HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR T E S I S Oleh AGUS MULIADI MANURUNG /AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

2 HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR T E S I S Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan ( M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh AGUS MULIADI MANURUNG /AKK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

3 Judul Tesis : HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED PERAWATAN KARIES GIGI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 Nama Mahasiswa : Agus Muliadi Manurung Nomor Pokok : Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi Rumah Sakit Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM) Ketua (dr. Fauzi., SKM) Anggota Ketua Program Studi Direktur (Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., Msc) Tanggal lulus : 19 Mei 2008

4 Telah diuji Pada tanggal : 19 Mei 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Prof. drg. Lina Natamihardja. SKM : dr. Fauzi, SKM Prof. drg. Tri Murni Abidin. M.Kes. SpKG(K) Drs. Amru Nasution, M.Kes

5 PERNYATAAN HUBUNGAN PERCEIVED DAN EVALUATED NEED DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA MASYARAKAT DI KOTA PEMATANG SIANTAR T E S I S Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, 19 Mei 2008 ( Agus Muliadi Manurung )

6 ABSTRAK Prevalensi penyakit gigi dan mulut pada penduduk di Indonesia masih tinggi, SKRT tahun 2004 menyatakan bahwa diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah yang tertinggi meliputi 60% penduduk. Penyakit karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling dominan diderita penduduk Indonesia. Berdasarkan profil kesehatan Kota Pematang Siantar tahun 2006 dan profil RSUD Dr. Djasamen Saragih tahun 2006 dapat dilihat bahwa gambaran pemanfaatan poliklinik gigi masih rendah di dua unit pelayanan kesehatan gigi tersebut bila dibandingkan dengan standar nasional, serta dari hasil penelitian pendahuluan di lokasi penelitian menunjukkan indeks karies yang masih tinggi yaitu 4,71. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan disain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan (needs) yaitu kebutuhan berdasarkan persepsi individu (perceived need) dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi (evaluated need) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kota Pematang Siantar, dengan jumlah sampel 464. Pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Analisis statistik dilakukan dengan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi karies dan DMF-T pada masyarakat di Kota Pematang Siantar masih cukup tinggi ( 97,2% dan 6,43 ). Ada hubungan yang bermakna antara kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi lebih bermakna hubungannya dengan nilai (p = 0,001, prevalensi rasio = 2,383) dibandingkan dengan hubungan perceived need ( p = 0,036, prevalensi rasio = 1,649). Disarankan agar memberikan pelatihan bagi penyuluh kesehatan gigi di tingkat puskesmas dan melengkapi bahan dan peralatan penambalan gigi dengan metode atraumatic resotarive treatment pada unit pelayanan kesehatan gigi untuk mengoptimalkan Status Kesehatan Gigi Masyarakat. Kata kunci : perceived need, evaluated need, pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.

7 ABSTRACT The prevalence of dental and oral diseases among the population of Indonesia is still high. The Survey of Family Health done in 2004 argues that between the diseases which are complained and those which are not complained, the prevalence of dental and oral disease is the highest covering 60% of the total population. Dental caries is the dental and oral disease which is the most dominantly suffered by the Indonesian people. Based on the health profile of the town of Pematang Siantar in 2006 and that of Djasamen Saragih General Hospital in 2006, it is seen that the utilization of dental policlinic at the two dental health service units is still low compared to the national standard, and the result of the preliminary study done the research area shows that the carries index is still high (4.71). This an analytical study with cross sectional design to examine the relationship between perceived need and evaluated need with the utilization of dental health service in the town of Pematang Siantar. The population for this study is all people living in the town and the sample are 464 persons. The data were obtained through questionnaire-based interviews. Statistical analysis through chi-square and multiple logistic regression tests. The result of study showed that the prevalence of dental caries was 97,2 % and DMF-T Index was 6,43. There is a significant relationship between perceived need and evaluated need with the utilization of dental health services. The concluded that the relationship between evaluated need and the utilization of dental health service units is more significant ( p = and ratio of prevalence = ) than to the relation with perceived need ( p = and ratio of prevalence = ). It is suggested that to do training for dental health education at health centers and equip the material and equipment for a traumatic restorative treatment for dental health services to optimize the district dental health status. Key words: perceived need, evaluated need, dental health service utilization

8 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul Hubungan Perceived dan Evaluated Need Perawatan Karies Gigi dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatn Gigi pada Masyarakat di Kota Pematang Siantar. Penulis menyadari banyak mendapat bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Drg. Nurmala Situmorang, MKM dan Ibu Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM serta Bapak dr. Fauzi, SKM., yang telah membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Chairun Nisa B, Msc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Drg. Trimurni Abidin, M.Kes, SpKG. dan Bapak Drs. Amru Nasution, M.Kes. Selaku dosen Pembanding Tesis. 4. Ibu Dr. Dra. Ida Yustina, MSi, Selaku Sekretaris Program Studi dan dosen yang selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini.

9 5. Seluruh Dosen dan Staf di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 6. Buat orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak mendorong dan memberi semangat agar dapat menyelesaikan pendidikan pascasarjana. 7. Teristimewa buat istri tercinta (drg. Jeni Mardini) yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan pendidikan pascasarjana. 8. Buat anak-anakku tercinta, Mhd. Rafli, Shofi Ainun dan Alysha yang turut memberikan semangat dalam penyelesaian Tesis ini. 9. Seluruh teman-teman di puskesmas Pematang Bandar, khususnya bapak Untung dan bapak Alvino Rumapea yang turut membantu dalam penyelesaian Tesis ini. 10.Teman-teman di Sekolah Pascasarjana khususnya di Program Studi AKK Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit yang selama ini berjuang bersama-sama, khususnya kepada dr. Flora Maya Damanik M.Kes dan drg. Sandra Sri Anggraini. M.Kes yang turut mendorong dan memotivasi dalam penyelesaian Tesis ini. Akhir kata izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan selama mengikuti pendidikan Program Studi AKK Sekolah Pascasarjana USU ini dan semoga segala amal yang telah diberikan kepada penulis dapat diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT, Amin ya Robbal Alamin. Medan, 19 Mei 2008 Penulis Agus Muliadi Manurung

10 RIWAYAT HIDUP Nama : Agus Muliadi Manurung Tempat /Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 28 Agustus 1973 Alamat : Komplek Puskesmas Pematang Bandar Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun. Isteri : drg. Jeni Mardini Anak : 1. Muhammad. Rafli. A. Manurung 2. Shofi Ainun A. br.manurung 3. Alysha Nurul S.br. Manurung Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Medan, SLTP Negeri 22 Medan, SMA Negeri 7 Medan, FKG USU Medan, Riwayat Pekerjaan : 1. Dokter Gigi PTT Puskesmas Lupak Dalam Kab. Kuala Kapuas Kalimantan Tengah Dokter Gigi RSUD Kuala Kapuas Kab. Kuala Kapuas Kalimantan Tengah, 2001 Februari Dokter Gigi Puskesmas Parapat Kab. Simalungun, Februari s/d Desember Dokter Gigi Puskesmas Pematang Bandar, 2004 sampai sekarang.

11 DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii v vi viii xi xii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 6 Tujuan Penelitian... 6 Hipotesis Penelitian Manfaat Penelitian... 7 TINJAUAN PUSTAKA... 8 Persepsi... 8 Kebutuhan dan Permintaan... 9 Penyakit Karies Gigi Perilaku Perilaku Sakit dan Pencarian Pengobatan Pengertian Sehat dan Sakit Landasan Teori Kerangka Konsep METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Pengambilan Sampel Metode Pengumpulan data Variabel dan Defenisi Operasional Metode Pengukuran Analisa Data... 35

12 HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Kota Pematang Siantar Gambaran Karakteristik Responden Gambaran Perceived need Gambaran Evaluated Need (Kebutuhan Perawatan Karies Gigi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi) Faktor-faktor Predisposisi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan... Gigi Faktor-faktor Enabling Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Hubungan antara Faktor Predisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Hubungan antara Perceived dan Evaluated Need dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi PEMBAHASAN Perceived Need Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Persepsi Individu) Evaluated Need Perawatan Karies Gigi (Kebutuhan Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Dokter Gigi) Hubungan antara Faktor-faktor Predisposisi dan Enabling dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Hubungan antara Perceived dan Evaluated Need dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Keterbatasan Penelitan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 68

13 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1. Variabel dan defenisi operasional Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Persentase Responden Menurut Kebutuhan akan Perawatan Karies Gigi di Kota Pematang Siantar Prevalensi Karies Gigi Menurut Kelompok Umur di Kota Pematang Siantar tahun Pengalaman Karies Gigi (DMF-T) Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kota Pematang Siantar Tahun Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies Gigi (DMF-T) Menurut Standar yang Ditentukan WHO yang Sudah Dimodifikasi di Kota Pematang Siantar Persentase Persepsi Mengenai Penyakit Karies Gigi di Kota Pematang Siantar Persentase Sikap Responden Terhadap Penyakit Karies Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun Persentase Pengetahuan Responden Mengenai Keberadaan Unit Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Persentase Kepemilikan Asuransi Kesehatan Responden di Kota Pematang Siantar Persentase Pendapatan Responden di Kota Pematang Siantar Persentase Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar

14 13. Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Asuransi dan Pendapatan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun Hubungan Kebutuhan dan DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun Nilai p dan Prevalensi Rasio Variabel Kebutuhan, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik Ganda Antara Variabel Kebutuhan, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Uji Interaksi Antara Variabel Kebutuhan dengan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Pemeriksaan Variabel Perancu/Konfonder Hubungan Kebutuhan yang Dirasakan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Kebutuhan yang Dirasakan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun Nilai p dan Prevalensi Rasio, Variabel DMF-T, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota P. Siantar Nilai p dan Prevalensi Rasio Analisis Multivariat Regresi logistik Ganda Antara Variabel DMF-T, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, dan Pendapatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar

15 22. Uji Interaksi Antara Variabel DMF-T dengan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Askes, Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Pemeriksaan Variabel Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Pendapatan dan Asuransi sebagai Konfonder dalam Hubungan DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun Persamaan Akhir Regresi Logistik Ganda Variabel Persepsi dan Sikap dalam Hubungan antara DMF-T dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Tahun

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 1. Hubungan Antara Status Kesehatan Dilihat dari Segi Individu dengan Penilai kesehatan Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Green The Health Belief Model dari Kirscht Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Andersen Kerangka konsep penelitian... 26

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1. Kuesioner Penelitian Output Penelitian. 75

18 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu agar terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesehatan yang optimal, maka untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Rumah sakit dan puskesmas merupakan suatu tempat upaya perawatan dan upaya pelayanan kesehatan, yang bertujuan untuk mengusahakan semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan umum seperti yang diharapkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia (Depkes, 2004). Peningkatan derajat kesehatan ini hanya dapat dicapai apabila kebutuhan (needs) dan permintaan (demands) perseorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan kedokteran dapat terpenuhi. Kebutuhan dan permintaan ini terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (Azwar, 1996). Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit dan puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi. Pelayanan kesehatan gigi ini dilakukan di poliklinik gigi yang melayani berbagai masalah kesehatan gigi dimana status kesehatan gigi dapat dinilai dari tingkat keparahan penyakit gigi. Status kesehatan gigi mempunyai peran penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan secara

19 umum pada masyarakat, status kesehatan gigi masyarakat dipengaruhi berbagai faktor antara lain perilaku kesehatan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Status kesehatan gigi berdasarkan persepsi individu (self rated health) dan status kesehatan gigi masyarakat berdasarkan evaluasi klinis yang dapat dinilai dari DMF-t indeks yang merupakan indikator kesehatan gigi yaitu, penjumlahan dari D yaitu decayed atau gigi karies/berlubang, M untuk missing yaitu gigi yang dicabut dan F untuk filling yaitu yang menggambarkan gigi yang ditambal. (Depkes, 2002). Mengetahui persepsi individu mengenai kebutuhan perawatan gigi sangat bermanfaat dalam memahami mengapa seseorang mencari atau tidak mencari pengobatan yang berarti tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Persepsi mengenai kebutuhan perawatan gigi dapat mempengaruhi minat masyarakat dalam pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan thn 2001 yaitu secara umum diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk dan penyakit karies gigi merupakan yang terbesar, dengan indeks DMF-t rata-rata diatas 10 tahun sebesar 5,3 yang berarti terjadi kerusakan gigi rata-rata per orang 5 gigi, rata-rata 16 gigi dicabut pada usia 65 tahun ke atas ( Depkes, 2002 ). Laporan survei kesehatan rumah tangga pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 39 % penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut, yang mana penyakit karies gigi merupakan penyakit yang paling dominan. Di antara penduduk yang berumur diatas 15 tahun yang mempunyai masalah kesehatan gigi hanya 29 %

20 yang menerima perawatan gigi dari perawat gigi, dokter gigi maupun dokter gigi spesialis, hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap pelayanan kesehatan gigi masih rendah (Depkes, 2006). Pentingnya penanggulangan penyakit karies gigi ini juga dapat dilihat dari beberapa akibat yang ditimbulkannya apabila tidak dirawat yaitu : (1) Focal Infection, yaitu dapat mengakibatkan gangguan antara lain pada jantung berupa myocarditis, (2) Fungsi, yaitu kehilangan gigi menyebabkan hilangnya fungsi pengunyahan dengan akibat gangguan pada pencernaan makanan, (3) Estetika, yaitu kehilangan gigi dapat berpengaruh pada estetika sehingga menimbulkan rasa rendah diri. (4) Produktifitas menurun, yaitu banyak jam kerja yang terbuang karena menderita sakit gigi. Gambaran pemanfaatan unit pelayanan kesehatan gigi dapat dilihat pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2001, yaitu puskesmas rata-rata 5 orang perhari sedangkan target nasional pemanfaatan puskesmas sebanyak 9 orang perhari. Pemanfaatan rumah sakit umum kelas B rata-rata kunjungan adalah 23 orang perhari sedangkan target nasional sebanyak 65 orang perhari (Profil Kesehatan Indonesia, 2001). Propinsi Sumatera Utara dilihat dari profil kesehatan propinsi tahun 2006, pemanfaatan poliklinik gigi puskesmas yaitu rata-rata 11 orang perbulan atau 0,5 orang perhari sedangkan pemanfaatan poliklinik gigi untuk RS kelas B rata-rata 12 orang perhari ( Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007). Kota Pematang Siantar dilihat dari profil kesehatan kota tahun 2006, pemanfaatan poliklinik gigi pada puskesmas yaitu rata-rata sebanyak 3 orang perhari

21 (Profil Kesehatan Pematang Siantar, 2006). RSUD Dr Djasamen Saragih Pematang Siantar yang merupakan RS dengan kelas B, hanya memiliki rata-rata pengunjung 5 orang perhari (Rekam medis RSUD. Dr. Djasamen Saragih, 2006). Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah. Rendahnya tingkat pemanfaatan mempunyai kontribusi terhadap buruknya status kesehatan gigi penduduk. Rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya, seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat ( baik jarak secara fisik maupun jarak secara sosial ), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering melupakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dipengaruhi oleh kebutuhan berdasarkan persepsi individu (perceived need) untuk perawatan karies gigi. (Notoatmodjo, 2003). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang akan memenuhi kebutuhan kesehatannya ketika mempunyai persepsi yang benar tentang status kesehatan giginya sesuai dengan kemampuan seseorang tersebut dalam penentuan apakah dirinya sakit (Perceived Illness). Persepsi seseorang tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap kesehatannya sehingga mempengaruhi kebutuhan yang dirasakan pasien (perceived need). Dengan kata lain bahwa faktor need yaitu kebutuhan yang dirasakan maupun kebutuhan yang ditentukan oleh dokter gigi merupakan faktor yang paling menentukan dalam upaya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi.

