PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)"

Transkripsi

1 PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) I Made Agus Mahardika, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia agusmahardika39@yahoo.com, cipta1959@yahoo.co.id, fyudiaatmaja@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang pengaruh: (1) kredit bermasalah dan penyaluran kredit terhadap laba, (2) kredit bermasalah terhadap penyaluran kredit, (3) kredit bermasalah terhadap laba, dan (4) penyaluran kredit terhadap laba pada LPD Desa Patas tahun Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif kausal. Subjek penelitian adalah LPD Desa Patas dan sebagai objeknya adalah kredit bermasalah, penyaluran kredit, dan laba dari tahun 2010 sampai dengan tahun Jenis data adalah data kuantitatif. Data dikumpulkan dengan pencatatan dokumen serta dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh signifikan dari kredit bermasalah dan penyaluran kredit terhadap laba, (2) ada pengaruh negatif dan signifikan dari kredit bermasalah terhadap penyaluran kredit, (3) ada pengaruh negatif dan signifikan dari kredit bermasalah terhadap laba, dan (4) ada pengaruh positif dan signifikan dari penyaluran kredit terhadap laba pada LPD Desa Patas tahun Kata Kunci: kredit bermasalah, penyaluran kredit, dan laba. Abstract This study aimed to investigate and analyze the effect of: (1) non performing loan and credit distribution on profit, (2) non performing loan on credit distribution, (3) non performing loan partially on profit, and (4) credit distribution on profit in LPD of Patas village years 2010 to This study uses quantitative causal design. The subject of this research was LPD of Patas village and the objects were the non performing loan, credit distribution, and profit from years 2010 to The type of data is quantitative. Data were collected with documentation technique and it s analyzed by path analysis. Results of this study showed (1) there is a significant effect of non performing loan and credit distribution on profit, (2) there is a negative and significant effect non performing loan on credit distribution, (3) there is a negative and significant effect non performing loan on profit, and (4) there is a positive and significant effect credit distribution on profit in LPD of Patas village in years 2010 to Key words: non performing loan, credit distribution, and profit.

2 PENDAHULUAN Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan mikro non bank yang dibentuk oleh pemerintah daerah berdasarkan perda No. 8 tahun 2002 sebagai pengganti Peraturan Daerah No. 2 tahun Lembaga ini bergerak dalam bidang keuangan yang berfungsi untuk menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan maupun simpanan berjangka, yang nantinya akan diedarkan kembali melalui kredit kepada masyarakat setempat. LPD memiliki peranan yang sangat strategis bagi masyarakat setempat karena selama ini telah melayani Usaha Mikro Kecil (UMK) dan masyarakat pedesaan melalui pelayanan jasa keuangan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah, yaitu prosedurnya yang sederhana, tidak berbelit-belit, proses singkat, serta lokasi yang dekat dengan nasabah pedesaan. Sejak digagasnya LPD pertama kali sampai saat ini, LPD mengemban fungsi sebagai pendorong pembangunan ekonomi masyarakat melalui tabungan yang terarah, serta penyaluran kredit atau modal yang efektif. LPD diharapkan mampu memberantas sistem ijon dan gadai gelap yang sering terjadi di masyarakat. Setiap badan usaha termasuk juga LPD dalam usahanya tentu menginginkan keuntungan berupa laba. Tapi selain keuntungan tersebut, pihak LPD juga diharapkan bisa mengelola keuangan LPD dengan efektif dan efisien agar kedepannya keuntungan dan kinerja keuangan LPD bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Tingginya tingkat persaingan antar lembaga keuangan di Bali, termasuk yang beroperasi di pedesaan, mengharuskan LPD meningkatkan daya saingnya agar dapat tumbuh dan bersinergi dengan lembaga keuangan lainnya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di LPD Desa Patas, didapatkan data berupa laporan kegiatan bulanan yang menjabarkan tentang jumlah kredit bermasalah, penyaluran kredit, dan laba bulanan dari tahun Pada tahun 2010 ke 2011 laba mengalami penurunan sebesar 629,35%, kemudian pada tahun 2012 ke 2013 laba mengalami penurunan sebesar 6,29%. Penurunan laba ini diduga terjadi karena biaya operasional yang besar seperti biaya tenaga kerja, penyusutan, serta jumlah dana pihak ketiga yang tidak disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Pada tahun pada tahun 2010 ke 2011 jumlah kredit bermasalah mengalami penurunan sebesar 5,17%, kemudian pada tahun 2012 ke 2013 kembali mengalami penurunan sebesar 2,02%. Penurunan kredit ini diduga karena bunga yang ditetapkan LPD dirasa rendah, persayaratan mudah dan banyaknya masyarakat yang ingin meminjam dana untuk keperluan investasi, konsumsi, modal kerja dan pendidikan. Pada tahun 2010 ke 2011 terjadi kenaikan penyaluran kredit sebesar 24,02%, kemudian pada tahun 2012 ke 2013 kembali mengalami kenaikan sebesar 37,80%. Kenaikan penyaluran kredit diduga terjadi karena bunga yang ditetapkan dirasa rendah oleh masyarakat, keperluan biaya tenaga kerja dan konsumsi yang semakin tinggi. Temuan Ismail (2011) menyatakan kredit bermasalah yang tinggi memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan dari lembaga keuangan sehingga dengan pengaruh tersebut jumlah laba yang akan didapatkan akan menjadi berkurang. Semakin rendah kredit bermasalah maka laba yang diperoleh semakin tinggi. Pernyataan tersebut sesuai dengan penurunan yang terjadi pada tahun 2010 ke 2011, namun data pada tahun 2012 ke 2013 juga mengalami penurunan akan tetapi laba juga mengalami penurunan, hal ini tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya, sebab pernyataan yang diungkapkan tidak konsisten antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga perlu dikaji ulang. Selain itu menurut Abdullah (2005) yang menyatakan bahwa jika kredit yang disalurkan kepada masyarakat semakin besar maka pendapatan yang diterima lembaga keuangan akan meningkat dan akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh. Pernyataan tersebut sesuai dengan tahun 2010 ke 2011, namun pada tahun 2012 ke 2013 terjadi kenaikan penyaluran kredit tetapi laba mengalami penurunan. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori dan temuan yang ada pada saat observasi awal dilapangan karena dari

3 teori dan kenyataan di lapangan berbeda sehingga perlu dikaji ulang. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut. (1) pengaruh kredit bermasalah dan penyaluran kredit secara simultan terhadap laba pada LPD Desa Patas tahun , (2) pengaruh kredit bermasalah secara parsial terhadap penyaluran kredit pada LPD Desa Patas tahun , (3) pengaruh kredit bermasalah secara parsial terhadap laba pada LPD Desa Patas tahun , dan (4) pengaruh penyaluran kredit secara parsial terhadap laba pada LPD Desa Patas tahun Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan wawasan untuk mengembangkan ilmu manajemen keuangan pada LPD dan dapat memberikan masukan dan solusi untuk pemecahan masalah bagi LPD Desa Patas yang terkait dengan kredit bermasalah, penyaluran kredit, dan laba. Istilah kredit bermasalah menurut Siamat (2004) merupakan kredit yang mengalami kesulitan dalam pelunasan akibat adanya kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk. Pendapat lain juga disampaikan oleh Siswanto Sutojo (1997) yang menyatakan kredit bermasalah adalah debitur mengingkari janji mereka membayar bunga dan atau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Hasanuddin Rahman (1998) menyatakan kredit bermasalah adalah kredit yang pembayaran kembali utang pokok dan kewajiban bunganya tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemberi kredit serta mempunyai risiko dalam penerimaan pendapatan dan bahkan mungkin punya potensi untuk mendatangkan kerugian terhadap bank sebagai kreditur. Selanjutnya pendapat Ismail (2011) menyatakan bahwa kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah. Penilaian atas penggolongan kredit baik kredit tidak bermasalah, maupun bermasalah tersebut dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian secara kuantitatif dilihat dari kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran angsuran kredit, baik angsuran pokok pinjaman dan atau bunga. Adapun penilaian kredit secara kualitatif dapat dilihat dari prospek usaha dan kondisi keuangan debitur. Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan, maupun pendapatan bunga yang tidak dapat diterima. Artinya, bank kehilangan kesempatan mendapatkan bunga yang berakibat pada penurunan pendapatan total. faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah kredit bermasalah adalah jumlah kredit dalam kriteria kurang lancar, diragukan dan macet. Pengukuran yang digunakan untuk mengetahui jumlah kredit bermasalah dengan membandingkan kredit bermasalah (kurang lancar, diragukan, dan macet) dengan jumlah kredit yang dikeluarkan selama periode tertentu. Istilah penyaluran kredit menurut Rivai dan Veithzal (2007) adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Pendapat lain juga disampaikan oleh Anwar (2002), kredit adalah suatu jumlah prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang yang disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa uang. Selanjutnya Hasibuan (2001) menyatakan bahwa kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut Undang-Undang no. 7 tahun 1992 dalam Bab 1, Pasal 1 Ayat 12 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank

4 dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa penyaluran kredit adalah kredit yang diberikan atas dasar kepercayaan kedua belah pihak, dimana pihak kreditur percaya bahwa debiturnya akan segera melunasi utangnya, dan pihak debitur percaya bahwa pihak kreditur akan menagih piutangnya pada saat jatuh tempo. Adapun tujuan penyaluran kredit (Kasmir, 2008) adalah (1) mencari keuntungan, tujuan utama kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank. (2) Membantu usaha nasabah, kredit bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usaha. (3) Membantu pemerintah, bahwa dengan banyaknya kredit yang disalurkan oleh bank-bank, hal ini berarti dapat meningkatkan pembangunan di segala sektor, khususnya di sektor ekonomi. Unsur-unsur dalam penyaluran kredit menurut Kasmir (2008) adalah (1) kepercayaan, adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan kepada nasabah/ debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan. (2) Jangka waktu, adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya, dimana jangka waktu tersebut sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu, berdasarkan kesepakatan bersama. (3) Prestasi, adanya objek berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya kesepakatan dalam perjanjian pemberian kredit antara bank dengan nasabah debitur, berupa bunga atau imbalan. (4) Risiko, adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya, memungkinkan adanya risiko dalam perjanjian kredit tersebut. Untuk mencegah terjadinya risiko tersebut, maka diadakan pengikatan jaminan/ agunan yang dibebankan kepada pihak nasabah debitur. Budiawati (2012) juga menjelaskan fungsi kredit secara luas sebagai berikut. (1) Untuk meningkatkan daya guna uang. Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang tersebut hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan disalurkan dalam bentuk kredit, uang tersebut menjadi memiliki kegunaan untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit (debitur). (2) Untuk meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang. Dalam hal ini, uang yang disalurkan akan mengalami peredaran dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga pada suatu daerah tertentu yang mengalami kekurangan uang, dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. (3) Untuk meningkatkan daya guna barang. Kredit yang disalurkan oleh pihak bank akan sangat berguna bagi pihak debitur untuk memproduksi atau mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna dan bermanfaat. (4) Untuk meningkatkan peredaran barang. Penyaluran kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus peredaran barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang yang beredar di pasaran menjadi bertambah. (5) Sebagai alat stabilitas ekonomi. Dengan menyalurkan kredit, kreditur dapat dikatakan telah membantu stabilitas ekonomi negara, karena dengan adanya kredit yang disalurkan akan dapat membantu masyarakat untuk menggunakan dan memanfaatkan uang tersebut untuk membangun usaha atau membeli barang yang diperlukan oleh masyarakat. (6) Kredit dapat mengaktifkan atau meningkatkan aktifitas-aktifitas atau kegunaan potensipotensi ekonomi yang ada. Bagi pihak debitur tentu akan dapat meningkatkan gairah untuk membuka bisnis atau usaha baru, apalagi bagi pihak debitur yang memiliki modal pas-pasan. (7) Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pemerataan pendapatan nasional. Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik, terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika suatu kredit

5 diberikan untuk membangun suatu usaha baru atau membuka lapangan pekerjaan baru, maka usaha atau bisnis tersebut akan dapat menampung tenaga kerja atau karyawan baru, dengan kata lain dapat mengurangi pengangguran. (8) Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional. Kredit dapat membantu negara-negara berkembang yang sedang mengalami krisis ekonomi (moneter) dengan meminjam dana pada negara lain yang telah maju sehingga mereka dapat terus tumbuh dan berkembang untuk memperbaiki stabilitas perekomian negara merka, serta dilain pihak dapat mempererat hubungan ekonomi internasional antar negara tersebut. Budiawati (2012) mengemukakan dalam menyalurkan kredit beberapa hal yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit antara lain: (1) Jangka waktu, (2) Suku bunga, (3) Cara pembayaran, (4) Agunan/ jaminan kredit, (5) Biaya administrasi, dan (6) Asuransi jiwa dan tagihan. Perjanjian kredit dapat berakhir karena ditentukan oleh pihak kreditur dan debitur terlebih dahulu dalam perjanjian kredit tersebut atau karena adanya pembatalan oleh salah satu pihak terhadap perjanjian tersebut. Fungsi dari adanya perjanjian kredit adalah (1) sebagai perjanjian pokok. Perjanjian kredit menjadi perjanjian dasar yang harus ditaati dan dipatuhi oleh kedua belah pihak (kreditur dan debitur). (2) Sebagai alat bukti mengenai batasan hak dan kewajiban antara kreditur dan debitur. Perjanjian kredit membatasi apa saja yang menjadi hak dan kewajiban antara pihak kreditur dan debitur. (3) Sebagai alat monitoring kredit. Semua hal yang tertuang dalam perjanjian kredit dapat menjadi alat untuk monitoring kredit yang wajib dipatuhi oleh kedua belah pihak dan apabila ada salah satu pihak yang melanggar perjanjian tersebut, maka perjanjian kredit dapat dibatalkan. Dalam prakteknya, perjanjian Kredit memiliki dua bentuk, yaitu: (1) Dalam bentuk akta bawah tangan merupakan akta perjanjian yang baru memiliki kekuatan hukum pembuktian apabila diakui oleh pihak-pihak yang menanda-tangani dalam akta perjanjian tersebut. Agar akta ini tidak mudah dibantah, maka diperlukan pelegalisasian oleh notaris, agar memiliki kekuatan hukum pembuktian yang kuat seperti akta otentik. (2) Dalam bentuk akta otentik. Merupakan akta perjanjian yang memiliki kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, karena ditanda tangani langsung oleh pejabat pembuat akta, yaitu Notaris, dan akta ini dianggap sah dan benar tanpa perlu membuktikan keabsahannya dari tanda tangan pihak lain. Istilah laba menurut Soemarso (1995) menerangkan bahwa laba adalah selisih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian. Mulyono (1999) menyatakan laba adalah selisih antara pendapatan dalam suatu periode dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba Pendapat lain juga disampaikan oleh Henry Simamora (2002) bahwa laba adalah membandingkan antara pendapatan dengan beban, kalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih. Pendapat yang disampaikan oleh Simamora menekankan pada membandingkan antara pendapatan dengan beban. Apabila pendapatan lebih besar dari seluruh beban yang dikeluarkan maka perusahaan akan mendapatkan laba bersih. Selanjutnya pendapat Sofyan Syafri (2004) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. Pengertian yang disampaikan oleh Sofyan menunjukan bahwa laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan berasal dari penghasilan atau pengahasilan operasi dikurangi dengan jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan selama melakukan aktivitas operasional, yang meliputi harga pokok produksi dan biaya lain serta kerugiankerugian yang dialami oleh perusahaan. Suwardjono (2008) menyatakan bahwa laba tersebut tidak terlepas dari laba bersih dan laba kotor. Laba bersih merupakan laba yang didapatkan setelah terjadi berbagai macam biaya-biaya yang dikeluarkan. Sedangkan, laba kotor adalah selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya produknya. Secara sederhana laba adalah selisih dari seluruh total pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan dikurangi atas semua biaya

