Menumbuhkan Minat Baca Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Hanif Ridho Ansyori PLS-UM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Menumbuhkan Minat Baca Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Hanif Ridho Ansyori PLS-UM"

Transkripsi

1 Menumbuhkan Minat Baca Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Hanif Ridho Ansyori PLS-UM PENDAHULUAN Pemilihan judul di atas berlatar belakang pada beberapa faktor. Penjelasannya sebagai berikut. Membaca merupakan aspek penting didalam kehidupan manusia. Dengan membaca kita bisa mendapatkan ilmu, dan gudangnya ilmu didapatkan dari buku. Selain itu membaca ternyata merupakan peintah dari ALLAH SWT kepada seluruh umat manusia, sebagaimana yang tertuang dalam QS Al-Alaq [96] ayat 1-5. Yakni, Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dengan begitu, berkat membaca kelak kita bisa lebih mengenal Allah Swt. Tak hanya itu, kita juga bisa mengenal alam semesta dan diri sendiri. Dunia perbukuan Indonesia memang berkembang. Jumlah buku yang diterbitkan semakin bertambah. Walaupun belum ada data pasti tentang jumlah buku baru yang terbit da;am setahun, namun mengacu kepada jumlah buku yang diterima jaringan toko buku besar, seperti Gramedia dan Gunung Agung, setidaknya Indonesia mampu menerbitkan judul buku baru dalam setahun. Jumlah tersebut tidak termasuk buku yang cetak ulang dalam tahun yang sama. Dengan rata-rata tercetak untuk satu judulnya eksemplar, maka setidaknya para penerbit Indonesia

2 mampu menghasilkan eksemplar buku dalam setahun. 1 Secara jumlah ilustrasi tersebut kelihatannya tergolong besar. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah orang, angka itu sangat memprihatinkan. Jika semua buku tersebut habis terserap pembaca, maka satu buku dikonsumsi oleh 6 sampai 7 orang dalam setahun. Celakanya, perbandingan tersebut belum dianggap mewakili, karena pola distribusi buku di Indonesia yang kurang merata. Toko-toko buku yang memadai sangat terkonsentrasi pada kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogyakarta, Semarang, dan lain-lain. Bahkan, jika memperhitungkan daya serap pasar, lebih dari 40% buku diserap oleh pembaca yang ada di wilayah Jabodetabek. Dari data tersebut bisa dipahami hasil temuan UNDP tentang minat baca masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil temua UNDP, posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk Kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos. Masing-masing berada di urutan angka seratus. Apa pun alasannya, posisi Indonesia yang terlalu rendah dalam minat baca ini tentu sangat memprihatinkan bagi bangsa yang mengklain sebagai bangsa besar. Ternyata minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah, bahkan membaca tidak terlalu populer di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Bahwa, masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan/atau mendengarkan 1 w=article&catid=14:opini&id=21:minat-baca-siapa-peduli&itemid=82

3 radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%). Data lainnya, misalnya International Association for Evaluation of Educational (IEA). Tahun 1992, IAE melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas IV 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD. 2 Soedarso berpendapat bahwa Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat 3 Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum memiliki budaya membaca. Jadi tidak heran apabila sumber daya manusia di Indonesia juga rendah yang menyebabkan kurang majunya Indonesia dibanding negara tetangga. Ada banyak faktor yang menyebabkan kemampuan membaca anak-anak Indonesia tergolong rendah. Pertama, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku yang bermutu dan memadai. Bisa dibayangkan, bagaimana aktivitas membaca anak-anak kita tanpa adanya buku-buku bermutu. Untuk itulah, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan bukubuku bermutu menjadi suatu keniscayaan bagi kita. Kedua, banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal, jika ingin menciptakan anakanak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122

4 tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini. Bahkan, Fauzil Adhim dalam bukunya Membuat Anak Gila Membaca (2007) mengatakan, bahwa semestinya memperkenalkan membaca kepada anak-anak sejak usia 0-2 tahun. Apa pasal? Sebab, pada masa 0-2 tahun perkembangan otak anak amat pesat (80% kapasitas otak manusia dibentuk pada periode dua tahun pertama) dan amat reseptif (gampang menyerap apa saja dengan memori yang kuat). Bila sejak usia 0-2 tahun sudah dikenalkan dengan membaca, kelak mereka akan memiliki minat baca yang tinggi. Dalam menyerap informasi baru, mereka akan lebih enjoy membaca buku ketimbang menonton TV atau mendengarkan radio. 4 Di samping itu, orangtua juga perlu menetapkan jam wajib baca. Tiap anggota keluarga, baik orangtua maupun anak-anak diminta untuk mematuhinya. Di tengah kesibukan di luar rumah, semestinya orangtua menyisihkan waktunya untuk membaca buku, atau sekadar menemani anak-anaknya membaca buku. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan contoh teladan dari kedua orang tuanya secara langsung. Sedangkan di tingkat sekolah, rendahnya minat baca anak-anak bisa diatasi dengan perbaikan perpustakaan sekolah. Seharusnya, pihak sekolah, khususnya Kepala Sekolah bisa lebih bertanggung jawab atas kondisi perpustakaan yang selama ini cenderung memprihatinkan. Padahal, perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang sangat penting bagi siswanya. Dengan begitu, masalah rendahnya minat baca akan teratasi. Selanjutnya, pemerintah daerah dan pusat bisa juga menggalakkan program perpustakaan keliling atau perpustakaan menetap di daerah-daerah. Sementara soal 4

5 penempatannya, pemerintah bisa berkoordinasi dengan pengelola RT/RW atau pusat-pusat kegiatan masyarakat desa (PKMD). Semakin besar peluang masyarakat untuk membaca melalui fasilitas yang tersebar, semakin besar pula stimulasi membaca sesama warga masyarakat. Dengan menumbuhkan minat baca sejak dini, budaya membaca di Indonesia juga akan mengalami peningkatan. Dan dengan meningkatnya budaya membaca juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu, perlu ada upaya konkret dalam meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Sebagai langkah awal, bisa dikembangkan dari lingkungan keluarga, kemudian beralih ke lingkungan yang lebih luas di masyarakat. Untuk meningkatkan minat baca ini ada baiknya kita meniru budaya yang dikembangkan Jepang. Di sana ada gerakan 20 minutes reading of mother and child. Gerakan ini mengharuskan seorang ibu mengajak anaknya membaca selama 20 menit sebelum tidur. Gerakan ini bisa sangat efektif jika didukung oleh kesadaran yang tinggi, ketersedian buku yang memadai. Faktor lainnya yang perlu didorong adalah pola kebiasaan keluarga menghabiskan akhir pekannya. Keluarga Indonesia harus didorong untuk lebih memilih jalan-jalan ke toko buku atau perpustakaan, sehingga lebih mengasah intektulitas dan akrab dengan buku. Minimnya pemberitaan tentang orang-orang yang berhasil karena membaca buku ikut menjadi factor penting rendahnya minat baca. Hal lain yang perlu dikritik adalah rendahnya pemberian penghargaan pada karya intelektual. Hal ini ikut mendorong masyarakat malas berkarya dan membaca. Hal yang bisa didapat dengan peningkatan kualitas minat membaca di kalangan masyarakat Indonesia sendiri dapat juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Karena permasalahan yang dihadapi Indonesia

6 saat ini adalah kurangnya kualitas tenaga kerja, hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat pendidikan. Jalur pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan SDM yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Arah pembangunan SDM di indonesia ditujukan pada pengembangan kualitas SDM secara komprehensif meliputi aspek kepribadian dan sikap mental, penguasaan ilmu dan teknologi, serta profesionalisme dan kompetensi yang ke semuanya dijiwai oleh nilai-nilai religius sesuai dengan agamanya. Dengan kata lain, pengembangan SDM di Indonesia meliputi pengembangan kecerdasan akal (IQ), kecerdasan sosial (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Dalam rangka pengembangan SDM di indonesia, banyak tantangan yang harus dihadapi. Tantangan pertama adalah jumlah penduduk yang besar, yaitu sekitar 216 juta jiwa. Tantangan kedua adalah luasnya wilayah indonesia yang terdiri dari pulau dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Tantangan ketiga adalah mobilitas penduduk yang arus besarnya justru lebih banyak ke pulau Jawa dan ke kota-kota besar. Berbagai tantangan seperti itu, memerlukan konsep, strategi dan kebijakan yang tepat agar pengembangan SDM di Indonesia dapat mencapai sasaran yang tepat secara efektif dan efisien. Hal ini penting dilakukan karena peningkatan kualitas SDM Indonesia tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di dalam maupun diluar negeri, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan penghasilan bagi masyarakat. 5 Dari penjelasan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut (1) apa yang dimaksud dengan membaca; (2) apa saja manfaat membaca; (3) 5

7 bagaimana meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat untuk meningkatkan SDM. Adapun tujuannya adalah (1) untuk menjelaskan pengertian membaca; (2) untuk mendeskripsikan manfaat membaca; (3) menjabarkan mengenai strategi meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat untuk meningkatkan SDM. PEMBAHASAN PENGERTIAN MEMBACA Membaca 6 adalah proses berpikir, hal tersebut dikemukakan oleh Burn, Roe, dan Ross (1984) adalah ketika seseorang sedang membaca, maka seseorang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dan simbol-simbol grafis. Untuk memahami sebuah bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat menggunakan informasi untuk membuat kesimpulan dan membaca dengan kritis dan kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis, mengevaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penulis dan menggunakan ide-ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan proses berpikir. 7 Klein, dkk. mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: Pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Strategi 6 Diartikan sebagai bentuk aktifitas yang biasa dilakukan masyarakat 7

8 ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca. Ketiga, membaca merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. 8 Membaca juga dapat diartikan sebagai kegiatan fisik dan mental, dengan membaca seseorang dapat aktif dalam memahami konsep-konsep penting dalam kehidupan, memperoleh informasi dari membaca sebagai transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Hidup tidak pernah lepas dari membaca, kita hidup dituntut untuk bisa membaca, karena tanpa membaca maka akan sulit untuk menghargai dan mengerti konsep-konsep penting dalam kehidupan, serta makna kehidupan. Membaca juga dapat menimbulkan rasa aman dan merealisasikan diri dalam kehidupan pribadi seperti hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan kelompok, dengan membaca hati dan jiwa akan terhibur, berdampak pada perubahan sikap yang lebih baik,melahirkan ide-ide baru serta semakin menghargai berbagai makna aktivitas dalam kehidupan. Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri. Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan membaca, yaitu: 1. Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca. 2. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsurunsur linguistik yang formal. 8

9 3. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna 9 Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process). Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca. MANFAAT MEMBACA 9 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979) hlm. 10

10 Manfaat dari membaca sangat banyak dengan membaca orang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup. Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis 10. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Dengan banyak membaca buku tentunya akan menambah pengetahuan. secara umum buku dapat membantu kita mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan dan juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan yang kita butuhkan. Buku sangat mudah kita dapatkan karena sekarang ini banyak toko-toko yang dibangun untuk membeerikan kemudahan bagi orang yang sangat menyenangi kegiatan membaca buku. Buku-buku itu tidak akan merubah posisi mereka menjadi salah satu media untuk mendapatkan informasi meskipun sakarang banyak sekali media dan fasilitas yang disediakan untuk mempermudah mendapatkan informasi misalnya internet. 10 Ibid., hlm. 7

11 hingga kini buku masih berjaya dengan kedudukanya terbukti hingga kini masih banyak yang menggunakan buku sebagai sarana untuk mencari informasi. Buku-buku tersebut memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah manfaat memilki buku yaitu mudah dibawa pergi kemanapun kita pergi.sehingga ini menjadikan buku menjadi sangat simple,muat didalam tas dan setiap kita ingin membacanya kita dapat membukanya sewaktu-waktu. 11 Di sisi lain, membaca merupakan salah satu profesi dan keahlian yang dapat diperoleh guna merealisasikan dan mengaktualisasikan keberhasilan, kesuksesan, dan kesenangan bagi setiap individu manusia di sepanjang hidupnya. Hal ini bisa dilihat bahwa membaca merupakan bagian pelengkap dari hidup kita, baik dari segi kepribadian maupun dari sisi amal perbuatan kita. Intinya, membaca adalah kunci setiap pintu ilmu dan pengetahuan. Dan dengan membaca, dapat mengubah sudut pandang sesaeorang, bahakn bisa merubah hidup seseorang secara total. Dengan membaca seseorang akan memiliki keunggulan komparatif dibanding dengan orang yang tidak membaca. Melalui bacaan, seseorang akan berkesempatan untuk berimajinasi dari apa yang telah dibaca atau melakukan refleksi dan meditasi, sehingga budaya baca lebih terarah ke budaya intelektual daripada budaya hiburan yang dangkal. Membaca untuk hidup. Jika seseorang tidak membaca bagaikan badan tanpa jiwa. Buku memang lambat, namun menarik hati, menginspirasi, mengasah otak, dan menumbuhkan kreatifitaas. Tidak semua kutu buku adalah pemimpin, namun setiap pemimpin pasti kutu buku. Dari pendapat-pendapat tersebut menggambarkan bahwa betapa pentingnya buku, dan membaca buku adalah sebuah keharusan untuk mengarahkan hidup yang lebih baik manfaat-membaca-buku/