22 Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik melakukan penelitian di kota Pematang Siantar, karena secara demografi dan sosial budaya kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Pematang Siantar cukup homogen, dan jumlah kunjungan di poliklinik gigi puskesmas dan poliklinik gigi RSUD Dr. Djasamen Saragih masih sangat rendah. Selain itu, hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada 40 responden di lokasi penelitian didapati indeks karies yang tinggi yaitu sebesar 4,71, bila di bandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh WHO yaitu 4,5 6,5 sudah termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat (need) terhadap pelayanan kesehatan sebenarnya tinggi, tetapi permintaan (demand) masih rendah bila dilihat dari tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi masih rendah. Disamping itu, peneliti sudah mengenal kota Pematang Siantar ini, sehingga dapat memperlancar pelaksanaan penelitian. Pelayanan kesehatan gigi tidak hanya pada perawatan karies gigi saja, tetapi juga perawatan periodontal, namun pada penelitian ini dibatasi ruang lingkup penelitian hanya pada perawatan karies gigi. Untuk mengetahui perceived need (kebutuhan berdasarkan persepsi), evaluated need (kebutuhan berdasarkan pemeriksaan dokter gigi) perawatan karies gigi dan untuk melihat tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi masyarakat kota Pematang Siantar, serta untuk melihat hubungan persepsi kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat kota Pematang Siantar maka dilakukan penelitian ini.

23 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah ada hubungan antara rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dengan need component yaitu persepsi kebutuhan berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan oleh dokter gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar? Tujuan Penelitian (1) Untuk mengetahui gambaran persepsi kebutuhan perawatan karies gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (2) Untuk mengetahui gambaran Indeks DMF-T pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (3) Untuk mengetahui variabel konfonder hubungan antara perceived dan evaluated need perawatan karies gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (4) Untuk menganalisis hubungan antara faktor predisposisi dan faktor enabling dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. (5) Untuk menganalisis hubungan antara perceived dan evaluated need dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar.

24 Hipotesis Penelitian 1. Terdapat hubungan antara persepsi kebutuhan perawatan karies gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar. 2. Terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan hasil pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. 3. Terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan persepsi individu dan kebutuhan yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar dalam upaya peningkatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Sebagai pengalaman penelitian penulis dalam aplikasi keilmuan di bidang manajemen kesehatan masyarakat.

25 TINJAUAN PUSTAKA Persepsi Menurut Notoatmodjo (2005) yang dikutip dari Morgan, persepsi merupakan suatu dasar penting dalam proses psikologi. Persepsi adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang merasakan, melihat, mengalami gejala yang ada di dunia ini. Persepsi bersifat subjektif, rangsangan yang sama dapat dipersepsikan berbeda. Persepsi juga merupakan suatu proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, dan memberi arti pada rangsangan, baik bersifat internal maupun eksternal. Menurut Hammer dalam Koentjaraningrat (1981) bahwa persepsi adalah suatu proses seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, memanfaatkan, mengalami dan mengolah perbedaan atau segala sesuatu yang terjadi dilingkungannya. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh : (1) frame of reference yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki yang diperoleh dari pendidikan, pengamatan, atau bacaan ; (2) Field of Experience yaitu pengalaman yang telah dialami yang tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya. Pengalaman pertama yang tidak menyenangkan pada perawatan gigi atau informasi yang tidak baik mengenai perawatan gigi akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap pelayanan kesehatan gigi.

26 Menurut Notoatmodjo yang dikutip dari Morgan, rangsangan berupa objek fisik pada umumnya tidak memberikan banyak perbedaan persepsi, namun rangsangan non fisik kemungkinan akan dipersepsi secara berbeda. Dengan demikian persepsi terhadap penyakit karies gigi dan rasa sakit yang ditimbulkannya kemungkinan akan dipersepsi secara berbeda. Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya. Kebutuhan dan Permintaan (Needs and Demands) Kebutuhan kesehatan (health needs) pada dasarnya bersifat objektif yaitu kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh tenaga medis dan karena itu untuk meningkatkan derajat kesehatan pada perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat, upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat objektif maka munculnya kebutuhan sangat ditentukan oleh masalah kesehatannya. Berbeda halnya dengan kebutuhan, permintaan kesehatan (health demand) yang pada dasarnya bersifat subjektif yaitu kebutuhan kesehatan yang ditentukan oleh persepsi pasien tentang kesehatannya. Oleh karena itu pemenuhan permintaan tersebut pada saat itu saja. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan gigi seringkali disalahtafsirkan dengan permintaan terhadap perawatan, pemenuhan kebutuhan perawatan gigi belum tentu merupakan pemenuhan permintaan perawatan pelayanan kesehatan gigi seseorang. (Azwar, 1996). Perbedaan yang mencolok antara kebutuhan (need) dan permintaan (demand) mencerminkan perbedaan cara pandang antara dokter gigi dan

27 pasien dalam melihat keseriusan penyakit gigi dan konsep status kesehatan gigi yang diterima. (Kristanti, 2002) Permintaan kesehatan bersifat subjektif, maka munculnya permintaan kesehatan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat subjektif pula. Jika kadar subjektifitasnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan sosial ekonomi, maka permintaan kesehatan gigi sangat tergantung pada tingkat pendidikan serta tingkat sosial ekonomi yang dimiliki. Lebih lanjut karena permintaan kesehatan ada kaitannya dengan tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan, maka dalam membicarakan permintaan kesehatan tidak boleh melupakan berbagai kemajuan tekhnologi yang mempengaruhi tersedia atau tidaknya pelayanan kesehatan tersebut. Menurut Azwar (1996) yang dikutip dari Sorkin, bahwa kemajuan-kemajuan tekhnologi kedokteran dapat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan kesehatan. Penyakit Karies Gigi Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang di mulai dengan larutnya mineral , sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan dari bakteri), kemudian timbul destruksi komponen-komponen organik dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang). Karies gigi merupakan penyakit menahun dan tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Dengan demikian

28 apabila tidak dirawat dapat merusak keseluruhan gigi dan jaringan pulpa serta dapat menimbulkan infeksi pada jaringan sekitarnya.( Pickard, 2002 ) Status kesehatan gigi masyarakat dapat dilihat dari derajat keparahan penyakit karies gigi dan penyakit periodontal. Secara konseptual faktor faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan gigi masyarakat dikelompokkan atas : Anteseden (Persepsi mengenai kesehatan gigi, Sosiodemografi dan Sosioekonomi ) ; sistem yang ada ( ada tidaknya pelayanan kesehatan ) ; serta rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan mempunyai kontribusi terhadap buruknya status kesehatan gigi penduduk. Faktor sosioekonomi berpengaruh kuat terhadap status kesehatan gigi. Hal ini dapat dilihat pada pengaruhnya terhadap terjadinya penyakit karies gigi. Keluarga yang mempunyai pendidikan lebih tinggi memiliki kecendrungan untuk mengikuti instruksi kebersihan mulut, sehingga terlihat kejadian karies dan jumlah gigi yang hilang pada kelompok ini lebih rendah. (Wientraub, 1990) Persepsi masyarakat terhadap penyakit karies gigi yang dideritanya dapat berbeda-beda, dan persepsi ini akan mempengaruhi kebutuhan yang dirasakannya, yang kemudian akan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan penyakit karies gigi, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian antara lain adalah bersifat irreversible (tidak dapat kembali seperti semula) dan mempunyai prevalensi yang tinggi pada masyarakat. Dalam menggambarkan keadaan penyakit karies gigi pada penduduk, organisasi kesehatan sedunia ( WHO ) merekomendasikan klasifikasi umur dan kelompok umur yang perlu mendapat perhatian yaitu umur : 12 tahun, 15 tahun, tahun dan tahun ( World Health Organisation, 1997 ).

