ARTIKRL SEKERIPSI SRI DEWI APRILIANA NPM:

Transkripsi

1 ARTIKRL SEKERIPSI PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI PROBLEM POSING PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X DI MA RAUDLATUTHOLIBIN NW PAOK MOTONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SRI DEWI APRILIANA NPM: Artikrl ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG

2 2

3 ARTIKEL PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI PROBLEM POSING PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X DI MA RAUDLATUTTHOLIBIN NW PAOK MOTONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SRI DEWI APRILIANA NPM: Dewiapriliana18@yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG 2014 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi problem posing dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran Biologi kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama sebesar 63 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71% dan siklus kedua nilai rata-rata sebesar 79 dengan ketuntasan klasikal sebesar 97%, kemudian rata-rata tingkat motivasi belajar siklus pertama kategori tinggi berjumlah 8 orang dengan tingkat persentase 28,6%, berkategori sedang berjumlah 17 orang dengan tingkat persentase 60,7%, dan rendah berjumlah 2 orang dengan tingkat persentase 10,7%. Sedangkan siklus kedua rata-rata tingkat motivasi belajar kategori tinggi berjumlah 22 orang dengan tingkat persentase 78,6%, berkategori sedang berjumlah 6 orang dengan tingkat persentase 21,4%, dan kategori rendah tidak ada. Diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus pertama yaitu 14,28, dan rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus kedua yaitu 17,35, yang berkategori tergolong aktif, dan rata-rata aktivitas guru pada siklus pertama yaitu 12,92 kemudian rata-rata aktivitas guru pada siklus kedua yaitu 16,32, berkategoti tergolong aktif. Sehingga dapat disimpulkan Melalui strategi problem posing dapat meningkatkan hasil belajar kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Hasil Belajar, Strategi Problem Posing 3

4 Abstract The purpose of this study was to determine the problem posing strategy in increasing motivation and learning outcomes in subjects Biology class X in MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong the Academic Year 2012/2013. The results of this study showed the average value of learning outcomes in the first cycle at 63 with classical completeness by 71% and the second cycle of the average value of 79 with classical completeness of 97%, then the average rate of the first cycle of learning motivation high category amounted to 8 people with the percentage rate of 28.6%, totaling 17 persons are categorized by 60.7% percentage rate, and a low amount to 2 people with the percentage rate of 10.7%. While the second cycle of the average level of motivation to learn category amounted to 22 people with a high percentage of 78.6% rate, Uncategorized being numbered 6 people with the percentage rate of 21.4%, and low categories do not exist. Obtained an average value of student learning activities in the first cycle is 14.28, and the average activity of students in the second cycle is 17.35, which is relatively active category, and the average activity of teachers in the first cycle is then the average activity of the teacher in the second cycle is 16.32, berkategoti classified as active. It can be concluded through problem posing strategy to improve learning outcomes of class X in MA Raudlatuttholibin NW Paok up the academic year 2012/2013. Keywords: Motivation, Learning Outcomes, Strategies Problem Posing 4

5 PENDAHULUAN Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI No. 20, Tahun 2003) Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Biologi di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong pada tanggal 19 sampai dengan 26 April 2012, ketetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus di capai oleh siswa, akan tetapi hasil yang didapatkan siswa sebagian besar masih di bawah nilai KKM, hal ini di sebabkan karena guru cenderung mengajar kurang siap sehingga tidak dapat memilih model pembelajaran yang tepat, latihan yang diberikan kepada siswa kurang bermakna, dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan. Akibatnya, motivasi dan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil ujian mid semester kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong. Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus dicapai oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran Biologi pada di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong adalah 60. Akan tetapi dapat dilihat bahwa dari masing-masing kelas masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang didapatkan oleh siswa yaitu 5,5, artinya nilai tersebut masih berada dibawah nilai KKM. Melihat kenyataan itu guru Biologi kelas X dituntut untuk memahami dan mengembangkan kemampuannya, cara mengajar serta kejelian menggunakan metode dan keterampilan yang tepat untuk memperkenalkan materi pada pelajaran Biologi agar lebih menarik bagi siswa, sehingga anggapan siswa tentang materi pelajaran Biologi merupakan materi pelajaran yang membosankan akan hilang dari siswa. Metode mengajar merupakan suatu cara yang dipergunakan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metiode sangat di perlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode mengajar dengan baik merupakan 5

6 keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan apabila tidak menguasai metode secara tepat Djamarah dan Surakhmad (dalam Fathurrahman dan Sutikno, 2010:15). Akan tetapi malah sebaliknya sering ditemukan dilapangan bahwa seorang guru tidak dapat memberikan pembelajaran yang sesuai pencapaian tujuan yang sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung, seorang guru tampaknya masih monoton cara menyampaikan materi atau konvensional, mengakibatkan siswa tidak kondusif dalam proses belajar dan siswapun jenuh, bosan karena materi yang diajarkan tidak memberikan hubungan yang jelas antara materi yang satu dengan materi yang lainnya. Sehingga proses pembelajaran Biologi tidak menarik, kurang disenangi dan dengan sendirinya siswa merasa pelajaran Biologi itu terasa sulit, akhirnya memberikan dampak yang buruk pada siswa yaitu motivasi dan prestasi belajar yang dicapai belum sesuai dengan yang harapkan. Proses pembelajaran kurang melibatkan keaktifan siswa. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru satu arah yaitu dari guru kepada siswa, sehingga siswa sebagai pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya, karena itu perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar dengan memvariasikan metode ceramah dengan model pembelajaran berbasis masalah siswa. Faktor tunggal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi yang telah dipelajarinya. Apa yang telah dipelajari siswa dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai titik tolak dalam mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Namun sering siswa tidak dapat melakukannya (Purwanto, 2001:42). Dalam kegiatan seperti ini sangat diperlukan adanya alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa Melihat kondisi di atas, perlu diupayakan suatu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar mengajar dan mampu memilih pendekatan 6

7 untuk mengembangkan kreatifitas dalam menggunakan metode untuk menyampaikan materi. Salah satu metode pembelajaran yang dipandang relevan dalam pembelajaran Biologi, khususnya melihat persoalan dalam hal motivasi serta prestasi belajar di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong adalah strategi problem posing. Problem posing dalam artian yang paling sederhana berarti pengajun masalah yang dituangkan ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian diupayakan untuk dicari jawabannya baik secara indivisu maupun bersama dengan pihak lain, sesama peserta didik maupun dengan pengajar sendiri. Strategi problem posing dapat memancing peserta didikuntuk menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidaksengajaan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubungan-hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Secara empiris penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baiq Sofiyatun (2003) Pembelajaran biologi dengan menggunakan metode problem posing secara berkelompok terhadap motivasi belajar dan daya serap siswa kelas I.C di SMPN 14 Mataram tahun ajaran 2003/2004. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan metode Problem Posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas I.C di SMPN 14 Mataram Tahun Ajaran 2003/2004. Hal itu dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memperoleh nilai rata-rata di atas 65, dibandingkan sebelum menggunakan metode Problem Posing alternative nilai rata-rata siswa 60. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian yang berkaitan berjudul Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Strategi Problem Posing Pada Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas X Di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang menekankan pada kegiatan atau tindakan yang menguji cobakan suatu ide kedalam praktik dan situasi nyata dalam skala yang mikro yang hiharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki kualitas 7

8 proses belajar mengajar (Supardi, 2006:40). Teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test. Dimana test digunakan untuk mengukur bagaimana prestasi belajar siswa yang diteliti. Untuk menjaga kesahihan test dapat mengukur aspek yang ingin diukur dan sesuai dengan topik pembahasan atau sub pokok bahasan yang diajarkan, maka dalam penyusunan instrumen dan uji coba kuisioner untuk mencari validitas dan reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan cara sebagai berikut 1. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Data aktivitas belajar siswa dianalisi. dengan cara sebagai berikut: a. Menentukan skor aktivitas siswa secara klasikal untuk masing-masing deskriptor, yaitu: o Skor I diberikan jika X 25% o Skor 2 diberikan jika 25%<X 50% o Skor 3 diberikan jika 50%<X 75% o Skor 4 diberikan jika X>75% Dimana X = banyaknya siswa yang aktif melakukan aktivitas sesuai deskriptor. b. Menentukan Kriteria aktivitas siswa Berdasarkan skor standar, maka kriteia untuk menentukan aktivitas belajar siswa diberikan pada tabel berikut : Tabel 1. Data Kategori Aktivitas Belajar Siswa1 Interval Interval Skor Kategori MI + 1,5 SDI X < MI + 3 SDI MI + 0,5 SDI X < MI +1,5 SDI MI - 0,5 SDI X < MI + 0,5 SDI MI - 1,5 SDI X < MI - 0,5 SDI 19,5 X < 24 16,5 X < 19,5 13,5 X < 16,5 10,5 X < 13,5 Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif MI 3 SDI X < MI - 1,5 SDI 6 X < 10,5 Sangat Aktif Kurang 8

9 2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, hasil tes belajar siswa dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan nilai rata-rata hasil tes. Analisis untuk mengetahui hasil tes belajar, dirumuskan sebagai berikut: x n i 1 N X i Setelah memperoleh data tes hasil belajar siswa, selanjutnya dicari ketuntasan belajar siswa, kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa digunakan kriteria sebagai berikut: a. Ketuntasan Individu, yaitu ketuntasan belajar setiap siswa dalam proses belajar mengajar yang dinyatakan tuntas secara individu apabila siswa mampu memproleh nilai 6,5. sebagai standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan oleh sekolah tempat peneliti akan dilakukan. b. Ketuntasan Klasikal, yaitu ketuntasan belajar siswa yang di akhiri dengan x persamaan sebagai berikut KK = 100% Z Keterangan: KK : ketuntasan klasikal x : jumlah siswa yang memperoleh nilai 6,5 Z : jumlah siswa yang ikut tes Sesuai dengan petunjuk penelitian di atas, kelas dapat dinyatakan tuntas klasikal apabila ketuntasan klasikal mencapai 85 %. 3. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar siswa dianalisa dengan cara : a. Menentukan skor angket masing-masing siswa b. Menyusun skor angket siswa kedalam format analisa motivasi belajar siswa c. Menganalisa tingkat motivasi belajar siswa dengan intervasl sebagai berikut: 9

10 Tabel 2. Kategori Motivasi Belajar Siswa Interval Kategori Tingkat motivasi tinggi Tingkat motivasi sedang Tingkat motivasi rendah HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah strategi problem posing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran Biologi kelas X Di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013. Di mana dari penelitian ini menunjukkan bahwa setelah penerapan pembalajaran menggunakan strategi problem posing pada mata pelajaran Biologi kelas X Di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka, dapat di interpretasikan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : Siklus I: Deskripsi data hasil penelitian tingkat motivasi belajar siswa kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong dari 28 siswa didapatkan jumlah siswa yang tuntas angket untuk siklus I adalah 15, yang tidak tuntas 13 orang, dengan nilai rata-rata 42,71 dan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 53,571, dengan kriteria berkategori sedang. Dapat dipahami bahwa motivasi belajar siswa siswa kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong menunjukkan kurangnya keefektidan dan kerja sama siswa. sehingga masih perlu adanya perbaikan, dengan cara perbaikan strategi pembelajaran Hasil analisis motivasi belajar siswa siklus pertama mengalami penurunan, ini dapat di lihat dari tingkat mativasi belajar siswa, dimana rata-rata kategori tinggi berjumlah 8 orang dengan tingkat persentase 28,6, tingkat mativasi belajar siswa yang berkategori sedang berjumlah 17 orang dengan tingkat persentase 60,7, dan tingkat mativasi belajar siswa yang berkategori rendah berjumlah 2 orang dengan tingkat persentase 10,7. Dapat dipahami bahwa motivasi belajar siswa kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong lebih 10

11 cenderung pada kategori sedang sehingga masih perlu adanya perbaikan, dengan cara perbaikan teknik pembelajaran. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa, diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus pertama yaitu 14,28 yang terletak pada interval (13,5 X<16,5), sehingga rata-rata aktivitas pada siklus pertama tergolong cukup aktif. Oleh karena itu aktivitas siswa pada siklus berikutnya perlu ditingkatkan. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru, diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus pertama yaitu 12,92 yang terletak pada interval (10,5 X < 13,5), sehingga rata-rata aktivitas pada siklus pertama tergolong kurang aktif. Oleh karena itu aktivitas siswa pada siklus berikutnya perlu ditingkatkan. Hasil belajar saat pelaksanaan tindakan siklus pertama dapat dikatakan belum berhasil karena ketuntasan secara klasikal yang diperoleh 75,0% masih dibawah indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 85%. Kemudian data hasil yang didapatkan adalah 63,4 hal ini memberi arti belum tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus dicapai oleh siswa pada mata pelajaran Biologi kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun pelajaran 2012/2013 adalah 65. Dari penjelasan di atas dapat di ketahui kekurangan-kekurangan saat proses belajar mengajar menggunakan strategi problem posing maka dianjurkan untuk melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan siklus berikutnya yang nantinya dapat memberikan kontibusi yang baik terhadap guru saat saat proses belajar mengajar menggunakan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong tahun pelajaran 2012/2013. Siklus II Deskripsi data hasil penelitian tingkat motivasi belajar siswa kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong dari 28 siswa didapatkan jumlah siswa yang tuntas 20 dan yang tidak tuntas 8 orang dengan nilai rata-rata adalah 52,4643, dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 71,728 dengan kreteria berkategori tinggi. Dapat dipahami bahwa hasil ini menunjukkan adanya keefektifan dan dan kerja sama siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan keaktifan dan kerjasama siswa berpengaruh untuk meningkatkan motivasi dan 11

12 hasil belajar pada pelajaran IPA Biologi kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong tahun pelajaran 2012/2013 Hasil analisis motivasi belajar siswa siklus kedua mengalami peningkatan, ini dapat di lihat dari tingkat mativasi belajar siswa, dimana rata-rata tingkat mativasi belajar siswa kategori tinggi berjumlah 22 orang dengan tingkat persentase 78,6, tingkat mativasi belajar siswa yang berkategori sedang berjumlah 6 orang dengan tingkat persentase 21,4, dan tingkat mativasi belajar siswa yang berkategori rendah tidak ada. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa setelah di analisis diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus kedua yaitu 17,35, yang terletak pada interval (16,5 X<19,5), sehingga rata-rata aktivitas pada siklus kedua tergolong aktif. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru setelah di analisis diperoleh nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus kedua yaitu 16,32, yang terletak pada interval (16,5 X<19,5), sehingga rata-rata aktivitas pada siklus kedua tergolong aktif. Oleh karena itu aktivitas guru pada siklus kedua ini meningkat. Hasil belajar siswa pada siklus kedua adalah. pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dapat dikatakan berhasil karena ketuntasan secara klasikal yang diperoleh 96,4% berada di atas indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 85%. Hasil belajar pada siklus kedua yaitu 79,4, ini menunjukkan kesesuaian dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) harus dicapai oleh siswa pada mata pelajaran Biologi kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun pelajaran 2012/2013 adalah 65. Untuk itu pelaksanaan tindakan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya Berdasarkan perbaikan-perbaikan yang telah di lakukan memberikan kontibusi yang baik terhadap guru saat saat proses belajar mengajar menggunakan strategi problem posing dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi problem posing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kelas X Di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/

13 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesempulan 1. Melalui strategi problem posing dapat meningkatkan hasil belajar kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013. Diperoleh nilai rata-rata pada siklus pertama sebesar 63 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71% dan siklus kedua nilai rata-rata sebesar 79% dengan ketuntasan klasikal sebesar 97%. Hal memberi arti siklus kedua ini telah sesuai dengan yang diharapkan. 2. Melalui strategi problem posing dapat meningkatkan motivasi belajar kelas X di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh rata-rata tingkat mativasi belajar kategori tinggi berjumlah 8 orang dengan tingkat persentase 28,6%, berkategori sedang berjumlah 17 orang dengan tingkat persentase 60,7%, dan rendah berjumlah 2 orang dengan tingkat persentase 10,7%. Sedangkan siklus kedua rata-rata tingkat mativasi belajar kategori tinggi berjumlah 22 orang dengan tingkat persentase 78,6%, berkategori sedang berjumlah 6 orang dengan tingkat persentase 21,4%, dan kategori rendah tidak ada. 3. Melalui metode Melalui strategi problem posing dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013. Diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus pertama yaitu 14,28, dan rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus kedua yaitu 17,35, yang berkategori tergolong aktif, dan rata-rata aktivitas guru pada siklus pertama yaitu 12,92 kemudian rata-rata aktivitas guru pada siklus kedua yaitu 16,32, berkategoti tergolong aktif. B. Saran Saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Dapat meningkatkan proses pembelajaran secara aktif dan menjadikan siswa senang belajar 13

14 b. Dapat meningkatkan kemampuan menulis resmi yang kaitannya dengan strategi problem posing pada mata pelajaran Biologi kelas X Di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/ Bagi Guru a. Dapat menambah pengetahuan guru pada mata pelajaran Biologi kelas X Di MA Raudlatuttholibin NW Paok Motong Tahun Pelajaran 2012/2013 tentang penggunaan strategi problem posing b. Dengan adanya penelitian ini membuat guru menjadi termotivasi untuk mencegah permasalahan dengan menerapkan metode pembelajaran dengan penggunaan teknik pemodelan 3. Bagi Sekolah Lain Dari penelitian ini supaya bisa dijadikan sebagai pedoman dalam merumuskan kebikkan guna menanggulangi masalah-masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar 4. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk memperaktikkan teori yang telah diperoleh selama dibangku kuliah dengan kenyataan sehari-hari. 14

15 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Hudori, Peningkatan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Biologi Melalui Metode Problem Posing Siswa Kelas XI Di SMA 1 Suela Tahun Ajaran 2005/2006. STKIP Hamzanwadi Selong Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Baiq sofiyatun, Pembelajaran Biologi Dengan Menggunakan Metode Problem Posing Secara Berkelompok Terhadap Motivasi Belajar Dan Daya Serap Siswa Kelas I.C di SMPN 14 Mataram Tahun Ajaran 2003/2004. univesitas Mataram Dimiyati dan Moedjiono, Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah Bahri Syaiful, Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional Fathurrahman Pupuh dan Sutikno Sobry, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama Laila Khasanah, Efektivitas Peningkatan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Biologi Melalui Metode Problem Posing Siswa Kelas XI Di SMA 1 Suela Tahun Ajaran 2005/2006. STKIP Hamzanwadi Selong Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Siregar Eveline dan Nara Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesedo 15