BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS
|
|
- Dewi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS II.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual (Conceptual Framework) merupakan pedoman bagi penulis dalam hal menentukan akar permasalahan dari isu bisnis yang ditemui. Kriteria dari sebuah kerangka konseptual yang baik adalah memiliki rigor and relevance yang seimbang yang artinya: Memiliki landasan teori yang cukup dan Relevan dengan konteks bisnis yang ada Dalam lingkungan bisnis yang stabil dan persaingan yang tidak begitu signifikan, kinerja perusahaan berupa penciptaan kekayaan dalam jumlah yang memadai. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, untuk bertahan hidup dan tumbuh, penciptaan kekayaan yang memadai saja tidak cukup sebagai kinerja perusahaan. Organisasi perusahaan harus mampu melipatgandakan kekayaan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Beberapa definisi dari performance adalah: - Terukur baik oleh angka atau pernyataan yang dapat diterima oleh penggunanya. - Memenuhi suatu dengan penekanan tertentu atau tujuan tertentu - Hasil dari suatu pekerjaan. - Kemampuan untuk memenuhi atau potensi dari pembuatan hasil (misalnya Kepuasan pelanggan terlihat seperti sebuah pengukuran dari potensi organisasi dari penjualan ke depan). 7
2 - Perbandingan dari sebuah hasil dengan beberapa benchmark atau referensi. - Hasil yang dibandingkan dengan ekspektasi. - Penilaian dari perbandingan. Faktor keberhasilan kritikal merupakan tolok ukur dari aspek-aspek faktor kinerja perusahaan yang penting terhadap keunggulan kompetitif dan keberhasilannya. Di masa lalu, perusahaan cenderung berfokus terutama pada ukuran kinerja keuangan seperti pertumbuhan penjualan, laba, aliran kas, dan nilai persediaan. Sebaliknya perusahaan dalam lingkungan bisnis yang kontemporer menggunakan manajemen strategik tentang keberhasilan, yang banyak berupa ukuran operasional yang bersifat nonkeuangan, seperti pangsa pasar, mutu produk, kepuasan pelanggan dan peluang pertumbuhan. Ukuran keuangan menunjukkan dampak kebijakan dan prosedur perusahaan pada posisi keuangan perusahaan jangka pendek, sehingga memberikan pengembalian (return) dalam jangka pendek bagi perusahaan. Sebaliknya, faktor-faktor yang bersifat non keuangan menunjukkan posisi kompetitif perusahaan untuk saat ini dan masa yang akan datang, yang dipandang dari tiga sudut pandang yaitu pelanggan, proses bisnis internal dan inovasi dan pembelajaran, misalnya sumber daya manusia. Ukuran strategic yang bersifat keuangan dan non keuangan biasanya disebut kunci keberhasilan kritikal (critical success factor/csf s). 8
3 Menurut the National Partnership for Reinventing Government and the Center for Advanced Purchasing Studies terdapat beberapa atribut untuk mendapatkan sistem penghitungan kinerja dan manajemen termasuk: - Sebuah kerangka kerja konseptual dibut uhkan dalam sistem manajemen dan penghitungan kinerja. Setiap organisasi memerlukan kerangka perhitungan yang kohesif dan jelas yang dapat dimengerti oleh semua level organisasi dan mendukung semua tujuan dan hasil yang diinginkan. - Internal dan eksternal komunikasi yang efektif adalah kunci untuk penghitungan kinerja yang sukses. Komunikasi yang efektif dengan pelanggan, empunya proses dan stakeholders adalah vital untuk pembangun dan penerapan sistem manajemen kinerja. - Hasil yang dapat dipertanggung jawabkan harus diterapkan secara jelas dan dapat dipahami dengan baik. Kinerja organisasi yang tinggi secara jelas mengidentifikasikan tujuan keberhasilan dan meyakinkan semua manager dan karyawan mengerti tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi. - Sistem penghitungan kinerja harus memberikan kemampuan untuk para pengambil keputusan, tidak hanya memberikan data. Perhitungan kinerja harus dibatasi pada siapa yang berhubungan dengan tujuan strategic organisasi dan memberikan secara berkala, relevan, dan informasi yang ringkas yang akan digunakan oleh pengambil keputusan, pada semua level, untuk mencapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perhitungan ini harus memberikan informasi secara efisien pada sumber-sumber yang ada 9
4 - Kompensasi, penghargaan, dan pengenalan harus dihubungan dengan perhitungan kinerja. Evaluasi kinerja dan penghargaan harus sesuai dengan penghitungan sukses yang spesifik, dengan menghubungkan insentif keuangan dan non-keuangan langsung pada kinerjanya. Hubungan ini harus jelas sesuai dengan apa yang penting menurut organisasi. - Hasil dan kemajuan pada komitmen program harus dibuat secara terbuat, dibagikan kepada karyawan, pelanggan dan stakeholders. Informasi sistem penghitungan kinerja harus secara terbuka dan lebar pada karyawan, pelanggan, stakeholders dan supplier. Pada dasarnya pengukuran kinerja merupakan subyek yang bermacammacam. Biasanya diukur sebagai akunting, manajemen operasi, keuangan, ekonomi, psikologi, dan sosiologi. Hal lain yang penting dari pengukuran kinerja adalah mengarahka n kinerja perusahaan pada tujuan, visi dan misi perusahaan, memberikan motivasi kepada perusahaan, sekaligus mengendalikan jalannya aktivitas perusahaan. Kerangka konseptual yang dipakai adalah sistem perancangan manajemen Kinerja, terutama untuk implementasi Metode Sistem Manajemen Kinerja yang akan dipakai, dan disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sumber daya yang ada di perusahaan. 10
5 TAHAP 4: PENYEGARAN PENGKAJIAN ULANG DAN PEMUTAKHIRAN TAHAP 3: TAHAP 2:PERANCANGAN PENERAPAN Finansial Custumer SISTEM MANAJEMEN KINERJA Proses internal Kemampuan sumber daya Sebab akibat Bobo t keberpengaruhan Internal eksternal Variabel Kinerja Keterkaitan Kaji Banding (Benchmark) KERANGKA KERJA (FRAMEWORK) STRATEGI MISI VISI INFORMASI DAN PENGETAHUAN TERKINI INDUSTRI, PASAR PRODUK DAN JASA TAHAP 1: INFORMASI DASAR PEMERINTAH DAN DAN PESAING MASYARAKAT INFORMASI LINGKUNGAN USAHA TAHAP 0 FONDASI:PEDOMAN PRINSIP Gambar II.1. Perancangan Sistem Manajemen Kinerja. (Sumber: Darmawan Wibisono, 2006) 11
6 Tahap tersebut dijabarkan sebagai berikut 1. Tahap 0: Fondasi Pemahaman atas pedoman prinsip yang harus dijadikan fondasi bagi rancangan SMK. 2. Tahap 1: Informasi Dasar Informasi dasar diperlukan sebagai masukan perancangan Sistem Manajemen Kinerja yang terdiri dari informasi tentang industri, pemerintah, dan masyarakat, pasar dan pesaing, serta produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. 3. Tahap 2: Perancangan Merupakan langkah perancangan SMK, yang terdiri dari penentuan visi, misi, strategi, dan kerangka kerja yang digunakan sebagai dasar penentuan variabel kinerja, keterkaitan antarvariabel, dan benchmark yang akan diambil. 4. Tahap 3: Penerapan Tahap penerapan rancangan yang merupakan display yang didukung oleh laporan, sosialisasi SMK, analisis manfaat dan biaya, modifikasi proses jika diperlukan, pelatihan, dan kedudukan SMK yang baru atas SMK yang lama. Pada saat implementasi, juga diuji apakah dapat mengakomodasi 4 hal utama, yaitu pengukuran, evaluasi, diagnosis, dan tindak lanjut yang diperlukan jika kinerja perusahaan menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. 5. Tahap 4: Penyegaran Adalah langkah evaluasi terhadap kemutakhiran SMK yang dirancang dengan mempertimbangkan informasi dan perkembangan pengetahuan terkini. 12
7 II.2. The Balanced Scorecard sebagai sebuah sistem manajemen Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk pekerja di semua tingkat perusahaan. Para pekerja lini depan harus memahami konsep finansial dari keputusan dan tindakan yang mereka ambil, para eksekutif senior harus memahami berbagai faktor yang mendorong keberhasilan finansial jangka panjang. Tujuan dan ukuran Balanced Scorecard lebih dari sekumpulan ukuran kinerja finansial dan non-finansial khusus, semua tujuan dan ukuran diturunkan dari suatu proses dari atas ke bawah yang digerakkan oleh visi dan strategik unit bisnis. (Kaplan dan Norton, 1996) Balanced Scorecard menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal perusahaan seperti para pemegang saham dan pelanggan dengan berbagai ukuran internal seperti proses bisnis internal, inovasi serta pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan yang dinyatakan juga antara semua ukuran yang telah dicapai oleh perusahaan di masa lalu, dengan semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting terutama hubungan strategic antar proses tersebut, yaitu: - Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategic. - Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis. - Merencanakan, menetapkan sasaran dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis. - Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. 13
8 II.2.1 Keunggulan Balanced Scorecard Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Komprehensi Merupakan respon yang cocok untuk memasuki lingkungan bisnis lingkungan bisnis yang kompleks. Dengan mengarahkan sasaran strategik ke empat perspektif, rencana strategik perusahaan mencakup lingkup yang luas, yang memadai untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. b. Koheren Ke-koheren-an sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem perencanaan strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Ke-koheren-an juga berarti dibangunnya hubungan sebab-akibat antara keluaran yang dihasilkan sistem perumusan strategis dengan keluaran yang dihasilkan sistem perencanaan strategis, penyusunan program dan penyusunan anggaran. c. Seimbang Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Sasaran strategis yang dirumuskan dalam perencanaan strategis perlu diarahkan ke empat perspektif secara seimbang: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. 14
9 Sasaran strategis harus diarahkan pada ke empat perspektif secara seimbang: 1. Seimbang antara fokus ke proses dan pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Seimbang antara fokus internal perusahan dan keluar perusahaan. d. Terukur Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit diukur. Sasaran strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam Balanced Scorecard sasaran di ketiga perspektif ditentukan ukurannya agar dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan. II.2.2 Empat perspektif Balanced Scorecard Empat perspektif Balanced Scorecard memberi keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek, antara hasil yang diinginkan dengan faktor pendorong tercapainya hasil tersebut. A. Perspektif Keuangan Sasaran keuangan berfungsi sebagai fokus bagi semua sasaran dan ukuran perspektif. Sasaran keuangan suatu organisasi tergantung pada posisi organisasi tersebut di daur hidup (life cycle) bisnis, dimana Kaplan dan Norton membagi daur hidup bisnis menjadi tiga tahap: 1. Growth 2. Sustain 3. Harvest 15
10 B. Perspektif Pelanggan Perspektif Pelanggan dalam Balanced Scorecard, perusahan harus menentukan segmen pelanggan dan pasar yang dipilih dalam kompetisi. Perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan untuk menentukan inti pengukuran pelanggan seperti kepuasan, loyalitas, pertambahan dan keuntungan yang diberikan. Disamping itu juga, memungkinkan untuk mengidentifikasikan dan mengukur proporsi nilai yang ingin disampaikan kepada segmen pelanggan dan pasar sasaran. Ada dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan yaitu: a. Core Measurement Group (kelompok Pengukuran Pelanggan Utama) Kelompok ini terdiri dari ukuran: 1. Pangsa Pasar (Market Share) yang mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang diakui perusahaan. 2. Tingkat perolehan pelanggan (customer acquisition) yang mengukur seberapa banyak perusahaan berupaya melalui pemasaran besar-besaran dan seringkali mahal dapat mengakuisisi pelanggan baru. 3. Kemampuan mempertahankan pelanggan (customer retention) yaitu tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungannya dengan konsumennya. 4. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Kepua san pelanggan menilai tingkat kepuasan atas pelanggan terhadap bagaimana perusahaan memenuhi harapan pelanggan atau bahkan menyenangkannya. 16
11 5. Tingkat keuntungan pelanggan (customer profitability), yaitu tingkat laba bersih yang diperoleh perusahaan dari suatu target atau segmen yang dilayani. b. Core Value Proportions (Proporsi Nilai Pelanggan) Proposi nilai pelanggan merupakan kelompok pemicu kinerja (performance driver) yang menggambarkan atribut-atribut dan jasa atau produk yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkat kepuasan, loyalitas, retensi, dan akuisisi pelanggan yang tinggi. Proporsi nilai adalah konsep kunci untuk penentu daripada core management dari tingkat kepuasan, akuisisi, retensi dan pangsa pasar pelanggan. Proporsi nilai pelanggan meliputi: 1. Atribut jasa atau produk (fungsi, kualitas, harga, waktu). 2. Hubungan antar pelanggan. 3. Citra dan reputasi perusahaan beserta produknya di mata para pelanggan dan masyarakat konsumen. C. Perspektif Proses Internal Bisnis Pada perspektif ini, manajemen puncak mengidentifikasi prosesproses yang paling penting untuk mencapai sasaran pelanggan dan pemegang saham. Proses Bisnis Internal dengan pendekatan Balanced Scorecard akan mengidentifikasi proses baru, harus dikuasai dengan baik oleh sebuah perusahaan agar dapat memenuhi berbagai tujuan pelanggan dan finansial. Proses bisnis internal secara umum dibagi dalam tiga tahap: 1. Proses inovasi Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Mengidentifikasi kebutuhan pasar. 17
12 b. Menciptakan produk/jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. 2. Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Aktifitas proses operasi dibagi menjadi dua bagian: a. Proses pembuatan produk dan jasa. b. Peluncuran Produk/Jasa. 3. Proses Layanan Purna Jual Aktivitas yang termasuk layanan purna jual adalah: o o o Garansi dan aktivitas perbaikan. Pemrosesan pembayaran. Perlakuan apabila barang dikembalikan dan rusak. Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan tambahan kepada para pelanggan yang membeli produknya dalam berbagai bentuk layanan pasca transaksi jual beli. Gambar II.2. Perspektif Proses Bisnis Internal Proses Operasi. (Sumber: Kaplan & Norton, 1996) 18
13 D. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Pengukuran perspektif keempat dalam Balanced Scorecard mempunyai tujuan untuk mendorong perusahaan menjadi organisi pembelajar (learning organization) sekaligus mendorong pertumbuhannya. Sasaran dari perspektif ini adalah membuktikan bahwa dengan infrastruktur yang ada memungkinkan sasaran dalam ketiga perspektif sebelumnya dapat tercapai. Balanced Scorecrad menekankan pentingnya investasi untuk masa depan, tetapi juga mengarah ke infrastruktur manusia, sistem, dan prosedur jika ingin mencapai pertumbuhan keuangan yang panjang. Ukuran perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu: 1. Kemampuan pegawai. 2. Kemampuan sistem informasi. 3. Motivasi, pemberdayaan, dan keserasian individu perusahaan. Dalam kaitan dengan pekerja, ada tiga hal yang perlu ditinjau oleh manajemen, yaitu: a. Tingkat kepuasan pekerja. b. Retensi pekerja. c. Produktivitas pekerja. 19
14 Gambar II.3. Kerangka Kerja Ukuran Pembelajaran dan Pertumbuhan (Sumber: Kaplan & Norton, 1996) II.3 Analisa Situasi Bisnis II.3.1 Kondisi Secara Umum Propinsi Jawa Barat dan Banten, sebagai daerah penyangga ibukota negara, Jakarta, tumbuh sangat pesat, baik dari jumlah penduduk, atau meningkatnya sentra-sentra industri. Pertumbuhan ini harus ditunjang juga dengan suplai kebutuhan listrik yang handal sehingga pertumbuhan ekonomi, penduduk dan industri masih dapat disuplai dengan baik. Terintegrasinya sistem Tenaga Listrik antara Jawa Bali, merupakan salah satu usaha untuk menunjang tersedianya pasokan tenaga listrik sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sistem tenaga listrik ini diupayakan agar semua pembangkit dapat mensinergikan pasokannya untuk saling mengisi kekurangan pasokan tenaga listrik. Akan tetapi kondisi ini juga menjadi bumerang pada saat koordinasi pasokan tidak optimal sehingga seperti pernah terjadi block out se-jawa Bali, karena kerusakan salah satu 20
15 sistem pembangkit, yang akhirnya membuat semua sistem kelistrikan padam. Peningkatan konsumsi tenaga listrik juga menjadi tantangan dimana harus terjadi peningkatan suplai yang semakin lama semakin besar. Pembangkit listrik tenaga air, dimana arus air (debit air) dipakai sebagai sumber penggerak turbin yang menghasilkan listrik semakin susut seiring dengan penggundulan hutan, cuaca yang berubah, dan pendangkalan aliran sungai. Alternatif penyokong yang lain yaitu pembangkit listrik dengan menggunakan Bahan Bakar Minyak, juga mengalami kendala dimana harga minyak dunia yang semakin tinggi yang membuat nilai jual listrik menjadi tidak ekonomis. II.3.2. Struktur Organisasi Struktur Organisasi PT PLN Persero DJBB, disusun dengan tujuan organisasi dapat bekerja dengan baik, efektif, dan efisien, sehingga perusahaan akan terus beroperasi dengan kinerja yang baik dan melakukan pengawasan. Gambar II.4 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) DJBB (Sumber: PT. PLN(Persero) Distribusi Jawa Barat, 2006) 21
16 Sumber Daya Manusia Dari pemetaan sumber daya manusia sesuai dengan tingkat pendidikan tergambar pada tabel di bawah ini: Tabel II.1 Tabel Pegawai PT. PLN (Persero) DJBB berdasarkan Latar Belakang Pendidikan tahun 2006 Unit PENDIDIKAN S-2 S-1 D-3 SLTA SLTP SD JUMLAH KANTOR DISTRIBUSI APJ BANTEN J BANDUNG APJ BEKASI APJ BOGOR APJ KARAWANG APJ CIMAHI APJ PURWAKARTA APJ CIREBON APJ MAJALAYA APJ SUMEDANG APJ DEPOK APJ TASIKMALAYA APJ SUKABUMI APJ CIANJUR APJ GARUT APD TOTAL Sumber: PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, 2006) Tabel II.2 Jumlah asset Jaringan Distribusi (2006) ASSET JUMLAH SATUAN Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ,82 Kms Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Kms Gardu Distribusi Buah Jumlah Pelanggan pelanggan Daya Tersambung Pelanggan ,13 kva Sumber: PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten,
17 Sumber Daya Teknologi Pelaksanaan program sistem Teknologi informasi: 1. Aplikasi Sistem Bandung Timur (CIS-BT) untuk mendukung proses bisnis, sekarang telah di kembangkan menjadi 2. Roll-Out ke seluruh Jawa Barat dan Banten. 3. CIS-IBP yang dikembangkan sebagai Pilot Project di UPJ Cimahi Kota. 4. Pembenahan infrastruktur SIP3 UPI. 5. Implementasi SIMKEU dan akuntansi biaya pada UPJ. 6. PDPJ (Pembenahan Daya Pelanggan dan Jaringan). 7. Implementasi SOPP-GOLS di APJ dan UPJ. 8. Infrastruktur jaringan network yang terintegrasi baik menggunakan sistem fiber-optic atau melalu wireless connectio. Pengelolaan Sumber Daya Teknologi di kembangkan oleh Badan Teknologi Informasi (BTI) yang berada di bawah naungan Kantor Distribusi. Sumber Daya Finansial Tabel II.3. Laba Rugi PT PLN (Persero) TAHUN KETERANGAN PENDAPATAN I. OPERASI PENJUALAN TL POTONGAN PENJUALAN - (25.444) (1.452) ( ) (19.647) - PENERIMAAN BP PENERIMAAN LAIN- LAIN II. BIAYA OPERASI BIAYA TRANSFER TL PEMBELIAN TL BIAYA BBM DAN PELUMAS BIAYA
18 PEMELIHARAAN - BIAYA PEGAWAI BIAYA PENYUSUTAN BIAYA OPERASI LAINNYA LABA/RUGI OPERASI ( ) ( ) ( ) III. PEMBEBANAN BIAYA UNIT PLN PUSAT LABA/RUGI SETELAH PEMBEBANAN ( ) ( ) ( ) IV. PENDAPATAN/BEBAN NON OPERASI ( ) (68.293) (72.591) LABA/RUGI SEBELUM PPh ( ) PENDAPATAN, BIAYA OPERASI DAN LABA/RUGI (milyar rupiah) PENDAPATAN OPERASI BIAYA OPERASI LABA/RUGI ( ) Gambar II.5. Grafik Pertumbuhan Pendapatan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. (Sumber:PT PLN PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, 2004) 24
19 II.4. Akar Masalah Data dari yang terlihat diatas, terlihat cakupan kerja PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten melingkupi wilayah kerja yang luas dan komposisi pegawai dilihat dari strata pendidikan yang sangat variatif. Oleh karena itu, perlu membuat suatu sistem manajemen kinerja untuk melakukan monitoring dalam usaha meningkatkan profit perusahaan dengan cara memberdayakan semua aspek, baik dari Finansial atau non-finansial agar tercapai peningkatan profit sesuai dengan yang diinginkan. Sistem manajemen kinera tersebut perlu suatu sistem yang mudah dioperasikan dan mempunyai jangkauan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam kerangka mengarahkan kinerja sesuai dengan visi dan misi yang dibutuhkan. Sistem ini juga harus menjangkau semua sisi yang perlu dimonitor dan dievaluasi secara menyeluruh. Untuk mempermudah implementasi sistem manajemen kinerja, maka dapat didesain suatu aplikasi perangkat lunak yang dapat menjembatani prosesproses yang diinginkan. Dilihat dari sisi teknologi, infrastruktur IT yang telah terbangun sangat memungkinkan dipakainya suatu sistem informasi manajemen yang berguna untuk mengukur kinerja perusahaan yang bisa diakses oleh banyak orang, dan mudah dioperasikan. 25
20 26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat
Lebih terperinciAdapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal
Lebih terperinciBalanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.
Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor
Lebih terperinciTUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)
Lebih terperinciBAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD
BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian Balanced Scorecard, komponen dalam Blanced Scorecard, langkahlangkah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Riset ini berpedoman pada beberapa teori dasar yang menguatkan, adapun teori yang digunakan adalah adalah kinerja sektor publik, pengertian penilaian kinerja, pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD
BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernyataan visi dan misi suatu organisasi menurut Imelda (2004) merupakan gambaran ideal organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang
Lebih terperinciFarah Esa B
ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata
Lebih terperinciJurnal Sains & Teknologi
JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Induktif Pada bagian ini menjelaskan mengenai kajian-kajian literature yang diperoleh dari peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti mengenai pengukuran kinerja diantaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja
BAB II Tinjauan Pustaka A. Penilaian Kinerja 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran
22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PLN. Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo PLN Sumber: www.pln.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Awal kelistrikan di Bumi Parahyangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, perspektif dalam Balanced Scorecard, penyelarasan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia yang sudah menjadi semakin kompleks dan terus terspesialisasi setiap saat, informasi merupakan faktor mutlak yang diperlukan dalam menunjang suatu bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
Lebih terperinciMengenal Balanced Scorecard
Mengenal Balanced Scorecard Dewasa ini balanced scorecard secara luas telah digunakan dalam industri, bisnis dan organisasi publik untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam bisnis, ditandai dengan perubahan perubahan yang serba cepat di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai komponen masyarakat di bidang ekonomi sangat dibutuhkan. Setiap orang dituntut untuk dapat memperbaiki
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Air adalah salah satu sumber daya alam yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka bumi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan indeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (IP-TIK) di Indonesia setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan, berdasarkan infomasi yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life Indonesia yang berkedudukan di Allianz Tower Jl. HR Rasuna Said Kawasan Kuningan Persada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini zaman telah berkembang menjadi lebih maju, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini zaman telah berkembang menjadi lebih maju, dimana kemajuan tersebut tak lepas dari peran teknologi yang semakin lama semakin berkembang juga.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Apalagi didalam era revolusi informasi yang sedang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman pada saat ini sebuah organisasi sektor publik dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan kepuasan dan peningkatan mutu layanannya dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Visi dan Misi Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di
Lebih terperinciMEMAHAMI KONSEP BALANCED SCORECARD
MEMAHAMI KONSEP BALANCED SCORECARD Anna Probowati STIE Rajawali Purworejo Abstract Balanced scorecard is one of strategic planning method in strategic management system which is used as a tool for managing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan pengendalian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga
Lebih terperinciManfaat Penggunaan Balanced Scorecard
Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat
Lebih terperinciFinance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards
Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek keuangannya saja. Masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya era globalisasi, perkembangan perekonomian menjadi semakin berkembang, sehingga adanya partisipasi atau keikutsertaan dari masyarakat sangat
Lebih terperinciPrepared by Yuli Kurniawati
BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Manajemen Strategik 2.1.1. Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategeia, yang berarti kepemimpian dalam ketentaraan. Menurut Freddy (1997), strategi merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja 2.1.1 Definisi Pengukuran Kinerja Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang akan melakukan penelitian harus mengetahui serta menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena metode penelitian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (http://pasca-unsoed.or.id/adm/data/256,3,pengertian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target
Lebih terperinci