Lidwina Evaria. Fakultas Psikologi Universitas Semarang. Abstrak. Abstract
|
|
- Shinta Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ALTRUISME DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL PADA KARYAWAN PT. ASABRI SEMARANG (Altruism Reviewed from InterpersonalIntelligence Among PT. Asabri Semarang Employee) Lidwina Evaria Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 subjek yang merupakan karyawan PT. Asabri Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Altruisme dan Skala Kecerdasan Interpersonal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme yang ditunjukkan dengan nilai r xy = 0,494 p = 0,000 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata kunci : altruisme, kecerdasan interpersonal Abstract This study aims to determine empirically the correlation between interpersonal altruism and interpersona lintelligence among employee of PT. Asabri Semarang. The hypothesisis a positive correlation between interpersonal intelligence and altruism among employee of PT. Asabri Semarang. This study used all of population 42 subjects in PT. Asabri Semarang. Data were collected by Altruism Scale and Interpersonal Intelligence Scale and analisis by using Product Moment Correlation technique. The results showed that there was asignificant correlation between interpersonal intelligence and altruism as indicated rxy=0.494p=0.000(p <0.01), so this hypothesisis accepted. Keywords: altruism, interpersonal intelligence 69
2 Pendahuluan Interaksi antara satu sama lain menimbulkan rasa ketergantungan dan saling membutuhkan satu sama lain dan semua ini akan sangat terasa saat kira berada di dalam kesulitan. Keterikatan ini mengarah pada ketergantungan individu satu terhadap individu lainnya, serta terjadi pada seluruh lapisan masyarakat. Keterikatan antar individu diharapkan dapat menumbuhkan kesediaan untuk memberikan bantuan kepada orang lain kapanpun dan tanpa mengharapkan imbal balik dari orang lain yang ditolongnya. Munculnya kesediaan untuk menolong karena individu sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan bantuan dan tidak dapat hidup secara terpisah tanpa peran orang lain, sehingga menumbuhkan kesediaan untuk memberikan bantuan. Altruisme sebagai hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan sendiri. Altruisme dapat ditunjukkan individu karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang suka menolong (altruis). Batson, dkk (dalam Snyder dan Lopez, 2002: 485) menyatakan bahwa altruisme mengacu pada bentuk spesifik dari motivasi memberikan manfaat pada organisme, biasanya manusia. Altruisme merupakan bentuk khusus darimotivasidanistilahmembantuuntuk merujuk padaperilaku yang bermanfaat bagi orang lain. Tindakannya semata-mata hanya bertujuan menolong dan menguntungkan orang lain tanpa mengharapkan hadiah dari luar. Tindakan menolong dilakukan karena pilihannya sendiri dan didasarkan pada prinsip-prinsip moral. Sepanjang menyangkut keselamatan orang lain, individu dapat menilai kebutuhan orang lain, simpati kepada orang lain yang menderita dan membutuhkan bantuan, dan tidak mengharapkan keuntungan. Altruisme diharapkan dapat ditunjukkan oleh setiap individu, termasuk karyawan PT ASABRI yang memiliki tanggung jawab dalam memberikan pelayanan maksimal bagi pensiunan. PT ASABRI adalah Perusahaan Asuransi Sosial ABRI, milik negara (BUMN) yang khusus untuk menyantuni Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Dephan/Polri. PT ASABRI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya berada di bawah Menteri Keuangan (Menkeu) yang mewakili Pemerintah selaku Pemegang Saham Negara dan juga sebagai Pembina dan Pengawas Usaha Perasuransian berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero) dan Peraturan Pemerintah Nomor 89 Tahun PT ASABRI (Persero) sebagai institusi publik berkomitmen untuk bekerja profesional serta konsisten memegang amanah sesuai dengan visi dan misi perusahaan demi memberikan pelayanan prima bagi seluruh Prajurit TNI dan Anggota Polri serta 70
3 PNS Kemhan/Polri dengan berprinsip 5T Tepat Waktu, Tepat Alamat, Tepat Orang, Tepat Jumlah dan Tertib Administrasi serta selalu memberikan pelayanan 4S Senyum, Salam, Sapa dan Sabar. Keinginan untuk memberikan pelayanan prima, termasuk di dalamnya adalah kesediaan memberikan bantuan kepada setiap pengunjung dengan penuh kesabaran. Karyawan PT. Asabri yang memiliki tugas dalam hal pelayanan kepada para pensiunan Prajurit TNI dan Anggota Polri serta PNS Kemhan/Polri hendaknya dapat menunjukkan altruisme yang tinggi kepada setiap pengunjung, sehingga pengunjung merasakan adanya bentuk perhatian dari PT. Asabri Semarang. Fakta yang dijumpai penulis berdasarkan surat pembaca diketahui bahwa pelayanan yang diberikan PT. Asabri masih tergolong kurang memuaskan. Hal tersebut diketahui dari laporan W.S salah satu anggota keluarga yang mengeluhkan karyawan PT. Asabri yang kurang dapat memberikan bantuan atas permasalahan yang dialami nasabah dalam hal dana pensiun. Ketika nasabah melaporkan adanya kesalahan input data tersebut, karyawan PT. Asabri beralasan karena adanya kesalahan dari sistem dan meminta untuk menunggu (Sanjaya, 2012). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa karyawan PT. Asabri Semarang masih kesulitan dalam menunjukkan altruisme. Karyawan PT. Asabri Semaranghanya semata-mata melakukan pekerjaan. Saat tidak bekerja, karyawan PT. Asabri Semarangterkesan tidak peduli dengan lingkungan sekitar maupun rekan kerjanya. Karyawan PT. Asabri Semarang hanya berusaha melakukan pekerjaan agar cepat selesai, namun ketika ada pengunjung yang datang dan mengalami kebingungan, karyawan PT. Asabri enggan memberikan bantuan dan justru berpura-pura tidak menyaksikannya. Selain itu karyawan PT. Asabri juga jarang melakukan sosialisasi hak-hak dan kewajiban para peserta Asabri. Meskipun demikian, karyawan PT. Asabri Semarang pada dasarnya telah memiliki kecerdasan interpersonal yang ditandai dengan adanya kemampuan memahami kesulitan yang dirasakan orang lain, serta berusaha untuk membina hubungan lebih mendalam dengan orang lain. Desmita (2010: 244) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keputusan individu apakah akan menolong atau tidak, salah satunya adalah faktor kognitif individu. Salah satu bidang kognitif individu berkaitan dengan kecerdasan yang dimiliki manusia yang memiliki peran penting dalam kesuksesan hubungan sosial adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence) adalah salah satu dari delapan kecerdasan ganda yang dikemukakan oleh Gardner dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple intelligences. 71
4 Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Peka pada ekspresi wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara efektif dalam berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok (Wahyudi, 2011: 36). Hasil penelitian yang dilakukan Muzayanah dan Novita (2008: 42-43) menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia kerja. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk bersosialisasi dengan individu lainnya karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.kecerdasan interpersonal menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup seseorang terkait dengan orang lain. Seseorang yang tidak dapat mengembangkan kecerdasan interpersonalnya akan mengalami banyak hambatan dalam dunia sosialnya. Akibatnya, mereka mudah tersisihkan secara sosial dalam pergaulansosialnya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari individu. Kecerdasan interpersonal akan menjadikan individu memiliki kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non verbal. Karyawan PT. Asabri Semarang dengan kecerdasan interpersonal diharapkan dapat semakin menunjukkan altruisme dalam bekerja karena adanya kemampuan dalam menjalin kerja sama dengan rekan kerja ataupun pengunjung, serta kesediaan memberikan bantuan kepada pengunjung yang kebingungan, sehingga pengguna jasa PT. Asabri Semarang dapat terpuaskan dan merasakan kenyamanan selama pelayanan. Kecerdasan interpersonal dapat menjadikan karyawan PT. Asabri Semarang mampu menunjukkan kesediaan memberikan bantuan ketika menjumpai pengguna PT. Asabri Semarang mengalami kesulitan. Kenyataannya, karyawan karyawan PT. Asabri Semarang masih saja kesulitan dalam menunjukkan altruisme dalam bekerja yang ditandai dengan kesulitan dalam menunjukkan kerja sama dengan rekan kerja, karyawan hanya mengutamakan terselesaikannya pekerjaan, serta kurangnya kesediaan memberikan bantuan ketika ada pengunjung yang datang dan mengalami kebingungan. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang? Altruisme Santrock (2003: 243) menyatakan bahwa altruisme adalah minat yang tidak mementingkan diri sendiri untuk menolong orang lain. Tidak 72
5 semua altruisme pada remaja dimotivasi oleh timbal balik dan pertukaran, tapi interaksi dan hubungan antara dirinya dengan orang lain membatu memahami sifat dasar altruisme. Batson, dkk (dalam Snyder dan Lopez, 2002: 485) menyatakan bahwa altruisme mengacu pada bentuk spesifik dari motivasi memberikan manfaat pada organisme, biasanya manusia. Altruisme merupakan bentuk khusus darimotivasidanistilahmembantuuntuk merujuk padaperilaku yang bermanfaat bagi orang lain. Bartal, dkk (dalam Desmita, 2010: 243) mendefinisikan altruisme sebagai tahap dimana individu melakukan tindakan menolong secara sukarela. Tindakannya semata-mata hanya bertujuan menolong dan menguntungkan orang lain tanpa mengharapkan hadiah dari luar. Tindakan menolong dilakukan karena pilihannya sendiri dan didasarkan pada prinsip-prinsip moral. Sepanjang menyangkut keselamatan orang lain, individu dapat menilai kebutuhan orang lain, simpati kepada orang lain yang menderita dan membutuhkan bantuan, dan tidak mengharapkan keuntungan timbal balik untuk tindakannya. Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa altruisme merupakan perilaku menolong yang memberi manfaat positif bagi yang ditolong, tidak mementingkan diri sendiri dan tanpa pamrih. Batson (2008: 3-5) menyatakan bahwa altruisme terdiri atas beberapa aspek, yaitu: a. Bentuk perilaku, bukan motivasi membantu. Psikologis altruisme memandang altruisme bukan sebagai motivasi, namun perilaku dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain b. Bertindak secara moral Altruisme berfokus pada serangkaian tindakan tertentu untuk membantu sesuai dengan beberapa standar kebaikan atau moralitas. c. Membantu untuk memberikan keuntungan eksternal daripada internal. Altruisme tidak mempertimbangkan motivasi untuk menguntungkan diri sendiri namun keuntungan orang lain. Lead (dalam Desmita, 2010: ) menambahkan bahwa terdapat tiga kriteria dari tingkah laku altruistik, yaitu: a. Tindakan yang bertujuan khusus menguntungkan orang lain tanpa mengharapkan reward eksternal. b. Tindakan yang dilakukan dengan sukarela. c. Tindakan yang menghasilkan sesuatu yang baik. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa altruisme mencakup beberapa aspek, yaitu 73
6 tindakan yang bertujuan khusus menguntungkan orang lain, dilakukansecara sukarela, tujuan yang ingin dicapai harus bermanfaat, serta tidak mengharapkan imbalan. Kecerdasan Interpersonal Gardner (2008: 36-47) menyatakan bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Kecerdasan majemuk secara teoritik dimulai dengan identifikasi produk, masalah, dan penyelesaian yang penting dalam koteks budaya tertentu. Gardner menyeburkan bahwa ketujuh kecerdasan manusia tersebut, antara lain 1) kecerdasan musik, yang berkaitan dengan interpretasi kemampuan musik, 2) kecerdasan gerakan badan yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan badan seseorang untuk menyatakan emosi (seperti dalam dansa), untuk melakukan permainan (seperti dalam olah raga) atau untuk menciptakan produk baru (seperti dalam mewujudkan penemuan), 3)kecerdasan logika-matematika, yaitu logika matematika menjadi prinsip dasar untuk tes IQ, dan merupakan model asli dari kecerdasan mentah atau bakat menyelesaikan masalah yang bertujuan memotong lintas bidang pemikiran, 4) kecerdasan linguistik, yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam menggunakan bahasa untuk menghasilkan kalimat yang benar secara tata bahasa, 5) kecerdasan ruang, yaitu suatu kecerdasan manusia dalam menyelesaikan masalah ruang, misalnya untuk navigasi dan penggunaan sistem pencatatan peta, 6) kecerdasan antarpribadi, yaitu kecerdasan yang dibangun atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, seperti perbedaan dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan kehendak, serta 7) kecerdasan intrapribadi, yaitu menyangkut pengetahuan aspek-aspek internal dari seseorang berkaitan dengan akses pada merasa hidup dari diri sendiri, rentang emosi sendiri, kemampuan untuk memengaruhi diskriminasi di antara emosi-emosi dan pada akhirnya memberi label pada emosi dan menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi pedoman tingkah laku sendiri. Kecerdasan interpersonal melibatkan keterampilan untuk bekerja sama dengan orang lain dan berkomunikasi dengan baik, secara verbal dan non verbal. Individu yang memiliki inteligensi ini dapat melihat suasana hati, perangai, motivasi dan tujuan di dalam diri orang lain. Kadang-kadang kecerdasan interpersonal disebut sebagai empati atau suatu perasaan yang dapat merasakan perasaan orang lain. Ini berarti memahami orang lain adalah aspek penting dari kecerdasan sosial (Alder, 2001: 30). Gunawan (2003: 116) menyatakan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan yang dapat digunakan untuk membentuk dan mempertahankan suatu hubungan. Satiadarma dan Waruwu (2003: 6) menyatakan bahwa kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan oleh 74
7 para manajer, public relations, serta customer service. Suyono (2007: 101) menyatakan bahwa kecerdasan sosial/kecerdasan antarpribadi memberikan keterampilan pada seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini dapat digunakan untuk berkomunikasi, saling memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Individu mampu memerhatikan perbedaan dan mencermati niat atau motif orang lain. Kecerdasan interpersonal juga dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap, kepribadian, dan karakter orang lain (Lucy, 2009: 97). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain yang dapat digunakan untuk membentuk dan mempertahankan suatu hubungan. Alder (2001: ) menyatakan bahwa terdapat beberapa aspek kecerdasan interpersonal, antara lain: a. M emahami orang lain Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam inteligensi emosi. b. Ke mampuan Sosial Kemampuan sosial membentang melampaui teman-teman pribadi, keluarga dan rekan kerja. Kemampuan sosial meliputi kelompokkelompok sosial yang lebih luas dan masyarakat umum. Individu yang cerdas secara sosial memilii apa yang disebut sebagai kesadaran sosial, bebas buta sosial, dan perhatian mendasar terhadap orang lain. c. Ke terampilan menjalin hubungan Kemampuan menciptakan dan menikmati hubungan yang saling memuaskan. Keterampilan-keterampilan interpersonal, seperti kemampuan untuk membaca perasaan orang lain adalah penting untuk peristiwa sehari-hari dan khusus dengan orang lain, dan hubungan-hubungan yang baik tergantung pada hal tersebut. Safaria (2005: 24-25) menyatakan bahwa aspek kecerdasan interpersonal, antara lain: a. Social sensitivity Social sensitivity merupakan kemampuan individu untuk mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non verbal. Individu yang memiliki social sensitivity yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi- 75
8 reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif atau pun negatif. b. Social insight Social insight merupakan kemampuan individu untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun individu. c. Social communication Social communication atau penguasaan keterampilan komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa aspek kecerdasan interpersonal adalah kemampuan menangani emosi, kecermatan membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, serta menggunakan keterampilanketerampilan mengatur, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama dalam tim. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Semakin tinggi kecerdasan interpersonal maka semakin tinggi pula altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang, dan sebaliknya. Batasan populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Asabri Semarang yang berjumlah 42 karyawan, berstatus sebagai karyawan tetap dan berhubungan langsung dengan penggunanya. Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu Skala Altruisme dan Skala Kecerdasan Interpersonal. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengujihubungan antara kecerdasan interpersonal sebagai variabel bebasdengan altruismesebagai variabel tergantung, dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa nilai r xy = 0,494 p = 0,000 (p < 0,01), bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme. Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang diutarakan oleh Komorita dan Parks (dalam Hardy dan Vugt, 2008: 8) bahwa salah satu faktor yang memengaruhi altruisme adalah kecerdasan individu. Gardner (2008: 36-47) menyatakan bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk (multiple intelligence), 76
9 salah satunya adalah kecerdasan interpersonal. Karyawan PT. Asabri dengan kecerdasan interpersonal yang baik akan dapat memahami pekerjaan tidak hanya sebatas media atau sarana untuk mendapatkan penghasilan. Karyawan akan memiliki pandangan bahwa hubungan baik dengan pengunjung harus senantiasa dijaga, salah satunya adalah dengan menunjukkan altruisme kepada pengunjung yang membutuhkan bantuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Muzayanah dan Novita (2008: 42-43) menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia kerja. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk bersosialisasi dengan individu lainnya karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.kecerdasan interpersonal menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup seseorang terkait dengan orang lain. Seseorang yang tidak dapat mengembangkan kecerdasan interpersonalnya akan mengalami banyak hambatan dalam dunia sosialnya. Akibatnya, mereka mudah tersisihkan secara sosial dalam pergaulansosialnya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari individu. Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh, variabel Altruisme diperoleh Mean Empirik sebesar 48,90. Mean Hipotetiknya sebesar 37,5 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 12,5. Mean Empirik variabel Altruisme pada area (-)1SD hingga (+)1SD dari Mean Hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa altruisme tergolong pada kategori sedang. Altruisme yang tergolong sedang berarti karyawan PT. Asabri cukup dapat menunjukkan kesediaan untuk memberikan bantuan kepada pensiunan Polri, TNI, dan PNS yang sedang mengurus pensiunan di PT. Asabri. Altruisme yang tergolong sedang tersebut merupakan pekerjaan rumah dari PT. Asabri Semarang, mengingat karyawan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan maksimal karena pada dasarnya pengunjung yang datang ke PT. Asabri adalah pensiunan yang sudah mengalami penurunan secara fisik dan psikisnya. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Semakin tinggi kecerdasan interpersonal maka semakin tinggi pula altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang, dan sebaliknya., sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Daftar Pustaka Alder, Harry Pacu EQ dan IQ Anda. Alih Bahasa: Christina Prianingsih. Jakarta: Erlangga. 77
10 Batson, C. D Empathy Induced Altruistic Motivation. Kansas: Department of Psychology. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Gardner, Howard Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences): Teori dalam Praktek. Alih Bahasa: Drs. Alexander Sindoro. Jakarta: Interaksara. Suyono, Hadi Social Intelligence: Cara Meraih Sukses Bersama Orang Lain dan Lingkungan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. Wahyudi, Deddy Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Intrapersonal, Interpersonal dan Eksistensial. Jurnal Pendidikan. No. 1. Hal Gunawan, Adi. W Born to Be a Genius. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hardy, Charlie, L., dan Vugt, Mark, Van Runing Jead: Competitive Altruism. University of Kent at Canterbury. Lucy Mendidik Sesuai dengan Minat dan Bakat Anak (Painting Your Children s Future.Jakarta: Tangga Pustaka. Muzayanah, Aan., dan Novita, Dian, I.P Hubungan antara Kecerdasan Interpersonal dengan Kepuasan Kerja Karyawan (Guru).Jurnal Soul. Vol. 1, No. 2. Hal Universitas Islam Bekasi. Safaria, T Interpersonal Intelligence. Yogyakarta: Amara Books. Sanjaya, Willy Pelayanan PT. Asabri Mengecewakan. 3/ Santrock, J. W Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherlu Saragih. Jakarta: Erlangga. Snyder, C. R., dan Lopes, S. J Handbook of Positive Psychology. New York: Oxford University Press /02/handbook-of-positive-psychology.pdf. 78
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY. Oleh: SUPARJO ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY Oleh: SUPARJO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan perilaku prososial pada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Lebih terperinciEMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK
EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK Murhima A. Kau Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo INTISARI Proses perkembangan perilaku prososial menurut sudut pandang Social Learning Theory
Lebih terperinciPERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA. (Prosocial Behavior Among Student) Eva Nuari Lensus. Abstrak
PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA (Prosocial Behavior Among Student) Eva Nuari Lensus Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perilaku prososial
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Mahmudi (2009) menyatakan bahwa, komunikasi matematis mencakup komunikasi tertulis maupun lisan. Komunikasi tertulis dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K
KONTRIBUSI IQ (INTELLIGENCE QUOTIENT) DAN EQ (EMOTIONAL QUOTIENT) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : SITI FATIMAH NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti kegiatan di sekolah, peduli terhadap orang lain, berkenan membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku siswa SMK saat ini sangatlah kompleks. Perilaku tersebut baik berupa perilaku positif maupun perilaku negatif. Perilaku siswa positif misalnya adalah usaha
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MAHASISWA STIPAS TAHASAK DANUM PAMBELUM PALANGKA RAYA
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MAHASISWA STIPAS TAHASAK DANUM PAMBELUM PALANGKA RAYA Paulina Maria Ekasari Wahyuningrum 1 Abstrak Tujuan
Lebih terperinciPESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA
PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA VOLUME 3, NOMOR 3, APRIL 2015 Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia 1-14 Nurhaidah, M.Insya Musa Pelaksanaan Pendidikan Jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1)
Lebih terperinciHASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT
HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung dengan mengambil subjek populasi seluruh siswa kelas VIII
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP
HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP Jumiyanti (jumiyanti963@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The objective of this research was to
Lebih terperinciKECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN Alvindi Ayu Agasni 1, Endang Sri Indrawati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal
2.1 Kecerdasan Interpersonal BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
NASKAH PUBLIKASI PERBANDINGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMP NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN
Lebih terperinciAdakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,
Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penyesuaian Sosial 2.1.1. Pengertian Penyesuaian Sosial Schneider (1964) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa, Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat penting di dalam perkembangan seorang manusia. Remaja, sebagai anak yang mulai tumbuh untuk menjadi dewasa, merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan remaja di perkotaan saat ini menunjukkan rendahnya kepekaan dan kepedulian mereka terhadap masalah sosial. Rendahnya kepedulian remaja tergambar pada
Lebih terperinci: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K
KEKUATAN DAN ARAH KEMAMPUAN METAKOGNISI, KECERDASAN VERBAL, DAN KECERDASAN INTERPERSONAL HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : ISNAINI MARATUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dituntut untuk dapat belajar atau menuntut ilmu sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan hanya mengetahui jawaban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan bagi anak usia dini memiliki manfaat yang besar bagi dirinya sendiri dan bagi perkembangan sosialnya karena tingkat kecerdasan anak yang berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
Lebih terperinciRATIH DEWI PUSPITASARI K
HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016
HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciALTRUISME DITINJAU DARI EMPATI PADA SISWA SMK. Mochammad Bagus Setiawan Lucia Rini Sugiarti Fakultas Psikologi Universitas Semarang.
ALTRUISME DITINJAU DARI EMPATI PADA SISWA SMK Mochammad Bagus Setiawan Lucia Rini Sugiarti Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X
ISSN 1410-9859 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X Sri Kandariyah Nawangsih, M.Psi. Fitria Linayaningsih, M.Psi. Abstrak Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Altruis 2.1.1 Pengertian Altruis adalah suatu bentuk perilaku menolong berupa kepedulian untuk menolong orang lain dengan sukarela tanpa mengharapkan adanya imbalan atau balasan.
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGC 6 (3) (2017) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Teknik Mind Mapping terhadap Motivasi
Lebih terperinciIMPLIKASI KECERDASAN INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS.
IMPLIKASI KECERDASAN INTERPERSONAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS 1 Kanaria Herwati 1 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI E-mail: kanaria_smart@yahoo.com
Lebih terperinciPERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK
1 PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK *) Oleh Edi Purwanta **) Pengantar Berbagai pandangan muncul tentang pendidikan, utamanya pendidikan bagi anak.. Masing-masing sangat bergantung pada sudut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian untuk meneliti populasi
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak -anak usia dini, yaitu anak -anak yang berusia 0-6 tahun sering disebut sedang berada pada masa usia emas atau golden age. Masa usia emas atau golden age
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA KARANG TARUNA DI DESA JETIS, KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya Indonesia sangat menjunjung tinggi perilaku tolong - menolong,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya Indonesia sangat menjunjung tinggi perilaku tolong - menolong, sangat ironis jika realitas yang terjadi menunjukan hal yang sebaliknya, perilaku individu
Lebih terperinciKECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK. Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo. Abstrak.
KECERDASAN SPIRITUAL DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK Nur Indah Rachmawati, Anggun Resdasari Prasetyo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN
PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN Ahmad Afandi PG-PAUD FIP, IKIP PGRI Jember Jl. Jawa No. 10, Jember e-mail: a_afandi41@yahoo.com Abstract: The research subjects
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan tolak ukur yang menentukan tingkat keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran dari proses belajarnya yang diukur
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP VETERAN CIREBON SKRIPSI
HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP VETERAN CIREBON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of. kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of Multiple Intelligens ( 1983 ), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Beliau menamakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan salah satu aspek yang penting dalam pendidikan. Menurut Sumarna Surapranata (2004: 19), penilaian pendidikan erat kaitannya dengan academic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olah raga saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Mengingat terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness center yang
Lebih terperinciEducational Psychology Journal
EPJ 1 (1) (2012) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj KECERDASAN SOSIAL SISWA KELAS AKSELERASI Cita Bakti Utama Putra Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY
1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, remaja akan selalu mengadakan kontak denganorang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, remaja akan selalu mengadakan kontak denganorang lain. Penyesuaian pribadi dan sosial remaja ditekankan dalam lingkup teman sebaya. Sullivan
Lebih terperinciPSIKOLOGI KOMUNIKASI. Ruang Lingkup Psikologi. Komunikasi. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu
PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 01 Fakultas Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Psychology: * The science
Lebih terperinciTINGKAH LAKU ALTRUISTIK
6 TINGKAH LAKU ALTRUISTIK Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil belajar peserta didik berdasarkan dimensi pembelajaran IPS terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar peserta didik berdasarkan dimensi pembelajaran IPS terdiri dari empat kategori, diantaranya adalah knowledge, skills, behavior dan action, namun
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,270; p= 0,003 (p
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dasawarsa terakhir, banyak sekali penelitian yang telah dilakukan terhadap berbagai cara yang memungkinkan bunyi, irama, dan musik meningkatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh YUSVA RAHMAN Nim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara mahluk-mahluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi fisika dalam IPA terpadu pada dasarnya merupakan salah satu pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang menganggap pelajaran
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB
STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd PENDAHULUAN PERHATIAN TINGGI TERHADAP PAUD PERAN ORANG TUA
Lebih terperinciWitan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SE-KECAMATAN SEDAYU TAHUN AJARAN 2016/2017 Witan Faestri, Agustina Sri
Lebih terperinciJurnal SPIRITS, Vol.6, No.1, November ISSN:
MOTIVASI MEMBELI PRODUK PEMUTIH WAJAH PADA REMAJA PEREMPUAN Maria Sriyani Langoday Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si Abstract The purpose of this study is to determine the relationship of self-concept
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda
Lebih terperinciSunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract
PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL BAHASA INDONESIA GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI AL-ISTIQAMAH BANJARBARU (INFLUENCE OF INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS INDONESIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan nasional secara bertahap yang dijadikan
Lebih terperinciKeterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM
KeterkaitanKecerdasanEmosionaldenganKinerjaSDM Oleh: Dra. Maria F.Lies Ambarwati, M.M. Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi sejak dulu hingga saat ini tidak pernah surut sedikitpun. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia disebut juga sebagai makhluk holistik, yaitu bisa berfungsi sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan juga makhluk religi. Manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensi yang berbedabeda.
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensi yang berbedabeda. Meskipun hingga saat ini sulit untuk mendefinisikan tentang apa itu kecerdasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial. Di dunia ini, tidak ada manusia yang bisa hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain. Mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of Multiple Intelligens ( 1983 ), bahwa kecerdasan memiliki tujuh komponen. Beliau menamakan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BRAND IMAGE DAN MOTIVASI DENGAN KEPUTUSAN PESERTA DIDIK MEMILIH SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SIDAYU KABUPATEN GRESIK
HUBUNGAN ANTARA BRAND IMAGE DAN MOTIVASI DENGAN KEPUTUSAN PESERTA DIDIK MEMILIH SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SIDAYU KABUPATEN GRESIK Faradina Nur Lailia Maisyaroh Mustiningsih Universitas Negeri Malang, Jalan
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS XII MIPA SMA NEGERI 3 MAJENE
PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS XII MIPA SMA NEGERI 3 MAJENE Nurfadilah Mahmud, Samsul Universitas Sulawesi Barat e-mail:
Lebih terperinciKorelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)
Konselor Volume 2 Number 4 December 2013 ISSN: Print 1412-9760 Received October 10, 2013; Revised Nopember 10, 2013; Accepted December 30, 2013 Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal pikiran dan berbagai
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Tahun Pelajaran 2013/2014)
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JETIS
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 1 JETIS Nur
Lebih terperinciHubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between the density (density) in a boarding house with student learning
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu, tetapi pendidikan selalu berkonsentrasi dan berusaha untuk mengembangkan kecerdasan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciKOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG
KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG Gusti Yuli Asih, Rusmalia Dewi Psikologi Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciPERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA
PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Khadhofal Arif, Endang Sri Indrawati *) Jalan Prof. Soedarto. Tembalang,
Lebih terperinciKONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR
KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR Silfianti Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study aims
Lebih terperinciPERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGOPTIMALKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MIM KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGOPTIMALKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA MIM KISMOYOSO NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA KARANG TARUNA DESA PAKANG NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA KARANG TARUNA DESA PAKANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: SATRIA ANDROMEDA F 100 090 041 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR
0 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR Lulu endar wati (lulu endarwati@yahoo.co.id)¹ Di bawah bimbingan Yusmansyah² Ratna widiastuti³ ABSTRACT The purpose of this study was to determine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk. dasarnya ia memiliki ketergantungan. Inilah yang kemudian menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berdampingan dengan orang lain dan tidak bisa hidup secara individual. Manusia tidak akan mampu hidup sendiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Masih banyak sekolah yang menerapkan betapa pentingnya kecerdasan IQ (Intelligence Question) sebagai standar dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya, kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinci