KATA PENGANTAR. UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Strategi untuk mempromosikan komoditi dagang produk Indonesia khususnya Jawa Timur di tingkat internasional masih kalah dengan negara lain. Harusnya kita belajar dari negara-negara yang selama ini sukses dalam melakukan penetrasi perdagangan, tetapi juga memiliki strategi untuk mengamankan pasar lokalnya. Mengadakan perundingan perdagangan antar negara atau memanfaatkan event pameran internasional, juga bisa menjadi cara yang ampuh untuk promosi maupun memperluas pasar. Selama ini komoditi ekspor Indonesia, khususnya Jawa Timur, sulit masuk ke pasar global, karena aturan dan standar dari negara tujuan ekspor. Disisi lain, barang-barang atau komoditi dari negara tersebut dengan bebas masuk ke Indonesia. Beberapa negara, membuat peraturan yang melarang komoditi jenis tertentu masuk ke negaranya, karena memiliki stok dan kualitas yang cukup. Di Indonesia peraturan atau perlindungan terhadap pasar komoditi lokal itu belum ada. Seharusnya pemerintah juga mulai memikirkan itu, agar masalah-masalah terkait ekspor impor produk lokal, punya jalan keluar. Salah satu upaya dalam mendorong keberhasilan pengembangan pasar dan produk di tingkat nasional maupun internasional adalah pengembangan sumber daya manusia. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dari para pelaku usaha dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan, pelatihan dan pemberian kemudahan untuk memperoleh informasi. Melalui Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Pelatihan dan Promosi 1 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya

2 Ekspor (UPT P3E) yang berada di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, diharapkan daya saing UKM terus meningkat melalui pendidikan, pelatihan, seminar, promosi, informasi dan konsultasi bisnis bagi dunia usaha khususnya UKM di bidang ekspor Ikhtisar ini disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau informasi tentang program kegiatan pendidikan pelatihan (Diklat) di Unit Palayanan Teknis Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (UPT P3E) Surabaya. Dari ikhtisar ini para pembaca akan dapat mengetahui berbagai jenis Diklat yang diselenggarakan di UPT P3E Surabaya, sehingga dapat memilih tema dan materi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari perusahaan/ instansi/ pelaku usaha. Semoga pelatihan yang kami tawarkan bermanfaat bagi peningkatan SDM para pelaku bisnis. Surabaya, JANUARI 2014 KEPALA UPT PENDIDIKAN PELATIHAN DAN PROMOSI EKSPOR (P3E) SURABAYA Drs. M. MUNIF, MM Pembina Tingkat I NIP UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 2

3 PENDAHULUAN Peningkatan ekspor menjadi salah satu upaya yang dipacu untuk mengatasi defisit neraca perdagangan internasional. Pemerintah provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan mencoba memacu ekspor ke pasar non tradisional yang menjanjikan yaitu negaranegara di Amerika Selatan. Selain itu tujuan ekspor ke negara Timur Tengah dan Afrika Selatan juga terus dikembangkan. Ekspor Jawa Timur didominasi oleh sektor non migas yang berkontribusi lebih dari 90 persen terhadap total ekspor Jawa Timur. Hal ini tak lepas dari peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jatim yang diperkirakan berjumlah lebih dari 5 juta UKM dengan bidang usaha yang semakin beragam diantaranya produk-produk makanan dan minuman (mamin), manufaktur, kerajinan, kosmetik, garmen hingga furniture. Ekspor non migas Jawa Timur sampai menjelang akhir tahun 2013 masih didominasi oleh emas perhiasan. Selain emas juga didominasi lemak/minyak hewan nabati, ikan dan udang, kayu barang dari kayu dan bahan kimia organik. Secara kumulatif ekspor Januari November 2013 hanya 13,228 miliar dollar AS atau turun 4,66 persen dibanding ekspor periode yang sama 2012 mencapai 13,876 miliar dollar AS. Sedangkan selama Januari November 2013 ekspor migas hanya 443,17 juta dollar AS atau turun 33,14 persen dibanding ekspor migas periode yang sama 2012 mencapai 662,86 juta dollar AS. Secara kumulatif Januari November 2013, nilai ekspor hasil pertanian 1,114 miliar dollar AS atau naik 14,13 persen. Kemudian hasil industri 11,649 miliar dollar AS atau turun 4,62 persen dan hasil pertambangan dan lainnya 22,38 juta dollar AS atau turun 5,24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk terus mendorong meningkatnya pasar produk domestik dan internasional adalah memperkuat peran UKM dalam perekonomian Jawa Timur. Oleh sebab itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur melalui UPT Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya diharapkan dapat menjadi lembaga profesional UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 3

4 yang terus berusaha meningkatkan daya saing UKM melalui pendidikan, pelatihan, seminar, promosi, informasi dan konsultasi bisnis agar menjadi eksportir tangguh di masa yang akan datang. Pusat Pendidikan dan Promosi Ekspor Daerah (P3ED) Jatim merupakan lembaga / unit yang didirikan pada tanggal 24 September 2002 atas kerjasama antara Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Japan International Coorporation Agency (JICA) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 133/2008 tanggal 25 Agustus 2008 secara resmi berubah nama menjadi UPT. P3E Surabaya pada tanggal 23 Desember Dengan tugas dan fungsinya, UPT P3E Surabaya mempunyai tanggung jawab besar untuk terus menerus meningkatkan pelayanan dan kinerja untuk meningkatkan profesionalisme SDM dibidang ekspor dan promosi yang berkontribusi dalam pengembangan ekspor Jawa Timur. Peningkatan SDM merupakan faktor penting untuk mengembangkan pengetahuan para pelaku UKM atau calon eksportir tentang perdagangan Internasional khususnya tentang pemasaran ekspor. Oleh sebab itu, pendidikan pelatihan merupakan kegiatan yang sangat perlu dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkan SDM khususnya bagi para UKM, calon eksportir, eksportir dan umum agar mampu bersaing dengan para pelaku ekspor dari barbagai manca negara. Program pelatihan yang dilaksanakan dalam 1 paket selama 3 hari disajikan dalam 4 jenis yaitu : 1. Pelatihan didalam kelas (menggunakan metode tatap muka, praktek dan diskusi secara langsung dengan narasumber / praktisi ekspor yang ahli dibidangnya) 2. Menggunakan informasi Technology (30 unit komputer diruang Pelatihan IT) 3. Melalui sambungan TV (TV Conference/TVC) atau pelatihan Jarak Jauh (Distance Learning). 4. Kunjungan lapangan untuk Pelatihan Kemasan ke UPT Makanan dan Minuman. UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 4

