Bab 1. Pendahuluan. sebuah karya sastra. Begitu juga dengan negara Jepang, lahirnya kesusastraan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 1. Pendahuluan. sebuah karya sastra. Begitu juga dengan negara Jepang, lahirnya kesusastraan"

Transkripsi

1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap negara memiliki bermacam-macam budaya yang dapat melahirkan sebuah karya sastra. Begitu juga dengan negara Jepang, lahirnya kesusastraan Jepang dipengaruhi oleh sifat dan bentuk kebudayaan pertanian. Saat pergantian musim di Jepang diadakan kegiatan memanjatkan doa dan upacara keagamaan. Tradisi seperti ini, dalam kegiatan kesusastraan pada umumnya, akan terlihat dalam pembuatan dan pembacaan puisi serta istilah-istilah yang terdapat pada haiku. Mandah (1992:4) menyebutkan ciri-ciri yang terdapat dalam kesusastraan Jepang, selain adanya pengaruh dari kebudayaan Jepang yang berpusat pada pertanian seperti penanaman padi dan pergantian musim, juga adanya tradisi menetap. Kehidupan menetap akan melahirkan kebiasaan tolong menolong dan gotong royong. Orang akan membutuhkan tempat untuk dijadikan pusat pertemuan, misalnya, untuk upacara keagamaan, tempat berdoa,dan membaca mantera-mantera. Jika tempat berkumpul ini bertambah menjadi besar, akan lahirlah sebuah kota. Kebudayaan Jepang berkembang dari tempat atau kota yang lahir itu, dan kesusastraan pun lahir di tempat itu. Bentuk orisinal dari kesusastraan yaitu, uta atau nyanyian, katari atau cerita, dan odori atau tarian, yang saling berkaitan. Setelah kesusastraan lisan berkembang menjadi kesusastraan tulisan, terjadilah pengelompokan dalam kesusastraan Jepang. Berdasarkan kesamaan unsur maka nyanyian dikelompokkan dalam puisi, cerita dikelompokkan dalam prosa, dan tarian dikelompokkan dalam drama. 1

2 Di Jepang sejak zaman kuno, cerita disampaikan dari mulut ke mulut yang berkembang menjadi prosa. Mulanya cerita berawal dari mitologi, cerita itu terus berkembang menjadi prosa yang disebut monogatari. Dari karya sastra yang berbentuk prosa, yang dapat dikategorikan dalam esai, berkembang pula nikki atau buku harian, yang juga berkembang menjadi shishosetsu atau novel pada zaman modern. Sebelum zaman modern, selama dua setengah abad lebih Jepang melakukan sakoku atau menutup diri dari peradaban barat. Saat itu kebudayaan dan rasa nasionalisme berkembang dalam masyarakat Jepang, di barat pun mengalami perkembangan dalam bidang industri dan teknologi, yang mana Jepang ketinggalan banyak. Adanya desakan-desakan dari barat untuk Jepang segera membuka diri dan kesadaran masyarakat Jepang akan ketinggalannya, maka Jepang pun akhirnya membuka diri yang disebut dengan istilah kaikoku. Masuknya negara-negara barat ke Jepang memberikan pengaruh bagi masyarakat Jepang. Secara tidak langsung mereka memperkenalkan budaya barat kepada masyarakat Jepang. Kehadiran bangsa barat merubah pemikiran orang Jepang untuk melakukan modernisasi atau perubahan dan menyesuaikan diri untuk perkembangan baru yang terjadi di negara-negara barat, yang disebut dengan istilah Restorasi Meiji. Jepang berusaha sekuat tenaga untuk membangun negaranya agar setara dengan negara barat. Karena kuatnya dorongan restorasi, maka penyerapan peradaban barat pun berlangsung cepat. Proses modernisasi menyebabkan munculnya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Jepang. Seperti cara berpakaian orang barat yang berbeda dengan Jepang pada saat itu. Pakaian Barat yang di lihat lebih praktis itu membuat masyarakat Jepang perlahan-lahan meninggalkan pakaian tradisionalnya, menggantinya dengan 2