6 yang dikeluarkan. Tuanakotta (2001) mengemukakan, jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu: (1) Laba kotor, (2) Laba dari operasi, dan (3) Laba bersih. Laba kotor yaitu perbedaan antara penjualan dengan harga pokok penjualan, laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban, dan laba Bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain. METODE Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah LPD Desa Patas dan yang menjadi objek penelitian adalah kredit bermasalah (X 1 ), penyaluran kredit (X 2 ), dan laba (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan yang dalam hal ini berupa laporan keuangan bulanan LPD Desa Patas dari sejak mulai berdiri (tahun 1990) sampai tahun Sedangkan yang menjadi sampel adalah laporan keuangan bulanan LPD Desa Patas dari tahun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dalam bentuk persentase (rasio) berupa persentase kredit bermasalah, penyaluran kredit, dan laba perbulan yang bersumber dari laporan kegiatan bulanan LPD Desa Patas. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis jalur. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari analisis jalur dengan bantuan program aplikasi Statistik Product and Service Solution (SPSS 16), dan diperoleh ringkasan output SPSS seperti nampak pada Tabel 1. Tabel 1. Pengujian Hipotesis Parameter Koefisien P-Value Alpha Keputusan Kesimpulan Ryx 1 x 2 0,570 0,000 0,05 Menolak H0 Ada pengaruh kredit bermasalah dan penyaluran kredit terhadap laba R 2 yx 1 x 2 0,325 0,000 0,05 Besar pengaruh kredit bermasalah dan penyaluran kredit terhadap laba adalah 35,2% Px 2 x 1-0,354 0,013 0,05 Menolak H0 Ada pengaruh kredit bermasalah terhadap penyaluran kredit Pyx 1-0,417 0,003 0,05 Menolak H0 Ada pengaruh kredit bermasalah terhadap penyaluran kredit Pyx 2 0,268 0,047 0,05 Menolak H0 Ada pengaruh penyaluran kredit terhadap laba Ρyε 0,675 Ada pengaruh lain terhadap laba sebesar 67,5% Sumber: Output SPSS Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan dari hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa kredit bermasalah dan penyaluran kredit terhadap laba pada LPD Desa Patas. Pengaruh masing-masing variabel seperti nampak pada Gambar 1

7 Ke Px 2 x 1 = -0,354 X 1 X 2 Ρyε=0,675 Pyx 1 = -0,417 R 2 yx 1 x 2 = 0,325 Y Pyx 2 = 0,268 Keterangan: X 1 = Kredit Bermasalah X 2 = Penyaluran Kredit Y = Laba ε = Variabel Lain Besarnya sumbangan pengaruh langsung dan tidak langsung dari X 1 dan X 2 terhadap Y dalam penelitian ini, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 Gambar 1. Struktur Pengaruh Variabel Kredit Bermasalah (X 1 ) dan Penyaluran Kredit (X 2 ) Terhadap Laba (Y) Tabel 2. Sumbangan Pengaruh Variabel Kredit Bermasalah (X 1 ) dan Penyaluran Kredit (X 2 ) Terhadap Laba (Y). Keterangan Besar Sumbangan Persentase Besar pengaruh langsung X 1 terhadap Y 0,17 17% Besar pengaruh tidak langsung X 1 terhadap Y melalui X 2-0,09-9% Besar pengaruh total X 1 terhadap Y 0,26 26% Besar pengaruh langsung X 2 terhadap Y 0,06 6% Besar pengaruh total X 2 terhadap Y 0,06 6% Berdasarkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa kredit bermasalah dan penyaluran kredit berpengaruh terhadap laba pada LPD Desa Patas. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai p-value Ryx 1 x 2 < alpha (α). Besar pengaruh secara bersama-sama dari kredit bermasalah dan dan penyaluran kredit terhadap laba adalah 0,32. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebesar ini menyatakan bahwa variabel laba dipengaruhi oleh kredit bermasalah dan penyaluran kredit sebesar 32% sedangkan 68% dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain yang diduga mempengaruhi laba adalah pendapatan operasional dan dana pihak ketiga (Sudirman, 2000). Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa ada pengaruh kredit bermasalah terhadap penyaluran kredit pada LPD Desa Patas. Hasil tersebut ditunjukkan dengan nilai p-value Px 2 x 1 < alpha (α). Besar sumbangan pengaruh dari kredit bermasalah terhadap penyaluran kredit yaitu 0,13% Artinya semakin rendah kredit bermasalah maka kredit yang disalurkan akan semakin meningkat sebesar 0,13% sedangkan pengaruh faktor lain terhadap penyaluran kredit sebesar 0,87% dan koefisien Px 2 x 1 sebesar -0,354 dengan nilai p-value Px 2 x 1 < alpha (α). Hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa ada pengaruh kredit bermasalah terhadap laba pada LPD Desa patas. Besar sumbangan pengaruh dari kredit bermasalah terhadap laba adalah 0,17% dan koefisien Pyx 1 sebesar -0,417% dengan nilai p-value Pyx 1 < alpha (α). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kredit bermasalah maka laba akan semakin menurun. Begitu pula sebaliknya semakin rendah kredit bermasalah maka laba yang akan diperoleh semakin tinggi.

8 Temuan yang dapat dilihat pada Tabel 1 adalah ada pengaruh dari penyaluran kredit terhadap laba pada LPD Desa Patas. Besar sumbangan pengaruh dari penyaluran kredit terhadap laba adalah 0,06% dan koefisien Pyx 2 sebesar 0,268% dengan nilai p-value Pyx 2 < alpha (α). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kredit yang disalurkan maka laba juga akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya semakin rendah kredit yang disalurkan maka laba akan semakin menurun. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa kredit bermasalah dan penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap laba pada LPD Desa Patas. Hasil ini menunjukkan bahwa secara bersamasama kredit bermasalah dan penyaluran kredit berpengaruh terhadap laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Rivai (2007) yang menyatakan bahwa tingginya kredit bermasalah yang berarti memburuknya kualitas aktiva produktif (kredit yang disalurkan, surat berharga, penempatan, dan penyertaan) dari lembaga keuangan selanjutnya menyebabkan menurunnya kemampuan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian pengaruh kualitas aktiva produktif apabila meningkat maka perolehan laba juga akan ikut meningkat sedangkan pengaruh kredit bermasalah meningkat akan mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh laba. Pada pengujian hipotesis yang kedua diperoleh hasil bahwa kredit bermasalah memiliki pengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Warijo (2005) bahwa perilaku penawaran atau penyaluran kredit lembaga keuangan dipengaruhi oleh suku bunga, persepsi terhadap prospek usaha debitur dan faktor lain seperti karakteristik internal lembaga keuangan yang meliputi sumber dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan rasio kecukupan modal dan jumlah kredit bermasalah. Semakin tinggi kredit bermasalah akan dapat menimbulkan keengganan dalam menyalurkan kredit. Peningkatan kredit bermasalah juga akan mengakibatkan tersendatnya penyaluran kredit dan akan mengalami kerugian. Hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa kredit bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba pada LPD Desa Patas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya kredit bermasalah akan menyebabkan laba meningkat. Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Ismail (2011) yang menyatakan kredit bermasalah yang tinggi memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan dari lembaga keuangan sehingga dengan pengaruh tersebut jumlah laba yang akan didapatkan akan menjadi berkurang. Hasil penelitian ini didukung oleh temuan penelitian empirik dari Setiautama (2010) menyatakan terdapat pengaruh yang negatif antara kredit bermasalah dan laba. Semakin kecil risiko kredit bermasalah akan menyebabkan peningkatan jumlah laba, dan sebaliknya. Hasil pengujian hipotesis keempat bahwa penyaluran kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba pada LPD Desa Patas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kredit yang disalurkan, semakin besar laba yang diperoleh. Hasil penelitian ini mendukung temuan Abdullah (2005) yang menyatakan bahwa jika kredit yang disalurkan kepada masyarakat semakin besar maka pendapatan yang diterima lembaga keuangan akan meningkat dan akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh. Jika kredit yang disalurkan rendah maka kesempatan memperoleh laba akan semakin kecil. Dalam penelitian ini, tentunya ada beberapa keterbatasan atau kelemahan dari hasil penelitian ini diantaranya (a) subyek yang diteliti hanya pada LPD Desa Patas (b) jumlah variabel operasional terbatas, yaitu kredit bermasalah, penyaluran kredit, dan laba, meskipun secara teoritis dan empiris masih terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi laba. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian serupa, agar bisa memperluas/ menambahkan obyek yang diteliti dan tempat penelitian lainnya.

9 PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya: (1) ada pengaruh signifikan dari kredit bermasalah dan penyaluran kredit terhadap laba pada LPD Desa Patas, (2) ada pengaruh negatif dan signifikan dari kredit bermasalah terhadap penyaluran kredit pada LPD Desa Patas, (3) ada pengaruh negatif dan signifikan dari kredit bermasalah terhadap laba pada LPD Desa Patas, dan (4) ada pengaruh positif dan signifikan dari penyaluran kredit terhadap laba pada LPD Desa Patas. Berdasarkan pembahasan dan simpulan, maka dapat diajukan beberapa saran, yaitu: (1) Bagi pihak LPD Desa Patas agar lebih selektif dalam mengelola manajemen keuangannya dan berfokus pada kredit bermasalah serta penyaluran kredit. Upaya menurunkan kredit bermasalah dapat dilakukan dengan mengkaji sistem pemberian kredit, sehingga kredit yang disalurkan dapat berputar dengan baik. Jika pendapatan mampu ditingkatkan dan berbagai kerugian dapat ditekan serendah mungkin maka LPD Desa Patas akan mampu mencapai laba yang optimal sesuai dengan yang diharapkan. (2) Bagi para peneliti, khususnya yang tertarik dan berminat untuk mendalami tentang pengaruh kredit bermasalah dan penyaluran kredit terhadap laba, diharapkan untuk menambah subjek penelitian agar menjadi lebih luas, serta objek penelitian atau variabel lain yang mungkin bisa ditambah. Peneliti lain diharapkan dapat mencantumkan penelitian ini sebagai referensi penelitian terdahulu untuk mengkaji ulang dan menguji kehandalan dari penelitian ini. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, Faisal Manajemen Perbankan. Malang: UMM. Anwar, Prabu Mangkunegara Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Budiawati, Winda Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif dan Dana Pihak Ketiga terhadap Kinerja Operasional pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jurusan Manajemen, Universitas Hassanudin. Hasanuddin,Rahman Aspek-Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hasibuan. Malayu S.P Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ismail Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana. Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mulyono Analisis Kegunaan Rasio Keuangan. Yogyakart, Liberty. Rivai, H.Veithzal Dan Andria Permata Veithzal Credit Management Handbook. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Siamat, Dahlan Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Simamora, Henry Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Siswanto Sutojo Menangani Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar. Buku Kesatu. Edisi ke-4. Jakarta: Rineka Cipta Sofyan Syafri Harahap Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Kelima. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Sudirman, I Ketut Manajemen Perbankan Suatu Aplikasi Dasar. Denpasar: PT BP

10 Suwardjono Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Tuanakotta M. Theodorus, Teori Akuntansi, Edisi Kedelapan.Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Warijo Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan.

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) I Wayan Arnaya, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN JUMLAH PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA Luh Puspawati, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: puspasaridewi32@yahoo.com,cipta1959@yahoo.co.id,nyoman_yulianthini@

Lebih terperinci

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN 2010-2012 Hendra Lingga Yana, I Ketut Kirya, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN TABUNGAN DAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

PENGARUH PERTUMBUHAN TABUNGAN DAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) PENGARUH PERTUMBUHAN TABUNGAN DAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) Gede Putra Sastrawan, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

PENGARUH PENYALURAN KREDIT DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

PENGARUH PENYALURAN KREDIT DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) PENGARUH PENYALURAN KREDIT DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Made Weni Pradnyamita, Wayan Cipta, Fridayana yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN PERPUTARAN KAS TERHADAP LIKUIDITAS PADA LEMBAGAPERKREDITAN DESA KECAMATAN SERIRIT

PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN PERPUTARAN KAS TERHADAP LIKUIDITAS PADA LEMBAGAPERKREDITAN DESA KECAMATAN SERIRIT PENGARUH KREDIT BERMASALAH DAN PERPUTARAN KAS TERHADAP LIKUIDITAS PADA LEMBAGAPERKREDITAN DESA KECAMATAN SERIRIT Putu Indra Yudana, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN JUMLAH DEBITUR TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEKECAMATAN BULELENG PERIODE

PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN JUMLAH DEBITUR TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEKECAMATAN BULELENG PERIODE PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT DAN JUMLAH DEBITUR TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) SEKECAMATAN BULELENG PERIODE 2011-2014 Kadek Ega Dwi Prananta, Gede Putu Agus Jana Susila1, Wayan

Lebih terperinci

I Putu Eka Suputra, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

I Putu Eka Suputra, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), PENYALURAN KREDIT, DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) KECAMATAN KARANGASEM I Putu Eka Suputra, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini

Lebih terperinci

PENGARUH TABUNGAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

PENGARUH TABUNGAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) PENGARUH TABUNGAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) I Gede Agus Antara, I Wayan Bagia, Wayan Cipta Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC PERIODE

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC PERIODE PENGARUH RISIKO KREDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC PERIODE 2010 2012 Ni Nym. Karisma Dewi Paramitha, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002: 17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERIODE PENGUMPULAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERIODE PENGUMPULAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERIODE PENGUMPULAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN Luh Komang Suarnami, I Wayan Suwendra, Wayan Cipta Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT BERMASALAH DAN SIMPANAN ANGGOTA KOPERASI TERHADAP SHU PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM I Made Agus Rusmana, I Wayan Bagia, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) Nunung Nuraqliah (083403018) Email : noeng_aqly27@yahoo.com Program

Lebih terperinci

PENGARUH KREDIT YANG DISALURKAN DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

PENGARUH KREDIT YANG DISALURKAN DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) PENGARUH KREDIT YANG DISALURKAN DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) I Made Kristiadi Martha, I Wayan Bagia, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI TENUN

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI TENUN PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI TENUN Yanti Itafia, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

PENGARUH CAR, LDR, DAN BANK SIZE TERHADAP NPL PADA LEMBAGA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CAR, LDR, DAN BANK SIZE TERHADAP NPL PADA LEMBAGA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH CAR, LDR, DAN BANK SIZE TERHADAP NPL PADA LEMBAGA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Km. Suli Astrini, I Wayan Suwendra, I Ketut Suwarna Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA KECAMATAN SERIRIT PERIODE 2012-2014 Luh Putu Elvi Ulandari

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS DAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA LPD

PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS DAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA LPD PENGARUH TINGKAT PERPUTARAN KAS DAN TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA LPD Ketut Yuli Astini, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

Ni Komang Ariani, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Ni Komang Ariani, Wayan Cipta, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN BESAR BARANG PRODUKSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 Ni Komang Ariani, Wayan Cipta, Fridayana

Lebih terperinci

Ni Made Anik Nasa Suryawati, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Ni Made Anik Nasa Suryawati, Wayan Cipta, Gede Putu Agus Jana Susila. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit (Studi Kasus Pada LPD Desa Pakraman

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: Non Performing Loans, Cash Turn Over, Liquidity.

ABSTRACT. Keyword: Non Performing Loans, Cash Turn Over, Liquidity. 1 PENGARUH KREDIT BERMASALAH TERHADAP PERPUTARAN KAS DAN DAMPAKNYA TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Kasus Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) ===============================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank adalah salah satu badan financial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

Lebih terperinci

PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN RISIKO KREDIT TERHADAP RENTABILITAS

PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN RISIKO KREDIT TERHADAP RENTABILITAS PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN RISIKO KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) Dewi Fitriana 083403127 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH OPERATING LEVERAGE DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA

PENGARUH OPERATING LEVERAGE DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA PENGARUH OPERATING LEVERAGE DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI LOGAM DAN SEJENISNYA Kadek Wahyu Karistia Dewi, Wayan Cipta, Ni Nyoman Yulianthini2 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PROSEDUR PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PROSEDUR PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Sulaiman Hafid STIM Yapim Maros email: sulaiman.hafid@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI SOSIAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PEMASARAN PT ADIRA FINANCE SINGARAJA

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI SOSIAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PEMASARAN PT ADIRA FINANCE SINGARAJA PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI SOSIAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PEMASARAN PT ADIRA FINANCE SINGARAJA Luh Aristarini, I Ketut Kirya, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES)

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES) PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES) Bagus Mangdahita Sariyana, Fridayana Yudiaatmaja, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku bunga kredit dan kredit bermasalah (NPL) dampaknya terhadap jumlah penyaluran kredit pada PT

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVA PRODUKTIF DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KINERJA OPERASIONAL

PENGARUH AKTIVA PRODUKTIF DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PENGARUH AKTIVA PRODUKTIF DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP KINERJA OPERASIONAL Luh Putu Rika Febri Yanti, Fridayana Yudiaatmaja, I Wayan Suwendra Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAANTERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra, Fridayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA OPERASIONAL. (Studi Kasus Pada PT. Bank Central Asia Tbk.

PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA OPERASIONAL. (Studi Kasus Pada PT. Bank Central Asia Tbk. PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus Pada PT. Bank Central Asia Tbk.) SANDI MULIANA 093403151 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

Kadek Sri Suarni, I Ketut Kirya, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Kadek Sri Suarni, I Ketut Kirya, Fridayana Yudiaatmaja. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT, TINGKAT EFISIENSI BANK DAN TINGKAT KECUKUPAN MODAL TERHADAP JUMLAH KREDIT YANG DISALURKAN PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NUR ABADI TAHUN 2011-2013 Kadek Sri Suarni,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA BPR

PENGARUH PENILAIAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA BPR PENGARUH PENILAIAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA BPR Ni Made Dwi Widiantari, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG Ismiyati miec4n@gmail.com Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo Intan Puspitasari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

Made Niteriasihani, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Made Niteriasihani, Wayan Cipta, I Wayan Suwendra. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2011-2013 Made Niteriasihani, Wayan

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU Valentryst Antika Alfa Steven Rumayar/D 101 11 139 Pembimbing : 1. Sulwan Pusadan, SH.,MH. 2. Nurul Miqat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Audit Operasional II.1.1.1 Pengertian Audit Operasional Mengacu pada pendapat McLeod dan Schell (2008), pengertian Audit Operasional adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi ke arah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan serta memiliki fungsi menjadi jembatan keuangan diantara

BAB I PENDAHULUAN. keuangan serta memiliki fungsi menjadi jembatan keuangan diantara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank termasuk mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan serta memiliki fungsi menjadi jembatan keuangan diantara masyarakat yang memiliki dana lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Kredit 2.1.1.1. Pengertian Kredit Lembaga keuangan bank maupun bukan bank tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Dimana laporan keuangan tersebut memiliki tujuan salah satunya yaitu. pengambilan keputusan. (Martani dkk, 2012:8)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Dimana laporan keuangan tersebut memiliki tujuan salah satunya yaitu. pengambilan keputusan. (Martani dkk, 2012:8) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang sedang giat dilaksanakan melalui rencana bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik materiil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang pesat menjadikan iklim persaingan dalam dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan pasal 1 serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Bank 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian bank berdasarkan Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi BAB I PENDAHULUAN Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi beberapa tahun terakhir ini telah membawa pengaruh sangat besar bagi bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Uang Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank dalam

Lebih terperinci

JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS

JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS 1 JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) (Survei pada PT. BPR Pola Dana Tasikmalaya) Oleh : RIZAL KURNIAWAN NPM. 083403044 Dr. Dedi Kusmayadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia, khususnya dunia perbankan saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat baik, walaupun kegiatan bisnis bank umum sempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan menciptakan kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemakmuran, kesejahteraan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada pertengahan bulan Juli 1997 Indonesia mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai tahun 1980-an ternyata membawa perekonomian Indonesia ke suatu tahapan baru dalam perkembangannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang tersebar di wilayah Bali merupakan bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha LPD

Lebih terperinci

Kadek Suciningsih, I Wayan Bagia, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Kadek Suciningsih, I Wayan Bagia, Wayan Cipta. Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kualitas Pelayanan Serta Dampaknya Pada kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Kadek Suciningsih, I Wayan Bagia, Wayan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian kas Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA UD NATA JATI MEBEL

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA UD NATA JATI MEBEL PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA UD NATA JATI MEBEL Kadek Dody Slamat Prihantara, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori stewardship menggambarkan hubungan antara pemilik (principal)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori stewardship menggambarkan hubungan antara pemilik (principal) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Teori Stewardship Teori stewardship menggambarkan hubungan antara pemilik (principal) dan manajer ( steward). Teori

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA i PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini, peran perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENJUALAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN, JASA DAN INVESTASI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014

PENGARUH PENJUALAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN, JASA DAN INVESTASI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 PENGARUH PENJUALAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN, JASA DAN INVESTASI DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 Lina Andayani, Fridayana Yudiaatmaja, Wayan Cipta Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki peluang besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas penduduk di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tingkat persaingan bisnis di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan adanya globalisasi bisnis yang menyebabkan perusahaan banyak membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian bank sesuai dengan Pasal 1 butir 2 Undang-undang no.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Undang Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok pokok perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA OPERASIONAL

PENGARUH PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA OPERASIONAL PENGARUH PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP LABA OPERASIONAL (Kasus Pada PT Bank Jabar Banten. Tbk) Oleh: Iman Pirman Hidayat (Dosen Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci