LEMBARAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. PERATURAN DAERAH TINGKAT II SLEMAN Nomer: 3 Tahun 1960

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBARAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. PERATURAN DAERAH TINGKAT II SLEMAN Nomer: 3 Tahun 1960"

Vera Johan
7 tahun lalu
Tontonan:

1 LEMBARAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomer: Tahun: Seri: PERATURAN DAERAH TINGKAT II SLEMAN Nomer: 3 Tahun 1960 Tentang: Upah dan Jaminan Kerja bagi Buruh tani di lapangan pertanian dalam wilayah Daerah Tingkat II Sleman Mengingat : 1. Undang-Undang No. 15/ Undang-Undang No. 32/ Undang-Undang No. 1/1957 sebagaimana telah diubah dan ditambah. 4. Penetapan Presiden No. 6/1959 yang disempurnakan. 5. Undang-Undang No. 2/ Belum adanya Peraturan/Perundangan yang menjamin perlindungan dan upah yang layak bagi Buruh Tani. Menimbang : Bahwa perlu diadakan Peraturan Daerah yang mengatur ketentuan upah minimum dan jaminan bagi Buruh tani sebagai landasan untuk mecapai tingkatan upah dan penghidupan yang layak. Mendengar : 1. Prasaran dari Seksi I dan Seksi III DPRD dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang No. 2/ Pembicaraan dalam Sidang Pleno DPRD pada tanggal: 5, 8, 9 Nopember MEMUTUSKAN: Menetapkan : Peraturan Daerah tentang: Upah dan Jaminan Kerja bagi Buruh tani di lapangan pertanian dalam wilayah Daerah Tingkat II Sleman

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud: a. Buruh tani ialah orang yang mata pencahariannya pokok atau sebagian dengan bekerja pada orang lain dalam lapangan pertanian dengan menerima upah. b. Pengusaha pertanian ialah: 1. Orang atau badan yang mata pencaharian pokok atau seluruhnya adalah mengadakan tanah untuk pertanian dengan menggunakan tenaga buruh tani dan ia sendiri tidak perlu menjual tenaga kerjanya dalam lapangan pertanian. Selanjutnya disebut Pengusaha. 2. Orang atau badan yang mengusahakan tanah untuk pertanian dengan menggunakan tenaga Buruh tani untuk sebagian besar atau seluruhnya dalam proses produksi pokok, walaupun usaha itu tidak merupakan mata pencaharian pokok. c. Kerja sama saling Bantu atau gotong-royong, ialah kerja sama yang adil. BAB II BESARNYA UPAH YANG HARUS DIBAYARKAN OLEH PENGUSAHA KEPADA BURUH TANI Pasal 2 Bagi seorang Buruh tani pria upah minimumnya sama dengan harga umum 1 kg beras tuton setempat, dalam tiap 3 jam bekerja. Pasal 3 Bagi seorang Buruh tani wanita upah minimumnya sama dengan harga umum 2/3 beras tuton setempat, dalam tiap 3 jam bekerja. Pasal 4 Upah membajak/menyisir minimum sama dengan harga umum 6 kg beras tuton setempat, dalam tiap 3 jam bekerja.

3 Pasal 5 Upah mengetam minimum 1/6 kali pendapatan. Pasal 6 Buruh tani dalam ketentuan tersebut di atas menggunakan perkakas kerjanya sendiri. BAB III JAMINAN BAGI BURUH TANI Pasal 7 Bila dalam waktu bekerja Buruh tani jatuh sakit sehingga tidak dapat terus bekerja maka penguasaha diwajibkan membayar penuh upahnya. Pasal 8 Jika dalam waktu bekerja Buruh tani mendapat kecelakaan sehingga tidak dapat terus bekerja maka pengusaha wajib membayar upahnya. Pasal 9 1. Jika kejadian tersebut Pasal 8 terpaksa harus dirawat/berobat maka pengusaha diwajibkan membantu biayanya. 2. Besar kecilnya tersebut 1 ditentukan oleh P4K. BAB IV KEWAJIBAN BURUH DAN PENGUSAHA Pasal 10 Jika dalam waktu bekerja terjadi kerusakan perkakas kerja yang berat, sedang kerusakan itu ternyata bukan karena kelalaian Buruh tani atau bukan karena telah cacat sebelumnya maka ongkos perbaikannya dipikul oleh kedua belah pihak masing-masing 50% dari jumlah ongkos atau biaya yang mesti dikeluarkan.

4 BAB V PANITIA PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERUBAHAN Pasal 11 Untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam menjalankan peraturan ini antara buruh tani dan pengusaha maka di Kecamatan dibentuk suatu Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Kecamatan (P4K). Pasal 12 P4K beranggota 5 orang, terdiri: 1. Camat sebagai Ketua merangkap anggota. 2. Seorang pejabat pertanian tingkat Kecamatan orang wakil dari organisasi tani yang berpengaruh di daerah itu. Pasal 13 P4K berkewajiban mengambil keputusan atas pengaduan yang bersangkutan. Pasal 14 Keputusan P4K mengikat kedua belah pihak. Pasal 15 Pihak yang tidak puas terhadap keputusan P4K dapat minta banding kepada Pemerintah Daerah Tingkat II. Pasal 16 Putusan Kepala Daerah Daerah Tingkat II harus ditatati kedua belah pihak. Pasal 17 Putusan tersebut Pasal 16 harus dijalankan paling lambat 15 hari terhitung sejak putusan tersebut diberitahukan kepada yang bersangkutan.

5 BAB VI PELANGGARAN Pasal 18 Pihak yang tidak mematuhi tercantum dalam Pasal 14 atau Pasal 17 dianggap melakukan tindak pidana pelanggaran. Pasal 19 Barangsiapa melakukan tindak pidana Pasal 18 dapat dihukum setinggi-tingginya satu bulan penjara atau denda setinggi-tingginya Rp 500,- (lima ratus rupiah). BAB VII PERALIHAN Pasal 20 Di tempat-tempat yang ternyata tingkatan upah Buruh tani sejak berlakunya Peraturan ini telah lebih tinggi dari pada yang tersebut dalam Pasal 2, 3, 4, 5 tetap berlaku. BAB VIII LAIN-LAIN Pasal 21 Pembayaran oleh pengusaha kepada Buruh tani dalam bentuk apapun juga yang mempunyai unsure ijon atau lintah darat dilarang. Pasal 22 Pelanggaran terhadap Pasal 21 di atas berakibat apa yang dibayarkan itu tidak dapat dituntut kembali dalam bentuk apapun. Pasal 23 Peraturan ini tidak berlaku kerja sama saling Bantu atau gotong royong dalam usaha pertanian.

6 Pasal 24 Hal-hal yang merupakan pelaksanaan dari Peraturan ini diatur oleh Bupati Kepala Daerah. BAB IX PENUTUP Pasal 25 Peraturan Daerah ini disebut Peraturan tentang Upah dan Jaminan kerja bagi Buruh tani dilapangan pertanian Daerah Tingkat II Sleman, dan berlaku setelah diundangkannya dalam Lembaran Daerah Istimewa Yogyakarta. Diundangkan pada tanggal: dalam Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Seri:. No.:.. Tahun: Ambarrukmo, 9 OKtober 1960 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Tingkat II Sleman Ketua: (SALIP) Bupati Kepala Daerah Sleman (K.R.T. Moerdodiningrat)

dokumen-dokumen yang mirip

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 1992 TENTANG BIAYA PEMELIHARAAN ALAT-ALAT BESAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BANTUL Menimbang :