Pertemuan 5. Anggaran Tenaga Kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pertemuan 5. Anggaran Tenaga Kerja"

Transkripsi

1 Pertemuan 5 Anggaran Tenaga Kerja Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengerti,mengetahui beberapa metode estimasi standart/jumlah jam kerja langsung. 2. Mahasiswa dapat mengerti, mengetahui beberapa metode pendekatan untuk menentukan jam kerja langsung. 3. Mahasiswa mengetahui cara yang dapat dipergunakan untuk perencanaan tarif upah. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan kaitan anggaran biaya tenaga kerja langsung dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung. P1.1. Teori Anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu tahun, yang ddinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran ini sering disebut sebagai perencanaan. Tenaga kerja (karyawan) menurut manajemen sumber daya manusia adalah asset perusahaan yang harus dilindungi dan disejahterakan hidupnya karena mereka telah mengabdikan dirinya kepada perusahaan. Tenaga kerja yang bekerja dipabrik dikelompokkan menjadi dua yakni: Tenaga kerja langsung dan Tenaga kerja tidak langsung. a. Tenaga kerja langsung adalah setiap jenis pekerjaan yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau jasa. Biasanya di pabrik operasi manufaktur setiap karyawan yang melaksanakan tugas-tugas bahwa bertalian dengan perakitan atau ciptaan yang nyata dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung: 1. Rencana produksi

2 2. Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi 3. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk 4. System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau dengan insentif interval) Sifat-sifat tenaga kerja langsung yaitu: 1. Besar kacilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel. 3. Umumnya dikatakan bahwa tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok). b. Tenaga kerja tidak langsung disebut juga sebagai tenaga kerja penunjang karena sumbangan nya kepada proses produksi itu tidak termasuk benar-benar menghasilkan produk-produk hanya terkurung konsistensi operasi serta kontribusinya pada prosa-prosa produksi tidak termasuk benar-benar menghasilkan produk serta biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Sifat-sifat tenaga kerja tidak langsung yaitu: 1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini tidak berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi. 2. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya yang semi fixed atau semi variable. Artinya biaya-biaya yang mengalami perubahan tetapi tidak secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan produksi. 3. Tempat bekerja dari tenaga kerja jenis ini tidak harus selalu di dalam pabrik, tetapi dapat diluar pabrik.

3 Anggaran tenaga kerja seperti halnya anggaran bahan mentah yaitu hanya merencanakan unsur tenaga kerja langsung dan harus disusun sebelumnya seperti halnya anggaran produksi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja antara lain: 1. Kebutuhan tenaga kerja 2. Pencarian atau penarikan tenaga kerja 3. Latihan bagi tenaga kerja baru 4. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja 5. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja 6. Pengawasan tenaga kerja Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencari dan mendapatkan tenaga kerja yang baik dan terampil, yang cocok untuk bidang pekerjaannya. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik pada salah satu bidnag khusus, seperti tenaga teknis dan manajerial harus diperoleh khusus pula. Untuk mereka perusahaan tidak segan-segan menyediakan perangsang berupa gaji yang besar dan fasilitas yang lengkap ada juga yang melalui kadernisasi seperti dengan penawaran beasiswa yang terikat. Karena itu biaya tenaga kerja sebetulnya tidak hanya timbul pada saat tenaga kerja itu digunakan, akan tetapi sudah ada sebelum tenaga itu siap. Seleksi tenaga kerja baru dilakukan dengan berbagai cara seperti ujian tertulis atau lisan, psychotest. Semuanya ini bukan bertujuan untuk mencari orang-orang yang berpengalaman, melainkan mencari orang-orang yang cocok dan mempunyai potensi untuk berkembang. Tenaga kerja yang berpengalaman selain mahal juga ada kemungkinan bahwa pengalaman yang dimiliki justru tidak sesuai dengan kebuuhan yang ada. Kesalahan para pemimpin dalam hal tenaga kerja akan mengakibatkan pengaruh terhadap harga barang yang dihasilkan, sehingga berpengaruh terhadap posisi perusahaan dalam persaingan.

4 Hubungan manajemen dengan Anggaran Tenaga Kerja Dengan membuat anggaran seorang manajer dapat membuat perencanaan dan dapat melakukan pengendalian kegiatan dengan demikian anggaran berhubungan erat dengan manajemen, karena di dalam proses manajemen berkaitan dengan unsure-unsur lain seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penataan (staffing), menciptakan kerjasama dan koordinasi antar bagian (leading), pengendalian (controlling). Langkah-langkah dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level manajer yang terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antara lain: Menyusun pedoman penyusunan anggaran Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiap seksi, bagian atau divisi. Member rekomendasi penyempurnaan Menyetujui anggaran. Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Manning table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan: Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan. Bagian-bagian yang membutuhkannya. Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct Labor Cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu membuat manning table. Manning table disusun sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan judgment saja, tetapi dapat pula dengan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat kegiatan perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau masingmasing bagian tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai

5 cara, diantaranya dengan analisa gerak dan waktu. Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu perhitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi. Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu standart yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan dengan DLH /Direct Labor Hour. Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan. Perhitungan Standar Tenaga Kerja Secara stuktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan stuktur rencana tahunan. Oleh karena itu anggaran ini harus menunjukan biaya dan jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu dan produk. Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak aktivitas laporan ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan setiap hari. Laporan ini pada dasarnya menunjukkan: 1. Jam yang dikerjakan sebenarnya 2. Jam standar untuk produksi sebenarnya 3. Selisih waktu Laporan pelaksanaan kerja langsung dapat berupa: Laporan-laporan tersendiri Dimasukkan dalam laporan departemen

6 Perhitungan Standar Kerja Langsung Pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, karena merupakan biaya yang paling besar jika dibanding dengan biaya lainnya. Anggaran tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja dan biaya langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut periode antara hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Beberapa sistem upah Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan upah menurut kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikan kepada pekerja menurut waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut dilakukan secara harian, mingguan maupun bulanan. Sedangkan upah menurut kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara lain: Sistem upah harian Sistem upah perpotong Sistem upah bonus Sistem Upah Harian Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu hari kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standard dan oleh karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara menentukan Jam Kerja Tenaga Langsung (JKTL): 1. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan, pekerjaan berdasarkan data tahun lalu. 2. Mencoba jalan operasi di bawah keadaan normal yang diharapkan. 3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu. 4. Mengadakan taksiran yang wajar. 5. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tidak dapat dihindari dan factor kelelahan. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya dengan analisa gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.

7 Contoh: Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II dan III. Upah par jam buruh langsung masing-masing golongan adalah : Golongan I = Rp 150,00/orang/DLH II = Rp 200,00/orang/DLH III = Rp 250,00/orang/DLH Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I = 50 orang II = 20 orang III = 5 orang + Jumlah = 75 orang Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan. Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut (per orang per DLH) dapat dihitung sebagai berikut: Tingkat upah Jumlah Jumlah Jumlah Golongan per jam (Rp) (orang) (DLH) (Rp) I 150, ,00 II 200, ,00 III 250, , ,00 Gambar perhitungan tenaga kerja langsung per jam

8 Tingkat upah rata-rata = total upah / (total pekerja*dlh) = / (75*100) = Rp170,00/DLH. Catatan: Perlu diperhatikan bahwa tingkat upah rata-rata dapat berubah apabila terjadi perubahan ratio dalam penggunaan tenaga kerja, seperti: Ratio kuantitas masing-masing golongan tenaga kerja. Ratio tingkat upah masing-masing golongan tenaga kerja. Misalnya : Data historis (tahun 2003) menunjukkan: Golongan Jumlah Tingkat upah Jumlah Jam Jumlah (orang) per jam (Rp) I , ,00 II , , ,00 Gambar perhitungan upah rata-rata Tingkat upah rata-rata = total upah / (banyaknya pekerja*dlh) = / (500*100) = / = Rp240,00 Pada tahun 2004, akan diadakan kenaikan pangkat 50 orang golongan I ke golongan II. Sehingga pada tahun 2004 terjadi perubahan ratio kuantitas masing-masing golongan yakni: Golongan I Golongan II Gambar perhitungan upah rata-rata

9 Akibatnya tahun 2004 akan terjadi perubahan tingkat upah, menjadi Rp250,00 per orang per DLH. Perhitungannya sebagai berikut: Golongan Jumlah Tingkat upah Jumlah Jam Jumlah (orang) per jam (Rp) I , ,00 II , , ,00 Gambar perhitungan upah rata-rata Tingkat upah rata-rata = total upah / (banyaknya pekerja*dlh) = / (500*100) = / = Rp240,00 Sistem Upah Perpotong (Per Unit) Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja nyata. Upah yang besarnya berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan dengan tariff upahnya. Contoh: PT La Tour d Eviand mempunyai 3 bagian produksi, yakni bagian I, II dan III. Ada dua macam barang yang di produsir, yakni X dan Y. Barang X diprodusir melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan II saja. Rencana jam buruh per unit barang adalah: Gambar Rencana Jam Buruh per Unit

10 Rencana tingkat upah rata-rata adalah: Gambar Rencana Jam Buruh Rata-Rata Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 2003 adalah sebagai berikut: Gambar rencana tingkat produksi PT La Tour d Eviand menyusun 2 sub anggaran tenaga kerja, yakni : Anggaran yang khusus merencanakan biaya tenaga kerja langsung. Anggaran yang merencanakan jam buruh langsung (DLH) saja. Anggaran biaya tenaga kerja langsung: a. Jumlah barang yang diproduksi, yang dilihat dari anggaran produksi. b. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk mengerjakan 1 unit barang. c. Tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung. d. Jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan. e. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal).

11 Sehingga anggaran biaya tenaga kerja bagi PT La Tour d Eviand untuk tahun 2003 adalah: Gambar anggaran biaya tenaga kerja bagi PT La Tour d Eviand

12 Sistem Upah Bonus Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian didalam memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas minimum karyawan menerima tambahan kompensasi. Biaya kerja langsung hanya menyangkut pekalian satuan dengan yang lainnya. Suatu pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis antara upah yang dibayarkan dengan jam kerja langsung yang dikerjakan di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapakan berubah. Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada pada historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda. Fungsi Pengawasan dan Perencanaan dari Anggaran Tenaga Kerja Pengawasan biaya tenaga kerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik terhadap para buruh, sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penyusunan secara baik dari Anggaran Tenaga Kerja dapat mendatangkan beberapa manfaat bagi perusahaan, seperti: 1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang. 2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien. 3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat. 4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja. Fungsi atau keuntungan lain dari perencanaan anggaran: Hasil analisis internal data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahan kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa mendatang. Analisis eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa mendatang. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan keuangan. Sebagai sarana koordinasi anatar seksi, divisi detain suatu perusahaan.

13 Beberapa kelemahan dari perencanaan anggaran: Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan. Perubahan kondisi politik, social, ekonomi, bisnis di masa datang sulit diprediksi sehingga bering tidka terjangkau dalam pemikiran pembuatan anggaran. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaan. 2.1 Contoh Kasus Pabrik Rokok Kencana Surakarta (Perencanaan tenaga kerja langsung) Bagian produksi / pengelohan, merupakan tempat bekerjanya tenaga kerja langsung yang terdiri atas: 1. Tukang linting dengan tangan 854 orang 2. Tukang potong / gunting dengan tangan 671 orang 3. Tuang linting dan gunting dengan mesin 10 orang 4. Tukang longsong bungkus rokok 151 orang 5. Tukang mengepak rokok 442 orang Jumlah orang Pada pabrik rokok kencana, tenaga kerja dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan diutamakan yang sudah berpengalaman. Lebih dari 90% para tenaga kerja berasal dari luar kota Surakarta, seperti Kalioso, Sawahan dan Wonogiri. Bagi buruh haraian diperhitumngkan jam kerja sebanyak 7 jam per hari atau 40 jam per minggu. Pengupahan Sistem pegupahan pada pabrik rokok Kencana disesuaikan dengan perjanjian anatara SBRI/FBSI dengan PUSPI dan OPS Rokok Kretek ( antara wakil dari pihak buruh dengan Persatuan Pengusaha Rokok Kretek) yakni seagai berikut: 60% sebagai upah harian 20% sebagai upah makan 20% upah hadir.

14 Bagi tukang linting dan gunting yang mengguanakan mesin dipakai sistem upah harian, yakni rata-rata Rp. 500,00 / hari. Bagi tukang.lainnya dalah cara borongan, yakni sebagai berikut: 1. Tukang linting dengan tangan: Upah sebesar Rp. 115,00 per batang rokok, dengan maksimum batang. Bila mencapai lebih dari batang ditambah uapah lembur sebesar 50% untuk setiap batang dari tarif upah tersebut. 2. Tukang gunting dengan tangan: Cara pengupahan dan besarnya sama dengan tukang linring 3. Tukang longsong: Upah sebesar Rp. 60,00 setiap longsong dengan maksimum longsong. Bila mencapai lebah dari ditambah upah lembur sebesar 50% untuk tiap longsong dengan tarif upah tersebut. 4. Tukang pak: Upahnya sebesar Rp. 74,00 untuk setiap bal, dengan maksimum 3 bal. bila mencapai lebih dari 3 bal, ditambahn upah lembur 50% dari tarif upah tersebut. Jenis Tenaga Kerja Tukang Linting Upah Borongan Upah Lembur Jumlah Minimum Maksimum Upah (Rp) Keterangan Persentase bt bt. 115,00 lebih dari per Tukang Gunting bt bt. 115,00 lebih dari per Tukang Longsong lgs lgs. 60,00 lebih dari per Tukang Pak 1 bal 3 bal 74,00 lebih dari 3 per 1 bal 50

15 Selain upah tersebut masih diberi insentif lain yang diberi secra insidentil, berapa upah sangon rokok sebesar (per hari, berdasar daftar hadir): - Untuk tukang linting Rp. 25,00 - Untuk tukang gunting Rp. 20,00 - Untuk tuiang longsong Rp. 20,00 - Untuk tukang pak Rp. 25,00 Disamping itu setiap tahun masih pula menerima tunjangan hari raya. Pada tahun 1983 dibuat pula Anggaran Biaya Tenaga Kerja yang dibuat, tentu saja berdasarkan pada anggaran produksi yang telah dibuat sebelumnya yakni: Pabrik Rokok Kencana Anggaran produksi 2000 Penjualan (bal) Persediaan Akhir (bal) Jumlah (bal) Persediaan awal (bal) Produksi isi 12 batang kuartal I 4, , ,425 kuartal II 5, , ,650 kuartal III 6, , ,201 kuartal Iv 5, , ,506 jumlah 21, , ,782 isi 10 batang kuartal I 68,335 4,859 73,194 5,409 67,785 kuartal II 87,192 4,310 91,502 4,859 86,643 kuartal III 95,629 3,759 99,288 4,310 95,078

16 kuartal IV jumlah isi 3 batang kuartal I kuartal II kuartal III kuartal IV jumlah 84,947 3,210 88,184 3,759 84, ,103 3, ,168 5, ,931 1, , ,474 1, , ,884 2, , ,067 1, , ,835 7, , ,260 Dalam pembuatan Anggaran tenaga Kerja, perlu diestimasi standar waktu dan tingkat upah per jam untuk masing-masing kegiatan/bagian dengan sebaik-baiknya. Karena Anggaran Tenaga kerja bukanlah hanya merupakan ikhtisar, akan tetapi hsilya adalah untuk dijadikan rencana operasioanal dan alat pengawasan terhadap efisiensi kerja dari pada Tenaga Kerja. Dalam penentuan standar tenaga kerja, digunakan cara perkiraan langsung, karena ukuran unit untuk pengupahan kepada tenaga kerja langsung diperusahaan rokok KENCANA bermacammacam bentuknya, yaitu menurut banyaknya batang rokok yang dihsilkan, upah harian, menurut banyaknya langsung dan bal. oleh karena itu perhitungan standar tenaga kerja akan dilakukan satu per satu yakni: Standar Tenaga Kerja Tukang Linting dengan Tangan. Karena unit pengepakan untuk tukang linting dengan tangan adalah batangan, maka perlu jumlah produksi yang ukurannya bal dijadikan batangan.

17 jenis Rokok Jumlah Produksi untuk 1 tahun Bal Batang Jumlah x 10 x20 x12 batang 21, ,267, x 10 x 20 x ,862, batang 333, batang 7261 x10 x 20 x 3 7, ,356, Jumlah 724,485, Berdasarkan anggapan bahwa dalam satu tahun ada 52 minggu maka dalam satu tahun terdapat jam kerja (52 x 40 jam). Jumlah tukang linting dengan tanagan adalah 854 orang. Hasil lintingan per jam = jam x 1 batang = batang (dibulatkan) Hasil lintingan rokok per jam dan per orang = bt 854orang x 1 batang = 408 batang (dibulatkan) Dari perhitungan di atas dapat ditentukan standar waktunya menurut masing-masing jenis rokok, sebgai berikut (untuk 1 bal): - Isi 12 batang = 2.400bt 408bt x 1 jam = 5,88 jam / bal. - Isi 10 batang = 2.000bt 408bt x 1 jam = 4,90 jam / bal - Isi 3 batang = 600bt 408bt x 1 jam = 1,47 jam / bal

18 Setiap batang rokok upahnya adalah Rp. 115,00 sehingga dapat ditentukan tingkat per 408 jam (1 DLH) yaitu: x Rp. 115,00 = Rp. 46,92 per DLH 1000 Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Gunting Perhitungan dengan Tangan. Jumlah tukang gunting adalah 671 orang. Hasil rokok yang digunting per jam dan per orang adalah: bt 671orang x 1 batang = 519 batang ( dibulatkan) Standar waktu yang ditentukan sebgai berikut: 12 batang = 2.400bt 519bt x 1 jam = 4,62 jam per bal 10 batang = 2.000bt 519bt x 1 jam = 3,85 jam per bal 3 batang = 600bt 519bt x 1 jam = 1,15 jam per bal Besarnya upah tukang gunting = Rp. 115,00 per batang rokok, maka dapat ditentukan 520 tingkat upah per jam (1 DLH) yaitu: x Rp. 115,00 = Rp. 59,80 / DLH Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Linting dan Gunting Dengan mengguanakan mesin yang jumlah produksinya 10% dari jumlah produksi 10 batang. Jumlah produksi 1 tahun = 10% x bal = bal Jumlah tenaga kerja 10 orang. Hasil rokok yang dilinting dan digunitng dengan mengguanakn 10 batang/filter per jam nya yaitu: bal jam x bal = 16 bal

19 Hasil per jam dan per orang = 16bal 10orang x 1 bal = 1,60 bal Standar waktu utnuk mengahsilkan 11 bal rokok 10 batang adalah 1 1,60 x 1 jam = 0,625 jam per bal Upah per hari = Rp. 500,00 jam kerja 1 hari = 7 jam, maka besarnya upah per jam (1 DLH) tukang linting dan gunting dengan mengguanakan mesin adalah sebesar: 500 x Rp. 1,00 = Rp. 71, 43 per DLH. 7 Perhitungan Standar Tenaga Kerja Tukang Longsong. Karena ukuran untuk pengupahan adalah banyak longsong, maka jumlah produksi dalam bal perlu dijadikan bentuk longsong, yaitu sebagai berikut: Jenis Rokok Bal Longsong x 10 x 10 = batang 21, batang x 10 x 20 = 333, batang 7261 x 10 x 20 = ,261 Jumlah Jumlah tukang longsong = 151 orang Hasil longsongan bungkus rokok per jam jam x l longsong = longsong Hasil longsongan per jam per orang orang x 1 longsong = 213 longsong

20 Standar waktu untuk mengahsilkan 1 bal longsong adalah sebgai berikut: - Isi 12 batang = 200 x 1 jam = 0,87 jam per bal Isi 10 batang = x 1 jam = 0,87 jam per bal Isi 3 batang = x 1 jam = 0,87 jam per bal 231 Besarnya upah tukang longsong = Rp. 60,00 per longsong, maka dapat ditentukan tingkat upah per jam yaitu: 231 x Rp. 60,00 = Rp. 13, Perhitungan Standar Tenaga Terja Tukang Pak: Jenis Rokok Jumlah Produksi 12 batang 10 batang 3 batang Jumlah bal bal bal bal Jumlah tukang pak = 442 Hasil pengepakan per jam = bal jam x 1 bal = 175 bal (dibulatkan) 175 Hasil pengepakan per jam dan per orang = x 1 bal = 0, Standar waktu pengepakan 1 bal adalah: 1 0,40 x 1 jam = 2,5 jam per bal Besarnya upah tukang pak sebsar Rp. 74,00 per bal, maka dapat ditentukan tingkat upah per jamnya yaitu: 0,40 1 x Rp. 74,00 = Rp. 29,60. Setelah diperhitungkan standar tenaga kerja, yaitu standar jam (standar DLH) dan tingkat upah per jam (wage rate hour/standard cost) masing-masing bagian atau kegiatan, maka dapatlah disusun Anggaran Tenaga Kerja untuk tahun 2000 secara sempurna.

21 P1.2. Contoh Kasus PT.ABC memproduksi 2 jenis kendaraan yaitu mobil dan motor. Rencana poduksi untuk tahun 2010: Q1 = / unit Q2 = / unit Q3 = / unit Q4 = / unit Sedangkan untuk tahun 2010, manajemen perusahaan menginginkan produk diproses melalui 2 departemen. Dept 1 = 2 DLH / unit, Dept 2 = 1,5 DLH / unit, tingkat upah kerja untuk masingmasing departemen adalah Dept 1 = 3000/jam, Dept 2 = 2700/jam. Dari data di atas hitunglah buatlah anggaran jam tenaga kerja dan upah tenaga kerja langsung. Jawab :

22 Langkah pengerjaan untuk mendapatkan jumlah biaya yang di cari, adalah sebagai berikut : 1. Langkah pertama buat tabel Anggaran Tenaga Kerja PT.ABC tahun Buatlah form dalam tabel berisi skala, Departemen, Unit Produksi, Jam Kerja, Total Jam Kerja, Upah Langsung,dan Total Upah. 3. Masukkan unit produksi untuk masing-masing departemen pada tiap quartal (Q). (lihat pada soal) 4. Masukkan jam kerja untuk masing-masing departemen tiap quartal(q). (lihat pada soal) 5. Untuk Total Jam Kerja didapat dari perkalian ( Unit Produksi x Jam Kerja ) 6. Masukkan upah langsung untuk masing-masing departemen (lihat pada soal). 7. Total Upah didapat dari perhitungan ( Total Jam Kerja x Upah Langsung ) 8. Dari keseluruhan Total Upah untuk masing-masing departemen dan tiap quartal (Q) akan didapat Total Biaya Tenaga Kerja P1.3. Contoh Kasus Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II dan III. Upah per jam buruh langsung masing-masing golongan adalah : Golongan I = Rp 150,00/orang/DLH II = Rp 200,00/orang/DLH III = Rp 250,00/orang/DLH Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I = 50 orang II = 20 orang III = 5 orang + Jumlah = 75 orang Hitunglah Tingkat upah rata-rata dari perusahaan tersebut!

23 Jawab: Tingkat Upah rata-rata = total upah / (banyaknya pekerja*dlh) = / (75*100) = 170 DLH Langkah pengerjaan untuk mendapatkan jumlah biaya yang di cari, adalah sebagai berikut : 1. Buatlah form dalam tabel berisi Golongan, Tingkat upah per jam, Jumlah(orang), Jumlah DLH, Jumlah (Rp). 2. Masukkan tingkat upah per jam untuk masing-masing golongan. (lihat pada soal) 3. Masukkan banyaknya pekerja untuk masing-masing golongan. (lihat pada soal) 4. Masukkan jumlah DLH. (lihat pada soal) 5. Jumlah (Rp) diperoleh dari ( Tingkat upah per jam x Jumlah orang x jumlah DLH ) 6. Tingkat upah rata-rata diperoleh dari total jumlah Rp dibagi (total jumlah orang x jumlah DLH)

24 P 1.3. Latihan 1. PT.FIFA memproduksi 2 jenis produk yaitu bola sepak dan bola futsal. Rencana poduksi untuk tahun 2010: Q1 = / unit Q2 = / unit Q3 = / unit Q4 = / unit Sedangkan untuk tahun 2010, manajemen perusahaan menginginkan produk diproses melalui 2 departemen. Dept 1 = 3 DLH / unit, Dept 2 = 2 DLH / unit, tingkat upah kerja untuk masing-masing departemen adalah Dept 1 = 10000/jam, Dept 2 = 12000/jam. Dari data di atas hitunglah berapa total biaya tenaga kerjanya? Jawaban : total biaya tenaga kerja = Rp1,008,000, Dalam sebuah perusahaan mainan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan A, B dan C. Upah par jam buruh langsung masing-masing golongan adalah : Golongan I = Rp 250,00/orang/DLH II = Rp 300,00/orang/DLH III = Rp 350,00/orang/DLH Jumlah masing-masing golongan adalah: Golongan I = 50 orang II = 30 orang III = 10 orang + Jumlah = 90 orang Hitunglah Tingkat upah rata-rata dari perusahaan tersebut! Jawaban : Tingkat upah rata-rata = /9000 = Rp227.8/DLH

25 DAFTAR PUSTAKA tanggal 3 November 2011

Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Anggaran Tenaga Kerja Langsung Anggaran Tenaga Kerja Langsung Deskripsi Materi : Mampu menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung dan membuat anggaran biaya tenaga kerja langsung Pemahaman dalam menentukan implikasi rencana penggunaan

Lebih terperinci

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG

ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG Pada setiap perusahaan tentu ada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan buruh. Buruh atau tenaga kerja, merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan yang selalu ada

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN. pabrik.

1. PENGERTIAN. pabrik. 6 ANGGARAN TENAGA KERJA 1. PENGERTIAN Seperti halnya bahan baku, tenaga kerja dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu, tenaga kerja langsung dan tidak langsug. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang

Lebih terperinci

Pertemuan 8 Anggaran Tenaga Kerja. Sumber : Kartika, dan sumber relevan lainnya

Pertemuan 8 Anggaran Tenaga Kerja. Sumber : Kartika, dan sumber relevan lainnya Pertemuan 8 Anggaran Tenaga Kerja Sumber : Kartika, dan sumber relevan lainnya Pembagian Tenaga Kerja Tenaga Kerja Langsung pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 6 Manajemen Personalia Agar supaya pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik, diperlukan personalia-personalia yang handal dan cakap. Personaliapersonalia ini diberi wewenang, tanggung

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: Penganggaran Perusahaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Dr. Aries Susanty, ST. MT Program Studi Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung Abstract Memberikan pemahaman tentang lingkup kegiatan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Labor: Controlling and Accounting for Cost. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Labor: Controlling and Accounting for Cost Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja Produktivitas

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

Manfaat Harga Pokok Standar untuk: STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu,

Lebih terperinci

MATERI 7 TENAGA KERJA LANGSUNG

MATERI 7 TENAGA KERJA LANGSUNG KOMP. PERANGGARAN MATERI 7 TENAGA KERJA LANGSUNG Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 JENIS TENAGA KERJA Tenaga kerja yang bekerja di pabrik dikelompokkan menjadi dua,yaitu: 1. Tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM   10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 Pertemuan 7 Nova Yanti Maleha,S.E.MM E-mail : novayanti608@gmail.com 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 PENGERTIAN KOMPENSASI? KOMPENSASI Adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang, langsung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi

BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN. kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi BAB KOMPENSASI UNTUK MANAJEMEN Manusia dilahirkan di dunia untuk meneliti kehidupan dan senantiasa mengupayakan kelangsungan hidupnya. Karena itu manusia harus bekerja sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA

PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Modul ke: AKUNTANSI BIAYA Tenaga Kerja PENGENDALIAN & AKUNTANSI BIAYA Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul 1. Produktifitas dan biaya tenaga kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Supriyono (1999:252) adalah pengorbanan sumbersumber ekonomi yang sudah terjadi atau akan terjadi yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian pada saat ini sangatlah tidak menentu, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian pada saat ini sangatlah tidak menentu, hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian pada saat ini sangatlah tidak menentu, hal tersebut disebabkan oleh gejolak politik yang berpengaruh besar dalam perekonomian bangsa kita.

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, berkembang pula dunia usaha dewasa ini, terbukti dengan berdirinya perusahaan besar, perusahaan menengah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tenaga Kerja : Pengendalian dan Akuntansi Biaya (Labor : Controlling and Accounting for Costs) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Definisi Prosedur dan Upah Kata prosedur sering kita temui dalam keseharian. Ada prosedur kerja, prosedur pengupahan dan sebagainya. Simamora (006) didalam manajemen sumber daya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sofyandi (2009), manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang Analisis Perbandingan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Panca Mitra Sandang Indah, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin. meningkatnya aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin. meningkatnya aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan menuntut

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 4.1. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran. 4.2. Mahasiswa mengetahui tentang anggaran induk. 4.3. Mahasiwa

Lebih terperinci

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk).

BIAYA TENAGA KERJA A. Pengawasan Biaya Tenaga Kerja 1. Perencanaan dan analisa biaya tenaga kerja a. Product engineering (pengembangan produk). 1 BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja menggambarkan kontribusi karyawan perusahaan di dalam kegiatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi yang ada dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dikelompokkan ke dalam:

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan ( jasa ), dan insentif

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Setiap orang karyawan yang bekerja dengan serius bukan sekedar bertujuan untuk mendapatkan prestasi dan menunjukan kemampuan yang dimiliki saja tetapi, alasan lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

BAB II LANDASAN TEORI. adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perusahaan Industri Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Time Study Time study merupakan suatu pengukuran waktu kerja yang dikembangkan oleh F.W. Taylor untuk menentukan suatu sistem kerja yang baik. Taylor sampai saat ini dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PRODUKTIVITAS 2.1.1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja hanyalah salah satu dari sekitar banyak faktor yang terkait di dalam produktivitas secara keseluruhan, disamping itu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Carter & Usry (2006;11) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar bisa dibagi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BUDGET PRODUKSI Rencana perusahaan di bidang produksi Kegunaan budget unit produksi

BUDGET PRODUKSI Rencana perusahaan di bidang produksi Kegunaan budget unit produksi BUDGET PRODUKSI Budget Unit yang diproduksi, yaitu budget yang direncanakan secara lebih terperinci tentang jumlah unit barang yang akan diproduksi oleh perusahaan selama periode yang akan datang. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Unsur-Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Biaya Produksi merupakan salah satu elemen yang penting dalam aktivitas produksi dari suatu perusahaan

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA (Anggaran) Disusun Oleh : Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas Dosen : 3ID08 : Sudaryanto, MSC, DR.IR. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan baik dan maksimal apabila tidak ada pelaksanaannya yakni sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia sangat penting bagi pelaksanaan operasional perusahaan. Sumber daya yang ada pada perusahaan tidah dapat berfungsi

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 6.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 6.2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu organisasi atau perusahaan tidak luput dari peranan manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat pada sebuah organisasi

Lebih terperinci

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Membandingkan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial Menjelaskan lingkup akuntansi biaya, perbedaan biaya dan beban.

Lebih terperinci

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016

Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Pert 13 BIAYA TENAGA KERJA Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Komponen Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari tiga elemen biaya produksi. Elemen biaya produksi: Biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja ke depan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

Standard Costing. 1

Standard Costing.  1 Standard Costing Harga Pokok Standar http://www.deden08m.com 1 STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuannya tidak terlepas dengan adanya proses manajemen. Tanpa adanya manajemen maka proses aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK BIAYA OVERHEAD PABRIK Biaya overhead pabrik pada umumnya dikategorikan sebagai biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

2. Untuk membantu dicapainya kapasitas produksi yang kontinyu dan seimbang.

2. Untuk membantu dicapainya kapasitas produksi yang kontinyu dan seimbang. 5 KEBIJAKAN PERSEDIAAN 1. KEGUNAAN 1. Untuk menempatkan perusahaan pada posisi yang selalu siap untuk melayani penjualan, baik pada saat-saat biasa maupun bilamana ada pesanan secara mendadak. 2. Untuk

Lebih terperinci

1 STANDARD COSTING

1 STANDARD COSTING Standard Costing Harga Pokok Standar http://www.deden08m.com 1 STANDARD COSTING Biaya Standar (Standard Cost) adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap para pekerja dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, juga merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap para pekerja dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, juga merupakan BAB II A. Tinjauan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Upah Dan Insentif a. Pengertian Upah Membicarakan upah atau tenaga kerja dalam suatu perusahaan, maka masalah upah adalah hal yang sangat penting.

Lebih terperinci

Tujuan administrasi kompensasi

Tujuan administrasi kompensasi kompensasi Definisi kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa kerja mereka (Handoko,2001) Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Minggu-6. Penganggaran Perusahaan. Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-6. Penganggaran Perusahaan. Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-6 Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour budget) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com 1 POKOK

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur oleh kemampuan untuk memperoleh laba. Untuk mendapatkan laba yang optimal, perusahaan harus mengefisienkan biaya produksi yaitu dengan cara mengendalikan

Lebih terperinci