TRAUMA SENDI BAB III

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRAUMA SENDI BAB III"

Transkripsi

1 BAB III TRAUMA SENDI 1. Pendahuluan 2. Instabilitas Sendi 3. Trauma pada Kapsul Sendi 4. Beberapa Dislokasi pada Sendi : a. Dislokasi Sendi Bahu b. Dislokasi Sendi Panggut c. Dislokasi Sendi Lutut d. Dislokasi Sendi Siku 5. Efusi 6. Diagnosis Trauma Sendi 7. Proses Penyembuhan Ruptur Ligamen, Otot, dan Tendo 8. Manajemen Trauma Sendi 9. Terminologi / Sinerai 10. Soal-Soal

2 SATUAN ACARA PENGAJARAN - 3 (SAP-3) Mata Kuliah : Trauma Muskuloskeletal Pertemuan ke : Tiga Waktu Pertemuan : Satu jam Nomer Kode / SKS : A. Tujuan Instruksional 1. Umum :Pada akhir pertemuan, diskusi, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan penatalaksanaan pada penderita trauma sendi secara efektif dan efisien dalam meningkatan pelayanan kesehatan dan pencegahan 2. Khusus : Memahami penyebab trauma sendi, stabilitasnya, Trauma jaringan lunak disekitarnya dan membuat diagnosis klinis dan radiologis serta pelaksanaannya dan secepatnya atau sementara maupun komplikasi yang akan terjadi. B. PokokBahasan : Trauma sendi C. Sub Pokok Bahasan : 1. Deskripsi pada trauma sendi 2. Trauma jaringan lunak sendi dan penyembuhannya 3. Diagnosis klinis dan radiotogis 4. Penatalaksanaan atau tindakan sementara pada trauma sendi 5. Komplikasi dan pencegahannya

3 D. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahap Kegiatan Pengajaran 1 2 Pendahuluan Menjelaskan dan diskusi masalah trauma sendi dengan TIU dan TIK Penyajian 1 Membicarakan dan diskusi beberapa deskripsi trauma sendi Penyajian 2 Menjelaskan dan menanggapi diskusi trauma jaringan lunak sendi dan penyembuhannya Penyajian 3 Menjelaskan dan diskusi cara membuat diagnosis klinis dan radiologis trauma sendi Penyajian 4 Membicarakan dan diskusi penatalaksanaan sederhana atau tindakan sementara pada trauma sendi Penyajian 5 Menjelaskan dan diskusi masalah komplikasi dan pencegahan trauma sendi Penutup Dengan penjelasan di atas mahasiswa diharapkan dapat merangkum dan Kegiatan Mahasiswa 3 Memahami dan menanggapi Memperhatikan dan menanggapi Memahami dan menanggapi Memperhatikan dan menanggapi Memahami dan menanggapi Memahami dan menanggapi Membuat rangkuman Media Multimedia Multimedia Multimedia Multimedia Multimedia dan peragaan Multimedia

4 memecahkan masalah trauma sendi dengan penatalaksanaan sederhana atau sementara serta pencegahannya

5 TRAUMA SENDI Objektif: Mahasiswa kedokteran diharapkan dapat : 1. Mengetahui stabilitas sendi 2. Memahami beberapa deskripsi trauma sendi. Pendahuluan Secara anatomis stabilitas sendi tersebut meliputi stabilitas tulang (bone stability) yaitu tulang yang membentuk sendi dan stabilitas jaringan lunak (soft tissue stability) yang berupa kapsul sendi dan ligamentum serta tendo / otototot di dekat sendi itu. Apabila terjadi kerusakan dari struktur tersebut diatas maka sendi tersebut menjadi tidak stabil dengan kata lain disebut instabilitas sendi (joint instability). Perlu Anda ketahui bahwa stabilitas sendi sangat bervariasi seperti sendi panggul yang termasuk dalam golongan ball and socket joint dengan permukaan asetabulum seperti mangkok yang dalam akan memberikan stabilitas lebih baik bila dibanding dengan sendi lutut yang termasuk grup hinge joint dimana faktor jaringan lunak memegang peranan pada stabilitas sendi. Demikian juga untuk sendi bahu, jaringan lunak di sekitar sendi memegang peranan untuk stabilitasnya. Trauma langsung akan mengakibatkan sendi mengalami kontusi, dan bila trauma tersebut lebih berat lagi dapat menimbulkan subluksasi atau dislokasi bahkan fraktur intraartikular. Pada trauma tidak langsung (indirect injury) maka jaringan lunak seperti ligamentum akan teregang atau ruptur parsial yang disebut dengan nama sprain dan berdasarkan pergeseran sendi seta pemeriksaan klinis dan mikroskopik dibagi menjadi : sprain grade I hanya mengeluh kesakitan tanpa instabilitas sendi. Sprain grade II terjadi ruptur sebagian serabutnya saja sehingga terjadi instabilitas sendi minimal. Pada Sprain grade III karena energi trauma cukup besar dapat terjadi ruptur komplit atau avulsi sehingga terjadi instabilitas sendi. 3. Menjelaskan macam-macam instabilitas sendi Instabilitas Sendi Ada tiga macam instabilitas sendi yaitu: 1. Instabilitas sendi tersembunyi ( occult joint instability ) seperti trauma pada sendi pergelangan kaki akibat gaya trauma inversi. Penderita mengeluh nyeri, edema, dan nyeri tekan pada lokasi dari lesi

6 sendi itu. Pada radiograph sendi pergelangan kaki itu terlihat dalam batas normal, tapi pada pemeriksaan dengan penekanan ke arah inversi atau eversi (stress X-ray examination) pada sisi bagian bawah sendi yang mengalami nyeri itu, Anda akan melihat pelebaran rongga sendi pada sisi yang mengalami lesi. 2. Subluksasi yaitu sebagian kontak sendi tidak ada sama sekali seperti pada fraktur malleolus medialis sering disertai subluksasi sendi pergelangan kaki, demikian juga fraktur malleolus lateralis. Artinya bila Anda perhatikan ada sebagian permukaan sendi yang masih berhubungan satu sama lain (Gb.23) 3. Dislokasi (luxation) Kontak tulang-tulang yang membentuk sentuk sendi tersebut hilang secara komplit (Gb. 28).Bila kedudukan tulang tersebut kembali seperti semula maka pada radiograph Anda tidak akan melihat kelainan tersebut. Tetapi bila dislokasi tersebut disertai dengan fraktur intraartikular atau fraktur ekstraartikular maka disebut fraktur-dislokasi (Gb.24). Sendi yang rawan terhadap kelainan ini adalah sendi bahu, siku, interphalanx( IP), panggul dan pergelangan kaki.

7 4. Memahami dislokasi intra dan ekstraartikular serta dislokasi buttonhole dan subluksasi residual Trauma Pada Kapsul Sendi Trauma dapat meregangkan kapsul atau kapsul tersebut mengalami avulsi dari perlengketannya sehingga rongga sendi melebar dan dapat menimbulkan dislokasi yang disebut dislokasi intra-kapsular, tapi bisa juga kapsul tersebut menjadi robek akibatnya salah satu tulang yang membentuk sendi keluar melalui robekan rtu yang disebut dislokasi ekstra-kapsular. Apabila tulang tersebut terjerat oleh kapsul yang robek tersebut akibatnya Anda akan mengalami kesukaran mereposisi sendi itu akibat terkunci seperti kancing baju dan fenomena ini disebut dislokasi buttonhole. Jika sewaktu reposisi kapsul sendi yang menjerat itu masuk kedalam sendi maka akan mengganjel sehingga pengambalian tidak sempurna dan akan berakhir sebagai subluksasi residual 5. Memahami stabilitas sendi bahu dan terjadinya instabilitas sendi tersebut Beberapa dislokasi pada sendi 1. Dislokasi Sendi bahu ( shoulder dislocation) Sendi bahu secara anatomis terdiri dari kaput humerus yang besar dengan kedangkalan kavitas glenoidalis sehingga stabilitas sendi itu tergantung dari kekuatan otot-otot rotator (otot supra spinatus, infra supinatus, teresminor dan sub skapularis), kapsul sendi dan ligamen (gleno humeralis, korako humeralis dan labrurn yang memperdalam kavitas glenoidalis) daiam mempertahankan kedudukannya (Gb. 25).

8 Karena itu sangat mudah terjadi dislokasi terutama ke arah anterior (80-90%) dengan karakteristik teriihat lengan atas dalam posisi rotasi ekstemal parsial dan abduksi (Gb.26), adapun ke arah posterior sangat jarang dengan karakteristik lengan atas dalam posisi adduksi dan rotasi internal dan biasanya disebabkan oleh kontraksi otot pada penderita epilepsi mengalami kejang-kejang dan otot-ototnya tidak seimbang maka terjadi dislokasi ke arah tersebut. Dapat juga dislokasi bahu ke arah inferior (luksasio erecta) atau superior. Dua kondisi terakhir ini sangat jarang.

9 Dislokasi dapat terjadi kerusakan otot-otot dan kapsul yang menstabilkan sendi tersebut sehingga dengan mudah terjadi disiokasi kembali (recurrent dislocation) bila hal ini menjadi terbiasa maka disebut habitual dislocation. Oleh karena itu, instabilitas sendi kronis dapat terjadi dari kejadian disiokasi. Setiap disiokasi sendi ini dapat mengganggu saraf di sekitar sendi yaitu axillary nerve palsy oleh sebab itu Anda jangan lupa memeriksa fungsi saraf itu sedangkan gangguan vaskuler sangat jarang tapi sering tejadi pada usia lanjut Kejadian fraktur labrum pada dislokasi sendi bahu yang diperkirakan sebanyak 20 % yang mengakibatkan instabilitas sendi itu. Sobeknya otot-otot rotator (14-63 %) dapat terjadi dan kejadian ini meningkat pada usia lanjut. Tapi bila disertai fraktur dapat menimbulkan osteonekrosis. Pemeriksaan radiograph untuk melihat posisi kaput humerus pada proyeksi oblik. Sedapat mungkin mencari lesi Hill Sacks pada bagian interior, adapun lesi Bankart mudah terlihat dengan pemeriksaan MRI. 6. Melakukan penanganan sederhana dan secepatnya pada disiokasi sendi Bahu 7. Melakukan dan mengetahui cara mereposisi sendi bahu dan imobilisasi Manajemen disiokasi sendi bahu dapat dilakukan secara tarikan dan kontra tarikan (traction I countertraction) seperti metode Hippocratic, Stimson dengan cara penderita tidur tertelungkup (prone) dan bahu yang mengalami lesi itu berada di tepi tempat tidur periksa sehinga lengan jatuh ke bawah, atau metode Milch. dengan cara lengan atas sedikit abduksi dan rotasi ekstema dan sedikit traksi bersamaan siku dibawa ke medial diatas dada dan rotasi interna, maka kaput humerus akan tereduksi. Imobilisasi dengan Velpeau bandage selama 2-6 minggu dan kemudian dilakukan rehabilitasi. Pembedahan dilakukan untuk yang gagal pada tindakan reposisi, reccurrent (Traumatic Unilateral, Bankart tession), disiokasi posterior lebih dari 3 minggu.

10 8. Menjelaskan perbedaan stabilitas sendi panggul dengan sendi bahu 2. Dislokasi Sendi Panggul (hip dislocation) Sendi panggul lebih stabil dibanding sendi bahu karena mangkok asetabulum sangat dalam disamping adanya ligamentum (Gb.27). Untuk terjadinya dislokasi sendi panggul membutuhkan energi trauma yang berat seperti MVA (Motor Vehicle Accident), contoh dislokasi posterior terjadi pada posisi sendi panggul dan lutut fleksi seperti trauma dashboard (dashboard injury). Ligamentum anterior lebih kuat daripada ligamentum posterior akibatnya kejadian dislokasi posterior lebih tinggi dibanding ke anterior (> 85% ) (Gb.28). Pada pemeriksaan fisik penderita dislokasi posterior terlihat seperti putri malu (adduksi rotasi intema dan fleksi sendi panggul dan lutut bila dibanding dengan sisi yang sehat serta pemendekan Gb.28)

11 Anda jangan lupa memeriksa saraf skiatik dengan angka kejadian diperkirakn 8-19 %. Pemeriksaan x-ray guna menentukan posisi kaput femoris dan mencari iesi pada asetabulum, femur seperti fraktur kaput atau kolum femoris atau fraktur femoris diafisis serta fraktur patela. Dislokasi ini akan mengakibatkan keaisakan medial femoral circumflex artery ( MFCA ) yang menghidupi kaput femoris sehingga menimbulkan osteonekrosis dengan angka kejadian 2-17 % pada dislokasi posterior. Jaringan lain yang periu Anda pikirkan yaitu trauma pada labrum asetabulum, kapsul sendi, dan otot. Pemeriksaan arteri femoralis pada kejadian dislokasi anterior periu dilakukan. Untuk itu mereposisi secepatnya merupakan indikasi yang tepat. Reposisi tertutup dapat dilakukan secara Stimson atau manuver Allis maupun Bigelow (Gb29 )

12 9. Mengetahui cara reposisi dislokasi sendi panggul dan akibat bila tindakan tersebut tertunda Reposisi dislokasi panggul anterior sedikit sukar karena karekteristik berbeda yaitu tungkai dalam posisi rotasi ekstemai dan abduksi. Traksi dimulai dalam posisi fleksi kemudian dicoba pemutaran intema dan ekstema dan dilanjutkan dengan penekanan kaput femoris ke arah sendi. Setelah reposisi haais dilakukan tes stabilitas sendi dengan C-arm meliputi pemeriksaan stabiltas posterior dengan cara sendi panggul fleksi 90 derajat, sementara dipertahankan posisi rotasi dan abduksi netral kemudian dorongan

13 femur ke posterior. Bila sendi panggul mengalami subluksasi maka sendi tersebut tidak stabil. Adapun pemeriksaan stabilitas anterior, sendi panggul dalam posisi abduksi, fleksi dan rotasi ekstema. Bila dengan gaya gravitasi terjadi dislokasi sendi panggul maka sendi itu tidak stabil Reposisi terbuka dilakukan bila reposisi tertutup tidak berhasil atau instabilitas sendi. 3. Dislokasi Sendi Lutut Dislokasi sendi lutut (anterior, posterior, lateral, medial atau rotasi, Gb.30) sangat jarang karena ligamen di sekitar sendi sangat kuat dan bila terjadi dislokasi membutuhkan energi besar maka ligamentum dan jaringan lunak sekitar sendi akan terputus, demikian juga kerusakan sendi itu sendiri (Gb.31). 10. Menjelaskan stabilitas sendi lutut dan permasalahannya bila terjadi dislokasi sendi tersebut Arteri poplitea yang berada di belakang sendi akan terjadi kerusakan terutama tunika intima sehingga memudahkan terjadinya trombus oleh sebab itu perlu dipikirkan pembenan anti trombin. Hilangnya distribusi darah ke perifer, resiko amputasi tidak dapat dielakkan. Dislokasi sendi ini juga akan mengakibatkan teregang atau rusaknya saraf peroneus disamping terjadinya

14 sindrom kompartemen. Pemeriksaan fisik sendi terlihat efusi dan terasa nyeri. Perlu Anda periksa neurovaskuler bagian distal sendi secara berkala (serial neurovascular examination). Pemeriksaan x-ray dengan proyeksi konvensional cukup memadai dan pemeriksaan stabilitas sendi lutut seperti lateral dan medial stress test: untuk menentukan kondisi ligamentum kolateral lateral dan medial serta anterior dan posterior Drawer test guna menentukan keadaan ligamentum krusiatum anterior dan posterior. Dislokasi harus segera dilakukan reposisi sendi. Setelah reposisi, pemeriksaan nadi, saraf dan sendi mutlak dikerjakan. Pemeriksaan X-ray pre - pasca tindakan harus dilakukan guna menilai fraktur dan kelurusan sendi (alignment). Imobilisasi pasca reposisi tertutup dengan gip selama 6-8 minggu bila tidak disertai robekan ligamen. Reposisi terbuka dilakukan bila ada trauma vaskuler atau tindakan fasbtomi atau melakukan repair ligamen.

15 11. Mengetahui macam-macam sendi pada daerah siku dan stabilitasnya 12. Menjelaskan klasifikasi dislokasi sendi siku 4. Dislokasi Sendi Siku ( elbow dislocation) Sendi siku mempunyai tiga sendi, yaitu sendi ulno - humeralis, sendi kapitulo - radialis dan sendi radio - ulnaris proksimalis, yang distabilkan dengan ligamentum kolateral lateral (radialis), ligamentum kolateral medialis (ulna), ligamentum anularis dan kapsul sendi. (Gb.32) Dislokasi sendi siku sering terjadi pada anak- anak, atletik dan kadangkadang disertai fraktur kaput radialis atau trauma arteri brakhialis dan saraf medianus di samping terjadinya ruptur kolateral ligamen baik medial maupun lateral. Pada pemeriksaan fisik terdapat deformitas, nyeri tekan daerah sendi, kadang-kadang disertai gangguan neurovaskuler. Oleh karena itu, Anda jangan lupa memeriksa nadi dan pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan x-ray pada proyeksi konvensional cukup memadai. Dislokasi bisa ke posterior, posterolateral, anterior, lateral, medial dan divergen yang didasarkan atas lokasi ulna.(gb.33) :

16 13. Melakukan reposisi secepatnya pada dislokasi sendi siku 14. Memahami mekanisme efusi pada sendi 15. Menjelaskan macam-macam tindakan secepatnya pada efusi sendi 16. Menjelaskan cara membuat diagnosis pada trauma sendi Manajemen segera melakukan reposisi tertutup anestesi lokal / obat sedasi, dan setelah reposisi Anda jangan lupa memeriksa stabilitas sendi itu, kemudian memberikan imobilisasi dengan pembidaian selama 7 hari dan setelah itu dilakukan rehabilitasi. Reposisi terbuka dilakukan pada dislokasi unstable atau terjadi entrapment tulang atau jaringan lunak. Efusi (Effusion) Lihat pada penjelasan halaman 16, masalah tindakan segera pada trauma muskuloskeletal. Diagnosis Trauma Sendi Secara umum untuk menegakkan diagnosis maka Anda melakukan: 1. eksplorasi riwayat (history) yaitu kejadian yang meliputi keluhan dan mekanisme trauma. Biasanya penderita mengeluh nyeri dan penderita sadar bahwa sendinya keluar dari kedudukan semestinya (gone out of place) dan disertai spasme otot akibat instabilitas sendi atau kehilangan

17 struktur sendi itu. 2. Pada pemeriksaan fisik akan teriihat sendi edema (kecuali sendi panggul yang ditutupi oleh otot-otot tebal), deformitas seperti angulasi, rotasi, pemendekan, atau pemanjangan. Palpasi terasa nyeri tekan pada daerah yang mengalami sprain atau ligamen yang mengalami ruptur komplit. Sewaktu Anda meraba tulang-tulang yang membentuk sendi dapat dirasakan posisinya, namun Anda sering juga terkecoh karena pemeriksaan yang tidak memadai (inadequate examination) dan melupakan pemeriksaan X-ray pada sendi itu. Pemeriksaan gerakan terdapat gerakan abnormal dan sendi tersebut tidak stabil. 3. Pemeriksaan X-ray akan membuka tabir subluksasi atau dislokasi. Proyeksi konventional AP dan lateral cukup memadai. Kadangkala membutuhkan proyeksi aksial seperti sendi bahu dll. Atau teknik stres untuk adanya kerusakan stabilitas sendi tersebut. 4. Dalam membaca radiograph yang periu diperhatikan adalah: derajat pergeseran, rongga sendi (space), permukaan sendi, fraktur yang menyertainya (lokasi), apakah ada trap dipermukaan sendi itu. 17. Menjelaskan proses penyembuhan kerusakan ligamen Proses Penyembuhan Ruptur Ligamen, Otot, dan Tendo Penyembuhan kerusakan ligamen akan diganti dengan jaringan fibrus melalui proses inflamasi, proliferasi dan remodeling. Pada ruptur parsial akan sembuh sempuma tapi pada ruptur komplit tertihat adanya nekrosis, sel inflamasi, infiltasi neovascular di ujung-ujung ligamen yang mengalami ruptur itu pada proses inflamasi, oleh karena itu pemberian obat antiinflamasi akan menghambat proses ini. Pada proses proliferasi tertihat sel-sel bertambah banyak dengan disertai neovascular beserta pembentukan jaringan kolagen baru dan berakhir memjadi jaringan garulasi. Pada masa transisi ke proses remodeling dengan karateristik penurunan proliferatif fibroblas dan peningkatan matrik dan rongga antara ujung-ujung Iigamen itu terisi oleh jaringan fibrus. Struktur jaringan fibrus tersebut seperti Iigamen walaupun tidak persis sama. Oleh karena itu, sendi menjadi tidak stabil sebab adanya jaringan fibrus dan perpanjangan sehingga menjadi lemah. Tapi pada Iigamen intraartikular seperti ligamentum krusiatum anterior tidak akan mengalami proses penyembuhan

18 walaupun dilakukan penyambungan. Penyebabnya tidak jelas apakah karena ketidakmampuan, atau hambatan atau kekurangan nutrisi proses penyembuhan. Perlu Anda ketahui bahwa penyembuhan Iigamen tersebut sangat bervariasi dan tergantung dari besar energi trauma yang mengakibatkannya. Umumnya untuk sendi-sendi di jari membutuhkan waktu 3 minggu, sendi yang lebih besar lagi seperti sendi lutut membutuhkan waktu 3 bulan. Pada anak - anak waktu penyembuhan lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Otot melekat pada tulang dan memberikan gerakan atau tenaga statik. Kontraksi otot dapat berupa isotonik, isometrk atau isokinetik. Pada kontraksi isotonik seperti mengangkat beban dengan perubahan panjang serabut otot untuk menghasilkan gerakan. Kontraksi isotonik ini dapat diukur dengan menggunakan dynamic strength. Kontraksi isometrik dapat terjadi bila kita mendorong dinding sehingga otot melakukan kontraksi tapi panjang serabutnya tetap dan kekuatan ini dapat diukur dengan static sterngth. Terakhir adalah isokinetik yaitu kontraksi otot dengan kecepatan konstan pada waktu melakukan lingkup gerakan sendi penuh (full range of motion) dan kontraksi ini dapat diukur dengan dynamic strength. Trauma pada otot akan menimbulkan iskhemi akibat trauma crush, laserasi, kontusi, dan strain. Laserasi akibat trauma langsung dari benda tajam. Kontusi biasanya akibat trauma benda tumpul dan sering terjadi akibat kecelakaan sepeda motor atau kecelakaan olah raga. Adapun strain akibat trauma tidak langsung yang menimbulkan tension pada otot yang hebat sehingga dapat terjadi ruptur serabut otot inkomplit atau komplit. Pada otot tersebut akan terjadi proses degenerasi dan regenerasi. Pada proses inflamsi sel-sel mati akan dimakan oleh set macrophage. Serabut baru kelihatan berada pada jaringan lunak dan pada proses synchronous akan membentuk jaringan fibrosis dan revascularisation. Fibrosis inilah akhir dari proses regenerasi otot yang rusak itu dan mencegah pemendekan serta perpanjangan serabut otot. Trauma tendon dapat terjadi akibat keregangan yang mendadak atau trauma laserasi sehingga menimbulkan gap yang memerlukan penyambungan. Adapun proses penyembuhannya hampir sama dengan proses penyembuhan luka pada kulit atau jaringan lunak. Pada fase inflamasi dan diikuti dengan fase reparatif, sel-sel disekitar itu masuk dan membentuk jaringan kolagen. Perlu anda ketahui bahwa masih ada perselisihan pendapat apakah sel-sel tersebut

19 berasal dari tendon itu sendiri atau berasal dari jaringan disekitar itu. Kekuatan dari jaringan penyembuhan lebih lemah dibanding dari tendon yang tidak kena trauma dan tidak akan kembali selama waktu 3 minggu setelah trauma. Dengan teknik penyambungan yang sempuma maka latihan gerakan awal dapat dikerjakan sehingga memperbaiki outcome. 18. Memahami penatalaksanaan dari beberapa kondisi trauma sendi Managemen Trauma Sendi Prinsip penanganan trauma sendi sama dengan prinsip penanganan fraktur. Umumnya, pada dislokasi atau subluksasi harus secepatnya dikembalikan ke posisi normal. 1. Kontusi. Pada kontusi dilakukan aspirasi cairan karena dapat mengakibatkan rasa nyeri. Darah di dalam sendi tentu akibat pemutusan pembuluh darah di daerah itu dan pemeriksaan X-ray sangat diperlukan untuk melihat apakah ada fraktur. 2. Sprain Ligamen. Penyebab sprain adalah peregangan mendadak pada ligamen sendi itu sehingga mengakibatkan robekan parsial dan perdarahan. Penderita akan mengeluh rasa nyeri terutama bila penderita menggerakkan sendi tersebut sebagai akibat peregangan ligamen. Sendi akan teriihat edema, nyeri tekan di sekitar lesi. Pemeriksaan stabilitas sendi dalam batas normal karena tidak ada perpanjangan ligamen. Pemeriksaan X-ray dibutuhkan guna untuk melihat apakah ada fraktur, dislokasi atau subluksasi. Instabilitas tersembunyi ditentukan dengan cara pemeriksaan X-ray teknik stres pada sendi tersebut. Terapinya bersifat proteksi seperti strapping agar tidak ada gerakan sehingga selama proses penyembuhan tidak terjadi peregangan. Kemudian diikuti latihan aktif guna mempertahankan lingkup gerak sendi dan memperkuat otot yang mengontrol gerakan sendi itu. 3. Dislokasi atau Subluksasi. Penatalaksanaan dislokasi atau subluksasi adalah mengembalikan kedudukan sendi tersebut ke tempat semula secepatnya dengan manipulasi dan bila gagal dilakukan tindakan operasi. Setelah berhasil Anda jangan lupa memeriksa stabilitas sendi tersebut

20 guna mencegah terjadinya instabilitas sendi, sehingga tidak terjadi dislokasi berulang. Ligamen sangat memegang peranan daiam stabilitas sendi, oleh karena itu bila terjadi ruptur komplit harus dibarengi dengan repair. Bila teriambat maka outcome tidak memuaskan. Akan berbeda dengan ligamen pergelangan kaki atau sendi interphalanx umumnya cukup dengan imobilisasi dan dalam keadaan tertentu saja untuk dilakukan operasi. Perlu Anda ketahui imobilisasi sendi siku dan sendi panggul berguna sekali untuk pencegahan terjadinya osifikan miositis pasca trauma. Terminologi / Sinerai 1. Dislokasi buttonhole adalah dislokasi dimana satu tulang yang membentuk sendi itu keluar dari robekan kapsul sehingga mengalami kesukaran memanipulasinya. 2. Dislokasi ekstraartikular adalah dislokasi dimana salah satu tulang yang membentuk sendi keluar dari robekan kapsul sendi itu. 3. Dislokasi intraartikular adalah keluarnya salah satu tulang yang membentuk sendi tapi masih berada didalam kapsulnya karena kapsul tersebut meregang sehingga rongganya melebar. 4. Instabilitas sendi tersembunyi (occutl joint instability) adalah dislokasi sendi tapi pemeriksaan fisik dalam batas normal, untuk hal ini memerlukan pemeriksaan khusus. 5. Kontusi yaitu trauma pada sendi tapi tidak mengalami perubahan posisi tulang-tulang yang membentuk sendi, hanya terjadi kerusakan pembuluh darah sehingga sendi teriihat edema. 6. Sprain adalah truma sendi yang mengakibatkan teregangnya ligamen sendi atau ruptur parsial. 7. Subluksasi residual adalah pergeseran inkomplit salah satu tulang pembentuk sendi karena adanya fragmen didalam sendi setelah dilakukan manipulasi.

21 Soal-soal: 1. Komponen apa saja yang menyusun stabilitas sendi? 2. Bagaiman terjadi instabilitas sendi? 3. Kondisi apa saja yang terdapat pada sendi akibat trauma? 4. Bagaimana cara membuat diagnosis trauma pada sendi? 5. Bagaimana penatalaksanaan trauma pada sendi?

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment Dislokasi Hips Posterior Mekanisme trauma Caput femur dipaksa keluar ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi.

Lebih terperinci

DISLOKASI SENDI PANGGUL

DISLOKASI SENDI PANGGUL DISLOKASI SENDI PANGGUL Pembimbing: Prof. dr. H. Hafas Hanafiah, Sp.B, Sp.OT(K), FICS Oleh: Leni Agnes Siagian (070100153) Rahila (070100129) Hilda Destuty (070100039) ILMU BEDAH ORTOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup dan untuk melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi: DEFINISI Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,

Lebih terperinci

Wan Rita Mardhiya, S. Ked

Wan Rita Mardhiya, S. Ked Author : Wan Rita Mardhiya, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr PENDAHULUAN Fraktur femur mempunyai pengaruh sosial ekonomi

Lebih terperinci

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur. Definisi fraktur Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa

Lebih terperinci

BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY

BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT. Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY BERBAGAI MACAM TES UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESTABILAN SENDI LUTUT Oleh: Bambang Priyonoadi Jur. PKR-FIK-UNY Abstrak lutut mudah sekali terserang cedera traumatik. Persendian ini kurang mampu melawan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari tidak jarang dapat menimbulkan gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga, mengangkat barang, mencuci, ataupun aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 4 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Range of Motion (ROM) 1. Pengertian Range Of Motion (ROM), merupakan istilah baku untuk menyatakan batas/besarnya gerakan sendi baik normal. ROM juga di gunakan sebagai

Lebih terperinci

a. fraktur midshaft umum pada anak-anak maupun orang dewasa muda.

a. fraktur midshaft umum pada anak-anak maupun orang dewasa muda. 1. Klasifikasi patah tulang terbuka: menurut Gustilo Tipe I Luka kecil kurang dan 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014 Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, tulang rawan (cartilago), ligamen, tendon, fasia, bursae dan persendian. 1.Osteoblast. Yang berfungsi dalam

Lebih terperinci

Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80)

Teksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80) Teksbook reading Tessa Rulianty (Hal 71-80) Tes ini sama dengan tes job dimana lengan diputar ke arah yang berlawanan. Jika terdapat nyeri dan pasien mengalami kesulitan mengatur posisi mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang saling berinteraksi dengan lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal dalam bergerak atau beraktivitas.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta akan dapat berdampak kepada

Lebih terperinci

RUPTUR TENDO ACHILLES

RUPTUR TENDO ACHILLES RUPTUR TENDO ACHILLES LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makro Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian

Lebih terperinci

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi OSTEOARTHRITIS GENU 1. Definisi Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang sendi berupa disintegritas dan perlunakan progesif, diikuti penambahan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum dan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat Indonesia mulai memilih alat transportasi yang praktis, modern, dan tidak membuang banyak energi seperti kendaraan

Lebih terperinci

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) Medical First Responder Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) SASARAN Selesai mengikuti pelajaran, peserta mampu: 1. Menjelaskan patah tulang terbuka & tertutup, serta menyebutkan 4 tanda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur ekstremitas atas cukup sering terjadi, biasanya disebabkan karena jatuh dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit rawat

Lebih terperinci

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat.

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah. Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat. 1. Kalau kalian sudah mengenal tentang fraktur coba jelaskan klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustilo dan Jelaskan critical point serta implikasi bagi perawat dari masing - masing derajat? Klasifikasi

Lebih terperinci

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) : Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome) Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inovasi adalah perbuatan mengenalkan sesuatu yang baru dengan cara yang baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and Industry,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislokasi sendi bahu sering ditemukan pada orang dewasa tetapi jarang pada anakanak. Penyebab tersering dislokasi sendi bahu ialah trauma dan sebagian besar dislokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas adalah berjalan. Untuk dapat menghasilkan mekanisme pola berjalan yang harmonis, maka kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint)

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint) MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft, M. Fis Abdul Chalik Meidian,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI

LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI LAPORAN PENDAHULUAN DISLOKASI LANDASAN TEORI MEDIK 1. PENGERTIAN Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth). Keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia dituntut untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sehat adalah tujuan semua orang. Salah satu yang mempengaruhi kualitas hidup individu adalah kondisi fisiknya sendiri. Sehingga manusia yang sehat sudah tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggota gerak pada manusia merupakan anggota gerak yang sangat penting sepanjang daur kehidupan manusia, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur merupakan suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan atau primpilan korteks, biasanya patahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu keadaan bebas dari penyakit, baik penyakit fisik maupun penyakit mental dan juga bebas dari kecacatan, sehingga keadaan tubuh secara biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat,

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah patahan tulang merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan umumnya disebabkan oleh tulang patah dapat berupa trauma

Lebih terperinci

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus

trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus Asuhan neonatus, bayi, dan balita trauma pada flexsus brachialis, fraktur klavikula, dan fraktur humerus Oleh: Witri Nofika Rosa (13211388) Dosen Pembimbing Dian Febrida Sari, S.Si.T STIKes MERCUBAKTIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang hidupnya, manusia tidak terlepas dari proses gerak. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai macam aktifitas yang dipengaruhi oleh tugas,

Lebih terperinci

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I CTEV merupakan kelainan pada kaki, dimana kaki belakang equinus (mengarah ke bawah), varus (mengarah ke dalam/ medial), dan kaki depan adduktus (mendekati

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) Dosen Pembimbing: Iis Fatimawati, S.Kep.Ns,M.Kes Oleh : Astriani Romawati 141.0020 Lina Ayu Dika 141.0057 Miftachul Rizal H. 141.0064 Varinta Putri P. 141.0103

Lebih terperinci

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH juga diistilahkan sebagai Developmental Displasia of the hip. Dahulu, lebih populer dengan nama CDH (Congenital Dislocation of the Hip) atau yang dalam

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI CEDERA

PATOFISIOLOGI CEDERA PATOFISIOLOGI CEDERA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti, MS FIK-UNY Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan Overuse Syndrome (Sindrom Pemakaian Berlebih). Trauma akut adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kaki menjadi bagian penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya. Dibandingkan dengan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fraktur merupakan kondisi ketika tulang mendapat tekanan yang melebihi kekuatan dari tulang tersebut sehingga menyebabkan terjadinya patah tulang (Atlas of pathophysiology,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive), BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kemajuan dibidang teknologi dan komunikasi menyebabkan perubahan gaya hidup manusia, dampak besar yang terjadi terlihat jelas pada status kesehatan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain sehingga manusia harus memiliki kemampuan untuk bergerak atau melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Setiap orang mendambakan bebas dari penyakit, baik fisik maupun mental serta terhindar dari kecacatan. Sehat bukan suatu keadaan yang sifatnya statis tapi merupakan

Lebih terperinci

Gangguan Pada Bagian Sendi

Gangguan Pada Bagian Sendi Gangguan Pada Bagian Sendi Haemarthrosis ( Hemarthrosis ) Hemarthrosis adalah penyakit kompleks di mana terjadi perdarahan ke dalam rongga sendi - Penyebab (Etiologi) Traumatic nontraumatic Degrees - Gejala

Lebih terperinci

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 713 Try Out Ke-3 Kelas XI SMA IPA PEMBAHASAN TO-3 KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 halaman 10 dari 8 halaman Website: www.quin.web.id, e-mail: belajar yuk@hotmail.com 713 Try Out Ke-3

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY Pendahuluan Or senam dimasyarakat sdh banyak dikenal, bhw OR senam terdiri dari senam ritmis, gymnastic, dan sport

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA Oleh : SAYAT J 100 050 007 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari penggunaan kapasitas fisik maupun kemampuan fungsionalnya yang merupakan suatu integrasi penuh dari sistem tubuh.

Lebih terperinci

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disabilitas (ketidakmampuan) baik secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi kehidupan setiap orang. Adanya nyeri pada lutut yang disebabkan oleh osteoarthtritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya pengetahuan masyarakat akan arti hidup sehat, maka ilmu kedokteran selalu di tuntut untuk memperbaiki kualitas

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand)

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Pergelangan dan Tangan (Wrist Joint and Hand) Tim Penyusun : Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis Wismanto, SSt.Ft, S.Ft,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Dengan kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk menempuh suatu jarak. Aktifitas ini dilakukan setiap harinya untuk membantu setiap manusia dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sehat

BAB I PENDAHULUAN. hingga kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sehat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup, dan melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam memenuhi kebutuhan sehariharinya hingga kehidupan

Lebih terperinci

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL. Masykur Khair FRAKTUR

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL. Masykur Khair FRAKTUR ASKEP KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL Masykur Khair FRAKTUR 1 Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (Oswari, 2000

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : LENY MUSTIKA PUTRI J 100 050 049 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel ANATOMI PERSENDIAN rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah saatu fenomena physiology of aging atau proses ketuaan yaitu terjadi proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan instabilitas

Lebih terperinci

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan nasional mengenai pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia sehat 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang diiringi dengan kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Kinesiologi dan Biomekanika Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu melakukan gerakan. 6 Beberapa disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Pemelihara kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih 1 BAB I PENDAHULUAN Pada tahun 1948 Prof. Dr. Soeharso mendidik tenaga kesehatan dalam rangka kerja besarnya memulihkan korban perang, dibangun Sekolah Perawat Fisioterapi. Semakin berkembangnya pusat

Lebih terperinci

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Akhmad Imron*) Departemen Bedah Saraf FK.Unpad/RSHS Definisi Instabilitas Spinal : adalah hilangnya kemampuan jaringan lunak pada spinal (contoh : ligamen, otot

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia melakukan aktifitasnya tidak pernah lepas dari proses gerak,

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM TRAUMA MUKA DAN HIDUNG DEPT. THT FK USU / RSHAM PENDAHULUAN Hidung sering fraktur Fraktur tulang rawan septum sering tidak diketahui / diagnosis hematom septum Pemeriksaan dapat dilakukan dengan palpasi

Lebih terperinci

22/03/2016 MASYKUR KHAIR

22/03/2016 MASYKUR KHAIR MASYKUR KHAIR Aktivitas tubuh merupakan kegiatan at kerja yg dilakukan oleh bagian-bagian tubuh Umumnya tk. Kesehatan seseorg dinilai dr kemampuan org tsb u/ melakukan aktivitas sehar-hari, mis. berdiri,

Lebih terperinci

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Purwokerto, 2012 1 Blok M e d i c a

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO Disusun oleh : Arif Setiyawan J100100040 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

MODUL PENANGANAN PATAH TULANG DAN CEDERA SENDI

MODUL PENANGANAN PATAH TULANG DAN CEDERA SENDI MODUL PENANGANAN PATAH TULANG DAN CEDERA SENDI TIM BANTUAN MEDIS BEM IKM FKUI 1 PENDAHULUAN Patah tulang merupakan cedera yang sering terjadi pada kecelakaan baik itu kecelakaan kerja, rumah tangga, maupun

Lebih terperinci

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu Fraktur Femur Fraktur Femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang atau osteoporosis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun yang sudah usia non produktif yang mengalami gangguan kesehatan. Seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan

Lebih terperinci

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53 Mosok berbahaya?. Coba deh kalau kita jadi gak bisa kerja karena kaki bengkak, nyeri... duhhh kaki ini membawa kita kemana-mana seumur hidup deh, jadi mahal harganya kan?. Coba kalau anda pebisnis, pelari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epiphyseal atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan lunak, tekanan fisik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Patella Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki femoral trochlea. Bentuknya yang oval asimetris dengan puncaknya mengarah ke distal.

Lebih terperinci

CEDERA KAKI Perhatian Dislokasi Panggul Mekanisme cedera Manifestasi klinis

CEDERA KAKI Perhatian Dislokasi Panggul Mekanisme cedera Manifestasi klinis CEDERA KAKI Perhatian Walaupun cedera tulang pada tungkai bawah terlihat serius, kasus tersebut sering tidak mengancam nyawa dan termasuk dalam secondary survey pada pasien trauma. Semua dislokasi biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini semua proses pekerjaan tidak terlepas dari posisi duduk, mulai dari orang kecil seperti murid sekolah sampai orang dewasa dengan pekerjaan yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang melakukan aktifitas fisik untuk menunjang hidup sehat, karena Kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia untuk hidup dan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3). Fraktur adalah

Lebih terperinci