KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)
|
|
- Iwan Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya) Arief 1) Hidayanti 2) Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 PO Box 164 Tlp (0265) Tasikmalaya abstrak Kegemukan adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh normal. Kegemukan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya asupan zat gizi dalam hal karbohidrat, lemak, protein dan serat. Kegemukan pada remaja dapat memicu penyakit degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan serat dengan kegemukan pada remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode case control. Sampel yang digunakan pada kelompok kasus dan kontrol masing-masing 30 orang. Data kebiasaaan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan serat diperoleh menggunakan kuesioner Food Frequency Questionire (FFQ). Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dan besar risiko menggunakan Odds Ratio. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 80,0% pada kelompok kasus sering mengkonsumsi karbohidrat dan sebanyak 46,7% pada kelompok kontrol sering mengkonsumsi karbohidrat. Sebanyak 73,3% pada kelompok kasus sering mengkonsumsi protein dan sebanyak 33,3% pada kelompok kontrol sering mengkonsumsi protein. Sebanyak 83,3% pada kelompok kasus sering mengkonsumsi lemak dan sebanyak 40,0,% pada kelompok kontrol sering mengkonsumsi lemak, sedangkan sebanyak 63,3% pada kelompok kasus jarang mengkonsumsi serat dan sebanyak 26,7% pada kelompok kontrol jarang mengkonsumsi serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kegemukan di SMP Al-Muttaqin adalah kebiasaan konsumsi karbohidrat (p=0,016 OR 4,571), kebiasaan konsumsi protein (p=0,004 OR 5,500), kebiasaan konsumsi lemak (p=0,001 OR 7,500), kebiasaan konsumsi serat (p=0,009 OR 4,750). Ada hubungan antara kebiasaan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan serat dengan kegemukan. Disarankan bagi guru atau pihak UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) melakukan penyuluhan tentang gizi seimbang pada remaja. Kata Kunci : Kegemukan, Konsumsi karbohidrat, protein, lemak, serat. Penulis 1) Pembingbing 2)
2 abstract Obesity is a pathological condition in which there is an excessive accumulation of fat needed for normal body function. Obesity can caused by several factors, such us the nutrients intake of carbohydrates, fat, protein and fiber. Obesity in adolescent can cause degenerative disease. The aim of this research is to analyze the correlation between the carbohydrates, fat, protein and fiber consumption habits with the obesity in adolescents. In this research is used a case control method. The samples of the research yhat are used for each case control groups as total 30 persons. The data of the carbohydrate, fat, protein and fiber consumption habits are conducted by Food Frequency Questionare (FFQ). In analyzing the data is used a Chi-Square statistical test and to analyze the risk is used Odds Ratio. The result of univariat analyzing show that as much as 80,0% to the case often carbohydrate consume and as much as 46,7% to the control often carbohydrate consume. As much as 73,3% to the case often protein consume and as much as 33,3% to the control often protein consume. As much as 83,3% to the case often fat consume and as much as 40,0% to the control often fat consume. As much as 63,3% to the case rarely fiber consume and as much as 26,7% to the control rarely fiber consume. The results of the research show that the variables related to the obesity in Al- Muttaqin Junior High School Tasikmalaya are carbohydrates consumption habits (p=0,016 OR 4,571), protein consumption habits (p=0,004 OR 5,500), fat consumption habits (p=0,001 OR 7,500) and fiber consumption habits (p=0,009 OR 4,750). Based on the result of analyzing the data, it can be concluded that there is a correlation between the carbohydrate, fat, protein and fiber consumption habits with the obesity. Avoid disturbance of nutrition due to excess nutrient a substance can be done by means of diversification special food. Parents should also participate in delivering the knowledge about nutrition, especially about the fiber associated with obesity. Recommended for the teacher or the school health efforts do counseling about nutrition balanced on a teenager. Keyword : Obesity, carbohydrates consumption, protein, fat, fiber.