29 1) Umur 12 tahun. Umur 12 tahun perlu mendapat perhatian, oleh karena pada umur ini anak anak telah meninggalkan bangku sekolah dasar, dan di kebanyakan negara didunia merupakan saat terakhir dimana sampel anak dapat dengan mudah diperoleh melalui sistem pendidikan. Dengan demikian umur 12 tahun dipilih sebagai saat untuk memantau kesehatan gigi anak secara menyeluruh dan untuk melihat perbandingan keadaan kesehatan gigi anak secara internasional. 2) Umur 15 tahun. Umur 15 tahun digunakan untuk membandingkannya dengan data pada umur 12 tahun yaitu untuk melihat kenaikan prevalensi dan keparahan karies gigi setelah meninggalkan bangku sekolah dasar. 3) Umur tahun. Kelompok unur ini dianggap merupakan standar untuk memantau kondisi kesehatan orang dewasa, yaitu mengenai akibat penyakit karies gigi dan penyakit periodontal setelah mencapai kelompok umur ini, dan untuk melihat pengaruh dari pelayanan kesehatan gigi secara umum. 4) Umur tahun. Data kelompok umur ini dibutuhkan untuk perencanaan yang tepat bagi pelayanan kesehatan penduduk umur lanjut serta memantau secara keseluruhan pengaruh pelayanan kesehatan gigi pada penduduk. Indeks DMF-T yang merupakan indikator karies gigi yaitu, penjumlahan dari D yaitu decayed atau gigi karies/berlubang, M untuk missing yaitu gigi yang dicabut dan F untuk filling yaitu yang menggambarkan gigi yang ditambal.(who, 1997). Menurut WHO klasifikasi tingkat keparahan penyakit karies gigi ( DMF T ) pada kelompok usia 12 tahun adalah:

30 Sangat rendah : 0,8 1,1 Rendah : 1,2 2,6 Sedang : 2,7 4,4 Tinggi : 4,5 6,5 Sangat tinggi : > 6,6 Perilaku Menurut Notoatmodjo ( 2005 ) perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Menurut Notoatmodjo yang mengutip dari Kwick, menyatakan bahwa perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sebab sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Menurut ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.

31 Dari beberapa batasan tentang perilaku di atas dapat dinyatakan bahwa perilaku itu merupakan seluruh aktivitas manusia baik yang tampak ataupun yang tidak, sebagai reaksi dari kondisi yang dihadapi individu baik yang menyenangkan maupun hal-hal yang menghambat tujuan hidupnya. Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respons seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek tersebut. Ada dua respons yakni : 1. Perilaku tertutup yakni respons internal yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Bentuk pasif ini masih terselubung (covert behavior) 2. Perilaku terbuka yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung dan sudah nampak dalam bentuk tindakan nyata (overt behavior). ( Notoatmodjo, 2003 ). Meskipun perilaku dibagi pada perilaku terbuka dan perilaku terutup seperti yang telah diuraikan sebelumnya, tetapi sebenarnya perilaku merupakan totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan kata lain bahwa perilaku merupakan keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan faktor eksternal. Demikian pula halnya dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi, pada tahap sebelum mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi merupakan perilaku tertutup, namun pada tahap memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi sudah pada perilaku terbuka.

32 Perilaku Sakit dan Pencarian Pengobatan Foster yang mengutip dari Mechanic, menyatakan bahwa perilaku sakit adalah salah satu jenis respons pada individu dan respons ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan mengetahui perilaku sakit dapat diketahui bagaimana individu memonitor keadaan tubuhnya, menginterpretasi gejala gejala karies gigi dan membuat keputusan akan menggunakan pelayanan kesehatan gigi atau tidak. Jadi perilaku pencarian pengobatan merupakan bagian dari perilaku sakit. (Foster, 2005). Dalam menganalisa perilaku sakit, Muzaham yang mengutip dari Suchman, mengemukakan lima tahap sakit yaitu : (1) Tahap di mana pasien merasakan adanya gejala sakit, dan dapat menimbulkan respons emosional berupa rasa takut ; (2) Tahap di mana seseorang dinyatakan sakit dan memerlukan perawatan, dan orang sakit berusaha mengatasi gejala gejala sakit, atau mencari nasehat dari keluarga atau teman. (lay referral) ; (3) Tahap di mana pasien perlu mendapat perawatan medis yang professional. Pada masyarakat Barat keputusan diambil setelah berkonsultasi dengan dokter dan keluarga, sedangkan pada non Barat terutama di pedesaan keputusan lebih lambat karena melibatkan banyak orang ; (4) Tahap di mana individu berperan sebagai orang sakit, dan pada penderita penyakit penyakit menahun yang mengetahui penyakitnya sulit sembuh secara total maka ia menerima ketergantungannya kepada dokter, sedangkan pada penderita yang penyakitnya diharapkan sembuh secara total ia tidak terlalu tergantung kepada dokter ; (5) Tahap penyembuhan atau rehabilitasi. Teori Suchman mengenai perilaku sakit memberikan sumbangan yang besar dalam menjelaskan prilaku kesehatan dari aspek sosial

33 kesehatan, namun kelemahan dari teori ini adalah bahwa studi dilakukan hanya pada penderita penderita yang menerima pengobatan yang penyakitnya berat, sehingga pada penderita yang tidak mencari pengobatan, dan yang penyakitnya ringan kemungkinan teori ini tidak dapat digunakan (Muzaham, 1995). Menurut Foster yang mengutip dari Mechanic dan Volkart, dalam mempelajari perilaku sakit, menemukan bahwa reaksi seseorang terhadap karies gigi dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain : Adanya tanda tanda dan gejala gejala yang menyimpang ; banyaknya gejala gejala yang dianggap serius yang menyebabkan putusnya hubungan dengan keluarga, produktifitas menurun dan aktifitas sosial terganggu ; dan tersedianya biaya. (Foster, 2005). Sejalan dengan pengertian perilaku sakit di atas Notoatmodjo yang mengutip dari Becker, mendefenisikan perilaku sakit merupakan respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pencarian pengobatan dimulai dari : a) Didiamkan saja (no action), artinya rasa sakit tersebut diabaikan, dan tetap menjalankan aktifitas sehari-hari. Mungkin mereka beranggapan tanpa bertindak apapun symptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya, alasan lain yang sering kita dengar adalah fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya, para petugas kesehatan kurang simpatik, tidak responsif, takut melakukan perawatan, takut ke rumah sakit dan sebagainya. b) Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau self medication). Alasan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat

34 tersebut sudah percaya kepada diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasar pengalaman-pengalaman yang lalu usaha-usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Pengobatan ini terbagi dua cara yaitu : cara tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok) dan cara modern, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko obat atau apotek. c) Mencari penyembuhan atau pengobatan ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi dua yaitu : Fasilitas pelayanan tradisional (dukun, shinshe, dan paranormal), dan pelayanan kesehatan modern atau profesional (Puskesmas, Rumah Sakit, Praktek Dokter). Pengertian Sehat dan Sakit Pengertian sehat dan sakit juga dapat dijelaskan dengan konsep bahwa tidak ada individu yang sempurna kesehatannya dan tidak setiap orang menderita sakit. Notoatmodjo yang mengutip dari Twaddle dan Kassler, mengatakan sehat dan sakit berada pada keadaan antara kesehatan yang sempurna dan keadaan mati. Apa yang sehat bagi seseorang mungkin bagi individu lainnya tidak. Twaddle mengembangkan suatu hubungan antara status kesehatan dilihat dari segi individu dan status kesehatan dilihat dari segi penilai. Pada kenyataannya penilaian masyarakat mengenai status kesehatannya sering berbeda dengan petugas kesehatan. (Muzaham, 1996; Notoatmodjo, 2003). Twaddle membedakan tiga macam konsep yaitu Disease, Illness dan Sickness. Disease adalah konsep yang menunjukkan dimensi biologis dari perasaan yang tidak

35 sehat dan merupakan fenomena objektif, yang dapat diukur melalui pengamatan langsung, atau tes laboratorium, dan terutama menjadi titik perhatian para dokter sejak dua abad lalu. Illness adalah konsep yang mempunyai dimensi fisiologis bersifat subjektif. Merupakan perasaan tidak sehat menurut orang yang merasakannya. Sickness adalah konsep yang mempunyai dimensi sosial yakni kemampuan untuk menunaikan kewajiban terhadap kehidupan sosialnya. Selama individu masih bisa melakukan kewajiban kewajiban sosialnya, bekerja sebagaimana biasa, masyarakat tidak menganggapnya sakit. (Notoatmodjo, 2003) Dari Sudut Penilai Dari Sudut Individu Sehat (Well) Sakit (ill) Sumber : Wolinsky Sehat (Well) Kesehatan Normal (Normal Health) (1) Pura-pura sakit (Hypocondriac) (Normal Health) (3) Sakit (ill) Mengingkari Sakit (Deny of illness) (2) Kesehatan Buruk (Ill Health) (4) Gambar 1. Hubungan antara Status Kesehatan dari Segi Individu dengan Status Kesehatan dari Sudut Penilai Area 1 (satu) menggambarkan bahwa seseorang tidak menderita sakit dan tidak merasa sakit (sehat menurut petugas kesehatan). Area 2 (dua) menggambarkan seseorang menderita karies gigi tetapi orang itu sendiri tidak merasa sakit atau tidak dirasakan sebagai sakit. Area 3 (tiga) menggambarkan seseorang yang merasa dirinya

36 sakit gigi (pura-pura sakit) namun dari hasil pemeriksaan klinis tidak ditemukan adanya penyakit karies gigi, kondisi ini hanya sedikit saja pada masyarakat dan hal ini mungkin karena gangguan psikis saja. Area 4 (empat) menggambarkan orang tersebut benar-benar menderita penyakit karies gigi baik dari individu maupun dari hasil pemeriksaan dokter gigi. (Wolinsky, 1980). Landasan Teori PRECEDE ( Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluated ) dari Green Green (1980) mengemukakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku kesehatan baik individu maupun masyarakat yakni : predisposing, enabling dan reinforcing. 1) Predisposing adalah faktor yang mendahului perilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berperilaku, yang termasuk didalamnya adalah : pengetahuan, sikap, kepercayaan dan nilai. 2) Enabling adalah faktor pendukung yang memungkinkan keinginan untuk melaksanakan. Hal-hal yang termasuk dalam enabling antara lain adalah keterampilan perorangan, fasilitas atau sarana kesehatan. 3) Reinforcing adalah faktor penguat yang mendorong atau memperkuat terjadinya perubahan perilaku seseorang di bidang kesehatan. Beberapa faktor penguat ini antara lain menyangkut sikap petugas, tokoh masyarakat, teman sebaya dan lain-lain.

37 Predisposing Factors: Knowledge Attitudes Values perceptions Nonhealth factors Health Education Components Of Health program Enabling Factors: Availability of resources Accessibility Referrals Skills Non behavioral Causes Behavioral Causes Health Problem Quality of life Reinforcing Factors: Attitudes and behavior of health and other personnel, peers, parents, employers, etc Sumber : Lawrence W. Green. Gambar 2. PRECEDE Framework dari Green Pada teori yang dikemukakan Green, faktor penguat (Reinforcing) perilaku kesehatan memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat, faktor pemungkin/memudahkan (Enabling) disini adalah menyangkut sarana kesehatan gigi namun pada penelitian ini tidak hanya pemanfaatan sarana kesehatan saja tetapi juga melihat kemana saja masyarakat mencari pengobatan bila mengalami sakit gigi. Untuk teori pemanfaatan pelayanan kesehatan dari Green yang dipergunakan dalam

38 penelitian ini adalah faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan sikap sebagai faktor predisposisi perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi. Health Belief Model dari Kirscht Selain teori Green dikenal juga model kepercayaan kesehatan (The Health Belief Models). Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problemproblem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider. Apabila individu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada empat variabel kunci yang terlibat di dalam tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakannya melawan penyakitnya, dan hal-hal yang memotivasi tindakan tersebut.

39 Symptoms Personal Characteristic : Age, sex, socio-economic status, general coping, ability, alienation, etc Cues to courses of action Health Motivation Threat Negatively valued outcomes Expectancy of occurrence Benefits of action Value of threat reduction expectancy for success Barriers Costs of acting Decisions to Acts Gambar 3. The Health Belief Model and Illness Behavior dari Kirscht, J. P Ada empat elemen yang mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan mencari pengobatan yaitu : (1) Health Motivation Motivasi kesehatan yang timbul oleh adanya gejala- gejala penyakit, dan motivasi ini bervariasi pada masing-masing individu, yang dipengaruhi oleh derajat kepeduliannya terhadap masalah kesehatan gigi. (2) Threath Ancaman yang dilihat seseorang yang didasarkan pada penilaian terhadap kemungkinan yang ditimbulkan penyakit misalnya anggapan bahwa penyakit karies gigi dapat berakibat parah. Kehilangan gigi terutama gigi depan dapat mengganggu

40 estetis sehingga berpengaruh pada aktivitas sosial, dapat mengganggu fungsi penguyahan, atau penyakit karies gigi tidak dapat sembuh tanpa diobati. (3) Perceived Benefits Persepsi mengenai manfaat yang dirasakan apabila mengambil tindakan terhadap gejala yang dirasakan untuk mengurangi ancaman. (4) Perceived Barriers Hambatan untuk bertindak dapat berupa keadaan yang tidak menyenangkan atau rasa sakit yang ditimbulkan pada perawatan gigi. Disamping itu hambatan dapat berupa biaya baik bersifat monetary cost yaitu biaya pengobatan ataupun time cost ( waktu menunggu diruang tunggu, atau waktu yang digunakan selama perawatan, dan waktu yang digunakan ke tempat pelayanan kesehatan ). (Kirscht, 1971) Keempat elemen diatas dipengaruhi oleh karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin dan status social ekonomi. Pada konsep Health Belief Model ini pada prakteknya belum dapat dijadikan faktor yang mendorong untuk berperilaku dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi namun, pada penelitian ini yang dipergunakan dari konsep Health Belief Model adalah persepsi mengenai ancaman, hambatan dalam penanggulangan penyakit karies gigi. The Behavior Model of Health Service Use dari Ronald Andersen Sedangkan Andersen ( 1975) mengemukakan suatu model perilaku seseorang terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagai berikut :

41 Presdiposing Enabling Need Health Service Demographic (Age, Sex) Social Structure (Ethnicity, education, occupation of head family) Family Recources (Income, Health insurance) Community Recources (Health facility and personal) Perceived (Symptoms, Diagnose) Evaluated (Symptons, Diagnose) Health Belief Sumber : Ronald Andersen, Joanna Kravits, Odin W. Anderson. Gambar 4. Model Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan dari Andersen. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga hal yakni : 1. Predisposisi individu (predisposing factor) Masing-masing individu memiliki kecenderungan yang berbeda dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diramalkan dengan karakteristik pasien yang telah ada sebelum timbulnya episode sakit. Karakteristik ini meliputi : ciri demografi, struktur sosial dan kepercayaan tentang kesehatan. 2. Enabling factor Faktor predisposisi harus didukung pula oleh hal-hal lain agar individu memanfaatkan pelayanan kesehatan. Faktor pendukung ini antara lain, pendapatan, asuransi kesehatan dan ketercapaian sumber pelayanan kesehatan yang ada. Bila faktor ini terpenuhi maka individu cenderung menggunakan

42 fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada saat sakit. Untuk penyakit yang tergolong berat (misalnya harus operasi atau rawat inap di rumah sakit), maka kondisi ekonomi merupakan penentu akhir bagi individu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. 3. Karakteristik kebutuhan (need factor) Faktor ini lebih menitik beratkan pada masalah apakah individu beserta keluarganya merasakan adanya penyakit, atau kemungkinan untuk terjadinya sakit. Kebutuhan diukur dengan Perceived need dan Evaluated need melalui : 1. Jumlah hari individu tidak bisa bekerja 2. Gejala yang dialaminya 3. Penilaian individu tentang status kesehatannya. Bila faktor predisposisi dan enabling sudah mendukung, maka variasi persepsi terhadap penyakit karies gigi dan cara seseorang menanggapi penyakit akan menentukan apakah memanfaatan pelayanan kesehatan gigi atau tidak, sub komponennya yaitu kebutuhan yang dirasakan (perceived need), di ukur dengan perasaan subjektif individu terhadap penyakit karies gigi dan Evaluated Need yaitu evaluasi klinis terhadap penyakit karies gigi oleh dokter gigi. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa faktor kebutuhan (need) merupakan penentu akhir bagi individu dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi. ( Andersen, 1975 ). Pada teori pemanfaatan pelayanan kesehatan dari Andersen dipergunakan pada penelitian ini yaitu faktor Need dan Enabling, Enabling factor yaitu kepemilikan asuransi dan pendapatan per bulan, dimana faktor tersebut untuk

43 melihat sejauhmana kemauan dan kemampuan responden dalam mempergunakan pendapatannya untuk pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar. Faktor Need yaitu kebutuhan yang dirasakan individu dan kebutuhan yang ditentukan oleh pemeriksaan dokter gigi. Kerangka konsep Penelitian Pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi di Kota Pematang Siantar sebagai variabel yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan (Need) masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi yaitu kebutuhan yang dirasakan individu untuk perawatan gigi dan kebutuhan yang ditentukan dari hasil pemeriksaan dokter gigi. Pengetahuan, persepsi, sikap, kepemilikan asuransi dan pendapatan per bulan sebagai variabel yang mempengaruhi variabel utama. Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori diatas maka dibuat kerangka konsep penelitian ini yang merupakan modifikasi antara teori dari Andersen, Lawrence Green dan Model Kepercayaan Kesehatan dari Kirscht yaitu sebagai berikut: Need 1.Perceived need 2.Evaluated need (DMF-T) Faktor Predisposisi 1.Pengetahuan 2.Persepsi 3.Sikap Faktor Enabling 1. Asuransi 2. Pendapatan per bulan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi di Kota Pematang Siantar Gambar 5. Kerangka konsep Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat sering tidak menyadari bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit, barulah orang

Lebih terperinci

CUT ZULIATI MULI /IKM

CUT ZULIATI MULI /IKM PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TESIS OLEH CUT ZULIATI MULI 077013005/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S. PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S Oleh TRISNA HARYANTI 097032043/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

KARMILA /IKM

KARMILA /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014 TESIS Oleh KARMILA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS Oleh SYARIFAH RINA 127032016/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh RAJAIPAN O. SINURAT /IKM

T E S I S. Oleh RAJAIPAN O. SINURAT /IKM PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEBUTUHAN ASURANSI, PELAYANAN BADAN PENYELENGGARA DAN MUTU PELAYANAN OLEH PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PERPANJANGAN KEPESERTAAN ASKES HUSADA PARIPURNA TOBAMAS DI KABUPATEN

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM PENGARUH PERAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KESIAPAN WANITA MENOPAUSE DALAM MENGHADAPI KELUHAN MENOPAUSE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH PROVINSI ACEH TESIS Oleh : CUT YUNIWATI 097032146/IKM

Lebih terperinci

Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003):

Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003): 2.3 macam-macam perilaku kesehatan Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK DOKTER TERHADAP KINERJA DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IDI KABUPATEN ACEH TIMUR T E S I S

PENGARUH KARAKTERISTIK DOKTER TERHADAP KINERJA DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IDI KABUPATEN ACEH TIMUR T E S I S PENGARUH KARAKTERISTIK DOKTER TERHADAP KINERJA DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IDI KABUPATEN ACEH TIMUR T E S I S Oleh SAHMINAN 067013034/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS.

PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS. PENGARUH MUTU PELAYANAN KIA TERHADAP KEPUASAN IBU BERSALIN SECARA NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2016 TESIS Oleh NOVI AKLIMA 147032143/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

TESIS. Oleh NORMA KARO-KARO /IKM

TESIS. Oleh NORMA KARO-KARO /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN PENYULUH TERHADAP KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TESIS Oleh NORMA KARO-KARO 127032129/IKM

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh EVA ROTUA SIMANJUNTAK /IKM

T E S I S. Oleh EVA ROTUA SIMANJUNTAK /IKM PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN PEMBERI PELAYANAN TERHADAP PEMANFAATAN KEMBALI PUSKESMAS BANDAR HULUAN KECAMATAN BANDAR HULUAN KABUPATEN SIMALUNGUN OLEH PASIEN UMUM T E S I S Oleh EVA ROTUA SIMANJUNTAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat

Lebih terperinci

TESIS. Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING /IKM

TESIS. Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING /IKM PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANJUT USIA ( LANSIA) TERHADAP PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TESIS Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING 107032197/IKM

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN NEEDS TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN UNTUK PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI (PAPS) DI RSUD. DR. H.YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI OLEH RISFINA YARSIH NIM. 091000255 FAKULTAS

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL PETUGAS PKMRS TERHADAP KEPUASAN KELUARGA PASIEN RAWAT INAP DI BADAN PELAYANAN UMUM RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TESIS Oleh ROSSI 107032140/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh INDRA FAISAL / IKM

T E S I S. Oleh INDRA FAISAL / IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SARANA KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA SANITARIAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN HYGIENE SANITASI DI KABUPATEN ACEH BESAR PROVINSI ACEH T E S I S Oleh INDRA FAISAL

Lebih terperinci

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SERTA KONTAK PERSONAL TERHADAP KEPERCAYAAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN T E S I S

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SERTA KONTAK PERSONAL TERHADAP KEPERCAYAAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN T E S I S PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SERTA KONTAK PERSONAL TERHADAP KEPERCAYAAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN T E S I S Oleh MAYASARI RAHMADHANI 107032058 / IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal meliputi kesehatan

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA /IKM

T E S I S. Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN DAN ADAT ISTIADAT TERHADAP PARTISIPASI SUAMI DALAM PERAWATAN KEHAMILAN ISTRI DI KELURAHAN PINTU SONA KABUPATEN SAMOSIR T E S I S Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA 097032133/IKM

Lebih terperinci

: KAMALIAH /IKM

: KAMALIAH /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, KEPERCAYAAN DAN TRADISI WANITA USIA SUBUR (WUS) TERHADAP PEMERIKSAAN PAP SMEAR DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2011 TESIS Oleh : KAMALIAH

Lebih terperinci

PENGARUH POLA HIDUP TERHADAP PENYAKIT STROKE PADA PASIEN YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2009

PENGARUH POLA HIDUP TERHADAP PENYAKIT STROKE PADA PASIEN YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2009 PENGARUH POLA HIDUP TERHADAP PENYAKIT STROKE PADA PASIEN YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR.ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2009 T E S I S Oleh ADE FIRZA SURYATI 077013001/IKM ROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEINGINAN PASIEN JAMKESMAS UNTUK DIRAWAT INAP KEMBALI DI RUMAH SAKIT SEMBIRING DELI SERDANG TAHUN 2010 TESIS.

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEINGINAN PASIEN JAMKESMAS UNTUK DIRAWAT INAP KEMBALI DI RUMAH SAKIT SEMBIRING DELI SERDANG TAHUN 2010 TESIS. PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEINGINAN PASIEN JAMKESMAS UNTUK DIRAWAT INAP KEMBALI DI RUMAH SAKIT SEMBIRING DELI SERDANG TAHUN 2010 TESIS Oleh SELAMAT GINTING 067012022 / IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015 PANDE PUTU PURWANINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan

Lebih terperinci

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

IQBAL OCTARI PURBA /IKM PENGARUH KEBERADAAN JENTIK, PENGETAHUAN DAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN 2014 TESIS OLEH IQBAL OCTARI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH : SERI ASTUTI HASIBUAN NIM. 101000322

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA KABUPATEN ASAHAN TAHUN Oleh :

PERSEPSI TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA KABUPATEN ASAHAN TAHUN Oleh : PERSEPSI TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2011 Oleh : MAWADDAH SARI NASUTION NIM : 071000193 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN, DAN MINAT TERHADAP PERSEPSI PENDERITA TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN, DAN MINAT TERHADAP PERSEPSI PENDERITA TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG PENGARUH PENGETAHUAN, PENGALAMAN, DAN MINAT TERHADAP PERSEPSI PENDERITA TENTANG PENYAKIT MALARIA DI KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG T E S I S Oleh EMMY KHAIRATI LUBIS 087012007/IKM PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR DAN REINFORCING FACTOR TERHADAP PENGGUNAAN JAMBAN DI DESA GUNUNGTUA KECAMATAN PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2014 Oleh : HURUL AIN NIM. 091000036

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PEMBAGIAN JASA MEDIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN TESIS. Oleh

PENGARUH SISTEM PEMBAGIAN JASA MEDIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN TESIS. Oleh PENGARUH SISTEM PEMBAGIAN JASA MEDIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN TESIS Oleh NOVI ROSMITA 107032056 / IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan ISH (International Society

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari enamel terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

TESIS. Oleh NONI NUR ISLAMIE /IKM

TESIS. Oleh NONI NUR ISLAMIE /IKM PENGARUH PENGETAHUAN DAN MEKANISME KOPING TERHADAP SIKAP KELUARGA UNTUK MENERIMA PASIEN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) YANG TELAH TENANG DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE KABUPATEN KARO T E S I S

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE KABUPATEN KARO T E S I S PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA DOKTER DALAM PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE KABUPATEN KARO T E S I S Oleh ENI SURIATI GINTING 097032028/IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH PRAKTIK HIDUP BERSIH DAN SEHAT TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PENGARUH PRAKTIK HIDUP BERSIH DAN SEHAT TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PENGARUH PRAKTIK HIDUP BERSIH DAN SEHAT TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM T E S I S Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN IBU HAMIL MEMILIH PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS.

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS. PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN PEER GROUP TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMA NEGERI 2 DAN MAN 2 MEDAN TAHUN 2012 TESIS Oleh WILDAN 107032185/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR Factors Associated With The Utilization of Health Services in The Health Tamalanrea Makassar City St.Rachmawati,

Lebih terperinci

TESIS OLEH NURHAYATI KAMAL /IKM

TESIS OLEH NURHAYATI KAMAL /IKM HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TES HIV (HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016 TESIS OLEH NURHAYATI KAMAL 147032067/IKM PROGRAM

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh HERITA AMALIA SARI ASIH NIM /IKM

T E S I S. Oleh HERITA AMALIA SARI ASIH NIM /IKM PENGARUH KOMUNIKASI PETUGAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD. dr. H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI T E S I S Oleh HERITA AMALIA SARI

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP PASIEN HIV/AIDS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN T E S I S

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP PASIEN HIV/AIDS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN T E S I S PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP PASIEN HIV/AIDS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN T E S I S Oleh MERLIN SIKUMBANG 097032077/IKM PROGRAM STUDI S2

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANGMATINGGI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN SELATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 TESIS Oleh MUTIARA MANURUNG 137032142/

Lebih terperinci

TESIS. Oleh SERLY MONIKA BR SEMBIRING /IKM

TESIS. Oleh SERLY MONIKA BR SEMBIRING /IKM HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH BINJAI MEDAN TAHUN 2013 TESIS Oleh SERLY MONIKA BR SEMBIRING 117032237/IKM

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI. FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : DONI PRANCISKUS SINAGA NIM. 041000319 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh LINDAWATI SIMORANGKIR /IKM

T E S I S. Oleh LINDAWATI SIMORANGKIR /IKM HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA PRIA USIA 25-45 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKAM PEKAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011 T E S I S Oleh LINDAWATI SIMORANGKIR 097032176/IKM

Lebih terperinci

: INDAH DOANITA HASIBUAN NIM.

: INDAH DOANITA HASIBUAN NIM. SKRIPSI PENGARUH KEPATUHAN DAN MOTIVASI PENDERITA TB PARU TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN DALAM PENGOBATAN DI PUSKESMAS SADABUAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2011 Oleh : INDAH DOANITA HASIBUAN NIM. 091000195

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan

Lebih terperinci

D I A N A FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

D I A N A FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGANYA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RSJD PROPINSI SUMUT MEDAN TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : D I A N A 101101001 FAKULTAS

Lebih terperinci

ELITA FARIDA SITOMPUL NIM.

ELITA FARIDA SITOMPUL NIM. SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ONAN HASANG KECAMATAN PAHAE JULU TAPANULI UTARA TAHUN 2013 Oleh : ELITA FARIDA SITOMPUL NIM.

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh : YETTI LUSIANI /IKM

T E S I S. Oleh : YETTI LUSIANI /IKM EFEKTIVITAS PENYULUHAN YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT GIGI DAN GURU ORKES DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MURID SD NEGERI 060973 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG T E S I

Lebih terperinci

SISKA DEVI BANGUN NIM.

SISKA DEVI BANGUN NIM. PENGARUH FAKTOR PENGETAHUAN IBU DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINDAKAN IBU DALAM PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPLAS KOTA MEDAN TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : SISKA DEVI

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh JENNY SEMBIRING MELIALA /IKM

T E S I S. Oleh JENNY SEMBIRING MELIALA /IKM PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN FAKTOR SITUASIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DOKTER DENGAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN T E S I S Oleh JENNY SEMBIRING MELIALA 077013013/IKM

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK MASYARAKAT TERHADAP PENERAPAN RUMAH SEHAT PADA WILAYAH PESISIR DI DESA PUSONG LAMA KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 T E S I S.

PENGARUH KARAKTERISTIK MASYARAKAT TERHADAP PENERAPAN RUMAH SEHAT PADA WILAYAH PESISIR DI DESA PUSONG LAMA KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 T E S I S. PENGARUH KARAKTERISTIK MASYARAKAT TERHADAP PENERAPAN RUMAH SEHAT PADA WILAYAH PESISIR DI DESA PUSONG LAMA KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2010 T E S I S Oleh FAISAL 087031005/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU SERTA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN PADA BALITA DI PUSKESMAS BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh MARIA POSMA HAYATI 097032136/IKM

Lebih terperinci

PENGARUH DESAIN RUANG ICU DAN PERALATAN ICU TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010 TESIS.

PENGARUH DESAIN RUANG ICU DAN PERALATAN ICU TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010 TESIS. PENGARUH DESAIN RUANG ICU DAN PERALATAN ICU TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010 TESIS Oleh ANGELINE LASMAIDA SIBARANI 087013001/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : IMELDA MARINI GULTOM /IKM

TESIS. Oleh : IMELDA MARINI GULTOM /IKM PENGARUH SOSIODEMOGRAFI, SOSIOPSIKOLOGI DAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN PUSKESMAS OLEH MASYARAKAT RAJA MALIGAS KEC. HUTABAYU RAJA KABUPATEN SIMALUNGUN TESIS Oleh : IMELDA MARINI GULTOM 107032011/IKM

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PETUGAS PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009 TESIS

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PETUGAS PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009 TESIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PETUGAS PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2009 TESIS Oleh HENDRI PARLUHUTAN L.TOBING 077033012/IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN 1 Anie Kristiani 1 Dosen Poltekkes Kemnekes Tasikmalaya Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PASIEN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KLINIK IMS DI PUSKESMAS KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2009 T E S I S.

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PASIEN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KLINIK IMS DI PUSKESMAS KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2009 T E S I S. PENGARUH KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI PASIEN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KLINIK IMS DI PUSKESMAS KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2009 T E S I S Oleh MARDIN PURBA 057012019/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PADA PUSKESMAS SUSOH DAN PUSKESMAS BLANGPIDIE DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TESIS

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PADA PUSKESMAS SUSOH DAN PUSKESMAS BLANGPIDIE DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TESIS 1 ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PADA PUSKESMAS SUSOH DAN PUSKESMAS BLANGPIDIE DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA TESIS Oleh DESRI MUTIA 137032146/IKM PROGRAM STUDI S2

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI SD KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI SD KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN TINDAKAN IBU DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI SD KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN T E S I S Oleh INTAN ARITONANG 097032134/IKM PROGRAM

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013 i KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013 Oleh : YAATHAVI A/P PANDIARAJ 100100394 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011 Oleh : VISHALINI SREETHARAN 080100435 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh IRWANDASYAH PUTRA /IKM

T E S I S. Oleh IRWANDASYAH PUTRA /IKM PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI DAN PENDUKUNG TERHADAP PARTISIPASI TOKOH MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RISIKO BENCANA ALAM GEMPA BUMI DI DESA LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR T E S I S Oleh IRWANDASYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di Asia Tenggara serta terdiri dari banyak pulau dan terbagi dalam 34 provinsi. Berdasarkan data sensus penduduk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA TESIS.

PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA TESIS. PENGARUH PENERAPAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD BLANGPIDIE ACEH BARAT DAYA TESIS Oleh RUSLAN 117032059/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015

PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015 PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015 TESIS Oleh OKTAFIANA MANURUNG 137032041/IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PROGRAM JAMKESMAS DI KABUPATEN LABUHANBATU SOPAR SITORUS /IKM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PROGRAM JAMKESMAS DI KABUPATEN LABUHANBATU SOPAR SITORUS /IKM ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN PROGRAM JAMKESMAS DI KABUPATEN LABUHANBATU T E S I S Oleh SOPAR SITORUS 067012024/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG AKREDITASI RUMAH SAKIT DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2014 T E S I S Oleh ARIH GINTING 127032049/IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU UNTUK MENGIMUNISASIKAN HB0 PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KUALA KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2014 TESIS Oleh ZAKIYUDDIN 127032164/IKM PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN DESAIN FISIK DENGAN KEPUASAN PENGGUNA INSTALASI GAWAT DARURAT DI BPK RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2010 TESIS. Oleh MUKHLIS /IKM

HUBUNGAN DESAIN FISIK DENGAN KEPUASAN PENGGUNA INSTALASI GAWAT DARURAT DI BPK RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2010 TESIS. Oleh MUKHLIS /IKM HUBUNGAN DESAIN FISIK DENGAN KEPUASAN PENGGUNA INSTALASI GAWAT DARURAT DI BPK RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2010 TESIS Oleh MUKHLIS 077013019/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU 1 Mariane Sembel 2 Henry Opod 3 Bernart S. P. Hutagalung 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN DALAM PEMANFAATAN PUSKESMAS MOLOMPAR OLEH MASYARAKAT DESA MOLOMPAR II KECAMATAN TOMBATU TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN KELUARGA MISKIN DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh FAUZIAH AMINI /EP

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN KELUARGA MISKIN DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh FAUZIAH AMINI /EP ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN KELUARGA MISKIN DI KOTA MEDAN TESIS Oleh FAUZIAH AMINI 087018023/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT

HUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT HUBUNGAN PERCEIVED BENEFIT DAN PERCEIVED BARRIER DENGAN STADIUM KANKER PAYUDARA BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL PADA PASIEN YANG BERKUNJUNG DI POSA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Wulan Prihantini*, Esty

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN PENDORONG TERHADAP PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUTAR KECAMATAN PAGARAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

ENDANG JUNITA SINAGA /IKM

ENDANG JUNITA SINAGA /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DUKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS SITINJO KABUPATEN DAIRI TAHUN 2015 TESIS Oleh ENDANG JUNITA

Lebih terperinci

TRI BUANA TUNGGA DEWI /IKM

TRI BUANA TUNGGA DEWI /IKM HUBUNGAN PERILAKU PEKERJA SEKS KOMERSIAL DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SIFILIS DAN HIV DI LOKALISASI PERBATASAN KECAMATAN BAGAN SINEMBAH KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2008 TESIS Oleh TRI BUANA TUNGGA DEWI 067010021/IKM

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TESIS OLEH MAGDALENA GINTING /IKM

PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TESIS OLEH MAGDALENA GINTING /IKM PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TESIS OLEH MAGDALENA GINTING 087033001/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS EKONOMI TERHADAP RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG DI APOTEK X KOTA PANGKALPINANG Aditya Yanuardi, 1210224 Pembimbing I: Cindra Paskaria,

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN POLIKLINIK DALAM PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

DAMPAK PENGEMBANGAN KOMODITI TERNAK SAPI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

DAMPAK PENGEMBANGAN KOMODITI TERNAK SAPI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG DAMPAK PENGEMBANGAN KOMODITI TERNAK SAPI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG TESIS WIRA OKRIADI LUBIS 087003039/PWD S E K O L A H

Lebih terperinci

PENGARUH MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI TERHADAP KARIES PADA ANAK SD NEGERI 15 JATI TANAH TINGGI ABSTRAK

PENGARUH MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI TERHADAP KARIES PADA ANAK SD NEGERI 15 JATI TANAH TINGGI ABSTRAK PENGARUH MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI TERHADAP KARIES PADA ANAK SD NEGERI 15 JATI TANAH TINGGI ABSTRAK Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan multifactor, dimana terjadi interaksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN MOTIVASI DARI BIDAN DENGAN KESEDIAAN MELAKUKAN TES Prevention of Mother to Child of HIV Transmission PADA IBU HAMIL ( Di

Lebih terperinci