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 PENDAHULUAN 4 DAFTAR ISI 5 1 BAGAIMANA MEMULAI EKSPOR 6 2 PROSEDUR EKSPOR 7 3 PENENTUAN BIAYA DAN HARGA EKSPOR 8 4 STRATEGI PEMASARAN EKSPOR 9 5 EFFECTIVE ENGLISH PRESENTATION FOR EXPORTERS 10 6 DESAIN GARMEN UNTUK EKSPOR 11 7 TEKNIK NEGOSIASI DAN KONTRAK DAGANG EKSPOR 12 8 AKSES DAN SURVEY PASAR EKSPOR MELALUI INTERNET 13 9 KORESPONDENSI BISNIS UNTUK EKSPOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN 15 UNTUK EKSPOR 11 TREND DESAIN HOME DECORATION UNTUK EKSPOR DESAIN PRODUK KULIT UNTUK EKSPOR STRATEGI PENETRASI PASAR EKSPOR KE AFRIKA STRATEGI PENETRASI PASAR EKSPOR KE TIMUR TENGAH SISTEM JAMINAN MUTU MAKANAN/MINUMAN OLAHAN UNTUK 20 EKSPOR 16 PROSEDUR EKSPOR PLUS SIMULASI STRATEGI PEMASARAN PRODUK AGRIBISNIS UNTUK EKSPOR STRATEGI PEMASARAN EKSPOR MELALUI INTERNET STRATEGI PENETRASI PASAR EKSPOR KE ASEAN PENGEMBANGAN PRODUK DAN KEMASAN HANDICRAFT UNTUK 25 PASAR EKSPOR 21 STRATEGI PEMASARAN PRODUK HANDICRAFT UNTUK PASAR 26 EKSPOR 22 STRATEGI PEMASARAN TEMBAKAU DAN PRODUK TEMBAKAU 27 UNTUK EKSPOR 23 PENGEMBANGAN PRODUK DAN KEMASAN PRODUK AGRIBISNIS 28 UNTUK PASAR EKSPOR 24 KEWIRAUSAHAAN EKSPOR PENGEMBANGAN PRODUK DAN KEMASAN MAKANAN MINUMAN UNTUK PASAR EKSPOR 30 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 5

6 1. Bagaimana Memulai Ekspor Para calon eksportir biasanya merasa bingung ketika hendak memasuki pasar ekspor. Hal apa saja yang harus disiapkan, pertanyaan yang sering timbul apakah produknya sesuai dengan selera pembeli di negara impor, bagaimana strategi pemasaran ekspornya, bagaimana kesiapan manajemen untuk melakukan ekspor, bagaimana cara memilih pasar ekspor, dan sederet pertanyaan lainnya. Pelatihan Bagaimana Memulai Ekspor membahas mengenai banyak hal yang berkaitan dengan kesiapan dalam kegiatan ekspor, sehingga pertanyaan yang timbul seperti diatas dapat terjawab. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengusaha calon eksportir, khususnya UKM untuk memahami teknik teknik pemasaran ekspor, menentukan biaya dan harga ekspor serta tips bernegosiasi guna mempersiapkan diri dalam melakukan ekspor Pengenalan Tata Niaga dan Dokumen Ekspor Menilai Kemampuan dan Potensi Ekspor Alternatif Strategi Pemasaran Ekspor bagi UKM Alur pemasaran Komunikasi Pemasaran Biaya dan Harga untuk ekspor Negosiasi dengan Calon Pembeli Tips negosiasi Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Januari 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 6

7 2. Prosedur Ekspor Dalam perdagangan ekspor, pemahaman mengenai prosedur atau tata cara ekspor harus sesuai dengan kebijakan pemerintah dan peraturan perdagangan internasional. Perusahaan atau calon eksportir juga perlu mengetahui dan melengkapi dokumen ekspor sebagai bukti yang disyaratkan dalam kontrak dagang atau L/C. Pelatihan prosedur ekspor dirancang untuk memenuhi kebutuhan para manajer perusahaan mengenai pengetahuan praktis prosedur ekspor atau tata cara ekspor, kebijakan pemerintah dibidang ekspor, serta dokumen dokumen ekspor. Pada akhir pelatihan, diberikan latihan pengisian dokumen ekpor untuk memberikan ketrampilan kepada peserta dalam pengisian dokumen ekspor dengan benar. Peserta memahami ketentuan tata niaga dan prosedur ekspor, dan menguasai tata cara pengisian dokumen yang dibutuhkan secara baik dan benar. Peserta mampu mengerjakan semua prosedur ekspor didalam negeri, khususnya dalam penyelesaian administrasi dengan Dinas Perindag, Depkeu c.q. Bea dan cukai, Bank, dan perusahaan jasa angkutan Overview Kegiatan Ekspor Prosedur dan Dokumen Ekspor Latihan Pengisian Dokumen Ekspor Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor Latihan Pengisian PEB Transportasi dan Penanganan Cargo Latihan Pengisian Dokumen Pengangkutan Inconterms 2010 Sistem Pembayaran Ekspor Latihan Membaca dan Memahami L/C Calon Eksportir,Manajer, Perorangan yang berminat menjadi eksportir Tentative : Pebruari 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 7

8 3. Penentuan Biaya Dan Harga Ekspor Tiga faktor yang menjadi daya saing suatu produk untuk menembus pasar ekspor adalah harga, mutu dan delivery (pengiriman). Dari ketiga faktor tersebut, harga merupakan faktor yang paling penting. Kesalahan dalam menetapkan harga akan berakibat fatal, sehingga para calon eksportir harus memahami strategi dalam penentuan harga ekspor agar dapat bersaing di pasar internasional. Untuk mendapatkan harga ekspor yang tepat dan kompetitif, para calon eksportir harus memahami cara menghitung komponen-komponen biaya eskpor, menghitung biaya per unit, cara menentukan harga jual ekspor dan pola kalkulasi ekspor. Meningkatkan pengetahuan mengenai cara menetapkan harga ekspor suatu produk yang tepat dan kompetitif di pasar internasional. Sistem Pembayaran Ekspor Latihan Membaca dan Memahami L/C Studi Kasus Negosiasi L/C Overview Export Costing and Pricing Komponen Biaya Ekspor Pemahaman Laporan Keuangan Menghitung Biaya per Unit Simulasi Harga Jual Strategi Penetapan Harga Ekspor Kontrak Penjualan Penentuan Harga Ekspor Latihan Kalkulasi harga Ekspor Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Nopember 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 8

9 4. Strategi Pemasaran Ekspor Menghadapi persaingan pasar bebas, hanya produk yang mempunyai daya saing tinggi yang dapat bertahan. Oleh karena itu para eksportir harus menguasai teknik-teknik pemasaran yang jitu dengan memahami kondisi negara pembeli. Disamping teknik pemasaran, perhitungan harga / ongkos produksi dan profit margin, strategi promosi dan distribusi, menciptakan hubungan dagang yang berkesinambungan dan negoisasi dengan pembeli adalah hak mutlak harus dikuasai oleh seorang eksportir, termasuk pemahaman konsep marketing yang profesional. Meningkatkan pengetahuan peserta dalam pemahaman marketing yang lebih profesional dalam meningkatkan persaingan bisnis dipasar bebas. Manager Pemasaran Produsen / Eksportir Produsen Perorangan yang berminat mendalami pemasaran ekspor Pembayaran Ekspor Pembiayaan Ekspor Komunikasi Pemasaran Strategi Pemasaran Ekspor Promotion Strategy Negotiation For Sale Perencanaan Pemasaran Ekspor Tentative : - UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 9

10 5. Effective English Presentation For Exporters Menyongsong era pasar bebas berarti perlu perjuangan mempersiapkan sumber daya manusia yang ada, satu hal yang tidak dapat dihindarkan adalah penguasaan bahasa asing. Bahasa asing yang kerap kali dipergunakan dan menjadi acuan adalah Bahasa Inggris. Seberapa baik pengetahuan dan pengalaman seseorang pelaku bisnis ekspor impor, bila tidak dilengkapi dengan kemampuan bahasa asing amatlah sulit untuk dapat bersaing dengan pelaku bisnis lainnya. Sejalan dengan itu UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor menawarkan sebuah program penguasaan bahasa Inggris yang sangat menarik dan mudah diterapkan dalam keseharian berbisnis yaitu Effective English Presentation For Exporters. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan berbahasa Inggris dalam menjalankan praktek ekspor sehingga dengan mengikuti pelatihan ini peserta mampu untuk memperkenalkan diri dan perusahaannya kepada calon eksporter, mendeskripsikan secara detil produk yang akan ditawarkan serta dapat bernegosiasi secara sederhana tentang harga, potongan dan biaya lainnya Self Introduction Company Information Presentation of Company Information Introducing of Product Individual Presentation Business Presentation Manner & Case Study Describing Work/ Factory How To Negotiate & Case Study / Practice Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang mampu berbahasa Inggris. Tentative : Pebruari 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 10

11 6. Desain Garmen Untuk Ekspor Indonesia terkenal dengan gaya dan karakteristik yang unik untuk produk garmen dan tidak pernah ditemukan di negara-negara lain. Songket, tenun, batik, dan tekstil lainnya menggunakan teknik dari Indonesia, yang menjadi ciri khas produk tekstil Indonesia yang membuat banyak orang di dunia menyukainya. Oleh karena itu para pelaku usaha khususnya produk garmen dalam menyongsong era globalisasi harus memiliki wawasan pengetahuan tentang desain garmen untuk eskpor supaya dapat bersaing di pasar internasional. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan para pelaku ekspor khususnya produk garmen dalam hal desain produk dan pengetahuan teknis mengenai cara-cara membuat desain dan penyusunan koleksi sesuai trend agar dapat bersaing di pasar internasional. Perkembangan Pola Pikir di Masyarakat Dalam Kaitan Perubahan selera pasar terhadap Produk Garmen Trend Lifestyle 2014 Workshop Trend Pengenalan Tujuan Pasar Ekspor Produk Garmen Konsep Produk dan Trend Busana Siap Pakai Praktek Penyusunan Koleksi Sesuai Trend Cara Pemilihan Bahan untuk pembuatan garmen Cara mendesain garmen yang diminati oleh konsumen Cara pembuatan pola Cara penjahitan Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang bergerak dalam bidang garmen Tentative : April 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 11

12 7. Teknik Negosiasi Dan Kontrak Dagang Ekspor Kesepakatan dalam bisnis dinyatakan oleh pihak - pihak yang mempunyai keinginan (ekportir dan importir) untuk mencapai tujuan setidaknya secara garis besar kedua belah pihak tersebut merasa menang atau biasa disebut win-win negotiation. Agar dapat bersaing di pasar global, dan mengantisipasi resiko yang akan terjadi dikemudian hari, maka para pelaku bisnis perlu memahami secara cermat kesepakatan dagang mitra dagangnya yang dituangkan dalam kontrak dagang yang mempunyai landasan hukum internasional. Meningkatkan kemampuan peserta untuk memahami teknikteknik negosiasi, dan pengetahuan tentang kontrak dagang internasional, yang meliputi hukum perdagangan internasional, terminology dan kondisi kontrak, asuransi laut dan penyelesaian perselisihan agar transaksi perdagangan terjamin secara legal dan resiko dapat dihindari. Kiat Menjadi Negosiator Bisnis yang Baik Norma Hukum Negosiasi Bisnis Kontrak Dagang (Jual Beli) Marine Insurance Bargaining Power Building Hukum dalam Bisnis Internasional Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat yang mampu berbahasa Inggris. Tentative : Oktober 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 12

13 8. Akses Dan Survey Pasar Ekspor Melalui Internet Di era globalisasi dan pasar bebas, dimana persaingan bisnis semakin kompetitif, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan terutama yang berhubungan dengan pemasaran. Untuk mendapatkan calon buyer yang potensial dibutuhkan kemampuan mencari peta bisnis yang dibutuhkan seperti profil negara tujuan ekspor, peta produk dunia baik ekspor maupun impornya, mengetahui market requirement (peraturan-peraturan negara yang akan duituju ekspor), negara pesaing dengan produk yang sama, dapat melihat bentuk dan model produkproduk pesaing, mendapat calon buyer dengan produk yang diingini, menganalisa hasil survey, sekaligus dapat mempromosikan perusahaan dan produknya ke situs internasional. Jika riset seperti tersebut di atas dilakukan secara manual, dibutuhkan biaya yang sangat tinggi. Untuk mengurangi biaya tinggi tersebut riset dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas internet yang ada saat ini. Meningkatkan kemampuan peserta untuk mampu membaca peta pasar dunia, memilih negara potensial untuk tujuan ekspornya serta mempromosikan produknya di situs komersial internasional Prospek dan Survey Pasar Ekspor Melalui Internet Akses Dan Survey Di Situs Komersial Menjadi Member di Situs Komersial Melihat Data Pesaing di Situs Komersial Melihat Data Kebutuhan Pasar Ekspor Analisa Pesaing Persyaratan Memasuki Pasar Segmentasi Pasar Rantai Pasar Pengalaman Sukses Memanfaatkan Internet untuk Bisnis Ekspor Tips Mengakses dan Mensurvey Pasar Melalui Internet Studi Kasus Survey Pasar Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat yang mampu berbahasa Inggris, dan mengoperasikan komputer. Tentative : Pebruari 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 13

14 9. KORESPONDENSI BISNIS UNTUK EKSPOR Berdasarkan hasil survey mengenai transaksi bisnis internasional, sekitar 80% kegiatan komunikasi & Interaksi bisnis ekspor-impor biasanya dilakukan melalui korespondensi (surat menyurat) terutama melalui faxcimili dan . Sedangkan sisanya biasanya dilakukan melalui negosiasi tatap muka langsung face to face negotiation. Hal ini berarti bahwa korespondensi memegang peranan yang amat penting dalam perdagangan international pada umumnya. Apabila perundingan dilakukan dalam beberapa kali tatap muka dan berkesinambungan, maka semua catatan notulen dari setiap pertemuan tersebut akan dituangkan dalam suatu kesimpulan akhir yang disebut dengan Persetujuan Prinsip atau Memorandum Of Understanding yang dikenal dengan singkatan MOU yang ditandatangani bersama oleh kedua belah pihak yang membuat kesepakatan dalam suatu upacara sederhana yang disebut dengan Assigment of MOU. Agar peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknik-teknik bagaimana membuat surat bisnis, bahasa surat dan komunikasi berbisnis dll, dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan untuk bernegosiasi dalam korespondensi bisnis dengan calon buyer potensial dari manca negara. Overview Korespondensi Bisnis Memulai Korespondensi Bisnis Jenis-Jenis surat sesuai Subyek Latihan Pengetahuan tentang Korespondensi Bisnis Keterampilan Berkomunikasi dalam Korespondensi Bisnis Keterampilan Bernegosiasi dalam Korespondensi Bisnis Simulasi / Praktek Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat dan mampu berbahasa Inggris. Tentative : Juni 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 14

15 10. STRATEGI PEMASARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN UNTUK EKSPOR Pada prinsipnya bisnis dapat terbentuk, berjalan, bertahan dan berkembang didukung oleh adanya pemasaran yang bagus. Meskipun kita dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan jumlah yang besar, apabila dari sisi pemasarannya lemah, kelebihan dan kekuatan yang kita miliki tidak akan terserap oleh pasar secara maksimal meskipun pemintaan atas produk tersebut tinggi. Demikian halnya untuk produk makanan minuman yang berpotensi ekspor memerlukan strategi pemasaran yang khusus sehingga mempunyai daya saing yang tinggi dengan produk makanan minuman dari negara lain. Tujuan Meningkatkan pengetahuan peserta dalam pemahaman marketing yang lebih profesional dalam meningkatkan persaingan bisnis dipasar bebas, khususnya produk makanan dan minuman. Pengantar Produk Makanan Minuman Potensial Tahapan Pemasaran Ekspor Strategi Pemasaran untuk produk Makanan dan Minuman Pengenalan Pasar produk makanan dan minuman potensial Strategi harga jual Produk untuk Pasar Ekspor Latihan Penentuan Harga Ekspor Strategi distribusi Standar Mutu Produk Makananan dan Minuman Untuk Ekspor Packaging makanan dan minuman untuk meningkatkan pemasaran Strategi promosi Ekspor Latihan pembuatan rencana Ekspor Pengalaman Ekspor produk Makanan dan minuman Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : September 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 15

16 11. TREND DESAIN HOME DECORATION UNTUK EKSPOR Jawa Timur, dengan keanekaragaman budaya, keindahan alam serta kreatifitas masyarakatnya, telah mampu menghasilkan produk kriya berkualitas tinggi dengan bahan baku dan proses yang alami sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan ramah lingkungan. Produk-produk Home Decoration yang menarik minat buyers selain dari sisi desain adalah bahan baku yang material alami (kayu, rotan, bambu, logam, batu, dan kulit). Eksklusifitas produk selain dengan menggunakan bahan alami dan desain juga proses pembuatannya yang handmade yang memerlukan ketekunan dan ketelitian perajin yang membuatnya. Di masa yang akan datang produk jadi kriya (home decoration) dapat mengangkat citra produk kerajinan sekaligus meningkatkan ekspor. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan para pelaku ekspor khususnya produk Home Decoration dalam hal desain produk agar dapat bersaing di pasar internasional. Pengenalan Pasar Ekspor untuk Home Decoration potensial Strategi Pemasaran untuk produk Home Decoration Penyusunan Koleksi Sesuai Trend Standar Mutu Produk Home Decoration Untuk Ekspor Cara Pemilihan Bahan untuk pembuatan Home Decoration Desain Home Decoration yang diminati oleh konsumen Cara Pembuatan produk Home Decoration yang menarik Trend Desain Home Decoration terkini untuk pasar Ekspor Praktek membuat Konsep Trend Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat khususnya yang bergerak dalam bidang Home Decoration Tentative : September 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 16

17 12. DESAIN PRODUK KULIT UNTUK EKSPOR Daya saing industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki dan produk kulit harus terus ditingkatkan, agar bisa terus eksis dan berkembang. Apalagi kenyataannya potensi pasar ekspor tetap meningkat meski dihantui krisis keuangan global dan di sisi lain, pasar dalam negeri juga terus meningkat. Upaya untuk meningkatkan daya saing industri TPT serta alas kaki dan produk kulit dengan merestrukturisasi teknologi mesin dan peralatan industry serta peningkatan kualitas SDM untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga industri TPT serta alas kaki dan produk kulit bisa memproduksi produk berdaya saing tinggi. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para peserta / pelaku ekspor mengenai desain produk kulit di Indonesia, prospektif bisnis kulit sekaligus teknik produksi dengan bahan baku kulit sesuai standar ekspor sehingga produk-produk kulit yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional. Peluang Pasar Ekspor Kulit ke Manca Negara Pengetahuan Dasar Tentang Kulit Proses Penyamakan Kulit Standar Kualitas Ekspor Persyaratan Kulit Standar Kualitas Ekspor Perawatan Kulit dan Produk Kulit Pembuatan Pola Produk Kulit Sistem Grading / Seleksi Kulit Finished Teknologi Dasar Menjahit Teknik Penjahitan Kulit Untuk Ekspor Aksesoris / Aplikasi Untuk Produk Pengetahuan Desain Produk Kulit untuk Ekspor Praktek Desain dan Rencana Pemasaran Produk Kulit Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat yang bergerak dalam bidang Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Tentative : Juni 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 17

18 13. STRATEGI PENETRASI PASAR EKSPOR KE AFRIKA Perekonomian dunia saat ini masih belum terlepas dari ancaman krisis sebagai dampak perlemahan ekonomi dan keuangan yang tengah melanda sejumlah negara utama dunia seharusnya dapat direspon secara cepat dan tepat. Salah satu upayanya dengan menyesuaikan strategi ekspor Indonesia, yaitu mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional melalui pengembangan pemasaran ke target pasar baru (non tradisional) yang berada di kawasan Amerika Latin, Afrika, Eropa Timur, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Secara ekonomi pasar Afrika Selatan cukup menarik karena bisa juga menjadi pintu masuk perdagangan ke negara-negara emerging economies di sekitar wilayah Afrika bagian selatan seperti Namibia, Lesotho, Swaziland, Mozambique, Zimbabwe, Botswana, Malawi, Zambia dan Angola. Agar peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan pengetahuan tentang potensi pasar Afrika dan strategi serta karakteristik pemasaran di Afrika agar jadi pasar potensial produkproduk Jawa Timur di masa yang akan datang. Mengenal Profil Wilayah dan Pasar Afrika Produk Potensial di Pasar Afrika Persyaratan Memasuki Pasar Afrika Strategi Memasuki Pasar Afrika Dan Praktek / Studi Kasus Negosiasi (How To Get Order) Sales Contract Pengalaman Ekspor Ke Afrika Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Agustus 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 18

19 14. STRATEGI PENETRASI PASAR EKSPOR KE TIMUR TENGAH Realisasi Ekspor Jawa Timur pada tahun 2013 belum mencapai hasil yang diharapkan karena adanya dampak perlemahan ekonomi dan keuangan yang tengah melanda sejumlah negara utama dunia. Untuk mengantisipasi hal ini, salah satu strategi yang diterapkan adalah diversifikasi pasar ekspor. Pasar tujuan ekspor baru ini diistilahkan dengan Pasar Non Tradisional seperti negara di kawasan Timur Tengah, Eropa Tengah dan Timur, Asia Timur, Asia Selatan, Afrika, Amerika Selatan, dll. Untuk memasuki pasar baru, informasi mengenai angka-angka statistik negara tujuan adalah mutlak diantaranya ekonomi secara keseluruhan, demografi, permintaan/penawaran barang dan jasa, kondisi fiskal dan moneter, peraturan-peraturan yang berlaku dsb. Keseluruhannya harus mengarah pada pemahaman yang tajam mengenai potensi, risiko dan cara kerja dari pasar yang disasar. Agar peserta dapat mengetahui tentang strategi pemasaran ekspor memasuki pasar Timur Tengah serta tips dan triks memasuki pasar Timur Tengah, serta menambah wawasan dan pengetahuan para pelaku ekspor dalam menjalin bisnis dengan pembeli dari Timur Tengah. Mengenal Profil Wilayah dan Pasar Timur Tengah Produk Potensial di Pasar Timur Tengah Persyaratan Memasuki Pasar Timur Tengah Strategi Memasuki Pasar Timur Tengah Dan Praktek / Studi Kasus Negosiasi (How To Get Order) Sales Contract Pengalaman Ekspor Ke Timur Tengah Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Nopember 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 19

20 15. SISTEM JAMINAN MUTU MAKANAN/MINUMAN OLAHAN UNTUK EKSPOR Penyediaan produk makanan olahan yang berkualitas baik, bergizi dan aman dikonsumsi perlu mendapat perhatian baik oleh pemerintah, produsen dan konsumen. Produk makanan yang berkualitas baik akan mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi terutama jika sudah diorientasikan untuk ekspor. Keamanan produk pangan menjadi bagian tak terpisahkan dengan mutu produk tersebut. Pengertian mutu, prinsip-prinsip pengendalian mutu serta penerapan jaminan mutu perlu dipahami untuk memdapatkan produk makanan yang berkualitas baik. Beberapa standar mutu untuk komoditas produk makanan olahan dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan produk berkualitas sesuai standar yang ditetapkan. Agar peserta dapat mengetahui konsep tentang GMP dan kaitannya dengan aktivitas pasca panen/agroindustri & sistem manajemen mutu keamanan pangan (HACCP) serta penerapan GMP pada industri makanan dan minuman. Analisis Resiko Keamanan Pangan Standar produk makanan/minuman olahan untuk ekspor Bahan tambahan makanan/minuman (BTM) Kerusakan dan pengendalian mutu Keamanan pangan dan sanitasi Good manufacturing practice HACCP dan praktek-praktek pengolahan makanan/minuman yang baik Evaluasi makanan/minuman olahan calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat yang bergerak dalam bidang produk makanan/minuman olahan Tentative : Maret 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 20

21 16. PROSEDUR EKSPOR PLUS SIMULASI Pemahaman mengenai prosedur atau tata cara ekspor dalam perdagangan ekspor, harus sesuai dengan kebijakan pemerintah dan peraturan perdagangan internasional. Perusahaan atau calon eksportir juga perlu mengetahui dan melengkapi dokumen ekspor sebagai bukti yang disyaratkan dalam kontrak dagang atau L/C. Pelatihan prosedur ekspor plus simulasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan para manajer perusahaan mengenai pengetahuan praktis prosedur ekspor atau tata cara ekspor, kebijakan pemerintah dibidang ekspor, serta dokumen dokumen ekspor. Pada akhir pelatihan, selain diberikan latihan pengisian dokumen ekpor untuk memberikan ketrampilan kepada peserta dalam pengisian dokumen ekspor dengan benar juga diberikan simulasi prosedur ekspor agar peserta dapat lebih memahami. Peserta memahami ketentuan tata niaga dan prosedur ekspor, dan menguasai tata cara pengisian dokumen yang dibutuhkan secara baik dan benar. Peserta mampu mengerjakan semua prosedur ekspor didalam negeri, khususnya dalam penyelesaian administrasi dengan Dinas Perindag, Depkeu c.q. Bea dan cukai, Bank, dan perusahaan jasa angkutan Peserta dapat lebih memahami alur ekspor dengan adanya simulasi Overview Kegiatan Ekspor Prosedur dan Dokumen Ekspor Latihan Pengisian Dokumen Ekspor Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor Latihan Pengisian PEB Transportasi dan Penanganan Cargo Latihan Pengisian Dokumen Pengangkutan Inconterms 2010 Pengarahan Simulasi Ekspor Sistem Pembayaran Ekspor Latihan Membaca dan Memahami L/C Simulasi Ekspor Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : - UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 21

22 17. STRATEGI PEMASARAN PRODUK AGRIBISNIS UNTUK EKSPOR Produk agribisnis merupakan komoditi potensial yang prospeknya sangat baik untuk pasar ekspor. Oleh karena itu diperlukan strategi agar produk yang dipasarkan sesuai dengan negara tujuan ekspor. Kegiatan pemasaran seharusnya tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dan keinginan konsumen terus berkembang, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Pemasaran dalam kegiatan pertanian dianggap memainkan peran ganda. Peran pertama merupakan peralihan harga antara produsen dengan konsumen. Peran kedua adalah transmisi fisik dari titik produksi (petani atau produsen) ke tempat pembelian (konsumen). Namun untuk memainkan kedua peran tersebut petani menghadapi berbagai kendala, antara lain: kesinambungan produk agribisnis yang mayoritas musiman, berfluktuasinya harga, kurang tersedianya informasi pasar dan jaringan pemasaran, rendahnya kualitas produksi dan SDM. Meningkatkan pengetahuan peserta khususnya UKM agribisnis dalam pemahaman marketing yang lebih profesional untuk meningkatkan persaingan bisnis dipasar bebas yang meliputi strategi produk, harga, distribusi dan promosi produk agribisnis Pengantar Produk Agribisnis Tahapan Pemasaran Ekspor Strategi Pemasaran untuk Produk Agribisnis Pengenalan Pasar Produk Agribisnis potensial Strategi harga Jual Produk untuk Pasar Ekspor Latihan Penentuan Harga Ekspor Strategi Distribusi Standar Mutu Produk Agribisnis Untuk Ekspor Packaging Produk Agribisnis Strategi Promosi Ekspor Latihan Pembuatan rencana Ekspor Pengalaman Ekspor produk Agribisnis Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Oktober 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 22

