Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Asniatin Saki. Widyaiswara LPMP Sulawesi Tengah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Asniatin Saki. Widyaiswara LPMP Sulawesi Tengah"

Transkripsi

1 Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran Abstrak Asniatin Saki Widyaiswara LPMP Sulawesi Tengah PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut mengamanatkan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengubah paradigma pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Salah satu tolok ukur professional guru dapat ditunjukan melalui inovasi proses pembelajaran yang digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan menerapkan model-model pembelajaran. Model pembelajaran mencakup strategi, pendekatan, metode maupun teknik. Contoh model pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, atau pembelajaran langsung. Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran tersebut disajikan. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran media pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik mengajar perkalian dengan penjumlahan berulang. Kata Kunci: Model pembelajaran, strategi, pendekatan, metode dan teknik Pendahuluan Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat (PP No 19 tahun 2005). Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Perwujudan pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari hasil belajar peserta didik, namun proses pembelajaran penting untuk menjadikan generasi yang kreatif dan kompetitif. PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelaja ran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

2 ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Ayat (2) menyatakan: Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal tersebut mengamanatkan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengubah paradigma pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta Permendiknas No.24 tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL menandai berlakunya Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP). Salah satu karakteristik dari KTSP adalah berbasis kompetensi dengan memperhatikan : berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual, menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat. Salah satu tolok ukur professional guru dapat ditunjukan melalui inovasi proses pembelajaran yang digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan menerapkan model-model pembelajaran. Berikut dijelaskan beberapa model pembelajaran yang dapat diadopsi atau diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan lingkungan belajar peserta didik. Pembahasan I. Model-Model Pembelajaran Secara umum pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu: pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogika dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik yang pada gilirannya membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Belajar secara umum adalah proses manusia memperoleh berbagai pengetahuan, skill, dan perilaku/attitude dan nilai-nilai yang dimulai sejak bayi sampai dewasa. Proses pembelajaran di kelas adalah proses yang kompleks, interaktif, dan setingnya dinamis. Teori belajar diharapkan dapat memberi sumbangan untuk memahami seting tersebut.

3 Menurut Corey ( ) pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademiknya, latar belakang sosial ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karaktersitik peserta didik daam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator susksesnya pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengantisipasi peralihan dan perubahan paradigma pembelajaran perlunya pemilihan strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang menarik dan tepat sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Prof. Soedjadi memberikan ilustrasi: Untuk suatu topik tertentu akan digunakan strategi siswa aktif belajar, dalam stategi itu digunakan pendekatan (1) pemecahan masalah dan (2) penemuan, sedangkan dalam pendekatan penemuan digunakan metode (1) tanya jawab dan (2) metode ceramah, kemudian dalam metode tanya jawab digunakan teknik (1) bertanya klasikal, dan (2) bertanya beranting. Ruseffendy (1980) memberikan klarifikas i tentang strategi, pendekatan, metode dan teknik, sebagai berikut: 1. Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu: a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau murid) b. Penyaji materi pelajaran (perorangan, kelompok, atau belajar mandiri) c. Cara materi pelajaran disajikan ( induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal). d. Sasaran penerima materi pelajaran (perorangan, kelompok, heterogen atau homogen). 2. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran tersebut

4 disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif, atau mempelajari operasi perkalian dengan pendekatan Kartesius, demikian juga bagaimana siswa memperoleh, mengorganisasi dan mengkomunikasikan hasil belajarnya lewat pendekatan keterampilan proses. 3. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya. 4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran media pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik mengajar perkalian dengan penjumlahan berulang. Model pembelajaran merupakan konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam model mencakup strategi, pendekatan, metode maupun teknik. Contoh model seperti model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, atau model pembelajaran langsung. Model mempunyai empat ciri khusus, yaitu: rasional teoritik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku belajar-mengajar yang diperlukan untuk berhasilnya pelaksanaan model, dan lingkungan belajar yang mendukung. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran, seringkali siswa menggunakan berbagai macam ketrampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. II. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran di dalam pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran. Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi perkuliahan dan bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya dengan berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki peserta didik untuk mempelajari konsep, prinsip dan teori yang baru tentang suatu bidang ilmu. Makna dari pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Nisbet (1985) dalam Erman (2003) mengatakan tidak ada cara belajar (tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik. Setiap orang berbeda dalam kemampuan lntelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka memilih cara dan gaya

5 belajar dan mengajar yang berbeda. Namun semuanya dapat digolongkan dalam karakteristik yang hampir sama. 1. Pendekatan Kontruktivisme. Para ahli kontruktivisme, salah satunya adalah Piaget, ketika siswa mencoba menyelesaikan pembelajaran dikelas, maka pengetahuan dikontruksi secara aktif. Belajar merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, belajar pemecahan masalah. Berkenaan perbedaan individu, Board of Studies (1995) dalam Eman (2003) menyatakan bahwa siswa akan mencapai prestasi belajar dalam kecepatan yang berbeda dan secara kuantitatif dalam cara-cara yang berbeda. Kualitas pembelajaran ditandai dengan : Mulai dari mana siswa berada Mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda, dan cara yang berbeda Melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar Meminta siswa untuk memvisualkan yang imajiner. Hal di atas menunjukkan perbedaan antara pendekatan konstruktivisme dengan pendekatan tradisional. Di dalam kontruktivisme peranan guru bukan memberi jawaban akhir dari pertanyaan siswa, melainkan mengarahkan mereka untuk membentuk (mengkonstruksi) pengetahuan matematika sehingga diperoleh struktur matematika. Sedangkan dalam paradigma tradisional, guru mendominasi pembelajaran dan guru senantiasa menjawab dengan segera terhadap pertanyaanpertanyaan siswa. 2. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan/PAKEM PAKEM/AJEL ( Active, Joyful and efective Learning) bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang lebih melengkapi peserta didik dengan ketrampilanketrampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupannya kelak. Secara singkat pengkondisian PAKEM bagi guru dan siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: Aspek Dari Segi Guru Dari Segi Siswa Aktif Memantau kegiatan belajar siswa Memberi umpan balik Bertanya Mengemukakan gagasan Mempertanyakan gagasan orang Mengajukan pertanyaan lain dan gagasannya menantang Mempertanyakan gagasaan Melakukan aktifitas belajar berdiskusi siswa

6 Aspek Dari Segi Guru Dari Segi Siswa Kreatif mengembangkan kegiatan merancang/ membuat sesuatu yang beragam menulis, mengarang, menggabar membuat alat bantu belajar sederhana memanipulasi media/alat peraga Efektif mencapai tujuan menguasai kompetensi tertentu Menyenangkan pembelajaran tidak membuat anak takut salah, takut ditertawakan, takut disepelekan menciptakan suasana belajar mengajar semarak, ekspresif dan mendorong pemusatan perhatian belajar siswa berani mencoba/ berbuat berani bertanya berani mengemukakan pendapat berani mempertanyakan gagasan orang lain merasa aman dan nyaman selama proses pembelajaran dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan guru, teman, dan lingkungan sekitar Impilikasi dari PAKEM adalah anak merasa senang belajar, sehingga perhatiannya penuh dalam mengerjakan tugas belajarnya dengan penuh keikhlasan, akibatnya hasil belajar meningkat dan harapannya siswa akan senang belajar akhirnya belajar sepanjang hayat dapat terwujud. 3. Pendekatan konsep Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Biasanya dilakukan dalam pembelajaran langsung dimana siswa hanya sebagai obyek pembelajaran. 4. Pendekatan Proses Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk ikut menghayati proses penemuan konsep sebagai suatu keterampilan proses. Penggunaan lembar kerja tertruktur dan manipulasi alat peraga atau media pembelajaran berperan penting pada pendekatan proses. 5. Pendekatan deduktif Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum kekeadaan khusus. a. memilih konsep, aturan, prinsip yang akan disajikan b. menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan buktinya.

7 c. Disajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan, prinsip umum, dan d. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan. 6. Pendekatan Induktif Pendekatan induktif adalah pendekatan pembelajaran yang bermula ddengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian disimpukan menjadi suatu fakta, prinsip atau aturan. a. memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan b. menyajikan contoh-contoh khusus, yang memungkinkan peserta didik memperkirakan sifat umum (general) yang terkandung dalam cntoh-contoh itu. c. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau menyangkal hipotesis d. Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah terdahulu. 7. Pendekatan Ekspositori Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan guru berperan lebih aktif dalam menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sementara peserta didik peserta didik berperan lebih pasif; tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Peserta didik dapat mengungkapkan kembali melalui respons pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. a. Preparation ; Persiapan bahan selengkap-lengkapnya secara sistematik dan rapi. b. Aperception ; keterkaitan bahan sebelumnya dengan yang akan dibahas; melalui pertanyaan atau informasi. c. Presentation ; menyajikan bahan dengan ceramah atau menyuruh peserta didik membaca. d. Resitation ; guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau peserta didik membacakan kembali hasilnya. 8. Pendekatan Heuristik

8 Pendekatan heuristik adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan sejumlah data dan peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut. Dalam implementasinya menggunakan metode penemuan dan inkuiri. Pendekatan heuristik merupakan strategi bagaimana merancang pembelajaran dari berbagai aspek dari pembentukan sistem instruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik/peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan. 9. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang membantu guru dalam mengaitkan bahan ajarnya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 10. Pendekatan Inquiry Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha melatakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, dengan menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Peserta didik diposisikan sebagai subjek yang belajar sementara guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator belajar. Ada lima tahapan yang ditempuh : a. perumusan masalah b. membuat hipotesis, jawaban sementara c. mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab hipotesis d. menarik kesimpulan; generalisasi e. mengaplikasikan kesimpulan 11. Pendekatan Tingkah Laku (Behaviorisme) Pendekatan tingkah lau lebih menekankan kepada teori tingkah laku, sebagai plikasi dari teori belajar behaviorisme. a. guru menyajikan stimulus; b. mengamati tingkah laku peserta didik dalam menanggapi stimulus; c. memberikan latihan kepada peserta didik dalam memberikan respon terhadap stimulus; d. memperkuat respon.

9 III. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pemilihan dan penentuan metode dalam pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor ; 1) Peserta didik/peserta didik, 2) Tujuan, 3) Situasi, 4) Fasilitas, 5) guru Macam-macam metode pembelajaran 1. Metode Proyek Cara penyajian perkuliahan yang bertitik tolak dari suatu maslah, kemudian dibahas dari berbagai segi (mata perkuliahan yang berbeda) yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. 2. Metode eksperimen Cara penyajian perkuliahan, dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 3. Metode tugas dan resitasi/review Cara penyajian pengajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agas peserta didik melakukan kegiatan belajar. 4. Metode Diskusi Cara penyajian perkuliahan, di mana peserta didik-peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. 5. Metode Sosiodrama/ role playing Cara penyajian pengajaran dengan mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. 6. Metode demonstrasi Cara penyajian bahan perkuliahan dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, siatuasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, dan disertai dengan penjelasan lisan. 7. Metode Problem solving Cara penyajian bahan perkuliahan yang dimulai dengan adanya masalah, kemudian mencari data-data pendukung untuk memecahkan maslaah tersebut, menetapkan jawaban sementara, menguji kebenaran dan pada kahirnya menarik kesimpulan. 8. Metode karyawisata

10 Cara penyajian bahan perkuliahan dengan mengajak peserta didik mengunjungi tempat atau objek tertentu yang berhubungan dengan bahan yang dipelajari. 9. Metode Tanya jawab Cara penyajian perkuliahan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik ke guru. 10. Metode Latihan Cara penyajian bahan perkuliahan melalui training atau latihan untuk menanamkan kebiasan-kebiasan tertentu dan dapat juga digunakan untuk meperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. 11. Metode Ceramah Cara penyajian bahan perkuliahan dalam bentuk penyampaian informasi, keterangan atau uraian tentang suatu pokok persoalan secara lisan. IV. Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif Kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi menuntut pendekatan kolaboratif antara peserta didik/peserta didik, guru/guru, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan. Secara umum pengelolaan Pembelajaran dapat dibagi dalam tahap pengelolaan sebagai berikut: 1. Mengelola ruang kelas guru dalam mengelola kelas harus mempertimbangkan : hal-hal sebagai berikut diantaranya : aksebilitas yaitu kemudahan peserta didik menjangkau alat dan maupun sumber belajar; mobilitas yaitu terjadi gerak secara leluasa baik guru maupun peserta didik dalam proses pembelajaran; interaksi yaitu hubungan dan terjadi interaksi baik antar peserta didik/peserta didik maupun peserta didik/peserta didik dengan guru secara leluasa; variasi kerja peserta didik/peserta didik yaitu dimungkinkan peserta didik/peserta didik kerja secara variasi sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dapat kerja mandiri, berpasangan dan kelompok sesuai dengan karakteristik masing-masing. 2. Mengelola Peserta didik/peserta didik Guru harus mengatur skenario untuk kegiatan peserta didik/peserta didik sehingga langkah-langkah yang harus dijalani peserta didik/peserta didik dalam pembelajaran jelas seperti kapan peserta didik/peserta didik harus bekerja mandiri, berpasangan dan kelompok sesuai karakteristik pembelajran, kapan peserta

11 didik/peserta didik mencari informasi, mengolah informasi dan menyampaikan informasi secara lisan maupun tulisan dan kapan peserta didik/peserta didik melakukan dan penyampaian informasi. 3. Mengelola Kegiatan Pembelajaran Guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan peserta didik/peserta didik harus memiliki perencanaan yang matang, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah terinci dengan baik meliputi ; materi pembelajaran, pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta didik/peserta didik, indikator yang akan dicapai, penilaian yang akan dilaksanakan, waktu dan bahan yang digunakan serta skenario yang akan dijalankan selama proses pembelajaran. Idealnya kegiatan pembelajaran harus mampu mengakomodasi keberagaman tingkat kemampuan peserta didik/peserta didik untuk itu diperlukan lembar kerja yang berbeda, bagi setiap peserta didik/peserta didik, hal itu yang paling efektif untuk mengakomodasi keberagaman tingkat kemampuan peserta didik/peserta didik. Prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif 1. Mengalami Melalui pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari akan lebih mengaktifkan indera dari pada hanya mendengarkan lisan 2. Interaksi Antara peserta didik/peserta didik dengan lingkungan sosialnya melalui diskusi, saling bertanya dan menjelaskan. 3. Komunikasi Pengungkapan isi pikiran gagasan sendiri maupun mengomentari gagasan orang lain, akan mendorong peserta didik untuk membenahi gagasannya dan memantapkan pemahaman tentang apa yang sedang dipelajari. guru harus siap memberikan tanggapan terhadap pendapat atau gagasan yang dikomunikasikan. 4. Refleksi Memikirkan ulang (refleksi) apa yang sedang dikerjakan atau dipikirkan, akan lebih memantapkan pemahaman. 5. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah bertuhan

12 6. Rasa ingin tahu dan imajinasi menghasilkan sikap peka, kritis, mandiri dan kreatif sedangkan fitrah bertuhan menghasilkan sikap bertaqwa. 7. Membangkitkan motivasi Peserta didik/peserta didik 8. Motivasi (daya dorongan untuk belajar) dipengaruhi oleh keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan diri, melalui antara lain : pemberian tugas, dan sekaligus menyakinkan kepada peserta didik/peserta didik bahwa mereka pasti bisa. 9. Memanfaatkan Pengalaman Awal Peserta didik/peserta didik 10. Peserta didik/peserta didik membangun pengalaman terhadap apa yang dipelajari, diwarnai oleh pengetahuan awal yang dimiliki. guru harus berupaya untuk menggali pengalaman awal peserta didik/peserta didik sebelum memulai perkuliahan. 11. Menyenangkan Peserta didik/peserta didik 12. Suasana belajarsangatmempengaruhi efektivitas proses pembelajaran, peserta didik/peserta didik akan sulit membangun pemahaman dalam keadaan tertekan. guru/guru harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan/mengasikan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik/peserta didik, dengan pendekatan Belajar sambil bereksperimen. 13. Tugas yang menantang 14. Pada prinsipnya semakin banyak waktu konsentrasi anak maka semakin baik hasil belajarnya, dan konsentrasi akan terjadi bila peserta didik/peserta didik mendapat tugas yang menantang (sedikit melebihi kemampuannya). 15. Pemberian Kesempatan Belajar 16. Belajar merupakan proses membangun pemahaman. Maka guru harus memberikan kesempatan bagi peserta didik/peserta didik untuk berpikir pada saat memecahkan masalah, dan membangun gagasannya sendiri. 17. Belajar Untuk kebersamaan 18. Perbedaan individu jangan sampaikan menciptakan manusia yang individualis, sehingga perlu dibangun kehidupan bersama melalui tugas-tugas yang memungkinkan peserta didik bekerja baik mandiri maupun kelompok. 19. Pengembangan Multi Kecerdasan

13 20. Setiap peserta didik/peserta didik memiliki lebih dari satu kecerdasan (selain kecerdasan akademik). Untuk perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk berupaya mengakomodasi keberagaman kecerdasan tersebut. Model-model pembelajaran kooperatif memberikan ide pengembangan pembelajaran yang bermakna untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Berikut macam-macam model pembelajaran yang kooperatif. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) PBL banyak dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktif-kognitif Piaget, PBL merupakan salah satu model pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut (Ibrahim-Nur, 2000) : 1. Pengajuan pertanyaan atau masalah 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin 3. Penyelidikan Autentik 4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya 5. Kerjasama Ada lima tahapan utama dalam PBL (Ibrahim -Nur, 2000) yang digambarkan sebagai berikut : Tahap Tahap 1 Mengorientasikan kepada masalah peserta didik Tahap 2 Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasilkarya Tahap 5 Menganalsis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Tingkah Laku guru Menjelaskan tujuan pembelajaran dan logistik yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik terlibat, pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Membantu peserta didik mendifisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yangs sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai. Membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses proses yang mereka gunakan. 2. Pengajaran Langsung

14 Landasan teori : Albert Bandura : Pemodelan tingkah laku (modelling) dengan Ciri ; Teacher center Keterampilan dasar yang dilatihkan ; 1) Pengetahuan Deklaratif, yaitu merupakan merupakan pengetahuan tentang sesuatu, dan 2) Pengetahuan Prosedural yaitu, merupakan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu. Langkah DI a. Menyampaikan tujuan b. Membimbing pelatihan c. Mendemonstrasikan pengetahuan/ keterampilan d. Meningkatkan kemampuan 3. Pembelajaran Koperatif Landasan teori Vygotsky : teori belajar kognitif-konstruktivis Keterampilan yang dikembangkan : a. Keterampilan akademik b. Keterampilan sosial peserta didik : - Ket. Kooperatif tingkat awal - Ket. Kooperatif tingkat menengah - Ket. Kooperatif tingkat mahir Ciri : Demokrasi dan student center A. Beberapa model dalam Pembelajaran koperatif B. 1) Examples non examples (contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan) a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP. c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisa gambar. d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas. e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. f) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. g) Kesimpulan

15 2) Picture And Picture a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b) Menyajikan materi sebagai pengantar c) guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi d) guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis e) guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai g) Kesimpulan/rangkuman 3) Numbered Heads Together (Kepala bernomor) a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor b) guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya d) guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka e) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain f) Kesimpulan 4) Cooperative Script Metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. a) guru membagi peserta didik untuk berpasangan b) guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan c) guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

16 d) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. e) Sementara pendengar : f) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap g) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya h) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. i) Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan guru j) Penutup 5) Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads) a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor. b) Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. c) Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya. d) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka. e) Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain. f) Kesimpulan. 6) Student Teams Achievement Divisions (STAD) a) Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) b) guru menyajikan perkuliahan

17 c) guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. d) guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu e) Memberi evaluasi f) Kesimpulan 7) Jig Saw a) Peserta didik dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi g) guru memberi evaluasi h) Penutup 8) Artikulasi a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa c) Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan dua orang d) Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya e) Suruh peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian peserta didik sudah menyampaikan hasil wawancaranya

18 f) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami peserta didik g) Kesimpulan/penutup 9) Mind Mapping Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan alternatif jawaban a) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b) guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban c) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang d) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi e) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru f) Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru 10) Make A Match (Mencari Pasangan) a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban b) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya g) Demikian seterusnya h) Kesimpulan/penutup 11) Think Pair And Share

19 a) guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai b) Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru c) Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing d) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya e) Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para peserta didik f) guru memberi kesimpulan g) Penutup 12) Debate a) guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra b) guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas c) Setelah selesai membaca materi. guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya. d) Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi e) guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap f) Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai 13) Role Playing a) guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan b) Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm c) guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang

20 d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai e) Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan f) Masing-masing peserta didik duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan g) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya i) guru memberikan kesimpulan secara umum j) Evaluasi k) Penutup 13) Group Investigation a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok c) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain d) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan e) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan g) Evaluasi h) Penutup 14) Talking Stik a) guru menyiapkan sebuah tongkat b) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya

21 d) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru e) guru memberikan kesimpulan f) Evaluasi g) Penutup 15) Bertukar Pasangan a) Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau peserta didik menunjukkan pasangannya b) Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya c) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain d) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka e) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula 16) Snowball Throwing a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya d) Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit

22 f) Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian g) Evaluasi h) Penutup 17) Student Facilitator And Explaining Peserta didik/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi c) Memberikan kesempatan peserta didik/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya d) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik e) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu f) Penutup 18) Demonstration (Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen) a) Guru menyampaikan TPK b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan d) Menunjukan salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan e) Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasi dan menganalisa f) Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman peserta didik didemontrasikan g) Guru membuat kesimpulan 19) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (kooperatif terpadu membaca dan menulis)

23 a) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen b) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran c) Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas d) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok e) Guru membuat kesimpulan bersama f) Penutup 20) Inside-Outside-Circle (lingkaran kecil-lingkaran besar) Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur a) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar b) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam c) Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan d) Kemudian peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. e) Sekarang giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi PENUTUP informasi. Demikian seterusnya. Dengan memahami berbagai model pembelajaran,pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran kiranya akan menambah wawasan guru tentang berbagai strategi dan model-model pembelajaran yang efektif. Hal tersebut sejalan dengan tuntutan perubahan jaman, perubahan perundangan, perubahan kurikulum dan perubahan perkembangan siswa yang menuntut guru untuk meningkatkan kompetensinya sehingga menjadi guru yang profesional. Daftar Pustaka A.M Sardiman (2004), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Cetakan kesebelas.

24 Bachman Edmund (2005) Meetoda Belajar berpikir kritis dan inovatif, alih bahasa, jakarta, Prestasi Pustaka. Bobbi DePoerter dan Mak Reardon (1999), Quantum Learning : Membiasakan belajar nyaman dan mehnyenangkan. Alih bahasa Alwiyah Abdurrohan, bandung, Kaifa. Bobbi DePoerter dan Mike Hernacki (1999), Quantum Learning : Membiasakan beajar nyaman dan mehnyenangkan. Alih bahasa Alwiyah Abdurrohan, bandung, Kaifa. Depdiknas (2003) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Jakarta, Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Dimyati dan moejiono (1996) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta. Rineka Cipta Hasibuan dan Moejiono, (2000), Proses Belajar Mengajar, bandung, rosdakarya. Nurhadi, Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching and Learning), Jakrta : Depdiknas- Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan menengah PLP, 2002 Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, jakarta Eka jaya. Presiden RI (2003) Undang -undang Republik indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jakarta Restindo Mediatama. Presiden RI (2005) Undang -undang Republik indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan guru, jakarta. Wilis Dahar, R (1989) Teori-teori Belajar, Jakarta Erlangga.

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3. Guru memberi

Lebih terperinci

TUGAS MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN

TUGAS MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN TUGAS MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN Disusun oleh : Wahyu Setyoasih A 210110072 PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Cambridge Indonesia

Cambridge Indonesia Cambridge Indonesia www.pendidikaninggris.com KRITERIA KOMPETEN MAMPU MEMAHAMI KONSEP YANG MENDASARI STANDAR KOMPETENSI YANG HARUS DIKUASAI/DICAPAI. MAMPU MELAKUKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN TUNTUTAN STANDAR

Lebih terperinci

KUMPULAN SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF

KUMPULAN SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF KUMPULAN SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF Arranged by: Aini Maskuro, S.Pd 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

Lebih terperinci

SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE

SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE Marwia Tamrin B. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Khairun ABSTRAK Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH MODEL-MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH STRATEGI INKUIRI SOSIAL Strategi inkuiri sosial merupakan perkembangan pemikiran Hilda Taba dan T Richard Suchman, yang kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Byron Massialas

Lebih terperinci

EXAMPLES NON EXAMPLES CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah :

EXAMPLES NON EXAMPLES CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah : EXAMPLES NON EXAMPLES CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

Lebih terperinci

SILABUS, RPP DAN EVALUASI OLEH: YANI KUSMARNI

SILABUS, RPP DAN EVALUASI OLEH: YANI KUSMARNI SILABUS, RPP DAN EVALUASI OLEH: YANI KUSMARNI APA ITU SILABUS? SILABUS ADALAH RENCANA PEMBELAJARAN PADA SUATU DAN ATAU KELOMPOK MATA PELAJARAN/TEMA TERTENTU YANG MENCAKUP STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF Departemen Pendidikan Nasional MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR MELALUI CD INTERAKTIF DI TKA KIBAR MAULADI BANDUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR MELALUI CD INTERAKTIF DI TKA KIBAR MAULADI BANDUNG PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR MELALUI CD INTERAKTIF DI TKA KIBAR MAULADI BANDUNG Yunia Mulyani Azis yuniams@yahoo.com Susinah Kuntadi susikuntadi@gmail.com Dede Ropik dede.ropik@ekuitas.ac.id SEKOLAH

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF Departemen Pendidikan Nasional MODEL-MODEL PEMBELAJARAN yang EFEKTIF CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah : 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD

CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD CONTOH DAPAT DARI KASUS/GAMBAR YANG RELEVAN DENGAN KD Langkah-langkah : 1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 1. EXAMPLES NON EXAMPLES Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD 1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar

Lebih terperinci

STUDENT BASED LESSON PLAN

STUDENT BASED LESSON PLAN STUDENT BASED LESSON PLAN ( Rencana Pembelajaran Berbasis Siswa )( Tarmo Gholik ) Student Based Lesson Plan adalah suatu langkah dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbasis siswa dan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Terbaru. Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini :

Model Pembelajaran Terbaru. Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini : Model Pembelajaran Terbaru Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini : Metode 1. Lesson Study 2. Examples Non Examples 3. Picture and Picture 4. Numbered Heads Together 5. Cooperative

Lebih terperinci

STKIP. Bobot Semester. : V (lima) menerapkan. M.Pd. : Afid Burhanuddin, Media yang diperlukan Powerpoint, hand out. Kompetensi No dasar

STKIP. Bobot Semester. : V (lima) menerapkan. M.Pd. : Afid Burhanuddin, Media yang diperlukan Powerpoint, hand out. Kompetensi No dasar STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/sks Bobot : Belajar Peman 2 : 2 Sks Semester : V (lima) Standar kompetensi Dosen Pengampu : Mahasiswa dapat konsep :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

Pembelajaran Inovatif?

Pembelajaran Inovatif? Pembelajaran Inovatif Afid Burhanuddin, M.Pd. Pembelajaran Inovatif? Pembelajaran Interaksi siswa dengan guru untuk mencapai tujuan Inovatif Upaya continous improvement (Terus menerus ada improvisasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF

BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF BELAJAR KELOMPOK/KOOPERATIF 1 TUJUAN Pada akhir sesi, peserta diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi kegiatan belajar/tugas yang cocok dengan kerja kelompok 2. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF MENYENANGKAN [PAIKEM] DI MADRASAH IBTIDAIYAH

PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF MENYENANGKAN [PAIKEM] DI MADRASAH IBTIDAIYAH PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF MENYENANGKAN [PAIKEM] DI MADRASAH IBTIDAIYAH MI DAN PAIKEM Proses manajemen: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi/pengawasan Kebijakan Madrasah Usaha Pokok: Proses

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI PENDEKATAN, STRATEGI Pendekatan pembelajaran: sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran Strategi pembelajaran : perencanaan yang berisi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasal 3 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pasal 3 dinyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting dan menentukan dalam kehidupan suatu bangsa yang berbudaya. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada tingkat pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB III MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAB III MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA Model pembelajaran memiliki ragam yang banyak, namun tidak semua model dapat diterapkan pada materi, sehingga diperlukan cara untuk memilihnya yang sesuai dengan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu : SMA/MA : Ekonomi : XI/1 : 4 x 4JP I. Kompetensi Inti : 3 4 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

Lebih terperinci

CARA MUDAH MELAKSANAKAN

CARA MUDAH MELAKSANAKAN CARA MUDAH MELAKSANAKAN (Classroom Action Research) Drs. Dédé Kosasih, M.Si. Bahasa Daerah FPBS UPI 081321199673 dekosbdg@yahoo.com Mengidentifikasi Masalah Coba temukan 5 (lima) masalah yang Ibu/Bapak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

Lebih terperinci

Click to edit Master title style

Click to edit Master title style Click to edit Master title style Suratno Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Jember Click to edit Master title style Kehidupan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KELOMPOK/KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KELOMPOK/KOOPERATIF Unit 9 2.1.2.5 PEMBELAJARAN KELOMPOK/KOOPERATIF (5X45 MENIT) A. Pengantar Belajar kelompok merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif,kreatif,efektif dan menyenangkan. Selama ini

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang

BAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang BAB V PEMBAHASAN Tanggung jawab seorang pendidik sebagai orang yang mendidik yaitu dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ini pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan para siswa. Guru. siswa bertugas mengikuti pembelajaran dari guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang merupakan perpaduan dari dua aktivitas yang berbeda, yaitu aktivitas mengajar dan belajar. Dalam kegiatan ini pihak-pihak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : PENERAPAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG

Lebih terperinci

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Definisi Mata Pelajaran Matematika Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan merupakan

Lebih terperinci

PEMETAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) MAHASISWA FKIP UNS SURAKARTA

PEMETAAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PADA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN ( PPL ) MAHASISWA FKIP UNS SURAKARTA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT UNTUK TEMAN SEBAYA PADA KELAS IV SEKOLAH DASAR Iskandar SD Negeri Nomor. 005 Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Berdasarkan kajian teori yang dilakukan, berikut ini dikemukakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benyamin (dalam Haris, 2006: 18) menyatakan bahwa IPA atau sains adalah sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan tentang alam melalui suatu metode seperti metode observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Matematis Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran berbasis masalah, sebelumnya harus dipahami dahulu kata masalah. Menurut Woolfolk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai landasan dasar untuk membentuk. atau mendisain program pembelajaran didalam kelas.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai landasan dasar untuk membentuk. atau mendisain program pembelajaran didalam kelas. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai landasan dasar untuk membentuk atau mendisain program pembelajaran didalam kelas. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan atau membangun manusia dan hasilnya tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ranah pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi masa depan suatu bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI METODE KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN Dipresentasikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan kemajuan zaman, tidak terkecuali bangsa Indonesia. Demikian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 88 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

Lebih terperinci

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika Dasar-dasar Pembelajaran Fisika Dr. Johar Maknun, M.Si. 08121452201; johar_upi@yahoo.co.id LATAR BELAKANG MAKRO International Education Achievement (IEA) Kemampuan membaca siswa SD menempati urutan 30

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Make a Match 2.1.1 Arti Make a Match Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum habis waktu yang ditentukan. Menurut Lie (2002:30) bahwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan pendidik untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Pada dasarnya, manusia terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kehidupan. Pendidikan tidak akan terlepas dari proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal dasar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga dituntut untuk terus berupaya mempelajari, memahami, dan menguasai berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Sanjaya, 2007). Pada awalnya, PBL dikembangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam pandangan yang berbeda-beda. Adapun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan diuraikan secara singkat mengenai hal-hal yang menjadi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan memilih menggunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Oleh : Bambang Sumantri Dosen Tetap Yayasan STKIP PGRI Ngawi Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu proses untuk

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam proses kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang disampaikan oleh para ahli sangatlah bermacammacam dan bervariasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut tercermin dalam pembukaan UUD RI 1945 bahwa pendidikan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam Permen Diknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1 LATAR BELAKANG MAKRO : Kondisi pendidikan secara makro di indonesia dalam lingkup internasional maupun nasional Kondisi pembelajaran di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

33 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF & VARIATIF

33 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF & VARIATIF 33 MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF & VARIATIF Sebagai berikut : 1. Lesson Study 2. Examples Non Examples 3. Picture and Picture 4. Numbered Heads Together 5. Cooperative Script 6. Pembelajaran Berdasarkan

Lebih terperinci