PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

Transkripsi

1 No. 011, Juli 2016 (Tanggal diunggah 20 Juli 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikardi Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN Bina Beru Karo Kebun Percobaan Berastagi. Jl. Raya Medan-Berastagi Km 60, Berastagi Kelti Pemuliaan Ekofisiologi Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Parahu No. 517 Lembang, Bandung Barat bina_karo@yahoo.co.id Bawang daun sering disebut bawang prai (Allium fistulosum L) merupakan salah satu jenis sayuran daun yang biasa digunakan untuk sayuran ataupun bumbu penyedap masakan. Di samping itu, bawang daun juga sering digunakan dalam pengobatan (terapi) suatu penyakit. Karena kegunaannya tersebut, permintaan bawang daun dalam masyarakat terus meningkat. Tanaman ini hanya dapat tumbuh pada jenis tanah tertentu. Masyarakat juga selalu menanam komoditi ini di halaman rumah mereka.

2 Bawang daun merupakan tanaman sayuran yang mempunyai prospek ekonomi yang cukup baik di Berastagi, dimana dapat panen 4 kali dalam satu tahun pada lahan yang sama. Tanaman bawang daun di Berastagi berbeda dengan varietas di daerah lain, tanaman ini perbanyakannya dengan anakan, bentuk daunnya pipih dan panjang. Tanaman tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian tempat sekitar m di atas permukaan laut. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bawang daun adalah andisol dengan ph berkisar 5,8-6,5 Penanaman bawang daun sangat mudah dan praktis. Seleksi bibit Tahap pertama dilakukan penyeleksian bibit dari anakan. Pilih anakan yang lebih besar, mempunyai akar dan agak keras. Buang sebagian daun, ukuran benih yang baik antara cm. Gambar 1. Bibit Siap Tanam Pengolahan lahan Pengolahan lahan dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam cm, lalu dibuat bedengan selebar cm, tinggi 20 cm dengan jarak antar bedengan cm. Pengapuran lahan diberikan berkisar 1-2 ton/ha dengan kapur pertanian atau dolomit. Tehnik pengapuran dengan mencampur kapur pertanian dan tanah pada saat pembuatan bedengan, lalu dibuat larikan dengan jarak antara larikan cm. Penanaman Penanaman bawang daun dapat dilakukan sepanjang tahun. Setelah bibit diseleksi ditanam dibedengan yang sudah dibuat larikannya. Dalam barisan ditanam dengan jarak 7,5 10 cm.

3 Gambar 2. Lahan Baru Tanam Pemeliharaan 1. Penyulaman Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati dan paling lama dilakukan sampai dengan 15 hari setelah tanam. 2. Penyiangan Penyiangan dilakukan tergantung keadaan di pertanaman pada umumnya gulma sudah tumbuh setelah tanaman berumur 3 4 minggui setelah tanam, dan dilakukan penyiangan pertama. Pada umur 6-7 minggu setelah tanam dilakukan penyiangan kedua. Gambar 3. Penyisipan Tanaman 3. Pemupukan Untuk pemupukan dalam satu musim tanam cukup dilakukan satu kali yaitu pada saat tanaman berumur 3 4 minggu setelah tanam. Diantara baris tanaman di beri pupuk kandang sebanyak 15 ton/ha dan pupuk anorganik dengan dosis N 150 kg/ha, P 2 O 5 90 kg/ha, dan K 2 O 100 kg/ha. Setelah pemupukan dilakukan pembumbunan.

4 Gambar. 4. Pembumbunan Tanaman 4. Pengendalian Hama dan Penyakit Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman, dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif Pofenofos, Klorantranilipol 50 g/l, Imidakloprid dengan konsentrasi 0,5 1,0 cc/l air, untuk mengendalikan penyakit tanaman dilakukan penyemprotan fungisida Mankozeb atau Difenokonasol 250 g dengan konsentrasi 2 g/ltr air, serta untuk pengendalian tungau dilakukan penyemprotan akarisida Sammite dengan dosis 1 cc/ltr air. Penyemprotan dilakukan sekali seminggu atau tergantung tingkat serangan hama/penyakit tanaman di lapangan. Gambar. 5. Penyemprotan Pestisida Panen dan Pasca Panen Tanaman bawang daun dapat dipanen setiap saat, baik pagi hari, siang hari maupaun sore hari. Pada umumnya tanaman dapat dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan setelah tanam dan sudah mempunyai anakan untuk penanaman berikutnya. Tanaman yang dipanen dibersihkan sebelum dijual.

5 Gambar 6. Tanaman Siap Panen Tanaman yang telah dipanen dikumpulkan ditempat yang teduh, kemudian dipisahkan anaknya dari induknya dengan hati-hati agar tidak terputus akarnya, sehingga dapat dijadikan bibit untuk penanaman selanjutnya. Tanaman bawang daun yang sudah terpisah dari anakannya dibersihkan dengan membuang daun-daun yang kuning lalu dicuci bersih dengan air secara hati-hati agar daun tidak patah, lalu ditiriskan airnya. Tanaman yang sudah bersih diikat dengan tali raffia dibagian batang dan daun, berat tiap ikatan antara kg dan setiap ikatan dibungkus dengan karung goni, supaya daun tidak rusak sampai di pasar Berastagi. Produksi bawang daun per Ha berkisar kg. Harga rata rata bawang daun adalah Rp 5.000,-/kg, sehingga diperoleh pendapatan berkisar Rp Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp , sehingga petani bawang daun dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp per satu siklus tanam. Gambar 7. Tanaman telah Dipanen dan Pemisahan Anakan

6 Gambar 8. Pencucian Bawang Daun Gambar 9. Pengemasan Bawang daun dan Siap Dipasarkan