5 HASIL 5.1 Potensi kejadian kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta
|
|
- Ari Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 HASIL Secara umum PPS Nizam Zachman mempunyai manajemen penanggulangan kebakaran yang baik. Organisasi unit penanggulangan kebakaran yang terdapat di lingkungan PPS Nizam Zachman ada 2 (dua), yaitu TB.Mina Antasena dan Dinas Pemadam Kebakaran pos jaga Muara Baru. Organisasi tersebut mempunyai struktur, tugas dan tanggung jawab masing-masing. Jumlah dan tingkat keahlian personil unit penanggulangan kebakaran itu disesuaikan dengan aturan/arahan pemerintah tentang unit penanggulangan kebakaran. Organisasi ini juga melakukan pengecekan dan perawatan sarana penanggulangan kebakaran secara teratur dan berkala. Selain itu organisasi ini juga melakukan tindakan pembinaan dan pelatihan terhadap pelaku perikanan yang ada di lingkungan PPS Nizam Zachman Jakarta. Sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran yang tersedia di PPS Nizam terdiri dari pasokan air yang baik, jalan lingkungan yang memenuhi kriteria aksesibilitas mobil pemadam kebakaran dan komunikasi yang baik. Disamping itu setiap pos unit pemadan kebakaran juga dilengkapi oleh alat pemadam api ringan (Apar), dan mobil pompa. 5.1 Potensi kejadian kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta Menurut Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar-PB) Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 terdapat 573 kejadian se-jabodetabek. Dari total 573 kejadian kebakaran se-jabodetabek tersebut ternyata dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang menjadi penyebab kejadian kebakaran yaitu; kompor, lampu, listrik, rokok, dan lain-lain. Listrik menjadi penyebab terbesar kejadian kebakaran. Dari total 573 kejadian, 364 kejadian diantaranya disebabkan oleh listrik. Sedangkan lampu menempati posisi terendah yang menjadi penyebab kebakaran yakni 8 (delapan) kejadian. Total wilayah kebakaran yang terjadi adalah sekitar m 2 dengan korban luka-luka sebanyak 61 (enam puluh satu) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang dari petugas Damkar-PB dan 59 (lima puluh sembilan) orang dari masyarakat. Korban meninggal mencapai 16 (enam belas) orang. Sebanyak
2 orang dari kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Sedangkan taksiran kerugian materi mencapai 186 triliun rupiah. Gambar 6 Penyebab umum kejadian kebakaran Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa potensi kebakaran di PPS Nizam Zachman sangat tinggi mengingat hampir semua perusahaan perikanan di lingkungan PPS Nizam Zachman menggunakan listrik untuk melakukan produksinya. Disaping itu dari rata-rata 341 unit kapal yang bersandar di kolam pelabuhan sepanjang tahun 2010 hampir 90% diantaranya adalah kapal kayu yang mana kayu sendiri merupakan material penghantar panas yang sangat potensial. Pada Tabel 7 berikut disajikan fasilitas yang terdapat di PPS Nizam Zachman yang memiliki potensi terjadinya kebakaran. Tabel 7 Fasilitas PPS Nizam Zachman dan potensi kebakarannya No Fasilitas Luas/jumlah Unit Potensi Penyebab Kebakaran 1 Kantor Pelayanan terpadu 690 m 2 Listrik 2 Balai penyuluhan nelayan 234 m 2 Listrik 3 Pos Keamanan 118,5 m 2 Listrik 4 Mess Operator 1&2 174,5 m 2 Listrik 5 Musholla 150,53 m 2 Listrik 6 Masjid 440,9 m 2 Listrik 7 Kantor Polisi KP 3 40 m 2 Listrik 8 Mess Loligo 24 m 2 Listrik 9 Bangunan MCK (20 unit) 439 m 2 Listrik 10 Garasi kendaraan berat 210 m 2 Listrik 11 Rumah Genzet 40 m 2 Listrik, Mesin 12 Bangunan Pos masuk 51 m 2 Listrik 13 Bangunan Kantin 1.161,25 m 2 Listrik, Kayu, Kompor 14 Bangunan gedung peralatan 1&2 328 m 2 Listrik 15 Kantor pengurus kapal 94 m 2 Listrik 16 Muara Baru Center m 2 Listrik 17 Kantor Koperasi 53,4 m 2 Listrik 18 Kapal yang berlabuh (rata-rata 341 unit Mesin, bahan bakar, per bulan) kompor 19 Perusahaan 80 unit Mesin, listrik
3 36 Adapun data kejadian kebakaran di kolam pelabuhan PPS Nizam Zachman Jakarta terdapat dalam Gambar 8 berikut. Gambar 7 Kejadian kebakaran kapal di Kolam Pelabuhan PPS Nizam Zachman Jakarta 5.2 Manajemen penanggulangan kebakaran TB.Mina Antasena Sarana dan prasarana TB. Mina Antasena adalah kapal yang mempunyai tugas khusus untuk memantau titik api serta memadamkan api yang terdapat di kolam pelabuhan dan di atas kapal baik yang sedang bersandar atau pun yang berada di laut sekitar Perairan Utara Jakarta. TB. Mina Antasena dilengkapi dengan berbagai kelengkapan pemadam kebakaran sebagaimana layaknya kapal pemadam kebakaran seperti yang terdapat dalam Tabel 8. Kelengkapan pemadam yang terdapat di kapal TB.Mina Antasena ini adalah: sistem pemadaman eksternal (eksternal fire fighting) yang berfungsi untuk memadamkan api pada kapal lain, Sistem pemadaman internal (internal fire fighting) yang berfungsi untuk menjaga kapal agar tetap terjaga dari bahaya kebakaran pada saat kapal memadamkan api kapal lain/ sedang menjalankan eksternal fire fighting. Kapal ini terdiri dari dua mesin, mesin pertama sebagai mesin utama penggerak kapal (berwarna hijau), dan mesin kedua sebagai mesin pemadam utama yang berfungsi untuk menjalankan seluruh sistem pemadam yang ada di kapal ini baik eksternal maupun internal fire fighting. Eksternal fire fighting dilengkapi dengan 2 (dua) nozzle (pemancar air) yang terdapat di bagian atas kapal. Hal ini bertujuan agar memudahkan TB.Mina Antasena untuk melakukan pemadaman pada kapal lain. Internal fire fighting dilengkapi dengan 2 (dua) pipa air juga, yaitu di bagian kanan dan kiri dek kapal. Hal ini bertujuan
4 37 agar melindungi kapal dari percikan api pada saat kapal sedang melakukan pemadaman kebakaran pada kapal lain. Kelengkapan lain yang terdapat di TB. Mina antasena ini adalah terdapat Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan type Dry cemical, Fire equipment (baju tahan api) yang berfungsi untuk melindungi petugas dalam melaksanakan tugasnya agar tidak terkena api, Smoke signal dan red hanflare, yang digunakan pada saat kapal berada dalam keadaan darurat. Smoke signal adalah salah satu bentuk signal darurat yang berbentuk kepulan asap dan biasa digunakan pada siang hari. Sedangkan red hanflare adalah sinyal darurat yang berbentuk percikan api berwarna merah. Biasanya red hanflare ini lebih efektif digunakan pada malam hari karena warna merah akan lebih terlihat pada malam hari. Kapal TB. Mina Antasena ini selain mempunyai kelengkapan pemadam kebakaran juga mempunyai kelengkapan standar kapal laut. TB.Mina Antasena ini dilengkapi dengan radio, kompas, GPS, teropong, klakson kapal dan sebagainya. Tabel 8 Sarana dan Prasarana TB. Mina Antasena Sarana dan Prasarana Kapal TB. Mina Antasena Generator penerangan Mesin Pemadam Mesin induk kapal Pompa Penghisap Pompa minyak Eksternal Fire Fighting Internal Fire Fighting Nozzle APAR Fire Equipment Red Handflare Smoke Signal Selain itu TB.Mina Antasena mempunyai tugas untuk mengatur kapal-kapal yang berada di kolam pelabuhan serta membantu kapal perikanan yang bermasalah di laut sekitar PPS Nizam Zachman Jakarta (kandas, rusak mesin, rusak kemudi, dll) Sumberdaya Manusia Seluruh sumberdaya manusia pada unit ini adalah berasal dari Tug Boat (TB) Mina Antasena Crew. Unit ini berada di bawah pengawasan syahbandar perikanan PPSNZJ. Unit ini sepenuhnya bertanggung jawab memantau dan memadamkan sumber api di kapal maupun kolam pelabuhan.
5 38 Unit ini terdiri dari 8 (delapan) orang yang dibagi dalam 2 (dua) shift. Semua personel pada unit ini dibekali dengan keterampilan memadamkan api di atas kapal. Bahkan 4 (empat) diantaranya sudah mendapatkan sertifikat Advance fire fighting dari Pertamina. Petugas yang sudah mendapat sertifikat advance fire fighting tersebut mempunyai keahlian memadamkan api dengan cara menghilangkan salah satu unsur segitiga api yang menimbulkan kebakaran. Segitiga api itu adalah Oksigen (O 2 ), material dan panas. Beberapa contoh cara menghilangkan segitiga api itu adalah ; 1) Oksigen dapat dihilangkan dengan menutup sumber api dengan karung basah, 2) Material dapat dihilangkan dengan cara menghancurkan material tersebut, dan 3) Panas dapat dihilangkan dengan air dan CO 2. Partner TB.Mina Antasena dalam memperoleh sertifikasi AFF ini adalah Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta dan Pertamina Maritim Training Centre Tata Operasional Selama 24 jam terdapat petugas yang bertugas untuk memantau keadaan di sekitar kolam pelabuhan. Petugas tersebut bertugas untuk melihat titik api yang ada di sekitar kolam pelabuhan. Jika menemukan titik api yang kecil, (misalnya bakar sampah di atas kapal, bakar ikan di atas kapal, dsb) biasanya petugas langsung menghampiri sumber api tersebut dan memperingatkan akan bahaya kebakaran besar yang dapat ditimbulkan oleh api yang kecil. Jika petugas menemukan sumber api yang besar terlebih jika ada laporan dari warga bahwa ada kebakaran di suatu titik, maka petugas akan segera membunyikan alarm bahaya kebakaran yang berada di Tug Boat Mina Antasena (TB.Mina Antasena). Seketika itu juga para petugas bersiap dengan pakaian lengkap (fire equipment) dan langsung stand by di pos yang telah ditetapkan. Kejadian kebakaran di kapal pada umumnya tidak ada korban jiwa, karena kapal ditinggal dalam keadaan tidak ada ABK dan umumnya terjadi pada malam hari. Adapun penyebab umum terjadi kebakaran di kapal adalah pemakaian kompor di atas kapal yang pada umumnya terbuat dari kayu, puntung rokok yang dibuang sembarangan, dan konsleting yang terjadi di mesin kapal.
6 39 Berikut pembagian peran crew TB.Mina Antasena jika terjadi kebakaran : 1) Nahkoda bertugas untuk memimpin pemadaman dan mengemudikan kapal, 2) Kepala Kamar Mesin (KKM) bertugas untuk mengoperasikan mesin kapal dan mesin pemadaman serta memimpin internal fire fighting 3) Mualim 1, juru mudi 1&2 bertugas untuk mengoperasikan 2 nozzle (pemancar) yang merupakan bagian dari eksternal fire fighting. Menurut pengakuan dari Nahkoda TB. Mina Antasena (Kapten Indra) selama 5 tahun terakhir kejadian kebakaran terbersar terjadi pada tahun 2005 dimana pada waktu itu ada 3 (tiga) kapal yang terbakar sekaligus yang sedang bersandar di kolam pelabuhan. Pada saat kejadian kebakaran 3 (tiga) kapal tersebut tidak dihuni oleh ABK sehingga tidak ada pencegahan lebih dini dari orang terdekat ketika sumber api pertama muncul. Akhirnya untuk mencegah peluasan kebakaran kapal TB.Mina Antasena langsung menabrak dan memisahkan 3 (tiga) kapal tersebut. Akhirnya 2 (dua) kapal hanyut ke laut dan satu lagi tetap di posisi awal. Akhirnya terjadi pembagian peran antara TB. Mina Antasena dengan Sudin Kebakaran dan Penanggulangan Bencara wilayah muara baru dima TB. Mina Antasena bertugas untuk mengejar dan melakukan pemadaman 2 (dua) kapal yang hanyut tadi, sedangkan Damkar bertugas untuk memadamkan kapal yang masih berada di kolam pelabuhan. TB.Mina Antasena Pemantauan Sumber Api Kecil (Non Kebakaran) Teguran Besar (Kebakaran) Alarm Kebakaran + Persiapan Crew Persiapan Crew Pemadaman Api Gambar 8 Tata operasional pensanganan kebakaran oleh TB.Mina Antasena