23 18. STRATEGI PEMASARAN EKSPOR MELALUI INTERNET Seiring perkembangan zaman banyak perusahaan beralih mencari pelanggan melalui internet, selain karena biaya yang tidak terlalu besar, internet memiliki banyak pengakses tiap harinya. Banyak cerita sukses ditorehkan melalui pemasaran lewat internet, tapi tidak sedikit pula yang gagal memasarkan produknya melalui internet. Sesuai dengan sifat bisnisnya, strategi pemasaran untuk bisnis online jelas banyak memanfaatkan teknologi informasi dalam prosesnya. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan berbagai macam teknologi informasi sebaik mungkin dalam strategi pemasaran. Media dalam strategi pemasaran menggunakan internet diantaranya adalah : Website, Direktori bisnis, Video pemasaran online dan Media Sosial. Strategi pemasaran untuk bisnis online tidak hanya menyangkut media apa yang digunakan, melainkan juga bagaimana memanfaatkan media tersebut secara maksimal agar tujuan pemasaran bisnis online anda tercapai. Meningkatkan kemampuan peserta untuk memahami strategi dalam memanfaatkan internet untuk bisnis ekspor, melakukan survey pasar serta promosi melalui internet sehingga dapat memperluas pemasaran produknya menembus pasar dunia Overview Pemasaran Ekspor Melalui Internet Identifikasi Data Kebutuhan pasar Ekspor Akses dan Survey di Situs komersial Membuat Action Plan Promosi di Situs Dalam Negeri Promosi di Situs Luar Negeri Pengalaman Sukses Memanfaatkan Internet untuk Bisnis Ekspor Strategi Memanfaatkan Internet untuk Bisnis Ekspor Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat yang mampu berbahasa Inggris, dan mengoperasikan komputer. Tentative : Juli 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 23

24 19. STRATEGI PENETRASI PASAR EKSPOR KE ASEAN Pada masa ini tak ada satu pun negara bisa menghindarkan diri dari arus globalisasi. Asia akan tumbuh menjadi emerging market yang disokong oleh Cina, India dan Asia Tenggara. Dengan kecenderungan tersebut, Asean Economic Community (AEC), yang akan diberlakukan pada 2015, memiliki nilai strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Asia. Oleh banyak kalangan, Indonesia dinilai belum siap menghadapi ASEAN Free Trade (AFTA) tahun Permasalahannya beragam terutama terbatasnya infrastruktur yang sangat diperlukan, untuk menekan biaya logistik dan transportasi yang dapat melemahkan daya saing produk Indonesia. Saat ini memang diperkirakan ada 600 juta penduduk di ASEAN yang dapat menjadi pasar potensial. Diharapkan AEC akan bermanfaat dalam hal kepastian hukum dibidang perdagangan barang, meningkatkan volume ekspor diinternal negara anggota, meningkatkan produktivitas dan daya saing, iklim usaha yang kondusif, terciptanya lapangan kerja baru, penyederhanaan prosedur kepabeanan, pemanfaatan teknologi serta terciptanya perdagangan barang yang transparan, adil dan terstandarisasi. Agar peserta dapat mengetahui tentang strategi pemasaran ekspor memasuki pasar ASEAN serta tips dan triks memasuki pasar ASEAN, serta menambah wawasan dan pengetahuan para pelaku ekspor dalam menjalin bisnis dengan pembeli dari ASEAN Mengenal Profil Wilayah dan Pasar ASEAN Produk Potensial di Pasar ASEAN Persyaratan Memasuki Pasar ASEAN Strategi Memasuki Pasar ASEAN Dan Praktek / Studi Kasus Negosiasi (How To Get Order) Sales Contract Pengalaman Ekspor Ke ASEAN Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : September 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 24

25 20. PENGEMBANGAN PRODUK DAN KEMASAN HANDICRAFT UNTUK PASAR EKSPOR Masyarakat internasional memiliki minat yang tinggi terhadap produk kerajinan buatan Indonesia. Agar tidak kalah dengan produk kerajinan negara lain, UKM seharusnya terus berinovasi menciptakan produk-produk yang mampu mengikuti selera baik pasar global maupun dalam negeri. Sebagai seorang calon eksportir / eksportir khususnya yang bergerak di bidang handicraft, tentunya pengembangan produk merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan trend yang sedang berkembang. Di sisi lain pembuatan kemasan produk kerajinan asal Indonesia khususnya Jatim masih tanpa standar, menyebabkan kemasan produk kerajinan menjadi kurang menarik. Oleh karena itu pelatihan ini membahas secara detail kegiatan mulai dari melakukan riset dan analisis pasar produk handicraft sampai langkah-langkah pengembangan produk, desain produk handicraft sekaligus kemasan yang sesuai pasar tujuan dan menambah nilai jual produk. Meningkatkan dan menambah wawasan pelaku usaha khususnya produk handycraft untuk mengetahui akan desain dan kemasan handicraft untuk pasar ekspor. Selain itu dapat mengetahui peluang pasar ekspor produk handicraft potensial yang ada di Jawa Timur serta mengembangkan produk handicraft dan desain kemasan yang sesuai dan menarik, berdaya saing tinggi sesuai dengan tren pasar global. Riset Pengembangan Produk dan analisis pasar produk Handicraft Konsep Desain dan Tren Desain Handicraft Perencanaan Produk dan Presentasi Pengalaman Pengembangan Desain Produk Handicraft Visualisasi Produk Pesaing Kemasan Produk Handicarft Rancangan Desain Kemasan Product Handicraft Praktek Membuat Kemasan Produk Handicarft Konsultasi Produk dan Kemasan Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Mei 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 25

26 21. STRATEGI PEMASARAN PRODUK HANDICRAFT UNTUK EKSPOR Strategi pemasaran memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Produk yang berkualitas, harga yang baik, saluran distribusi yang mudah dijangkau dan strategi promosi yang baik adalah sebagian dari beberapa cara yang dilakukan perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Pemasaran produk kerajinan Indonesia perlu didorong ke pasar-pasar baru (non-tradisional) terkait belum pulihnya ekonomi negara - negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor utama Indonesia. Nilai sebuah handicraft tidak hanya dipandang dari segi fungsional semata. Paduan antara nilai guna dan nilai seni yang tinggi, menjadikan kerajinan tangan banyak diminati oleh banyak orang. Teknik memasarkan produk memang bisa bermacam-macam. Terkadang, semakin unik cara pemasaran produk tersebut akan mengundang rasa penasaran calon konsumen yang tertarik dengan metode pemasaran unik tersebut. Meningkatkan pengetahuan peserta khususnya UKM handicraft dalam pemahaman aspek aspek strategi pemasaran, menetapkan harga dan media promosi yang efektif. Pengantar Produk Handicraft Tahapan Pemasaran Ekspor Strategi Pemasaran untuk produk Handicraft Pengenalan Pasar produk Handicraft potensial Strategi harga jual Produk untuk Pasar Ekspor Latihan Penentuan Harga Ekspor Strategi distribusi Standar Mutu Produk Handicraft Untuk Ekspor Packaging produk Handicraft Strategi Promosi Ekspor Latihan Pembuatan rencana Ekspor Pengalaman Ekspor produk Handicraft Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Juni 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 26

27 22. STRATEGI PEMASARAN TEMBAKAU DAN PRODUK TEMBAKAU UNTUK EKSPOR Industri Hasil Tembakau (IHT) sampai saat ini masih mempunyai peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional terutama di daerah penghasil tembakau, cengkeh dan sentra-sentra produksi rokok, antara lain dalam menumbuhkan industri/jasa terkait, penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Kini seiring dengan pertumbuhan penduduk dan budaya merokok yang semakin luas, Indonesia menjadi pasar rokok yang potensial di dunia. Hal ini menyebabkan perusahaan rokok besar dan multi-national corporations (MNCs) melakukan investasi di Indonesia. Tapi dampak negatif serta biaya sosial yang tinggi juga perlu diperhitungkan. Dengan demikian, sudah sewajarnya harus memprioritaskan produk industri tembakau untuk pasar ekspor melalui, memperkuat produk yang telah mempunyai pasar yang baik, memprioritaskan tembakau bahan baku cerutu (Na Oogst) yang lebih berdaya saing, dan mengalihkan produksi rokok dari rokok kretek ke rokok putih yang lebih berorientasi ekspor. Meningkatkan pengetahuan peserta khususnya UKM Industri Hasil Tembakau (IHT) dalam pemahaman aspek aspek strategi pemasaran, menetapkan harga dan media promosi yang efektif. Pengantar Produk Industri Hasil Tembakau Tahapan Pemasaran Ekspor Strategi Pemasaran untuk Produk Industri Hasil Tembakau Pengenalan Pasar Produk Industri Hasil Tembakau potensial Strategi Harga Jual Produk untuk Pasar Ekspor Latihan Penentuan Harga Ekspor Strategi Distribusi Standar Mutu Produk Industri Hasil Tembakau Untuk Ekspor Packaging Produk Industri Hasil Tembakau Strategi Promosi Ekspor Latihan Pembuatan rencana Ekspor Pengalaman Ekspor produk Industri Hasil Tembakau Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Agustus 2013 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 27

28 23. PENGEMBANGAN PRODUK DAN KEMASAN PRODUK AGRIBISNIS UNTUK PASAR EKSPOR Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik dari sektor hulu maupun di hilir. Agribisnis bekerja pada rantai sector pangan ( Food Supply Chain ). Ada empat langkah untuk meningkatkan daya saing produk didalam pengembangan agrobisnis di Indonesia yaitu: penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi. Keempat strategi tersebut akan diimlementasikan dalam bentuk corporate, dimana pengelolaanya berada dalam satu manajemen. Di sisi lain produk pertanian segar ataupun olahan yang tidak dikemas dengan baik akan kalah bersaing. Packing / pengemasan yang menarik merupakan kombinasi antara atribut elemen desain kemasan yang terdiri atas anatomi desain kemasan, sistem grafis, warna khas, ilustrasi, tipografi dan aspek legal yang saling bersinergi untuk menarik perhatian konsumen. Selain menarik, kemasan yang baik haruslah bisa melindungi dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian, efisien dan ekonomis serta menampilkan informasi dan promosi yang diperlukan. Meningkatkan dan menambah wawasan pelaku usaha khususnya produk agribisnis untuk mengetahui akan desain dan kemasan produk untuk pasar ekspor. Selain itu dapat mengetahui peluang pasar ekspor produk agribisnis potensial yang ada di Jawa Timur serta mengembangkan produk agribisnis yang berdaya saing tinggi sesuai dengan tren pasar global. Riset Pengembangan Produk dan Analisis Pasar Produk Agribisnis Konsep Desain dan Tren Desain Agribisnis Perencanaan Produk dan Presentasi Pengalaman Pengembangan Desain Produk Agribisnis Visualisasi Produk Pesaing Kemasan Produk Agribisnis Rancangan Desain Kemasan Product Agribisnis Praktek Membuat Kemasan Produk Agribisnis Konsultasi Produk dan Kemasan Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Mei 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 28

29 24. KEWIRAUSAHAAN EKSPOR Kewirausahaan sering diartikan sebagai peluang lalu memanfaatkannya untuk memperoleh keuntungan. Kewirausahaan/ entrepreneurship sering didefinisikan sebagai sikap dan perilaku madiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa serta karsa yang mampu menggabungkan unsur kreatifitas, seni, tantangan, kerja keras untuk mencapai prestasi hingga memperoleh nilai tambah yang maksimal. Dalam berwirausaha, bukan hanya keberuntungan yang menjadi faktor keberhasilan dari seorang wirausahawan, namun pola pikir mengenai kewirausahaanlah yang diperlukan karena kewirausahaan ada karena diciptakan. Pasar ekspor apalagi menjelang AEC 2015 masih terbuka lebar buat wirausahawan apalagi ketika nilai rupiah melemah. Karena eksportir memproduksi barang di dalam negeri dengan biaya rupiah, saat dijual ke luar negeri, eksportir akan mendapatkan kontraprestasi berupa dollar yang nilainya lebih tinggi daripada saat mereka memproduksi. Memberikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, kesempatan yang ada serta mampu menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan usaha Wirausaha Ekspor Sukses Motivasi dan Pengembangan Diri Kreativitas dan Peluang Usaha Resiko dan Persaingan Usaha Aspek Produksi dan Aspek Pemasaran Menentukan Harga Jual dan Latihan Menyusun Rencana Usaha Ekspor dan Praktek Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : Maret 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 29

30 25. PENGEMBANGAN PRODUK DAN KEMASAN MAKANAN MINUMAN UNTUK PASAR EKSPOR Produk makanan dan minuman olahan merupakan salah satu produk dari industri makanan dan minuman yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap ekspor non migas Indonesia. Pemerintah perlu mendorong industri makanan dan minuman untuk lebih produktif dalam memproduksi makanan dan minuman olahan dengan cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), melakukan inovasi teknologi yang mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak dengan tidak mengurangi mutu kualitas produk dan memberikan informasi negara tujuan dan juga analisa produk pesaing. Kemasan makanan dan minuman menjadi kunci keberhasilan untuk meningkatkan penetrasi di pasar domestik dan menembus pasar global. Kualitas dan harga produk makanan minuman tidak berarti banyak untuk memikat konsumen apabila kemasannya tidak mampu memikat konsumen untuk membeli. Oleh sebab itu kemasan dan pengembangan produk memegang peranan yang sangat penting untuk menembut pasar yang semakin kompetitif. Meningkatkan dan menambah wawasan pelaku usaha khususnya produk Makanan Minuman (Mamin) untuk mengetahui akan desain dan kemasan produk Mamin untuk pasar ekspor. Selain itu dapat mengetahui peluang pasar ekspor produk Mamin potensial yang ada di Jawa Timur serta mengembangkan produk Mamin yang berdaya saing tinggi sesuai dengan tren pasar global. Riset Pengembangan Produk dan analisis pasar produk Mamin Konsep Desain dan tren desain Mamin Perencanaan Produk dan Presentasi Pengalaman Pengembangan Desain Produk Mamin Visualisasi Produk Pesaing Kemasan Produk Mamin Rancangan Desain Kemasan Product Mamin Praktek Membuat Kemasan Produk Mamin Konsultasi Produk dan Kemasan Calon eksportir, Manajer / staf instansi terkait, pelaku usaha, karyawan perusahaan dan perorangan yang berminat Tentative : April 2014 UPT. Pendidikan Pelatihan dan Promosi Ekspor (P3E) Surabaya 30

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor)

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor) SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN 2016 Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor) Investasi (Bersubsidi) : Rp. 4.000.000,- * Pendidikan Profesi Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi luar negeri. Apalagi bila negara tersebut semakin terbuka, keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia. Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN PAMERAN 22 TAHUN DAVINCI DI INDONESIA JAKARTA, 14 OKTOBER 2015 Yang Saya Hormati: 1. Yulianty Widjaja (Direktur

Lebih terperinci

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA -------------------------------------------------------------------------------- I. Gambaran Umum

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

6. URUSAN PERINDUSTRIAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memegang peranan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian nasional sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah : 1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah : 1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Saudara Rektor Universitas Nusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Produk tekstil pada umumnya ditujukan untuk mendukung industri mode. Artinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar bebas tekstil dan produk tekstil (TPT) telah dimulai seiring dihapuskannya aturan kuota tekstil. Hal ini menuntut industri TPT untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat 15 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami kegoncangan sejak adanya krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat luas dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu indikator penentu kemajuan suatu Negara. Peningkatan pembangunan dan

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia nya. Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum masalah yang dihadapi masyarakat adalah mengenai kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia terbatas dari segi kuantitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia BUTIR-BUTIR BICARA MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, DAN BANK INDONESIA MEMPERCEPAT DAYA SAING INDUSTRI UNTUK

Lebih terperinci

Indeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

Indeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi KOPI, Jakarta Kinerja industri nasional kembali menunjukkan agresivitasnya seiring dengan peningkatan permintaan pasar domestik dan adanya perluasan usaha. Capaian ini terungkap berdasarkan laporan indeks

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN INDONESIA: KONDISI, PERMASALAHAN DAN ARAH KEBIJAKAN Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 I. VISI No 1. URAIAN VISI sebagai pusat industri dan perdagangan terkemuka, berdaya saing global dan berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI Globalisasi Ekonomi Adalah suatu kehidupan ekonomi secara global dan terbuka, tanpa mengenal batasan teritorial atau kewilayahan antara negara satu dengan yang

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil 6 II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil Industri kecil menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 1997) adalah sebuah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, termasuk pekerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini tengah memasuki evolusi baru dalam perekonomiannya, yaitu evolusi ekonomi kreatif, pertumbuhan ekonomi kreatif ini membuka wacana baru bagi

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu negara terjadi karena kebutuhan barang maupun jasa yang tidak terdapat pada suatu negara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan zaman kerap kali diikuti dengan beraneka ragamnya aktivitasaktivitas yang dilakukan masyarakat pada berbagai segi kehidupan. Semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 31/05/64/TA XVIII, 4 MEI 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I Tahun 2015 Produksi Industri

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Pelayanan Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan tentunya dapat memberikan dukungan optimal

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II Tahun 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II Tahun 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II Tahun 2015 No. 54/08/64/TH XVIII, 3 Agustus 2015 Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

Indikator Kinerja Program / Kegiatan Lokasi

Indikator Kinerja Program / Kegiatan Lokasi RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2015 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2016 KOTA BANDUNG SKPD: DINAS KUKM DAN PERINDAG NO KODE Urusan / Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat berdampak negatif bagi perekonomian dunia. Dampak krisis yang ditimbulkan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN DALAM KULIAH UMUM UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI (UIGM) DI PALEMBANG MENGENAI GERAKAN NASIONAL DALAM RANGKA MEMASUKI ERA MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia. UKM di Indonesia telah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun 2015

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 72/11/64/TH XVIII, 2 November 2015 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Triwulan III Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN SKPD : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY Tahun : 2014 No. Sasaran strategis Indikator Program/Kegiatan Anggaran Kinerja Realisasi Fisik Keuangan % % KOPERASI

Lebih terperinci

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA Meri Nur Amelia 1*, Yulianto Eko Prasetyo 1, Iswara Maharani 2 1 Pendidikan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia masih terus berupaya untuk meningkatkan kegiatan perekonomian. Hal ini dapat berdampak bagi kemajuan ekonomi Indonesia yang dapat dilihat dari semakin berkembangnya

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase

Lebih terperinci

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008 Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008 Muhammad Lutfi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU

XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU XI. PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI UBI KAYU Ubi kayu menjadi salah satu fokus kebijakan pembangunan pertanian 2015 2019, karena memiliki beragam produk turunan yang sangat prospektif dan berkelanjutan sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN SDM IKM KAROSERI KE JAWA TIMUR

PENINGKATAN SDM IKM KAROSERI KE JAWA TIMUR KERANGKA ACUAN KEGIATAN ( KAK ) PENINGKATAN SDM IKM KAROSERI KE JAWA TIMUR MELALUI KEGIATAN PEMBINAAN DI LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dengan luas 167,67 km 2 ini berpenduduk jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dengan luas 167,67 km 2 ini berpenduduk jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kota Bandung dengan luas 167,67 km 2 ini berpenduduk 2.483.977 jiwa (Data BPS tahun 2013) memiliki potensi perekonomian luar biasa. Kota Bandung memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).

I. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002). I. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI UMUM Pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan proyeksi pemerintah pada tahun 2004, berada pada kisaran angka 4,5%-5% (BPS, 2003). Harapan yang optimis ini dibarengi dengan kebijakan

Lebih terperinci

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini belum juga berakhir. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya permasalahan permasalahan

Lebih terperinci