3 pakaian gaya barat. Tidak hanya dari segi berpakaian saja yang mendapat pengaruh dari barat, kebiasaan membawa pedang ditinggalkan, konde yang dipakai oleh pria di cukur, lampu tradisional yang ditutup pakai kertas diganti dengan lampu minyak dan gas, tandu yang biasa dipakai diganti dengan berkuda atau kereta yang ditarik orang. Sifat kebudayaan barat yang praktis, menarik perhatian masyarakat Jepang. Mereka mengagumi semua yang datang dari barat. Mereka banyak mencontoh segala hal dari barat, begitu juga dengan bidang telekomunikasi yang dibangun di Jepang, seperti pos, telegraf, dan film. Kepintaran orang-orang Jepang yang banyak meniru barang-barang produksi barat dan mau belajar dari barat membuat negara tersebut mengalami kemajuan dalam bidang industri. Tidak hanya di bidang industri saja yang berkembang pesat, saat ini pertumbuhan karya sastra seperti novel juga sangat berkembang pesat. Sastra adalah institusi sosial yang memakai medium bahasa. Sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia (Wellek, 1995: 109). Penulis memilih tema analisis pengaruh budayabarat terhadap kehidupan anak muda di Jepang pada tokoh Kensuke Yazaki dalam novel sixty nine karya Ryu Murakami, merupakan salah satu novel yang menceritakan tentang kehidupan anak-anak muda di Jepang tahun 1969 yang menarik perhatian penulis, novel sixty nine menceritakan masa SMA Ryu Murakami yang penuh dengan keceriaan yang dilewatinya dengan penuh kesuraman. 3

4 Modernisasi yang dilakukan oleh Kaisar Meiji membawa perubahan sosial dalam masyarakat Jepang, yang memberikan pengaruh pada masyarakat Jepang. Pengaruh ini terlihat pada tokoh Ken yang diceritakan dalam novel sixty nine. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia modernisasi (2002:751) diartikan sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Upaya modernisasi dilakukan oleh suatu peradaban agar peradaban tersebut mencapai suatu keadaan yang disebut modern. Definisi modern,menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:751), memiliki arti mutakhir, biasanya lebih baik dari yang lama, sikap, perilaku perbuatan, atau tingkah laku, dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam bahasa Jepang, modernisasi disebut dengan kindaika( 近代化 ). Dalam Koujien (1991:733), kindaika memiliki arti perubahan menuju keadaan yang modern, berkaitan erat dengan berbagai keadaan seperti, industrialisasi, kapitalisme, rasionalisasi, dan demokratisasi. Budaya menurut Hall dalam Barker (2005:10) adalah medan nyata tempat praktik-praktik, representas-representasi, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan suatu masyarakat berpijak. Saya juga memahami budaya sebagai bentuk-bentuk kontradiktif akal sehat yang sudah mengakar pada dan ikut membentuk kehidupan sehari-hari. Kemunculan dan perkembangan aktivitas ekonomi global mempengaruhi makna kultural. Adanya perdangangan Eropa ke Asia yang terjadi sejak abad ke- 16 membuat aliran-aliran budaya global. Clifford dalam Barker (2005:152) berbicara mengenai orang-orang dan berbagai budaya yang melancong dan tempat budaya sebagai situs-situs tempat para pelancong bersaling-silang, berjumpa. 4

5 Berbagai gerakan sosial baru muncul di masyarakat-masyarakat barat modern sejak tahun 1960-an, juga terjadi di Jepang. Adanya gerakan mahasiswa, protes anti-perang Vietnam, perjuang hak-hak sipil dan gerakan perempuan. Seperti yang diceritakan oleh Murakami, tokoh Ken yang peduli dengan dunia, membenci peperangan dan berusaha melakukan pemberontakan dengan membuat barikade. Ken bersama temannya pergi ke tempat persembunyian Persatuan Pelajar SMA Sasebo Kita, terletak di atas stasiun Sasebo. Di dalam persatuan itu terdapat kelompok Pembebasan Liga Pemuda Sosialis Jepang dari Universitas Nagasaki. Mereka salah satu kelompok yang protes anti perang Vietnam. Ken berencana masuk ke dalam kelompok tersebut. Ayo, kita buat barikade! kata ken (Murakami: 69). Semua orang yang ada dalam ruangan itu terkejut, karena belum pernah ada yang namanya barikade. Ken berencana mengadakan barikade pada tanggal 19 juli, setelah upacara perpisahan di sekolahnya. Ken memerlukan simpatisan untuk menjalankan barikade tersebut. Rencana itu berhasil dilakukan oleh Ken dan teman-temannya. Mereka memasang spanduk di dalam lingkungan sekolah, mencoretkan kata-kata di lantai, jendela dan gerbang sekolah dengan tulisan Bubarkan Kompetisi Olahraga Nasional, Perjuangan Rasional, Bunuh, Power to the Imagination dan lain-lain. Beragam budaya yang jauh menjadi lebih mudah di akses melalui layar televisi, radio, dan pusat perbelanjaan meningkatkan terjadinya percampuran budaya. Kota merupakan tempat praktik budaya karena disitulah terjadinya kehidupan urban. Menurut simmel dalam Barker (2005:390) kota sebagai tempat lahirnya estetika modernisme dan kebebasan dari kontrol-kontrol tradisi. 5

6 Pada tahun 1960-an di Jepang, budaya anak muda Jepang sudah dipengaruhi oleh budaya barat. Banyak lagu-lagu juga puisi dari grup band dan penyair barat yang masuk ke dalam budaya anak muda di Jepang pada masa itu. Seperti yang diceritakan dalam novel ini, semua sub judul yang ditulis oleh Ryu Murakami menggunakan nama-nama judul lagu, grup band, penyair dan politisi yang terkenal dari berbagai negara. Seribu Sembilan ratus enam puluh Sembilan adalah tahun ketika Universitas Tokyo tidak mengadakan ujian penerimaan mahasiswa baru.the Beatles mengeluarkan album White Album, Yellow Submarine, dan Abbey Road. The Rolling Stones merilis single terbaru, Hongky Tonk Woman (Murakami: 1) Willis dalam Barker (2005:191) mengaitkan konsep homologi dengan praktikpraktik budaya. Homologi adalah permainan yang terus berlangsung antara kelompok dengan sebuah item tertentu yang memproduksi gaya, makna, isi dan bentuk-bentuk kesadaran tertentu. Bagi willis, subkultur menghidupkan beberapa kritik dan ilham dalam kapitalisme kontemporer dan kebudayaannya. Misalnya, kaum hippies menyubversi dan menata ulang pemahaman waktu kapitalisme industri yang linear, tertata, dan displiner. Dengan demikian, kerja kreatif, dan ekspresif merupakan bentuk-bentuk perlawanan. sementara itu, bermunculan pula kaum hippy-- orang-orang berambut gondrong yang menuntut cinta dan perdamaian. (Murakami: 1) Anak muda memiliki karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dan mau menghadapi perubahan baik berupa perubahan sosial maupun kultural. Tokoh Ken dalam novel ini adalah seorang murid SMA yang cerdik dan cerdas. Ken menyukai grup band dan penyair barat seperti the Beatles, The 6

7 Rolling Stone dan lain-lain. Ken suka sekali mengkhayal, dia lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kehidupan anak muda Jepang, seorang murid kelas tiga SMA tahun 1969 dikisahkan oleh Ryu Murakami dalam novelnya, dengan kehidupan yang penuh dengan berita peperangan Vietnam, pengaruh budaya barat, seni, pemberontakan dan perjuangan anak muda melakukan revolusi kecil yang memerhatikan dunia. Dalam novel sixty nine, Ryu Murakami menggambarkan sebagian dari apa yang terjadi disekitarnya saat masih SMA pada tahun Ryu mengatakan kalau tokoh-tokoh yang muncul dalam novel ini memang orang-orang yang sungguh ada. Novel ini adalah novel yang ceria dan menyenangkan Profil Ryu Murakami Terlahir sebagai Murakami Ryuunosuke di Sasebo, Nagasaki, Jepang pada tanggal 19 Februari 1952.Ia menempuh pendidikan SD, SMP, dan SMA di Sasebo. Saat di SMA Murakami membentuk band rock, dimana ia menjadi drummer. Ia juga pernah bergabung dengan klub rugby yang hanya sebentar dan pindah ke klub Koran sekolah. Pada musim panas tahun ke tiga di SMA, Murakami dan teman-temannya melakukan barikade di atas atap SMA dan ia dihukum di tempatkan di ruang bawah tanah selama tiga bulan. Selama itu, Ia bertemu dengan budaya hippie yang sangat mempengaruhinya. Pada tahun 1970 Murakami lulus dari sekolah SMA, ia melanjutkan band rock-nya dan membuat film-film indie 8-milimeter. Tahun 1972, ia melanjutkan ke Art University di Musashino. Saat disinilah Murakami memulai pekerjaannya sebagai penulis novel. Karya pertamanya berjudul Almost Transparent Blue. Pada 1976, mendapatkan penghargaan Akutagawa Prize sebagai karya sastra pendatang baru. 7

8 Pada tahun 1981, novel lain yang berjudul Coinlocker Babies juga mendapatkan penghargaan. In the Miso Soup adalah novel bestseller lain dari Ryu Murakami. 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis akan menganalisis pengaruh budaya barat terhadap kehidupan anak muda di Jepang yang tercermin pada novel berjudul sixty nine karya Ryu Murakami. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan yang ingin penulis kaji adalah menganalisis pengaruh budaya barat terhadap kehidupan anak muda di Jepang, pada tokoh Kensuke Yazaki dalam novel sixty nine. Penelitian ini hanya memfokuskan pengaruh budaya barat dalam hal berpakaian, dari media televisi dan musik. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai gambaran kehidupan anak muda di Jepang pada tahun Manfaat penelitian ini adalah agar pembaca memahami sisi positif dan negatif dari pengaruh budaya barat untuk menjadi seseorang yang lebih baik dan peduli terhadap sekitar. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis dan kepustakaan.metode deskriptif analitis dilakukan dengan cara mendeskripsikan 8

9 fakta-fakta yang penulis dapatkan dari teori-teori dalam bab 2, lalu penulis melakukan analisis salah satu tokoh yang terdapat dalam novel sixty nine yang menjadi permasalahan penelitian, mengaitkan teori budaya dan remaja sebagai pendukung penelitian ini. Penulis melakukan studi kepustakaan pada perpustakaan Japan Foundation, SALLC Binus, Atma Jaya dan Universitas Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Pada bab 1 penulis menjelaskan topik yang akan dibahas yang antaralain berisi mengenai latar belakang penulis dalam memilih tema, profil pengarang novel, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat melakukan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab 2 berisi landasan teori yang menjelaskan teori-teori yang penulisgunakan untuk keperluan analisis pengaruh budaya barat terhadap kehidupan anak muda di jepang tahun 1969 pada tokoh Kensuke Yazakidalam novel sixty nine karya Ryu Murakami. Pada bab 3 berisi analisis data untuk menganalisis pengaruh-pengaruh budaya barat terhadap tokoh Kensuke Yazaki. Pada bab 4 merupakan kesimpulan dari analisis pengaruh budaya barat pada tokoh Kensuke Yazaki dalam novel sixty nine karya Ryu Murakami. Pada bab 5 berisi bibliografi dan lampiran. 9

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Wikipedia the Free Encyclopedia (2011) sastra di Jepang dibagi menjadi

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Wikipedia the Free Encyclopedia (2011) sastra di Jepang dibagi menjadi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang terkenal akan budayanya yang masih kental dalam kehidupan masyarakatnya. Selain kebudayannya, Jepang terkenal dengan karya sastranya. Menurut Wikipedia the Free

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Jepang tercatat mulai ada sejak zaman Jodai, di mana saat

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Jepang tercatat mulai ada sejak zaman Jodai, di mana saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesusastraan Jepang tercatat mulai ada sejak zaman Jodai, di mana saat itu sastra terdiri atas dua bentuk yaitu tulisan dan lisan. Pada zaman modern ini pun

Lebih terperinci

MURAKAMI. Skripsi. Oleh. Cendy Monica. Jakarta

MURAKAMI. Skripsi. Oleh. Cendy Monica. Jakarta ANALISIS PENGARUH BUDAYAA BARAT PADA TOKOH KENSUKE YAZAKI DALAM NOVEL SIXTY NINE KARYA RYU MURAKAMI Skripsi Oleh Cendy Monica 1100015823 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2011 ANALISIS PENGARUH BUDAYAA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan maupun tulisan yang mengungkapkan keadaan lingkungan sekitarnya atau peristiwa yang dialaminya. Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ada begitu banyak kebudayaan dalam dunia tempat kita tinggal. Mulai dari budaya tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri Bab 1 Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri musiknya. Industri musik Jepang saat ini telah menjadi urutan kedua terbesar setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra yang banyak diterbitkan merupakan salah satu bentuk dari berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk seni, tetapi sastra juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang sangat terkenal sebagai negara yang maju, walaupun Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang sangat terkenal sebagai negara yang maju, walaupun Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang sangat terkenal sebagai negara yang maju, walaupun Jepang dikenal sebagai negara yang maju, tetap saja terdapat tunawisma. Beberapa dari tunawisma tersebut

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke -8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor

BAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pengarang yang mempunyai kedudukan penting dalam kesusastraan modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor Kesusastraan Estetisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak kekerasan tidak hanya terjadi di zaman dulu. Di era zaman modern seperti sekarang, isu-isu perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan dan ditampilkan dalam cerita lewat para tokoh, juga dapat dijadikan tempat untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu karya yang sifatnya estetik. Karya sastra merupakan suatu karya atau ciptaan yang disampaikan secara komunikatif oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kesusastraan zaman Heian cerita yang bertemakan cinta sering kali diekspresikan dalam kata-kata yang dapat membangkitkan emosi dari pembaca. Masyarakat pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lagu merupakan aspek yang sudah tidak asing dalam kehidupan manusia, terutama karena lagu berperan sebagai sarana untuk mengekspresikan perasaan. Ketika manusia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, hal ini dikarenakan suku-suku dan daerahnya yang sangat bermacam-macam. Banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui adalah negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan. Media hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hak-hak kaum perempuan sama dengan kaum laki-laki. Keberagaman dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hak-hak kaum perempuan sama dengan kaum laki-laki. Keberagaman dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam teori sastra kontemporer, feminis merupakan gerakan perempuan yang terjadi hampir di seluruh dunia. Gerakan ini dipicu oleh adanya kesadaran bahwa hak-hak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. komunikasi di antara mereka. Biasanya perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh

Bab 1. Pendahuluan. komunikasi di antara mereka. Biasanya perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Diskriminasi merupakan faktor yang merusak kerja sama antarmanusia maupun komunikasi di antara mereka. Biasanya perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh subjek atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, menyampaikan pendapat, mengapresiasikan pikiran sehingga tercipta pengertian antara individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universita Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universita Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bagian kesenian yang merupakan salah satu unsur dari kebudayaan. Sastra lahir karena adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan isi hatinya

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kesenian tradisional adalah kesenian rakyat yang merupakan refleksi dari cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada mitos, sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan informasi dan pengetahuan tentang sejarah, perkembangan, tokoh, hasil karya, beserta aliran yang terdapat dalam karya sastra prancis masih menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SATUAN PELAJARAN: SMP KELAS : VIII KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan juga dapat dikatakan sebagai hasil pemikiran manusia tentang penggambaran kenyataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa sendiri merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh warga negara. Hal ini tidak terlepas dari kepedulian kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189),

Bab 1. Pendahuluan. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012 : Hal 189), Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di zaman sekarang ini rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita dengan kata drama. Drama sendiri berarti perbuatan, tindakan, menurut Yapi Tambayong (2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31, mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya Sunda merupakan budaya yang berpengaruh bagi perkembangan budaya Indonesia. Sunda sedikit banyak memiliki pengaruh pada perkembangan budaya di Indonesia, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas dan budaya inilah yang menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Jepang sebagai sebuah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu karya manusia yang menarik untuk dikaji adalah sastra, karena dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan segala peristiwa yang dialami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang

Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang Taufiq Ismail Pelajaran Tatabahasa dan Mengarang Murid-murid, pada hari senin ini Marilah kita belajar tatabahasa Dan juga sekaligus berlatih mengarang Bukalah buku pelajaran kalian Halaman enam puluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk institusi sosial dan hasil pekerjaan seni kreatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Hubungan antara sastra, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah rekaan, sebagai terjemahan fiksi secara etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. Dalam novel baik pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi estetika. Apapun bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra dan kehidupan tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana dalam perkembangannya sastra selalu menghadirkan hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Peristiwa yang digambarkan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di Bab 5 Ringkasan Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di Jepang. Wanita kelahiran 26 Februari 1961 mengawali karir sebagai penulis komik sejak umur tujuh belas tahun. Setelah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1993: 3). Sastra adalah sebuah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis cerita anak-anak sekaligus penulis novel wanita terkenal dari negara Jepang yang bernama Tsuboi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih kita kenal sebagai bunuh diri atau disebut juga jisatsu. Jisatsu merupakan suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film dokumenter merupakan rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian nyata sedang terjadi. Film dokumenter juga berarti menampilkan kembali fakta yang ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian, 2 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab 1 peneliti memaparkan yang menjadi pendahuluan penelitian Studi tentang Register Penyiar Radio sebagai Bahan Pembelajaran Berbicara serta Pelaksanaannya pada Siswa Kelas X

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7)

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tentunya tidak bisa dilepaskan dari dunia komunikasi. Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss mengatakan bahwa komunikasi merupakan segala bentuk

Lebih terperinci