7 Manajemen Penanggulangan Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta (Pos Jaga Muara Baru) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang terdapat di Pos Jaga Muara Baru Sudin Jakarta Utara seperti yang disajikan dalam Tabel 10 terdiri dari dua jenis, yaitu Perlengkapan Unit dan Perlengkapan Personel. Perlengkapan unit pemadam kebakaran terdiri dari mobil pemadam kebakaran yang mengangkut seluruh perlengkapan pemadaman kebakaran termasuk air yang digunakan untuk memadamkan api di lokasi kebakaran, nozzle (Pemancar) yang berfungsi sebagai keran air dan bisa mengatur mode pancaran air sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan. Selang air, berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki air untuk disemprotkan ke sumber api. Pipa cabang, berfungsi untuk memperbanyak titik pancar air dengan membagi aliran air dari tangki air. Alat Pemadam Api Ringan (APAR), berfungsi untuk memadamkan api yang berukuran lebih kecil. Jenis zat yang terdapat dalam alat pemadam api ringan ini ada beberapa jenis, yaitu : foam (busa), dry chemical, dan CO 2. Linggis, ganco, kapak, berfungsi sebagai alat bantu petugas dalam melakukan pemadaman api atau evakuasi korban yang berada di sekitar titik api. Serta bricing aparatus (BA), berfungsi untuk membantu petugas pemadam kebakaran/ petugas evakuasi untuk menembus kepulan asap yang menyelimuti jalur pemadaman/evakuasi. Cara kerja nya adalah dengan menembakkan BA ke kumpulan asap tersebut. Sedangkan perlengkapan personel terdiri dari Helm yang berfungsi untuk melindungi petugas pemadam kebakaran dalam memadamkan kebakaran /mengevakuasi korban. Fire jacket, merupakan jaket tahan api yang berfungsi untuk melindungi petugas pemadam kebakaran dari ancaman jilatan api. Sepatu, berfungsi untuk melindungi kaki petugas. Sarung tangan tahan api yang berfungsi untuk melindungi tangan petugas selama melaksanakan tugas memadamkan api. Serta masker, berfungsi untuk melindungi saluran pernafasan petugas kebakaran dari asap atau bahkan zat yang membahayakan kesehatan petugas selama melaksanakan tugasnya di lapangan.
8 41 Tabel 9 Perlengkapan Unit dan Personel Unit Damkar-PB Pos Jaga Muara Baru Nama Perlengkapan Mobil Pemadam Kebakaran Pipa Cabang Pemancar (Nozzle) Pompa Penyemprot dan Penghisap Selang Alat Pemadam Api Ringan Linggis, Ganco, Kapak Helm Bricing Aparatus Sepatu petugas Sarung tangan Masker Fire jacket Sumberdaya Manusia Unit Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar-PB) Pos Jaga Muara Baru ini tidak hanya berperan di wilayah PPSNZJ saja akan tetapi juga berperan dalam penanggulangan kebakaran dan bencana di wilayah Jakarta Utara. Jika dibutuhkan maka unit ini akan langsung bergerak untuk menangani kebakaran yang terjadi di wilayah Jakarta Utara. Personel yang berjaga-jaga di Pos Jaga Muara Baru ini terdiri atas 3 (tiga) regu yang setiap regu terdiri atas 4 orang yang memiliki 1 (satu) Kepala Regu. Setiap regu mendapat waktu jaga selama 12 jam. Setiap personel dalam 1 (satu) regu mempunyai peran masing-masing dalam penanggulangan kebakaran di suatu wilayah. Kepala Regu bertugas untuk memimpin dan mengatur strategi penanggulangan dalam setiap kebakaran. Satu orang bertugas untuk mengoperasikan mobil kebakaran. Sedangkan dua orang lainnya bertugas untuk mencari sumber air dan melakukan penyemprotan ke sumber api Tata Operasional Pos Jaga Muara Baru akan bergerak ketika ada laporan kepada mereka. Laporan bisa bersumber dari 2 (dua) pihak. Pertama, informasi kejadian kebakaran yang bersumber dari Damkar Sudin Jakarta Utara. Biasanya informasi kejadian kebakaran ini terjadi bukan di area Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta, akan tetapi masih tetap di wilayah tugas Damkar Sudin Jakarta Utara yaitu di wilayah jakarta utara sendiri. Sedangkan yang kedua, informasi kejadian kebakaran berasal dari security/warga yang berada di sekitar PPSNZJ. Untuk kasus yang kedua ini biasanya terjadi kebakaran di sekitar area
9 42 Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta baik di dalam pelabuhan, maupun di luar lingkungan pelabuhan itu sendiri. Pada saat Pos Jaga Muara baru ini mendapatkan informasi adanya kejadian kebakaran, maka dalam waktu 10 menit regu pemadam harus mempersiapkan diri dan berangkat ke lokasi. Persiapan yang dilakukan meliputi persiapan personel dan persiapan unit. Persiapan personel biasanya dilakukan pada saat mendapatkan informasi mengenai kejadian kebakaran. Lain persiapan personel lain juga persiapan unit. Persiapan unit ini biasanya sudah dilakukan pada saat sebelum ada informasi kejadian kebakaran. Unit yang dimaksud adalah armada pemadaman kebakaran (Mobil pemadam) lengkap dengan peralatan yang ada di dalamnya. Khusus untuk unit pemadam kebakaran diharuskan untuk selalu stand by agar pada saat kejadian kebakaran unit bisa langsung dioperasikan. Skema tata operasional Damkar Pos Jaga Muara baru tersebut disajikan dalam Gambar 10 berikut. Damkar Sudin Jakarta Utara Security/ Warga Pos Jaga Muara Baru Persiapan Regu Persiapan Unit Persiapan Personel Titik Api Gambar 9 Tata operasional penanggulangan kebakaran Damkar Pos Jaga Muara Baru
10 Manajemen penanggulangan kebakaran di gedung dan tempat kerja Pada umumnya tempat kerja yang ada di PPS Nizam Zachman belum mempunyai organisasi khusus mengenai penanggulangan kebakaran di tempat kerja mereka. Perusahaan yang diamati dalam hal ini adalah PT.Awindo Internasional, PT.Lautan Niaga Jaya, dan PT.Bosco. Rata-rata perusahaan tersebut bergerak di bidang pengolahan ikan segar mulai dari proses fillet ikan, packaging, hingga penggudangan ikan Sarana dan Prasarana Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang ada di PPS Nizam Zachman mempunyai sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran yang hampir sama. Sumber air, akses mobil kebakaran yang lancar, alat komunikasi, hingga alat pemadam api ringan (APAR) seperti yang terdapat pada PT.Awindo internasional dan PT.Lautan Niaga Jaya. Akan tetapi ada sedikit perbedaan yang terdapat pada PT.Bosco yaitu perusahaan ini dilengkapi dengan instalasi hidran kebakaran, sprinkler dan smoke detector. Data sarana dan prasarana ketiga perusahaan diatas disajikan dalam Tabel 10 berikut. Tabel 10. Sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran di tempat kerja Perusahaan PT.Awindo Internasional PT. Lautan Niaga Jaya PT.Bosco Sarana dan Prasanana 1. Sumber air 2. Akses mobil pemadam kebakaran 3. Alat komunikasi internal 4. Alat pemadam api ringan 1. Sumber air 2. Akses mobil pemadam kebakaran 3. Alat komunikasi internal 4. Alat pemadam api ringan 1. Sumber air 2. Akses mobil pemadam kebakaran 3. Sistem deteksi dan alarm kebakaran 4. Alat pemadam api ringan (APAR) 5. Instalasi hidran 6. Sprinkler 7. Smoke detector Sumberdaya Manusia Jumlah dan tingkat keahlian sumberdaya manusia yang berperan dalam menanggulagi kebakaran sangat mempengaruhi Manajemen penanggulangan kebakaran di suatu wilayah. Dua faktor ini dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang bekerja di
11 44 sebuah perusahaan. Setiap tempat kerja mempunyai syarat minimal jumlah dan komposisi personil yang bertugas dalam menangani kebakaran di tempat kerja tersebut. Pada Tabel 10 berikut adalah jumlah personil ideal yang harus ada di PT.Awindo Internasional, PT.Lautan Niaga Jaya dan PT.Bosco. Tabel 11 Jumlah ideal personil unit penanggulangan kebakaran di perusahaan Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Personel PT. Awindo Internasional 90 Orang 16 Orang PT. Lautan Niaga Jaya 22 Orang 7 Orang PT. Bosco 74 Orang 16 Orang *) Berdasarkan Kepmenaker No.186/MEN/1999 Pada umumnya perusahaan tidak menyediakan personil khusus untuk menangani penanggulangan kebakaran di perusahaan mereka. Petugas yang diamanati untuk menjadi petugas tanggap kebakaran ini adalah para personil keamanan yang ada di setiap perusahaan. Personil keamanan tersebut dikenalkan bagaimana cara melakukan tanggap darurat dan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) jika terjadi kebakaran. Pengenalan dan pelatihan singkat tersebut biasanya dilakukan oleh Damkar atau oleh perusahaan yang memasok alat-alat pemadam kebakaran ke perusahaan mereka secara berkala tergantung dari perusahaan yang bersangkutan. Adapun jumlah personil keamanan dan mekanik yang juga berperan sebagai unit penanggulangan kebakaran di perusahaan adalah sebagai berikut : 1. PT.Awindo Internasional : 11 (sebelas) orang 2. PT.Lautan Niaga Jaya : 3 (tiga) orang 3. PT.Bosco : 6 (enam) orang Tata Operasinal PT.Awindo Internasional, PT.Bosco, dan PT.Lautan Niaga Jaya tidak memiliki Standar operasional prosedur khusus mengenai penanganan kebakaran di perusahaan mereka. Pada umumnya hal ini terjadi karena memang penanggulangan kebakaran belum menjadi perhatian khusus mereka. Akan tetapi mereka selalu melakukan pengecekan terhadap alat pemadam api ringan secara berkala setiap tahunnya.
6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional
6 PEMBAHASAN 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta Unit pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana (Damkar-PB) Pos Jaga Muara Baru dan TB.Mina Antasena mempunyai hubungan
Lebih terperinciBAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.
BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap evaluasi sistem penanggulangan kebakaran di kapal penumpang KM Lambelu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah perairan dan lautan. Banyak aktifitas yang dilakukan dengan mengandalkan perhubungan melalui
Lebih terperinci128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciPenyediaan komponen listrik instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (RUP) SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN ANGGARAN 2012 Lokasi Pekerjaan Rencana Penganggaran
Lebih terperinciBAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR
BAB 4 MENERAPKAN PROSEDUR PENYELAMATAN DIRI DARURAT DAN SAR Kapal laut yang berlayar melintasi samudera di berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu yang cukup, bergerak dengan adanya daya dorong pada
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu bencana/musibah yang akibatkan oleh api dan dapat terja mana saja dan kapan saja. Kebakaran yang akibatkan oleh ledakan atau ledakan yang akibatkan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,
Lebih terperinciPT. PELANGI NIAGA MITRA INTERNASIONAL EMERGENCY RESPONSE TEAM AHT. PELANGI ESCORT - YD. 4523
PT. PELANGI NIAGA MITRA INTERNASIONAL EMERGENCY RESPONSE TEAM AHT. PELANGI ESCORT - YD. 4523 NO PERAN KEBAKARAN MENINGGALKAN KAPAL ORANG JATUH KELAUT Lima Kali panjang Tujuh Kali Pendek dan Satu Kali Panjang
Lebih terperinciMATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP. MK UTL BGN : Gagoek.H
MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP MK UTL BGN : Gagoek.H PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN Pengaturan lay out bangunan dan masa bangunan Perlengkapan untuk penyelamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK disegala kebutuhannya, IPTEK berkembang dengan pesat hampir di seluruh negara. Dari negara maju sampai
Lebih terperinciBAB V PENGENALAN ISYARAT BAHAYA. Tanda untuk mengingat anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya adalah dengan kode bahaya.
BAB V PENGENALAN ISYARAT BAHAYA Tanda untuk mengingat anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya adalah dengan kode bahaya. a. Sesuai peraturan Internasional isyarat-isyarat bahaya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2006 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun berkembangnya berbagai
Lebih terperinciKOP SURAT BADAN USAHA
KOP SURAT BADAN USAHA...,... Nomor Lampiran Perihal : : 1 (satu) berkas : Laporan Berkala Periode Tahun 20.. Kepada Yth. Gubernur Kalimantan Barat Cq. Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Lebih terperinciJUDUL : Managemen Tanggap Darurat
JUDUL : Managemen Tanggap Darurat DESKRIPSI : Bagian ini menjelaskan identifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam mengelola operasional tanggap darurat, memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap darurat,
Lebih terperinciSISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang beralamat di Jl Karangmalang Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Lokasi Hotel UNY dapat dikatakan sangat strategis
Lebih terperincikondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat
Lebih terperinciPT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT
BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT Lampiran 1 KEBAKARAN Besar Floor Warden/Safety Officer/ personil setempat segera memadamkan api dengan fire extinguisher Floor warden/personil setempat segera memberitahukan
Lebih terperinci4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA
4 KONDISI UMUM PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta terletak di Muara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi sekarang ini, semua negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan bersaing satu sama lain dalam hal teknologi. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan. Ungkapan yang sering kita dengar tersebut menggambarkan bahwa api mempunyai manfaat yang banyak tetapi juga dapat mendatangkan
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa bencana kebakaran
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar Isi 1. Tujuan... 4 2. Ruang Lingkup... 4 3. Referensi... 4 4. Definisi... 4 5. Tanggungjawab...
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai penerapan emergency preparedness & response yang dapat penulis bahas sebagai berikut : A. Emergency
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR
Lebih terperinci5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1
Bagian PROTEK.KEB 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 2 Phenomena kebakaran 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 3 Lapis I Pet. Peran Kebakaran Lapis II Fire Men FIRE
Lebih terperinciLANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis
Lebih terperinciINFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT
INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR OPERASI PEMADAMAN KEBAKARAN DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP.PJM-UB.05
MANUAL PROSEDUR OPERASI PEMADAMAN KEBAKARAN DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP.PJM-UB.05 MANUAL PROSEDUR OPERASI PEMADAMAN KEBAKARAN DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP.PJM-UB.05 Revisi ke- : - Tanggal : - Dikaji ulang
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berdirinya
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR
Lebih terperinciPenggunaan APAR dan Kedaruratan
Penggunaan APAR dan Kedaruratan II. 7 Kode Darurat per 2012 Code Blue (Kegawatdaruratan Medis) Code Red (Kebakaran) Code Grey (Gangguan Keamanan) Code Pink (Penculikan Bayi) Code Purple (Evakuasi) Code
Lebih terperinciKONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION
STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat
Lebih terperinciWALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN,
Lebih terperinciNama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Tinjauan Pelaksanaan Program Tanggap Darurat Kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Tahun 2013 Nama : Bekerja di
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen
Lebih terperinciTeknis fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) di bandar udara
Standar Nasional Indonesia Teknis fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) di bandar udara ICS 03.220.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena sangat bermanfaat dalam kemajuan bangsa. Dalam pembangunan industri terdapat beberapa industri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Menurut UU RI No.45 Tahun 2009 tentang perubahan atas UU No. 31 tahun 2004 tentang perikanan mengatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas
Lebih terperinciLampiran 1 Layout Eksisting PPS Nizam Zachman Jakarta
Lampiran 1 Layout Eksisting PPS Nizam Zachman Jakarta 59 Lampiran 2 Daftar perusahaan yang beraktivitas di PPS Nizam Zachman Jakarta No Nama Perusahaan Spesifikasi Usaha 1 Toko Naga Mas Perbekalan 2 Toko
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 73 2001 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEMILIKAN, PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DAN RETRIBUSINYA DENGAN MENGHARAP BERKAT
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan
Lebih terperinci2013, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar
No.386, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Kesyahbandaran. Pelabuhan Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2013
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 15 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 15 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KOTA CIMAHI DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, Menimbang : a. bahwa ancaman
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR....ii ABSTRAK...iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI.....vi DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN.....ix DAFTAR GAMBAR....x DAFTAR
Lebih terperinci- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di sana-sini masih banyak terjadi.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN
PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai penyebab terjadinya kebakaran. 2. Memahami prinsip pemadaman kebakaran. INDIKATOR: Setelah mempelajari modul Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan merupakan kawasan pemusatan penduduk. Keadaan ini akan memicu terjadinya penurunan kualitas perkotaan yang dapat ditunjukkan dengan timbulnya berbagai permasalahan
Lebih terperinciAnalisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X
Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X Syifa Chairunnisa, Baju Widjasena, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
Lebih terperinciKEBAKARAN DAN ALAT PEMADAM API. Regina Tutik Padmaningrum Jurdik Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
KEBAKARAN DAN ALAT PEMADAM API Regina Tutik Padmaningrum e-mail: regina_tutikp@uny.ac.id Jurdik Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Alat Pemadam Api adalah semua jenis alat ataupun bahan pemadam
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM NOMOR: 11/KPTS/2000 TENTANG KETENTUAN TEKNIS MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PERKOTAAN
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM NOMOR: 11/KPTS/2000 TENTANG KETENTUAN TEKNIS MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PERKOTAAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA Minimbang : MENTERI TENAGA KERJA R.I 1. bahwa kebakaran di tempat kerja berakibat sangat merugikan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 8 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 8
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 8 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur
Lebih terperinciPROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan
Lebih terperinciBab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas
Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan
Lebih terperinciPERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP DIREKTORAT PELABUHAN PERIKANAN PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN SYAHBANDAR DI PELABUHAN PERIKANAN Memiliki kompetensi
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang
Lebih terperinciBAB VI TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT
BAB VI TINDAKAN DALAM KEADAAN DARURAT a. Sijil bahaya atau darurat. Dalam keadaan darurat atau bahaya setiap awak kapal wajib bertindak sesuai ketentuan sijil darurat, oleh sebab itu sijil darurat senantiasa
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,
Lebih terperinciProsedur Penanggulangan Darurat Kebakaran dan Bencana Alam
Kebakaran dan bencana alam yang terjadi setiap saat dapat menimbulkan terganggunya kelancaran produktifitas, kerusakan peralatan, lingkungan tempat kerja serta dampak negatif lainnya yang mungkin diderita
Lebih terperinciPENANGANAN PROSEDUR DARURAT PADA KAPAL ABSTRAK
PENANGANAN PROSEDUR DARURAT PADA KAPAL Prasetya Sigit Santosa Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK Keadaan darurat adalah keadaan dari suatu kejadian kecelakaan tiba-tiba yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
Lebih terperinciPasal 9 ayat (3),mengatur kewajiban pengurus menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran
PENANGGULANGAN KEBAKARAN PENDAHULUAN DATA KASUS KEBAKARAN Tahun 1990-1996 Jumlah kejadian : 2033 kasus 80% kasus di tempat kerja 20% kasus bukan di tempat kerja Tahun 1997-2001 Jumlah kejadian : 1121 kasus
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3
1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan
Lebih terperinciDAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 2. Keselamatan & Kenyamanan Metoda Uji 1. Metode Pengujian Jalar
Lebih terperinciSILABUS PELATIHAN FIRE FIGHTING
SILABUS PELATIHAN FIRE FIGHTING PT. Sepro Indotama I. INTRODUKSI Pepatah lama mengatakan Kecil Menjadi Kawan, Besar Menjadi Lawan adalah sesuatu pepatah yang bermaksud mengingatkan kita terhadap bahaya
Lebih terperinciBAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT
BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada kecepatan yang bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu, akan
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN (PPBK) PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG BUPATI MALANG,
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur
Lebih terperinciESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System
PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM ESSER Fire Alarm System PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA FIRE ALARM SYSTEM Apa? Seperangkat peralatan yang terdiri dari detector, unit kontrol dan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] BAB XXII KETENTUAN PIDANA Pasal 401 Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara Indonesia atau pesawat udara asing yang memasuki
Lebih terperinci1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI
1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat Modul Diklat Basic PKP-PK 1.1 1.2 Pengertian tentang gawat darurat bandar udara 1.1.1 Kondisi bandar udara dibawah batas normal Gawat darurat adalah kondisi dimana
Lebih terperinciPROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN
1. TUJUAN Memberikan pedoman dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran, dan tindakantindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi bahaya kebakaran. 2. RUANG LINGKUP 2.1. Dokumen ini digunakan Kepala Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republ
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.630, 2015 KEMENPAR. Wisata Perahu Layar. Standar Usaha. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA WISATA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2033, 2014 KEMENHUB. Pemanduan Kapal. Prasarana. Sarana Bantu. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : NOMOR PM 93 TAHUN 2014 TENTANG SARANA BANTU
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI 1.1 "Wajib" digunakan dalam Lampiran untuk menunjukkan suatu ketentuan, penerapan yang seragam
Lebih terperinciRENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH
RSU BINA KASIH RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH I. LATAR BELAKANG Ketidaksiapan beberapa Rumah Sakit dalam menanggulangi bencana gempa bumi, tsunami, wabah penyakit
Lebih terperinciMateri 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1
Materi 6 Oleh : Agus Triyono, M.Kes td&penc. kebakaran/agust.doc 1 TETRA HEDRON KESELAMATAN MENGENALI MENGHINDARI BAHAYA PELATIHAN KESEHATAN FISIK PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH td&penc. kebakaran/agust.doc
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran
BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk
Lebih terperinciINSTALASI PERMESINAN
INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG
Lebih terperinciArahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya Devi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG
Salinan NO : 12/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2004 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang
Lebih terperinci