BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Surya Citra Televisi (SCTV)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Surya Citra Televisi (SCTV)"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Surya Citra Televisi (SCTV) Pada awalnya, SCTV adalah singkatan dari Surabaya Centra Televisi yang bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya dan mengudara untuk pertama kalinya pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan wilayah Surabaya dan sekitarnya. Siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. Pada tahun 1999 SCTV melakukan siarannya secara nasional dari Jakarta. Sementara itu, mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah pada konvergensi media SCTV mengembangkan potensi multimedianya dengan meluncurkan situs Melalui ketiga situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya bersentuhan dengan masyarakat Indonesia di wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media tbk (SCM), SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menuju konsep industri media baru. 47

2 48 Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih oleh SCTV dari dalam dan luar neger. Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis, yaitu Satu Untuk Semua Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya. SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan efsiensi operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreativitas dan inisiatif. Inilah kunci untuk memperkuat posisi SCTV sebagai salah satu dari stasiun penyiaran terkemuka di Indonesia. Dan Perseroan tercatat di Bursa Efek Surabaya sejak Juni

3 Visi dan Misi SCTV Visi Menjadi stasiun televisi unggulan yang memeberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa. Misi Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan : A. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif, dan berkualitas yang membangun bangsa. B. Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). C. Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder Makna Logo SCTV 65 Ibid

4 50 Makna logo SCTV adalah sebagai berikut: Logo baru menampilkan wujud SUN-Matahari (oranye) dalam bulat utuh, yang mengandung makna SCTV kini berusia matang dan dalam wujudnya yang terbaik. 2. Matahari ini menyinari teks SCTV yang melambangkan SKY-Langit (biru), mengandung makna SCTV selalu cerah, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif, sekaligus menghibur dalam setiap programnya. 3. Teks SCTV berkesan dinamis-modern menyiratkan kemauan untuk terus berkembang sejalan dengan selera pemirsa dan kemajuan zaman. Teks SCTV berkesinambungan mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan internal SCTV maupun antara SCTV dan pemirsanya. Sedangkan makna slogan baru SCTV mengandung multi-makna. yaitu sebagai berikut: "SATU UNTUK SEMUA" Makna pertama : SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi pilihan untuk semua kalangan dan usia. Makna kedua : SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi pilihan yang begitu inovatif menayangkan berbagai jenis program acara yang sangat beragam dan variatif. Makna lainnya : SCTV memiliki cita-cita luhur untuk menjadi nomor satu dan satu-satunya di dalam benak pemirsanya. 66 Ibid

5 Manajemen SCTV Dewan Komisaris : Bp. R. Soeyono Bp. Eddy Sariaatmadja Bp. Fofo Sariaatmadja Ibu Siti Hediati Hariyadi Bp. Budi Harianto Bp. Agus Lasmono : Komisaris Utama : Komisaris : Komisaris : Komisaris : Komisaris : Komisaris Independen Direksi : Bp. Sutanto Hartono Ibu Grace Wiranata Ibu Harsiwi Achmad : Direktur Utama : Direktur Keuangan : Direktur Program & Produksi Sarana dan Prasarana SCTV memiliki 32 stasiun transmisi di seluruh provinsi di Indonesia, yang didukung oleh satelit Digital "Palapa". Dengan demikian, SCTV dapat menjangkau lebih dari 150 juta potensial populasi di seluruh Indonesia. Untuk mendukung siaran dan produksi program yang berkualitas, inovatif, dan kreatif, SCTV mengembangkan sarana dan prasarana siaran serta produksi yang didukung oleh peralatan digital canggih yaitu:

6 52 1. News studio seluas 150 m2 yang dilengkapi dengan Virtual Studio yang mampu membuat set backdrop, digital imaging system 2. 3 Production Studio yang dilengkapi peralatan produksi full digital, masingmasing seluas 450m2, 500m2 dan 700m2 3. Master Control siaran yang dilengkapi dengan sistem otomatis digital berbasis Hard Disk 4. Fasilitas paska produksi: A. 17 sistem Non Linear Editing maupun Analog B. 7 Computer Graphics C. Suite Digital Audio Post Production dan Midi System D. 5 Studio Audio Recording E. Digital Subtitling dan Dubbing System F. Ruang pustaka canggih dan Cartridge System G. Outdoor Broadcasting Van H. Mobile Uplink Van 5. Kantor Pusat dan Studio SCTV TOWER Senayan City Lantai 20, Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta 10270, Indonesia Dan tiga studio lain yang beralamatkan di: Studio PENTA - PT. SCTV Jl. Kebon Jeruk Raya No. 66 Jakarta, Indonesia

7 Target Audiens SCTV membidik segmen pemirsa kelas menengah ke atas atau yang dikenal dalam istilah pemasaran sebagai kelompok A dan B Konsep Program SCTV SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai program berita, feature, dan sebagainya. Serta, SCTV juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai dengan ketentuan UU Penyiaran Nomor 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO (Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakter programnya. berikut : 68 Program-program di SCTV terdiri dari 8 jenis, dengan rincian sebagai a. Series Program series terdiri dari Putih Abu-abu 2, Ustad Fotocopy, Si Biang Kerok Cilik, Love in Paris, Insyaallah Ada Jalan, Para Pencari Tuhan, Cookies. b. Movie Program movie SCTV yaitu Film Layar Lebar SCTV, Sinema. 68

8 54 c. Entertainment Program entertainment di SCTV antara lain, FTV, Sinema Wajah Indonesia, Eat Bulaga Indonesia. d. News Program news di SCTV antara lain, Luiputan 6 Terkini, Liputan 6 Pagi, Liputan 6 siang, Liputan 6 Petang, Liputan 6 Malam, SIGI 30 Menit, SIGI Investigasi, BUSER. e. Information/Infotainment Program information di SCTV antara lain, WAS WAS, Halo Selebriti, Status Selebriti, Hot Shot. f. Sport Program sport di SCTV antara lain, AFC U-22 Asian Cup. g. Music Program music di SCTV antara lain, Inbox, Hip Hip Hura, Harmoni. h. Realigi Program realigi di SCTV antara lain, Kata Ustadz Solmed, Indahnya Kebersamaan, dan Mata Air. 4.2 Gambaran Umum Program Variety Show Eat Bulaga Indonesia Eat Bulaga Indonesia merupakan sebuah program variety show yang berasal dari salah satu PH (Production House) di Philipina yang sudah tayang selama 34 tahun, sejak tahun Kemudian program ini diadopsi oleh stasiun televisi SCTV, dan mulai tayang pada tanggal 16 Juli 2012.

9 55 Program Eat Bulaga Indonesia memiliki durasi dua jam, dimulai pada pukul WIB, yang tayang setiap hari senin hingga sabtu. Program ini mempunyai segmen sebagai berikut: Content (Isi Program): 1. Opening Host dari dua lokasi (indoor/outdoor), dengan membawakan theme song Eat Bulaga Indonesia. 2. Segmen: Jagoan Karaoke 3. Segmen: That s My Boy 4. Segmen: Indonesia Pintar 5. Segmen: Kunjungan Rumah 6. Segmen: Antrian Rejeki 7. Closing Host (indoor), dengan membawakan theme song Eat Bulaga Indonesia, dan cuplikan lokasi (outdoor) yang tengah membagikan uang (pada segmen Antrian Rejeki). Keunikan dari program Eat Bulaga Indonesia ini, yaitu dipandu oleh 13 host yang berlokasi di indoor/outdoor, mereka adalah Uya Kuya, Farid Aja, Reza Bukan, Andika, Narji, Rian Ibram, Rio Indrawan, Steven, Leo Consul, Christie Micel, Jenny Tan, Bianca Lizza, dan Christie Julia. Program yang bersifat menghibur ini, juga mempunyai unsur edukasi, terihat adanya segmen Indonesia Pintar yang mengajak anak sekolah untuk ikut serta di dalamnya. Selain itu, program ini lebih mendekatkan setiap segmennya dengan masyarakat sekitar.

10 Analisis Program Variety Show Eat Bulaga Indonesia Dalam proses analisis ini, akan dipilih beberapa frame dari story line yang menggunakan berbagai tanda yang berkaitan dengan nilai-nilai komodifikasi dalam program Eat Bulaga Indonesia. Kemudian, frame yang berkaitan dengan tanda-tanda komodifikasi akan dibagi sesuai dengan yang dilakukan pada model Roland Barthes. Sedangkan, yang tidak berkaitan atau tidak mempengaruhi akan diabaikan. Proses analisis dilakukan terlebih dahulu dengan membagi pesan yang bersifat denotatif dan konotatif. Setelah itu masing-masing pesan akan dipaparkan mengenai signifier dan signified-nya. Melalui hasil analisis terhadap program Eat Bulaga Indonesia ini, dapat dilihat bagaimana tim kreatif membuat konsep pada program ini, tidak terlihat nilai-nilai komodifikasinya untuk menarik pemasang iklan, melainkan bagaimana isi atau konten dari program ini lebih bersifat menghibur Pemaknaan Denotatif dan Konotatif Tahap Pertama Makna dan penganalisian secara teori dengan menggunakan teori Roland Barthes, akan ditampilkan dalam tabel berikut ini sesuai dengan pemaknaan denotatif dan konotatif tahap pertama.

11 57 Tabel Shot Visual Medium Shoot Denotatif Pada segmen pembuka program, muncullah Jenny Tan (host) yang mengenakan mini dress berwarna ungu, memaknai bahwa ia adalah seorang wanita feminim, dan rompi tanpa lengan berwarna cokelat yang bercorak macan tutul, memberi kesan bahwa rompi tersebut terbuat dari kulit atau bulu hewan. Jenny juga memakai asesoris berupa jepitan rambut berbentuk tulang dan kalung berwarna putih berbentuk bulatan-bulatan kecil, terkesan dimanfaatkan olehnya sebagai hiasan untuk menambah keindahan pada dirinya. Hal tersebut menandakan Konotatif Pengambilan gambar yang terlihat dekat terkesan ingin menampilkan sesuatu yang lebih jelas. Apabila dikatakan Jenny adalah wanita yang hidup pada zaman batu, maka wujudnya tidak menyerupai manusia purba, karena ia memiliki wajah yang menarik. Sedangkan manusia purba memiliki wajah yang menyeramkan, karena dari bentuk rahangnya yang besar dan rambut yang menutupi wajahnya. Dan pakaian yang Jenny kenakan terbuat dari kain, sedangkan manusia purba mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu dan

12 58 bahwa Jenny adalah seorang wanita yang hidup pada zaman batu, dimana pakaian dan asesoris yang ia gunakan, didapatnya dari kulit dan tulang hewan. Zaman di mana Jenny tinggal adalah zaman batu tua, atau disebut dengan Paleolithikum. Karena, Jenny memanfaatkan tulang-tulang hewan sebagai asesoris. Kemudian Jenny menggerak-gerakan kedua tangannya ke arah dadanya, dan kulit hewan. Tingkah laku yang Jenny tunjukkan, terkesan bahwa manusia purba bertingkah laku seperti seekor gorilla. Hal-hal di atas menimbulkan hegemoni, dimana pembuat isi pesan atau konten memberikan gambaran bagaimana kehidupan manusia purba pada zaman batu. Padahal pesan yang disampaikan tidak sesuai, sehingga terjadinya hiperealitas. terlihat tengah memukul dadanya. Makna yang tersirat dari gerakan tubuhnya, seperti seekor hewan, yaitu gorila. Sehingga, memberi kesan bahwa Jenny adalah seorang wanita yang hidupnya di hutan dan meniru tingkah laku hewan. Pada tabel menunjukkan aktivitas pertama dari program Eat Bulaga Indonesia kali ini. Terlihat Jenny Tan yang mengenakan mini dress berwarna ungu dan rompi warna cokelat dengan corak macan tutul, ditambah asesoris berupa kalung berbentuk kumpulan tulang kecil. Ia tengah menari dengan

13 59 menggerak-gerakan kedua tangannya ke arah dadanya. Makna konotasi yang terkandung dalam gambar ini, yaitu Jenny Tan adalah seorang wanita berparas cantik yang hidup pada zaman batu. Karena dapat terlihat dari asesoris yang ia gunakan dan gerakan saat ia menari. Penggunaan asesoris berupa tulang, mempunyai arti bahwa ia hidup pada zaman batu tua atau disebut dengan Paleolithikum, di mana manusia purba saat itu masih memanfaatkan tulang-tulang hewan untuk dijadikan alat yang dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari mereka. Dapat dilihat dari konten pada episode kali ini, bahwa manusia purba seharusnya memiliki fisik atau wujud tubuh yang sedikit membungkuk, kemudian kulit berwarna kecokelatan, wajah yang dapat dikatakan kurang cantik apabila menurut manusia pada zaman sekarang, dan pakaian yang terbuat dari kulit kayu dan kulit hewan. Namun, terlihat nilai jual pada konten episode kali ini, karena adanya perubahan wujud yang seharusnya dari manusia purba yang diaplikasikan kepada para pembawa acara Eat Bulaga Indonesia. Contohnya adalah Jenny Tan, ia mempunyai paras yang cantik dan berkulit putih, dan ia juga mengenakan pakaian yang terbuat dari kain. Akan tetapi berbeda dari wujud asli manusia purba, serta apa yang mereka gunakan. Itu semua bertujuan untuk menarik dan menghibur penonton diberbagai daerah, dengan program Eat Bulaga Indonesia melalui media televisi. Dengan memperlihatkan kebudayaan pada zaman batu, konten diubah sesuai kebutuhan. yaitu, pakaian yang dikenakan oleh Jenny. Pada kenyataannya, manusia purba di zaman batu, tidak memakai pakaian yang dikenakan oleh Jenny pada zaman

14 60 sekarang. Namun, program ini masih memberikan unsur pada zaman batu, melalui asesoris berupa tulang, dan gerakan yang ditunjukan oleh Jenny. Tabel Shot Visual Group Shoot Denotatif Setelah Jenny, kemudian muncullah Bianca Liza (host), dengan mengenakan baju tanpa lengan berwarna cokelat dengan motif macan tutul, terlihat terbuat dari kulit hewan, dan rok pendek berwarna merah yang tidak rata pada bagian bawahnya, terkesan bahwa ia adalah seorang Konotatif Pengambilan gambar secara group shoot ini ingin memperlihatkan dengan jelas aktifitas yang tengah dilakukan oleh sekelompok orang. Dengan menampilkan Bianca yang tengah membawa tulang berukuran besar, kemudian Farid (host) yang tengah duduk di dekat api unggun, dan wanita yang pemberani. Ditambah beberapa dancer yang tengah menari. dengan kalung berwarna putih berbentuk kumpulan tulang, terkesan ia memanfaatkannya untuk memperindah Pada zaman batu, manusia purba mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu atau kulit hewan, sehingga

15 61 dirinya. Sedangkan tulang berukuran besar berwarna putih yang digenggam ditangan kanannya, memberi kesan bahwa tulang tersebut berasal dari seekor hewan yang memiliki tubuh berukuran besar. Hal ini menandakan bahwa Bianca hidup pada zaman di mana hewan-hewan berukuran besar masih hidup, yaitu zaman batu. Dan tulang tersebut menjadi sebuah alat menyerupai baju yang dikenakan oleh Bianca, namun tidak dengan rok yang digunakan olehnya. Kemudian perkakas atau alat yang digunakan oleh manusia purba, terbuat dari batu, bukan tulang yang diperlihatkan pada gambar. Sehingga timbulah hiperealitas dan rasisme yang melekat pada benak khalayak bagaimana kondisi pada zaman batu. yang digunakan dalam aktifitasnya. Pada gambar terlihat Bianca keluar dengan membawa tulang berukuran besar dan melihat ke arah depan dengan tatapan tajam. Pada episode kali ini, ia mengenakan baju tanpa lengan bermotif macan tutul dan rok pendek berwarna merah. Makna konotasi yang dapat dilihat, bahwa Ia adalah seorang wanita pemberani yang hidup pada zaman batu, terlihat dari tulang berukuran besar yang ia bawa, dan asesoris berupa kalung yang ia pakai. Episode kali ini dikemas sedemikian rupa, untuk menunjang tema pada zaman batu, sehingga dapat memperlihatkan unsur kebudayaannya secara jelas.. Seperti yang terlihat pada Bianca, ia memiliki rambut hitam yang panjang, dan dibiarkannya terurai sehingga terlihat indah. Pada zaman batu, manusia purba tidak memiliki rambut indah dan terawat seperti Bianca. Yang dapat dilihat oleh

16 62 para penonton baik di studio maupun di rumah, hanya mitos mengenai tulang hewan yang berukuran besar, beserta tulang-tulang hewan lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia purba. Namun, wujud manusia purba yang memiliki kulit berwarna gelap, rambut dan wajah yang tidak terurus, telah diubah menjadi manusia purba yang cantik. Hal ini bertujuan untuk menarik dan menghibur penonton diberbagai daerah, dengan program Eat Bulaga Indonesia melalui media televisi. Dengan tema pada zaman batu, konten diubah sesuai kebutuhan. yaitu, pakaian yang dikenakan oleh Bianca. Pada kenyataannya, manusia purba di zaman batu, tidak memakai pakaian yang dikenakan oleh Bianca pada zaman sekarang. Namun, program ini masih memberikan unsur pada zaman batu, melalui asesoris berupa tulang. Karena pada zaman sekarang ini, tulang berukuran besar tersebut, dapat dikatakan tidak ada. Tabel Shot Visual Group Shoot Denotatif Farid Aja dan Reza Bukan (host), Konotatif Pengambilan gambar terlihat ingin

17 63 memakai kaos berwarna putih dan celana pendek berwarna biru untuk Reza, dan Hijau untuk Farid, dengan tali. Mereka tengah duduk di dekat sebuah properti berwarna oranye yang menyerupai sebuah api unggun. Api unggun memiliki makna bahwa Farid dan Reza membutuhkan sebuah api untuk penerangan di malam hari. Dan mereka tinggal di dalam hutan, atau hidup pada zaman dimana belum adanya aliran listrik. Sedangkan kegiatan yang mereka lakukan, menandakan bahwa itu merupakan sebuah aktifitas yang sering mereka lakukan bersama. menunjukkan aktifitas yang tengah terjadi. Farid dan Reza yang tengah duduk di dekat api unggun dan para juga para host yang tengah menari di sekeliling mereka. Terlihat tengah ada sebuah kegiatan, yaitu berkumpul dan menari di dekat api unggun. Pakaian yang dikenakan oleh Farid dan Reza terbuat dari kain, sedangkan manusia purba terbuat dari kulit kayu atau kulit hewan. Kemudian penggunaan properti berupa api unggun masih terbilang wajar dan sesuai dengan fakta, karena pada zaman batu belum terdapat listrik, dan api unggun dijadikan sebagai alat penerangan. Pada gambar digambarkan Farid dan Reza tengah duduk di dekat api unggun, dan disekelilingnya ada beberapa host serta dancer yang tengah menari. Makna konotasi yang terlihat, yaitu mereka membutuhkan api unggun sebagai penghangat tubuh, penerangan di malam hari, dan masih menggunakan api unggun untuk acara berkumpul dan menari. Nilai jual yang dapat dilihat dari gambar ini, yaitu berupa mitos pada zaman batu, dimana pada waktu itu manusia

18 64 purba menciptakan penerangan dari api unggun, dengan mengumpulkan rantingranting pohon dan menghasilkan api dengan cara memutar-mutarkan ranting diantara bebatuan. Untuk menunjang tema pada episode kali ini, maka dibuatlah properti berupa api unggun. Hal itu bertujuan untuk menarik penonton, agar penonton dapat terhibur dengan konten yang disajikan di dalam Program Eat Bulaga Indonesia. Dengan tema pada zaman batu, konten diubah sesuai kebutuhan. yaitu, pakaian yang dikenakan oleh Farid dan Reza. Pada kenyataannya, manusia purba di zaman batu, tidak memakai pakaian yang dikenakan oleh Farid dan Reza yang dikenakan pada zaman sekarang. Program ini memberikan unsur pada zaman batu melalui api unggun, yang berfungsi sebagai penerangan dan penghangat tubuh di waktu malam hari. Kebudayaan dengan menggunakan api unggun, adalah salah satu yang dijual oleh media, khususnya pada konten program Eat Bulaga Indonesia. Tabel Shot Visual Group Shoot Denotatif Setelah itu host yang muncul, yaitu Konotatif Pengambilan gambar terlihat ingin

19 65 Christie Micel (Host) yang mengenakan mini dress berwarna biru muda terkesan bahwa ia adalah seorang wanita feminim, dan memakai asesoris berbentuk tulang berwarna putih pada rambut dan tangannya menimbulkan kesan bahwa ia mudah mendapatkan tulang-tulang tersebut pada zaman di mana ia hidup, dan menjadikannya sebagai asesorisnya, yaitu zaman batu. Dengan berlari-lari kecil dan posisi badan yang membungkuk, menimbulkan kesan bahwa sikapnya berjalan meniru dari seekor hewan, yaitu gorila. Christie juga membawa tulang berwarna putih dengan ukuran besar, kemudian terlihat digigit olehnya, memberi kesan bahwa tulang tersebut diperoleh dari hewan yang berukuran besar. Dan hewan yang berukuran besar itu hidup ketika pada zaman batu. Sehingga tersirat bahwa Christie Micel hidup pada zaman batu. menampilkan kegiatan pada sekelompok orang. Yaitu, dengan menampilkan seorang Christie Micel yang tengah menggigit tulang berukuran besar, kemudian ada beberapa orang yang tengah menari di belakangnya. Pakaian yang dikenakan oleh Christie Micel terbuat dari kain, berbeda dengan manusia purba yang mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu dan kulit hewan. Penggunaan asesoris berupa tulang pada rambutnya, dan tulang yang berukuran besar yang tengah digigit olehnya menimbulkan hiperealitas. Terkesan manusia purba memakan tulang tersebut, sehingga menimbulkan rasisme. Karena manusia purba memakan makanan yang sama seperti manusia pada zaman modern, disesuaikan tempat di mana mereka tinggal, seperti berburu pada manusia purba di zaman batu tua.

20 66 Pada tabel terlihat Christie Micel yang mengenakan mini dress tanpa lengan berwarna biru muda, dengan memakai asesoris berupa jepitan rambut dan gelang berbentuk tulang. Ia tengah menggigit tulang berwarna putih yang berukuran besar, dengan membungkukkan badannya. Makna konotasi yang terkandung di dalam gambar ini, yaitu Christie adalah seorang wanita feminim yang berparas cantik. Dari ekspresi membungkukkan badannya, terkesan Christie mencontoh perilaku salah satu hewan, yaitu gorila. Sedangkan penggunaan asesoris berupa tulang, mempunyai arti bahwa ia hidup pada zaman batu tua, atau disebut dengan Paleolitikum. Di mana manusia purba pada saat itu masih memanfaatkan tulang-tulang hewan. Dapat dilihat dari konten pada episode kali ini, bahwa manusia purba seharusnya memiliki fisik atau wujud tubuh yang sedikit membungkuk, kemudian kulit berwarna kecokelatan, wajah yang dapat dikatakan kurang cantik apabila menurut manusia pada zaman sekarang, dan pakaian yang terbuat dari kulit kayu dan kulit hewan. Namun, terlihat komoditas yang sudah melalui proses modifikasi pada konten episode kali ini, karena adanya perubahan wujud yang seharusnya dari manusia purba yang diaplikasikan kepada para pembawa acara Eat Bulaga Indonesia. Contohnya adalah Christie Micel, ia mempunyai paras yang cantik dan berkulit putih, dan ia juga mengenakan pakaian yang terbuat dari kain. Akan tetapi berbeda dari wujud asli manusia purba, dan apa yang mereka gunakan. Hal itu bertujuan untuk menarik penonton, agar penonton dapat terhibur dengan konten yang disajikan di dalam Program Eat Bulaga Indonesia. Dengan tema pada zaman batu, konten diubah sesuai kebutuhan. yaitu, pakaian yang

21 67 dikenakan oleh Christie Micel. Pada kenyataannya, manusia purba di zaman batu, tidak memakai pakaian yang dikenakan olehnya pada zaman sekarang. Namun, program ini masih memberikan unsur pada zaman batu, melalui asesoris berupa tulang, dan gerakan yang ditunjukan oleh Christie. Tabel Shot Visual Three Shoot Denotatif Setelah Christie Micel, kemudian muncullah Leo Consul, Christie Julia, dan Steven (host) tengah menari-nari. Leo mengenakan baju berwarna oranye dengan motif tumpukan kain berwarna biru pada bagian depan dan celana cokelat dengan membawa batu yang berbentuk lonjong dan sambil tertawa. Dan Christie Julia mengenakan baju berwarna putih dengan rok pendek Konotatif Pengambilan gambar yang diambil secara three shoot ini memiliki makna ingin memperlihatkan secara jelas aktifitas yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Pakaian yang dikenakan oleh Leo, Christie, dan Steven, terbuat dari kain, sedangkan pakaian manusia purba terbuat dari kulit kayu atau kulit hewan. Dan didominasi hanya beberapa warna

22 68 berwarna merah beserta asesoris berbentuk tulang pada rambutnya memberi kesan bahwa di mana ia tinggal banyak ditemukannya tulangtulang, sehingga dapat dimanfaatkan olehnya sebagai asesoris, dengan saja, yaitu cokelat muda atau tua, dan hitam. Tidak seperti pakaian yang berwarna-warni yang dikenakan oleh mereka. Mereka mempunyai wajah yang menarik, sedangkan manusia purba memiliki wajah yang terlihat ekspresi wajah ceria dan menjulurkan lidahnya. Sedangkan Steven, menyeramkan karena rambut menutupi wajahnya. yang mengenakan baju berwarna hijau dan bermotif polkadot berwarna hitam dengan celana pendek hitam, dengan membawa batu berbentuk lonjong. Properti berupa batu yang mereka pakai, mengesankan bahwa batu tersebut digunakan sebagai alat dalam beraktifitas sehari-hari. Batu tersebut disebut dengan Kapak Perimbas. Kapak Perimbas merupakan kapak berwarna hitam dan berbentuk lonjong, yang terbuat dari batu. Kapak ini ada pada zaman Paleolothikum, atau zaman batu Makna yang tersirat dari ekspresi mereka bertiga, bukan mempunyai arti bahwa itu merupakan sikap dari manusia purba, hal tersebut terlalu berlebihan, sehingga timbulnya hiperealitas. Mereka terlihat seperti orang yang tidak waras karena berekspresi seperti itu. Kapak perimbas yang dijadikan properti menyerupai dengan kapak perimbas asli pada zaman batu paleolithikum, dan memiliki tekstur yang kasar. tua.

23 69 Pada tabel terlihat tiga host, yaitu Leo, Christie Julia, dan Steven tengah menari. Leo mengenakan kaos berwarna hijau dan celana pendek cokelat, dengan membawa kapak perimbas. Christie Julia, mengenakan baju berwarna putih dan rok merah, dengan ditambahi asesoris berbentuk tulang pada rambutnya. Sedangkan Steven, mengenakan baju berwarrna hijau dan celana pendek hitam, dengan membawa kapak perimbas. Makna konotasi yang terkandung dalam gambar ini, yaitu mereka bertiga tengah menari, dan terkesan mempunyai hubungan yang akrab. Pakaian yang mereka kenakan terlihat seperti terbuat dari kulit kayu. Untuk jepitan rambut yang dikenakan oleh Christie dan kapak yang digunakan oleh Leo dan Steven, mengesankan bahwa mereka bertiga adalah manusia purba yang hidup pada zaman batu tua, disebut dengan Paleolitikum. Karena, memanfaatkan tulang, dan adanya kapak perimbas. Kapak yang ada pada zaman batu tua. Dapat dilihat dari konten pada episode kali ini, bahwa manusia purba memiliki fisik atau wujud tubuh yang sedikit membungkuk, kemudian kulit berwarna kecokelatan, wajah yang dapat dikatakan kurang cantik atau tampan, apabila menurut manusia pada zaman sekarang, dan pakaian yang terbuat dari kulit kayu dan hewan. Namun, terlihat nilai jual pada konten episode kali ini, karena adanya perubahan wujud yang seharusnya dari manusia purba yang diaplikasikan kepada para pembawa acara Eat Bulaga Indonesia. Contohnya adalah ketiga host tersebut, Akan tetapi berbeda dari wujud asli manusia purba, serta apa yang mereka gunakan.

24 70 Itu semua bertujuan untuk menarik penonton, agar penonton dapat terhibur dengan konten yang disajikan di dalam Program Eat Bulaga Indonesia. Kebudayaan pada zaman batu, diubah sesuai kebutuhan, yaitu, pakaian yang dikenakan. Pada kenyataannya, manusia purba di zaman batu, tidak memakai pakaian yang dikenakan oleh Leo, Christie dan Steven yaitu pakaian pada zaman sekarang. Namun, program ini masih memberikan unsur pada zaman batu, melalui asesoris berupa tulang, kapak perimbas, dan gerakan yang ditunjukan oleh Leo, Christie, dan Steven, seperti membungkukan badan. Tabel Shot Visual Long Shoot Denotatif Pada saat Opening host, semua host yang berada di-indoor terlihat berada di depan panggung, mereka berjumlah 9 orang dengan mengenakan pakaian ala manusia purba, beserta dengan asesoris yang mereka kenakan, dan properti Konotatif Pengambilan gambar yang diambil secara long shoot ini, terkesan ingin memperlihatkan seluruh host indoor beserta latar belakangnya, yaitu tulisan berupa nama program beserta lambang program Eat Bulaga Indonesia.

25 71 yang mereka bawa. Seperti jepitan berbentuk tulang, tulang berukuran besar, dan kapak perimbas. Pakaian yang dikenakan oleh para host terbuat dari kain dan memiliki warna yang beragam, sedangkan pakaian manusia purba, terbuat dari kulit kayu dan kulit hewan, dan hanya memiliki sedikit warna, seperti cokelat dan hitam. Penggunaan properti tulang yang berukuran besar menimbulkan hiperealitas, karena pada zaman mereka hidup tulang hewan yang berukuran besar tersebut tidak ada. Sehingga hal ini berhasil mempengaruhi khalayak tentang adanya tulang berukuran tersebut pada zaman batu. Pada gambar memperlihatkan 9 (Sembilan) host ayng berada di depan panggung. Mereka mengenakan pakaian ala manusia purba, yang terlihat terbuat dari kulit hewan dan kulit kayu, serta dengan membawa properti, yaitu berupa tulang berukuran besar dan kapak perimbas. Makna konotasi yang dapat dilihat, bahwa Sembilan host tersebut, merupakan manusia purba, lebih tepatnya manusia yang hidup pada zaman batu tua. Zaman dimana manusia purba memanfaatkan tulang-tulang baik sebagai hiasan pada tubuh mereka, atau untuk

26 72 aktifitas mereka. Tulang yang berukuran besar menandakan, pada zaman batu tua masih terdapat hewan yang mempunyai tubuh berukuran besar. Sedangkan kapak perimbas, yaitu kapak yang terbuat dari batu, dan digunakan oleh manusia purba untuk aktifitas mereka. Episode kali ini bertemakan Zaman Batu dan manusia yang hidup atau tinggal pada zaman itu disebut dengan Manusia Purba. Konsep dikemas semenarik mungkin, bertujuan untuk menghibur para penonton, baik yang di rumah maupun studio. Pakaian yang dikenakan oleh para host berbeda dengan pakaian yang dikenakan oleh manusia purba pada zaman mereka, karena terbuat dari kulit hewan dan kulit kayu. Namun, karena ini merupakan sebagai nilai jual dari program Eat Bulaga Indonesia, maka pakaian yang dikenakan oleh para host harus terlihat menarik. Dan mereka tetap terlihat cantik dan tampan. Berbeda dengan manusia purba pada zaman batu, dapat dikatakan mereka tidak terlihat cantik maupun tampan, tidak berkulit putih bersih dan berambut indah. Karena manusia purba memiliki kulit berwarna gelap, rambut tidak rapih dan indah, paras tidak cantik maupun tampan apabila menurut manusia pada zaman sekarang. Selain itu, untuk memberikan unsur pada zaman batu, maka terdapat properti berupa tulang besar dan kapak perimbas, ini sebagai simbol dari kehidupan pada zaman batu tua, atau disebut dengan Paleolitikum. Kebudayaan manusia purba menggunakan kapak perimbas inilah, yang dijadikan simbol pada program ini.

