PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KOORDINATOR PERATURAN MENTERI KOORDINATOR NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Tahun 2010

2 KATA PENGANTAR Puji syukur disampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik dan hidayah-nya atas selesainya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan telah selesai disusun. Sesuai dengan persetujuan penataan organisasi dan tata kerja dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui surat Nomor: B/1879/M.PAN-RB/08/2010, tanggal 19 Agustus 2010, telah ditetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Dengan demikian, Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor: PER- 31/MENKO/POLHUKAM/6/2005 juncto Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor: PER-06/MENKO/POLHUKAM/1/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tidak berlaku. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor: PER-367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 merupakan dasar dan pedoman bagi setiap pejabat atau pegawai di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan diterbitkannya Peraturan ini diharapkan kinerja pelaksanaan tugas sinkronisasi dan koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dapat ditingkatkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan-nya kepada kita sekalian dalam pengabdian kepada bangsa dan negara. Jakarta, 24 Oktober 2010 Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hotmangaradja Pandjaitan i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 2 BAB II Susunan Organisasi 4 BAB III Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 4 BAB IV Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 5 Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 5 Bagian Kedua Susunan Organisasi 6 Bagian Ketiga Biro Perencanaan dan Organisasi 6 Bagian Keempat Biro Umum 12 Bagian Kelima Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan 20 BAB V Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 26 BAB VI Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri 26 Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 26 Bagian Kedua Susunan Organisasi 27 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan 28 Bagian Keempat Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan 34 Pemilu Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus 37 BAB VII Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri 39 Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 39 Bagian Kedua Susunan Organisasi 40 ii

4 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN 42 Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral 49 BAB VIII Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia 51 Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 51 Bagian Kedua Susunan Organisasi 52 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum 53 Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum 57 Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional 59 Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia BAB IX Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara 64 Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 64 Bagian Kedua Susunan Organisasi 65 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan 67 Bagian Kelima Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan BAB X Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional 76 Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 76 Bagian Kedua Susunan Organisasi iii

5 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat BAB XI Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa 89 Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 89 Bagian Kedua Susunan Organisasi 90 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan 90 Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial 93 Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Bagian Keenam Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus BAB XII Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur 102 Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 102 Bagian Kedua Susunan Organisasi 103 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Media Massa 103 Bagian Keempat Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi iv

6 BAB XIII Inspektorat 115 BAB XIV Staf Ahli 117 BAB XV Jabatan Fungsional 119 BAB XVI Eselonisasi, Pengangkatan, dan Pemberhentian 120 BAB XVII Tata Kerja 121 BAB XVIII Ketentuan Lain-Lain 124 BAB XIX Ketentuan Penutup 125 LAMPIRAN Susunan Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Susunan Organisasi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan s.d. eselon III Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Susunan Organisasi Biro Perencanaan dan Organisasi Biro Umum Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Inspektorat Surat Menteri Negara PAN dan RB tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja v

7 PERATURAN MENTERI KOORDINATOR NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR MENTERI KOORDINATOR, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dipandang perlu menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009; 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

8 - 2 - Memperhatikan : Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/1879/M.PAN- RB/08/2010 tanggal 19 Agustus MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (2) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pasal 2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan fungsi: a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan;

9 - 3 - b. koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan; c. pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b; d. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; e. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; dan f. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden. Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengkoordinasikan: a. Kementerian Dalam Negeri; b. Kementerian Luar Negeri; c. Kementerian Pertahanan; d. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; e. Kementerian Komunikasi dan Informatika; f. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; g. Kejaksaan Agung; h. Badan Intelijen Negara; i. Tentara Nasional Indonesia; j. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan k. Instansi lain yang dianggap perlu.

10 - 4 - BAB II SUSUNAN ORGANISASI Umum Pasal 5 Susunan Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas unsur: a. pemimpin, yaitu Menteri Koordinator; b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat kementerian koordinator; c. pelaksana, yaitu deputi kementerian koordinator; dan d. pengawas, yaitu inspektorat. BAB III Unsur Pemimpin MENTERI KOORDINATOR Pasal 6 Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas memimpin Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

11 - 5 - BAB IV Unsur Pembantu Pemimpin SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 7 (1) Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (2) Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pasal 8 Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pasal 9 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;

12 - 6 - c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 10 Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari: a. Biro Perencanaan dan Organisasi; b. Biro Umum; dan c. Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan. Bagian Ketiga Biro Perencanaan dan Organisasi Pasal 11 Biro Perencanaan dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana program dan anggaran, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana program dan anggaran, penataan organisasi dan tata laksana, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data, serta pengelolaan perpustakaan.

