini akan melibatkan seniman secara langsung, dan masyarakat. Paling tidak dengan adanya galeri ini dapat meningkatkan apresiasi masyarakat akan dunia seni dan semakin menghargai seni rupa Latar belakang permasalahan Penampilan pada sebuah bangunan dibutuhkan untuk menggambarkan kesan penghayatan yagn ditangkap oleh seseorang dan memiliki arti serta dapat menunjukkan suatu tingkatan tertentu. Kegiatan dalam seni rupa sangat erat kaitannya dengan dengan unsur-unsur pokok dari pembentuknya yaitu berupa garis,raut,warna,tekstur,ruang dan gelap terang. Produk dalam seni rupa sangat erat kaitannya dengan dengan unsur-unsur pokok dari pembentuknya yaitu berupa garis,raut,warna,tekstur,ruang dan gelap terang. Hal 9

10 itulah yang akan dijadikan dasar para seniman untuk menghasilkan karya seni rupa. Dalam menghasilkan suatu karya biasanya para seniman akan mengembangkan imajenasinya kedalam suatu coretan gambar atau yang lebih dikenal dengan sketsa. Dari berbagai unsur tersebut peranan unsur garis yang sangat dominan dan pokok. Selain itu garis juga sangat berperan dan merupakan unsur pokok juga dari sebuah kegiatan atau sarana yagn berhubungan dengan Sketsa. Coretan sketsa ini merupakan awal dari perjalanan dalam pembentukan dari berbagai macam karya seni. Sebelum perupa memasuki proses berkarya biasanya memerlukan persiapan diri lahir dan batin secara mantap menurut dimensi masing-masing. Kesiapan diri tersebut belumlah menjamin kalau materi yang dibutuhkan, seperti alat dan bahan lukis belum disediakan. Setelah semuanya siap barulah perupa memasuki tahap pertama merancang apa-apa yang masih berbentuk ide yang dituangkan keatas kertas atau media karya. Dalam proses inilah lahir sketsa sebagai permulaan karya. Bila sketsa tersebut dirasa cukup dan tidak dilanjutkan sebagai karya seni, maka sketsa tersebut telah dianggap sebagai karya seni. Pada umumnya seorang perupa dalam saat permulaan, banyak membuat sketsa sebagai latihan dasar, sebagai catatan harian atau pemanasan ke arah karya yang sesungguhnya, selain dari pada itu kegunaan sketsa dapat mencapai barbagai kemungkinan antaranya; kemurnian intuisi, internalisasi sensitifitas/rasa, tinggi rendahnya kualitas intelektual, komposisi, garis, warna, bidang, dan ritme suatu objek. Membicarakan sketsa adalah membicarakan tradisi perekaman proses belajar yang sekarang langka karena oleh sedikit orang dan berkenaan dengan munculnya teknologi baru digital yang tidak melibatkan indera-indera tubuh sepenuhnya. Tradisi ini sebenarnya berkembang subur di banyak produsen seni, banyak yang melakukannya dulu, sebelum dikenalkannya teknologi baru itu,seniman tari,pemusik dan pembuat film ternyata juga mengandalkan sketsa tangan ketika akan merencanakan karya mereka. 10

11 Disamping kegunaan tersebut sketsa bagi perupa pemula ataupun perupa profesional mengandung arti dalam hal dokumentasi yang otentik bagi perupa, dapat dikembangkan kearah senirupa lainnya, bermanfaat bagi kegiatan yang lebih luas seperti mengisi halaman di surat kabar, dapat ditumbuhkan idenya kearah senirupa yang bermutu Sketsa merupakan kegiatan memindahkan object goresan,arsiran ataupun warna dengan tujuan baik sebagai rancangan maupun karya yang dapat berdiri sendiri (selesai) 4. Selain itu dijelaskan pula oleh salah satu seniman sketsa Aryo Sunaryo yang berasal dari Semarang bahwa sketsa merupakan karya yang dibuat dalam tempo singkat, tidak memerlukan waktu berlama-lama 5. Dari berbagai penjelasan sketsa dan garis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sketsa mempunyai karakter yang Sederhana yaitu karena ungkapannya menggunakan sarana yang sederhana yaitu hanya berupa garis bahkan tanpa rendering sekalipun, Lugas yaitu sketsa biasanya diungkapkan secara jujur, spontan, tergerak mengikuti sentuhan emosi, dan merupakan tangkapan langsung, sedangkan kata Efisien mengandung makna bahwa sketsa juga memerlukan bahan/ media yang sederhana semisal arang, pensil, pena, ballpoint, drawingpen, spidol, bahkan arang dan tidak harus menggunakan bahan warna semisal cat atau bahan bahan yang mahal. Selain itu unsur unsur perupa pembentuknya juga efisien yaitu berupa garis yagn merupakan kekuatan dari sebuah sketsa. Garis yang efektif dapat mensugesti bentuk, mengesankan massa, mengiluskan ruang meski tanpa bayang-bayang / gelap terang. Maka dari karakter sketsa yang sederhana, lugas dan efisien itu nantinya akan ditransformasikan dalam pengaturan pola tata ruang luar dan tata ruang dalam bangunan termasuk didalamnya tampilan bangunan. 4 Mike Susanto,

12 Sehingga wadah yang muncul ini sesuai dengan karakter maupun kegiatan yang akan diwadahi. Hal itu diharapkan agar nantinya masyarakat dapat mengapresiasi bangunan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta ini baik dalam tahap penerimaan (mengamati, menyenangi ) atau bahkan mampu memberikan tanggapan secara rasional terhadap seni rupa atau bangunan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta ini. I.2. Rumusan Permasalahan Bagaimana wujud rancangan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta yang didasarkan pada karakter Sketsa yang sederhana, lugas dan efisien ke dalam tata ruang dalam dan tata ruang luar bangunan sehingga mampu membangkitkan Apresiasi bagi pengunjung, seniman dan pecinta seni. I.3. Tujuan dan Sasaran I.3.1. Tujuan Mendapatkan suatu rumusan tentang konsep perencanaan dan perancangan sebagai dasar dalam merancang bangunan Galeri Seni Rupa untuk dapat menampung aktivitas kegiatan pameran/display dan inetraksi. I.3.2. Sasaran a. Terwujudnya konsep perencanaan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta sebagai wadah kegiatan seni rupa di Yogyakarta yang dapat membangkitkan apresiasi bagi masyarakat melalui pengaturan pola tata ruang luar dan tata ruang dalam. Terwujudnya konsep perencanaan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta sebagai wadah kegiatan seni rupa di Yogyakarta yang dapat 12

13 membangkitkan apresiasi bagi masyarakat melalui pengaturan pola tata ruang luar Terwujudnya konsep perencanaan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta sebagai wadah kegiatan seni rupa di Yogyakarta yang dapat membangkitkan apresiasi bagi masyarakat melalui pengaturan pola tata ruang luar. b. Terwujudnya konsep perancangan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta sebagai wadah kegiatan seni rupa di Yogyakarta yang dapat membangkitkan apresiasi bagi masyarakat melalui pengaturan pola tata ruang luar dan tata ruang dalam. I.4. Lingkup Studi I.4.1. Materi Studi a. Lingkup Spatsial Bagian-bagian dari Galeri Seni Rupa di Yogyakarta yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah : - Ruang dalam dari bangunan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta - Ruang luar dari bangunan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta b. Lingkup Substansial Perencanaan dan Perancangan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta dibatasi oleh elemen pembatas ruang, elemen pengisi ruang, serta elemen pelengkap ruang baik ruang dalam maupun ruang luar. c. Lingkup Temporal Rancangan ini diharapkan akan dapat menjadi penyelesaian ruang luar dan ruang dalam Galeri Seni Rupa di Yogyakarta untuk kurun waktu 20 tahun. 13

14 Pendekatan Studi Sketsa. Penyelesaian penekanan studi akan dilakukan dengan pendekatan dari Karakter I.5. Metode Studi Pola Prosedural Pengumpulan data dilakukan dengan cara : a. Studi Literatur Mempelajari sumber tertulis mengenai galeri seni rupa, mempelajari refrensi mengenai penerapan potensi alam, budaya, bangunan, dan tata ruang dalam maupun luar dari buku arsitektur dan majalah arsitektur. b. Studi Site Lapangan Menggunakan hasil pengamatan langsung site di lapangan untuk melihat potensinya, kecenderungan dari kondisi lingkungan sekitar yang diperkuat dengan pendokumentasian tapak, dan mengambil foto udara guna melengkapi kondisi sekitarnya. Penarikan Kesimpulan dilakukan dengan cara: Cara penarikan kesimpulan menggunakan metode deduktif, dengan berangkat dari teori/dalil yang ada dan menerapkannya pada kasus Galeri Seni Rupa di Yogyakarta untuk mencapai kesimpulan. 14

15 I.5.2. Pola Pikir Perancangan BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kebutuhan Perkembangan seni rupa yang berkembang pesat. Respon positif masyarakat terhadap seni. Banyak event pameran yang tidak diwadahi sesuai standar. Melihat potensi perkembangan seni rupa di Yogyakarta yang cukup tinggi. Kebutuhan Pengguna Banyak wadahtempat pameran tetapi tidak sesuai dengan standar. Belum adanya temtat untuk berkegiatan bagi paara seniman-seniman baru. Pengadaan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Apresiasi terhadap seni rupa dalam hal Arsitektural berupa Galeri Seni Rupa. Wujud Apresiatif masyarakat yang tercermin dari wujud bangunan Galeri Seni Rupa. Karakter SKETSA berbeda dengan Seni lain yaitu Sederhaan, lugas, dan Efisien. Perbedaan karakter seni Sketsa dengan seni lain yang akan menjadi pendekatan dalam penekanan studi. Galeri Seni Rupa di Yogyakarta yang sesuai dengan pendekatan karakter Sketsa yang sederhana, lugas dan efisien yang diungkapkan melalui tata ruang dalam dan tampilan bangunan yang mampu membangkitkan apresiasi bagi pengunjung, seniman dan pecinta seni. RUMUSAN PERMASALAHAN Bagaimana menciptakan rancangan bangunan Galeri Seni Rupa di Yogyakarta yang sesuai dengan pendekatan karakter Sketsa yang sederhana, lugas dan efisien yang diungkapkan melalui tata ruang dalam dan tampilan bangunan yang mampu membangkitkan apresiasi bagi pengunjung, seniman dan pecinta seni. BAB IV. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIKAL Karakter dari seni Sketsa ; Sederhana Lugas Efisien Batasan ruang luar dan dalam: Elemen pembentuk ruang Elemen pengisi ruang Elemen pelengkap ruang Teori tentang bangunan arsitektur yang Apresiatif. BAB III. TINJAUAN WILAYAH Tinjauan tentang Daerah Yogyakarta BAB II. TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI Tinjauan Galeri Seni Rupa Pengolahan Suprasegmen Arsitektur yang sesuai dengan karakter Sketsa. BAB V. ANALISIS Pengolahan Suprasegmen Elemen Pembatas dan Pengisi serta Pelengkap Ruang Dalam yang Apresiatif Pengolahan Suprasegmen Elemen Pembatas dan Pengisi serta Pelengkap Ruang Dalam yang berkarakter Apresiatif, dengan pendekatan transformasi karakter Sketsa. ANALISIS PROGRAMATIK Analisis Perencanaan Analisis Perancangan BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KONSEP GALERI SENI RUPA di YOGYAKARTA Konsep Programatik dan Konsep Penekanan Desain KONSEP PERENCANAAN GALERI SENI RUPA di YOGYAKARTA 15

