Bab 1. Pendahuluan. komunikasi di antara mereka. Biasanya perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh
|
|
- Suhendra Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Diskriminasi merupakan faktor yang merusak kerja sama antarmanusia maupun komunikasi di antara mereka. Biasanya perlakuan diskriminatif tidak disadari oleh subjek atau orang yang menerima perlakuan diskriminasi tersebut dan oleh yang memperlakukan tindakan diskriminasi tersebut. Praktek diskriminasi merupakan tindakan pembedaan untuk mendapatkan hak dan pelayanan kepada masyarakat dengan didasarkan warna kulit, golongan, suku, etnis, agama, bangsa, jenis kelamin, dan sebagainya (Liliweri, 2005:218). Theodorson & Theodorson dalam Danandjaja (2003 :2) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Istilah tersebut biasanya untuk melukiskan suatu tindakan dari pihak mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan minoritas yang lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral dan tidak demokrasi. Diskriminasi tidak hanya terjadi di Indonesia ataupun di satu negara saja, namun sebagian besar terjadi juga di seluruh negara. Jepang, merupakan negara yang maju, modern dan terkenal akan teknologi baik dari segi robot ataupun mesin-mesin lainnnya yang setiap tahun selalu meluncurkan produk baru dan sudah memasarkan produknya sampai ke luar negeri. Namun dibalik kehebatan negara Jepang, diskriminasi juga sering terjadi di negara ini. 1
2 Dalam Nusantara News (2009), dikatakan bahwa diskriminasi di Jepang banyak dilakukan terhadap warga imigran, gender, warna kulit, dan yang menjadi masalah besar di dalam negeri Jepang sampai saat ini adalah diskriminasi terhadap kelompok minoritas di Jepang. Nusantara News (2009) mengatakan kaum minoritas kini menjadi sebuah kelompok minoritas bukan karena keinginan mereka, namun karena kelompok mayoritas masyarakat sudah menduduki sebagian besar tempat tinggalnya. Menurut Wirth dalam Liliweri (2005:106) pengertian kelompok minoritas adalah diartikan sebagai kelompok yang karena memiliki karakteristik fisik dan budaya yang sama, kemudian ditunjukkan kepada orang lain dimana mereka hidup dan berada. Akibatnya, kelompok itu diperlakukan secara tidak adil sehingga mereka merasa bahwa kelompoknya dijadikan obyek sasaran diskriminasi. Keberadaan minoritas dalam suatu masyarakat mewujudkan pula hubungan mereka dengan eksistensi kelompok mayoritas yang lebih kaya, lebih sehat, lebih berpendidikan, sehingga mempunyai kedudukan yang lebih besar. Perilaku dan karakteristik dari kelompok minoritas selalu dipelesetkan dan distigmatisasi oleh kelompok dominan atau kelompok mayoritas. Melalui konsep mayoritas dan minoritas itu dapat menetapkan kriteria kelompok minoritas (1) relatif kurang berpengaruh; (2) menunjukkan diferensiasi yang berbeda dengan mayoritas; (3) selalu di stereotip dengan negatif; (4) diperlakukan secara tidak adil. Kelompok minoritas terbesar di Jepang terdiri dari kaum Ainu, Burakumin, Zainichi Kankokujin, Chinese, Ryukyuan dan Okinawan. Salah satu kelompok minoritas yang memiliki jumlah terbesar di Jepang adalah kaum burakumin. Pengertian burakumin menurut Menton (2003:251) adalah, burakumin adalah suatu kelompok minoritas sosial di Jepang. Secara fisik, mereka tidak berbeda dengan masyarakat Jepang lainnya, mereka juga menggunakan bahasa yang sama. 2
3 Burakumin merupakan kelompok minoritas yang menduduki kelas terendah dalam kelas sosial di Jepang. Mereka melakukan pekerjaan yang dianggap "tercemar" karena berhubungan dengan kematian atau ketidakbersihan seperti tukang daging, pembuat sepatu, pengurus jenasah, atau penyamak kulit. Di daerah tertentu di Jepang, masih terdapat stigma yang melekat pada penduduk wilayah-wilayah tertentu, termasuk diskriminasi berkepanjangan dalam hal seperti perkawinan dan pekerjaan. Jika membicarakan masyarakat Jepang, maka pasti ada kaitannya dengan budaya Jepang. Kebudayaan Jepang saat ini sangat beragam, karena negara Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain. Kebudayaan Jepang telah memberikan banyak pengaruh bagi kesusasteraan Jepang, seperti yang dikatakan Darsimah, et. al (1992:4) yaitu bahwa awal mula kesusasteraan Jepang sebenarnya tidak terlepas dari pengaruh sifat dan bentuk kebudayaan pertanian di Jepang. Jepang memiliki banyak sekali karya sastra yang terkenal sampai di mancanegara. Karya sastra lahir oleh dorongan manusia untuk mengungkapkan diri tentang masalah manusia, kemanusiaan dan semesta. Menurut Purba (2010:7), karya sastra adalah karya seni yang memiliki budi, imajinasi, emosi, selain itu juga sebagai hasil ekspresi individual penulisnya. Oleh karena itu kepribadian, emosi dan kepercayaan penulis akan tertuang di dalam karya sastranya. Dalam dunia sastra, terdapat istilah sosiologi sastra. Menurut Wahyuningtyas dan Santosa (2011:23-24), sosiologi sastra merupakan karya sastra yang unik karena merupakan perpaduan imajinasi pengarang dengan kehidupan sosial yang kompleks. Oleh sebab itu sering kali dikatakan bahwa karya sastra dapat dianggap sebagai cermin kehidupan sosial masyarakatnya karena masalah yang dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat. 3
4 Menurut Darsimah, et. al (1992:4-5) dalam bidang sastra Jepang, pada awalnya kita mengenal adanya sastra lisan, seperti uta (nyanyian), katari (cerita), dan odori (tarian). Setelah kesusasteraan lisan berkembang, maka muncullah kesusasteraan tulisan, dan terjadilah pengelompokkan dalam kesusasteraan Jepang. Berdasarkan adanya kesamaan unsur-unsurnya maka nyanyian dikelompokkan dalam puisi, cerita dikelompokkan dalam prosa, dan tarian dikelompokkan dalam drama. Sejak zaman kuno, cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut berkembang menjadi prosa, pada awalnya katari berawal dari mitologi, kemudian pada zaman Heian, katari disempurnakan hingga menjadi bentuk prosa yang disebut monogatari. Lalu muncul juga katari yang dikategorikan dalam esai yaitu Makura no Soshi, Hojoki, dan Tsurezure Gusa. Selain katari, berkembang pula nikki, buku harian yang timbul pada kesusasteraan zaman Heian dan akhirnya berkembang menjadi novel pada zaman modern. Menurut Sumardjo dalam Nurgiantoro (2004:82), novel adalah cerita fiktif yang panjang. Bukan hanya panjang dalam arti fisik, tetapi juga isinya. Novel terdiri dari satu cerita yang pokok, dijalin dengan beberapa cerita sampingan yang lain, banyak tokoh, banyak kejadian dan terkadang banyak masalah. Semua itu harus merupakan sebuah kesatuan yang bulat. Novel merupakan salah satu karya sastra Jepang yang banyak di hasilkan oleh sastrawan-sastrawan Jepang. Kita pasti mengenal nama-nama sastrawan Jepang yang sudah terkenal seperti, Haruki Murakami, Akutagawa Ryunnosuke, Natsuo Kirino, Shusaku Endo, dan masih banyak lagi. Di antara banyaknya novelis Jepang, ada seorang novelis Jepang bernama Nakagami Kenji. Ia menulis suatu novel yang berjudul Misaki (The Cape). 4
5 Nakagami Kenji merupakan salah satu novelis yang unik, dikatakan unik karena ia bukanlah seorang masyarakat Jepang pada umumnya, yang membedakan ia dengan novelis lainnya adalah bahwa ia merupakan seorang dari keluarga berketurunan burakumin, yang menurut teori di atas dikatakan bahwa seorang burakumin selalu mendapatkan tindakan diskriminasi dari kelompok mayoritas di Jepang. Ia lahir pada tahun 1946 di kota Shingu, Wakayama, Jepang. Ia adalah orang pertama dari daerah tempat tinggalnya yang mendapatkan pendidikan dengan sistem pendidikan baru. Pada tahun 1965, Nakagami Kenji pindah ke Tokyo pada usianya yang 19 tahun, untuk bekerja. Ia seorang kritikus Jepang, penyair dan penulis novel. Ia meninggal karena kanker ginjal pada 12 Agustus 1992 di usia 46. Sebelum meninggal ia telah meningalkan banyak karya yang terkenal seperti Misaki (The Cape), Ja in (The Cape and Snakelust), Karekinada (The Sea of Withered Trees), dan masih banyak lagi. Ia telah meraih Akutagawa Prize untuk karya yang berjudul Misaki. Ia menulis novel tersebut karena terinspirasi akan kehidupan kaum burakumin. Nakagami Kenji telah membuat semua teman-temannya bangga terhadap dirinya karena meskipun ia seorang burakumin namun karena tekadnya yang kuat untuk keluar dari tindakan diskriminasi, maka telah membuat ia menjadi seorang novelis yang terkenal di mancanegara. Novelnya yang terkenal salah satunya adalah yang berjudul Misaki (The Cape) Dalam novel ini mengangkat kisah sekelompok keluarga burakumin, yang diliputi dengan berbagai konflik dan kekerasan. Dalam novel ini dikisahkan terdapat satu keluarga burakumin yaitu keluarga Akiyuki. Akiyuki memiliki adik perempuan yang bernama Mie. Mereka tinggal di suatu gang sempit yang dekat dengan rel kereta api dan dekat dengan sungai, laut dan gunung bersama dengan keluarga lainnya, setiap hari Akiyuki harus bekerja dengan susah payah dari matahari terbit sampai matahari 5
