PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI FEBRI SIGIT WIBOWO I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI FEBRI SIGIT WIBOWO I"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI ( Studi Kasus UD.Sokma Jati Sukoharjo ) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FEBRI SIGIT WIBOWO I

2 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 ABSTRACT Febri Sigit Wibowo. NIM: I THE WOOD SAW HANDLE DESIGN FROM ERGONOMIC ASPECT (Case Study: UD. Sokma Jati Sukoharjo). Thesis. Surakarta: Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, April UD. Sokma Jati Sukoharjo is one industry operating in furniture manufacturing and house frame construction design. Considering the result of interview with 10 carpenters in UD. Sokma Jati, in fact 7 workers complains inconvenience due to the use of wood saw existing in that place. The inconvenience includes slippery wood saw handle because during the sawing activity, the hand palm is sweaty, the workers also feel hot in their palm because the wood saw handle is too hard and the handle hole cannot accommodate the workers with big palms. The research began with the identification of problem in sawing activity, operator inconvenience about the operator s complaint and expectation for work attitude using questionnaire and interview analysis, that was then interpreted into the operator s need. Thereafter, the next stage concerns the need for the improvement of handle design of wood saw, palm anthropometry in the handle design, design dimension of wood saw handle, the determination of wood saw handle design, prototype development, cost estimation, examination. The objective of research is to produce the comfortable handle design of wood saw that is used consistent with the ergonomic principle. The result of research provides the wood saw handle design with rubber plate material addition as well as handle size dimension adjusted with the workers palm anthropometry. The total cost needed is Rp This wood saw handle design can minimize the workers complaints about inconvenience in sawing process.

3 Keywords: wood saw handle, anthropometry xvi + 48 pages; 21 pages; 14 table; 4 appendices References: 7 ( )

4 ABSTRAK Febri Sigit Wibowo. NIM : I PENGEMBANGAN RANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus: UD. Sokma Jati Sukoharjo). Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, April UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak dibidang pembuatan mebel dan rancang bangun rangka rumah. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak tangan besar. Penelitian diawali dengan identifikasi masalah aktivitas penggergajian, ketidaknyamanan operator mengenai keluhan dan harapan operator untuk sikap kerja melalui analisis kuesioner dan wawancara, yang kemudian diinterpretasikan menjadi kebutuhan operator. Setelah itu, tahapan berikutnya mengenai kebutuhan perbaikan desain handle gergaji kayu rancangan, anthropometri telapak tangan pada desain handle, dimensi rancangan handle gergaji kayu, penentuan material rancangan handle gergaji kayu, pembuatan prototipe, estimasi biaya, pengujian. Tujuan penelitian ini yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi. Hasil penelitian ini adalah

5 menghasilkan rancangan handle gergaji kayu dengan penambahan bahan pelapis karet serta dimensi ukuran handle disesuaikan dengan anthropometri telapak tangan pekerja. Total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 24000,00. Rancangan handle gergaji kayu ini dapat dapat meminimalkan keluhan ketidaknyamanan pekerja dalam proses menggergaji. Kata kunci: handle gergaji kayu, ergonomi, anthropometri xvi + 46 halaman; 21 gambar; 14 tabel; 4 lampiran Daftar Pustaka: 7 ( )

6 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, yang diangkat dalam penelitian serta sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian. 1.1 LATAR BELAKANG Gergaji kayu merupakan salah satu peralatan yang penting yang digunakan pada industri mebel maupun industri yang bahan bakunya menggunakan kayu. Industri mebel pada saat ini, sebenarnya telah banyak yang menggunakan mesin-mesin untuk menjalankankan proses produksinya, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan gergaji kayu masih dipakai. Penggunaan gergaji kayu biasanya untuk merapikan atau memotong bagian-bagian dari mebel yang ukurannya tidak terlalu besar. Gergaji kayu yang digunakan biasanya terdiri dari beberapa tipe tergantung penggunaan. Antara lain gergaji kayu dengan handle dari bahan karet, plastik dan kayu namun secara umum mempunyai bentuk handle yang hampir sama. Salah satu industri yang masih sering menggunakan gergaji kayu adalah UD. Sokma Jati. UD Sokma Jati merupakan adalah industri yang bergerak dibidang furniture dan rancang bangun rangka rumah. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD. Sokma Jati teryata 7 pekerja mengeluhkan ketidaknyamanan akibat pemakaian gergaji kayu yang ada di tempat tersebut. Ketidaknyamanan itu antara lain handle gergaji kayu licin karena saat melakukan aktivitas menggergaji telapak tangan berkeringat, pekerja juga merasakan panas pada telapak tangan karena handle gergaji kayu yang telalu keras serta ukuran lubang handle tidak bisa mengakomodasi bagi pekerja yang memiliki telapak tangan besar. Tukang kayu yang commit ada to di user industri ini rata-rata dalam satu

7 proses menggergaji membutuhkan waktu antara menit setelah itu dilakukan pekerjaan yang lain yaitu merangkai kayu-kayu tersebut sesuai model yang diharapkan. Dengan adanya keluhan-keluhan tersebut. Maka perlu dilakukan perancangan terhadap handle pada gergaji kayu agar memberikan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari tugas akhir ini yaitu bagaimana merancang handle gergaji kayu yang nyaman untuk aktivitas penggergajian dengan menggunakan pendekatan ergonomi. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu handle gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian. 1.5 BATASAN MASALAH Agar dalam menyelesaikan masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti, maka penulis memberi batasan masalah adalah data anthopometri telapak tangan diambil dari 10 pekerja yang terlibat langsung dalam aktivitas produksi di UD. Sokma jati Sukoharjo. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya. Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti dijelaskan di bawah ini

8 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan latar belakang penelitian ini dilakukan sehingga dapat memberi masukan sesuai dengan tujuan penelitian dengan batasan-batasan dan asumsi yang digunakan. BAB II STUDI PUSTAKA Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian, sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan, selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini menyajikan pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan data berdasarkan teori dan data yang didapat dari pengujian. BAB V ANALISIS Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada tahapan pengumpulan dan pengolahan data. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan.

