PRINSIP DASAR PERENCANAAN DAN KOMPONEN DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRINSIP DASAR PERENCANAAN DAN KOMPONEN DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN"

Transkripsi

1 1 PRINSIP DASAR PERENCANAAN DAN KOMPONEN DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan telah beranjak dari kegiatan yang bersifat naluriah, spontan, dan bersifat subyektif berdasar pengalaman masa lalu menjadi suatu proses yang sistematik, dan obyektif. Perencanaan yang telah dilakukan dengan baik sering menjadi gagal karena kurangnya perhatian terhadap pelaksanaannya. Perencana kesehatan merasa tugasnya telah selesai ketika mereka menghasilkan dokumen perencanaan. Perencanaan harus dikenali sebagai satu bagian suatu proses menyeluruh yang melibatkan analisis kebijakan, persiapan perencanaan, pengelola perencanaan, evaluasi dan penelitian. Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang dapat diterima secara umum. Beberapa batasaan perencanaan menurut para ahli disajikan sebagai berikut : 1. Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian (Abdulrachman, 1973). 2. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan dating dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan (Siagian, 1994). 3. Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa dating dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Terry, 1975 dalam Kusmiadi, 1995). 4. Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuantujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya (Stoner and Wankel, 1986 dalam Kusmiadi, 1995). 5. Menurut Soekartawi (2000), perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumberdaya yang tersedia. Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para ahli. Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai 1

2 tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain : a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik. b. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi. c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik. Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah "rencana" (plan). 1.2 Prinsip-Prinsip Perencanaan Menurut Reinke (1994), suatu perencanaan harus memiliki prinsip-prinsip (asas-asas) sebagai berikut : 1. Principle of contribution to objective. Setiap perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada capaian tujuan. 2. Principle of efficiency of plans. Suatu perencanaan adalah efisien jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan biaya yang sekecil-kecilnya. 3. Principle of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan). Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, organizing, staffing, directing dan controlling. Seorang pemimpin tidak akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui tujuan dna pedoman dalam melaksanakan kebijaksanaan. 4. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan). Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang manajer pun yang tidak mengerjakan perencanaan. 5. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan). Patokan-patokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan-ramaln, sebab premis-pemis perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian yang akan datang. 6. Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola kerja). Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja prosedur kerja dan program tersusun. 7. Principle of timing (asas waktu). Perencanaan waktu yang relative singkat dan tepat. 8. Principle of planning communication (asas tata hubungan perencanaan). Peremcanaan dapat disusun dan dikoordinasi dengan baik, jika setiap orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan dilaksanakannya. 2

3 9. Principle of alternatives. Alternative pada setiap wangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternative dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan. 10. Principle of limiting factor (asas pembatasan factor). Dalam pemilihan alternative-alternatif, pertama-tama harus ditujukan pada factor-faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternative dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternative dan asas pembatasan factor merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan. 11. The commitment principle (asas keterikatan). Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. 12. The principle of flexibility. Perencanaan yang efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan. 13. The principle of navigation change (asas ketetapan arah). Perencanaan yang efektif memerlukan pengamatan yang terus-menerus terhadap kejadiankejadian yang timbul dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan. 14. Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis). Dalam kondisi tertentu manajer harus memilihtindakan-tindakan yang diperlukan utnuk menjamin pelaksanaan perencanaan agar tujuan tercapai dengan efektif. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut : 1. Perencanaan merupakan fungsi utama manajer. Pelaksanaan pekerjaan tergantung pada baik buruknya suatu rencana. 2. Perencanaan harus diarahkan pada tercapainya tujuan. Jika tujuan tidak tercapai mungkin disebabkan oleh kurang sempurnya perencanaan. 3. Perencanaan harus didasarkan atas kenyataan-kenyataan obyektif dan rasional untuk mewujudkan adanya kerja sama yang efektif. 4. Perencanaan harus mengandung atau dapat memproyeksikan kejadiankejadian pada masa yang akan datang. 5. Perencanaan harus memikirkan dengan matang tentang anggaran, kebijaksanaan, program, prosedur, metode dan standar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 6. Perencanaan harus memberikan dasar kerja dan latar belakang bagi fungsifungsi manajemen lainnya. 1.3 Komponen Kesehatan Lingkungan Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi suatu organisme. Faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotik) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotik). Misalnya, suhu, curah hujan, panjangnya siang, angin serta arus laut. Interaksi- interaksi antara organisme-organisme dengan kedua faktor biotik dan abiotik membentuk suatu ekosistem. Bahkan perubahan kecil suatu faktor 3

4 dalam suatu ekosistem dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu jenis binatang atau tumbuhan dalam lingkungannya. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1, menjelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya dengan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Daftar komponen kesehatan lingkungan dari Leopard yang dikutip oleh F.Gunarwan Soeratmo (1988) adalah : a. Komponen fisik dan kimia b. Komponen hubungan ekologi c. Komponen sosial d. Komponen biologis Pembagian lingkungan oleh G. Melya Howe dalam bukunya Environmental Medicine (1980) adalah lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Sedangkan berdasarkan mengganggunya terhadap kesehatan manusia, maka lingkungan dapat dibagi menjadi : a. Lingkungan fisik b. Lingkungan biologis c. Lingkungan manusia (sosial-ekonomi-budaya) Macam komponen lingkungan hidup menurut Leopard adalah: a. Komponen lingkungan hidup fisik dan kimia b. Komponen lingkungan hidup sosial c. Komponen lingkungan hidup biologi dan hubungan ekologi Menurut Norbert Dee adapun yang menjadi komponen lingkungan yang dibagi dalam empat kelompok dasar, yaitu : 1. Ekologi a. Spesies dan populasi b. Habitat dan komunitas c. Ekosistem 2. Pencemaran lingkungan a. Air (temperatur, ph, turbiditas, salinitas, pengaruh pasang, surut, iklim mikro, DO, BOD, nutrien, karbon organik, bahan racun, pestisida) b. Udara (CO, hidrokarbon, nitrogen oksida, bahan khusus, sulfur oksida, kebisingan, iklim mikro) c. Lahan (tata guna lahan, erosi tanah, iklim mikro) 3. Estetika a. Lahan (vegetasi penutup, cakrawala, bentuk alam) b. Air (penampilan air, pencampuran lahan dan air, bau dan benda terapung) c. Sejarah dan kebudayaan (arsitektur, peristiwa budaya, tanda-tanda alam, atmosfir) 4. Kepentingan manusia 4

