(Survey pada atlet beladiri mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar) (Survey at athlet self-defence student FIK State University of Makassar)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(Survey pada atlet beladiri mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar) (Survey at athlet self-defence student FIK State University of Makassar)"

Transkripsi

1 POLA CEDERA OLAHRAGA DALAM OLAHRAGA BELADIRI (Survey pada atlet beladiri mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar) WOUNDED PATTERN SPORT IN MARTHIAL ART SPORT (Survey at athlet self-defence student FIK State University of Makassar) Imam Suyudi Abstrak Penelitian ini bertujuan, sebagai berikut: (1). Untuk mengetahui jenis cedera yang sering dialami oleh atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. (2). Untuk mengetahui penyebab terjadinya cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. (3). Untuk mengetahui usaha yang dilakukan pelatih saat atlet mengalami cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. (4). Untuk mengetahui usaha yang dilakukan atlet setelah mengalami cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh atlet beladiri pada Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. sampel yang digunakan adalah atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar 30 orang yang diambil dengan teknik tertentu, yakni memilih mahasiswa yang memiliki latar belakang prestasi olahraga beladiri. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang berbentuk analisis dan presentase dengan melalui survey. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan analisis deskriptif dengan cara mempersentasekan jawaban pada setiap pertanyaan. 1 / 29

2 Hasil penelitian ini adalah: (1). Jenis cedera yang sering dialami oleh atlet beladiri mahasiswa FIK UNM masih tergolongan jenis cedera golongan atau tingkat pertama dan kedua yaitu ringan dan sedang. (2). Penyebab terjadinya cedera pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM adalah akibat dari kurangnya pemanasan dan istirahat. (3). Usaha yang dilakukan pelatih saat atlet mengalami cedera pada olahraga beladiri mahasiswa FIK UNM adalah rata-rata melakukan pengobatan sendiri dan menenangkan hati atletnya. (4). Usaha yang dilakukan atlet setelah mengalami cedera pada olahraga beladiri mahasiswa FIK UNM adalah mengobati sendiri. Abstract This Research bent on, as follows: (1). To know wounded type that often experienced by athlet self-defence student FIK State University Makassar. (2). To know cause the happening of injures at athlet self-defence student FIK State University Makassar. (3). To know effort that conducted moment coach atlet experiences of injure at athlet self-defence student FIK State University Makassar. (4). To know effort that conducted atlet after experience of injure at athlet self-defence student FIK State University Makassar. Population at research this is the all athlet self-defence at student FIK State University Makassar. sampel that used [by] is athlet self-defence student FIK State University Makassar 30 one whos are taken with certain technique, namely select student that have background of sport achievement self-defence. Research Type this is the descriptive research type that in form of analysis and presentase through survey. In this research writer uses descriptive analysis design by presentation answer in each question. Research Result this is the: (1). Wounded Type that often experienced by athlet self-defence student FIK UNM still wounded type group or first degree and second that is light and. (2). Cause the happening of injures at athlet self-defence student FIK UNM as a result of lack of warm-up and rest. (3). Effort that conducted moment coach athlet experiences of injure at sport self-defence student FIK UNM is average conducts medication by it self and set a mind at rest athlet. (4). Effort that conducted athlet after experience of injure at sport self-defence student FIK UNM is cures by it self. 2 / 29

3 PENDAHULUAN Olahraga sebagai salah satu model karya cipta manusia yang merupakan suatu bentuk aktivitas fisik dengan berbagai dimensi yang kompleks. Keterkaitan antara kegiatan berolahraga dengan keberadaan manusia adalah suatu hal yang tidak dipisahkan. Berawal dari gerak dan bergerak manusia selanjutnya dikembangkan menjadi perilaku yang bermakna dan memiliki tujuan tertentu. adapun bentuknya jika dihubungkan dengan perilaku manusia, maka tujuannya akan menjadi luas dan dalam. Hal ini karena manusia memiliki berbagai potensi dan kelebihan dibanding dengan mahluk lain. Oleh sebab itu olahraga perlu semakin ditingkatkan dan dimasyarakatkan sebagai salah satu cara untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolah-ragakan masyarakat. Untuk itulah perlu ditingkatkan penyediaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kegiatan berolahraga, termasuk para pendidik, pelatih dan pembina. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang ini, telah mempercepat terjadinya perubahan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya dan khususnya di bidang olahraga. Perubahan dan perkembangan dalam bidang olahraga tersebut, terjadi persaingan untuk meningkatkan prestasi di bidang olahraga melalui berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang efektif dan dapat dipertanggung jawabkan adalah melalui penelitian. Bagi atlet yang aktif melakukan olahraga tertentu (misalnya atlet pro), dituntut untuk memiliki sekelompok otot yang lebih kuat daripada bagian otot-otot yang lainnya. Respon tubuh terhadap adanya permintaan ini adalah dengan melalui sekelompok otot tertentu untuk berkontraksi dengan lebih keras. Hal ini meruakan perubahan dari penyesuaian tubuh yang sangat positif tentunya, karena perubahan ini memungkinkan terjadinya perbaikan selama melakukan latihan. Disamping itu, ada segi negatifnya juga. Setiap jenis olahraga menekankan adanya kontraksi (kerja otot) hanya pada sekelompok otot tertentu, sehingga hal ini dapat menyebabkan kontraksi otot hanya pada bagian otot tersebut saja menjadi lebih kuat, sedangkan otot-otot yang lainnya relatif lebih lemah. Kelompok otot yang ada pada tubuh biasanya berkontraksi secara berpasangan. Misalnya, otot biceps pada lengan akan berkontraksi menekuk (fleksi) pada siku, sedangkan otot triceps menegangkan (meluruskan) siku. Otot yang berkontraksi secara berpasangan (berlawanan) seperti tersebut dinamakan otot-otot antagonis. Banyak sekali pasangan otot seperti ini pada 3 / 29

4 tubuh. Oleh karena itu, senantiasa menjaga keseimbangan di antara otot-otot tersebut agar unit-unit otot dapat berfungsi secara efesien. Apabila program latihan yang dilakukan lebih menekankan hanya pada salah satu dari sekelompok otot yang saling berpasangan tersebut, maka akan menimbulkan cedera. Cedera ini disebabkan karena salah satu pasangan otot menjadi lebih kuat atau lebih kencang daripada otot-otot pasangannya. Cedera otot dapat juga terjadi pada otot yang lebih kuat maupun otot yang lebih lemah. Salah satu cabang olahraga yang populer saat ini di kalanganmasyarakat adalah berdirinya beberapa perguruan beladiri. Karate adalah termasuk cabang olahraga full body contact yang harus bersentuhan langsung dengan lawannya di saat melakukan komite. Sehingga dengan sendirinya kemungkinan akan terjadinya cedera, disisi lain beladiri merupakan olahraga yang memiliki resiko tinggi untuk mendapatkan cedera. Cedera yang dialami oleh beladiri berawal dari proses latihan, dimana seorang atlet beladiri disamping mengharapkan untuk menjadi atlet yang berprestasi tentunya perlu melalui berbagai tahap untuk memperoleh hasil yang maksimal. Untuk mencegah terjadinya cedera tersebut diperlukan satu program latihan peregangan pada otot-otot yang kencang, sedangkan pada otot-otot yang tidak memperoleh stimulasi yang cukup selama melakukan aktifitas diatasi dengan latihan penguatan, pada contoh kasus kaki bagian bawah tersebut, otot-otot betis memerlukan latihan peregangan sedangkan otot-otot kaki depan memerlukan latihan penguatan. Ada sebagian orang menganggap bahwa peregangan tidak memberikan manfaat bahkan dapat menimbulkan cedera. Namun hampir semua pakar bidang olahraga sangat menekankan perlunya melakukan program latihan peregangan. Apabila ternyata peregangan yang dilakukan menimbulkan terjadinya cedera, mungkin hal ini disebabkan karena mereka melakukannya terlalu agresif atau mungkin menggunakn teknik peregangan secara tidak tepat. Dengan demikian, berdasarkan penguraian dan penjelasan tentang persoalan cedera yang ada di atas, maka perlu adanya penelitian untuk membuktikan hal tersebut. Oleh karena itu peneliti mengangkat sebuah judul: Pola cedera olahraga dalam cabang olahraga beladiri (Survey pada atlet beladiri mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar). 4 / 29

5 Berdasarkan penguraian dari latar belakang, dengan masalah yang telah dijelasakan, maka perlu adanya batasan masalah yang dapat dirumuskan. Dengan demikian masalah tersebut, dirumuskan sebagai berikut: (1). Apakah jenis cedera yang sering dialami oleh atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar, (2). Apakah penyebab terjadinya cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar, (3). Apakah usaha yang dilakukan pelatih saat atlet mengalami cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar, dan (4). Apakah usaha yang dilakukan setelah mengalami cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. TINJAUAN PUSTAKA Dalam mengangkat dan mengungkapkan suatu permaslahan, perlu adanya teori-teori yang mendukung sebagai dasar untuk melakukan suatu penelitian. Teori-teori itu berfungsi sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan penelitian. Teori-teori yang dikemukakan diharapkan dapat mengungkapkan kerangka pikir. 1. Pengertian dan Pandangan Umum tentang Cedara Pertimbangan pertama dalam pencegahan cedera adalah menerima bahwa pada kenyataannya memang tidak dapat menghindarkan diri dari terjadinya cedera tersebut. Tubuh manusia merupakan campuran dari struktur lembut yang menakjubkan dan mampu menimbulkan ketegangan yang hebat sekali. Bagaimanapun juga semua itu ada batasnya. Ketika sedng mengalami cedera, pertama-tama mesti merasakan sakit yang diderita. Kemudian menghendaki untuk memulai bekerja atau melakukan aktivitas olahraga. Dengan adanya frekuensi dan beraneka ragam cedera yang dapat menimpah atlet, terdapat suatu dilema yang sering terjadi, yaitu apakah cedera tersebut harus diatasi dengan mendapatkan pertolongan medis. Pandangan tentang cedera olahraga didefinisikan oleh Suharto (2000:175) sebagai berikut: Cedera adalah hasil suatu tenaga berlebihan yang dilimpahkan pada tubuh dan tubuh tidak dapat menahan atau menyesuaikan dirinya. Latihan olahraga apapun tidak terlepas dari kemungkinan mendapatkan cedera. 5 / 29

6 Cedera dapat dibedakan berdasarkan berat ringannya dan berdasarkan waktu terjadinya. Suharto (2000:175) membagi hal tersebut, yang terdiri atas: 1. Berdasarkan berat ringannya, cidera dapat dibagi atas: a. Cedera ringan Biasanya tidak ada kerusakan yang berarti pada jaringan tubuh,misalnya hanya nyeri di otot atau kram otot. Cedera ini tidak perlu penanganan khusus, biasanya dapat sembuh sendiri setelah istirahat. b. Cedera berat Terjadinya cedera serius pada jaringan tubuh sehingga perlu penanganan khusus, misalnya robeknya otot, tendo, ligamen atau patah tulang. 2. Berdasarkan waktu terjadinya, cedera dapat dibagi atas: a. Cedera akut Cedera akut adalah cedera yang baru saja terjadi yang diikuti tanda-tanda lokal, seperti nyeri, panas, bengkak dan terganggunya fungsi tubuh yangcedera tersebut. b. Cedera kronik 6 / 29

7 Yaitu cedera yang dapat dimulai oleh suatu episode akut yang jika tidak ditangani dengan benar akan tetap menimbulkan keluhan berulang. Sedangkan Hartono Satmoko (1993:137) diungkapkan bahwa untuk cedera olahraga dapat diklasifikasikan atas: (1) Cedera ringan atau tingkat pertama, (2) Cedera sedang atau tingkat kedua, dan (3) Cedera berat atau tingkat ketiga. Untuk lebih jelasnya ketiga cedera yang diklasifikasikan akan diuraikan sebagai berikut: (1) Cedera ringan atau tingkat pertama Cedera yang sangat ringan, dengan robekan yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop dengan keluhan minimal dan hanya sedikit saja atau tidak mengganggu performance atlet yang bersangkutan,misalnya lecet, memar atau sprain yang ringan. (2) Cedera sedang atau tingkat kedua Cedera dengan kerusakan jaringan yang nyata,nyeri, bengkak, merah atau panas, dengan gangguan fungsi yang nyata dan berpengaruh pada performance dari atlet yang bersangkutan, misalnya lebam, otot robek atau strain otot, ligamen robek atau sprain. (3) Cedera berat atau tingkat ketiga Cedera dimana terjadi robekan lengkap atau hampir lengkap dari otot, ligamen atau fraktur dari tulang, yang memerlukan istirahat total pengobatan intensif dan bahkan mungkin operasi. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan cedera 7 / 29

8 Cedera dapat disebabkan oleh dua jenis faktor. Yang pertama adalah faktor intrinsik dan yang kedua faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang unsur-unsurnya sduah ada dalam diri atlet tersebut. Hal ini meliputi kelemahan jaringan, infleksibilitas, atau kelebihan beban; kesalahan biomekanik; kurangnya pengkondisian. Juga meliputi ukuran tubuh keseluruhan, kemampuan kinerja, dan gaya bermain. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi perlengkapan yang salah, kekuatan-kekuatan yang dikendalikan dri luar seperti atlet-atlet lain atau permukaan bermain, dan pelatihan atau kurang latihan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. berikut: Tabel 1. Faktor-faktor yang menyebabkan cedera Intrinsik Ekstrinsik - Jaringan; kelemahan, infleksibilitas, kelebihan beban - Kesalahan biomekanik - Kurangnya penyesuaian - Ukuran tubuh - Kemampuan kinerja - Gaya bermain - Perlengkapan yang salah - Atlet lain 8 / 29

9 - Permukaan bermain - Pelatihan - Cuaca Suharto (2000:176) juga mengemukakan tentang faktor terjadinya cedera olahraga, sebagai berikut: 1. Cedera akibat pengaruh dari luar (eksogen) misalnya: a. Tabrakan yang keras pada sepakbola, pukulan pada karate b. Benturan oleh alat-alat olahraga yang dipakai,misalnya raket, bola c. Pengaruh lingkungan, misalnya lapangan yang tidak rata atau becek d. Cara latihan yang salah,misalnya tidak melakukan pemanasan 2. Cedera akibat pengaruh dari dalam (endogen) misalnya; a. Postur tubuh yang kurang baik, mislanya panjang tungkai tidak sama, skoliosis, lengkung kaki datar dan sebagainya. 9 / 29

10 b. Gerakan-gerakan latihan yang salah, misalnya cara memukul c. Kelemahan otot atau kekuatan otot yangantagonis tidak seimbang d. Keadaan fisik danmental yang tidak fit Jenis problema-problema medis karena olahraga, sebagaimana yang dikemukakan oleh G La Cava Cs (1996:137) membagi hal tersebut dengan urutan tidak menurut frekuensi dan berat ringannya jenis problema tersebut, sebagai berikut: 1. Lecet, lepuh dan luka 2. Memar danlebam 3. Kram dan stain otot 4. Sprain sendi, dislokasi dan fraktur 5. Kelainan pada kepala, leher, tulang belakang dan pinggang 6. Kelainan pada dada dan perut 7. Cedera anggota badan atas 10 / 29

11 8. Cedera anggota badan bawah 9. Pingsan dan serangan tiba-tiba 10. Stres oleh karena senagatan panas 11. Infenksi, diare dan gangguan menstruasi 3. Prinsip-Prinsip Fisioterapi Cedera Olahraga Dalam setiap cabang kedokteran, pencegahan selalu jauh lebih baik daripada pengobatan, dan demikian juga dalam kedokteran olahraga. Hal penting lagi karena atlet yang berkompetisi seringkali harus berlatih dan berlomba dengan performance yang maksimum. Problema-problema medis ringan yang mengurangi performance fisik seorang sebesar 5%, seringkali tidak terperhatikan oleh yang bukan atlet. Tetapi bagi seorang atlet yang mengikuti kompetisi perbedaan 5% ini seringkali berarti perbedaan antara menang dan kalah. Pada pencegahan cedera olahraga perlu diperhatikan faktor-faktor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hartono Satmoko (1993:140) sebagai berikut: 1. Fasilitas dan sarana pelindung 2. Kebugaran fisik dan psikologis 3. Latihan-latoihan yangprogresif dan perilaku olahraga 4. Latihan-latihan pemanasan, pendingian dan peregangan 11 / 29

12 Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tentang faktor-faktor tersebut agar lebih mudah dipahami. Fasilitas diusahakan dalam suatu keadaan sekitar yang aman dengan memperhatikan keadaan yang ada seperti; (1) singkirkanlah batu, pecahan kaca, debu di lintasan atau tempat yang akan dipergunakan. Hal ini akan mengurangi jadinya luka lecet atau iris, (2) ratakan permukaan dan tutuplah lubang-lubang yang ada untuk mencegah kecelakaan, jatuh, dan sprain dari pergelangan kaki, dan (3) menyediakan ruang lebih yang cukup setelah garis finish atai sekitar lapangan pertandingan, misalnya dengan menyingkirkan penghalang-penghalang, penonton dankursi-kursi. Sedangkan untuk sarana pelindung perlu dipergunakan, seperti; (1) pelindung kepala, misalnya untuk tinju, bersepeda, (2) pelindung mata, misalnya kacamata dengan lensa plastik atau gelas yang tidak dapat hancur-pecah untuk squash, berenang. (3) pelindung bahu, siku, tubuh, kunci paha, paha, lutut dan garas, misalnya untuk hoki, sepakbola dan bolavoli, dan (4) sepatu, serta (5) pelindung kelamin. Kebugaran fisik dan psikologis, para atlet yang kurang bugar bila berusaha untuk menyangi lawan-lawan yangf lebih bugar, lebih besar kemungkinan untuk mendapat cedera karena kontak atau stres yang berlebihan (misalnya strain dan sprain) dan problema-problema medis lain (misalnya kelelahan dan sengatan panas). Sedangkan latihan-latihan yang progresif, perlu ditekankan prinsip-prinsip pemberian beban lebih yang bertahap dan prinsip spesifisitas dari latihan. Fisioterapi olahraga dapat didefiniskan sebagai penggunaan terapi manual (dengan tangan) dan unsur-unsur elektro-fisika seperti panas, dingin, elektro-terapi dan latihan fisik untuk menghasilkan suatu respons penyembuhan dan rehabilitasi pada cedera dan problema-problema medis lain yang berkaitan dengan olahraga. Tujuan dari fisioterapi olahraga dalam pengobatan cedera olahraga, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hartono Satmoko (1993:137) sebagai berikut: 1. Mengurangi rasa nyeri 2. Mengurangi pembengkakan pasca-cedera 12 / 29

13 3. Mengurangi spasme otot dan mengusahakan relaksasi 4. Memperbaiki pengaliran darah lokal dan dengan demikian merangsang penyembuhan dengan cara menambah penyediaan dari oksigen dan bahan gizi, dan mengangkut bahan sisa 5. Mencegah terjadinya perlekatan dan fibrosis secara berlebihan 6. Mempertahankan atau meningkatkan lingkup gerak sendi 7. Menguatkan otot dan jaringan penyangga yang mengalami cedera maupun yang tidak. Gejala-gejala terjadinya cedera olahraga dapat berupa rasa nyeri, bengkak, memar dan tidak dapat berfungsinya organ tubuh yang cedera. Sangatlah penting mengenal gejala-gejala terjadinya cedera olahraga agar sedapat mungkin dan secepat mungkin cedera dapat dihindari. Oleh karena itu fisioterapi yang diberikan secara teratur dan bijaksana membantu menghasilkan suatu penyembuhan fungsional yang lebih baik. Kecenderungan untuk mendapat kembali cedera yang sama juga dikurangi. 4. Perawatan Cedera Untuk menangani cedera olahraga tergantung dari jenis cedera yang dialami. Yang pertama harus diperhatikan apakah cedera tersebut mengeluarkan darah atau tidak. Cedera dalam latihan olahraga, yang paling sering dijumpai adalah cedera terkena benturan, kejang otot dan keseleo. Penanganan pertama bagi cedera tersebut, yaitu dengan menerapkan RICE. Cara menerapkan metode RICE adalah: a. R : Rest (diitirahatkan) 13 / 29

14 Segera menghentikan aktifitas bila terjadi cedera. Bila aktifitas tetap dianjurkan dapat memperberat cedera. Istirahat total hanya selama 24 jam pertama (tergantung berat cedera) kemudian dapat dimulai dengan mobilisasi secara bertahap. b. I : Ice (didinginkan dengan es) Mendinginkan lokasi cedera dengan mengompres dengan es selama menit tiap kali, dapat diulangi sampai beberapa kali dengan interval menit c. C : Compression (balut tekan, kompres0 dengan elatis perban Tujuannya adalah untuk mengurangi pembengkakan dan mengurangi pergerakan. d. E : Elevation (ditinggikan) Mengangkat bagian yang cedera lebih tinggi dari letak jantung. Tujuannya adalah untuk mengurnagi pembengkakan dan mengurangi pendarahan. 5. Cabang olahraga beladiri Prinsip semua teknik dalam olahraga beladiri adalah maksimumkan konsentrasi pada kekuatan seluruh tubuh dengan tujuan menangkis dan menyerang. Arah pukulan adalah tempat dari konsentrasi dari kekuatan ini. secara teoritis, semua permukaan keras pada tubuh dapat dipertimbangkan sebagai arah pukulan, tetapi hanya bagian-bagian dan posisi yang dimana kekuatan tubuh dapat dikonsentrasikan dengan mudah. Arah pukulan adalah senjata utama seorang karate-ka. Tidak seperti senjata lain, tidak dapat dibeli langsung, tetapi harus ditempa disebuah landasan pelatihan dan disiplin seseorang. 14 / 29

15 Pengertian Karate-Do menurut bahasa Jepang yaitu: Kara = kosong, te = tangan, Do = jiwa, jika dirangkaikan pengertian dari kata tersebut maka bermakna sebagai seni beladiri tangan kosong sedangkan pengertian karate-do menurut majelis sabuk hitam (MSH) Lemkari Sulawesi Selatan sebagai berikut: Karate-Do adalah seni keperkasaan yang tujuan akhirnya bukan menentukan sikap menang dansiapa kalah melainkan mencapai perpaduan antara ucapan dan usaha menuju kesempurnaan karakter, melalui tahapan yang dimulai dari pengalaman latihan yang paling besar. Dengan demikian dari segi arti memberikan gambaran bahwa Karate-Do mengandung pengertian yang tinggi. Oleh karena merupakan suatu upaya untuk memadukan antara kemampuan jiwa dan fisik. Dari masalah yang telah dirumuskan, maka setiap penelitian yang dilaksanakan tentu memiliki tujuan. Adapun tujuan penelitian diadakan adalah, sebagai berikut: (1). Untuk mengetahui jenis cedera yang sering dialami oleh atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. (2). Untuk mengetahui penyebab terjadinya cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. (3). Untuk mengetahui usaha yang dilakukan pelatih saat atlet mengalami cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. (4). Untuk mengetahui usaha yang dilakukan atlet setelah mengalami cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. Sebuah penelitian dapat dikatakan memiliki arti penting bilamana manfaat yang postif terhadap perkembangan olahraga tersebut. Dengan demikian manfaat penelitian ini adalah, sebagai berikut: (1). Sebagai bahan informasi dalam mencegah dan mengantisipasi cedera pada olahraga beladiri, sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan pada pengobatannya. (2). Bagi atlet dan pelatih agar dapat melakukan dan melaksanakan latihan yang sesungguhnya, agar tidak terjadi cedera yang fatal. (3). Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang meneliti tentang permasalahan yang sama. Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang berbentuk analisis dan presentase 15 / 29

16 dengan melalui survey. Arikunto (1992:54), mengatakan bahwa: Variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan Sudjana (1988:48) mengatakan bahwa : Variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari individu, obyek, gejala dan peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif atau kualitatif. Variabel penelitian ini terdiri dari cedera olahraga sebagai variabel bebas dan variabel terikat adalah atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. Agar lebih terarah pelaksanaan latihan maupun pengumpulan data penelitian, maka perlu diberi batasan-batasan atau definisi operasional tiap variabel yang terlibat. (1). Jenis cedera; Jenis cedera yang dimaksud adalah sifat-sifat atau keadaan cedera yang dialami oleh atlet saat latihan maupun pertandingan. (2). Faktor penyebab; Faktor penyebab yang dimaksud adalah sesuatu hal atau keadaan peristiwa yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya cedera yang dialami atlet saat latihan maupun pertandingan. (3). Usaha pelatih; Usaha pelatih yang dimaksud adalah kemampuan pelatih dalam menanggulangi cedera yang dialami atlet, baik saat dan setelah melakukan latihan maupun pertandingan. (4). Usaha atlet; Usaha atlet yang dimaksud adalah kemampuan atlet dalam menanggulangi cedera yang dialami, baik saat dan setelah melakukan latihan maupun pertandingan. Dalam suatu penelitian, biasanya diperlukan suatu desain penelitian. Hal ini penting, karena merupakan landasan atau kerangka dasar yang dijadikan pijakan sekaligus acuan untuk melaksanakan penelitian yang sesungguhnya. Model / rancangan penelitian ini dapat di gambarkan pada Tabel berikut : Tabel 1. Model / rancangan Penelitian Pola Cedera Olahraga Sasaran 1. Jenis cedera 2. Faktor penyebab 3. Usaha pelatih 16 / 29

17 4. Usaha atlet Atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar Dari Tabel 1 tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini arahnya adalah untuk mengungkapkan gambaran tentang jenis cedera, faktor penyebab, usaha pelatih dan atlet dalam cedera pada atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. Setiap penelitian tentunya selalu menggunakan obyek untuk diteliti atau diistilahkan dengan populasi. Arikunto (1993:102) mendefinsikan populasi sebagai berikut : Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berarti populasi adalah keseluruhan dari individu yang dijadikan obyek penelitian. Populasi suatu penelitian harus memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama. Olehnya itu yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh atlet beladiri pada Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar. Penelitian ilmiah tidak selamanya mutlak harus meneliti jumlah keseluruhan obyek yang ada (populasi), melainkan dapat pula mengambil sebagian dari populasi yang ada. Dengan kata lain bahwa yang dimaksudkan yaitu sampel. Arikunto (1987:104) menjelaskan bahwa : Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Ali (1985:54) memberikan pengertian bahwa : Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian. Alasan dari penggunaan sampel adalah keterbatasan waktu, tenaga dan banyaknya populasi. Dengan demikian sampel yang digunakan adalah atlet beladiri Mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar 30 orang. Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah angket. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan untuk diisi 17 / 29

18 sendiri oleh responden. Untuk memperoleh daya yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik, yaitu seperangkat instrumen yang berupa kuesioner dengan harapan bahwa responde diminta untuk memberi jawaban. Dalam proses penggunaan angket ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1). Mempersiapkan angket. Angket yang dipersiapkan terdiri atas beberapa bagian, yaitu bagian pertama pengantar, bagian kedua petunjuk-petunjuk tentang pengisian angket, bagian ketiga memuat sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dan bagian yang keempat adalah identitas responden. (2). Mengedarkan angket. Dalam mengedarkan angket, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pengda olahraga beladiri, kemudian menghubungi pengurus cabang beladiri Makassar. (3). Memeriksa jawaban angket. Setelah angket dikumpulkan, selanjutnya peneliti memeriksa angket yang telah diisi oleh responden. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan analisis deskriptif dengan cara mempersentasekan jawaban pada setiap pertanyaan. Adapun rumus persentil yang digunakan sebagai berikut : n % = x 100 % N Dimana : % = Persentase n = Frekuensi yang dicapai untuk setiap pilihan 18 / 29

19 N = Jumlah sampel (Ali, 1985:184) Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini dikemukakan penyajian hasil analisis data, selanjutnya hasil analisis data dibahas guna dapat memberikan kesimpulan penelitian yang tepat dan akurat. 1. Bagian tubuh atlet yang sering cedera pada saat latihan Dari hasil penelitian tentang bagian tubuh atlet beladiri yang sering cedera pada saat latihan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang bagian tubuh yang sering cedera saat latihan pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, pada bagian kepala 3 responden atau 10%, bagian tangan 4 responden atau 13,33%, bagian badan 8 responden atau 26,67% dan pada bagian kaki 15 responden atau 50%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri yang sering bagian tubuhnya cedera pada saat latihan adalah bagian kaki. Berarti dari jumlah responden yang ada ternyata rata-rata cedera yang dialami oleh atlet beladiri mahasiswa FIK UNM adalah bagian kaki. 2. Bagian tubuh yang sering cedera pada saat pertandingan Dari hasil penelitian tentang bagian tubuh atlet beladiri yang sering cedera pada saat pertandingan, maka gambaran lengkap hasil data, nampak bahwa hasil data tentang bagian tubuh yang sering cedera saat pertandingan pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, pada bagian kepala 6 responden atau 20%, bagian tangan 8 responden atau 26,67%, bagian badan 6 responden atau 20% dan pada bagian kaki 7 responden atau 23,33%, serta ada 3 atau 10% atlet beladiri yang tidak pernah cedera selama ikut pertandingan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri yang sering bagian tubuhnya cedera pada saat pertandingan adalah bagian kepala, tangan, badan, dan kaki. 19 / 29

20 3. Atlet beladiri yang pernah cedera di luar latihan dan pertandingan Dari hasil penelitian tentang bagian tubuh atlet beladiri yang sering cedera pada di luar latihan dan pertandingan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang bagian tubuh yang sering cedera di luar latihan dan pertandingan pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, pada bagian kepala 1 responden atau 3,33%, bagian tangan 5 responden atau 16,67%, bagian badan 2 responden atau 6,67% dan pada bagian kaki 12 responden atau 40%, serta 10 responden atau 33,33% atlet beladiri yang tidak pernah cedera di luar latihan dan pertandingan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masih ada atlet beladiri yang sering bagian tubuhnya cedera pada di luar latihan dan pertandingan. 4. Atlet beladiri yang pernah mengalami patah tulang Dari hasil penelitian tentang atlet beladiri yang pernah mengalami patah tulang, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang atl;et yang pernah patah tulang pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, yang pernah mengalami Ya sebanyak 2 responden atau 6,67%, dan yang tidak pernah mengalami sebanyak 28 responden atau 93,33%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri yang dijadikan sampel penelitian ada yang pernah patah tulang antara lain; pada bagian jari-jari dan kaki. 5. Atlet yang pernah mengalami sendi lepas (dislokasi) Dari hasil penelitian tentang atlet beladiri yang pernah mengalami sendi lepas (dislokasi), maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang atlet yang pernah patah tulang pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, yang pernah mengalami Ya sebanyak 1 responden atau 3,33%, dan yang tidak pernah mengalami sebanyak 29 responden atau 96,67%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri yang dijadikan sampel penelitian ada yang pernah dislokasi antara lain; pada bagian pergelengan tangan. 6. Atlet yang pernah mengalami keseleo (salah urat) 20 / 29

21 Dari hasil penelitian tentang atlet beladiri yang pernah mengalami patah tulang, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang atlet yang pernah patah tulang pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, yang pernah keseleo (salah urat) sebanyak 17 responden atau 56,67%, dan yang tidak pernah mengalami keseleo sebanyak 13 responden atau 43,33%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri yang dijadikan sampel penelitian rata-rata pernah mengalami keseleo (salah urat). Bagian yang sering terjadi keseleo (salah urat) antara lain; pada bagian jari-jari, lengan, lutut serta kaki. 7. Atlet yang pernah mengalami luka memar Dari hasil penelitian tentang atlet beladiri yang pernah mengalami luka memar, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang atlet yang pernah mengalami luka memar pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, yang pernah mengalami luka memar sebanyak 28 responden atau 6,67%, dan yang tidak pernah mengalami luka memar sebanyak 2 responden atau 93,33%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri yang dijadikan sampel penelitian rata-rata pernah mengalami luka memar. Bagian yang sering mengalami luka memar antara lain; pada bagian muka, kepala, dada, pelipis, pipi, bibir, pundak, lengan, betis dan kaki. 8. Perasaan atlet setelah mengalami cedera Dari hasil penelitian tentang perasaan atlet setelah mengalami cedera, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang perasaan atlet setelah mengalami cedera pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, untuk sesak napas / susah bernapas sebanyak 2 responden atau 6,67%, sakit pada bekas cedera sebanyak 8 responden atau 26,67%, tidak kuat mengangkat beban berat sebanyak 1 responden atau 3,33%, trauma atau takut bertanding lagi sebanyak 2 responden atau 6,67%, dan takut latihan lagi tidak ada responden atau 0%, serta sebanyak 17 responden atau 56,67% menyatakan tidak ada perasaan apa-apa setelah mengalami cedera. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masih ada atlet beladiri yang memiliki perasaan setelah mengalami cedera atau akibat cedera. 9. Kelainan yang dialami atlet beladiri sebelum mengikuti latihan atau pertandingan 21 / 29

22 Dari hasil penelitian tentang kelainan yang dialami atlet sebelum mengikuti latihan atau pertandingan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang kelainan yang dialami atlet beladiri mahasiswa FIK UNM sebelum mengikuti latihan atau pertandingan dari 30 responden, untuk kelainan Asma sebanyak 1 responden atau 3,33%, batuk-batuk kering sebanyak 2 responden atau 6,67%, pusing-pusing sebanyak 2 responden atau 6,67%, tidak bergairah sebanyak 3 responden atau 10%, dan tidak ada kelainan sebanyak 22 responden atau 73.33%, serta tidak ada responden atau 0% untuk kelainan bronchitis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masih ada atlet beladiri yang memiliki kelainan jauh sebelum mengikuti latihan atau pertandingan pada cabang olahraga beladiri. 10. Kelainan yang pernah dialami atlet setelah menderita cedera Dari hasil penelitian tentang kelainan yang dialami atlet setelah menderita cedera, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang kelainan yang dialami atlet beladiri mahasiswa FIK UNM setelah menderita cedera dari 30 responden, untuk kelainan cepat lelah dalam latihan/pertandingan sebanyak 4 responden atau 13,33%, jantung berdebar-debar sebanyak 3 responden atau 10%, denyut nadi terlalu cepat sebanyak 4 responden atau 13,33%, denyut nadi lambat sebanyak 1 responden atau 3,33%, dan tidak ada kelainan sebanyak 18 responden atau 60%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masih ada kelainan yang dialami atlet beladiri mahasiswa FIK UNM setelah menderita cedera. 11. Penyebab atlet sehingga pernah pingsan Dari hasil penelitian tentang penyebab atlet sehingga pernah pingsan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang penyebab atlet beladiri mahasiswa FIK UNM sehingga pernah pingsan dari 30 responden, untuk kecelakaan sebanyak 2 responden atau 6,67%, cedera olahraga sebanyak 1 responden atau 3,33%, terlalu lelah latihan sebanyak 3 responden atau 10%, akibat pertandingan sebanyak 1 responden atau 3,33%, kurang minum sebanyak 1 responden atau 3,33%, dan tidak pernah mengalami pingsan sebanyak 22 responden atau 73,33%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masih ada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM yang sering mengalami pingsan. 12. Yang pernah dialami oleh atlet setelah latihan/pertandingan 22 / 29

23 Dari hasil penelitian tentang yang dialami atlet beladiri mahasiswa FIK UNM setelah latihan atau pertandingan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang kelainan yang dialami atlet beladiri mahasiswa FIK UNM setelah latihan atau pertandingan dari 30 responden, untuk susah buang air kecil setelah latihan atau pertandingan sebanyak 3 responden atau 10%, susah buang air besar setelah latihan atau pertandingan sebanyak 2 responden atau 6,67%, warna urine keruh sebanyak 1 responden atau 3,33%, warna urine seperti teh sebanyak 2 responden atau 6,67%, warna urine sangat kuning sebanyak 3 responden atau 10%, dan tidak ada yang dialami atlet sebanyak 19 responden atau 63,33%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masih ada kelainan yang dialami atlet beladiri mahasiswa FIK UNM setelah latihan atau pertandingan. 13. Perasaan atlet saat terjadi cedera Dari hasil penelitian tentang perasaan atlet saat terjadi cedera, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang perasaan atlet beladiri mahasiswa FIK UNM saat terjadi cedera dari 30 responden, perasaan gelisah sebanyak 6 responden atau 20%, tegang sebanyak 4 responden atau 13,33%, tidak percaya diri sebanyak 1 responden atau 3,33%, frustrasi sebanyak 2 responden atau 6,67%, pusing-pusing sebanyak 3 responden atau 10%, tidak sadar sebanyak 0 responden atau 0%, tenang-tenang saja banyak 11 responden atau 36,67%, dan responden yang tidak mengalami perasaan sebanyak 3 responden atau 10%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi cedera atlet beladiri mahasiswa FIK UNM rata-rata masih mengalami perasaan kelainan. 14. Usaha pelatih saat terjadi atlet cedera Dari hasil penelitian tentang usaha pelatih saat terjadi atlet cederai, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang usaha pelatih saat terjadi atlet cedera dari 30 responden, menenangkan hati atlet sebanyak 4 responden atau 13.33%, membawa atlet ke dokter pertandingan sebanyak 3 responden atau 10%, mengobati atlet dengan kemampuan sendiri sebanyak 5 responden atau 16,67%, membawa atlet ke dukun sebanyak 1 responden atau 3,33%, memarahi atlet sebanyak 1 responden atau 3,33%, dan tidak peduli dengan cedera yang dialami oleh atlet sebanyak 16 responden atau 53,33%, serta tidak ada pelatih yang menyalahkan atlet saat terjadi cedera. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi cedera atlet beladiri mahasiswa FIK UNM pelatih memiliki usaha untuk mengantisipasi cedera tersebut. 23 / 29

24 15. Pelatih selalu memberikan latihan khusus untuk meningkatkan kondisi fisik pada saat latihan Dari hasil penelitian tentang pelatih selalu memberikan latihan khusus untuk meningkatkan kondisi fisik pada saat latihan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang pelatih selalu memberikan latihan khusus untuk meningkatkan kondisi fisik pada saat latihan atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, yang pernah sebanyak 20 responden atau 66,67%, kadang-kadang sebanyak 7 responden atau 23,33%, dan yang tidak pernah sebanyak 3 responden atau 10%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatih beladiri mahasiswa FIK UNM rata-rata selalu memberikan latihan khusus untuk meningkatkan kondisi fisik pada saat latihan. 16. Jumlah latihan kondisi fisik dalam seminggu Dari hasil penelitian tentang jumlah latihan kondisi fisik dalam seminggu yang diberikan pelatih, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang jumlahlatihan kondisi fisik dalam seminggu yang diberikan pelatih pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, jumlah latihan 1 kali seminggu sebanyak 4 responden atau 13,33%, 2 kali seminggu sebanyak 7 responden atau 23,33%, 3 kali seminggu sebanyak 14 responden atau 46,67%, dan lebih dari 3 kali seminggu sebanyak 5 responden atau 16,67%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatih beladiri mahasiswa FIK UNM rata-rata selalu memberikan latihan khusus untuk meningkatkan kondisi fisik pada saat latihan sebanyak 3 kali seminggu. 17. Jumlah latihan teknik dalam seminggu Dari hasil penelitian tentang jumlah latihan teknik dalam seminggu yang diberikan pelatih, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang jumlah latihan teknik dalam seminggu yang diberikan pelatih pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, jumlah latihan 1 kali seminggu sebanyak 2 responden atau 6,67%, untuk 2 kali seminggu sebanyak 3 responden atau 10%, untuk 3 kali seminggu sebanyak 17 responden atau 56,67%, dan lebih dari 3 kali seminggu sebanyak 8 responden atau 26,67%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatih beladiri mahasiswa FIK UNM rata-rata selalu memberikan latihan teknik sebanyak 3 kali seminggu. 24 / 29

25 18. Atlet yang berlatih hanya menjelang pertandingan Dari hasil penelitian tentang atlet yang berlatih hanya menjelang pertandingan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang atlet yang berlatih hanya menjelang pertandingan dari 30 responden, klasifikasi Ya sebanyak 6 responden atau 10%, kadang-kadang sebanyak 3 responden atau 10%, dan yang tidak pernah sebanyak 21 responden atau 70%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri mahasiswa FIK UNM rata-rata selalu latihan walaupun tidak ada pertandingan. 19. Atlet yang mendapat latihan kekuatan Dari hasil penelitian tentang atlet yang mendapat latihan kekuatan, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang atlet beladiri yang mendapat latihan kekuatan dari 30 responden, yang pernah sebanyak 19 responden atau 63,33%, kadang-kadang sebanyak 1 responden atau 3,33%, dan yang tidak pernah sebanyak 10 responden atau 33,33%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atlet beladiri mahasiswa FIK UNM rata-rata selalu mendapat latihan kekuatan pada saat proses latihan. Latihan kekuatan tersebut, seperti, kekuatan otot perut, lengan, dan tungkai. 20. Latihan yang pernah diberikan oleh pelatih Dari hasil penelitian tentang jumlah latihan yang pernah diberikan pelatih, maka gambaran lengkap hasil data tersebut, nampak bahwa hasil data tentang latihan yang pernah diberikan oleh pelatih beladiri mahasiswa FIK UNM dari 30 responden, untuk mengangkat beban yang berat sebanyak 3 responden atau 10%, untuk lari jarak jauh sebanyak 4 responden atau 13,33%, untuk latihan peregangan sebanyak 10 responden atau 33,33%, untuk kecepatan sebanyak 3 responden atau 10%, dan teknik dlam pertandingan sebanyak 10 responden atau 33,33%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatih beladiri mahasiswa FIK UNM rata-rata selalu memberikan latihan-latihan yang bervariasi. 21. Usaha atlet setelah terjadi cedera 25 / 29

26 Dari hasil penelitian tentang usaha atlet setelah terjadi cedera, maka gambaran lengkap hasil data, nampak bahwa hasil data tentang usaha atlet setelah terjadi cedera dari 30 responden, mengobati sendiri sebanyak 8 responden atau 26,67%, pergi ke dukun sebanyak 4 responden atau 13,33%, pergi ke dokter sebanyak 6 responden atau 20%, dan tidak mau berbuat sebanyak 12 responden atau 40%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi cedera atlet beladiri mahasiswa FIK UNM memiliki usaha untuk mengantisipasi cedera tersebut dengan berbagai cara walaupun masih adanya atlet yang tidak mau berobat atau tidak memperdulikan cedera yang dialami. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang yang telah diuraiakan sebelumnya, maka perlu adanya pembahasan lebih lanjut guna untuk mengetahui hasil dari penelitian. Hasil penelitian yang dibahas merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diturunkan pada bab sebelumnya. Jenis cedera yang sering dialami oleh atlet beladiri mahasiswa FIK UNM. Berdasarkan dari hasil pengolahan data ternyata atlet beladiri yang ada, jenis cedera yang dialami para atlet beladiri yang ada masih tergolongan ringan dan sedang. Sebab cedera yang dialami hanya sekitar memar atau luka robek yang tidak membutuhkan istirahat yang begitu lama atau operasi. Cedera yang ada di bagian kepala misalnya, hanya lebam pada pipi, alis, muka, dan robek pada bagian alis dan bibir. Untuk bagian badan rata-rata dibagian dada, bahu ddan perut. Demikian juga pada bagian tangan dan kaki. Akan tetapi jenis cedera yang diderita pada saat latihan lebih dominan pada bagian kaki, sedangkan disaat bertanding tidak ada yang lebih menonjol. Penyebab terjadinya cedera pada olahraga beladiri mahasiswa FIK UNM. Berdasarkan dari hasil pengolahan data ternyata atlet beladiri yang ada, penyebab terjadinya cedera adalah kurangnya istirahat, tidur disaat mau latihan, kurangnya pemanasan, dan beratnya latihan serta kurang minum. Akibat dari hal tersebut, terkadang atlet memiliki kelainan setelah mengalami cedera, seperti cepat lelah dalam latihan atau pertandingan, jantung berdebar-debar, denyut nadi terlalu cepat, denyut nadi terlalu lambat. Sehingga atlet disaat melakukan latihan atau pertandingan mengalami kelainan khususnya pada susah buang air kecil, susah buang air besar, warna urine keruh, merah (seperti teh), dan kuning. Dari hal tersebut mengakibatkan perasaan atlet setelah mengalami cedera adalah gelisah, tegang, tidak percaya diri, frustrasi, dan pusing-pusing. Akan tetapi tidak semua atlet beladiri yang ada yang dijadikan sampel mengalami hal tersebut. Sebab atlet tersebut tahu dan mengerti apa yang dilakukan serta 26 / 29

27 resiko disaat latihan maupun pertandingan pada cabang olahraga beladiri khususnya pada beladiri. Usaha yang dilakukan pelatih saat atlet mengalami cedera pada olahraga beladiri mahasiswa FIK UNM. Berdasarkan dari hasil pengolahan data ternyata pelatih beladiri yang ada, memiliki kemampuan atau usaha dalam mengatasi atau mengantisipasi setiap cedera yang dialami oleh atlet. Usaha-usaha yang dilakukan pelatih disaat mendapat hal tersebut diantaranya; menenangkan hati atlet, membawa kedokter, mengobati dengan kemampuan sendiri, dan terkadang pelatih membawa ke dukun serta memarahi atlet yang mengalami cedera. Namun masih ada atlet yang mendapat perlakuan yang tidak sesuai dari atlet-atlet lain dalam pelayanan disaat mendapat cedera, sebab masih ada pelatih yang kurang memiliki pemahaman tentang akibat latihan yang diberikan atau tidak mempedulikan sama sekali apa yang dialami oleh atlet. Usaha yang dilakukan atlet setelah mengalami cedera pada olahraga beladiri mahasiswa FIK UNM. Berdasarkan dari hasil pengolahan data ternyata atlet beladiri yang ada, memiliki kemampuan atau usaha dalam mengatasi atau mengantisipasi setiap cedera yang dialaminya sendiri. Usaha-usaha tersebut diantaranya adalah mengobati sendiri, pergi kedokter, dan pergi kedukung. Serta atlet yang bandel dan merasa mampu mengatasi sendiri tidak mau berobat sama sekali. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil pengolahan data dengan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Jenis cedera yang sering dialami oleh atlet beladiri mahasiswa FIK UNM masih tergolongan jenis cedera golongan atau tingkat pertama dan kedua yaitu ringan dan sedang. (2). Penyebab terjadinya cedera pada atlet beladiri mahasiswa FIK UNM adalah akibat dari kurangnya pemanasan dan istirahat. (3). Usaha yang dilakukan pelatih saat atlet mengalami cedera pada olahraga beladiri mahasiswa FIK UNM adalah rata-rata melakukan pengobatan sendiri dan menenangkan hati atletnya. (4). Usaha yang dilakukan atlet setelah mengalami cedera pada olahraga beladiri mahasiswa FIK UNM adalah mengobati sendiri. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas,maka dapat disarankan bahwa : (1). Bagi atlet agar supaya melakukan pemanasan dengan baik khususnya pada peregangan atau kelentukan, untuk menghindari terjadinya cedera. Disamping itu atlet agar tidak melakukan 27 / 29

28 gerakan-gerakan yang belum otomatisasi atau dikuasai. (2). Bagi pelatih agar supaya memperhatikan program latihan yang diberikan serta mampu memperhatikan atlet yang mengalami cedera dan melayani minimal dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya cedera khususnya disaat melakukan komite. (3). Bagi pengembangan ilmu khususnya bidang olahraga beladiri, agar kiranya memperhatikan sistem pelatihan yang ada pada cabang olahraga tersebut. Agar supaya mampu memberikan hasil yang optimal dalam pencapaian prestasi yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ali Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Aksara. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Prosedur Penelitian; Suatau Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Depdiknas Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta: Depdiknas Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Dwijowinoto, Kasiyo Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Press Garrison, Susan J Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitas Fisik. Jakarta: Penerbit Hipokrates Harisenjaya, R.S Pengetahuan Teknik Higiene Olahraga. Bandung: Refika Aditama Harsono Coaching dan aspek-aspek psikologi dalam coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti 28 / 29

29 Lutan, Rusli, dkk Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK IKIP M. Taylor, Paul dan K. Taylor, Diane Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Neil F. Gordon Radang Sendi (Arthritis, Panduan Latihan Lengkap. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Perry, Paul Bebas Cidera Karate. Jakarta: Ghalia Indonesia Satmoko, Hartono Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta: Binarupa Aksara Sumosadjuno, Sadoso Sehat & Bugar, Petunjuk Praktis Berolahraga yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Diposkan oleh imam suyudi 29 / 29

ARTIKEL HASIL PENELITIAN. POLA CEDERA OLAHRAGA DALAM OLAHRAGA BELADIRI (Survey pada atlet beladiri mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar) 1

ARTIKEL HASIL PENELITIAN. POLA CEDERA OLAHRAGA DALAM OLAHRAGA BELADIRI (Survey pada atlet beladiri mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar) 1 1 ARTIKEL HASIL PENELITIAN POLA CEDERA OLAHRAGA DALAM OLAHRAGA BELADIRI (Survey pada atlet beladiri mahasiswa FIK Universitas Negeri Makassar) 1 WOUNDED PATTERN SPORT IN MARTHIAL ART SPORT (Survey at athlet

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY Pendahuluan Or senam dimasyarakat sdh banyak dikenal, bhw OR senam terdiri dari senam ritmis, gymnastic, dan sport

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari

Lebih terperinci

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti tri_anihastuti@uny.ac.id triafikuny@yahoo.com Kecelakaan atau cedera dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan siapa saja. Menurut Andun

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI CEDERA

PATOFISIOLOGI CEDERA PATOFISIOLOGI CEDERA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti, MS FIK-UNY Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan Overuse Syndrome (Sindrom Pemakaian Berlebih). Trauma akut adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola kegawang lawan, dengan memanipulasi

Lebih terperinci

Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga.

Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga. PENGETAHUAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA TERHADAP GURU PENJASORKES SMA-SMK KOTA PADANGSIDIMPUAN SUMATERA UTARA Ika Endah Puspita Sari Program Studi Magister Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN (Bidang Keahlian)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN (Bidang Keahlian) LAPORAN PENELITIAN DOSEN (Bidang Keahlian) IDENTIFIKASI MACAM CEDERA PADA PASIEN PHYSICAL THERAPY CLINIC FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga saat ini sudah semakin pesat. Hal ini dapat diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video LAMPIRAN 55 Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video Lampiran 2 Lembar penilaian video oleh ahli materi Lampiran 3 Lembar penilaian video oleh ahli media Lampiran

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Cedera perenang, rehabilitasi

Abstrak. Kata kunci : Cedera perenang, rehabilitasi 1 Cedera bahu (Swimmer s Shoulders) pada Perenang Penanganan dan rehabilitasinya Oleh Agus Supriyanto Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY Abstrak Setiap orang yang melakukan olahraga

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian 76 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari IPSI Kota Yogyakarta 77 Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari IPSI Sleman 78 Lampiran 4. Surat

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE KNOWLEDGE LEVEL OF PHYSICAL EDUCATION TEACHERS OF ELEMENTARY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dekade terakhir, latihan senam aerobik telah menjadi salah satu jenis latihan yang paling popular. Aerobik yang dilakukan pada saat ini tidak seperti

Lebih terperinci

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang melakukan kegiatan dengan indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), dan penciuman (hidung)

Lebih terperinci

Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1

Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1 Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1 IDENTIFIKASI CEDERA SEPAKBOLA USIA 12 TAHUN DALAM PENGARUH PERMAINAN DILIHAT DARI BODY CONTACT DAN NON BODY CONTACT IDENTIFICATION OF FOOTBALL

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN TIM KESEHATAN DALAM RANGKA KEJUARAAN TERBUKA TAE KWON DO PRA YUNIOR TAHUN 1999

NARASI KEGIATAN TIM KESEHATAN DALAM RANGKA KEJUARAAN TERBUKA TAE KWON DO PRA YUNIOR TAHUN 1999 NARASI KEGIATAN TIM KESEHATAN DALAM RANGKA KEJUARAAN TERBUKA TAE KWON DO PRA YUNIOR TAHUN 1999 Oleh: dr. Prijo Sudibjo A. LANDASAN KEGIATAN: Berdasarkan surat penugasan / Ijin Pembantu Dekan No. 746/K06.16/KP/99

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. Makhfudli, 2009: 101). Diungkapkan Sunaryo (2004: 25) menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. Makhfudli, 2009: 101). Diungkapkan Sunaryo (2004: 25) menjelaskan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal mata pelajaran

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA Identifikasi Cedera Bulutangkis (Rizki Hastiyanto G ) 1 IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF INJURY ON EARLY AGE- BEGINNER BADMINTON PLAYERS

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bangsa Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bangsa Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pencak Silat Pencak silat adalah salah satu olahraga beladiri yang berakar dari bangsa Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah kawasan Laut

Lebih terperinci

Pengantar Cedera Olahraga

Pengantar Cedera Olahraga Pengantar Cedera Olahraga Oleh: Ade Jeanne D.L. Tobing Kuliah Pengantar Cedera Olahraga, PPDS Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI Outline Definisi dan klasifikasi cedera olahraga Mekanisme cedera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain sehingga manusia harus memiliki kemampuan untuk bergerak atau melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembinaan olahraga di Indonesia dewasa ini semakin maju, hal ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang semakin sadar dan mengerti akan arti pentingnya

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi,

Lebih terperinci

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan

Lebih terperinci

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Latihan Soal UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) Mapel Penjasorkes (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Kurikulum 2013 Kelas VII SMP 1. Kemampuan tubuh

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan

CEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan CEDERA OLAHRAGA By : Faidillah Kurniawan CEDERA OLAHRAGA Menurut penyebabnya: 1. Overuse injury 2. Traumatic injury Overuse injury disebabkan oleh gerakan berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat.

Lebih terperinci

RUPTUR TENDO ACHILLES

RUPTUR TENDO ACHILLES RUPTUR TENDO ACHILLES LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makro Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat pertokoan (mall) di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan pendapatan negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar

Lebih terperinci

Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY

Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY IDENTIFIKASI PEMAHAMAN GURU PENJAS DALAM PENGETAHUAN, PENYEBAB, KLASIFIKASI DAN JENIS CEDERA OLAHRAGA Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY Abstrak Cedera saat berolahraga dapat

Lebih terperinci

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53 Mosok berbahaya?. Coba deh kalau kita jadi gak bisa kerja karena kaki bengkak, nyeri... duhhh kaki ini membawa kita kemana-mana seumur hidup deh, jadi mahal harganya kan?. Coba kalau anda pebisnis, pelari,

Lebih terperinci

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti Sumaryanti Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan

Lebih terperinci

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO 1. Berdasarkan waktu terjadi: -Akut : terjadi secara tiba-tiba dan terjadi dalam beberapa jam yang lalu. Tanda & Gejala: sakit, nyeri tekan, kemerahan, kulit hangat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai jenis olahraga prestasi, beladiri merupakan salah satu cabang olahraga yang berkembang di Indonesia. Olahraga beladiri yang ada di Indonesia antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik cenderung sering dilakukan oleh setiap orang ketika kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang. Pengaruh Kondisi Fisik Dan AgresivitasTerhadap Performance Olahragawan Pada Pertandingan Karate Nomor Kumite A. Latar Belakang Masalah Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang mempertandingkan dua

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar mempunyai karakteristik seperti senang bermain, aktif bergerak, dan senang bekerja kelompok. Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY PENGANTAR Usila sebagai akronim usia lanjut mengandung konotasi ganda. Disatu pihak ia dikaitkan dengan kelemahan, ketidak mampuan, ketidak

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia olahraga, motivasi berprestasi, lebih populer dengan istilah competitiveness merupakan modal utama dalam mencapai keberhasilan penampilan. Tidak mengherankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup dan untuk melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Tujuan 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA DAN PERAWATAN CEDERA PADA BELADIRI

PERTOLONGAN PERTAMA DAN PERAWATAN CEDERA PADA BELADIRI PERTOLONGAN PERTAMA DAN PERAWATAN CEDERA PADA BELADIRI Setiap orang pada waktu berolahraga selalu dihadapkan kemungkinan datangnya cedera,dan cedera ini dapat menganggu aktivitas sehari-hari bahkan bisa

Lebih terperinci

2

2 2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT Mudjihartono (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera olahraga merupakan momok yang sangat menakutkan bagi seorang atlet profesional, karena cedera akan membuat si atlet kehilangan waktu mengikuti latihan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas fisik cenderung dilakukan oleh setiap orang dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO) (2016), aktivitas fisik

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA PADA ATLET SOFTBALL KOTA CILEGON (SUATU SURVEY MENGENAI CEDERA OLAHRAGA)

CEDERA OLAHRAGA PADA ATLET SOFTBALL KOTA CILEGON (SUATU SURVEY MENGENAI CEDERA OLAHRAGA) CEDERA OLAHRAGA PADA ATLET SOFTBALL KOTA CILEGON (SUATU SURVEY MENGENAI CEDERA OLAHRAGA) Ronald Situmeang 1, dr. Ruliando Hasea Purba, MARS, SpRM 2, Drs. H. Djumidar AW 2 1 Program Studi Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga saat ini sudah semakin pesat. Hal ini dapat diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN 2.1 Latihan Squat Trust Latihan Squat trust adalah sebuah latihan yang dimulai dengan sikap berdiri tegak, kemudian berjongkok dengan kedua tangan di lantai

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 6 (1) (2017) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr ANALISIS CEDERA OLAHRAGA

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA Jika anda orang yang pertama menemukan kejadian kecelakaan yang serius, jangan menjadikan diri anda sebagai korban. Tetap tenang Ikuti prosedur gawat darurat Pertolongan pertama harus

Lebih terperinci

KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA

KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA SKRIPSI KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL Disusun oleh : HENDRO HARNOTO J110070059 Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan yang sudah dikenal dan biasa dilakukan oleh setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, penyakit muskuloskletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia dan menjadi penyebab tingginya angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lay up shoot merupakan salah satu teknik dalam permainan bolabasket yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun tidak spesifik

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 3 (4) (2014) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf HUBUNGAN POSTUR TUBUH DAN KETERBELAJARAN GERAK Nunung Rudi Hartono 1, Soetardji 2, Taufiq Hidayah 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tempat kerja industri, banyak pekerja melakukan pekerjaan proses dalam posisi berdiri untuk jangka waktu yang panjang. Bekerja di posisi berdiri dapat dihubungkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CEDERA PADA ATLET PENCAK SILAT DEWASA KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR SKRIPSI

IDENTIFIKASI CEDERA PADA ATLET PENCAK SILAT DEWASA KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR SKRIPSI IDENTIFIKASI CEDERA PADA ATLET PENCAK SILAT DEWASA KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel ANATOMI PERSENDIAN rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap manusia tidak pernah terlepas

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaki menjadi bagian penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya. Dibandingkan dengan bagian

Lebih terperinci

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BOLAVOLI SISWA SMA NEGERI 14 MAKASSAR DITINJAU DARI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN OLEH : NASRIADI )* Guru SMA Negeri 14 Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso Abstrak Ada banyak bentuk-bentuk latihan kebugaran yang dapat dipilih oleh seorang atlet. Bantuk-bentuk latihan diperlukan untuk menjaga

Lebih terperinci

OPINI PENYEBAB DAN PENANGANAN TERAPI MASASE PADA PASIEN CEDERA OTOT TUMIT DI PHYSICAL THERAPY CLINIC

OPINI PENYEBAB DAN PENANGANAN TERAPI MASASE PADA PASIEN CEDERA OTOT TUMIT DI PHYSICAL THERAPY CLINIC OPINI PENYEBAB DAN PENANGANAN TERAPI MASASE PADA PASIEN CEDERA OTOT TUMIT DI PHYSICAL THERAPY CLINIC FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SENIOR STUDENTS INTEREST ON THE USE OF PHYSICAL

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Bola basket adalah cabang olahraga yang diminati cukup banyak peminatnya. Cabang olahraga ini dapat dijadikan untuk tujuan pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan

Lebih terperinci

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto

METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA. Subagyo Irianto METODE MELATIH FISIK SEPAKBOLA Subagyo Irianto A. PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting dalam aspek fisiologis dan psikologis olahragawan. Oleh karena akan mendukung

Lebih terperinci

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N Dasar-Dasar Melatih dalam Olahraga Latihan adalah proses yang sistematis dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini semua proses pekerjaan tidak terlepas dari posisi duduk, mulai dari orang kecil seperti murid sekolah sampai orang dewasa dengan pekerjaan yang memerlukan

Lebih terperinci

Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Abstrak

Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi   Abstrak PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN SEKOLAH NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL DALAM PENANGANAN DINI CEDERA OLAHRAGA MENGUNAKAN REST ICE COMPRESSION ELEVATION Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah

Lebih terperinci

PREVALENSI PENANGANAN CEDERA PADA PEMAIN SEPAK BOLA PERSIDI. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTRAK

PREVALENSI PENANGANAN CEDERA PADA PEMAIN SEPAK BOLA PERSIDI. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh ABSTRAK PREVALENSI PENANGANAN CEDERA PADA PEMAIN SEPAK BOLA PERSIDI Rahmat Rizal Fahmi 1, Amiruddin 1, Ifwandi 1 1 Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH BAHAN AJAR 10 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH Slipped Disc Salah satu lokasi rasa sakit yang sering membuat para atlet, khususnya pemainpemain bulutangkis, tenis lapangan dan atlet selancar angin mengeluh

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sepak bola Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Anggota

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan pengetahuan guru pendidikan jasmani dan kesehatan sekolah negeri se-kecamatan Bantul dalam penanganan dini cedera

Lebih terperinci