yang diperingkat 500 orang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "yang diperingkat 500 orang"

Transkripsi

1

2 JAKARTA, 2013

3 Laporan Akuntabilitas Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan pembangunan koperasi dan UKM di Indonesia pada periode tahun anggaran Laporan ini juga sekaligus merupakan bentuk evaluasi terhadap capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun anggaran Pengukuran capaian kinerja dilakukan berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , yang merupakan penyesuaian dan penyempurnaan serta penajaman dari Rencana Strategis periode tahun Hal ini dilakukan mengingat terdapatnya dinamika yang berkembang dalam pelaksanaan pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Dengan adanya perubahan Rencana Strategis ini, upaya dalam mendorong dan mengakslerasi pemberdayaan Koperasi dan UKM yang berdaya saing kiranya dapat berjalan lebih baik lagi. Secara khusus pengukuran kinerja dilakukan menurut 7 sasaran strategis yang ditetapkan substansi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dan 5 sasaran strategis substansi Tata Laksana Organisasi. Berdasarkan hasil pengukuran atas sasaran strategis tersebut, rata-rata capaian kinerja memperlihatkan pencapaian yang sangat memuaskan. Capain kinerja untuk semua sasaran strategis rat-rata sebesar 100%. Rincian capain kinerja masing-masing indikator kinerja disampaikan seperti tabel dibawah ini: SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN JUMLAH DAN PERAN KOPERASI DAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terwujudnya Koperasi berkualitas Koperasi Terwujudnya peserta bimbingan teknis perkoperasian dan tata kelola perusahaan kepada pembina/umkm/koperasi di sektor riil Terwujudnya Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Berita Negara RI Terwujudnya Tenaga Penyuluh yang Terekrut dan Terlatih sebanyak orang Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi yang diperingkat 500 orang BH orang kebijakan 1 Permen 100 Rata-Rata Capaian Kinerja 100,2 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, 8 dokumen, 2 unit, 4 Dokumen, 4 model/laporan, 1 model, i

4 Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Terfasilitasinya KUMKM mendapatkan kegiatan Restrukturisasi Usaha, dukungan sistem bisnis, dan kerjasama investasi KUMKM Koperasi, 1 laporan, 30 propinsi, 1 laporan, eks koperasi KUMKM KUMKM 111,74 Rata-Rata Capaian kinerja 100,97 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN DAYA SAING Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Peningkatan pemahaman dan 500 KUKM penerapan standardisasi manajemen mutu, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan kehalalan produk KUMKM Bimbingan dan konsultasi ,20 pemanfaatan e-commerce dan aplikasi sistem bisnis 785 KUMKM Diklat Vocational orang Diklat LKM/KSP 650 orang Diklat Perkoperasian Orang Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) sebanyak 300 unit Terfasilitasinya UMKM dan wirausaha baru melalui pendampingan orang Peningkatan kapasitas lembaga pendamping LPB/BDS-P orang , ,10 Rata-Rata Capaian Kinerja 173,51 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL DAN MENENGAH NASIONAL Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Meningkatnya jumlah dan kualitas 123 Koperasi 153 Koperasi 124,39 sarana produksi KUKM sebanyak 488 Koperasi Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi 5 Pedoman TTG KUMKM sebanyak 15 konsep model ii

5 Jumlah KUMKM yang difasilitasi pameran dalam dan luar negeri KUMKM Jumlah KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra KUMKM Jumlah Dukungan Revitalisasi sarana dan prasarana pemasaran melalui koperasi 241 unit KUMKM , KUKM ,33 19 unit Jumlah PKL yang difasilitasi PKL kepastian tempat usaha Umi Meningkatnya Jumlah KUKM yang KUKM terlayani Usaha Kecil dan Menengah Nasional Rata-Rata Capaian Kinerja 107,89 SASARAN STRATEGIS PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Peningkatan akses pendanaan bagi 100 Koperasi usaha mikro dan kecil melalui 300 Koperasi Penilaian kesehatan bagi KSP Primer KSP/KJKS/UJKS Primer nasional Transformasi 300 LKM menjadi 100 LKM terdaftar badan hukum Koperasi Peningkatan permodalan bagi Koperasi Koperasi perdesaan dan perkotaan Bantuan Start-Up Capital bagi 168 wirausaha baru , Wirausaha Pemula Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, 3 Kegiatan 5 166,66 Sosialisasi dan Fasilitasi Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi KUMKM Fasilitasi Terbentuknya 6 (enam) 2 Provinsi Lembaga Penjamin Kredit Daerah bagi KUMK Jumlah KUMKM yang didampingi untuk mengakses KUR 33 Provinsi Tersalurkannya pinjaman/pembiayaan dana bergulir kepada KUMKM KUMKM ,18 Rata-Rata Capaian Kinerja 184,24 iii

6 SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN WIRAUSAHA KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Jumlah peserta diklat orang ,28 kewirausahaan sebanyak orang Rata-Rata Capaian Kinerja 107,28 SASARAN STRATEGIS PERBAIKAN IKLIM USAHA YANG LEBIH BERPIHAK PADA KUMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Tersusunnya 1 Undang-Undang 1 UU, 5 RPP tentang Perkoperasian dan 2 Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU tentang Perkoperasian Sistem informasi Usaha Kecil dan Menengah secara on-line 2 sistem peningkatan kualitas TI, 3 aplikasi sistem Rata-Rata Capaian Kinerja 100 SASARAN STRATEGIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM/KEGIATAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, propinsi, 51 Laporan, 1 Dokumen kabupaten dan kota Terselenggaranya Evaluasi dan Pelaporan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM serta Sistem Informasi On-line KUKM 3 Dokumen, 8 Laporan, 595 orang Rata-Rata Capaian Kinerja 100 SASARAN STRATEGIS PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT DAN DAERAH Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terselenggaranya pelaksanaan 8 Laporan anggaran yang akuntabel dan tepat waktu serta tertatanya BMN Rata-Rata Capaian Kinerja 100 SASARAN STRATEGIS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI/PUBLIKASI/VISUALISASI DAN PELAYANAN INFORMASI KOPERASI DAN UMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % orang, 11 media, 9 edisi Tersedianya SDM Aparatur yang memiliki kompetensi dan terselenggaranya publikasi pemberdayaan Koperasi dan UKM Rata-Rata Capaian Kinerja 100 iv

7 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN ANGGARAN Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terlaksananya Pemeriksaan dan Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pusat dan Daerah 44 dokumen, 4 dokumen, 44 dokumen Rata-Rata Capaian Kinerja 100 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN JUMLAH DAN KUALITAS SARANA DAN PRASARANA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Meningkatnya kualitas sarana dan M2, 12 Bulan, 186 unit, M2 100 prasarana aparatur di Kementerian bulan Koperasi dan UKM Rata-Rata Capaian Kinerja 100 Sebagai catatan untuk melakukan perbaikan ke depan, harus dilakukan berbagai langkah-langkah dan kebijakan yang lebih intensif untuk mempertajam aspek output dan outcome dari program/kegiatan yang saling bersinergi sesuai dengan sasaran strategis Kementerian Koperasi dan UKM. Hal ini dipandang sangat penting, mengingat pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UMKM adalah salah satu langkah strategis yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Jakarta, Maret 2013 v

8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Anggaran 2012 merupakan bentuk pertanggung jawaban, atas amanah yang diemban oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam menjalankan upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM di tanah air. Laporan ini juga diharapkan sebagai dasar untuk memperbaiki capaian efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tupoksi, dalam upaya mencapai misi dan visi Kementerian Koperasi dan UKM. Oleh karena itu, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mutlak diperlukan, tidak saja sebagai landasan bagi proses penyelenggaraan pemerintah yang ideal, tetapi lebih dari itu juga sebagai persyaratan mendasar untuk mencegah penyalahgunaan kewenangan, dan menjamin terselenggaranya pelaksanaan kewenangan untuk mencapai tujuan nasional, yang diterima secara luas dengan tingkat efesiensi dan efektivitas hasil yang maksimal. Selanjutnya laporan ini diharapkan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran yang utuh tentang program yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah selama tahun anggaran Dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM telah berupaya keras untuk menjalankan amanat pemberdayaan Koperasi dan UKM, sesuai dengan misi dan visinya, dengan sebaikbaiknya. Selanjutnya laporan ini diharapkan menjadi pendorong peningkatan kinerja dan koreksi konstruktif, agar di masa yang akan datang pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan lebih baik lagi. Laporan ini juga diharapkan menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap upaya pemberdayaan Koperasi dan UKM di tanah air. Sekaligus sebagai bentuk untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, khususnya kepada Kementerian Koperasi dan UKM. Jakarta, Maret 2013 Menteri Negara, Draft : 1. Sekretaris Kementerian :.../ Kepala Biro Perencanaan :.../... DR. Syarief Hasan vi

9 EXECUTIVE SUMMARY... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i vi vii BAB I PENDAHULUAN... I. Kedudukan... II. Tugas pokok dan fungsi... II. Struktur organisasi BAB II PERENCANAAN STRATEGIS... I. Visi dan Misi Pernyataan Visi Pernyataan Misi... II. Tujuan... III. Sasaran Strategis IV. Arah Kebijakan dan Strategi... V. Pengembangan Program dan Kegiatan... VI. Rencana Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN I. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012 II. Analisis Capaian Kinerja Sasaran : Peningkatan Jumlah dan Peran KUMKM Dalam Perekonomian Nasional Sasaran : Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UKM vii

10 III. Sasaran : Peningkatan Daya Saing Sasaran : Peningkatan Produksi dan Pemasaran Produk Usaha Kecil dan Menengah Nasional Sasaran : Penyediaan Akses Pembiayaan KUMKM Sasaran : Pengembangan Wirausaha Koperasi dan UKM Sasaran : Perbaikan Iklim Usaha yang Lebih Berpihak pada KUMKM Sasaran : Penyusunan Perencanaan Program/Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM Sasaran : Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pusat dan Daerah Sasaran : Penyelenggaran Sosialisasi/Publikasi/Visualisasi dan Pelayanan Informasi Koperasi dan UMKM Sasaran : Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Anggaran Sasaran : Peningkatan Jumlah dan Kualitas Sarana dan Prasarana di Lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM Akuntabilitas Keuangan BAB IV PENUTUP... A. Kesimpulan B. Saran viii

11 Keberadaan Kementerian Negara termasuk dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM diatur secara khusus dalam Undang-Undang No. 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Undang-Undang tersebut telah dijabarkan dalam Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Eselon I, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun Untuk mempertegas dan memperjelas kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah perlu kiranya terlebih dahulu dijabarkan hal-hal yang berhubungan dengan hal tersebut, sebagai berikut: I. KEDUDUKAN Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 dan Peraturan Presiden RI Nomor 24 tahun 2010, menyatakan bahwa: 1. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. 2. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh Menteri Negara Koperasi II. TUGAS DAN FUNGSI Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan fungsi-fungsi, sebagai berikut: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;. 2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah; 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 1

12 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; dan 5. Penyelenggaraan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan undang-undang di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. Terkait dengan fungsi di atas, beberapa Undang-undang juga secara eksplisit mengamanatkan Kementerian Koperasi dan UKM, melaksanakan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi dan UKM. Ruang lingkup penugasan yang berkaitan erat dengan bidang koperasi dan UMKM, terutama termaktub dalam UU No. 17/2012 tentang Perkoperasian, UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir menjadi UU Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 32 Tahun Fungsi teknis dalam lingkup pemberdayaan ini menjadi sangat penting, sehingga Kementerian Koperasi dan UKM dapat berperan secara langsung dalam proses pemberdayaan KUKM di masyarakat. III. STRUKTUR ORGANISASI Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Koperasi dan UKM diatur secara khusus dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Adapun penjabarannya diatur dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 05/Per/M.KUKM/IX/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah. Kementeian Koperasi dan UKM dipimpin okeh Menteri Negara Koperasi dan UKM yang bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Menteri Negara dibantu oleh 13 Eselon I, yang terdiri atas: 1. Sekretariat Kementerian; 2. Deputi Menteri Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 3. Deputi Menteri Bidang Produksi; 4. Deputi Menteri Bidang Pembiayaan; 5. Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha; 6. Deputi Menteri Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia; 7. Deputi Menteri Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha; 8. Deputi Menteri Bidang Pengkajian Sumber Daya Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi; 2

13 9. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga; 10. Staf Ahli Menteri Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi; 11. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional; 12. Staf Ahli Menteri Bidang Pemanfaatan Teknologi; dan 13. Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan. Adapun untuk bagian pengawasan secara khusus dilakukan oleh Inspektorat yang bertanggungjawab langsung kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM dan secara administrasi dikordinasikan oleh Sekretaris Kementerian. Pada jajaran struktural, unit kerja Sekretariat Kementerian meliputi Sekretaris Kementerian yang mengkordinasikan Kepala Biro, Kepala Bagian dan Sub-bagian. Sedangkan unit kerja Deputi meliputi Deputi Menteri yang mengkordinasikan para Asisten Deputi (ASDEP), Kepala Bidang, dan Sub-bidang. 3

14 STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA STAF AHLI 1. SA. Meneg Bidang Hubungan Antar Lembaga 2. SA. Meneg Bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi 3. SA. Meneg Bidang Hubungan Internasional 4. SA. Meneg Bidang Pemanfaatan Teknologi 5. SA. Meneg Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan INSPEKTORAT BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENTERIAN BIRO KEUANGAN BIRO PERENCANAAN DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG PRODUKSI DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN DEPUTI BIDANG PAMASARAN DAN JARINGAN USAHA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKM DAN KOPERASI ASDEP URUSAN ORGANISASI & BADAN HUKUM KOPERASI ASDEP URUSAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKURTURA ASDEP URUSAN PROGRAM PENDANAAN ASDEP URUSAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASDEP URUSAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU ASDEP URUSAN PENELITIAN KOPERASI ASDEP URUSAN PERATURAN PER-UU-AN ASDEP URUSAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN SP. ASDEP URUSAN EKSPOR-IMPOR ASDEP URUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN KOPERASI ASDEP URUSAN RESTRUKTURISASI USAHA ASDEP URUSAN PENELITIAN UKM ASDEP URUSAN TATALAKSANA KOPERASI & UKM ASDEP URUSAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN ASDEP URUSAN PERMODALAN ASDEP URUSAN SARANA&PRASARANA PEMASARAN ASDEP URUSAN PERAN SERTA MASYARAKAT ASDEP URUSAN PEMBERDAYAAN LEMB. PENGEMB. BISNIS ASDEP URUSAN PENELITIAN SUMBER DAYA ASDEP URUSAN KEANGGOTAAN KOPERASI ASDEP URUSAN INDUSTRI. KERAJINAN & PERTAMBANGAN ASDEP URUSAN ASURANSI DAN JASA KEUANGAN ASDEP URUSAN KEMITRAAN DAN JARINGAN USAHA ASDEP URUSAN MONITORING DAN EVALUASI DIKLAT KUKM ASDEP URUSAN FASILITASI INVESTASI UKMK ASDEP URUSAN PENGEMBANGAN PERKADERAN UKMK ASDEP URUSAN PENGENDALIAN & AKUNTABILITAS ASDEP URUSAN KETENAGALISTRIKAN DAN ANEKA USAHA ASDEP URUSAN PEMBIAYAAN DAN PENJAMINAN KREDIT ASDEP URUSAN INFORMASI DAN PUBLIKASI BISNIS ASDEP URUSAN ADVOKASI ASDEP URUSAN PENGEMB. SISTEM BISNIS 4

15 Selaras dengan visi bangsa yang berdaya saing, sebagaimana diamanahkan RPJPN periode , arah pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ditujukan pada pengembangan koperasi dan UMKM yang berbasis iptek dan berdaya saing. Sedangkan agar berlangsung proses pembangunan yang merata dan berkeadilan maka arah pemberdayaan koperasi dan UMKM ditujukan pada peningkatan posisi tawar dan efisiensi dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha koperasi dan UMKM. Sesuai dengan RPJMN periode , strategi pemberdayaan koperasi dan UMKM diarahkan kepada pembangunan kompetensi inovasi dan teknologi sehingga dapat lebih berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta dapat meningkatkan posisi tawar dan efisiensi usaha secara lebih terstruktur dan terlembaga melalui perkoperasian. Untuk itu, perlu diperbaiki lingkungan usaha yang lebih kondusif bagi peningkatan daya saing koperasi dan UMKM. Seiring dengan itu, perlu juga dilakukan peningkatan akses usaha koperasi dan UMKM kepada sumber daya produktif, serta ditingkatkan juga kapasitas, kompetensi, dan produktivitas usaha. Penjabaran atas RPJMN tersebut termuat pada Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Koperasi Dalam perjalanannya, Rencana Strategis tersebut dirasakan perlu untuk dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan pada kegiatan strategis ataupun kegiatan inisiatif baru. Hal ini untuk menyikapi dinamika yang berkembang dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Koperasi dan UKM ke depannya. Sehingga, mulai pada tahun anggaran 2012, telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM, Nomor: 06/Per/M.KUKM/XI/2012 Tentang Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM Tahun Rencana Strategis Periode merupakan penajaman dan upaya untuk meningkatkan akuntabilitas Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM sebagai upaya mendorong dan mengakselerasi pemberdayaan Koperasi dan UMKM serta meningkatkan daya saing. Tetapi patut diperhatikan, bahwa penyesuaian dan penyempurnaan Rencana Strategis Kementerian KUKM pada prinsipnya tidak merubah substansi pokok dan merupakan rangkaian satu kesatuan utuh dengan Rencana Strategis periode I. VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya, Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan visi, yaitu: Menjadikan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) Mandiri, Sehat dan Kuat 5

16 2. Pernyataan Misi Untuk mencapai visi di atas Kementerian Koperasi dan UKM menetapkan misi yaitu: Memberdayakan Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, mendukung perluasan kesempatan kerja dan penurunan jumlah kemiskinan dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi. II. TUJUAN 1. Peningkatan jumlah dan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional melalui : a. Meningkatkan jumlah koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya. b. Meningkatkan peran dan kontribusi koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional. 2. Peningkatan pemberdayaan koperasi dan UMKM melalui : a. Mengembangkan kebijakan dan program-program pemberdayaan Koperasi dan UMKM berdasarkan hasil kajian. b. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan ketrampilan SDM Koperasi dan UMKM. c. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM. 3. Peningatan daya saing produk Koperasi dan UMKM melalui : Meningkatkan kemampuan koperasi dan UMKM dalam mengembangkan produk-produk yang bermutu, kreatif, inovatif, berkualitas dan berdaya saing. 4. Peningkatan pemasaran produk Koperasi dan UMKM melalui : Meningkatkan kelembagaan dan jaringan pemasaran, promosi, pengembangan di dalam negeri maupun ekspor serta pangsa pasar produk Koperasi dan UMKM. 5. Meningkatkan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM melalui : Penyediaan skema dan memperluas akses pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan untuk mengembangkan usaha produksi dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM. 6. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UMKM baru melalui: a. Menumbuhkan wirausaha baru/pemula yang inovatif. b. Meningkatkan kesadaran berwirausaha sebagai budaya dan mengembangkan semangat (passion) kewirausahaan di kalangan masyarakat c. Mengembangkan sistem perkaderan wirausaha baru/pemula. 7. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak kepada Koperasi dan UMKM melalui: a. Meningkatkan kualitas layanan publik yang transparan, akuntabel dan kredibel. 6

17 b. Menyediakan peraturan per undang-undangan yang lebih berpihak pada koperasi dan UMKM. III. SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis merupakan penjabaran dari sasaran umum dan gambaran ranah dalam pencapaian tujuan Kementerian Koperasi dan UKM. Sasaran strategis dilengkapi dengan target kinerja yang dapat menjadi ukuran keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi Kementerian Koperasi dan UKM. Penetapan sasaran strategis ini memperhatikan arahan sasaran strategis nasional yang tercantum dalam RPJMN , berikut adalah sasaran strategis dari Kementerian Koperasi dan UKM: A. Substansi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM 1. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian Nasional dengan: a. Terwujudnya koperasi berkualitas; b. Terwujudnya peserta bimbingan teknis perkoperasian dan tata kelola perusahaan kepada pembina/umkm/koperasi di sektor riil; c. Terwujudnya Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Berita Negara RI; d. Terwujudnya Tenaga Penyuluh yang Terekrut dan Terlatih sebanyak orang; e. Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi. 2. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan : a. Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM; b. Terfasilitasinya KUMKM mendapatkan kegiatan Restrukturisasi Usaha, dukungan sistem bisnis, dan kerjasama investasi KUMKM. 3. Peningkatan daya saing produk KUKM dengan: a. Peningkatan pemahaman dan penerapan standardisasi manajemen mutu, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan kehalalan produk KUMKM; b. Bimbingan dan konsultasi pemanfaatan e-commerce dan aplikasi sistem bisnis 785 KUMKM; c. Diklat Vocational orang; d. Diklat LKM/KSP 650 orang; e. Diklat Perkoperasian rang; f. Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) sebanyak 300 unit; g. Terfasilitasinya UMKM dan wirausaha baru melalui pendampingan orang; h. Peningkatan kapasitas lembaga pendamping LPB/BDS-P orang; i. Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM 45 unit. 7

18 4. Peningkatan produksi dan pemasaran produk Usaha Kecil dan Menengah Nasional. a. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana produksi KUKM sebanyak 488 Koperasi; b. Meningkatnya jumlah koperasi dalam pengembangan energi terbarukan sebanyak 80 Koperasi ; c. Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUMKM sebanyak 15 konsep model; d. Jumlah KUMKM yang difasilitasi pameran dalam dan luar negeri KUMKM; e. Jumlah KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra KUMKM; f. Jumlah Dukungan Revitalisasi sarana dan prasarana pemasaran melalui koperasi 241 unit; g. Jumlah PKL yang difasilitasi kepastian tempat usaha UMi; h. Meningkatnya Jumlah KUKM yang terlayani Usaha Kecil dan Menengah Nasional. 5. Penyediaan akses pembiayaan KUMKM. : a. Peningkatan akses pendanaan bagi usaha mikro dan kecil melalui 300 Koperasi; b. Penilaian kesehatan bagi 126 KSP/KJKS/UJKS Primer nasional; c. Transformasi 300 LKM menjadi badan hukum Koperasi; d. Peningkatan permodalan bagi Koperasi perdesaan dan perkotaan; e. Bantuan Start-Up Capital bagi Wirausaha Pemula; f. Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, Sosialisasi dan Fasilitasi Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi KUMKM; g. Fasilitasi Terbentuknya 6 (enam) Lembaga Penjamin Kredit Daerah bagi KUMK;. h. Jumlah KUMKM yang didampingi untuk mengakses KUR; i. Tersalurkannya pinjaman/pembiayaan dana bergulir kepada KUMKM. 6. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM. : a. Jumlah peserta diklat kewirausahaan sebanyak orang; b. Terwujudnya pengutan inkubator Bisnis KUMKM 45 unit. 7. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada KUMKM; a. Tersusunnya 1 Undang-Undang tentang Perkoperasian dan 2 Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU tentang Perkoperasian; b. Sistem informasi Usaha Kecil dan Menengah secara on-line. B. Tata Laksana Organisasi 1. Penyusunan perencanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM: a. Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, propinsi, kabupaten dan kota; 8

19 b. Terselenggaranya Evaluasi dan Pelaporan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM serta Sistem Informasi On-line KUKM; 2. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan anggaran pusat dan daerah: a. Terselenggaranya pelaksanaan anggaran yang akuntabel dan tepat waktu serta tertatanya BMN. 3. Penyelenggaraan sosialisasi/publikasi/visualisasi dan pelayanan informasi Koperasi dan UMKM: a. Tersedianya SDM Aparatur yang memiliki kompetensi dan terselenggaranya publikasi pemberdayaan Koperasi dan UKM. 4. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran: a. Terlaksananya Pemeriksaan dan Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pusat dan Daerah. 5. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana dilingkungan Kementerian Koperasi dan UKM: a. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur di Kementerian Koperasi dan UKM. IV. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM Kementerian Koperasi dan UKM menetapkan arah kebijakannya dalam bentuk kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi landasan operasional Kementerian Koperasi dan UKM dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, atau dapat dianggap sebagai Norma Standar Operasional Kementerian Koperasi dan UKM sehingga dapat menjadi landasan implementasi program dan kegiatan dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan Kementerian Koperasi dan UKM. Secara umum kebijakan Kementerian Koperasi dan UKM adalah sebagai berikut : 1. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, seluruh jajaran Kementerian Koperasi dan UKM harus memperhatikan azas ketaatan dengan mengacu pada peraturan perundangan yang ada. 2. Kinerja diukur dengan pencapaian Sasaran Strategis yaitu: a. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional; b. Peningkatan pemberdayaan Koperasi dan UMKM; c. Peningkatan daya saing produk Koperasi dan UMKM; d. Peningkatan produksi dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM; e. Penyediaan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM; f. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UMKM; g. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM. h. Penyusunan perencanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM; 9

20 i. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan anggaran pusat dan daerah; j. Penyelenggaraan sosialisasi/publikasi/visualisasi dan pelayanan informasi Koperasi dan UMKM; k. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran; l. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana dilingkungan Kementerian Koperasi dan UKM. 3. Kementerian Koperasi dan UKM harus berorientasi pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja melalui tata laksana organisasi yang baik (good governance) yang mencakup penaatan peraturan perundangan sebagai berikut: a. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP); b. Sistim Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP); c. Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah; d. Peraturan perundangan terkait pembinaan dan kedisiplinan PNS; e. Asas-asas reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik. 4. Seluruh upaya pencapaian sasaran kinerja, yang dilaksanakan melalui program, kegiatan, maupun output, harus dilaksanakan secara sinkron dan terintegrasi: Kementerian Koperasi dan UKM melaksanakan kemitraan strategis dengan Kementerian/Lembaga/Daerah/ Masyarakat, serta organisasi masyarakat, organisasi/lembaga profesi, pelaku usaha, maupun kerjasama bilateral dan multilateral yang berdasarkan prinsip kesetaraan; 5. Kementerian Koperasi dan UKM mendorong profesionalisme pelayanan publik dengan mengembangkan unit-unit pelayanan yang dapat mandiri, memberikan kontribusi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan secara langsung melayani kebutuhan masyarakat. B. Strategi Kementerian Koperasi dan UKM Secara spesifik, dalam rangka mencapai hasil akhir yang optimal Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan strategi pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai berikut: 1) Strategi peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM Aspek penting dalam peningkatan iklim usaha adalah pengembangan perundangundangan dan kebijakan yang memudahkan dan berpihak pada tumbuh dan berkembangnya kelembagaan dan usaha Koperasi dan UMKM secara nasional. Termasuk dalam hal ini adalah: a) Penataan peraturan perundang-undangan di bidang Koperasi dan UMKM; b) Sinkronisasi peraturan perundang-undangan tingkat nasional dan daerah (Peraturan daerah, Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota). 10

21 Di sisi lain perlu pula untuk melakukan: Pengembangan berbagai kebijakan bidang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan KSP/KJKS; Pembentukan forum dan peningkatan koordinasi; Peningkatan kemampuan dan kualitas aparat pembina khususnya di daerah, pengembangan dan dukungan kegiatan kajian terapan seperti One Village One Product (OVOP) dalam rangka peningkatan nilai tambah produk unggulan; Pengembangan hasil kerjasama internasional; Pengembangan model dalam Penerapan teknologi dan hasil-hasil kajian dan penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan skala usaha Koperasi dan UMKM; Pengembangan dan peningkatan kualitas informasi Koperasi dan UMKM, termasuk pengembangan sistem dan jaringan informasinya. 2) Strategi pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM Peningkatan produk Koperasi dan UMKM yang berkualitas, inovatif dan kreatif merupakan mata rantai yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan pemasaran dan jaringan usaha koperasi dan UMKM. Koordinasi antara produksi dan pemasaran mutlak dilakukan untuk mengarahkan pada upaya pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang padu dan berkesinambungan. Aspek penting dalam produksi adalah peningkatan produktivitas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan sekaligus peningkatan nilai tambah dengan pemanfaatan teknologi yang dipandu oleh perkembangan ilmu pengetahuan, yang kaya inovasi produk. Termasuk melalui pendekatan One Village One Product (OVOP). Adapun aspek penting dalam pemasaran dan penguatan jaringan usaha ditujukan pada penguasaan pasar dalam negeri dan peningkatan pasar ekspor. Dalam kaitan itu, secara khusus Kementerian Koperasi dan UKM telah menugaskan Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) sebagai unit bisnis yang mandiri, tetapi tetap merupakan unit kerja di bawah Kementerian untuk memberikan fasilitasi promosi produk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di pasar domestik maupun internasional. Lingkup kegiatannya adalah promosi produk unggulan, menyediakan informasi pasar, dan menyediakan sumber daya manusia serta mengembangkan kemitraan antar Koperasi dan UMKM manapun antara Koperasi dan UMKM dengan usaha besar untuk menjalankan fungsi pemasaran dan pelatihan pemasaran produk Koperasi Usaha Kecil dan Menengah. 3) Strategi peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM Pengembangan sumber daya manusia merupakan bagian dari upaya penumbuhan kualitas dan jumlah wirausaha. Dalam hal ini aspek penting dalam pengembangan SDM berkaitan dengan kewirausahaan, perkoperasian, manajerial, keahlian teknis dan keterampilan dasar (live skill). Upaya peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM dilakukan dengan cara : 11

22 a. Pengembangan sistem penumbuhan wirausaha baru dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; mendorong, mengembangkan dan membantu pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian; memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan; serta membentuk dan mengembangkan lembaga diklat untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreatifitas bisnis, keahlian teknis dan keterampilan dasar (life skill) dan penciptaan wirausaha baru melalui inkubator. b. Penerapan standar kompetensi dan sertifikasi SDM pengelola koperasi jasa keuangan dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; meningkatkan keterampilan teknis pengelolaan keuangan dan manajerial. c. Peningkatan kapasitas SDM Koperasi dan UMKM dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; Pengembangan koperasi, pengembangan keahlian dan keterampilan teknis (alih teknologi dan inovasi produk/nano-teknologi) dan peningkatan penerapan manajemen modern. d. Pengembangan kelembagaan diklat KUMKM dengan cara merumuskan dan mengembangkan kebijakan; revitalisasi dan penumbuhan lembaga diklat dan inkubator melalui kerjasama dan kemitraan dengan perguruan tinggi, swasta nasional dan asing. e. Pengkajian pengembangan sistem perkaderan wirausaha baru berbasis komoditas dan karakteristik wilayah. 4) Strategi penguatan kelembagaan Koperasi dan UMKM Upaya penguatan kelembagaan Koperasi dan UMKM, selain ditujukan pada peningkatan kualitas kelembagaan, juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelaku usaha. Oleh karena itu strategi penguatan kelembagaan, merupakan bentuk penataan kelembagaan baik dalam arti legal formal, maupun peningkatan akuntabilitas pegelolaan kelembagaan koperasi. Aspek penting dalam penguatan kelembagaan ini berkaitan dengan peningkatan kualitas kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah termasuk dalam hal ini adalah pemeringkatan koperasi dengan melakukan upaya meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi secara berjenjang melalui upaya membangunkan (awakening), pemberdayaan (empowering), pengembangan (developing), penguatan (strengthening); Penataan administrasi dan evaluasi pemberian badan hukum koperasi; Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (Gemaskop); Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan dan pemberdayaan KUMKM; 12

23 serta Revitalisasi Fungsi Kelembagaan Koperasi serta penelitian pengembangan koperasi skala besar. 5) Strategi peningkatan akses kepada sumber daya produktif Peningkatan akses kepada sumber daya produktif di antaranya berkaitan secara langsung dengan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan usaha koperasi dan UMKM. Oleh karena itu strategi pengembangannya ditujukan pada penguatan permodalan bagi Koperasi dan UMKM dalam berbagai bentuk skim kredit, khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan berbagai bentuk skim lainnya yang lebih murah dan mudah. Untuk memberikan cakupan yang lebih luas, selain dukungan dan pembiayaan langsung kepada pelaku usaha, pengembangan ditujukan pada LKM yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP) baik konvensional maupun syariah. Dalam hal ini perlu diupayakan solusi penurunan suku bunga pinjaman dan berbagai kemudahan lain, khususnya bagi kredit mikro dan kecil. Selain aspek dukungan pembiayaan, dalam rangka restrukturisasi usaha perlu dikembangkan berbagai bentuk peningkatan dan atau perbaikan struktur kemampuan usaha yang berkaitan langsung dengan pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM, dalam bentuk restrukturisasi manajemen dan kelembagaan usaha, peningkatan produktivitas dan mutu, pemberdayaan lembaga pengembangan bisnis, fasilitasi investasi Koperasi dan UMKM dan pengembangan sistem bisnis. Dalam rangka memberikan layanan pembiayaan secara spesifik kepada Koperasi dan UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM telah menugaskan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) yang secara khusus memberikan pinjaman dan bentuk pembiayaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan UMKM. Lingkup pembiayaan dilakukan dalam bentuk pembiayaan kepada koperasi sektor rill; Pinjaman kepada koperasi dan UMKM strategis melalui lembaga perantara; Pembiayaan kepada Koperasi dan UMKM melalui Perusahaan Modal Ventura (PMV); Pembiayaan kepada KSP dan/atau KJKS; Pembiayaan kepada UMK melalui KJKS dan UJKS koperasi sekunder; dan Pembiayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah melalui KSP. Benang merah arah kebijakan prioritas serta strategi diatas membantu pengelompokan program kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dalam 1 (satu) Program Teknis yang berkaitan dengan Koperasi dan UMKM, serta 2 (dua) Program Generik yang berkaitan dengan dukungan manajemen dan prasarana bagi Kementerian Koperasi dan UKM untuk melaksanakan mandat yang diberikan. Sementara itu, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mendorong Kementerian Koperasi dan UKM untuk melaksanakan kegiatannya dengan 13

24 pendekatan optimalisasi peran dan mandat yang diberikan UU tersebut kepada Kementerian Koperasi dan UKM, beserta target yang telah ditetapkan secara nasional. Kondisi tersebut mendorong pengelompokan kegiatan di bawah program teknis dan program generik Kementerian Koperasi dan UKM tetap konsisten dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi dan tetap mencerminkan pencapaian Sasaran Strategis yang telah ditetapkan. V. PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN A. Program dan Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM Dengan memperhatikan berbagai aspek sebagaimana telah diuraikan secara panjang lebar, khususnya menyangkut penugasan sesuai RPJPN periode dan RPJMN , Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan program sebagai berikut : 1. Program Generik Kementerian Koperasi dan UKM Dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Rencana Strategis K/L, maka program generik pada Kementerian Koperasi dan UKM untuk periode perencanaan , dapat dijabarkan sebagai berikut: Tujuan program : Program ini bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pelaksanaan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya di lingkup Kementerian Koperasi dan UKM. Sasaran strategis : a. Penyusunan perencanaan program/kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM; b. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan anggaran pusat dan daerah; c. Penyelenggaraan sosialisasi/publikasi/visualisasi dan pelayanan informasi Koperasi dan UMKM; d. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran; e. Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana dilingkungan Kementerian Koperasi dan UKM. Indikator : a. Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, propinsi, kabupaten dan kota; b. Terselenggaranya Evaluasi dan Pelaporan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM serta Sistem Informasi On-line KUKM; c. Terselenggaranya pelaksanaan anggaran yang akuntabel dan tepat waktu serta tertatanya BMN; 14

25 d. Tersedianya SDM Aparatur yang memiliki kompetensi dan terselenggaranya publikasi pemberdayaan Koperasi dan UKM; e. Terlaksananya Pemeriksaan dan Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pusat dan Daerah; f. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur di Kementerian Koperasi dan UKM. Kegiatan : Kegiatan yang termasuk dalam program ini adalah sepenuhnya Prioritas Kementerian Koperasi dan UKM sebagai berikut : a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya : 1) Penyusunan Perencanaan Program/Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM ; 2) Monitoring, Evaluasi/Pelaporan dan Pengelolaan Data dan Informasi Koperasi dan UMKM; 3) Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pelaporan Anggaran dan BMN; 4) Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pusat dan Daerah; 5) Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur dan Administrasi Kepegawaian; 6) Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Melalui Langganan Daya dan Jasa; 7) Penyelenggaraan Kehumasan dalam Rangka Penyelenggaraan Sosialisasi/Publikasi/Visualisasi dan Pelayanan Informasi. b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Pengadaan Sarana Prasarana Kantor Kementerian Koperasi dan Koperasi; 2. Pengembangan sarana dan prasarana kantor Kementerian Koperasi dan UKM. 2. Program Teknis Kementerian Koperasi dan UKM Dengan mengacu pada Pedoman penyusunan Rencana Strategis K/L, maka program teknis pada Kementerian Koperasi dan UKM untuk periode perencanaan , dapat dijabarkan sebagai berikut: Tujuan program : Program ini bertujuan untuk meningkatkan peningkatan pemberdayaan koperasi dan dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan menciptakan ekonomi kreatif --creative economy--, yang dapat memberikan peran konstruktif untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Sasaran strategis : a. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional; 15

26 b. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM; c. Peningkatan daya saing produk Koperasi dan UMKM; d. Peningkatan produksi dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM; e. Penyediaan akses pembiayaan Koperasi dan UMKM; f. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UMKM; g. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM Indikator : a. Dukungan Pemberdayaan KUKM di Daerah; b. Pemberdayaan Usaha KUKM di Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura; c. Pemberdayaan Usaha KUKM di Bidang Kehutanan dan Perkebunan; d. Pemberdayaan Usaha KUKM di Bidang Perikanan dan Peternakan; e. Pemberdayaan Usaha KUKM di Bidang Industri Kerajinan dan Pertambangan; f. Pemberdayaan Usaha KUKM di Bidang Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha; g. Pengembangan dan Pemantapan Program Pendanaan Bagi Koperasi dan UMKM; h. Pengembangan, Pengendalian dan Pengawasan KSP/USP-Koperasi, KJKS/UJKS- Koperasi dan LKM; i. Peningkatan dan Perluasan Akses Permodalan Bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; j. Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan Bagi Koperasi dan UMKM; k. Pengembangan Pembiayaan, Penjaminan Kredit dan Pengembangan Sektor Strategis Bagi Koperasi dan UMKM; l. Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum Koperasi; m. Penataan Peraturan Perundang-Undangan Dibidang Koperasi dan UMKM; n. Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM; o. Pengembangan Keanggotaan Koperasi Melalui Peningkatan Kerja Sama Koperasi dan Penyuluhan dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (Gemaskop); p. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi Dibidang Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi; q. Pengembangan Jaringan Pemasaran Produk Koperasi dan UMKM; r. Pengembangan dan Perluasan Pasar Ekspor Koperasi dan UKM; s. Pengembangan Sarana Usaha Pemasaran KUMKM; t. Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM; u. Pengembangan Promosi Produk Koperasi dan UKM; v. Pemasyarakatan dan Pengembangan Kewirausahaan; 16

27 w. Revitalisasi Sistem Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Perkoperasian; x. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Pengusaha Skala Mikro, Kecil dan Menengah Serta Pengelola Koperasi; y. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam SDM KUMKM; z. Peningkatan Daya Saing KUMKM; aa. Monitoring dan Evaluasi Pengembangan SDM KUMKM; bb. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SDM Pengelola LKM/KSP/USP; cc. Peningkatan Produktivitas dan Mutu KUMKM; dd. Perluasan KUR; ee. Pengembangan Restrukturisasi Usaha; ff. Pemberdayaan Layanan Pengembangan Bisnis; gg. Pengembangan Fasilitasi Investasi UKMK; hh. Pengembangan Sistem Bisnis; ii. Penelitian Koperasi dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Daerah; jj. Penelitian UKM dalam Mendukung Pengembangan Ekonomi Daerah; kk. Penelitian Sumber Daya Koperasi dan UKM dalam Peningkatan Ekonomi Kawasan; ll. Pengembangan Perkaderan UKMK Melalui Peningkatkan Kapasitas Kerja Sama dan Jaringan; mm. Pengelolaan Dana Bergulir; nn. Layanan Pemasaran Bagi KUKM; oo. Revitalisasi dan Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Koperasi dan UMKM; pp. Bantuan Operasional Dekopin; qq. Survey Nasional Koperasi dan UMKM; rr. Pengembangan Data dan Informasi Koperasi dan UMKM; ss. Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Bagi KUMKM. Kegiatan : Kegiatan yang termasuk dalam program ini adalah sebagai berikut : a. Kegiatan yang menjadi Prioritas Nasional (PN) meliputi : 1) Provinsi Pelaksanaan Pengembangan Organisasi Koperasi menuju Skala Besar; 2) Pengembangan Keanggotaan Koperasi Melalui Peningkatan Kerjasama Koperasi dan Penyuluhan dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi; 3) Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan yang direkrut, dilatih, dan melaksanakan tugas penyuluhan perkoperasian; 4) Lembaga keuangan Bukan Bank yang ditingkatkan kapasitas dan jangkauan layanannya untuk menyediakan pembiayaan usaha; 5) Fasiliitas pendayagunaan skim pendanaan bagi usaha mikro dan kecil; 17

28 6) Fasilitasi pengembangan usaha koperasi melalui kerjasama usaha antar koperasi; 7) LKM yang terdaftar dan berbadan hukum; 8) Koperasi dan UMKM yang dapat mengakses kredit/pembiayaan bank melalui linkage; 9) Koperasi perkotaan dan perdesaan yang menerima bantuan dana; 10) Koperasi dan UMK yang memanfaatkan jasa pendampingan; 11) KKMB yang ditingkatkan kapasitasnya; 12) Lembaga Keuangan Mikro (Bank, LKBB dan LKM) yang memberikan kredit/pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM; 13) Provinsi yang difasilitasi untuk proses pembentukan PPKD; 14) Lembaga Modal Ventura Daerah (LMVD) yang memberikan fasilitasi pembiayaan bagi KUMKM; 15) Provinsi yang difasilitasi untuk proses pembentukan PPKD untuk mengembangkan co-guarantee dengan Lembaga Penjaminan Kredit; 16) Dukungan revitalisasi sarana pemasaran di daerah tertinggal/perbatasan melalui Koperasi; 17) Dukungan sarana usaha pemasaran revitalisasi pasar tradisional melalui koperasi; 18) Pemasyarakatan dan Diklat Kewirausahaan; 19) Sosialisasi dan Pendampingan KUKM dalam mengakses KUR; 20) Pengembangan Koperasi bidang hasil produksi perkebunan di Papua dan Papua Barat; 21) Revitalisasi Sistem Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Perkoperasian; 22) Koperasi yang mendapat dukungan pengembangan usaha melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (PLTMH); 23) Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT); 24) KUKM yang mendapatkan sosialisasi dan menerapkan standarisasi ISO/SNI/HACCP, HKI dan kehalalan produk; 25) Survey Nasional Koperasi dan UMKM; 26) Peningkatan Ketersediaan Data dan Informasi KUMKM; 27) Pengembangan sistem informasi konsolidasi kargo UMKM ekspor; 28) KUMKM yang difasilitasi menjadi mitra investasi; 29) Peningkatan KUMKM yang mendapatkan sosialisasi dan menerapkan teknologi tepat guna; 30) Wirausaha pemula yang mendapat start-up capital; 31) Rancangan Undang-Undang tentang Perkoperasian termasuk peraturan pelaksananya; 32) Revitalisasi Koperasi; 33) Peningkatan Pemahaman Perkoperasian; 18

29 34) Diklat Pengelola LKM; 35) Diklat SDM KUMKM (Pusat dan Daerah); 36) Skim Pendanaan Bagi UMKM; b. Kegiatan yang menjadi Prioritas Kementerian Koperasi dan UKM meliputi: 1) Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum Koperasi; 2) Penataan Peraturan Perundang-Undangan Dibidang Koperasi dan UMKM; 3) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi Dibidang Pengendalian dan Akuntabilitas Koperasi; 4) Revitalisasi koperasi; 5) Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana produksi KUKM 6) Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUMKM 7) Koperasi penerima bantuan pengembangan koperasi di bidang produksi KUKM; 8) Peningkatan dan Perluasan Akses Permodalan Bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; 9) Penilaian kesehatan bagi KSP dan KJKS; 10) Transformasi LKM menjadi badan hukum Koperasi; 11) Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, Sosialisasi dan Fasilitasi Pengembangan Asuransi,Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi KUMKM; 12) Pengembangan Pembiayaan, Penjaminan Kredit dan Pengembangan Sektor Strategis Bagi Koperasi dan UMKM; 13) KUMKM yang difasilitasi pameran dalam dan luar negeri KUMKM; 14) Pengembangan Kemitraan Koperasi dan UMKM; 15) Dukungan Revitalisasi sarana dan prasarana pemasaran melalui koperasi; 16) PKL yang difasilitasi kepastian tempat usaha; 17) Pengembangan Jaringan Pemasaran Produk Koperasi dan UMKM; 18) Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM KUMKM; 19) Lembaga Pendidikan di Perdesaan yang difasilitasi tempat praktek keterampilan usahanya (TPKU); 20) Lembaga pendamping pengembangan bisnis KUMKM yang ditingkatkan kapasitasnya; 21) KUKM yang mendapatkan fasilitasi kerjasama investasi dan PPU- LMVD; 22) KUMKM sentra yang difasilitasi bimbingan dan konsultasi pemanfaatan e-commerce dan aplikasi sistem bisnis; 19

30 23) Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM; 24) Mengikuti sidang/forum regional dan internasional; 25) Pengembangan produk/komoditas unggulan daerah dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) 26) Meningkatnya Jumlah KUKM yang terlayani; 27) Tersalurkannya pinjaman/pembiayaan dana bergulir; 28) Monitoring dan Evaluasi Pengembangan SDM KUMKM; 29) Lembaga Diklat yang direvitalisasi dan dibangun serta diperkuat; 30) Pemeliharaan Puslatbang Cisarua; 31) Tenaga pengelola dan instruktur pada lembaga diklat yang dilatih; 32) SKKNI Bidang Koperasi Non KJK, dan jumlah pengelola yang ditingkatkan kompetensinya; 33) SKKNI bidang UKM, dan jumlah pengelola UKM yang ditingkatkan kompetensinya. 3. Program/Kegiatan dan Rencana Kerja Berdasarkan Unit Eselon I a. Program Generik Kementerian Koperasi dan UKM mengimplementasikan fokus program/kegiatan generik dengan pendekatan kesekretariatan sesuai dengan tugas dan fungsi yaitu : 1) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya melalui: a) Penatalaksanaan anggaran dan BMN; b) Perencanaan program; c) Evaluasi, pelaporan, data dan informasi; d) Kehumasan; e) Pendidikan dan pelatihan aparatur; f) Pemeliharaan kantor; g) Pengawasan; h) Dukungan program ke daerah; i) Pengarusutamaan gender. 2) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur melalui: a) Pemeliharaan sarana dan prasarana kantor; b) Pengembangan Pusdiklat Terpadu Peningkatan SDM Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; c) Pengembangan SME Tower; d) Pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan; e) Pengadaan sarana dan prasarana kantor Kementerian Koperasi dan UKM; f) Langganan daya dan jasa operasional perkantoran Kementerian Koperasi dan UKM. b. Program Teknis Kementerian Koperasi dan UKM sesuai dengan amanat Surat Edaran Bersama Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009 dan SE 1846/MK/2009 tanggal 19 Juni 2009, tentang Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran mengimplementasikan fokus program tersebut di atas dengan pendekatan 20