5 a. Sosial dan demografi (aspirasi komunitas, ciri perumahan) b. Pelayanan sosial (kesehatanm pelayanan umum dan swasta, proses pendidikan, sistem transportasi) c. Ekonomi (struktur ekonomi, pendapatan perkapita, pemerataan) PUSTAKA Amsyari, F Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta : Widya Medika. Kusmiadi, H. R Teori dan Teknik Perencanaan Edisi Pertama. Bandung : Penerbit Ilham Jaya. Mukono, H.J Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press. Mulyanto, R Ilmu Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmodjo, S Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2 Mei. Jakarta : Rineka Cipta. Reinke, W Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Siagian, S. P Filsafat Administrasi. Jakarta : Penerbit PT. Gunung Agung. 5

6 2 POLA PENYAKIT AKIBAT LINGKUNGAN Pada mulanya konsep terjadinya penyakit didasarkan pada adanya gangguan mahluk halus atau karena kemurkaan dari Maha Pencipta. Namun seiring zaman, Hipocrates mengembangkan teori bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air, udara, tanah cuaca dan lainnya. Namun tidak dijelaskan faktor lingkungan yang bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit. Lingkungan yang merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat penting. Dari lingkungan didapatkan udara untuk bernapas, air untuk minum, makanan untuk dinikmayi, dan ruang untuk bergerak. Gangguan lingkungan akan mengganggu kesehatan manusia. Untuk itu diperlukan upaya untuk menjaga agar lingkungan tidak tercemar/rusak sehingga tidak membawa gangguan. Kemudian berkembanglah teori terjadinya penyakit berdasarkan sisa-sisa mahluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya. Konsep penyakit mulai mengacu pada adanya peranan jasad renik. Ditinjau dari sudut ekologis, ada tiga faktor yang dapat menimbulkan suatu kesakitan, kecacatan, ketidakmampuan, atau kematian pada manusia. Tiga faktor itu disebut sebagai ecological atau epidemiological triad. Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama yang berperan timbulnya penyakit yakni host, agent and environment. Dalam keadaan normal, ketiga komponen tersebut atau dengan kata lain orang disebut sehat. Pada suatu keadaan saat keseimbangan dinamis tersebut terganggu, misalnya saat kualitas lingkungan hidup menurun sampai tingkatan tertentu, agens penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia dan menimbulkan sakit. Internal Eksternal - Fisiologis - Biokimia - Psikologis - Fisik - Biologis - Kimiawi - Sosekbud 6

7 Biologis Kimiawi Ras Agent Nutrisi Seks Host Fisik Gen Mekanis Environment Fisik Biologis Sosial Gambar 1. Epidemilogical/Ecological Triad 1. Faktor Host Adalah manusia atau mahluk hidup lain sangat kompleks dalam proses alamiah terjadinya perkembangan penyakit, termasuk burung dan artropoda. Faktor host tersebut bergantung pada karakteristik yang dimilki individu, anatara lain dapat berupa umur, jenis kelamin, ras, etnik, anatomi tubuh, tingkah laku, pekerjaan, adat, gaya hidup, dan lainnya. 2. Faktor Agent Adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Pada beberapa penyakit agent ini adalah sendiri, misalnya pada penyakit-penyakit infeksi, sedangkan yang lain beberapa agent yang bekerjasama misalnya pada penyakit kanker. Agent dapat berupa unsur biologis, unsur nutrisi, unsur kimiawi dan unsur fisika. 3. Faktor Lingkungan Adalah semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik (geologis, iklim, geografis), biologis (kepadatan penduduk) dan sosial (urbanisasi, lingkungan kerja, dan lainnya). PUSTAKA Bustan, M dan Arsunan, A Pengantar Epidemilogi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Chandra, B Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 7

8 3 DASAR PERENCANAAN MANAJEMEN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN Perencanan lingkungan pada dasarnya adalah proses dinamik. Perencanan lingkungan tidak hanya merupakan satu tindakan saja, namunlebih nayak sebagai suatu rentan aktivitas yang tersusun sistematis dan bertahap, mengarah pada hasil perbaikan lingkungan hidup yang lebih mantap. Pada dasarnya tiap perencanaan lingkungan harus mempunyai tiga aspek pokok yakni strategi, tujuan dan proses perencanaan. Strategi perencanaan lingkungan akan dibahas pada bab berikutnya, sedang aspek tujuan dan proses akan dijabarkan pada bab ini. Tujuan perencanaan lingkungan sebagai suatu pernyataan hasrat atau harapan terhadap terciptanya kondisi lingkungan ideal yang ingin dicapai. Umumnya tujuan dikaitkan dengan perbaikan kualitas lingkungan hidup sehingga memebrikan suasana yang lebih menguntungkan bagi penduduk. Kondisi lingkungan yang meningkat kualitasnya juga diusahakan berlangsung permanen/lestari. Namun tujuan seperti itu tidak dapat dipakai sebagai arah operasional lingkungan, lebih banyak hanya berupa arah konsepsional yang menjadi orientasi para pengelola lingkungan. Tujuan perbaikan lingkungan dalam bentuk yang memilki nilai operasionil banyak tergantung pada kemampuan perencana untuk melihat ke depan tentang prospek lingkungan yang akan dihadapi. Dengan kata lain, suatu tujuan perencanaan lingkungan perlu dibuat secara kuantitatif, kalau mungkin dalam bentuk satuan jumlah untuk jangka waktu tertentu. Suatu perencanan lingkungan perlu terdiri dari aktifitas yang berkesinambungan dan tersusun sistematis, serta bertahap menuju suatu perbaikan kualitas lingkungan dengan ukuran yang objektif. Prosesnya sangat dinamik mengikuti perubahan-perubahan alamiah maupun tak alamiah yakni perubahan yang dikaitkan dengan aktifitas manusia, yang bersifat terkontrol melalui program-program perbaikan lingkungan. Adapun proses kegiatan perencanaan lingkungan pada hakikatnya adalah rantai aktifitas yang berkaitan dengan upaya perbaikan kualitas lingkungan terencana, sistematis dan rasional. Proses itu meliputi berbagai aktifitas yang bisa diklasifikasikan dalam tujuh kelompok kegiatan pokok, yaitu : 1. Analisis lingkungan 2. Penetapan dan penyusunan urutan prioritas masalah lingkungan 3. Penyusunan alternatif pemecahan masalah lingkungan 4. Pemilihan alternatif dan penentuan rencana perbaikan lingkungan 5. Pelaksanaan rencana dan program perbaikan lingkungan 8

9 6. Pengawasan dalam pelaksanaan 7. Evaluasi pelaksanaan Ketujuh kelompok aktifitas perencanaan lingkungan diatas merupakan suatu aktifitas yang senantiasa ada dan dilaksanakan dalam upaya-upaya perbaikan lingkungan. PUSTAKA Amsyari, F Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta : Widya Medika. 9

10 4 PENDEKATAN SISTEM KESEHATAN LINGKUNGAN 4.1 Pengertian Pendekatan Sistem Kesehatan Lingkungan Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan (kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua komponen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu. Bertolak dari identifikasi sistem tersebut, akan disajikan beberapa batasan sistem untuk diarifi seperlunya, batasan sistem tersebut, adalah: 1. Sistem adalah komposisi (susunan yang serasi) dari fungsi komponennya. 2. Sistem adalah rangkaian komponen yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah tercapainya tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu (Warijan, dkk., 1984: 1) 3. Sistem adalah pengkoordinasian (pengorganisasian) seluruh komponen serta kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu. 4. A system is an organized or complex whole; an assemblage or combination of things or parts forming a complex or unitary whole (Johnson, Kast, dan Rosenzweig, 1973: 4). Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis; sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar). Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Jadi dapat disimpulkan, suatu pendekatan sistem kesehatan lingkungan adalah suatu rangkaian hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat dan perlunya menganalisis komponennya baik fisiks, biotis dan sosial. 10

11 4.2 Ciri-Ciri Sistem Atau Pendekatan Sistem Secara lebih rinci, ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau pendekatan sistem, adalah: 1. Adanya tujuan. Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentukan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem adalah pusat orientasi dalam suatu sistem. 2. Adanya komponen sistem (selain tujuan). Jika suatu sistem itu adalah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) adalah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di kampus sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terjadi di dalamnya adalah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponenkomponen sistem. 3. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem. Tubuh kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia berjalan secara sehat dan semestinya. Penyelenggaraan pengajaran di kampus merupakan suatu sistem, maka setiap komponen yang mempunyai fungsi tertentu itu mesti menyumbang secara sepantasnya dalam rangka mencapai tujuan dan semua fungsi tersebut perlu dikoordinasikan secara terpadu agar proses pengajaran berlangsung secara efektif dan efisien. 4. Adanya interaksi antar komponen. Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan. 4.3 Pendekatan dan Metodologi dalam Penerapan Prinsip dan Hubungan Ekologi Ekologi merupakan hubungan antara total antara organisme dengan lingkungannyayang bersifat organik maupun anorganik, menurut Ernst Haeckel (1869). Penerapan prinsip dan hubungan ekologi dalam kehidupan manusia dapat berupa pendekatan dan metodologi, yaitu: 1. Pendekatan Holistik Pendekatan seutuhnya berupa analitik dan reduksionistik (Odum dan Boyden). 2. Pendekatan Evolusioner Pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual, populasi maupun komunitas. 11

12 3. Pendekatan Interaktif Menurut Price, dkk (1983), suatu kehidupan harus dilihat dari hubunganhubungan interaktif antar komponen penyusun dan merupakan suatu pendekatan bottom up untuk mengenal ekosistem atau lingkungan hidup dengan lebih baik. 4. Pendekatan Situsional Jarvie, Papper, dan Vayda, menganjurkan pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul. 5. Pendekatan Sosiosistem dan Ekosistem Pendekatan ini berupaya memisahkan lingkungan hidup ke dalam sistem sosial dan sistem alami serta mempelajarinya berdasarkan aliran materi, energi dan informasi. Dari keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi. 6. Pendekatan Peranan dan Perilaku Manusia Pendekatan ini berupaya mempelajari peranan manusia dalam program MAB (man and biosphere) atau pendekatan pemanfaatan oleh manusia (UNESCO, 1974). 7. Pendekatan Kontektualisasi Progresif Pendekatan ini bersifat interdisipliner dan dapat ditelusuri secara progresif sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik. 8. Pendekatan Kualitas Lingkungan Pendekatan ini merupakan kelanjutan pendekatan kontektualisasi progresif yang kemudian dikembangkan dengan penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 4.4 Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk menjadikan lingkungan itu sehat, seperti: 1. Pengawasan/pemeliharaan penyediaan sarana air bersih (SAB) dan sanitasi dasar; 2. Pengawasan dan pemeliharaan kualitas lingkungan misalnya sistem pembuangan air limbah (SPAL), jamban keluarga (JAGA); 3. Pengawasan dan pemeliharaan tempat-tempat umum (TTU) 4. Pengawasan dan pemeliharaan tempat pengelolaan makanan (TPM) 5. Pengawasan dan pemeliharaan tempat-tempat pestisida 6. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; 7. Pengembangan wilayah sehat seperti pengawasan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah (TPS) 12

13 PUSTAKA Anonimous Pengertian Dan Ciri-Ciri Pendekatan Sistem. (Online), ( Diakses 12 November Chandra, B Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jauhari, N Upaya Kesehatan Lingkungan. (Online), ( Diakses 14 November

14 5 STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut. Hendrik L. Blum dalam Planning for Health, Development and Application of Social Change Theory secara jelas menyatakan bahwa determinan status kesehatan masyarakat merupakan hasil interaksi domain lingkungan, perilaku dan genetika serta bukan hasil pelayanan medis semata-mata. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan secara ringkas (lihat gambar Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan di bawah!) Keturunan Lingkungan (fisik, sosbud, ekonomi), Status Kesehatan Pelayan Kesehatan Perilaku Gambar 2. Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Keempat faktor tersebut (keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan) disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan tergeser ke arah dibawah optimal. Berdasarkan teori Blum, menunjukkan konsep status kesehatan seseorang bahkan suatu komunitas masyarakat, dipengaruhi oleh empat faktor terdiri kesehatan lingkungan 45%, perilaku 30% disusul jasa layanan kesehatan 20%, serta faktor genetik atau keturunan hanya berpengaruh 5%. Aspek fisik dari lingkungan dapat berupa panas, sinar, udara dan air, radiasi, atmosfir dan tekanan. Sebagai faktor ekstrinsik yang terdiri dari lingkungan fisik, 14

15 kimia, biologi dan social, pendekatan lain yang dapat digunakan adalah model roda dan pendekatan segitiga epidemiologi. Kedua model tersebut menyebutkan bahwa lingkungan fisik, biologi dan sosial dapat menyebabkan penyakit. Host Agent Lingkungan Gambar 3. Segitiga Epidemiologi Lingkungan biologi Lingkungan Sosial Manusia (host) Genetic Core Lingkungan fisik/ kimia Gambar 4. Whell Model of Man Environment Interaction Kualitas lingkungan merupakan determinan penting terhadap kesehatan masyarakat, penurunan kualitas lingkungan memiliki peran terhadap terjadinya penyakit seperti diare, ISPA, malaria, schistosomiasis dan penyakit vektor lainnya, CPOD (PPOM), CVD, penyakit infeksi pada anak. Karena itu, jika upaya peningkatan kesehatan masyarakat hanya memprioritaskan jasa layanan secara "kuratif", tanpa menitikberatkan pada perwujudan kesehatan lingkungan, maka fenomena tersebut diibaratkan menabur garam ditengah samudera, tidak akan membuahkan hasil yang optimal. Akibatnya, masyarakat sebatas menuai kesembuhan sementara, karena pada pasca pengobatan atau perawatan, faktor lingkungan yang tidak sehat kembali menggerogoti kondisi kesehatan masyarakat, karena akar permasalahannya berupa fenomena lingkungan yang "sakit", tidak secara tuntas dan menyeluruh disembuhkan. Meski pengobatan secara "kuratif" tetap diperlukan hingga kapanpun, akan tetapi jangan justru mengabaikan faktor lainnya, yang sebenarnya bisa mewujudkan kualitas derajat kesehatan masyarakat bermasa depan, sebab akar permasalahannya telah tercerabut ditengah komunitas mereka. 15

16 Pembangunan kesehatan masyarakat khususnya pembangunan kesehatan lingkungan, juga harus sejalan dengan upaya peningkatan kualitas perilaku masyarakat agar mereka bisa memiliki gaya hidup yang mandiri, sekaligus bermotivasi tinggi untuk mewujudkan kualitas kesehatannya. Karena mustahil pembangunan kesehatan bisa ditanggulangi sendiri oleh pemerintah, menyusul selama inipun alokasi anggaran kesehatan di setiap Kabupaten setiap tahunnya masih dibawah standar yang disyaratkan organisasi kesehatan dunia (WHO), sebesar 15% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setempat. PUSTAKA Hasyim, H Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 11; Manajemen Penyakit Lingkungan Berbasis wilayah. (Online), ( Diakses 12 November Hidayat, J Lingkungan Penentu Status Kesehatan. (Online), ( Diakses 12 November Mukono, H.J Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press. Notoatmodjo, S Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 16

17 6 SISTEM KESEHATAN LINGKUNGAN 6.1 Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan Batasan kesehatan lingkungan sangatlah luas, sehingga kita terlebih dahulu harus paham akan pengertian kesehatan dan lingkungan itu sendiri. Pengertian Kesehatan 1. Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan. 2. Menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pengertian Lingkungan 1. Menurut Encyclopaedia of Science and Technology (1960) disebutkan, lingkungan adalah sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. 2. menurut Encyclopaedia Americana (1974), lingkungan adalah pengaruh yang ada di atas / sekeliling organisme. 3. Lingkungan menurut A. L. Slamet Riyadi (1976) merupakan tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu. Pengertian kesehatan lingkungan 1. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia), kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. 2. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. 3. Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen), kesehatan lingkungan adalah upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. 17

18 6.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu : 1. Penyediaan air minum 2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran 3. Pembuangan sampah padat 4. Pengendalian vektor 5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia 6. Higiene makanan, termasuk higiene susu 7. Pengendalian pencemaran udara 8. Pengendalian radiasi 9. Kesehatan kerja 10. Pengendalian kebisingan 11. Perumahan dan pemukiman 12. Aspek kesling dan transportasi udara 13. Perencanaan daerah dan perkotaan 14. Pencegahan kecelakaan 15. Kesehatan lingkungan tempat rekreasi umum dan pariwisata 16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/ wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk 17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu : 1. Penyehatan air dan udara 2. Pengamanan limbah padat/sampah 3. Pengamanan limbah cair 4. Pengamanan limbah gas 5. Pengamanan radiasi 6. Pengamanan kebisingan 7. Pengamanan vektor penyakit 8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana 6.3 Sasaran Kesehatan Lingkungan Di dalam Pasal 22 ayat (2) UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yang menjadi sasaran kesehatan lingkungan sebagai berikut : 1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis 2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama / yang sejenis 3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri / yang sejenis. 4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum. 18

19 5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus. 6.4 Perencanaan Program Kesehatan Lingkungan Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para ahli. Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain : a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik. b. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi. c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik. Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah "rencana" (plan). Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain : 1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana : a. Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara tahun. b. Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun. c. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun. 2. Dilihat dari tingkatannya : a. Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas. b. Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program. c. Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin. 3. Ditinjau dari ruang lingkupnya : 19

20 a. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah. b. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah. c. Rencana menyeluruh ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap. d. Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan. Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas namun prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut. Misalnya berdasarkan tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana jangka panjang berdasarkan jangka waktunya. 6.5 Proses Perencanaan Kesehatan Lingkungan Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah-masalah baru kemudian dari masalahmasalah tersebut dipilih prioritas masalah dan selanjutnya kembali ke siklus semula. Lihat bagan Proses Perencanaan dibawah! Identifikasi masalah Prioritas Masalah Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pemecahan Masalah Bagan 1. Proses Perencanaan Proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) yakni Problem Solving For Better Health. Problem Solving For Better Health membantu dalam melaksanakan upaya problem sloving skala kecil yang secara langsung dapat memberi manfaat bagi banyak orang. Falsafahnya adalah dapat menggunakan sumber daya yang ada 20

21 untuk mencapai dampak positif yang lebih besar dalam mengatasi masalah kesehatan setempat dibandingkan dengan dampak umum yang telah dicapai walaupun ketersediaan dana yang tidak memadai. Adapun yang menjadi proses dalam Problem Solving For Better Health adalah sebagai berikut : 1. Langkah pertama yaitu mendefinisikan masalah secara jelas. - Tentukan sifat, besar, sebab dan faktor-faktor penunjang timbulnya suatu masalah kesehatan. - Masalah yang didapat harus riil berdasarkan data primer yang didapatkan. - Prioritas masalah merupakan masalah kesehatan yang dapat diatasi sendiri. - Prinsip utamanya menggunakan sumber daya setempat yang sudah ada (tenaga, teknis, peralatan, logistik dan dana) untuk mengatasi masalah. 2. Langkah kedua yaitu menentukan bagian realistik dari masalah. - Prinsipnya mengatasi masalah bagian demi bagian. - Caranya dengan mengambil bagian yang kecil dari masalah, bagian yang realistik dan dapat dikelola 3. Langkah ketiga yaitu mendefinisikan suatu solusi. - 43eJenis-jenis solusi : pendidikan, biomedis, psikologis, ekonomi, usaha mikro, job training, lingkungan. - Buatlah pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang relevan, terdefinisi dengan baik dan dapat dijawab. Sebaiknya pertanyaan harus mencakup elemen-elemen seperti: - Dengan apa - Melakukan (kegiatan apa) - Dengan (siapa atau untuk siapa) - Dimana - Selama (untuk berapa lama) - Akan mencapai (tujuan yang diinginkan) 4. Langkah keempat yaitu menyusun Plan of Action - POA merupakan perangkat organisasi, langkah-langkah dan alat komunikasi - POA dapat menjabarkan rincian dari solusi yang diambil - POA harus dapat menjabarkan bagaimana anda akan mengevaluasi dampak dari upaya anda. Suatu POA seharusnya memiliki 5 komponen utama, yaitu: 1) Mengapa. Jabaran dari alasan mengapa anda memilih masalah yang akan anda pecahkan. 2) Apa. Jabaran dari masalah yang anda pilih dan ditulis dalam bentuk pertanyaan yang baik. 3) Bagaimana. Menjabarkan metodologi (siapa, apa kegiatannya, isi, frekuensi, lama, dimana) yang akan digunakan untuk mengatasi masalah. 21

22 4) Evaluasi. Bagaimana caranya mengukur atau melakukan evaluasi dampak atau efektifitas upaya anda, Apa yang paling penting untuk dinilai Komponen dari kegiatan evaluasi adalah : apa yang akan dievaluasi, bagaimana cara melakukan evaluasi, berapa sering/ dan berapa lama dan siapa yang akan melakukan evaluasi. Perlu dibuat rencana anggaran yang diperlukan (termasuk yang telah tersedia ataupun yang belum tersedia) dan jadwal kegiatan. 5) Kesinambungan. Bagaimana caranya untuk mencegah agar masalah yang telah anda atasi tidak timbul kembali. 5. Langkah terakhir yaitu kesinambungan. Langkah ini merupakan pendekatan untuk menjamin kesinambungan solusi : - Melibatkan pihak terkait dari awal masalah ataupun pada fase persiapan kegiatan - Apabila kegiatan tersebut berhasil mengatasi masalah perlu dilakukan melegalkan pola, model, pendekatan atau sistem yang berhasil tersebut sebagai kegiatan rutin masyarakat setempat - Penyebar luasandan penerapan pola, metode, model ketempat lain dengan masalah yang sama. PUSTAKA Notoatmodjo, S Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. Setiyabudi, R Dasar Kesehatan Lingkungan. (Online), ( Diakses 22

23 7 MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN LINGKUNGAN 7.1 Model Pendidikan Tenaga Kesehatan Lingkungan Lingkungan terdiri dari semua kondisi, keadaan dan pengaruh eksternal yang mengelilingi dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme atau suatu komunitas organisme. Terdapat bahaya alam dan bahaya buatan manusia yang mengancam habitat, iklim, dam pada akhirnya kesehatan baik individu maupun komunitas mereka. Masalah lingkungan yang semakin tidak baik, membuat diperlukannya model pendidikan bagi tenaga kesehatan khususnya untuk masalah lingkungan. Disini tenaga kesehatan diberikan pendidikan berupa sosialisasi guna menyebarluaskan kesadaran terhadap masalah-masalah lingkungan yang semakin banyak. Sasaran pendekatan ini dimaksudkan untuk mengubah perilaku mereka yang menghasilkan pencemaran/masalah, yang berarti akan mengurangi masalah langsung pada sumber. 7.2 Aspek Kesehatan Lingkungan Banyak aspek yang mempengaruhi kesehatan suatu komunitas. Akibatnya, status kesehatan setiap komunitas berlainan. Aspek tersebut dapat berupa aspek fisik, sosial dan atau budaya. Aspek tersebut juga mencakup kemampuan komunitas untuk mengorganisasi dan bekerja sama sebagai satu kesatuan dan juga perilaku individu yang ada dalam komunitas tersebut. Aspek fisik Aspek organisasi komunitas Kesehatan manusia Aspek Sosial/ budaya Aspek perilaku individual 1. Aspek fisik Aspek fisik mencakup pengaruh demografi, lingkungan, besar komunitas dan perkembangan industri. Pengaruh demografi dipengaruhi secara langsung oleh ketinggian, letak dan iklim. Mutu lingkungan berkaitan dengan mutu kepedulian kita terhadapnya. Besarnya komunitas juga dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan komunitas. Kemampuan komunitas untuk merencanakan, mengorganisasi maupun mendayagunakan 23

24 sumber daya secara efektif dapat menentukan apakah besarannya dapat dimanfaatkan atau tidak. 2. Aspek sosial budaya Faktor yang muncul dari interaksi antara individu atau kelompok di dalam komunitas. Contohnya, masyarakat yang hidup di kota, dengan keadaan serba ada, memiliki angka kesakitan terkait stres yang lebih tinggi dibanding masyarakat yang hidup didesa. Budaya muncul dari petunjuk yang diwariskan kepada seseoranga sebagai bagian dari lingkungan tertentu. Mereka diarahkan bagaimana memandang dunia dan berperilaku di dalamnya berkaitan dengan orang lain, dengan kekuatan supranatural atau Tuhan, dan dengan lingkungan alamnya. Beberapa faktor yang menyebabkan adalah kepercayaa, tradisi, dan praduga; ekonomi, politik, agama, sosial, dan lain sebagainya. 3. Apek organisasi komunitas Pengorganisasi masyarakat merupakan proses untuk membantu masyarakat dalam mengidentifikasikan masalah atau tujuan umum, memobilisasikan sumber daya, dan dengan cara lain membangun serta menerapkan startegi untuk mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan bersama. 4. Aspek perilaku individual Imunitas kelompok merupakan kekebalan suatu populasi terhadap penyebaran suatu agens infeksius yang didasarkan pada imunitas sebagian besar penduduk. PUSTAKA Amsyari, F Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta : Widya Medika. McKenzie, J An Introduction To Community Health Terjemahan Kesehatan Masyarakat : Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 24

25 8 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. Masalah kesehatan lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang adalah berkisar pada masalah sanitasi (jamban), penyediaan air minum, perumahan (housing), pembuangan sampah dan pembuangan air limbah (air kotor). Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di kota-kota besar. Hal tersebut disebabkan, antara lain : 1. Urbanisasi penduduk Di Indonesia, terjadi perpindahan penduduk dalam jumlah besar dari desa ke kota. Lahan pertanian yang semakin berkurang terutama di pulau Jawa dan terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan penduduk desa berbondongbondong datang ke kota besar mencari pekerjaan sebagai pekerja kasar seperti pembantu rumah tangga, kuli bangunan dan pelabuhan, pemulung bahkan pengemis dan pengamen jalanan yang secara tidak langsung membawa dampak sosial dan dampak kesehatan lingkungan seperti munculnya pemukiman kumuh dimana-mana. 2. Tempat pembuangan sampah Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan secara dumping tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Sistem pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran pada udara, tanaha dan air selain lahannya juga dapat menjadi tempat berkembangbiaknya agen dan vektor penyakit menular. 25

26 3. Penyediaan sarana air bersih Berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hanya 60% penduduk Indonesia mendapatkan air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur atau sumber lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai muncul dimana-mana. 4. Pencemaran udara Tingkat pencemaran udara di Indonesia sudah melebihi nilai ambang batas (NAB) normal terutama di kota-kota besar akibat gas buangan kendaraan bermotor. Selain itu, hampir setiap tahun asap tebal meliputi wilayah nusantara bahkan sampai ke negara tetangga akibat pembakaran hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan. 5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga dan industri dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungai atau laut, ditambah lagi dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatan MCK di bantaran sungau. Akibatnya, kualitas air sungai menurun dan apabila digunakan untuk air baku memerlukan biaya yang tinggi. Untuk lebih jelas, akan dibahas masalah kesehatan lingkungan sebagai berikut : 8.1 Masalah Penyedian Air Bersih Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Didalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65 % dan untuk bayi sekitar 80 %. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara L/hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air L/ hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Untuk itu air harus mempunyai persyaratan khusus agar layak untuk diminum / digunakan. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1. Syarat Fisik : bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya. 2. Syarat Bakteriologis : harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Bila pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan. 26

27 3. Syarat Kimia : Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai berikut : Jenis Bahan Kadar yang dibenarkan (mg/l) Fluor (F) 1-1,5 Chlor (Cl) 250 Arsen (As) 0,05 Tembaga (Cu) 1,0 Besi (Fe) 0,3 Zat organik 10 Ph (keasaman) 6,5-9,0 CO Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut. Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut : 1. Air hujan, ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya. 2. Air sungai dan danau sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu. 3. Mata air. Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum. 4. Air sumur dangkal. Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal, biasanya berkisar antara 5-15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus dahulu sebelum diminum. 27

28 5. Air sumur dalam. Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah, kedalamannya biasanya diatas 15 meter. Air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut : 1. Pengolahan secara alamiah (penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh) 2. Pengolahan air dengan menyaring (dengan kerikil, ijuk dan pasir). 3. Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia. Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas) dan yang berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor). 4. Pengolahan air dengan mengalirkan udara. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air. 5. Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih. Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. 8.2 Masalah Pembuangan Air Limbah Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombiasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut : 28

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN Nama kelompok : 1. Arif Rahmahabimantara 2. Anindya Hidayaturrohma 3. Qonita 4. Arum Wibisono 5. Fitrah Nurani E.P 6. Sinta Diani Rohma PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dr. Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum

Lebih terperinci

EKOLOGI,SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN HIDUP

EKOLOGI,SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN HIDUP EKOLOGI,SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN HIDUP Dr.Budiman Chandra Sejarah dan Latar Belakang Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah seringkali menghadapi masalah-masalah

Lebih terperinci

MENJAGA KESEHATAN LINGKUNGAN

MENJAGA KESEHATAN LINGKUNGAN MENJAGA KESEHATAN LINGKUNGAN Masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya kesehatan lingkungan yang baik jika ingin menciptakan komunitas yang sehat dan bahagia. Apabila mereka mampu menjaga lingkungan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M. KESEHATAN LINGKUNGAN Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum Yogyakarta, 21 Maret 2016 Kebijakan terkait Kesehatan

Lebih terperinci

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan: SANITASI AIR BERSIH VIRGIA RINANDA ( 15714006 ) REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN PENGERTIAN SANITASI Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya,

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

Faktor yang mempengaruhi sehat.

Faktor yang mempengaruhi sehat. Kesehatan Lingkungan I N D A H P R A S E T Y A W A T I T R I P U R N A M A S A R I F I K / U N Y I N D A H _ P R A S T Y @ U N Y. A C. I D M A T E R I 2 Faktor yang mempengaruhi sehat. Faktor tersebut

Lebih terperinci

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) PIL adalah suatu telaah secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan atau diusulkan yang kemungkinan menimbulkan dampak lingkungan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

Lebih terperinci

Prosedur Pelaksanaan ANDAL

Prosedur Pelaksanaan ANDAL Prosedur Pelaksanaan ANDAL Canter (1977) membagi langkah-langkah dalam melakukan pelaksanaan ANDAL; o Dasar (Basic) o Rona Lingkungan (Description of Environmental Setting) o Pendugaan Dampak (Impact assesment)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, untuk jenjang tingkat pertama (Menkes, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, untuk jenjang tingkat pertama (Menkes, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal, pemerintah menyelenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, perencana dan terarah untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 3 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Bagi

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd PENCEMARAN LINGKUNGAN Purwanti Widhy H, M.Pd Pengertian pencemaran lingkungan Proses terjadinya pencemaran lingkungan Jenis-jenis pencemaran lingkungan PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Berdasarkan UU Pokok

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Sehat merupakan kondisi optimal fisik, mental dan sosial seseorang sehingga dapat memiliki produktivitas, bukan hanya terbebas dari bibit penyakit. Kondisi sehat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan lagi aktivitas penduduk serta penggunaan sumber daya air.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan lagi aktivitas penduduk serta penggunaan sumber daya air. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, manusia memerlukan air selama hidupnya. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, memasak, mandi,

Lebih terperinci

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda yaitu makhluk hidup dan makhluk tak hidup yang saling mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Air bagi Kehidupan Manusia

Air bagi Kehidupan Manusia Air bagi Kehidupan Manusia Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Manfaat Air Kehidupan manusia tidak lepas dari tanah, air dan udara, tanah merupakan tempat berpijak dan sumber dari segala bahan makanan yang ditanam

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2 1. Perhatikan tabel berikut! Kota Jumlahpenduduk Luaswilayah (km 2 ) A 2500 50 B 3520 80 C 1250 120 D 4500 75 Berdasarkan tabel tersebut kota manakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, yang saling berkaitan dengan masalahmasalah lain di

Lebih terperinci

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi. MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air merupakan unsur utama. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN bab i KERUSAKAN LINGKUNGAN A. KONSEP KERUSAKAN LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan sangat berdampak pada kehidupan manusia yang mendatangkan bencana saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di alam ini tidak dapat berlangsung, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Tubuh manusia sebagian

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, khususnya bagi manusia yang selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disempurnakan dan diganti dengan Undang Undang

Lebih terperinci

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah MITL Media Ilmiah Teknik Lingkungan Volume 1, Nomor 2, Agustus 2016 Artikel Hasil Penelitian, Hal. 35-39 Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan

Lebih terperinci

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 106 Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 1. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa energi matahari akan diserap oleh tumbuhan sebagai produsen melalui klorofil untuk kemudian diolah menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan satu areal dalam lingkungan hidup yang sangat penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012). 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Air adalah salah satu kekayaan alam yang ada di bumi. Air merupakan salah satu material pembentuk kehidupan di bumi. Tidak ada satu pun planet di jagad raya ini yang

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3 1. Meningkatnya permukiman kumuh dapat menyebabkan masalah berikut, kecuali... Menurunnya kualitas kesehatan manusia Meningkatnya

Lebih terperinci

KESEHATAN LINGKUNGAN. Tri Niswati Utami

KESEHATAN LINGKUNGAN. Tri Niswati Utami KESEHATAN LINGKUNGAN Tri Niswati Utami Lingkungan Kondisi di luar organisme, memengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme (Encyclopedia of Science and Technology, 1960). Pengaruh yang ada di atas/sekeliling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sehat 2015 adalah lanjutan dari visi pembangunan kesehatan nasional 2010 yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan Pendahuluan 1.1 Umum Sungai Brantas adalah sungai utama yang airnya mengalir melewati sebagian kota-kota besar di Jawa Timur seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya. Sungai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup dipandang sebagai satu sistem yang terdiri dari subsistem-sistem. Dalam ekologi juga manusia merupakan salah satu subsistem dalam ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, lingkungan, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga kebersihan daerah aliran sungai. Membuang limbah padat dan cair dengan tidak memperhitungkan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

MAKALAH PERENCANAAN (PLANNING)

MAKALAH PERENCANAAN (PLANNING) MAKALAH PERENCANAAN (PLANNING) Disusun oleh: DEWI ANISA PURNAMA NPM.3521120027 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK (STISIP) BINA PUTERA BANJAR BANJAR 2016 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang Kata Pengantar Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan Rahamat-Nya lah penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini secara khusus penulis

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi

Lebih terperinci

SILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku

SILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku LAMPIRAN 5 SILABUS IPA KELAS VII Kelas VII Alokasi waktu: 5 JPL / Minggu Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi silang pada salah satu huruf di lembar jawab! 1. Di Indonesia, pengaturan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sangat erat hubungannya dengan manusia karena menjadi sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak bahkan menjadi suatu sarana utama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai

I. PENDAHULUAN. Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam yang mutlak diperlukan untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya diantaranya adalah air. Selain itu, air merupakan komponen penyusun terbesar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961): 44 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekologi Sungai Aspek ekologi adalah aspek yang merupakan kondisi seimbang yang unik dan memegang peranan penting dalam konservasi dan tata guna lahan serta pengembangan untuk

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, dan spiritual yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Disusun oleh: Mirza Zalfandy X IPA G SMAN 78 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017

PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017 PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas : VII Nama Guru : Windi Agustine NIM : 13312241026 Sekolah : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Air adalah zat yang penting bagi tubuh manusia setelah udara. Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-5

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai meninggal, hal ini karena manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK Dr. RAMLAWATI, M.Si. Drs. H. HAMKA L., M.S. SITTI SAENAB, S.Pd., M.Pd. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat. 37 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang menjabarkan pembangunan sesuai dengan kondisi, potensi dan kemampuan suatu daerah tersebut.

Lebih terperinci

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. NAMA : KELAS : NO : SOAL PENCEMARAN AIR Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

Lebih terperinci

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut. PERKEMBANGAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN A. PENYEBAB PERKEMBANGAN PENDUDUK Pernahkah kamu menghitung jumlah orang-orang yang ada di lingkunganmu? Populasi manusia yang menempati areal atau wilayah

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK LANJUT

RENCANA TINDAK LANJUT RENCANA TINDAK LANJUT BAHAN AJAR DIKLAT FUNGSIONAL Oleh : Drs. Siswanta Jaka Purnama, Apt, MKes NIP : 19631028 198911 1001 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGEMBANAGAN SUMBER DAYA MANUSIA BAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup manusia, tidak dapat diukur dari sudut pandang ekonomis saja, tapi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN SUMBERDAYA PENGERTIAN SUMBER DAYA MERUPAKAN UNSUR LINGKUNGAN HIDUP YANG TERDIRI DARI SUMBERDAYA MANUSIA, SUMBERDAYA HAYATI, SUMBERDAYA NON HAYATI DAN SUMBERDAYA BUATAN. (UU RI NOMOR 4 TAHUN 1982) SEHINGGA

Lebih terperinci