13 - 7 - Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Biro Perencanaan dan Organisasi menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana program dan anggaran; b. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran; c. penataan organisasi dan tata laksana; d. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data; dan e. pengelolaan perpustakaan. Pasal 13 Biro Perencanaan dan Organisasi terdiri dari: a. Bagian Perencanaan; b. Bagian Evaluasi dan Pelaporan; c. Bagian Organisasi dan Tata Laksana; d. Bagian Data; dan e. Bagian Perpustakaan. Pasal 14 Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, pengolahan, dan penyusunan rencana program dan anggaran, serta melaksanakan sinkronisasi rencana program dan anggaran. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program; b. penyusunan anggaran; dan

14 - 8 - c. sinkronisasi program dan anggaran. Pasal 16 Bagian Perencanaan terdiri dari: a. Subbagian Penyusunan Program; b. Subbagian Penyusunan Anggaran; dan c. Subbagian Sinkronisasi Program dan Anggaran. Pasal 17 (1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan penyusunan rencana program jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan stratejik. (2) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, penyediaan data anggaran dan pengkoordinasian permintaan revisi anggaran, serta pemrosesan permintaan anggaran belanja Bagian 999. (3) Subbagian Sinkronisasi Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan sinkronisasi rencana program dan anggaran. Pasal 18 Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran, serta penyusunan laporan akuntabilitas kinerja. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran; b. evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran; dan

15 - 9 - c. penyusunan laporan hasil evaluasi program, kegiatan, dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja. Pasal 20 Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri dari: a. Subbagian Monitoring; b. Subbagian Evaluasi; dan c. Subbagian Pelaporan. Pasal 21 (1) Subbagian Monitoring mempunyai tugas melakukan pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran. (2) Subbagian Evaluasi mempunyai tugas melakukan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran. (3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran, serta laporan akuntabilitas kinerja secara periodik triwulanan dan tahunan. Pasal 22 Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penataan organisasi, penyempurnaan tata laksana serta pengembangan kinerja organisasi. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bagian Organisasi dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan penataan dan evaluasi organisasi; b. pelaksanaan penyempurnaan tata laksana; dan c. pelaksanaan pengembangan kinerja organisasi.

16 Pasal 24 Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri dari: a. Subbagian Organisasi; b. Subbagian Tata Laksana; dan c. Subbagian Pengembangan Kinerja Organisasi. Pasal 25 (1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, analisis, dan evaluasi organisasi, penyusunan dan penyajian uraian, klasifikasi, dan spesifikasi jabatan, serta pengolahan data analisis beban kerja. (2) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, analisis, dan evaluasi serta penyusunan rumusan sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum dan pelayanan publik, standar norma waktu serta pembakuan sarana dan prasarana kerja. (3) Subbagian Pengembangan Kinerja Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kinerja organisasi dan penyajian hasil penilaian kinerja organisasi. Pasal 26 Bagian Data mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Bagian Data menyelenggarakan fungsi: a. pengumpulan dan kompilasi bahan hasil pelaksanaan kegiatan; b. pengolahan data hasil pelaksanaan kegiatan; dan c. penyajian data sebagai penunjang pelaksanaan tugas.

17 Pasal 28 Bagian Data terdiri dari: a. Subbagian Pengumpulan Data; b. Subbagian Pengolahan Data; dan c. Subbagian Penyajian Data. Pasal 29 (1) Subbagian Pengumpulan Data mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan kompilasi bahan hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (2) Subbagian Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pengolahan bahan hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (3) Subbagian Penyajian Data mempunyai tugas melakukan penyajian dan penyimpanan data sebagai penunjang pelaksanaan tugas semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Pasal 30 Bagian Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan administrasi bahan pustaka, pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka, serta pelayanan pustaka. Pasal 31 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bagian Perpustakaan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan administrasi pustaka; b. pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan pustaka; dan c. pelaksanaan pelayanan pustaka.

18 Pasal 32 Bagian Perpustakaan terdiri dari: a. Subbagian Administrasi Pustaka; b. Subbagian Pengadaan dan Pemeliharaan Pustaka; dan c. Subbagian Pelayanan Pustaka. Pasal 33 (1) Subbagian Administrasi Pustaka mempunyai tugas melakukan pencatatan, pengklasifikasian, dan penataan bahan pustaka. (2) Subbagian Pengadaan dan Pemeliharaan Pustaka mempunyai tugas melakukan inventarisasi kebutuhan, pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka. (3) Subbagian Pelayanan Pustaka mempunyai tugas melakukan pelayanan dan penyebarluasan informasi kepustakaan. Bagian Keempat Biro Umum Pasal 34 Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan tata usaha pimpinan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan kerumahtanggaan, keuangan, protokol dan pengamanan. Pasal 35 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Biro Umum menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan administrasi umum dan penatausahaan pimpinan; b. pengelolaan kepegawaian; c. pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan, dan kerumahtanggaan;

19 d. pengelolaan administrasi keuangan; dan e. pelaksanaan keprotokolan dan pengamanan. Pasal 36 Biro Umum terdiri dari: a. Bagian Administrasi Umum; b. Bagian Kepegawaian; c. Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga; d. Bagian Keuangan; dan e. Bagian Protokol dan Pengamanan. Pasal 37 Bagian Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan administrasi persuratan, penggandaan, kearsipan, dan tata usaha pimpinan. Pasal 38 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Bagian Administrasi Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan administrasi persuratan; b. pelaksanaan penggandaan; c. pelaksanaan kearsipan; dan d. pelaksanaan tata usaha pimpinan.

20 Bagian Administrasi Umum terdiri dari: a. Subbagian Persuratan; b. Subbagian Penggandaan; c. Subbagian Kearsipan; Pasal 39 d. Subbagian Tata Usaha Menteri Koordinator; e. Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian Koordinator; f. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri; g. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri; h. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia; i. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara; j. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional; k. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa; l. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur; dan m. Subbagian Tata Usaha Staf Ahli. Pasal 40 (1) Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengadministrasian surat masuk dan surat keluar, tata naskah dan ekspedisi. (2) Subbagian Penggandaan mempunyai tugas melakukan kegiatan reproduksi, penggandaan dan penjilidan. (3) Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan kegiatan penyusunan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip. (4) Subbagian Tata Usaha Menteri Koordinator mempunyai tugas melakukan tata usaha Menteri Koordinator. (5) Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian Koordinator mempunyai tugas melakukan tata usaha Sekretaris Kementerian Koordinator.

21 (6) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri. (7) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri. (8) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia. (9) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara. (10) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional. (11) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa. (12) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur. (13) Subbagian Tata Usaha Staf Ahli mempunyai tugas melakukan tata usaha Staf Ahli. Pasal 41 Subbagian Tata Usaha Pimpinan sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 ayat (1) sampai dengan ayat (13), secara administrasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi Umum dan secara operasional untuk pelayanan administrasi bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Deputi, dan Staf Ahli. Pasal 42 Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan administrasi kepegawaian, pengembangan pegawai, dan kesejahteraan pegawai.

22 Pasal 43 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Bagian Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan administrasi kepegawaian; b. pelaksanaan pengembangan pegawai; dan c. pelaksanaan kesejahteraan pegawai. Pasal 44 Bagian Kepegawaian terdiri dari: a. Subbagian Administrasi Kepegawaian; b. Subbagian Pengembangan Pegawai; dan c. Subbagian Kesejahteraan Pegawai. Pasal 45 (1) Subbagian Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan inventarisasi formasi, menyiapkan proses seleksi, pengangkatan, pemberhentian, dan dokumentasi pegawai. (2) Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan penegakan disiplin dan kode etik, pelaporan kehadiran pegawai, pengurusan kepangkatan, jabatan, rotasi dan mutasi serta pendidikan dan pelatihan. (3) Subbagian Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melakukan pengurusan administrasi penggajian, pemberian tunjangan, cuti, penghargaan, pelayanan kesehatan, dan pensiun pegawai. Pasal 46 Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan administrasi pengadaan dan perlengkapan, administrasi barang milik negara dan pemeliharaan kendaraan dinas serta pelayanan kerumahtanggaan.

23 Pasal 47 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan administrasi pengadaan barang dan jasa, dan penyiapan alat perlengkapan; b. pelaksanaan administrasi barang milik negara dan pemeliharaan kendaraan dinas; dan c. pelayanan kerumahtanggaan. Pasal 48 Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga terdiri dari: a. Subbagian Pengadaan dan Perlengkapan; b. Subbagian Administrasi Barang Milik Negara dan Pemeliharaan Kendaraan Dinas; dan c. Subbagian Rumah Tangga. Pasal 49 (1) Subbagian Pengadaan dan Perlengkapan mempunyai tugas melakukan administrasi pengadaan barang dan jasa, penyiapan alat perlengkapan, termasuk distribusi, perawatan sarana dan prasarana, serta pergudangan. (2) Subbagian Administrasi Barang Milik Negara dan Pemeliharaan Kendaraan Dinas mempunyai tugas melakukan administrasi, penghapusan, dan pelaporan Barang Milik Negara, serta pemeliharaan kendaraan dinas. (3) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan pelayanan kerumahtanggaan, kebersihan, dan urusan dalam lainnya. Pasal 50 Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan, perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi.

24 Pasal 51 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan administrasi keuangan; b. pelaksanaan perbendaharaan; dan c. pelaksanaan akuntansi dan verifikasi. Bagian Keuangan terdiri dari: a. Subbagian Administrasi Keuangan; b. Subbagian Perbendaharaan; dan c. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi. Pasal 52 Pasal 53 (1) Subbagian Administrasi Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan anggaran serta administrasi keuangan. (2) Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan kegiatan kebendaharaan, kas, pembukuan, dan pertanggungjawaban keuangan. (3) Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melakukan penyusunan neraca keuangan, verifikasi pertanggungjawaban keuangan, dan penyusunan laporan keuangan. Pasal 54 Bagian Protokol dan Pengamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan acara dan kegiatan keprotokolan, pengamanan, dan kegiatan persandian di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

25 Pasal 55 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Bagian Protokol dan Pengamanan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan penyiapan acara dan keprotokolan; b. pelaksanaan pengamanan; dan c. pelaksanaan kegiatan persandian. Pasal 56 Bagian Protokol dan Pengamanan terdiri dari: a. Subbagian Acara dan Protokol; b. Subbagian Pengamanan; dan c. Subbagian Persandian. Pasal 57 (1) Subbagian Acara dan Protokol mempunyai tugas melakukan penyiapan acara dan kegiatan keprotokolan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (2) Subbagian Pengamanan mempunyai tugas melakukan pengamanan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (3) Subbagian Persandian mempunyai tugas melakukan kegiatan persandian dan pengelolaan transmisi.

26 Bagian Kelima Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan Pasal 58 Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan persidangan, penyiapan materi persidangan, penyusunan risalah dan publikasi persidangan, penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan hukum serta hubungan kelembagaan. Pasal 59 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan dan pelaksanaan persidangan; b. penyiapan materi persidangan; c. penyusunan risalah dan publikasi persidangan; d. penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan hukum; dan e. pelaksanaan hubungan kelembagaan. Pasal 60 Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan terdiri dari: a. Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan; b. Bagian Materi Persidangan; c. Bagian Risalah Persidangan; d. Bagian Hukum; dan e. Bagian Hubungan Kelembagaan.

27 Pasal 61 Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan jadwal persidangan, dan penyiapan undangan serta konfirmasi kehadiran peserta. Pasal 62 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan persidangan; b. penatalaksanaan persidangan; dan c. pelayanan persidangan. Pasal 63 Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan terdiri dari: a. Subbagian Perencanaan Persidangan; b. Subbagian Tata Laksana Persidangan; dan c. Subbagian Pelayanan Persidangan. Pasal 64 (1) Subbagian Perencanaan Persidangan mempunyai tugas melakukan penyusunan jadwal persidangan, penyusunan daftar peserta, dan penyiapan undangan serta konfirmasi kehadiran. (2) Subbagian Tata Laksana Persidangan mempunyai tugas melakukan penyiapan ruangan, dan penatalaksanaan persidangan. (3) Subbagian Pelayanan Persidangan mempunyai tugas melakukan pelayanan persidangan.

28 Pasal 65 Bagian Materi Persidangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan materi, notulensi, dan penataan materi persidangan. Pasal 66 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, Bagian Materi Persidangan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan materi persidangan; b. penyusunan notulensi persidangan; dan c. penataan materi persidangan. Pasal 67 Bagian Materi Persidangan terdiri dari: a. Subbagian Penyiapan Materi Persidangan; b. Subbagian Notulensi Persidangan; dan c. Subbagian Penataan Materi Persidangan. Pasal 68 (1) Subbagian Penyiapan Materi Persidangan mempunyai tugas melakukan penyiapan materi persidangan. (2) Subbagian Notulensi Persidangan mempunyai tugas melakukan pencatatan persidangan. (3) Subbagian Penataan Materi Persidangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan penataan materi persidangan.

29 Pasal 69 Bagian Risalah Persidangan mempunyai tugas melaksanakan perekaman dan transkrip persidangan, penyusunan risalah, dan publikasi persidangan. Pasal 70 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Bagian Risalah Persidangan menyelenggarakan fungsi: a. perekaman dan transkrip persidangan; b. penyusunan risalah persidangan; dan c. penyusunan publikasi hasil persidangan. Pasal 71 Bagian Risalah Persidangan terdiri dari: a. Subbagian Rekaman dan Transkrip Persidangan; b. Subbagian Penyusunan Risalah Persidangan; dan c. Subbagian Publikasi Persidangan. Pasal 72 (1) Subbagian Rekaman dan Transkrip Persidangan mempunyai tugas melakukan perekaman dan penyusunan transkrip persidangan. (2) Subbagian Penyusunan Risalah Persidangan mempunyai tugas melakukan penyusunan risalah persidangan. (3) Subbagian Publikasi Persidangan mempunyai tugas melakukan penyebaran informasi tentang kegiatan persidangan.

30 Pasal 73 Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang politik, hukum, dan keamanan, serta pemberian bantuan hukum. Pasal 74 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, Bagian Hukum menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan; b. pendokumentasian produk hukum; dan c. pelaksanaan bantuan hukum. Pasal 75 Bagian Hukum terdiri dari: a. Subbagian Peraturan Perundang-undangan; b. Subbagian Dokumentasi Produk Hukum; dan c. Subbagian Bantuan Hukum. Pasal 76 (1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang politik, hukum, dan keamanan. (2) Subbagian Dokumentasi Produk Hukum mempunyai tugas melakukan pengelolaan dokumentasi produk hukum. (3) Subbagian Bantuan Hukum mempunyai tugas melakukan usaha-usaha bantuan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum.

31 Pasal 77 Bagian Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan hubungan kelembagaan dengan kementerian dan lembaga, di bawah koordinasi bidang politik, hukum, dan keamanan; lembaga-lembaga negara serta organisasi kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan persidangan. Pasal 78 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Bagian Hubungan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan hubungan dengan kementerian dan lembaga terkait; b. pelaksanaan hubungan dengan lembaga-lembaga negara; dan c. pelaksanaan hubungan dengan organisasi kemasyarakatan. Pasal 79 Bagian Hubungan Kelembagaan terdiri dari: a. Subbagian Hubungan Kementerian/Lembaga; b. Subbagian Hubungan Lembaga Negara; dan c. Subbagian Hubungan Organisasi Kemasyarakatan. Pasal 80 (1) Subbagian Hubungan Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melakukan hubungan dengan kementerian/lembaga di bidang politik, hukum, dan keamanan. (2) Subbagian Hubungan Lembaga Negara mempunyai tugas melakukan hubungan dengan lembaga-lembaga negara. (3) Subbagian Hubungan Organisasi Kemasyarakatan mempunyai tugas melakukan hubungan dengan organisasi kemasyarakatan.

32 BAB V Unsur Pelaksana DEPUTI KEMENTERIAN KOORDINATOR Pasal 81 (1) Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (2) Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh Deputi. (3) Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. BAB VI DEPUTI BIDANG KOORDINASI POLITIK DALAM NEGERI Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 82 Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut Deputi I, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri.

33 Pasal 83 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Deputi I menyelenggarakan fungsi: a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri; b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri; c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang politik dalam negeri; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 84 Deputi I terdiri dari: a. Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan; b. Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah; c. Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil; d. Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu; dan e. Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.

34 Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan Pasal 85 Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang demokrasi dan kelembagaan. Pasal 86 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Asisten Deputi 1/I menyelenggarakan fungsi: a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang demokrasi dan kelembagaan; b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang demokrasi dan kelembagaan; c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang demokrasi dan kelembagaan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri. Pasal 87 Asisten Deputi 1/I terdiri dari: a. Bidang Penguatan Demokrasi; b. Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi.

35 Pasal 88 Bidang Penguatan Demokrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penguatan demokrasi. Pasal 89 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Bidang Penguatan Demokrasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan demokrasi; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan demokrasi; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penguatan demokrasi; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan. Pasal 90 Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi. Pasal 91 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi;

36 c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan. Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah Pasal 92 Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah. Pasal 93 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Asisten Deputi 2/I menyelenggarakan fungsi: a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.

37 Pasal 94 Asisten Deputi 2/I terdiri dari: a. Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah; b. Bidang Otonomi Daerah. Pasal 95 Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah. Pasal 96 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95, Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Pasal 97 Bidang Otonomi Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi daerah.

38 Pasal 98 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, Bidang Otonomi Daerah menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi daerah; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi daerah; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang otonomi daerah; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil Pasal 99 Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang organisasi masyarakat sipil. Pasal 100 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, Asisten Deputi 3/I menyelenggarakan fungsi: a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang organisasi masyarakat sipil; b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang organisasi masyarakat sipil;

39 c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang organisasi masyarakat sipil; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri. Pasal 101 Asisten Deputi 3/I terdiri dari: a. Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil; b. Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil. Pasal 102 Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil. Pasal 103 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil.

40 Pasal 104 Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil. Pasal 105 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104, Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil. Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu Pasal 106 Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan Pemilu.

41 Pasal 107 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Asisten Deputi 4/I menyelenggarakan fungsi: a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan Pemilu; b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan Pemilu; c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan Pemilu; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri. Pasal 108 Asisten Deputi 4/I terdiri dari: a. Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden; b. Bidang Pemilu Kepala Daerah. Pasal 109 Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden. Pasal 110 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109, Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden;

42 b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu. Pasal 111 Bidang Pemilu Kepala Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Pemilu Kepala Daerah. Pasal 112 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Bidang Pemilu Kepala Daerah menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Kepala Daerah; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Kepala Daerah; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang Pemilu Kepala Daerah; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu.

43 Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus Pasal 113 Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus. Pasal 114 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113, Asisten Deputi 5/I menyelenggarakan fungsi: a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus; b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus; c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri. Asisten Deputi 5/I terdiri dari: a. Bidang Otonomi Khusus Aceh; b. Bidang Otonomi Khusus Papua. Pasal 115

44 Pasal 116 Bidang Otonomi Khusus Aceh mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus Aceh. Pasal 117 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116, Bidang Otonomi Khusus Aceh menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Aceh; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Aceh; c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang otonomi khusus Aceh; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus. Pasal 118 Bidang Otonomi Khusus Papua mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus Papua. Pasal 119 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang Otonomi Khusus Papua menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Papua; b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Papua;

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR SALINAN MENTERI KOORDINATOR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-11/M.EKON/08/ 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA.REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA.REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA.REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATIJ'R NEGARA NOMOR PER/ 01 /M.PAN/ 01 /2009 TENTANG ORGANTSASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4 i DAFTAR ISI Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 18 Tahun 2010 Tanggal : 22 November 2010 Tentang : Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral BAB I : KEDUDUKAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2010 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTER! KESEHATAN NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KESEHATAN, Menimbang Mengingat bahwa

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional. No.224, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan dukungan staf, pelayanan administrasi, dan dukungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR! TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR! TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN NOMOR! TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.33, 2015 ADMINISTRASI. Sekretariat. Kabinet. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 14/MEN/VII/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2015 KEMENKO-POLHUKAM. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURANMENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PERTAHANAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PERTAHANAN SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PERTAHANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB X STAF AHLI. Pasal 833. Pasal 834. Pasal 835

BAB X STAF AHLI. Pasal 833. Pasal 834. Pasal 835 - 344 - BAB X STAF AHLI Pasal 833 Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.1109, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 dan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.177, 2010 Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/ORI-SEKJEN-PR/IV/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PAPUA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua SUSUNAN DALAM SATU NASKAH PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 2013 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 23 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

2 Nomor 5071, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2964); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang N

2 Nomor 5071, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2964); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1294, 2015 KEMENPAN-RB. Arsip. Klasifikasi PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KLASIFIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN SALINAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SEKRETARIS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN SALINAN PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SEKRETARIS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka membantu Presiden dan Wakil Presiden

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.554, 2015 KEMENSETNEG. Kantor Staf Presiden. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.606, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Sriwijaya. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke No.127, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Lembaga administrasi Negara. Organisasi. Fungsi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 004/PER-M/PDT/III/2005

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 004/PER-M/PDT/III/2005 PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 004/PER-M/PDT/III/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci