Daftar Isi. Profil Institusi LAN RI. LAN RI Profil Institusi. Sekretariat Utama Diklat Kajian Inovasi PKP2A & UPT LAN SDM & Sar-Pras LAN Testimoni

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Isi. Profil Institusi LAN RI. LAN RI Profil Institusi. Sekretariat Utama Diklat Kajian Inovasi PKP2A & UPT LAN SDM & Sar-Pras LAN Testimoni"

Transkripsi

1 PROFIL Intitusi

2 2 3 Daftar Isi LAN RI LAN RI

3 4 5 M elewati tahun 2013 ini Lembaga Administrasi Negara (LAN) memasuki perjalanan sejarah baru dengan terbitnya Peraturan Presiden N0.57 Tahun Perpres tersebut memberi fungsi baru bagi LAN untuk mengembangkan inovasi dalam bidang Administrasi Negara, disamping fungsinya sebagai pembina dan penyelenggara Aparatur dan pelaksana kajian kebijakan. Pada tahun ini juga LAN menerbitkan 10 Peraturan Kepala LAN terkait dengan pembaharuan Kepemimpinan, Pra-Jabatan, dan pelaksanaan Reform Leader Academy. Melalui serangkaian peraturan Kepala LAN tersebut diharapkan kualitas penyelenggaraan Aparatur dapat terus ditingkatkan. Pada tahun 2013 LAN telah menerapkan pim Pembaharuan yang bertujuan untuk membentuk pemimpin perubahan di instansi pemerintah. Dalam pim baru ini setiap peserta harus memiliki rancangan perubahan dan atau inovasi untuk perbaikan kinerja instansinya. Mereka juga harus mampu menunjukan kompetensinya dalam mengelola perubahan tersebut dibawah bimbingan atasannya sebagai mentor. Keberhasilan menyelesaikan pim ditentukan sebagian besar oleh kemampuan peserta mengelola perubahan yang dilaksanakannya. LAN juga melakukan serangkaian kajian kebijakan untuk menghasilkan informasi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembaharuan peraturan dan kebijakan. Sebagian dari hasil kajian telah disampaikan dalam berbagai seminar nasional yang diselenggarakan oleh Pusat-Pusat di lingkungan LAN. Diantara hasil kajian yang menarik perhatian banyak kalangan, adalah kajian Arsitektur Kelembagaan Kabinet di Masa Mendatang dan Masa Depan Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Kendala dan Tantangannya. Melalui serangkaian kajian ini LAN sebagai tanki pemikir diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah untuk mempercepat pembaharuan kebijakan dan program dalam rangka percepatan reformasi birokrasi di Indonesia. Menyongsong tahun 2014 LAN dengan struktur dan fungsi baru diharapkan dapat bekerja lebih produktif dan memberi kontribusi terhadap percepatan peningkatan kualitas aparatur sipil Negara. Selamat Tahun Baru 2014, dan semoga Ridho Allah SWT selalu menyertai pengabdian kita kepada bangsa dan Negara. Amin YRA. LAN RI LAN RI

4 6 7 Kilas Sejarah LAN RI Lembaga Administrasi Negara didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1957 tertanggal 6 Agustus 1957 dan selanjutnya susunan organisasi serta lapangan tugasnya diatur dalam Surat Keputusan Perdana Menteri No. 283/P.M./1957. Pendirian Lembaga Administrasi Negara pada waktu itu terutama didorong oleh kebutuhan Pemerintah yang sangat mendesak akan pegawai negeri, lebihlebih yang menduduki jabatan-jabatan pimpinan dalam aparatur pemerintah, akan kecakapan dan ketrampilan dalam bidang administrasi dan manajemen yang akan mendukung kemampuannya dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu sistem administrasi pemerintah yang pada saat itu masih berpangkal pada sistem administrasi peninggalan Hindia Belanda dan pemerintah bala tentara Jepang, kondisi seperti itu dirasakan tidak sesuai dengan kebutuhan administrasi pemerintah dalam negara Republik Indonesia yang merdeka. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha penelitian dan pengembangan administrasi pemerintah yang lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka. Dalam rapat antar Sekretaris Jenderal Kementerian yang diselenggarakan pada tanggal 1 Nopember 1956, masalah tersebut telah dibahas secara mendalam dan dicapai kata sepakat untuk mengajukan hal itu kepada Pemerintah. Sehubungan dengan itu Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan pada waktu itu yaitu M. Hutasoit, telah membicarakan secara mendalam dan mendapat persetujuan dari Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, yang selanjutnya dengan suratnya nomor 1727/S tertanggal 5 Januari 1957 telah mengusulkan kepada Perdana Menteri, untuk mendirikan suatu institut bagi pendidikan tenaga administrasi pemerintahan. Akhirnya dalam sidang kabinet tanggal 23 Januari 1957 diputuskan untuk menugaskan kepada Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan untuk mengajukan sebuah rencana yang konkrit tentang pembentukan institut tersebut. Dalam rangka menyiapkan rancangan tersebut, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dengan Surat Keputusan No /S tertanggal 15 Pebruari 1957 telah membentuk Panitia Perencanaan Pembentukan Lembaga Pendidikan Tenaga Administrasi Pemerintah dengan tugas pokok mengajukan kepada Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, sebuah rancangan yang lengkap dan konkrit tentang pembentukan lembaga dimaksud. Panitia itu bersifat antar instansi dan diketuai oleh Kosim Adisaputra, dari Kementerian Dalam Negeri, dengan anggota-anggota yang terdiri dari pejabat-pejabat Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan; Kementerian Perburuhan; Kantor Urusan Pegawai, dan Biro Perancang Negara. Panitia tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya dengan mengajukan rancangan tentang pembentukan Lembaga tersebut kepada Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Akhirnya setelah rancangan tersebut mendapat persetujuan Pemerintah, maka dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1957 tentang Pendirian Lembaga Administrasi Negara. Walaupun pendirian dan kedudukan Lembaga Administrasi Negara secara yuridis telah ditetapkan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1957, tetapi baru benar-benar direalisasikan dan mulai melakukan kegiatannya sejak tanggal 5 Mei 1958 dengan diangkatnya Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo, SH sebagai Direktur Lembaga Administrasi Negara yang pertama. Dalam masa-masa selanjutnya, dengan makin meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, lebih-lebih sejak dimulainya pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun, maka dipandang perlu untuk menyesuaikan tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Lembaga Administrasi Negara dengan tuntutan perkembangan jaman. Oleh karena itu dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1971, dicabutlah Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1957 dan sejak saat itu organisasi Lembaga Administrasi Negara diatur dengan Keputusan Presiden (Keppres). Keppres pertama adalah Keppres No. 5 Tahun Dengan semakin berkembangnya kebutuhan akan perubahan administrasi pemerintah dan dalam rangka menghadapi tantangan millenium ke-3, tuntutan peran LAN sebagai lembaga kajian semakin besar. Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut LAN melakukan restrukturisasi serta revitalisasi melalui perubahan tugas pokok dan fungsinya. Di samping itu dalam rangka menghadapi era globalisasi Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi organisasi LPND, sebagaimana terakhir ditetapkan dalam Keppres No.103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja LPND, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun Dengan adanya restrukturisasi LPND tersebut, LAN melakukan penyesuaian ke dalam dengan melakukan perubahan terhadap tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja yang diatur berdasarkan Keputusan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara sebagaimana telah empat kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala LAN Nomor 5 Tahun LAN RI LAN RI

5 8 9 Visi dan Misi LAN Nilai-Nilai Organisasi VISI MISI LAN RI Menjadi rujukan bangsa dalam pembaharuan administrasi negara Memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem administrasi negara guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui : 1. Pengembangan inovasi administrasi negara 2. Pengkajian kebijakan 3. Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara 4. Pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi administrasi INTEGRITAS Berkarya dan berbakti untuk organisasi dengan penuh tanggung jawab Menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan norma sosial Kesesuaian antara perkataan dan perbuatan Mengedepankan kepentingan publik INTEGRITAS dan organisasi diatas kepentingan pribadi atau golongan Menjunjung Tinggi amanah PROFESIONALISME Berkarya sesuai dengan keahlian dan kompetensinya Berorientasi pada kualitas hasil Menjunjung tinggi kode etik profesi Selalu melakukan pengembangan potensi diri Bekerja secara total dan bertanggung PROFESIONALISME jawab Mampu mengambil keputusan secara mandiri INOVASI Berfikir dan bertindak di luar kebiasaan (Out of the Box) Melakukan kreativitas untuk menciptakan nilai tambah Melakukan pembenahan secara terus menerus (continous improvement) terhadap proses dan Imetode kerja NMampu Oberadaptasi Vdengan perkembangan A SIptek Berani I mengambil resiko untuk sebuah keputusan PEDULI Menjunjung tinggi sikap kebersamaan dan gotong royong Bersikap adil Merasakan apa yang dirasakan orang lain/memahami orang lain Saling menguatkan antar sesama warga LAN Bersikap ramah, mengembangkan senyum salam sapa serta cepat tanggap terhadap persoalan orang lain Mau mendengan pendapat dan kritik dari orang lain P E D U L I LAN RI

6 10 11 Tugas dan Fungsi Makna Logo LAN Tugas : Lembaga Adminstrasi Negara berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 tahun 2013 mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi : Dalam melaksanakan tugasnya LAN, menyelenggarakan fungsi : 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di bidang administrasi negara; 2. Pengkajian administrasi nagara di bidang kebijakan reformasi administrasi, desentralisasi dan otonomi daerah, sistem administrasi negara dan hukum administrasi negara; 3. Pengembangan inovasi administrasi Negara di bidang tata pemerintahan, pelayanan publik, serta kelembagaan dan sumber daya aparatur; 4. Pemberian fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi negara; 5. Pembinaan, penjaminan mutu dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur negara; 6. Pembinaan jabatan fungsional tertentu yang menjadi kewenangan LAN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-udangan; 7. Pengembangan kapasitas administrasi negara; dan 8. Pembinaan dan penyelenggaraan duku-ngan administrasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Makarti Bhakti Nagari secara ringkas diartikan Bekerja untuk dan berbakti kepada Negara. Secara terperinci, maka bentuk logo LAN dapat dijabarkan sebagai berikut: Arti gambar pada lambang LAN yakni: - Kemudi berjari-jari lima melambangkan administrasi Negara dengan lima unsure administrasinya terdiri dari tujuan, manusia, tugas, kerjasama dan sarana; - Bunga cempaka berkelopak lima melambangkan Pancasila; - Seuntai bunga kapas dan seuntai padi yang tangkai-tangkainya terikat menjadi satu melambangkan bidang pendidikan dan pelatihan, bidang penelitian dan pengembangan yang merupakan bidang tugas pokok LAN yang satu sama lain berkaitan; - Enam kuntum bunga kapas melambangkan tanggal enam; - Delapan pengikat tangkai pada untaian padi dan kapas melambangkan bulan delapan; - Lima puluh tujuh butir padi melambangkan tahun lima puluh tujuh (1957) Makna secara keseluruhan dari 6 lambang gambar dalam logo LAN diartikan: Dengan semangat pengabdian yang dilandasi oleh kejujuran dan keikhlasan, setiap Warga Lembaga Administrasi Negara bekerja dan berbakti untuk Negara melalui kegiatan-kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan latihan guna memungkinkan kemampuan Administrasi dan Aparatur Negara menuju tercapainya semangat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar LAN RI LAN RI

7 12 13 Mile- Stone 1963 Kantor Perwakilan LAN Jawa Barat. LAN s Office Representative in West Java Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1957 tertanggal 6 Agustus Pendirian LAN didasari oleh kebutuhan Pemerintah yang sangat mendesak akan pegawai negeri khususnya untuk posisi jabatan pimpinan yang memiliki kecakapan dan ketrampilan khusus di bidang administrasi dan manajemen yang akan mendukung kemampuannya dalam melaksanakan tugasnya. National Institute of Public Administration of Republic of Indonesia was established based on Government Regulation Number 30 Year 1957 dated August 6, The establishment of LAN was especially driven by the very urgent need for government employees, particularly those occupying leadership positions in the state apparatus, who require competence and skills in the field of administration and management to support them in performing their duties. Keputusan Menteri Pertama RI NO.578/MP/1960 tanggal 24 Desember 1960 Pendirian Perguruan Tinggi Dinas Ilmu Administrasi Negara [PT DIAN]. First Ministry Decree of Republic of Indonesia Number 578/MP/1960 dated December 24, 1960 concerning the establishment of State College of Public Administration (PT DIAN). SK Direktur LAN Nomor 01/012/1965 tanggal 19 pebruari Pendirian Akademi Ilmu Administrasi [AIA] kampus Bandung. Director of LAN Decree Number 01/012/1965 dated February 19, 1965 concefning the establishment of Public Administration Academy (AIA) located in Bandung. Permenpan dan RB Nomor 45 tahun Penetapan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan mengamanatkan LAN sebagai instansi Pembinanya. Minister of Administrative Reform Regulation Number 45 Year 2013 concerning Stipulation of Functional Position of Policy Analyst and authorization of LAN as the foster institution. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun Restrukturisasi Organisasi LAN, Perampingan dari 5 menjadi 3 deputi dan penambahan fungsi. Presidential Regulation Number 57 Year 2013 concerning restructuring of Organization of NIPA concerning downsizing from 5 deputies into 3 deputies and addition of LAN s functions. Struktur organisasi LAN terdiri dari 5 deputi. Structure of Organization of NIPA. It consists of 5 deputies. Pembentukan Pusat Pembinaan Widyaiswara Peraturan Kepala LAN Nomor 2 tahun Pembentukan PKP2A IV LAN Banda Aceh. Chairman of LAN Regulation Number 2 Year 2009 concerning the establishment of PKP2A IV Banda Aceh Surat Menpan no.b/1021/m. PAN//2004 dan Keputusan Kepala LAN No. 10 tahun Pembentukan PK- P2A III LAN Samarinda. Minister of Administrative Reform Letter Number. B/1021/M.PAN/2004 and Chairman of LAN Decree Number 10 Year 2004 concerning the establishment of PKP2A III LAN Samarinda. 7 Juli Keputusan Presidium Kabinet RI No Aa/c/77/1964. Pendirian Akademi Ilmu Administrasi [AIA] Kampus Jakarta. July 7, Cabinet Presidium Decree of Republic of Indonesia Number, Aa/c/77/1964 concerning the establishment of Public Administration Academy (AIA) located in Jakarta. Surat Direktur LAN no 58/12/067 tanggal 18 Maret Pembentukan cabang LAN Sulawesi Selatan. Director of LAN Letter Number 58/12/067 dated March 18, 1967 concerning. The establishment of NIPA s branch in South Sulawesi. Surat direktur LAN no 59/12/067 tanggal 18 maret Pembentukan PT. DIAN Filial Ujung Pandang. Director of LAN Letter Number 59/12/067 dated March 18, 1967 concerning. The establishment of PT DIAN in Filial Ujung Pandang. LAN sebagai Pembina Jabatan Fungsional Widyaiswara. LAN as foster institution of Functional Position of Widyaiswara (STIA LAN) Keputusan Presiden Nomor 5 tahun Pengintegrasian PT.DIAN dan AIA menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Admniistrasi [STIA] LAN. President Decree Number 5 Year 1971 concerning Integration of PT DIAN and AIA into Graduate School of Public Administration (STIA LAN). LAN RI LAN RI

8 14 15 STRUKTUR ORGANISASI Organization Chart And Senior Leadership Position Kepala LAN Chairman of NIPA Dr. Adi Suryanto, M.Si Sekretaris Utama Prime Secretary Dr. Adi Suryanto, M.Si Inspektorat Inspectorate Dra. Etty Kurniasih, M.Si Biro Perencanaan, Hukum, Humas dan Protokol Dra. Elly Fatimah, M.Si Biro Umum General Affairs Bureau Sudardi, SE, MM Deputi Bidang Kebijakan Deputy for Policy Studies Sri Hadiati WK, SH, MBA Deputi Bidang Aparatur Deputy for Government Apparatus Education & Training Dr. Muhammad Idris, M.Si Deputi Bidang Administrasi Negara Triwidodo Wahyu Utomo, SH, MA Pusat Reformasi Administrasi Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Pusat Tata Pemerintahan Center for Administrative Reform Studies Center for Governance Inovation Muhammad Taufiq, Dr, DEA Center for Training Program Development & Dra. Reni Suzana, MPPM Dr. Basseng, M.Ed Pusat Sistem dan Hukum Administrasi Negara Pusat Pembinaan Widyaiswara Center for Government Trainers Fostering Pusat Pelayanan Publik Center for Public Service Innovation Tri Saksono, SH, M.Pd Dra. Army Winarti, M.Si Erfi Muthmainah, SS, MM Pusat Desentralisasi dan Otonomi Daerah Pusat Teknis dan Fungsional Centre for Technical & Functional Education and Pusat Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur Dr. Ridwan Rajab, M.Si Dr. Andi Taufik, M.Si Drs. Haris Faozan, M.Si Pusat Pembinaan Analis Kebijakan Center for Policy Analist Development Erna Erawati, S.Sos, M.Pol.Adm Pusat Kepemimpinan Aparatur Nasional Dra. Purwastuti, MBA Balai Bahasa Language Center Pusat Promosi dan Pengembangan Kapasitas Dr. Pangihutan Marpaung, M.Sc PKP2A I Bandung Center for Research and Education and Training for PKP2A II Makassar Center for Research and Education and Training for PKP2A III Samarinda Center for Research and Education and Training for PKP2A IV Aceh Center for Research and Education and Training for Dr. Joni Dawud, DEA. Dr. Muhammad Firdaus, MBA. Mariman Darto, SE.,M.Si. Ir. Faizal Adriansyah, M.Si *per Desember 2015 STIA LAN Jakarta LAN School of Public Administration Jakarta STIA LAN Bandung LAN School of Public Administration Bandung STIA LAN Makassar LAN School of Public Administration Makassar Dr. Makhdum Priyatno, MA. Prof. Dr. Deddy Mulyadi, M.Si. Prof. Amir Imbaruddin, MDA.Ph.D LAN RI LAN RI

9 SEKRETARIAT UTAMA Sekretaris Utama LAN Dr. Adi Suryanto, M.Si LAN RI LAN RI

10 18 19 SEKRETARIAT UTAMA adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. dipimpin oleh Sekretaris Utama. mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAN. Dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi kegiatan di lingkungan LAN; b. koordinasi penyusunan rencana program dan kegiatan di lingkungan LAN; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi di lingkungan LAN; d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/kekayaan negara; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. terdiri atas : a. Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Protokol; dan b. Biro Umum. LAN RI BIRO PERENCANAAN, HUKUM HUMAS DAN PROTOKOL Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Protokol, mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan program dan anggaran, penyusunan rancangan produk hukum, penataan organisasi dan tata laksana, hubungan masyarakat dan layanan informasi, dan protokol arsip. Dalam melaksanakan tugas, Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Protokol menyelenggarakan fungsi: a. pengkoordinasian dan penyusunan rencana program dan anggaran, penyusunan laporan, dan pengendalian program; b. penyusunan dan penetapan kebijakan teknis operasional di lingkungan Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Protokol; c. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Protokol; d. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Protokol; e. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masyarakat dan Protokol; f. pengkoordinasian penyusunan rancangan produk hukum dan penataan organisasi dan tata laksana; g. pengelolaan dan pelayanan kehumasan dan informasi; h. pemberian layanan teknis keprotokolan dan pengelolaan arsip; i. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya; dan j. pelaksanaan tugas kedinasan lain terkait yang diberikan oleh pimpinan. Biro Perencanaan, Hukum, Hubungan Masya-rakat dan Protokol terdiri atas : a. Bagian Perencanaan dan Evaluasi Program; b. Bagian Hukum dan Organisasi; c. Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi; d. Bagian Protokol dan Arsip; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI

11 20 21 BIRO UMUM INSPEKTORAT B iro Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan memberikan dukungan manajemen dan teknis lainnya di bidang sumber daya manusia, kerumahtanggaan, dan keuangan, serta pengadaan barang dan jasa. Dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi : Biro Umum a. penyusunan dan penetapan kebijakan teknis operasional di lingkungan Biro Umum; b. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di lingkungan Biro Umum; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Biro Umum; d. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Biro Umum e. pengelolaan dan pelayanan di bidang sumber daya manusia; f. pengelolaan dan pelayanan kerumah-tanggaan, perjalanan, barang milik negara/ kekayaan negara, kampus Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri (PPLPN), g. pelayanan di bidang administrasi keuangan; h. pelayanan di bidang pengadaan barang dan jasa; i. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Biro Umum; dan j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Pimpinan. I nspektorat adalah unsur pengawasan internal LAN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan LAN. Dalam melaksanakan, Inspektorat menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern; b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala; d. penyusunan laporan hasil pengawasan; e. pelaksanaan administrasi inspektorat. Inspektorat terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha; b. Kelompok Jabatan Fungsional. Biro Umum terdiri atas : a. b. c. d. e. Bagian Sumber Daya Manusia; Bagian Rumah Tangga dan Barang Milik Negara; Bagian Keuangan; Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa; dan Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI LAN RI

12 KEDEPUTIAN BIDANG KAJIAN KEBIJAKAN Deputi Bidang Kebijakan Sri Hardiati Wara Kustriani, SH, MBA LAN RI LAN RI

13 24 25 DEPUTI BIDANG KAJIAN KEBIJAKAN Deputi Bidang Kebijakan yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Deputi I adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi LAN di bidang kajian kebijakan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Deputi I mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian reformasi administrasi, sistem administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah, serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan. Dalam melaksanakan tugas, Deputi I menyelenggarakan fungsi : a. merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang pengkajian reformasi administrasi, sistem administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan; b. memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengkajian dan pelaksanaan kebijakan reformasi administrasi, sistem administrasi negara dan hukum administrasi negara, desentralisasi dan otonomi daerah, serta pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan; c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. Deputi I terdiri atas : a. Pusat Reformasi Administrasi; b. Pusat Sistem Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara; c. Pusat Desentralisasi dan Otonomi Daerah; dan d. Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan. PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI Pusat Reformasi Administrasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian, dan evaluasi pelaksanaan program kajian reformasi administrasi, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang kajian kebijakan Reformasi Administrasi serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas, Pusat Reformasi Administrasi menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang kajian kebijakan reformasi administrasi; b. pelaksanaan kajian kebijakan di bidang reformasi administrasi; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; d. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; e. pelaksanaan evaluasi kajian kebijakan di bidang reformasi administrasi; f. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang kajian kebijakan reformasi administrasi; g. penyusunan dan pengembangan sistem informasi; h. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; i. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. Pusat Reformasi Administrasi terdiri atas : a. Bagian Administrasi; b. Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI LAN RI

14 26 27 PUSAT KAJIAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Pusat Sistem Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian, dan evaluasi pelaksanaan program kajian sistem dan hukum administrasi negara, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengkajian kebijakan serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan, Pusat Sistem Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang kajian kebijakan sistem dan hukum administrasi negara; b. pelaksanaan kajian kebijakan di bidang sistem dan hukum administrasi negara; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; d. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; e. pelaksanaan evaluasi kajian kebijakan di bidang sistem dan hukum administrasi negara; f. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang kajian kebijakan sistem dan hukum administrasi negara; g. penyusunan dan pengembangan sistem informasi; h. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; i. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan j. pelaksanaan tugas kedinasan lain terkait yang diberikan pimpinan. Pusat Sistem dan Hukum Administrasi Negara terdiri atas : a. Bagian Administrasi; b. Kelompok Jabatan Fungsional. PUSAT KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH Pusat Desentralisasi dan Otonomi Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian, dan evaluasi pelaksanaan program kajian desentralisasi dan otonomi daerah, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas, Pusat Desentralisasi dan Otonomi Daerah menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang kajian kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah; b. pelaksanaan kajian kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; d. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; e. pelaksanaan evaluasi kajian kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; f. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; g. penyusunan dan pengembangan sistem informasi; h. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; i. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan j. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. Pusat Desentralisasi dan Otonomi Daerah terdiri atas : a. Bagian Administrasi; dan b. Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI LAN RI

15 28 29 PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL ANALISA KEBIJAKAN Pusat Pembinaan Analis Kebijakan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan jabatan fungsional analis kebijakan; penyusunan dan pengembangan sistem informasi analis kebijakan, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas, Pusat Pembinaan Jabatan Fungional Analis Kebijakan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan analis kebijakan; b. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di pembinaan analis kebijakan; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; d. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; e. pelaksanaan seleksi dan pengembangan analis kebijakan; f. pelaksanaan evaluasi dan monitoring analis kebijakan; g. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang pembinaan analis kebijakan; h. penyusunan dan pengembangan sistem informasi; i. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; j. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. Pusat Pembinaan Analis Kebijakan terdiri atas : a. Bagian Administrasi; b. Bidang Seleksi dan Pengembangan; c. Bidang Pemantauan dan Evaluasi; d. Kelompok Jabatan Fungsional. 1. Arsitektur Kabinet Tahun sistem pengaduan dan manajemen pengetahuan; 3. inovasi pelayanan publik : simplifikasi administrasi pelayanan perijinan bagi dunia usaha; 4. Pengembangan Model dan Instrumentasi Kebijakan Pengelolaan Ekonomi Daerah; 5. Pengembangan Model Global Governance Dalam Penanganan Isu-Isu Global; 6. Pengembangan modal dan Instrumentasi Good Global Governance Dalam Penanganan Isu-Isu Global 7. Grand Design Kelitbangan di Bidang Administrasi Negara 8. Pengembangan Jejaring di Bidang Administrasi Negara; 9. Penyelenggaraan Khusus sebagai implikasi Reformasi Birokrasi; 10. Evaluasi Sistem Informasi Penerapan Manajemen Kinerja; 11. Pengembangan Pola Partisipasi masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik; 12. Strategi Penerapan Badan Layanan Umum Daerah; 13. Penerapan Staretegi Peningkatan Kualitas Pelayanan; 14. Profil Kepemimpinan Nasional ; 15. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Indonesia; 16. Organisasi dan Tata Kerja Kelembagaan Pemerintah Aceh (Fokus Studi : MPU dan Baitul Mal); 17. Keseimbangan Pembangunan Aceh; 18. Kesiapan Penerapan Reformasi Birokrasi di Daerah (Wilayah Sumatera); 19. Pertambangan Aceh Pasca Undang-Undang Pemerintah Aceh; 20. Sistem Kesejahteraan Aparatur (PNS); 21. Strategi Reformasi Birokrasi di Daerah; 22. Pemerintah Daerah Dalam Implementasi Reformasi Birokrasi; 23. Pelayanan Publik di Wilayah Kalimantan; 24. Pengembangan Sistem Kesejahteraan PNS; 25. Strategi Reformasi Birokrasi di Daerah; LAN RI LAN RI

16 KEDEPUTIAN BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR NEGARA Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara Dr. Muhammad Idris, M.Si LAN RI LAN RI

17 32 33 DEPUTI BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Deputi II adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi LAN di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. Deputi II mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur, serta pembinaan jabatan fungsional Widyaiswara. Dalam melaksanakan tugas, Deputi II menyelenggarakan fungsi : a. merumuskan, melaksanakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara; b. memberikan bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur serta pembinaan jabatan fungsional widyaiswara; dan c. melaksanakan tugas lain terkait yang diberikan oleh Kepala. Deputi II terdiri atas : a. Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan; b. Pusat Pembinaan Widyaiswara; c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Aparatur Nasional; dan d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional. LAN RI PUSAT PENGEMBANGAN PROGRAM DAN PEMBINAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur, pengembangan dan penjaminan mutu program pendidikan dan pelatihan aparatur, standarisasi, akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan, pengembangan sistem informasi pendidikan dan pelatihan aparatur, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas, Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan program dan pembinaan pendidikan dan pelatihan; b. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang pengembangan program dan pembinaan pendidikan dan pelatihan; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; d. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; e. pelaksanaan pengembangan program pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan; f. pelaksanaan pengembangan program pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; g. pelaksanaan Akreditasi lembaga dan pengelolaan Sistem Informasi Aparatur (SIDA); h. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang pengembangan program dan pembinaan pendidikan dan pelatihan; i. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; j. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas : a. Bagian Administrasi; b. Bidang Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Kepemimpinan; c. Bidang Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional; d. Bidang Akreditasi dan Sistem Informasi Aparatur (SIDA); dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI

18 34 35 PUSAT PEMBINAAN WIDYAISWARA Pusat Pembinaan Widyaiswara mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan melaksanakan pembinaan jabatan fungsional widyaiswara; penyusunan dan pengembangan sistem informasi kewidyaiswaraan, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas, Pusat Pembinaan Widyaiswara menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis di bidang pembinaan widyaiswara; b. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang pembinaan widyaiswara; c. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; d. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; e. pelaksanaan seleksi dan pengembangan widyaiswara; f. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi widyaiswara; g. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang pembinaan widyaiswara; h. penyusunan dan pengembangan sistem informasi widyaiswara; i. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; j. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan k. pelaksanaan tugas kedinasan lain terkait yang diberikan pimpinan. Pusat Pembinaan Widyaiswara terdiri atas : a. Bagian Administrasi; b. Bidang Seleksi dan Pengembangan Widyaiswara; c. Bidang Pemantauan dan Evaluasi Widyaiswara; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN APARATUR NASIONAL Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Aparatur Nasional mempunyai tugas melaksanakan kebijakan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan, kepemimpinan, pengembangan sistem informasi di bidang tugasnya, serta evaluasi dan pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Aparatur Nasional menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan; b. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; c. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; d. penyusunan rencana penyelenggaraan dan Evaluasi Pengajaran; e. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan; f. pengembangan bahan ajar, metodologi pembelajaran, dan pembinaan alumni; g. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan; h. penyusunan dan pengembangan sistem informasi penyelenggaraan diklat prajabatan dan kepemimpinan; i. pengelolaan perpustakaan; j. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; k. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Aparatur Nasional terdiri atas: a. Bagian Administrasi; b. Bidang Perencanaan dan Evaluasi Pengajaran; c. Bidang Akademis dan Pembinaan Alumni; d. Bidang Perpustakaan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI

19 36 37 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS DAN FUNGSIONAL Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan kebijakan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional, pengembangan sistem informasi di bidang tugasnya, serta evaluasi dan pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dalam melaksanakan tugas, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; b. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; c. pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; d. penyusunan rencana penyelenggaraan dan evaluasi pengajaran; e. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; f. pengembangan bahan ajar, metodologi pembelajaran, dan pembinaan alumni; g. pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; h. penyusunan dan pengembangan sistem informasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional; i. pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; j. pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional terdiri atas : a. Bagian Administrasi; b. Bidang Perencanaan dan Evaluasi Pengajaran; c. Bidang Akademis dan Pembinaan Alumni; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. LAN RI Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik dewasa ini sudah jamak dibicarakan. Fenomena ini menunjukkan bahwa kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melaksanakan tugas jabatannya masih sangat lemah. Lembaga-lembaga yang diharapkan membekali PNS dengan pengetahuan, sikap perilaku, dan keterampilan belum mampu berperan optimal. Begitupula, desain program program juga belum efektif membentuk profesionalisme PNS. Sebagai Instansi Pembina, Lembaga Administrasi Negara (LAN) menjawab tantangan tersebut dengan mereformasi Sistem Aparatur secara menyeluruh, mulai dari Prajabatan, Kepemimpinan dan Sistem Akreditasi Lembaga Pemerintah, yang juga kemudian menuntut Instansi Pembina Jabatan Fungsional dan Instansi Teknis untuk mereformasi Fungsional dan Teknis yang dibinanya. Tujuan reformasi Sistem Aparatur adalah untuk mengoptimalkan kontribusi Lembaga dan program dalam membentuk PNS Profesional yang pada gilirannya mampu mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, serta mampu melayani masyarakat dengan baik. 1. Prajabatan Prajabatan memainkan peranan yang strategis karena ini merupakan yang akan membentuk karakter Pegawai Negeri Sipil. Dalam Prajabatan inilah, nilai dasar dan standar etika publik ditanamkan, yang kelak akan menuntun pola sikap dan pola tindak Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas jabatannya. a. Kompetensi Prajabatan diselenggarakan untuk membentuk PNS yang profesional yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar PNS, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat, yang diindikasikan dengan: 1) kemampuan berakuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya; 2) kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas jabatannya; LAN RI

20 ) kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatannya; 4) kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya; 5) kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya; 6) kemampuan memahami kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil sebagai pilar kesatuan bangsa dan sebagai penyelenggara pemerintahan. 7) kemampuan menjaga sikap dan perilaku disiplin Pegawai Negeri Sipil serta menjaga fisik dan stamina kerja yang prima dalam melaksanakan tugas jabatannya. a. Akuntabilitas b. Nasionalisme c. Etika Publik d. Komitmen Mutu e. Anti Korupsi 2) Tahap Pembentukan Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS sebagai Pilar Kesatuan Bangsa dan sebagai Penyelenggara Pemerintahan. Mata untuk Tahap ini adalah: b. Struktur Kurikulum Untuk mencapai kompetensi di atas, maka struktur kurikulum Prajabatan disusun sebagai berikut: 1) Tahap Internalisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatannya secara profesional profesi PNS sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai dasar ini dapat diakronimkan menjadi ANEKA. Mata untuk Tahap ini adalah: a. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI); b. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; c. PNS Sebagai Pengawal Negara; d. Kinerja PNS; e. Pelayanan Publik; f. Muatan Teknis Substansi Lembaga (MTSL); 3) Tahap Pembentukan Sikap dan Perilaku Displin PNS Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan kemampuan meningkatkan sikap perilaku disiplin, kesehatan jasmani dan rohani sebagai pelayan masyarakat. Mata untuk tahap ini adalah: LAN RI LAN RI

21 40 41 a. Kesamaptaan; b. Tata Upacara Sipil; c. Kesehatan Jasmani dan Kesehatan Mental 4) Tahap Aktualisasi Kompetensi Tahap pembelajaran ini memfasilitasi peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Profesi PNS, Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sikap dan Perilaku Displin PNS. Mata untuk tahap ini adalah: a. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS; b. Aktualiasi Kompetensi Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); c. Rencana Kerja Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS dan Kompetensi Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI); d. Pembimbingan (Coaching) di tempat kerja; e. Perkonsultasian (Counselling) di tempat kerja. Keseluruhan tahap di atas, dapat digambarkan sebagai berikut: c. Waktu Penyelenggaraan dan Metode Pembelajaran Prajabatan dilaksanakan selama 129 Hari Kerja, 372JP atau 39 hari kerja untuk pembelajaran klasikal, dan 90 hari kerja untuk pembelajaran non klasikal. Metode pembelajaran merupakan kombinasi antara belajar di kelas dan penerapan di tempat kerja. Metode ini berbasis pengalaman karena peserta dituntut untuk mengalami secara langsung menerapkan kompetensi yang telah diperolehnya selama, sebagai acuan untuk terus memperbaiki praktek kerjanya secara berkesinambungan. d. Evaluasi Evaluasi terhadap peserta Prajabatan dilakukan terhadap Nilai-Nilai Dasar PNS dan Kompetensi tentang Kedudukan dan Peran PNS. Jika peserta tidak lulus dalam Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS maka dinyatakan tidak lulus. Namun jika tidak lulus dalam Kompetensi tentang Kedudukan dan Peran PNS, peserta Prajabatan diberikan tindakan remedial. 2. Kepemimpinan Kepemimpinan memainkan peranan yang sangat strategis karena ini merupakan yang akan membentuk reformers, agents of change atau pemimpin perubahan. Dengan kemampuan melakukan perubahan, maka kualitas pelayanan publik akan selalu mengalami penyempurnaan secara berkelanjutan. a. Kompetensi Kompetensi yang dibangun pada Kepemimpinan adalah kompetensi kepemimpinan sesuai dengan jenjang jabatan struktural. pim Tingkat I membentuk kepemimpinan visioner; pim Tingkat II membentuk kepemimpinan stratejis; pim Tingkat III membentuk kepemimpinan taktikal; dan pim Tingkat IV membentuk kepemimpinan operasional. Pada masing-masing jenjang, peserta diharapkan melakukan perubahan, yang diindikasikan dengan kemampuan: 1. menjadi tauladan bagi bawahan dan stakeholder dalam integritas, nasionalisme, standar etika publik, nilai-nilai, norma, moralitas dan tanggungjawab sesuai dengan peraturan perundangan; 2. melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugastugas organisasi sesuai dengan jenjang jabatannya; 3. melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya agar pelaksanaan tugas jabatannya dapat lebih efektif dan efisien; 4. mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya manusia organisasinya dalam pencapaian arah kebijakan. LAN RI LAN RI

22 42 43 b. Struktur Kurikulum Untuk mencapai kompetensi kepemimpinan pada masing-masing jenjang jabatan struktural, maka struktur kurikulum Kepemimpinan dibagi ke dalam 5 tahap sebagai berikut: 1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan Tahap ini merupakan tahap penentuan area yang akan mengalami perubahan. Pada Tahap ini, peserta dibekali dengan kemampuan mendiagnosa unit organisasi sesuai jenjangnya sehingga mampu mengidentifikasi area organisasi yang perlu direformasi. 2. Tahap Taking Ownership (Breakthrough I) Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk membangun organizational learning atau kesadaran dan pembelajaran bersama akan pentingnya mereformasi area organisasi yang bermasalah. Peserta diarahkan untuk mengkomunikasikan permasalahan organisasi tersebut kepada stakeholdernya dan mendapat persetujuan untuk mereformasinya, terutama dari atasan langsungnya. Pada tahap ini, peserta juga diminta mengumpulkan data yang relevan dengan area dari arah kebijakan dan isu strategis nasional untuk memasuki tahap pembelajaran selanjutnya. 3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan pengetahuan membuat rancangan perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal unit organisasi yang dicita-citakan. Di samping itu, peserta juga dibekali dengan kemampuan mengidentifikasi stakeholder yang terkait dengan rancangan perubahannya, kemudian dibekali dengan berbagai teknik membangun tim yang efektif untuk mewujudkan perubahan tersebut. 4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II) Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk menerapkan dan menguji kapasitas kepemimpinannya. Dalam tahap ini, peserta kembali ke tempat kerjanya dan memimpin implementasi Proyek Perubahan yang telah dibuatnya. 5. Tahap Evaluasi Tahap pembelajaraan ini merupakan tahap berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam memimpin implementasi Proyek Perubahan Organisasi. Kegiatan berbagi pengetahuan dilaksanakan dalam bentuk seminar implementasi Proyek Perubahan. Keseluruhan tahap di atas dapat digambarkan sebagai berikut: c. Motode Pembelajaran dan Waktu Penyelenggaraan Metode pembelajaran merupakan kombinasi antara belajar di kelas dan penerapan di tempat kerja. Metode ini berbasis pengalaman karena peserta dituntut untuk mengalami secara langsung menerapkan kompetensi yang telah diperolehnya selama, sebagai acuan untuk terus memperbaiki praktek kepemimpinannya secara berkesinambungan. Waktu penyelenggaraan Kepemimpinan ini sebenarnya lebih pendek dari program Kepemimpinan sebelumnya. Hanya saja peserta membutuhkan waktu yang lebih lama di tempat kerja untuk menerapkan kompetensi kepemimpinannya. Untuk kepemimpinan Tingkat I misalnya, peserta hanya belajar 3 minggu di dalam kelas. Pada Program pim Tk.I sebelumnya peserta belajar selama 10 minggu. d. Evaluasi Evaluasi terhadap peserta dilakukan terhadap kemampuan memimpin perubahan di unit kerjanya. Hanya peserta yang berhasil melakukan perubahan di unit kerjanya yang dinyatakan lulus Kepemimpinan dan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Certificate of Competence). Sedangkan yang tidak berhasil, diberi sertifikat mengikuti (Certificate of Attendance). LAN RI LAN RI

23 Sistem Akreditasi Lembaga Pemerintah Pembaharuan sistem akreditasi lembaga Pemerintah diarahkan untuk menghasilkan pelaksanaan akreditasi yang lebih kredibel karena dilaksanakan oleh pihak yang memiliki komitmen dan kompetensi. Perubahan yang dilakukan adalah menggeser dari pelaksanaan akreditasi berbasis kewenangan ke pelaksanaan akreditasi berbasis kompetensi. Unsur-unsur yang mengalami perubahan adalah sebagai berikut: a. Pendelegasian Kewenangan Akreditasi LAN tidak lagi melaksanakan akreditasi untuk keseluruhan jenis dan jenjang. LAN hanya fokus memberikan akreditasi kepada lembaga-lembaga pemerintah yang menyelenggarakan Prajabatan dan Kepemimpinan. Untuk pelaksanaan akreditasi Fungsional dan Teknis, LAN mendelegasikan kewenangannya kepada Instansi Pembina Jabatan Fungsional dan Instansi Teknis. Dengan perubahan ini, LAN mengharapkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan akreditasi lembaga ke depan dapat lebih ditingkatkan. Proses pendelegasian kewenangan akreditasi ini dapat digambarkan sebagai berikut: akreditasi dapat dilaksanakan dengan memperhatikan portofolio lembaga tersebut. Berdasarkan data asset lembaga, proses akreditasi dapat dilaksanakan. Dengan sistem yang baru, penilaian ditambah dengan mencakup proses bagaimana asset tersebut bekerja memberikan pelayanan kediklatan. Portofolio lembaga dinilai tidak cukup. Sistem akreditasi yang baru menuntut untuk memberikan penilaian bagaimana sistem, proses, business process, atau ketatalaksanaan lembaga. Dengan demikian, penilaian harus mampu mengamati proses. Misalnya, mengamati bagaimana penyelenggara melayani peserta, melayani tanaga pengajar atau widyaiswara; bagaimana widyaiswara melayani peserta, dan seterusnya. c. Tim Akreditasi Tim Akreditasi juga mengalami perubahan. Jika sebelumnya proses akreditasi dilaksanakan oleh Tim Akreditasi yang beranggotakan pejabat struktural, maka ke depan keanggotaan Tim Akreditasi lebih terbuka. Assessor tidak harus pejabat struktural, melainkan terbuka juga bagi praktisi dan akademisi yang memiliki komitmen dan kompetensi untuk pelaksanaan akreditasi. Para assessor ini sebelumnya diberi pembekalan dan penilaian. Jika memenuhi kriteria assessor yang baik, maka dapat bergabung dalam Tim Akreditasi. b. Unsur Akreditasi Penilaian akreditasi sebelumnya diarahkan pada asset yang dimiliki oleh suatu lembaga, yang meliputi sumber daya manusia kediklatan, sarana dan prasarana, bahan bahan. Dengan sistem penilian ini, proses Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam rangka pembaharuan Penyelenggara : 1. Perubahan orientasi penyelenggaraan diklat: pengumpul PNBP/ penerimaan menjadi pembentukan kualitas kepemimpinan 2. Penyiapan sarana dan prasarana diklat, fasilitas untuk diskusi kelompok. 3. Alokasi anggaran untuk pemberdayaan WI: metodologi pembelajaran yang inovatif, peningkatan kapasitas sebagai coach dan counselor Instansi Pengirim : 1. Melakukan proses seleksi awal yang lebih ketat; calon peserta harus benar-benar mereka yang akan dipromosikan. 2. menjadi bagian dari perencanaan karir PNS 3. Mengidentifikasi problema yang dialami oleh instansinya dan dapat menjadi arena pembelajaran dari para peserta 4. Memberi otorisasi kepada peserta untuk melakukan kegiatan perubahan 5. Menyediakan mentor bagi peserta (atasan) LAN RI LAN RI

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2013, No.1554 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III BAB

Lebih terperinci

REKAPITULASI PENYAMPAIAN LHKPN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2015

REKAPITULASI PENYAMPAIAN LHKPN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2015 1 196912081994031001 Dr. Adi Suryanto, S.Sos., M.Si. Kepala Lembaga Administrasi Negara (Pengguna Anggaran / Barang LAN) REKAPITULASI PENYAMPAIAN LHKPN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2015 LHKPN 30/03/2015

Lebih terperinci

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN Dan TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi Nomor 201 A S E M A R A N G BAB I

Lebih terperinci

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN

Lebih terperinci

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke No.127, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Lembaga administrasi Negara. Organisasi. Fungsi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

2017, No menghadapi ancaman melalui peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah; c. bahwa berda

2017, No menghadapi ancaman melalui peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah; c. bahwa berda No.1839, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Latsar CPNS Gol. II. PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR CALON

Lebih terperinci

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD bayuhtab@gmail.com 29 Januari 2016 Pusat Pengembangan Program dan Pembinaan Diklat Lembaga Administrasi Negara INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI 3 (tiga) jenis kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan No.1114, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Akreditasi. Lembaga Diklat Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Pendahuluan Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat structural eselon II memainkan peranan sangat menetukan dalam menetapkan kebijakan

Lebih terperinci

Tata Saji. 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll

Tata Saji. 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll 1 Tata Saji 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll 3 Tujuan Mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

PENJELASAN AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI PNS

PENJELASAN AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI PNS DIKLAT PRAJABATAN POLA BARU TAHUN 2016 1 PENJELASAN AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI PNS Sumber : Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN; Peraturan Kepala LAN-RI, Nomor 38 Tahun 2014 tentangpedoman

Lebih terperinci

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta No.43, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. PPNPN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

2017, No Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

2017, No Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4. No.846, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Poltek STIA LAN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK STIA LAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.1189 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Dr. Adi Suryanto, MSi

Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Dr. Adi Suryanto, MSi Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Dr. Adi Suryanto, MSi Disampaikan dalam Sosialisasi Pelatihan Dasar CPNS Jakarta, 24 Pebruari 2017 Pokok Pembahasan Kebijakan Nasional tentang Pengembangan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB X STAF AHLI. Pasal 833. Pasal 834. Pasal 835

BAB X STAF AHLI. Pasal 833. Pasal 834. Pasal 835 - 344 - BAB X STAF AHLI Pasal 833 Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Pendahuluan Dalam manajemen kepegawaian,pejabat struktural eselon I memainkan peranan yang menentukan dalam menangani isu-isu strategis

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN XIV DAN XV TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN XIV DAN XV TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN XIV DAN XV TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu unsur penyelenggara pemerintah dan pembangunan, sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd.

KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd. KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd Abstrak Sebagai aparatur yang memberikan pelayanan publik, Pegawai Negeri

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.349, 2011 KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi. Tata Kerja. Institut Agama Islam Negeri Surakarta. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KABUPATEN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Drs. M. Jani Ladi Drs. Emma Rahmawiati, M.Si Drs. Wahyu Hadi KSH, MM Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada : Lembaga

Lebih terperinci

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian BAB XXIX BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 576 Susunan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: - 697 -

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR PERATURAN MENTERI KOORDINATOR NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Tahun 2010

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.817, 2012 PPATK. Organisasi. Tata Kerja. PPATK. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.01/PPATK/08/12 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV. BADAN DIKLAT DIY

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV. BADAN DIKLAT DIY OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id SISTEMATIKA PENYAJIAN 1. Apa tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan Diklatpim? 2.Mengapa

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan,

Lebih terperinci

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh

MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU Oleh Drs. Burhanuddin, M.Si Widyaiswara Muda Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Papua ABSTRAK Penyelanggaraan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lembaga

Lebih terperinci

RANCANGAN AKTUALISASI

RANCANGAN AKTUALISASI RANCANGAN AKTUALISASI Diklat Prajabatan Golongan I dan II Angkatan IV Nama : MUHAMMAD FIRDAUS NIP : 198508212014021003 Jabatan Instansi : PERAWAT PELAKSANA : RSUD TAMAN HUSADA (RUANG SERUNI) PUSAT KAJIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTER! KESEHATAN NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KESEHATAN, Menimbang Mengingat bahwa

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2017, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.169, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Diklat Jabatan Fungsional. RESCUER. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 1 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JL. SETIABUDI NOMOR 201 A SEMARANG 1 I. PENDAHULUAN. Indonesia

Lebih terperinci

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG Inspektorat Kota Serang Fungsi pengawasan di Kota Serang mulai diselenggarakan sejak tahun 2007. Sejalan dengan reformasi otonomi daerah yang didasarkan atas azas desentralisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Kepala Lembaga Administrasi Negara. Dr. Adi Suryanto, M.Si

Kepala Lembaga Administrasi Negara. Dr. Adi Suryanto, M.Si PERJANJIAN KINERJA KATA PENGANTAR Penyusunan Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 50 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 50 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 50 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.1109, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

Pusdiklat Spimnas Bidang Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara

Pusdiklat Spimnas Bidang Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara 1 PENJELASAN PROGRAM DIKLATPIM TK I ANGKATAN. LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA,. 20.. 3 Meningkatkan kompetensi kepemimpinan pejabat struktural eselon I yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional. No.224, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No Kewidyaiswaraan Substansi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu untuk diubah; d. ba

2016, No Kewidyaiswaraan Substansi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu untuk diubah; d. ba No.582, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Diklat Kewidyaiswaraan. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGARAAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA SURABAYA DENGAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.07 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PER.KBSN-01/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci