RANCANG BANGUN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) SISTEM SCADA UNTUK SIMULATOR GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERBASIS ATMEGA 16 DAN RADIO MODEM
|
|
- Suryadi Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RANCANG BANGUN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) SISTEM SCADA UNTUK SIMULATOR GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERBASIS ATMEGA 16 DAN RADIO MODEM DESIGN AND BUILD REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) SCADA SYSTEM FOR ELECTRIC POWER DISTRIBUTIONSIMULATOR BASED ATMEGA 16 AND RADIO MODEM Oleh : Agus Sutrisno ( ) Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung agussutrisno50@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan energi listrik semakin bertambah diiringi dengan bertambahnya kebutuhan manusia terhadap energi listrik maka gardu-gardu pendistribusian listrik semakin banyak, sehingga diperlukan pengontrolan yang terpusat dan akusisi. Supervisory Control and Data Acquesition (SCADA) adalah salah satu bentuk sistem pengontrolan terpusat. Sistem ini dapat melakukan pengendalian, pengukuran, dan pengolahan data secara realtime terhadap objek (plant). Pada proyek akhir ini dilakukan penelitian terhadap sistem SCADA yaitu merancang simulator Remote Terminal Unit (RTU) dan simulator plant berupa miniatur gardu distribusi tenaga listrik dengan media komunikasi antara RTU dengan Master Terminal Unit (MTU) menggunakan radio modem. Pada simulator plant terdapat trafo step down 220V/12V sebagai trafo daya yang mensimulasikan trafo daya 20kV/400V, pada sisi primer dan sekunder terdapat trafo sebagai trafo pengukuran yang mensimulasikan CT dan PT, relay 220V AC sebagai CB pada sisi primer yang mensimulasikan PMT pada sisi primer 20kV, relay 12V AC sebagai CB pada sisi sekunder yang mensimulasikan PMT pada sisi sekunder 400V, relay 5V DC sebagai pengoperasi relay 220V AC sisi primer dan relay 12V AC sisi sekunder, dan lampu 12V/3W sebagai simulator beban. Pada Remote Terminal Unit (RTU) terdapat sistem minimum (sismin) sebagai pengontrol, pengukur, dan mengolah data dimana sismin mempunyai empat PORT yaitu PORT A, PORT B, PORT C, dan PORT D yang setiap PORT mempunyai fungsi masing-masing. Kata kunci: SCADA, RTU, Radio Modem, MTU.
2 ABSTRACT Requirements of electric energy is growing up with increase need of peoples toward electric energy, then electric power distribution is very much, therefor needed concentrated controller and Acquesition. Supervisory Control and Data Acquesition (SCADA) is one of concentrated controller system. It can do controlling, measuring, and processing of data with realtime toward object (plant). This final project is researching toward SCADA system, that is design simulator Remote Rerminal Unit (RTU) and electric power distribution (plant) simulator with radio modem communication between RTU and Master Terminal Unit (MTU). In simulator (plant) have transformer step down 220V/12V as power transformer 20kV/400V simulation, at primary and secondary side have meansurement transformer as current and potential transformer, relay 220V AC as PMT 20 kv in primary side, relay 12V AC as PMT 400V in secondary side, relay 5V DC as operating relay 220V AC and 12V AC, and lamp 12V/3W as burden simulation. In Remote Terminal Unit (RTU) have minimum system as controlling, measuring, and processing of data. It have four PORT, there are PORT A, PORT B, PORT C, and PORT D and having each functions. Keywords : SCADA, RTU, Radio Modem, MTU. I. PENDAHULUAN Kebutuhan energi listrik semakin bertambah diiringi dengan bertambahnya kebutuhan manusia terhadap energi listrik maka gardu-gardu pendistribusian listrik semakin banyak, sehingga diperlukan pengontrolan yang terpusat dan akusisi. Supervisory Control and Data Acquesition (SCADA) adalah salah satu bentuk sistem pengontrolan terpusat. Sistem ini dapat melakukan pengendalian, pengukuran, dan pengolahan data secara realtime terhadap objek (plant). Pada proyek akhir ini dilakukan penelitian terhadap sistem SCADA yaitu merancang simulator Remote Terminal Unit (RTU) dan simulator plant berupa miniatur gardu distribusi tenaga listrik dengan media komunikasi antara RTU dengan Master Terminal Unit (MTU) menggunakan radio modem. II. LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen. Sistem distribusi berfungsi untuk pembagi atau penyalur tenaga listrik dari berbagai tempat dan penghubung antara sistem tenaga listrik dengan pelanggan. Pengertian Sistem SCADA SCADA singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition yaitu suatu sistem pengolahan data terintegrasi yang mengumpulkan informasi atau data dari suatu tempat (plant) dan dikirimkan ke pusat komputer (master station) yang akan mengatur dan mengolah data tersebut. Sistem ini digunakan dalam berbagai industri dan suatu sistem proses, khususnya dalam sistem ketenagalistrikan yang meliputi pembangkit-
3 pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi, dan jaringan distribusi yang saling terhubung yang berfungsi untuk mensupervisi, mengendalikan, dan mendapatkan data secara real time. Peralatan Kontrol a. Mikrokontroler ATMega 16 Mikrokontroler dapat dianalogikan dengan sebuah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah chip. Artinya, didalam sebuah IC mikrokontroler sebenarnya sudah terdapat fasilitas seperti mikroprosesor, ROM, RAM, I/O dan clock seperti halnya yang dimiliki oleh sebuah komputer PC. b. Analog to Digital Converter Proses konversi data analog menjadi digital merupakan proses penting dalam proses akusisi data. Proses konversi ini dilakukan oleh sebuah komponen yang dinamakan analog to digital converter (ADC). ADC memiliki dua karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample persecond (SPS). c. Rangkaian Demultiplekser (74LS138) Demultiplekser adalah suatu rangkaian logika yang mampu menyalurkan sinyal dari suatu saluran ke salah satu dari banyak saluran keluaran. Pemilihan keluaran ini dilakukan melalui masukan penyeleksi. Gambar 1 : Konfigurasi Pin ATMega 16 ATMega 16 merupakan salah satu jenis mikrokontroler dari keluarga AVR. ATMega 16 mempunyai fitur yang cukup lengkap, mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, PWM, USART, TWI, analog komparator, EEPROM internal dan juga ADC internal. Fitur yang cukup lengkap ini memungkinkan ATMega 16 untuk digunakan dalam perancangan suatu sistem untuk kepentingan komersil, dari sistem yang sederhana sampai dengan sistem yang relatif kompleks. Gambar 2 : Rangkaian Dasar Demultiplekser d. Rangkaian Switching (IC 4066) Gambar 3 : Diagram block Switch IC 4066 IC 4066 ini digunakan sebagai fungsi switch, dan IC ini merupakan IC yang berfungsi untuk switch transmisi atau
4 multiplexing sinyal Digital. IC tersebut terdiri dari 4 buah switch yang masing-masing memiliki kaki untuk mengontrol status switch. CMOS 4066 bekerja sebagai switch bertingkat yang mana output dari switch yang satu menjadi input switch berikutnya. Komunikasi Data Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. a. Komunikasi Data Parallel Komunikasi data parallel adalah pengiriman data diantara beberapa komputer dan ke terminal lainnya dengan merubah besaran tegangan dan arus dalam kanal atau kabel. Dalam komunikasi data ini bit berpindah secara satu demi satu melewati beberapa saluran pada saat bersamaan. b. Komunikasi Data Serial Perbedaan yang paling mendasar antara komunikasi serial dengan parallel adalah proses perpindahan bit melewati satu saluran saja. Ada 2 macam cara komunikasi data serial yaitu Sinkron dan Asinkron Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan bersama sama dengan data serial, tetapi clock tersebut dibangkitkan sendiri sendiri baik ada sisi pengirim maupun penerima.sedangkan pada komunikasi serial asinkron tidak diperlukan clock karena data dikirimkan dengan kecepatan tertentu yang sama baik pada pengirim / menerima. c. Media Komunikasi Radio Modem Radio link atau Radio Modem merupakan suatu media komunikasi data. Gambar 4 : Dimensi Instalasi Komunikasi radio merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu pesan atau data sampai ke tempat penerima. Kualitas penerimaan sinyal radio berasal dari besarnya daya yang diterima oleh antena receiver. Jauh dekatnya jarak penerimaan sinyal menentukan frekuensi band seperti Very High Frequency (VHF) atau Ultra High Frequency (UHF). III. PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan ini terbagi dalam dua bagian yaitu perancangan secara hardware dan software agar menghasilkan alat yang baik secara fungsi dan dapat digunakan sesuai karakterisktik dan spesifikasi. Berikut ini diagram alir perencanaan dan realisasi alat pada proyek akhir ini Diagram Blok Sistem Frekuensi V primer I primer V sekunde I sekunder = = MUX ATMega 16 MR MCB primer MCB sekunder LOKAL REMOTE Gambar 5 : Diagram Blok Sistem Perangkat Keras Deskripsi Kerja : AT-Mega 16 akan membaca parameter listrik yaitu tegangan, arus, frekuensi, dan cos phi di plant dan LCD
5 menyimpannya dalam bentuk variabel. Selain parameter tersebut, AT-Mega 16 bisa membaca keadaan atau status plant yaitu CB primer maupun sekunder dalam keadaan ON atau OFF, dan pada posisi plant dalam LOKAL atau REMOTE. Semua keadaan plant tersebut ditampilkan dalam LCD. Pada posisi LOKAL, plant Gardu distribusi Tenaga Listrik semua kontrol operasi dikendalikan seluruhnya secara manual. Bila posisi REMOTE, plant Gardu Distribusi Tenaga Listrik semua kontrol operasi dikendalikan sepenuhnya oleh MTU melalui media komunikasi Radio Modem. Semua data yang terbaca pada RTU seperti tegangan, arus, frekuensi, dan cos phi dapat dikirim ke MTU apabila MTU meminta kepada RTU, maka RTU akan melakukan aksi tersebut. Perancangan Simulator Plant Simulator plant pada sistem SCADA ini berupa simulator Gardu Distribusi Tenaga Listrik yang terdapat di lapangan. Simulator tersebut bersistem tiga fasa yang terdiri dari tiga buah trafo daya setiap fasa, dua buah CB pada sisi primer dan sisi sekunder, dan dua buah trafo ukur yaitu CT dan PT pada setiap sisinya, serta simulator beban pada simulator plant ini menggunakan dua belas buah lampu. Listrik (simulator plant). Pada saat sistem berada pada posisi LOKAL maupun REMOTE, sumber 5 volt DC akan digunakan untuk mensuplai relai 5 volt DC yang bekerja mengontrol relai CB primer, sekunder, dan penyeimbang beban (relai 220 volt AC dan 12 volt AC). Jadi, ketika push button ditekan pada posisi LOKAL, relai 5 volt DC akan aktif dan mengoperasikan relai CB primer, sekunder, dan penyeimbang beban (relai 220 volt dan 12 volt), sedangkan pada posisi REMOTE, seluruh sistem dikendalikan dan dioperasikan seluruhnya oleh MTU, maka relai relai bekerja menggunakan prinsip transistor sebagai saklar yaitu ketika button pada software SCADA ditekan, maka MTU mendapat sinyal dari PC, sinyal tersebut akan diubah menjadi variabel dimana variable tersebut akan dikirim ke RTU dan RTU akan menginisialisasikannya digunakan untuk mengkatifkan output salah satu pin mikrokontroller dari RTU. Jadi, ketika transistor kaki basis mendapatkan sumber tegangan dari pin mikrokontroller maka kaki kolektor dan emitor akan terhubung dan relai 5 volt DC akan aktif sehingga relai 220 volt dan 12 volt bekerja. Gambar 7 : Rangkaian Relai Gambar 6 : Rangkaian Simulator Plant a. Rangkaian Relai Rangkaian relai berfungsi sebagai saklar yang menghubungkan dan memutuskan sistem jaringan Gardu Distribsi Tenaga b. Rangkaian Sensor Arus dan Tegangan Rangkaian sensor tengangan dan arus berfungsi sebagai penyearah tegangan dengan menggunakan sistem perata agar tegangan yang masuk ke mikrokontroller ADC lebih halus dan pembacaan lebih stabil serta menurunkan tegangan menjadi 5 volt DC
6 karena tegangan yang diizinkan ke ADC mikrokontroller adalah sebesar 0-5 volt DC. Dioda yang digunakan adalah dioda tipe 1N4148 yang bisa menahan arus sampai 150 ma, sedangkan arus yang mengalir ke sensor maksimal 20 ma dan kapasitor 47 µf cukup untuk megurangi ripple yang tidak mengganggu pada ADC mikrokontroller. 12 IC 4066 sebagai quad bilateral switch. Prinsip kerja rangkaian kontrol ADC ini dimulai dari diaktifkannya tiga buah pin output mikronkontroler dimana sinyal outputnya merupakan logika biner 2 3 yang dihubungkan pada tiga buah pin input logika biner yang terdapat pada IC 74LS138 sehingga data sinyal output akan diaktifkan berurutan dari Y0-Y7 yang dihubungkan langsung pada pin sinyal kontrol untuk mengaktifkan kontrol sakelar yang terdapat pada IC Gambar 8 : Rangkaian Sensor Arus Gambar 9 : Rangkaian Sensor Tegangan c. Rangkaian Sensor Frekuensi Pada dasarnya rangkaian sensor frekuensi sama seperti rangkaian sensor tegangan dan arus yang merubah tegangan AC menjadi tegangan DC dan memanfaatkan tegangan DC tersebut untuk dibaca oleh ADC mikrokontroller. Gambar 11 : Konfigurasi Rangkaian Kontrol ADC Perancangan Perangkat Lunak Pengendalian posisi lokal ini bersifat manual, yaitu pengoperasiannya ada campur tangan manusia. Jika posisi LOKAL ini dalam kondisi ON, maka otomatis pilihan posisi REMOTE tidak akan berfungsi ataupun juga sebaliknya, jika posisi REMOTE dalam kondisi ON, maka posisi REMOTE tidak akan berfungsi. Gambar 10 : Rangkaian Sensor Frekuensi d. Rangkaian Kontrol ADC Rangkaian kontrol ADC yang terdiri dari IC 74LS138 sebagai demultiplexer dan Perancangan Media Komunikasi Data Media komunikasi radio modem digunakan agar RTU dapat berkomunikasi dengan MTU, maka digunakanlah suatu protokol komunikasi berupa topologi jaringan RS-485 sebagai protokol modbus yang dikombinasikan dengan modul yang mendukung komunikasi interface serial antara mikrokontroler dengan komunikasi radio modem yaitu YS 1020 UB dengan frekuensi kerja 433 MHz, sistem ini merupakan model komunikasi dengan jenis komunikasi data
7 serial asinkron (UART), jadi pengiriman data dilakukan secara satu persatu dalam setiap waktunya dengan kecepatan tertentu yang sama baik pada pengirim maupun penerima. IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian Sensor Tegangan dan Arus Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data berupa nilai tegangan dan arus di sisi primer maupun di sisi sekunder, pada saat kondisi tanpa beban dan saat berbeban. Pengujian ini dilakukan dengan cara pengukuran menggunakan alat ukur multimeter digital SANWA CD800a. Berikut dibawah ini merupakan rangkaian simulator plant. Gambar 12 : Rangkaian Pengujian Simulator Plant Keterangan : V1 = VP A1 = IP V2 = VS A2 = IS Pengujian Simulator RTU Pengujian simulator RTU meliputi pengujian kinerja dari rangkaian kontrol ADC yaitu pengendalian pembacaan ADC yang masuk ke Port A mikrokontroler secara bergantian sesuai dengan sinyal kontrol yang diaktifkan, serta tampilan pada LCD 20x4 yang menampilkan nilai tegangan dan arus pada sisi primer dan sekunder baik pada saat kondisi tanpa beban maupun berbeban, dan juga dilakukan pengujian terhadap sistem minimum ATMega16, yaitu dengan cara memasukan suatu program BASCOM-AVR yang sederhana ke dalam AT-Mega 16 untuk menguji keandalan dari setiap port mikrokontroler. Berikut dibawah ini merupakan data hasil pengujian RTU pada tampilan LCD 20x4 Pengujian Sistem Pengujian sistem meliputi pengujian simulator plant sebagai simulasi Gardu Distribusi, pada sistem operasi LOKAL dan REMOTE, serta pengujian pada saat RTU melakukan komunikasi data dengan MTU menggunakan media komunikasi Radio Modem. a. Posisi LOKAL Pada saat selector switch berada pada sistem operasi lokal maka plant gardu distribusi berada pada posisi lokal maka sumber 5 VDC akan digunakan sebagai sumber tegangan seluruh tiga buah relai 5 VDC yang akan mengoperasikan relai 220 VAC dan 12 VAC yang bekerja untuk mengoperasikan relai CB utama baik pada sisi primer (relai 220 VAC) maupun sekunder (12 VAC), dan mengoperasikan beban seimbang (12 VAC), jadi pada saat plant berada posisi lokal pengoperasian CB pada sisi primer dan sekunder dilakukan dengan cara menekan push button secara berurutan, sedangkan untuk mengoperasikan simulator beban dilakukan dengan cara manual menggunakan sakelar dan push button beban. b. Posisi REMOTE Pada saat selector switch berada pada sistem operasi REMOTE maka plant gardu distribusi berada pada posisi REMOTE, perbedaan yang paling mendasari dari pemilihan sistem operasi lokal dan REMOTE adalah cara pengoperasian CB sisi primer dan sekunder. Jika pada sistem operasi lokal dilakukan dengan cara manual yaitu menekan langsung push button untuk mengoperasikan CB, maka pada posisi remote pengoperasian tersebut dikendalikan dan dioperasikan oleh MTU. Pada saat MTU mengirimkan perintah ke RTU untuk mengoperasikan CB di sisi primer maka, RTU akan segera menjalankan
8 perintah tersebut, pengendalian oleh MTU ini juga berlaku untuk pengoperasian CB pada sisi sekunder, jadi pada saat mode operasi remote RTU hanya berperan sebagai media perantara yang mengolah data perintah dari MTU untuk mengendalikan plant, namun meskipun pengendalian CB sepenuhnya dilakukan oleh MTU akan tetapi pengoperasian simulator beban tetap dilakukan dengan cara manual menggunakan sakelar dan push button beban. Pengujian Komunikasi Radio Modem Pengujian komunikasi dilakukan dengan memperhatikan apakah tampilan di LCD 20x4 sudah sesuai atau tidak dengan kondisi pengukuran yang sebenarnya pada plant simulasi gardu distribusi, yang meliputi pembacaan ADC sebagai sensor tegangan dan arus dari rangkaian plant, pembacaan status pada plant apakah pada posisi remote atau lokal serta pembacaan relai yang mengindikasikan CB di sisi primer atau sekunder apakah sedang on atau Off. Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa; 1. Data hasil pengukuran ADC dari RTU berhasil dikirim ke MTU, lalu data tersebut ditampilkan pada Visual Basic. 2. Untuk Proses pengendalian CB telah berhasil dilakukan, dan proses pengendalian CB dapat dilakukan oleh MTU pada Visual Basic. Analisis Berdasarkan data dari hasil serangkaian pengujian yang telah dilakukan, maka rangkaian sistem simulator yang terdiri dari rangkaian perangkat plant simulasi gardu distribusi, rangkaian perangkat RTU, dan simulator beban, secara keseluruhan telah berhasil dirancang dan direalisasikan sesuai dengan spesifikasi alat, fungsi setiap elemen, dan deskripsi kerja yang telah ditentukan sebelumnya pada tahapan perancangan. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya pengendalian pembacaan ADC pada rangkaian elemen plant yang kemudian ditampilkan pada LCD, serta terjadinya pengiriman data dari RTU ke MTU melalui media komunikasi baik itu pada saat dalam sistem operasi LOKAL ataupun REMOTE. Perbedaan yang terjadi antara data hasil pengukuran langsung menggunakan multimeter SANWA CD800a dengan data hasil pengkuran yang ditampilkan pada LCD, dikarenakan beberapa sebab seperti besarnya nilai sumber tiga fasa sebagai sumber utama yang cenderung tidak stabil, perubahan nilai tegangan keluaran rangkaian sensor arus dan tegangan yang dikarenakan pengaruh metode penyambungan dari sistem rangkaian kontrol ADC dan sistem minimum mikrokontroler ATMega 16 yang digunakan sangat sensitif terhadap setiap perubahan tegangan pada masukan ADC serta prosessor ATmega 16 yang sangat kecil sehingga terdapat error% sebesar 5% antara tampilan di LCD dengan pengukuran secara langsung menggunakan multimeter digital SANWA CD800a. Selain itu, pada posisi REMOTE, komunikasi antara RTU dengan MTU kurang berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan program yang telah dibuat belum optimal untuk mengoperasikan CB secara langsung oleh MTU, sehingga plant simulasi gardu distribusi hanya bisa optimal pada saat posisi LOKAL. Komponen yang dipasang pada saat tahap perealisasian alat tidak semuanya terpasang sesuai dengan hasil perhitungan pada tahap perancangan. Hal ini dikarenakan dengan mempertimbangkan faktor lain pada saat proses perealisasian. Selain itu, pada saat melakukan pengujian, kadangkala terdapat beberapa komponen yang mudah rusak seperti push button off sehingga perlu dilakukan penggantian komponen.
9 V. PENUTUP Kesimpulan 1. Simulator rangkaian plant gardu distribusi yang terintgerasi oleh rangkaian perangkat RTU, dan simulator beban, secara keseluruhan telah berhasil dibuat sesuai dengan spesifikasi alat dan fungsi setiap elemen. dan deskripsi kerja yang telah ditentukan walaupun komponen yang dipasang pada saat tahap perealisasian alat tidak semuanya terpasang sesuai dengan hasil perhitungan pada tahap perancangan serta pemograman RTU untuk dapat berkomunikasi dengan MTU berjalan dengan baik, karena pemograman komunikasi pengontrolan CB telah optimal sedangkan untuk komunikasi pada saat pengiriman data hasil pengukuran nilai besaran-besaran listrik tidak berjalan dengan optimal. 2. Dari data hasil pengukuran langsung menggunakan multimeter digital SANWA CD800a dengan data hasil pengukuran yang ditampilkan pada LCD terdapat perbedaan, hal ini dikarenakan beberapa sebab seperti sumber tiga fasa yang cenderung tidak stabil, perubahan nilai tegangan keluaran rangkaian sensor arus dan tegangan yang disebabkan oleh pengaruh metode penyambungan dari sistem rangkaian control ADC, dan sistem minimum mikrokontroler ATMega 16 yang digunakan sangat sensistif terhadap setiap perubahan tegangan pada masukan ADC serta prosessor ATmega 16 yang sangat kecil sehingga terdapat error% sebesar 5% antara tampilan di LCD dengan pengukuran secara langsung menggunakan multimeter digital SANWA CD800a. 3. Dari hasil pengujian sistem plant simulasi gardu distribusi pada posisi lokal dapat bekerja dengan baik, yaitu pengendalian CB primer dan sekunder dilakukan secara langsung manual berurutan. Pada saat sistem berada pada posisi remote berjalan dengan baik juga, yaitu komunikasi antara RTU dengan MTU beroperasi dengan baik. Saran 1. Perlu dilakukannya penambahan parameter pengukuran besaran listrik sistem tiga fasa seperti keseimbangan beban setiap fasa yang dilakukan dengan cara melakukan inisialisasi pada seluruh sakelar beban, faktor daya, frekuensi, daya reaktif, daya semu, daya nyata, dan lain-lain, sehingga simulasi dari system SCADA ini lebih lengkap. 2. Pada saat perpindahan posisi sistem operasi pada simulator plant gardu distribusi dari posisi lokal ke posisi remote atau sebaliknya dibuat kontinyu secara perangkat keras dan lunak, sehingga operasi CB primer dan sekunder tidak perlu mengulang kembali lagi ke kondisi awal. 3. Program komunikasi data menggunakan media Radio Modem antara RTU dan MTU masih perlu disempurnakan terhadap program yang telah ada sehingga protocol komunikasi data dapat terealisasi secara sistemik dan pengendalian operasi CB sisi primer dan sekunder pada simulator plant gardu distribusi dapat dilakukan melalui human machine interface.
10 DAFTAR PUSTAKA 1. Pandjaitan, Bonar Teknologi Sistem Pengendalian Tenaga Listrik Berbasis SCADA. Jakarta: Prenhallindo. 2. Budiharto, Widodo.Togu Jefri Proyek Sistem Akusisi Data.Jakarta:Gramedia. 3. Syahroni, Nanang Komunikasi Data. Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. 4. Yuliawati, Sri Nur dan Hazma Kiat Penulisan Laporan Ilmiah Untuk Program Diploma. Bandung: Politeknik Negeri Bandung. 5. Wijayanto, Kartono Elektronika Analog (Modul). Bandung: Politeknik Negeri Bandung. 6. Cegrell.Torsten, Power System Control Technology, Prentice-Hall International Inc.Englewood Cliffs, New Jersey, Green, DC Data Communication (terjemahan Insap Santosa). Yogyakarta:Andi. 8. Tokhem, Roger L Prinsip-Prinsip Digital Edisi Kedua (terjemahan Sutisna).Jakarta:Gramedia.
RANCANG BANGUN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) SISTEM SCADA UNTUK SIMULATOR GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERBASIS AT-MEGA 16 DAN RS-485
RANCANG BANGUN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) SISTEM SCADA UNTUK SIMULATOR GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERBASIS AT-MEGA 16 DAN RS-485 DESIGN AND IMPLEMENTATION REMOTE TERMINAL UNIT SCADA SYSTEM OF ELECTRIC
Lebih terperinciRANCANG BANGUN REMOTE TERMINAL UNIT SISTEM SCADA UNTUK SIMULATOR GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISRIK BERBASIS
RANCANG BANGUN REMOTE TERMINAL UNIT SISTEM SCADA UNTUK SIMULATOR GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISRIK BERBASIS ATMEGA 16 DENGAN WIRELESS LAN Teguh Afandi, Kartono Wijayanto (1), Budi Setiadi (2) Laboratorium
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan
Lebih terperinciBidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU
Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem pada proses di industri sudah semakin kompleks, hal ini dikarenakan tuntutan hasil produksi yang dibutuhkan oleh masyarakat harus memenuhi kualitas yang
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu
37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menampikan dan menghitung hasil dari nilai nilai inputan sensor sensor dan gambaran Rancang Bangun Alat Pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat yang semakin maju saat ini yang mana diikuti pula dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan energi listrik.
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL
34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter
Lebih terperinciROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari
Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran
Lebih terperinciRECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16
RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16 Rahmad Sapuan Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail: sapoeandenis@yahoo.co.id Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI
BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN PERANCANGAN
13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi
Lebih terperinciBAB III. Perencanaan Alat
BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan
41 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL
BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Setelah memahami penjelasan pada bab sebelumnya yang berisi tentang metode pengisian, dasar sistem serta komponen pembentuk sistem. Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO
BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,
Lebih terperinci1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard
T.Wisnu Wardhana JKT0413/JF/S1/ELE/0296 I. BENAR SALAH (15 Soal) 1. IED berkomunikasi dengan Gateway menggunakan protokol standard 2. IED berfungsi untuk melakukan remote control, telemetering, telesignal,
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN
BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Melakukan perancangan dalam penelitian untuk membuat suatu alat merupakan langkah pertama yang harus dibuat agar dalam proses menuju realisasi pembuatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK
21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan
Lebih terperinciKotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535
Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan
BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA
RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com
Lebih terperinciBAB III MIKROKONTROLER
BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis
BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull
BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply
Lebih terperinciGambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan
19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Alat Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem dari perangkat,
Lebih terperinciELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM
ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi
Lebih terperincimelibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak
PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51
RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya
Lebih terperinciMonitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman
Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM Surya Mulia Rahman - 2210038008 Sistem Catu Daya DC Rectifier / Charger Baterai Transformator Utama Penyearah Thyristor Filter (penyaring)
Lebih terperinciSensor Arus Sensor arus yang digunakan pada tugas akhir ini mengikuti
. Sensor tegangan Pada tugas akhir ini menggunakan 1 buah sensor tegangan. Sensor tegangan tersebut digunakan untuk mengukur besar tegangan beban pada line. Rangkaian sensor tegangan ini menggunakan resistor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini, teknologi yang digunakan sudah beralih dari yang sebelumnya manual dan membutuhkan banyak tenaga kerja menjadi serba otomatis. Otomasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik adalah pilihan utama sebagai mesin penggerak dalam industri saat ini. Dari beberapa macam mesin listrik, motor induksi 3 fasa adalah salah satu yang banyak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai
48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dalam perancangan dan implementasi sistem akan dijelaskan tentang cara kerja sistem terdapat dalam garis besar perancangan sistem dan diikuti dengan penjelasan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.
BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis
Lebih terperinciPengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP
Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Rika Sustika P2 Informatika-LIPI rika@informatika.lipi.go.id Oka Mahendra P2 Informatika-LIPI oka@informatika.lipi.go.id
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telepon seluler, kartu GSM, rangkaian MAX232, rangkaian mikrokontroller, perangkat relay, LDR,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
24 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan system monitoring Thermometer data logger menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor semua aktifitas yang
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN SISTEM
BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: USB, RS485, Inverter, ATMega8
Perancangan dan Pembuatan Konverter USB ke RS485 Untuk Mengatur Inverter Nama : Arif Dharma NRP : 9622031 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi
18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan
Lebih terperinci