31 kedeputian sesuai dengan tugas dan fungsi Layanan Umum sebagai berikut: dan Pengelolaan Badan 1) Deputi Bidang Kelembagaan, dengan prioritas kegiatan : a) Peningkatan Kualitas Organisasi dan Badan Hukum Koperasi melalui: Pengesahan akta pendirian koperasi tingkat Nasional; Pembenahan koperasi tidak aktif; Penguatan status badan hukum koperasi dalam berita Negara; Pengembangan organisasi koperasi menuju skala besar; Temu konsultasi perkoperasian dengan Ikatan Notaris Indonesia Wilayah; b) Penataan Peraturan Perundang-Undangan meliputi: Penyusunan Bahan Pembahasan RUU Tentang Koperasi; Penyusunan Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU tentang Koperasi; Penyusunan Peraturan Menteri tentang Koperasi; Penyusunan Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM; Litigasi dan Opini Hukum; Dokumentasi dan Informasi Peraturan Perundang-undangan KUMKM; Evaluasi Peraturan Daerah yang berkaitan dengan Koperasi dan UMKM; Penyusunan Petunjuk Teknis Pengembangan Koperasi Skala Besar; Sosialisasi peraturan dibidang perkoperasian pada 5 (lima) Propinsi; c) Peningkatan Kualitas Ketatalaksanaan Koperasi dan UMKM meliputi: Pelaksanaan pemeringkatan koperasi; Penilaian koperasi berprestasi dan koperasi penerima award; Penilaian provinsi/kabupaten/kota penggerak koperasi; Forum konsultasi penguatan kelembagaan koperasi di kalangan wanita; Pelaksanaan temu konsultasi nasional dalam penguatan kelembagaan koperasi; Peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan International Cooperative Aliance (ICA); Pelaksanaan penataan ketatalaksanaan koperasi berskala besar; Pelaksanaan koordinasi penyusunan program pemberdayaan kelembagaan Koperasi dan UMKM; Monitoring dan evaluasi pemberdayaan kelembagaan Koperasi dan UMKM, Konsultasi dan solusi masalah perkoperasian, Koperasi yang direvitalisasi; d) Pengembangan keanggotaan koperasi melalui peningkatan kerjasama koperasi dan penyuluhan dalam rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi (GEMASKOP) melalui: Sosialisasi program gemaskop kepada tokoh masyarakat/kelompok strategis; kelompok ekonomi produktif dan gerakan koperasi; Temu konsultasi peningkatan peran koperasi siswa sebagai laboratorium ekonomi; Identifikasi koperasi siswa seluruh Indonesia; Penyusunan draft inpres tentang gerakan masyarakat 21

32 sadar koperasi; Pelaksanaan uji coba aplikasi member card pada koperasi berskala besar; Pedoman tata cara pelaksanaan RAT; Lokasi koperasi yang mendapat pendampingan dalam melaksanakan RAT; Penyelenggaraan jambore koperasi di kalangan pemuda dan wanita; Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan yang direkrut, dilatih, dan melaksanakan tugas penyuluhan perkoperasian; e) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koperasi dibidang Pengendalian dan Akuntabilitas koperasi melalui: Menerapkan pertanggungjawaban laporan keuangan yang transparan dan akuntabel; Bimbingan teknis tentang perkoperasian kepada aparat pembina dan gerakan koperasi; Menerapkan transparansi sistem akuntansi dan akuntabilitas koperasi berskala besar; Provinsi pelaksanaan penerapan akuntabilitas dan pengawasan koperasi; Laporan pelaksanaan koordinasi penyusunan program pemberdayaan kelembagaan koperasi dan UMKM; Laporan Monitoring dan evaluasi pemberdayaan kelembagaan koperasi dan UMKM; Laporan konsultasi dan perkoperasian dan UMKM. 2) Deputi Bidang Produksi, dengan prioritas kegiatan: a) Pemberdayaan usaha Koperasi dan UMKM dibidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura, melalui: Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; Bantuan pengembangan koperasi di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; Program dan kegiatan pemberdayaan usaha KUKM di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; Laporan hasil monitoring dan evaluasi koperasi pengelola bantuan perkuatan di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; Partisipasi mengikut sidang ACEDAC, ASWGAC, ACBF dan SOM-AMAF; b) Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM dibidang kehutanan dan perkebunan, melalui: Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang kehutanan dan perkebunan; Bantuan pengembangan koperasi di bidang kehutanan dan perkebunan; Program dan kegiatan pemberdayaan KUKM di bidang Kehutanan dan Perkebunan; Laporan hasil monitoring dan evaluasi bantuan 22

33 pengembangan koperasi di bidang Kehutanan dan Perkebunan; Koperasi penerima bantuan pengembangan koperasi di bidang Kehutanan dan Perkebunan; c) Pemberdayaan usaha Koperasi dan UMKM dibidang perikanan dan peternakan, melalui: Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang perikanan dan peternakan; Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang perikanan dan peternakan; Bantuan pengembangan koperasi di bidang perikanan dan peternakan; Pemberdayaan KUKM di bidang Perikanan dan Peternakan; Laporan hasil monitoring dan evaluasi bantuan pengembangan koperasi di bidang Perikanan dan Peternakan; d) Pemberdayaan usaha Koperasi dan UMKM dibidang industri kerajinan dan pertambangan, melalui: Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang industri kerajinan dan pertambangan; Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang industri kerajinan dan pertambangan; Bantuan pengembangan koperasi di bidang industri kerajinan dan pertambangan; Program dan kegiatan pemberdayaan KUKM di bidang Industri Kerajinan dan Pertambangan; Laporan hasil monitoring dan evaluasi bantuan pengembangan koperasi di bidang Industri Kerajinan dan Pertambangan; e) Pemberdayaan usaha Koperasi dan UMKM dibidang ketenagalistrikan dan aneka usaha, melalui: Penyusunan model insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang ketenagalistrikan dan aneka usaha; Penyusunan pedoman teknologi tepat guna peningkatan produktivitas usaha Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dibidang ketenagalistrikan dan aneka usaha; Bantuan pengembangan koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha; Program dan kegiatan pemberdayaan KUKM di bidang Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha; Laporan hasil monitoring dan evaluasi bantuan pengembangan koperasi di bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha; Tersusunnya rencana program/kegiatan evaluasi pemberdayaan KUKM di bidang produksi; Rapat koordinasi dalam rangka penyelarasan program pemberdayaan KUKM di bidang produksi; Jumlah koperasi yang 23

34 mendapat dukungan pengembangan usaha melalui pemanfaatan energi baru terbarukan; Koordinasi dan sosialisasi dalam rangka penyelarasan dan pemantapan program pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di bidang deputi bidang produksi; Peningkatan hubungan kerjasama luar negeri antar koperasi di bidang pertanian. 3) Deputi Bidang Pembiayaan, dengan prioritas kegiatan: a) Pengembangan dan Pemantapan Program Pendanaan bagi Koperasi dan UMKM melalui: Lembaga keuangan bukan bank yang ditingkatkan kapasitas dan jangkauan layanannya untuk menyediakan pembiayaan usaha; Bimbingan teknis peningkatan akses pembiayaan/kredit kepada lembaga keuangan (Bank/LKBB); Fasilitasi pendayagunaan skim pendanaan bagi usaha mikro dan kecil; Monitoring dan evaluasi program Bidang Pembiayaan; Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program pembiayaan; Fasilitasi pengembangan usaha koperasi melalui kerjasama usaha antar koperasi; Bimbingan teknis optimalisasi pendayagunaan ZIS dan wakaf oleh KJKS/ KSP; Fasilitasi dukungan teknis KSP/KJKS potensial penerima akses perkuatan permodalan; Naskah kerjasama dibidang pembiayaan dengan lintas pelaku terkait; b) Pengembangan, pengendalian dan pengawasan KSP/USP- Koperasi, KJKS/UJKS-Koperasi dan LKM melalui: Pelaksanaan uji kesehatan KSP/USP/KJKS nasional; Sosialisasi dan supervisi pelaksanaan uji kesehatan; Penyuluhan kegiatan LKM yang belum terdaftar dan berbadan hukum koperasi; Penyusunan draft/rancangan peraturan pengembangan dan pengawasan serta pemeriksaan KSP/KJKS; Penyusunan draft/rancangan kebijakan pengembangan LKM; LKM yang terdaftar dan berbadan hukum; Draft kebijakan pengembangan LKM; Draft/rancangan peraturan Pengembangan dan Pengawasan serta Pemeriksaan KSP/KJKS; KSP dan KJKS/UJKS Primer Nasional yang dinilai tingkat kesehatannya; Jumlah penyelenggaraan sosialisasi pembiayaan mikro; Sistem pengawasan dan pelaporan KSP/KJKS; Transformasi USP/UJKS menjadi KSP/KJKS; Rancang bangun pembentukan Lembaga Pengawas KSP; c) Peningkatan dan Perluasan Akses Permodalan bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui: Mendorong dan memperkuat permodalan sendiri koperasi; Peningkatan akses kredit/pembiayaan koperasi dan UMKM melalui pemanfaatan sumber permodalan bank dan non bank; Linkage program antara 24

35 bank umum/syariah dengan KSP/KJKS; Peningkatan peran peran KKMB dalam menjembatani akses kredit/pembiayaan bagi KUMKM; Koperasi perkotaan dan perdesaan penerima bantuan dana; Fasilitasi koperasi perkotaan dan perdesaan penerima bantuan dana termasuk pendampingan; Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) yang ditingkatkan kapasitasnya; Pengembangan, perluasan dan pemanfaatan skim kredit program bagi KUMKM; Diseminasi dan promosi pembiayaan bagi KUMKM; Bantuan Dana/Permodalan dalam rangka pengembangan Koperasi perkotaan dan perdesaan serta koperasi wanita; Pembinaan, supervisi serta monitoring dan evaluasi bagi koperasi perkotaan dan perdesaan, serta koperasi wanita penerima bantuan dana/permodalan; Bantuan dana/permodalan (start-up capital) dalam rangka penumbuhan dan wirausaha pemula; Pembinaan, supervisi serta monitoring dan evaluasi bagi wirausaha pemula penerima bantuan dana/permodalan (start-up capital); d) Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi Koperasi dan UMKM melalui: Kredit/pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM melalui pelayanan lembaga keuangan mikro (Bank, LKBB dan LKM); Workshop dan sosialisasi pembiayaan KUMKM bagi industri dibidang ekonomi kreatif; Dukungan pembiayaan bagi KUMKM melalui dana APBD; Sosialisasi pembiayaan dan jasa konsultasi tentang tata cara pembiayaan ekspor; Edukasi, sosialisasi dan fasilitasi pengembangan asuransi, jasa keuangan dan perpajakan; Koordinasi insentif pajak bagi KUKM; e) Pengembangan pembiayaan, penjaminan kredit dan pengembangan sektor strategis bagi Koperasi dan UMKM melalui: Fasilitasi pembentukan PPKD; Fasilitasi pembentukan PPKD untuk mengembangkan co-guarantee dengan lembaga penjaminan kredit nasional; Fasilitasi pengembangan Koperasi Skala Besar; Sosialisasi kebijakan modal penyertaan bagi koperasi dan bimbingan teknis KUKM untuk akses ke pasar modal; Koordinasi untuk mendapatkan sertifikat hak atas tanah (SHAT); Pembinaan UMK peserta program SHAT untuk mengakses pembiayaan; Fasilitasi pembiayaan usaha KUKM melalui pola anjak piutang, Coorporate Social Responsibility (CSR), BUMN dan Lembaga Modal Ventura (LMV); Provinsi yang difasilitasi untuk proses pembentukan PPKD; Strategi pembiayaan bagi KUMK di sektor agribisnis; Data Inventarisasi UMK yang difasilitasi asuransi kreditnya; KUKM yang difasilitasi pembiayaan usahanya melalui 25

36 pola anjak piutang; LMVD yang memberikan fasilitasi pembiayaan bagi KUMKM; 4) Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, dengan prioritas kegiatan : a) Pengembangan dan perluasan pasar ekspor Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, melalui: Penyediaan informasi pasar potensial ekspor produk Koperasi dan UMKM; Penguatan kapasitas dan standarisasi; Promosi produk produk potensial ekspor Koperasi dan UMKM; KUKM mengikuti pameran luar negeri; KUKM yang difasilitasi peningkatan daya saing; KUKM industri kreatif yang didampingi; Trading house yang difasilitasi; Pengembangan sistem informasi konsolidasi kargo UMKM ekspor; b) Pengembangan sarana dan prasarana usaha pemasaran Koperasi dan UMKM, melalui: Fasilitasi pembangunan pasar tradisional; Bimbingan pengelolaan pasar oleh koperas; Pengembangan sarana usaha pemasaran Koperasi dan UMKM pada lokasi dan kelompok strategis; Revitalisasi Pasar Tradisional di daerah tertinggal/ perbatasan melalui Koperasi; Revitalisasi Pasar Percontohan melalui koperasi; Sarana usaha pemasaran yang direvitalisasi melalui koperasi; Produk KUMKM yang difasilitasi akses pemasaran di tempat-tempat strategis (Pasar Komoditas); Dukungan sarana usaha mikro koperasi sekolah yang difasilitasi; Usaha mikro yang difasilitasi pendampingan melalui pendaftaran produk; Fasilitasi Pengembangan produk KUMKM di bidang kosmetika dan obat tradisional; c) Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM melalui: Peningkatan kualitas produk Koperasi dan UMKM berorientasi pasar; Fasilitasi penyelengaraan kegiatan temu mitra; Penguatan kelembagaan pemasaran produk Koperasi dan UMKM; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra dalam kemasan produk; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra pola waralaba; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra dengan pola dagang; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra dengan pola subkontrak; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra di bidang eko produk; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra di sektor pariwisata; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra di sektor energi biomasa; KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra dengan BUMN; KUMKM yang difasilitasi menjadi mitra investasi; d) Pengembangan jaringan pemasaran produk Koperasi dan UMKM, melalui: Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL); Peningkatan 26

37 produktivitas usaha Koperasi dan UMKM; Pengembangan jaringan bisnis ritel Koperasi dan UMKM; Fasilitasi penyelengaraan kegiatan pasar rakyat untuk perluasan; Peningkatan akses pasar produk Koperasi dan UMKM; KUMKM yang difasilitasi dalam pengembangan jaringan bisnis ritel modern; Usaha mikro yang difasilitasi melalui klinik bisnis; Usaha mikro yang difasilitasi melalui pasar rakyat; PKL yang difasilitasi memperoleh kepastian tempat usaha; Pelaksanaan koordinasi program pemasaran dan jaringan usaha; e) Pengembangan promosi produk Koperasi dan UMKM, melalui: Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan produk Koperasi dan UMKM; Fasilitasi promosi bagi perluasan pasar produk Koperasi dan UMKM dalam berbagai bentuk, seperti publikasi katalog produk Koperasi dan UMKM, media internet, pameran dan kerjasama dengan Badan Layanan Umum Lembaga Layanan Pemasaran (BLU-LLP) Kementerian Koperasi dan UKM; KUMKM yang mengikuti pameran (SME Festival); Katalog produk KUKM yang dicetak; KUKM yang mengikuti pameran tematik, kreatif dan partisipatif; Terlayaninya promosi KUKM melalui SME UKM Trading Board; f) Pemantapan program pengembangan pemasaran dan jaringan usaha Koperasi dan UMKM melalui: Penyusunan rencana strategis tahun ; Penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan; Perumusan kebijakan dan koordinasi program; Pelaksanaan monitoring dan evaluasi; 5) Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan prioritas kegiatan: a) Peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM pengelola LKM/KSP- USP melalui: Pelatihan kepada pengelola LKM; Pelatihan kepada manajer/kepala cabang KJK yang diikutkan diklat dan sertifikasi kompetensi LKM; Peningkatan fungsi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi (LDP) KJK dan tempat uji kompetensi (TUK); Diklat Pengelola LKM; b) Pemasyarakatan dan pengembangan kewirausahaan melalui: Blueprint pengembangan kewirausahaan; Pemasyarakatan kewirausahaan; Diklat kewirausahaan, wirausaha lanjutan dan calon wirausaha baru; Expo kewirausahaan; Peserta pemasyarakatan kewirausahaan; Peserta diklat kewirausahaan; c) Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengusaha Skala Mikro, Kecil dan Menengah serta pengelola koperasi melalui: 27

38 Penyempurnaan Kurikulum dan modul diklat vocational; Diklat keterampilan teknis/vocational dan manajerial; Diklat keterampilan manajerial kepada KUMKM; d) Revitalisasi dan pengembangan lembaga pendidikan, pelatihan dan penyusunan Koperasi dan UMKM melalui: Peningkatan kapasitas SDM pada lembaga diklat, tenaga pengelola, instruktur, aparat pembina; Penyempurnaan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluh perkoperasian; Kurikulum dan modul dikat perkoperasian; Peningkatan pemahaman perkoperasian; Peningkatan pemahaman perkoperasian; e) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan SDM KUMKM melalui: Pelatihan pengembangan koperasi perdesaan; Penumbuhan wirausaha baru melalui dukungan fasilitasi praktek usaha, Lembaga Pendidikan Pedesaan, untuk Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU); Bimbingan teknis pengembangan usaha TPKU; Diklat pengelola TPKU; Pelatihan keterampilan teknis bagi masyarakat; Pelatihan Pengelola TPKU; Terfasilitasinya Program TPKU; f) Monitoring dan Evaluasi Pengembangan SDM KUMKM melalui Laporan Koordinasi dan Monitoring dan evaluasi; 6) Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha, dengan prioritas kegiatan : a) Perluasan Program KUR, melalui: Pendamping untuk mengakses program KUR; Provinsi yang mendapat sosialiasi program KUR; KUMKM yang didampingi untuk mengakses KUR; b) Peningkatan produktivitas dan mutu UMKM, melalui: Sosialisasi dan penerapan teknologi tepat guna; Sosialisasi dan penerapan Standardisasi Mutu, HAKI dan kehahalan produk. c) Pengembangan Restrukturisasi Usaha Koperasi dan UMKM, melalui Fasilitasi untuk mendapatkan kegiatan restrukturisasi usaha, Sistem Resi Gudang, Surat Utang Koperasi dan koordinasi penyusunan program restrukturisasi usaha; d) Pemberdayaan Layanan Pengembangan Bisnis, melalui: Pendampingan pengembangan KUMKM dan wirausaha baru; Peningkatan kapasitas lembaga pendamping dalam pengembangan Usaha KUMKM; e) Pengembangan fasilitasi investasi KUMKM, melalui: Fasilitasi KUKM mendapatkan kegiatan investasi; Fasilitasi kerjasama investasi KUMKM; Penguatan inkubator bisnis; 28

39 f) Pengembangan sistem bisnis, melalui: Fasilitasi KUKM mendapatkan kegiatan investas; Fasilitasi kerjasama investasi KUMKM; Penguatan inkubator bisnis; g) Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM. 7) Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UMKM, dengan prioritas kegiatan: a) Penelitian Koperasi dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah melalui: Kajian dalam rangka peningkatan peran Koperasi dalam pengembangan ekonomi daerah; Rintisan pengadaan pangan dan agrobisnis oleh koperasi; Rintisan dan replikasi usaha di bidang agroekoturisme oleh koperasi; Konsep/model/pola pemberdayaan KUKM yang sesuai dengan kebutuhan/isu strategis KUMKM; b) Penelitian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah, melalui: Kajian dalam rangka peningkatan peran Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam pengembangan ekonomi daerah; Rintisan penerapan model inkubator; Rintisan model pengembangan PKL; Pelaksanaan koordinasi fasilitasi peningkatan kapasitas sumberdaya UKM industri kreatif; c) Penelitian sumberdaya Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam peningkatan ekonomi kawasan, melalui: Kajian dalam rangka peran sumberdaya Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam pengembangan ekonomi kawasan; Pengembangan produk/komoditas unggulan daerah dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) melalui Koperasi; Pelaksanaan fasilitasi pengembangan/penguatan forum sentra/klaster UKM; Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program pengkajian sumberdaya UKMK; Partisipasi dalam forum kerjasama internasional (APEC); d) Pengembangan perkaderan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui peningkatan kapasitas kerjasama dan jaringan, melalui: Kajian dalam rangka peran stakeholder dan jaringan, pengembangan sistem perkaderan wirausaha baru dan pengembangan sistem informasi penelitian dan peran serta dalam forum kerjasama ASEAN dan BIMP-NEAGA; Workshop Skenario Pengembangan UKM dan fasilitasi Pelatihan Pengembangan UKM Melalui Kerjasama Antar Daerah (KAD); Terpeliharanya 3 server, 52 client, Aplkasi sistem Web smecda.com dan Infrastuktur LAN; Pelaksanaan sosialisasi Pemanfaatan Software DSS UMKM; 29

40 Pemutakhiran data sistem infomasi Data Dasar Koperasi dan UKM terpilih (SIDD-KUMKM-T); Publikasi hasil kajian/artikel pemberdayaan KUKM; Partisipasi dalam forum kerjasama internasional (ASEAN dan BIMP-EAGA); Rencana aksi antisipasi KUMKM dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015; 8) Lembaga Layanan Pemasaran - Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM). Layanan Pemasaran produk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui: Peningkatan akses pasar produk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Pusat layanan informasi produk Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Terlaksananya remunerasi pegawai dan kelancaran kegiatan pendukung operasional; Meningkatnya peran LLP-KUKM; Tersusunnya dokumen perencanaan, keuangan dan hasil rapat lainnya; Terbitnya iklan/pengumuman/pemberitahuan di media cetak maupun elektronik; Terlaksananaya kegiatan koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi; Terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas SDM dan rekrutmen; Terlaksananya pengembangan layanan pemasaran; Tersedianya pendukung IT; Terwujudnya ketertiban administrasi pengelolaan keuangan; 9) Lembaga Pengelola Dana Bergulir - Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). Pengelolaan dana bergulir KUMKM, melalui: Penyaluran pinjaman/pembiayaan dana bergulir KUMKM; Pengelolaan dana bergulir yang akuntabel; Dokumen rencana program kerja dan anggaran; Peraturan/ketentuan yang diterbitkan/disempurnakan; Terselenggaranya sosialisasi peraturan/petunjuk teknis; Terselenggaranya pameran/visualisasi/publikasi dan promosi; Dokumen analisa proposal pemberian pinjaman/pembiayaan; Kajian yang dilaksanakan; Tersedianya laporan hasil monitoring dan evaluasi; Tertatanya organisasi dan kepegawaian dengan baik; Pegawai baru; Pegawai yang mengikuti pelatihan; Tersedianya layanan perkantoran; Tersedianya alat pengolah data; Tersedianya sistem informasi dan teknologi; Tersedianya laporan keuangan; Tersedianya laporan hasil pemeriksaan; Tersedianya laporan hasil pengalihan dana bergulir; Tersedianya kendaraan dinas/operasional Roda 4; Tersedianya kendaraan dinas/operasional Roda 2; 30

41 10) Fasilitas Sarana dan Prasarana penunjang pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Selain itu dalam rangka mengakselerasi pemberdayaan Koperasi dan UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM akan melakukan beberapa kegiatan pembangunan dan pengembangan fisik untuk fasilitasi sarana dan prasarana di pusat maupun daerah antara lain: a. Pembangunan Pusdiklat Terpadu Peningkatan SDM Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di pusat dan di daerah; b. Pengembangan SME Tower; c. Pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan; d. Pembangunan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) berlokasi di Pusat dan Daerah; e. Pembangunan Pusat Fasilitasi Promosi Produk Unggulan Koperasi dan UMKM Kabupaten/Kota; f. Pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan Pusat dan Daerah; g. Pendirian Lembaga Pengawas Koperasi Simpan Pinjam; dan h. Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan. VI. RENCANA KINERJA TAHUN 2012 Kementerian Koperasi dan UKM telah menetapkan target untuk masing-masing sasaran yang harus dicapai untuk tahun 2012, yang tersaji sebagai berikut: 31

42 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN JUMLAH DAN PERAN KOPERASI DAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL Indikator Kinerja Target 2012 Terwujudnya Koperasi berkualitas Koperasi yang Terwujudnya peserta bimbingan teknis perkoperasian dan tata kelola perusahaan kepada pembina/umkm/koperasi di sektor riil Terwujudnya Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Berita Negara RI Terwujudnya Tenaga Penyuluh yang Terekrut dan Terlatih sebanyak orang Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi diperingkat 500 orang BH 425 orang 1 kebijakan, 300 unit (0 unit) SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Indikator Kinerja Target 2012 Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Terfasilitasinya KUMKM mendapatkan kegiatan Restrukturisasi Usaha, dukungan sistem bisnis, dan kerjasama investasi KUMKM SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN DAYA SAING 8 dokumen, 2 unit, 4 model/laporan, 1 model, 30 Koperasi, 1 laporan, 30 propinsi, 1 laporan, eks 260 koperasi, KUKM Indikator Kinerja Target KUKM Peningkatan pemahaman dan penerapan standardisasi manajemen mutu, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan kehalalan produk KUMKM Bimbingan dan konsultasi pemanfaatan e-commerce dan 265 aplikasi sistem bisnis 785 KUMKM Diklat Vocational orang 450 Diklat LKM/KSP 650 orang 100 Diklat Perkoperasian Orang 600 Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) sebanyak 300 unit Terfasilitasinya UMKM dan wirausaha baru melalui pendampingan orang Peningkatan kapasitas lembaga pendamping LPB/BDS-P orang Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM 45 unit

43 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL DAN MENENGAH NASIONAL Indikator Kinerja Target 2012 Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana produksi KUKM 123 Koperasi sebanyak 488 Koperasi Meningkatnya jumlah koperasi dalam pengembangan energi terbarukan sebanyak 80 Koperasi Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUMKM sebanyak 15 konsep model Jumlah KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra KUMKM - 5 Pedoman TTG KUKM Jumlah KUMKM yang difasilitasi pameran dalam dan luar KUMKM negeri KUMKM Jumlah Dukungan Revitalisasi sarana dan prasarana 19 Unit Pasar pemasaran melalui koperasi 241 unit Tradisional Jumlah PKL yang difasilitasi kepastian tempat usaha PKL Umi Meningkatnya Jumlah KUKM yang terlayani Usaha Kecil dan KUKM Menengah Nasional SASARAN STRATEGIS PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM Indikator Kinerja Target 2012 Peningkatan akses pendanaan bagi usaha mikro dan kecil 100 Koperasi melalui 300 Koperasi Penilaian kesehatan bagi 126 KSP/KJKS/UJKS Primer nasional 42 KSP Primer Transformasi 300 LKM menjadi badan hukum Koperasi 100 LKM terdaftar Peningkatan permodalan bagi Koperasi perdesaan dan Koperasi perkotaan Bantuan Start-Up Capital bagi Wirausaha Pemula 168 wirausaha baru Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, Sosialisasi dan Fasilitasi 3 Kegiatan Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi KUMKM Fasilitasi Terbentuknya 6 (enam) Lembaga Penjamin Kredit 2 Provinsi Daerah bagi KUMK Jumlah KUMKM yang didampingi untuk mengakses 33 Provinsi KUR Tersalurkannya pinjaman/pembiayaan dana bergulir kepada KUMKM KUMKM 33

44 SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN WIRAUSAHA KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Jumlah peserta diklat kewirausahaan sebanyak orang orang Terwujudnya penguatan inkubator Bisnis KUMKM 45 unit - SASARAN STRATEGIS PERBAIKAN IKLIM USAHA YANG LEBIH BERPIHAK PADA KUMKM Indikator Kinerja Target 2012 Tersusunnya 1 Undang-Undang tentang Perkoperasian dan 2 1 UU, 5 RPP Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU tentang Perkoperasian Sistem informasi Usaha Kecil dan Menengah secara on-line 2 sistem peningkatan kualitas TI, 3 aplikasi sistem SASARAN STRATEGIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM/KEGIATAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, propinsi, kabupaten dan kota 51 Laporan, 1 Dokumen Terselenggaranya Evaluasi dan Pelaporan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM serta Sistem Informasi Online KUKM 3 Dokumen, 8 Laporan, 595 orang SASARAN STRATEGIS PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT DAN DAERAH Indikator Kinerja Target 2012 Terselenggaranya pelaksanaan anggaran yang akuntabel dan 8 Laporan tepat waktu serta tertatanya BMN SASARAN STRATEGIS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI/PUBLIKASI/VISUALISASI DAN PELAYANAN INFORMASI KOPERASI DAN UMKM Indikator Kinerja Target 2012 Tersedianya SDM Aparatur yang memiliki kompetensi dan terselenggaranya publikasi pemberdayaan Koperasi dan UKM orang, 11 media, 9 edisi SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN ANGGARAN Indikator Kinerja Target 2012 Terlaksananya Pemeriksaan dan Pengawasan Pelaksanaan 92 Dokumen Anggaran Pusat dan Daerah 34

45 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN JUMLAH DAN KUALITAS SARANA DAN PRASARANA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur di Kementerian Koperasi dan UKM M2, 22 Bulan, 186 unit Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa terdapat perbedaan atas Indikator Kinerja antara tahun 2012 dengan tahun-tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh adanya penyempurnaan dan penyesuaian terhadap Rencana Strategis Kementerian Koperasi, sehingga pengukuran yang akan digunakan dalam pengukuran kinerja pada LAKIP Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2012 adalah yang terdapat pada Rencana Strategis Selain itu, menyikapi kondisi dan dinamika yang terjadi dalam proses perencanaan, terdapat perubahan target, yaitu pada: - Indikator Kinerja Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi, yang semula target kinerja adalah 1 kebijakan dan 300 unit koperasi menjadi hanya 1 kebijakan saja; - Indikator Kinerja Penyediaan Akses Pembiayaan KUMKM, yang semula target kinerja adalah sebanyak Koperasi menjadi Koperasi. 35

46 I. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2012 Pengukuran tingkat capaian kinerja Kementerian Koeprasi dan UKM Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja yang telah ditetapkan pada Renstra Kementerian Koperasi dan UKM periode dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2012 dengan capaian (realisasi) atas target yang telah ditetapkan. Tingkat capaian kinerja Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2012, adalah sebagaimana diilustrasikan pada tabel sebagai berikut: SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN JUMLAH DAN PERAN KOPERASI DAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terwujudnya Koperasi berkualitas Koperasi Terwujudnya peserta bimbingan teknis perkoperasian dan tata kelola perusahaan kepada pembina/umkm/koperasi di sektor riil Terwujudnya Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Berita Negara RI Terwujudnya Tenaga Penyuluh yang Terekrut dan Terlatih sebanyak orang Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi yang diperingkat 500 orang BH orang kebijakan 1 Permen 100 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Terfasilitasinya KUMKM mendapatkan kegiatan Restrukturisasi Usaha, dukungan sistem bisnis, dan kerjasama investasi KUMKM 8 dokumen, 2 unit, 4 Dokumen, 4 model/laporan, 1 model, 30 Koperasi, 1 laporan, 30 propinsi, 1 laporan, eks koperasi KUMKM KUMKM 111,74 37

47 SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN DAYA SAING Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Peningkatan pemahaman dan 500 KUKM penerapan standardisasi manajemen mutu, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan kehalalan produk KUMKM Bimbingan dan konsultasi ,20 pemanfaatan e-commerce dan aplikasi sistem bisnis 785 KUMKM Diklat Vocational orang Diklat LKM/KSP 650 orang Diklat Perkoperasian Orang Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) sebanyak 300 unit Terfasilitasinya UMKM dan ,85 wirausaha baru melalui pendampingan orang Peningkatan kapasitas lembaga ,10 pendamping LPB/BDS-P orang Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM 45 unit SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL DAN MENENGAH NASIONAL Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Meningkatnya jumlah dan kualitas 123 Koperasi 153 Koperasi 124,39 sarana produksi KUKM sebanyak 488 Koperasi Meningkatnya jumlah koperasi dalam pengembangan energi terbarukan sebanyak 80 Koperasi Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi 5 Pedoman TTG KUMKM sebanyak 15 konsep model Jumlah KUMKM yang difasilitasi KUMKM ,56 pameran dalam dan luar negeri KUMKM Jumlah KUMKM yang difasilitasi KUKM ,33 melalui temu mitra KUMKM Jumlah Dukungan Revitalisasi sarana dan prasarana pemasaran melalui koperasi 241 unit 19 unit Jumlah PKL yang difasilitasi kepastian tempat usaha Umi PKL

48 Meningkatnya Jumlah KUKM yang KUKM terlayani Usaha Kecil dan Menengah Nasional SASARAN STRATEGIS PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Peningkatan akses pendanaan bagi 100 Koperasi usaha mikro dan kecil melalui 300 Koperasi Penilaian kesehatan bagi KSP Primer KSP/KJKS/UJKS Primer nasional Transformasi 300 LKM menjadi 100 LKM terdaftar badan hukum Koperasi Peningkatan permodalan bagi Koperasi Koperasi perdesaan dan perkotaan Bantuan Start-Up Capital bagi 168 wirausaha baru , Wirausaha Pemula Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, 3 Kegiatan 5 166,66 Sosialisasi dan Fasilitasi Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi KUMKM Fasilitasi Terbentuknya 6 (enam) 2 Provinsi Lembaga Penjamin Kredit Daerah bagi KUMK Jumlah KUMKM yang 33 Provinsi didampingi untuk mengakses KUR Tersalurkannya pinjaman/pembiayaan dana bergulir kepada KUMKM KUMKM ,18 SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN WIRAUSAHA KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Jumlah peserta diklat kewirausahaan sebanyak orang Terwujudnya penguatan inkubator Bisnis KUMKM 45 unit orang , SASARAN STRATEGIS PERBAIKAN IKLIM USAHA YANG LEBIH BERPIHAK PADA KUMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Tersusunnya 1 Undang-Undang 1 UU, 5 RPP tentang Perkoperasian dan 2 Rancangan Peraturan Pelaksanaan UU tentang Perkoperasian Sistem informasi Usaha Kecil dan Menengah secara on-line 2 sistem peningkatan kualitas TI, 3 aplikasi sistem

49 SASARAN STRATEGIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM/KEGIATAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terciptanya keselarasan program 51 Laporan, 1 Dokumen dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, propinsi, kabupaten dan kota Terselenggaranya Evaluasi dan 3 Dokumen, 8 Laporan, 595 orang Pelaporan Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM serta Sistem Informasi On-line KUKM SASARAN STRATEGIS PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT DAN DAERAH Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terselenggaranya pelaksanaan 8 Laporan anggaran yang akuntabel dan tepat waktu serta tertatanya BMN SASARAN STRATEGIS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI/PUBLIKASI/VISUALISASI DAN PELAYANAN INFORMASI KOPERASI DAN UMKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % orang, 11 media, 9 edisi Tersedianya SDM Aparatur yang memiliki kompetensi dan terselenggaranya publikasi pemberdayaan Koperasi dan UKM SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN ANGGARAN Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terlaksananya Pemeriksaan dan Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Pusat dan Daerah 44 dokumen, 4 dokumen, 44 dokumen SASARAN STRATEGIS PENINGKATAN JUMLAH DAN KUALITAS SARANA DAN PRASARANA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur di Kementerian Koperasi dan UKM M2, 12 Bulan, 186 unit, 12 bulan M

50 II. ANALISIS CAPAIAN KINERJA SASARAN: PENINGKATAN JUMLAH DAN PERAN KOPERASI DAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , telah ditetapkan 5 (lima) target pencapain kinerja pada sasaran ini yaitu: 1. Terwujudnya koperasi berkualitas; 2. Terwujudnya peserta bimbingan teknis perkoperasian dan tata kelola perusahaan kepada pembina/umkm/koperasi di sektor riil; 3. Terwujudnya Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Berita Negara RI; 4. Terwujudnya Tenaga Penyuluh yang Terekrut dan Terlatih sebanyak orang; 5. Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi. Pencapaian atas target kinerja pada sasaran ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terwujudnya Koperasi berkualitas Koperasi yang diperingkat Terwujudnya peserta bimbingan teknis perkoperasian dan tata kelola perusahaan kepada pembina/umkm/koperasi di sektor riil Terwujudnya Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Berita Negara RI Terwujudnya Tenaga Penyuluh yang Terekrut dan Terlatih sebanyak orang Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi 500 orang BH ,2 425 orang kebijakan 1 Permen 100 Analisis atas pencapain target kinerja tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: Terwujudnya Koperasi Berkualitas Pada Rencana Kerja Kementerian Koperasi dan UKM periode , sasaran dari indikator kinerja ini adalah jumlah Koperasi yang diperingkat dengan target sebanyak unit Koperasi dengan pencapaian sebanyak unit koperasi telah diperingkat (101%). Dari hasil pemeringkatan tersebut, diperoleh hasil sebanyak 873 koperasi telah ditetapkan sebagai Koperasi Berkualitas. Sedangkan sisanya sebanyak 138 unit koperasi ditetapkan sebagai belum berkualitas. 41

51 Dari sejumlah 873 koperasi yang telah ditetapkan HASIL PEMERINGKATAN KOPERASI sebagai Koperasi Berkualitas, sebanyak 33 unit koperasi memperoleh peringkat kualifikasi Berkualitas, dan sebanyak 840 unit koperasi 3% 14% 83% Berkualitas Cukup Berkualitas Belum berkualitas memperoleh peringkat kualifikasi Cukup Berkualitas. Selain kegiatan Pemeringkatan Koperasi, upaya-upaya untuk mendukung tercapainya indikator kinerja Terwujudnya Koperasi Berkualitas, Kementerian Koperasi dan UKM juga melaksanakan beberapa kegiatan, yaitu: a. Penilaian Koperasi Berprestasi dan Koperasi Penerima Award. Pada tahun 2012, telah dinilai sebanyak 75 Koperasi Berprestasi dan sebanyak 10 Koperasi penerima award b. Penilaian Provinsi/Kabupaten/Kota Penggerak Koperasi, dengan hasil sebanyak 21 Kabupaten/Kota telah ditetapkan sebagai Kabupaten/Kota Penggerak Koperasi. c. Forum Konsultasi Penguatan Kelembagaan Koperasi di kalangan Wanita. d. Temu Konsultasi Nasional dalam Penguatan Kelembagaan Koperasi. e. Peningkatan Kerjasama dan Koordinasi Melalui Petemuan Internasional. f. Penataan Ketatalaksanaan Koperasi Skala Besar. g. Sosialisasi Pedoman Akreditasi Lembaga Pemeringkat Koperasi. Terwujudnya peserta bimbingan teknis perkoperasian dan tata kelola perusahaan kepada pembina/umkm/koperasi di sektor riil Target kinerja yang ditetapkan pada indikator ini pada Rencana Kerja tahun 2012 adalah sebanyak 500 orang peserta bimbingan teknis, dengan capaian kinerja sebanyak 500 orang peserta yang mengikuti bimbingan teknis (100%). Peserta Bimbingan Teknis berasal dari SKPD pembina koperasi dan gerakan Target Realisasi koperasi. 42

52 Kegiatan ini merupakan upaya Kementerian Koperasi dan UKM untuk mendorong koperasi dalam menjalankan tata kelola perusahan secara baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah koperasi. Sehingga Koperasi dapat dikelola dengan sistem pengelolaan yang transparan, bertanggung jawab, mandiri dan adil. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah koperasi sektor produkif, sehingga koperasi tersebut dapat melakukan identifikasi diri dan menata sistem organisasi dan manajemen koperasi menuju pola pengelolaan organisasi yang baik. Terwujudnya Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Berita Negara RI Target untuk indikator kinerja ini sesuai dengan Rencana Kerja Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2012 adalah sebanyak Badan Hukum Koperasi yang diumumkan dalam Lembar Berita Negara, dengan realisasi capaian kinerja pada tahun 2012 sebanyak Badan Hukum koperasi yang diumumkan dalam Lembar berita Negara (100%). Realisasi kinerja yang dicapai telah dapat memenuhi capaian kinerja. target Target Realisasi Untuk mencapai target yang telah ditentukan dalam Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM tahun , Kementerian Koperasi dan UKM juga telah melaksanakan beberapa kegiatan pendukung, yaitu: 1. Pembenahan Koperasi Tidak Aktif; 2. Temu Konsultasi Perkoperasian dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI) Wilayah; 3. Pengesahan Akta Pendirian Koperasi Tingkat Nasional; 4. Pengembangan Organisasi Koperasi Menuju Skala Besar; 5. Pelaksanaan Diklat Pemasyarakatan Perkoperasian. 43

53 Terwujudnya Tenaga Penyuluh yang Terekrut dan Terlatih sebanyak Pembina Koperasi di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang koperasi saat ini dirasakan sudah tidak sebanding dengan jumlah koperasi yang ada di wilayah masing-masing, sehingga berakibat pembinaan yang dilakukan menjadi kurang memadai. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM telah merekrut Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL). Target capaian kinerja yang terdapat pada Rencana Kerja tahun 2012, adalah sebanyak 425 tenaga PPKL terekrut dan terlatih. Realisasi Capaian kinerja adalah sebanyak 425 tenaga PPKL telah terekrut dan terlatih (100%). Tenaga PPKL tersebut tersebar di 10 Propinsi dan 98 Kab/Kota. SEBARAN TENAGA PPKL (orang) Jawa Tengah; (72) Bengkulu; (14) Sumsel; (16) Sumbar; (20) Jawa Barat; (68) NTB; (25) Bali; (32) Jawa Timur; (110) Sulsel; (44) Kalsel; (24) Optimalisasi pengembangan PPKL dilakukan dengan rangkaian kegiatan, diantaranya: a. Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur PPKL, berisi tentang standar pelaksanaan tugas dan tanggungjawab PPKL dalam melakukan tugas penyuluhan dan konsultasi kepada kelompok masyarakat koperasi; b. Penyusunan Kertas Kerja PPKL, memuat bentuk laporan yang harus disajikan selaku petugas penyuluh koperasi lapangan dalam mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugasnya; c. Bimbingan teknis perkoperasian bagi PPKL, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pembekalan, pengetahuan dan pemahaman perkoperasian kepada PPKL; 44

54 d. Temu Konsultasi PPKL dengan maksud untuk menyamakan persepsi atas kebijakan tentang perkoperasian dalam melakukan penyuluhan dan konsultasi kepada kelompok masyarakat dan koperasi; e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas PPKL untuk mengevaluasi kinerja PPKL dalam melaksanakan tugas penyuluhan dan konsultasi kepada kelompok masyarakat dan koperasi. Terwujudnya 1 kebijakan dan 600 Koperasi yang direvitalisasi Revitalisasi Koperasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dengan melibatkan Gerakan Koperasi, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan terkait lainnya untuk menata kelembagaan dan memperkuat usaha koperasi. Revitalisasi koperasi dapat dijadikan momentum dalam membangun koperasi khususnya koperasi yang bergerak di sektor riil untuk menghasilkan produk-produk global. Untuk mencapai hal tersebut, pada tahun 2012 Kementerian Koperasi dan UKM telah mengeluarkan 1 kebijakan berupa Peraturan Menteri Negara Koperasi mengenai Revitalisasi Koperasi. Hal ini sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada Rencana Kerja Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2012 (capaian kinerja 100%). Sedangkan target capaian kinerja berupa unit koperasi yang direvitalisasi, akan di laksanakan pada sisa tahun periode Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM tahun SASARAN: PENINGKATAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , telah ditetapkan 2 (dua) target pencapaian kinerja pada sasaran ini yaitu: 1. Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM; 2. Terfasilitasinya KUMKM mendapatkan kegiatan Restrukturisasi Usaha, Dukungan Sistem Bisnis, dan Kerjasama Investasi KUMKM. 45

55 Pencapaian atas target kinerja pada sasaran ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Terfasilitasinya KUMKM mendapatkan kegiatan Restrukturisasi Usaha, dukungan sistem bisnis, dan kerjasama investasi KUMKM 8 dokumen Koperasi model/laporan model Koperasi laporan propinsi laporan eks koperasi 260 Koperasi KUMKM KUMKM 111,74 Penjelasan atas pencapain target kinerja tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: Terlaksananya Kajian/Rintisan/Replikasi/Publikasi, Pengembangan Teknologi Informasi Pengkajian dan Partisipasi pada Forum Kerjasama Internasional dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Pencapaian atas indikator ini dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu : a. Rintisan pengadaan pangan dan agroindustri oleh Koperasi. Capaian kinerja yang ditargetkan untuk kegiatan ini adalah dilakukannya kegiatan rintisan pengadaan pangan kepada sebanyak 2 Koperasi. Kegiatan rintisan ini telah dilakukan kepada 2 koperasi yaitu, KUD Bina Karya di NTB dan KSU Bersinar, di Sumatera Utara (capaian kinerja 100%); b. Rintisan penerapan model inkubator. Capaian kinerja yang ditargetkan pada kegiatan ini adalah tersedianya model/laporan sebanyak 4 buah. Realisasi capaian kinerja untuk kegiatan ini telah sesuai dengan target atau sebesar 100%. Hasil yang dicapai adalah tersedianya 4 model/laporan rintisan penerapan model inkubator di 4 inkubator, yaitu: No Model Inkubator 1 IPB Inkubator Model Green Energy (Energi ramah lingkungan) 2 ITB Inkubator Model Manufacturing 3 ITS Inkubator Model Industri Kreatif (ICT) 4 Unibraw Inkubator Model Agrobisnis 46

56 c. Rintisan model pengembangan PKL. Capaian kinerja yang ditargetkan untuk kegiatan ini adalah 1 buah model pengembangan PKL. Kegiatan ini telah direalisasikan di Kota Bogor untuk pengembangan PKL bidang pangan/kuliner di 4 wilayah, yaitu Bina Marga, Ekalokasari, Gang Selot dan Bangburang Raya (capaian kinerja 100%); LOKASI PENGEMBANGAN PKL DI KOTA BOGOR d. Pengembangan produk/komoditas unggulan daerah dengan pendekatan One Village One Product (OVOP). Kegiatan ini merupakan model dari penjabaran atas Inpres Nomor 6 tahun 2007, tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Fokus pada kegiatan ini adalah peningkatan peluang pasar produk UMKM khas Produk Unggulan Daerah (OVOP) Kab. Kudus daerah melalui peningkatan efektifitas pengembangan industri sentra/kecil dan menengah. Pada tahun 2012, kegiatan ini ditargetkan kepada 30 Koperasi. Pencapaian kinerja dilaksanakan dengan melaksanakan 3 sub kegiatan, yaitu pelaksanaan Temu Solusi yang dilaksanakan kepada 26 Koperasi, Pelatihan Peningkatan keterampilan KUKM kepada 3 Koperasi, dan pelaksanaan Temu Nasional yang dilaksanakan di 1 propinsi (capaian kinerja 100%). 47

57 Selain itu, pada tahun ini juga telah dicanangkan 8 produk unggulan daerah (PUD) yaitu: NO PRODUK UNGGULAN PROPINSI 1 Kerajinan Bordir Aceh 2 Produk Kopi 3 Olahan Rosella Kep. Riau 4 Gula Semut DI Yogyakarta 5 Gerabah 6 Olahan Rumput Laut Sulawesi Selatan 7 Tenun Ikat Kalimantan Barat 8 Olahan Aloevera e. Partisipasi dalam Forum Internasional. Capaian kinerja yang ditargetkan untuk kegiatan in adalah tersedianya laporan atas partisipasi pada forum internasional bidang KUKM sebanyak 1 Laporan (capaian kinerja 100%); Foto bersama dengan peserta APEC 19th SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES MINISTERIAL MEETING 3 AGUSTUS 2012, ST.PETERSBURG, RUSIA f. Pelaksanaan sosialisasi pemanfaatan software DSS KUMKM. Aplikasi DSS (decision support system) merupakan salah satu aplikasi yang berguna untuk membantu pengambilan keputusan. Bagi Koperasi dan UMKM, aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kelangsungan usaha dan membantu akses ke perbankan. Pada tahun 2012 ini, sosialisasi software DSS telah dilangsungkan di 3 propinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Riau, dan Papua (capaian kinerja 100%); 48

58 g. Pemuktahiran data sistem Informasi Data Dasar Koperasi dan UMKM Terpilih (SIDD-KUMKM-T). Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah data keragaan koperasi (rekapitulasi dan data detail per provinsi berupa label dan grafik). Dengan output data tersebut, dapat menunjukkan keterkaitan antar sektor Koperasi dan UMKM; h. Publikasi hasil kajian dan artikel pemberdayaan KUKM. Hasil kajian dalam pemberdayaan KUMKM, sangat penting untuk dipublikasikan sehingga dapat diketahui, dipahami dan dimanfaatkan secara optimal oleh pemangku kegiatan. Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM telah mempublikasikan hasil-hasil kajian kedalam buletin Infokop dan jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM. Terfasilitasinya KUMKM mendapatkan kegiatan Restrukturisasi Usaha, dukungan sistem bisnis, dan kerjasama investasi Pencapaian target untuk indikator ini dilakukan melalui kegiatan: a. Restrukturisasi Usaha Koperasi dan UMKM Realisasi capaian kinerja untuk kegiatan ini adalah sebanyak 260 koperasi (100%). Untuk mencapai target tersebut, telah dilaksanakan melalui pelatihan BSC (Balanced Score Card) dalam rangka meningkatkan kinerja manajemen Koperasi, sosialisasi mengenai sistem resi gudang, dan pemantauan dan evaluasi atas program Surat Utang Koperasi. b. Dukungan sistem bisnis dan kerjasama investasi. Kegiatan dukungan sistem bisnis dan kerjasama investasi telah Restrukturisasi Usaha Koperasi dan UMKM Target Dukungan Sistem Bisnis dan Kerjasama Investasi Realisasi dilaksanakan kepada UMKM bidang perikanan, makanan, minuman dan industri kreatif (111,74%). Kegiatan ini dilaksanakan melalui bimbingan teknis dan konsultasi kepada UMKM sentra industri kreatif, makanan dan minuman; juga melalui sosialisasi pasar modal; bimbingan teknis peningkatan kapasitas KUMKM; serta pendampingan manajemen. Kegiatankegiatan tersebut dilaksanakan di 12 provinsi. 49

59 SASARAN: PENINGKATAN DAYA SAING Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , telah ditetapkan 9 (sembilan) target pencapain kinerja pada sasaran ini yaitu: 1. Peningkatan pemahaman dan penerapan standarisasi manajemen mutu, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan kehalalan produk KUMKM; 2. Bimbingan dan konsultasi pemanfaatan e-commerce dan aplikasi sistem bisnis 785 KUMKM; 3. Diklat Vocational orang; 4. Diklat LKM/KSP 650 orang; 5. Diklat Perkoperasian rang; 6. Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) sebanyak 300 unit; 7. Terfasilitasinya UMKM dan wirausaha baru melalui pendampingan orang; 8. Peningkatan kapasitas lembaga pendamping LPB/BDS-P orang; 9. Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM 45 unit. Pencapaian atas target kinerja pada sasaran ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Peningkatan pemahaman dan 500 KUKM penerapan standarisasi manajemen mutu, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan kehalalan produk KUMKM Bimbingan dan konsultasi ,07 pemanfaatan e-commerce dan aplikasi sistem bisnis 785 KUMKM Diklat Vocational orang Diklat LKM/KSP 650 orang Diklat Perkoperasian Orang Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) sebanyak 300 unit Terfasilitasinya UMKM dan wirausaha baru melalui pendampingan orang Peningkatan kapasitas lembaga pendamping LPB/BDS-P orang Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM 45 unit , ,

60 Penjelasan atas hasil pengukuran target kinerja tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: Peningkatan pemahaman dan penerapan standarisasi manajemen mutu, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan kehalalan produk Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebanyak 750 KUKM telah mendapatkan pemahaman dan penerapan standarisasi mutu, HaKI dan kehalalan produk. Realisasi ini jauh melebihi dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 500 KUKM (capaian kinerja 150%). Pencapaian kinerja tersebut dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi dan pendampingan kepada KUKM mengenai penerapan SNI dan ISO 9001:2008 yang bekerjasama dengan BSN (Badan Standarisasi Nasional); sosialisasi dan pendampingan pemanfaatan HaKI serta pendampingan pembuatan merek dagang; dan pendampingan penerapan kehalalan produk serta fasilitasi pendaftaran serftifikat halal. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan di 12 propinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jateng, Bali, Sumbar, Sumut, Jatim, Sulut, Banten, Sulsel, NTB dan Kalbar. Bimbingan dan konsultasi pemanfaatan e-commerce dan aplikasi sistem bisnis Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebanyak 350 KUMKM Sentra dari target sebanyak 265 KUMKM Sentra (capaian kinerja 132,07%). Dalam memenuhi pencapaian target kinerja, dilakukan melalui pelaksanaan temu konsultasi pemanfaatan TIK bagi KUKM sentra, serta pendampingan teknis pemanfaatan internet untuk e-commerce bagi KUKM sentra. Selain itu, dalam mendukung pencapaian kinerja indikator ini, telah dilakukan juga penyusunan aplikasi skim pengembangan usaha. Pelaksanaan temu konsultasi dan pendampingan teknis dilakukan dalam rangka peningkatan pemahaman dan pengetahuan mengenai teknologi informasi dan komunikasi kepada KUKM, sehingga dapat berdampak kepada perkembangan usahanya. Kegiatan ini telah dilaksanakan di 8 (delapan) propinsi, yaitu Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Riau, Sumatera Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, Banten, dan Papua. 51

61 Diklat Vocational Capaian kinerja pada indikator ini adalah sebanyak 450 orang telah mengikuti diklat Vocational dari target kinerja yang ditetapkan sebanyak 450 orang (capaian kinerja 100%). Pelaksanaan Diklat Vocational ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis vocational/khusus kepada peserta diklat, anggota Koperasi dan UKM serta masyarakat calon wirausaha, dalam rangka meningkatkan daya saing bagi UMKM dalam menghasilkan produknya, antara lain di bidang budidaya coklat, kerajinan akar wangi, pengolahan emping melinjo, pengolahan pasca panen biji mete, dan bordir. Diklat Pengelola LKM Capaian kinerja pada indikator ini sebanyak 100 orang peserta yang mengikuti pelatihan Diklat bagi Pengelola LKM. Realisasi tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu 100 peserta (capaian kinerja 100%). Diklat ini dilaksanakan di 12 Provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, NTB, Bali, Jambi, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Maluku Utara, serta Bengkulu. Tujuan dari pelaksanaan diklat ini adalah untuk mendorong agar Lembaga Keuangan Mikro memiliki legalitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memiliki Badan Hukum. Diklat Perkoperasian Realisasi capaian kinerja pada indikator ini adalah sebanyak 600 peserta. Realisasi kinerja tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 600 peserta (capaian kinerja 100%). Tujuan dari Diklat ini adalah untuk meningkatkan Peserta Diklat Perkoperasian pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang perkoperasian bagi kelompok strategis baik dari kalangan pemuda, tokoh masyarakat, gerakan koperasi, pelaku UKM dan pengurus serta pengelola koperasi. Tempat Praktek Keterampilan Usaha (TPKU) Target capaian kinerja indikator ini adalah terfasilitasinya sebanyak 100 TPKU pada lembaga pendidikan pedesaan. Realisasi capaian kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 100 TPKU telah terfasilitasi (100%). 52

62 Fasilitasi TPKU pada lembaga pendidikan pedesaan dimaksudkan untuk menumbuhkan calon wirausaha baru melalui keterampilan teknis sesuai dengan bidang yang diminati siswa. Lembaga yang mendapatkan bantuan adalah lembaga pendidikan swasta setingkat MA, SMK, SMU, dan MAK. Setiap lembaga pendidikan mendapatkan bantuan sebesar Rp. 100 juta. Kunjungan Menteri Negara KUKM ke Salah satu TPKU Perbengkelan Terfasilitasinya UMKM dan Wirausaha Baru Melalui Pendampingan Realisasi capaian kinerja pada indikator ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 395 UMKM dan wirausaha baru yang difasilitasi (capaian kinerja 100%). Pencapain kinerja tersebut dilakukan melalui pendampingan/pencangkokan usaha kepada wirausaha baru potensial. Pendampingan dilakukan oleh UKM sukses kepada usaha pemula sehingga terjalin proses pembelajaran dan transformasi pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan UKM menjadi usaha mandiri. Kegiatan ini dilakukan di 10 provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Tengah. Selain itu, untuk mendukung indikator ini, juga telah dilakukan pengembangan kemitraan antar Koperasi dan UKM dengan dunia usaha yang merupakan implementasi Kesepakatan Bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian BUMN. Presiden RI didampingi Menteri Negara Koperasi dan UKM pada Perayaan Puncak GKN tahun

63 Peningkatan Kapasitas Lembaga Pendamping LPB/BDS-P Realisasi capaian kinerja pada indikator ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 380 pendamping yang ditingkatkan kapasitasnya (capaian kinerja 100%). Pencapaian kinerja dilakukan melalui pelaksanaan peningkatan standar kompetensi lembaga pendamping yang dilaksanakan di Propinsi Jawa Tengah. Peran Lembaga Pengembangan Bisnis/Business Development Services-Provider (LPB/BDS-P) dalam pengembangan usaha KUMKM dinilai strategis. Hal ini karena LPB/BDS-P memberikan jasa layanan konsultasi sesuai dengan kebutuhan KUMKM, khususnya dalam bidang pemasaran, permodalan, informasi dan teknologi, sumber daya manusia, serta melakukan alternatif solusi bagi masalah yang dihadapi oleh KUMKM. Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM Pada Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , target pencapaian kinerja untuk indikator ini baru akan dimulai pada tahun anggaran SASARAN: PENINGKATAN PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL DAN MENENGAH NASIONAL Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , telah ditetapkan 8 (delapan) target pencapaian kinerja pada sasaran ini yaitu: 1. Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana produksi KUKM sebanyak 488 Koperasi; 2. Meningkatnya jumlah koperasi dalam pengembangan energi terbarukan sebanyak 80 Koperasi ; 3. Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUMKM sebanyak 15 konsep model; 4. Jumlah KUMKM yang difasilitasi pameran dalam dan luar negeri KUMKM; 5. Jumlah KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra KUMKM; 6. Jumlah Dukungan Revitalisasi sarana dan prasarana pemasaran melalui koperasi 241 unit; 7. Jumlah PKL yang difasilitasi kepastian tempat usaha UMi; 8. Meningkatnya Jumlah KUKM yang terlayani Usaha Kecil dan Menengah Nasional. 54

64 Pencapaian atas target kinerja pada sasaran ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana produksi KUKM sebanyak 488 Koperasi Meningkatnya jumlah koperasi dalam pengembangan energi terbarukan sebanyak 80 Koperasi Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUMKM sebanyak 15 konsep model Jumlah KUMKM yang difasilitasi pameran dalam dan luar negeri KUMKM Jumlah KUMKM yang difasilitasi melalui temu mitra KUMKM Jumlah Dukungan Revitalisasi sarana dan prasarana pemasaran melalui koperasi 241 unit Jumlah PKL yang difasilitasi kepastian tempat usaha Umi Meningkatnya Jumlah KUKM yang terlayani Usaha Kecil dan Menengah Nasional 123 Koperasi 153 Koperasi 124, Pedoman TTG 5 pedoman KUMKM , KUKM ,33 19 unit PKL KUKM Penjelasan atas hasil pengukuran target kinerja tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: Meningkatnya Jumlah dan Kualitas Sarana Produksi KUKM Sebanyak 488 Koperasi Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebanyak 153 Koperasi telah difasilitasi dalam rangka peningkatan kualitas dan sarana produksi. Realisasi tersebut tercapai lebih dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 123 koperasi (capaian kinerja 124,39%). Kinerja pada indikator ini tercapai melalui pelaksanaan penyaluran bantuan perkuatan di bidang produksi. Bantuan tersebut dimaksudkan sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan permodalan KUMKM dalam rangka pengembangan usaha. Jenis bantuan perkuatan yang diberikan kepada KUMKM dengan sebaran propinsi penerima adalah seperti pada grafik di bawah ini: 55

65 SEBARAN BANTUAN PERKUATAN (Propinsi) Tanaman pangan dan hortikultura Kehutanan dan perkebunan Perikanan dan peternakan 8 Industri, kerajinan dan pertambangan Ketenagalistrikan dan aneka usaha 14 Meningkatnya jumlah koperasi dalam pengembangan energi terbarukan Pada Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , target pencapaian kinerja untuk indikator ini baru akan dimulai pada tahun anggaran Tersusunnya konsep model pemberian insentif dalam rangka peningkatan kualitas produksi KUMKM Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebanyak 5 pedoman dengan capaian kinerja sebanyak 5 pedoman pemberian insentif yang telah dihasilkan (capaian kinerja 100%). Konsep model yang telah dihasilkan yaitu: konsep model pemberian insentif di bidang pertanian tanaman pangan dan holtikultura; konsep model pemberian insentif bidang kehutanan dan perkebunan; konsep model pemberian insentif bidang perikanan dan peternakan; konsep model pemberian insentif peningkatan kualitas produksi KUKM bidang industri, kerajinan dan pertambangan; konsep model pemberian insentif bidang ketenagalistrikan dan aneka usaha. Model pemberian insentif kepada koperasi merupakan suatu kebijakan dalam upaya memacu kegiatan Koperasi dan UMKM dengan penekanan utama pada peningkatan pendayagunaan insentif dalam kegiatan masyarakat utamanya sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan produktivitas Koperasi dan UMKM. 56

66 KUMKM Yang Difasilitasi Pameran Dalam dan Luar Negeri Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini jauh melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak UMKM telah difasilitasi untuk mengikuti pameran dari target sebanyak UMKM (capaian kinerja 119,56%). Selama tahun 2012, dalam memfasilitasi pemasaran produk KUMKM di dalam dan luar negeri, Kementerian Koperasi telah melaksanakan pameran bagi KUMKM, baik di luar maupun dalam negeri. Beberapa pameran tersebut, yaitu: a. Pameran Luar Negeri - Pameran Ambiente 2012, Jerman; - China International Furniture Fair 2012, China; - International Furniture and Craft Fair (IFFINA), Indonesia; - Malaysia International Halal Showcase (MIHAS), Malaysia; - Hongkong Fashion Week (HKFW), Hongkong; - China International SME Fair (CISMEF), Guangzhou; - Foire de Marseille, Perancis; - International Design Exhibitor (INDEX), Uni Emirat Arab; - Turkey Halal and Healthy Product Fair, Turki; - Trade Expo Indonesia (TEI), Indonesia; - Bangkok International Gift and Bangkok International Houseware (BIG & BIH), Bangkok; - International Trade (INTRADE), Malaysia; - Fasilitasi Temu Bisnis pada Pameran MACEF dan Business Seminar on Tourism, Trade and Investment), Italia; - The 9th China Int l SME Fair (CISMEF), China; b. Pameran Dalam Negeri - Pameran Koperasi dan UKM Festival Ke-10 ; - Pameran Tematik: Koperasi dan UKM Fesyen & Asesoris Expo Pameran Koperasi dan UKM Makanan, Minuman dan Kemasan Tahun 2012; - Promosi Produk KUKM Melalui Partisipasi Kementerian Koperasi dan UKM Pada Berbagai Event Pameran Dalam Negeri; 57

67 KUMKM Yang Difasilitasi Melalui Temu Mitra Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebanyak KUMKM telah difasilitasi melalui Temu Mitra. Realisasi tersebut tercapai lebih dari target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak koperasi (capaian kinerja 111,33%) Target Realisasi Pelaksanaan Temu mitra dimaksudkan untuk meningkatkan kemitraan koperasi dan UMKM dengan pengusaha. Pada tahun 2012 ini, telah dilaksanakan temu mitra di beberapa sektor yaitu temu mitra dalam kemasan produk, temu mitra pola waralaba, temu mitra dengan pola dagang, temu mitra dengan pola subkontrak, temu mitra di bidang eko produk, temu mitra di sektor pariwisata, temu mitra di sektor energi biomassa, dan temu mitra dengan BUMN. Temu mitra tersebut telah dilaksanakan di 16 provinsi. Dukungan Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pemasaran Melalui Koperasi Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah telah dilakukan revitalisasi kepada sebanyak 19 pasar tradisional. Realisasi tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 19 koperasi (capaian kinerja 100%). Revitalisasi pasar tradisional melalui koperasi merupakan program yang strategis dan substantif dimana telah menciptakan manfaat ganda dalam pemberdayaan usah mikro. Dengan adanya revitalisasi tersebut, Suasana Pasar Tradisional yang telah direvitalisasi, Ngablak, Sleman 58

68 pelaku UMKM (pedagang pasar) mendapatkan suatu kepastian tempat usaha dan kenyaman dalam berdagang, yang dimana dapat meningkatkan pendapatannya. Secara kontinuitas, revitalisasi pasar tradisional difokuskan pada penataan lingkungan pasar yang nyaman seperti perbaikan fisik sarana pasar, penataan lingkungan pasar yang nyaman dan representatif, penataan manajemen pengelolaan pasar oleh koperasi, penataan pedagang/anggota koperasi. Pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional pada tahun 2012 dilaksanakan di 19 kabupaten/kota pada 18 provinsi. PKL Yang Difasilitasi Kepastian Tempat Usaha Pemberian tempat usaha dan sekaligus pembenahan sarana usaha PKL agar lebih tertib dan menarik telah dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM melalui fasilitasi penataan sarana usaha PKL dalam wadah kelembagaan koperasi. Pada tahun 2012, realisasi kinerja fasilitasi kepastian tempat usaha bagi PKL adalah sebanyak PKL. Realisasi kinerja ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak PKL mendapatkan fasilitasi. Selama tahun , total sebanyak PKL yang telah difasilitasi kepastian tempat usaha oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Meningkatnya Jumlah KUKM yang terlayani Usaha Kecil dan Menengah Nasional Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah telah terlayaninya sebanyak KUMKM oleh LLP-KUMKM pada paviliun daerah di SME Tower. Realisasi tersebut telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak KUMKM (capaian kinerja 100%). Fasilitasi KUMKM oleh LLP-KUMKM di paviliun daerah telah Gedung SME Tower dimulai sejak tahun Paviliun daerah adalah sarana (booth) berdasarkan provinsi yang disediakan oleh LLP-KUMKM bagi KUMKM daerahnya masingmasing. Sampai saat ini telah tersedia sebanyak 33 paviliun daerah. Selain itu, selama tahun 2012 jumlah pengunjung SME Tower adalah sebanyak orang. 59

69 SASARAN: PENYEDIAAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , telah ditetapkan 9 (sembilan) target pencapain kinerja pada sasaran ini yaitu: 1. Peningkatan akses pendanaan bagi usaha mikro dan kecil melalui 300 Koperasi; 2. Penilaian kesehatan bagi 126 KSP/KJKS/UJKS Primer nasional; 3. Transformasi 300 LKM menjadi badan hukum Koperasi; 4. Peningkatan permodalan bagi Koperasi perdesaan dan perkotaan; 5. Bantuan Start-Up Capital bagi Wirausaha Pemula; 6. Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, Sosialisasi dan Fasilitasi Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi KUMKM; 7. Fasilitasi Terbentuknya 6 (enam) Lembaga Penjamin Kredit Daerah bagi KUMK. 8. Jumlah KUMKM yang didampingi untuk mengakses KUR; 9. Tersalurkannya pinjaman/pembiayaan dana bergulir kepada KUMKM. Pencapaian atas target kinerja pada sasaran ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: Indikator Kinerja Target 2012 Realisasi % Peningkatan akses pendanaan bagi 100 Koperasi usaha mikro dan kecil melalui 300 Koperasi Penilaian kesehatan bagi KSP Primer KSP/KJKS/UJKS Primer nasional Transformasi 300 LKM menjadi 100 LKM terdaftar badan hukum Koperasi Peningkatan permodalan bagi Koperasi , Koperasi perdesaan dan perkotaan Bantuan Start-Up Capital bagi 168 wirausaha baru , Wirausaha Pemula Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, 3 Kegiatan 5 166,66 Sosialisasi dan Fasilitasi Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan bagi KUMKM Fasilitasi Terbentuknya 6 (enam) Lembaga Penjamin Kredit Daerah bagi KUMK 2 Provinsi Jumlah KUMKM yang didampingi untuk mengakses KUR Tersalurkannya pinjaman/pembiayaan dana bergulir kepada KUMKM 33 Provinsi KUMKM ,18 60

70 Penjelasan atas hasil pengukuran target kinerja tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: Peningkatan Akses Pendanaan Bagi Usaha Mikro Dan Kecil Pencapaian kinerja pada indikator ini dilaksanakan melalui pelaksanaan kegiatan linkage program. Kegiatan yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut: 1). melakukan koordinasi Linkage Program antara Bank Umum dengan Koperasi bersama instansi terkait baik di Pusat maupun di Daerah; 2). Melakukan supervisi dan konsultasi linkage program antara bank umum dengan koperasi; 3). Pencetakan buku Pedoman Teknis Program antara Bank Umum dengan Koperasi; 4). monitoring dan evaluasi Linkage Program antara Bank Umum dengan Koperasi. Penilaian Kesehatan Bagi KSP/KJKS/UJKS Primer Nasional Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) melakukan kegiatan penghimpunan dana dari Anggota, memberikan Pinjaman kepada Anggota dan menempatkan dana pada KSP sekundernya. Atas dasar tersebut maka pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi dapat berjalan dan berkembang secara jelas, teratur, tangguh dan mandiri. Oleh karena itu, pengelolaan harus dilakukan secara profesional dan ditangani oleh pengelola yang memiliki keahlian dan pengetahuan khusus, dengan dibantu oleh sistem pengawasan internal yang ketat. Sampai saat ini, telah dikeluarkan Sertifikat Hasil Penilaian Kesehatan kepada 42 (empat puluh dua) unit KSP/USP Koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia (capaian kinerja 100%). Transformasi LKM Menjadi Badan Hukum Koperasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sangat berperan membantu pembiayaan usaha mikro dan kecil karena letaknya yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dan persyaratan pinjaman mudah dipenuhi oleh masyarakat yang membutuhkan. Bank Indonesia telah membagi jenis LKM, yaitu LKM formal yang telah berbadan hukum, LKM semi formal yang keberadaannya didasarkan pada SK Gubernur atau SK pemerintah desa serta LKM non formal yang belum berbadan hukum. Pemerintah telah menerbitkan Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara Koperasi dan UKM, serta Gubernur Bank Indonesia nomor 351.1/KMK.010/2009; nomor A Tahun 2009; nomor 01/SKB/M.KUKM/IX/2009; nomor 11/43A/KEP.GBI/2009 tentang Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro. 61

71 Hasil dari pelaksanaan kegiatan secara kualitatif adalah LKM telah berbadan hukum menjadi koperasi, sehingga legal untuk melaksanakan kegiatan simpan pinjam. Sementara itu hasil pelaksanaan kegiatan secara kuantitatif adalah terdapat 200 LKM telah berbadan hukum koperasi dari 100 yang ditargetkan yang telah berbadan hukum koperasi (capaian kinerja 200%) Target Realisasi Peningkatan Permodalan Bagi Koperasi Perdesaan Dan Perkotaan Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah telah disalurkannya bantuan perkuatan bagi koperasi pedesaan dan perkotaan kepada sebanyak Koperasi. Realisasi tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak koperasi (capaian kinerja 100%). Bantuan perkuatan bagi Koperasi dan perkotaan disalurkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM sebagai salah satu solusi permodalan bagi Koperasi dalam mengembangkan usahanya. Setiap koperasi mendapatkan bantuan perkuatan sebesar Rp. 55 juta. Bantuan tersebut telah disalurkan kepada 445 kabupaten/kota pada 33 provinsi. Bantuan Start-Up Capital Bagi Wirausaha Pemula Kementerian Koperasi dan UKM menempuh langkah antisipatif melalui penyediaan dana untuk mendukung start up capital bagi wirausahawan pemula. Program keberpihakan ini diharapkan suatu saat akan berdampak langsung dan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi persoalan pengangguran dan kemiskinan. Pelaksanaan kegiatan Bantuan Permodalan untuk penumbuhan dan pengembangan Wirausahawan Pemula ini telah dialokasikan kepada 256 wirausaha pemula (capaian kinerja 152,38%) dengan nilai sebesar Rp (enam milyar empat ratus juta rupiah) dengan masing-masing wirausaha pemula maksimal menerima sebesar Rp (dua puluh lima 62

72 juta rupiah). Penerima manfaat atau bantuan permodalan dari pelaksanaan program ini adalah calon wirausahawan pemula terdidik/sarjana dan calon wirausahawan pemula tidak terdidik atau non sarjana Pelaksanaan Kegiatan Edukasi, Sosialisasi dan Fasilitasi Pengembangan Asuransi, Jasa Keuangan dan Perpajakan Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah pelaksanaan kegiatan edukasi, sosialisasi dan fasilitasi pengembangan asuransi, jasa keuangan dan perpajakan sebanyak 3 kegiatan. Realisasi tersebut sesuai dari target yang ditetapkan, yaitu sebanyak 3 kegiatan (capaian kinerja 100%). Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung indikator ini adalah: a. Fasilitasi Pembiayaan KUMKM Bagi Industri Dibidang Ekonomi Kreatif Strategi pemerintah dalam hal pengembangan ekonomi kreatif yang telah digariskan dalam Inpres No. 6 tahun 2009 dilakukan dengan cara memfasilitasi interaksi pelaku industri di bidang ekonomi kreatif dengan lembaga pembiayaan bank dan non bank dalam rangka mengembangkan skim pembiayaan yang sesuai dengan keragaan dan karakteristik usaha KUKM industri kreatif. b. Edukasi, Sosialisasi Dan Implementasi Kebijakan Perpajakan Bagi Koperasi Dan UKM Sosialisasi perpajakan bagi Koperasi dan UMKM telah dilaksanakan di 5 (lima) provinsi yang meliputi provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Kab. Malang, dan Kep. Bangka Belitung yang bekerja sama dengan Kanwil Pajak/KPP di wilayah setempat dan diikuti oleh pembina tingkat prov/kab/kota. c. Kegiatan Fasilitasi Pembiayaan Bagi UKMK Yang Berorientasi Ekspor Program sosialisasi dan bimbingan teknis kepada UMKM dan Koperasi pelaku ekspor yang dilaksanakan periode tahun anggaran 2011 sampai dengan bulan Agustus 2012 di 14 (empat belas) Provinsi/DI yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jateng, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dengan realisasi pembiayaan kepada 7 (tujuh) UKM dan Koperasi. 63

73 Fasilitasi Terbentuknya Lembaga Penjamin Kredit Daerah bagi KUMKM Dalam rangka meningkatkan volume penyaluran kredit kepada KUMKM di berbagai pelosok tanah air, telah didorong pembentukan lembaga penjaminan kredit di berbagai daerah, yaitu Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD). Saat ini, PPKD yang telah berdiri dan beroperasi berada di Provinsi Jawa Timur (PT. Jamkrida Jatim) dan di Provinsi Bali (PT. Jamkrida Bali Mandara). Dalam upaya untuk mempercepat pembentukan PPKD di berbagai daerah lainnya, telah dilaksanakan Deklarasi Percepatan Pembentukan PPKD yang dilakukan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 2011 dan dihadiri oleh 10 (sepuluh) Provinsi yaitu: Nanggroe Aceh Darussalam, Bangka Belitung, Riau, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara. Perkembangan pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD) yang telah dicapai sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut : a. Riau (PT. Jamkrida Riau); b. Bangka Belitung (PT. Jamkrida Babel); c. Sumatera Barat; d. Jawa Barat (PT. Jamkrida Jabar); e. NTB (PT. Jamkrida NTB Bersaing); f. Kalimantan Timur. KUMKM Yang Didampingi Untuk Mengakses KUR Realisasi capaian kinerja untuk indikator ini adalah pelaksanaan pendampingan program KUR di 33 provinsi. Realisasi tersebut sesuai dari target yang ditetapkan, yaitu sebanyak 33 provinsi (capaian kinerja 100%). Pendampingan dilaksanakan kepada 430 Koperasi dan Penyaluran KUR kepada Usaha Mikro di Kulon Progo masing-masing koperasi pendamping mendapatkan bantuan pendampingan sebesar Rp ,- (Dua puluh dua juta rupiah). 64

74 Tersalurkannya Pinjaman/Pembiayaan Dana Bergulir Kepada KUMKM Dana bergulir tahun 2012 telah disalurkan kepada UMKM atau tercapai 133,68% dari target UMKM (capaian kinerja 114,18%). Dana tersebut yang disalurkan melalui 498 Mitra Koperasi Primer Langsung, 11 Mitra Koperasi Sekunder, 26 Mitra Perusahaan Modal Ventura dan Mitra Perbankan, serta 318 Mitra UKM Strategis yang tersebar di 33 provinsi. Setiap tahun, nilai penyaluran pinjaman/pembiayaan kepada mitra mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar Rp , tahun 2009 meningkat 499,07% atau sebesar Rp , tahun 2010 meningkat 95,27% atau sebesar Rp , tahun 2011 meningkat 137,30% atau sebesar Rp , dan meningkat 9,91% pada tahun 2012 atau sebesar Rp Sedangkan kinerja proses penyaluran dana bergulir pada TA 2012 per 31 Desember 2012 mencapai Rp atau mencapai 103,37% dari target RBA Tahun 2012 sebesar Rp : Akad; SP3; komite; cair; SASARAN: PENGEMBANGAN WIRAUSAHA KOPERASI DAN UKM Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Koperasi dan UKM periode , telah ditetapkan 2 (dua) target pencapain kinerja pada sasaran ini yaitu: 1. Jumlah peserta diklat kewirausahaan sebanyak orang; 2. Terwujudnya penguatan inkubator Bisnis KUMKM 45 unit. 65

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2014 Menteri, DR. Syarief Hasan. Page i

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2014 Menteri, DR. Syarief Hasan. Page i KATA PENGANTAR Pelaksanaan Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015 Kode Program/Kegiatan INDIKATOR 1 2 3 4 01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM 1 Penyusunan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 a b LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Ucapan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya telah tersusun Laporan

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY Jakarta, Maret 2012

EXECUTIVE SUMMARY Jakarta, Maret 2012 JAKARTA, 2012 EXECUTIVE SUMMARY Laporan Akuntabilitas Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan pembangunan koperasi dan UKM di Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012-2014

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012-2014 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012-2014 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2012 a PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 1 PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015 DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM 1. Revitalisasi dan Modernisasi Koperasi; 2. Penyuluhan Dalam Rangka Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi;

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PELAKSANA PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BIMA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Per/M.KUKM/VI/2016 TENTANG PENDATAAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI

Lebih terperinci

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Copyright (C) 2000 BPHN PP 32/1998, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL *35684 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 1998 (32/1998) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi Meningkatnya

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 Oleh : Ir. Braman Setyo, M.Si Deputi Bidang Pembiayaan Bali,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian nasional

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA KERJA TAHUN 2016

PERUBAHAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 PERUBAHAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp. 0351 895047 Magetan TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan segala

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 90 TAHUN 2013 90 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa usaha kecil merupakan bagian integral dari perekonomian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN Oleh Ruslan MR Asisten Deputi Penelitian dan Pengkajian

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Kabupaten Banyuwangi diselaraskan dengan tujuan pembangunan koperasi dan UMKM yang tercantum pada Pola

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun2004 Tentang perimbangan keuangan pusat dalam rangka mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

Strategi UKM Indonesia

Strategi UKM Indonesia Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in

Lebih terperinci

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM

POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM POINTERS MENTERI KOPERASI DAN UKM Disampaikan pada Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Pointers Dalam rangka pemantapan koordinasi terkait pengembangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO Jl. Imam Bonjol 13 Telp/Fax (0342) 801833,812549 Email : diskopum@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 33 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MII(RO" KECIL, DAN MENENGAH A. KONDISI UMUM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU - 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp. 0351 895047 Magetan TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan segala puji dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 1. Visi Terwujudnya, Usaha Mikro, Kecil dan berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian daerah 2. Misi 1. Mewujudkan yang berkualitas dan sehat 2. Meningkatnya pertumbuhan koperasi dan UMKM serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU

A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU BAB V VISI, MISI DAN STRATEGI KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU Kabinet Indonesia Bersatu yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Soesilo

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1394 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI DAN UKM INSI JAWA TIMUR 1 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Dokumen Rencana Kerja (Renja) Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama KONDISI KOPERASI 1. Total Koperasi : 209.488 Unit 2. Koperasi Aktif : 147.249 Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak 80.000 Unit 3. Koperasi Tidak Aktif :

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KOTA BANDUNG SKPD : Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Jumlah Sumber Dana APBD Kota Rp

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 Laporan Kinerja Dinas Koperasi UMKM Provinsi Bali Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami

Lebih terperinci

2013, No /Menhut-II/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kehutanan Tahun ; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tent

2013, No /Menhut-II/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kehutanan Tahun ; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tent No.347, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Rencana Strategis. Tahun 2010-2014. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBIK INDONESIA NOMOR P.15/Menhut-II/2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 96 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATDAN DESA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR INSPEKTORAT JALAN SULTAN ALAM BAGAGARSYAH TELP 0752 71128 BATUSANGKAR 27281 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BATUSANGKAR JANUARI 2013 DAFTAR

Lebih terperinci