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas gambaran umum proses aktivitas kerja di UD.Sokma Jati Sukoharjo yang merupakan tempat peneliti mengamati sistem yang berlangsung di dalamnya dan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk membahas serta menganalisa permasalahan yang ada. 2.1 GAMBARAN UMUM UD. SOKMA JATI SUKOHARJO UD. Sokma Jati Sukoharjo adalah salah satu industri yang bergerak dibidang pembuatan furnitur dan rancang bangun rangka rumah. Industri ini teletak di wilayah Desa Pondok RT 04 RW 01, Bulakrejo, Sukoharjo. Adapun produk -produk yang dihasilkan adalah meja, kursi, alamari, pintu dan lainlain. UD. Sokma jati mempunyai sepuluh pekerja yang melakukan proses produksi pembuatan furniture. 2.2 PENGERTIAN ERGONOMI Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (Kerja) dan NOMOS (Hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan (Nurmianto, E 2004). Disiplin ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atau hardware (mesin, peralatan kerja) dan atau perangkat lunak atau software (metode kerja, sistem) (Wignjosoebroto S, 1995). Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2004): a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna

10 dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain kerja ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang dipakai manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah merancang benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga efektivitas fungsionalnya meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti kesehatan, keamanan, dan kepuasann dapat terpelihara. Terlihat disini bahwa ergonomi memiliki 2 aspek yaitu efektivitas sistem manusia didalamya dan sifat memperlakukan manusia secara manusia. Mencapai tujuan-tujuan tersebut, pendekatan ergonomi merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih tentang manusia secara sistematis dalam perancangan sisten-sistem manusia benda, manusiafasilitas dan manusia lingkungan. Dengan lain perkataan ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam berinterksi dengan obyekobyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari (Madyana, 1996). Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain dan evaluasi produk. Produk-produk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan (dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahaya/resiko dalam penggunaannya (Nurmianto, E,2004). 2.3 ANTHROPOMETRI DALAM ERGONOMI Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Perlunya memperhatikan commit faktor user ergonomi dalam proses rancang

11 bangun fasilitas pada dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh manusia maupun penerapan data-data antrhropometri manusia Pengertian Anthropometri Istilah anthropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Anthropometri adalah studi tentang dimensi tubuh manusia (Pullat, 1992). Anthropometri merupakan suatu ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaanperbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok dan lain sebagainya (Panero dan Zelnik, 1979). Data anthropometri yang ada dibedakan menjadi dua kategori, antara lain (Pullat, 1992): a. Dimensi struktural (statis) Dimensi struktural ini mencakup pengukuran dimensi tubuh pada posisi tetap dan standar. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri, maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut berdiri maupun duduk, panjang lengan dan sebagainya. b. Dimensi fungsional (dinamis) Dimensi fungsional mencakup pengukuran dimensi tubuh pada berbagai posisi atau sikap. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.data anthropometri dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, antara lain (Wignjosoebroto, S, 1995): a. Perancangan areal kerja b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer, dan lain-lain. d. Perancangan lingkungan kerja fisik Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh faktor-faktor commit sebagai to user berikut (Nurmianto, E, 2004) :

12 a. Keacakan/random Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat. b. Jenis kelamin Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita sehingga data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah. c. Suku bangsa Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi anthropometri secara nasional. Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk anthropometri anak-anak. Anthropometrinya cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) dan berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki. d. Jenis pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawannya, misalnya: buruh dermaga/pelabuhan harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer. e. Pakaian Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh bervariasinya iklim/musim commit yang berbeda to user dari satu tempat ke tempat yang

13 lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif lebih besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas pantai, pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronaut pun harus mempunyai pakaian khusus. f. Faktor kehamilan pada wanita Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis perancangan produk dan analisis perancangan kerja. g. Cacat tubuh secara fisik Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk masyarakat. Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus untuk kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-lain Dimensi Antropometri Data antropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya. Pengukuran dimensi struktur tubuh yang biasa diambil dalam perancangan produk maupun fasilitas dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.

14 Gambar 2.1 Antropometri untuk perancangan produk atau fasilitas Sumber: Wignjosoebroto S, 2000 Keterangan gambar 2.3 di atas, yaitu: 1 : Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai sampai dengan ujung kepala). 2 : Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak. 3 : Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak. 4 : Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus). 5 : Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan). 6 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk (di ukur dari alas tempat duduk pantat sampai dengan kepala). 7 : Tinggi mata dalam posisi duduk. 8 : Tinggi bahu dalam posisi duduk. 9 : Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus). 10 : Tebal atau lebar paha. 11 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan. ujung lutut. 12 : Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan bagian belakang dari lutut betis.

15 13 : Tinggi lutut yang bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk. 14 : Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang di ukur dari lantai sampai dengan paha. 15 : Lebar dari bahu (bisa di ukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk). 16 : Lebar pinggul ataupun pantat. 17 : Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar). 18 : Lebar perut. 19 : Panjang siku yang di ukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus. 20 : Lebar kepala. 21 : Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22 : Lebar telapak tangan. 23 : Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar). 24 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak. 25 : Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak. 26 : Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai dengan ujung jari tangan Antropometri Telapak Tangan Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur adalah : 1. Panjang tangan (A) 2. Panjang telapak tangan (B) 3. Lebar tangan sampai ibu jari (C) 4. Lebar tangan sampai matakarpal (D) 5. Ketebalan tangan sampai matakarpal (E) 6. Lingkar tangan sampai telunjuk (F) 7. Lingkar tangan sampai ibu jari (G)

16 Gambar 2.2 Antropometri Telapak Tangan Sumber: Jurnal Pertimbangan Antropometri Pada Pendisainan 2.4 TIPE-TIPE PENGUKURAN Secara umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri dari setidaknya tiga buah tipe terminologi dasar yaitu 1. Locator yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang menjadi dasar pengukuran titik atau bidang. 2. Orientator yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi tubuh. 3. Potensioner yang menandakan asumsi dari posisi tubuh subyek dalam pengukuran, seperti posisi duduk. Berikut ini adalah beberapa alternatif pengukuran dari pengukuran klasik sampai mengunakan grid dan block system : Gambar 2.3 Alat antropometri konvensional (Sumber : Kroemer,1990)

17 Gambar 2.4 Alat ukur antropometri jangka sorong lebar tangan (Sumber : Kroemer,1990) Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik. Sedangkan data-data dengan nilai penyimpangan yang ekstrim akan terletak pada ujung-ujung grafik. Menurut Panero dan Zelnik (2003), merancang untuk kepentingan keseluruhan populasi sekaligus merupakan hal yang tidak praktis, maka sebaiknya dilakukan perancangan dengan tujuan dan data yang berasal dari segmen populasi di bagian tengah grafik. Jadi merupakan hal logis untuk mengesampingkan perbedaan yang ekstrim pada bagian ujung grafik dan hanya menggunakan segmen terbesar yaitu 95% dari kelompok populasi tersebut. Persentil menunjukkan jumlah bagian per seratus orang dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil ke-95 dari suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut. Menurut Panero dan Zelnik (2003), persentil ke-50 memberi gambaran yang mendekati nilai rata-rata dari suatu kelompok tertentu. Suatu kesalahan yang serius pada penerapan commit suatu to data user adalah dengan mengasumsikan

18 bahwa setiap ukuran pada persentil ke-50 mewakili pengukuran manusia rata-rata pada umumnya, sehingga sering digunakan sebagai pedoman perancangan. Kesalahpahaman yang terjadi dengan asumsi tersebut mengaburkan pengertian atas makna 50% dari kelompok. Sebenarnya tidak ada yang dapat disebut manusia rata-rata. Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan persentil. Pertama, suatu persentil anthropometri dari tiap individu hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi. Tidak ada orang dengan keseluruhan dimensi tubuhnya mempunyai nilai persentil yang sama, karena seseorang dengan persentil ke-50 untuk data tinggi badannya, memiliki persentil 40 untuk data tinggi lututnya, atau persentil ke-60 untuk data panjang lengannya seperti ilustrasi pada Gambar 2.6, berikut.

19 Gambar 2.5 Anthropometri Untuk Perancangan Produk atau Fasilitas Sumber: Wignjosoebroto, S, 2000 Sebuah perancangan membutuhkan identifikasi mengenai dimensi ruang dan dimensi jangkauan. Dimensi ruang merupakan dimensi yang menggunakan ukuran 90P ataupun 95P, hal ini bertujuan agar orang yang ukuran datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat lebih merasa nyaman ketika menggunakan hasil rancangan. Sedangkan dimensi jangkauan lebih sering menggunakan ukuran 5P ataupun 10P. Hal ini bertujuan supaya orang yang datanya tersebar pada wilayah tersebut dapat turut menggunakan fasilitas yang tersedia seperti ukuran lebar meja komputer. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data anthropometri, seperti pada tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Macam Persentil Dan perhitungan dalam Distribusi Normal Percentil Perhitungan 1 st x 2.325σ x 2.5 th x 1.96σ x 5 th x 1.645σ x 10 th x 1.28σ x 50 th x 90 th x+1.28σ x 95 th x+1.645σ x 97.5 th x+1.96σ x 99th x σ x

20 Sumber: Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, 2000 Keterangan Tabel 2.1 di atas, yaitu: x = mean data σ x = standar deviasi dari data 2.5 APLIKASI DATA ANTHOPOMETRI DALAM PERANCANGAN PRODUK Penggunaan data antropometri dalam penentuan ukuran produk harus mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa sesuai dengan ukuran tubuh pengguna (Wignjosoebroto, S, 2003) yaitu : 1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu : a) Sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim. b) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada), Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan, yaitu: Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai percentile terbesar misalnya 90-th, 95-th, atau 99-th percentile. Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan percentile terkecil misalnya 1-th, 5-th, atau 10-th percentile 2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu (adjustable). Produk dirancang dengan ukuran yang dapat diubahubah sehingga cukup fleksible untuk dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Mendapatkan rancangan yang

21 fleksibel semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th sampai dengan 95-th. 3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau dalam rentang 50-th percentile. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah, sebagai berikut: 1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut, 2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah functional body dimension, 3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut, 4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata. 5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-5, ke-50, ke-95 atau nilai persentil yang lain yang dikehendaki. 6. Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain-lain.

22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ditunjukan pada gambar. 3.1 sebagai berikut. Gambar 3.1 Metodologi penelitian

23 Diagram alir penelitian yang digambarkan di atas, setiap tahapannya akan dijelaskan secara lebih lengkap dalam sub bagian berikut ini. 3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH Tahap ini diawali dengan studi pustaka, studi lapangan, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian. Langkah langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut ini Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang diteliti serta mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi pustaka dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal ilmiah, dan tugas akhir mahasiswa teknik industri yang terkait dengan tema penelitian Studi Lapangan Studi Lapangan digunakan untuk mengetahui dan mempelajari bentuk serta penggunaan handle gergaji kayu yang telah ada sekarang di UD.Sokma Jati, serta mendapatkan informasi awal yang lengkap untuk menentukan masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung, dokumentasi gambar, wawancara kepada para responden dengan tujuan untuk mengetahui keluhan dan keinginan pekerja terhadap gergaji kayu yang ada saat ini Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun sebuah rumusan masalah. Adapun permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut adalah bagaimana mendesain handle Gergaji kayu yang nyaman dengan menggunakan commit pendekatan to user ergonomi.

24 3.1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah yaitu menghasilkan desain handle gergaji kayu yang nyaman dipakai sesuai prinsip ergonomi Manfaat Penelitian Suatu permasalahan akan diteliti apabila di dalamnya mengandung unsur manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu hasil rancangan handle gergaji kayu hasil rancangan dapat meningkatkan kenyamanan ketika digunakan dalam proses penggergajian. 3.2 TAHAP PENGUMPULAN DATA Tahap-tahap pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung penelitian mengenai gergaji kayu, sebagai berikut: Dokumentasi Dokumentasi diperoleh dengan cara pengambilan gambar, gerakan ataupun rekaman pola aktivitas saat melakukan proses penggergajian, yang dilakukan baik oleh satu pekerja atau lebih. Selain itu model gergaji kayu yang telah ada, yang digunakan saat ini juga didokumentasikan sebagai identifikasi awal Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari responden mengenai keluhan dan harapan saat melakukan aktivitas penggergajian Identifikasi Gergaji Kayu

25 Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi gergaji kayu yang digunakan di UD. Sokma Jati saat ini. Selain itu identifikasi dapat dijadikan sebagai informasi awal untuk mengetahui kekurangan dari gergaji kayu yang ada saat ini serta perlunya proses perbaikan dalam perancangan. 3.3 PENYUSUNAN KONSEP PERANCANGAN Penyusunan konsep perancangan handle gergaji dilakukan dengan mengacu pada identifikasi masalah yang diperoleh. Data permasalahan tersebut perlu dilakukan konsep perancangan fasilitas kerja, dengan tujuan untuk menghasilkan gergaji yang dapat meningkatkan proses produksi menjadi lebih produktif dan nyaman. Konsep perancangan dalam hal ini dijelaskan pada sub bab sebagai berikut: Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan sepuluh responden di UD. Sokma Jati, maka diperoleh informasi tentang keluhan dan keinginan responden saat melakukan aktivitas menggergaji yang sudah ada saat ini. Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data tersebut nantinya dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam perancangan gergaji Penentuan Solusi Perancangan Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan dengan jelas, maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Penentuan solusi perancangan haruslah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang berasal dari engineer atau peneliti. Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan merancang sebuah fasilitas kerja berupa Desain pada Pegangan tangan. Perancangan pengangan tangan tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan keluhan. Untuk merancang gergaji tersebut peneliti mengadopsi dan melakukan studi literatur mengenai teori ergonomi dalam perancangan produk

26 sebagai idea. Idea tersebut nantinya akan dijadikan sebagai masukan tentang hal - hal yang ingin diganti ataupun dilakukan penambahan baik pada komponen atau kelengkapan gergaji sebagai pertimbangan dalam perancangan Perancangan Handle Gergaji Kayu Tahap ini merupakan penjelasan tentang tentang perancangan handle gergaji kayu serta memodelkan hasil rancangan ke dalam gambar yang kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe produk Prototipe Berdasarkan hasil rancangan yang telah dibuat, maka dilakukan pembuatan prototipe handle gergaji kayu untuk mengetahui kelayakan dari hasil sebuah rancangan yang digunakan dalam proses penggergajian. 3.4 ESTIMASI BIAYA Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk perancangan fasilitas kerja yang berupa desain handle gergaji kayu. Biaya yang dihitung meliputi biaya material, dan biaya non material. 3.5 TAHAP ANALISA Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis hasil terhadap pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya, serta sebagai validasi hasil rancangan yang dihasilkan dari pemakaian rancangan gergaji kayu. 3.6 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan akhir dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, serta saran-saran yang berisi masukan untuk penelitianpenelitian berikutnya agar lebih baik lagi.

27 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data penelitian meliputi proses pengukuran anthropometri dan tahapan perancangan. Objek penelitian ini yaitu merancang handle gergaji kayu sebagai alat pertukangan. Penjelasan akan diuraikan pada sub bab perancangan handle gergaji kayu. 4.1 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan pada bulan September Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan identifikasi masalah aktivitas penggergajian, pengamatan langsung, dokumentasi Gambar, wawancara, dan data anthropometri yang dibutuhkan untuk merancang handle gergaji kayu yang baru Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto dan gerakan pada saat pekerja memegang handle gergaji kayu saat melakukan aktivitas penggergajian. Pola aktivitas penggergajian yang dilakukan oleh responden (tukang kayu) disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Aktivitas proses penggergajian menggunakan handle yang sudah ada sebelumnya UD.Sokma Jati No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko 1 Aktivitas pekerja pada saat memegang handle gergaji kayu dari samping tangan kiri memegang kayu, tangan kanan memegang gergaji _

28 Tabel 4.1 Aktivitas proses penggergajian menggunakan handle yang sudah ada sebelumnya UD.Sokma Jati ( lanjutan) No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko Aktivitas pekerja Telapak tangan Selama melak- pada saat menggenggam ukan proses me-megang handle dan menggergaji handle gergaji tangan bergerak Telapak tangan 2 kayu dari arah depan maju -mundur mulai merasakan panas dan licin Aktivitas Tangan bergerak Telapak 3 pada mem- handle kayu arah pekerja saat egang ger-gaji dari maju mundur saat melakukan gerakan menggergaji sampai kayu terpotong tangan merasa pegal karena handle keras dan tidak sesuai dengan belakang cakupan tangan Berdasarkan pengamatan pada Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa terdapat tiga aktivitas yang dilakukan oleh pekerja, antara lain memposisikan gergaji ke kayu serta menempatkan genggaman tangan di handle gergaji kayu, memulai proses pengergajian, dan melakukan proses penggergajian sampai selesai. Aktivitas penggergajian yang dilakukan oleh tukang kayu dengan menggunakan handle gergaji yang sudah ada sebelumnya dapat menyebabkan keluhan pada telapak tangan Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari pekerja mengenai kesulitan dan keluhan yang dialami pada aktivitas penggergajian. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 tukang kayu di UD.Sokma Jati diketahui bahwa waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan satu kali aktivitas penggergajian secara keseluruhan

29 selama 120 menit. Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan keluhan rasa kurang nyaman pekerja pada bagian tubuh tangan mulai dirasakan saat 10 menit pertama. Berdasarkan hasil wawancara juga dapat diketahui keluhan mengenai ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami pekerja pada aktivitas penggergajian. Berikut merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi keluhan ketidaknyamanan dan harapan pada proses penggergajian. 1) Ketidaknyamanan seperti apa yang Anda rasakan ketika melakukan aktivitas penggergajian? 2) Apa yang Anda inginkan atau harapkan untuk perbaikan handle gergaji yang sudah ada sekarang? Identifikasi Handle Gergaji Kayu Identifikasi handle gergaji kayu dilakukan untuk mengetahui kondisi handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini sebagai informasi awal untuk mengetahui kelemahan yang ada dan proses perbaikan yang perlu dilakukan. Adapun kondisi handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati No Model Tipe Handle Gergaji Keterangan Handle gergaji dari bahan kayu, 1 dimensi lebih besar dari handle yang lain, berat serta terasa panas dan licin pada telapak tangan berkeringat.

