Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Indonesia Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
|
|
- Inge Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PERENCANAAN RETARDING BASIN DI KALI GUNUNG MADDAH SEBAGAI USAHA UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KOTA SAMPANG, MADURA Andri Puji Wahyudi 1, Very Dermawan 2, Dian Sisinggih 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Indonesia Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia andripujiwahyudi@gmail.com ABSTRAK Kali Gunung Maddah merupakan salah satu anak sungai Kamoning yang mempunyai peran besar dalam menyumbang debit banjir ke Kali Kamoning. Pada saat hujan dengan intensitas tinggi bersamaan dengan datangnya air laut pasang, terjadilah luapan air Kali Kamoning di daerah Kabupaten Sampang. Berbagai studi yang bertujuan untuk mencari solusi penanggulangan banjir di Kota Sampang telah banyak dilakukan dan menghasilkan alternatif penanggulangan banjir, di mana salah satunya adalah dengan retarding basin. Debit banjir yang akan direduksi adalah debit banjir Subdas Gunung Maddah. Studi ini mencoba meninjau seberapa besar tampungan sementara mereduksi ketinggian muka air banjir di Desa Gunung Maddah. Desa gunung Maddah adalah salah satu desa yang mempunyai ketinggian muka air banjir nomor dua di kota sampang. Simulasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi program HEC-RAS Simulasi dilakukan terhadap kondisi alur sungai saat ini (eksisting) dan kondisi dengan adanya retarding basin. Sungai dan retarding basin dihubungkan dengan sebuah bendung samping. Hasil analisa menunjukkan pengendalian banjir dengan retarding basin dengan kala ulang 2 (dua) tahun menghasilkan penurunan muka air rata-rata sebesar 1,48 m diatas tanggul Kali Gunung Maddah atau turun rata-rata 52,24% Tampungan efektif retarding basin berdasarkan hasil simulasi adalah m 3. Ketinggian air di tampungan sementara adalah 6,40 m. Selanjutnya, air akan dikeluarkan menggunakan pintu sorong setelah banjir surut. Kata Kunci : banjir, tampungan sementara,bendung samping, dan tampungan ABSTRACK Gunung Maddah river is a one of the Kamoning river branches which gives high flood discharge. At the time of high intensity rainfall with the arrival of tides, there was a overflowing of Kamoning river in Sampang city. Various studies aimed to find a solution for flood control in sampang city have already done and resulted many alternatives for flood control, one of it s is design retarding basin. Flood discharge will be reduced is the flood discharge from Gunung Maddah Sub-Watershed. This study conducted to review amount of the storage will reduce the flood water level in the Gunung Maddah Village. Gunung Maddah village is second highest village of flood water level in Samapng city.. Simulations is using HEC-RAS software on the condition current river channel (without retarding basin) and condition with a retarding basin. The Gunung Maddah river and retarding basin connected with a side weir. The analysis showed that the flood control with retarding basin using two years period of resulted a decrease the average water level of 1,48 m above Gunung Maddah river leeve or 52,24% in average. The effective storage of retarding basin based on result of simulation is m 3. The water level in retarding basin is 6,40 m. Furthermore, discharge will be released using the sluice gate after flood decreased. Key words : flood, retarding basin, side weir, and storage
2 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai mempunyai fungsi yang sangat besar dalam kehidupan manusia, baik sebagai sumber daya air, maupun sebagai pembuangan alami yang membawa air buangan dari lahan pertanian, perumahan maupun air hujan yang melimpas dipermukaan tanah. Karena sungai berfungsi sebagai saluran pembuang, sungai harus mampu membawa sejumlah air yang besarnya dipengaruhi oleh faktor hujan, buangan dari pertanian, buangan dari rumah tangga dan faktor pengaliran maupun hilir sungai yang berupa danau atau laut. Kota Sampang terletak di bagian timur Pulau Madura dengan elevasi rata-rata hampir sama dengan muka air laut pasang (+0,3 m). Pada saat hujan dengan intensitas tinggi bersamaan dengan datangnya air laut pasang, terjadilah luapan air Kali Kamoning di daerah Kabupaten Sampang. Hal ini salah satunya disebabkan karena terbatasnya kapasitas pengaliran Kali Kamoning. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kamoning mempunyai luas 345,5 km 2 dan panjang alur sungai utama ±58.10 km, yaitu Kecamatan Sampang, Kedungdung Omben dan Robatal Identifikasi Masalah Kali Kamoning mengalir membelah Kota Sampang dan setiap tahun memberikan kontribusi debit banjir yang mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda masyarakat yang berada di Kota Sampang. Kali Gunung Maddah adalah anak sungai Kali Kamoning yang memberikan debit banjir yang lumayan besar. Bencana banjir terjadi sebagai akibat tingginya curah hujan yang turun, kondisi penampang anak sungai kamoning yaitu Kali Gunung Maddah yang tidak mampu menampung debit banjir yang ada. Berdasarkan data yang diperoleh dari BNPB yang terkena dampak banjir akibat luapan Kali Gunung Maddah dan Kali Kamoning pada Desember 2013 adalah Kelurahan Dalpenang, Kelurahan Rongtengah, Desa Gunung Sekar, Desa Gunung Maddah, Desa Tanggumong, Desa Kamoning, Desa