16 I.6. Sistematika Pembahasan Bab I : Pendahuluan Berisi latar belakang, latar belakang pengadaan proyek, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metoda pembahasan serta sistemtika pembahasan. Bab II : Tinjauan Umum Seni Rupa Berisi tentang rincian pengertian, fungsi, struktur, sejarah perkembangan dan karakteristik galeri seni rupa. Bab III : Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoritikal Bab ini berisi tinjauan pustaka yang membahas tentang karakter dari seni Sketsa yang Sederhana, Lugas dan Efisien. Selain itu juga akan membahas tentang teori Apresiatif dari seni raupa yang dihubungkan dalam suatu bangunan. Bab IV : Galeri Seni Rupa di Yogyakarta Memuat deskripsi proyek yang terdiri dari tinjauan keberadaan proyek di Yogyakarta, data-data kontekstual mengenai, identifikasi pelaku, kegiatan, program ruang dan besaran ruang dan analisa lokasi site. Bab V : Analisis Perencanaan dan Perancangan Galeri Seni Rupa Memuat essensi proyek, landasan teori, pencarian kata kunci, preseden, transformasi kata kunci pada tata ruang dalam dan tampilan bangunan serta analisis peruangan yang sesuai dengan permasalahan desain. Bab VI : Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Memuat konsep non permasalahan seperti konsep site, pencahayaan, penghawaan akustik, sistem struktur dan sistem utilitas. 16

Galeri Seni Rupa Kontemporer BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

Galeri Seni Rupa Kontemporer BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Seni tidak hanya dihubungkan dengan nilai keindahan, namun dapat dipandang secara historis (karya seni masa lampau) ataupun dari

Lebih terperinci

BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Dalam sejarah kehidupan manusia seni atau karya seni sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. kebutuhan akan seni

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian judul Pusat : merupakan Pokok Pangkal atau yang menjadi pumpunan(berbagai, urus hal,dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) Seni : Keahlian membuat karya yang bermutu

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni pada mulanya adalah proses dari manusia yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi, dan universal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keinginan seseorang untuk bercerita tentang suatu pengalaman ekspresi diri, peristiwa yang aktual, nostalgia, menjadikan foto sebagai media yang akurat untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

Galeri Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Galeri Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi

Lebih terperinci

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melalui aktivitas berkesenian akan diperoleh banyak hal yang berkait dengan nilainilai yang bermanfaat bagi kehidupan, di antaranya sebagai pemenuhan kebutuhan akan

Lebih terperinci

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Mochamad Iqbal Amirdha

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Artspace, Galeri, Orat Oret, Seni

ABSTRAK. Kata Kunci: Artspace, Galeri, Orat Oret, Seni ABSTRAK Melalui aktivitas berkesenian akan diperoleh banyak hal yang berkait dengan nilainilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Seni bertaut pada satu titik, yaitu ranah ekpresi kebebasan. Kegiatan ekspresi

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Galeri Nasional Indonesia (GNI) merupakan salah satu lembaga kebudayaan berupa museum khusus dan pusat kegiatan seni rupa, sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis

Lebih terperinci

DI PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

DI PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Purwokerto dikenal sebagai salah satu kota pelajar di Pulau Jawa, ini dikarenakan banyaknya jumlah sekolah dan Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti keahlian, namun pada perkembangannya seni juga dapat diartikan sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kartika Affandi, semoga anak-anak ini menjadi seniman hebat di masa mendatang

BAB I PENDAHULUAN. Kartika Affandi, semoga anak-anak ini menjadi seniman hebat di masa mendatang BAB I PENDAHULUAN Kartika Affandi, semoga anak-anak ini menjadi seniman hebat di masa mendatang 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu

Lebih terperinci

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang 1.1.1. Latarbelakang Pengadaan Proyek Perkembangan negara Jepang yang sangat maju dalam waktu yang singkat merupakan titik pandang tersendiri baik bagi dunia Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dari sekian banyak provinsi di Indonesia yang memiliki budaya yang kental. Banyak kebudayaan yang tertinggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Obat pada dasarnya dibuat dan ditujukan kepada orang yang sedang sakit. Penggunaannya pun tidak sembarangan, harus sesuai dengan prosedur,

Lebih terperinci

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Perkembangan Kegiatan Seni Rupa di Yogyakarta Sejak awal perkembangan seni, Yogyakarta adalah merupakan pusat seni budaya Indonesia, dengan berbagai

Lebih terperinci

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung Penekanan Desain Arsitektur Morphosis Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Melihat perkembangan seni akhir-akhir ini dapat kita ambil benang merah bahwa Yogyakarta merupakan barometer seni budaya di Indonesia. Berbagai ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni merupakan sesuatu yang tidak bisa terlepas dari kehidupan setiap manusia, karena seni tercipta dari budi daya manusia dan identik dengan keindahan serta kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Makanan adalah salah satu kebutuhan yang pokok untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya jika semua orang dapat memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Sejarah Perkembangan Desain Komunikasi Visual di Dunia Pada awalnya, media desain grafis hanya terbatas pada media cetak dwi matra. Namun, seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH

GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALERI FOTOGRAFI DI SEMARANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH TECH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara historis, seni lukisan sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Kota Yogyakarta merupakan pusat dari perekonomian di DIY, dimana perputaran uang dan kegiatan periklanan lebih banyak dilakukan

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER CEMETI DI YOGYAKARTA

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER CEMETI DI YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALERI SENI RUPA KONTEMPORER CEMETI DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh

Lebih terperinci

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

Galeri Seni Lukis Yogyakarta Galeri Seni Lukis Yogyakarta Representasi Seni Lukis Ekspresionisme BAB.I.PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Mayoritas penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

CALL FOR ENTRIES: DENPASAR 2017

CALL FOR ENTRIES: DENPASAR 2017 CALL FOR ENTRIES: DENPASAR 2017 DenPasar 2017 adalah program yang bertujuan membangun seniman dan komunitas/pekerja kreatif muda dari berbagai disiplin yang berbeda-beda untuk berkumpul dalam satu pameran

Lebih terperinci

GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA

GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERIODE 111 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia berusaha mendokumentasikan sebuah peristiwa. Terlihat dengan adanya gambar-gambar pada dinding gua, kulit kayu, kulit binatang, relief, dan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG. LEMBAR PENGESAHAN LP3A Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG Disusun Oleh : ARTA OKTA LISIANI L2B008100 Mengesahkan : Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Tengah 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Redesain 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan padaa prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fotografi merupakan teknologi dan bidang ilmu yang sedang berkembang. Keberadaan ilmu fotografi untuk mensupport bidang ilmu yang membutuhkan prinsip fotografi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan kota yang begitu pesat berbanding sejajar dengan pertumbuhan dan pertambahan penduduk kota beserta kegiatannya. Pertumbuhan ini menjadi

Lebih terperinci

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : JARIL SAFII L2B 003 184 Periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terdiri atas ragam budaya, alam, pendidikan, sejarah, dan seni. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan budaya yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Seni dan

Lebih terperinci

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PAMERAN SENI RUPA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Swastika Poppy Sari

BAB I PENDAHULUAN. 1 Swastika Poppy Sari BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Seni merupakan hal yang penting dalam kehidupan, seni dan kehidupan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan lagi. Seni terus mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era modern ini setiap wilayah sedang mengembangkan potensi budaya dan kesenian yang warisankan oleh genersi sebelumnya. Seni sendiri terbagi dalam bebepa jenis antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN Metode yang digunakan dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN UMUM

BAB 2. TINJAUAN UMUM BAB 2. TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek 2.1.1 Tinjauan Proyek (1) Gambar 2.1 Peta Jakarta Gambar 2.2 Peta Nama Proyek : Akademi Seni Rupa DI Jakarta Tema Proyek : Arsitektur Ekologis Alamat : Jn.

Lebih terperinci

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

REDESAIN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

REDESAIN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Morphosis LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Morphosis Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri adalah selasar atau tempat, dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK DI SEMARANG

SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI SENI MUSIK DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Marlina Silamba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek 1.1.1 Pengertian Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga yang sangat populer di dunia. Olahraga ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan fotografi di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang baik dari segi industri maupun komunitasnya serta makin majunya teknologi fotografi baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah. Diawali sejarah suksesnya pada sektor indusri rokok pertama yang diraih oleh tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Ketika kita mendengar kata atau istilah Seni Rupa, hal pertama yang terniang di benak kita adalah aktifitas menggambar. Padahal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER B. PEMAHAMAN Gedung pertunjukkan merupakan sebuah bangunan yang digunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Animasi (anime) merupakan sebuah produk entertaintment, media, bahkan industri yang sangat pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan teknologi. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Animasi adalah suatu rangkaian gambar dengan jumlah yang banyak, bila kita proyeksikan akan terlihat seolah olah hidup ( bergerak ), seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Suatu era dimana terjadinya pasar tunggal dan basis produksi bersama, yang tentunya akan membuat arus

Lebih terperinci

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Rr.Ratri Cipto Hening

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN Bagian ini akan menganalisis gambaran umum objek yang direncanakan dari kajian pustaka pada Bab II dengan data dan informasi pada Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

PUSAT SENI RUPA KONTEMPORER NYOMAN GUNARSA DI YOGYAKARTA

PUSAT SENI RUPA KONTEMPORER NYOMAN GUNARSA DI YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT SENI RUPA KONTEMPORER NYOMAN GUNARSA DI YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI YOGYAKARTA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PROYEK Seni musik sudah ada di Indonesia sebelum masa kemerdekaannya, namun masih bersifat sederhana. Seiring perkembangan teknologi, musik

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, baik sebagai pelaku maupun hanya sebagai penikmat musik. Musik merupakan kebutuhan penunjang bagi manusia saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak hanya dapat dinikmati melalui indra penglihatan saja. Namun indra lainnya juga dapat berperan dalam melakukan apresiasi terhadap karya seni.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk BAB 3 METODE PERANCANGAN Secara garis besar, metode perancangan ini menggunakan analisis secara kualitatif yang didasarkan pada logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah dan rasional. Analisis kualitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota yang sedang mengalami perkembangan pada sektor perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun dimana-mana. Akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Organisasi/Kelompok Seni di Kabupaten Klaten KELOMPOK ORGANISASI JUMLAH ORGANISASI JENIS KESENIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Organisasi/Kelompok Seni di Kabupaten Klaten KELOMPOK ORGANISASI JUMLAH ORGANISASI JENIS KESENIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Klaten merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang terletak diantara 2 (dua) kota budaya yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Oleh karena itu Kabupaten Klaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu instrumen yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Angklung merupakan salah satu instrumen tradisional yang berasal dari material Bambu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Arsitektur merupakan sebuah ilmu merancang bangunan yang memadukan nilainilai kekokohan (firmitas), fungsi (utilitas), dan keindahan

Lebih terperinci

Pusat Apresiasi Film DI YOGYAKARTA

Pusat Apresiasi Film DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pusat Apresiasi Film DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan dibahas mengenai latar belakang dari perancangan sebuah Museum seni karikatur dan patung di Tabanan dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian.

Lebih terperinci

GALERY SENI LUKIS DI BSD

GALERY SENI LUKIS DI BSD BAB I l.1 LATAR BELAKANG seni adalah proses dari manusia yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat kreatif, emosional indivisual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah

Lebih terperinci

PUSAT PERTUNJUKAN DAN INTERAKSI KOMUNITAS MUSIK KAUM MUDA DI YOGYAKARTA

PUSAT PERTUNJUKAN DAN INTERAKSI KOMUNITAS MUSIK KAUM MUDA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PERTUNJUKAN DAN INTERAKSI KOMUNITAS MUSIK KAUM MUDA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI

Lebih terperinci

Medan_Electronic_Mall

Medan_Electronic_Mall BAB. I PENDAHULUAN Medan_Electronic_Mall I. 1. Latar Belakang Ketua Electronic Marketeers Club (EMC) Rudyanto, menyatakan bahwa omset penjualan produk elektronik di dalam negeri periode Januari-Mei 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas

BAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta memiliki sebutan kota budaya dan kota pelajar sesuai dengan karakter kota Yogyakarta yang memiliki akar budaya yang masih kuat, ini dibuktikan dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Pelajar di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Tabel 1. 1 Pertumbuhan Jumlah Pelajar di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pada perkembangan jaman yang semakin pesat saat ini, olahraga menjadi salah satu kegiatan yang diperhatikan. Olahraga merupakan

Lebih terperinci