12 12 Membaca tidak hanya memungkinkan seseorang meningkatkan ketrampilan kerja dan penguasaan berbagai bidang akademik tetapi juga memungkinkan berpartisipasi dalam kehidupan sosial budaya, politik dan memenuhi kebutuhan emosional. MENGHIDUPKAN BUDAYA BACA DI KALANGAN MASYARAKAT INDONESIA Telah menjadi rahasia umum bahwa budaya baca masyarakat Indonesia termasuk yang paling rendah di Asia. Jangankan masyarakat, guru dan dosen sekalipun, meski secara individual adalah pendidik yang dekat dengan dunia baca-membaca, pada kenyataannya juga rendah minat dalam membaca. Fakta menunjukkan bahwa secara budaya dan tradisi, masyarakat kita adalah masyarakat bertutur yang fasih. Ketika budaya bertutur masih melekat, akibat kemajuan teknologi, saat ini kita dihadapkan dengan budaya melihat atau menonton acara televisi yang sedemikian kuat dan dahsyat pengaruhnya terhadap perubahan perilaku masyarakat. Lihatlah bagaimana ulah pengendara mobil dan sepeda motor yang ketika membaca larangan berhenti dalam bentuk simbol huruf S, tetapi tidak cukup bisa mengartikan karena mereka tak memiliki budaya baca yang benar. Demikian juga di aparatur penyelenggara negara dan dunia birokrasi kita, begitu banyak peraturan dan undang-undang dihasilkan, tetapi mereka tidak cukup bijak dalam membacanya secara jernih dan berimplikasi pada kebijakan publik yang pro pada kebutuhan rakyatnya. 13 Lompatan dari tradisi bertutur ke tradisi menonton yang tanpa diperkuat dengan membangun budaya baca 12 Masri Sareb Putra. R. 2008, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Indeks. Jakarta. 13

13 sebelumnya, dengan demikian, menghasilkan orang-orang yang bukan hanya tidak cerdas dalam membaca bacaan, melainkan juga mengurangi sensitivitas seseorang dalam merekayasa perilaku yang sesuai dengan hati nurani dan akal pikiran sekaligus. Oleh karena itu, penting untuk dipikirkan strategi membangun budaya baca sesegera mungkin. Untuk menumbuhkan minat baca dan menghidupkan budaya baca 14 dalam keseharian masyarakat memang dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal. Tetapi bukan tidak mungkin kebiasaan itu bisa ditumbuhkan dengan cepat. Ada beberapa unsur yang penting dalam menghidupkan budaya baca. Pertama, peran orang tua. Kebiasaan membaca harus ditumbuhkan sejak dini dalam setiap individu. Keluarga adalah komunitas pertama yang sejatinya menciptakan budaya yang demikian. Sekolah saja tidak cukup. Prilaku anak justru seringkali mengikuti kebiasaan orang tuanya. Jika orang tua memiliki kebiasaan membaca yang baik, ada kemungkinan anaknya justru memiliki fhobia yang lebih tinggi terhadap bacaan. Bahkan mungkin melebihi orang tuanya. Bayangkan pula jika orang tua tidak suka membaca sama sekali. Warisan kebiasaan dan prilaku seperti apa pula nanti yang akan ia wariskan dan contohkan kepada anaknya. Dalam hal ini, tentunya kondisi keluargalah yang paling tepat ditiru oleh anak usia dini. Dengan demikian,urgensi keberadaan seorang pembaca yang dapat diteladani di tengah-tengah keluarganya sangatlah diperlukan. Beberapa rekomendasi agar anak terbiasa membaca sejak kecil: 14 Diartikan sebagai istilah/nilai-nilai (value) yang dianut oleh masyarakat secara luas.

14 1. Memperhatikan dan peduli terhadap pendapat sang anak seputar apa yang ia baca. 2. Menyediakan perpustakaan di rumah. 3. Menemani anak-anak pergi ke perpustakaanperpustakaan umum. 4. Memotivasi anak supaya rajin menulis. 5. Sang ayah dan ibu membacakan di hadapan sang anak dengan suara yang jelas. Kedua, peran guru dan pengelola perpustakaan. Di sekolah, guru adalah ujung tombak untuk menciptakan budaya baca dalam diri siswa. Banyak hal bisa dicoba dan diterapkan untuk menumbuhkan budaya tersebut. Seperti halnya mengajak peserta didik untuk membaca dan menelaah buku-buku yang menarik di perpustakaan. Atau dengan memberikan tugas yang sumbernya harus dicari di perpustakaan. Guru dan petugas perpustakaan sebaiknya juga mengajarkan peserta didik bagaimana menggunakan perpustakaan, mengenal, mencari, mengumpulkan, mengorganisasikan informasi, dan menyajikan presentasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah dapat menjadi partner keluarga dalam memainkan peran pendidikan anak. Bahkan, dalam beberapa momen tertentu, terkadang peran lingkungan di sekolah lebih unggul dibandingkan dengan peran keluarga. Beberapa peran dan tujuan perpustakaan sekolah: 1. Membantu para pelajar dalam mengerjakan berbagai tugas di sekolah mereka. 2. Memberikan sumber informasi yang dapat membantu para pelajar mendapatkan wawasan di bidang-bidang lain. 3. Menumbuhkan rasa cinta untuk melakukan penelaahan ekternal. 4. Menciptakan kesadaran akan arti penting sebuah perpustakaan bagi para pelajar.

15 5. Membiasakan para pelajar memanfaatkan waktu dalam mengerjakan hal-hal yang bermakna. Ketiga adalah peran pemerintah. Melalui Departemen Pendidikan Nasional, pemerintah sudah merancang kurikulum-kurikulum terstruktur dalam pendidikan yang berorientasi untuk menumbuhkan minat dan budaya baca dalam masyarakat juga. Tetapi peran pemerintah ini dirasakan masih formalitas dan tidak maksimal. Pemerintah belum memiliki satu persepsi menyeluruh tentang format pendidikan yang baku di setiap daerah di Indonesia. Sehingga pemerintah dinilai plin-plan dalam memajukan dan menyamaratakan pendidikan secara nasional. 15 Agar pemerintah dapat menumbuhkembangkan budaya membaca adalah dengan cara: 1. Membrikan kontribusi dan berpartisipasi dengan membantu percetakan buku-buku yang diperuntukkan untuk masyarakat Indonesia. 2. Menopang dan mendukung berbagai penelitian dan studi yang berusaha mencari dan memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang sangat urgen. 3. Memperhatikan dan mengawasi etika dan tingkah laku anak dalam rangka menumbuhkembangkan minat baca pada diri mereka. 4. Membekali pusat-pusat instansi pemerintah seperti departemen dan rumah sakit dengan berbagai jenis buku dan wawasan. 5. Mengadakan pameran-pameran buku. 6. Mendirikan perpustakaan-perpustakaan di tempattempat umum, pusat perkumpulan, atau perpustakaan keliling. 15

16 Keempat adalah peran media informasi dalam menumbuhkembangkan kebiasaan budaya membaca sangatlah tepat dan efektif. Sebab, sekarang ini kita berda di tengah-tengah komunitas masyarakat yang diperbudak media informasi. Peran yang semestinya dimainkan oleh media infirmasi kita, baik cetak maupun elektronik, ialah mengkampanyekan dan menginformasikan buku-buku dalam rangka menyebarkan informasi yang bermanfaat dan berguna di tengah-tengah masyarakat saat ini. Sehingga keempat unsur tersebut dengan didukung melalui elemen yang lain secara maksimal maka minat baca akan meningkat dan melalui minat baca masyarakat di Indonesia menjadikan kunci keberhasilan peningkatan kualitas bangsa. Berikut contoh perbedaan tingkat konsumsi buku masyarakat Indonesia dengan negara yang lain (per orang per tahun): JEPANG EROPA ARAB INDONESIA??? 40 BUKU 10 BUKU 20 LEMBAR (BELUM DIKETAHUI) dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca negara yang tinggi merupakan faktor-faktor penyebab maju dan kejayaan sebuah negara. MENUMBUHKAN MINAT BACA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SDM Secara umum sumber daya manusia dapat digolongkan dalam dua macam; yakni, (1) Sumber daya manusia (Human resaurces), dan (2) Sumber daya Non Manusia (Non-human Resources). Yang termasuk dalam kelompok sumber daya non manusia ini mencakup mesin, teknologi, borokrasi, bahan-bahan materill dan lain-lain. Namun selanjutnya dalam hal ini kita akan lebih

17 memfokuskan pembahasan pada pembangunan manusianya (Sumber Daya Manusia). Budaya membaca belum menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari minimnya kebiasaan masyarakat dalam membaca, indikasi yang paling sederhana adalah dalam membaca surat kabar. Mereka lebih meminati budaya menonton melalui media televisi. Padahal, banyaknya tayangan televisi yang memuat hal-hal yang kurang baik ditonton oleh generasi baru, mulai dari perilaku kurang santun dari para pejabat dan wakil rakyat hingga dugaan korupsi milyaran rupiah, kekerasan, dan budaya hedonistik lainnya telah membentuk pendidikan karakter bangsa ini yang keliru. Berbicara mengenai SDM seperti diatas kita tidak bisa terlepas dari organisasi (Pemerintah). yang akan mengelola SDM tersebut Dari keseluruhan Sumber daya yang tersedia dalam sebuah organisasi SDM-lah yang paling penting dan sangat menentukan keberhasilan atau juga kegagalan dari sebuah organisasi. SDM yang baik akan memberi pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan kemajuan suatu lembaga atau organisasi tersebut. Manajemen SDM juga merupakan satu-satunya yang mempunyai akal, perasaan, keinginan kemampuan, keterampilan, pengetahuan dorongan daya dan karya. Semua potensi SDM tersebut sangat berpengaruh terhadap terhadap upaya organisasi dalam memncapai tujuannya. Betapapaun bagusnya rumusan tujuan dan rencana organisasi, agaknya hanya akan sia-sia jika SDM-nya. Untuk itu pemenuhan terhadap peningkatan SDM menjadi hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh suatu organisasi atau lembaga untuk memperoleh SDM yang dapat diandalakan untuk menjalankan roda organisasi atau lembaga tersebut. Hal ini sangat beralasan, karena organisasi atau lembaga yang terus eksis bukan saja

18 ditentukan oleh Sumber daya Non Manusia tetapi lebih pada peningkatan SDM-nya. Peranan SDM semakin penting oleh karena itu SDM perlu dikembangkan dan ditingkatkan mutunya. Salah satu cara untuk meningkatkan SDM adalah minat baca yang membudaya, karena menyerap berbagai jenis bahan bacaan bermutu sehingga dapat menambah pengetahuan serta menambah wawasan. Dengan membaca diharapkan pola pikir masyarakat dapat berkembang, sehingga mampu mewujudkan SDM yang handal dan bersaing dalam dunia internasional. Minat baca bukanlah bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir, tetapi merupakan hasil dari didikan yang terus menerus. Minat baca seseorang berpengaruh terhadap akumulasi pengetahuan seseorang. Dimasa sekarang ini mereka yang memiliki informasi lebih banyak tentu akan lebih berkualitas pengetahuannya dibandingkan dengan mereka yang sedikit pengetahuannya. Salah satu alternatif dalam peningkatan minat baca masyarakat adalah adanya peranan perpustakaan. Perpustakan adalah salah satu lembaga pendidikan yang berlangsung diluar sistem persekolahan, kehadiran perpustakaan yang merupakan lembaga yang secara ekonomis, efisien, dan demografis dapat melayani kebutuhan masyarakat akan pengetahuan. Perpustakaan dikembangkan sebagai sarana pendidikan formal dan lembaga pendidikan non formal dalam sistem pendidikan yang berkesinambungan, belajar, bersikap ilmiah, kreatif, dan inofatif. Masalah minat baca merupakan faktor penting dalam penyusunan program kerja perpustakaan. Minat baca merupakan kunci utama dalam menggalakkan media buku sebagai sarana penyebarluasan informasi serta ilmu pengetahuan. Informasi sangat penting bagi manusia yang ingin maju, karena itu membaca sebagai salah satu cara untuk mendapatkan informasi. Buku merupakan salah satu

19 dari koleksi perpustakaan yang diharapkan mampu menarik minat baca, hal itu disebabkan buku merupakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, membaca merupakan unsur yang sangat menentukan dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan pendidikan, maka perpustakaan memperoleh pula fungsi sebagai sarana untuk pendidikan. Kurangnya minat baca masyarakat umum maupun kalangan pelajar atau mahasiswa bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti: tidak punya waktu untuk membaca/berkunjung ke perpustakaan, kurang tertarik ke perpustakaan dikarenakan mutu koleksinya yang kurang memadai, ketidaktahuan tentang koleksi perpustakaan, pelayanan yang kurang baik, sulit menggunakan jasa perpustakaan, atau situasi dan kondisinya yang kurang menyenangkan. Untuk menunjang agar minat baca meningkat perlu dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sebuah perpustakaan. Berdasarkan hal tersebut diperlukan adanya suatu usaha yang lebih aktif dari perpustakaan, dalam hal ini usaha penyebarluasan informasi yang sifatnya lebih aktif. Semua orang sangat membutuhkan berbagai macam informasi. Salah satu upaya mencari informasi untuk memenuhi kebutuhannya adalah dengan membaca dan menelusuri berbagai bahan bacaan yang banyak kaitannya dengan kebutuhannya. Seseorang dapat memperoleh berbagai informasi atau penjelasan dengan membaca. Aktifitas membaca menjadikan intelektual seseorang terus berkembang, pengetahuan bertambah dan wawasan menjadi semakin luas. Hal ini disebabkan dari kegiatan membaca akan didapat informasi baru, pengetahuan baru, dan menumbuhkan cara berfikir kritis. Banyak informasi yang didapat atau dimanfaatkan yang berasal dari bacaan. Dalam upaya meningkatkan minat baca, kehadiran

20 perpustakaan sangatlah penting dengan adanya koleksi yang memadai, ditata dan dikelola oleh pengelola yang professional. Minat baca masyarakat sangat penting untuk untuk kemajuan sebuah perpustakaan, karena dengan minat baca masyarakat yang tinggi perpustakaan akan menjadi mitra pengguna serta mendayagunakan perpustakaan secara maksimal. Jadi perpustakaan harus dituntut untuk bisa menimbulkan minat baca masyarakat, sehingga akan menimbulkan rasa saling membutuhkan. 16 Sebagai makhluk sosial tidak akan mengetahui bagaimana cara bersosial. Bermasyarakat, beradaptasi jika tidak melalui membaca, pendidikan transformatif juga tidak lepas dari membaca, karena membaca adalah suatu kebutuhan. Jika tidak bisa membaca, malas membaca, maka akan tidak tahu bahwa sebenarnya masih sangat banyak yang belum diketahui dan memang harus dipelajari, karena membaca juga termasuk a long-life learning yaitu belajar sepanjang hayat. Sepanjang hidup kita akan terus membaca, dan memang subuah sumber daya manusia harus ditingkatkan. Sebagai sarana meningkatkan sumber daya manusia salah satunya adalah dengan meningkatkan minat baca yang seharusnya dibiasakan sejak usia dini. Membiasakan sesuatu seperti ketrampilan membaca, dan gemar membaca sejak usia dini untuk bisa berlangsung terus menerus secara continue tidaklah mudah, membutuhkan latihan dan pemahaman betapa pentingnya membaca dan hidup tanpa membaca akan buta dunia, beruntunglah bagi orang-orang yang menyadari hal tersebut. 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman, sekolah merupakan alternatif terbaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman, sekolah merupakan alternatif terbaik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman, sekolah merupakan alternatif terbaik untuk bisa bersaing di era yang sangat maju ini. Hal ini sangat penting karena dengan sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia baik individu maupun sosial. Akan tetapi, pendidikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Gemar belajar ditandai dengan timbulnya rasa ingin tahu untuk mencoba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan bangsanya untuk menjadi bangsa yang berwawasan luas agar

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan bangsanya untuk menjadi bangsa yang berwawasan luas agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, negara Indonesia sedang berada pada langkah dari negara berkembang menjadi negara yang maju. Banyak hal yang harus dipersiapkan oleh bangsa Indonesia ini untuk

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pendidikan dan Kemajuan 2.2 Peranan Pendidikan Terbuka dalam Mempersiapkan SDM Berkualitas

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pendidikan dan Kemajuan 2.2 Peranan Pendidikan Terbuka dalam Mempersiapkan SDM Berkualitas BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pendidikan dan Kemajuan Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa kepada manusia yang belum dewasa dengan tujuan untuk mempengaruhi ke arah

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK

PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK Perlu disadari bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks, dimana setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks, dimana setiap aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca merupakan sebuah proses yang kompleks, dimana setiap aspek yang ada selama proses membaca juga bekerja dengan sangat kompleks. Tahapan membaca merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia yaitu berbahasa. Berbahasa merupakan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT DENGAN METODE MEMBACA INTENSIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN

PERBEDAAN PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT DENGAN METODE MEMBACA INTENSIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN PERBEDAAN PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT DENGAN METODE MEMBACA INTENSIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku sejarah diam, sastra bungkam, sains lumpuh, pemikiran macet. Pengertian serta fungsi dari sebuah buku ini menyiratkan betapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Menurut Soedarso (1989: 4) Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki tujuan nasional yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu untuk berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah BAB I PENDAHULUAN Belajar tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: BAHASA INDONESIA Membaca untuk Menulis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Membaca adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling menunjang dan saling berkaitan. Kemahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat aspek kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peran penting dan menjadi dasar bagi perkembangan psikologi anak dalam konteks sosial yang lebih luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, sebagai pembimbing dalam memecahkan setiap persoalan yang ada. Sehingga dengan pendidikan akan

Lebih terperinci

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU Suhrianati Sekolah Dasar Negeri Mabu un Murung Pudak Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang bebas sekarang ini, semua media visual yang ada sudah mengalami banyak perkembangan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya media-media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan melalui kegiatan membaca. Tanpa membaca siswa tidak akan bisa memahami buku pelajaran yang diajarkan. Hakekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat tinggi. Tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan kemampuan membaca dan perkembangan dimensi afektif anak

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan kemampuan membaca dan perkembangan dimensi afektif anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu cara dalam mendapatkan ilmu. Dengan memperhatikan arah dan prioritas pendidikan nasional dinyatakan bahwa penguasaan kemampuan membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk Pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang jawab. 2 Proses belajar mengajar adalah merupakan suatu sistem pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina,

Lebih terperinci

FILM BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS. Oleh : Ilham, M.Pd* ABSTRAK

FILM BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS. Oleh : Ilham, M.Pd* ABSTRAK FILM BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS Oleh : Ilham, M.Pd* ABSTRAK Salah satu cara untuk menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar Bahasa Inggris

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga disebagian besar Afrika dan Asia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat Islam

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan perasaan yang jernih maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam perkembangan pendidikan dewasa ini baik di negara maju mau pun di Negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki kebebasan dalam hidupnya. Namun disisi lain, manusia juga adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia yang terlahir di dunia akan mengalami beberapa tahap perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan menua. Masa kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan bahasa dan bicara anak yang paling intensif terletak pada lima tahun pertama dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu masalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan salah satu fungsi negara yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan kini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menghabiskan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan kini tidak BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi telah berkembang demikian pesatnya. Seluruh umat manusia di belahan bumi manapun, termasuk masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK A. Analisis Tentang Pengenalan Buku Pada Anak Membaca bagi sebagian besar anak-anak mungkin menjadi kegiatan yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Perspektif Islam adalah amanah dari Allah SWT. Semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh, berilmu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi dari ilmu pengetahuan yaitu keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis, atau keseluruhan pemikiran, gagasan, ide,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Budaya merupakan ciptaan masyarakat yang berkembang dan dimiliki suatu kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun. Kebudayaan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 18 SEMARANG A. Analisis Implementasi Keterampilan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan salah satu fungsi negara yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Pada bab ini, peneliti akan memaparkan dan menjelaskan tentang teoriteori yang ditemukan dalam literatur untuk menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing memiliki keunikan sendiri-sendiri, demikian pula dibidang sastra, Indonesia sangat kaya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kemampuan membaca pemahaman dan berpikir analitis diperlukan dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi terhadap permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN LITERASI DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena memprihatinkan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu diberitakan oleh media massa baik elektronik maupun cetak, seperti perusakan lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sasaran pokok pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua orang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini. Setiap orang tua atau pendidik harus mengetahui bagaimana cara memperlakukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan. keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan. keluarga, masyarakat, dan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam GBHN dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.

Lebih terperinci

RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI

RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI MAKALAH BAHASA INDONESIA RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI Oleh : Ita Sulistia Ningsih Nurlita Amril Zain MADRASAH ALIYAH AL-ISHLAH BUNGAH GRESIK Tahun Pelajaran 2014/2015 i Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

Upaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011)

Upaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011) Upaya Bacanisasi pada Masyarakat Masa Kini (Memperingati hari buku nasional 17 mei 2011) Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Krisisnya minat baca buku masyarakat Indonesia saat ini boleh jadi yang menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan intelek tingkat tinggi yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. 3. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN LAYANAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang bunyinya sebagai berikut:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota Pontianak. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hlm Yuwono, Paradigma Baru Pembelajaran keagamaan di Madarasah Ibtidaiyah, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hlm Yuwono, Paradigma Baru Pembelajaran keagamaan di Madarasah Ibtidaiyah, Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses belajar mengajar adalah fenomena yang sangat kompleks. Di dalamnya terkandung upaya pendidik untuk mengubah lingkungan, dan menyusun rancangan pengajaran yang

Lebih terperinci

SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK

SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK Nugraheni Eko Wardani FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang 721 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan

Lebih terperinci