NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA SMK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA SMK"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA SMK Oleh: PUTRI APRILIA SARI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA SMK Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Uly Gusniarti S.Psi., M.Si, Psikolog. ii

3 HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA SMK Putri Aprilia Sari Uly Gusniarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kepercayaan diri dengan perilaku mencontek. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif kepercayaan diri dengan perilaku mencontek. Semakin tinggi tingkat kepercayaan diri maka semakin rendah perilaku mencontek dan semakin rendah kepercayaan diri maka semakin tinggi perilaku mencontek. Subyek dalam penelitian ini adalah pelajar SMK, yang berusia tahun yang masih aktif sebagai pelajar. Adapun skala perilaku mencontek yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat ukur terpakai dari Rohmawati (2008), untuk skala kepercayaan diri disusun dengan mangacu pada teori Lauster (1978) Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan hasil korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar r = -0,315 dengan p = 0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek, sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Sedangkan sumbangan efektif yang diberikan variabel kepercayaan diri terhadap variabel perilaku mencontek 9,9 % yang berarti masih ada 90,1 % faktor lain yang mempengaruhi perilaku mencontek, antara lain adalah faktor ketakutan terhadap kegagalan, sulitnya soal tes yang dihadapi, kebijakan akademis, iklim kompetisi yang tinggi, dan tekanan sosial untuk meraih yang baik. Kata kunci :kepercayaan diri, perilaku mencontek. iii

4 PENGANTAR Sekarang ini pendidikan Indonesia telah banyak mengalami pembaharuan. Pembaharuan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur bangsa Indonesia yang secara tegas dinyatakan dalam pembukuan UUD Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya pembentukan SDM (UUD 1945, 2004). Pendidikan adalah untuk membelajarkan semua pihak akan pentingnya proses untuk mempelajari ilmu. Upaya pengembangan dan pendidikan dilakukan untuk mencapai tujuan yang luhur serta pendidikan yang fungsional, efektif, efisien dan untuk mewujudkan tujuan itu semua, pelajar masih menemui hambatan-hambatan dalam proses belajar. Proses belajar yang baik memiliki delapan ciri. Pertama, membaca semua materi pelajaran, memahami, mencatat, dan menandai yang penting. Kedua, mengembangkan materi yang dipelajari, mengulang kembali mata pelajaran yang telah dipelajari dengan kata-kata sendiri. Ketiga, memilih waktu belajar yang tepat. Keempat, memanfaatkan waktu belajar di sekolah dengan banyak bertanya. Kelima, mendengarkan penjelasan guru. Keenam, memilih tempat belajar yang nyaman. Ketujuh, membentuk kelompok belajar yang efektif dan efisien. Kedelapan, menghindari belajar sistem kebut semalam atau yang lebih dikenal SKS (Kompas, 2006). Kecenderungan bagi bangsa Indonesia yang tengah dilanda krisis moral, semuanya dibenarkan sejauh memenuhi keinginan dan kepentingannya. Krisis iv

5 moral ini hampir melanda ke seluruh aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Perilaku mencontek adalah perilaku yang banyak dijumpai dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kecurangan yang terjadi dalam proses pendidikan. Salah satu bentuk kecurangan yang seringkali terjadi adalah perilaku mencontek yang dilakukan oleh remaja, terutama terjadi pada saat menghadapi ujian. ( Forum-ti_com_perilaku mencontek mencontek dikalangan mahasiswa.htm.16/03/08). Tujuan yang mulia ini tampaknya sulit untuk dicapai apabila pelajar yang saat ini dituntut untuk menguasai berbagai ilmu yang dipelajarinya dengan belajar lebih tekun, tetapi mereka lebih suka menggunakan cara-cara pintas yaitu dengan mencontek. Cara pelajar untuk mendapatkan hasil yang baik dalam ujian adalah dengan cara mencontek. Ada yang sengaja membuat catatan dalam kertas kecil, menulis rumus di meja, atau yang paling berani membawa buku catatan di ruang ujian. Namun beberapa siswa di China telah meninggalkan cara konvensional dan memanfaatkan teknologi untuk mencontek. Mereka menggunakan earphone kecil dan alat komunikasi radio saat menghadapi ujian ( detikcom- Teknologi untuk mencontek.htm.16/03/08). Perilaku mencontek tidak hanya terdapat di Indonesia saja melainkan di negara lain misalkan di Nigeria, ditemukan bahwa siswa di Nigeria tertangkap mencontek dengan menggunakan telepon seluler atau lebih dikenal dengan HP. Dari kesimpulan di atas menunjukkan bahwa mencontek adalah hal yang biasa pada remaja padahal tidak sesuai dengan moral yang ada. ( detikcom-ribuan mencontek menggunakan HP.htm.16/03/08). v

6 Menurut survei yang dilakukan oleh penulis melalui wawancara yang dilakukan dengan guru BK. Penulis mendapatkan informasi dari guru BK bahwa masih ada 55 % siswa yang mencontek ketika ujian berlangsung di SMK PIRI I. Penulis juga mendapatkan informasi dari pelajar yang sekolah di SMK PIRI I, mereka mengatakan bahwa pernah bekerjasama dalam ujian, misalnya menukar jawaban kepada teman satu kelasnya, membuat contekan sebelum ujian, mencari jawaban ulangan, dan perilaku ini dilakukan ketika akan menghadapi ujian dan mereka mengatakan bahwa tindakan mencontek adalah hal yang wajar. Yogyakarta. Anderman, dkk (1998) menunjukkan bahwa lingkungan sekolah menengah lebih berfokus pada peringkat dan kinerja dibanding dengan proses belajar, hasil penelitiannya mengenai mencontek pada siswa sekolah menengah pertama, membedakan antara perilaku mencontek dengan keyakinan terhadap perilaku mencontek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61% pelajar tidak pernah mencontek dan 39% pelajar menyatakan bahwa mereka pernah mencontek. Sedangkan keyakinan terhadap perilaku mencontek 50,4% pelajar menyatakan dapat menerima perilaku mencontek dan 49,6% pelajar mencontek merupakan perilaku yang tidak bisa diterima. Penelitian Schab (Sujana dan Wulan, 1994) menunjukkan 93% siswa menyatakan bahwa mencontek merupakan bagian yang normal dalam kehidupan. Pada diri mereka telah berkembang keyakinan bahwa mencontek merupakan cara yang dapat diterima untuk memperoleh kemajuan. Mereka memperkirakan sekitar 97% sampai dengan 99% teman mereka mencontek baik pada saat-saat tertentu maupun secara teratur. Kondisi semacam inilah yang dapat memberikan pengaruh vi

7 sangat kuat pada siswa. Schab (Anderman, dkk, 1998) meneliti perbedaan perilaku mencontek selama beberapa tahun yakni menguji kepercayaan diri dan perilaku mencontek dengan menggunakan sampel lebih dari seribu pelajar SMU pada tahun 1969, 1979 dan Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum, penerimaan atas perilaku mencontek meningkat selama tahun-tahun tersebut. Ditinjau dari berat masalah, para pendidik menempatkan mencontek pada urutan ke-9 pada lima puluh daftar bentuk masalah perilaku siswa yang disajikan, sedangkan para ahli kesehatan mental menempatkannya pada urutan ke-25 Wickman (Blair, 1975). Usia rentan bagi pelajar SMP dan SMA, maka pelarian untuk mendapatkan perhatian, safety, dan keinginan merasakan interaksi dengan dunia yang lebih luas, maka pada usia ini sangat rentan untuk melakukan pelanggaran. Fenomena perilaku mencontek terjadi juga di SMK dr. Soetomo saat pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) tertangkap basah siswa sedang mencontek dengan cara melirik siswa lain (Seputar Indonesia, 2008). Sujana (1993) membedakan penyebab perilaku mencontek dalam dua kelompok yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari keterkaitan terhadap kegagalan, ketidakdisiplinan mengikuti tes, kurangnya kepercayaan diri, kesediaan untuk menggunakan alat atau cara apapun untuk sukses. Faktor eksternal terdiri dari sulitnya soal tes yang dihadapi, kebijaksanaan akademis, iklim kompetisi yang tinggi dan tekanan sosial untuk meraih prestasi yang baik atau nilai yang tinggi. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui perilaku mencontek yang disebabkan faktor internal yakni kurangnya kepercayaan diri. Menurut Suryanto vii

8 kepercayaan diri yang kuat biasanya populer dalam lingkungan keluarga maupun pergaulannya. Anak remaja yang memiliki kepercayaan diri akan sering diminta menjadi pemimpin kelompok, memiliki sikap mawas diri. Sebaliknya, pada anak yang memiliki rasa percaya diri rendah akan kurang populer dalam pergaulan, lebih suka mengucilkan diri, atau menjadi pembuat keributan ( rasa PE-DE sejak kecil.htm). Sebagian pelajar menyebutkan alasan untuk mencontek karena "tidak percaya diri" (21,3%), tidak belajar (14%), tidak dapat menjawab soal (13,5%), dan sisanya untuk alasan lain. Terlepas dari alasan yang dikemukakan, jumlah pencontek yang besar ini menunjukkan bahwa perilaku mencontek tampaknya telah menjadi hal yang biasa dilakukan. ( mencontek di kalangan mahasiswa) Penelitian dan gejala di atas menunjukkan bahwa tingginya kecenderungan perilaku mencontek yang dilakukan oleh pelajar dikarenakan pelajar memiliki kepercayaan diri yang rendah. Bila hal ini dibiarkan dan tidak dikenai sanksi yang sesuai, maka berbagai lembaga birokrasi, korupsi, kolusi, manipulasi, penipuan biasa dilakukan. Iklim masyarakat yang cenderung membiarkan segala sesuatu yang salah dan tidak jujur akan menjadikan kebiasaan sehingga pelajar akan melakukan tindakan mencontek ( mencontek melahirkan koruptor s Blog.htm.01/05/08). Tumbuhnya kebiasaan mencontek akan membentuk generasi yang tidak jujur, tidak ada keuletan dalam mencapai sesuatu dan pandai dalam memanipulasi sesuatu. Mengingat sedikitnya penelitian mengenai perilaku mencontek di viii

9 Indonesia, serta semakin merajalelanya perilaku mencontek yang dilakukan pelajar maka penulis ingin meneliti perilaku mencontek yang disebabkan faktor internal yakni kepercayaan diri. Berdasarkan uraian di atas maka diasumsikan bahwa terdapat hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek. Semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah tingkat perilaku mencontek pada siswa SMK dan sebaliknya. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu remaja SMK PIRI I Yogyakarta dengan jenis kelamin laki-laki yang berusia 15 sampai 18 tahun. B. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan angket dengan menggunakan skala psikologis untuk mengungkap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun data yang dikumpulkan tersebut adalah data mengenai kepercayaan diri dan perilaku mencontek. ix

10 1. Skala Perilaku Mencontek Alat ukur perilaku mencontek yang digunakan adalah alat ukur terpakai dan sudah diketahui reliabilitasnya yakni 0,953. Skala ini mengacu pada bentukbentuk perilaku mencontek dari Haryono (Rohmawati, 2008). 2. Skala Kepercayaan Diri Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan diri merupakan skala yang di modifikasi berdasarkan skala kepercayaan diri yang dibuat secara mandiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek Lauster (1978). C. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan kepercayaan diri dengan perilaku mencontek pada remaja adalah dengan menggunakan Korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Dari hasil penelitian selanjutnya di analisis menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan program komputer SPSS for windows 12. Hal ini diharapkan bahwa dalam penggunaan program ini tingkat kesalahan akan semakin kecil dan pengerjaannya lebih cepat. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu berupa uji asumsi yang meliputi uji x

11 normalitas dan uji linieritas sebagai syarat untuk pengetesan nilai korelasi agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. Uji asumsi ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Programme for Social Science) 12.0 for Windows. a. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk melihat apakah bentuk sebaran dari skor jawaban subjek normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor kepercayaan diri dan perilaku mencontek, dengan menggunakan teknik one sample kolmogorov smirnov test pada program komputer SPSS for windows Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data adalah jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal, namun jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Dari hasil pengolahan data perilaku mencontek diperoleh koefisien K-SZ = 0,879 dengan p = 0,422 (p > 0,05) dan data kepercayaan diri diperoleh K-SZ = 0,660 dengan p = 0,777 (p > 0,05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data perilaku mencontek dan kepercayaan diri, terdistribusi atau tersebar dengan normal. b. Uji Linieritas Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel perilaku mencontek dan kepercayaan diri mengikuti garis linier atau tidak, dengan menggunakan program komputer SPSS for windows Dari hasil pengolahan data diperoleh F = 10,483 xi

12 dengan p = 0,002 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan kepercayaan diri dengan perilaku mencontek, bersifat linier atau mengikuti garis lurus. 2. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara perilaku mencontek dengan kepercayaan diri pada pelajar SMK Piri I. Pengujian terhadap hipotesis tersebut menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson pada program komputer SPSS for windows Dari hasil pengolahan data perilaku mencontek dengan kepercayaan diri diperoleh koefisien korelasi r = -0,315 dengan p = 0,002 (p < 0,05). Angka korelasi yang negatif menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan negatif antara dua variabel. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap perilaku mencontek adalah sebesar 9,9 % ( = 0,099). Sebanyak 9,9 % perilaku mencontek pelajar SMK Piri I dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Sedangkan sisanya sebanyak 90,1% dipengaruhi variabel lain di luar variabel tersebut. Dari data-data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat erat antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti diterima. xii

13 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek pada pelajar SMK Piri I. Setelah melalui beberapa proses pengolahan data, diperoleh hasil yang mendukung hipotesis tersebut. Hasil analisis dari data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti melalui nilai koefisien korelasi yang diperoleh (r = -0,315 dan p = 0,001, p < 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek pelajar SMK Piri I. Hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek bersifat negatif. Terbukti pula bahwa semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki, maka semakin rendah perilaku mencontek dan sebaliknya. Anderman, dkk (1998) menunjukkan bahwa lingkungan sekolah menengah lebih berfokus pada peringkat dan kinerja dibanding dengan proses belajar, hasil penelitiannya mengenai mencontek pada siswa sekolah menengah pertama, membedakan antara perilaku mencontek dengan keyakinan terhadap perilaku mencontek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61% pelajar tidak pernah mencontek dan 39% pelajar menyatakan bahwa mereka pernah mencontek. Vitro dan Schoer (Houston, 1978) menunjukkan bahwa kegagalan dalam suatu tes lebih sering diikuti oleh tindakan mencontek pada tes berikutnya, bila dibandingkan dengan keberhasilan, ini menyimpulkan bahwa orang yang kuat xiii

14 akan tekanan disekitarnya memiliki kepercayaan diri yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi perilaku mencontek. Rendahnya perilaku mencontek pada subyek penelitian di sebabkan oleh tingginya tingkat kepercayaan diri yang dimiliki. Kepercayaan diri yang tinggi pada diri seorang siswa akan mendukung kelancaran belajar mengajar pada siswa, kaitannya dengan perilaku mencontek. Semakin tinggi kepercayaan diri subjek, maka perilaku mencontek akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena subjek meyakini bahwa kepercayaan diri akan kemampuan subjek dengan usaha proses belajar yang baik dari dalam diri. Hal ini sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan, akan tetapi hasil dari penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri lebih tinggi dari pada tingkat perilaku mencontek. Kepercayaan diri dapat dilihat bahwa sebanyak 64% dalam kategori tinggi sedangkan tingkat perilaku mencontek dalam kategori rendah 57 %. Peneliti mengakui dalam penelitian ini masih terdapat beberapa kelemahan, yaitu kurangnya referensi yang digunakan oleh peneliti baik mengenai kepercayaan diri ataupun perilaku mencontek, sehingga teori yang digunakan dalam penelitian ini menjadi kurang beragam. Disamping itu adapun kekurangan dalam proses pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini yaitu terdapat subjek yang masih bertanya kepada teman sebangku. Kekurangan lain adalah kurangnya pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor apa saja yang perlu dikontrol dalam penelitian ini, baik secara teoritis maupun metodologis agar dapat meminimalisir bias dalam penelitian ini. xiv

15 KESIMPULAN Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki, maka semakin rendah perilaku mencontek yang dimiliki, begitu juga sebaliknya. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek dapat diterima. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap perilaku mencontek adalah sebesar 9,9 % ( = 0,099). Sebanyak 9,9 % perilaku mencontek pelajar SMK Piri I dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Sedangkan sisanya sebanyak 90,1% dipengaruhi variabel lain di luar variabel tersebut. SARAN Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Subyek Penelitian Dalam usaha mempertahankan kepercayaan diri, hendaknya pelajar SMK PIRI I, minimal masih berpegang teguh bahwa kepercayaan diri sangatlah penting, maka untuk mewujudkan hal tersebut dari proses belajar yang baik. Hal ini yang akan membantu pelajar mendapatkan kepercayaan diri dari dalam diri. Jika kondisi seperti ini dapat terwujud maka segala urusan menjadi lancar. xv

16 2. Bagi guru / pendidik Bagi guru / pendidik seharusnya mempertahankan sistem pengajaran bagi siswa-siswinya, menanamkan kejujuran, dan memberikan punishment yang membelajarkan, jika menyelesaikan dengan kekerasan, yang terjadi permasalahan akan selesai hanya jangka pendek saja. Karena siswa hanya diberikan hukuman atau ganjaran. Selain itu guru / pendidik juga dapat memberikan hadiah (reward), sehingga siswa-siswi dapat mempertahankan diri untuk tidak melakukan perilaku mencontek misalnya pemberian nilai tambahan bagi siswa yang tidak pernah mencontek. 3. Bagi peneliti selanjutnya a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini, diharapkan agar menggunakan atau menambahkan metode penelitian kualitatif untuk dapat menggali lebih dalam mengenai hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek. b. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang turut berpengaruh, seperti: Faktor malas belajar, kemampuan akademik, disiplin ilmu, kebijakan akademis. c. Peneliti selanjutnya menyarankan agar dalam penelitian selanjutnya hendaknya mampu memperluas jangkauan penelitian di berbagai sekolah. xvi

17 Daftar Pustaka Anderman,E.M, Griesinger T, Motivational Cheating During Early Adolecence. Journal of Educational Psychology, 90, Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Blair JF and Acocella, J.R (1990) Psycology of Adjusment and Human. Relationship New York: MC Graw Hill Publishing.Co. Gibson JJ Psychology for the Classroom 2 nd. Edition. New jersey Prentice Hall. Inc. Griender, R.E Adolesence 2 nd Edition New York. Jersey. Prentice Hll, Inc Gunarsa, S. Y. & Gunarsa, Y. S. D Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulya. Kumara, Studi Pendahuluan Tentang Validitas Reliabilitas The Test of Self Confidence. Laporan penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Lauster, P The Personality test (2 nd.ed) London: Pan Books. Lobel, T.E and Leavanon, I Self Estem, Need for Aproval and Cheating Behavioral in children. Journal of Educational Psycology.80, I, Martani dan Adiyanti, MB Kompetensi sosial dan kepercayaan diri remaja. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas UGM Mappiare, A, 1982, Psikologi Remaja: Penerbit Usaha Nasional. xvii

18 Sujana dan Wulan. (1994). Hubungan antara kecenderungan Pusat Kendali Dengan Intensi Mencontek. Jurnal Psikologi. Fakultas Psikologi UGM Sujana, Y.E (1993). Hubungan antara Kecnderungan Pusat Kendali Dengan Intensi Mentontek. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Rohmawati, Y Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Mencontek pada Siswa-siswi SMU Muhammadiyah 1 Magelang. Fakultas Psikologi UII. Skripsi (tidak diterbitkan) Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Syah, (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru: PT. Remaja Rosdakarya-Bandung. Walgito, B Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset. ( Forum-ti_com_Perilaku mencontek dikalangan mahasiswa.htm.16/03/08). ( detikcom-teknologi untuk mencontek.htm.16/03/08). ( detikcom-ribuan mencontek mwnggunakan HP.htm.16/03/08) ( rasa PE-DE sejak kecil.htm) (http: mencontek melahirkan koruptor Ilm@N s Blog.htm.01/05/08). ( sebagai lembaga formal juga memicu tidakan mencontek-www_sman2_com.htm.16/03/08). Kompas, Ketangkap basah lagi nyontek?. Jakarta : Kompas, 7 Mei Kompas, Siswa Malas Belajar. Jakarta : Kompas, 22 Januari Kompas, Menurunnya mahasiswa di yogyakarta. Jakarta : Kompas, 3 Agustus, Suara Merdeka, (2004), Kebocoran Soal Ujian. Yogyakarta: Suara Merdeka, 21 Mei 2004 Suara Merdeka. PPKn Bocor, SMK Panghudi Luhur ujian ulang. Jum at, 21/05/04 Seputar Indonesia. Berlangsungnya Ujian Akhir Nasional: Seputar Indonesia, Jum at, 25/04/08 xviii

19 Identitas Penulis Nama : Putri Aprilia Sari Alamat : Perumahan Tirto Indah gg. 04, No. 113 Pekalongan. JATENG No HP : xix

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perbuatan curang dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perbuatan curang dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk tindakan negatif yang dilakukan oleh pelajar dalam proses pembelajaran adalah menyontek. Menyontek merupakan salah satu perbuatan curang dalam dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tangguh baik secara fisik, mental maupun intelektual dan kepribadian. pendidikan di indonesia yaitu Madrasah Aliyah (MA).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tangguh baik secara fisik, mental maupun intelektual dan kepribadian. pendidikan di indonesia yaitu Madrasah Aliyah (MA). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dengan interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. ( Suryabrata, 2002 : 293 ).

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. ( Suryabrata, 2002 : 293 ). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia ( pendidik ) untuk bertanggung jawab membimbing anak didik menuju ke kedewasaan. Sebagai usaha yang mempunyai tujuan atau cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecurangan akademik merupakan fenomena umum di sekolah menengah dan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecurangan akademik merupakan fenomena umum di sekolah menengah dan perguruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan akademik merupakan fenomena umum di sekolah menengah dan perguruan tinggi (Cizek, 1999; Evans & Craig, 1990a, 1990b; Leveque & Walker, 1970; Schab,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi KONTRIBUSI LINGKUNGAN BELAJAR DAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI KERJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKODONO TAHUN AJARAN 2013/2014. JURNAL PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTS Sullamul Hidayah Probolinggo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. 1. Pendidikan nasional Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. 1. Pendidikan nasional Indonesia memiliki tujuan untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk bertanggung jawab membimbing anak didik ke kedewasaan. Sebagai usaha yang mempunyai tujuan atau cita-cita tertentu sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki budi pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki budi pekerti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional pendidikan Indonesia adalah mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR Disusun Oleh : Hanu Rahmantyo Qurotul Uyun PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dimana kunci suksesnya terletak pada dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dimana kunci suksesnya terletak pada dunia pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan satu modal penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia di segala bidang. Dimana pada era modern ini, banyak terjadi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA. Hanna Fadhillah.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA. Hanna Fadhillah. NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Hanna Fadhillah Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi diri yang tidak terbatas waktu dan tempat dengan memperhatikan adanya nilai-nilai budaya dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Azwar (2007; 59) menjelaskan, setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada fenomena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA HUBUNGAN MOTIVASI, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Indra Adhitama 1, Abdul Taram 2 1,2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UAD indranisa69@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian. 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK Naskah Publikasi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: PANGESTU PINARINGAN PUTRI F100

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN SANKSI TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MIN KRAGAN KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PEMBERIAN SANKSI TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MIN KRAGAN KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR PENGARUH PEMBERIAN SANKSI TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MIN KRAGAN KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 74 KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Hadi Heriawan 1, Iwa Kuntadi 2, Haryadi 3 Departemen Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI.

HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI. HUBUNGAN ANTARA PERSAINGAN MERAIH NILAI TINGGI DENGAN INTENSITAS PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA MENENGAH KEJURUAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi 1 PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN POLA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KEMAMPUAN EKONOMI KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECENDERUNGAN PUTUS SEKOLAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA DOHOLOR KELURAHAN DOHO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KINERJA MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak remaja yang sudah duduk di bangku SMP dan SMA umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi anak

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS 3 DI SD MUHAMMADIYAH I6 KARANGASEM SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS 3 DI SD MUHAMMADIYAH I6 KARANGASEM SURAKARTA TAHUN AJARAN PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS 3 DI SD MUHAMMADIYAH I6 KARANGASEM SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum menggunakan teknik analisis korelasi product moment untuk uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi terdiri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah disajikan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR Nova Devisanti Titik Muti ah Nova_dikson@yahoo.com tmutiah2000@yahoo.com Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. JURNAL HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. THE RELATIONSHIP BETWEEN SEL-CONCEPT AND SELF- EFFICACY WITH STUDENTS SELF-REGULATED LEARNING Oleh: ARDHIANA CAHYA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI TUGAS PERAWAT DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Oleh : DIYAN PRATIWI SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN PREMULUNG NO.94 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prilaku menyontek atau cheating adalah salah satu fenomena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Prilaku menyontek atau cheating adalah salah satu fenomena pendidikan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Prilaku menyontek atau cheating adalah salah satu fenomena pendidikan yang sering dan bahkan selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari-hari,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

SELVA PRISTIAN NOVENSIA A

SELVA PRISTIAN NOVENSIA A PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pihak sekarang ini yang mengritik tajam sistem pendidikan di Indonesia. Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusia

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014 PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA Oleh: Iffah Savitri Mira Aliza Rachmawati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015 PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FITRI MAHAYU WATI A510110020 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

KEJUJURAN AKADEMIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA SITUASI UJIAN. Naskah Publikasi

KEJUJURAN AKADEMIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA SITUASI UJIAN. Naskah Publikasi i KEJUJURAN AKADEMIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA SITUASI UJIAN Naskah Publikasi Oleh: YUYUN KASMANINGSIH F 100 100 186 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 KEJUJURAN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pemerintah Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang berkualitas, agar sumberdaya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian, karakter, serta tingkah laku moral para peserta didik. Di bangku sekolah, para peserta

Lebih terperinci

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A PENGARUH AKTIVITAS MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

PENGARUH REWARD AND PUNISHMENT

PENGARUH REWARD AND PUNISHMENT PENGARUH REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 3 PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh : PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP NILAI UJIAN SEMESTER MATA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 REMBANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DESY NUR ROHMAWATI A

Diajukan Oleh: DESY NUR ROHMAWATI A PENGARUH FREKUENSI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KELAS V SD NEGERI 01 POTRONAYAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

JUDUL PENELITIAN ILMIAH Disusun oleh : Siti Shara Npm : Pembimbing : Faisal Rachmat S.psi, M.A.

JUDUL PENELITIAN ILMIAH Disusun oleh : Siti Shara Npm : Pembimbing : Faisal Rachmat S.psi, M.A. JUDUL PENELITIAN ILMIAH Disusun oleh : Siti Shara Npm : 19511056 Pembimbing : Faisal Rachmat S.psi, M.A. HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA UNIVERSITAS X Latar Belakang

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci