Layanan Ketenagakerjaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Layanan Ketenagakerjaan"

Transkripsi

1 T abrani, 35 tahun, warga Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), sebelumnya bekerja sebagai tukang ledeng sebelum bencana tsunami meluluhlantakkan desanya. Saya butuh pekerjaan. Saya tidak butuh rumah. Saya hanya butuh pekerjaan. Saat saya sudah berpenghasilan kembali, saya dapat membeli rumah sendiri. Tanyakan pada yang lainnya, mereka semua akan mengatakan hal yang sama. Saya bukanlah apa-apa tanpa pekerjaan, Tabrani bercerita kepada Tauvik Muhamad, Programme Officer ILO, di Banda Aceh. Warta ILO Dua Bahasa - April 2005, Vol. 3 No. 1 Layanan Ketenagakerjaan Bantu Masyarakat Aceh Dapatkan Pekerjaan Tabrani merupakan satu dari ribuan pencari kerja yang mendaftarkan diri ke Layanan Ketenagakerjaan Masyarakat untuk Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (LKMNAD). Berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Banda Aceh, LKMNAD didirikan oleh ILO bersama Pemerintah Indonesia dan mulai beroperasi pada Senin, 7 Februari Hingga akhir Maret, lebih dari pencari kerja, termasuk sekitar perempuan, terdaftar di Layanan Ketenagakerjaan Masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam (LKMNAD). Layanan Kerja ini bertujuan memfasilitasi akses bagi mereka yang kehilangan sumber mata pencaharian sebagai akibat bencana gempa bumi dan tsunami untuk mendapatkan pekerjaan. Saat ini, penyaluran dan penempatan kerja merupakan fokus utama dari program ini. Jumlah warga yang akan terjangkau pelayanan ini akan terus bertambah di minggu-minggu mendatang mengingat layanan serupa akan dibuka bagi bagi warga di luar Banda Aceh, ujar Freddie Rousseau, Kepala Penasihat Teknis LKMNAD, seraya menambahkan LKMNAD telah mengidentifikasi lebih dari orang untuk pekerjaan padat karya. Program rekonstruksi harus melibatkan sebanyak mungkin masyarakat setempat. Aceh harus dibangun oleh orang Aceh sendiri, Fahmi Idris, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Aceh, Indonesia, luluh lantak terkena bencana Tsunami Indonesia paling terkena dampak gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004, yang merupakan bencana alam terburuk yang pernah terjadi di negara ini. Bencana ini meluluh-lantakkan daerah pantai di utara dan selatan Sumatra dan pulau-pulau sekitarnya. Kerusakan dan tingkat kematian terparah terjadi di 14 kabupaten di daerah pantai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Provinsi Sumatra Utara serta Kepulauan Nias. Lebih dari orang diperkirakan meninggal atau hilang. LKMNAD mengembangkan dan mengelola pangkalan data dari warga yang memerlukan pekerjaan. Untuk itu, iklan-iklan pendaftaran telah dipasang di surat-surat kabar setempat, begitu pula dengan pemberitahuan yang disebarluaskan di kamp-kamp serta tempat warga berkumpul. Selama proses pendaftaran, tingkat kemahiran serta kompetensi pelamar akan diuji menggunakan fasilitas yang tersedia di BLK untuk memastikan para pencari kerja yang direkomendasikan memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Warga masyarakat dengan keterampilan konstruksi diundang untuk mendaftarkan diri, termasuk tukang kayu, bangunan, ledeng, listrik, ubin, cat, dan sebagainya. Hal ini diikuti

2 Bencana tsunami dan gempa bumi yang meluluhlantakkan bagian utara Sumatra pada 26 Desember 2004 menelan lebih dari korban meninggal di Indonesia dan menghancurkan pekerjaan dan mata pencaharian lebih dari orang, terutama di Provinsi Aceh. Dan, baru saja gempa bumi besar melanda Kepulauan Nias pada 28 Maret yang menimbulkan kerusakan lebih parah. ILO, sebagai badan khusus PBB yang menangani masalah perburuhan dan ketenagakerjaan, menyikapi bencana ini melalui strategi dan pelaksanaan pembangunan untuk Alan Boulton, Direktur ILO Jakarta, dan Shinichi Hasegawa, Direktur Regional ILO untuk Asia dan Pasifik yang baru, bertemu dengan sejumlah perempuan Aceh saat mengunjungi Aceh. membantu para korban membangun kembali kehidupan dan masyarakat mereka. Hal ini termasuk kegiatan lapangan di Aceh dan turut membantu penyusunan strategi rekonstruksi pemerintah. dari Kami Bersama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Dinas Tenaga Kerja, layanan ketenagakerjaan masyarakat didirikan untuk menyediakan pendaftaran dan penempatan kerja serta membantu mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan. Dukungan khusus diberikan kepada anak-anak dan kaum muda melalui program Pekerja Anak dan Ketenagakerjaan Muda ILO, serta bantuan diberikan kepada organisasi pengusaha dan pekerja setempat. Sejumlah program pelatihan telah dilaksanakan bagi: para penyelia dalam program pembersihan reruntuhan; anak-anak berusia tahun di bidang keterampilan komputer, menjahit dan membordir; mereka yang ingin memulai atau membangun kembali usaha kecil dalam pengembangan usaha; dan mereka yang mencari kerja di bidang rekonstruksi, pembuatan bata dan pendirian bangunan. Program-program ini dan program lainnya bertujuan memastikan peluang kerja dan mata pencaharian bagi masyarakat Aceh secara maksimal dalam tahap pemulihan dan rekonstruksi. ILO berperan aktif dalam hal ini, baik dari kantor pusat, region dan terutama dari Kantor ILO Jakarta dan proyek. Kami semua berbangga dapat menjadi bagian dari usaha ini. Meskipun perhatian utama dicurahkan pada Aceh, banyak perkembangan penting dalam program ILO di bagian lain Indonesia dan Timor-Leste. Proyek baru mengenai pengembangan perusahaan dan keterampilan (STAGE di Timor Leste) dan HIV/AIDS (Indonesia) telah dimulai. Konferensi Tingkat Tinggi Tripartit Nasional diadakan di Jakarta oleh pemerintah dengan dukungan dari Proyek Deklarasi ILO dan program pelatihan bagi para hakim hubungan industrial yang baru. Kepolisian Negara Republik Indonesia telah mengadopsi Pedoman tentang Penanganan Perselisihan Industrial, yang disusun dengan bantuan dari Proyek Pelatihan untuk Polisi. Proyek Pekerja Anak mengalami kemajuan yang menggembirakan dengan dukungan dari Departemen Tenaga Kerja dan mitra-mitra lainnya. Karenanya, sekali lagi, banyak hal yang disampaikan dalam Warta ini Daftar Isi DARI KAMI TIMOR LESTE 2 STAGE: Promosikan Peningkatan Ekonomi dan Pendapatan di Timor-Leste LIPUTAN KHUSUS Layanan Ketenagakerjaan Bantu Masyarakat Aceh Dapatkan Pekerjaan LAPORAN UTAMA Melangkah Maju Melalui Dialog Sosial dan Hubungan Industrial yang Harmonis Rekomendasi Tripartit Indonesia HAK DALAM BEKERJA Kepolisian Indonesia Adopsi Pedoman Tindakan Kepolisian dalam Perselisihan Industrial Polisi Tak Dapat Campuri Perselisihan Hubungan Industrial Tingkatkan Sistem Hukum, ILO Adakan Konsiliasi Pra- Pengadilan bagi Hakim Perburuhan Pekerja Rumah Tangga Indonesia: Peran Maksimum, Perlakuan Minimum Mari Dengarkan Smart Workers Daftar Isi Daftar Isi PEKERJA ANAK 15 Proyek ILO-IPEC Laporkan Kemajuan Berarti, Namun Banyak Harus Dilakukan PERLINDUNGAN SOSIAL Aksi Penanggulangan Terbaru: Program Pendidikan HIV/ AIDS di Tempat Kerja DIALOG SOSIAL Konfederasi Serikat Pekerja Nasional Susun Program Aksi tentang Ketenagakerjaan Muda Serikat Pekerja DirikanPusat Penelitian Ketenagakerjaan Indonesia DARI DAERAH Sekilas: Aktivitas ILO di Jawa Timur JENDER Hari Perempuan Internasional: Pekerja Perempuan Transportasi dan HIV/AIDS Perempuan Pengusaha Indonesia Masih Sulit Dapatkan Kredit PUBLIKASI AGENDA

3 ... Layanan Ketenagarkerjaan bantu Rakyat Aceh... liputan Khusus dengan pendaftaran ahli mekanik, sekretaris, pegawai senior, penerjemah, dan sebagainya. Jenis pelatihan pertama terarah pada pelatihan kejuruan, termasuk keterampilan berbahasa Inggris. Program Internasional untuk Penghapusan Pekerja Anak ILO (ILO- IPEC) menggelar serangkaian pelatihan bagi anak-anak berusia tahun mengenai keterampilan bertukang, menjahit/membordir, dan komputer dasar. Secara keseluruhan, sekitar 192 anak akan menerima pelatihan ini, masing-masing selama 12 hari. Jenis pelatihan kedua terfokus pada bagaimana memulai dan meningkatkan usaha sendiri. Melalui Program Ketenagakerjaan Muda ILO, serangkaian Pelatihan untuk Pelatih mengenai Memulai dan Meningkatkan Usaha Sendiri diselenggarakan, menargetkan perempuan dan laki-laki muda berusia hingga 28 tahun, pengusaha perempuan, anggota serikat pekerja, guru kejuruan. Menurut Alan Boulton, Direktur ILO untuk Indonesia, pendirian Layanan Ketenagakerjaan seperti ini sangatlah penting bagi masyarakat Aceh. Sedikitnya orang kehilangan pekerjaan, kata dia. Mayoritas pekerjaan yang hilang adalah sektor pelayanan, diikuti pertanian, perkebunan, perikanan dan industri kecil. Aceh, dengan populasi 4,2 juta, diperkirakan memiliki sekitar penganggur sebelum bencana. Menyusul keberhasilan LKMNAD di Banda Aceh, ILO telah memperluas layanan ketenagakerjaannya ke Melauboh. Layanan Ketenagakerjaan Melauboh mulai beroperasi pada 16 Maret di BLK setempat, serta akan menyediakan layanan dan pelatihan yang serupa dengan LKMNAD di Banda Aceh, Freddie menjelaskan. Secara keseluruhan, ILO telah mengidentifikasikan tujuh bidang utama di mana ILO memberikan dukungan segera dan praktis dalam upaya-upaya pemulihan dan rehabilitasi di Aceh. Proyek-proyek awal ini saling berkaitan dengan sasaran memulihkan mata pencaharian keluarga melalui penciptaan lapangan kerja serta kegiatan mencari nafkah dan mengurangi kerentanan perempuan, anak-anak, orang muda, serta penyandang cacat di antara masyarakat pengungsi yang memang sudah rentan. KOMPONEN 1. Layanan Ketenagakerjaan Publik Darurat dan Jejaring Layanan Mata Pencaharian 2. Rehabilitasi Darurat Berbasis Ketenagakerjaan terhadap Infrastruktur Komunal dan Publik 3. Dukungan Segera terhadap Pengembangan Kegiatan Mata Pencaharian di Masyarakat Pedesaan yang Rentan 4. Perlindungan terhadap Kelompok Anak yang Paling Rentan 5. Program Kaum Muda Khusus: Program Dukungan dari Pemuda untuk Pemuda 6. Pemberdayaan Perempuan dan Anti Perdagangan 7. Serikat Pekerja untuk Pemulihan Serikat Pekerja di Aceh (UNIONS) ISU Membangun jembatan penting antara pencari kerja dengan kesempatan kerja, memberikan panduan tentang isu-isu yang terkait ketenagakerjaan (Kesehatan Keselamatan Kerja, dan sebagainya); menjalankan program pelatihan jangka pendek serta skema pengembangan perusahaan/keuangan mikro. Membersihkan dan merehabilitasi infrastruktur yang hancur sementara pada saat yang sama memberikan kesempatan kerja bagi pekerja setempat. Mendukung pelatihan berbasis masyarakat, pengembangan kegiatan memperoleh mata pencaharian serta kewirausahaan. Menghindari besarnya jumlah anak yang putus sekolah, yang mengakibatkan mereka rentan terhadap eksploitasi dan juga perdagangan. Jejaring Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Indonesia mendirikan program dukungan khusus bagi Kaum Muda Aceh. ILO memberikan bantuan teknis, serta dukungan peralatan dan anggaran. Ketidakberdayaan perempuan dan remaja putri dalam segi sosial dan ekonomi serta meningkatnya kerentanan terhadap kekerasan berbasis jender, perdagangan dan kerja paksa. Sejalan dengan program-program lainnya, ILO memberikan dukungan kepada serikat pekerja di Aceh untuk pemulihan operasional, layanan dan kegiatan serikat pekerja bagi para anggotanya dan pencari kerja. Ini akan dilakukan dalam bentuk penyediaan dan/atau akses atas pelatihan ILO mengenai pengembangan keterampilan alternatif, kewirausahaan, usaha kecil, pendidikan pekerja dan peningkatan kesadaran tentang masalah hak-hak pekerja. 3

4 Menteri Tenaga Kerja Resmikan LKMNAD Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Fahmi Idris, secara resmi membuka LKMNAD pada Senin, 21 Maret, di Banda Aceh. Menteri Tenaga Kerja mengatakan bahwa pemerintah mengutamakan pekerja setempat dalam proses pemulihan dan pembangunan kembali NAD. Menteri Tenaga Kerja lebih lanjut menyatakan penghargaannya kepada ILO Jakarta. Ia mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia menghargai dan mendukung prakarsa ILO dalam mengatasi masalah pengangguran di provinsi ini dengan mendirikan LKMNAD. Untuk informasi lebih lanjut, baca Edisi Khusus ILO Jakarta tentang Gempa Bumi dan Tsunami Indonesia, April Publikasi Data dan Informasi tentang Hubungan Industrial: Tahun 2004 Publikasi ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan pembinaan hubungan industrial, yang dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi hubngan industrial. Data dan informasi yang ditampilkan dalam buku ini merupakan kombinasi dari tabel, grafik dan deskripsi singkat. Publikasi ini pun diharapkan dapat membantu para pembaca menyusun kebijakan, program dan kegiatan dalam bidang hubungan industrial dan bidang lainnya yang terkait dengan hubungan industrial. Extension of Social Security Coverage for the Informal Economy in Indonesia* Terdapat kebutuhan yang besar akan jaminan sosial yang tidak terpenuhi dalam ekonomi informal di Indonesia. Perluasan cakupan ke ekonomi informal di perkotaan dan pedesaan akan memerlukan upaya sebagai berikut: (i) mengidentifikasi kebutuhan jaminan sosial untuk berbagai kelompok pekerja yang berbeda, (ii) menentukan risiko sosial mereka, (iii) mengembangkan program berdasarkan risiko, penghasilan dan kebutuhan, (iv) mengidentifikasi pengumpulan kelompok dan mekanisme dukungan, dan (v) mengumpulkan dan melakukan asuransi kembali untuk mempromosikan kesinambungan serta peran yang sesuai untuk sektor swasta dan pemerintah di berbagai tingkatan. Perluasan jaminan sosial ke sektor informal dapat dilakukan apabila ada yang dapat mengembangkan skema yang layak, yaitu bersifat fleksibel, terjangkau, berkesinambungan, dipasarkan dengan baik dan mudah dimengerti. Implementing Codes of Conduct: How Businesses Manage Social Performance in Global Supply Chains* Buku ini menyampaikan temuan-temuan dari penelitian lapangan di sektor sepatu olahraga, garmen dan eceran. Dilakukan selama dua tahun antara tahun 2000 dan 2002, penelitian ini melihat pendekatan manajemen dalam menerapkan tanggung jawab sosial dan kode etik perusahaan. Penelitian ini pun dilakukan dalam dua bagian. Bagian pertama merupakan pembahasan mengenai sektor sepatu olahraga dilakukan dalam bentuk percontohan untuk memberikan kesempatan memperbaiki pendekatan yang ada. Bagian kedua melibatkan analisis mendalam dari pelaksanaan kode etik perusahaan secara sukarela di sektor garmen dan eceran. The Global Evolution of Industrial Relations: Events, Ideas and the IIRA* Buku ini menampilkan peranan ILO, mulai dari awal berdirinya pada 1919 hingga saat ini, dalam menggalang keahlian para akademisi, praktisi dan pembuat kebijakan dalam mempromosikan nilai-nilai kerja di seluruh dunia. Buku ini pun menegaskan pengaruh besar ILO dalam mempromosikan hubungan industrial secara meluas di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang, serta menyediakan analisis menyeluruh mengenai peranannya dalam mempromosikan praktik-praktik perburuhan yang adil dan keadilan sosial di dunia kerja di antara negara-negara demokrasi yang baru bermunculan di Afrika, Asia, Eropa Timur dan Amerika Latin. Buku ini pun memberikan katalis dalam mentransplantasikan hubungan industrial ke bagian dunia yang lain. * Hanya tersedia dalam Bahasa Inggris 4 Untuk informasi lebih lanjut, hubungi dan datangi Pusat Informasi ILO Jakarta pada (021) ext. 111

5 Laporan Utama Konferensi Tingkat Tinggi Tripartit Indonesia P engusaha, serikat pekerja dan Pemerintah Indonesia sepakat untuk menghapuskan biaya tinggi sebagai upaya memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Mereka pun sepakat untuk menerapkan hubungan industrial yang berlandaskan kepentingan bersama dan kemitraan antara pengusaha dan pekerja, serta menolak keterlibatan pihak ketiga. Kesepakatan di atas merupakan dua dari delapan rekomendasi tripartit yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan tiga konfederasi serikat pekerja (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia/ KSPSI; Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia/KSBSI; dan Konfederasi Kongres Serikat Pekerja Indonesia/KSPI). Kesepakatan ini dicanangkan pada Konferensi Tingkat Tinggi Tripartit Nasional, yang diselenggarakan hari Rabu, 19 Januari, di Jakarta. Konferensi ini dibuka oleh Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla. Dalam sambutannya dihadapan lebih dari 250 peserta, termasuk perwakilan dari kamar dagang dan lembaga internasional, Wakil Presiden menekankan pentingnya dialog sosial sebagai upaya menciptakan manajemen dan hubungan yang baik, yang berujung pada hubungan industrial yang harmonis. Sementara itu, Fahmi Idris, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menyatakan bahwa menanggapi reformasi ketenagakerjaan, terdapat kebutuhan mendesak atas paradigma baru tentang hubungan industrial. Juga terdapat kebutuhan mendesak terhadap perubahan dari pengusaha, serikat pekerja dan pemerintah. Yang terpenting adalah bagaimana pihak manajemen dan pekerja dapat mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang sejajar. Setiap masalah di tingkat perusahaan harus diselesaikan secara internal sehingga forum konsultasi dan dialog bipartit dapat dimaksimalkan, ujar Menteri. Menurut Alan Boulton, Direktur ILO di Indonesia, Konferensi ini bertujuan Melangkah Maju Melalui Dialog Sosial dan Hubungan Industrial yang Harmonis "Yang terpenting adalah bagaimana pemerintah memiliki komitmen yang kuat dan mengambil sejumlah langkah untuk memperlihatkan komitmennya itu, Sofjan Wanandi, Ketua Apindo mengidentifikasi isu-isu prioritas dalam hubungan industrial dan membantu pemerintah baru menyusun program yang jelas bagi hubungan industrial yang harmonis. Konferensi dapat dikatakan sebagai keberhasilan besar dalam dialog sosial. Ini juga merupakan langkah awal dalam membangun hubungan industrial yang harmonis dan produktif berdasarkan keadilan sosial, dialog sosial dan prinsip-prinsip dan hak-hak di tempat kerja, sebagai prasyarat untuk kemajuan ekonomi dan sosial. Menanggapi rekomendasi-rekomendasi tersebut, seluruh konfederasi pekerja menegaskan mereka semua berada di belakang pemerintah dalam memerangi biaya-biaya tersembunyi yang harus dibayar oleh pengusaha dengan membebani pekerja. Menurut Sekretaris Jenderal KSPSI, Syukur Sarto, KSPSI telah beberapa kali mendesak pemerintah untuk merevisi sistem pajak dan menghadiahkan pajak liburan terhadap perusahaan sehingga dapat membayar para pekerja dengan upah yang layak dan menjalankan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas mereka. Sofjan Wanandi, Ketua Apindo, mengatakan, mayoritas pengusaha merasa optimis dengan pemulihan ekonomi yang cepat melihat kuatnya komitmen pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi dan menghapuskan ekonomi biaya tinggi. "Yang terpenting adalah bagaimana pemerintah memiliki komitmen yang kuat dan mengambil sejumlah langkah untuk memperlihatkan komitmennya itu, kata dia. Untuk menerapkan rekomendasi-rekomendasi ini selanjutnya, tiga gugus tugas telah didirikan, terdiri dari masingmasing perwakilang dari pekerja, pemerintah dan pengusaha. Gugus tugas I akan bertanggungjawab mendiskusikan hal-hal 1-3 dari rekomendasi, II hal-hal 4-6, dan III hal-hal 7 dan 8. Hingga akhir Maret, gugus-gugus tugas ini akan menyerahkan rencana aksi kerja kepada Menteri Tenaga Kerja untuk disempurnakan dan disahkan. Dari kiri ke kanan: Sofjan Wanandi (Ketua Apindo), Fahmi Idris (Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi), Payaman Simanjuntak (Staf Ahli Departemen Tenaga Kerja), Syukur Sarto (Sekretaris Jenderal KSPSI), Rekson Silaban (Ketua KSBSI), dan Rustam Aksam (Ketua KSPSI). 5

6 Recommendasi Tripartit Indonesia Recommendasi Recommendasi Tripartit Tripartit Indonesia Indonesia Dalam rangka mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan perlu disusun program aksi yang mampu menghadapi kemajuan teknologi dan era globalisasi, mendorong pertumbuhan dunia usaha yang sehat dan kompetitif, dan selanjutnya mampu membuka kesempatan kerja yang seluas-luasnya, memberikan perlindungan, serta peningkatan kesejahteraan para pekerja/buruh dan keluarganya; Pelaksanaan hubungan industrial harus dilandasi oleh persamaan kepentingan dan kemitraan yang setara, antara pengusaha dan pekerja/buruh, rasa saling menghormati, jujur, saling mempercayai, melakukan dialog dan perundingan dengan itikas baik dan menolak keterlibatan pihak-pihak yang tidak terkait; Untuk dapat secara efektif menerapkan sistem hubungan industrial, pelaksana ketiga unsur tripartit yaitu pekerja/buruh, pengusaha dan pemerintah, harus meningkatkan peran, fungsi, dan kompetensi masing-masing; Pelaksanaan hubungan industrial perlu didukung oleh satu Lembaga Kerjasama Tripartit/Bipartit yang terstruktur secara berjenjang mulai dari tingkat perusahaan hingga tingkat nasional/global berdasarkan system keterwakilan mitra sosial secara proporsional; Melalui perundingan kolektif antara wakil pengusaha dan wakil pekerja/buruh didukung oleh Lembaga Kerjasama Bipartit di setiap perusahaan, perlu diwujudkan syarat-syarat kerja yang nondiskriminatif, pengupahan yang adil berdasarkan produktivitas kerja, sistem jaminan sosial yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan, pengembangan kualitas dan karier pekerja/buruh serta kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya; Program aksi pelaksanaan hubungan industrial dalam bentuk konvensi akan membahas masalahmasalah berikut ini: a. Mekanisme negosiasi upah dan penetapan upah minimum; b. Daya saing usaha, biaya produksi dan sistem upah; c. Pengembangan sumber daya manusia, peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekerja/buruh; d. Masalah tanggung jawab social perusahaan dalam hubungan industrial global; e. Mengeliminasi segala bentuk yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Menyelenggarakan pertemuan Nasional Tripartit setiap tahun dengan memilih topik agenda tertentu; serta Mengkaji kembali berbagai peraturan perundangundangan khususnya peraturan di bidang ketenagakerjaan yang dirasakan dapat menghalangi penciptaan situasi yang kondusif bagi pemulihan ekonomi Indonesia. Transfer T.I.M. Nurunnabi Khan, ILO Liaison Officer untuk Timor-Leste, mengakhiri masa tugasnya di Dili pada akhir Maret Khan menjabat sebagai Liaison Officer selama kurun waktu dua tahun tiga bulan. Selama menjalankan tugasnya di ILO Dili, Khan mampu meningkatkan profil ILO di tingkat negara, termasuk bergabungnya Timor- Leste sebagai anggota ILO dan meluncurkan sejumlah program mengenai pelatihan keterampilan dan penciptaan peluang kerja. Pemimpin Redaksi: Alan Boulton Wakil Pemimpin Redaksi: Peter Rademaker Redaktur Eksekutif: Gita Lingga Koordinator Berita: Gita Lingga Alih Bahasa: Gita Lingga Sirkulasi: Budi Setiawati Kontributor: Alan Boulton, Asenaca Colawai, Carmelo Noriel/ Lusiani Julia, Christianus Panjaitan, Dewayani Savitri, Galuh Sotya Wulan, Gita Lingga, Jose Assalino, Patrick Quinn, Tri Andhi S. dan T.I.M. Nurunnabi Khan Desain & Produksi: Ikreasi Cuplikan Secara keseluruhan, Khan berperan aktif dalam berbagai kegiatan berikut: (i) Keanggotaan ILO; (ii) Memulai Proyek Dana Pelatihan Kerja dan Kejuruan; (iii) Memulai Proyek STAGE (Proyek ini akan berjalan selama lima tahun); dan (iv) Mendukung ratifikasi konvensi-konvensi ILO. Ia pun turut meningkatkan hubungan ILO dengan pemerintah, para mitra serta organisasi internasional dan bilateral. Redaksi Warta ILO Jakarta Menara Thamrin Building Jl. M. H. Thamrin Kav 3, Jakarta 10250, Indonesia Tel. (62-21) , Faks (62-21) Jakarta@ilo.org, Website: Warta ILO Jakarta merupakan terbitan ILO dalam dua bahasa yang bertujuan memberitakan kegiatan-kegiatan pokok ILO Jakarta di Indonesia. Warta ini akan dipublikasikan tiga kali dalam setahun serta dapat diakses secara online. Opini-opini yang tercantum di dalam publikasi ini tidak mencerminkan pandangan dari ILO 6

7 Timor-Leste STAGE: Promosikan Peningkatan Ekonomi dan Pendapatan di Timor-Leste D i Timor-Leste, terdapat kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memperoleh penghasilan. Sekitar 90 persen kaum miskin berada di daerah pertanian dan kemiskinan umumnya terdapat di daerah pertanian. Selanjutnya, pengangguran terbuka di seluruh dunia mencapai sekitar 20 persen di daerah pertanian, meliputi sekitar 43 persen dari kaum muda di daerah tersebut. Karenanya, penciptaan lapangan kerja menjadi prioritas utama. Pelatihan keterampilan merupakan bagian penting dari proses ini, mengingat kemajuan suatu negara terkait erat dengan pengembangan masyarakat. Namun, kualitas pelatihan di Timor-Leste masih belum memadai dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat. put your text here Jose Assalino, Kepala Penasihat Teknis dari Program STAGE, dihadapan para peserta Lokakarya Peluncuran STAGE yang diadakan pada Februari Program STAGE akan menyediakan Sekretariat Negara untuk Perburuhan dan Solidaritas kompetensi, peralatan dan metodologi untuk mengkoordinasikan dan mengawasi pelatihan kejuruan dan usaha serta melaksanakan layanan ketenagakerjaan yang efektif, Untuk mengatasi masalah ini, ILO, bekerja sama dengan Komisi Eropa dan UNDP, mendirikan Program Pelatihan untuk Ketenagakerjaan (Skills Training for Gainful Employment Programme/STAGE). Program ini akan berjalan selama lima tahun sejak Program ini ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, membangun kapasitas nasional, menjalankan pelatihan pendirian usaha dan keterampilan serta berpartisipasi dalam pendirian dan pengembangan kegiatan memperoleh penghasilan di dalam masyarakat. Jose Assalino, Kepala Penasihat Teknis dari Program STAGE Program STAGE akan menyediakan Sekretariat Negara untuk Perburuhan dan Solidaritas kompetensi, peralatan dan metodologi untuk mengkoordinasikan dan mengawasi pelatihan kejuruan dan usaha serta melaksanakan layanan ketenagakerjaan yang efektif, ujar Jose Assalino, Kepala Penasihat Teknis dari Program STAGE. Ia menambahkan bahwa Program akan memperkuat kapasitas dari penyedia pelatihan yang ada di desa dan kota serta memberdayakan masyarakat melalui penyediaan keterampilan dan dukungan untuk memulai usaha kecil. Selanjutnya, menurut Assalino, STAGE memusatkan perhatian pada penggangur dan setengah penganggur muda. Khususnya yang berada di daerah pertanian dengan perhatian khusus diberikan kepada kesetaraan jender serta kelompok rentan dan kurang beruntung seperti janda dan penyandang cacat, kata dia. Hingga saat ini, STAGE telah menyusun organigram baru untuk Divisi Ketenagakerjaan dan Pengembangan Keterampilan serta Sekretariat Negara, termasuk pengorganisasian dan peningkatan struktur mendasar. Materi untuk pelatihan Sensitivitas Jender saat ini sedang dalam proses penyusunan meliputi metodologi-metodologi baru tentang pendaftaran dan penawaran kerja, keterampilan mediasi kerja, layanan dukungan atas pelatihan keterampilan, pelatihan bisnis dan pendirian usaha serta lain sebagainya. Untuk menciptakan data bursa kerja yang akurat, STAGE mengembangkan sebuah konsep yang benar-benar baru mengenai studi mempercepat bisnis masyarakat secara cepat. Konsep ini akan diimplementasi sejalan dengan bidang-bidang lainnya, terkait dengan peluncuran pelatihan usaha dan keterampilan di tingkat masyarakat. Lebih lanjut, STAGE saat ini sedang menyempurnakan seluruh materi pelatihan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Dengan dukungan dari STAGE, Unit Promosi Usaha Kecil baru didirikan di bawah Divisi Ketenagakerjaan dan Pengembangan Keterampilan berkenaan dengan pelatihan usaha, kredit kecil dan berbasis masyarakat, Albano Salem, Direktur Divisi dan Nasional Manajer Program STAGE, menjelaskan. Berkaitan dengan Unit ini, Albano mengatakan bahwa Program Pelatihan untuk Pelatih kini sedang dipersiapkan untuk meningkatkan kapasitas dari mitra-mitra pelaksana yang akan menerapkan metodologi pelatihan STAGE. 7

8 Hak dalam Bekerja Kepolisian Indonesia Adopsi Pedoman Tindakan Kepolisian dalam Perselisihan Industrial S etelah melalui enam konsultasi, tiga di antaranya melibatkan perwakilan dari konstituen tripartit, selama enam bulan terakhir, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), melalui jalinan kerjasama dengan Proyek Deklarasi ILO tentang Pelatihan untuk Polisi, menyusun Pedoman Tindakan Kepolisian Negara Republik Indonesia pada Penegakan Hukum dan Ketertiban dalam Perselisihan Hubungan Industrial. Pedoman ini ditandatangani Kapolri, Jenderal Polisi Da i Bachtiar, pada 24 Maret. Menurut Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Adang Daradjatun, Pedoman ini akan diluncurkan dan disebarluaskan kepada anggota kepolisian di seluruh Indonesia. Kami menyambut baik Pedoman ini karena memberikan panduan resmi 8 Panduan Pelatihan Polisi P royek saat ini sedang menyelesaikan Panduan Pelatihan Polisi mengenai Prinsipprinsip Mendasar serta Peranan Polisi dalam Hubungan Industrial, yang akan tersedia pada April Panduan ini disusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk tiga jenis pelatihan, yaitu: Pelatihan untuk Pelatih, Pelatihan Sosialisasi, dan Seminar atau Kepolisian Indonesia ketika menangani unjuk rasa. Panduan Pelatihan Polisi Panduan Pelatihan Polisi Pengarahan Singkat yang dapat dilakukan para pelatih atau tenaga pendidik Polri maupun pimpinan Polri dari tingkat Polsek hingga Mabes. Topik-topik yang tercakup di dalam Panduan ini, antara lain, adalah mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan; struktur dan peran ILO; kedelapan Konvensi mendasar ILO; prinsip-prinsip internasional dan nasional tentang hak untuk mogok dan menutup perusahaan; hubungan industrial dan mekanisme pencegahan dan penyelesaian perselisihan industrial; dan aspek penanganan ketertiban umum dan penegakan hukum dalam perselisihan industrial. Dengan publikasi Pedoman ini, diharapkan program pelatihan mengenai topik-topik di atas dapat berkelanjutan sesudah proyek ini berakhir pada akhir tahun, kata Christianus.

9 Kami menyambut baik Pedoman ini karena memberikan panduan resmi kepada seluruh anggota Polri dalam menjaga ketertiban dan umum, serta menegakkan hukum selama atau setelah pemogokan, penutupan perusahaan dan perselisihan industrial secara umum, Komisaris Jenderal Adang Daradjatun, Wakil Kepala POLRI kepada seluruh anggota Polri dalam menjaga ketertiban dan umum, serta menegakkan hukum selama atau setelah pemogokan, penutupan perusahaan dan perselisihan industrial secara umum, ujar Wakapolri, selama pertemuan dengan ILO, Departemen Tenaga Kerja dan Kedutaan Amerika Serikat tanggal 8 Maret. Koordinator Nasional dari Proyek Pelatihan untuk Polisi, Christianus Panjaitan, mengatakan, dengan pelaksanaan Pedoman ini, diharapkan Polri tidak lagi ragu menjalankan mandat mereka dalam situasi perselisihan industrial sesuai dengan standar internasional dan hukum nasional. Dengan panduan yang tepat, Polri dapat berperan dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan produktif, yang memang sangat diperlukan oleh negara ini untuk mendorong pembangunan ekonomi, Christianus melanjutkan. Menurut Pedoman tersebut, ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan polisi dalam situasi perselisihan industrial meliputi: Mempertahankan hubungan baik dengan lembaga pemerintah terkait yang bertanggungjawab menangani masalah ketenagakerjaan, organisasi pengusaha, serikat pekerja untuk mendapatkan pengetahuan yang memadai mengenai perselisihan industrial serta rencana melakukan mogok, unjuk rasa atau penutupan perusahaan; Penempatan kesatuan Polri dalam perselisihan industrial dengan tujuan menyediakan perlindungan dan pelayanan dalam mempertahankan keamanan dan ketertiban umum, dan menegakkan hukum serta memastikan pelaksanaan hak pekerja dan pengusaha untuk mogok, berunjukrasa dan menutup perusahaan secara damai; Tidak memihak kepada pihak-pihak yang berselisih; Berprinsip bahwa semua pihak berkedudukan sama di hadapan hukum; Memposisikan para pihak tersebut bukan sebagai lawan satu sama lain melainkan sebagai mitra dalam mencari ketentraman industrial dan keadilan sosial; Tidak melibatkan diri dalam perundingan penyelesaian perselisihan hubungan industrial apapun; dan Melakukan tindakan kepolisian yang bersifat tegas dan terukut hanya apabila terdapat ancaman nyata terhadap keamanan dan ketertiban umum atau tindakan kriminal. Selanjutnya, menurut Pedoman tersebut, petugas kepolisian yang melampaui wewenangnya dalam menggunakan upaya paksa, peralatan dan senjata api dapat dikenakan sanksi disiplin maupun pidana sesuai dengan tingkat pelanggarannya. MARI BERUBAH. TINGGALKAN KEKERASAN! L Program Pelatihan Program Pelatihan ebih lanjut, melalui pelatihan sosiliasi, Proyek telah melatih lebih dari 400 petugas kepolisian dan sekitar 40 perwakilan konstituen tripartit. Pelatihan akan dilanjutkan untuk melatih sekitar 700 petugas kepolisian di sembilan provinsi yang berada di bawah cakupan Proyek, yakni: Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur. Sejalan dengan permintaan dari Polri, pada Mart 2005, Proyek memberikan pelatihan tentang Persiapan dan Pelaksanaan Pelatihan bagi 167 perwira menengah Polri dari 30 Polres di seluruh negara, Christianus menjelaskan. Ia menambahkan bahwa setelah pelatihan, mereka diharapkan dapat mengembangkan dan menyelenggarakan pelatihan di dalam tubuh kepolisian serta wilayah mereka bertugas mengenai Fungsi Kepolisian. Pelatihan dilakukan oleh 15 pelatih utama yang dilatih Proyek. 9

10 Bincang-bincang Interaktif : Polisi Tak Dapat Campuri Perselisihan Hubungan Industrial Peranan polisi dalam hubungan industrial dibatasi pada menjaga ketertiban umum dan penegakan hukum, demikian Komisioner Besar Polisi Luther Pinda, Kepala Bagian Pelatihan Biro Pengembangan Personel, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Dalam menjalankan peranannya, polisi diharapkan memastikan pelaksanaan unjuk rasa pekerja dan penutupan perusahaan oleh pengusaha secara damai, ujar dia selama diskusi radio interaktif di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 10 Maret. Bertajuk Polisi dan Kekerasan dalam Menangani Perselisihan Industrial, diskusi selama 90 menit ini disiarkan langsung oleh SmartFM Makassar. Diskusi di Makassar ini menandai acara bincang-bincang interaktif pertama dari tiga acara yang diselenggarakan oleh ILO bersama dengan Smart FM. Dua acara serupa akan digelar di Jakarta dan Balikpapan. Panelis dari serikat pekerja mempertanyakan keterlibatan polisi dalam menangani perselisihan industrial. Sayangnya, dalam kenyataan, polisi kerapkali memihak kepada pengusaha, ujar Andi Mallanti, Ketua Koordinator KSBSI di Sulawesi Selatan, kepada sekitar 35 hadirin, yang berasal dari serikat pekerja, pengusaha, pengamat, akademisi, LSM dan media. Menanggapi pernyataan Andi, Luther lebih lanjut menjelaskan bahwa Polri, bersama dengan ILO, telah menyusun Pedoman Tindakan Polri. Pedoman ini secara jelas menyebutkan bahwa polisi tidak dapat mencampuri perselisihan hubungan industrial yang tidak berakibat pada gangguan keamanan dan ketertiban umum, kata dia. Ia menambahkan bahwa Pedoman ini akan menyediakan panduan yang jelas kepada petugas kepolisian di lapangan, yang pada gilirannya akan menciptakan petugas kepolisian yang lebih profesional sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat. Mari Berubah. Ini saatnya meninggalkan kekerasan, ia menegaskan. Sementara itu, Zulkifli, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia di Sulawesi Selatan, menyebutkan bahwa langkah penyelesaian perselisihan yang paling efektif adalah melalui perundingan bipartit antara pengusaha dan pekerja. Kendati demikian, pencegahan perselisihan lebih penting ketimbang penyelesaian perselisihan, ujar dia. langkah penyelesaian perselisihan yang paling efektif adalah melalui perundingan bipartit antara pengusaha dan pekerja. Kendati demikian, pencegahan perselisihan lebih penting ketimbang penyelesaian perselisihan, Zulkifli, Sekretaris Jenderal Apindo Dari kiri ke kanan: Christianus Panjaitan, Koordinator Program Nasional Proyek Pelatihan ILO untuk Polisi, Andi Mallanti, Ketua Koordinator KSBSI di Sulawesi Selatan, Kombes Pol. Luther Pinda, Kabag Pelatihan Biro Pengembangan Personel Polri, Zulkifli, Sekretaris Jenderal Apindo di Sulawesi Selatan dan Anna, SmartFM Makassar. Pernyataan para narasumber ini dibanjiri pertanyaan dan komentar dari pendengar dan peserta. Diskusi yang hangat terjadi membahas proses sosialisasi Pedoman tersebut kepada seluruh petugas kepolisian di Indonesia, transparansi polisi dalam menangani perselisihan industrial, fungsi ILO, sanksi internasional dan nasional, defisini dan bentuk-bentuk kekerasan (fisik dan non-fisik), komitmen polisi dan sebagainya. Diskusi dilanjutkan dengan penjelasan mengenai peran dan fungsi ILO berkaitan dengan peranan polisi dalam hubungan industrial. Christianus Panjaitan, Koordinator Nasional Proyek ILO mengenai Pelatihan untuk Polisi, menjelaskan bahwa ILO telah mengembangkan sebuah proyek yang bertujuan mempromosikan dan mewujudkan prinsip-prinsip dan hak-hak mendasar di tempat kerja kepada Polri. Proyek ini akan berjalan selama dua tahun. Sejauh ini, Proyek telah menggelar serangkaian pelatihan sosialisasi kepada ratusan petugas dan Pelatihan Pelatih Utama untuk 30 petugas, kata Christianus, seraya menambahkan Proyek pun telah menyusun panduan pelatihan dan materi informasi. 10

11 Tingkatkan Sistem Hukum Tingkatkan Tingkatkan Sistem Sistem Hukum Hukum ILO Adakan Konsiliasi Pra-Pengadilan bagi Hakim Perburuhan Para pejabat kunci yang bertanggungjawab atas masalah hakim perburuhan dari Mahkamah Agung, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan konfederasi serikat pekerja menghadiri Konsiliasi Pra-Pengadilan bagi Hakim Perburuhan di Jakarta pada 17 Maret, guna menyusun langkah-langkah untuk mempromosikan penyelesaian dan resolusi dari perselisihan industrial. Hal ini berkenaan dengan Undang- Undang (UU) No. 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang akan disahkan pada Diselenggarakan ILO, melalui Proyek Deklarasi ILO/AS tentang Hubungan Industrial, pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan sistem hukum dan mengubah konsiliasi prapengadilan dari sekadar formalitas ke proses yang lebih profesional. Pelatihan konsiliasi ini merupakan langkah penting dalam mendorong penyelesaian perselisihan industrial sebagai dasar menciptakan hubungan industrial yang harmonis di Indonesia. UU No. 2 Tahun 2004 memperkenalkan lima prosedur penyelesaian perselisihan, yaitu Penyelesaian Bipartit, Mediasi, Konsiliasi, Arbitrasi dan Pengadilan Industrial. Elemen baru di bawah UU ini adalah pendirian sistem hukum ketenagakerjaan baru yang terdiri dari para hakim perburuhan dan hakim ad hoc sejalan dengan sistem arbitrasi tripartit yang ada. Sistem baru ini diharapkan dapat memberikan proses penyelesaian perselisihan yang cepat, murah dan adil. Menurut UU tersebut, pengadilan ketenagakerjaan di tingkat Mahkamah Agung (MA) terdiri dari hakim MA dan ad hoc. Di tingkat kabupaten terdiri dari seorang hakim dan 10 hakim ad hoc (masing-masing lima hakim dari organisasi pengusaha dan pekerja). Dengan sekitar 300 kecamatan di 32 provinsi, jumlah keseluruhan hakim yang ditunjuk dalam jangka panjang mencapai lebih dari 300 orang. Dari kiri ke kanan: Carmello Noriel, Kepala Penasihat Teknis Proyek Deklarasi ILO tentang Hubungan Industrial di Indonesia, dan Myra Hanartani, Kepala Biro Hukum, Depnakertrans. Penting untuk segera menyikapi permasalahan ini mengingat perubahan terbaru dari iklim hubungan industrial di Indonesia. Kunci dari penyelesaian perselisihan adalah kecepatan, biaya dan keadilan. Keadilan yang tertunda adalah ketidakadilan, Alan Boulton Direktur ILO untuk Indonesia Dari kiri ke kanan: Harifin A. Tumpa, Ketua Muda Bidang Perdata, Mahkamah Agung dan Muzni Tambusai, Dirjen Hubungan Industrial, Depnakertrans. Penting untuk segera menyikapi permasalahan ini mengingat perubahan terbaru dari iklim hubungan industrial di Indonesia. Kunci dari penyelesaian perselisihan adalah kecepatan, biaya dan keadilan. Keadilan yang tertunda adalah ketidakadilan, ujar Alan Boulton, Direktur ILO untuk Indonesia. ILO siap memberikan bantuan teknis untuk mendukung upaya-upaya nasional menciptakan hubungan industrial yang harmonis sejalan dengan reformasi ekonomi dan sosial. Pelatihan Konsiliasi Pra- Pengadilan ini menerapkan pendekatan pelatihan yang inovatif dan mendalam. Pelatihan pun menerapkan pendekatan pembelajaran aktif yang secara aktif melibatkan peserta dalam proses belajar. Pelatihan ini meliputi isu-isu, antara lain, kesulitan untuk mempercepat proses Persidangan Perburuhan, teori konsiliasi moderen, proses konsiliasi, keterampilan konsiliasi dan pertimbangan etis untuk konsiliasi pra-pengadilan. Pelatihan ini dilakukan oleh spesialis internasional berpengalaman dari Pusat Pelatihan Internasional ILO di Turin, Italia: Fernando Fonseca and John Brand. Kegiatan serupa pun diselenggarakan di Yogyakarta pada Maret. Proyek Deklarasi ILO tentang Peningkatan Hubungan Industri di Indonesia telah mengembangkan program-program nasional dan regional untuk mempromosikan terbentuknya hubungan industri yang harmonis, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping menjamin hak-hak pekerja. Berdiri sejak Mei 2001, proyek ini telah mengadakan beberapa pelatihan dan lokakarya untuk pemerintah tentang pengawasan ketenagakerjaan dan mediasi ketenegakerjaan; sedangkan untuk serikat pekerja meliputi perundingan bersama dan kemampuan bernegosiasi; dan untuk pengusaha meliputi hubungan industri dasar dan manajemen sumber daya manusia. 11 Hak dalam Bekerja

12 K ebutuhan akan pekerja rumah tangga terbilang tinggi di Indonesia dan luar negeri. Kendati demikian, pekerja rumah tangga acap kali berisiko tinggi akibat sifat pekerjaannya di rumah pribadi, jauh dari pantauan publik dan kasat mata. Hal ini menyulitkan bagi mereka yang berada di luar rumah untuk melindungi dan melakukan penyuluhan tentang hak-hak mereka sebagai pekerja. Selain itu, pekerjaan rumah tangga dipandang sebagai sektor pekerjaan informal sehingga seringkali tidak diatur secara resmi oleh pemerintah dan berada di luar cakupan peraturan ketenagakerjaan nasional. Menurut studi ILO-IPEC, pada 2002, terdapat sekitar pekerja rumah tangga di Indonesia. Meski mereka datang dari seluruh Indonesia, sebagian besar berasal dari keluarga miskin di pedesaan, perempuan dan berasal dari Jawa, serta merupakan mayoritas dari migrasi internal pedesaan-perkotaan. Untuk menyikapi kebutuhan mendesak melindungi pekerja rumah tangga, baik pekerja rumah tangga migran maupun dalam negeri, dari eksploitasi dan kekerasan, ILO telah mengembangkan Proyek Pekerja Rumah Tangga berskala Sub- Regional, Menggalang Aksi untuk Melindungi Pekerja Rumah Tangga dari Kerja Paksa dan Perdagangan di Asia Tenggara. Proyek ini mencakup negara pengirim seperti Indonesia dan Filipina, serta negara penerima seperti Malaysia, Singapura dan Hongkong. Didanai Pemerintah Inggris, Proyek menyikapi sejumlah permasalahan berikut: Pekerja Rumah Tangga Indonesia: PERAN MAKSIMUM, PERLAKUAN MINIMUM Kurangnya data mengenai masalah serta langkah terbaik untuk mengatasinya. Kurangnya kerangka kerja hukum dan kebijakan yang memadai untuk menanggulangi masalah ini. Kurangnya pemahaman dari pekerja rumah tangga. Kebutuhan untuk memperkuat organisasi pekerja rumah tangga.... pekerja rumah tangga adalah pekerja yang memiliki hak untuk dihargai atas nilai kerja mereka. Mereka pun pekerja yang memunyai hak atas perlakuan yang setara sesuai dengan hak asasi manusia dan perlindungan kerja dari kekerasan dan eksploitasi... Kebutuhan untuk membangun kapasitas para mitra kunci. Kurangnya pelayanan yang memadai bagi para pekerja rumah tangga yang menjadi korban penganiayaan serta dukungan dalam reintegrasi. Menurut Lotte Kejser, Kepala Penasihat Teknis Proyek Pekerja Rumah Tangga, Proyek diluncurkan di Indonesia pada Mei 2004 dan akan berjalan selama dua tahun hingga akhir Proyek mencakup pekerja rumah tangga Indonesia, baik yang bekerja di dalam maupun luar negeri. Kita harus selalu ingat, pekerja rumah tangga adalah pekerja yang memiliki hak untuk dihargai atas nilai kerja mereka. Mereka pun pekerja yang memunyai hak atas perlakuan yang setara sesuai dengan hak asasi manusia dan perlindungan kerja, serta hak untuk dilindungi dari kekerasan dan eksploitasi dari majikan atau penyalur, ujar Lotte. Hingga saat ini, Proyek telah melaksanakan beragam kegiatan: Riset, Dokumentasi dan Analisis Analisis Situasi dari Pekerja Rumah Tangga Indonesia (Mei 2004) Kajian tentang Kebutuhan dan Kerentanan Kelompok Populasi yang Berisiko terhadap Perdagangan Pasca- Tsunami Aceh (Januari-Februari 2005) Studi tentang Kerja Paksa dan Perdagangan di Indonesia (April 2005) Kompilasi Kasus tentang Pekerja Rumah Tangga Indonesia (Mei 2005) Riset Bibliografi dan Ringkatan Kesimpulan Pekerja Rumah Tangga (Mei 2005) Studi tentang Pekerja Rumah Tangga Migran di Asia Tenggara (Desember 2005) 12 Advokasi untuk Perumusan Peraturan dan Kebijakan Dari Agustus Oktober 2004, Proyek telah mendukung penelahaan peraturan dan rangkaian pertemuan advokasi oleh mitra-mitra sosial terkait, termasuk serikat pekerja dan LSM, sebagai bagian dari proses akuntabilitas publik berkenaan dengan UU Pekerja Migran yang disahkan pada September Proyek turut mendanai pelatihan lima hari tentang hak-hak pekerja migran kepada 35 perwakilan LSM dan serikat pekerja dari 29 November 3 Desember 2004 di Jakarta. Pelatihan dilakukan bekerja sama dengan Fakultas Hukum di Universitas New South Wales, serta organisasi lokal dan regional.

13 Proyek berperan serta dalam konferensi yang dilakukan Sabahat Pekerja Migran, sebuah organisasi Muslim, pada Desember 2004 tentang kondisi dan hak pekerja migran, dengan peserta para pejabat senior Departemen Tenaga Kerja, Luar Negeri dan Pemberdayaan Perempuan, termasuk pekerja rumah tangga di negara tujuan di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Dukungan berbasis Komunitas untuk Keterwakilan Pekerja Rumah Tangga dan Bantuan Langsung kepada Pekerja Rumah Tangga yang Teraniaya Dari November 2004 Februari 2006, Proyek telah menjangkau sekitar orang di komunitas Kemuning, Pasar Minggu, Parung Bogor, Depok 1 dan 2 di Jawa Barat, menginformasikan pekerja rumah tangga dan majikan mereka mengenai upaya perlindungan mendasar bagi pekerja rumah tangga. Di negara tujuan, Proyek mendukung upaya pengorganisasian dan penyuluhan pekerja rumah tangga, yang termasuk besar di Indonesia. Pembangunan Kapasitas dari Para Mitra Kunci Dari 3 6 Desember 2004, Proyek mendukung konsultasi nasional, perencanaan strategis dan penyuluhan untuk jaringan LSM dan organisasi massa yang bekerja di bidang perlindungan pekerja rumah tangga di tingkat nasional dan lokal. Dari Januari Desember 2005, Proyek mendukung pengembangan pelatihan bagi staf konsulat Departemen Luar Negeri menyangkut hak-hak dan perlindungan pekerja migran, serta tanggung jawab dan fungsi dari staf konsulat dalam hal ini. Dari Maret Juni 2005, Proyek mendukung serangkaian perencanaan strategis dan pelatihan sosialisasi provinsi serta kader lokal dari organisasi perempuan Muslim, Fatayat NU, tentang kerja paksa dan perdagangan atas pekerja rumah tangga. Pada gilirannya, para kader Fatayat NU akan melakukan program peningkatan kesadaran di tingkat masyarakat mengenai perlindungan terhadap pekerja rumah tangga. Dari April Desember 2005, Proyek mendukung sosialisasi dan pembangunan kapasitas bagi para staf Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Departeman Dalam Negeri mengenai hak-hak pekerja migran, UU Pekerja Migran, dan tanggung jawab serta fungsi mereka dalam hal ini. Dari April 2005 Februari 2006, Proyek mendukung penyusunan materi pelatihan tentang standar perlindungan mendasar bagi pekerja rumah tangga bagi agen penyalur swasta serta lembaga pendidikan pemerintah. Program Peningkatan Kesadaran Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, termasuk pekerja rumah tangga, dan mempromosikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga, Proyek menerbitkan panduan tentang pekerja migran perempuan, brosur serta lembar informasi untuk disebarkan seluas-luasnya. 13 Hak dalam Bekerja

14 Hak dalam Bekerja Mari Dengarkan Smart Wor orker ers Akses Anda atas Sumber Informasi Ketenagakerjaan I LO dan SmartFM bekerja sama memproduksi bincang-bincang radio Smart Workers, yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran mengenai hak-hak mendasar di tempat kerja. Dimulai sejak Januari 2004, Smart Workers dijadwalkan hingga akhir tahun Bincangbincang interaktif ini terfokus pada Deklarasi ILO tentang Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat Kerja, yang diadopsi oleh seluruh negara anggota ILO pada Pemerintahan negara-negara tersebut menegaskan kembali komitmen mereka untuk menerapkan: Kebebasan berserikat dan pengakuan efektif terhadap hak berunding bersama; Penghapusan semua bentuk kerja paksa atau kerja wajib; Penghapusan secara efektif pekerja anak; dan Penghapusan diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan. Tujuan utama dari bincang-bincang radio interaktif ini adalah menampilkan secara gamblang informasi dan contoh praktis mengenai Deklarasi yang terkait erat dengan Indonesia, ujar Gita Lingga, Media Relations/Public Information dari ILO Jakarta. Ia menambahkan, radio merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menjangkau segmen yang lebih besar di populasi sebuah negara. Radio pun mengatasi masalah buta huruf, dapat mencapai masyarakat di daerah terpencil dan bersifat interaktif, kata Gita. Smart Workers disiarkan setiap hari Kamis pada WIB, serta dipancarkan secara langsung ke seluruh jaringan SmartFM di Jakarta (95.9 FM), Semarang (93.4 FM), Manado (101.2 FM), Banjarmasin (101.1 FM), Makassar (101.1 FM), Palembang (101.8 FM) and Balikpapan (97.8 FM). Dikemas dalam bentuk perbincangan, acara ini berupaya mendorong perdebatan nasional mengenai pentingnya isu-isu Deklarasi bagi pembangunan ekonomi dan sosial selanjutnya. Acara ini pun telah menampilkan beragam pembicara dari Menteri Tenaga Kerja, anggota parlemen hingga akademis, selebriti dan jurnalis. Salah satu acara Bincang-bincang Interaktif Smart Workers menampilkan Teddy Zuhary (kiri), Pembawa Acara Smart Workers, Richard Howard (tengah), Spesialis Sektor Swasta dari Aksi Stop AIDS, dan Tauvik Muhamad (kanan), Programme Officer ILO, saat membahas diskriminasi terhadap pekerja dengan HIV/AIDS. Selain bincang-bincang interaktif, komponen terbaru dalam Smart Workers adalah pelaksanaan tiga diskusi dengan fokus pada isu-isu Deklarasi di tiga provinsi: Makassar, Balikpapan dan Jakarta. Acara ini merupakan diskusi interaktif dengan pendengar sekaligus peserta undangan mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Acara ini disiarkan langsung melalui jaringan SmartFM. Sementara itu, Bivie Arifin, Direktur Smart FM, menegaskan partisipasi SmartFM dalam kerja sama ini berangkat dari komitmen untuk memberdayakan masyarakat. Komitmen kami diimplementasikan dalam bentuk berita, informasi dan pengetahuan, keikutsertaan kami dalam program Smart Workers ini merupakan salah satu implementasi dari peran kami. Sepuluh tema pertama dari Smart Workers (Januari Maret 2005) sebagai berikut: 6 Januari 13 Januari 20 Januari 27 Januari 3 Februari 17 Februari 24 Februari 3 Maret 10 Maret 17 Maret Setelah Tsunami: Bagaimana Melindungan Anak-anak dari Perdagangan dan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerja Anak? Bagaimana Menanggulangi Pengangguran Setelah Tsunami di Aceh Dapatkah Rekomendasi Konferensi Meningkatkan Hubungan Industrial di Indonesia? Hak-hak Normatif Pekerja: Sudahkah Terpenuhi? Berakhirnya Amnesti: Bagaimana Antisipasi Pemerintah Layanan dan Peluang Kerja bagi Masyarakat Aceh Melegalkan Pekerja Migran Indonesia: Tanggung Jawab Siapa? Diskriminasi HIV/AIDS di Tempat Kerja: Mengapa Masih Terjadi? Perempuan Bekerja: Mungkinkah Menembus Langit-langit Kaca? Membangun kembali kehidupan anak-anak Aceh 14 Bagi Anda yang tertarik mempelajari lebih lanjut mengenai permasalahan ketenagakerjaan dan perburuhan serta masalah yang berkaitan dengan Deklarasi ILO, simak terus 95,9 FM setiap hari Kamis dari pukul WIB.

Warta Banda 1 PENGANTAR

Warta Banda 1 PENGANTAR Warta Banda 1 PENGANTAR ILO telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi dan BRR dalam penyusunan Rencana Kerja untuk Rekonstruksi dan Rehabilitasi yang sejalan dengan bidang keahlian ILO: mempromosikan

Lebih terperinci

edisi khusus ILO Jakarta Tsunami Indonesia Panduan ILO atas Respons untuk Pemulihan dan Rekonstruksi di Daerah Terkena Dampak Krisis di Indonesia

edisi khusus ILO Jakarta Tsunami Indonesia Panduan ILO atas Respons untuk Pemulihan dan Rekonstruksi di Daerah Terkena Dampak Krisis di Indonesia ILO Jakarta edisi khusus tentang Gempa Bumi dan Indonesia Tsunami Edisi Terbaru erbaru, April 2005 Panduan ILO atas Respons untuk Pemulihan dan Rekonstruksi di Daerah Terkena Dampak Krisis di Indonesia

Lebih terperinci

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 2 R-188 Rekomendasi Agen Penempatan kerja Swasta, 1997 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas

Lebih terperinci

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Sekilas tentang Profil Nasional untuk Pekerjaan Layak Apa itu Pekerjaan Layak? Agenda Pekerjaan Layak, yang dikembangkan Organisasi (ILO) semakin luas diakui sebagai

Lebih terperinci

Sekilas ILO di Indonesia

Sekilas ILO di Indonesia Sekilas ILO di Indonesia 1 Pekerjaan yang Layak untuk Semua Pekerjaan merupakan hal penting untuk kesejahteraan manusia. Di samping memberikan penghasilan, pekerjaan juga membuka jalan menuju perbaikan

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR

K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR K106 ISTIRAHAT MINGGUAN DALAM PERDAGANGAN DAN KANTOR- KANTOR 1 K-106 Istirahat Mingguan Dalam Perdagangan dan Kantor-Kantor 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA 1 K 105 - Penghapusan Kerja Paksa 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan

Lebih terperinci

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS DI TEMPAT KERJA Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

bekerja demi Keadilan Sosial

bekerja demi Keadilan Sosial September 2009 90 Tahun bekerja demi Keadilan Sosial Tahun ini ILO memperingati ulang tahun ke-90, Organisasi yang terbentuk pada 1919 ini i merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa B (dibentuk

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,

Lebih terperinci

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA 1 K-88 Lembaga Pelayanan Penempatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi

Lebih terperinci

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 K-173 Konvensi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce No.1753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Pengawasan Ketenagakerjaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010

Lebih terperinci

Ringkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR

Ringkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga guna Menghapus Pekerja Rumah Tangga Anak Ringkasan Proyek National Mengurangi pekerja rumah tangga anak (PRTA) secara signifikan dengan mengembangkan

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

KEPMEN NO. KEP.68/MEN/IV/2004

KEPMEN NO. KEP.68/MEN/IV/2004 KEPMEN NO. KEP.68/MEN/IV/2004 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP.68/MEN/IV/2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA ******* MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO.POL. : 1 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah disingkat Disnakertrans Prov. Jateng merupakan organisasi

Lebih terperinci

PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN HUKUM DAN KETERTIBAN DALAM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN HUKUM DAN KETERTIBAN DALAM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN HUKUM DAN KETERTIBAN DALAM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL 1 2 - Pedoman Tindakan Kepolisian Negara RI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Rencana Aksi Nasional tentang Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Indonesia: Mewujudkan Potensi Kaum Muda

Rencana Aksi Nasional tentang Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Indonesia: Mewujudkan Potensi Kaum Muda Warta Dua Bahasa - Desember 2004, Vol. 2 No. 3 ILO Rencana Aksi Nasional tentang Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Indonesia: Mewujudkan Potensi Kaum Muda Para pelajar Indonesia saat peluncuran Rencana Aksi

Lebih terperinci

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA 1 K 100 - Upah yang Setara bagi Pekerja Laki-laki dan Perempuan untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya 2 Pengantar

Lebih terperinci

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Organisasi Perburuhan Internasional Lapangan Kerja bagi Kaum Muda SEBUAH TUJUAN NASIONAL SEKILAS tentang Lapangan Kerja Bagi Kaum Muda di Indonesia: Sekitar 57 persen dari angkatan kerja muda Indonesia

Lebih terperinci

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH 1 K-45 Mengenai Kerja Wanita dalam Segala Macam Tambang Dibawah Tanah 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB

Lebih terperinci

PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization

PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia International Labour Organization 2 Saya yakin Konvensi ini dapat memberikan panduan kepada pemerintah

Lebih terperinci

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA Disampaikan pada acara : Pelatihan Teknis Calon Hakim Ad-Hoc Perselisihan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Hubungan Industrial dan Mahkamah Agung Hotel

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 1 TAHUN 2000 (1/2000) TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur

Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur Organisasi Perburuhan Internasional - Jakarta International Labour Organization Jakarta Senin, 29 Juli 2013 UNTUK DIBERITAKAN SEGERA Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan

Lebih terperinci

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga Proporsi angkatan kerja yang sifnifikan (3,6% dari pekerjaan berupah secara global) Pekerja Rumah Tangga Distribusi Regional Benua

Lebih terperinci

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 1 K 150 - Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR ELIMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI

Lebih terperinci

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam BAB II Organisasi Buruh Internasional Kesejahteraan buruh saat ini masih menjadi pembicaraan di khalayak publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan hukum ketenagakerjaan.

Lebih terperinci

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 SEKILAS TENTANG ILO Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO adalah badan Perserikatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB XI HUBUNGAN INDUSTRIAL Bagian Kesatu Umum Pasal 102 1. Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsi menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

KETAHUI HAKMU BERDASARKAN KONVENSI ILO BARU MENGENAI PEKERJA RUMAH TANGGA TUNTUT HAKMU

KETAHUI HAKMU BERDASARKAN KONVENSI ILO BARU MENGENAI PEKERJA RUMAH TANGGA TUNTUT HAKMU 1 Asia Pasifik adalah region dengan jumlah pekerja rumah tangga terbanyak. Asia Pasifik 41% Amerika Latin dan Karibia 37% Afrika 10% Negara maju 7% Timur Tengah 4% Eropa Timur 1% 4 dari 5 pekerja rumah

Lebih terperinci

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 K-158 Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951 R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951 2 R-90 Rekomendasi Pengupahan Setara, 1951 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan.

BERITA NEGARA. No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014 PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan fundamental manusia melekat pada setiap orang tanpa kecuali, tidak dapat

Lebih terperinci

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial

K102. Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial K102 Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial 1 Konvensi ILO No. 102 Tahun 1952 mengenai (Standar Minimal) Jaminan Sosial Copyright Organisasi Perburuhan Internasional

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 R-180 Rekomendasi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)

Lebih terperinci

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki

Lebih terperinci

Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia

Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Sidang ke-92 2004 Laporan IV (1) Konperensi Perburuhan Internasional Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia pokok ke 4 dalam agenda Kantor Perburuhan Internasional Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasional

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA PEMBUKAAN Orangutan merupakan satu- satunya jenis kera besar yang saat ini hidup di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan 3 jenis lainnya hidup di Afrika. Kelestarian

Lebih terperinci

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA

K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA K98 BERLAKUNYA DASAR-DASAR DARI HAK UNTUK BERORGANISASI DAN UNTUK BERUNDING BERSAMA 1 K 98 - Berlakunya Dasar-dasar dari Hak untuk Berorganisasi dan untuk Berunding Bersama 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu

Lebih terperinci

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan

Lebih terperinci

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN 1 K-81 Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN II - 1 II - 2 Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM II-11 BAB II LANDASAN, ASAS DAN TUJUAN II-15 BAB III KESEMPATAN DAN PERLAKUAN

Lebih terperinci

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 1 K 122 - Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta 1 K 181 - Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA UU No 21/2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh UU No 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan UU No 2/2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial UNTUK

Lebih terperinci

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Protokol Konvensi Hak Anak Tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak dan Pronografi Anak Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Negara-negara peserta tentang

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA Organisasi Perburuhan Internasional Agenda Kerja Layak ILO untuk Pekerja Rumah Tangga Penyusunan Standar untuk Pekerja Rumah Tangga 2 I. DASAR

Lebih terperinci

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA 1 K 138 - Usia Minimum untuk Diperbolehkan Bekerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN I. Permasalahan yang Dihadapi Kondisi ketenagakerjaan dalam kurun waktu Februari 2005 Februari 2008 menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Jumlah kesempatan

Lebih terperinci

Sejarah AusAID di Indonesia

Sejarah AusAID di Indonesia Apakah AusAID Program bantuan pembangunan luar negeri Pemerintah Australia merupakan program yang dibiayai Pemerintah Federal untuk mengurangi tingkat kemiskinan di negaranegara berkembang. Program ini

Lebih terperinci

Edisi Khusus. ILO Jakarta

Edisi Khusus. ILO Jakarta ILO Jakarta Edisi Khusus Edisi Dwi Bahasa Januari 2018 MEMPROMOSIKAN HAK DAN KESEMPATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA (KEMITRAAN PBB UNTUK MEMPROMOSIKAN HAK PENYANDANG DISABILITAS/UNPRPD) Pada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N0. 177 A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara Anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) merupakan organisasi perdamaian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2015 OMBUDSMAN. Tata Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 1 R184 - Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 2 R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) Rekomendasi mengenai Kerja Rumahan Adopsi: Jenewa, ILC

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1 R-197 Rekomendasi Mengenai Kerangka Promotional Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Mempertimbangkan bahwa, untuk lebih lanjut mencapai tujuan Konvensi

Lebih terperinci

-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p

-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KESRA. Pekerja Migran. Pelindungan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 242) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG Karen Curtis Kepala Bidang Kebebasan Berserikat Kebebasan berserikat dan perundingan

Lebih terperinci