6 terbenam. Pendidikan keluarganya pun rendah. Setiap hari setelah bekerja, ia bersama teman-temannya akan minum bir untuk menghilangkan lelah. Mereka seringkali menggunakan kata-kata kasar dalam berbicara. Keluarganya berantakan dimana sebenarnya ia dan adiknya Mie bukanlah saudara kandung. Ayah dan ibu mereka berbeda. Oleh masyarakat sekitar ia sering menjadi bahan pembicaraan. Banyak orang yang memandang rendah terhadap keluarga ini khususnya pada saat menjalani kehidupan mereka. Selain Nakagami Kenji yang menulis tentang kehidupan burakumin adalah Shimazaki Toson yang merupakan seorang novelis terkenal juga menulis sebuah novel tentang kehidupan burakumin yang berjudul Hakai (The Broken Commandment). Shimazaki Toson lahir pada tanggal 25 Maret 1872 di Nakatsugawa, Gifu Prefektur dan menghabiskan masa kecilnya di Distrik Kiso. Ia lulus dari universitas Meiji Gakuin pada tahun 1891, setelah itu ia bekerja sebagai guru Inggris di Meiji Women's School. Di tahun inilah, ia mulai tertarik dengan dunia sastra. Ia kemudian bergabung dengan kelompok sastra yang terkait dengan majalah sastra Bungakukai dan ia juga mulai bergabung dalam menerjemahkan untuk Jogaku Zasshi. Pada awalnya ia menulis karya sastra bertemakan cinta, namun setelah itu ia menulis tema naturalisme. Ia dipuji para kritikus sastra akan karya-karyanya yang bertemakan romantisme di jaman Meiji. Ia menerbitkan empat koleksi di antaranya puisi, namun setelah pergantian abad, ia mulai berpaling terhadap fiksi prosa. Novel yang pertama ia tulis adalah Hakai (The Broken Commandment). Novel ini merupakan novel naturalisme pertama di Jepang yang menceritakan seorang guru sekolah berketurunan burakumin, yang merahasiakan statusnya dari masyarakat 6
7 sekitar. Selain novel Hakai, ia menulis berbagai novel seperti Haru, Ie, Shinsei, Yoakemae, dan masih banyak lagi. Novel Hakai karya Shimazaki Toson, sama dengan novel Misaki karya Nakagami Kenji yang juga menggambarkan kehidupan burakumin. Diceritakan bahwa Ushimatsu Segawa berencana pindah tempat tinggal, karena Ohinata, yang merupakan keturunan burakumin dan yang selama ini tinggal bersama Ushimatsu telah dikucilkan karena oleh masyarakat telah diketahui bahwa ia adalah keturunan burakumin. Ushimatsu juga merupakan keturunan burakumin. Ia bekerja sebagai seorang guru. Statusnya sebagai burakumin, tidak pernah ia beritahukan kepada siapapun, karena hal tersebut merupakan perintah dari ayahnya. Suatu hari Ushimatsu berencana untuk tidak lagi merahasiakan jati dirinya kepada teman-temannya, gurunya dan murid-muridnya. Ia sudah tak ragu lagi melanggar perintah ayahnya untuk mengakui sebenarnya dia adalah burakumin. Akhirnya Ushimatsu memberitahu kepada murid-muridnya bahwa guru yang mengajar mereka selama ini adalah burakumin. Kemudian Ushimatsu mengucapakan salam perpisahan dan meminta maaf kepada murid-muridnya karena selama ini sudah tidak jujur. Setelah itu Ushimatsu mengadakan acara perpisahan dengan para sahabatnya, dan merencanakan pergi ke Texas bersama Ohinata untuk memulai hidup baru. Melihat fenomena sosial tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti karya sastra tersebut. Penulis menganggap bahwa dalam dunia sastra kita bisa melihat berbagai macam aspek, yang mungkin tersembunyi di dalam kata-kata si pengarang. Dalam kedua karya sastra tersebut, pengarang menggabungkan kehidupan masyarakat dengan sastra, sehingga kita tidak hanya melihat dari segi sastra saja, namun juga bisa melihat kehidupan masyarakat Jepang. Melalui kedua novel tersebut, penulis tertarik untuk meneliti diskriminasi yang terjadi di dalam kehidupan kaum 7
8 burakumin. Penulis memilih kedua novel tersebut karena penulis tertarik akan kehidupan masyarakat Jepang, khususnya masyarakat yang dianggap terhina oleh masyarakat Jepang mayoritas yang selama ini kurang terekspos oleh masyarakat luas. Dalam kedua karya sastra tersebut terlihat bahwa adanya keterkaitan antara kehidupan burakumin, meskipun dari novel yang berbeda. Dalam skripsi ini penulis ingin meneliti diskriminasi apa saja yang diterima kaum burakumin. Sebagai bahan penilitian, penulis akan menggunakan novel Misaki dan novel Hakai dalam dua versi, yakni versi Bahasa Jepang dan versi Bahasa Inggris. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis diskriminasi yang dialami para burakumin di Jepang. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini adalah menganalisis diskriminasi yang dilakukan terhadap burakumin yang terdapat dalam novel Misaki karya Nakagami Kenji dan novel Hakai karya Shimazaki Toson. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi gambaran yang jelas mengenai kehidupan diskriminasi yang dialami para burakumin dalam novel Misaki dan Hakai. Manfaat penelitian ini diharapkan agar pembaca dapat semakin memahami mengenai diskriminasi yang dilakukan terhadap kaum burakumin di Jepang khususnya dalam novel Misaki dan Hakai. 8
9 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan saya gunakan dalam skripsi ini adalah metode kepustakaan dan deskriptif analitis. Metode kepustakaan yang dimaksud adalah metode yang sumber datanya adalah kepustakaan. Menurut Zed (2004:1), studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Dalam skripsi ini, penulis akan menggunakan data dari novel, buku, jurnal baik jurnal nasional maupun jurnal internasional dan juga data-data dari internet. Metode deskriptif analitis yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan cara memaparkan suatu hal atau kejadian seperti apa adanya sesuai dengan sumber data yang ada. Menurut Nazir (2003:71), metode deskriptif analitis merupakan penggambaran atau pelukisan secara otomatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang di selidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Dalam skripsi ini penulis akan memaparkan mengenai diskriminasi yang terjadi terhadap kaum burakumin serta penulis akan memaparkan kehidupan kaum burakumin yang terdapat di dalam novel Misaki dan Hakai. Data utama yang akan saya gunakan adalah novel yang berbahasa Jepang dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yaitu novel Misaki atau dalam terjemahannya berjudul The Cape karya Nakagami Kenji yang diterjemahkan oleh Eve Zimmerman dan novel Hakai atau dalam terjemahannya berjudul The Broken Commandment karya Shimazaki Toson yang diterjemahkan oleh Kenneth. Selain data utama, penulis akan mengunakan data penunjang seperti data dari internet, jurnal internasional dan domestik, buku yang berisi mengenai teori diskriminasi, dan teori burakumin serta teori lainnya yang mendukung. 9
10 1.6 Sistematika Penulisan Bab satu, yaitu pendahuluan. Dalam bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan topik dalam skripsi, selain itu terdapat pula rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan serta terdapat pula metode penelitian yang akan digunakan. Bab dua, yaitu landasan teori. Dalam bab ini berisi teori-teori yang penulis gunakan untuk menganalisis suatu data khususnya teori mengenai diskriminasi dan juga terdapat teori lainnya seperti teori mengenai burakumin. Bab tiga, yaitu analisis data. Dalam bab ini pembahasan yang akan dipaparkan adalah mengenai analisis tindakan diskriminasi yang dilakukan masyarakat Jepang terhadap kaum burakumin khususnya yang terdapat dalam novel Misaki karya Nakagami Kenji dan novel Hakai karya Shimazaki Toson. Bab empat, yaitu simpulan. Dalam bab ini tidak hanya terdapat simpulan dari isi skripsi saja yang menjelaskan hasil secara singkat dalam pembahasan, namun terdapat juga saran yang dimaksudkan agar para pembaca mengerti mengenai topik skripsi ini dan dapat berguna kelak. Bab lima, yaitu ringkasan. Dalam ringkasan, akan dibahas mengenai isi skripsi secara keseluruhan dimana semuanya akan diulang kembali dari bab satu sampai dengan bab empat secara singkat dan padat. 10
Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya manusia selalu membutuhkan interaksi dengan orang lain. Keluarga
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik (zaman Heian), sastra pertengahan (zaman Kamakura, zaman Namboku-cho dan zaman Muromachi),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia, yang berupa pengalaman, perasaan, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, menyampaikan pendapat, mengapresiasikan pikiran sehingga tercipta pengertian antara individu
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Pada bab ini, penulis akan memberikan ringkasan dari beberapa bab yang sudah
Bab 5 Ringkasan Pada bab ini, penulis akan memberikan ringkasan dari beberapa bab yang sudah penulis kemukakan diatas, yaitu dimulai dari bab pertama pendahuluan hingga bab empat ringkasan dan saran. Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra, dalam hal ini novel, ditulis berdasarkan kekayaan pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah diungkapkan oleh Teeuw (1981:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai media hiburan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Haruki Murakami adalah seorang penulis, novelis, sastrawan, dan penerjemah yang berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai sarana menghibur diri bagi pembaca. Sastra dan manusia khususnya pembaca memiliki hubungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas dan budaya inilah yang menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Jepang sebagai sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata śās- yang berarti instruksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai keindahan. Sebuah karya sastra bukan ada begitu saja atau seperti agak dibuat-buat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai hiburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kesusastraan zaman Heian cerita yang bertemakan cinta sering kali diekspresikan dalam kata-kata yang dapat membangkitkan emosi dari pembaca. Masyarakat pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kushartanti dan Untung (2005,hal.3) menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke -8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Kebudayaan tersebut diaplikasikan secara langung melalui karya seni. Kebudayaan yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang dituangkan dalam bentuk bahasa dan dilukiskan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Delors, 1996: 22), bahwa terdapat empat pilar pendidikan yaitu learning to know,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan diharapkan dapat terjalin di lingkungan Sekolah Dasar. Mengacu kepada keputusan Komisi Internasional bagi pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pengarang yang mempunyai kedudukan penting dalam kesusastraan modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor Kesusastraan Estetisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu makhluk hidup sejak lahir diciptakan sebagai makhluk sosial, yang artinya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran
Lebih terperinciBAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah lagu merupakan hasil salah satu jenis karya sastra yaitu puisi yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan manusia. Permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia, sebagai individual, pada dasarnya dilahirkan dalam proses sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan individu yang hidup dalam sebuah masyarakat. Manusia, sebagai individual, pada dasarnya dilahirkan dalam proses sosial, dan dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berlangsung sepanjang hari dari zaman ke zaman (Semi, 2002:1). Menurut
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra menampilkan potret kehidupan manusia. Sastra lahir disebabkan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan dirinya, menaruh minat terhadap masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia
Lebih terperinciCHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program
CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 MAIDS' RESISTANCE THROUGH THE BOOK TO EQUALIZE THE RIGHTS AS POTRAYED IN "THE HELP" MOVIE (2011)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sekedar kata-kata kosong tanpa makna. Walaupun sepanjang zaman puisi selalu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Puisi adalah sebuah karya estetis dan karya seni sastra yang memiliki makna, bukan sekedar kata-kata kosong tanpa makna. Walaupun sepanjang zaman puisi selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra pada era modern sekarang ini sudah memiliki banyak definisi dan berbagai penafsiran dari masyarakat. Sastra selalu dikaitkan dengan seni dan keindahan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer di antara bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sebutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sering disebut sebagai dunia dalam kata, bukan dunia manusia. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa diterjemahkan kembali ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan. Seorang perempuan berlaku lemah lembut dan
Lebih terperinci