Anita Widyanti¹, Soewalni Soekirno², Ratna Widyaningrum³ ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Anita Widyanti¹, Soewalni Soekirno², Ratna Widyaningrum³ ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KONSEP ENERGI DAN PENGGUNAANNYA PADA SISWA KELAS IVA SEKOLAH DASAR NEGERI JOGLO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Anita Widyanti¹, Soewalni Soekirno², Ratna Widyaningrum³ ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA konsep energi dan penggunaannya pada siswa kelas IVA SD Negeri joglo Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian one group pretes-postes design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta, dengan sampel sejumlah 38 siswa dan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan tes dan lembar observasi siswa. Teknik analisis data menggunakan uji t-test berpasangan/paired sample t-test. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa -t hitung = -18,981 kurang dari t tabel = -2,021 dalam taraf signifikansi 5%, dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA konsep energi dan penggunaannya pada siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat terbukti kebenarannya dan dapat diterima. Kata kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Pendidikan memerlukan adanya proses sadar dan terencana dari setiap individu untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan. Agar seluruh potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang dengan baik, maka dibutuhkan pula proses pembelajaran yang 1 Alumni, 2,3 Dosen Prodi PGSD FKIP UNISRI

2 2 berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas harus dilaksanakan dalam semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru kelas IV SD N Joglo, sistem teacher centered masih mendominasi pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi, sehingga pembelajaran cenderung monoton. Pembelajaran yang monoton membuat siswa merasa bosan dan jenuh pada saat proses pembelajaran, serta kurang terlibat aktif, sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran harus diperhatikan agar masalah-masalah yang sering muncul saat pembelajaran dapat diminimalkan. IPA adalah Ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno dalam Asih dan Eka, 2014:23). IPA merupakan ilmu yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, karena IPA merupakan salah satu ilmu yang memberikan cara untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tentang alam, memahami kejadian dan fenomena tentang alam serta memberikan pemahaman tentang cara yang dapat dilakukan agar dapat hidup dengan menyesuaikan diri dengan alam. Siswa harus difasilitasi untuk menemukan pengetahuannya sendiri selama proses pembelajaran sehingga pengetahuan mereka akan lebih bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan siswa itu sendiri dan bagi kualitas pendidikan pada umumnya. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan atau kemampuan siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar siswa diperoleh melalui evaluasi atau pengukuran sejauh mana siswa memahami atau menguasai materi. Sedangkan untuk melaksanakan evaluasi atau penilaian tidak hanya menilai konsep atau materi tetapi bakat yang dimilikipun dan keterampilan motorik harus dinilai. Hasil belajar IPA dipandang dari yaitu segi produk siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan segi proses, siswa diharapkan memiliki

3 3 kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Segi sikap ilmiah, siswa diharapkan mempunyai perubahan kecenderungan berbuat, seberapa minat untuk mempelajari benda-benda di sekitarnya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, dapat bekerja sama dan mandiri, serta mengenal dan mengembangkan rasa cinta terhadap alam sekitar dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hasil belajar IPA diperoleh sesudah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan suatu model tertentu yang diakhiri dengan evaluasi belajar berupa tes. Jadi hasil belajar IPA adalah skor/nilai yang diperoleh siswa melalui tes setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP:2006), dimaksudkan yaitu: a. Memperoleh keyakinan atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dann keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

4 4 pendidikan ke SMP (Ahmad Susanto, 2015:171). Pembelajaran IPA akan lebih bermakna jika seseorang mengalaminya secara langsung atau lebih dikenal dengan learning by doing. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri anak SD pada umumnya yaitu: memiliki rasa ingin tahu yang berlebih, menemukan, mempelajari sesuatu yang baru, dan berkreasi. Sejalan dengan ciri-ciri siswa SD tersebut, guru dituntut untuk sekreatif mungkin menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD dapat melatih dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses dan dapat melatih siswa untuk berpikir serta bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan yang bersifat ilmiah yang ada dilingkungannya. Keterampilanketerampilan yang diberikan kepada siswa diberikan sesuai tingkat perkembangan usia dan karakteristik siswa SD sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran merupakan sebuah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, model pembelajaran juga dapat diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Kurniasih dan Berlin, 2015:18). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih aktif dalam pembelajaran (Isjoni, 2013:62). Langkah-langkah pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2013:211) dalam bukunya dinyatakan ada enam langkah utama yaitu 1) Tahap menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; 2) Menyajikan informasi; 3) Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar; 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar; 5) Evaluasi; 6) Memberikan penghargaan.

5 5 Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran yang berbasis student centered yang dapat memfasilitasi semua siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan saling membagi ide-ide satu sama lain. Penerapan pembelajaran NHT akan menciptakan suasana koordinasi, karena siswa akan selalu berkomunikasi,saling mendengarkan, saling berbagi, saling memberi, dan menerima ide-ide, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Trianto (2007:63) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdapat empat fase sebagai sintaks NHT: 1) Fase Penomoran; 2) Fase Pengajuan Pertanyaan; 3) Fase Berfikir Bersama; 4) Fase Menjawab. Kurniasih dan Berlin (2015:29) berpendapat bahwa Model pembelajaran NHT memiliki ciri khas dimana guru menunjuk seorang siswa untuk mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. 2) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama. 3) Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. 4) Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok. 5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. 6) Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual

6 6 7) Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA konsep energi dan penggunaannya pada siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Joglo, Kadipiro, Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret Bentuk dan Strategi Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent (perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi terkendali (Sugiyono, 2012:109). Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest design (Sugiyono, 2009:110 ). Pada desain ini, peneliti memberikan pretest diberikan sebelum perlakuan untuk mengukur kemampuan awal siswa dan memberikan posttest untuk mengukur kemampuan siswa sesudah diberi perlakuan. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berupa populasi yaitu seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta sejumlah 38 siswa. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Sedangkan Variabel terikat adalah Hasil Belajar IPA Siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Peneliti menggunakan teknik test prestasi atau Achievement test untuk mendapatkan data. Tes yang

7 7 dilakukan berupa pre-test dan post-test, pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum masuk pada materi sebelum mendapat perlakuan, sedangkan post-test digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah pemberian treatment (perlakuan). Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah tes objektif. Soal tes untuk pre-test dan post-test sama. 2. Dokumentasi Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, antara lain: nilai mata pelajaran IPA kelas IV, data administrasi siswa, RPP, dan silabus. 3. Observasi Peneliti menggunakan teknik observasi terstuktur, untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Observasi terstuktur adalah observasi yang dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Observasi pada penelitian ini dilakukan oleh observer secara langsung ketika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kegiatan pembelajaran IPA tentang Energi. Data ini nantinya akan digunakan untuk mengukur nilai afektif, psikomotorik, siswa dan menentukan tingkat ketercapaian pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe NHT. Uji Coba Instrumen / Validitas Data 1. Uji Validitas a. Uji validitas instrument tes Adapun uji validitas yang diterapkan dalam penilaian ini adalah dengan cara mencari validitas item/validitas isi (content validity). Dalam penelitian ini validitas yang dicari adalah validitas item/ butir soal tes dengan jawabannya dikategorikan sebagai salah atau benar, jika jawaban benar skor 1 dan jawab yang

8 8 salah skor 0, sehingga distribusi skor itemnya adalah distribusi skor dikotomi (Saifuddin, 2015:155). Adapun untuk mencari validitas tersebut yang digunakan adalah validitas point biserial, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : ɣ pbi = Koefisien korelasi biserial M p = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M t S t = Rerata skor total = Standar deviasi dari skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar q = Proporsi siswa yang menjawan salah (q = 1- p) Adapun kriteria yang dijadikan patokan untuk menentukan apakah item itu valid atau tidak adalah sebagai berikut: apabila r hitung > r tabel maka item soal dinyatan valid, sedangkan apabila r hitung < r tabel maka dikatakan bahwa item soal tersebut dinyatakan tidak valid (Suharsimi Arikunto, 2006:79). b. Uji validitas instrument lembar observasi Untuk menguji validitas instrumen observasi menggunakan pengujian validitas konstrak (construct validity). Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2009:177). Hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspekaspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonstultasikan dengan ahli atau pakar di bidang pembuatan instrumen.

9 9 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sesuatu instrument keajegan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk mencari koefisien reliabilitas instrument tes peneliti menggunakan rumus yang di kemukakan oleh Kuder dan Richardson yaitu rumus K- R.20, Sugiyono (2009:100) sebagai berikut: = ) ( ) ) Keterangan: r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan k = Jumlah item dalam instrument S t 2 = Varian total p = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar q = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab salah Untuk mengetahui kriteria reliabilitas soal, maka hasil perhitungan r 11 di atas kemudian dibandingkan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi dari Sugiyono (2009:257) sebagai berikut: Tabel 1. Intepretasi Koefisien Korelasi BESARNYA NILAI INTERPRETASI Antara 0,800 sampai Sangat tinggi dengan 1,000 Antara 0,600 sampai Tinggi dengan 0,800 Antara 0,400 sampai Sedang dengan 0,600 Antara 0,200 sampai Rendah dengan 0,400 Antara 0,000 sampai Sangat rendah dengan 0, Hasil Uji Instrumen a. Hasil Uji Validitas Setelah instrument tes di uji cobakan dan dianalisis dengan rumus biserial (ɣ pbi ) secara manual dan menggunakan bantuan Ms.Excel, diketahui bahwa dari 30 item pertanyaan pilihan ganda mengenai materi Energi, yang valid sebanyak 29 item, dan yang tidak valid sebanyak 1 yaitu item nomor 13. Dengan demikian item pertanyaan yang bisa digunakan siswa untuk mengukur hasil

10 10 belajar siswa sebanyak 29 item, tetapi peneliti membatasi hanya 25 item yang digunakan untuk mengukur hasil belajar. Jadi ada 4 item yaitu item nomor 8, 11, 16, 23 di drop atau tidak dipakai. b. Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas variabel hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus K-R.20. Dari analisis diperoleh r hitung = 0,773, sehingga instrumen tes tersebut masuk dalam kategori antara 0,600-0,800 atau mempunyai reliabilitas tinggi. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono 2009:207). Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan rumus t-test: ) (Fadjeri, 2011:47). Keterangan : t = t-test MD = mean defferences atau perbedaan dua mean. = Deviasi individual dari MD N = Jumlah Subjek d.b = Derajat kebebasan Adapun kriteria yang dijadikan patokan untuk menentukan pengambilan keputusan yakni apabila t hitung t tabel atau t hitung - t tabel maka H 0 diterima, sedangkan bila t hitung t tabel atau t hitung -t tabel maka H 0 ditolak. Atau dengan cara melihat hasil signifikansi, jika signifikansi >0,05, maka H 0 diterima, sedangkan 0,05 maka H 0 ditolak. Ket : H 0 : Tidak ada pengaruh hasil belajar antara sebelum dan sesudah diberi model

11 Frekuensi 11 H a pembelajaran kooperati tipe NHT. : Ada pengaruh hasil belajar antara sebelum dan sesudah diberi model pembelajaran kooperati tipe NHT. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil penelitian diketahui hasil belajar IPA siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Sebelum Diberi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Interval X X² f cfb f.x f.x² Jumlah Berdasarkan tabel diatas dapat digunakan untuk menghitung mean, median, modus, nilai maksimal, nilai minimal dan standar deviasi hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Variabel Hasil Belaj ar IPA 74,1 6 Mean Median 75,0 0 Modu s N ma k N mi n SD 3,73 1 Berdasarkan nilai dari hasil persebaran soal sebelum penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut : Frekuensi Interval Frekuensi Gambar 1. Grafik Histogram Variabel Hasil Belajar Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Grafik diatas didapat dari nilai interval dan frekuensi siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat kenaikan dan penurunan nilai siswa sebelum diberi perlakuan

12 Frekuensi 12 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sedangkan data hasil penelitian hasil belajar IPA siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Sesudah Diberi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Interval X X² F cfb f.x f.x² Jumlah Berdasarkan tabel diatas dapat digunakan untuk menghitung mean, median, modus, nilai maksimal, nilai minimal dan standar deviasi hasil belajar siswa sesudah diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data tersebut dapat dilihat pada table berikut. Tabel 5. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Varia -bel Hasil Belaj ar IPA Mean 84,9 5 Medi -an 85,0 0 Modu s N ma k N mi n SD 2,34 7 Berdasarkan nilai dari hasil persebaran soal sebelum penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat digambarkan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut : Frekuensi Interval Gambar 2. Grafik Histogram Variabel Hasil Belajar Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Grafik diatas didapat dari nilai interval dan frekuensi siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat kenaikan dan penurunan nilai siswa sesudah diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pengujian Hipotesis Frekuensi Berdasarkan hasil analisis data statistik dengan bantuan SPSS versi.16 menggunakan rumus paired sample t-test tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

13 13 Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Energi dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joglo No.76 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh t hitung yaitu sebesar -18,981, selanjutnya t hitung tersebut dapat dibandingkan dengan t tabel dengan d.b = (N-1) jadi (38-1) = 37 dalam taraf signifikan 5% yaitu -2,021. Jadi t hitung kurang dari t tabel atau < , maka Ho ditolak. Sedangkan jika dilihat dari hasil signifikansi yaitu sebesar 0,000. Jadi 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan analisis data di atas, maka hipotesis yang menyatakan Ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Energi dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joglo No.76 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 terbukti kebenarannya pada taraf signifikan 5%. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas dapat diterima dengan baik, pada taraf signifikansi 5% bahwa Ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Energi dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joglo No.76 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooeratif tipe NHT mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan tanggung jawab dalam diskusi. Hal tersebut senada dengan teori tujuan model pembelajaran kooperatif menurut Depdiknas (dalam Tukiran, 2014:60) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai tiga tujuan penting untuk peserta didik salah satunya yaitu meningkatkan hasil belajar akademik. Di SD Negeri Joglo No.76 Surakarta sebelumnya dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran cenderung monoton, siswa kurang aktif dan tidak sedikit siswa yang merasa

14 14 bosan, hal tersebut dapat menghambat siswa dalam berprestasi. Akan tetapi, setelah menggunakan model pembelajaran yang bervariasi salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran, ternyata ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jika dilihat pada ranah kognitif, dari hasil pretest siswa nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 80, sedangkan hasil posttest siswa nilai terendah 80 dan nilai tertinggi 90. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil belajar ranah afektif, yaitu dapat dilihat pada sikap disiplin dan tanggung jawab siswa yang muncul saat mengikuti pembelajaran dan berdiskusi kelompok, sedangkan ranah psikomotorik, dapat dilihat pada keterampilan siswa yang muncul pada saat berdiskusi yaitu keterampilan bekerja sama dalam diskusi kelompok dan keterampilan bertanya jika ada materi/arahan yang belum jelas. Siswa juga tampak lebih aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan teori Imas dan Berlin (2015:30) yang mengemukakan bahwa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu: (1) Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa; (2) Mampu memperdalam pemahaman siswa; (3) Melatih tanggung jawab siswa; (4) Menyenangkan siswa dalam belajar; (5) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa; (6) Meningkatkan rasa percaya diri siswa; (7) Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama; (8) Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi; (9) Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar; dan (10) Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun, siswa tetap antusias belajar. Witsqa Dewi Rachma (2013) juga mengemukakan bahwa hasil belajar siswa pada matematika ya-ng diberi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) lebih baik daripada

15 15 hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Make a Match. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat mempengaruhi hasil belajar IPA materi energi dan penggunaannya pasa siswa kelas IV SD Negeri Joglo No.76 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016 diperoleh - t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan d.b ( N-1) jadi (38-1) = 37 dalam taraf signifikan 5% yaitu -2,021 atau < KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan t-test diperoleh hasil nilai t hitung sebesar - 18,981. Selanjutnya nilai t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan db= (N-1) = (38-1) = 37 pada taraf signifikansi 5% = -2,021. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil t hitung = -18,981 kurang dari t tabel pada taraf signifikansi 5% = - 2,021 atau t hitung < t tabel ( -18,981 < -2,021), maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut berarti Ada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep Energi dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joglo No.76 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan menyangkut model pembelajaran kooperatif tipe NHT : 1. Bagi Pendidik a. Dalam proses belajar mengajar pendidik hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif, antara lain dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. Pendidik dapat mencoba untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk materi pokok yang lain.

16 16 2. Bagi Siswa a. Dalam proses pembelajaran diharapkan siswa selalu bersikap aktif. b. Siswa hendaknya selalu meningkatkan belajarnya mungkin. 3. Bagi Peneliti Lanjutan hasil semaksimal Bagi peneliti lanjutan mampu mengkaji lebih dalam tidak hanya hasil belajar, namun disarankan dapat meneliti variabel lain seperti motivasi belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Asih Widi W dan Eka Sulistyowati Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara. Fadjeri Statisitik. Surakarta : FKIP UNISRI. Imas Kurniasih dan Berkin Sani Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena. Isjoni Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saifuddin Azwar Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta., Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suwarto, W.A Model-Model Pembelajaran Berwawasan Lingkungan Hidup. Surakarta: Pelangi Press. Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tukiran Taniredja, dkk Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

17 17

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan peneliti, mulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika.

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika. PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAKON MATEMATIKA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SUMBER III NO. 162 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh : Anif

Lebih terperinci

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN CIRI-CIRI LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT KELAS III SD

Lebih terperinci

Yulandari 1 Soewalni Soekirno 2 dan Ratna Widyaningrum 3

Yulandari 1 Soewalni Soekirno 2 dan Ratna Widyaningrum 3 PENGARUH PENDEKATAN REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III B DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Yulandari 1 Soewalni

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran. Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap BAB V PEMBAHASAN A. Hasil belajar Fiqih antara yang menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Konvensional (ceramah) terhadap hasil belajar Fiqih Peserta didik kelas III MI Darussalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING

PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING PENGARUH PENERAPAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DI KELAS V MATA PELAJARAN IPA TENTANG GAYA SD NEGERI NAYU BARAT II NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Devi Lidiawati

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Menurut Sugiyono metode penelitian pendidikan dapat diartikan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif eksperimen (true experiment). Jenis penelitian ini merupakan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu adalah jenis komparasi yang membandingkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Suatu Penelitian di SMP Negeri 10 Gorontalo) Jurusan Pendidikan sejarah Fakulkas Ilmu sosial, Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningakatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Nusantara Kota Jambi 3) 2) Wiwik Andriyani 1),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena berhasil tidaknya, demikian juga tinggi rendahnya kualitas hasil penelitiannya sangat ditentukan oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan (Arikunto,2006:149). Sudjana (1996:52)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan 64 III. METODE PENELITIAN Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian quasi eksperimen karena peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. 32 BAB III METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kelas, dimana ada kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH : PENGARUH MODEL THINK PAIR AND SHARE DIDUKUNG MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK PADA SISWA KELAS IV SDN GOGORANTE KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

(Luhut Panggabean, 1996: 31) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang peneliti lakukan adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANAN PADA SISWA KELAS IV SDN GURAH I KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung, Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DENGAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KARTASURA TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan PERBEDAAN HASIL BELAJAR TIK MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis siswa kelas XI IIS SMA Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini menganalisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ketiga akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

METODOLOGI PENELITIAN. Bagian ketiga akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one group design pada kelompok-kelompok ekuivalen. Penelitian akan dilakukan pada dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tujuan tertentu. 1 Jenis penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. antar variabel, yaitu mencari hubungan dari beberapa variabel secara valid

III. METODE PENELITIAN. antar variabel, yaitu mencari hubungan dari beberapa variabel secara valid III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan komparatif. Penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : ARIA KURNIA SAPUTRA NPM:

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : ARIA KURNIA SAPUTRA NPM: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DENGAN MEDIA BENDA KONGKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT BENDA PADA SISWA KELAS III SDN MRICAN 1 KOTA KEDIRI TAHUN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mempunyai tujuan untuk menguji hipotesa dari data-data yang dikumpulkan sesuai teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiyono, IPS siswa dengan perlakuan yang berbeda.

III. METODOLOGI PENELITIAN. berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiyono, IPS siswa dengan perlakuan yang berbeda. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design (eksperimen semu) dimana metode penelitian eksperimen semu diartikan sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dimana data-data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan 40 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dalam penelitian ini kita tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

yaitu pada bulan september 2013 di SMP Negeri 1 Punduh Pedada.

yaitu pada bulan september 2013 di SMP Negeri 1 Punduh Pedada. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen. Menurut Syaiful dan Aswan metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Tujuan penelitian dengan kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan. September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan. September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya. 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Surakarta yang terletak di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta pada anak kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yakni pendekatan yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen sejati (true experiment). Bentuk true experiment yang digunakan adalah posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yaitu langkah atau cara yang digunakan untuk mendapatkan data, menganalisis data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 tgl 19 Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18 desember 2013 di MTs Muslimat NU Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. B. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan Metode Ceramah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment. Menurut Panggabean (1996: 21) Pre-Experiment yaitu penelitian yang secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yanag dilaksanakan pada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DAN ARTIKULASI MATERI GERAK TUMBUHAN (Pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 2 MOJOGEDANG Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode eksperimen dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MAN 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci