ARAH DAN PERSPEKTIF BARU BIMBINGAN DAN KONSELING
|
|
- Handoko Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARAH DAN PERSPEKTIF BARU BIMBINGAN DAN KONSELING 1
2 1. KEHIDUPAN GLOBAL 2. KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI Perlu peningkatan kemampuan (life skills) secara terus menerus dalam berbagai aspek kehidupan melalui proses belajar Kehidupan semakin kompetitif Pergeseran Nilai Gangguan Mental BELAJAR SEPANJANG HAYAT BELAJAR SEJAGAT HAYAT BIMBINGAN DAN KONSELING BERORIENTASI PADA UPAYA MEMFASILITASI INDIVIDU DALAM : MENGAKSES INFORMASI YANG BERMUTU MENGINTEGRASIKAN HIDUP, BELAJAR, DAN BEKERJA MENUMBUH KEMBANGKAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI, PROFESIONAL, DAN WARGANEGARA YANG SELF MOTIVATED 2
3 KONDISI KESEHATAN MENTAL (GANGGUAN JIWA) MASYARAKAT DUNIA DEWASA INI New York London Jakarta : 25 % (1 dari 4 penduduk) : 20 % (1 dari 5 penduduk) : 20 % (1 dari 5 penduduk) Kemiskinan Pengangguran Lingkungan yg semakin buruk Kehidupan yang semakin Kompetitif Penyebab Perubahan Konstelasi Kehidupan Keluarga Sikap hidup yg Materialistik dan Hedonistik 3
4 HIV DAN AIDS DI INDONESIA (Republika, 23 Mei 2006) Menko Kesra : Tidak ada satu provinsi pun yang terbebas dari HIV (Human( Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired( Immuno Deficiency Syndrome). Jumlah Pengidap 1. S.d. Juni 2005 = S.d. September 05 = S.d. Desember 05 = S.d. Maret 05 = Usia = lebih sparuhnya berusia th dengan penularan 50.1 % jarum suntik dan juga pergaulan bebas (free sex) = Di USA 8 :10 RP, 7 :10 RW Provinsi terbanyak : Jkt,Papua,Jatim,Jabar,Bali,Riau, Sulsel,Kalbar,Sumut,dan Jateng. Menurut WHO (1993) = 14 juta, dan akhir abad ke 20 = 40 juta. 4
5 NAPZA/NARKOBA DI INDONESIA DI JAKARTA SAJA PD TAHUN 1999 = 1.3 JUTA DENGAN OMSET BIAYA 780 MILYAR/HARI, DAN PECANDUNYA SEKITAR USIA TH (HARIAN SURYA, 25 OKTOBER 1999). PARA PELAKU TAWURAN DI JKT 50 % PECANDU NARKOBA. TH 1996 : 150 X, LUKA 26, MATI 19. TH 1997 : 121 X, LUKA 24, MATI 15. TH 1998 : 230 X, LUKA 34, MATI 15. TH 1999 : 64 X, LUKA 36, MATI 12. Penyebab : rasa ingin tahu, frustrasi/stress, broken home, kurang mendapat kasih sayang, pola pergaulan, maraknya perdagangan narkoba, dan lemahnya iman. 5
6 DAMPAK LINGKUNGAN YG BURUK (Polusi udara dan air, Sanitasi buruk dan Sulitnya air bersih) (Republika, 5 Juli 2004) Sekitar 3 juta anak usia balita meninggal setiap tahunnya. 60 % anak meninggal, karena gangguan pernafasan (polusi udara). 1.6 juta anak meninggal/tahunnya, karena diare (polusi air/air yg tercemar = limbah cair domestik) Limbah cair yg masuk sungai di Amerika Latin = 86 %, di Asia = 65 %, di India, sungai gangga tercemar setiap menitnya terkena limbah 1.1 juta liter (termasuk kotoran manusia). 1 gram kotoran = 10 juta virus dan 1 juta bakteri. Dr. Lee Jong Wook (Dirjen WHO) : anak merupakan kelompok yang paling rentan sakit akibat kerusakan lingkungan 6
7 PENDIDIKAN YANG EFEKTIF Pendidikan Leadership Pengajaran Layanan Bantuan Terhadap Siswa (Bimb. & Konseling) TUJUAN PENDIDIKAN 1. Beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan YME 2. Berakhlak mulia 3. Memiliki pengetahuan Dan keterampilan 4. Memiliki kesehatan jas- Mani dan rohani 5. Memiliki kepribadian yg Mantap dan mandiri 6. Memiliki rasa tgjawab Kemasyarakatan dan kebangsaan 7
8 BIMBINGAN : Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial). KONSELING : Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya. 8
9 BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN PROSES BANTUAN YANG PROAKTIF DAN SISTEMATIK DALAM MEMFASILITASI INDIVIDU MENCAPAI TINGKAT PERKEMBANGAN YANG OPTIMAL, PRIBADI YANG EFEKTIF - PRODUKTIF, DAN KEBERFUNGSIANNYA DI DALAM LINGKUNGAN MELALUI INTERAKSI YANG SEHAT. Penuntasan Tugas-tugas Perkembangan Perkembangan Kecerdasan (IQ, EI, SI) Pribadi yg Efektif Kompeten Konsisten Komitmen Kontrol Kreatif Pribadi yg Produktif Self Esteem Social-Responsibility Self-Identity Coping 9
10 1 Sukses Pribadi Catur Sukses (Sbg Tujuan Sukses Sosial 1. Believe 2. Brain 3. Beauty 4. Behavior 1. Empati 2. Altruis 3. Kooperatif 4. Toleransi 5. Demokratis 6. Terampil Berkomuni kasi Sukses Akademik Bimbingan) Sukses Karir 1. IPK yang Tinggi 2. Achievement Motive 3. Berpikir Logis 4. Problem Solving 5. Decision Making 1. Memahami Tujuan Sekolah 2. Bersikap Posiitif thd pekerjaan 3. Memahami minat & bakat sendiri 4. Memiliki kesiapan untuk melanjutkan studi atau masuk dunia kerja 10
11 ASUMSI BK PERKEMBANGAN Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK. Perkembangan pribadi yg optimal terjadi melalui interaksi yg sehat antara individu dengan lingkungannya. Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar dengan perkembangan individu. Klien tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Disini klien dipandang sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya. Klien adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari lingkungan sosialnya. Konselor tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki nilai-nilai, perasaan, dan komitmen kepada dirinya. 11
12 PRINSIP BIMBINGAN Bimbingan merupakan bagian integral pendidikan Bimbingan for all Bimbingan diorientasikan kepada pengembangan potensi siswa (fisik, psikis, sosial, moral-spiritual) individu Bimbingan merupakan usaha bersama (team work) pimpinan, wali siswa, dan guru pembimbing, guru matpel, & ortu Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (sekolah, keluarga, industri, dan masyarakat) 12
13 PERBEDAAN KARAKTERISTIK BIMBINGAN TRADISIONAL DENGAN PERKEMBANGAN TRADISIONAL 1. Bersifat Reaktif 2. Pendekatan Krisis (Remediatif) 3. Hanya melakukan konseling individual 4. Tidak semua siswa mendapat layanan 5. Menekankan layanan Informasi 6. Programnya tidak terstruktur 7. Hanya dilakukan oleh Konselor sendiri PERKEMBANGAN 1. Terencana 2. Pendekatan Preventif dan Krisis 3. Melaksanakan Bimbingan dan konseling 4. Semua siswa (for all) mendapat layanan 5. Menekankan kepada program pengembangan 6. Programnya terstruktur 7. Dilakukan oleh konselor dan personel sekolah dalam suatu team work 13
14 Tujuan Bimbingan dan Konseling 1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku 2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspekaspek nilai dan berani menghadapi resiko. 3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri. 4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif. 5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial. 7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif 8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif. 9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir. 10.Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat. 14
15 FUNGSI BIMBINGAN Pemahaman Preventif Pengembangan Kuratif Memahami Karakteristik/ Potensi/Tugastugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/ realistik Memberikan Layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/tugastugas perk.nya Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapi Nya (pribadi, sosial, belajar, atau karir) 15
16 Layanan Dasar CATUR SUKSES Pribadi Sosial Akademik -- Karir Komponen Program BK Layanan Perencanaan Individual Peserta Didik IQ EI SI Layanan Responsif Dukungan Sistem 1. Pengembangan Profesional 2. Konsultasi 3. Kolaborasi 4. Manajemen 16
17 LAYANAN DASAR BIMBINGAN Pengertian : Layanan bantuan kepada peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yg disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu mahasiswa mengembangkan potensi dirinya secara optimal Tujuan : 1. Membantu mhs agar memperoleh perkembangan yg normal 2. Membantu mhs agar memiliki mental yang sehat 3. Membantu mhs agar memperoleh keterampilan hidup (life( skills). LAYANAN RESPONSIF Pengertian : Layanan bantuan bagi mahasiswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan : Membantu mhs agar dapat mengatasi masalah yang dialaminya. 17
18 LAYANAN PERENCANAAN INDIVIDUAL Pengertian : Layanan bantuan kepada mhs agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahannya. Tujuan : Mhs memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan thd pengembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Mhs dapat melakukan kegiatan atau aktivitas berdasarkan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan. Mhs dapat mengevaluasi kegiatan yang dilakukannya. 18
19 LAYANAN DUKUNGAN SISTEM Pengertian : Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional; hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan dosen lain, staf ahli, dan msyarakat yang lebih luas; manajemen program; dan penelitian dan pengembangan. 19
20 STRATEGI LAYANAN Layanan Dasar 1. Bimbingan Klasikal 2. Bimbingan Kelompok Layanan Per.Individual Layanan Responsif Dukungan Sistem 1. Konsultasi 2. Konseling Individual/ Kelompok 3. Referal 4. Bimbingan Teman Sebaya 1. Penilaian Individual 2. Penasihatan Ind./Klp. a. Merenc.Tujuan b. Melakukan Kegiatan c. Mengevaluasi 1. Pengembangan Profesional 2. Konsultasi dan Kolaborasi Manajemen Program
21 EVALUASI PROGRAM TUJUAN Mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan FUNGSI 1. Sbg.feed- Back bagi Konselor 2. Sbg.Informasi kpd pihak lain ttg perk.siswa ASPEK YANG DIEVA- LUASI LANGKAH-LANGKAH 1. Merumuskan Masalah 2. Menyusun instrumen 3. Mengumpulkan dan Menganalisis data 4. Melakukan followup PROSES 1. Kesesuaian antara Pelaksanaan dg Rancangan 2. Tingkat partisipasi personil 3. Hambatan yg dialami 4. Respon stakeholder HASIL 1. Kualitas ketaqwaan 2. Kualitas konsep diri 3. Kualitas Sikap dan kebiasaan belajar 4. Sikap siswa thd program BK 5. Kualitas prestasi belajar 6. Kualitas akhlak21
22 PEMANFAATAN HASIL EVALUASI Merancang Tindak Lanjut Melakukan Perbaikan atau Pengembangan Program 22
23 PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI Dalam Struktur Kurikulum Pendidikan Umum (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA) pengembangan diri itu dijelaskan sebagai berikut. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. 23
24 BIDANG PENGEMBANGAN DIRI ASPEK Pribadi TUJUAN 1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME. 2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif. 3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif 4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri 5. Dapat mengelola stress 6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama 7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar 8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh 9. Memiliki rasa percaya diri 10. Memiliki mental yang sehat MATERI 1. Hakikat dan Fungsi Agama bagi Kehidupan Manusia 2. Makna syukur dan sabar 3. Konsep diri dan Pengembangan diri secara efektif 4. Kematangan emosional 5. Pengelolaan stress 6. Bahayanya miras,narkoba,dan free sex (AIDS) 7. Pemecahan masalah 8. Membangun kepercayaan diri 9. Kesehatan mental 24
25 ASPEK TUJUAN MATERI Sosial 1. Memiliki kemampua berinteraksi sosial secara wajar dan positif (bersilaturahim) dengan orang lain. 2. Memiliki sikap-sikap sosial yang positif dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Memiliki pemahaman tentang etika pergaulan. 4. Memiliki kemampuan untuk menghindar dari situasi konflik dengan orang lain (seperti permusuhan, perkelahian, atau tawuran). 5. Dapat berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan yang bersih, tertib, dan aman. 6. Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga. 1. Hikmah bersilaturahim 2. Pengembangan Sikap-sikap sosial (empati, altruis, toleran, kooperatif /kolaboratif) 3. Etika pergaulan (sopan-santun /tatakrama) dalam bergaul 4. Bahayanya tawuran 5. Memelihara lingkungan hidup yang nyaman 6. Nilai-nilai pernikahan dan hidup berkeluarga 25
26 ASPEK 3. Belajar/ Akademi k TUJUAN 1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif. 2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat 3. Memiliki keterampilan belajar yang efektif. 4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan. 5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. 6. Memiliki keterampilan membaca buku. MATERI 1. Pengembangansi kap dan kebiasaan belajar 2. Pengembangan motivasi belajar 3. Keterampilan belajar yang efektif 4. Kiat-kiat menghadapi ujian 5. Keterampilan membaca buku 26
27 ASPEK TUJUAN MATERI Karir 1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan. 2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan. 3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja. 4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan. 5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir. 6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan. 7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan. 8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan. 1. Sekolah-sekolah lanjutan 2. Kaitan belajar dengan bekerja 3. Pemahaman potensi diri 4. Identitas karir 5. Hikmah bersikap optimis dalam kehidupan 6. Macam-macam kursus 27
28 K.1. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS PENDIDIKAN K.2 KESADARAN ETIK DAN KOMITMEN ETIKA PROFESIONAL K.3. PENGUASAAN KONSEP PERILAKU DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU K.4. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS ASESMEN K.5. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS BIMBINGAN KONSELING K.6. PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING K.7. PENGUASAAN KONSEP DAN PRAKSIS RISET DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING (2) SIKAP (3) SKILLS AKOMODASI TINDAKAN KOMPETENSI INTI (KONSELOR SEKOLAH) (1) PENGETAHUAN KESADARAN SETING LAYANAN KODE ETIK PROFESI LANDASAN DAN KOMPETENSI KEPENDIDIKAN LANDASAN FILOSOFIS, RELIGIUS, KULTURAL - PENDIDIKAN - PERNIKAHAN - KARIR - REHABILITASI - KESEHATAN MENTAL - TRAUMATIK Struktur Kompetensi Konselor (Sunaryo Kartadinata) 28
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013 Hak Cipta 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Lebih terperinciKemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens
BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI LAYANAN PENGEMBANGAN PRIBADI MAHASISWA Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang
Lebih terperinciSigit Sanyata
#3 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah,
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN
PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN
Lebih terperinciASSALAMU ALAIKUM WR.WB.
ASSALAMU ALAIKUM WR.WB. PENDIDIKAN BERMUTU efektif atau ideal harus mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergis, yaitu (1) bidang administratif dan kepemimpinan, (2) bidang instruksional
Lebih terperinciKemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k
FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah
Lebih terperinciPengelolaan layanan bimbingan dan konseling Mengembangkan program bimbingan dan konseling Melaksanakan strategi layanan bk Mengembangkan jejaring laya
MANAJEMEN BK Kegiatan mengelola bimbingan dan konseling Yusi Riksa Yustiana Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling Mengembangkan program bimbingan dan konseling Melaksanakan strategi layanan bk Mengembangkan
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :
POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING. Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia
BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia UNSUR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN DI SEKOLAH DASAR PEMIKIRAN: FILOSOFIS, MISI, DOMAIN PERKEMBANGAN,
Lebih terperinciOleh : Sugiyatno, M.Pd
Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING. Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia
BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia UNSUR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN DI SEKOLAH DASAR PEMIKIRAN: FILOSOFIS, MISI, DOMAIN PERKEMBANGAN,
Lebih terperinciMENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan
Lebih terperinciKOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani
KOMPETENSI KONSELOR Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani 1. Menghargai dan menjunjung tinggi 1.1. Mengaplikasikan pandangan positif nilai-nilai
Lebih terperinciPemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan
Kompetensi utuh guru meliputi kemampuan: 1. Mengenal secara mendalam peserta didik yang akan dilayani, meliputi ragam perkembangan dan perbedaan individual peserta didik, 2. Mengusai bidang studi yang
Lebih terperinciSebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta
Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistem sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciBIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA
BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA Dra. Gantina Komalasari, M.Psi Email : gantina_komalasari@yahoo.com Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta I. Pendahaluan Meskipun
Lebih terperinciSebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta
Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistim sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama
Lebih terperinciKONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bimbingan dan Konseling merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dirancang
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK. Mengenal tujuan dan arti ibadah.
STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Aspek Perkembangan 1 : Landasan Hidup Religius INTERNALISASI SD SLTP SLTA PT 1. Pengenalan Mengenal bentuk-bentuk dan tata cara ibadah sehari-hari. Mengenal
Lebih terperinciSigit Sanyata
#6 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id School guidance curriculum Individual student planning Responsive servise System support proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli penyiapan pengalaman terstruktur
Lebih terperinciSigit Sanyata
#4 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id diperuntukkan bagi semua konseli sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) menekankan hal yang positif merupakan usaha
Lebih terperinciModel Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran
Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran Pendidikan bertanggungjawab mengembangkan kepribadian siswa sebagai upaya menghasilkan
Lebih terperinciARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)
ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu
Lebih terperinciUU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 6:
www.uny.ac.id MEDIA TRANSPARANSI / BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR / 2004 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 6: Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK
STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Aspek Perkembangan : Landasan Hidup Religius bentuk-benuk tata cara ibadah seharihari. 2. Akomodasi Tertarik pada kegiatan ibadah seharihari. 3. Tindakan Melakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA REMAJA (ADOLESENCE) PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir logis
Lebih terperinciPosisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd
Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendahuluan Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup peserta didik. Melalui pendidikan, peserta
Lebih terperinciSTANDARDISASI KOMPETENSI PROFESI KONSELOR ISLAMI DI SEKOLAH/MADRASAH. Oleh ROCHMAT WAHAB Dosen FIP Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
STANDARDISASI KOMPETENSI PROFESI KONSELOR ISLAMI DI SEKOLAH/MADRASAH Oleh ROCHMAT WAHAB Dosen FIP Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia PENGANTAR Prestasi Indonesia Nation at Risk 40(42), 12(12) Jml
Lebih terperinciSTANDARISASI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA SUNARYO KARTADINATA
STANDARISASI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA SUNARYO KARTADINATA KETUA UMUM PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA 2006 CAKUPAN KEILMUAN LEGALITAS EKSISTENSI (UU No. 20/2003)
Lebih terperinciOLEH : H. Dedi Herdiana Hafid
PARADIGMA DAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING (BAHASAN BEBERAPA KOMPONEN) OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid MAKNA PENGEMBANGAN DIRI Dalam KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran ) diungkapkan bahwa Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciPendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd
Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Bimbingan Klasikal Bimbingan Kelompok Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran Berkolaborasi dengan Wali Kelas Berkolaborasi dengan
Lebih terperinciKONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KONTEKS TUGAS
Lebih terperinciMerupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki : pemahaman tentang karakteristik dirinya.
BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL Prof. Akhman Nani MS. Setiawati BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI Merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki : pemahaman tentang karakteristik
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciProgram Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja
Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja http://ceria.bkkbn.go.id Direktur Bina Ketahanan Remaja I ndra Wirdhana, SH,M M A. PENDAHULUAN Jumlah Remaja kurang lebih 64 juta jiwa.
Lebih terperinciKISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR
KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR No 1. Pedagogik 1 Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya 1.1.1 Guru BK atau konselor dapat mengaplikasikan ilmu
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semakin baik pendidikan suatu bangsa, semakin baik pula kualitas bangsa, itulah asumsi secara umum terhadap program pendidikan suatu bangsa. Pendidikan menggambarkan
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciKEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA
KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, karena tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu untuk mengembangkan diri secara
Lebih terperinciStandard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)
Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di era jaman sekarang pendidikan sangatlah penting. Bukan hanya untuk mendapatkan ijasah namun juga mendapat pengetahuan, pengalaman, serta mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Masrun, dkk (1986), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik
BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler. Kegiatan ini diselenggarakan dalam
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciDalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan metode penelitian. A. Latar Belakang
Lebih terperinciI. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak
I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak pada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).
Lebih terperinciI. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan
Lebih terperinciEKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (Telaah Yuridis-Akademik Dalam Penegasan Kebijakan Dasar Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling) Sunaryo Kartadinata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Hakikat Bimbingan dan Konseling Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciKODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan
Lebih terperinciDEVELOPPING OF TEACHERS HP
DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK)
MATA KULIAH DASAR-DASAR BK STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) Oleh : Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Standar Kompetensi
Lebih terperinciMelaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan
Lebih terperinciISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)
ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang
Lebih terperinciPola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011
Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011 Oleh : Octo Rianto (Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta) Kebijakan Dasar Pendidikan Tinggi Indonesia 2003-2010 Untuk
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)
Lebih terperinciHAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.
HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS MENGAPA PERLU IPS? 1. Kehidupan manusia/masyarakat: sebuah sistem 2. Kondisi atau realitas pendidikan kita 3. Arah dan tujuan pendidikan nasional tsunami tawuran nero Makna Insan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan adalah kata yang senantiasa diinginkan oleh semua orang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan adalah kata yang senantiasa diinginkan oleh semua orang. Sukses menunjukkan tercapainya sesuatu yang diinginkan atau diharapkan. Kesuksesan berkaitan
Lebih terperinciFUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 Hak cipta Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018 FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Catharina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Bimbingan dan Konseling di Sekolah Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Bimbingan dalam bahasa
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015
KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015 Standar Inti Pedagogik 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
Lebih terperinciMAKALAH. Hak Asasi Manusia & Kelompok Rentan. Oleh: Mahrus Ali, S.H., M.H.
TRAINING OF TRAINER (TOT) PENGEMBANGAN PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA BAGI GADIK SATUAN PENDIDIKAN POLRI Hotel Jogjakarta Plaza, 21 24 Maret 2016 MAKALAH Hak Asasi Manusia & Kelompok Rentan Oleh: Mahrus
Lebih terperinciDEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA
DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA EMPIRIK, DIORGANISASIKAN KEDALAM SEBUAH STRUKTUR (KERJA) UNTUK MENJELASKAN, MEMPREDIKASI DAN MENGENDALIKAN PERILAKU ATAU
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem
Lebih terperinci1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP
I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA Kepuasan Siswa Atas Layanan Bimbingan dan Konseling
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Siswa Atas Layanan Bimbingan dan Konseling 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; prihal (hal bersifat
Lebih terperinciSilabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil )
Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil ) Standar Kompetensi / Tugas Perkembangan - Mencapai kematangan dalam
Lebih terperinci2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
IMPELEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 Disampaikan bagi Koordinator Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta, 4 Juni 2013 Oleh Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciSTANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU BK Oleh Amin Budiamin JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI Disajikan dalam Diklat Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Rayon 10 Jawa
Lebih terperinciPengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA
PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA Siti Fitriana, S.Pd.,M.Pd Dosen PPB/BK IKIP PGRI Semarang fitrifitriana26@yahoo.co.id Abstrak: Konselor atau
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciDr. H. MUDZAKKIR ALI, MA. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Wahid Hasyim
Dr. H. MUDZAKKIR ALI, MA. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Wahid Hasyim Di Sampaikan oleh Dekan Fakultas Agama Islam Unwahas H. Nur Cholid, M.Ag., M.Pd. pada kegiatan PKKMB 2017, Sabtu 26 Agustus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, melainkan senantiasa hidup dan bergaul dengan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk berinteraksi
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
KOMPETENSI SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH PENDIDIKAN MENENGAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERALPENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES
BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES A. Profil SMP Negeri 1 Menes 1. Letak Geografis dan Demografis SMPN 1 Menes SMP Negeri 1 Menes berdiri sejak 30 Agustus 1961,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan yang dilaksanakan secara baik dan dikelola dengan perencanaan yang matang akan menciptakan
Lebih terperinci