3 I. Pendahuluan Kegemukan merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 1995). Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak (Almatsier, 2001) Kebiasaan makan ialah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Sikap orang terhadap makanan dapat bersifat positif atau negatif. Sikap positif atau negatif terhadap makanan bersumber pada nilai-nialai affektif yang berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial, ekonomi) dimana manusia atau kelompok manusia itu tumbuh (Khumaidi, 1989). Kecepatan penambahan berat badan selama remaja sejajar dengan kecepatan kenaikan tinggi badan. Puncak kecepatan kenaikan tinggi badan sejalan dengan puncak kecepatan penambahan berat badan pada laki-laki, sedangkan pada perempuan kecepatan penambahan berat badan terjadi antara 6-9 bulan sebelum puncak kenaikan tinggi badan. Penambahan berat badan selama periode ini kurang lebih 50% dari berat badan ideal orang dewasa (Soetardjo, 2012). Remaja mempunyai kebiasaan makan diantara waktu makan berupa jajanan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Makanan mereka umumnya kaya energi yang berasal dari karbohidrat dan lemak (Soetardjo, 2011). Hasil survey awal yang dilaksanakan pada bulan April tahun 2012, dari jumlah 281 siswa kelas 7 dan 8 SMP AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya yang mengalami kegemukan sebanyak 30 orang. SMP AL-Muttaqin mempunyai makanan jajanan yang bervariasi dan rata-rata muridnya berasal dari keluarga menengah ke atas. II. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan desain penelitian menggunakan desain case control. Studi case control ini bersifat retrospektif, yaitu menelusuri ke belakang penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di masyarakat. Variabel bebas dalam penelitian ini
4 adalah kebiasaan makan kebiasaan makan (kebiasaan konsumsi karbohidrat, protein dan lemak), variabel terikatnya yaitu kegemukan adalah kelebihan energi yang terjadi bila konsumsi energi melalui makanan yang melebihi energi yang dikeluarkan, kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh (Almatsier, 2001). Kebiasaan makan diukur dengan menggunakan kuesioner Food Frequency Questionire (FFQ). Populasi kelas 7 dan 8 SMP AL-Muttaqin Kota Tasikmalaya sebanyak 281 orang dan sampel yang mengalami kegemukan sebanyak 30 orang. III. Hasil dan Pembahasan Kebiasaan Konsumsi Karbohidrat dengan Kegemukan Tabel 1.0 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Karbohidrat dengan Kegemukan Kebiasaan Status Gizi (Kegemukan) Konsumsi Gemuk Normal Total Karbohidrat F % F % F % Sering 24 63, , Jarang 6 27, , p 0,016 OR 4,571 (I,452-14,389 Pada remaja yang gemuk sebagian besar sering mengkonsumsi karbohidrat (63,2%), sedangkan pada remaja yang normal sebagian besar jarang mengkonsumsi karbohidrat (72,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0,016 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi karbohidrat terhadap kegemukan. Kebiasaan Konsumsi Protein dengan Kegemukan Tabel 1.2 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Protein dengan Kegemukan Pada Remaja di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya Kebiasaan Status Gizi (Kegemukan) Konsumsi Gemuk Normal Total Protein F % F % F % Sering 22 68, , Jarang 8 28, , p 0,004 OR 5,500 (1,813-16,681) Pada remaja yang gemuk sebagian besar sering mengkonsumsi protein (68,8%), sedangkan pada remaja yang normal jarang mengkonsumsi protein (71,4%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p =
5 0,004 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi karbohidrat terhadap kegemukan. Kebiasaan Konsumsi Lemak dengan Kegemukan Tabel 1.3 Hubungan Konsumsi Lemak dengan Kegemukan Pada Remaja di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya Kebiasaan Status Gizi (Kegemukan) Konsumsi Gemuk Normal Total Lemak F % F % F % Sering 25 67, , Jarang 5 21, , p 0,001 OR 7,500 (2,244-25,062) Pada remaja yang gemuk sebagian besar sering mengkonsumsi lemak (67,6%), sedangkan pada remaja yang normal jarang mengkonsumsi lemak (78,3%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0,001 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi lemak terhadap kegemukan. Kebiasaan Konsumsi Serat dengan Kegemukan Tabel 4 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Serat dengan Kegemukan Pada Remaja di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya Kebiasaan Status Gizi (Kegemukan) Konsumsi Gemuk Normal Total Serat F % F % F % Jarang 19 70,4 8 29, Sering 11 33, , p 0,009 OR 4,750 (1,584-14,245) Pada remaja yang gemuk sebagian besar jarang mengkonsumsi serat (70,4%) sedangkan pada remaja yang normal sering mengkonsumsi serat (66,7%). Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p = 0,009 (α = 0,05) yang artinya ada hubungan antara konsumsi serat terhadap kegemukan. Kegemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi (Yuniastuti, 2008). Karbohidrat memegang peranan penting dalam kehidupan karena merupakan sumber energi utama bagi manusia yang harganya relatif murah. Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel yang kemudian diubah menjadi energi.
6 Kelebihan glukosa dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di hati, kemudian lemak ini dibawa ke sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. (Almatsier, 2001). Secara umum dikenal dua jenis protein yaitu protein hewani yang berasal dari hewan dan protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Protein hewani dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan seperti ikan, daging, telur dan susu. Protein nabati terutama berasal dari kacang-kacangan serta bahan makanan yang terbuat dari kacang, seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, oncom, tahu dan tempe (Nurachmah, 2001). Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan kegemukan. Dalam keadaan berlebih, protein akan mengalami deaminase. Nitrogen dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh, dengan demikian memakan protein secara berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (Almatsier, 2001). Lemak dalam hidangan makanan memberikan kecenderungan meningkatkan kadar kolesterol darah terutama lemak hewani yang mengandung asam lemak jenuh rantai panjang. Kolesterol darah yang tinggi biasanya terdapat pada orang yang mengalami kegemukan (Yuniastuti, 2008:31). Lemak memiliki nilai energi yang lebih tinggi dibandingkan karbohidrat maupun protein dan turut mengambil bagian penting dalam menentukan kandungan energi dalam makanan. Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Bobot energi yang dihasilkan dari tiap gram lemak lebih besar dari yang dihasilkan tiap gram karbohidrat dan protein. Setiap gram lemak menghasilkan 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein menghasilkan 4 kalori, jadi yahng dihasilkan tiap gram lemak adalah du seperempat kali yang dihasilkan tiap gran kedua bahan atau sumber pembentuk energi lainnya (Kartasapoetra, 2005). Berat badan seseorang pada dasarnya dapat dikontrol dengan baik jika mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat, air dan berkalori rendah. Salah satu caranya adalah dengan mongkonsumsi tanaman sayur. Air dan serat akan menimbulkan rasa kenyang lebih lama, sehingga terjadi kecenderungan makan berlebih dapat dikurangi atau dicegah (Winarno, 2004:23). Konsumsi serat yang
7 kurang memberikan pengaruh terhadap terjadinya kegemukan. Salah satu fungsi serat adalah menghambat penyerapan kolesterol dan glukosa makanan oleh usus, sehingga sering digunakan untuk membantu penurunan kadar glukosa dan kolesterol darah. Menurunkan kadar kolesterol darah dapat dilakukan dengan banyak mengkonsumsi tanaman sayur yang kaya akan kholin bitartrate, asam pantotenat (vitamin B5) dan serat yang tinggi seperti buncis (Winarno, 2004). IV. Kesimpulan Remaja yang gemuk (kasus) sebagian besar (63,2%) sering mengkonsumsi karbohidrat, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (36,8%) sering mengkonsumsi karbohidrat. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi karbohidrat dengan kegemukan dengan nilai p = 0,016 (p<0,05). Remaja yang gemuk (kasus) sebagian besar (68,8%) sering mengkonsumsi protein, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (31,2%) sering mengkonsumsi protein. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi protein dengan kegemukan dengan nilai p = 0,004 (p<0,05). Remaja yang gemuk (kasus) sebagian besar (67,6%) sering mengkonsumsi lemak, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (32,4%) sering mengkonsumsi lemak. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi lemak dengan kegemukan dengan nilai p = 0,001(p<0,05). Remaja yang gemuk (kasus) sebagian besar (70,4%) jarang mengkonsumsi serat, sedangkan pada remaja yang normal (kontrol) sebesar (29,6%) jarang mengkonsumsi serat. Hasil uji Statistik didapat ada hubungan antara kebiasaan konsumsi serat dengan kegemukan dengan nilai p = 0,009 (p<0,05). Daftar Pustaka Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Almatsier, S., Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Khumiadi, M, Gizi Masyarakat, PT. Gunung Mulya, Jakarta, Soetardjo, S., Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2011.
8 Yuniastuti, A. Gizi dan Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, Kartasapoetra, Ilmu Gizi, Rineka Cipta, Jakarta, Winarno, Memanfaatkan Tanaman Sayur untuk Mengatasi Aneka Penyakit, PT. Agromedia Pustaka, Jakarta, Nuracmah, E., Nutrisi dalam Keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta, Yuniastuti, A. Gizi dan Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN
PERBEDAAN INTAKE ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2013) Maya Nurmalasari 1) Nurlina, SKM.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi memberikan dampak positif dan negatif terhadap gaya hidup dan pola konsumsi makanan pada masyarakat di Indonesia.
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY
LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu
Lebih terperinciPengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya
Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak
Lebih terperinciMilik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia
umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016
FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 ` Herliana Endang Supriyatini* ), dr. Siti Fatimah P.** ), M. Zen Rahfiludin ** ) * ) Mahasiswa Peminatan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciPERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)
PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Mohamad Yoga Nugraha 1) Siti Novianti 2) dan Nurlina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi pertumbuhan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO Bryan Reppi*, Nova H. Kapantow*, Maureen I. Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Usia
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT
Lebih terperinciGAMBARAN ASUPAN GIZI PADA PENDERITA SINDROM METABOLIK DI RW 04 KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU
GAMBARAN ASUPAN GIZI PADA PENDERITA SINDROM METABOLIK DI RW 04 KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Yurika Marthalia Utami 1, Dani Rosdiana 2, Yanti Ernalia 3 ABSTRAK Terjadinya pergeseran
Lebih terperinciApakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?
Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat
Lebih terperinciGAMBARAN POLA MAKAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO PADA REMAJA GEMUK DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN GIZI
GAMBARAN POLA MAKAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO PADA REMAJA GEMUK DI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN GIZI Zakaria 1, Hj Hikmawati 1, Suriani Rauf 1, Mira Salama 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)
PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinci: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah
DAMPAK KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH (Studi Pada Anak Taman Kanak-kanak PGRI Handayani Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya) Gita Hermawati 1) Lilik
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA PEDAGANG
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA PEDAGANG (Survei pada Pedagang di Pasar Desa Ciputat Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan Tahun 2013) Yuni Lestari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia yang menjadikan obesitas sebagai suatu epidemi global. Obesitas
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015
HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Oleh : Nia Sylviana Junaz 1, Jumirah 2, Albiner Siagian 2 1 Alumni Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen
Lebih terperinciKEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD TERHADAP OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR BANDA ACEH
P-ISSN : 2527-3310 E-ISSN : 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2016; 1(2): 78-82 KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD TERHADAP OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR BANDA ACEH (Habist of consumption
Lebih terperinciPola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang
Indonesian Journal of Disability Studies ISSN : - Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang * Agustina Shinta Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD), Universitas Brawijaya, Malang,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol serum (hiperkolesterolemia) merupakan salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi utama hiperkolesterolemia
Lebih terperinciPEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS
Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi, Januari Juni PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN RUMBIA KABUPATEN MAROS Sukmawati, Sitti Fatimah, Lydia Fanny Jurusan Gizi,
Lebih terperinciProgram Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun
70 KUESIONER PENGUMPULAN DATA PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN ASUPAN SARAPAN ANTARA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU GIZI DENGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT DI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUESIONER DATA
Lebih terperinciPRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013
PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013 Erni Viarni 1) Lilik Hidayanti dan Sri Maywati 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi Kesehatan Universitas
Lebih terperinciPERBEDAAN. Disusun Oleh: J
PERBEDAAN KARAKTERISTIK ORANG TUA, UANG SAKU DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD ANTARA REMAJA OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT DI SMK BATIK 1 SURAKART TA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: WENTI RUSTININGSIH J310100068
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI Nomor 22 tahun 2009 merupakan strategi untuk
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah
Lebih terperinciKONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc
KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc Tujuan Pembelajaran Mengetahui ruang lingkup gizi Mengetahui hubungan gizi dengan kesehatan Mengetahui Pengelompokan
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KONSUMSI WESTERN FAST FOOD (FREKUENSI DAN SUMBANGAN ENERGI) DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MILLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2015
FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIABETES MILLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2015 Erris Poltekes Kesehatan Lingkungan Korespondensi Penulis : nazra_ugm@yahoo.com
Lebih terperinciOLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2014 DI MEDAN TAHUN 2015 OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG 12010017
Lebih terperinciPENGARUH EDUKASI GIZI TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA ANAK GIZI LEBIH DI SDN SUDIRMAN I MAKASSAR TAHUN 2013
PENGARUH EDUKASI GIZI TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA ANAK GIZI LEBIH DI SDN SUDIRMAN I MAKASSAR TAHUN 2013 THE EFFECT OF NUTRITION EDUCATION TO CHANGE KNOWLEDGE AND NUTRIENT INTAKE
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPenelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.
2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat
Lebih terperinciMAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I
MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO. Waruis,Atika 1), Maureen I Punuh 1), Nova H. Kapantow 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA 8-10 TAHUN DI SD KATOLIK 03 FRATER DON BOSCO MANADO
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA 8-10 TAHUN DI SD KATOLIK 03 FRATER DON BOSCO MANADO Hendro Bidjuni Sefti Rompas Meisy Indriany Bambuena Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 8 MANADO Novita Assa*, Nova H. Kapantow*, Shirley E. S. Kawengian* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi
Lebih terperinciNunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition
Lebih terperinciSTATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO
STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO Agustian Ipa 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Background : Physical growth and maturation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, salah satunya ialah remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik
Lebih terperinciGAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO GORONTALO
GAMBARAN ASUPAN, STATUS GIZI DAN TINGKAT KEPUASAN SANTRI PONDOK PESANTREN HUBULO GORONTALO Description Intake, Nutritional Status and Level of Student Satisfaction Hubulo Islamic Center Gorontalo Harniko
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat pangan adalah makanan berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak terdapat pada dinding sel tanaman pangan. Serat pangan tidak dapat dicerna dan tidak diserap
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 1. Manusia membutuhkan serat, serat bukan zat gizi, tetapi penting untuk kesehatan, sebab berfungsi untuk menetralisir keasaman lambung
Lebih terperinciPola hidup sehat untuk penderita diabetes
Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek yang muncul sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular serta diabetes mellitus tipe 2. Komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut
Lebih terperinciKECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI
HASSIILL PPEENEELLIITTIIAN KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI Jumirah, Zulhaida Lubis, dan Muhammad Firdaus Staf Pengajar Departemen Gizi
Lebih terperinciKUESIONER. Universitas Sumatera Utara
KUESIONER PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DI DESA MEREK RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010 Tanggal Wawancara : A. IDENTITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan
Lebih terperinciHubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo
Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo Nur Khasanah *), Yuliaji Siswanto **), Sigit Ambar Widyawati **) *) Mahasiswi PSKM STIKES
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Zaman sekarang terdapat masalah gizi ganda yang salah satu penyebabnya adalah konsumsi makanan yang tidak seimbang. Makanan sangat dibutuhkan manusia terutama pada saat masa dewasa muda. Pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir
Lebih terperinciPERUBAHAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI MAHASISWA PUTRA DAN PUTRI TPB IPB TAHUN 2005/2006 PESERTA FEEDING PROGRAM
PERUBAHAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI MAHASISWA PUTRA DAN PUTRI TPB IPB TAHUN 2005/2006 PESERTA FEEDING PROGRAM Maryam Razak 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT This research was
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Energi dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktiftasnya. Energi didapatkan dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi. Sebagai sumber energi, lemak memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangan nya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE Nita Monica Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Menarche adalah menstruasi pertama di tengah masa pubertas yang terjadi di awal masa remaja.
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA
HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN Oleh : SERGIO PRATAMA 120100202 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jaringan tubuh dan mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Gizi 1.1. Definisi gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan (Soekirman, 2000). Menurut Almatsier (2001), kata gizi dihubungkan dengan kesehatan
Lebih terperinci12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG
12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 Suranto, Sri Karyati, Sholihah Hasil penelitian sebagian besar ibu hamil yang
Lebih terperinci142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016
142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016 ANALISIS PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI Analysis Of Reproductive Health Knowledge Of Exposure
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa kanak-kanak atau yang dikenal sebagai masa prasekolah yaitu anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia prasekolah mengalami perkembangan fisiologik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam gizi makanan. Hal ini disebabkan karena serat pangan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Serat pangan sempat cukup lama diabaikan sebagai faktor penting dalam gizi makanan. Hal ini disebabkan karena serat pangan tidak menghasilkan energi. Selain
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA
LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas sehingga membutuhkan nutrisi yang
Lebih terperinciGAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR
GAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR Salmiah 1, Siti Nur Rochimiwati 1, Ramlan Asbar 1, Nurliya Amir 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam
Lebih terperinciDIIT SERAT TINGGI. Deskripsi
DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri
Lebih terperinciPOLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014
POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 Hetty Gustina Simamora Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRAK Pola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Pra-Sekolah Anak pra-sekolah / anak TK adalah golongan umur yang mudah terpengaruh penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan anak pra-sekolah dipengaruhi keturunan dan faktor
Lebih terperinci