Persepsi Masyarakat Terhadap Kepemimpinan Camat (Studi di Kecamatan Tahuna Kabupaten Sangihe)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Persepsi Masyarakat Terhadap Kepemimpinan Camat (Studi di Kecamatan Tahuna Kabupaten Sangihe)"

Transkripsi

1 Persepsi Masyarakat Terhadap Kepemimpinan Camat (Studi di Kecamatan Tahuna Kabupaten Sangihe) Oleh : Yohanes Vianney Seba Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan Camat Tahuna Kabupaten Sangihe dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif untuk memahami dan menjelaskan tentang masyarakat dan camat dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka/dokumenter. Hasil dari sebuah penelitian ini memberikan gambaran bahwa kepemimpinan camat tidak tergolong pada kepemimpinan yang abnormal melainkan kepemimpinan demokratis. Mengacu dari 8 (delapan) tipe kepemimpinan yang ada, camat Tahuna memiliki penggabungan dari beberapa tipe yang ada. Disamping tipe demokratis, tipe populistis dan tipe administratif juga dimiliki nya. Sedangkan tipe kharismatis, hanya seorang informan yang menyatakan bahwa camat Tahuna memiliki salah satu unsur yang ada pada tipe tersebut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih banyak hal-hal yang masih perlu ditunjukkan atau dilakukan oleh camat. Sikap dan perilaku yang masih dianggap perlu adalah: mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas dari semua anggota masyarakat, dengan menekankan rasa tangung jawab dan kerja sama yang baik kepada setiap anggota masyarakat. Dia tahu, bahwa organisasi atau lembaga bukanlah masalah pribadi atau individual, akan tetapi kekuatan kepemimpinannya terletak pada partisipasi aktif setiap anggota masyarakat. Dia mau mendengarkan aspirasi dan nasihat semua pihak dan mampu memanfaatkan keunggulan setiap orang seefektif mungkin pada saat-saat yang tepat. Disamping itu pula camat wajib bersikap adil terhadap semua lapisan masyarakat dalam pelayanannya, agar dia tidak saja disenangi oleh segelintir orang/masyarakat yang ada dalam wilayah pemerintahannya. Sebagai seorang pemimpin, camat selayaknya tidak henti-hentinya belajar dan terus membenahi bagaimana seharusnya bersikap dalam memimpin baik terhadap bawahannya maupun terhadap anggota masyarakat khususnya masyarakat di wilayah pemerintahannya. Bergaya blusukan yang telah menjadi tren kepemimpinan sekarang ini, hendaknya diimplementasikan camat Tahuna dalam aktivitasnya khususnya saat turun ke lapangan agar masyarakat lebih bersimpati kepadanya. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah. Dalam kenyataan suatu pembangunan dari masyarakat pedesaan masih menemui kesulitan-kesulitan antara lain oleh karena keterbatasan sumber daya manusia. Dengan kondisi yang demikian itu maka inisiatif/prakarsa pemerintah kecamatan untuk memberdayakan kemampuan masyarakat desa menjadi sangat diperlukan dalam merealisasikan pembangunan Kecamatan. 1

2 Sejak diberlakukannya Undang - Undang tentang Pemerintahan Daerah Nomor 22 Tahun 1999 dan diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 12 tahun 2008, maka pemerintahan daerah di Indonesia telah memasuki suatu era baru yang dikenal dengan era otonomi daerah. Hal ini membawa konsekuensi bahwa untuk mengoptimalkan atau mempercepat keberhasilan pembangunan di Daerah, termasuk pembangunan Desa, diperlukan dukungan atau partisipasi dari semua komponen yang ada di tingkat desa ialah aparat pemerintah desa. Jika dilihat dari tugas dan kewenangan Camat diatas, ada kaitanya dengan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat Kecamatan Tahuna, masih jauh dari apa yang diharapkan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dan dirasakan baik oleh aparat kecamatan sendiri maupun oleh masyarakat. Masalah- masalah yang muncul itu sangat terkait dengan bagaimana seorang pemimpin dalam hal ini seorang Camat berperilaku, berkoordinasi, memberikan instruksi, mengawasi, dan lain sebagainya. Kinerja aparat dibawahnya serta bagaimana hasil pelayanan terhadap masyarakat,sangat bergantung dari bagaimana kepemimpinan seorang camat. Bertolak dari permasalahan yang ada, maka Camat sebagai pemimpin pada unit organisasi dalam hal ini organisasi kecamatan kiranya memahami dan melaksanakan fungsifungsi kepemimpinan terutama tugas dan kewenangan dari camat seperti tersebut diatas guna membawa institusi yang dipimpinnya menjadi lebih baik. Pada dasarnya setiap pemimpin, apakah dia seorang pemimpin tingkat atas, menengah dan pemimpin tingkat bawah, wajib melaksanakan empat fungsi, yakni; merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengawasi. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan dari pemimpin organisasi yang bersangkutan, dengan demikian peranan pemimpin sangat penting dalam usaha mencapai suatu tujuan organisasi sehingga dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi yang dialami sebagian besar sangat ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Tinggi rendahnya motivasi kerja seorang pegawai dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya lingkungan tempat bekerja. Oleh sebab itu, seorang pemimpin dapat menciptakan suasana kerja yang Menariknya permasalahan kepemimpinan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi seorang camat guna memajukan pembangunan di berbagai bidang pada wilayah kerjanya, penulis ingin meneliti bagaimana persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan camat dalam menjalankan perannya di Kecamatan Tahuna Kabupaten Sangihe. 2

3 Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan Camat Tahuna Kabupaten Sangihe B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Persepsi Secara etimologis, persepsi berasal dari bahasa inggris "Perception" yang berarti pengamatan. Secara umum persepsi merupakan pandangan, penilaian dan tanggapan terhadap sesuatu. Persepsi masyarakat berarti pengamatan yang dilakukan oleh massyarakat. Pada hakekatnya, persepsi adalah proses koknitif oleh setiap orang didalam memahami tentang lingkungan baik lewat penglihatan pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (Thoha. M,2003 ). Ducan dalam Thoha (2003 ) bahwa persepsi itu dapat dirumuskan dengan berbagai cara, tetapi dalam ilmu perilaku khususnya ilmu psikologi diartikan perbuatan yang lebih dari sekedar mendengar melihat atau merasakan sesuatu diluar jangkauan lima indera dan merupakan suatu unsur yang penting dalam penyesesuaian perilaku manusia. Menurut badil (1982 ) persepsi merupakan pandangan, penilaian dan tanggapan terhadap sesuatu. Lebih lanjut dikatakan bahwa persepsi adalah suatu proses aktif dimana yang memegang peranan bukan hanya lingkungan atau objek, tetapi juga manusia itu sendiri terhadap objek tertentu. Alfian dalam Noehadi (1985) persepsi adalah cara pandang atau penilaian dan individu terhadap sesuatu fokus yang ada. Atau lebih jelasnya yaitu pemahaman sesuatu atau penghayatan langsung oleh seseorang pribadi atau proses yang mengahsilkan penghayatan langsung tersebut. Hal ini ditegaskan lagi oleh Rahmat (1994 ) persepsi merupakan pengalamanan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan. 2. Konsep Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin leader meniadi leadership. Kartono (2005:51), menyatakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakan orang lain melakukan 3

4 usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu. Rivai (2006:65), menyatakan kepemimpinan adalah anggota dari suatu kumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak sesuai kedudukannya. Jadi pemimpin juga seorang dalam suatu perkumpulan yang diharapkan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan kelompok. Sudriarnunawar (2006:1) pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecapakan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerja sama ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Raven dalam Wirjana (2 006:4), mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi di kelompok, mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu sesuai dengan ekspektasi peran dan posisi tersebut, dan mengkoordinasi serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta pencapaian tujuannya. Syafie (2003:1), menyatakan bahwa pemimpin adalah orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Nawawi (2004: 9), mengatakan bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin. Dalam kepemimpinan ini terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan pada pemimpin. 3. Pemerintah Kecamatan lstilah pemerintah menunjuk pada organ atau badan, yang menyelenggarakan urusan pemerintah sesuai dengan yang telah diatur dalam Undang-Undang. Menurut S. Pamudji dalam Moeharto Tjokrowinoto Q004: 22-23). Dalam Undang-Undang otonomi daerah disebutkan bahwa pemerintah daerah adalah Gubernur (ditingkat propinsi), Bupati (ditingkat Kabupaten) atau Walikota (ditingkat kota) dan Camat (ditingkat Kecamatan). Kemudian yang dimaksud dengan pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau desa dari pemerintah propinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. 4

5 C. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapangan tidak seperti desain riset pada penelitian kuantitatif yang bersifat tetap, baku dan tidak berubah-ubah. Oleh karena itu peranan peneliti sangat dominan dalam menentukan keberhasilan penelitian yang dilaksanakan. Pengumpulan data untuk kegunaan analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik : a. Wawancara. Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan-tujuan tertentu. b. Studi Kepustakaan Teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan adalah melakukan penelahan terhadap berbagai kepustakaan dan dokumen yang relevan dengan penelitian. c. 0bservasi. Teknik pengumpulan data melalui observasi yaitu dengan cara mengadakan pengamatan langsung di Kecamatan Tahuna Kabupaten Sangihe dengan instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara berupa catatan D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan camat Tahuna Kabupaten Sangihe. Tipe kepemimpinan terdiri dari beberapa tipe, yakni: 1. Tipe Karismatis 5

6 2. Tipe Paternalistis dan Maternalistis 3. Tipe Militeristis. 4. Tipe Otokratis/Otoritatif 5. Tipe Laisser faire. 6. Tipe Populistis. 7. Tipe Administratif. 8. Tipe Demokratis (Group developer). a. Tipe Karismatis Tipe pemimpin karismatis ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik dan perbawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang 1ain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab-sebabnya, mengapa seseorang itu memiliki karisma begitu besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (su pernatural power) dan kemampuankemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Mahakuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian pemimpin itu memancarkan pengaruh dan daya-tarik yang teramat besar. Tokoh-tokoh besar semacam ini, antara lain ialah: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John E Kennedy, Soekarno, Margarete Tatcher, Gandhi, Gorbachev, dan lain-lain. Pada penelitian ini penulis/peneliti ingin lebih jauh mendapatkan jawaban bagaimana persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan camat Tahuna secara komprehensif dari aspek tipe-tipe kepemimpinan yang seperti dikemukakan di atas. Ketika penulis bertanya kepada CK salah satu tokoh agama yang ada di kecamatan Tahuna tentang sifat dan ciri-ciri karismatis yang ada pada diri camat, ia mengemukakan bahwa: Walaupun tidak sepenuhnya, camat Tahuna memiliki unsur yang menggambarkan tipe atau ciri-ciri sebagai seorang yang bertipe karismatis, yakni berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Hal ini dapat terlihat dari beberapa pernyataannya dan penampilannya sehari-hari baik pada saat suasana yang formal maupun yang bersifat informal. Lain halnya dengan TS, seorang politisi ketika ditanya, berpendapat bahwa: Dilihat dari penampilan dan sepak-terjangnya, camat Tahuna tidak memberikan gambaran sebagai seorang yang mempunyai ciri-ciri kharismatis, namun demikian menurut saya beliau cukup memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin. 6

7 Sedangkan para informan lainnya memberikan pendapatnya yang kurang lebih sama dengan yang telah dikemukakan di atas. 2.Tipe Paternalistis Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat-sifat antara lain sebagai berikut: 1) Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan. 2) Dia bersikap terialu melindungi (overly protective). 3) Jarang dia membenkan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri' 4) Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif' 5) Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri. 6) Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. Selanjutnya tipe kepemimpinan yang maternalistis juga mirip dengan tipe yang paternalistis, hanya dengan perbedaan adanya slkap over-protective atau terlalu melindungi yang lebih menonjol, disertai kasih-sayang yang berlebih-lebihan. Mengenai tipe paternalistik ini, dari semua informan yang ditanyakan, hanya seorang informan yang menyatakan kepemimpinan camat Tahuna sekarang ini mengandung sifat paternalistik. RA, seorang warga masyarakat Tahuna mengemukakan: Camat Tahuna kita sekarang ini sekalipun tidak seutuhnya tapi ada kecenderungan menunjukkan beberapa sikap yang ada pada tipe paternalistik. Dalam berbagai kesempatan yang saya ketahui, saya menilai dari kata-kata atau kalimatnya memberikan gambaran bahwa dia (camat) menganggap masyarakat atau bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang masih perlu dikembangkan. 3. Tipe Militeristis Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hendaknya dipahami, bahwa tipe kepemimpinan militeristis itu berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer (seorang tokoh militer) Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah: 7