Pangelan, Desa Banyumas, Desa Panggung, Desa Paseyan, Kecamatan Kota Sampang, Kabupaten Sampang. Tinggi muka air di daerah yang terkena dampak banjir adalah sebagai berikut: 1. Paseyan = ±1,20 m 2. Panggung = ± 1,00 m 3. Banyumas = ± 0,50 m 4. Pangelen = ± 0,50 m 5. Kamoning = ± 0,50 m 6. Tanggumong = ± 0,80 m 7. G. Maddah = ± 1,80 m 8. G. Sekar = ±0,50 m 9. Rongtengah = ± 1 m 10. Dalpenang = ± 2,00 m Kerugian yang ditimbulkan akibat dari bencana banjir ini berupa 712 unit rumah rusak, sawah 30,4 Ha di 4 Desa dan 3 Kelurahan terendam banjir. Diperkirakan kerugian total akibat banjir mencapai 8,7 milyar( Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu perencanaan sistem pengendalian banjir di Kota Sampang, Madura. Sistem pengendalian banjir bisa direncanakan menggunakan tampungan sementara Tujuan Tujuan dari studi ini adalah untuk medesain tampungan sementara sebagai penampung debit banjir dari subdas Gunung Maddah. Sehingga, keberadaannya dapat
3 mengurangi ketinggian muka air di Desa Gunung Maddah, Kota Sampang. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu perencanaan dibutuhkan pustaka yang dijadikan sebagai dasar perencanaan, agar terwujud spesifikasi yang menjadi acuan dalam perhitungan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pada bab ini menyajikan teori dari berbagai sumber yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan Analisis Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai kapan terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya, dan hubungan dengan lingkungannya terutama dengan makhluk hidup. Hidrologi dianalisis untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan pada fenomena hidrologi berdasarkan sebagian data hidrologi yang dikumpulkan. Dalam studi ini, untuk merencanakan retarding basin, analisis hidrologi yang terpenting adalah menentukan debit banjir rencana. Beberapa tahapan analisis hidrologi adalah sebagai berikut: Gambar 1 Proses Hidrologi 2.3. HEC-RAS HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River Analysis System (RAS), yang dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineers (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model) (Anonim 1, 2010:3-4).
4 Gambar 2 Diagram Alir HEC-RAS Dalam studi perencanaan ini, analisa profil aliran menggunakan aliran tidak permanen karena akan menghitung penelusuran banjir di sungai sebelum adanya tampungan dan setalah adanya tampungan. Sedangkan untuk syarat batas menggunakan hidrograf aliran dari Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Nakayasu, sedangkan kondisi batas hilir menggunakan stage hydrograph, karena pemodelan diasumsikan terjadi banjir pada daerah hilir Bendung Samping (Side Weir) Bendung dan pelimpah yang mempunyai pucuk sejajar dengan aliran utama ada kalanya digunakan dalam teknik dan sesuai dengan hal itu, bangunan ini dinamakan bendung samping (side weirs) atau pelimpah luapan samping (side channel spillway). Bendung samping ialah suatu cara yang umum dalam penuangan kelebihan aliran dalam sistem penyaluran kotoran dan digunakan secara luas untuk pengelak hujan deras (Raju, 1986:258). Untuk suatu bendung samping yang dipasang pada saluran trapesium (Gambar 2). Gambar 3 Bangunan Bendung Samping Sumber : Anonim 2 (1986:170) Debit melalui lebar awal dx dari bendung samping adalah Sumber : Anonim 2 (1986:172). qx = ƞ. Δx (h-w) 3/2. Δx (2-1) Bentuk dari bendung samping menggunakan ambang lebar. dengan: qx = debit dengan lebar dx (m 3 /dt) ƞ = koefisien debit A = luas penampang sungai (m 2 ) W = tinggi bendung samping (m) h = kedalaman muka air diatas bendung samping (m) Ambang Lebar (Broad Crested Weir) Bangunan ambang lebar dianjurkan karena bangunan ini kokoh dan mudah dibuat. Karena bisa mempunyai berbagai bentuk mercu, bangunan ini mudah disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. Persamaan debit yang melewati ambang lebar adalah sebagai berikut (Telford, 2003:53). Untuk ambang lebar, faktor profil pada bendung bisa diestimasi dari persamaan berikut ini (Telford, 2003:52). ƞ = 1 0,064 (L/ho) (2-2) untuk 0 < L/ho < 2,5 ƞ = 0,84 untuk L/ho 2,5 (2-3)
5 menghitung debit keluaran (Anonim 2, 1986:55). Q = k. µ.a.b. (2-5) dengan: Q = debit pelepasan (m 3 /dt) K = faktor aliran tenggelam (0,7) h1 = tinggi muka air di hulu pintu diatas ambang (m) a = bukaan pintu (m) b = lebar pintu (m) g = percepatan gravitasi (m/dt 2 ) μ = koefisien debit (Gambar 4) Gambar 4 Bendung ambang lebar Sumber : Tracy (1957:3) 2.5. Tampungan Sementara (retarding basin) Kolam tampungan sementara adalah suatu bangunan/konstruksi yang berfungsi untuk menampung sementara air yang berasal dari sungai, dan selanjutnya akan dilepas kembali. Tampungan sementara harus bisa menampung debit banjir yang akan lewat. Dimensi kolam penampungan didasarkan pada perhitungan volume yang akan masuk ke dalam tampungan sementara. Untuk mencari volume tampungan yang akan ditampung dapat menggunakan rumus di bawah ini (Triatmodjo, 2010:191). V =(Qt+Qt+1)(Tt + Tt+1)x0,5x3600 (2-4) dengan: Qt = debit (m 3 /dt) Tt = waktu (jam) 2.6. Pintu Keluaran Perhitungan besarnya debit pelepasan pada tampungan sementara menggunakan pintu sorong, karena debit banjir yang lewat akan ditampung terlebih dahulu dan dilepas setelah banjir mengalami penurunan (surut). Berikut persamaan untuk Gambar 5 Koefisien µ Sumber : Anonim 3 (1986:55) 3. METODOLOGI STUDI 3.1. Kondisi Daerah Studi Kabupaten Sampang terletak pada Bujur Timur dan Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.233,33 Km 2. Batas wilayah Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Jawa; Sebelah Timur : Kabupaten Pamekasan; Sebelah Selatan : Selat Madura; Sebelah Barat : Kabupaten Bangkalan. Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara
6 5,124 3,051 1,983 1,021 1,015 1,917 3,159 5,3 8 4 m 1 m 2 m 3 m 1 m 2 m 4 m 5,039 4,879 2,154 3,203 4,923 4, ,7 7 5,837 3,081 2, ,765 4,802 3,207 2, ,607 4,687 4,672 4,461 2,192 3,496 4,415 4,378 4,4 0 3,591 2,894 2,012 4, , ,425 4,289 3,263 4,667 4, ,846 4,724 4,739 4,176 2,404 2,163 4,634 4,624 4,6 7 4, ,72 4,439 4,747 4,6 7 5,151 5, ,321 5, ,174 5,119 5,164 5, ,763 4 m 2 m 3 m 2 m 5,177 5,344 5,244 2, tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan kering Lokasi Daerah Studi Lokasi studi berada pada subdas Gunung Maddah. Lokasi tampungan terletak pada Kali Gunung Maddah, Desa Gunung Maddah, Sampang, Madura. Adapun batas-batas dari Desa Gunung Maddah adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Panggung Sebelah Selatan : Desa Taddan Sebelah Barat : Kelurahan Rongtengah dan Banyuanyar Sebelah Timur : Desa Banjartalela Gambar 6 Rencana Retarding Basin Sumber : Bakosurtanal, Pengumpulan Data Dalam menganalisa suatu masalah diperlukan adanya berbagai data untuk menunjang analisa. Data-data yang dibutuhkan digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Sedangkan, Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (instansi terkait). Pada studi ini, pengumpulan data pada perencanaan retarding basin ini terdiri dari 2 bentuk data yaitu data primer dan data sekunder. Berikut adalah data-data studi ini. - Kondisi lingkungan sekitar - Peta topografi - Peta tata guna lahan - Geometri sungai - Curah hujan harian dari 2 pos hujan selama 13 tahun ( ) - Peta lokasi adminstratif 3.3. Langkah Penyelesaian Studi Hasil dari data yang diperoleh digabungkan dan dianalisa dengan baik. Langkah-langkah analisis disusun secara sistematis sehingga mempermudah dalam penyelesaiannya. Berikut langkah-langkah dalam perencanaan retarding basin. 1. Analisa Peta Topografi : Data topografi digunakan untuk perencanaan/desain bangunan bendung samping samping menuju tampungan sementara. 2. Analisa Geometri Sungai : Data geometri sungai digunakan untuk mengetahui kemampuan kapasitas eksisting sungai dalam menampung debit banjir. 3. Perencanaan tampungan dan bendung samping: 1. Melakukan uji konsistensi dari hasil data curah hujan 2. Didapatkan curah hujan rerata daerah menggunakan poligon thiessen 3. Analisa frekuensi dengan metode Log Person III, dan Gumbel 4. Dilakukan uji distribusi yaitu uji smirnov-kolmogorof dan uji chisquare 5. Debit rancangan metode HSS Nakayasu 6. Melalakukan analisis penelusuran banjir tanpa tampungan
7 7. Desain bendung samping dan tampungan semnetara 8. Melakukan analisis penelusuran banjir dengan adanya tampungan 9. Mendesain pintu keluaran 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Hidrologi Dasar perencanaan bangunan air adalah debit banjir rencana. Debit banjir rencana di sungai atau saluran alamiah dihitung dengan beberapa kala ulang tertentu misalnya 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun yang dapat dialirkan tanpa membahayakan lingkungan sekitar dan komponen bangunan air yang terdapat di sepanjang sungai. Dalam studi ini terdapat 2 stasiun hujan yang dianalisis dari tahun Gambar 6 merupakan pengaruh 2 stasiun hujan di lokasi studi. Gambar 8 Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Berdasarkan gambar 8 tersebut diuji distribusi dengan metode log person III, dan Gumbel. Dari 2 metode tersebut digunakan distribusi yang cocok menggunakan uji chi-square dan uji smirnovkolmogorof. Berikut adalah data curah hujan rancangan terbaik dari 2 metode. Gambar 9 Hujan dan Debit Rancangan Gambar 7 Pengaruh 2 stasiun hujan Gambar 10 HSS Nakayasu
8 Elevation (m) 4.2. Analisa Profil Aliran Eksisting Sungai Untuk mengetahui kapasitas eksisting sungai, maka digunakan bantuan paket program Hec-RAS. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketinggian muka air pada saat terjadi debit banjir. Untuk mengetahui muka air banjir perlu dilakukan analisa kapasitas eksisting dari Kali Gunung Maddah. Kapasitas eksisting sungai menggunakan aliran tidak permanen Peniruan Hidaraulika (Syarat Batas) Data aliran yang diperlukan dalam hitungan aliran tidak permanen (unsteady flow) dalam studi ini adalah hidrograf debit di batas hulu serta rating curve pada batas hilir. Berikut adalah hasil dari analisa profil aliran tanpa retarding basin Gunung Maddah Plan: rating curve 23/06/2015 Gunung Maddah GM Main Channel Distance (m) Legend EG Max WS WS Max WS Gambar 11 Analisa Profil Aliran Q 2th Hasil wawancara warga pada tanggal 25 Desember 2014, banjir tertinggi di Desa Gunung Maddah ± 1,5 m yang terjadi pada tahun Selain itu, BNPB menyatakan bahwa pada tahun 2013 Desa Gunung Maddah mengalami banjir sebanyak 3 kali. Banjir tertinggi ±1,8 m. Berdasarkan data tersebut kala ulang yang cocok adalah kala ulang 2 tahun, mengingat seringnya banjir yang terjadi di Desa Gunung Maddah. Selanjutnya kala uang 2 tahun yang akan Ground Left Levee Right Levee direduksi menggunakan tampungan sementara Tampungan Sementara Tampungan sementara direncanakan karena debit banjir tidak bisa langsung dibuang dan dialirkan ke sungai/laut. Reduksi banjir tergantung luas lahan dari tampungan. Posisi dari tampungan adalah sebagai berikut. Gambar 12 Sketsa Pemodelan Tampungan Bendung Samping Bendung samping (side weir) digunakan untuk mengalihkan sebagian aliran air dari Kali Gunung Maddah menuju tampungan sementara. Bendung samping ditempatkan di tebing sungai. Berikut adalah hasil dimensi bendung samping menggunakan demarchi 24. Lebar adalah 5,00 m, panjang bendung 2,64 m dan tinggi bendung samping adalah 0,80 m Analisa Profil Aliran dengan Tampungan Penelusuran banjir kembali dilakukan menggunakan paket program HEC-RAS dengan adanya struktur penghubung bendung samping menuju tampungan semenetara. Hal ini dilakukan mengguna-
9 Elevation (m) kan lateral structure agar aliran bisa masuk melalui bendung samping Peniruan Geometri Peniruan geometri yang dilakukan dalam simulasi ini mengacu pada penelusuran banjir Kali Gunung Maddah tanpa tampungan. Peniruan geometri diawali dengan area tampungan, dan selanjutnya bendung samping. Data dari tampungan dan bendung samping dapat dilihat di bawah ini. - Bendung Samping berjarak 30 m ke arah hilir dari potongan melintang (13), mercu bendung berada pada elevasi +3,44 m, sayap kiri dan kanan masing-masing berada pada elevasi +5,2 m dengan lebar 2,64 m dan panjang 5,00 m. - Bendung samping berada pada tebing sebelah kanan - Kawasan area tampungan memiliki luas sebesar 18 ha dan berada pada elevasi +0,50 m Peniruan Hidraulika (Syarat Batas) Syarat batas simulasi aliran melewati bendung samping mirip dengan syarat batas simulasi aliran analisa profil aliran tanpa tampungan. Hanya saja, pada studi ini diperlukan tambahan syarat awal (initial condition) elevasi muka air di tampungan sementara. Elevasi tambahan sebagai syarat awal berada pada +0,50 m. Gambar 10 adalah hasil dari analisa profil aliran dengan tampungan sementara Gunung Maddah Plan: rating curve 14/06/2015 Gunung Maddah GM Main Channel Distance (m) Gambar 13 Analisa Profil Aliran dengan Tampungan Q 2th Legend EG Max WS WS Max WS Berdasarkan Gambar 13, dengan adanya kolam tampungan banjir mengalami penurunan muka air. Penurunan muka air ±1,48 m dari ketinggian semula dan tampungan sementara dapat mengurangi banjir sebesar 52,24% Volume Tampungan Efektif Perencanaan tampungan sementara didasarkan pada hitungan hidraulika aliran pada paket program HEC-RAS Volume tampungan efektif dapat dicari dengan cara mengetahui debit yang akan lewat pada bendung samping yang didapat dari HEC-RAS. Gambar 14 Analisa Profil Aliran dengan Tampungan Q 2th Jadi, volume tampungan efektif yang digunakan adalah sebesar m 3. Total tampungan yang tersedia adalah m 3. Tampungan yang masih tersedia m 3. Ground Left Levee Right Levee
10 Stage (m) Flow (m3/s) Plan: 14jun Storage Area: Retarding Basin Sep Sep2008 Time Gambar 15 Hubungan Q dan h dalam Tampungan Dari Gambar 15 dapat diketahui ketinggian tampungan berada pada elevasi +6,40 m dengan tampungan mulai terisi pada elevasi +0,50 m. Debit puncak yang tereduksi oleh tampungan sementara adalah 38,45 m 3 /dt Pintu Keluaran Pintu sorong digunakan sebagai pintu keluaran pada tampungan sementara (retarding basin) karena kemudahan dalam operasinya. Pintu sorong akan dibuka secara manual setelah banjir surut. Data: Lebar Pintu Sorong = 1,00 m Jumlah Pintu = 1 buah Elevasi Ambang Pintu = +2,29 Lebar tanggul = 0,20 m Elevasi Tanggul Outlet = +3,64 Gambar 16 Hubungan debit dan bukaan pintu sorong Legend Stage Net Inflow 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari beberapa penjelasan dari bab sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Debit banjir rancangan Metode Nakayasu dilakukan dengan beberapa kala ulang. Debit kala ulang ulang 2 tahun sebesar 55,480 m 3 /dt. Debit kala ulang ulang 5 tahun sebesar 68,903 m 3 /dt. Debit kala ulang ulang 10 tahun sebesar 77,643 m 3 /dt. Debit kala ulang ulang 25 tahun sebesar 89,920 m 3 /dt. Debit kala ulang ulang 50 tahun sebesar 96,771 m 3 /dt. Debit kala ulang ulang 100 tahun sebesar 104,927 m 3 /dt. Debit kala ulang ulang 200 tahun sebesar 113,164 m 3 /dt dan Debit kala ulang ulang 1000 tahun sebesar 131,975 m 3 /dt. 2. Dimensi bendung samping (side weir) yang akan mengalihkan aliran sungai menuju tampungan sementara adalah sebagai berikut. Panjang bendung sebesar 2,64 m, lebar sebesar 5,00 m dan tinggi bendung samping sebesar 0,80 m. 3. Volume tampungan efektif yang digunakan sebagai tampungan sementara (retarding basin) adalah sebagai berikut. Volume total dari tampungan sementara adalah m 3. Volume tampungan efektif yang digunakan adalah sebesar m 3. Jadi, masih ada m 3 tampungan yang tersisa. Tampungan sementara dapat mengurangi debit banjir yang akan masuk ke Kali Kamoning sebesar 35,85 m 3 /dt. Ketinggian muka air banjir yang berada di Desa Gunung Maddah akan berkurang 52,24% dari ketinggian banjir awal.
11 5.2. Saran 1. Untuk menanggulangi banjir di Kecamatan Sampang perlu adanya pembenahan total dari hulu sampai hilir. Hal ini harus dilakukan karena banjir yang terjadi lebih dari 10 kali setiap tahunnya. Upaya non struktur dan struktur dapat dilakukan seiring berjalannya waktu. Upaya struktur lainnya adalah sebagai berikut. - Perencanaan Floodway - Perencanaan Embung/waduk - Normalisasi sungai 2. Tampungan sementara bisa digunakan sebagai intake sebagai aliran irigasi atau bahan baku air minum, mengingat daerah ini merupakan daerah kering ketika musim kemarau datang. 3. Perilaku masyarakat terkait dengan membuang sampah sembarangan perlu dilakukan pendekatan sosial agar sungai tidak terhalang oleh sampah. Weirs. Washington D.C:Geological Survey Circular Triatmodjo, Bambang Hidrologi Terapan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Beta Offset. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim HEC-RAS (River Analysis System). USA: Hydrologic Engineering System. 2. Anonim Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi. Bandung: CV Galang Persada. 3. Anonim 3, Standar Perencanaan Irigasi. Bandung: CV Galang Persada. 4. Ranga Raju.K.G Flow Through Open Channels. Terjemahan Yan Piter Pangaribuan. Jakarta: Erlangga 5. Telford, T Hydraulic Design Of Side Weir. Cetakan Pertama London. Thomas Telford LTD. 6. Tracy, J.H Discharge Characteristic Of Broad-Crested
ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1
ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS.1 Agung Tejo Kusuma*, Nanang Saiful Rizal*, Taufan Abadi* *Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPerencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), 2720 (201928X Print) C82 Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur Aninda Rahmaningtyas, Umboro Lasminto, Bambang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang
TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang Disusun oleh : Agung Tri Cahyono NRP. 3107100014 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Sarwono, M.Sc JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciGambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah
15 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di sepanjang daerah rendaman Sungai Cisangkuy di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. (Sumber : Foto
Lebih terperinciStudi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (1) 1-1 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik Gemma Galgani T. D., Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas 273.657 km 2 dan memiliki sub DAS Dodokan seluas 36.288 km 2. Sungai
Lebih terperinciStudi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (1) ISSN: 337-3539 (31-971 Print) C-35 Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik Gemma Galgani Tunjung Dewandaru, dan Umboro Lasminto
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Bekasi dengan luas 127.388 Ha terbagi menjadi 23 kecamatan dengan 187 desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa. Sungai
Lebih terperinciKAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS
88 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No.. Juli 006: 88-9 KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS Suroso Jurusan Teknik Sipil Universitas Soedirman Purwokerto
Lebih terperinciKAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA
Forum Teknik Sipil No. XVIII/2-Mei 2008 811 KAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA Priska G. Nahak 1), Istiarto 2), Bambang
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA
BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA A. Analisis Hidrologi 1. Curah Hujan Rencana Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi
Lebih terperinciSTUDI PENGENDALIAN BANJIR KALI PEKALEN KABUPATEN PROBOLINGGO
STUDI PENGENDALIAN BANJIR KALI PEKALEN KABUPATEN PROBOLINGGO Arif Bachrul Ulum 1, Dwi Priyantoro 2, Anggara W.W.S. 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik
Lebih terperinciGambar 1.1 DAS Ciliwung
BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kali Ciliwung merupakan salah satu kali yang membelah Provinsi DKI Jakarta. Kali Ciliwung membentang dari selatan ke utara dengan hulunya berada di Kabupaten
Lebih terperinciNORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK
NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK Martin 1) Fransiskus Higang 2)., Stefanus Barlian Soeryamassoeka 2) Abstrak Banjir yang terjadi
Lebih terperinciPERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR
PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR Oleh : ICHWAN FRENDI 0753010030 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL
PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL Joni Ardianto 1)., Stefanus Barlian S 2)., Eko Yulianto, 2) Abstrak Banjir merupakan salah satu fenomena alam yang sering membawa kerugian baik harta
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan Fungsi : Irigasi, Drainase, Petani Tambak (pada hilir) Muara terpecah menjadi 2, di tengah
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 2 Tahun 2017, Halaman 276 285 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL Bustan Fadhilsyah
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK
ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK Mona Nabilah 1 Budi Santosa 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma, Depok 1 monanabilah@gmail.com,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengolahan Data Hidrologi 4.1.1 Data Curah Hujan Data curah hujan adalah data yang digunakan dalam merencanakan debit banjir. Data curah hujan dapat diambil melalui pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau Jawa, dilintasi oleh 13 sungai, sekitar 40% wilayah DKI berada di dataran banjir dan sebagian
Lebih terperinciPENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 471 476 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 471 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciPERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG
PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Sipil Oleh : DONNY IRIAWAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Rumusan Masalah
BAB III METODOLOGI 3.1. Rumusan Masalah Rumusan Masalah merupakan peninjauan pada pokok permasalahan untuk menemukan sejauh mana pembahasan permasalahan tersebut dilakukan. Berdasarkan hasil analisa terhadap
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI
KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI Oleh Benny Hamdi Rhoma Putra Fakultas Teknik Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia Email :
Lebih terperinciANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU
ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU Rismalinda Prodi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian Email : rismalindarisdick@gmailcom Abstrak Kabupaten Rokan Hulu terletak
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Oleh : MIRAWATI SEPTYANINGSIH 0753010037 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciPENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI
Seminar Nasional IX - 13Teknik Sipil ITS Surabaya PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI Albert Wicaksono 1, Doddi Yudianto 2, Bambang Adi
Lebih terperinciStudi Pengendalian Banjir Sungai Cimanuk dengan Menggunakan Retarding Basin pada Hilir Bendungan Jatigede di Provinsi Jawa Barat
Studi Pengendalian Banjir Sungai Cimanuk dengan Menggunakan Retarding Basin pada Hilir Bendungan Jatigede di Provinsi Jawa Barat Elvira Eka Ramadhani. 1, Ir. M. Taufiq, MT. 2, Dian Sisinggih, ST., MT.,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii
ABSTRAK Kota Mangupura sebagai sebuah kawasan kota baru mengalami perkembangan yang sangat dinamis, dimana infrastruktur dan sarana prasarana publik sesuai standar perkotaan terus berkembang. Peningkatan
Lebih terperinciEvaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak
Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak Ratna Ekawati ratna.034@gmail.com Prodi Jurusan Magister Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung Semarang Pembimbing 1 Prof. Dr.Ir.S. Imam
Lebih terperinciANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak
Analisa Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU S.H Hasibuan Abstrak Tujuan utama dari penelitian
Lebih terperinciABSTRAK Faris Afif.O,
ABSTRAK Faris Afif.O, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, November 2014, Studi Perencanaan Bangunan Utama Embung Guworejo Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Dosen Pembimbing : Ir. Pudyono,
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI
STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI Alwafi Pujiraharjo, Suroso, Agus Suharyanto, Faris Afif Octavio Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 PENGOLAHAN DATA HIDROLOGI 4.1.1 Data Curah Hujan Curah hujan merupakan data primer yang digunakan dalam pengolahan data untuk merencanakan debit banjir. Data ini diambil dari
Lebih terperinciANALISIS HIDROLIKA ALIRAN SUNGAI BOLIFAR DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS HYDROLIC ANALYSIS OF BOLIFAR RIVER FLOWS WITH USING HEC-RAS
ANALISIS HIDROLIKA ALIRAN SUNGAI BOLIFAR DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS HYDROLIC ANALYSIS OF BOLIFAR RIVER FLOWS WITH USING HEC-RAS Andi Muhammad Aliyansyah, Rita Tahir Lopa, Farouk Maricar. Jurusan Sipil,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii MOTTO... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi ABSTRAK... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan...1
Lebih terperinciANALISIS BANJIR WAY BESAI DENGAN MODEL MATEMATIS UNSTEADY FLOW MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC - RAS. Harijadi1)
ANALISIS BANJIR WAY BESAI DENGAN MODEL MATEMATIS UNSTEADY FLOW MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC - RAS Harijadi1) Abstract River flood control work involving them are two important analysis i.e. analysis of hydrologic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai merupakan suatu aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Berdasarkan perletakkan sungai,
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-1 Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur Made Gita Pitaloka dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung.
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung. Gambar 3. 1 Denah lokasi kolam retensi taman lansia (Sumber:
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN SALURAN BANJIR (FLOODWAY)
STUDI PERENCANAAN SALURAN BANJIR (FLOODWAY) DI AVOUR SARANGAN KECAMATAN WONOASRI KABUPATEN MADIUN Habib M. Izzam G. S, Very Dermawan 2, Endang Purwati 2 1 Mahasiswa Teknik Pengairan, 2 Dosen Teknik Pengairan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA
TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA Latar Belakang Pembangunan perumahan Graha Natura di kawasan jalan Sambikerep-Kuwukan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi dari objek penelitian ini berada pada Kecamatan Rancaekek, tepatnya di Desa Sukamanah dan Kecamatan Rancaekek sendiri berada di Kabupaten Bandung.
Lebih terperinciANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS
ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS Lussy Febrianita, Bambang Sujatmoko, Yohanna Lilis Handayani Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciNORMALISASI KALI KEMUNING DENGAN CARA PENINGGIAN TANGKIS UNTUK MENGURANGI LUAPAN AIR DI KABUPATEN SAMPANG MADURA JAWA TIMUR
NORMALISASI KALI KEMUNING DENGAN CARA PENINGGIAN TANGKIS UNTUK MENGURANGI LUAPAN AIR DI KABUPATEN SAMPANG MADURA JAWA TIMUR Sungai Kemuning adalah salah satu sungai primer yang mengalir melewati Kota Sampang
Lebih terperinciAnalisis Drainasi di Saluran Cakung Lama Akibat Hujan Maksimum Tahun 2013 dan 2014
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 17, No. 2, 91-97, Nov 214 91 Analisis Drainasi di Saluran Cakung Lama Akibat Hujan Maksimum Tahun 213 dan 214 (Micro Drainage Analysis in Cakung Lama River Due to The
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG
ANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG Tia Anandhita Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Roby Hambali Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di dunia. Hal ini juga terjadi di Indonesia, dimana banjir sudah menjadi bencana rutin yang terjadi setiap
Lebih terperinciSTUDI PENGENDALIAN BANJIR KALI WRATI KABUPATEN PASURUAN
Arifuddin, K. dkk., Studi Pengendalian Banjir Kali Wrati Kabupaten Pasuruan 9 STUDI PENGENDALIAN BANJIR KALI WRATI KABUPATEN PASURUAN Rizal Arifuddin K. 1, Donny Harisuseno 2, Very Dermawan 2 1) Mahasiswa
Lebih terperinciPerencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo, Abdullah Hidayat dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) (catchment, basin, watershed) merupakan daerah dimana seluruh airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya
Lebih terperinciPERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas
FLOOD PREVENTION PLANNING SOFTWARE USING HEC RAS (Cilangkap Situ Case Study) Citra Adinda Putri Undergraduate Program, Faculty of Civil and Planning Engineering, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI... VII DAFTAR GAMBAR... X DAFTAR TABEL... XIV DAFTAR LAMPIRAN... XVI DAFTAR
Lebih terperinciPEMODELAN HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI TUKAD PAKERISAN DENGAN SOFTWARE HEC-HMS TUGAS AKHIR
PEMODELAN HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI TUKAD PAKERISAN DENGAN SOFTWARE HEC-HMS TUGAS AKHIR Oleh : Gede Ariahastha Wicaksana NIM : 1104105102 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015
Lebih terperinciANALISA PENGENDALIAN BANJIR KALI CILIWUNG RUAS JEMBATAN MT. HARYONO PINTU AIR MANGGARAI
ANALISA PENGENDALIAN BANJIR KALI CILIWUNG RUAS JEMBATAN MT. HARYONO PINTU AIR MANGGARAI Fahmi Zamroni 1, Moh. Sholichin 2, Andre Primantyo H. 2 1) Mahasiswa Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciSTUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Tania Edna Bhakty 1 dan Nur Yuwono 2 1Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Janabadra, Yogyakarta Email: taniaednab@yahoo.com 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus hidrologi dengan mengembalikan limpasan sungai ke laut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sungai mengalirkan air dengan menganut filosofi gravitasi, di mana air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah atau dari hulu menuju hilir. Proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang terletak
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang terletak di Kabupaten Way Kanan. Lokasi ini berjarak sekitar 180 km dari Kota
Lebih terperinciPENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE
PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE Amalia 1), Wesli 2) 1) Alumni Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: 1) dekamok@yahoo.com,
Lebih terperinciGENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA
PROYEK AKIHR TUGAS AKHIR ANALISA PENANGGULANGAN SISTEM DRAINASE BANJIR SALURAN KALI LAMONG KUPANG TERHADAP JAYA AKIBAT PEMBANGUNAN GENANGAN DI KABUPATEN APARTEMEN GRESIK PUNCAK BUKIT GOLF DI KOTA SURABAYA
Lebih terperinciSISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)
SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) Raja Fahmi Siregar 1, Novrianti 2 Raja Fahmi Siregar 1 Alumni Fakultas Teknik
Lebih terperinciSURAT KETERANGAN PEMBIMBING
ABSTRAK Sungai Ayung adalah sungai utama yang mengalir di wilayah DAS Ayung, berada di sebelah selatan pegunungan yang membatasi Bali utara dan Bali selatan serta berhilir di antai padanggalak (Kota Denpasar).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu peristiwa alam yang seringkali terjadi. Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan
Lebih terperinciRINGKASAN 1.A. Q max = [ISSN: ] 17
EFEKTIFITAS BOEZEM DENGAN PINTU OTOMATIS DALAM RANGKA MENGURANGI DEBIT BANJIR PADA DAS SEMPAJA KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : SSN. Banjarsanti Staf Pengajar Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciEVALUASI TINGGI MUKA AIR KALI MUNGKUNG SRAGEN TERHADAP ELEVASI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO
EVALUASI TINGGI MUKA AIR KALI MUNGKUNG SRAGEN TERHADAP ELEVASI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO Yudi Risdiyanto 1) Cahyono Ikhsan 2) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi teknik Sipil, Universitas Sebelas
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU ABSTRACT
EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU Wendi Nofriandi 1), Bambang Sujatmoko 2), Andy Hendri 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer
BAB III METODOLOGI 3.1 Studi Pustaka dan Survey Lapangan Studi pustaka diperlukan sebelum atau bersamaan dengan survey lapangan dengan maksud ketika pengamat menemui kesulitan dilapangan, dapat mengacu
Lebih terperinciBAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)
VII-1 BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) 7.1. Penelusuran Banjir Melalui Saluran Pengelak Penelusuran banjir melalui pengelak bertujuan untuk mendapatkan elevasi bendung pengelak (cofferdam). Pada
Lebih terperinciSTUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT
TUGAS AKHIR RC09-1380 STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT RATNA PUSPITA WIDYANINGRUM NRP 3107 100 060 Dosen Pembimbing : Ir. Sofyan Rasyid, MT JURUSAN
Lebih terperinciBab III Metodologi Analisis Kajian
Bab III Metodologi Analisis Kajian III.. Analisis Penelusuran Banjir (Flood Routing) III.. Umum Dalam kehidupan, banjir adalah merupakan musibah yang cukup sering menelan kerugian materi dan jiwa. Untuk
Lebih terperinciPERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (13) 1-7 PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO Bachtiar Riyanto, Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST., M.Sc. Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai
TekTan Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian Analisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai Hydrological Analysis For Prediction of Flood Discharge By
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah satu bagian dari
Lebih terperinciEVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI BENDUNG GERAK TEMPE PROVINSI SULAWESI SELATAN
EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI BENDUNG GERAK TEMPE PROVINSI SULAWESI SELATAN A. Rifai 1, Very Dermawan, Dian Sisinggih 1 Staf Sie Program dan Perencanaan Umum BBWS Pompengan Jeneberang Dosen, Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, Bendung Krapyak berada di Dusun Krapyak, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7 36 33 Lintang Selatan
Lebih terperinciPerencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-82 Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang Dika Aristia Prabowo dan Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya sepanjang pengalirannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah negara kepulauan yang secara astronomis terletak di sekitar garis katulistiwa dan secara geografis terletak di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut berasal dari perairan Danau Toba. DAS Asahan berada sebagian besar di wilayah Kabupaten Asahan
Lebih terperinciREHABILITASI BENDUNG SINOMAN DI KALI BRANGKAL UNTUK MENGATASI BANJIR DI DESA SOOKO, KOTA MOJOKERTO TESIS
REHABILITASI BENDUNG SINOMAN DI KALI BRANGKAL UNTUK MENGATASI BANJIR DI DESA SOOKO, KOTA MOJOKERTO TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Oleh: IWAN JOKO SULOMO NIM S941302019
Lebih terperinciMETODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3
3. BAB 3 METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan konstruksi dan rencana pelaksanaan perlu adanya metodologi yang baik dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Hidrologi Hidrologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sistem kejadian air di atas pada permukaan dan di dalam tanah. Definisi tersebut terbatas pada hidrologi
Lebih terperinciBAB III METODA ANALISIS
BAB III METODA ANALISIS 3.1 Metodologi Penelitian Sungai Cirarab yang terletak di Kabupaten Tangerang memiliki panjang sungai sepanjang 20,9 kilometer. Sungai ini merupakan sungai tunggal (tidak mempunyai
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR
STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR M.Fa is Yudha Ariyanto 1, Pitojo Tri Juwono 2, Heri Suprijanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinci[ ( ) I t = intensitas hujan jam-jaman (mm/jam) R= curah hujan rancangan (mm/hari) T= waktu hujan efektif (menit)
PENDAHULUAN Banjir yang hampir setiap tahun terjadi akibat dari meluapnya Sungai Dapit menyebabkan kerugian kepada penduduk yang tinggal di sekitar Sungai Dapit. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DAS Konaweeha adalah DAS terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Sungai Konaweeha sebagai sungai utama. Hulu DAS Konaweeha berada di Kabupaten Kolaka dan melintasi
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK VIRDA ILLYINAWATI 3110100028 DOSEN PEMBIMBING: PROF. Dr. Ir. NADJAJI ANWAR, Msc YANG RATRI SAVITRI ST, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH
ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH TUGAS AKHIR NYOMAN INDRA WARSADHI 0704105031 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I - 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir di Kota Kudus dan sekitarnya banyak menimbulkan kerugian karena menyebabkan terganggunya transportasi di jalur pantura maupun transportasi lokal, terganggunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
I-1 BAB I 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pemali-Comal yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Brebes Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di Bendungan Jatigede yang dibangun pada Sungai Cimanuk sekitar 25 km di hulu Bendung Rentang di Dusun Jatigede Desa Cieunjing, Kec.
Lebih terperinciKAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI BERINGIN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LONG STORAGE
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 630 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 630 637 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA
Perencanaan Sistem Drainase Perumahan The Greenlake Surabaya PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA Riska Wulansari, Edijatno, dan Yang Ratri Savitri. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN
JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 2, Oktober 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id
Lebih terperinciPERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciPERENCANAAN TUBUH EMBUNG BULUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN TUBUH EMBUNG BULUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : DIDIN HENDRI RUKMAWATI 0753010019 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPENGENDALIAN BANJIR DAS DOLOK PENGGARON PADA SUNGAI BABON
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 242 249 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 242 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinci