BAB I PENDAHULUAN. Dunia kini telah berada pada era globalisasi yang dengan gencar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Dunia kini telah berada pada era globalisasi yang dengan gencar"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kini telah berada pada era globalisasi yang dengan gencar menyentuh seluruh lapisan masyarakat dunia. Setiap orang kini dapat dengan mudah mengakses informasi yang diinginkan dari berbagai media. Peristiwa yang terjadi di seluruh belahan dunia secara cepat diketahui oleh siapapun dimanapun ia berada. Informasi yang ada sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang serta tidak ada lagi batas waktu dan tempat. Peristiwa tersebut sejalan dengan pemikiran McLuhan mengenai konsep global village (desa global) yang mengibaratkan dunia sebagai sebuah desa dimana seluruh informasi menyebar dengan sangat cepat ke seluruh penduduk desa. Manusia kini telah sampai pada global village dimana arus informasi bergerak secara massa dan cepat menyentuh kehidupan masyarakat dunia. Teknologi informasi yang berkembang pesat menjadi salah satu faktor pendorong perkembangan kehidupan manusia pada saat ini. Dengan adanya kemajuan pada bidang teknologi informasi, proses komunikasi dan penyebaran informasi menjadi cepat dan mudah. Internet merupakan hasil dari perkembangan teknologi informasi yang paling mutakhir saat ini. Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan inter-network ) ialah rangkaian komputer yang terhubung menelusuri beberapa rangkaian

2 2 ( Internet berfungsi sebagai medium komunikasi yang didalamnya terdapat milyaran informasi berupa teks, gambar, audio, video, dan sebagainya yang dapat diunggah oleh individu, kelompok maupun perusahaan dengan tujuan tertentu. Internet memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media komunikasi massa yang lain seperti radio, televisi, surat kabar, majalah dan sebagainya. Onno W. Purbo melukiskan bahwa internet telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual ( Selain itu, internet juga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang interaktif karena setiap orang dapat berinteraksi melalui fasilitas yang disediakan oleh internet seperti , milis (mailing-list), Internet Relay Chatting, dan sebagainya. Berbagai inovasi dan kemudahan yang dimiliki oleh internet sebagai medium komunikasi massa bagi khalayak luas memicu perubahan dan perkembangan kebudayaan manusia. Budaya yang berkembang dalam suatu tatanan masyarakat dalam wilayah dan waktu tertentu, dapat dipengaruhi oleh sistem media yang ada pada masyarakat tersebut. Media massa yang memiliki fungsi informasi bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang segala sesuatu tanpa mengenal jarak, ruang, dan waktu. Media massa menghilangkan batas-batas pemisah antar negara memungkinkan terjadinya keseragaman budaya di seluruh dunia. Suatu

3 3 kebudayaan dalam suatu negara budaya dapat diketahui, disukai bahkan diterapkan oleh masyarakat dari negara lain. Fenomena ini terlihat dari pemakaian celana jeans terutama dikalangan remaja. Celana jeans yang dulunya merupakan pakaian khas orang Amerika menjadi pakaian yang diminati oleh anak muda saat ini di seluruh dunia. Fenomena ini disebut budaya populer atau budaya pop. Perkembangan budaya populer sekarang banyak diminati oleh masyarakat tanpa ada batasan geografis. Budaya pop ini merupakan budaya yang ringan dan dikemas menarik yang disebarkan melalui media massa. Dalam perkembangannya budaya pop tidak hanya didominasi oleh negara-negara barat, tetapi juga oleh negara-negara di Asia. Korea kini menjadi salah satu negara pengekspor budaya pop. Korea mulai mengekspor budaya pop melalui tayangan hiburannya dan menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa. Hal ini sejalan dengan kemajuan industri hiburan dan kestabilan ekonomi Korea. Sebagai contoh drama Korea telah mendominasi televisi nasional, sampai munculnya girlband dan boyband baru di Indonesia. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa demam budaya pop Korea sedang melanda Indonesia atau dikenal dengan istilah Korean Wave. Choi Cheonosa (2011:1) dalam bukunya Hallyu: Korean Wave, Hallyu atau Korean Wave ("Gelombang Korea") adalah istilah yang sering digunakan untuk penyebaran budaya Korea Selatan di seluruh dunia. Korean Wave mulai menyebar ke berbagai daerah Asia, seperti Cina, Hongkong dan Taiwan awal tahun 1990-an dengan ditayangkan drama Korea yang begitu

4 4 banyak diminati oleh masyarakat. Semakin lama pengaruhnya sampai ke negara Jepang dan negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Singapura, Thailand, dan lain-lain. Drama Korea (yang lebih dikenal dengan istilah K-Drama, musik pop atau dikenal dengan istilah KPop dan film Korea merupakan produk-produk budaya pop yang ditawarkan oleh Korea. Pembahasan ini terlihat dari hasil diskusi dalam rangka memperingati hari jadi Jurusan Korea di Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa Korea pada abad 21 telah berhasil menyaingi Hollywood dan Bollywood dalam melebarkan sayap budayanya ke dunia internasional. Produk budaya Korea seperti drama, film, lagu, fashion, hingga produk-produk industri menghiasi ranah kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika dan Eropa ( Tersebar luasnya budaya pop Korea ini tidak terlepas dari peran media massa yang merupakan faktor yang sangat penting dalam penyebaran produkproduk budaya yang ditawarkan oleh Korea sendiri. Di Indonesia, penyebaran budaya populer mulai tahun 2002 dengan tayangnya drama seri berjudul Autumn in My Heart atau Autumn Tale yang lebih populer dengan judul Endless Love, di stasiun TV Indosiar. Keberhasilan drama seri Korea yang dikenal dengan Korean drama (K-Drama) diikuti oleh Korean drama lainnya. Sampai saat ini ada 50 judul K-Drama telah ditayangkan di stasiun tv swasta di Indonesia.

5 5 Perkembangan produk-produk budaya Korea juga dapat dilihat melalui media internet. Penyebaran budaya Korea melalui internet ini didukung oleh semakin banyaknya penduduk Indonesia yang menggunakan internet dalam sebagai sarana komunikasi. Menurut Ivan Lanin, seorang penggiat Wikimedia, semakin banyak orang Indonesia yang menggunakan internet. Pengguna Facebook di Indonesia nomor 2 di dunia (data socialbaker.com per November 2011), penetrasi Twitter di Indonesia nomor 4 di dunia (data comscore.com per April 2011), artikel bahasa Indonesia di Wikimedia merupakan terbanyak nomor 22 di dunia ( blogdetik.com) Korean Wave merambat melaui situs-situs resmi perusahaan entertainment Korea maupun dari situs jejaring sosial serta blog-blog pecinta Korea. Situs sosial media seperti Youtube, Facebook, Twitter, sebagai alat internasional untuk menyebarkan Korean Wave. Sampai saat ini jumlah blog yang muncul di Indonesia telah mencapai 4,1 juta. Dalam data bertajuk 'Indonesia Social Media Landscape' dari SalingSilang.com, yang diterima okezone, Jumat (25/2/2011), hingga Januari 2011 terdapat sekitar 4,131,861 blogs di dunia maya yang berasal dari Indonesia. Dalam kurun 3 bulan belakangan, hanya sekira 32,67 persen saja blog yang melakukan update atau pembaharuan isi. Dan sekira 27 persen datanya memuat budaya Korean Pop (K-Pop) ( Saat ini lebih dari 5 juta video K-Pop yang diupload ke Youtube. Sebagian dari jumlah tersebut adalah TVXQ ( ), Kara ( ),

6 6 SNSD ( ), Super Junior ( ) serta Wonder Girls ( ). "YouTube berperan penting dalam menyebarkan genre musik ke seluruh dunia," urai pernyataan resmi Presiden Korea Selatan. ( blogspot.com). Dari data di atas terlihat peran aktif internet dalam menyebarluaskan budaya pop khususnya Korean Wave. Beragamnya informasi yang disajikan di internet menjadikan khalayak semakin aktif dalam memilih isi peran yang sesuai dengan kebutuhannya. Berawal dari rasa ketertarikan dan kecintaan pada budaya Korea, seseorang dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang penggemar budaya Korea dan akhirnya membentuk komunitas yang merupakan kumpulan dari penggemar tersebut. Penggemar budaya pop Korea Makassar sebagai salah satu kota besar di Indonesia pun tidak luput dari pengaruh Korean Wave. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya fandom grup penggemar boyband maupun girlband Korea. Saat ini tercatat ada tujuh K-Pop resmi di Makassar, yaitu: E.L.F, Sone, Shawol, Triple S, V.I.P, Cassiopea, B3auty yang merupakan penggemar aktif melakukan pertemuan dan gathering besar-besaran. Selain itu terdapat pula suatu komunitas dengan nama Makassar Korean Lover. Makassar Korean Lover adalah sebuah grup pecinta budaya Korea berbasis online pada jejaring sosial Facebook yang memanfaatkan media internet. Mereka melakukan interaksi antar sesama anggotanya berupa sharing infomasi seputar Korea mulai dari informasi mengenai kebudayaan,

7 7 drama, musik, fashion, kuliner, wisata dan lain sebagainya. Grup ini juga aktif mengadakan gathering setiap tahun seta pertemuan-pertemuan lainnya. Makassar Korean Lover terbentuk pada Agustus 2009 dan hingga saat ini tercatat 350 orang yang ikut bergabung dalam grup ini. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat judul: PERSEPSI MAKASSAR KOREAN LOVER TERHADAP KOREAN WAVE MELALUI MEDIA INTERNET DI KOTA MAKASSAR. B. Rumusan Masalah Penelitian ini berfokus pada studi media khusunya dalam penyebaran budaya populer kepada khalayak luas. Media yang dimaksud adalah media internet yang merupakan konvergensi dari media-media lain seperti media cetak, elektronik, dan sebagainya. Budaya populer yang saat ini berkembang di masyarakat Indonesia khususnya di Makassar adalah budaya pop Korea atau Korean Wave. Makassar Korean Lover merupakan komunitas pecinta budaya pop Korea berbasis online yang memanfaatkan media internet sebagai medium komunikasi antar sesama Korean Lover. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi Makassar Korean Lover terhadap peran internet dalam penyebaran Korean Wave di Kota Makassar? 2. Bagaimana persepsi Makassar Korean Lover terhadap Korean Wave melalui internet di Kota Makassar?

8 8 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui persepsi Makassar Korean Lover terhadap peran internet dalam penyebaran Korean Wave di Kota Makassar. 2. Untuk mengetahui persepsi Makassar Korean Lover terhadap Korean Wave melalui internet di Kota Makassar. b. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis a. Memberikan kontribusi terhadap berkembangnya ilmu-ilmu sosial, khususnya ilmu komunikasi yang berbasis pada pengembangan penelitian kajian budaya populer serta kajian komunikasi massa khususnya internet. b. Dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian-penelitian sejenis yang berkaitan dengan budaya populer khususnya Korean Wave dan kajian mengenai penggunaan internet sebagai media komunikasi massa. 2. Kegunaan Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami peran internet sebagai medium komunikasi massa yang memiliki fungsi pengawasan, penghubungan, penstransferan budaya dan hiburan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam memahami fenomena budaya popular dalam hal ini Korean Wave khususnya Makassar Korean Lover.

9 9 D. Kerangka Konseptual Media massa saat ini telah menjadi begitu kompleks dan beragam sebagai penyebaran informasi kepada khalayak luas. Menurut Panji (dalam Hamid & Budianto 2011:470) : Kehadiran media massa dalam tatanan masyarakat modern sudah pasti tidak dapat dipungkiri. Meminjam konsep global village dari Marshall Mcluhan, seluruh dunia kini ibarat menjadi sebuah desa yang sangat besar. Dan hal itu terjadi karena kehadiran media massa sehingga batasan jarak dan waktu menjadi semakin memudar. Salah satu konsekuensi dari kehadiran media massa adalah bahwa segala macam bentuk informasi kini terkomunikasikan secara masif dan relatif singkat (bahkan real time). Satu pesan yang sederhana mampu terkirimkan kebelahan dunia yang lainnya dalam waktu yang sesingkat mungkin. Hal ini sejalan dengan pemikiran Vivian (2008:263) yang menyatakan bahwa internet bersifat interaktif, dan memiliki kemampuan membuat seseorang berkomunikasi dengan orang lain, bukan hanya sekedar menerima pesan belaka, tetapi juga bisa berkomunikasi secara real time. Internet dengan segala kecanggihan yang terus berkembang, menawarkan berbagai kemudahan untuk pemenuhan kebutuhan penggunanya. Menurut Danesi (2010: 204) melalui internet kita bisa mendapatkan berbagai situs yang mengandung berbagai informasi tentang nyaris semua cabang pengetahuan manusia dan capaiannya, dari topik-topik ilmiah paling serius sampai katalog senda gurau dan gambar erotis. Severin dan Tankard (2008:445) juga menjelaskan: Internet mengubah komunikasi dengan beberapa cara fundamental. Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi satu untuk banyak sedangkan internet memberikan model-model tambahan: banyak untuk satu ( ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan banyak untuk banyak ( ,

10 10 milis, kelompok-kelompok baru). Internet menawarkan potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis dibandingkan dengan yang ditawarkan sebelumnya. Yayan Sopian mengklasifikasikan karakteristik media online sebagai berikut: a. Kemudahan bagi pengakses untuk mengalihkan waktu pengaksesan. Artinya, penerbit media online, misalnya bisa menentukan bahwa akses medianya bisa dimulai dari jam 1 dini hari seperti yang tersaji dari media cetak yang juga mempunyai media online. Meskipun ada juga yang baru beberapa jam kemudian, bahkan 1 hari kemudian. Ini sangat tergantung pada kemampuan media. b. Real time atau langsung bisa disajikan. Pengelola website dapat menulis setiap saat. Sehingga pembaca (user) dapat menerima berita setiap waktu. c. Unsur multimedia. Bentuk dan publikasi yang lebih kaya. Sajiannya tidak klasik seperti media cetak (e-paper dalam versi online-nya). Ada banyak fitur, serta ilustrasi tampilan yang amat menarik pembaca. d. Interaktif. Hyperlink memungkinkan user terhubung dengan situs yang lain, seperti Wordpress, RSS, Twitter, dan Facebook. (repository.usu.ac.id/) Komunikasi adalah mesin pendorong proses sosial yang memungkinkan terjadinya proses interaksi antar manusia. Kehadiran internet sebagai medium komunikasi massa yang interaktif, membawa dampak bagi kebudayaan manusia di dunia. Laswell (dalam Rivers, dkk., 2008: 33-34) mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media massa pada budaya yaitu:

11 11 1. Fungsi pengawasan (Surveillance) Setiap masyarakat memiliki sejumlah penjaga yang menyajikan informasi dan penafsiran atas berbagai peristiwa. Penjaga ini juga memantau kondisi lingkungan dan mendeteksi berbagai ancaman dan masalah, juga berbagai peluang dan dukungan, serta memberitahukannya kepada warga masyarakat agar dapat menyesuaikan diri. 2. Fungsi penghubungan (Communication) Dalam menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi suatu tantangan, masyarakat menggunakan sistem komunikasi sebagai sebuah forum atau ajang diskusi. Komunikasi pula yang memungkinkan segenap individu dan kelompok bertindak secara kompak sebagai sebuah masyarakat. 3. Fungsi pentransferan budaya (Transmission) Masyarakat juga menggunakan sistem komunikasi sebagai guru yang menyampaikan warisan sosial (nilai-nilai dan norma) dari sesorang ke orang lain, atau bahkan dari generasi ke generasi. 4. Fungsi hiburan (Entertainment) Fungsi hiburan diperkenalkan oleh Charles Wright yang menegaskan pentingnya fungsi keempat yaitu sebagai sumber hiburan. Media massa digunakan sebagai sarana untuk penyaluran emosi, mengisi waktu luang, bersantai serta untuk melepaskan diri dari masalah sehari-hari.

12 12 Dilihat dari fungsi internet yang dijelaskan tersebut maka dapat diketahui bahwa internet sebagai medium komunikasi massa dapat membawa perubahan dan perkembangan kebudayaan manusia yang merupakan cerminan dari pola hidup dan pola pikir masyarakat pada saat ini. Cogent (dalam Baran & Davis 2010:89) menyatakan bahwa media memainkan peranan penting dalam perkembangan dan pemeliharaan budaya. Budaya menurut Raymond William (dalam Storey, 2003:3) dibagi dalam tiga definisi. Pertama, budaya merupakan suatu proses umum perkembangan intelektual, spiritual dan estetis. Kedua, budaya bisa berarti pandangan hidup tertentu dari masyarakat, periode atau kelompok tertentu. Ketiga, budaya merujuk pada karya dan praktik-praktik intelektual, terutama aktivitas artistik. Budaya pada dasarnya adalah hasil kreatifitas manusia berupa cipta, rasa dan karsa yang tercipta dari interaksi antar manusia. Budaya populer pun tidak berbeda dengan definisi di atas. Fiske (2011:28) menyatakan bahwa budaya populer dibuat oleh orang-orang, bukan diterapkan kepada mereka. Hal tersebut berasal dari dalam, dari bawah, bukan dari atas. Ben Agger (1992) dalam Bungin, 2008: 101 menyatakan bahwa kebudayaan populer lebih banyak berpengaruh pada kelompok orang muda dan menjadi pusat ideologi masyarakat dan kebudayaan padahal budaya populer terus menjadi kontradiksi dan perdebatan. Fenomena popular culture atau budaya populer sejak dulu telah menjadi perbebatan mengenai pengaruh negatif budaya populer terhadap pola kehidupan masyarakat. Walaupun

13 13 banyak kritik terhadap pengaruh negatif dari budaya populer ini namun kekuatan budaya populer semakin kuat mempengaruhi miliaran manusia. Korean Wave adalah salah satu dari sekian banyak fenomena budaya pop yang berkembang. Korea merupakan salah satu contoh sukses eksporter program televisi, khususnya di wilayah Asia sampai Eropa dan Amerika. Budaya populer menyuguhkan budaya-budaya tertentu ke dunia internasional melalui tayangan hiburan seperti film, drama dan musik yang bernuansa Asia. Budaya pop Korea yang mengemas nilai-nilai kebudayaan Asia menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi masyarakat Asia. Hal ini disebabkan oleh adanya kedekatan emosional tersendiri saat menyaksikannya. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin memudarkan nilainilai budaya tradisional, tayangan Korea secara konsisten menampilkan nilainilai budaya Korea dan Asia. Misalnya saja cerita dari drama Korea yang mencerminkan sopan santun, penghormatan pada orang tua, pengabdian pada keluarga, nilai kolektivitas atau kebersamaan, serta nilai kesakralan cinta dan pernikahan. Nilai-nilai ini ditampilkan secara unik dalam situasi kehidupan sehari-hari masyarakat Korea modern yang telah mengalami kemajuan teknologi dan ekonomi yang pesat. Hal inilah yang membuat budaya pop dari Seoul ini menjadi fenomena yang unik serta mengejutkan sehingga menarik perhatian massa. Selanjutnya, munculnya rasa ketertarikan dan kecintaan pada budaya Korea, seseorang dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang penggemar dan akhirnya membentuk komunitas yang merupakan kumpulan

14 14 dari penggemar tersebut. Menurut Badruddin (2006:91) dalam Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi dalam konstruksi identitas penggemar, keberadaan komunitas menjadi vital. Jenkins (1992 dalam Storey 2006: ) mendekati kelompok penggemar sebagai seorang akademikus (yang mengakses teori-teori budaya pop tertentu, seperangkat literatur kritis dan etnografis) maupun sebagai seorang penggemar (yang memiliki akses terhadap pengetahuan tertentu dan tradisi-tradisi dalam komunitas tersebut). Dalam hal ini, para penggemar budaya Korea membentuk suatu komunitas baik yang merupakan sarana untuk berkumpul dan menyatukan aspirasi mereka lewat diskusi, pertemuan, dan membuat acara-acara yang kian membuat Korean Wave semakin menyebar di kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan rujukan hasil penelitian sebelumnya oleh Wulan A. Zaty (2007:113), Korean Wave yang kini berkembang di Makassar saat ini dapat dikategorisasikan sebagai berikut: Budaya pop Korea yang ada sangat bervariasi dan luas, namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap fandom Korea di Makassar, konsumsi budaya pop Korea yang dominan dapat dikategorisasikan menjadi tiga yaitu: (1) Penggemar yang menyukai film Korea, (2) Penggemar yang menyukai K-Drama, (3) Penggemar yang menyukai K-Pop. Para penggemar produk budaya Korea ini membentuk komunitas atau kelompok berbasis online untuk memudahkan para anggota untuk melakukan

15 15 interaksi dengan sesama anggotanya. Komunitas maya ini dijelaskan Severin & Tankard (2008: 447) sebagai berikut: Virtual communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik daripada di dunia nyata. Salah satu bentuknya yang paling awal adalah buletin komputer yang diakses dengan menyambungkan modem pada tahun an. Ruang chatting, , milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling berkomunikasi. Orang yang tinggal diberbagai penjuru dunia yang memiliki ketertarikan yang sama dapat berkumpul dan membicarakannya dalam dunia maya. Komunitas maya dalam hal ini Makassar Korean Lover yang merupakan komunitas penggemar Korea juga memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan interaksi antar sesama anggotanya dalam membahas, mendiskusikan dan bertukar informasi mengenai hal-hal seputar Korean Wave mulai dari film, K-Drama, K-Pop, dan sebagainya. Persepsi Makassar Korean Lover terhadap Korean Wave dalam pemanfaatan media, sejalan dengan teori Uses and Grtifications yang menempatkan khalayak sebagai pengguna aktif dalam pemenuhan kebutuhannya. Untuk memahami peran internet bagi khalayak digunakan Dependency Theory dan teori Uses and Grtifications dijelaskan sebagai berikut: Teori Uses and Gratifications Teori Uses and Gratifications membahas mengenai apa yang dilakukan orang terhadap media. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Katz (1974, dalam Sendjaja, 2002:

16 16 212) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai Uses and Gratifications sebagai berikut: (1) kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya; (2) kebutuhan, yang menciptakan; (3) harapan-harapan terhadap; (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada; (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan; (6) pemenuhan kebutuhan dan; (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Menurut Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974, dalam Baran & Davis, 2009:298) lima elemen atau asumsi dasar dari model Uses And Gratifications yaitu: 1. Khalayak adalah pihak yang aktif dan penggunaan media yang mereka lakukan berorientasi tujuan. 2. Inisiatif dalam menghubungkan kebutuhan akan kepuasan terhadap pilihan media tertentu bergantung pada anggota khalayak. 3. Media berkompetisi dengan sumber kebutuhan kepuasan yang lain 4. Orang-orang sadar betul dengan penggunaan media, minat dan motif sehingga memungkinkan peneliti menyediakan gambaran lebih akurat terhadap penggunaan tersebut. 5. Keputusan pada nilai mengenai bagaimana khalayak menghubungkan kebutuhan dengan media atau isi tertentu seharusnya ditunda. Thomas Ruggiero (2000, dalam Baran & Davis, 2009: ) mengidentifikasi tiga karakteristik komunikasi massa yang dimediasi oleh

17 17 komputer (internet) yang menawarkan perilaku komunikasi dalam skala yang besar untuk dipelajari peneliti Uses and Gratifications: 1. Keterhubungan secara signifikan menguatkan inti pemahaman dari prngguna aktif karena keterhubungan dalam komunikasi massa telah lama dianggap sebagai derajat ketika partisipan dalam proses komunikasi memiliki control, dan dapat mengubah peran dalam wacana mereka secara timbal balik. 2. Demasifikasi (Demassification) adalah kemampuan pengguna media untuk memilih dari menu yang banyak. Tidak seperti media massa tradisional, media baru seperti Internet menyediakan karakteristik selektif yang memungkinkan individu untuk merangkai pesan ke dalam kebutuhan mereka, 3. Asynchroneity berarti bahwa pesan termediasi dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda. Pengirim dan penerima pesan elektronik ( ) dapat membaca pesan elektronik dalam waktu yang lain dan masih dapat berinteraksi dengan nyaman. Hal ini juga berarti bahwa kemampuan individu untuk mengirim, menerima, menyimpan, atau mendapatkan pesan pada saat yang ia inginkan. Menurut Baran dan Davis dalam bukunya Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa Depan (2009) para peneliti yang mempelajari teknologi baru telah menemukan bahwa penelitian uses and gratifications dapat membantu dalam mempelajari berbagai jenis media baru, terutama pesan elektonik. Teori uses and gratifications terbukti penting dalam

18 18 mengukur mengapa dan bagaimana beragam layanan komunikasi nirkabel atau berbasis komputer digunakan untuk menambah atau mengganti media yang lebih lama. Teori Dependensi (Dependency Theory) Teori yang dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin L. DeFleur (1976) memfokuskan perhatiannya pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarakat modern (atau masyarakat massa), dimana media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial. Teori ini secara ringkas digambarkan dalam model berikut: SISTEM SOSIAL (tingkat stabilitas struktural yang bervariasi) SISTEM MEDIA (jumlah dan sentralitas fungsi informasi yang bervariasi) AUDIENCES (tingkat ketergantungan pada informasi media yang bervariasi) EFEK Kognitif, Afektif dan Behavioral Gambar 1.1 Model Teori Dependensi Media

19 19 Menurut Sendjaja (2002: 201) pemikiran terpenting dari teori ini adalah bahwa dalam masyarakat modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang dan orientasi kepada, apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Jenis dan tingkat ketergantungan ini akan dipengaruhi sejumlah kondisi struktural, meskipun kondisi terpenting terutama berkaitan dengan tingkat perubahan, konflik atau tidak stabilnya masyarakat tersebut. Dan kedua, berkaitan dengan apa yang dilakukan media yang pada dasarnya melayani berbagai fungsi informasi. Dengan demikian teori ini menjelaskan saling hubungan antara tiga perangkat variabel utama dan menentukan jenis efek tertentu sebagai hasil interaksi antara ketiga variabel tersebut. Lebih lanjut Ball-Rokeach dan DeFleur (dalam Sendjaja, 2003:201) mengemukakan bahwa ketiga komponen yaitu audience, sistem media dan sistem sosial saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Meskipun hubungan ini berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Setiap komponen dapat pula memiliki cara yang beragam yang secara langsung berkaitan dengan perbedaan efek yang terjadi. Untuk memahami persepsi Makassar Korean Lover terhadap Korean Wave melalui internet maka berikut disajikan bagan dari kerangka konseptual penelitian ini:

20 20 VARIABEL BEBAS Korean Wave: - K-Drama - K-Pop - Film Korea Internet VARIABEL KONTROL Internal: - Fisiologis - Perhatian - Minat - Kebutuhan - Pengalaman - Suasana Hati Eksternal: - Ukuran - Warna - Keunikan - Intenstitas - Gerakan VARIABEL TERIKAT Persepsi Makassar Korean Lover: - Peran Internet - Korean Wave Gambar 1.2 Bagan Kerangka Konseptual E. Definisi Operasional a. Persepsi: proses tentang petunjuk petunjuk inderawi berupa pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. b. Korean Wave (Gelombang Korea): penyebaran budaya pop Korea secara global. Produk-produk budaya pop yang berkembang saat ini adalah K- Drama, K-Pop dan Film Korea. Sebagai sebuah kebudayaan, Korean Wave melalui internet memiliki fungsi antara lain: Pengawasan yaitu menyajikan informasi kepada khalayak serta membantu memahami fenomena yang terjadi di masyarakat. Penghubungan yaitu menjadi penghubung seluruh anggota masyarakat serta menyediakan wadah dimana seluruh anggota masyarakat dapat

21 21 menyalurkan pendapat, tanggapan maupun kritik mengenai sesuatu hal. Pentransferan budaya yaitu membantu masyarakat dalam menjaga dan mewariskan kebudayaan berupa nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut. Hiburan yaitu menjadi sarana melepaskan ketegangan dan masalah sehari-hari serta mengisi waktu luang. c. Makassar Korean Lover: sebuah grup berbasis online dalam sebuah situs jejaring sosial yaitu Facebook yang anggotanya merupakan pecinta budaya pop Korea (Korean Lover) yang aktif melakukan sharing informasi seputar Korean Wave, melakukan gathering, event, lomba dan kegiatan lain yang berhubungan dengan Korean Wave. d. K-Drama: kepanjangan dari Korean Drama (Drama Korea). Drama Korea pada umumnya menceritakan perjalanan hidup seseorang pada suatu masa dengan berbagai konflik dalam kehidupannya. Genre dari drama Korea biasanya adalah drama keluarga, romantis, komedi, action, dan sebagainya. e. K-Pop: kepanjangan dari Korean Pop (Musik Pop Korea), adalah jenis musik pop yang berasal dari Korea Selatan. Sumber aliran K-Pop sendiri biasanya berasal dari musik pop, hip-hop dan R&B f. Film Korea: media komunikasi massa audio-visual (pandang-dengar) yang biasanya menceritakan kisah kehidupan manusia pada waktu

22 22 tertentu. Film Korea biasanya bergenre romantis, komedi, keluarga action, sci-fi, dan sebagainya. g. Internet: jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yang menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai informasi berupa teks, grafik, foto, audio, video dan sebagainya. Peran internet terhadap Korean Wave dapat dilihat dari karakteristik dari internet sebagai media online antara lain: Kemudahan artinya internet menyajikan informasi dengan cepat dan mudah. Real time atau langsung bisa disajikan artinya informasi yang ada di internet dapat langsung disajikan dan diakses oleh pengguna (user) dalam sekejap. Multimedia artinya informasi yang ada dapat disajikan lebih beragam dan menarik bagi pengguna (user) seperti gambar, video, grafik dan sebagainya. Interaktif artinya internet memudahkan pengguna (user) untuk terhubung dengan situs-situs lain yang berhubungan dengan informasi yang diinginkan. h. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan ekternal. Faktor internal terdiri dari:

23 23 Fisiologis yaitu berupa alat indera manusia yang digunakan untuk mengidentifikasi objek yang akan di persepsi. Perhatian yaitu sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan suatu obyek. Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus. Kebutuhan yang searah yaitu bagaimana seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. Pengalaman dan ingatan yaitu bagaimana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu stimulus sehingga menyadari adanya pengalaman sebelumnya terhadap stimulus tersebut. Suasana hati yaitu keadaan emosi sesorang yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. Faktor ekternal terdiri dari: Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus yaitu bagaimana besarnya objek dan dimana objek tersebut di temaptkan sehingga menarik perhatian. Warna dari objek-objek yaitu objek yang memiliki warna dalam artian stimulus yang berbeda akan lebih menarik perhatian seseorang.

24 24 Keunikan dan kekontrasan stimulus yaitu keunikan dari suatu srimulus dan lebih menonjol dibandingkan yang lain akan lebih mudah menarik perhatian. Intensitas dan kekuatan dari stimulus yaitu stimulus memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam. F. Metode Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan berlangsung di kota Makassar yang memiliki fandom terbanyak di Indonesia Timur. Penelitian ini dilakukan pada anggota Makassar Korean Lover yang biasanya ditemui secara online atau pada acara-acara yang diadakan oleh Makassar Korean Lover sendiri atau pada kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan Korean Wave. Waktu penelitian akan berlangsung dari bulan Maret - Mei Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Mursalim (2007: 35) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mendiskripsikan atau menjelaskan suatu

25 25 masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan sedangkan metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk melukiskan atau memaparkan suatu objek misalnya suatu gejala atau fenomena sosial. Peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang mendeskripsikan atau menggambarkan data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner kepada anggota Makassar Korean Lover. 3. Populasi dan Sampel Populasi yang dimaksud adalah seluruh anggota Makassar Korean Lover yang berjumlah 350 orang. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling yang mengacu pada populasi yang homogen. Dikatakan homogen karena populasi yang ada memiliki kesamaan yaitu sama-sama pecinta budaya pop Korea. Peneliti menggunakan Nomogram Herry King untuk menentukan ukuran sampel yaitu:

26 26 Gambar 1.3 Nomogram Herry King Untuk penentuan jumlah sampel dalam Nomogram Herry King, ditarik garis dari angka 350 yang berasal dari jumlah populasi sebesar 350 orang melewati titik tingkat kesalahan sebesar 5% akan menyinggung titik pada angka 40% kemudian dikalikan dengan faktor pengali untuk taraf kesalahan 5% sehingga menjadi 0.4 x 350 x = 167,3. Jadi jumlah sampelnya sebanyak 167 responden yang merupakan anggota dari Makassar Korean Lover.

27 27 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya: a. Studi Pustaka Yaitu teknik pengumpulan data yang didapat dari buku-buku panduan atau referensi yang sesuai dengan masalah yang dibahas, dengan cara mempelajari dan menelaah hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. b. Kuisioner Kuisioner disebarkan kepada Makassar Korean Lover yang akan dibagikan dengan dua cara yaitu dibagikan baik secara langsung (hard copy) dan dibagikan dalam bentuk file (soft copy) yang akan dikirimkan melalui masing-masing anggota Makassar Korean Lover. Kuisioner yang disebarkan dalam bentuk hard copy kepada anggota Makassar Korean Lover secara acak pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Korean Wave baik yang diselenggarakan oleh Makassar Korean Lover maupun oleh komunitas lain. Untuk kuisioner dalam bentuk soft file, dikarenakan tingkat kesediaan responden mengisi kuisioner yang rendah maka kuisioner disebarkan kepada seluruh anggota Makassar Korean Lover secara online melalui situs jejaring sosial Facebook.

28 28 c. Observasi Langsung Observasi langsung dilakukan dengan mengakses blog-blog yang membahas Korean Wave serta terlibat langsung dengan cara ikut menjadi anggota Makassar Korean Lover di Facebook dan mengamati aktivitas anggotanya dalam grup tersebut. 5. Teknik Analisis Data Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis statistik. Kriyantono (2007:165) menjelaskan bahwa statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu lainnya. Pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (kuisioner). Adapun jenis skala yang digunakan dalam kuisioner penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut Sugiono (2010:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Data yang diperoleh dari kuisioner akan dianalisis statistik dengan menggunakan tabel frekuensi yang kemudian dijabarkan secara deskriptif.

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kelompok dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menjalankan fungsi-nya yaitu untuk saling berbagi informasi. Karena itu keefektifan suatu kelompok dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial di dalam internet yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keberadaan media massa sudah menjadi sebuah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat dan media massa sendiri dapat menjangkau massa dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan saat ini dapat dikatakan berhasil menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas ke dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media mempengaruhi kebutuhan mahasiswa akan mencari materi perkuliahan yang semakin tinggi. Mahasiswa membutuhkan materi untuk menambah pengetahuan, maupun sebagai alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi telah memasuki babak baru seiring dengan perkembangan sarana telekomunikasi yang pesat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. Kemudian dalam waktu empat dekade sejak merdeka, negara tersebut berubah menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa saat ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, tak dapat kita pungkiri bila animo masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Virtual Communities atau komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi elektronik dari pada dunia nyata. Salah satu bentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi era digital dewasa ini sangat pesat. Dengan begitu banyak bermunculan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sosial telah membuat remaja semakin memiliki banyak informasi terhadap merek-merek yang ditujukan untuk mereka. Kalau di masa lalu, sebagian besar adalah rekomendasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat telah secara bebas dalam memilih jenis media yang disukai. Sesuai dengan pendekatan Uses and Gratifications yang menjelaskan bahwa pengguna

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern diawali ketika Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada abad

BAB I PENDAHULUAN. modern diawali ketika Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada abad 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Babak baru teknologi informasi dan komunikasi modern diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y MENGAPA MEDIA SOSIAL Selamat Datang di Era Generasi Y 1 Media Sosial di Indonesia 2 Dokter, Pasien, dan Media sosial Sisi positif Sisi Negatif 3 MENGENAL MEDIA SOSIAL Masihkah Anda ingat dengan perangko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Teori Uses and Gratifications menjelaskan bahwa bukanlah media yang mengubah sikap dan perilaku khalayak, namun bagaimana media tersebut dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Fenomena Budaya Populer Korea saat ini telah merambah ke segala penjuru baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih aktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet sebagai perantara untuk memperoleh dan saling bertukar informasi telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini informasi menjadi hal utama yang sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat. Semakin berkembangnya media komunikasi, masyarakat dapat semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media yang mendukung komunikasi suatu kelompok pada abad ini menandai

BAB I PENDAHULUAN. media yang mendukung komunikasi suatu kelompok pada abad ini menandai 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Teknologi dan arus informasi yang semakin pesat mempengaruhi perkembangan media untuk berkomunikasi dalam suatu kelompok dengan kecepatan tinggi. Teknologi dan arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, meraka terus berusaha menjalin hubungan antar sesama dan senantiasa menjaga hubungan tersebut dengan sebaikbaiknya. Disamping

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana dan saluran resmi untuk mengkomunikasikan dan menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi selalu berkembang, dan perkembangannya setiap hari semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang menginginkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi massa semakin pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dewasa ini, sehingga informasi dapat berpindah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia tentunya tidak bisa lepas dari kegiatannya untuk bersosialisasi dengan orang lain dan untuk bersosialisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belakangan ini fenomena digital mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kemudahan dalam penggunaannya menjadi kelebihan digital dibandingkan pendahulunya yaitu analog.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pembentukkan berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan waktu. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 8 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial merupakan sebuah syarat terjadinya aktivitas sosial. Dalam melakukan interaksi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu kontak sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, informasi berkembang dengan pesat dan semakin aktual sehingga membuat masyarakat ingin selalu mengakses perkembangan informasi. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Youtube telah menjadi fenomena yang mendunia yang merupakan situs video sharing yang berfungsi sebagai sarana untuk berbagi video secara online. Situs ini memfasilitasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, perkembangan jaman yang semakin maju membawa kita untuk masuk ke dalam kehidupan yang tak lepas dari teknologi. Keberadaan teknologi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat tinggi. Tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli yang telah mendefenisikan efektivitas sesuai dengan bidangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli yang telah mendefenisikan efektivitas sesuai dengan bidangnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas Banyak ahli yang telah mendefenisikan efektivitas sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam penulisan ini efektif yang dimaksud adalah mengenai sasaran atau mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh kemajuan dan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk penerimanya sehingga dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk penerimanya sehingga dapat bermanfaat dan dapat digunakan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Informasi sendiri merupakan data yang sudah diolah/diproses ke dalam bentuk yang sangat berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi begitu sangat penting di dalam kehidupan manusia, tidak ada yang tidak memerlukan komunikasi, dimana seseorang akan dapat menyampaikan isi hati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi. penting bagi keberhasilan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi. penting bagi keberhasilan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Iklan dan promosi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem ekonomi dan sosial masyarakat modern. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai penyampaian informasi kepada khalayak dalam ruang lingkup yang luas dan dapat dilakukan secara

Lebih terperinci