27 73 Tabel Shot Visual Medium Shoot Denotatif Sesaat setelah dibukanya acara, Boss Uya Kuya datang dengan menaiki kendaraan berwarna cokelat, yang terlihat terbuat dari kayu dan ranting pohon. Kendaraan tersebut mempunyai dua roda pada bagian depan dan belakang, kemudian atapnya ditutup dengan kulit hewan, kendaraan ini disebutnya sebagai kendaraan manusia purba. Boss Uya Kuya terlihat mengenakan baju berwarna cokelat dengan motif macan tutul, terkesan kulit hewan dijadikan pakaian oleh manusia purba, dan memakai celana berwarna hijau, Konotatif Pengambilam gambar secara medium shoot, ingin mengesankan agar gambar terlihat lebih dekat. Penggunaan properti berupa kendaraan dapat dikatakan terlalu berlebihan sehingga dapat menimbulkan hiperealitas. Karena pada zaman batu tidak ditemukannya kendaraan manusia purba. Pakaian yang dikenakan oleh Uya Kuya, menyerupai pakaian yang dikenakan oleh manusia purba, karena terbuat dari kulit hewan. Sedangkan asesoris berupa kaca mata, tidak sesuai dengan kehidupan pada zaman batu,

28 74 ditambah asesoris wig keriting pendek berwarna cokelat tua dan kacamata berbingkai hitam. Serta kalung berbentuk bulat dan berwarna putih. karena pada saat itu belum ditemukannya asesoris berupa kaca mata, sehingga hal ini hanya dapat dikatakan sebuah hiburan semata. Hal ini memaknai bahwa Uya hidup pada zaman batu tua, Paleolitikum. Karena memanfaatkan kulit dan tulang hewan untuk dijadikan pakaian dan asesoris. Pada tabel terlihat Uya Kuya mengenakan baju berwarna cokelat dengan motif loreng dan celana pendek berwarna hijau. Dan memakai asesoris berupa kacamata dan wig. Uya datang dengan mengendarai kendaraan berwarna cokelat, layaknya sebuah mobil dengan memiliki dua roda, pada bagian depan dan belakang. Makna konotasi yang tersirat dari penjelasan di atas, bahwa Uya memanfaatkan kulit hewan sebagai pakaiannya. Dan wig yang ia kenakan, seperti wujud dari manusia purba, yang memiliki rambut terkesan berantakan dan tidak terurus. Sedangkan kendaran yang Uya kendarai, memberi kesan bahwa kendaraan tersebut adalah mobil, jika menurut manusia pada zaman sekarang. Namun, mobil yang Uya kendarai seperti terbuat dari kayu, dan dijalankan bukan dengan mesin, melainkan kaki pengendaranya. Dapat dilihat dari konten yang dikemas sedemikian rupa, yang bertujuan untuk menghibur para penonton. Dan penonton dapat membayangkan bagaimana

29 75 kehidupan pada zaman batu. Konsep ini mempunyai nilai jual lebih, karena menampilkan properti berupa kendaraan pada zaman batu. Sehingga menarik minat penonoton untuk melihat program Eat Bulaga Indonesia ini. Konten diubah sesuai dengan kebutuhan, terutama dalam hal pakaian. Pakaian yang dikenakan Uya, pada zaman batu terbuat dari kulit kayu dan kulit hewan, berbeda dengan apa yang dikenakan oleh Uya. Namun, ia menambahkan wig, sehingga ia terlihat seperti wujud manusia purba, yang tidak menata rambutnya dan terlihat tidak terurus. Tabel Shot Visual Three Shoot Denotatif Setelah Uya Kuya datang, ia memberikan Farid sebuah benda berwarna putih menyerupai selembar tisu. Farid Aja mengibas-ibaskan tisu yang dianggapnya sebagai uang zaman purba, lalu mengeluarkan korek api Konotatif Pengambilan gambar terkesan ingin memperlihatkan apa yang tengah dilakukan oleh kelompok tersebut. Aktifitas yang tengah dilakukan oleh Farid terkesan bahwa ia tengah menunjukkan, bagaimana bentuk uang

30 76 berbahan bakar gas dan membakar tisu tersebut yang berada di tangan kanannya. Kemudian, tisu terbakar dan tiba-tiba menghilang. pada zaman batu, yang digunakan sebagai alat penukaran barang. Namun, pada kenyataannya manusia purba melakukan penukaran antara barang dengan barang atau disebut dengan barter, bukan dengan selembar tisu, dan pada saat itu tisu belum ada, sehingga menimbulkan hiperealitas pada gambar. Pada tabel terlihat Farid tengah mengibas-ibaskan selembar tisu berwarna putih, lalu dibakar olehnya. Makna konotasi yang tersirat pada gambar, memberi kesan, bahwa tisu berwarna putih itu merupakan uang atau sebagai alat tukar manusia purba pada zaman batu. Konten ini dengan menampilkan sesuatu yang lain, yaitu uang pada zaman batu. Hal ini terkesan hanya untuk menghibur penonton, dan penonton pun juga tidak mengetahui bagaimana bentuk uang pada zaman batu. Nilai jual pada gambar ini, terkesan hanya untuk menghibur penonton dengan trik sulap. Karena ketika uang tersebut dibakar, maka langsung menghilang.

31 77 Tabel Shot Visual Couple Shoot Denotatif Setelah uang purba telah terbakar, kemudian para host dan dancer menari. Dua dancer tengah menari ala manusia zaman purba dengan menggerakan kedua tangan ke atas ke bawah, ke kanan ke kiri namun tidak serentak, dan memukul-mukulkan dadanya. Mereka mengenakan kaos berwarna cokelat bermotif macan tutul dengan celana panjang berwarna hitam. Terkesan pakaian tersebut terbuat dari kulit hewan. Konotatif Pengambilan gambar dengan cara seperti itu, ingin lebih memperjelas aktifitas apa yang tengah dilakukan oleh kedua dancer tersebut. Pakaian yang dikenakan menyerupai pakaian yang dikenakan oleh manusia purba, yaitu terbuat dari kulit hewan. Sedangkan gaya mereka menari, terlihat terlalu berlebihan, sehingga itu dapat dikatakan tidak mirip tingkah laku manusia purba. Dan dengan memukulmukulkan dadanya, seperti seekor gorila. Pada tabel terlihat dua dancer mengenakan baju berwarna cokelat dengan motif macan tutul, dan celana panjang hitam. Makna konotasi yang

32 78 tersirat, bahwa kedua dancer memanfaatkan kulit hewan untuk dijadikan sebagai pakaian. Sedangkan gerakan yang ditunjukan oleh keduanya, memberi kesan bahwa gerakan tersebut mirip dengan salah satu hewan, yaitu gorila. Sehingga terkesan bahwa mereka mencontoh tingkah laku hewan dalam kesehariannya. Walaupun mereka sebagai dancer, namun mereka juga harus turut serta mendukung dengan konsep yang dibuat, salah satunya yaitu dari pakaian yang mereka kenakan. Sehingga bertujuan untuk meningkatkan program Eat Bulaga Indonesia ini. Tabel Shot Visual Three Shoot Denotatif Kemudian masuk pada segmen Jagoan Karaoke, dan yang bertugas menjadi host pada segmen kali ini, yaitu Jenny Tan, Bianca Liza, dan Ryan Ibram. Segmen dibuka oleh Bianca yang mengenakan kaos tanpa lengan Konotatif Pengambilan gambar seperti ini, terkesan ingin memperlihatkan secara jelas aktifitas yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Dari gambar dapat dimaknai, bahwa pakaian yang dikenakan oleh Bianca

33 79 berwarna cokelat bermotif macan tutul dan rok pendek merah, menggunakan kalung berbentuk tulang berwarna putih, dan memegang tulang putih berukuran besar di tangan kirinya. Setelah itu Ryan yang mengenakan kaos bercorak hitam putih dengan bentuk bagian bawah bajunya yang tidak rata dan celana berwarna hitam, sambil memegang kapak perimbas. Sedangkan Jenny mengenakan mini dress berwarna ungu dan rompi coklat bermotif macan tutul, dengan memakai kalung putih dan jepitan berbentuk tulang. dan Ryan terkesan terbuat dari kulit hewan, sedangkan Jenny terbuat dari Kain. Pada zaman batu, manusia purba mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu atau kulit hewan, bukan kain seperti yang dikenakan oleh Jenny. Properti berupa tulang berbentuk besar, menimbulkan hiperealitas, karena pada zaman batu tidak ada hewan yang mempunyai tulang seukuran tersebut. Itu hanya sebuauh hiburan pada gambar. Kapak Perimbas, kapak yang dibuat pada zaman batu tua atau Paleolithikum, karena teksturnya yang masih kasar. Pada tabel memperlihatkan tiga host, yaitu Jenny, Bianca dan Ryan. Ryan mengenakan baju berwarna dasar putih dengan motif polkadot berwarna hitam dan celana pendek hitam. Dengan membawa batu warna hitam berbentuk lonjong. Makna konotasi yang tersirat, yaitu baju yang dikenakan oleh Ryan terkesan terbuat dari kulit hewan. Dan batu lonjong itu merupakan kapak perimbas. Kapak yang ada pada zaman batu. Sehingga, memberi kesan bahwa

34 80 Ryan hidup pada zaman batu. Manusia pada zaman batu disebut dengan manusia purba, yang memiliki wujud tidak tampan dan tidak cantik. Rambut terkesan berantakan dan kulit berwarna gelap. Berbeda dengan Ryan, ia memiliki wajah yang tampan, kulit putih, dan rambutnya terlihat rapih. Hal ini bertujuan untuk mengemas konten dari program Eat Bulaga Indonesia ini, dengan semenarik mungkin. Dengan adanya host yang berwajah tampan, walaupun berbeda dengan wujud asli dari manusia purba. Namun, pada program ini dilengkapi dengan properti berupa kapak perimbas. Kapak perimbas adalah salah satu kebudayaan pada zaman batu, oleh karena itu bertujuan untuk mendukung konsep pada episode kali ini. Sehingga, selain dapat menghibur para penonton, juga dapat meningkatkan nilai jual pada program ini. Tabel Shot Visual Three Shoot Denotatif Pada segmen Jagoan Karaoke, terlihat host dan dancer yang berada di outdoor. Andika yang mengenakan Konotatif Pengambilan gambar secara three shoot, dimaksudkan untuk memperlihatkan aktifitas apa yang

35 81 baju panjang berlengan pendek, berwarna biru dan hijau, serta motif berwarna putih. Memberhentikan Narji dengan melambaikan tangannya, Narji yang mengenakan kaos merah dan baju panjang berlengan satu berwarna putih, dan memiliki motif berwarna hitam. Dan dibelakang Narji, ada seorang dancer yang mengenakan baju berwarna merah dan ungu pada bagian bawahnya, bertali satu yang diikatkan pada leher, serta celana pendek hitam, ditambahi asesoris berupa wig berwarna cokelat muda dan membawa sebuah kapak. Mereka tengah menaiki sebuah kendaraan pada zaman purba yang terbuat dari kayu, dan terdapat daun pada bagian ataasnya. Memiliki rangka yang lebih tipis dan sedikit, kemudian rodanya berukuran bundar dan sedang. tengah dilakukkan oleh kelompok tersebut. Pakaian yang dikenakan oleh Andika, Narji, dan seorang dancer terbuat dari kain, sedangkan manusia purba mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu atau kulit hewan. Kendaraan yang digunakan oleh Narji terlihat seperti sebuah mobil, namun terbuat dari kayu. Dapat dilihat dari daun yang masih menempel pada rantingnya. Namun, faktanya tidak ditemukannya sejarah tentang kendaraan berupa mobil yang digunakan oleh manusia purba pada zaman batu. Hal ini menimbulkan hiperealitas pada gambar. Dimana pembuat pesan, menyamakan kondisi pada saat zaman modern, bukan zaman batu. Sehingga mempengaruh khalayak dan dianggap wajar dan benar.

36 82 Pada tabel terlihat Andika, Narji, dan seorang dancer. Andika mengenakan baju panjang berwarna biru dan hijau, dengan motif polkadot. Narji mengenakan kaos merah dan dilapisi baju putih panjang berlengan satu. Sedangkan dancer, mengenakan baju merah dan ungu, yang talinya diikatkan pada bagian belakang lehernya, dengan celana pendek hitam dan membawa kapak. Narji dan dancer tengah menaiki kendaraan berwarna cokelat. Makna konotasi yang tersirat, yaitu pakaian yang mereka kenakan seperti terbuat dari kulit kayu, pada kenyataan itu merupakan kain. Kemudian penggunaan kapak, menunjukkan di zaman apa mereka hidup. Mereka hidup pada zaman batu, dimana manusia pada zaman itu disebut dengan manusia purba, membuat kapak mereka sendiri dan digunakan dalam aktifitas mereka sehari-hari. Sedangkan kendaraan tersebut memberi kesan, bahwa itu merupakan kendaraan manusia purba yang terbuat dari batang kayu. Karena terlihat dari tekstur dan daun yang ada pada bagian atas kendaraan tersebut. Oleh karena itu, kebudayaan inilah yang menjadi salah satu yang dijual pada program ini, untuk mendapatkan keuntungan bagi pihak-pihak terkait. 4.4 Pembahasan Berdasarkan hasil penganalisaan konten yang didapat dengan cara menganalisis gambar-gambar yang berkaitan dengan penelitian pada program Variety Show Eat Bulaga Indonesia, dimana pada episode yang diteliti oleh penulis, mempunyai tema pada Zaman Batu. Program yang diadaptasi dari program variety show, pada salah satu PH (Production House) di Philipina ini,

37 83 memiliki ciri khas, yaitu sebagai salah satu program hiburan, pada program ini juga mengusung sebagai program untuk berbagi. Selain itu, dipandu oleh 13 (tiga belas) host, memiliki lokasi penayangan, baik di indoor, maupun outdoor, dan juga memiliki segmen acara yang cukup banyak. Variety show merupakan jenis program acara yang menggabungkan beberapa jenis program lainnya, seperti kuis, musik, dan game. Jenis program ini, bertujuan untuk menghibur audiens, maka memiliki segmen acara yang cukup banyak, sehingga dapat menarik perhatian dan tidak monoton bagi audiens. Selain dibuat untuk kepentingan audiens, jenis program ini juga bertujuan untuk kepentingan stasiun televisi. Daya tarik dari program variety show Eat Bulaga Indonesia, memiliki tema atau konsep acara yang berbeda pada setiap episodenya. Pada episode yang dianalisis oleh peneliti, program ini bertemakan Zaman Batu. Zaman batu merupakan zaman dimana tulisan belum dikenal. Masa itulah yang dikenal sebagai masa praaksara, yang mempunyai arti, pra adalah sebelum, dan aksara adalah huruf. Masa praaksara dikenal juga sebagai masa prasejarah. Manusia yang hidup pada masa ini dikenal sebagai manusia purba. Masa ini juga disebut sebagai zaman batu, karena banyak ditemukannya alat-alat yang terbuat dari batu. Peradaban manusia purba terbagi dalam beberapa masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia purba telah mengenal alat-alat berburu seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, dan alatalat tulang. Pada masa bercocok tanam, manusia purba telah mampu membuat

38 84 bangunan besar dari batu, berbagai alat dari batu gerabah, dan perhiasan. Pada masa perundagian, manusia purba telah mengenal kehidupan sosial, ekonomi, dan mampu menghasilkan berbagai benda dari perunggu. Pada episode yang bertemakan zaman batu ini, memiliki daya tarik tersendiri bagi program Eat Bulaga Indonesia kali ini. Karena mempunyai konsep, bagaimana kehidupan manusia purba pada saat itu, apa saja alat-alat yang digunakan, bagaimanakah model pakaian, dan tingkah laku mereka. Dimana pada episode ini, menampilkan para host dan juga dancer, yang mengenakan busana atau atribut dan asesoris layaknya manusia purba, serta properti yang bernuansa zaman batu. Selain didukung dengan busana dan atribut yang dikemas dengan menggunakan pendekatan pada zaman batu, atau sebagai manusia purba, para host dan dancer ini juga menggunakan simbol non verbal, seperti membungkukan badan dan memukul dada. Eksploitasi merupakan politik pemanfaatan yang secara sewenang-wenang dilakukan oleh media terhadap suatu subjek eksploitasi dan untuk kepentingan semata. Yang menarik dalam program variety show Eat Bulaga Indonesia ini adalah eksploitasi pada konten atau isi program, dan ekspoitasi host dan dancer. Hal tersebut sebagai suatu simbol yang digambarkan pada host dan dancer, dimana mereka diminta untuk dapat mengikuti sesuai dengan tema atau konsep pada setiap episode. Contohnya pada tabel 4.1, dan tabel 4.9, Jenny Tan dan dua dancers memukul-mukulkan dadanya. Semua penggambaran-penggambaran yang

39 85 mengandung simbol pada zaman batu, merupakan tanda-tanda yang dapat dikaitkan dengan berbagai makna dan ideologi dibaliknya. Melalui analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teori Roland Barthes tentang signifikansi dua tahap, maka telah ditemukan makna denotasi dan konotasi dibalik berbagai signifier dan signified seperti yang telah dipaparkan dalam hasil penelitian. Setelah dibahas hasil penelitian dari dua tahapan, yaitu denotasi dan konotasi, maka selanjutnya dibahas dengan mengungkapkan ideologi-ideologi yang tersembunyi dibalik pesan-pesan program yang telah dianalisis. Ideologi disebut Barthes sebagai mitos, yaitu pemaknaan tataran kedua dari pemaknaan yang telah ada sebelumnya, karena antara ideologi dengan konotasi memiliki hubungan dan juga ideologi erat kaitannya dengan kemunculan mitos. Pada program variety show Eat Bulaga Indonesia yang bertemakan zaman batu dapat disimpulkan sebagai berikut: Para host Eat Bulaga Indonesia beserta dancer, dalam program ini merepresentasikan identitas mereka sebagai manusia purba yang hidup pada zaman batu. Para penonton yang menonton program variety show ini, baik di studio maupun di rumah, diajak untuk mempercayai bahwa kehidupan manusia purba dahulu kala yang hidup pada zaman batu, yaitu dengan melihat apa yang disajikan pada program ini. Seperti, busana, asesoris, dan properti yang berkaitan dengan zaman batu. Ketika program hiburan dikemas dengan begitu menarik dari semua aspek, seperti konten atau isi acara dan host serta dancer yang memainkan peran sebagai manusia purba dengan penuh penghayatan, maka para penonton

40 86 pun menyukainya sehingga mereka menonton program ini, dan membuat mereka percaya tentang semua hal yang telah dikemas sedemikian rupa pada konsep yang telah disajikan. Apalagi dengan adanya para host, baik secara fisik maupun sikap mereka, ini merupakan salah satu hal yang dapat menarik penonton. Komodifikasi merupakan suatu komoditas yang memiliki pengaruh sangat besar bagi media, karena telah dikonstruksikan isi media tersebut sesuai dengan kebutuhan. Ketika suatu program hiburan yang memiliki konsep pada zaman batu masuk ke ranah komodifikasi, maka akan terjadinya pengkonstruksian, dimana menjadi perubahan tanda, makna, citra, dan identitas yang dibuat bukanlah yang sebenarnya. Sehingga pesan yang disampaikan mengandung simbol dan citra yang bisa dimanfaatkan untuk mempertajam kesadaran penerima pesan. Program hiburan yang bertemakan kehidupan pada zaman batu, merupakan tanda semiotis yang lebih mementingkan penanda dari pada petanda. Hal ini harus disesuaikan dengan hukum-hukum pada komoditas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Apakah konsep yang telah dikemas, memiliki unsur kebenaran ataukah dilebih-lebihkan. Tidak heran apabila suatu program hiburan dikemas sesuai dengan kebutuhan pasar dengan menampilkan konsep, konten, dan pengisi acara yang menarik. Para pelaku produksi dibalik tayangan Eat Bulaga Indonesia ini, dinilai dapat memperhatikan dan mengerti apa yang menjadi suatu kebutuhan masyarakat di Indonesia. Dimana hal-hal yang bersifat tabu dan yang tidak mereka ketahui tentang kehidupan sebelumnya. Apalagi hal tersebut masih berhubungan dengan masyarakat Indonesia. Secara stasiun televisi memegang azas kapitalis, yaitu

41 87 tujuan utamanya adalah bisnis. Jika konsep kehidupan manusia purba pada zaman batu disukai oleh masyarakat, tentunya hal ini dapat menghasilkan profit sebanyak mungkin, agar stasiun televisi dapat bertahan pada ketatnya persaingan industri penyiaran. Secara umum, simbol pada jenis program variety show merupakan suatu program hiburan yang dikemas dengan berbagai macam variasi, baik dalam bentuk tema, konsep acara per segmen, pengisi acara, dan audiovisual. Di Indonesia, tayangan hiburan memiliki pangsa pasar yang berarti. Salah satunya yang bertemakan tentang kehidupan pada masa lampau, apalagi tentang zaman pra sejarah. Simbol manusia purba yang hidup pada zaman batu, yaitu memiliki wujud atau secara fisik berbeda dengan manusia pada zaman sekarang atau modern, seperti bentuk tengkorak, terdapat banyak bulu atau rambut pada seluruh tubuhnya, dan cara mereka berjalan. Selain itu memiliki bahasa yang berbeda, karena pada saat mereka hidup, belum mengenal huruf. Kemudian perkakas, alatalat yang mereka gunakan, dan pakaian, itu semua mereka dapatkan dari lingkungan mereka. Namun, pada program Eat Bulaga Indonesia, dikemas dengan baik dan semenarik mungkin, sesuai dengan kebutuhan. Hal ini merupakan menjadi suatu nilai pada program, karena menyajikan tema yang dianggap tabu oleh masyarakat, dan bagaimana dengan konsep tersebut tetap disukai dan menarik penonton. Tentunya ini merupakan salah satu tekanan dari pasar, industri penyiaran, dan program televisi yang merupakan kompetitornya.

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. 2007. Badara, Aris. Analisis Wacana. Kencana. Jakarta. 2012. Barthes, Roland. Mitologi. Ahli

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Surya Citra Televisi (SCTV) siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Surya Citra Televisi (SCTV) siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Surya Citra Televisi (SCTV) 4.1.1. Latar Belakang Perusahaan Bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. SCTV menghadirkan program EAT BULAGA INDONESIA yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. SCTV menghadirkan program EAT BULAGA INDONESIA yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SCTV menghadirkan program EAT BULAGA INDONESIA yang di tayangkan setiap hari senin-sabtu pukul 14.30 WIB, yang di bawakan oleh host yang sangat lucu dan menarik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini akan menyampaikan deskripsi obyek penelitian. Deskripsi obyek penelitian yang akan dibahas meliputi sejarah singkat SCTV, Liputan 6 dan kampung Sudagaran kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung percepatan penyampaian pesan kepada khalayak. Dapat dikatakan pesan yang dikirim melalui transmisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan sarana informasi dan komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan. Beberapa iklan dan hiburan disiarkan di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang

Lebih terperinci

BAB III PROFIL INSTANSI MITRA. lembaga penyiaran SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan

BAB III PROFIL INSTANSI MITRA. lembaga penyiaran SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan BAB III PROFIL INSTANSI MITRA A. SEJARAH SCTV SCTV adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Sebagai lembaga penyiaran SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital,

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN

BAB 3 INTI PENELITIAN 36 BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Profil SCTV 3.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan Dewan Komisaris : Bp. R. Soeyono Bp. Eddy Sariaatmadja Bp. Fofo Sariaatmadja Ibu Siti Hediati Hariyadi Bp. Budi Harianto Bp.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Gambar 1 logo SCTV SCTV (singkatan dari Surya Citra Televisi) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Bama Berita Sarana Televisi (BBS TV) Surabaya. Alamat : Graha Bumi Surabaya Lantai 5

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Bama Berita Sarana Televisi (BBS TV) Surabaya. Alamat : Graha Bumi Surabaya Lantai 5 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil Umum Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Bama Berita Sarana Televisi (BBS TV) Surabaya Alamat : Graha Bumi Surabaya Lantai 5 Jl. Basuki Rachmat No. 106 128 Surabaya

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang dengan besarnya manfaat komunikasi yang didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini. Kehadiran media massa membawa dunia kepada era dengan pertukaran informasi dengan cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum TRANS7 TRANS7 semula bernama TV7 (di bawah naungan Kelompok Kompas Gramedia KKG). Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN. objek penelitian yang diambil. Penelitian ini film televisi yang ditayangkan di SCTV.

BAB 3 INTI PENELITIAN. objek penelitian yang diambil. Penelitian ini film televisi yang ditayangkan di SCTV. BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Di sini peneliti akan menjabarkan mengenai organisasi perusahaan yang menjadi objek penelitian yang diambil. Penelitian ini film televisi yang ditayangkan

Lebih terperinci

BAB 1. masyarakat. Maraknya ragam bentuk acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi

BAB 1. masyarakat. Maraknya ragam bentuk acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi telah menghadirkan berbagai macam bentuk acara untuk disajikan pada masyarakat. Maraknya ragam bentuk acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih moderen ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insert merupakan program infotainment satu satunya yang ada di stasiun televisi Trans TV. Program infotainment yang pernah ditayangkan sampai tiga kali sehari ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi A. Visi 1. Dalam jangka panjang, TRANS7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi A. Visi 1. Dalam jangka panjang, TRANS7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1. Profil Singkat TRANS7 TRANS7 yang pada awalnya bernama TV7 berdiri dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan

Lebih terperinci

BAB IV A. HASIL KERJA PRAKTIK 1. Peranan Praktikan Dalam proses kerja praktik yang berlangsung, posisi yang dipercayakan terhadap praktikan meliputi beberapa bagian divisi pekerjaan yang meliputi divisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tekhnologi semakin maju. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin banyak, hal

BAB 1 PENDAHULUAN. tekhnologi semakin maju. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin banyak, hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman globalisasi saat ini, pengetahuan akan informasi, komunikasi, dan tekhnologi semakin maju. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin banyak, hal itu menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan dalam berbagai hal terjadi begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 128 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Hasil penelitian pengaplikasian teori Nick Lacey pada empat program acara kuis di stasiun televisi swasta nasional di Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap paling efektif dalam menyampaikan promosi barang maupun jasa

BAB I PENDAHULUAN. dianggap paling efektif dalam menyampaikan promosi barang maupun jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa dan iklan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Hal ini dikarenakan pendapatan utama dari sebuah media massa berasal dari iklan. Sementara bagi para pengiklan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 1. Logo PT. Surya Citra Televisi. Pada awalnya, SCTV merupakan singkatan dari Surabaya Centra

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 1. Logo PT. Surya Citra Televisi. Pada awalnya, SCTV merupakan singkatan dari Surabaya Centra 49 BAB IV PEMBAHASAN Gambar 1. Logo PT. Surya Citra Televisi 4.1 Sejarah PT. Surya Citra Televisi Pada awalnya, SCTV merupakan singkatan dari Surabaya Centra Televisi yang mulai mengudara pertama kali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang ingin dicapai dalam Kerja Praktik ini adalah melatih kerja secara langsung di sebuah perusahaan, yaitu PT. Bama Berita Sarana Televisi (BBS TV) Surabaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media elektronik, merupakan sebuah media komunikasi yang dinilai paling berhasil dibandingkan dengan media massa lainnya dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekarang ini televisi merupakan salah satu media massa yang paling sering digunakan oleh manusia. Hampir semua orang membutuhkan media massa untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komunikasi massa yaitu komunikasi yang penyebarannya menggunakan media massa, dengan khalayak yang bersifat heterogen (meluas dan menyeluruh) dan isi pesan bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, salah satu media massa yang sangat mudah di akses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang tanpa kita sadari mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. magang merupakan bagian dari pelatihan kerja, biasanya Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. magang merupakan bagian dari pelatihan kerja, biasanya Kuliah Kerja Media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication.

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linear communication. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu dari sekian banyak sumber hiburan yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari kita. Televisi juga merupakan bagian yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi saat ini, kian berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenagwenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam Cangara (2012:158) disebutkan penemuan televisi sebagai kombinasi antara radio dan film merupakan penemuan yang luar biasa dalam abad ke-20. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV

PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV Disusun oleh : Virgo Manggala D1409048 TUGAS AKHIR Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di bidang teknologi, terutama teknologi elektronika yaitu televisi sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di bidang teknologi, terutama teknologi elektronika yaitu televisi sudah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan di bidang teknologi, terutama teknologi elektronika yaitu televisi sudah sangat pesatnya sehingga hubungan komunikasi nasional dan internasional dapat dilakukan dalam waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak stasiun stasiun televisi swasta baru yang mulai bermunculan untuk merebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak stasiun stasiun televisi swasta baru yang mulai bermunculan untuk merebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri televisi berkembang sangat pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Banyak stasiun stasiun televisi swasta baru yang mulai bermunculan untuk merebut pangsa pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri media di era globalisasi saat ini dirasakan semakin pesat perkembangannya, salah satunya yaitu media elektronik televisi. Televisi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi dan teknologi, dua kata yang erat kaitannya. Komunikasi sebagai suatu hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia, sedangkan teknologi pun turut merubah peradaban

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut berkembang. Terutama di dunia penyiaran. Hal ini berdampak dalam bidang komunikasi. Kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan brand name KOMPASTV. KOMPASTV adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sudah pasti melakukan kegiatan komunikasi, karena manusia adalah mahluk sosial, dimana artinya manusia tidak bisa hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Ide/Gagasan Perancangan 1. Ide/Gagasan Benyamin s Days merupakan acara sederhana yang didedikasikan untuk Alm. Benyamin Sueb sebagai wujud penghargaan kami terhadap Alm. Benyamin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik secara perorangan maupun antar kelompok. Komunikasi juga terbagi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik secara perorangan maupun antar kelompok. Komunikasi juga terbagi menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi yang dilakukan baik secara perorangan maupun antar kelompok. Komunikasi juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 DESKRIPSI UMUM MEDIA METRO TV

BAB 4 DESKRIPSI UMUM MEDIA METRO TV BAB 4 DESKRIPSI UMUM MEDIA METRO TV 4.1. Profil Profil yang disajikan adalah profil seputar Metro TV sebagai stasiun tv yang secara langsung menayangkan program berita tentang kasus bom bunuh diri di GBIS,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Global Trend adalah salah satu program yang disiarkan oleh televisi berlangganan indovision yakni MNC Fashion. Global Trend berisikan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan zaman dan tekhnologi komunikasi,maka kebutuhan akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam jenis program televisi yang dihadirkan ke hadapan penonton di seluruh Indonesia melalui layar kaca setiap harinya, membuat setiap stasiun televisi baik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Dumai Vision Peta Kota Dumai 29 Dumai Vision yang beralamat di Jalan Jeruk No 47, Kelurahan Rimba Sekampung, Kecamatan Dumai Kota, Kota Dumai Provinsi Riau, Indonesia

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini sebuah informasi sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat luas. Semakin pesatnya pertumbuhan media massa membuat minat masyarakat menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia penyiaran khususnya televisi, telah menyebabkan perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakat, khususnya anak-anak di perkotaan. Meningkatnya

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. video dan audio video (film). Selama ini kebanyakan orang tidak menyadari hal itu

BAB I PENDAHULUAN. video dan audio video (film). Selama ini kebanyakan orang tidak menyadari hal itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan manusia dalam menangkap informasi berbeda-beda ada yang lebih mudah menerima informasi berupa tulisan, gambar, tulisan bergambar, audio, video dan audio video

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi media penyampaian informasi yang paling digemari oleh masyarakat. Melalui televisi, masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi tetapi juga pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang memilih menghabiskan waktu istirahatnya di depan

Lebih terperinci