8 1) Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya keras sangat otoriter kaku dan seringkali kurang bijaksana. 2) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. 3) Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebih-lebihan. 4) Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin cadaver / mayat). 5) Tidak menghendaki saran, usu1, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya. 6) Komunikasi hanya berlangsung searah saja. Terkait dengan tipe militeristis ini, tidak seorang informan yang menyatakan bahwa camat Tahuna memiliki tipe seperti ini. Namun ada pendapat yang menarik dari informan AM, seorang mahasiswa yang mengatakan: Diantara beberapa ciri yang ada dalam tipe militeristis ini, ada satu poin atau sifat/sikap yang menurut saya perlu untuk dilakukan oleh seorang pemimpin atau camat yakni: Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. Sikap ini dianggap penting karena jika tanpa kepatuhan dari bawahan, maka semua kebijakan atau instruksi yang diambil oleh seorang camat terasa sangat sulit untuk diwujudkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ada sejumlah pekerjaan yang tidak terealisasi atau tertunda pelaksanaannya akibat kurangnya kepatuhan bawahan terhadap apa yang diinstruksikan oleh pemimpin/camat. Oleh karena itu saya berpendapat bahwa khusus sikap ini harus ada pada seorang camat. Yang nampaknya belum sepenuhnya ada pada diri camat. 4. Tipe Otokratis Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan, kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasa absolut. Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one-man show. Dia berambisi sekali untuk merajai situasi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Anak buah tidak pernah diberi informasi mendetail mengenai rencana dan tindakan yang harus dilakukan'. Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi pemimpin sendiri. Selanjutnya, pemimpin selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya, jadi ada sikap menyisihkan diri dan eksklusivisme. Pemimpin otokratis itu senantiasa ingin berkuasa 8

9 absolute, tunggal, dan merajai keadaan. Dia itu semisal sebuah system pemanas kuno, yang memberikan panasnya tanpa melihat dan mempertimbangkan iklim emosional anak buah dan lingkungannya. Sikap dan prinsip-prinsipnya sangat konservatif/kuno ;ketat-kaku. Dengan keras dia mempertahankan prinsip-prinsip business, efektivitas, efisiensi, dan hal-hal yang zakelijk. Maka authoritatif itu disebut sebagai ketat-kaku berorientasi pada struktur dan tugas-tugas. Pemimpin mau bersikap "baik" terhadap bawahan, asal bawahan tadi bersedia patuh secara mutlak dan menyadari tempatnya sendiri-sendiri. Yang paling disukai ialah tipe pegawai dan buruh "hamba nan setia Seluruh informan memberikan tanggapan yang sama bahwa tipe otokratis ini tidak dimiliki oleh camat yang ada di Tahuna. 5. Tipe Laissez Faire Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap p orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemlmpin simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin-ketua dewan, komandan, kepala- biasanya diperolehnya melalui penyogokan, suapan atau berkat system nepotisme. Dia tidak mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol anak buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama sekali menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya" menjadi kacaubalau, morat-marit, dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala. Ringkasnya, pemimpin laissez faire itu pada hakikatnya bukanlah seorang pemimpln dalam pengertian sebenarnya. Sebab bawahan dalam situasi kerja sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak terkonrrol, tanpa disiplin, masing-masing orang bekerja semau sendiri dengan irama dan tempo "semau gue,,. Seperti halnya dengan tipe otokratis, jawaban/pernyataan semua informan yang berkaitan dengan tipe laissez faire ini juga tak nampak dalam gaya kepemimpinan camat Tahuna. 6. Tipe Populistis Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third Worsley mendefinisikan kepemimpinan populistis sebagai kepemimpinan yang dapat membangunkan solidaritas 9

10 rakyat misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenismenya-, yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan, penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing (luar negeri). Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme. Dan oleh Profesor S.N Eisenstadt: populisme erat dikaitkan dengan modernitas tradisional. Ketika diwawancarai mengenai tipe populis ini, JK seorang tokoh pemuda mengatakan: Jika menggunakan pendekatan nilai-nilai tradisional yang ada dalam masyarakat Tahuna yang didominasi oleh penduduk asli setempat (Sangihe) maka hal ini masih terasa kental dengan perilaku dan pendekatan yang digunakan camat selama kepemimpinannya. Camat masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional, misalnya dalam kegiatan-kegiatan atau lomba seni budaya yang melibatkan seluruh warga masyarakat di tingkat kecamatan. Sedangkan informan lainnya memberikan jawaban yang identik dengan JK. Tapi ada juga informan yang memberikan jawaban tidak tahu dan tidak mengerti. 7. Tipe Administratif atau Eksekutif Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk memantapkan integritas bangsa pada khususnya, dan usaha pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya perkembangan teknis-yaitu teknologi, industri, manajemen modern dan perkembangan sosial di tengah masyarakat. Sebagian besar informan yang ditanyakan mengenai tipe adminstratif atau eksekutif ini memberikan jawaban yang mirip. Diantaranya DS, seorang tokoh masayarakat yang mengatakan: Camat Tahuna sekarang ini adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan tinggi sebagai seorang sarjana. Tentu saja beliau cukup tahu tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin dalam suatu institusi pemerintahan menjalankan tugas-tugasnya khususnya yang berkenaan dengan administrasi dan manajemen. Dan hal tersebut dapat terlihat dalam perannya sebagai seorang pemimpin. 10

11 8. Tipe Demokratis Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia, dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini bukan terletak pada person atau individu pemimpin akan tetapi kekuatan justru terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis juga sering disebut sebagai kepemimpinan group developer. Secara ringkas dapat dinyatakan, kepemimpinan demokratis menitik beratkan masalah aktivitas setiap anggota kelompok - juga para pemimpin lainnya, yang semuanya terlibat aktif dalam penentuan sikap, pembuatan rencana-rencana, pembuatan keputusan penerapan disiplin kerja (yang di tanamkan secara sukarela oleh kelompok-kelompok dalam suasana demokratis), dan pembajaan (dari asal kata baja) etik kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui wawancara bebas dan mendalam dengan beberapa informan, rata-rata jawaban atau pernyataan dari informan itu menyatakan bahwa hampir semua gejala-gejala yang ada pada tipe kepemimpinan demokratis tergambar dari apa yang diperankan oleh camat tahuna. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara sebelumnya tentang kepemimpinan demokratis dan kepemimpinan abnormal. Misalnya, OK seorang warga masyarakat Tahuna mengemukakan bahwa: Sekalipun tidak sesempurna seperti yang ada dalam konsep tipe kepemimpinan demokratis, tapi jika dilihat dari perilakunya, kepemimpinan camat Tahuna telah menampakkan cirri-ciri atau gejala-gejala yang ada dalam tipe kepemimpinan yang paling ideal ini. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa tentang persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan Camat Tahuna Kabupaten Sangihe maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Kepemimpinan camat Tahuna tidak tergolong pada kepemimpinan yang abnormal. Dalam kepemimpinannya, camat masih menunjukkan sifat/sikap atau pola tingkah- 11

12 laku yang cukup demokratis. Namun demikian ada beberapa fenomena sekaligus menjadi catatan dari hasil penelitian tersebut, dimana sebagaian masyarakat menghendaki agar camat lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengamati/mengontrol langsung ke seluruh wilayah pemerintahannya misalnya menyangkut kebersihan, penataan kota/kecamatan sekaligus dapat berbaur dengan masyarakat, agar aspirasi masyarakat dapat disampaikan secara langsung kepada camat. 2) Disamping memiliki tipe demokratis, camat Tahuna juga memiliki beberapa unsur dari beberapa tipe kepemimpinan yang ada. Tipe tersebut yaitu tipe populistis dan tipe administratif. Di antara beberapa informan hanya seorang diantaranya yang menyatakan bahwa camat Tahuna memiliki salah satu unsur yang ada pada tipe kharismatis. Diantara beberapa unsur yang ada pada tipe populis, unsur menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional masih sangat kuat melekat pada diri kepemimpinan camat dan dari beberapa unsur yang ada pada tipe administratif, unsur administrasi dan manajemen cukup kelihatan pada kepemimpinan camat. Sedangkan unsur dari tipe kharismatis yang dimaksud di atas, adalah unsur berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. 3) Sekalipun camat Tahuna dipandang masyarakat memiliki tipe kepemimpinan demokratis, tapi masih banyak hal-hal yang masih perlu ditunjukkan atau dilakukan oleh camat. Sikap dan perilaku yang masih dianggap perlu adalah: mengkoordinasikan pekerjaan dan tugas dari semua anggota masyarakat, dengan menekankan rasa tangung jawab dan kerja sama yang baik kepada setiap anggota masyarakat. Dia tahu, bahwa organisasi atau lembaga bukanlah masalah pribadi atau individual, akan tetapi kekuatan kepemimpinannya terletak pada partisipasi aktif setiap anggota masyarakat. Dia mau mendengarkan aspirasi dan nasihat semua pihak dan mampu memanfaatkan keunggulan setiap orang seefektif mungkin pada saat-saat yang tepat. Disamping itu pula camat wajib bersikap adil terhadap semua lapisan masyarakat dalam pelayanannya, agar dia tidak saja disenangi oleh segelintir orang/masyarakat yang ada dalam wilayah pemerintahannya. B. Saran 1) Sebagai seorang pemimpin, camat selayaknya tidak henti-hentinya belajar dan terus membenahi bagaimana seharusnya bersikap dalam memimpin baik terhadap 12

13 bawahannya maupun terhadap anggota masyarakat khususnya masyarakat di wilayah pemerintahannya. 2) Bergaya blusukan yang telah menjadi tren kepemimpinan sekarang ini, hendaknya diimplementasikan camat Tahuna dalam aktivitasnya khususnya saat turun ke lapangan agar masyarakat lebih bersimpati kepadanya. DAFTAR PUSTAKA Adam Ibrahim Indrawijaya, 2010, Teori Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Penerbit PT. Rafika Aditama. Amirin,M.Tatang, 2000, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Hasan M Iqbal, 2002, Teori Pengambilan Keputusan, Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia Irfan Islamy, 2003, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta Penerbit Bumi Aksara Kartini Kartono,1982, Pemimpin dan kepemimpinan, Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Miftha Thoha, 2007, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta, Penerbit PT Raja Grafindo Pamudji,S., 1985, Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Bina Aksara Rivai,Veithzal, 2003, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit PT.Raja Grafindo Persada. Sarwono,Jonathan, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Triantoro Safaria, Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Zaenal A. Budiyono, Memimpin di Era Politik Gaduh, Jakarta, Penerbit DCSC Publishing 13

MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH.

MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH. Al Ulum Vol.59 No.1 Januari 2014 halaman 4145 41 MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH Dewi Merdayanty* ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Kepemimpinan Pembahasan tentang kepemimpinan secara umum dapat dijelaskan bahwa Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh orang untuk mempengaruhi orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai kemampuan mempengaruhi bawahannya agar mau dan mampu untuk bekerja secara efektif efisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era reformsi telah banyak perubahan di segala bidang termasuk reformasi Undang Undang No. 5 tahun 1974 tentang pemerintahan daerah yang diubah dengan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut perusahaan untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Terwujudnya efisiensi bagi perusahaan sangat bergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Secara umum manajemen adalah mengelola atau mengatur. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber lainnya

Lebih terperinci

Interpersonal Skills Communications

Interpersonal Skills Communications Modul ke: Interpersonal Skills Communications Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN www.mercubuana.ac.id Leadership Pengertian Kepemimpinan Secara harfiah kepemimpinan

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN. Oleh. Jesie Grace Runtu.

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN. Oleh. Jesie Grace Runtu. GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh Jesie Grace Runtu 090813066 Abstrak Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen menurut S.P Hasibuan (2007:17) mengemukakan, Manajemen adalah ilmu dan seni menngatur pemanfaatan sumber daya manusia dan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS Oleh : IRA NURHAYATI NPM. 3506120046 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kedudukan sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. kedudukan sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

Pendetakan tradisional

Pendetakan tradisional teori dasar KEPEMIMPINAN BISNIS TEORI CIRI Pendetakan tradisional fisik: tinggi, besar, daya tarik, ketahanan tubuh, dll. sosiologis: ketegasan, kebijaksanaan, status, kepercayaan pada orang, dll. kepribadian:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Ahmad Fadli (2006) : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan fasilitas

BAB II URAIAN TEORITIS. Ahmad Fadli (2006) : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan fasilitas BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian terdahulu Ahmad Fadli (2006) : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan fasilitas terhadap kepuasan kerja pegawai Dengan hasil penelitian sebagai berikut : Gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya manusia. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kedudukan sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. kedudukan sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah sumber daya manusia yang mereka miliki. Manajemen sumber

Lebih terperinci

POKOK POKOK MANAJEMEN DAN LEADERSHIP

POKOK POKOK MANAJEMEN DAN LEADERSHIP 1 POKOK POKOK MANAJEMEN DAN LEADERSHIP (Ali M. Haidar) I. PENDAHULUAN Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra telah memberikan pesan dan sekaligus teladan bagi kita tentang betapa pentingnya berjamaah dalam arti

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (Kajian dalam diklat PIM IV materi Manajemen Perkantoran)

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (Kajian dalam diklat PIM IV materi Manajemen Perkantoran) KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI (Kajian dalam diklat PIM IV materi Manajemen Perkantoran) Oleh : Drs. H. Eldison., M.Pd.I Widyaiswara Madya Bdk Padang Abstrak Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha BAB VII Kepemimpinan Wirausaha Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan organisasi yang telah disepakati

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kepemimpinan Siagian (2002) mengemukakan bahwa kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja,

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan bagian GSE di PT. Lion Mentari Airlines Bandara Kualanamu

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan bagian GSE di PT. Lion Mentari Airlines Bandara Kualanamu Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan bagian GSE di PT. Lion Mentari Airlines Bandara Kualanamu Nova Erika Pakpahan 1, Sukiswo 2 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma Medan serakilowisky@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ship, dan dalam bahasa Arab imamah. Kepemimpinan diartikan. sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. ship, dan dalam bahasa Arab imamah. Kepemimpinan diartikan. sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan dalam bahasa Inggris biasa disebut leader ship, dan dalam bahasa Arab imamah. Kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN LURAH DI KELURAHAN SEMPAJA BARAT KECAMATAN SAMARINDA UTARA

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN LURAH DI KELURAHAN SEMPAJA BARAT KECAMATAN SAMARINDA UTARA ejournal Administrasi Negara, 2017, 5 (2): 5868-5881 ISSN 1000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN LURAH DI KELURAHAN SEMPAJA BARAT KECAMATAN SAMARINDA UTARA Umi

Lebih terperinci

MATERI TAMBAHAN KEWIRAUSAHAAN PTIK

MATERI TAMBAHAN KEWIRAUSAHAAN PTIK MATERI TAMBAHAN KEWIRAUSAHAAN PTIK Etika, hubungannya dengan norma agama dan budaya: Etika adalah sebuah studi tentang moralitas yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dipilih oleh individu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini bisa dikatakan belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini bisa dikatakan belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini bisa dikatakan belum menunjukan arah perkembangan yang baik, karena masih banyak ditemukan birokrat yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat dominan dalam

BAB II KERANGKA TEORI. Seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat dominan dalam BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan Seorang pemimpin memainkan peranan yang sangat dominan dalam kehidupan organisasi. Peranan yang dominan tersebut bukan sama sekali untuk mengurangi, apalagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Sebagaimana diketahui bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting diperusahaan dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, dimana terdapat sekelompok orang dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan (Hasibuan, 2008).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi rakyat memberikan kesempatan yang sama dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan pelimpahan dekonsentrasi dari pemerintah diatasnya. Pemerintah desa

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan pelimpahan dekonsentrasi dari pemerintah diatasnya. Pemerintah desa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formal dari kesatuan masyarakat desa, Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah, selain memiliki wewenang asli untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Oleh JEANY KAPARANG ABSTRAK Pembangunan yang ada di kelurahan Pondang tidak terlepas dari peranan pemerintah

Lebih terperinci

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V.

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V. PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V. MUMU Abstrak Hakekat pembangunan nasional yang dilandasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu terkait dengan pengisian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan semakin ketat. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain

Lebih terperinci

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN)

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN) PERANANAN KEPEMIMPINAN HUKUM TUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DESA DI DESA PAKUURE KINAMANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF GAYA KEPEMIMPINAN di PT MEGA DAYA MOTOR

STUDI DESKRIPTIF GAYA KEPEMIMPINAN di PT MEGA DAYA MOTOR 875 STUDI DESKRIPTIF GAYA KEPEMIMPINAN di PT MEGA DAYA MOTOR Arif Budi Suryono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail : arif_suryono94@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi belajar sangat berperan dalam mencapai tujuan belajar. Tanpa adanya motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh maka ia tidak akan dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada tanggal 18 Desember 2013 yang telah masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Organisasi Menurut Thoha (2007:5) perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 Beratus-ratus tahun yang lalu dalam sistem pemerintahan monarki para raja atau ratu memiliki semua kekuasaan absolut, sedangkan hamba sahaya tidak memiliki kuasa apapun. Kedudukan seorang raja atau ratu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masakah Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. masalahpada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. masalahpada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia A. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalahpada ruang lingkup karyawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi dan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya disetiap perusahaan memerlukan karyawan yang mampu mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi dan manusia membutuhkan pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA DOSEN DAN PEGAWAI PADA UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA DI KOTA MAKASSAR

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA DOSEN DAN PEGAWAI PADA UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA DI KOTA MAKASSAR PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA DOSEN DAN PEGAWAI PADA UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA DI KOTA MAKASSAR Risnashari risnashari@ecampus.ut.ac.id Abstrak Pengaruh kepemimpinan demokratis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip 1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam suatu organisasi atau unit usaha baik itu formal atau informal, membutuhkan seorang pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya untuk

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Relasi Kekuasaan Dalam setiap hubungan antar manusia maupun antar kelompok sosial selalu tersimpul pengertian pengertian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan terdapat disemua bidang

Lebih terperinci

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri TAMBAHAN 267 Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Pasal I 1 c) mempunyai suatu cara khusus untuk melaksanakan maksud-nya. 2 b) orang-orang yang dipilih, dibimbing dan diberi kuasa oleh-nya untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Baedawi (2004) dengan judul Pengaruh gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip good governance. Selain itu, masyarakat menuntut agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Reformasi dilakukan untuk

Lebih terperinci

APA ITU DAERAH OTONOM?

APA ITU DAERAH OTONOM? APA OTONOMI DAERAH? OTONOMI DAERAH ADALAH HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH OTONOM UNTUK MENGATUR DAN MENGURUS SENDIRI URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN MASYARAKATNYA SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan landasan bagi pembuatan dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan bukan Negara Serikat maupun Negara Federal. Suatu bentuk Negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal

Lebih terperinci

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PELATIH OLAHRAGA DAN KODE ETIKNYA Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PELATIH OLAHRAGA Sukses tidaknya kegiatan ekstrakurikuler OR di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari segi pelatih, peserta didik,

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI DEPOT PERTAMINA UNIT PEMASARAN VII POSO. Rahimudin Lubaid *)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI DEPOT PERTAMINA UNIT PEMASARAN VII POSO. Rahimudin Lubaid *) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI DEPOT PERTAMINA UNIT PEMASARAN VII POSO Rahimudin Lubaid *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan yang

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN LURAH DIKELURAHAN ANGKASAPURA DISTRIK JAYAPURA UTARA KOTA JAYAPURA

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN LURAH DIKELURAHAN ANGKASAPURA DISTRIK JAYAPURA UTARA KOTA JAYAPURA ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN LURAH DIKELURAHAN ANGKASAPURA DISTRIK JAYAPURA UTARA KOTA JAYAPURA ELVIRA M.USULU.S.Sos.,MPA Dosen Pada Program Studil Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA

Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA PENGERTIAN suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu

Lebih terperinci

Kepemimpinan Wirausaha

Kepemimpinan Wirausaha Kepemimpinan Wirausaha Kisah Mc Donald Tahun 1937-an, masyarakat Amerika mulai gandrung dengan mobil, kakak beradik Dik & Mor berinovasi dengan membuka kedai khusus yang bisa memesan dari mobil. Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang tangguh diperlukan untuk menghadapi persaingan yang ketat di segala bidang dalam organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional Rendahnya kualitas sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuannya. Artinya seorang pemimpin organisasi memegang peranan yang

I. PENDAHULUAN. tujuannya. Artinya seorang pemimpin organisasi memegang peranan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan dalam sebuah organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Artinya seorang pemimpin organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Demokrasi adalah salah satu tuntutan terciptanya penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Demokrasi adalah salah satu tuntutan terciptanya penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Demokrasi adalah salah satu tuntutan terciptanya penyelenggaraan pemerintah di Kabupaten yang mencerminkan peranan rakyat. Salah satunya adalah peranan lembaga

Lebih terperinci

Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2016

Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2016 Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2016 Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut : 1. Tipe Pemimpin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENETAPAN CAPAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam BAB II LANDASAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya (Tjiptono, 2007). Karakteristik seorang pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha merupakan dunia yang bersifat dinamis, selalu berkembang terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. kekuasaannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. kekuasaannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan ialah proses mempengaruhi bawahannya dalam hal ini adalah Pegawai, dengan menggunakan pengaruh atas dasar wewenang atas kekuasaannya

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk sama-sama melakakukan aktivitasaktivitas

BAB III PEMBAHASAN. mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk sama-sama melakakukan aktivitasaktivitas BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Pemimpin Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan. Khususnya kecakapan atau kelebihan di suatu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN 1

GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN 1 GAYA KEPEMIMPINAN CAMAT DI KECAMATAN TATAPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN 1 Oleh : Ibrahim Harahap 2, Elfie Mingkid 3, Maria H. Pratiknjo 4 ABSTRAK Peranan kepemimpinan menjadi sangat penting karena seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Defenisi Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah akan sangat bergantung pada kesiapan pemerintah daerah dalam menata sistim pemerintahannya agar tercipta pelayanan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu dimensi kompetensi yang sangat menentukan terhadap kinerja atau keberhasilan organisasi.esensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dari masalah psikologi. Masalah ini menitik beratkan pada pemahaman dan proses dasar serta dinamika perilaku

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DITINJAU DARI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DITINJAU DARI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DITINJAU DARI PERSPEKTIF AGAMA ISLAM Hardianto Dosen UPP dan STAI Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian Abstrak Sekolah merupakan lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motivasi Belajar 2.1.1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia khususnya Negara Bagian Sarawak. Kondisi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, aktivitas perekonomian dan teknologi secara terus menerus berkembang, dan bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan kinerja disegala sektor usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi semakin beratnya tugas dan tanggung jawab, Bagian Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa Oleh: Rahmawati Halim ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tugas Camat terhadap evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Adapun populasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci