2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi"

Transkripsi

1 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi Istilah sistem berasal dari kata systema dalam bahasa Yunani yang berarti keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian. Secara umum sistem didefinisikan sebagai suatu himpunan atau kombinasi dari bagian-bagian yang membentuk sebuah kesatuan yang kompleks. Sistem dapat berarti seperangkat aturan-aturan yang membatasi, suatu set persamaan matematik atau suatu cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan (Nurani 2002). Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem juga merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memroses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan (Kristanto 2003; Jogiyanto 1990; Kadir 2003). Murdick and Ross (1984) secara sederhana menjelaskan sistem sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Suatu sistem dapat dibagi-bagi lagi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yang disebut dengan sub sistem. Sistem menurut Poel (1974) vide Winardi (1989) adalah sekumpulan elemen diantara mana terdapat hubungan-hubungan (dalam literatur lain kerapkali diketemukan kata-kata tambahan elemen-elemen mana ditujukan kearah pencapaian sasaran-sasaran umum tertentu. Sebuah sistem diuraikan dengan jalan menspesifikasi: (1) Elemen elemen yang merupakan bagian tubuhnya (Elemen-elemen sistem); (2) Elemen-elemen yang bukan merupakan bagian dari padanya (Lingkungan); (3) Hubungan-hubungan intern antara elemen-elemen (Struktur Intern); (4) Hubungan antara sistem dengan lingkungan (Struktur Ekstern). Data adalah fakta dan angka yang tidak digunakan pada proses pengambilan keputusan, biasanya berbentuk catatan-catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan (Claggett 1986). Sedangkan menurut Zulkifli (2001), data adalah keterangan tertulis mengenai suatu fakta (kenyataan) yang masih berdiri sendiri-sendiri, belum mempunyai pengertian sebagai kelompok, belum

2 11 terkoordinasi satu sama lain, dan belum diolah sesuai keperluan tertentu. Data akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Data akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan nama siklus pengolahan data, yang terdiri dari 5 tahap yaitu pengumpulan, penghalusan, pengolahan, pemeliharaan dan pengeluaran (Gambar 1) (Kristanto 2003; Cushing 1992). Gambar 1 Siklus pengolahan data. Dalam pemilihan metode pengolahan data, ada beberapa persyaratan yang perlu dipertimbangan, yaitu volume unsur-unsur data yang dimuat, kompleksitas operasi pengolahan data, pembatasan waktu pengolahan serta tuntutan melakukan penghitungan yang benar. Berdasarkan persyaratan tersebut, untuk melakukan pengolahan data yang cukup besar memerlukan kecepatan serta ketepatan pengolahan, maka media komputer merupakan media yang tepat digunakan dalam penyusunan sistem informasi. Dengan adanya komputer akan menambah dimensi yang lebih handal dari sistem informasi, seperti kecepatan, ketelitian, volume data yang meningkat, sehingga memungkinkan pertimbangan alternatif-alternatif lain yang lebih banyak dalam suatu keputusan (Claggett 1986; Moekijat 1996). Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto 1990; Davis 1991; Kristanto, 2003). Informasi yang baik adalah informasi yang mempunyai nilai kemudahan, lengkap, ketepatan (bebas dari error), sesuai dengan kebutuhan pengguna, jelas dan bebas dari ambiguity, dalam pengujian akan didapatkan suatu kesimpulan yang relatif sama dan terukur (Zulkifli 2001). Tanpa suatu informasi, suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancar dan akhirnya bisa mati.

3 12 Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah pada periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan file data (data file storage) ke dalam sistem informasi. Dengan demikian kegiatan pengolahan disediakan baik untuk data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya. Setelah ditambah penyimpanan data, fungsi pengolahan informasi juga digunakan untuk menyimpan data yang akan digunakan kelak. Adapun bentuk dan model dasar sistem informasi dapat dilihat pada Gambar 2 (Davis dan Olson 1984). Gambar 2 Model dasar sistem informasi. Secara umum sistem informasi merupakan kombinasi dari orang (people), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi (communications networks) dan sumber data yang dihimpun, ditransformasi, dan mengalami proses pengaliran dalam suatu organisasi (Kristanto, 2003; O Brien, 1991). Sutanta (1996) mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai sekumpulan hal atau elemen atau subsistem atau bagian, yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk suatu kesatuan, saling interaksi dan kerja sama antara bagian satu dengan bagian yang lainnya dengan menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing) dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya sebagai proses pengambilan keputusan, mendukung kegiatan manajemen dan operasional dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi proses tersebut guna mencapai tujuan. Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna (user). Dengan informasi tersebut, pengguna dapat mengetahui tentang apa yang telah terjadi di masa lalu, sekarang dan dugaan kebijakan di masa yang akan datang. Informasi

4 13 yang disajikan dapat berbentuk laporan periodik, laporan khusus atau hasil simulasi matematik (Mc Leod 1993). Penggunaan komputer dalam sistem informasi menjadi penting untuk informasi modern dan efektif. Hal ini didasarkan pada keunggulan komputer dan syarat yang harus dipenuhi dari sebuah sistem informasi manajemen modern dan efektif. Keuntungan penggunaan komputer dibandingkan dengan metode manual adalah ketepatan (accuracy), kapasitas penyimpanan (memory), kecepatan (speed), serta kemampuan pengumpulan dan komunikasi yang cepat (Murdick and Ross 1984). Komponen fisik suatu sistem informasi terdiri atas perangkat keras (mesin dan media), file (database), perangkat lunak (prosedur dan program) dan manusia (tenaga ahli dan pengguna). Komponen tersebut digunakan untuk menjalankan masukan, proses, keluaran, penyimpanan serta pengontrolan, yang mengubah sumber data menjadi informasi (O brien 1991; Siagian 1999). Tujuan dari sistem informasi adalah untuk memberikan informasi yang akurat bagi orang yang benar pada saat yang tepat. Oleh karena itu empat dimensi informasi harus dipenuhi. Ke empat dimensi menurut Mc Leod (1993) tersebut adalah ; (1) Relevansi, bahwa informasi harus relevan dengan permasalahan yang ada; (2) Ketelitian, bahwa informasi harus akurat; (3) Ketepatan waktu, yang berarti informasi harus tersedia pada saat dibutuhkan; (4) Kelengkapan, yang berarti bahwa informasi harus menggambarkan keseluruhan masalah yang ada atau keseluruhan solusi yang dihasilkan. Penanganan suatu sistem informasi dilakukan melalui tujuh tahap, yaitu : (a) Pengumpulan data (b) Klasifikasi data (c) Pengolahan data supaya berubah bentuk, sifat dan kegunaannya menjadi informasi (d) Interprestasi informasi (e) Penyimpanan informasi (f) Penyampaian informasi atau transmisi kepada pengguna (g) Penggunaan informasi untuk kepentingan manajemen organisasi. Menurut O Brien (1991), pada prinsipnya sistem informasi mempunyai tiga peran utama, yaitu ;

5 14 (1) Menunjang kegiatan operasional; (2) Menunjang manajemen dalam mengambil keputusan; (3) Menyediakan informasi sebagai output Perancangan Sistem Informasi Hal pertama yang dilakukan dalam perancangan sistem informasi adalah membuat daftar kejadian yang ada (Kristanto 2003). Dari tahap perancangan sistem informasi dapat dihasilkan suatu sistem informasi. Sistem informasi tersebut menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang terkait dalam usaha yang dikelola. Informasi dihasilkan dan disajikan melalui proses pengolahan data dari basis data yang akan disusun. Adapun tahap perancangan sistem ini adalah sebagai berikut ; 1. Desain sistem informasi Untuk melakukan perbaikan terhadap sistem informasi, terlebih dahulu harus dipahami dengan jelas kondisi sistem yang ada sekarang dan yang dihadapi, setelah itu sasaran dan kebutuhan sistem di masa yang akan datang. Kemudian baru dapat dimasukkan ide-ide secara bersama-sama kedalam suatu desain yang akan memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Desain sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem baru (Kristanto 2003). Proses ini menjelaskan lingkup informasi yang akan dirancang. Desain sistem merancang suatu proses dihasilkannya informasi, yaitu terdiri atas proses input data, pengolahan data dan proses penyajian data (output data). Informasi akan dihasilkan dengan memanfaatkan data yang tersimpan pada basis data yang ada. Output atau informasi yang dihasilkan pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan (Kristanto 2003). 2. Perancangan basis data Untuk menyiapkan suatu sistem informasi, maka keberadaan dari sistem basis data juga merupakan hal terpenting. Sistem basis data mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam suatu sistem informasi manajemen, yaitu sebagai sumber atau penyedia utama kebutuhan data bagi para pemakai atau informasi bagi para pengambil keputusan.

6 15 Basis data adalah kumpulan data, yang dapat digambarkan sebagai aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi. Basis data hanya mengandung data, bukan informasi. Dengan adanya tambahan beberapa peraturan untuk mengolahnya, kita dapat menghasilkan informasi dari basis data tersebut. Untuk setiap basis data telah dikembangkan sebuah sistem untuk penggunaan basis data. Sistem ini merupakan suatu rangkaian peraturan dan metode, yang memungkinkan pemberian definisi, penciptaan, perubahan, pembacaan, pemeliharaan dan perlindungan basis data tersebut. Sistem ini adalah sistem manajemen database (Data Base Management System / DBMS) (Claggett 1986). Sutanta (1996) mendefinisikan basis data sebagai suatu kumpulan data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data (controlled redundancy) dengan cara tertentu sehingga mudah untuk digunakan atau ditampilkan kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal. Untuk perancangan basis data dan rancangan program aplikasi yaitu dengan menggunakan software Microsoft Access Microsoft Access adalah salah satu isi dari paket Microsoft Office Professional yang berguna untuk mengolah data dalam skala besar menjadi suatu informasi singkat, cepat, tepat, dan akurat. Microsoft Access dapat digunakan dalam berbagai level, seperti dalam pembuatan basis data untuk usaha kecil, menengah sampai skala besar (Santoso dan Susanto 2000). Selain itu, Access merupakan program yang sangat mudah digunakan (easy to use), sehingga sangat membantu para pengguna yang tidak mempunyai latar belakang pemograman. Para pengguna dapat langsung mengaplikasikan kemampuan dan fasilitas Access untuk membuat sistem yang diinginkan. Menurut Permana dan Ukar (2004), Microsoft Access merupakan program aplikasi yang akan membantu dalam merancang, membuat dan mengelola database. Program aplikasi ini mudah dipakai dan fleksible, serta mudah diintegrasikan dengan program aplikasi lainnya. Untuk perancangan basis data dan rancangan program aplikasi yaitu dengan menggunakan software Microsoft Access Microsoft Access adalah salah satu isi dari paket Microsoft Office Professional yang berguna untuk mengolah data dalam skala besar menjadi suatu informasi singkat, cepat, tepat,

7 16 dan akurat. Microsoft Access dapat digunakan dalam berbagai level, seperti dalam pembuatan basis data untuk usaha kecil, menengah sampai skala besar (Santoso dan Susanto 2000). Selain itu, Access merupakan program yang sangat mudah digunakan (easy to use), sehingga sangat membantu para pengguna yang tidak mempunyai latar belakang pemograman. Para pengguna dapat langsung mengaplikasikan kemampuan dan fasilitas Access untuk membuat sistem yang diinginkan. Menurut Permana dan Ukar (2004), Microsoft Access merupakan program aplikasi yang akan membantu dalam merancang, membuat dan mengelola database. Program aplikasi ini mudah dipakai dan fleksible, serta mudah diintegrasikan dengan program aplikasi lainnya. Selanjutnya dikatakan bahwa Database atau biasa disebut basis data adalah kumpulan data yang berhubungan dengan suatu objek, topik atau tujuan khusus tertentu. Database pada Microsoft Access dapat terdiri atas satu atau beberapa table, query, form, report, page, macro dan modul yang semuanya berhubungan atau saling terkait (antara komponen database yang satu dengan yang lain berelasi atau berhubungan). Tables, berupa sebuah tabel kumpulan data yang merupakan komponen utama sebuah database. Queries, digunakan untuk mencari dan menampilkan data yang memenuhi syarat tertentu dari satu tabel atau lebih. Query dapat juga digunakan untuk meng-update atau menghapus beberapa record data pada satu saat yang sama. Selain itu query dapat digunakan untuk menjalankan perhitungan terhadap sekelompok data. Forms, digunakan untuk menampilkan data, mengisi data, dan mengubah data yang ada dalam tabel. Ketika membuka form, Microsoft Access mengambil data dari satu tabel atau lebih dan menampilkannya ke layar monitor menggunakan layout yang kita buat melalui form Wizard atau dari layout yang kita rancang sendiri. Reports, digunakan untuk menampilkan laporan hasil analisa data. Kita dapat mencetak sebuah report (laporan) yang telah dikelompokkan, dihitung subtotal dan total datanya berdasarkan kriteria tertentu. Kita juga dapat membuat report yang berisi grafik atau label data. Pages, digunakan untuk membuat halaman Web (page) berupa data access page yang dapat kita tempatkan di server sistem jaringan intranet atau internet.

8 17 Macros, untuk mengotomatisasi perintah-perintah yang sering kita gunakan dalam mengolah data. Modules, digunakan untuk perancangan berbagai modul aplikasi pengolahan database tingkat lanjut sesuai dengan kebutuhan kita. Module ini berisi kode Visual Basic for Applications yang kita tulis untuk menangani even (peristiwa) dalam Microsoft Access. 2.2 Pendekatan Sistem Menurut Marimin (2004), pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis. Dengan demikian, manajemen sistem dapat diterapkan dengan mengarahkan perhatian kepada berbagai dasar sistem yang perubahan dan gerakannya akan mempengaruhi keberhasilan pada sistem. Pada dasarnya pendekatan sistem adalah penerapan dari sistem ilmiah dalam manajemen. Dengan cara ini hendak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan keberhasilan suatu organisasi atau suatu sistem. Metode ilmiah dapat menghindarkan manajemen mengambil kesimpulan-kesimpulan yang sederhana dan simplisitis (simpel/sederhana) searah oleh suatu masalah disebabkan oleh penyebab tunggal. Pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberi dasar untuk memahami penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem. Pendekatan sistem sangat cocok digunakan untuk menyelesaikan suatu persoalan yang kompleks, dinamis dan berkarakter probabilistik. Sifat kekomplekannya ditandai dengan adanya interaksi antara elemen atau komponen pembentu sistem yang cukup rumit. Menurut Hambali dan Eriyatno (1996) ciri khas suatu permasalahan yang dinamis adalah adanya faktor-faktor yang berubah menurut waktu disertai dengan suatu pendugaan masa depan. Sedangkan berkarakter probabilistik ditunjukkan oleh keberadaan fungsi peluang dalam informasi kesimpulan maupun rekomendasi. Menurut Eriyatno (1998), karena pemikiran sistem selalu mencari keterpaduan antarbagian melalui pemahaman yang utuh, maka diperlukan suatu kerangka fikir baru yang terkenal sebagai pendekatan sistem (system approach). Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan-

9 18 kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Keterkaitan antar pelaku dan komponen pembentuk sistem akan mudah dianalisis dengan metode pendekatan sistem. Dengan demikian, penerapan pendekatan sistem akan membantu mencapai suatu efek yang sinergik (synergistic effect), karena tindakan dari pelaku (aktor) sistem dapat dipersatukan untuk menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan secara terpisah ataupun sendiri-sendiri (Winardi 1989) Dalam melakukan pendekatan sistem dapat menggunakan komputer atau tanpa komputer. Akan tetapi adanya komputer memudahkan penggunaan model dan teknik simulasi dalam sistem, terutama sangat diperlukan jika menghadapi masalah yang cukup luas dan kompleks dimana banyak sekali peubah, data dan interaksi-interaksi yang mempengaruhi (Marimin 2004). Pendekatan sistem dimulai dari analisis kebutuhan, formulasi permasalahan sampai dengan identifikasi sistem. Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari suatu sistem. Analisis ini akan dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhan yang ada, baru kemudian dilakukan tahapan pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan. Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem. Analisis ini dapat meliputi hasil suatu survei, pendapat ahli, diskusi, observasi lapangan dan sebagainya (Marimin 2004). Bila suatu keputusan dibuktikan dapat berjalan secara kontinyu, maka kebutuhan yang sesuai akan dibawa pada tahap identifikasi sistem. Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhankebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini sering digambarkan dalam bentuk diagram lingkar/sebab-akibat (causal loop) (Marimin 2004). Hal yang terpenting dalam mengidentifikasikan sistem adalah melanjutkan interprestasi diagram lingkar ke dalam konsep kotak gelap (black box/penggambaran input yang masuk kedalam sistem dan output yang dihasilkan dari sistem serta kontrol yang menjadi pembatas sistem). Para analis harus mampu mengkonstruksi diagram kotak gelap. Dalam penyusunan kotak gelap, perlu diketahui macam informasi yang dikategorikan menjadi tiga

10 19 golongan yaitu peubah input, peubah output dan parameter-parameter yang membatasi struktur sistem (Marimin 2004). Identifikasi sistem meliputi diagram lingkar sebab akibat dan diagram input output. Diagram lingkar sebab-akibat merupakan dasar pengembangan sistem permodelan, sedangkan diagram input-output menggambarkan masukan dan keluaran serta kendali dari model yang dikeluarkan. Model pengembangan berdasarkan diagram lingkar sebab akibat harus mempertimbangkan komponenkomponen yang digambarkan pada diagram input-output. Tujuan yang hendak dicapai dijabarkan lebih rinci dalam kotak output yang dikehendaki. Disamping itu, permasalahan yang telah diformulasikan juga dijadikan sebagai titik sentral perhatian dalam penyusunan model (Yulianti dan Eriyatno 1996). Input terdiri dari dua golongan yaitu eksogen atau yang berasal dari luar sistem (input dari lingkungan) dan overt input yang berasal dari dalam sistem dan ditentukan oleh fungsi dari sistem itu sendiri. Sedangkan output terdiri dari dua golongan yaitu output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki, output yang dikehendaki biasanya dihasilkan dari adanya pemenuhan kebutuhan yang ditentukan secara spesifik pada waktu analisis kebutuhan. Output yang tidak dikehendaki berasal dari dampak yang akan ditimbulkan bersama-sama dengan output yang dikehendaki (Marimin 2004). Suatu pendekatan sistem yang digunakan untuk memanajemen didesain untuk digunakan dalam analisis Ilmiah pada suatu organisasi yang komplek untuk: (a) pengembangan dan manajemen sistem operasi; dan (b) mendesain sistem operasi yang digunakan untuk proses pengambilan keputusan. Hubungan diantara kedua proses tersebut dijelaskan bahwa suatu sistem informasi didesain untuk mendukung dalam pengambilan keputusan yang sangat diperlukan pada sistem operasi manajemen (Murdick and Ross 1983). Selanjutnya Murdick and Ross (1983) menyatakan bahwa pendekatan sistem adalah terorganisasi, kreatif, teoritis, empiris, dan pragmatis yang masing-masing mempunyai sudut pandang dan prosedur yang berbeda. Kelima karakteristik dari pendekatan sistem dijelaskan sebagai berikut : (1) Terorganisasi (organized). Pendekatan sistem dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang besar sebagai contoh pendekatan sistem yang digunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dalam menyelesaikan suatu masalah pelik di suatu perusahaan digunakan suatu tim yang mempunyai skill profesional (systems

11 20 designers) dan beberapa spesialis (tenaga ahli) untuk menguji suatu formula pada waktu-waktu tertentu. (2) Kreatif (Creative). Dalam mengeneralisasikan prosedur pengembangan untuk desain sistem, pendekatan sistem harus sangat kreatif dan terfokus pada tujuan dan metode. Pendekatan sistem harus bersifat kreatif karena: (a) Suatu masalah terkadang bersifat sangat komplek dan tidak terstruktur dimana tidak terdapat suatu formulasi khusus atau solusi. (b) Kebanyakan data yang tersedia tidak lengkap dan tidak pasti. (c) Solusi alternatif diperlukan untuk menyelesaikan masalah subsistem. (d) Adanya fungsi-fungsi tradisional dan hambatan disiplin harus membutuhkan suatu sintetis tertentu. (3) Bersifat teoritis (Theoritical). Pendekatan sistem merupakan suatu metode dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan (science) umumnya terdiri dari teori-teori yang terstruktur yang menjadikan kita dapat membangun solusi praktis untuk sebuah masalah. (4) Bersifat empiris. Pencarian data empiris merupakan bagian yang sangat esensial dalam sebuah pendekatan. Data yang relevan harus dapat mensubstraksi data yang tidak relevan atau data yang benar dari data yang salah. (5) Bersifat Pramagtik (Pragmatic). Suatu sistem harus layak, produkif, dan dapat dioperasikan. Sistem didesain untuk dapat dipahami oleh suatu organisasi yang menjalankannya. Selanjutnya personel dari organisasi harus dapat meningkatkan proses dari diagnosis pengembangan dan desain. 2.3 Sistem Informasi Pelabuhan Sistem Informasi Pelabuhan Perikanan merupakan suatu sistem yang ditujukan untuk mendapatkan, mengelola, mengolah, dan menyajikan data informasi yang ada di Pelabuhan Perikanan. Sistem Informasi ini diharapkan dapat digunakan untuk : (1) Prasarana fisik : Untuk perencanaan dan pengembangan pelabuhan perikanan; Untuk pengelolaan fungsional; Untuk manajemen pemeliharaan fisik.

12 21 (2) Sosial ekonomi perikanan : Untuk perencanaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan; Untuk perencanaan dan pengembangan pemasaran dan distribusi ikan. (3) Layanan informasi perikanan : Untuk memberikan informasi harian dan periodik tentang jenis, harga, produksi ikan, dan jumlah kapal. Lingkup dari Sistem Informasi Pelabuhan Perikanan (Anonimous, 2000) dapat digambarkan sebagaimana Gambar 3. Gambar 3 Lingkup dari sistem informasi pelabuhan perikanan (LAPI-ITB dan FPIK-IPB 2001 diacu dalam Haluan 2002) Diagram tersebut menunjukkan bahwa lingkungan yang terkait dengan pemasukan data adalah pendaratan ikan, pelaksana pelabuhan, dan perusahaan. Sedangkan sistem akan memberikan informasi pada lingkungan yang meliputi Direktorat Jenderal Perikanan, perusahaan, investor, peneliti, dan sebagainya. Adapun rincian dari pada sistem tersebut terdiri dari beberapa proses seperti terlihat pada Gambar 4. Sering dikatakan dalam berbagai kesempatan bahwa pengembangan komoditas perikanan belum optimal dilakukan. Optimal dalam arti menyeimbangkan tingkat eksploitasi dan upaya-upaya konservasi. Selain itu perlu diketahui bahwa keberhasilan pembangunan dan pengembangan perikanan tidak saja bergantung pada potensi sumberdaya yang ada, tetapi juga bergantung pada pelaku dan cara pengelolaan yang diterapkan dalam usaha

13 22 tersebut dalam memenuhi permintaan pasar. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan data dan informasi perikanan yang akurat dan dapat dipercaya. (Anonimous 2000). Gambar 4 Proses pada sistem informasi pelabuhan. Masalah yang sering diungkapkan dalam berbagai kesempatan perihal data perikanan Indonesia adalah soal akurasi. Jika dicermati lebih dalam lagi maka situasi dan persoalan yang dihadapi yang berkaitan dengan data perikanan Indonesia dapat dikelompokkan dalam empat permasalahan. Pertama, format dan sistem pengumpulan data perikanan saat ini tampak sangat kompleks dan tidak fokus. Situasi ini memerlukan biaya tinggi untuk mengoperasikan sistem tersebut. Akibatnya, dengan adanya keterbatasan dan realitas lainnya, timbul masalah dalam mempertahankan dukungan terhadap kelangsungan (sustainablity) pengumpulan data tersebut. Kedua, variasi keragaman kedalaman data. Dari satu lokasi ke lokasi lainnya terlihat adanya variasi keragaman kedalaman data. Hal ini akan menyulitkan proses akumulasi data yang akurat. Ketiga, periode pembauran (up date) data. Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, format dan sistem pengumpulan data yang berjalan saat ini memerlukan biaya tinggi untuk mempertahankan ketersediaan dan akurasi data tersebut. Dengan demikian, pembauran (up date) data secara obyektif sulit dilakukan. Keempat, basis atau platform teknologi yang digunakan tidak efisien dan tertinggal jauh. Selain itu sulit dilakukan validasi terhadap data yang ada karena

14 23 data yang diterima tidak transparan atau sulit diakses (close access). (Anonimous 2000). Berdasarkan berbagai situasi dan pesoalan di atas, maka diperlukan sistem yang lebih sederhana, mudah diakses, relatif terbuka, ada mekanisme pertukaran data yang bisa memfasilitasi keragaman yang ada menjadi suatu sinergi, dan didukung oleh platform yang sesuai dengan tuntutan permasalahan saat ini dan akan datang (Anonimous 2000). Penyempurnaan terhadap data dan informasi perikanan diperlukan dalam rangka mendorong kearah pengelolaan yang optimal, yakni dengan menyeimbangkan tingkat eksploitasi dan upaya-upaya konservasi. Masalah utamanya adalah bagaimana mengetahui atau memutuskan dengan tepat bahwa tingkat eksploitasi telah seimbang dengan upaya-upaya konservasi (Anonimous, 2000). Sistem informasi perikanan tangkap, pada dasarnya adalah menghubungkan kegiatan perikanan tangkap dan kebutuhan pengumpulan dan penyajian data dari kegiatan tersebut (Anonimous 2000). Secara sederhana sistem perikanan tangkap dapat digambarkan pada diagram alur seperti tampak pada Gambar 5. Gambar 5. Model sistem perikanan tangkap yang berbasis pengelolaan sumberdaya ikan dan permintaan pasar (Anonimous 2000) Keterangan : OPI PSR FAS AP : Aliran material : Komponen penyusun : Op. Penangkapan Ikan : Pemasaran : Fasilitas Pelabuhan : Alat Penangkap Ikan

15 24 DIS : Distributor JSA : Jasa Pelabuhan SDI : Sumber Daya Ikan DPI : Daerah Penangkapan Ikan KPI : Kapal Penangkap Ikan PRO : Produsen PLB : Pelabuhan IKN : Ikan KON : Konsumen LBG : Kelembagaan Perikanan Pada diagram tersebut pelabuhan menempati posisi sentral dan merupakan basis industri perikanan tangkap. Selanjutnya, dalam konteks pengembangan sistem informasi perikanan, identifikasi kebutuhan data, baik jenis maupun frekuensi pengadaannya (sampling frequency) dapat dilakukan dengan melihat keseluruhan mata rantai kegiatan produksi perikanan laut yang bermula pada sarana produksi hingga pemasaran hasil perikanan. Dengan demikian minimal ada 5 (lima) komponen yang menjadi informasi yang perlu diperhatikan, yakni : (1) Daerah penangkapan ikan dan sumberdaya ikan. Informasi ini berisi informasi mengenai lokasi dan waktu/musim penangkapan ikan, jenis dan jumlah dugaan ikan, jarak dari pelabuhan (fishing base) ke lokasi ini, dan sebagainya. Diharapkan dari komponen ini akan diketahui informasi tentang kecenderungan (trend) sumberdaya ikan (SDI) yang dinamis dari waktu ke waktu. (2) Unit penangkapan ikan. Unit penangkapan ikan meliputi jenis kapal penangkap ikan, jenis alat tangkap, dan keperluan operasi seperti BBM, es, air tawar dan kebutuhan awak kapal. (3) Pelabuhan perikanan, Pelabuhan perikanan memberikan informasi tentang kapasitas dalam melayani keperluan operasi (produksi) dan menangani hasil produksi. Data yang dibutuhkan antara lain bagaimana letak pelabuhan ini terhadap sentra produksi dan konsumsi serta dengan jalur alternatif perdagangan seperti jalan dan bandara untuk distribusi ke lokasi-lokasi lain. Selain itu perlu diketahui jasa-jasa yang ditawarkan atau tersedia di pelabuhan tersebut.

16 25 (4) Pemasaran ikan, yang penting diketahui dalam aspek pemasaran antara lain adalah siapa pembeli, berapa harganya, bagaimana cara pembayarannya, serta dimana dipasarkan. Diharapkan dari komponen ini akan diketahui, minimal, kecenderungan (trend) harga dari waktu ke waktu. (5) Kelembagaan, menyangkut administrasi, aturan-aturan serta kebijakan yang dikeluarkan oleh instansi, baik itu pemerintah, swasta, perguruan tinggi atau pihak yang berwenang dalam menjamin kelancaran sistem yang ada. (Anonimous 2000). Sasaran dibentuknya sistem informasi perikanan tangkap antara lain adalah tersedianya informasi bagi pengambilan kebijakan dan strategi pengembangan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. (Anonimous 2000). Adanya kompleksitas serta banyaknya variabel-variabel atau parameter yang perlu diamati pada penelitian analisis kebijakan, maka data-data yang terkumpul akan sangat bervariasi dengan berbagai bentuk. Bidang ilmu yang terkaitpun juga mencakup berbagai aspek secara terintegrasi, seperti fisik, kimia, biologi, ekosistem/sumberdaya kelautan dan perikanan, iklim, sosial-ekonomi, sosialbudaya (Suratmo 2001). Bidang sosio-politik dan sosio-kultural lokal, merupakan ciri utama penelitian kebijakan. Dalam penelitian kebijakan akan terlintas dalam pemikiran bahwa penelitian ini merupakan aplikasi kerja penelitian untuk keperluan pembuatan kebijakan (Danim 2000). Hasil penelitian diharapkan nanti dapat diterapkan modelnya atau konsepnya atau rekomendasinya pada permasalahan lain yang sejenis (Suratmo 2001). Bidang hukum, politik, juga menjadi kajian dari penelitian kebijakan ini. Demikian juga dalam evaluasi program untuk sinkronisasi, penelitian program/kegiatan yang sudah dijalankan adalah sangat penting. Sehingga sangat diperlukan peninjauan lapangan, untuk melihat kualitas pelaksanaan program. Oleh sebab itu aspek-aspek pengamatan untuk ilmu eksakta, seperti fisika, kimia, biologi juga sangat berperan. Bobot ilmiah proses dan hasil sebuah penelitian kebijakan akan sangat bergantung kepada kredibilitas ilmiah penelitiannya. Nilai penelitian kebijakan diukur bukan semata-mata dari bobot ilmiahnya, melainkan dinilai dari kemanfaatannya bagi khalayak yang makin dibelenggu masalah (Danim 2000).

17 Peranan Sistem Informasi dalam Pelabuhan Perikanan Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER/16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan Bab IV Pasal 2 tentang fungsi pelabuhan perikanan, yaitu fungsi pelabuhan perikanan dalam mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya dapat berupa: 1. pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas perikanan, 2. pelayanan bongkar muat, 3. pelaksanaan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan, 4. pemasaran dan distribusi ikan, 5. pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan, 6. pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan, 7. pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan, 8. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, 9. pelaksanaan kesyahbandaran, 10. pelaksanaan fungsi karantina ikan, 11. publikasi hasil riset kelautan dan perikanan, 12. pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari, 13. pengendalian lingkungan (kebersihan, keamanan, dan ketertiban (K3), kebakaran, dan pencemaran). Dalam menghadapi tantangan masa depan, tentunya usaha perikanan haruslah memiliki daya saing. Daya saing yang kuat ini salah satunya dapat diperoleh dengan peningkatan produktifitas. Salah satu faktor yang mutlak diperlukan untuk mendukung peningkatan produktifitas adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sistem informasi merupakan elemen pokok dari teknologi informasi, dan telah banyak mengalami perkembangan berkat kemajuan yang telah dicapai dalam teknologi perangkat keras dan perangkat lunak (Wazdi 1995). Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data atau informasi dalam batasbatas ruang dan waktu. Teknologi ini juga merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi (Indrajit 2000). Dengan berkembangnya teknologi informasi, maka lingkup dari sistem informasi pun akan menjadi luas pemakaiannya pada hampir semua kegiatan manusia.

18 27 Dengan digunakannya teknologi informasi yang semakin maju pada usaha perikanan tangkap, maka hal ini akan membantu dalam kemajuan usaha tersebut untuk dapat dijadikan sebagai salah satu sektor ekonomi yang mendatangkan keuntungan. Hal ini berkaitan dengan semakin cepatnya arus informasi yang mengalir dan semakin mudahnya untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Pada hakekatnya pelabuhan perikanan merupakan basis utama kegiatan industri perikanan tangkap yang harus dapat menjamin suksesnya aktivitas usaha perikanan khususnya perikanan tangkap di laut. Pelabuhan perikanan berperan sebagai terminal yang menghubungkan kegiatan usaha di laut dan di darat ke dalam suatu sistem usaha yang kompak dan berdaya guna tinggi. Aktivitas unit penangkapan ikan di laut harus dipersiapkan keberangkatannya dari pelabuhan dengan bahan bakar, makanan dan es. Informasi tentang data harga dan kebutuhan ikan di pelabuhan perlu dikomunikasikan dengan cepat dari pelabuhan ke kapal di laut. Setelah selesai pekerjaan di laut kapal akan masuk ke pelabuhan dan membongkar serta menjual ikan tangkapan. Selain memberikan pelayanan terhadap kapal dan segala kebutuhan pemberangkatan, kedatangan, berlabuh, perbaikan dan docking, pelabuhan juga harus memberikan pelayanan kepada pedagang atau pihak lainnya. Sebagai instansi pemerintah, pelabuhan dapat diandalkan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pelabuhan. Data yang dikumpulkan secara baik dan sistematis merupakan informasi yang sangat berharga untuk berbagai keperluan. Sistem informasi akan sangat sangat berguna bagi pelabuhan karena sebagai sistem berbasis komputer yang dapat menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa ataupun kebutuhan yang berbeda. Informasi-informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak pelabuhan untuk mengelola serta mengembangkan pelabuhan ke arah yang lebih baik (Murdiyanto 2004). 2.5 Penelitian Terdahulu Studi dan penelitian tentang sistem informasi manajemen (SIM) oleh mahasiswa S1, S2 dan S3 program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP) dan program studi Teknologi Kelautan di Jurusan PSP FPIK-IPB sebagaimana disebutkan oleh Haluan (2002) sudah banyak dilakukan. Kasus serta objek penelitiannya menyebar dari hanya meneliti dan mengembangkan

19 28 SIM pada satu perusahaan perikanan, sampai pada Dinas Perikanan Dati I di tingkat propinsi. Hasil penelitiannya diharapkan dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memacu pengembangan usaha perikanan dari tingkat perusahaan sampai tingkat propinsi atau bahkan nasional. Namun sampai saat ini belum ada usaha monitoring dan evaluasi yang terarah dan terencana untuk hal tersebut. Sari (2000) mengembangkan sistem informasi perikanan di perairan Bengkalis Propinsi Riau, dengan tujuan (1) mengembangkan suatu sistem informasi perikanan di perairan Bengkalis, (2) menghimpun data dasar perikanan di perairan Bengkalis sebagai masukan awal sistem informasi yang dikembangkan. Sistem informasi perikanan di perairan Bengkalis (SIPRi 2000) berdasarkan object oriented. Pelaku dan pengguna pada sistem ini adalah Pemerintah Daerah tingkat I, Dinas Perikanan Tingkat I dan II, pengusaha perikanan, lembaga penelitian, dan institusi lainnya yang terlibat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya di perairan Bengkalis. Perangkat lunak sistem informasi ini dibagi menjadi empat, yaitu bagian masukan (input), bagian pengolahan, bagian pengeluaran (output), dan bagian penampungan data (database). Bagian masukan terdiri dari masukan data propinsi yang meliputi data produksi (ton) tahunan per kabupaten, data dan jumlah alat tangkap (unit) per kabupaten, data upaya penangkapan (trip) per kabupaten, dan armada penangkapan (buah) per kabupaten. Bagian keluaran atau informasi terdiri dari produksi tahunan tiap kabupaten, perkembangan sumberdaya, perkembangan upaya penangkapan, perkembangan alat tangkap, perkembangan armada penangkapan, tingkat potensi lestari, hasil tangkap persatuan upaya (CPUE), informasi mengenai species, informasi mengenai alat tangkap, daerah operasi penangkapan dan musim penangkapan. Pada bagian ini juga disajikan monografi desa, kalender musim penangkapan dari tiap kecamatan yang menjadi daerah penelitian. Bagian proses terdiri dari proses standarisasi alat tangkap, perhitungan hasil tangkap per satuan upaya tangkap (CPUE) dan proses pengolahan data dengan metode surplus production menggunakan model Schaefer dan Eksponensial. Bagian penampungan data terdiri dari masukan data mentah yaitu data hasil tangkapan dari tingkat propinsi berupa data statistic dari tiap kabupaten. Untuk tingkat kecamatan berupa data hasil tangkapan berdasarkan spesies, alat

20 29 tangkap yang digunakan, upaya penangkapan dan musim penangkapan dari desa pada tiap kecamatan. Pengembangan SIM sehubungan dengan kebutuhan dan rencana pembangunan perikanan di Indonesia sudah beberapa kali dilakukan, antara lain salah satu contoh adalah perencanaan dan pembentukan pusat informasi pengembangan perikanan dan manajemen database berbasis pengelolaan sumber daya ikan dan permintaan pasar pada tahun Usman (2002) meneliti tentang sistem informasi manajemen Dinas Perikanan DKI Jakarta, yang bertujuan untuk (1) mengorganisasikan informasi perikanan sehingga lebih teratur, akurat, cepat, efektif dan efisien, (2) mengembangkan program aplikasi sistem informasi manajemen dengan model Dinas Perikanan DKI Jakarta, (3) membantu pengguna (user) dalam pengelolaan informasi sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan. Program aplikasi yang dihasilkan diberi nama Sistem Informasi Manajemen Dinas Perikanan DKI Jakarta Version 1.0 atau disingkat SIM-DPJ Version 1.0. Program aplikasi SIM-DPJ Version 1.0 diuji coba (verifikasi) untuk menguji kemampuan sistem dalam memproses data masukan (input data). Berdasarkan keluaran informasi pada menu Hasil Data didapatkan beberapa informasi mengenai pendugaan stok sumberdaya ikan, dalam hal ini digunakan contoh data dari spesies ikan tuna dan cakalang di wilayah pengelolaan perikanan 9 (WPP 9-Samudera Hindia). Pada option Standarisasi ditampilkan informasi mengenai penentuan alat tangkap standar dari enam alat tangkap yang digunakan untuk menangkap tuna dan cakalang. Alat tangkap standar ini memiliki nilai FPI (Fishing Power Index) sama dengan 1, dalam kasus ini yang menjadi alat tangkap standar adalah rawai tuna, pada option ini juga didapat informasi mengenai nilai CPUE standar. Program aplikasi SIM-DPJ Version 1.0 hanya menggunakan metode surplus produksi untuk mengestimasi sumberdaya ikan. Pendugaan (estimasi) mengenai stok sumberdaya ikan diperlihatkan oleh hubungan antara upaya tangkap (effort) dengan hasil tangkap (catch) dengan menggunakan model surplus produksi yaitu model Schaefer dan model Fox. Kegunaan program aplikasi SIM-DPJ 1.0 bila dibandingkan dengan cara konvensional (buku-buku laporan) diantaranya: (1) dapat mengorganisasikan ketersediaan informasi yang ada pada Dinas Perikanan DKI Jakarta sehingga lebih teratur, akurat, cepat, efektif dan efisien serta membantu pengguna (user) sistem informasi ini dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, (2) tampilan

21 30 program aplikasi SIM-DPJ yang menarik dan jauh lebih akrab dengan pemakai (userfriendly) dari pada program konvensional yang total dikerjakan melalui program prosedur, (3) data tersimpan dalam suatu file database dan data tersebut dapat ditambah, dihapus, diperbaharui (update data) sehingga informasi yang ada tetap aktual. Program aplikasi SIM-DPJ untuk menentukan alternatif pengembangan usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan di DKI Jakarta, belum secara sempurna menggambarkan kondisi perikanan yang sebenarnya, karena tergantung akurasi data yang digunakan. Agar memperoleh rekomendasi yang benar dari program aplikasi ini, disarankan dalam pengisian data yang digunakan untuk menghasilkan informasi harus akurat (garbage in garbage out). Fitria (2002) mengembangkan sistem informasi pada usaha perikanan tangkap di perairan pengandaran Jawa Barat. penelitian ini bertujuan untuk merancang Sistem informasi usaha perikanan tangkap di pengandaran dengan manfaatkan komputer sebagai pendukung dalam pengelolaan data. dengan bantuan komputer, dapat membantu pihak pengelola informasi di dalam proses pemasukan data, penyimpanan data dan pengolahan data sehingga informasi dapat dihasilkan secara cepat, akurat, efektif dan efisien. Perancangan sistem informasi perikanan tangkap di pengandaran di beri nama SI PIT. Informasi yang dihasilkan dari SI PIT pada akhirnya dapat digunakan oleh berbagai pihak pelaku sistem perikanan tangkap di pengandaran. diantaranya digunakan oleh pihak pemerintah daerah dalam menetapkan suatu aturan atau kebijakan dibidang perikanan, oleh pihak pengelola pelabuhan dalam pengelolaan produksi perikanan, dan peningkatan fasilitas pelabuhan, juga dapat digunakan oleh pelaku atau pihak yang berusaha atau yang akan berminat untuk berusaha di bidang perikanan tangkap di pangandaran. Handayani (2003) telah menghasilkan Sistem Informasi Manajemen Dinas Perikanan Dati I Jawa Timur diberi nama SIM_DP Jatim. Program Aplikasi dibangun sebagai alat untuk mengelola data dinas dan penyedia informasi bagi masyarakat. SIM DP Jatim memiliki kelemahan yaitu belum terbentuknya sistem jaringan pada program aplikasi yang dapat mengatur arus data masuk dan keluar, perhitungan pendugaan stok sumberdaya tidak dilakukan pada Microsoft Access tapi masih menggunakan program lain (Microsoft Excel) untuk mengimpor hasil perhitungan. Nelly (2005) meneliti mengenai rancang bangun sistem informasi perikanan udang penaeid di perairan Arafura yang berbasis di Sorong dan

22 31 Bintuni, yang bertujuan untuk menghimpun data dasar yang berkaitan dengan usaha penangkapan udang di perairan Arafura dan mengembangkan suatu rancang bangun sistem informasi perikanan udang di perairan Arafura berdasarkan data dasar yang didapat untuk mendukung keberlangsungan usaha penangkapan udang di perairan Arafura. Perangkat lunak yang dirancang diberi nama SIPURA, yang digunakan sebagai sistem informasi perikanan udang di perairan Arafura. Dibutuhkan data-data berupa hasil tangkapan udang, alat tangkap, upaya penangkapan, hasil tangkapan sampingan dan data logbook penangkapan udang sebagai masukan awal dalam sistem informasi ini, dengan demikian pengguna sistem informasi ini dapat menduga ketersedian stok udang didaerah tersebut Mahfud (2005) menyusun suatu Rancang Bangun Sistem Informasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dalam Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan secara Terpadu : Prototipe Kabupaten Sumenep Madura. Penelitian tersebut telah menghasilkan program aplikasi komputer SISTEMIK SIMPEL dengan platform Microsoft Windows XP Home Edition dengan dua panel utama, yaitu: (1) marine and coastal support system sebagai sistem pendukung manajemen pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan; dan (2) marine and coastal guideline system sebagai sistem penuntun manajemen pemanfaatan ruang pesisir dan lautan. Saptoriantoro (2006) meneliti mengenai sistem informasi perikanan PPP Karangantu Kabupaten Serang Propinsi Banten, dengan tujuan untuk merancang sistem informasi berbasis komputer, dan membantu manajemen PPP Karangantu dalam meningkatkan mutu pelayanan data dan informasi perikanan. Sistem informasi yang dirancang diberi nama SIMKAR Ver. 1 PS, yang meruoakan sistem informasi berbasis komputer yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh pihak manajemen PPP Karangantu, seperti mempercepat waktu pelayanan, dapat memperkecil kekeliruan data dan menghasilkan laporan-laporan yang diinginkan dalam waktu relatif singkat dan akurat. Sebagaimana disebutkan oleh Haluan (2002) pengembangan sistem informasi untuk pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan masih sangat dibutuhkan, untuk itu penelitian-penelitian lanjutan akan sangat berharga nilainya. Penelitian penelitian tersebut antara lain dari segi wilayah, permasalahan kelautan dan perikanan, kelembagaan, dan lain sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi keuangan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi keuangan adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Sistem Informasi Keuangan Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) sistem informasi keuangan adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perikanan tangkap pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, sekaligus untuk menjaga kelestarian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELABUHAN PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP) ALIFSYAH BAMBANG SUTEJO

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELABUHAN PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP) ALIFSYAH BAMBANG SUTEJO RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELABUHAN PERIKANAN (STUDI KASUS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP) ALIFSYAH BAMBANG SUTEJO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum,

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum, BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Pengertian suatu sistem tentu mempunyai beberapa persyaratan umum, persyaratan umum tersebut adalah bahwa sistem harus mempunyai unsur lingkungan, interaksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN PG-122 IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN Fauziyah 1,, Khairul Saleh 2, Hadi 3, Freddy Supriyadi 4 1 PS Ilmu Kelautan Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan wilayah. Namun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi yang digunakan pada kerja praktek ini. 1.1 Restoran Menurut

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pencatatan Penjualan Secara manual Pada Toko Buku Penuntun Palembang Toko Buku merupakan salah satu toko yang berkembang di masyarakat Indonesia. Kehadirannya kini

Lebih terperinci

Nrp Nama Kelas Wiro A Saras B Bond C. Gambar 1. Struktur Tabel

Nrp Nama Kelas Wiro A Saras B Bond C. Gambar 1. Struktur Tabel 1 1. Microsoft Acces Microsoft acces merupakan sebuah program aplikasi untuk mengolah database (basis data) yang memiliki relasional karena antara informasi satu dengan informasi yang lainnya bila memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen elemen yang saling berkaitan, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. (Jogiyanto, 1999, hlm 1). Suatu sistem terdiri atas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Claggett J.R, Murdick, R.G. and Ross J.E Sistem Informasi untuk Manajemen Modern. Edisi Ketiga.

DAFTAR PUSTAKA. Claggett J.R, Murdick, R.G. and Ross J.E Sistem Informasi untuk Manajemen Modern. Edisi Ketiga. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2000. Perencanaan dan Pembentukan Pusat Informasi Pengembangan Perikanan dan Manajemen Data Base Berbasis Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Permintaan Pasar, LAPI-ITB dan FPIK-IPB.

Lebih terperinci

1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Perumusan Masalah

1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini fungsi komputer semakin dimanfaatkan dalam segala bidang. Baik di bidang pendidikan, bisnis, ataupun penelitian. Komputer dimanfaatkan dalam segala bidang dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sistem. Adapun beberapa definisi sistem antara lain : Menurut Dr. Azhar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan tempat penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan tempat penelitian 11 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat penelitian Tinjauan lapang dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2012 di Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengolahan data dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) diambil dari BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Teknologi komputer sesungguhnya telah banyak merubah sistem tata kerja sebagian manusia yang bergerak di bidang informasi. Istilah komputer mempunyai arti yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem ada dua pendekatan yaitu menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Untuk pendekatan yang menekankan pada prosedur,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut (Ladjamudin, 2005), Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam BAB XXVII BALAI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (BPPP) LABUAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN Pasal 118 Susunan Balai Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan terdiri dari: a. Kepala Balai ; b. Kepala

Lebih terperinci

BAB I. : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi

BAB I. : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi Oleh Tujuan : Kundang K.Juman, Ir.MMSI : Agar Mahasiswa memahami konsep dasar sistem informasi BAB I Konsep Dasar Sistem 1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana pengertian

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG

PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG PERANCANGAN APLIKASI PENGADAAN BARANG PADA PT PUPUK SRIWIDJAJA (Persero) KANTOR PEMASARAN PUSRI DAERAH LAMPUNG RIFKI PUSPA WARDANI* 1 Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No. 26 Labuhan Ratu Bandar Lampung 35142

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Dalam mendefenisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Namun secara umum sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang mengandung arti kesatuan dari bagian yang berhubungan satu dengan yang lain. Menurut Jogiyanto system adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ikan lele pada beberapa tahun ini mengalami peningkatan karena permintaan

BAB I PENDAHULUAN. ikan lele pada beberapa tahun ini mengalami peningkatan karena permintaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ikan lele merupakan ikan air tawar yang teknologi budidayanya relatif mudah dikuasai masyarakat dengan modal usaha yang cukup rendah. Konsumsi ikan lele pada beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata computer yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus

BAB II LANDASAN TEORI. Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sistem. Adapun beberapa definisi sistem antara lain : Menurut Andri

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGADAAN SUKU CADANG KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG

SISTEM INFORMASI PENGADAAN SUKU CADANG KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG SISTEM INFORMASI PENGADAAN SUKU CADANG KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI II BANDUNG Tono Hartono, S.Si., M.T Dosen Program Studi Sistem Informasi Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGOLAHAN DATA PENJUALAN SPAREPART ALAT BERAT (HOSE HIDROLIK) PADA PT. SUMATRA UNGGUL MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

RANCANG BANGUN PENGOLAHAN DATA PENJUALAN SPAREPART ALAT BERAT (HOSE HIDROLIK) PADA PT. SUMATRA UNGGUL MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 ISSN-P 2407-2192 Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume II, No. 1, Juni 2015, h. 73-80 RANCANG BANGUN PENGOLAHAN DATA PENJUALAN SPAREPART ALAT BERAT (HOSE HIDROLIK) PADA PT. SUMATRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah merupakan tuntutan yang mendasar dewasa ini. Kebutuhan akan informasi

BAB I PENDAHULUAN. sudah merupakan tuntutan yang mendasar dewasa ini. Kebutuhan akan informasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat membawa imbas pada seluruh lapisan bidang usaha, sehingga komputerisasi dalam berbagai bidang sudah merupakan tuntutan

Lebih terperinci

Database Management Pengenalan MS. Access 2003

Database Management Pengenalan MS. Access 2003 4 Yang dibahas pada bab ini :: Mengenal MS. Access 2003 Komponen Utama MS. Access 2003 Memulai MS. Access 2003 Mengenal Lembar Kerja MS. Access 2003 Mengatur Regional Settings Mengakhiri MS. Access 2003

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2005:8) sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

STEPHANIE BETHA R.H.

STEPHANIE BETHA R.H. STEPHANIE BETHA R.H. APAKAH SISTEM ITU???? Kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama Contoh : 1. Sistem Tata surya 2. Sistem Pencernaan 3. Sistem Informasi Sekumpulan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menganalisis sistem merupakan tahapan dalam menganalisis kebutuhankebutuhan

BAB III LANDASAN TEORI. Menganalisis sistem merupakan tahapan dalam menganalisis kebutuhankebutuhan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis dan Perancangan Sistem Menganalisis sistem merupakan tahapan dalam menganalisis kebutuhankebutuhan sistem. Menurut Kendall & Kendall (2003:13), perangkat atau teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terkini. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga-tenaga ahli di bidang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terkini. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga-tenaga ahli di bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer memberikan satu solusi yang tepat dalam menghasilkan informasi yang terkini. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga-tenaga ahli di bidang komputer, guna memenuhi

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Pengumpulan Data

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Pengumpulan Data 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Model dan Simulasi, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan dimulai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Program Aplikasi Pelayanan administrasi Kependudukan Program Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau menyelesaikan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. kumpulan dari elemen-elemen yang satu dengan yang lain berinteraksi dan

BAB III LANDASAN TEORI. kumpulan dari elemen-elemen yang satu dengan yang lain berinteraksi dan 14 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Jogiyanto, H.M (1989 : 23) pada bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi Yogyakarta, menyebutkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut. BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori mengenai sistem berbasis komputer dari teori-teori yang berhubungan dengan landasan teori yang akan dipakai pada tahap

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Beberapa ahli menyatakan sebagai ilmu dan sebagai seni, adapula yang memasukkannya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY

SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PENJUALAN DAN PERSEDIAAN pada RUDI AGENCY Oleh : Sofian Horas H Siregar, (sofyanhoras@gmail.com) Dosen Pembimbing : Rinci Kembang Hamsari Program studi : Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN: TUJUAN PEMBELAJARAN:

POKOK BAHASAN: TUJUAN PEMBELAJARAN: BAB 7 PENGANTAR PERANGKAT LUNAK BASIS DATA POKOK BAHASAN: Pengantar Dasar Basis Data Pengenalan Tabel, Relasi, ER Diagram Pengenalan SQL Query Pengenalan Microsoft Access Pembuatan Tabel, Form dan Report

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. 13 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI APOTEK FARAH FARMA DI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA. Naskah Publikasi. diajukan oleh Yulianto

SISTEM INFORMASI APOTEK FARAH FARMA DI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA. Naskah Publikasi. diajukan oleh Yulianto SISTEM INFORMASI APOTEK FARAH FARMA DI TEMPEL SLEMAN Naskah Publikasi diajukan oleh Yulianto 11.22.1344 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM 2012 INFORMATION SYSTEMS FARAH FARMA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperoleh penjelasan yang baik tentang sistim informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperoleh penjelasan yang baik tentang sistim informasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistim Informasi Dalam pengertian sistim informasi ada baiknya terlebih dahulu mengerti arti dari sistim dan informasi. Dengan memahami definisi sistim dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Dunia Informasi saat ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga banyak lembaga yang berusaha meningkatkan usahanya. Salah satu perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Data Pengertian data adalah : Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer berasal dari bahasa latin computer yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan tujuan yang sama. Sebuah sistem harus mempunyai organisasi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Landasan Teori Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah Komputer berasal dari bahasa latin compute yang artinya alat hitung, sedangkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah Komputer berasal dari bahasa latin compute yang artinya alat hitung, sedangkan BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibicarakan beberapa teori pendukung yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Pengertian Komputer Istilah Komputer berasal dari bahasa latin compute yang artinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi jawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa yang mudah dipahami sehingga manusia sekarang lebih banyak memilih. a. Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa yang mudah dipahami sehingga manusia sekarang lebih banyak memilih. a. Untuk membuat program aplikasi berbasis Windows BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Mengenai Visual Basic 6.0. Visual Basic pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah atau instruksi yang dimengerti

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN. Abdur Rahim

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN. Abdur Rahim ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBINAAN PANTI ASUHAN PADA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH TEMBILAHAN Abdur Rahim Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem adalah rangkaian dari suatu komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan pengembangan yang

Lebih terperinci

BAB III. Landasan Teori

BAB III. Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1. Aplikasi Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel (Yazid, 2009:50).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori ini diuraikan sejumlah teori untuk membantu dan memecahkan permasalahan yang ada. Beberapa landasan teori tersebut meliputi konsep dasar dan definisi-definisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis dan Perancangan Sistem Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN INFORMASI. Manajer mengelola lima sumber daya utama yang ada di perusahaan : 1. Man (Manusia) 2. Material

MANAJEMEN INFORMASI. Manajer mengelola lima sumber daya utama yang ada di perusahaan : 1. Man (Manusia) 2. Material MANAJEMEN INFORMASI Informasi merupakan salah satu sumber dasar yang ada bagi para manajer yang mempunyai nilai, karena informasi akan memberikan sumber yang nyata dan akan lebih berperan bila suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Sedangkan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Sedangkan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis dan Analisis Sistem Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Evaluasi situasi atau problem, termasuk tinjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS KEBUTUHAN JURUSAN Susanto, S.Kom., MT E-mail: tuansanto@yahoo.co.id Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut: Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 3.1.1 Sistem Menurut Sari Murdowati (1998; 1), definisi sistem merupakan sekumpulan komponen terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom Pertemuan 6 Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom 1 Pendahuluan Setelah tahap analisis sistem dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Tahapan Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Tahapan Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret hingga November 2010, dengan kegiatan pengumpulan data perijinan kapal penangkap ikan yang bersumber dari Direktorat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan; lamaran; penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Informasi Persewaan Mobil Pada Rental Mobil Akur Pacitan Bayu Kristiawan, Sukadi

Pembuatan Sistem Informasi Persewaan Mobil Pada Rental Mobil Akur Pacitan Bayu Kristiawan, Sukadi Pembuatan Sistem Informasi Persewaan Mobil Pada Rental Mobil Akur Pacitan Bayu Kristiawan, Sukadi kristiawan90@gmail.com Abstrak : Pada era modern seperti saat ini, Perkembangan dan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Komponen SPK Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Komponen-komponen dss Subsistem manajemen data Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bagian ini membahas tentang teori - teori yang digunakan sebagai landasan pada penelitian ini. 3.1 Sistem Informasi Data merupakan bahan baku yang akan di proses untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehubungan dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang komputer dalam dunia usaha saat ini dirasakan bahwa pengaruh komputer memegang

Lebih terperinci

dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.

dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat. Sistem informasi manajemen (SIM) bukan sistem informasi keseluruhan, karena tidak semua informasi di dalam organisasi dapat dimasukkan secara lengkap ke dalam sebuah sistem yang otomatis. Aspek utama dari

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012 SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO Dianradika Prasti, Ramlan Muchtar 2 Universitas Cokroaminoto Palopo,2 e-mail : dd.prasty@yahoo.co.id, allank87@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO Rusmala Dewi 1, Muh. Akbar 2 Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 Email: dewi_palopo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Palabuhanratu sebagai lokasi proyek minapolitan perikanan tangkap.

Lebih terperinci