KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
|
|
- Ivan Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : HILDA DEWI ISNAENI F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA NASKAH PUBLILASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : HILDA DEWI ISNAENI F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
3 3
4 4
5 Kebahagiaan Lansia yang Tinggal di Panti Wreda Hilda Dewi Isnaeni Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Manusia setiap hari akan terus menerus tumbuh dan berkembang. Dari bayi yang baru lahir tumbuh dan berkembang hingga mencapai masa dewasa akhir kemudian memasuki masa lanjut usia dan pada akhirnya meninggal dunia. Setiap lansia menginginkan kebahagiaan baik secara fisik maupun psikis. Kebahagiaan fisik adalah kesehatan sedangkan kebahagiaan psikis berhubungan dengan keagamaan dan hubungan yang baik dengan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika psikologis lansia yang tinggal di panti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara dan obeservasi kepada subjek untuk mendapatkan data yang lebih mendalam. Subjek penelitian ini adalah para lansia yang tinggal di Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta. Hasil dari wawancara dan observasi menunjukkan bahwa lansia yang tinggal di panti wreda bahagia. Hal ini dikarenakan para lansia merasa kebutuhan sehari-hari yang sudah tercukupi, kegiatan sehari-hari yang sudah terjadwal dan setiap tahun diadakan piknik dan lomba bagi warga panti. Banyak hal yang dipikrkan lansia pada saat merasa bahagia seperti memikirkan keluarga, bersyukur kepada Allah dan senang dapat hidup mandiri. Sedangkan hal-hal yang dilakukan para lansia saat bahagia antara lain menyibukkan diri dengan hobi masing-masing, membantu pihak panti secara sukarela diberbagai bidang dan melakukan ibadah. Kata kunci : kebahagiaan,lansia 5
6 PENDAHULUAN Manusia setiap hari akan terus menerus tumbuh dan berkembang. Dari bayi yang baru lahir tumbuh dan berkembang hingga mencapai masa dewasa akhir (Papalia, 2008). Kemudian seseorang akan memasuki usia lanjut dan meninggal dunia (Santrock, 2002). Pada usia lanjut seseorang akan mengalami penurunan baik secara fisik maupun psikis. Pada masa lansia, seseorang kembali memperhatikan kesehatan dan melakukan olahraga secara rutin untuk mengurangi keluhan rasa sakit yang dirasakan oleh para lansia (dalam Lloyd, 2010). Sedangkan secara psikis para lansia akan cemas menghadapi masa akhir kehidupan atau kematian. Memperkuat religiusitas juga dapat 2 membuat seorang lansia menjadi bahagia secara psikis (Wallis,2005). Berada dalam keluarga, keterikatan, kehangatan keluarga dan membina komunikasi yang baik dengan keluarga dapat membantu para lansia untuk merasakan kebahagiaan (Tuntichaivanit,, Nanthamongkolchai, Munsawaengsub dan Charupoonphol, 2009). Diener (dalam Demir, 2009) mengemukakan pendapatnya bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan merupakan hasil dari evaluasi kognitif dan afektif dari kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial serta hanya memiliki dampak positif saja. Kesibukan masing-masing anggota keluarga yang menyebabkan kurangnya perhatian pada lansia-lansia ini. Tidak jarang para anak maupun cucu yang terlampau sibuk sehingga mengirimkan para lansia ke Panti
7 Wreda. Mereka dapat bekerja dengan tenang dan maksimal, sedangkan para lansia dirawat dengan baik. Tetapi tidak jarang pula ada lansia yang lebih menginginkan tinggal di Panti Wreda karena beranggapan bila mereka tinggal di Panti Wreda tidak akan merepotkan anggota keluarga yang lain, serta dapat berkumpul dengan para lansia-lansia yang ada di sana. Sehingga mereka dapat berkomunikasi dan bercengkrama dengan teman-teman yang seumuran atau memiliki pengalaman yang sama (Demir,2009). METODE PENELITIAN 1. Wawancara Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara langsung kepada subjek utama penelitian yaitu para lansia yang tinggal di panti wreda. Wawancara digunakan karena dengan wawancara peneliti ingin mengetahui dan mendapatkan data dari responden (terwawancara) secara lebih mendalam (Sugiyono, 2009). Wawancara ini dipergunakan untuk mengetahui dinamika psikologis kebahagiaan pada para lansia yang tinggal di panti wreda. 2. Observasi Observasi digunakan dengan alasan karena dengan observasi peneliti dapat mengamati perilaku subjek secara langsung, memungkinkan peneliti melakukan observasi pada saat melakukan wawancara, dan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang rumit (Moleong, 2011). Metode observasi yang dipergunakan adalah behavioral checklist. Behavioral checklist adalah salah satu metode observasi yang memberikan tanda cek 3
8 ( pada perilaku yang diobservasi muncul. HASIL DAN PEMBAHASAN Arti kebahagiaan bagi seseorang sangatlah bervariasi. Kebahagiaan anak kecil berbeda dengan remaja, berbeda dengan seseorang yang telah menginjak usia dewasa bahkan berbeda jika seseorang sudah beranjak ke usia lanjut. Semakin kita tumbuh dan berkembang maka semakin kompleks juga kebahagiaan yang kita inginkan. Bagi seorang lansia kebahagiaan utama adalah dapat menjalani masa lansia dengan baik, berada dekat dengan keluarga dan mendapatkan perhatian dari semua pihak. Tapi hal tersebut akan terasa lain bila seorang lansia tinggal di panti wreda. Panti wreda dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi para lansia. Banyak lansia yang beranggapan bahwa panti wreda itu merupakan tempat untuk mengucilkan para lansia. Tempat dimana tidak ada sanak saudara dan keluarga yang memperhatikan. Keadaan yang serba terbatas dan tidak dapat leluasa seperti saat tinggal di rumah. Lansia yang tinggal di panti wreda mengatakan bahwa panti wreda adalah tempat yang tepat bagi para lansia bahkan ada yang mengatakan bahwa panti wreda merupakan surga Allah yang ada di dunia. Para lansia yang tinggal di panti wreda Dharma Bakti Surakarta mengaku bahagia tinggal di sana dan akan terus tinggal di panti hingga meninggal dunia. Fasilitas yang tersedia di panti adalah terjamin dari segi makanan dan minuman, ada pemeriksaan kesehatan dua kali dalam seminggu, tersedia 4
9 kamar yang dilengkapi dengan kasur dan almari, kegiatan olahraga setiap minggu, pembinaan agama baik Islam, Kristen maupun Khatolik dan setahun sekali diadakan piknik serta lomba. Lansia setiap bulan juga mendapatkan uang tapi jumlah nominalnya tidak tentu terkadang banyak terkadang sedikit, hal ini tergantung ada atau tidaknya donasi yang masuk ke panti. mengikutinya dan digantikan dengan mendapatkan makanan yang lebih enak dan bergizi. Hal tersebut tidak membuat warga panti yang lain iri melainkan warga panti yang sehat merasa bersyukur karena masih diberi kesehatan, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mandiri dan dapat membantu warga lain yang sedang dalam kesusahan. Petugas panti berusaha berlaku adil terhadap semua warga panti. Bila warga panti yang mandiri dan sehat mendapatkan uang setiap bulan maka warga panti yang sakit tidak mendapat uang tapi digantikan dengan menu makanan yang lebih enak dan bergizi atau perlengkapan sehari-hari yang lebih baik dari warga panti yang lain. Kemudian bila warga panti yang sehat mengikuti acara piknik maka warga Kebahagiaan yang dirasakan para lansia yang tinggal di panti wreda meliputi kebutuhan sandang, papan dan pangan yang tercukupi serta adanya hiburan dari para dermawan maupun petugas panti. Hal tersebutlah yang membuat lansia bahagia serta merasa tentram untuk tinggal di panti. VandenBos (2007) menyatakan bahwa kebahagiaan adalah suatu emosi senang, kepuasan dan kesejahteraan. panti yang sakit tidak dapat 5
10 Erikson (dalam Setiabudhi, 1999) pada masa lansia, manusia mengalamai fase ego integrity vs despair. Ego integrity adalah keadaan dimana seorang lansia dapat menerima kondisi yang dialaminya, memaknai kehidupan yang telah, sedang dan akan dijalani, serta lansia memiliki tanggung jawab atas kehidupannya sehingga membuat lansia tersebut menjadi berhasil dan bahagia. Lansia yang tinggal di panti wreda merasa puas dengan kehidupan yang dijalani pada saat ini dan bersyukur atas apa yang sudah para petugas panti berikan. Para lansia sangat berterimakasih kepada petugas panti atas perhatian, pelayanan dan pemberian yang diberikan kepada para lansia. Sebagai bentuk rasa terima kasih tersebut para lansia dengan senang hati membantu pihak panti dalam berbagai bentuk. Ada subjek membantu dibidang kesehatan, ada pula yang membantu di dapur, membantu mengurusi kebun belakang dan ada yang membantu membersihkan musholla dan aula. Pekerjaan tersebut dilakukan dengan ikhlas dan tanpa paksaan dari petugas panti. Subjek bekerja sesuai dengan kemampuan. Bila sudah merasa capek atau tidak mampu maka diperbolehkan untuk tidak mengerjakan pekerjaan tersebut. Harga diri adalah faktor yang membuat lansia merasa bahagia, dengan harga diri para lansia dapat mengenali diri sendiri, berpikiran terbuka, menerima keadaan, berperilaku baik, optimis, serta memiliki hubungan baik dengan masyarakat (Tuntichaivanit, Nanthamongkolchai, Munsawaengsub 6
11 dan Charupoonphol, 2009). Dapat melakukan hal yang berguna bagi warga panti yang lain sangatlah membuat lansia bahagia dan merasa dihargai. Sehingga lansia dapat menerima keadaan yang dialami saat ini dengan hati ikhlas. Bentuk partisipasi subjek dalam membantu pihak panti dapat membuat subjek memiliki hubungan baik dengan warga panti yang lain ataupun dengan para petugas panti. Peristiwa-peristiwa yang ada di panti juga dapat membuat para lansia menjadi bahagia. Seperti yang diungkapkan oleh subjek bahwa saat mengikuti acara piknik adalah menjadi saat yang membahagiakan. Selain karena piknik merupakan agenda yang jarang dilakukan oleh pihak pant, piknik juga merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi para lansia. Walaupun piknik tersebut hanya dilakukan disekitar kota Solo tapi itu sudah dapat membuat para lansia menjadi bahagia. Menurut penuturan seorang subjek, subjek merasa bahagia saat mengikuti piknik walaupun hanya disekitar Solo karena subjek dahulu juga jarang mengunjungi tempattempat rekreasi yang ada di Solo. Charles dan Carstensen (dalam Shmotkin dan Shrira, 2011) mengenang sesuatu yang menyenangkan daripada yang menyedihkan atau sesuatu yang buruk dapat menyebabkan peningkatan regulasi emosi sosial yang baik dalam menghadapi penurunan fisik dan psikis yang dialami oleh para lansia. Para lansia yang sudah lama tinggal di panti wreda senantiasa akan beradaptasi dengan keadaan panti yang selalu berubah. Menurut cerita 7
12 salah seorang subjek, dahulu panti memiliki kegiatan rutin yang dapat meningkatkan pendapatan panti yaitu memproduksi keset, kemoceng dan sapu. Namun, setelah terjadi pergantian kepala panti produksi tersebut dihentikan karena ketidakadaan uang untuk membeli bahan baku. Pembangunan panti pun dilakukan secara berkala. Kamarkamar belakang menurut salah satu subjek yang merupakan penghuni lama panti baru saja dibangun beberapa tahun yang lalu. Selain beradaptasi dengan keadaan panti yang berkembang menjadi lebih baik, Para warga pun beradaptasi dengan para penghuni baru atau beradaptasi bila ada penghuni lama yang meninggal dunia. Bila panti kedatangan warga baru maka warga lama akan bahu-membahu membantu warga baru untuk dapat beradaptasi di dalam panti dan merasa betah berada di panti. Walaupun ada sebuah kejadiaan percek-cokan antara warga baru dengan warga lama yang mengakibatkan warga baru meninggalkan panti. Disamping percek-cokan tersebut lebih banyak ditemui keakraban antar para lansia. Ada subjek yang dekat dan biasa berbagi kebahagiaan dengan seorang warga panti lain, ada yang biasa berbagi kebahagiaan dengan semua warga panti bahkan ada yang lebih suka menikmati kebahagiaan seorang diri. Myers (dalam Demir, 2009) mengatakan bahwa keakraban atau kedekatan memiliki peranan penting dalam kebahagiaan seseorang karena dengan kedekatan dengan orang-orang dapat menimbulkan 8
13 hubungan yang berkualitas. Teori tersebut mendukung pendapat para subjek. Kedekatan antar warga panti dapat membuat kebahagiaan para warga panti tersebut lebih lengkap karena di panti wreda hanya ada teman dan petugas panti saja. Keakraban antar warga panti tercipta karena warga panti dengan warga panti yang lain saling menbantu dan berusaha menciptakan kerukunan. Selain itu ada subjek yang berpendapat bahagia bila dapat berbagi cerita dengan warga panti yang lain. KESIMPULAN Pertama, kebahagiaan bagi para lansia yang tinggal di panti wreda adalah perasaan senang, tenang, tentram, iklas, tidak memiliki beban pikiran, mandiri, dapat membantu orang lain dan semua kebutuhan terpenuhi. Kebahagiaan yang dirasakan oleh para penghuni panti wreda adalah kebahagiaan akan penerimaan diri yang positif terhadap keadaan dengan iklas dan bersyukur atas apa yang telah para lansia miliki saat ini. Kedua, banyak hal yang membuat lansia betah dan senang berada di panti. Adanya kegiatan yang beragam seperti pembinaan agama, kesehatan, olahraga, apel dan piknik. Semua warga panti mengikuti kegiatan tersebut dengan iklas dan hati senang. Ketiga, para lansia sangat senang dengan kegiatan yang diberikan oleh panti terlebih lagi bila kegiatan tersebut adalah piknik, baru sekedar rencana saja sudah dapat membuat para warga panti menjadi gembira dan bersemangat hingga ada warga panti yang menggunakan kursi 9
14 roda nekat untuk ikut walaupun harus bersusah payah membawa kursi roda. Keempat, wujud dari rasa bahagia para lansia ditunjukkan dengan kesukarelaan para lansia yang mandiri dalam membantu para lansia pendapat lansia. Menambah jumlah kegiatan yang menyenangkan bagi para warga panti. Sebaiknya kegiatan tersebut memakan waktu yang banyak agar para lansia tidak hanya berdiam diri dikamar. yang sakit. Ada lansia yang mengabdikan diri pada bidang kesehatan, membantu di dapur dan mengurusi kebun belakang. SARAN Lansia yang Tinggal di Panti Wreda Bagi para lansia diharapkan bersyukur atas karunia yang diberikan Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti yang tertarik dengan penelitian tentang kebahagiaa lansia yang tinggal di panti wreda diharapkan dapat menyempurnakan hasil penelitian ini dengan menggali data lebih lanjut dan membuat Allah. Menjaga kerukunan dengan pertanyaa yang lebih spesifik serta sesama warga panti, memelihara memperhatikan aspek-aspek lain kebersihan dan kenyamanan panti. Petugas Panti Wreda Bagi petugas panti tingkatkan kinerjanya, lebih perhatian dengan cara lebih sering mengajak para lansia untuk berbicara dan mendengarkan 10 seperti menambahkan tentang peranan petugas yang ada di panti, perhatian dari keluarga, penilaian masyarakat tentang lansia, dan perhatian dari pemerintah terhadap para lansia yang berada di panti wreda.
15 DAFTAR PUSTAKA Demir, M. (2009). Close Relationships and Happiness Among Emerging Adults. Journal Happiness Study (2010) 11: Diakses dari pada tanggal 10 Desember 2011 Llyod, J. (2010). Experts on aging: Stay fit after 65 to live longer, better. USA Today 11/21/2010. Diakses dari life/fitness/exercise/ staying-fit-old-age_N.html pada tanggal 10 Desember 2011Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif, edisi refisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif, edisi refisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Papalia, Old, dan Feldman. (2009). Human development, perkembangan manusia. edisi 10, buku 2. Jakarta : Salemba Humanika. Santrock, J. W. (2002). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup Jilid II (edisi kelima). Jakarta : Erlangga. Setiabudhi, T dan Hardywinoto. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek. Jakarta : Gramedia Shmotkin, Dov, dan Amit Shrira. (2011). Happiness and Suffering in the Life Story: An Inquiry into Conflicting Expectations Concerning the Association of Perceived Past with Present Subjective Well- Being in Old Age. Journal Happiness Study DOI /s x. Diakses dari 11
16 tanggal 19 September pada pada tanggal 10 Desember 201 Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta Tuntichaivanit, Chutagai, Sutham Nanthamongkolchai, Chokchai Munsawaengsub dan Phitaya Charupoonphol. (2009). Life Happiness of the Elderly in Rayong Province. Journal of Public Health, January-April 2009 Vol. 39 No. 1. Diakses dari urnal/journal_ph/39_52/ pada tanggal 10 Desember VandenBos, G. R. (2007). APA Dictionary of psychology. Washington DC : American Psychological Association Wallis, C. (2005). The New Science of Happiness. Diakses dari 12
17 5
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Papalia, 2008). Berkembangan manusia tidak hanya secara fisik tetapi juga secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia setiap hari akan terus menerus tumbuh dan berkembang. Dari bayi yang baru lahir tumbuh dan berkembang hingga mencapai masa dewasa akhir (Papalia, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membagi lansia ke dalam 3 tahapan yaitu young old, old-old, dan oldest old.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan periode perkembangan yang dimulai pada usia 65 sampai kematian. Neugarten (dalam Whitbourne & Whitbourne, 2011) membagi lansia ke dalam 3 tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan kesejahteraan didalam hidupnya, bahkan Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) menyebutkan bahwa kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu pada hakikatnya akan terus mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup. Individu akan terus mengalami perkembangan sampai akhir hayat yang
Lebih terperincipara1). BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi tua merupakan suatu proses perubahan alami yang terjadi pada setiap individu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 60 tahun sampai 74 tahun sebagai
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU PAUD DI DAERAH RAWAN BENCANA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan oleh: Nurul Fikri Hayuningtyas Nawati F100110101
Lebih terperinciKEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA
KEBAHAGIAAN DAN KETIDAKBAHAGIAAN PADA WANITA MENIKAH MUDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. perkembangan pada masa dewasa akhir. Kehidupan pada fase perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Individu akan menghadapi beberapa tahapan dalam proses perkembangannya, yaitu perkembangan pada masa balita, perkembangan pada masa kanak-kanak, perkembangan pada masa
Lebih terperinciKEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA SKRIPSI
KEBAHAGIAAN LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa untuk menjadi sakit sakitan, sesuatu hal buruk, mengalami penurunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Santrock, orang yang telah lanjut usia dimulai ketika seseorang mulai memasuki usia 60 tahun. Seringkali usia yang telah lanjut dianggap sebagai masa
Lebih terperinciPENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA
PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : SANTI SULANDARI F 100 050 265 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahap-tahap perkembangan mulai dari periode pranatal sampai pada masa usia lanjut
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Penelitian Perubahan terjadi pada manusia seiring dengan berjalannya waktu melalui tahap-tahap perkembangan mulai dari periode pranatal sampai pada masa usia lanjut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi dalem ini telah dilakukan selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Kehidupan Keraton
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran
Lebih terperinciPSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI
PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Psikologi Disusun oleh : RIZKIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan permasalahan penelitian, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, isu etis, cakupan penelitian, dan sistematika penelitian.
Lebih terperinciMewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif *
Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif * Oleh Adi Heryadi ** Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan. dalam setiap perkembangannya, pasti akan mengalami perubahan, baikk
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk lansia sebanyak jiwa (BPS, 2010). dengan knowledge, attitude, skills, kesehatan dan lingkungan sekitar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk lansia sebanyak 18.118.699 jiwa (BPS, 2010). Badan Pusat Statistik memprediksikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang
BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam
Lebih terperinciSubjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra
Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra Chintia Permata Sari & Farida Coralia Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Email: coralia_04@yahoo.com ABSTRAK. Penilaian negatif
Lebih terperinciALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : IKA IRYANA F.100110078 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (www.kompasiana.com/wardhanahendra/mereka-lansia-mereka-berdaya) orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia termasuk 5 besar negara dengan jumlah penduduk lansia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah lanjut usia atau yang lebih dikenal sebagai lansia (Tamher dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua tetapi tetap sehat (healthy aging) artinya menjadi tua dalam keadaan sehat (Martono dan Pranarka, 2009). Proses dimana manusia
Lebih terperinciProsiding Psikologi ISSN:
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Subjective Well-Being pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung Descriptive Study of Subjective Well-Being In The Elderly
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Anak merupakan karunia dari Tuhan yang Maha Esa. Keberadaanya merupakan anugrah yang harus dijaga, dirawat dan lindungi.setiap anak secara kodrati memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini kota besar masih memiliki daya tarik bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah kegiatan perekonomian dan pendidikan yang menyebabkan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup, artinya secara fisik individu akan terus tumbuh namun akan berhenti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan, pastinya setiap individu akan mengalami sebuah fase kehidupan. Fase kehidupan tersebut berawal sejak dari kandungan, masa kanak-kanak,
Lebih terperinciMAKNA HIDUP DAN ARTI KEBAHAGIAAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA NIRWANA PURI SAMARINDA
ejournal Psikologi, 2016, 4 (4): 431-445 ISSN 2477-2666, ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 MAKNA HIDUP DAN ARTI KEBAHAGIAAN PADA LANSIA DI PANTI WERDHA NIRWANA PURI SAMARINDA Rama Bahkruddinsyah
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA
BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA 4.1. Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Di Panti Wredha Sultan Fatah Demak Panti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa dimana individu telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia senantiasa mendambakan kehidupan yang bahagia. Mencari kebahagiaan dapat dikatakan sebagai fitrah murni setiap manusia. Tidak memandang jenis kelamin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupannya. Mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mengalami tahapan-tahapan perkembangan dalam kehidupannya. Mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa awal, dewasa
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: Firdian Hidayat FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KONDISI PSIKOLOGIS WANITA PADA FASE EMPTY NEST SKRIPSI Oleh: Firdian Hidayat 07810063 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 KONDISI PSIKOLOGIS WANITA PADA FASE EMPTY NEST SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Subjective Well Being Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan eudaimonic dan kebahagiaan hedonis. Istilah eudaimonic berasal dari bahasa
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KELEKATAN REMAJA PUTRI DENGAN AYAHNYA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Muthmainnah Ibrahim F100110086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak hanya dilihat secara obyektif, tapi kebahagiaan juga bisa di lihat secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan merupakan keadaan psikologis yang ditandai dengan tingginya kepuasan hidup, tingginya afek positif seperti senang, puas, dan bangga, serta rendahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bandung merupakan salah satu kota besar dengan kemajuan dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan salah satu kota besar dengan kemajuan dibidang pembangunan dan tata kota yang menjunjung estetika seni tinggi yang sedang banyak digalakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan mengaitkan kebahagiaan sebagai bagian dari kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebahagiaan didalam hidup adalah suatu hal yang menjadi harapan di dalam kehidupan banyak orang, bahkan sepertinya semua orang mendambakan kehidupan yang berbahagia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia menginginkan apa yang disebut dengan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan dalam hidupnya. Aristoteles (dalam Seligman, 2011: 27) berpendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan saudara kandung
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well being
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah
BAB 1 PENDAHULUAN A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah satunya untuk perubahan lingkungan maupun untuk dirinya sendiri yang bertujuan meningkatkan dan merubah kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia bukan hanya ingin sekedar memperbaiki kelemahan mereka. Mereka menginginkan kehidupan yang bermakna, bukan kegelisahan sampai ajal menjemput. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pasti akan mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan sendiri pada dasarnya melibatkan pertumbuhan yang berarti bertambahnya usia menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak terlepas dari interaksi dengan orang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia tidak terlepas dari interaksi dengan orang lain. Interaksi sosial membuat manusia bertemu dan berhubungan dengan berbagai macam orang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketidakberdayaan. Menurut UU No.13 tahun 1998, lansia adalah seseorang yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lanjut usia (lansia) merupakan tahap terakhir dari tahapan perkembangan manusia. Didalam masyarakat, masa lansia sering diidentikkan dengan masa penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana seseorang akan kehilangan orang yang meninggal dengan penyebab dan peristiwa yang berbeda-beda
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Latar belakang masalah -Keterbatasan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. perspektif besar mengenai psychological well being yang diturunkan dari dua
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Psychological Well Being 1. Konsep Psychological Well Being Konsep psychological well being sendiri mengacu pada pengalaman dan fungsi psikologis yang optimal. Sampai saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perguruan tinggi tahun pertama harus bersiap menghadapi dunia baru yaitu dunia perkuliahan yang tentu saja berbeda jauh dengan kultur dan sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia menggunakan fungsi panca indera dan bagian-bagian tubuh lainnya, tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang keberadaannya tidak bisa dipisahkan dengan lingkungan. Dalam melakukan proses interaksinya dengan lingkungan, manusia menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap orang. Dalam menjalani kehidupan ini seseorang seringkali merasakan kebahagian dan kesedihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia terutama para peneliti. Hal ini dikarenakan semuanya menginginkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menjadi tua dalam kehidupan selalu menjadi pergumulan bagi manusia terutama para peneliti. Hal ini dikarenakan semuanya menginginkan adanya keabadiaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL DAN KEBAHAGIAAN PADA LANSIA YANG TINGGAL DI UPTD PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI SAMARINDA
PSIKOBORNEO, 2016, 4 (3) : 544-552 ISSN 2477-2674, ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 DUKUNGAN SOSIAL DAN KEBAHAGIAAN PADA LANSIA YANG TINGGAL DI UPTD PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keras untuk meraih kebahagiaaan (Elfida, 2008).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia ingin hidup bahagia dunia dan akhirat. Manusia harus melakukan suatu usaha untuk mendapatkan kebahagiaan. Usaha yang dilakukan antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa lansia merupakan periode perkembangan terakhir hidup manusia. Masa lansia merupakan tahap terakhir dalam rentang kehidupan yang berkisar antara usia enam puluh
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciRESILIENSI PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
RESILIENSI PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah proporsi penduduk lanjut usia (lansia). Proyeksi dan data-data
Lebih terperinciJurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi PSIKOLOGIA. ISSN:
Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi PSIKOLOGIA ISSN: 185-0327 www.jurnal.usu.ac.id/psikologia HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KEBAHAGIAAN PADA LANSIA Title in English: THE RELATIONSHIP BETWEEN SENSE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dian Lidriani, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi lansia di dunia mengalami peningkatan pesat. Berdasarkan hasil penelitian Kinsella &Velkof (2001), bahwa sepanjang tahun 2000, populasi lansia dunia tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan memiliki rasa kesedihan. Kebahagiaan memiliki tujuan penting di dalam kehidupan manusia. Setiap individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya senantiasa selalu mendambakan kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada kesejahteraan psikologis
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut atau biasa disebut dengan lanjut usia (lansia) merupakan tahap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut atau biasa disebut dengan lanjut usia (lansia) merupakan tahap penutup dalam perkembangan manusia setelah seseorang berada pada masa dewasa akhir. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya masyarakat, tanggung jawab penjagaan, perawatan, dan pengasuhan anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki peran yang penting dalam membangunkan kesejahteraan, pengasuhan, dan pendidikan dasar bagi setiap anggotanya (Fahrudin, 2005). Pada semua budaya
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI
STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Peranan 2.1.1 Pengertian Peranan Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah suatu aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Pada masa ini, individu
Lebih terperinciSUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG
SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENARI STUDIO SENI AMERTA LAKSITA SEMARANG Nimas Ayu Nawangsih & Ika Febrian Kristiana* M2A 009 090 nimasayunawang@gmail.com, zuna210212@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Subjective Well-Being. kebermaknaan ( contentment). Beberapa peneliti menggunakan istilah well-being
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Subjective Well-Being A. Subjective Well-Being Kebahagiaan bisa merujuk ke banyak arti seperti rasa senang ( pleasure), kepuasan hidup, emosi positif, hidup bermakna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan bahwa anak harus berpisah dari keluarganya karena sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang manusia dalam kehidupan. Manusia menjadi tua melalui proses perkembangan mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pada era globalisasi saat ini berjalan sangat cepat. Pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat mendatangkan kepuasan bagi masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hanna, 2004, p Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Panti Wreda Hanna yang didirikan oleh Persekutuan Doa Wanita Oikumene Hanna (PDWOH) merupakan sebuah Panti Wreda khusus untuk kaum wanita. Panti Wreda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Unit Budi Luhur Yogyakarta. Dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pelayanan publik bagi lanjut usia di Kabupaten Bantul dapat diketahui dari setiap program, yaitu Program Rutin (Reguler), Program Pelayanan Khusus dan Program Day Care Services,
Lebih terperinciLONELINESS PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DEWANATA CILACAP SKRIPSI
LONELINESS PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DEWANATA CILACAP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Periode perkembangan hidup manusia terdiri dari masa pranatal, masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan terjadi pada manusia seiring dengan berjalannya waktu melalui tahaptahap perkembangan. Periode perkembangan hidup manusia terdiri dari masa pranatal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tua merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia, dalam masa ini akan terjadi proses penuaan atau aging yang merupakan suatu proses yang dinamis sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan fisik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki keinginan untuk lahir dengan kondisi fisik yang normal dan sempurna, namun pada kenyataannya ada manusia yang tidak dapat mendapatkan kesempurnaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan tubuhnya secara efektif. Lebih lanjut Havighurst menjelaskan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja sering kali disebut masa transisi atau masa peralihan dari anak-anak sebelum akhirnya masuk ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perubahan
Lebih terperinciStudi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung
Prosiding Psikologi ISSN: 246-6448 Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung 1 Rahmadina Haturahim, 2 Lilim Halimah 1,2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Dikti tahun 2010 melaporkan bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia mengalami peningkatan, baik perguruan tinggi negeri
Lebih terperinci