30 No Model Tipe Handle Gergaji Keterangan

31 Handle gergaji dari bahan kayu yang diberi tambahan yaitu 2 dibungkus karet, pada lubang handle dibuat lurus serta terasa berat ditangan. Handle gergaji dari bahan plastik dibungkus karet namun agak keras, handle ini ringan serta cukup 3 nyaman untuk aktivitas menggergaji lama ketika telapak tangan berkeringat Handle gergaji dari bahan plastik, jenis handle ini terasa licin di telapak tangan ketika telapak tangan 4 berkeringat serta terasa panas ketika digunakan dalam aktivitas menggergaji lama. 5 Handle gergaji dari bahan kayu, dimensi hampir sama dari handle pertama serta jika digunakan berat,terasa panas dan licin pada telapak tangan berkeringat. Tabel 4.2 Handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati (lanjutan)

32 Adapun kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu yang terdapat di UD. Sokma Jati dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu No Model Tipe handle Kelebihan Kelemahan gergaji Pada handle gergaji Handle gergaji ini kayu ini bisa mem- terasa berat ketika enenuhi cakupan dipakai ka-rena 1 tan-gan yang pekerja memiliki memiliki ukuran handle yang besar.handle telapak tan-gan terasa licin ketika yang besar. telapak tangan berkeringat, panas karena handle gergaji keras. Pada handle gergaji Handle gergaji ini berat 2 kayu ini terdapat karet pembungkus serta pada lubang handle terlalu lurus sehingga nyaman sehingga bisa di-gunakan ketika Menimbukan nyeri tela-pak tangan pada telapak tangan berke-ringat Pada handle gergaji Karet pembungkus 3 kayu ini terbuat dari bahan plastik yang ringan dan dibung-kus karet pa -da handle gergaji kayu ini masih keras sehi-ngga masih kurang nyaman. Lekukan pada ibu jari kurang pas.

33 Tabel 4.3 kelebihan dan kekurangan handle gergaji kayu (lanjutan) No. Model Tipe handle Kelebihan Kelemahan gergaji Pada handle gergaji Pada handle gergaji kayu ini terbuat dari kayu ini ukuran lubang bahan plastik berte- tidak bisa mencakup 4 kstur sehingga meng-urangi licin ukuran telapak tangan pekerja yang lebar. saat tela-pak tangan mulai berkeringat,memiliki bobot yang ringan. Pada handle gergaji Handle gergaji ini terasa kayu ini bisa meme- berat ketika dipakai nenuhi cakupan karena memiliki 5 tangan pekerja yang memiliki telapak ukuran handle yang besar. Handle terasa tangan yang besar. licin ketika telapak tangan berke-ringat, telapak tangan telapak panas karena handle gergaji keras. Berdasarkan kondisi tersebut, kelemahan handle gergaji yang ada di UD. Sokma Jati saat ini yaitu bahwa jika handle gergaji kayu digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama akan terjadi keluhan oleh pekerja seperti panas, licin commit karena to telapak user tangan pekerja berkeringat.

34 Kelemahan tersebut jika dibiarkan dapat menyebabkan ketidakyamanan pada saat melakukan penggergajian, untuk itu diperlukan perancangan handle gergaji kayu yang berfungsi memberikan kenyamanan kerja dalam proses penggergajian kayu Data Dimensi Aktual Setelah melakukan pengumpulan data anthropometri telapak tangan pekerja, kemudian dilakukan pengukuran dimensi handle gergaji kayu yang digunakan oleh responden. Pengukuran ini digunakan sebagai pembanding dengan handle gergaji rancangan. Hasil pengukuran handle gergaji kayu dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini Tabel 4.4 Dimensi Handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati No Tipe Gergaji PG (cm) PH (cm) TH (cm) Tbl H Lubang (cm) L (cm) P (cm) Berat (kg) 1 Model ,6 2 Model ,5 3 Model ,4 4 Model ,3 5 Model ,5 4.2 PENGOLAHAN DATA Pengolahan data dilakukan berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan. Adapun proses pengolahan data sebagai berikut : Kebutuhan Berdasarkan Keluhan dan Keinginan Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, diperoleh informasi mengenai keluhan dan keinginan responden saat melakukan aktivitas penggergajian dengan menggunakan gergaji kayu yang ada saat ini. Setelah diperoleh data keluhan dan keinginan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengelompokan data berdasarkan keluhan dan keinginan kedalam sebuah tabel. Pengelompokan data tersebut dijadikan sebagai masukan dan pertimbangan dalam perancangan desain handle gergaji kayu. Adapun keluhan dan keinginan pekerja dalam penggunaan gergaji yang ada saat ini disajikan dalam Tabel 4.5 Tabel 4.5 Rekapitulasi keluhan pekerja

35 No Keluhan Jumlah Persentase 1 Pada saat melakukan proses penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan seperti 7 70 % handle licin karena telapak tangan berkeringat 2. Pada saat melakukan aktivitas menggergaji telapak tangan pekerja merasa panas karena handle gergaji kayu keras 6 60% Pada saat melakukan proses penggergajian 3. pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam menggergaji karena ukuran cakupan handle terlalu sempit atau lebar 5 50 % Tabel 4.5 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan pekerja ketika melakukan aktivitas penggergajian, dimana diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar meliputi ketidaknyamanan yang mulai dirasakan pada saat proses menggergaji selama 10 menit, karena pekerja merasakan ketidaknyamanan dengan handle gergaji kayu yang ada di UD. Sokma Jati saat ini seperti handle terasa licin karena telapak tangan berkeringat. Selain itu wawancara juga dilakukan untuk mengetahui keinginan pekerja untuk perbaikan handle gergaji yang ada saat ini. Hasil wawancara mengenai keinginan untuk perbaikan handle gergaji kayu disajikan dalam Tabel 4.6 Tabel 4.6 Rekapitulasi keinginan pekerja No Keinginan Jumlah Persentase 1 Pekerja menginginkan handle gergaji kayu tidak berat namun bahan materialnya kuat 7 70 % 2 Pekerja menginginkan handle tidak licin jika digunakan menggergaji dalam jangka waktu 6 60 % yang lama 3 Pekerja menginginkan ukuran handle sesuai ukuran cakupan telapak tangan sehingga nyaman bila digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama 5 50 % Tabel 4.6 menunjukkan hasil rekapitulasi data keinginan pekerja untuk perbaikan handle gergaji kayu, dimana diperoleh hasil tingkat keinginan terbesar

36 pada keinginan pekerja untuk merasakan kenyamananan saat melakukan proses penggergajian Penentuan Solusi Perancangan Berdasarkan Data Keluhan dan Keinginan Berdasarkan kebutuhan perancangan yang telah dinyatakan, maka dapat dikembangkan suatu solusi pemecahan masalah. Gagasan atau ide yang dikembangkan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perancangan yang telah dibuat sebelumnya dan berasal dari engineer atau peneliti. Permasalahan utama yang terjadi pada aktivitas penggergajian adalah belum adanya handle gergaji kayu yang memadai sehingga menyebabkan pekerja bekerja dengan kurang nyaman. Sebagai contoh pekerja terkadang berhenti sejenak ketika mereka mengalami keluhan karena telapak tangan terasa panas karena handle keras, berat serta licin saat dipakai karena telapak tangan berkeringat saat bekerja. Pada penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh yaitu dengan merancang sebuah handle gergaji yang sesuai dengan anthropometri telapak tangan tukang kayu di UD. Sokma Jati. Perancangan handle gergaji tersebut bertujuan untuk mengurangi atau meminimalkan keluhan berdasarkan dengan kebutuhan dan keinginan dari pekerja yang ada. Hasil penentuan solusi perancangan atas dasar keluhan dan keinginan disajikan dalam Tabel 4.7 Tabel 4.7 Penentuan Solusi Perancangan Solusi No Keluhan % Keinginan % Perancangan Saat melakukan Pekerja Merancang han- pr-oses mengingik-an dle gergaji kayu 1 penggergajian Pekerja me- 70 handle tidak licin jika digunakan 70 yang dilengkapi dengan pelapis rasakan ketidak- menggergaji karet nyamanan seperti dalam jangka handle karena tan-gan licin telapak waktu yang lama

37 berkeringat Pada saat Pekerja Merancang melaku-kan mengingin-kan handle gergaji 2 meng- pekerja aktivitas gergaji 60 handle kayu gergaji dilapisi 60 dengan material bahan yang tel-apak tangan bahan yang lunak lunak seperti terasa panas agar tidak terasa karet karena han-dle panas gergaji kayu keras Tabel 4.7 Penentuan Solusi Perancangan ( lanjutan ) No. Keluhan % Keinginan % Solusi Perancangan Pada saat 3. melakukan proses 50 penggergajian pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam menggergaji karena ukuran cakupan handle terlalu se-mpit atau lebar Pekerja 50 menginginkan ukuran handle sesuai cakupan telapak tangan sehingga nyaman bila digunakan untuk menggergaji dalam jangka waktu yang lama Merancang handle gergaji kayu yang nyaman dengan ukuran cakupan telapak tangan yang sesuai.

38 Dari Tabel 4.7 diperoleh solusi perancangan, namun berdasarkan prioritas yang terbesar maka solusi perancangan difokuskan pada solusi pertama, dimana solusi tersebut adalah handle gergaji kayu yang dilengkapi dengan karet yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan pada proses menggergaji. Perancangan dikembangkan untuk mengakomodasi kekurangan dari keadaan handle gergaji yang ada di UD. Sokma Jati saat ini. Konsep perancangan handle gergaji menganalogikan sebagai sebuah fitur tambahan pada handle gergaji yang menambah kenyamanan ketika melakukan aktivitas penggergajian. Fitur tambahan berupa penambahan dan pengaplikasian material dari karet atau matras yang berfungsi mengurangi ketidaknyamanan saat menggenggam handle dalam aktivitas menggergaji Penentuan Data Anthropometri Perancangan handle gergaji kayu harus disesuaikan dengan anthropometri penggunanya. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya pengukuran data anthropometri terhadap tukang kayu. Data anthropometri yang digunakan dalam perancangan handle gergaji kayu meliputi: a. Lebar telapak tangan (ltt) b. Diameter lingkar genggam (dlg) Data yang terkumpul, kemudian ditentukan perhitungan persentilnya, untuk mendapatkan batas ukuran yang diperlukan. Penentuan persentil ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini dapat mengakomodasi data persentil ke 5, 50 atau 95, sehingga populasi dapat terlayani (Zelnik dan Panero, 2003). Persentil ini dapat dihitung berdasarkan rumus seperti pada Tabel 2.2. Dengan contoh persentil untuk lebar telapak tangan sebagai berikut: P5 = 9.51 (1.645 x 0,889) = 8,047 P50 = 9.51 P95 = (1.645 x 0,889) = 10,97 Berdasarkan perhitungan data handle gergaji kayu nilai persentil ke-5 sebesar 8,048 cm, nilai persentil ke-50 sebesar 9,51 cm, dan nilai

39 persentil ke-95 sebesar 10,97 cm. Rekapitulasi hasil perhitungan persentil ditunjukkan pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Anthropometri No Data STDEV P5 P50 P95 1 lebar telapak tangan 9,51 0,889 8,048 9,51 10,972 Diameter lingkar 2 genggam 3,48 0,225 3,110 3,48 3,850 Dari perhitungan anthropometri telapak tangan tersebut maka dapat dilihat bahwa produk yang akan dibuat dalam perancangan ini mempunyai Gambaran sebagai berikut : 4.3 PERANCANGAN HANDLE GERGAJI KAYU Perancangan handle gergaji kayu ditentukan berdasarkan data anthropometri telapak tangan tukang kayu dan perhitungan persentil yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan penentuan dimensi handle gergaji kayu. Penentuan dimensi ukuran dilakukan sebagai berikut: 1. Tinggi lubang handel gergaji kayu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tinggi lubang handle gergaji kayu adalah lebar telapak tangan (ltt) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar tinggi lubang handle gergaji kayu tersebut dapat mengakomodasi responden yang memiliki lebar telapak tangan yang lebih besar. Penentuan tinggi lubang handle gergaji menggunakan data lebar telapak tangan persentil ke-95. Perhitungan tinggi lubang handle gergaji kayu sebagai berikut: Tinggi handle gergaji kayu = ltt (P95) = 10,97cm dengan; ltt = lebar telapak tangan. P95 = persentil 95 Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh tinggi handel gergaji kayu hasil rancangan sebesar 10,97 cm.

40 2. Tebal handle gergaji kayu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan tebal handle gergaji kayu adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan persentil ke-50. Penggunaan persentil 50 dimaksudkan agar responden yang memiliki diameter genggam lebih besar maupun yang lebih kecil dapat memegang handle gergaji kayu menggunakan diameter lingkar genggam persentil 50. Perhitungan diameter / tebal handle gergaji kayu sebagai berikut: Diameter / tebal handle gergaji kayu = dlg (P50) = 3,48 cm dengan; dlg = diameter lingkar genggam P50 = persentil 50 Setelah pembulatan hasil perhitungan di atas, diperoleh diameter/ tebal handle gergaji kayu hasil rancangan sebesar 3,48 cm ~ 3.5 cm. Ukuran rancangan handle gergaji kayu yang baru tersebut ditentukan dengan pertimbangan beberapa faktor, seperti data anthropometri telapak tangan tukang kayu serta persentil yang digunakan. Gambar rancangan dijelaskan melalui Gambar, sebagai berikut desain rancangan disajikan dalam Gambar 4.1 berikut ini. Gambar 4.1 Handle gergaji tampak samping (2d)

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk Modul ke: Studio Desain II Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn Fakultas 10FDSK Program Studi Desain Produk ERGONOMI Studi ergonomi dilakukan bedasarkan panduan dari Human Factor Design

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

DESAIN YANG BAIK DAN BENAR oleh: Dwi Retno SA, M.Sn.

DESAIN YANG BAIK DAN BENAR oleh: Dwi Retno SA, M.Sn. DESAIN YANG BAIK DAN BENAR oleh: Dwi Retno SA, M.Sn. DESAIN YANG BAIK DAN BENAR MEMPERTIMBANGKAN FUNGSI BENTUK/KESAN/PENAMPILAN LUAR BAHAN YANG DIPAKAI KONSTRUKSI FUNGSI BENTUK DESAIN KONSTRUKSI BAHAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI BASUKI ARIANTO Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRAK Rumah tinggal adalah rumah yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah "ergonomi" berasal dari bahasa Latin yaitu. ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu. ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi Nurmianto : (2008) istilah "ergonomi" berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG

Lebih terperinci

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Darsini Teknik Industri Fakultas Teknik - Univet Bantara Sukoharjo e-mail: dearsiny@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah merancang desain troli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI ANTROPOMETRI PENGERTIAN Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI Antropometri Statis Antropometri Dinamis Antropometri statis pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X ANALISA KELUHAN DAN USULAN PERANCANGAN TROLI ERGONOMIS SEBAGAI ALAT BANTU ANGKUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ( Studi Kasus : Pelelangan Ikan Muara Angke ) Renty Anugerah Mahaji Puteri 1*, Yakub 2 12

Lebih terperinci

ANTHROPOMETRI NURJANNAH

ANTHROPOMETRI NURJANNAH ANTHROPOMETRI NURJANNAH Suatu studi yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri fisik, massa dan kekuatan tubuh (Sritomo,2003). Satu kumpulan data numerik

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS Rini Yulianingsih Bagaimanakah perancangan yang baik? Aktivitas yang dilakukan oleh perancang adalah untuk menciptakan alat/mesin/sturktur/proses yang memenuhi kebutuhan:

Lebih terperinci

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG GEROBAK SAMPAH YANG ERGONOMIS (Studi Kasus: UPTD Kecamatan Delanggu)

PERANCANGAN ULANG GEROBAK SAMPAH YANG ERGONOMIS (Studi Kasus: UPTD Kecamatan Delanggu) PERANCANGAN ULANG GEROBAK SAMPAH YANG ERGONOMIS (Studi Kasus: UPTD Kecamatan Delanggu) Skripsi \ Oleh : Ferdy Nugroho I1306039 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 2011 BAB

Lebih terperinci

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

Tujuan penggunaan antropometri pemakai : ANTROPOMETRI Ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu atau kelompok. Ukuran tubuh manusia bervariasi berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antropometri Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA Definisi Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Antropometri

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian untuk perencanaan atau perancangan arsitektur atau kota dibagi dalam tiga kelompok yaitu survei, observasi dan arsip.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi 2.1.1 Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah suatu ilmu yang dapat digunakan untuk menggunakan informasi/data sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan

Lebih terperinci

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma ANTROPOMETRI Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma Definisi Antropos = manusia Metrikos = pengukuran Ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060798 merupakan salah satu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah. SDN 060798 beralamat di Jalan Medan Area Selatan. Kel.

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK Abstrak ANAK Delta Pralian - NPM : 30402264 Program Studi Teknik Industri, Universitas Gunadarma E-mail : dpralian@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN Agung Santoso 1, Benedikta Anna 2,Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 Staf Pengajar

Lebih terperinci

MODUL I DESAIN ERGONOMI

MODUL I DESAIN ERGONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN STANDARD NORDIC QUESTIONNAIRE I. IDENTITAS PRIBADI (Tulislah identitas saudara dan coret yang tidak perlu) 1. Nama :... 2. Umur/Tgl. Lahir :.../... 3. Stasiun Kerja :... 4. Status : Kawin/Belum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi Kata Ergonomi berasal dari dua kata Latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS PKMT-2-1-1 RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS Mirta Widia, Mia Monasari, Vera Methalina Afma, Taufik Azali Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Perancangan wheelbarrow

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD. ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD. SONATA JAYA) PURWATI Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No. (015) 17-3 ISSN 30 934X Ergonomic and Work System Perancangan Kursi yang Ergonomis sebagai Alat Bantu di Stasiun Kerja Produksi Air Galon ( Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 17-22 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina Amri 1*, Syarifuddin, As

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati)

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati) PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Meja Belajar Tabel 4.1 Data pengukuran meja Pengukuran Ukuran (cm) Tinggi meja 50 Panjang meja 90 Lebar meja 50 4.1.. Data Kursi Belajar

Lebih terperinci

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Antropometri Petani Wanita Kecamatan Dramaga Pengambilan data dilakukan secara acak dengan mengunjungi subjek yang ada di tiap-tiap desa, baik dengan langsung bertemu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X) Jurnal Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Vol. 2 No. 1, pp. 26-36, Juni 2013 PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X) Eva Suryani, Yesmizarti

Lebih terperinci

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT

:Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TROLI TANGAN PT SEIKI MITRA TECH BERDASARKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SOLID WORK Disusun Oleh: Nama : Ario Windarto NPM : 31410107 Jurusan Pembimbing

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik 15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Perancangan Alat Perencanaan rancangan produk perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan, yaitu: 1. Berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh aktivitas yang terjadi di alam semesta ini, seluruhnya selalu berhubungan dengan kepentingan manusia. Manusia selalu dijadikan objek dalam pengembangan design

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu Ukuran dan model dari kursi taman/teras yang lama. Data anthropometri tentang ukuran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR NOTASI... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.

Lebih terperinci

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry Perencanaan Tempat Duduk Traktor dengan Antropometri (Nurhidayah dkk) PERENCANAAN TEMPAT DUDUK TRAKTOR RODA EMPAT YANG ERGONOMIS DENGAN ANTROPOMETRI Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS UNTUK MURID TAMAN KANAK-KANAK (STUDI KASUS : TK ISLAM SILMI SAMARINDA) Lina Dianati Fathimahhayati 1, Dutho Suh Utomo 2, Mifta Khurrohmah Mustari 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Anthropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Sedangkan menurut Nurmianto (1991) anthropometri adalah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. ENGINEERING DESIGN PROCESS Engineering design process atau proses desain engineering merupakan proses atau tahapan dimana seorang engineer merancang sebuah produk/alat atau mesin

Lebih terperinci

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015 Anthropometry the study of human body dimensions hanna.udinus@gmail.com TeknikIndustri 2015 Definisi (Nurmianto, 2005) Antropos ( man) metron (measure) Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi ANTROPOMETRI Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Definisi Jenis Antropometri 1. Antropometri struktural (STATIS) Pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam posisi diam. 2. Antropometri fungsional

Lebih terperinci

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi perkembangan teknologi semakin pesat maka dengan berkembangnya teknologi manusia berusaha untuk membuat peralatan yang bisa membantu pekerjaan

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Performa (2011) Vol. 10, No. 2: 119-130 Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo Maria Puspita Sari, Rahmaniyah Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Ririn Regiana Dwi Satya Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut : PERANCANGAN MEJA KONVEYOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MEMPERTIMBANGANKAN FAKTOR ANTROPOMETRI DI LABORATORIUM ANALISA PERANCANGAN KERJA FAKULTAS TEKNIK Sigit Antoni 1, Zulfah 2, Tofik Hidayat 3 1.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan mulai Juni 2010 sampai Oktober 2010 di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Teknik Mesin dan Biosistem. B. Peralatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kursi Roda adalah alat bantu untuk melakukan aktifitas bagi penderita cacat fisik seperti patah tulang kaki, cacat kaki, atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR SUDUT TANGAN DAN KAKI MANUSIA. (Studi Kasus Laboratorium Teknik Industri-UMS)

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR SUDUT TANGAN DAN KAKI MANUSIA. (Studi Kasus Laboratorium Teknik Industri-UMS) TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR SUDUT TANGAN DAN KAKI MANUSIA (Studi Kasus Laboratorium Teknik Industri-UMS) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN 1. KElOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Data Aspek Fungsi Rancangan Primer(utama) Sekunder(penunjang Perancangan 1. Buku Tentang Desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi atau ergonomics berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi yang dimaksud disini

Lebih terperinci

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain 100 Data pada Tabel 5.1 menunjukkan intensitas cahaya, suhu kering dan suhu basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain interior berbeda bermakna atau tidak sama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK.. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK.. i ii iii v vii ix x BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah penelitian dalam memecahkan permasalahan yang diangkat mulai dari observasi awal hingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU KERJA WHEEL CHOCK

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU KERJA WHEEL CHOCK PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU KERJA WHEEL CHOCK UNTUK HAUL TRUCK 793C CATERPILLAR PADA FUEL STATION DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI Dyah Ika Rinawati, Karina Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI Bernard Sianipar Bina Nusantara University, Jl. Pustaka Kencana 2 Blok U2 No.16 Sektor 12.5 Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan, 0812-1897-6330, bernard9nipar@yahoo.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PERONTOK BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN KEHIGIENISAN

RANCANG BANGUN ALAT PERONTOK BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN KEHIGIENISAN RANCANG BANGUN ALAT PERONTOK BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN KEHIGIENISAN BAGUS Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura bagusale12@gmail.com Abstrak- Semakin banyaknya rumah

Lebih terperinci

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Herry Christian Palit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Pembahasan dan Analisis

Pembahasan dan Analisis Gambar rancangan troli dapat dilihat pada gambar di bawah: Gambar 4.8 Hasil Rancangan Troli Box Identifikasi Pendapat Responden Identifikasi pendapat responden dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Ergonomi Menurut Adnyana Manuaba (2000) Ergonomi didefinisikan sebagai suatu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan peralatan, mesin,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI INDUSTRI INOVATIF Vol. 3, No. 2, September 2013: 18-23 PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI 1) Mujiono 1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci