EFEK SUHU TINGGI TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERSERAT KAWAT BAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEK SUHU TINGGI TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERSERAT KAWAT BAJA"

Transkripsi

1 Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains 2014 EFEK SUHU TINGGI TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERSERAT KAWAT BAJA Antnius Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Jl. Raya Kaligawe Km.4, Telp ext.582, Semarang Abstrak Siat mekanik betn berserat diketahui mempunyai perilaku yang sangat daktail dibandingkan siat-siat pada betn nrmal sehingga betn berserat mempunyai peranan yang signiikan utuk meningkatkan daktilitas struktur. Namun demikian betn berserat kawat baja sangat sensiti apabila berada pada suhu tinggi. Paper ini membahas kemampuan balk betn berserat dalam menahan beban lentur, dimana diterapkan pada balk yang berada pada suhu tinggi. Pengujian pada balk dilakukan dengan meninjau parameter tulangan tekan dan suhu (nrmal, 300 C, 600 C dan 900 C). Pembebanan pada balk berupa beban dua titik seara simetris sehingga dihasilkan keruntuhan lentur murni. Hasil pengujian lentur dibandingkan dengan prediksi kapasitas lentur balk yang menggunakan mdel tegangan-regangan yang telah dikembangkan, dimana akurasi prediksi kapasitas mmen balk pada berbagai suhu relati baik. Hasil pengujian balk seara umum menunjukkan bahwa terjadi penurunan kapasitas beban pada balk apabila suhu yang diterapkan meningkat meskipun tidak signiikan. Kata-kata kuni: betn berserat, balk, lentur, suhu tinggi 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Keamanan struktur apabila terjadi kebakaran merupakan syarat utama agar struktur tidak runtuh seara tiba-tiba. Kebakaran yang terjadi pada suatu gedung yang terbuat dari betn bertulang dapat menyebabkan kehilangan kekuatan dan adakalanya dapat menyebabkan keruntuhan struktur seara keseluruhan. Struktur yang menggunakan material betn harus mampu menegah perambatan panas akibat kebakaran sehingga diharapkan struktur masih tetap survive dan rang yang berada di dalam bangunan sempat menyelamatkan diri. Penelitian mengenai ketahanan betn nrmal (tanpa serat) terhadap kebakaran telah banyak diteliti, diantaranya leh Phan dkk. (2001), Phan & Carin (2002) maupun leh Aslani & Bastami (2011). Hasil penelitian tersebut pada umumnya berisi rekmendasi ataupun persyaratan ketahanan struktur betn terhadap suhu tinggi. Di lain pihak, seara gegrais wilayah Indnesia sebagian besar berptensi mengalami gempa sehingga di dalam desain struktur parameter daktilitas merupakan syarat utama. Struktur yang daktail seara material salah satunya dapat diapai dengan menggunakan bahan yang mempunyai kemampuan dermasi seara signiikan tanpa mengalami degradasi kekuatan yang berarti. Betn berserat kawat baja diketahui mempunyai siat yang daktail karena kmpsisi matrix antara bahan penyusun betn dengan serat kawat baja dapat mengntrl keruntuhan betn. Beberapa persamaan desain betn berserat kawat baja telah diusulkan sebagai alternati dalam desain kmpnen struktur betn [Antnius & Setiyawan, 2006; Cement & Cnrete Institute, 2010]. Namun demikian aplikasi betn berserat kawat baja dalam kmpnen struktur yang berada pada suhu tinggi masih perlu penyelidikan lebih mendalam agar dapat dipastikan tingkat keamanan struktur apabila mengalami kebakaran. TS-1

2 Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains Tujuan Mengingat struktur balk merupakan salah satu kmpnen utama dalam menahan maupun menyalurkan beban plat, maka paper ini membahas kapasitas lentur balk betn berserat kawat baja paska bakar yang bertujuan mengevaluasi tingkat degradasi balk tersebut pada suhu tinggi dan sangat tinggi. Selain itu juga akan dievaluasi akurasi prediksi kapasitas lentur balk betn berserat kawat baja pada berbagai suhu yang menggunakan persamaan desain yang telah dikembangkan. 2. Betn Pada Suhu Tinggi Siat termal betn nrmal (tanpa serat) lebih baik bila dibandingkan siat termal pada betn mutu tinggi. Mekanisme keruntuhan betn mutu tinggi mengalami explsive spalling yang lebih epat pada suhu 200 sampai 400 C [Phan dkk, 2001]. Lebih lanjut Phan & Carin (2002) mengungkapkan bahwa kuat tekan betn mutu tinggi berkurang 40% pada suhu 400 C. Sants dkk. (2009) mengungkapkan bahwa pada betn berserat yang dipanasi hingga suhu 300 C hanya terjadi retak pada permukaan betn. Apabila suhu yang diterapkan meningkat hingga 500 C maka betn berserat akan kehilangan kekuatannya sekitar 30%, dan betn berserat akan mengalami keruntuhan apabila suhu yang diterapkan adalah 600 C. Lebih lanjut Sants menjelaskan bahwa penggunaan serat plyprpylene lebih baik dalam menegah nrete spalling dibandingkan jenis serat lainnya. Namun betn berserat kawat baja diketahui lebih daktail dibandingkan serat plyprpylene tersebut karena serat kawat baja dapat mengntrl retak pada betn dengan lebih baik. Penyelidikan betn berserat kawat baja paska bakar yang dilakukan leh Antnius dkk. (2014) mengungkapkan bahwa pada betn berserat kawat baja pada betn mutu nrmal 60 MPa penurunan kekuatan seara signiikan terjadi pada suhu 600 C. Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan, diusulkan mdel tegangan-regangan betn berserat kawat baja pada berbagai suhu. Kuat tekan betn yang direkmendasikan untuk betn mutu nrmal hingga betn mutu tinggi. Mdel tegangan-regangan untuk betn berserat hingga kuat tekan 55 MPa dijelaskan di bawah ini. Kurva pra-punak ( T ) adalah: H T T 1 T (1) Dimana H (2) 2 Dan kurva paska punak ( T ) adalah: 30( T ) T 1 (130 ) T Nilai kuat tekan betn ( T ) pada suhu tertentu dirumuskan sebagai berikut: T T 300 C : T T 300 C T 600 C : T T T 600 C : T (3) (4) TS-2

3 Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains 2014 Dan regangan betn ( T ) adalah: T T 300 C : T T 300 C T 600 C : T T T 600 C : T Regangan punak betn berserat ( ) diasumsikan sebesar (5) 3. Pengujian Lentur Balk Betn Berserat Penelitian ini menggunakan metde eksperimen di labratrium, dimana diranang balk betn berserat dengan meninjau parameter tulangan tekan dan variasi suhu yaitu suhu nrmal (±30 C), 300 C, 600 C dan 900 C Material Desain ampuran betn adalah berdasarkan SNI dengan target kuat tekan sekitar 55 MPa yang ditunjukkan pada Tabel 1. Kandungan serat kawat baja adalah 0,5% dari vlume betn. Tabel 1. Desain ampuran betn Materials target (55 MPa) Cement (Kg/m 3 ) Fly Ash (Kg/m 3 ) Water (Lt/m 3 ) 160 w/ 0.38 Visrete 0,5% (lt/m 3 ) Fine Aggregate (Kg/m 3 ) Carse Aggregate (Kg/m 3 ) Spesimen balk Detail penulangan balk terlihat pada Gambar 1. Spesimen balk dibagi dua jenis utama yaitu balk tanpa tulangan tekan pada daerah lentur yang diberi kde NT, dimana terdapat empat buah balk yaitu balk kntrl (tanpa dibakar) dengan kde NT Kntrl, dan balk yang dibakar pada suhu 300 C, 600 C dan 900 C, yang masing-masing diberi kde NT300, NT600 dan NT900. Balk jenis kedua adalah balk yang dipasang tulangan tekan di daerah lentur. Sama halnya dengan jenis balk pertama di atas, balk jenis kedua ini juga terdiri dari balk kntrl yang diberi kde T Kntrl, dan balk yang dibakar masing-masing mempunyai kde T300, T600 dan T900. a. Balk Jenis NT (Tanpa tulangan tekan pada daerah lentur) TS-3

4 Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains 2014 b. Balk Jenis T (Dengan tulangan tekan pada daerah lentur Gambar 1. Sketsa jenis balk lentur 3.3. Pembakaran spesimen dan skema pembebanan Pembakaran benda uji dilaksanakan setelah betn menapai umur 120 hari. Balk diuji dengan metde dua beban titik (tw pint lad) dengan sistim pengujian adalah Kntrl Dermasi (Dermatin-Kntrl). Untuk memperleh pengamatan yang teliti maka pembebanan pada balk diberikan seara bertahap dalam siklus tertentu yaitu setiap 200 kg melalui Hidrli Jak. Dial Gauge digunakan untuk mengetahui besarnya lendutan/deleksi yang terjadi pada balk betn serat saat prses uji. Gambar 2 memperlihatkan penempatan alat uji pada balk. 4. Hasil Eksperimen dan Pembahasan Mmen balk teritis dikalkulasi berdasarkan teri lentur balk, dimana perilaku betn pada berbagai suhu menggunakan mdel tegangan-regangan usulan leh Antnius dkk. (2014) di atas. Gambar 3 menunjukkan pla retak yang dminan berada di sekitar tengah bentang balk. Pla keruntuhan tersebut mengindikasikan bahwa balk mengalami keruntuhan lentur. Lading Frame Hydrauli Jak Lad ell Benda uji Data Lgger Dial Gauge Gambar 2. Skema pembebanan lentur TS-4

5 Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains 2014 Gambar 3. Keruntuhan lentur hasil eksperimen 4.1. Kapasitas mmen Tabel 2 memperlihatkan mmen teritis dan mmen hasil eksperimen pada setiap spesimen. Rasi mmen teritis terhadap mmen eksperimen balk kntrl tanpa tulangan tekan (NTK) mempunyai nilai 0,897, dimana nilai tersebut menunjukkan perbedaan sekitar 11% antara prediksi teritis terhadap hasil pengujian. Prediksi mmen balk pada suhu 300 C mendekati mmen hasil eksperimen yaitu hanya berbeda kurang dari 1%. Pada spesimen NT600 perbedaan antara mmen teritis terhadap mmen eksperimen adalah sekitar 7%, namun untuk spesimen NT900 terjadi deviasi sekitar 19%. Seara umum nilai M teritis / M eksp. untuk balk betn berserat kawat baja jenis NT relati masih ukup baik. Tabel 2. Mmen balk hasil analisis dan experimen N Spesimen Mmen (T-m) (MPa) M teritis M eksp. M teritis /M eksp. 1 NTK 55,897 1,148 1,279 0,897 2 NT300 38,05 1,145 1,153 0,993 3 NT600 28,383 1,124 1,049 1,071 4 NT900 23,792 1,119 0,940 1,190 5 TK 55,897 1,073 1,310 0,819 6 T300 38,05 1,075 1,224 0,878 7 T600 28,383 1,083 1,204 0,899 8 T900 23,792 1,085 1,024 1,059 Sama halnya dengan perbandingan nilai kapasitas mmen seara teritis terhadap hasil eksperimen pada balk tanpa tulangan tekan di atas, pada balk yang dipasang tulangan tekan juga memperlihatkan rasi M teritis / M eksp. rata-rata di bawah 10%. Hasil tersebut seara umum menunjukkan perbedaan antara hasil analisis terhadap hasil eksperimen relati ukup dekat. Selanjutnya berdasarkan data Tabel 2 di atas terlihat bahwa terjadi keenderungan penurunan kapasitas mmen hasil eksperimen apabila suhu yang diterapkan semakin tinggi. Pada semua spesimen, kapasitas mmen balk yang dipasang tulangan tekan masih lebih tinggi dibandingkan kapasitas mmen balk tanpa tulangan tekan (Gambar 4). TS-5

6 Beban P (Tn) Mmen (T-m) Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains ,40 1,30 1,20 1,10 1,00 0,90 NT T 0, Suhu ( C) Gambar 4. Degradasi kapasitas mmen vs suhu 4.2. Perilaku Beban Lendutan Balk kde NT Hubungan antara beban terhadap lendutan di tengah bentang pada balk tanpa tulangan tekan (NT) pada berbagai suhu diperlihatkan pada Gambar 5. Pada kurva tersebut ditunjukkan beban P terhadap lendutan (Δ) dari semua balk. Hingga beban ± 1,3 tn perilaku balk terlihat masih linier, dimana ditunjukkan balk tersebut belum retak. Selanjutnya balk mengalami perilaku nn linier, dimana mulai munul adanya retakanretakan sampai pada beban mena C menunjukkan ±2,8 tn. Setelah beban tersebut perilaku balk enderung mulai mengalami keruntuhan, dimana lendutan balk berjalan dengan epat sampai balk mengalami keruntuhan pada beban yang berbeda-beda, hal ini menunjukkan aktr suhu tinggi pada balk sangat berpengaruh terhadap kapasitas lentur balk NT Kntrl NT300 NT600 NT Lendutan tengah bentang; Δ (mm) Gambar 5. Hubungan beban vs lendutan pada balk nn tekan dengan variasi suhu. TS-6

7 Beban P (Tn) Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains Balk kde T Perilaku beban terhadap lendutan balk di tengah bentang untuk spesimen yang dipasang tulangan tekan ditampilkan pada Gambar 6. Seara umum pada pembebanan hingga ±1,4 tn perilaku balk masih linier, kemudian perilaku balk mengalami siat nn linier atau munulnya retakan sampai pada beban menapai ± 3,3 tn, keuali pada balk kntrl menunjukkan ± 3,7 tn. Setelah beban tersebut, deleksi balk mulai berjalan dengan epat hingga mengalami keruntuhan pada semua balk, dimana lendutan terbesar terjadi pada balk kntrl T Kntrl T300 T600 T Lendutan tengah bentang; Δ (mm) Gambar 6. Hubungan beban vs lendutan pada balk nn tekan dengan variasi suhu. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil analisis maupun eksperimen di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan di bawah ini. 1. Analisis kapasitas mmen balk betn berserat kawat baja yang menggunakan mdel tegangan-regangan yang diusulkan leh Antnius dkk. ukup akurat dalam memprediksi kapasitas mmen balk hasil eksperimen. 2. Kapasitas lentur balk betn berserat kawat baja yang dipasang tulangan tekan masih lebih tinggi dibandingkan kapasitas balk tanpa menggunakan tulangan tekan pada spesimen yang dari suhu nrmal hingga suhu tinggi, meskipun perbedaan tersebut tidak terlalu signiikan (<10%). 3. Seara umum deleksi di tengah bentang pada semua balk relati tinggi yang menandakan balk masih mempunyai perilaku daktilitas yang memadai. Perilaku ini dimungkinkan dari peranan serat kawat baja dalam mengntrl keruntuhan balk di setiap suhu Saran Betn berserat kawat baja merupakan salah satu bahan/material yang mempunyai prspek sangat baik dalam penggunaannya untuk struktur bangunan tahan gempa. Disarankan pengembangan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan perilaku daktilitas struktur yang diberi beban statik maupun beban dinamik, termasuk perilaku pengekangan betn berserat kawat baja. TS-7

8 Seminar Nasinal Teknlgi dan Sains 2014 Uapan Terima Kasih Kegiatan eksperimental yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah bagian dari penelitian Hibah Bersaing. Terima kasih disampaikan kepada DP2M Dikti atas dukungan inansial sehingga terlaksananya penelitian ini. Datar Pustaka 1. Antnius, Widhiant, A., Darmayadi, D. and Asari, G.D. (2014); Fire Resistane Nrmal and High-Strength Cnrete with Cntains Steel Fibre; Asian Jurnal Civil Engineering, Vl.15, N.5, Otber, pp Antnius, Darmayadi, D. dan Asari, G.D. (2013); Perilaku Mekanik Betn Berserat Baja pada Suhu Tinggi; Lap. Penelitian Hibah Bersaing TA 2013, Depdikbud. 3. Antnius dan Setiyawan, P. (2006); Kajian Besaran Mekanis Betn Berserat Mutu Tinggi (Studi Eksperimental); Jurnal Wahana Teknik Sipil, Pliteknik Neg. Semarang, Akreditasi N.49/Dikti/Kep./2003, Vl. 11 N.3, pp Aslani F, and Bastami M. (2011); Cnstitutive Relatinships r Nrmal- and High- Strength Cnrete at Elevated Temperatures, ACI Materials Jurnal, Vl. 108, pp ASTM C (1996), Test Methde r Flexural Strength Cnrete (Using Simple Beam with Tw-Pint Lading); Annual Bks ASTM Standards, USA, Badan Standardisasi Nasinal (2013), Persyaratan Betn Struktural untuk Bangunan Gedung, SNI Cement & Cnrete Institute (2010); Fiber Reinred Cnrete, The Cement & Cnrete Institute, Midrand. 8. Phan, L.T. and Carin, N.J. (2002); Eets Test Cnditins and Mixture Prprtins n Behavir High-Strength Cnrete Expsed t High Temperatures, ACI Materials Jurnal, Vl.99, N.1, pp Phan, L.T., Lawsn, J.R. and Davis, F.L. (2001); Eets Elevated Temperature Expsure n Heating Charateristis, Spalling, and Residual Prperties High Perrmane Cnrete, Materials and Strustures, Vl.3, Marh, pp Sants, S.O.; Rdrigues, J.P.C.; Tled, R. and Velas, R.V. (2009); Cmpressive Behaviur at High Temperatures Fibre Reinred Cnretes; Ata Plytehnia, Vl.49, N.1, pp Datar Ntasi = regangan betn = regangan punak betn T = regangan punak betn pada suhu tertentu = kuat tekan betn pada suhu nrmal = kuat tekan betn silinder 150/300 pada umur 28 hari T = kuat tekan betn pada suhu tertentu T = tegangan punak betn pada suhu tertentu T = suhu TS-8

RESPON TEGANGAN-REGANGAN BETON BERSERAT GONI PADA SUHU TINGGI (072M)

RESPON TEGANGAN-REGANGAN BETON BERSERAT GONI PADA SUHU TINGGI (072M) RESPON TEGANGAN-REGANGAN BETON BERSERAT GONI PADA SUHU TINGGI (072M) Antnius Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung, Jl. Raya Kaligawe Km.4, Semarang Email: antni67a@yah.m ABSTRAK Di dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Sambutan Dekan Fakultas Teknik Daftar Isi Susunan Panitia Susunan Acara Jadwal Presentasi

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Sambutan Dekan Fakultas Teknik Daftar Isi Susunan Panitia Susunan Acara Jadwal Presentasi DAFTAR ISI Kata Pengantar Sambutan Dekan Fakultas Teknik Daftar Isi Susunan Panitia Susunan Aara Jadwal Presentasi i ii iii vi vii viii Pembiara Kuni 1. Indnesia Autmtive Industry Mves Frward Welming Asean

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KAPASITAS PENAMPANG KOLOM BETON MUTU TINGGI YANG TERKEKANG DENGAN BLOK TEGANGAN SEGIEMPAT EKIVALEN

PERHITUNGAN KAPASITAS PENAMPANG KOLOM BETON MUTU TINGGI YANG TERKEKANG DENGAN BLOK TEGANGAN SEGIEMPAT EKIVALEN Civil Engineering Dimensin, Vl. 5, N., 45 50, Marh 00 ISSN 40-950 Tehnial Nte PERHITUNGAN KAPASITAS PENAMPANG KOLOM BETON MUTU TINGGI YANG TERKEKANG DENGAN BLOK TEGANGAN SEGIEMPAT EKIVALEN Darmansyah Tjitradi,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Helmy Hermawan Tjahjanto 1, Johannes Adhijoso

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 Studi Eksperimental 4.1.1 Pendahuluan Model dari eksperimen ini diasumsikan sesuai dengan kondisi di lapangan, yaitu berupa balok beton bertulang untuk balkon yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S) PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S) Anggun Tri Atmajayanti 1, Iman Satyarno 2, Ashar Saputra 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE Antonius 1, Endah K. Pangestuti 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Jl. Raya Kaligawe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik ( portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON Antonius 17,DjokoSusiloAdhy 18 danrochimsutopo 19 ABSTRAK Paper ini menyajikan hasil pengujian secara eksperimental mengenai perilaku

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON Antonius 17,DjokoSusiloAdhy 18 danrochimsutopo 19 ABSTRAK Paper ini menyajikan hasil pengujian secara eksperimental mengenai perilaku

Lebih terperinci

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE Konferensi Nasional Teknik Sipil 1(KoNTekS1)-Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11-12 Mei 2007 MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE Antonius 1, Endah K.

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL BESARAN MEKANIS BETON MUTU NORMAL PADA SUHU TINGGI. Kaligawe Km.4 Semarang,

STUDI EKSPERIMENTAL BESARAN MEKANIS BETON MUTU NORMAL PADA SUHU TINGGI. Kaligawe Km.4 Semarang, STUDI EKSPERIMENTAL BESARAN MEKANIS BETON MUTU NORMAL PADA SUHU TINGGI Antonius 1, Himawan Indarto 2 dan Trisni Bayuasri 3 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Jl. Raya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan para peneliti (Lorensten, 1962; Nasser et al., 1967; Ragan &

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan para peneliti (Lorensten, 1962; Nasser et al., 1967; Ragan & II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Tentang Balok Berlubang Peranangan suatu balok di atas perletakan sederhana dengan bukaan yang ditempatkan pada daerah yang dibebani kombinasi lentur dan geser

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut : 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian

Lebih terperinci

TINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG

TINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 17 TINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG Maulana Arifin 1, Fahrul Anam 2, Antonius 3 dan Danna Darmayadi 4 1 Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU Agustin Dita Lestari *1, Sri Murni Dewi 2, Wisnumurti 2 1 Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KAPASITAS LENTUR DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG YANG DIPASANG CARBON WRAPPING

KAPASITAS LENTUR DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG YANG DIPASANG CARBON WRAPPING KAPASITAS LENTUR DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG YANG DIPASANG CARBON WRAPPING Antonius 1) dan Januar Prihanantio 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Jl. Raya

Lebih terperinci

I Pengujian Sampel Di Laboratorium

I Pengujian Sampel Di Laboratorium BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Metdlgi Penelitian Metde penelitian adalah suatu umtan atau tata cara pelaksanaan penelitian dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian yang akan dilakukan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA) PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA) Safrin Zuraidah 1, Bambang Sudjatmiko, Eko Salaudin 3 1 Dosen Teknik Sipil Universitas Dr. Soetomo

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONFIGURASI SENGKANG PADA DAERAH TEKAN BALOK BETON SERAT BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONFIGURASI SENGKANG PADA DAERAH TEKAN BALOK BETON SERAT BERTULANG JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 353 361 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 353 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts

Lebih terperinci

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK Ratna Widyawati 1 Abstrak Dasar perencanaan struktur beton bertulang adalah under-reinforced structure

Lebih terperinci

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS IV-1 BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS Data hasil eksperimen yang di dapat akan dilakukan analisis terutama kemampuan daktilitas beton yang menggunakan 2 (dua) macam serat yaitu serat baja dan serat

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 Sukismo 1), Djoko Goetomo 2), Gatot Setya Budi 2) Abstark Dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan teknologi beton telah berkembang sangat pesat. Berbagai inovasi telah dilakukan oleh peneliti di seluruh dunia, yang tujuan utamanya adalah perbaikan

Lebih terperinci

EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN PASAR DI MADIUN PASKA KEBAKARAN

EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN PASAR DI MADIUN PASKA KEBAKARAN EVALUASI STRUKTUR BANGUNAN PASAR DI MADIUN PASKA KEBAKARAN M. Sigit Darmawan Prodi Diploma Teknik Sipil ITS Kampus ITS Jl. Menur 127 Surabaya Tel :031-5981006 Fax :031-5981006 Email:msdarmawan@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA 4D DRAMIX TERHADAP KUAT TEKAN, TARIK BELAH, DAN LENTUR PADA BETON

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA 4D DRAMIX TERHADAP KUAT TEKAN, TARIK BELAH, DAN LENTUR PADA BETON PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA 4D DRAMIX TERHADAP KUAT TEKAN, TARIK BELAH, DAN LENTUR PADA BETON Dennis Johannes 1, Kevin Mangundap 2, Handoko Sugiharto 3, Gunawan Budi Wijaya 4 ABSTRAK : Beton memiliki

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON Bernardinus Herbudiman 1, Hazairin 2 dan Agung Widiyantoro

Lebih terperinci

ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS

ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS Ismeddiyanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau idediyant@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Agregat kasar ringan dari limbah

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR Laksmi Irianti 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran kuat geser dan kuat lentur balok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturanperaturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tarik yang tinggi namun kuat tekan yang rendah.kedua jenis bahan ini dapat. bekerja sama dengan baik sebagai bahan komposit.

BAB I PENDAHULUAN. tarik yang tinggi namun kuat tekan yang rendah.kedua jenis bahan ini dapat. bekerja sama dengan baik sebagai bahan komposit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontruksi beton merupakan salah satu kontruksi yang banyak digunakan di masyarakat, dikarenakan bahan untuk membuat beton bertulang relatif lebih mudah didapatkan.

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER KOLOM BETON MUTU TINGGI PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN SEISMIK

STUDI PARAMETER KOLOM BETON MUTU TINGGI PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN SEISMIK STUDI PARAMETER KOLOM BETON MUTU TINGGI PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN SEISMIK Antonius 1, Are Widhianto 2 dan Prabowo Setiyawan 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung-Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencaaan struktur bangunan harus mengikuti peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan struktur bangunan yang aman. Pengertian beban adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP

ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP Endah Kanti Pangestuti 1) dan Januar Prihanantio 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kampus

Lebih terperinci

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE Wira Kusuma 1 dan Besman Surbakti 2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email

Lebih terperinci

ANALISIS MOMEN-KURVATUR PENAMPANG PERSEGI BETON BERTULANG MUTU NORMAL. Fajri

ANALISIS MOMEN-KURVATUR PENAMPANG PERSEGI BETON BERTULANG MUTU NORMAL. Fajri 1 ANALISIS MOMEN-KURVATUR PENAMPANG PERSEGI BETON BERTULANG MUTU NORMAL Fajri Staf Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: fajri_ts@gmail.om Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN LAYAN PLAT LANTAI EKSISTING DITINJAU DARI ASPEK PERENCANAAN DAN HASIL PENGUJIAN

KEMAMPUAN LAYAN PLAT LANTAI EKSISTING DITINJAU DARI ASPEK PERENCANAAN DAN HASIL PENGUJIAN KEMAMPUAN LAYAN PLAT LANTAI EKSISTING DITINJAU DARI ASPEK PERENCANAAN DAN HASIL PENGUJIAN Antonius 1, Prabowo Setiyawan 2 dan Danna Darmayadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima

Lebih terperinci

Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang

Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang Sumargo a, Ujang Ruslan b, Mirza Ghulam R. c a Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur,

Lebih terperinci

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT BETON NORMAL-BETON NON PASIR TAMPANG T

PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT BETON NORMAL-BETON NON PASIR TAMPANG T PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT BETON NORMAL-BETON NON PASIR TAMPANG T Yovi Chandra Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: yovivil@gmail.om Abstrak Inovasi dan teknologi konstruksi

Lebih terperinci

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Yohanes Trian Dady M. D. J. Sumajouw, R. S. Windah Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email : yohanesdady@yahoo.co.id

Lebih terperinci

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG 9 Vol. Thn. XV April 8 ISSN: 854-847 STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG Ruddy Kurniawan, Pebrianti Laboratorium Material dan Struktur Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini terjadi dengan sangat cepat tanpa terkecuali di bidang konstruksi. Bangunan gedung mulai dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan

Lebih terperinci

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Ade Lisantono

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, struktur bangunan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah

Lebih terperinci

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo 1 Tavio 2 Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Sambungan Balok-Kolom Pacetak Hutahuruk (2008), melakukan penelitian tentang sambungan balok-kolom pracetak menggunakan kabel strand dengan sistem PSA. Penelitian terdiri

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK VOLUME 6 NO. 2, OKTOBER 2010 PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Gempa yang terjadi di Sumatera Barat merusak banyak

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON Volume 1, No. 1, Oktober 214, 1 11 PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON Johanes Januar Sudjati, Tri Yuliyanti, Rikardus Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON ISSN : 2460-8815 ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON Abdul Hakim Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jl. Jenderal A. Yani 117 Surabaya, Email: abdulhakim.hakim48@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang sangat banyak digunakan saat ini. Kemudahan dalam pengerjaan, kemudahan untuk dibentuk dan harga yang relative murah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa suatu perubahan bagi dunia konstruksi, khususnya di Indonesia. Kita telah mengenal adanya konstruksi kayu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia konstruksi teknik sipil, antara lain kayu, baja, dan beton. Hampir 60% material yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Menurut Tjokrodimuljo (1996), beton merupakan hasil pencampuran portland cement, air, dan agregat. Terkadang ditambah menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu,

Lebih terperinci

PERILAKU MEKANIK BETON BERSERAT BAJA PADA SUHU TINGGI

PERILAKU MEKANIK BETON BERSERAT BAJA PADA SUHU TINGGI LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2012 PERILAKU MEKANIK BETON BERSERAT BAJA PADA SUHU TINGGI Tim Peneliti: 1. Dr.Ir. Antonius, MT (Ketua) 2. Danna Darmayadi, ST, MT 3. Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang [3] Beton merupakan salah satu material utama yang banyak digunakan untuk struktur bangunan. Banyaknya penggunaan beton di negara berkembang seperti Indonesia menjadikan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN Devi Nuralinah Dosen / Teknik Sipil / Fakultas Teknik / Universitas Brawijaya Malang Jl. MT Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal

Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal Yuri Khairizal 1, Alex Kurniawandy 2, Alfian Kamaldi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau 2 Dosen

Lebih terperinci

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty Abstrak Beton mempunyai kekurangan yang cukup signifikan, yaitu mempunyai kuat tarik yang rendah. Penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan kebutuhan untuk masyarakat modern masa kini. Di Indonesia hampir seluruh konstruksi bangunan menggunakan beton sebagai bahan bangunan, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap.

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan, baik dalam pembuatan campuran

Lebih terperinci

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN Oleh : Riza Aryanti ) & Zulfira Mirani ) ) Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas ) Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

Daftar Pustaka D.P-1 DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka D.P-1 DAFTAR PUSTAKA Daftar Pustaka D.P-1 DAFTAR PUSTAKA 1. ACI 211.4R-93. Specifications of the Concrete Mix for High Strength Concrete Used During the Experimens. 2. Product Data Polyolefin Fibers by 3M Scotchcast TM Polyolefin

Lebih terperinci

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK Raja Marpaung 1 ), Djaka Suhirkam 2 ), Lina Flaviana Tilik 3 ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang

Lebih terperinci

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm

Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016 Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Ori Takikan Jarak 20 dan 30 mm Agus Setiya Budi E-mail: asb.asb09@yahoo.co.id Endang Rismunarsi E-mail: rismunarsi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo Tavio Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 Mahasiswa S Jurusan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Bambu dapat tumbuh dengan cepat dan mempunyai sifat mekanik yang baik dan dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus atau pasir yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH GEMPA TERHADAP VARIASI PANJANG TULANGAN PENYALURAN PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM TEPI ABSTRAK

STUDI PENGARUH GEMPA TERHADAP VARIASI PANJANG TULANGAN PENYALURAN PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM TEPI ABSTRAK VOLUME 5 NO. 1, FEBRUARI 29 STUDI PENGARUH GEMPA TERHADAP VARIASI PANJANG TULANGAN PENYALURAN PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM TEPI Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Pada struktur bangunan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR Fauzan Hamdi 1*. Muh. Syafaat S. Kuba 2 1,2 Prodi Teknik Sipil Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No.259 Makassar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Lentur Balok Mac. Gregor (1997) mengatakan tegangan lentur pada balok diakibatkan oleh regangan yang timbul karena adanya beban luar. Apabila beban bertambah maka pada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENELITIAN KAPASITAS MOMEN LENTUR DAN LEKATAN GESEK DARI PELAT BETON DENGAN SISTEM FLOORDECK

TUGAS AKHIR PENELITIAN KAPASITAS MOMEN LENTUR DAN LEKATAN GESEK DARI PELAT BETON DENGAN SISTEM FLOORDECK TUGAS AKHIR PENELITIAN KAPASITAS MOMEN LENTUR DAN LEKATAN GESEK DARI PELAT BETON DENGAN SISTEM FLOORDECK Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai disetiap tempat. Pembangunan rumah tinggal, gedung bertingkat, fasilitas umum, hingga jalan raya

Lebih terperinci

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM Hapsari Octa Safira 1), Agus Setiya Budi 2), Sugiyarto 3) 1)Mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak

I. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak zaman Yunani atau bahkan peradaban kuno terdahulu. Tahun 1801, F. Ciognet menandai

Lebih terperinci

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA Endah Safitri Prodi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Email: safitri47@gmail.com ABSTRAK Struktur

Lebih terperinci

TINJAUAN KEKUATAN BETON PADA USIA MUDA DENGAN PENAMBAHAN POLYPROPYLENE FIBRE

TINJAUAN KEKUATAN BETON PADA USIA MUDA DENGAN PENAMBAHAN POLYPROPYLENE FIBRE TINJAUAN KEKUATAN BETON PADA USIA MUDA DENGAN PENAMBAHAN POLYPROPYLENE FIBRE Dedi Irawan 1)., M.Yusuf 2)., Eddy Samsurizal 2) dediirawan.sipil@gmail.com ABSTRAK Dewasa ini pemakaian beton sangat berkembang

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M)

KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M) KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M) Johannes Adhijoso Tjondro 1, Fina Hafnika 2 1 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung E-mail:

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S)

STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S) STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S) Anang Kristianto 1 dan Iswandi Imran 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen

Lebih terperinci

Pengaruh Fire Proofing pada Balok Beton Pasca Bakar

Pengaruh Fire Proofing pada Balok Beton Pasca Bakar Pengaruh Fire Proofing pada Balok Beton Pasca Infuence of Fire Proofing on Concrete Beam Post Combustion Gathot Heri Sudibyo #1, Nor Intang Setyo H #2 Prodi Teknik Sipil Unsoed # Abstract Problem of building

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U DI DAERAH TARIK ANDREANUS MOOY TAMBUNAN

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U DI DAERAH TARIK ANDREANUS MOOY TAMBUNAN STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U DI DAERAH TARIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Colloqium

Lebih terperinci

DEGRADASI KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON PASCA KEBAKARAN YANG DITELANTARKAN

DEGRADASI KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON PASCA KEBAKARAN YANG DITELANTARKAN DEGRADASI KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BETON PASCA KEBAKARAN YANG DITELANTARKAN Tesis Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi TULANGAN GESER I. PENDAHULUAN Semua elemen struktur balok, baik struktur beton maupun baja, tidak terlepas dari masalah gaya geser. Gaya geser umumnya tidak bekerja sendirian, tetapi berkombinasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir, beton merupakan material konstruksi yang paling umum dan sering digunakan. Pada dasarnya beton terbentuk dari dua bagian utama yaitu pasta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan suatu kombinasi antara beton dan baja tulangan. Beton bertulang merupakan material yang kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya jumlah individu di Indonesia serta semakin berkembangnya

Lebih terperinci

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT Ilanka Cahya Dewi, Sri Murni Dewi, Agoes Soehardjono Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur beton bertulang hanya difokuskan pada elemen struktur berpenampang

BAB I PENDAHULUAN. struktur beton bertulang hanya difokuskan pada elemen struktur berpenampang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar penelitian yang dilakukan pada perilaku geser dari elemen struktur beton bertulang hanya difokuskan pada elemen struktur berpenampang persegi panjang.

Lebih terperinci

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES) EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES) Himawan Indarto & Ferry Hermawan ABSTRAK Gedung Sekretaris Daerah Brebes yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : kesalahan pada mix design,

BAB I PENDAHULUAN. luar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : kesalahan pada mix design, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini banyak struktur beton bertulang yang mulai rusak ditandai dengan adanya timbul retak-retak halus, lendutan yang berlebihan, bahkan tulangan yang sudah terlihat

Lebih terperinci