TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAHE
|
|
- Dewi Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAHE Maharani Hasanah, Sukarman dan Devi Rusmin Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk tanaman yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, karena simplisianya memiliki banyak kegunaan baik sebagai minuman penghangat, bumbu dapur, penambah rasa dan sebagai bahan baku obat tradisional. Berdasarkan keragamannya dikenal 3 tipe jahe yaitu jahe merah, jahe putih kecil dan jahe putih besar. Permasalahan utama dalam pengembangan tanaman jahe terutama jahe putih besar adalah kurangnya informasi mengenai aspek perbenihan termasuk sistem pengadaan, penanganan, hama dan penyakit tanaman, penyimpanan serta penyaluran /pendistribusian bahan tanaman. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka dalam tulisan ini dibahas tentang aspek perbenihan jahe mulai dari produksi benih sampai pada distribusi benih, dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang produksi benih jahe. PENDAHULUAN Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk tanaman rempah dan obat yang memiliki daya adaptasi yang cukup, mulai dari m di atas permukaan laut (dpl) (Purseglove et al., 1981). Sedangkan menurut Soediarto (1978), daerah yang cocok untuk pertumbuhan jahe adalah dari m dpl dengan curah hujan mm/tahun. Di India Jahe ditanam di daerah-daerah dengan ketinggian m dpl dengan rata-rata suhu harian 28 35ºC. Di Jamaica, daerah sentra produksi jahe terletak pada ketinggian m dpl, dengan rata-rata suhu harian 21º C dengan curah hujan mm/tahun (Paulose, 1970). Di dunia tanaman jahe tersebar di daerah tropis, di benua Asia dan kepulauan Pasifik. Akhir-akhir ini dikembangkan juga di Jamaica, Brazil, Hawai, Afrika, India, China, Jepang, Filipina, Australia, Zelandia Baru, Thailand dan Indonesia. Di Indonesia Jahe dapat tumbuh dan di temukan di seluruh wilayah Indonesia baik ditanam secara monokultur maupun polikultur. Daerah produksi utama jahe di Indonesia adalah Jawa Barat (Sukabumi, Majalengka, Sumedang, Bandung, Cianjur, Ciamis, Garut, dan Subang), Banten (Lebak, Pandeglang), Jawa Tengah (Magelang, Boyolali, Salatiga), Jawa Timur (Malang, Probolinggo, Pacitan), Sumatera Utara (Simalungun), Bengkulu dan lain-lain. Menurut klasifikasi tanaman, jahe adalah tanaman herba tahunan yang termasuk ke dalam pengelompokan atau klasifikasi sebagai berikut : Klas : Angiospermae, Sub klas: Monocotyledonae, Ordo : Zingiberales, Famili : Zingiberaceae, Genus : Zingiber, Spesies : Zingiber officinale Rosc. Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna kulit rimpang, telah dikenal 3 klon jahe yakni jahe merah (JM), jahe putih kecil (JPK), dan jahe putih besar (JPB), dimana morfologi dan karakteristik kimia dari ke tiga jenis 9
2 jahe tersebut sangat berbeda. Di Balittro terdapat beberapa nomor harapan jahe dari ke tiga jenis jahe tersebut, dan dari beberapa nomor harapan tersebut baru satu nomor yang dilepas yaitu Cimanggu 1. Jahe termasuk tanaman yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, karena simplisianya memiliki banyak kegunaan baik sebagai minuman penghangat, bumbu dapur, penambah rasa dan sebagai bahan baku obat tradisional. banyak digunakan untuk bumbu masak. Komposisi kimia jahe terdiri dari minyak atsiri 2-3%, pati, resin, asamasam organik, asam malat, asam oksalat dan gingerin (Depkes, 1989). Minyak atsirinya terdiri dari n-desil aldehid, n-nonil aldehid, d-kamfen, d-b felandren, metal heptanan, sineol, d- borneol, linalool, geraniol, zingiberen dan zingiberol. Tabel 1. Klon/nomor harapan No. Komoditi Jumlah Varietas/nomor harapan 1 Jahe besar Cimanggu 1, JPB1, JPB2, JPB3, JPB4, JPB6 2 Jahe putih kecil 10 JPK1, JPK2, JPK3, JPK4, JPK5, JPK6, JPK7, JPK8, JPK9, JPK10 3 Jahe merah 2 JM1, JM2 Sumber, Berwawie (2000) Penggunaan rimpang jahe tergantung kepada ke tiga klon jahe tersebut. Jahe putih besar (gajah/ badak), rasanya tidak terlalu pedas, umumnya digunakan sebagai bahan makanan seperti manisan, asinan juga untuk minuman segar. Jahe putih kecil (jahe emprit) mempunyai rasa lebih pedas dari jahe putih besar, umumnya digunakan untuk bumbu masak, sumber minyak atsiri dan pembuatan oleoresin serta bubuknya banyak dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional (jamu). Sedangkan jahe merah, mempunyai kandungan minyak atsiri yang tinggi (Yuliani et al., 1991). Selain digunakan untuk obat tradisional, di daerah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku justru klon ini Mengingat spektrum kegunaannya yang cukup luas dan nilai ekonominya yang cukup tinggi, maka tanaman jahe ini perlu dikembangkan baik secara intensif maupun secara ektensif. Permasalahan utama dalam pengembangan tanaman jahe terutama jahe putih besar adalah kurangnya informasi mengenai aspek perbenihan termasuk sistem pengadaan, penanganan, hama dan penyakit tanaman, penyimpanan serta penyaluran/ pendistribusian bahan tanaman. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka dalam tulisan ini dibahas tentang aspek perbenihan jahe mulai dari produksi benih sampai pada distribusi benih, dengan tujuan untuk 10
3 memberikan informasi tentang produksi benih jahe. PRODUKSI BENIH DAN SUMBER BENIH Perbenihan jahe merupakan aspek yang sangat strategis dan menentukan dalam industri jahe, tetapi belum banyak ditangani secara sungguh-sungguh baik oleh masyarakat pembudidaya dan oleh pemerintah. Sistem pengawasan mutu yang seyogianya dilakukan mulai dari produksi benih sumber sampai kepada aspek distribusi benih/pemasaran harus dilaksanakan dengan ketat. Kebutuhan rimpang/benih, pada jahe besar cukup banyak sekitar 2-3 ton/ha untuk produksi rimpang tua, sedangkan hampir 2 kali lipat untuk produksi jahe muda. Sampai saat ini benih yang digunakan oleh petani umumnya berasal dari pertanaman sebelumnya atau dari pasar yang mutunya tidak terjamin dan umur rimpangnya, kurang dari 9 bulan ( ± 7-8 bulan). Benih jahe yang voluminous dalam keadaan normal benihnya cepat bertunas dalam waktu 2 bulan, untuk itu diperlukan teknik penanganan benih yang baik. Berdasarkan hal tersebut, perlu dicari solusi teknologi penyimpanan benih/ rimpang jahe yang tepat guna (murah, mudah dan dapat dilakukan petani). Untuk mengatasi permasalahan benih jahe diperlukan usaha penyiapan benih jahe sehat, yang harus dimulai dengan penyiapan benih sumber. Benih sumber merupakan benih yang digunakan untuk pertanaman produksi yang dihasilkan oleh pemulia tanaman yang selanjutnya diperbanyak dalam suatu sistem perbenihan yang baik. Benih merupakan pembawa karakter genetik tanaman yang menentukan batas tertinggi dan potensi hasil serta dapat mempengaruhi efektifitas dari input-output pertanian. Dari semua input pertanian seperti pupuk, pestisida, herbisida dan sebagainya benih baik dan benar merupakan faktor input yang paling menentukan. Benih yang baik artinya benih yang sehat, bebas dari hama dan penyakit, sedangkan benih yang benar artinya benih yang sesuai dengan deskripsi varietasnya. Pemilihan benih dan dimana petani memproduksi benihnya (kondisi lahan dan riwayat lahan produksi) merupakan kunci utama keberhasilan usahanya. Dalam kegiatan produksi benih hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : Pemilihan varietas yang tepat Untuk memproduksi benih jahe harus menggunakan benih yang jelas asal usulnya. Untuk jahe putih besar dapat menggunakan benih yang sudah dilepas (Cimanggu I) dan nomornomor harapan untuk jahe gajah seperti JPB1, JPB2, JPB3, JPB4, dan JPB6 ataupun benih unggul lokal. Untuk jahe putih kecil dapat menggunakan beberapa nomor harapan jahe putih kecil seperti JPK1, JPK2, JPK3, JPK4, JPK5 dan JPK6, sedangkan untuk jahe merah adalah JM1 dan JM2. 11
4 Teknik perbanyakan benih Benih sumber yang disebut juga benih bina perlu diperbanyak dengan suatu faktor multiplikasi tertentu, tergantung dari produktivitas tanaman. Multiplikasi dapat dilakukan beberapa kali tergantung jumlah awal dari benih sumber. Untuk benih jahe (gajah, emprit atau merah) faktor perbanyakannya kali. Sebagai contoh dari 100 kg benih sumber (benih penjenis) diperbanyak dengan tingkat multiplikasi kali dapat diperoleh kg benih dasar, kg benih pokok dan kg benih sebar. Dengan ton benih sebar dapat dipergunakan untuk 50 sampai 75 hektar. Hal yang harus diperhatikan dalam perbanyakan benih adalah: Lahan produksi Lahan yang akan dipergunakan harus bebas dari pencemaran penyakit tular tanah dan tular benih, bersih dari gulma serta tidak diperkenankan menanam jahe di lahan yang sama lebih dari satu kali, penggunaan lahan baru lebih disarankan. Lahan produksi dapat merupakan lahan datar lahan datar atau miring, dengan derajat kemiringan tertentu. Apakah diatas lahan produksi ada pertanaman atau lahan yang sudah tercemar oleh bakteri?. Hal-hal tersebut perlu menjadi pertimbangan. Lingkungan tumbuh yang ideal adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik atau humus dan berdrainase baik seperti tanah Andosol, Latosol Merah coklat, asosiasi Andosol-Latosol Merah coklat, terutama pada lahan hutan yang baru dibuka, dengan ph 6,8 7,0. Apabila persyaratan lahan dan lingkungan produksi memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas, seyogyanya lahan produksi dekat dengan wilayah pengembangan, agar biaya transportasi dapat dihemat dan menghindari terjadinya penularan penyakit tular benih dari daerah endemik ke bukan daerah endemik Isolasi jarak Isolasi jarak diperlukan untuk menghindari terjadinya penularan penyakit. Pada lahan datar dianjurkan ( m). Bahan tanaman Pada umumnya jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan potongan rimpang. Rimpang yang digunakan merupakan rimpang yang sudah terpilih sejak dipertanaman, baik klon/varietasnya maupun kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Rimpang yang dipakai sebagai benih adalah rimpang yang sudah tua yaitu rimpang yang dipanen pada umur tanaman 9-10 bulan. Persyaratan rimpang yang digunakan sebagai bahan tanaman adalah : 1. Varietas/klon benar 2. Baik dan cukup umur ( ± 9 bulan) 3. Bebas dari serangan hama dan penyakit tanaman 4. Ukuran rimpang g untuk jahe kecil dan g untuk jahe besar 5. Mempunyai minimal 2 mata tunas. 6. Bernas, warna kulit rimpang mengkilap. 12
5 Sistem budidaya Sistem budidaya seperti pengolahan tanah, waktu tanam, cara tanam dan jarak tanam, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit tidak berbeda dengan rekomendasi budidaya untuk tujuan konsumsi. Jarak tanam Jarak tanam dengan tujuan untuk menghasilkan benih dianjurkan cm antar baris dan cm dalam baris, sehingga dalam pembubunan tidak mengalami kesulitan. Cara penanaman Penanaman dapat dilakukan secara bedengan (lebar 1 m) maupun guludan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pada lahan datar saluran drainase harus diperhatikan jangan ada genangan air pada bagian tengah bedengan/petakan. Kedalaman tanam Benih di tanam sedalam 3-7,5 cm, dan tunas jangan terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan tunas. Pemeliharaan Penyiangan gulma Penyiangan dilakukan tiga sampai lima kali terutama pada periode kritis 3 6 bulan setelah tanam diharapkan tidak ada kompetisi dengan gulma. Penyiangan dilakukan secara hati-hati agar akar tanaman tidak terputus. Untuk mengurangi gangguan gulma dapat dilgunakan mulsa dari jerami sebanyak 10 ton/ha, atau sekam setebal 5-10 cm. Penyulaman Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 1-1,5 bulan, dengan menggunakan bibit cadangan untuk memperoleh pertumbuhan yang seragam. Pembumbunan Pembubunan mulai dilakukan setelah tanaman membentuk rumpun dengan empat sampai lima anakan. Rimpang yang tumbuh harus selalu tertutup tanah, kalau tidak pertumbuhan rimpang akan terhenti dan rimpang rusak kulitnya. Pemupukan Pengapuran Pengapuran dilakukan terutama pada tanah dengan ph dibawah normal. Untuk Jawa Barat digunakan 1-3 ton kaptan/ha, sedangkan di Bengkulu dapat digunakan sampai 3 ton/ha dolomit. Pupuk dasar Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk kandang, TSP dan KCL. Pupuk kandang sebanyak ton/ha diberikan satu sampai dua minggu sebelum tanam, TSP dan KCL diberikan pada saat tanam. Untuk jahe putih besar diberikan pupuk P: 300 kg TSP/ha, K 400 kg KCL/ha dan N: kg Urea/ha, Jahe putih kecil dan jahe merah 200 kg TSP/ha, 300 kg KCl/ha dan 300 kg Urea/ha. 13
6 Inspeksi lapang Inspeksi lapang dilakukan 2 kali, pertama pada masa vegetatif (3 bulan) dan ke dua pada waktu tanaman dewasa (7 bulan). Inspeksi pertama dilakukan untuk membuang tanaman (roguing) yang off type seperti : 1. Pertumbuhan yang tidak seragam. 2. Ukuran rimpang tidak normal (terlalu kecil) 3. Terserang penyakit terutama penyakit bakteri (Rizoctonia solanacearum). 4. Terserangan hama lalat rimpang 5. Nematoda. Inspeksi kedua ditujukan untuk melihat apakah tanaman tidak menunjukan gejala menguning karena kekeringan ataupun adanya serangan hama, nematoda ataupun patogen. Panen Waktu dan cara panen Pemanenan jahe sebaiknya dilakukan setelah tanaman mengalami periode senessen (menggugurkan daun) pada umur 9-10 bulan. Cara menggali rimpang dengan menggunakan garpu untuk menghindari terjadinya pelukaan kulit rimpang. yang selanjutnya rimpang dibersihkan dari tanah yang masih melekat tanpa dicuci (dengan cara dikering anginkan). Prosesing benih Penanganan/prosesing benih di awali dengan pembersihan rimpang dari tanah yang masih melekat, dikering anginkan atau diusahakan dipanen saat tanah kering, tanpa dicuci dan dilakukan sortasi benih, pengeringan, dan penyimpanan. Sortasi benih Sortasi benih dilakukan untuk mendapatkan benih berupa rimpang dengan ciri-ciri antara lain : 1. Kadar serat dan pati tinggi, yaitu apabila pada potongan melintang terlihat warnanya putih 2. Kulit rimpang licin, mengkilap, keras dan tidak mudah terkelupas. 3. Ukuran rimpang sedang sampai besar dan bernas 4. Bebas dari hama dan penyakit, kulit tidak berkerut, kencang, tidak keropos dan busuk, tidak kusam kecoklatan dan nampak basah (berair). Sortasi terakhir dilakukan sebelum benih didistribusikan, dikeluarkan/dibuang benih yang mempunyai ukuran kecil (tidak normal), kulit rusak nampak kusam akibat serangan nematode, keriput, kering dan terserang hama dan jamur gudang. Pengeringan benih Pengeringan benih dilakukan agar kulit rimpang mengering tetapi dalamnya masih tetap segar. Keadaan demikian diperlukan agar rimpang dapat disimpan sampai waktu tanam. Pada benih yang cukup tua (10 bulan), pengeringan dapat dilakukan pagi hari (jam 7-10 pagi) dengan suhu C selama 3-4 hari. Pada benih yang masih berumur 8 bulan pengeringan cukup dilakukan selama 1-2 hari saja. Disamping itu juga 14
7 tergantung lokasi tanam dan kondisi tanah pada saat panen. Sebagai contoh, di Bengkulu rimpang perlu dijemur 3-4 hari, sedangkan di Sukabumi, kalau saat panen tanah tidak basah, cukup di kering anginkan. Penyimpanan Penyimpanan dapat dilakukan setelah permukaan kulit mengering. Tempat penyimpanan yang baik adalah diatas rak bambu atau kayu, peti kayu, keranjang bambu atau karung yang tidak ditutup ataupun dihampar diatas lantai dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 50 cm. Kondisi ruang simpan harus : a. Sirkulasi udaranya baik dengan ventilasi yang cukup, b. Kelembaban udara %, c. Suhu ruangan berkisar C, d. Cukup cahaya, e. Terhindar dari percikan air hujan, f. Benih dalam tumpukan penyimpanan dapat diberi abu dapur untuk menghindari tumbuhnya jamur atau kapang. Sanitasi Sanitasi merupakan prasyarat utama dalam penyimpanan benih, oleh karena itu perlu mendapat perhatian, agar tidak terjadi kontaminasi (pencemaran) mikroorganisme yang merugikan atau kerusakan rimpang akibat bahan kimia yang tidak dikehendaki. Gudang penyimpanan benih jangan disatukan dengan penyimpanan pupuk, pestisida, herbisida, kandang ternak ataupun di kolong rumah yang tidak tertutup. Distribusi/pemasaran Pengiriman dapat dilakukan dengan menggunakan peti yang tidak rapat ataupun karung goni. Selama pengiriman jangan sampai terkena hujan, selalu diusahakan kondisinya tetap kering. STANDAR MUTU RIMPANG Mutu rimpang yang dijadikan benih diharapkan mempunyai standar : 1. Benih murni, sesuai dengan deskripsi varietasnya 2. Mempunyai mutu fisik yang baik (tidak keriput, panjang tunas ½ cm) 3. Umur rimpang ± 9 bulan 4. Bebas dari hama dan penyakit (R. solanacearum, kutu rimpang, lalat rimpang dan nematode). 5. Kadar air rimpang %. 6. Berat rimpang % 7. Berat potongan rimpang minimal 40 g (JPB), 20 g (JPK, JM). 8. Jumlah mata tunas minimal 2 mata tunas. DAFTAR PUSTAKA Depkes, Vedemekum bahan Obat alami : Feistritzer, W.P. and A.F. Kelly, Improved seed production. A manual on the formulation, implementation and evaluation of seed programmes and projects. Plant production and Protection Division. F.A.O FAO Plant Production and Protection. Series. No
8 Hadad H.E.A.. Ketahanan beberapa klon jahe terhadap penyakit busuk rimpang (Pseudomonas solanacearum) Bul. Littro (1) Balittro. Hong. T.D. and R.H. Ellis, A protocol to determine seed storage behaviour IPGRI Technical Bulletin No1. Dept. of Agric. The University of Reading, UK. Januwati, M., Rosita, dan O. Rostiana, Petunjuk teknis penyediaan rimpang jahe. Direktorat Jenderal Perkebunan. Direktorat Bina Perbenihan. Januwati, M dan E. Surmaini, Teknik penanganan rimpang jahe untuk benih. Prosiding Forum Konsultasi Ilmiah Perbenihan Tanaman Rempah dan Obat. Bogor, Maret Badan Litbang Pertanian. Balittro. Januwati, M. O.Rostiana, Rosita dan D. Sitepu, Pedoman pengadaan rimpang jahe bebas penyakit untuk bibit. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Badan Litbang Pertanian. Paulose, T.T., Development of ginger in India: Indian Spice 7 (2) : 2. Purseglove, J. W., E.G. Brown, C.L. Green and S.R.J. Robbins, Spice. Longman Group Limited. London. Vol hal. Rostiana, O., A. Abdullah, Taryono dan Hadad EA, Jenis-jenis tanaman jahe. Edsus Littro VII (1) : Balittro Rostiana, O., M. Januwati, E.R. Pribadi dan M. Yusron, Budidaya tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc). Direktorat Aneka Tanaman. Direktorat Jenderal Produksi Hortikultura dan Aneka Tanaman. Departemen Pertanian dan Kehutanan. Sudiarto, Budidaya tanaman jahe di Indonesia dan penelitian beberapa aspek budidaya. LPTI Bogor. 17 hal. Yuliani, S. dan Risfaheri, Identifikasi berbagai klon minyak jahe. Balai Penel. Tan. Rempah dan Obat V (2) : Balittro. Yuliani, S., Hernani dan Anggraeni, Aspek pasca panen jahe. Edisi Khusus Littro. VII (1): Wahid, P., Konsep pemikiran sistem perbenihan jambu mente dan jahe di Indonesia. Prosiding Forum Konsultasi Ilmiah Perbenihan Tanaman Rempah dan Obat. Bogor, Maret Badan Litbang Pertanian Balittro. 16
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang
2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai ramuan, rempah - rempah, bahan minyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Keragaman mutu tiga jenis jahe (dalam %, pada lokasi 450 mdpl) Oleoresin Gingerol Pati Serat Air Abu Sari dalam air
4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Jahe (Zingiber officinale Roxb.) Menurut klasifikasi tanaman, jahe adalah tanaman herba tahunan yang termasuk famili Zingiberaceae. Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna kulit
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA JAHE. Otih Rostiana, Nurliani Bermawie, dan Mono Rahardjo
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA JAHE Otih Rostiana, Nurliani Bermawie, dan Mono Rahardjo PENDAHULUAN Jahe (Zingiber officinale Rosc.; Ginger) merupakan salah satu komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN JAHE DAN BUDIDAYANYA
PENGEMBANGAN JAHE DAN BUDIDAYANYA Oleh OJON SOLIKIN, SP. Penyuluh Kehutanan Kab. Ciamis Jahe merupakan salah satu komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia, disamping itu juga menjadi bahan baku obat tradisional
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Jahe (Zingiber officinale Rosc) sebagai salah satu tanaman temu-temuan
PENDAHULUAN Latar Belakang Jahe (Zingiber officinale Rosc) sebagai salah satu tanaman temu-temuan banyak digunakan sebagai bumbu, bahan obat tradisional, manisan, atau minuman penyegar, dan sebagai bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN KUNYIT
Sirkuler No. 11, 2005 BUDIDAYA TANAMAN KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika Jl. Tentara Pelajar No. 3 Telp. (0251)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Jahe Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (zingiberaceae), satu
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Jalar
Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten
Lebih terperinciRAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH SUMBER TEMU MANGGA
TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH SUMBER TEMU MANGGA Gusmaini, M. Yusron, dan M. Januwati Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Temu mangga (Curcuma mangga Val.) famili Zingiberaceae merupakan tanaman
Lebih terperinciASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Rosihan Rosman dan Hermanto Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Nilam merupakan salah satu komoditi ekspor
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciMenanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai
Lebih terperinciUPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda
UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciKetergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional.
Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional. Luas sawah yang relatif tetap bahkan cenderung berkurang,
Lebih terperinciTEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU
TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan
Lebih terperinciPada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah
Lebih terperinciA MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.
Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah
Lebih terperinciMODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK
MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK Rosihan Rosman Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor rosihan_rosman@yahoo.com ABSTRAK Dalam upaya mendukung
Lebih terperinci31/08/2017. Keunggulan budidaya jahe. Penyemaian. Media Polibag dan karung vs lahan. Penanaman. Pemeliharaan
31/08/2017 Keunggulan budidaya jahe Chandra Kurnia Setiawan Permintaan terhadap jahe merah masih cukup tinggi Dapat tumbuh hampir disemua ketinggian Teknis budidaya mudah Harga jual Biaya produksi rendah
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian
19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April
Lebih terperinciPELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI
PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciAgroinovasI Badan Litbang Pertanian
PENYAKIT BUSUK RIMPANG MENGHAMBAT USAHA PENINGKATAN PRODUKSI JAHE DI INDONESIA Selain benih unggul, organisme pengganggu tumbuhan (OPT/ hama dan penyakit) juga merupakan kendala dalam produksi jahe di
Lebih terperinciTeknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR
Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang
Lebih terperinciVARIETAS UNGGUL KUNYIT CURDONIA 1 TOLERAN NAUNGAN
VARIETAS UNGGUL KUNYIT CURDONIA 1 TOLERAN NAUNGAN Dalam rangka mendukung program nasional pemerintah untuk peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian, khususnya pengembangan industri
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin
Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciBuletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun
PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciI PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan
Lebih terperinciCara Menanam Cabe di Polybag
Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI
BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN
No. 011, Juli 2016 (Tanggal diunggah 20 Juli 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PENINGKATAN
Lebih terperinciPT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI
PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan
Lebih terperinciMENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti
TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari penggunaannya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA
AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id PudjiWidodo Di lndonesia, hasil olahan jahe seperti sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan Pendahuluan
L Pendahuluan PEMANFAATAN TANAMAN JAHE SECARA OPTIMAL PudjiWidodo Faku ltas Biologi Un iversitas Jenderal Soedi rman Purwokerto Jl Dr Soeparno 63 Purwokerto 53122 Email: pwidodo(dunsoed.ac.id Jahe merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK N DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAHE PADA LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA
Bul. Littro. Vol. 20 No. 2, 2009, 121-130 PENGARUH PUPUK N DAN POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAHE PADA LINGKUNGAN TUMBUH YANG BERBEDA Muhamad Djazuli dan Cheppy Syukur Balai Penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara
Lebih terperinciCara Menanam Tomat Dalam Polybag
Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan
Lebih terperinciDibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.
1. Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor) mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan, dan komoditi ekspor. Selain memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciPada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis
Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis sejalan dengan perkembangan teknologi pengolahan, a.l.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row
Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciPersyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang
PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciKencur Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul
TEKNOLOGI UNGGULAN Kencur Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Lebih terperinciPRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU
PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN KENCUR
Sirkuler No. 11, 2005 BUDIDAYA TANAMAN KENCUR Otih Rostiana, Rosita SMD, Mono Rahardjo dan Taryono Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika Jl. Tentara Pelajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciVegetalika (4): 57-67
Vegetalika. 2015. 4(4): 57-67 Pengaruh Bobot Rimpang dan Tempat Penyimpanan terhadap Mutu Bibit Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Effect of Rhizome Weight and Storage Place on Quality of Seed of
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lahan bekas tambang PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM), Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa tengah pada bulan Maret
Lebih terperinciBAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR
13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciIII. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR
16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
Lebih terperinciBUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle)
BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle) Disusun Oleh SUROSO.SP PENYULUH KEHUTANAN LAPANGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2018 I. PENGENALAN TANAMAN SERAI WANGI A.
Lebih terperinciPENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Juni 2015-September 2015. Yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciJahe untuk bahan baku obat
Standar Nasional Indonesia Jahe untuk bahan baku obat ICS 11.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,
Lebih terperinciKAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau
KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH Ir. Yunizar, MS HP. 08527882006 Balai Pengkajian Teknologi Riau I. PENDAHULUAN Benih merupakan sarana penting dalam produksi pertanian, juga menjadi pembawa perubahan
Lebih terperinciMENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING
MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING Agung Mahardhika, SP ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan I. Pendahuluan Kumis kucing (Orthosiphon aristatus
Lebih terperinciProspek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian
Lebih terperinciPENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai
Lebih terperinci