BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 3"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan Islam di Indonesia terutama di Jawa tidak dapat dilepaskan dari peranan para wali yang tergabung dalam organisasi walisongo, dimana pembentukan lembaga walisongo ternyata pertama kali dilakukan oleh sultan Turki Muhammad I, yang memerintah pada tahun Pada waktu sultan Muhamamd I menerima laporan dari para saudagar Gujarat (India) bahwa di pulau Jawa jumlah pemeluk Agama Islam masih sangat sedikit. Sultan muhamamd I kemudian mengirim sebuah tim yang anggotanya dipilih orang-orang yang memiliki kemampuan di berbagai bidang, tidak hanya bidang ilmu agama saja. Untuk membentuk tim, sultan Muhamamd I mengirim surat kepada para pembesar di Afrika Utara dan Timur Tengah, yang isinya minta dikirim beberapa ulama yang mempunyai karomah. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 3

2 Berdasarkan perintah sultan Muhamad I itu lalu dibentuk sebuah tim yang berintikan 9 orang yang ditugaskan menjadi penyebar Islam di pulau Jawa, kemudian tim diberangkatkan ke pulau Jawa pada tahun 1404, di mana tim tersebut diketuai oleh maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki, seorang ahli agama dan juga ahli irigasi yang dianggap piawai dalam mengatur Negara. Begitu tiba di Jawa tim, sembilan ini langsung melakukan pertemuan untuk menyusun rencana kerja, oleh karena itu pertemuan tahun 1404 yang dihadiri lengkap anggotanya dianggap sebagai sidang walisongo pertama kemudian disebut sebagai walisongo angkatan pertama; istilah walisongo sendiri baru muncul setelah ada beberapa wali pribumi dari kalangan bangsawan Jawa yang menjadi anggota tim bahkan ada yang menyebutkan bahwa istilah walisongo muncul pada abad ke-18 atau abad ke-19. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja teori-teori masuknya islam di Indonesia? Jelaskan! 2. Apakah peran Walisongo dalam islamisasi di Indonesia? 3. Bagaimana model islamisasi Walisongo? C. TUJUAN MASALAH 1. Untuk mengetahui teori-teori masuknya islam di Indonesia beserta dengan penjelasannya. 2. Untuk mengetahui peranan Walisongo dalam islamisasi di Indonesia. 3. Untuk mengetahui model islamisasi Walisongo. D. BATASAN MASALAH 1. Membahas teori-teori masuknya islam di Indonesia beserta dengan penjelasannya. 2. Membahas peranan Walisongo dalam islamisasi di Indonesia. 3. Membahas model islamisasi Walisongo. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 4

3 E. TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai sejarah perkembangan islam di indonesia. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 5

4 BAB II PEMBAHASAN A. Beberapa Teori Masuknya Islam ke Indonesia Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi empat, yakni teori Mekah, teori Gujarat, teori Persia dan teori Cina. 1. Teori Mekah Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan Hamka adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh masehi. Dalam hal ini, teori Hamka merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangkaprasangka penulis orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata Hamka, melakukan upaya yang sangat sistematik untuk menghilangkan keyakinan negeri-negeri Melayu tentang hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam di Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 6

5 pandangan Hamka, orang-orang Islam di Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang pertama (orang Arab), bukan dari hanya sekadar perdagangan. Pandangan Hamka ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah melakukan islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat. 2. Teori Gujarat Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekatan dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebanyakan adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke 7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur, termasuk Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan gelar sayid atau syarif di di depan namanya. Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al- Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 7

6 wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei yang dianut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia. 3. Teori Persia Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah tabut (keranda) diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al- Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati dihukum oleh penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai bertentangan dengan ketauhidan Islam (murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang dikemukakan Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafei, sama seperti kebanyakan muslim di Iran. 4. Teori Cina Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 8

7 Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang ( ) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Teori Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat), dapat diterima. Bahkan menurut sejumlah sumber lokal tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam). Berdasarkan Sajarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah Cina, seperti Cek Ko Po, Jin Bun, Cek Ban Cun, Cun Ceh, serta Cu-cu. Nama-nama seperti Munggul dan Moechoel ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara Cina yang berbatasan dengan Rusia. Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina. Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak ada kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam masing-masing teori tersebut. Meminjam istilah Azyumardi Azra, sesungguhnya kedatangan Islam ke Indonesia datang dalam kompleksitas; artinya tidak berasal dari satu tempat, peran kelompok tunggal, dan tidak dalam waktu yang bersamaan. B. Peranan Walisongo dalam Islamisasi di Indonesia 1. Sunan Gresik Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 9

8 Ketika pertama kali beliau datang ke Jawa, pada umumnya masyarakat memeluk agama Hindu/Budha dan berada di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit. Masyarakat menganut struktur sosial yang berkasta, yaitu kasta sudra, kasta waisya, kasta ksatria, dan kasta brahmana. Sebelum menyiarkan agama Islam, beliau mendekati penduduk setempat untuk mengenal adat istiadatnya terlebih dahulu. Dengan cara itu, Islam mudah diterima oleh golongan yang menjadi sasaran penyebaran. Metode dakwah yang beliau terapkan cukup unik dan tepat, yaitu dengan membuka warung untuk berjualan kebutuhan sehari-hari dengan harga murah, juga mengadakan pengobatan gratis. Beliau juga membangun masjid dan pondok pesantren di dusun Pesucian, sekitar 9 km utara Kota Gresik pada tahun 801 H/1392 M. Beliau mencoba merangkul masyarakat bawah, yaitu kasta terendah dalam budaya Hindu. Metode ini ternyata berhasil, terbukti sedikit demi sedikit masjid yang dibangun beliau ramai dikunjungi warga yang sudah memeluk agama Islam. Dan Islam pun berkembang di pulau Jawa, bahkan di daerah-daerah Nusantara. 2. Sunan Ampel Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan perjuangan Maulana Malik Ibrahim. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sehingga beliau dikenal dengan Pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur. Di pesantren inilah beliau mendidik para pemuda Islam untuk menjadi tenaga da i yang akan disebarkan ke seluruh Jawa. Sebagai seorang ulama yang giat berdakwah, Sunan Ampel mempunyai ajaran yang terkenal dngan sebutan molimo. Mo berarti tidak mau, sedangkan limo adalah 5 perkara. Jadi, molimo adalah tidak mau melakukan 5 perkara yang terlarang. Kelima ajaran Sunan Ampel itu adalah: 1. Emoh Main, artinya tidak mau main judi. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 10

9 2. Emoh Ngombe, artinya tidak mau minum-minuman yang memabukkan. 3. Emoh Madat, artinya tidak mau mengisap candu atau ganja. 4. Emoh Maling, artinya tidak mau mencuri. 5. Emoh Madon, artinya tidak mau main perempuan yang bukan isterinya (zina). Menurut Babad Diponegoro, Sunan Ampel sangat berpengaruh di kalangan istana Majapahit. Kedekatan beliau tersebut membuat penyebaran Islam di Daerah kekuasaan Majapahit, khususnya di pantai utara Pulau Jawa, tidak mendapat hambatan yang berarti, bahkan mendapat izin dari penguasa kerajaan. Sunan Ampel tercatat sebagai perancang kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dengan ibu Kota Bintoro, Demak. Beliaulah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak, yang dipandang punya jasa paling besar dalam meletakkan peran politik umat Islam di Nusantara. Disamping itu, beliau juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun Sunan Giri Nama aslinya Raden Paku, dikenal juga dengan sebutan Prabu Satmata, kadang-kadang disebut juga dengan Sultan Abdul Fakih. Dikenal sebagai Sunan Giri, karena beliau, mendirikan pesantren di dekat sebuah gunung yaitu gunung giri dan berdakwah di sana sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di sana pula. Beliau adalah putra dari Maulana Ishak (adik dari Maulana Ibrahim). Ibunya bernama Dewi Sekardadu dari Blambangan. Raden Paku diangkat anak oleh seorang wanita kaya bernama Nyai Gede Maloka, Babad Tanah Jawa disebut Nyai Ageng Tandes (ada juga yang menyebut Nyai Ageng Pinatih). Beranjak dewasa Raden Paku belajar agama di Pondok Pesantren Ampel Denta pimpinan Sunan Ampel. Di sana beliau menjadi teman akrab dengan putra Sunan Ampel yaitu Maulana Makdum Ibrahim. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 11

10 Dalam perjalanan beliau ke haji bersama Sunan Bonang, mereka terlebih dahulu memperdalam ilmu pengetahuan di Pasai yang ketika itu menjadi tempat berkembangnya ilmu ketuhanan, keimanan, dan tasawuf. Di sinilah Raden Paku sampai pada tingkat ilmu laduni, sehingga gurunya menganugrahkan gelar Ain al-yaqin. Sebagai seorang ulama yang wara,sunan Giri sangat-sangat berhatihati dalam memutuskan masalah ubudiyah. Dalam masalah ini beliau berpegang teguh pada ajaran al-qur an dan Hadis. Bahkan beliau berpendapat bahwa ibadah mau tidak mau harus sesuai dengan ajaran Nabi saw, tidak booleh di campur adukan dengan adat istiadat yang bertolakk belakang dengan ajaran tauhid. Pendapatnya itu dilandasi oleh firman Allah: Dan sembahlah Allah dan janganlah Kamu mempersekutukan- Nya (QS. An Nisa : 36) Sunan Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokrasi, beliau mendidik anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agama, misalya jelungan, jamuran, gendi ferit, jor, gula ganti, cublak-cublak suweng, ilir-iilir, dan sebagainya. Beliau juga dipandang sebagai orang yang sangat berpengaruh terhadap jalannya roda Kesultanan Demak Bintiro (kesultanan demak)., sebab setiap kali muncul maalah penting yang harus diputuskan, wal yang lain selalu menantikan kepuutusan dan pertimbangannya. 4. Sunan Bonang Dalam kegiatan dakwahnya, beliau telah berhasil mengubah jalan Raden Syahid dari kesesatan kemudian beliau membimbing Raden Syahid dalam masalah keagamaan sehingga Raden Syahid menjadi seorang alim yang kemudian dikenal dengan julukan Sunan Kalijaga. Kegiatan dakwah Sunan Bonang dipusatkan di sekitar Jawa Timur, terutama di daerah Tuban. Beliau mendirikan Masjid Sangkal Dhaha. Dalam aktivitas dakwahnya, beliau beliau mengganti nama dewa-dewa dengan nama nabi dan malaikat Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 12

11 dalam Islam dengan maksud agar penganut agama Hindu dan Budha mudah diajak masuk agama Islam. Mengingat orang-orang Hindu/Budha gemar memainkan seni gamelan Jawa, maka Sunan Bonang menambahi dengan instrumen Bonang. Lirik-lirik tembang yang diciptakannya sarat akan nilai-nilai ketuhanan. Tembang Tombo Ati adalah salah satu karya beliau yang fenomenal. Ajaran Sunan Bonang berintikan filasafat cinta atau isyq. Menurutnnya, cinta sama dengan iman yaitu pengetahuan intutif (ma rifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT. Ajaran tersebut di sampaikannya melalui media kesenian, dibantu murid utamanya, Sunan Kalijaga. Sunan Bonang juga merupakan guru bagi Raden Fatah. Karena, beliau telah memberikan pendidikan Islam kepada putra raja Majapahit Prabu Brawija V tersebut, yang kemudian menjadi sultan pertama Demak. Catatan-catatan pendidikan tersebut dikenal dengan Suluk Sunan Bonang atau Primbon Sunan Bonang. Isu buku tersebut berbentuk prosa ala Jawa Tengah, kalimatnya sangat banyak dipengaruhi bahasa Arab, dan sampai sekarang antara lain masih tersimpan di Universitas Laiden, Negeri Belanda. 5. Sunan Drajat Beliau adalah putra Sunan Ampel yang kedua. Setelah menguasai pelajaran agama dari sang ayah, beliau hijrah ke desa Drajat di Lamongan, dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang sekarang bernama desa Drajat. Di daerah inilah Sunan Drajat memusatkan dakwahnya, beliau juga memegang kendali kerajaan di wilayah perdikan Drajat. Sebagai seorang ulama, beliau mengajarkan sifat tawakal sebagai salah satu ajaran akhlaknya. Mengenai ajaran tawakal, beliau menyatakan bahwa apa yang terjadi pada diri manusia memang sudah ditentukan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Karena itu, manusia disamping harus menyerahkan nasib kepada Allah, dia juga harus tetap berusaha. Dengan bertawakal secara benar dan bersungguh-sungguh kebenaran janji Allah akan datang. Hal itu sesuai firman Allah yang dikutip oleh Sunan Drajat: Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 13

12 Barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. (QS. At-Talaq : 3). Hal yang paling menonjol dalam dakwah Sunan Drajat adalah perhatiannya yang sangat serius pada masalah-masalah sosial. Beliau terkenal mempunyai jiwa sosial dan teman-teman dakwahnya selalu berorientasi pada kegotong-royongan. Beliu selalu memberi pertolongan kepada umum, menyantuni anak yatim dan fakir miskin sebagai suatu proyek sosial yang dianjurkan agama lslam. Karena keberhasilannya menyebarkan Islam dan menanggulangi kemiskinan, Sunan Drajat memperoleh gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Fatah, Sultan Demak 1 tahun saka 1442 atau 1520 M. 6. Sunan Gunung Djati Sunan Gunung Jati adalah cucu raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Yaitu, putra dari Nyai Lara Santang (anak kedua raja Pajajaran) dengan Maulana Sultan Mahmud (Syarif Abdullah), seorang bangsawan Arab yang berasal dari Bani hasyim. Pernikahan mereka terjadi ketika Nyai Lara Santang dan kakaknya Raden Walangsungsang pergi haji yang merupakan perintah guru mereka yaiu Syekh Datu Kahfi (Syekh Nurul Jati) di Gunung Ngamparan Jati. Setelah dewasa, Syarif Hidayatullah memilih berdakwah ke tanah Jawa daripada menetap di tanah Arab. Beliau kemudian menemui Raden Walangsungsang yang sudah bergelar Pangeran Cakrabuana. Setelah pamannya itu wafat, beliau menggantikan kedudukannya dan kemudian berhasil meningkatkan status Cirebon menjadi sebuah kesultanan. Beliau kemudian terkenal dengan dengan gelar Sunan Gunung Jati. Menurut Purwaka Carunban Nagari, Sunan Gunnung Jati, sebagai salah seorang wali songo, mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa, seperti kerajaan Demak dan Pajang, karena kedudukannya sebagai raja dan ulama, beliau di beri gelar Raja Pandita. Beliau mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan, Kawli (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Beliau meletakkan Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 14

13 dasar bagi pengembangan Islam dan perdagangan orang-orang Islam Banten pada tahun 1525 atau Ketika beliau kembali ke Cirebon, Banten di serahkan kepada anaknya, Sultan Maulana Hasanudin yang kemudian menurunkan raja-raja Banten. Setelah Sunan Gunung Jati wafat, Cirebon mengalami pasang surut. Kendati demikian, peranan histories keagamaan yang dijalankannya tak pernah hilang. 7. Sunan Kudus Nama aslinya Ja far Sadiq, tetapi sewaktu kecil dipanggil Raden Undung,. Kadang beliau dipanggil dengan Raden Amir Haji, sebab ketika menunaikan ibadah haji beliau bertindak sebagai pemimpi rombongan (amir). Sunan Kudus adalah putra Raden Usman Haji, yang menyiarkan Islam di daerah Jipang Panoalan, Blora. Sedangkan Sunan Kudus sendiri menyiarakan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya, dan beliau memiliki keahlian khusus dalam bidang ilmu agama, terutama dalam ilmu fiqih, ushul fiqh, tauhid, tafsir, serta logika. Oleh sebab itu, diantara wali songo yang lain, hanya beliaulah yang dijuluki al- alim (orang yang luas ilmunya). Disamping menjadi juru dakwah, Sunan Kudus juga menjadi panglima perang Kesultanan Demak Bintoro yang tangguh, dan dipercaya untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehigga beliau menjadi pemimpin pemerintahan sekaligus pemimpin agama di daerah tersebut. Pada tahun 986 H atau 1549 M, Sunan Kudus Menunaikan Haji. Saat itu pula beliau singgah ke Bait al-maqdis (al-quds) untuk memperdalam ilmu agama. Disana, beliau mendapat semacam amanat berbahasa Arab yang tertulis di atas batu. Inti pesan itu adalah menyuruh Sunan Kudus mendirikan masjid dan menanamkan syiar Islamnya dengan nama Kudus, bila beliau kembali ke pulau Jawa. Dan akhirnya terciptalah Masjid Manara Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 15

14 dan daerah bernama Kudus. Hingga kini pesan yang dituliskan Arab di atas batu tersebut masih tersimpan di mihrab. Seperti sunan yang lainnya, dalam menyiarkan Islam Sunan Kudus tidak menghilangkan ciri atau budaya Hindu. Bahkan sampai sekarang di daerah Kudus ada pelarangan untuk menyembelih sapi. Hal itu merupakan sebuah penghormatan Sunan Kudus terhadap masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Selain sebagai mubaligh, beliau juga dikenal sebagai pujanga mengarang cerita-cerita bernafaskan Islam, sebagai pendukungan dalam melaksanakan dakwahnya. Karangan cerita beliau yang palig terkenal adalah Gending Maskumambang dan Mijil. 8. Sunan Kalijaga Nama kecilnya adalah Raden Mas Syaid atau sa id putra adipati Tuban, dan kadang-kadang dijuluki Syekh Malaya. Salah satu sifat yang menonjol dari Raden Mas Syahid kecil adalah sifat welas asih (kasih sayang). Sikap kasih sayang tersebut terutama ditunjukan kepada rakyat kecil yang banyak menderita. Bahkan pada masa remajanya perasaan kasih sayang tersebut diwujudkan secara berlebihan. Daerah dakwah Sunan Kalijaga tidak terbatas, bahkan sebagai mubaligh beliau berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Karena system dakwahnya yang intelek dan aktual, maka para bangsawan dan cendikiawan sangat simpati terhadapnya, demikian juga lapisan masyarakat awam, bahkan penguasa. Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam dengan memanfaatkan sarana wayang yang digemari masyarakat pedalaman Jawa. Salah satu contohnya adalah Wayang Purwa. Pengetahuan dibidang seni melatar belakangi pendekatan kebudayaan yang digunakannya dalam menyebarkan agama Islam. Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Kalijaga tidak membangun pesantren sepert yang dilakukan oleh para wali lainnya. Beliau lebih cenderung dengan berkelana dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 16

15 Dalam metode dakwahnya, kepercayaan dan adat istiadat setempat tidak ditentang begitu saja, bahkan beliau jadikan sebagai sarana dakwah. 9. Sunan Muria Nama aslinya Raden Umar Said atau Raden Said, sedangkan nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Namun beliau lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di gunung Muria (18 km di sebelah utara kota Kudus sekarang). Ciri khas Sunan Muria dalam upaya menyiarkan agama Islam adalah menjadikan desa-desa terpencil sebagai tempat dakwahnya. Beliau lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa dan bergaul dengan rakyat iasa. Beliau mendidik rakyat di sekitar gunung Muria. Cara yang ditempuhnya dalam menyiarkan agama Islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi bagi kaum pedagang, para nelayan dan rakyat biasa. Beliau juga banyak menggunakan metode pendekatan kebudayaan yang bertujuan untuk menarik rakyat golongan bawah masuk Islam. Misalnya, dengan menggunakan pertunjukan kesenian yang digemari masyarakat setempat. Sunan Muria juga terkenal sebagai pendukung setia Kesultanan Demak Bintoro dan berperan serta dalam mendirikan masjid Demak. Dalam rangka dakwah melalui budaya, beliau menciptakan tembang dakwah Sinom dan Kinanti. Sinom adalah sejenis tembang Jawa yang pada umumnya menampilkan suasana yang dapat menyentuh hati. Sedangkan kinanti pada umumnya berisi tentang syair-syair yang bersuasana senang, gembira, penuh kasih sayang dan rasa cinta. C. Model Islamisasi Walisongo Model islamisasi walisongo adalah dengan menerapkan siasat yang bijaksana yaitu melalui beberapa jalur yang ditempuh. Antara lain: 1. Mendirikan Masjid Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 17

16 Para Wali Songo dalam memulai tugas da wah (islamisasi) selalu diawali dengan mendirikan masjid sebagai tempat pemusatan ibadah dan sebagai tempat berpijak dari segala bentuk kegiatan da wah yang dilakukannya. Dengan demikian sangat memungkinkan untuk mengundang dan mengumpulkan masyarakat banyak untuk dididik dengan ajaran Islam. Dalam rangka untuk tidak mengundang rasa asing bagi masyarakat yang telah terpengaruh dengan ajaran Hindu-Budha. Maka para wali dalam membuat masjid agak disesuaikan dengan bentuk-bentuk bangunan candicandi Budha. Selain itu di setiap bangunan masjid yang didirikannya disediakan sebuah alun-alun yang terletak di depan masjid, hal ini meneyerupai sebuah keraton. Kesemuannya itu dapat kita saksikan pada bangunan masjid Wali di Demak, Kudus, Tuban, Gresik, Cirebon, dan lainlainnya. Sebagai salah satu bukti bahwa masjid merupakan bagian dari model islamisasi wali songo, dapatlah dilihat dari bentuk bangunannya yang mengandung perlambang (simbul) yang berarti bagi masyarakat Jawa dalam kehidupannya, lambang-lambang dari bagian masjid itu antara lain: setiap masjid yang dibangun itu selalu dilengkapi dengan gapuro yang mirip dengan dengan pintu gerbang dari keraton. Nama dari gapuro itu berasal dari bahasa Arab Ghafura yang diucapkan dengan lidah jawa gapuro yang mempunyai arti ampunan, melambangkan bahwa siapa yang mau melewati gapuro itu akan diampuni segala dosanya. Dengan ini dimaksudkan dapat menarik orang-orang untuk masuk ke dalam agama Islam. Bukti peninggalan dari para wali songo yang masih dapat kita saksikan hingga saat sekarang ini ialah bangunan masjidnya, sebab para wali itu hampir seluruhnya mempunyai masjid sebagai tempat titik tolak dari kegiatan da wahnya. Masjid-masjid itu antara lain: Masjid Maulana Malik Ibrahim di Leran, Masjid Sunan Ampel di Ampel Denta, Masjid Sunan Bonang di Tuban, Masjid Sunan Giri di Kabupaten Gresik, Masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak, Masjid Sunan Gunung Jati di Cirebon dan Masjid Agung Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 18

17 Demak yang didirikan oleh para wali songo, Masjid Sunan Muria di atas bukit gunung Muria kabupaten Kudus, Masjid Sunan Kudus (Jafar Shodiq) di Kudus kulon. Selain itu model islamisasi Wali Songo dilakukan dengan mengadakan komunikasi anatara sesamanya, bermusyawarah, terutama dalam menghadapi berbagai macam persoalan yang muncul. Sebagaimana mereka menghadapi ajaran dari Syeh Siri Jenar yang mengajarkan tentang faham Wahdatul Wujud atau dengan istilah jawa Manunggaling kawula gusti, bersatunya diri dengan Tuhan. Faham ini dianggap sangat membahayakan dan bahkan dapat merusak aqidah Islam. Akhirnya para wali itu memutuskan untuk menghukum mati bagi Syeh Siti Jenar. 2. Jalur Pendidikan Langkah persuasif dan edukatif ini mula-mula dipraktekkan oleh Syeikh Maulana Malik Ibrahim di Gresik, kemudian dikembangkan dan mencapai kemajuannya oleh Sunan Ampel di desa Ampel Denta, Surabaya. Di pesantren, para wali menggembleng dai-dai yang siap dikirimkan untuk berdakwah ke berbagai daerah. Lewat pesantren pula, para wali mengajarkan secara mendalam dan tuntas pengetahuan-pengetahuan agama islam. Kehadiran pesantren sebagai upaya untuk mendakwahkan agama bagi orang-orang Jawa ternyata lambat laun mengalami perluasan peran. Ia kemudian menjelma menjadi lembaga pendidikan yang bermanfaat untuk mendidik orang Islam menjadi alim dan cerdas dalam dan pengetahuan agamanya, peran pendidikan tidak sekedar mengalihkan ilmu-ilmu keagamaan yang berkenaan dengan penanaman aspek penghayatan agama yang bersifat kesalehan personal (etika) melalui pengenalan dan praktek tasawuf, melainkan juga melebar kepengajaran ilmu-ilmu syariat yang bekaitan dengan aturan atau tata pergaulan kemasyarakatan,. Meskipun pada mulanya pesantren berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang bercorak keagamaan, dan menjadi pusat pertumbuhan dari system zawiyah (qilda) yang dikembangkan oleh kaum sufi dengan berbagai Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 19

18 aliran tarekatnya, justru dalam pertumbuhannya yang tidak disadari, pesantren malah berubah menjadi markas gerakan yang bernuansa politik. Dengan demikian, kedua orientasi tersebut terdapat di pesantren tersebut ternyata membawa dampak bagi santri untuk mengartikulasikan ajaran agamanya di tengah-tengah masyarakat Jawa. 3. Jalur Kesenian a. Wayang Kulit Sebelum Islam datang dan berkembang di pulau Jawa, masyarakat Jawa telah lama menggemari akan kesenian, baik seni pertunjukkan wayang dengan gamelannya maupun seni tarik menarik suara. Maka oleh karena itu wali songo mengambil siasat menjadikan kesenian itu sebagai alat da wahnya, guna memasukkan ajaran Islam kepada masyarakat lewat apa yang selama ini menjadi kegemarannya. Cara ini adalah merupakan sebagain cara yang bijaksana dalam pendekatan dan menarik simpati rakyat serta memperkenalkan ajaran Islam kepadanya. Pertunjukan wayang telah ada semenjak zaman Prabu Jayaboyo raja dari kerajaan Kediri yang memerintah pada tahun , bahkan dialah yang pertama kali menciptakannya. Namun wayang yang ada pada masa itu adalah wayang purwo yang terbuat dari lembaran kertas lembar, yang kemudian terkenal dengan wayang beber. Sebelum para wali mengambil wayang sebagai alat da wahnya terlebih dahulu mereka bermusyawarah tentang hukum dari gambar wayang yang mirip dengan gambar manusia itu, aliran Giri yang dipelopori oleh Sunan Giri berpendapat bahwa wayang itu hukumnya haram sebab menyerupai bentuk manusia, sedangkan menggambar manusia menurutnya adalah haram. Sunan Kalijaga mengusulkan agar tidak menjadi haram, gambar wayang yang ada itu diubah bentuknya, umpamanya tangannya lebih panjang dari kakinya, hidungnya panjang-panjang, kepalanya agak menyerupai kepala binatang dan lain-lain agar tidak serupa persis dengan manusia, kalau sudah tidak serupa tentu saja hukumnya tidak haram lagi. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 20

19 Akhirnya usul itu disetujui oleh para wali. Setelah itu dimulailah pengubahan wayang yang dipelopori oleh Sunan Kalijaga sendiri, peristiwa itu terjadi kira-kira pada tahun 1443 M, dan sekaligus para wali itu menciptakan gamelannya. Untuk memainkan wayang dan gamelannya itu para walipun mengarang cerita yang bernafaskan nilai keislaman. Adapun pelaku cerita dalam pewayangan yang terkenal hingga saat ini adalah cerita tentang punokawan Pandowo, yang terdiri dari semar, petruk, gareng dan bagong. Ke empat pelaku itu mengandung falsafah yang amat dalam, di antaranya ialah sebagai berikut: 1. Semar, dari bahasa Arab Simaar yang artinya Paku. Dikatakan bahwa kebenaran agama Islam adalah kokoh, sejahtera bagaikan kokohnya paku yang sudah tertancap yakni Simaaruddunya (pakunya dunia/paku bumi). 2. Petruk, dari bahasa Arab Fatruk yang artinya tinggalkan, sama dengan kalimat fatruk kulluman siwallahi yaitu tinggalkanlah segala apa yang selain Allah. 3. Gareng, dari bahasa Arab naala qoriin (nala gareng), yang artinya memperoleh banyak kawan, yaitu sebagai tujuan para wali adalah berda wah untuk memperoleh banyak kawan. 4. Bagong, dari bahasa Arab bagha yang artinya lacut atau berontak, yaitu memberontak terhadap segala sesuatu yang zalim. Adapula yang mengatakan bahwa: 1. Semar pada hakekatnya adalah lambang nafsu mutmainah. 2. Gareng lambang dari nafsu amarah. 3. Petruk lambang dari nafsu lauwamah. 4. Bagong lambang dari nafsu sufiyah. 5. Togok asal kata Thogut, artinya Iblis. Pertunjukkan wayang itu dimainkan oleh seorang dalang, nama dalang ini juga diambil dari bahasa Arab Dalla yang artinya petunjuk maksudnya orang yang menunjukkan ke jalan yang benar. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 21

20 Selain cerita pelaku pewayangan tersebut di atas masih banyak lagicerita wayang yang diciptakan oleh para wali songo sendiri artinya cerita itu tidak diambil dari kitab Mahabarata dan kitab Ramayana versi India. Yaitu antara lain cerita dewa ruci, jimat Kalimasada (kalimat Syahadat), Petruk jadi raja, Pandu Pragolo, Mustaka weni dll. Dalam cerita Dewa Ruci digambarkan tentang sang Bima menemukan tentang arti kehidupan yang sebenarnya, Bima disuruh oleh gurunya yang bernama Pandito Durno mencari air suci yang adanya hanya di dasar laut, dasar samudra yang gelombangnya besar dan menggelegak, dengan tekadnya yang kuat sang Bima berhasil sampai ke bawah lautan dan di sana diceritakan dia menemui Dewa ruci. Dewa Ruci itu adalah nabi Hidir. Ada lagi cerita menarik sekali yaitu cerita tentang jimat Kalimosodo (kalimat syahadat), dalam cerita itu digambarkan barang siapa yang dapat memiliki jimat Kalimosodo pasti akan selamat selama-lamanya. Sebab dia telah masuk ke dalam agama Islam. Dalam cerita itu yang menjadi pelaku diantaranya ialah Prabu Darmokusumo yang dikatakan dia ini tidak wafatwafat karena telah memiliki jimat Kalimo Sodo. Dikatakan pula Darmokusumo itu mempunyai empat saudara yang dalam cerita itu disebut Pandowo limo, artinya bahwa rukun Islam itu terdiri dari lima perkara. Awal mula langkah da wah menggunakan kesenian wayang dilakukan di serambil mesjid Agung Demak dalam rangka memperingati maulud nabi Muhammad SAW. Pertama-tama ditabuhlah gamelan gong bertalu-talu yang suaranya kedengaran di mana-mana. Sudah menjadi adat kebiasaan masyarakat Jawa pada masa itu apabila mereka mendengar sesuatu bunyi-bunyian mereka saling berdatangan, lebih-lebih suara itu enak kedengarannya. Maka tidak heranlah banyak orang yang berkumpul. Dan perlu diingat bahwa masjid Agung Demak yang didirikan oleh para wali itu telah diperlengkapi dengan gapuro (pintu masuk), gapuro berasal dari ghofuuraa artinya ampunan, jadi siapa-siapa yang mau masuk lewat gapuro dosanya akan terampuni sebab dia telah masuk Islam. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 22

21 Selain itu pula di depan masjid sebelah kiri ada sebuah kolam tempat mengambil air wudhu. Tiap-tiap pintu gapuro telah dijaga oleh para wali, sebelum orang-orang memasuki gapuro diharuskan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai karcis masuknya dan ini tentu diajarkan oleh para wali penjaga pintu itu sendiri. Setelah membaca syahadat baru diperkenankan masuk. Sebelum mereka masuk ke masjid mereka harus mencuci kaki terlebih dahulu di kolam yang telah tersedia di depan masjid. Kolam itu sampai saat ini masih dapat kita saksikan disana, namun kolam itu sekarang sudah tidak digunakan lagi untuk mengambil air wudhu. Di tepi kolam telah ada wali yang menjaganya, orang-orang yang akan mencuci kaki, harus menurut aturan yang dibuat oleh para wali, maka dari itu mereka harus diajari cara-caranya, antara lain pertama-tama muka harus dibasuh biar bersih, kemudian kedua tangan harus dicuci, lalu kepala harus dibasahi biar adem, dekil-dekil yang ada di telinga harus dihilangkan dengan air, yang terakhir kedua kaki harus dicuci sampai bersih, baru mereka dipersilahkan memasuki serambi masjid untuk mendengarkan wayang dan gamelannya. Di situlah mereka asyik mendengarkan cerita-cerita gubahan para wali yang bernafaskan nilai-nilai keislaman. Setelah waktu dhuhur tiba, mereka semua diajak berdo a agar supaya sang dewa tidak murka, cara berdo anyapun diajarkan oleh wali dengan gerakkan-gerakkan yang berarti. Kesemuanya itu secara tidak sadar mereka telah diajarkan cara berwudhu dan bersembahyang, namun mereka tidak diberitahu bahwa yang diperbuat itu cara-cara Islam dan mereka telah masuk Islam. b. Seni Suara Kegemaran masyarakat Jawa akan seni suara atau seni tarik menarik suara, nampaknya mendapatkan perhatian yang serius dari para wali. Oleh karena itu merekapun tidak ketinggalan pula untuk menciptakan lagu-lagu yang indah, yang penuh dengan arti dan falsafah kehidupan. Di antara lagu atau tembang ciptaan para wali itu ialah Lagu Lir Ilir ciptaan Sunan Kalijaga, lagu Asmaradana dan pucung ciptaan Sunan Giri, lagu Durma ciptaan Sunan Bonang, lagu Maskumambang dan Mijil ciptaan Sunan Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 23

22 Kudus, lagu Sinom dan Kinanti ciptaan Sunan Muria, lagu Pangkur ciptaan Sunan Drajat. Lagu-lagu yang diciptakan para wali mengandung arti ataupun makna mengajak, menyeru kepada kebaikan serta teguran atau peringatan. c. Seni Ukir Dalam rangka menarik simpati masyarakat, para wali juga turut serta mewarnai seni ukir yang selama ini telah ada dan berkembang di masyarakat. Seni ukir yang ada pada saat itu bercorak atau berbentuk gambar-gambar manusia dan binatang. Oleh para wali seni ukir itu dikembangkan menjadi seni ukir yang berbentuk dedaunan, peti-peti klasik, alat-alat menggantungkan gamelan dll. Bentuk-bentuk ukiran rumah adat di Kudus, Demak dam Gresik yang hingga sampai saat ini satu dua masih dapat kita temui dan saksikan adalah peninggalan-peninggalan dari zaman wali. Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 24

23 BAB III PENUTUP Kesimpulan Ada empat teori masuknya islam ke Indonesia. Yakni teori Mekah, teori Gujarat, teori Persia dan teori Cina. Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Peranan Walisongo dalam Islamisasi di Indonesia antara lain: 1) Sunan Gresik berdakwah dengan cara berdagang. 2) Sunan Ampel dakwahnya berawal dengan membangun pesantren. 3) Sunan Kalijogo berdakwah melalui kesenian dan berkelana. 4) Sunan Giri dakwahnya bersifat permainan yang berjiwa agama. 5) Sunan Bonang, dakwahnya dengan jalan seni. 6) Sunan Drajat, dakwahnya bersifat sosial. 7) Sunan Gunung Jati, dakwahnya dengan politik dan sosial. 8) Sunan Muria, berdakwahnya dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa. 9) Sunan Kudus, berdakwahnya dengan pendekatan kultural, yaitu menciptakan berbagai cerita keagamaan. Model islamisasi walisongo adalah dengan menerapkan siasat yang bijaksana yaitu melalui beberapa jalur yang ditempuh. Antara lain: 1. Mendirikan masjid sebagai basis dakwahnya 2. Jalur pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren 3. Jalur kesenian dengan wayang kulit, seni suara dan seni ukir Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 25

24 DAFTAR PUSTAKA Amin Fattah, Nur Metode Da wah Walisongo. Pekalongan: C. V. Bahagia Badriyatim Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Hasjmy, A Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia. cetakan1. Jakarta: PT. Bulan Bintang diakses pada hari sabtu tanggal jam diakses pada hari sabtu tanggal jam diakses pada hari sabtu tanggal jam jam diakses pada hari sabtu tanggal jam diakses pada hari sabtu tanggal diakses pada hari sabtu tanggal jam Murodi Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT. Karya Toha Putra Sejarah Peradaban Islam 2 Halaman 26

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Perkembangan Islam di Indonesia Fakultas PSIKOLOGI Maukuf, M.Pd Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id PErdagangan Islam masuk ke Indonesia salah satunya lewat

Lebih terperinci

TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA

TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA Mengenai tempat asal dan kapan datangnya Islam ke Nusantara, sedikitnya ada lima teori besar. a. Teori Arab Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang langsung

Lebih terperinci

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin Sunan Ampel pada masa kecilnya menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, bernama Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401 di Champa. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA WILAYAH BANTEN Menurut berita dari Tome Pires (1512-1515) menyebutkan bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dan Cirebon

Lebih terperinci

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia

Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia Pengaruh Islam dalam Kepemimpinan Indonesia PROSES MASUK DAN BERKEMBANG NYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Pada akhir abad ke-13, pengaruh Islam dari Timur Tengah berkembang pesat di Nusantara.

Lebih terperinci

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2 HIKMATULLOH, M.PdI Kompetensi Dasar Memahami islamisasi dan terbentuknya institusi-institusi Islam Indikator Dapat menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia Dapat menjelaskan

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA Penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran saudagar muslim, ulama dan mubaligh melalui proses perdagangan, hubungan sosial dan pendidikan. Para ulama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS I 108 Lampiran 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) SIKLUS I Sekolah : SMP N 1 Saptosari Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : VII/2 Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA 1. Macam-macam teori penyebaran Islam di Indonesia adalah: a. Teori. Pengemuka 2)... 3)... Bukti b. Teori.

Lebih terperinci

CYBERMEDIA. Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Cybermadia Dosen Pengampu: Bpk. Saptoni M A. Disusun Oleh : Nurhana Marantika ( )

CYBERMEDIA. Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Cybermadia Dosen Pengampu: Bpk. Saptoni M A. Disusun Oleh : Nurhana Marantika ( ) CYBERMEDIA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Cybermadia Dosen Pengampu: Bpk. Saptoni M A Disusun Oleh : Nurhana Marantika (05210032) JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Walisongo. Walisongo berarti sembilan orang wali

Walisongo. Walisongo berarti sembilan orang wali Walisongo Walisongo berarti sembilan orang wali Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu

Lebih terperinci

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM 1. Teori gujarat, abad ke 13, didukung oleh Snouck Hurgronye, WF Stuterheim dan HM. Vlekke. buktinya 1. Kurangnya fakta bahwa yg menyebarkan islam ke indonesia itu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UMB ISLAM DI INDONESIA Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komputer Sistem Informatika 04 90004 Abstract Kompetensi Penyebaran agama Islam

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MODUL 3 KELAS XI PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong

Lebih terperinci

Sejarah Sembilan Wali / Walisongo (wali9)

Sejarah Sembilan Wali / Walisongo (wali9) Sejarah Sembilan Wali / Walisongo (wali9) Walisongo berarti sembilan orang wali Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini masih sulit memastikan kapan masuknya agama Islam ke Indonesia. Hal ini dikarenakan masih adanya perbedaan pendapat di antara para ahli sejarah.

Lebih terperinci

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas.

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas. ISLAM DI INDONESIA Modul ke: 04Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Pada tahun 30 H/651M Khalifah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SEJARAH KERAJAAN CIREBON DAN KERAJAAN BANTEN Disusun Oleh Kelompok 3 Rinrin Desti Apriani M. Rendi Arum Sekar Jati Fiqih Fauzi Vebri Ahmad UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KERAJAAN CIREBON Kerajaan

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain itu, masyarakat Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain itu, masyarakat Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jauh sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, kebanyakan masyarakat tanah Jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain itu, masyarakat Jawa juga sudah

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DAN ISLAM

AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DAN ISLAM AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DAN ISLAM Akulturasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan, tetapi unsurunsur pembentuknya masih nampak. Akulturasi juga sering diartikan sebagai percampuran dua atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MODUL 3 KELAS XI PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional KOMPETENSI

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENDIDIKAN ATAU DAKWAH PARA WALI DI PULAU JAWA Oleh : Rubini Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada Yogyakarta

PENDEKATAN PENDIDIKAN ATAU DAKWAH PARA WALI DI PULAU JAWA Oleh : Rubini Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada Yogyakarta PENDEKATAN PENDIDIKAN ATAU DAKWAH PARA WALI DI PULAU JAWA Oleh : Rubini Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada Yogyakarta Abstract Walisongo is the name of a council or board of missionary propaganda.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD A. Latar Belakang Kehidupan KH. Ali Mas ud atau biasa yang dipanggil mbah Ali Mas ud atau biasa juga dipanggil gus Ud atau biasa juga dikenal dengan mbah Ud merupakan

Lebih terperinci

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI QOLBUN muallaqun fiil masaajid; selalu saja mencintai masjid, dan hatinya menyatu dengan masjid. Inilah harapan yang selama pembangunan Masjid Agung Baiturrahman

Lebih terperinci

PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG

PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG PERPADUAN SENI ISLAM DAN JAWA DALAM TEMBANG MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah : Islam dan Budaya Jawa Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Sri Suhanjati Oleh Silma Ariyani (1504026064) FAKULTAS

Lebih terperinci

Strategi Dakwah dan Perkembangan Islam di Indonesia Mata Kuliah. Studi Materi Pendidikan Agama Islam SMA/SMK

Strategi Dakwah dan Perkembangan Islam di Indonesia Mata Kuliah. Studi Materi Pendidikan Agama Islam SMA/SMK Strategi Dakwah dan Perkembangan Islam di Indonesia Mata Kuliah Studi Materi Pendidikan Agama Islam SMA/SMK Dosen Pengampu : Erwin Yudi Prahara, M.Ag. Disusun Oleh : Adhe Yoni Prabowo : 210315164 Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

BAB 3: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

BAB 3: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM www.bimbinganalumniui.com 1. Perkembangan agama Islam pada masa Nabi Muhammad terutama meliputi wilayah etnis, baru setelah masa khalifah lebih ditekankan pada wilayah secara geografis. Dari sudut bahasa,

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

C. Masa Kerajaan Islam

C. Masa Kerajaan Islam C. Masa Kerajaan Islam 1. Kerajaan Samudera Pasai Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan oleh Sultan Malikus Shaleh pada abad ke-13. Kerajaan ini terletak di pesisir timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting

Lebih terperinci

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5 BAB II DESA SENDANGDUWUR A. Letak Geografis desa Sendangduwur Desa Sendangduwur ini merupakan salah satu Desa yang terletak di Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

Lebih terperinci

Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam

Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam Islam adalah agama yang paling banyak penganutnya di Indonesia. Banyak segi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia yang dipengaruhi budaya dan agama Islam. Tahukah

Lebih terperinci

Islam Di Nusantara. Ringkasan Materi

Islam Di Nusantara. Ringkasan Materi Islam Di Nusantara Standar Kompetensi : 7. Memahami Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara 7 Kompetensi Dasar : 7.1 Menceritakan Sejarah Masuknya Islam di Nusantara Melalui Perdagangan, sosial, dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA. adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan yang artinya

BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA. adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan yang artinya 33 BAB III WISATA RELIGI SUNAN AMPEL SURABAYA A. Sejarah Kedatangan Sunan Ampel 1 Siapa sebenarnya Sunan Ampel? Sunan Ampel hanyalah julukan, Sunan adalah gelar kewalian dari kata dalam bahasa Jawa Susuhunan

Lebih terperinci

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri. Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Fakultas TEKNIK ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Masjid Al-Aqsa, sebuah nama masjid bersejarah di Kudus, Jawa Tengah memang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,

Lebih terperinci

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

Wali Songo. 1.Sunan Bonang

Wali Songo. 1.Sunan Bonang 1.Sunan Bonang Ia anak Sunan Ampel, yang bererti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan.

Lebih terperinci

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

KERAJAAN SAMUDERA PASAI KERAJAAN SAMUDERA PASAI Kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil dan Sultan Malik As-Saleh yang bergelar Marah Sile. Buktinya adalah terdapatnya makam bercirikan Islam dari

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini diperkuat dengan adanya... Bukti arkeologis tentang makam Sultan

Lebih terperinci

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Cagar Budaya Candi Cangkuang Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti

BAB V KESIMPULAN. akan memaparkan beberapa pokok pemikiran penting yang merupakan inti 111 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian, sekaligus memberikan analisis terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Syaikh KH. Asnawi dalam Menyebarkan Agama Islam di Caringin Banten Pada Tahun 1865 1937. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten

BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT Pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat, kerajaan Kalinyamat mempunyai peran yang sangat penting dalam penyebaran dan pengembangan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari keanekaragaman suku bangsa, agama, kepercayaan, serta latar belakang sosial yang berbedabeda, sehingga

Lebih terperinci

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA 2 SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA Pendahuluan Kompetensi Inti (KI) 1) Menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. 2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,

Lebih terperinci

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Kota Cirebon di Propinsi Jawa Barat, merupakan salah satu kota tua yang terletak di pesisir Utara Pulau Jawa yang kaya akan peninggalan budaya dan sejarah.

Lebih terperinci

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH

RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH KETELADANAN BAB 12 RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMMAT PERIODE MADINAH MAIN MENU HOME KETELADANAN RASULULLAH DALAM MEMBINA UMAT (PERIODE MADINAH) IDENTITAS PETA KONSEP MATERI LATIHAN & SOAL IDENTITAS PROGRAM

Lebih terperinci

Yakni, pertama, khilafah semestinya menguasai satu wilayah otonom, bukan berada di bawah Kedua, semestinya khilafah mengontrol penuh keamanan dan

Yakni, pertama, khilafah semestinya menguasai satu wilayah otonom, bukan berada di bawah Kedua, semestinya khilafah mengontrol penuh keamanan dan Hizbut Tahrir yang secara konsisten menyeru dan membina masyarakat agar turut memperjuangkan khilafah, dengan tegas malah menolak pendeklarasian khilafah oleh ISIS. Mengapa? Temukan jawabannya dalam wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia. Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia. Waktu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Agama Islam di Indonesia merupakan agama terbesar di dunia. Waktu kedatangannya pada awal abad ke - 7 Masehi. Menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada awal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian yang ada di Jawa. Sebelum daerah ini menjadi salah satu kerajaan yang berbasis Islam, di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh individu dengan individu lainnya atau antara

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR Oleh : SEVINA MAHARDINI L2D 000 456 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

Oleh: ENCEP SUPRIATNA

Oleh: ENCEP SUPRIATNA Pemikiran Tasawuf (Mistisme) Dalam Dunia Islam Serta Kemunculan Aliran-Aliran Tarekat (Studi Kasus Pemikiran Tasawuf Hamzah Fansuri) Oleh: ENCEP SUPRIATNA Pengertian dan Asal Usul Tasawuf Pandangan ahli

Lebih terperinci

Bab. Bab 2. Bab 1. Bab. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab 7. Bab

Bab. Bab 2. Bab 1. Bab. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab 7. Bab 7 ISLAM DI ASIA TENGGARA SeJaRaH Modul ini mengandungi soalan objektif, struktur dan esei Soalan disusun mengikut bab Dihasilkan daripada analisa soalan SPM 2005 2010 Turut dimuatkan soalan aras KBKK,

Lebih terperinci

Kajian Proses Islamisasi Di Indonesia (Studi Pustaka) Latifa Annum Dalimunthe IAIN Palangka Raya

Kajian Proses Islamisasi Di Indonesia (Studi Pustaka) Latifa Annum Dalimunthe IAIN Palangka Raya 115 Kajian Proses Islamisasi Di Indonesia (Studi Pustaka) Latifa Annum Dalimunthe latifaannumdalimunthe@gmail.com Abstract The purpose of this study to describe the entry of Islam to Indonesia and the

Lebih terperinci

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I MAKALAH ISLAM Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I 26 Maret 2014 Makalah Islam Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I Jaja Zarkasyi, MA (Rumah Moderasi Islam/Rumi)

Lebih terperinci

M I S T E R I. Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR

M I S T E R I. Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR M I S T E R I Syekh SITI JENAR حفظه هللا Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin Publication : 1436 H_2015 M MISTERI SYEKH SITI JENAR حفظه هللا Oleh : Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin Sumber: Majalah al-furqon

Lebih terperinci

Indonesia (Nusantara) telah terbentuk pola-pola kehidupan rohaniyah. Masingmasing

Indonesia (Nusantara) telah terbentuk pola-pola kehidupan rohaniyah. Masingmasing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum periode Indonesia Madya (Jaman Pengaruh Islam) di wilayah Indonesia (Nusantara) telah terbentuk pola-pola kehidupan rohaniyah. Masingmasing adalah pola kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara plural yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir di seluruh

Lebih terperinci

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI

Lebih terperinci

PERANAN WALISONGO DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM. Oleh : Tarwilah0F ABSTRAK. A. Pendahuluan

PERANAN WALISONGO DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM. Oleh : Tarwilah0F ABSTRAK. A. Pendahuluan PERANAN WALISONGO DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH ISLAM! Oleh : Tarwilah0F ABSTRAK Dalam sejarah Indonesia, banyak terdapat para ulama yang berperan sebagai aktor sejarah. Di antara mereka ada yang berperan

Lebih terperinci

BAB VII RAGAM SIMPUL

BAB VII RAGAM SIMPUL BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,

Lebih terperinci

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi, Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com

Lebih terperinci

PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *)

PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) MASALAH KONTROVERSIAL SEJARAH NASIONAL INDONESIA II PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD 13-18 M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) Oleh: Andi Suwirta **) ABSTRAK Tulisan ini ingin mendiskusikan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data Dalam penganalisaan data penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan memakai angket dan jumlah angket yang peneliti sebarkan sebanyak 100 angket.

Lebih terperinci