RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN"

Transkripsi

1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PLENO KOMISI III DPR RI TERHADAP UJI KELAYAKAN (FIT AND PROPER TEST) CALON KAPOLRI KOMJEN (POL) DRS.M.TITO KARNAVIAN, M.A., Ph.D (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : Masa Persidangan : V Rapat ke : Sifat : Terbuka Jenis Rapat : Rapat Pleno Komisi III Hari/tanggal : Kamis, 23 Juni 2016 Pukul : s.d WIB. Tempat : Ruang Rapat Komisi III DPR RI Acara : Uji Kelayakan (Fit and Proper Test) Calon Kapolri, Komjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA.,Ph.D I. PENDAHULUAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon Kapolri oleh Komisi III DPR RI dibuka pukul WIB, oleh Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, SE.,MBA dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas. II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN 1. Sebelum dimulai Uji Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon Kapolri, Pimpinan Rapat menyampaikan hal-hal sebagai berikut : Issue Dugaan Pelanggaran HAM Penanganan pelaku tindak pidana terorisme pada saat di Densus 88 Kasus ditemukannya jenazah di cawang yang semula diduga pelaku tindak pidana terorisme. Kasus penangkapan Nurdin M Top Kasus tindak pidana terorisme di Medan Kasus Freeport sebagaimana yang tersebut dalam transkrip rekaman dan kasus-kasus lainnya

2 2. Beberapa hal yang disampaikan oleh calon Kapolri Komjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA.,Ph.D dalam penyampaian visi dan misi, diantaranya sebagai berikut: Paparan Calon Kapolri dalam Fit and Proper Test di Komisi III DPR RI, berjudul, Optimalisasi Aksi: Menuju Polri yang semakin Profesional, Modern dan Terpercaya guna mendukung terciptanya Indonesia yang berdauat, mandiri dan berkepribadian berdasarkan gotong royong. Kerangka Berpikir 1. Nawa Cita, RPJMN , RKP 2016, Paket Bijak Ekonomi Pemerintah 2. Renstra Polri , Renja Polri 2016, dan Quick Wins Polri. 3. Keberlanjutan Program Kapolri 4. Visi Dan Misi 5. Program Prioritas 6. Penjabaran Program Prioritas Menjadi Kegiatan 7. Komitmen Calon Kapolri Nawacita 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya 3. Membangun indonesia dari pinggiran dgn memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka negara kesatuan 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yg bebas korupsi bermartabat &terpercaya 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategi ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh ke-bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia RPJMN Terpenuhinya alutsista TNI dan almatsus Polri yang didukung industri pertahanan memasuki MEF Tahap II; 2. Meningkatnya kesejahteraan dalam rangka pemeliharaan profesionalisme prajurit; 3. Meningkatnya profesionalisme polri; 4. Menguatnya intelijen dan kontra intelijen; 5. Menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan; 6. Menguatnya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba; 2

3 3 7. Terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi. Renstra Polri Terpenuhinya Alpalkam/Almatsus Polri guna mendukung penguatan tupoksi polri. 2. Terbangunnya postur polri yang profesional, bermoral, modern dan unggul melalui perubahan mind set dan culture set. 3. Tergelarnya kekuatan polri di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni serta sebagai poros maritim secara berkelanjutan/ kesinambungan 4. Terbangunnya teknologi kepolisian dan sistem informasi secara berkelanjutan yang terintegrasi melalui penelitian dan kajian ilmiah dalam mendukung kinerja polri yang optimal 5. Meningkatnya pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang didukung oleh penegakan hukum yang tegas 6. Meningkatnya peran intelijen dalam mendukung upaya mengelola keamanan dan ketertiban masyarakat 7. Terbangunnya kerjasama dalam negeri dan luar negeri dalam rangka sinergi polisional 8. Tergelarnya bhabinkamtibmas di seluruh desa/ kelurahan dalam rangka implementasi polmas dan melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan gejala sosial masyarakat 9. Meningkatnya keselamatan lalu lintas dalam rangka mendukung program decade of action for road safety Meningkatnya penyelesaian dan pengungkapan, serta terciptanya rasa aman terhadap 4 (empat) jenis kejahatan (konvensional, terhadap kekayaan negara, transnasional dan berimplikasi kontinjensi) RKP TA Peningkatan pemanfaatan produk industri pertahanan dilakukan melalui pembuatan produk first article oleh industri pertahanan yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan user agar dapat meningkatkan variasi produk yang dapat diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri; 2. Peningkatan kesejahteraan prajurit melalui pembangunan perumahan dinas dan peningkatan kesiapan tni dengan penyelenggaraan latihan gabungan, latihan matra darat, latihan matra laut serta latihan matra udara; 3. Peningkatan profesionalisme polri pada aspek pelayanan publik melalui perbaikan kualitas operasi keamanan dan ketertiban, serta aspek kemitraan dengan memberdayakan potensi keamanan masyarakat; 4. Penguatan koordinasi intelijen dengan meningkatkan jumlah organisasi yang memanfaatkan data sharing, penambahan jaringan analisis sinyal baru dan jaringan komunikasi sandi; 3

4 5. Penguatan keamanan laut dan daerah perbatasan dengan pengadaan kapal patroli, alat surveillance, dan pembangunan/peningkatan pos perbatasan; 6. Peningkatan kapasitas rehabilitasi dengan menambah target korban penyalahgunaan narkoba. 7. Peningkatan efektivitas sistem keamanan nasional melalui perbaikan kualitas policy brief yang didukung penyajian data secara cepat, akurat, aman dan mutakhir dengan penguatan infrastruktur ti, data centre, fasilitas situation room dan aplikasi intelijen Renja Polri Tahun Anggaran Penataan dalam pembinaan personel polri untuk mewujudkan kualitas dan kuantitas personel melalui pembinaan karier dan penyelenggaraan rektrutmen (penerimaan anggota polri) sesuai prinsip minimal zero growth melalui proses penerimaan yang bersih, transparan, akuntabel dan humanis (betah); 2. Penataan kelembagaan dan meningkatkan budaya anti korupsi; 3. Meningkatkan profesionalisme anggota polri melalui pendidikan dan latihan; 4. Peningkatan kesejahteraan anggota polri, pengembangan sarpras perumahan dan mako polri serta pemenuhan kebutuhan minimal almatsus pada tingkat polda, polres dan polsek; 5. Terpeliharanya kondisi aman dan tertib di masyarakat melalui giat kamtibmas diseluruh wilayah nkri untuk mengurangi gangguan kamtibmas; 6. Membangun partisipasi publik dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam pengamanan lingkungan melalui pengembangan comunity policing; 7. Mengintensifkan sinergitas polisional dengan kementerian/ lembaga dan aparat penegak hukum lainnya; 8. Meningkatkan penegakan hukum yang profesional, objektif dan bebas kkn; 9. Menguatnya sistem pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan polri yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (kkn) serta mendukung kebijakan pembentukan pengawasan independen; Tercapainya sasaran reformasi birokrasi polri dan quick wins polri pada tingkat mabes polri dan kewilayahan Quick Wins Polri 1. Penertiban dan penegakan hukum bagi organisasi radikal dan anti pancasila 2. Perburuan dan penangkapan tokoh terorisme dan jejaring terorisme; 3. Aksi nasional pembersihan preman dan premanisme 4

5 5 4. Pembentukan dan pengefektifan satgas ops polri kontra radikal dan deradikalisasi (khusus isis); 5. Pemberlakuan rekrutmen terbuka untuk jabatan di lingkungan polri (Polres, Polda, Mabes Polri); 6. Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik; 7. Pembentukan tim internal anti korupsi (melibatkan unsur publik dan KPK); 8. Crash program pelayanan masyarakat: pelayanan bersih dari percaloan. Visi calon adalah : Terwujudnya Polri Yang Makin Profesional, Modern Dan Terpercaya Guna Mendukung Terciptanya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong 1. Profesional, Meningkatkan kompetensi sdm polri yang semakin berkualitas melalui peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan, serta melakukan pola-pola pemolisian berdasarkan prosedur baku yang mudah dipahami, dilaksanakan dan dapat diukur keberhasilannya. 2. Modern: melakukan modernisasi dalam layanan publik yang didukung teknologi sehingga semakin mudah dan cepat diakses oleh masyarakat, termasuk pemenuhan kebutuhan almatsus dan alpalkam yang semakin modern. 3. Terpercaya: Melakukan reformasi internal menuju polri yang bersih dan bebas dari kkn, guna terwujudnya penegakan hukum yang objektif, transparan, akuntabel dan berkeadilan. Sedangkan Misi calon adalah : 1. Melanjutkan reformasi internal polri. 2. Mewujudkan organisasi dan postur polri yang ideal dengan didukung sarana dan prasarana kepolisian yang modern. 3. Mewujudkan pemberdayaan kualitas sumber daya manusia polri yang profesional dan kompeten, yang menjunjung etika dan hak asasi manusia. 4. Meningkatkan kesejahteraan anggota polri. 5. Meningkatkan kualitas pelayanan prima dan kepercayaan publik. 6. Memperkuat kemampuan pencegahan kejahatan dan deteksi dini berlandaskan prinsip pemolisian proaktif dan pemolisian yang berorientasi pada penyelesaian akar masalah. 7. Meningkatkan harkamtibmas dengan mengikutsertakan publik melalui sinergi polisional. 8. Mewujudkan penegakan hukum yang profesional, berkeadilan, menjunjung tinggi HAM dan anti KKN. Propgram Prioritas calon adalah sebagai berikut : 1. Pemantapan reformasi internal polri. 5

6 2. Kat pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan berbasis TI. 3. Penanganan Pok radikal pro kekerasan dan intoleransi yang lebih optimal. 4. Peningkatan profesionalisme polri menuju keunggulan. 5. Peningkatan kesejahteraan anggota polri. 6. Tata kelembagaan, pemenuhan proporsionalitas gar dan kebutuhan min sarpras. 7. Penguatan harkamtibmas. 8. Bangun kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap kamtibmas 9. Penegakkan hukum yang lebih profesional dan berkeadilan 10. Penguatan pengawasan 11. Quick wins polri Penjabaran Program Prioritas, sebagai berikut : 1. Pemantapan reformasi internal polri Protret saat ini : a. Masih adanya ego sektoral antar fungsi, sehingga fungsi yang satu merasa lebih penting dari fungsi yang lain b. Sistem binkar yang transparan dan mempertimbangkan rekam jejak, kapabilitas dan kompentensi sudah berjalan namun belum maksimal dan belum konsisten serta memerlukan evaluasi menyeluruh. c. Rekrutmen sudah menggunakan prinsip Bersih, Transparan, Skuntabel, Humanis (BETAH) namun masih terdapat penyimpangan sehingga dibutuhkan penggunaan TI dalam proses rekrutmen. d. Tahun 2015: 633 pers, tahun 2016: 645 pers yang melaksanakan Dikbangum, namun hasil seleksi dikbangum belum mencerminkan transparansi, objektivitas dan akuntabilitas sehingga masih menimbulkan ketidakpuasan dan complain. e. Masih terdapat polda hidup hedonis, koruptif, kolusi dan nepotisme dalam pelaksanaan tugas serta kurang tegasnya gakkum terhadap anggota yang melakukan gakkum terkait perilaku koruptif. Kegiatan yang dilakukan : a. Peningkatan soliditas internal. b. Konsistensi pembimnaan karier berdasarkan merit system dengan rekam jejak. c. melaksanakan rekruitmen dengan prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis (BETAH). d. Sistem seleksi dibangun yang lebih efisien, efektif, adil, transparan dan obyektif. Membudayakan prilaku anti korupsi. 2. Peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan berbasis TI. 6

7 7 a. Layanan publik yang mudah diakses masyarakat, lebih cepat, bebas calo dan berbasis teknologi informasi. b. menyederhanakan regulasi dan proses pada loket-loket pelayanan yang tidak berbelit-beli. c. Quick respons. d. modernisasi teknologi pendukung pelayanan publik. 3. Penanganan pok radikal pro kekerasan dan intoleransi yang lebih optimal a. deteksi dini dan deteksi aksi dalam rangka pemetaan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi. b. membangun daya cegah dan daya tangkal warga. c. kerjasama dengan stake holder. d. mengintensifkan kegiatan dialogis dikantong-kantong radikal pro kekerasan dan intoleransi. e. penegakan hukum yang optimal. 4. Peningkatan profesionalisme polri menuju keunggulan. a. peningkatan kualitas 8 (delapan) standar pendidilkan polri. b. peningkatan pelatihan fungsi teknis pada satuan kewilayahan. c. mengoptimalkan sistem manajemen kinerja. d. penyusunan rumpun jabatan fungsional dan sertifikasi profesi. e. modernisasi almatsus dan alpalkam Polri. 5. Peningkatan kesejahteraan anggota polri. a. peningkatan tunjangan kinerja. b. peningkatan pemenuhan perumahan dinas anggota Polri. c. meningkatkan program pelayanan dan fasilitas kesehatan anggota Polri. d. peningkatan tunjangan kemahalan bagi anggota di daerah perbatasan dan Papua. e. peningkatan dukungan operasional Bhabinkamtibmas. f. mengupayakan program wirausaha bagi anggota Polri. g. dukungan asuransi keselamatan kerja bagi Polri. 6. Tata kelembagaan, pemenuhan proporsionalitas dan kebutuhan mininum sarpras. a. penyederhanaan SOP berbasis checklist dan hasil. b. retrukturisasi SOTK Polri sesuai tantangan tugas, antara lain penguatasn Densus, Brimob dan Baharkam. c. Pemenuhan proporsionalitas anggaran. d. pemenuhan kebutuhan minimal SDM dan Sarpras. e. Pembentukan Polda Kaltara, tipologi Polda Lampung dan Riau, serta penongkatan Tipologi Polres. 7. Penguatan harkamtibmas. a. Penggelaran personel berseragam pada daerah kerawanan kejahatan, kemacetan, dan laka lantas. 7

8 b. peningkatan pengamanan perbatasan melalui pembangunan Pospos PAM Perbatasan. c. pengamanan kebakaran hutan dan lahan. d. Penguatan sinergitas polisional dengan TNI, BIN, BNN, Basarnas, Bakamla dan Pemda e. Pengamanan pemilukada serentak , serta Pileg dan Pilpes f. Pengamanan program prioritas nasional dan paket kebijakan ekonomi pemerintah. 8. Bangun kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap kamtibmas. a. membangunan daya cegah dan daya tangkal terhadap kejahatan terorisme, narkoba, separatis dan anti ideologi Pancasila. b. Pemenuhan 1 Babinkamtibmas 1 desa dan kelurahan secara bertahap. c. mendorong pemanfaat alat-alat pengamanan berbasis TI. d. penguatan pembinaan teknis Polsus, Pamswakarsa serta Korwas PPNS. 9. Penegakkan hukum yang lebih profesional dan berkeadilan. a. penanganan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik meliputi kejahatan jalanan, kejahatan terhadap perempuan dan anak, terorisme, illegal fishing, korupsi, narkoba, cyber crime dan kejahatan ekonomi lainnya. b. menghilangkan pungutan liar, pemerasan dan makelar kasus dalam proses penyidikan. c. menghilangkan kecenderungan rekayasa dan berbelit-belit dalam penanganan kasus. d. peningkatan kemampuan penyidikan cyber crime, ekonomi, dokpol, labfor dan sertifikasi penyidik. e. peningkatan sinergi CJS dan penegakan hukum lainnya. f. peningkatan anggaran penyidikan dan modernisasi teknologi peralatan pendukung penyidikan. g. penyelesaian perkara mudah dan ringan melalui pendekatan restorative justice. 10. Penguatan pengawasan a. memperkuat kerjasama dengan pengawas eksternal dengan EMI dan IME. b. memperbaiki sistem complain masyarakat secara online. c. meningkatkan sistem penilaian endeks tata elola kepolisian. d. membuat sistem pengawasan untuk menekan budaya korupsi internal. 8

9 9 11. Quick wins polri a. Penertiban dan penegakan hukum bagi organisasi radikal dan anti Pancasila. b. Perburuan dan penangkapan gembong teroris santoso dan jejaring terorisme. c. Aksi nasional pembersihan preman dan premanisme. d. Pembentukan dan Pengektifan Satgas Ops Polri Kontra Radikal dan Deradikalisasi (Khusus ISIS). e. Pemberlakukan Rekrutmen terbuka untuk Jabatan di lingkungan Polri (Polres, Polda, Mabes Polri) f. Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik. g. Pembentukan Tim Internal Anti Korupsi (Melibatkan Unsur Publik Dan KPK) h. Crash Program Pelayanan Masyarakat: Pelayanan Bersih Dari Percaloan. Komitmen Calon Kapolri adalah : 1. Melakukan konsolidasi internal, dan menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan organisasi polri yang semakin solid dan profesional. 2. Melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan oleh kapolri sebelumnya. 3. Mewujudkan insan bhayangkara dan organisasi polri yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme serta menjunjung etika dan moral. 4. Selalu mengembangkan sistem diklat polri dalam rangka meningkatkan kompetensi dan integritas sdm polri. 5. Melakukan koordinasi dengan stake holder terkait guna memudahkan dan memperlancar program-program yang telah direncanakan dan ditetapkan 6. Menunjukkan teladan pemimpin yang memiliki kompetensi, proaktif, tegas, tidak ragu-ragu dan bertanggung jawab, serta melayani dan memberdayakan anggota serta antisipatif terhadap perubahan; 7. Mewujudkan pelayanan prima polri kepada masyarakat dengan lebih mudah, cepat, nyaman, dan humanis 8. Menerapkan pemberian penghargaan bagi yang berprestasi dan menindak bagi yang melakukan pelanggaran serta meningkatkan kesejahteraan pers polri 9. Mengamankan program prioritas nasional dan kebijakan ekonomi pemerintah. 10. Melaksanakan dengan sungguh-sungguh reformasi internal polri, peningkatan pelayanan publik yang semakin prima, penegakan hukum yang semakin profesional dan berkeadilan, serta penanganan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi yang lebih optimal. 9

10 Pemaparan lengkap telah disampaikan secara tertulis oleh Calon Kapolri kepada seluruh Anggota Komisi III DPR RI. 3. Beberapa hal lainnya yang menjadi pokok-pokok bahasan diantaranya adalah sebagai berikut: : Pengusulan Saudara Komjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA.,Ph.D menjadi Calon Kapolri telah melompati 5 angkatan, oleh karena itu apabila menjadi Kapolri, Calon harus melakukan konsolidasi berkaitan dengan tugas dan kepangkatan. Bagaimana Calon menempatkan para senior dalam tugas dan bagaimana koordinasi tugas dengan lembaga lain, khususnya TNI. Bagaimana upaya reformasi ditubuh Polri yang selama ini terjadi, kearah mana reformasi ini dibawa, adakah strategi khusus dari calon. Beberapa kelompok masyarakat dan LSM memberikan catatan kepada Calon, yaitu adanya dugaan pelanggaran HAM dalam penanganan dugaan tindak pidana terorisme, dan bagaimana pendapat Calon ketika bertugas di Papua, terkait kasus Labora Sitorus. Bahwa sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Calon, bahwa calon didukung oleh semua angkatan, semua potensi yang ada di Polri perlu ditingkatkan. Khusus, peningkatan kesejahteraan prajurit, perlu dilakukan terobosan-terobosan yang konkrit yang sampai saat ini belum terlihat. Bagaimana Calon Kapolri mengimplementasikan kesejahteraan prajurit dari level Kombes ke bawah. Tidak adanya data yang akurat di Mabes Polri untuk memonitor sistem promosi dan mutasi Anggota Kepolisian, oleh karena itu meminta Calon Kapolri mempunyai program promosi dan mutasi yang transparan dan akuntabel. Terkait dengan program Polri dalam penanganan Terorisme, salah satunya melakukan penguatan Densus 88, apa yang dimaksud dengan penguatan Densus 88 ini, dan ke depan apa yang akan dilakukan oleh Densus 88. Dengan masih adanya penegakan hukum yang penuh rekayasa, bagaimana strategi calon untuk menghilangkan rekayasa atau kriminalisasi terhadap seseorang. Dalam penanganan tindak pidana terorisme, dan kejahatan Narkoba, bagaimana strategi serta langkah apa yang harus dilakukan oleh calon ketika menjadi Kapolri. Dalam paparan calon, kedepan akan membawa Polri ke arah profesional, modern, dan terpercaya, dikaitkan dengan Indeks Tata Kelola Kepolisian, bahwa tidak ada satupun Polda yang berpredikat baik. Hanya ada 5 Polda yang mendapatkan cenderung baik. Berkenaan dengan hal tersebut, Meminta penjelasan calon apabila nanti menjadi Kapolri terkait Tata Kelola Kepolisian ke arah profesional, modern, dan terpercaya. Berapa waktu yang lalu, dalam kerjasama dengan lembaga penegak hukum yang lain, dengan KPK, dengan TNI, antara penyidik Polda dengan 10

11 11 Kejaksaan, bagaimana langkah-langkah strategi Calon Kapolri dalam membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga ini. Masalah internal Polri, bahwa remunerasi Polri selama ini mencapai 57%, dan masih dibawah tunjangan remunerasi TNI, untuk itu agar calon memperjuangkan hal tersebut. Meminta perhatian kepada Calon Kapolri terhadap fasilitas kepolisian di daerah belum banyak terpenuhi, sebagai contoh di Jawa Timur ada Polsek yang belum mempunyai kantor, atau mobil patroli yan tidak layak pakai. Sejak tahun 2013, terjadi krisis STNK-masih banyak masyarakat yang mengeluh karena STNK bisa berbulan-bulan jadinya, mohon tanggapan dan perbaikannya seperti apa. Terkait dengan Jaringan Santoso sampai saat ini belum semuanya tertangkap, dan untuk mempercepat jaringan ini agar bisa terungkap dan tertangkap, apakah perlu Polri meminta bantuan TNI. Meminta penjelasan Calon Kapolri terkait dengan pengerahan pasukan yang berlebihan ketika akan menangkap pelaku dugaan tindak pidana terorisme. Bahwa terkait dengan kasus perusahaan swasta di Tual yaitu PT. Maritim Timur Jaya, perusahaan ini bekerjasama dengan perusahaan asing. Dalam perkembangannya, di duga telah terjadi tindak pidana dan Bareskrim telah melakukan pemeriksaan berlebihan terhadap PT tersebut. Atas aksi dari Bareskrim telah dilaporkan ke Propam, dan Propam telah melakukan penyelidikan serta ditemukan ada indikasi kesalahan yang dilakukan Bareskrim. Atas temuan dari Propam, dilaporkan ke Menkopolhukam dan dilakukan gelar perkara. Bagaimana calon Kapolri melihat dan menindaklanjuti kasus tersebut. Bagaimana komitmen calon terhadap kelompok radikal dan intoleransi; dan bagaimana sikap terhadap penyanderaan yang dilakukan kelompok abu sayaf (Filipina), sehingga tidak terulang kembali. Meminta kepada Polri harus menjaga investasi di Indonesia agar terus keberlangsungan investasi dengan aman. Bahwa telah terjadi dalam kasus pinjam-meminjam, yang diduga terjadi kriminalisasi terhadap pihak asing oleh oknum anggota Polri (sebagaimana data yang telah diserahkan kepada calon Kapolri). Bahwa pendekatan penanganan terorisme tidak sepenuhnya berbasis criminal justice system tetapi juga ada pendekatan represif, yaitu ketika pelaku dugaan tindak pidana terorisme melakukan aksinya, maka terduga itu bisa langsung ditembak. Apakah pendekatan ini akan dipertahankan. Peraturan Perundang-undangan tentang terorisme adalah lex spesialis, tetapi ada perlindungan HAM, khususnya di negarta Inggris. Terkait dengan perluasan waktu penanganan terorisme, bagaimana konsep dalam menangani terorisme. Bahwa para Bayangkara yang telah selesai sekolah pendidikan Sespimti atau Lemhanas, diantaranya ada yang sementara non-job di internal 11

12 kepolisian. Bagaimana konsep Calon Kapolri untuk diperbaiki kedepannya. Bahwa dalam sebuah organisasi menjadi hal yang biasa jika terjadi permasalahan, sebagaimana halnya permasalahan yang ada di jajaran internal Polri. Upaya apa yang akan dilakukan oleh calon apabila terpilih menjadi Kapolri untuk mempersatukan Jajaran Polri. Bahwa terhadap Anggota TNI-Polri tidak boleh berpolitik praktis, jaminan apa yang calon berikan, agar anggota Polri tidak melakukan dukungan terhadap parpol tertentu, serta upaya apa yang akan dilakukan. Bahaw sering terjadinya penegakan hukum yang tidak transparan dan akuntable serta penanganan kasus korupsi kurang optimal, bagaimana langkah konkrit calon Kapolri dalam menangani dugaan penanganan kasus-kasus korupsi di kepolisian. Sesuai dengan PP nomor 32 Tahun 2015 tentang gaji anggota kepolisian yang merupakan kebutuhan dasar yang harus selesai di kepolisian. Langkah konkrit sepeti apa yang akan calon lakukan. Salah satu visi calon Kapolri adalah melakukan reformasi interal, dalam hal ini ingin melakukan/mencegah dini terhadap tindakan koruptif di tingkat kepolisian. Apakah langkah konkrit yang bisa tercapai dan terukur satu/dua tahun kedepannya. Bahwa Calon Kapolri harus menjaga hubungan dengan lembaga lain khususnya lembaga penegak hukum, dimana kewenangan yang besar harus ada komunikasi yang baik, termasuk menjaga hubungan antara Polri dan TNI. Bagaimana langkah strategis Calon Kapolri agar peredaran miras, kejahatan narkoba, seksualitas dapat teratasi dan bagaimana strategis ke depan terkait hal tersebut. Meminta kepada Calon Kapolri untuk menjadi perhatian bahwa apabila ada salah langkah/tindakan dalam penanggulangan terorisme ini, maka akan memunculkan tindakan-tindakan baru. Jangan sampai publik antipati terhadap penindakan terorisme ini. oleh karena itu, kasus suyono adalah kasus terakhir dalam penanganan dugaan tindak pidana terorisme di negeri ini. Meminta penjelasan calon tentang peta sebaran pemberantasan terorisme, serta pemahaman Densus 88 tentang terorisme. Jangan sampai tindakan pelaku terorisme di identikan dengan Islam. Meminta perhatian calon terhadap penanganan kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 dimana puluhan juta rakyat Indonesia menderita atas kebakaran hutan dan lahan, banyak pelaku yang lepas, karena lemahnya anggota Polri dalam melakukan penyidikan. Maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak, bagaimana langkah konkrit anggota di tingkat polsek dan polres, dalam rangka mengurangi kejahatan seksual terhadap anak. Dalam penanganan narkoba, bagaimana dengan pembinaan dan pemecatan terhadap anggota yang terlibat dalam jaringan narkoba. 12

13 13 Meminta perhatian calon dalam pengelolaan SDM di Kepolisian secara benar, dengan menggunakan merrit system; Perlindungan anggota Polri yang bertugas dilapangan; serta menjalankan PP 42 Tahun 2010 tentang Hak-Hak Anggota Kepolisian, secara konsisten. Bahwa Bareskrim Polri memiliki pekerjaan rumah, apa program kerja jangka pendek dan panjang Bareskrim Polri ini. Terkait dengan tahapan-tahapan visi dan misi, reformasi struktural, instrumental dan kultural. Bagaimana Calon mendorong perbaikan di bidang kultural ini. Bahwa apa yang calon sampaikan dalam uji kelayakan ini, mirip dengan calon kapolri sebelum-sebelumnya. Dalam ITK (Indeks Tata kelola Polri), Jajak pendapat Kompas (2016), Independensi Polri dalam menangani perkara yaitu belum independen 68%, Atas nama profesionalisme, ada reward dan punishment, pada 5 Polda yang cenderung baik, bagaimana dengan rewardnya. Bahwa adanya tingkat stress pada anggota polisi yang tinggi, khususnya anggota reserse (polisi bunuh diri atau membunuh keluarganya), bagaimana menagggapi calon melihat hal ini. Bahwa Panja Penegakan Hukum akan banyak datang ke beberapa Kapolda, tentang kasus-kasus terkait dengan aparat kepolisian; ingin mengetahui lebih dalam, apa komitmen untuk melakukan reformasi ditubuh kepolisian. 3. Beberapa tambahan paparan dan penjelasan Calon Kapolri atas beberapa hal permasalahan, diantaranya sebagai berikut : Terkait dengan paparan Visi dan Misii, ini mirip dengan Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti waktu Fit and Proper Test tahun lalu. Pada dasarnya Polri mempunyai grand strategi yang menyesuaikan dengan grand startegi negara, yaitu RPJMN (5 tahunan), maka Polri mempunyai grand strategi 5 tahunan, sehingga siapapun Kapolri-nya, tidak boleh keluar dari grand strategi Polri tersebut. saat ini sudah memasuki tahun ketiga RPJMN tersebut, maka tidak boleh merubah rencana 5 tahunan tersebut. Hanya memerlukan optimalisasi aksi dalam program-program Polri dimaksud. Terkait dengan demo buruh yang berakhir pada penangkapan dan penindakan hukum, ratusan/ribuan penyampaian pendapat (demontrasi), itu dijamin oleh undang-undang. Tetapi Undang-undang ini ada batasanbatasannya, yaitu Pasal 19 dan 20 Konvensi PBB. Yang pertama adalah harus menghargai orang lain, menjaga ketertiban umum, keamanan nasional, dan persatuan dan kesatuan bangsa. Jika keempat hal ini atau satu saja tidak dipenuhi, maka aparat penegak hukum harus menjaganya. Terkait dengan kasus yang menyangkut Labora Sitorus, pertama kali ditangani oleh Polda Papua dalam kasus Penggelapan Minyak. Bulan April 2013, PPATK memberi informasi bahwa Labora Sitorus terkait dengan minyak tersebut, memiliki rekening bernilai Rp.1,2 Triliun, calon kaget dan antusias untuk menanganinya. Terkait dengan kepemilikan HPH, Polri mengembangkan kasus tersebut di Polda Papua. Bahwa sampai sekarang 13

14 (proses hukum yang telah inkracht), tidak ada rekening yang bernilai Rp 1,2 T milik Labora Sitorus. Ketika ditanyakan kepada PPATK dari mana angka 1,2 T tersebut, jawabannya adalah akumulasi keluar-masuk uang selama 5 tahun. kenapa ini terjadi, Labora Sitorus memiliki PT yang legal, yaitu penyaluran BBM, tetapi ada sedikit pencurian BBM, dan perusahaan HPH nya adalah menggunakan perusahaan illegal. Bahwa pada Tahun 2000, Polri telah berpisah dari ABRI, maka terbit PP No. 1 Tahun 2003, bahwa anggota Polri dilarang berbisnis karena berpotensi mengurangi keuangan Negara, bersinggungan dengan tugas dan kewenangan Polri. Dengan demikian, apabila anggota Polri yang lain diperbolehkan maka harus dibuat Perkap tentang Bisnis anggota Polri. Selain itu, harus ada uji kelayakan dan proposal untuk melakukan pemeriksaan dilapangan terkait dengan bisnis anggota Polri tersebut. Terkait dengan aliran dana Labora Sitorus, yaitu ada 17 rekening anggota yang ada disana, mulai pangkat tertinggi adalah Kombes. Ada juga rekening anggota Polri lain yang menuju rekening Labora Sitorus, sebagai contoh membeli minyak dari Labora Sitorus atau meminjam uang kepada Labora Sitorus. Ini sudah dilakukan pemeriksaan dan diberikan sanksi administrasi. Ada kebijakan pada saat calon menjadi Kapolda di Papua, yaitu tidak boleh ada Kapolres yang memberikan uang kepada calon. Terkait dengan senioritas-junioritas di tubuh Polri. Calon memberikan penghargaan berdasarkan kinerja, kompeten dan objektifitas untuk menugaskan senior-senior di jabatan-jabatan yang menentukan Polri. Hubungan dengan lembaga lain, yang terpenting adalah komunikasi disemua jajaran. Calon akan mendorong ditingkat pimpinan formal untuk membangun komunikasi formal, sampai hubungan personal antara pimpinan di instansi lain, atau secara informal, yaitu hubungan personal dengan instansi lain, dalam arti yang positif. Hubungan ini menjadi kriteria dalam memberikan promosi dan demosi. Bahwa terkait dengan penindakan hukum terhadap pelaku terorisme, Semenjak Bom Bali sudah ada terduga terorisme yang meninggal. Dinamika ini berkembang, yang dulu ditujukan kepada target polisi, kemudian ketika dilakukan penangkapan-penangkapan, maka objeknya menjadi lain. ada 2 strategi penanganan terorisme, yaitu politik/negoisasi dan economic approach. Dalam hal institusi penanganan, lembaga yang menangani adalah militer. Dahulu Indonesia menggunakan pendekatan militer. Saat orde baru menggunakan intelijen dan saat refromasi menggunakan law enforcement, yaitu yang menanggani adalah Polisi dengan proses pidana. Bagaimana dengan jumlah sebanyak 122 orang yang tertembak terkait dengan dugaan pelaku terirosme. Bahwa adanya taktis dilapangan, yaitu ketika dilakukan penangkapan, yang dilakukan oleh terduga itu membahayakan umum. Ketika terjadi ancaman terhadap petugas/masyarakat umum, maka yang dilakukan adalah menghentikan ancaman itu. Bahwa terdapat pemikiran di Kelompok-kelompok ekstrim 14

15 15 adalah mati dengan jihad dengan membunuh diri adalah pahala. Maka, bagi mereka momentum masuk surga adalah 2 hal, yaitu pada saat eksekusi membunuh atau bunuh diri. Kedua, adalah ketika mereka melakukan konfrontasi dengan aparat kepolisian. Fenomena ini membuat hampir semua penegak hukum bingung menghadapinya, karena mereka berhadapan dengan terduga pelaku terorisme yang siap mati, sedangkan petugas tidak siap mati. namun demikian, audit atau evaluasi kepada Densus 88 perlu ada. Ditubuh Polri sudah ada mekanisme, yaitu melalui Propam untuk memeriksa. Calon keberatan dibentuk dewan khusus untuk mengamati tindakan Densus 88, karena ditubuh Polri sudah ada mekanismenya. Terkait dengan STNK dan TNKB, calon menyadari itu terlambat di proses lelang. Oleh karena itu, tahun ini lelang sudah dilakukan dan siap dieksekusi. Untuk TNKB dan SIM, Korlantas sudah membuat terobosan yaitu dilakukan dengan sistem online. Terkait dengan narkoba untuk di Polri dilakukan dengan kampanyekampanye pencegahan disemua sektor generasi masyarakat. Diberikan sistem target di kasus korupsi dan narkoba ini maka akan ada sistem kompetisi. Kalau tidak ada target maka yang terjadi bisnis mutual. Faktor rehabilitasi menjadi salah satu fokus yang diperhatikan. Program satu desa satu polisi, adalah faktor yang penting (babinkabtimmas), ini dilakukan karena peran babinkabtimas sebagai agen bagi Polri, untuk mendeteksi dan menyelesaikan konflik sejak dini. Dari desa baru terealisasi an. Berkaitan dengan refromasi Polri, ada buku biru yang sudah terbit. Ada 3 reformasi ditubuh Polri, yaitu Struktural, internal, dan kultural. Yang utama dari reformasi kultural ini adalah budaya komsumtif, koruptif, dan komunikatif. Dari anggaran yang sudah ada, belanja pegawai bisa menunjukan bahwa organisasi Polri adalah organisasi tidak sehat, karena belanja pegawai lebih besar. Oleh karena itu, perlu ada langkah perbaikan, untuk belanja pegawai kita menerapkan zero ground, yaitu mengganti yang pensiun. Bukan rekruitmen berdasarkan ratio. Belanja pegawai akan dinaikan berdasarkan tunjangan remunerasi, yang saat ini 57%, naik sebesar 15% (tahun ini). Untuk perumahan baru ada sebanyak 14%, banyak anggota Polri yang mencari rumah dengan biaya sendiri. Apabila hanya mengandalkan APBN tidak mungkin, oleh karena itu, Polda-Polda harus bekerjasama dengan Pemda Provinsi, juga dengan perusahaan yang lain, sepanjang tidak terjadi konflik kepentingan dengan tugas dan kewenangan Polri. Terkait dengan papa minta saham, bahwa nama calon disebut bukan karena saham. Tetapi terkait dengan pemenangan suara oleh Tim sukses Joko Widodo, bahwa waktu itu Partai Gerindra dan Partai Golkar tidak melakukan kampenya di Papua, karena jumlah suara sedikit. Masalah miras, undang-undang sudah ada. Di dalam undang-undang jelas, tetapi ada klasifikasinya. Namun ada Perda yang melarang miras, di Aceh 15

16 juga demikian. Sebagai pimpinan Polri, calon melihat kebutuhan berdasarkan Perda. Berkaitan dengan kejahatan seksual, calon akan melakukan hal yang sama, yaitu pencegahan dan penegakan hukum. Polri sudah memiliki unit khusus, yaitu PPA. Calon akan mengefektifkan unit ini ditingkat Polres dan Polda agar berjalan maksimal. Ada sejumlah kasus yang tadi dipertanyakan, calon akan melakukan pengecekan kasus-kasus ini tadi, dan akan disampaikan dalam Rapat Kerja nantinya. 4. Calon Kapolri, Komjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA.,Ph.D menandatangani surat pernyataan yang telah disiapkan oleh Komisi III DPR RI, surat pernyataan yang telah ditandatangani oleh calon Kapolri, sebagai berikut : SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama Tempat dan tanggal lahir Pekerjaan/Jabatan Bertempat tinggal di : : : :.... Dengan ini menyatakan secara jujur dan sebenarnya serta bersedia untuk mengangkat sumpah/janji menurut Agama yang saya anut, Agama.. ; bahwa seluruh pernyataan, keterangan, informasi, dan atau bukti yang saya nyatakan, berikan atau sampaikan, baik secara lisan maupun tertulis kepada KOMISI III DPR-RI adalah benar guna memenuhi persyaratan Uji Kelayakan sebagai Calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Apabila saya terpilih menjadi Kapolri, saya dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban saya sebagai Kapolri untuk melaksanakan tugas pemeliharaan keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat serta akan menolak atau tidak menerima apapun secara langsung maupun tidak langsung atau tidak mau dipengaruhi oleh siapapun juga dalam melaksanakan wewenang, tugas, dan kewajiban saya yang diamanatkan oleh Undang-Undang kepada saya. Bahwa saya bertanggung jawab sepenuhnya atas pernyataan saya ini, dan bersedia dituntut menurut hukum, apabila pernyataan saya ini terbukti tidak benar, baik untuk sebagian ataupun untuk seluruhnya termasuk untuk mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai Kapolri, apabila saya terpilih menjadi Kapolri. 16

17 17 Demikian Surat Pernyataan tertulis ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa adanya paksaan atau tekanan dari manapun, di hadapan KOMISI III DPR-RI pada tanggal 23 Juni Jakarta, 23 Juni 2016 Saya yang menyatakan, (..) 5. Setelah selesai melakukan Uji Kelayakan (fit and proper test) terhadap calon Kapolri, Komisi III DPR RI melanjutkan Rapat (Pleno) Komisi untuk memberikan persetujuan atau penolakan pemberhentian dan pengangkatan Calon Kapolri atas nama Komjen Pol. Drs. M. Tito Karnavian, MA.,Ph.D, SH.,M.Si. III. KEPUTUSAN/KESIMPULAN Komisi III DPR RI akan melakukan Rapat (Pleno) Komisi untuk mendengarkan pandangan fraksi-fraksi terhadap persetujuan Pemberhentian dengan hormat dari Jabatan Kapolri atas nama Jenderal (Pol) Drs.Badrodin Haiti dan Pengangkatan Komjen (Pol) Drs. M.Tito Karnavian, M.A., Ph.D sebagai Kapolri. Rapat ditutup pukul WIB 17

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN ASRENA POLRI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016 Masa

Lebih terperinci

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : II Rapat ke :

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : II Rapat ke : RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PLENO KOMISI III DPR RI TERHADAP UJI KELAYAKAN (FIT AND PROPER TEST) CALON KAPOLRI -------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PLENO KOMISI III DPR RI DALAM RANGKA UJI KELAYAKAN (FIT AND PROPER TEST) CALON KAPOLRI KOMJEN POL.DRS.BADRODIN HAITI -------------------------------------------------- (BIDANG

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN ----------------- ----------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

BAB II VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 29 BAB II VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Renstra Polri tahun 2015-2019 merupakan program Renstra Tahap III, dengan agenda Strive For Excellent (Berusaha/Berjuang yang terbaik/prima/unggul), sebagai

Lebih terperinci

AMANAT PADAUPACARA BENDERA BULANAN SENIN, TANGGAL 19JANUARI2015

AMANAT PADAUPACARA BENDERA BULANAN SENIN, TANGGAL 19JANUARI2015 WAKIL KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADAUPACARA BENDERA BULANAN SENIN, TANGGAL 19JANUARI2015 YANG SAYA HORMATI, PARA PEJABAT UTAMA MABES POLRI, PARA PERWIRA, BINTARA, PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DAN KEPOLISIAN NEGARA RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA DAN RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN DPD RI DAN ASRENA POLRI. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN 2015-2019 (PERUBAHAN) 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan kapor Polri guna

Lebih terperinci

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas

Lebih terperinci

RANCANGAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCANGAN

RANCANGAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI RANCANGAN RANCANGAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI --------------------------------- RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN WAKIL KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategi Polda NTB Rencana Strategis (Renstra) Polda NTB Tahun 2015-2019 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN MUSRENBANG POLRI TAHUN 2015 TANGGAL 25 MEI 2015

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN MUSRENBANG POLRI TAHUN 2015 TANGGAL 25 MEI 2015 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN MUSRENBANG POLRI TAHUN 2015 TANGGAL 25 MEI 2015 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN YANG SAYA HORMATI : WAKAPOLRI;

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT FIT AND PROPER TEST KOMISI III DPR-RI TERHADAP CALON PIMPINAN KPK ------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016 Masa Persidangan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategi Biro Rena Polda NTB Rencana Strategis Polri Tahun 2015-2019, sedang berjalan ada beberapa keberhasilan yang telah dicapai namun disisi lain tentunya masih

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA T ENT ANG TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DI W ILAYAH HUKUM POL R E S

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN) POLRES SIDOARJO. NO Sasaran Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN) POLRES SIDOARJO. NO Sasaran Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN) POLRES SIDOARJO NO Sasaran Indikator Kinerja Target 1 Terpenuhinya Alpalkam / Almatsus dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Instruksi Presiden Ri Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan. Korupsi Tahun 2015.

PENDAHULUAN. Instruksi Presiden Ri Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan. Korupsi Tahun 2015. 1 PENDAHULUAN Korupsi merupakan wabah berbahaya yang memiliki berbagai efek korosif pada masyarakat. Perbuatan tercela ini merongrong demokrasi dan supremasi hukum, mengarah pada pelanggaran HAM, mendistorsi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke : LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM

Lebih terperinci

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA KOTA TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN 2015-2019 PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015) MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015) Oleh: Sudirman (Rektor UHT) KATA KUNCI: 1.NEGARA KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK) -------------------------------------------------------

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT UJI KELAYAKAN (FIT AND PROPER TEST) KOMISI III DPR RI TERHADAP CALON HAKIM AGUNG -------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT FIT AND PROPER TEST KOMISI III DPR RI TERHADAP CALON PIMPINAN KPK ------------------------------------- (BIDANG HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang :

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Strategi Polres Sidoarjo Strategi Polres Sidoarjo dalam rangka pencapaian kebijakan Polda Jawa Timur dibidang keamanan dan dalam rangka menghadapi berbagai perkembangan lingkungan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 POLRES LOMBOK TIMUR NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Tergelarnya peralatan Polres Lotim

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERAN DAN DUKUNGAN KEJAKSAAN RI TERHADAP PRIORITAS RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN ANGGARAN 2018 Disampaikan

Lebih terperinci

REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M.

REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M. REFORMASI DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL OLEH ASRENA KAPOLRI IRJEN POL DRS. BAMBANG SUNARWIBOWO, SH, M.HUM 1 PENDAHULUAN Korupsi merupakan wabah berbahaya yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional negara

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT UNIT ORGANISASI : KEPOLISIAN DAERAH NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 LAPORAN PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: MENTERI DALAM NEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Yogyakarta, 7 Maret 2016

Disampaikan oleh: MENTERI DALAM NEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Yogyakarta, 7 Maret 2016 Disampaikan oleh: MENTERI DALAM NEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI Yogyakarta, 7 Maret 2016 ARTI PENTING FORUM MUSRENBANG RKPD TAHUN 2017 Partisipasi seluruh pemangku kepentingan Kesejahteraan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014

DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014 INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM POLRI INSPEKTORAT WILAYAH I DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014 NO PERTANYAAN JAWABAN 1 2 3 I ASPEK PELAKSANAAN 1.

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DITRESKRIMSUS POLDA KEPRI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DITRESKRIMSUS POLDA KEPRI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DITRESKRIMSUS POLDA KEPRI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KEPOLISIAN RESORT SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN) BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS KEPOLISIAN RESORT SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN) BAB I PENDAHULUAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT SIDOARJO RENCANA STRATEGIS KEPOLISIAN RESORT SIDOARJO TAHUN 2015-2019 (PERUBAHAN) 1. Kondisi Umum BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan Pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pengembangan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan dengan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAHAN PAPARAN [ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA S U M A T E R A K A L I M A N T A N I R I A N J A Y A J A V A Ps 28E (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA I. Pendahuluan Dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia disebutkan bahwa tugas Kepolisian adalah memelihara

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) -------------------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,

Lebih terperinci

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

PENGADILAN NEGERI SAMBAS PENGADILAN NEGERI SAMBAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahim Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya,

Lebih terperinci

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 MENTERI DALAM NEGERI SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 Disampaikan oleh : MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jambi, 7 April

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, KOMNAS HAM DAN PPATK

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, KOMNAS HAM DAN PPATK LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, KOMNAS DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, DAN KEAMANAN) Tahun Sidang :

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Nomor : Nomor : TENTANG KERJA SAMA DALAM PEMBERANTASAN

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI. Disampaikan oleh : Surabaya, 14 April 2015

MENTERI DALAM NEGERI. Disampaikan oleh : Surabaya, 14 April 2015 MENTERI DALAM NEGERI SAMBUTAN/PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 Disampaikan oleh : MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Surabaya,

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT

PERAN SERTA MASYARAKAT PERAN SE R MASYARA TA KAT KORUPSI TERJADI DI BANYAK SEKTOR. SETIDAKNYA ADA 11 SEKTOR YANG POTENSIAL RAWAN KORUPSI: PENDIDIKAN ANGGARAN DANA BANTUAN SOSIAL PENYALAHGUNAAN APBD MAFIA HUKUM DAN PERADILAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DALAM MELAKSANAKAN KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASINYA 2013-2014 Oleh: Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa

Lebih terperinci

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MUTASI DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MUTASI DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK BARAT 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MUTASI DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK BARAT 1. PENDAHULUAN a. bahwa dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV Rapat ke :

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV Rapat ke : LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME I. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Peran Pemerintah dan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi terorisme sudah menunjukan keberhasilan yang cukup berarti,

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT (UJI KELAYAKAN) FIT AND PROPER TEST KOMISI III DPR RI TERHADAP CALON HAKIM AD HOC TIPIKOR DI MAHKAMAH AGUNG -------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM

Lebih terperinci

Terlampir. Terlampir

Terlampir. Terlampir KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT UJI KELAYAKAN (FIT AND PROPER TEST) KOMISI III DPR RI TERHADAP CALON HAKIM AGUNG -------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPATKOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPATKOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPATKOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN

Lebih terperinci

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional POKOK-POKOK PENJELASAN PERS MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA ------------------------------------------------------------ (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN,

Lebih terperinci

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME A. KONDISI UMUM Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT FIT AND PROPER TEST KOMISI III DPR RI TERHADAP CALON PIMPINAN KPK ------------------------------------- (BIDANG HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERBAIKAN DR SETUM 13 AGUSTUS 2010 PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PENYIDIKAN BAGI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN

Lebih terperinci