PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM PADA KERANG llljau DENGAN METODE ANALISIS AKTIV ASI NEUTRON KOMP ARATIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM PADA KERANG llljau DENGAN METODE ANALISIS AKTIV ASI NEUTRON KOMP ARATIF"

Transkripsi

1 Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Vogyakarta, 2.9 Agustus PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM PADA KERANG llljau DENGAN METODE ANALISIS AKTIV ASI NEUTRON KOMP ARATIF, Sunarko PRSG - BATAN, Kmvasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM PADA KERANG HIJAU DENGAN METODE ANAL/SIS AKTIVASI NEUTRON KOMPARA TIF. Telah dilakukan penentuan kandungan logam pada sampel kerang hijau dengan metode analisis aktivasi neutron komparatif. Penentuan kandungan logam ini di/akukan untuk mengetahui jenis logam yang terdapat dalam kerang hijau karena pengaruh pencemaran lingkungan di sekitamya. Sampel diambi/ dari empat lokasi yang berbeda yaitu di daerah Muara Angke, Muara Karang, Muara Baru, dan Muara Kamal, Jakarta Utara, dimana perairan di daerah itu telah tercemar karena banyaknya buangan limbah industri. Dari pengukuran yang di/akukan diperoleh hasi/, adanya logam Chromium (Cr), dan Seng (Zn) dalam konsentrasi yang bervariasi. Untuk sampel yang diambi/ dari Muara Baru dan Muara Kamal, kandungan kedua logam tersebut masih dibawah ambang batas yang diijinkan. Tetapi untuk sampel yang diambil dari Muara Karang, kandungan logam Seng (Zn) telah melebihi batas yang diijinkan (104,41mg/kg) sedangkan untuk Chromium masih berada dibawah ambang batas maksimum (0,35mg/kg). Untuk sampel kerang hijau yang diambi/ dari Muara Angke kedua kandungan logam tersebut berada diatas batas maksimum yang diijinkan (Cr: 0,83 mg/kg dan Zn: 144,68 mg/kg). Dari hasi/ penentuan kandungan logam dalam kerang hijau ini menunjukkan bahwa tidak semua kerang hijau dapat dikonsumsi dengan aman. ABSTRACT THE DETERMINING OF METAL CONTENTS IN THE GREEN SHELLS USING COMPARA TIVE NEUTRON ACTIVA non ANAL YSIS METHOD. The detennining of metal contens in green shells sample using comparative neutron activation analysis method has been done. This detennining has been done to find out the kind of metal contained inside the green shells because of the influence of surrounding area contamination. The samples are take from four different locations that are Muara Angke region, Muara Karang, Muara Baru, Muara Kamal in the northen Jakarta, which water in those area has been contaminated because of the many industrial waste. From the measurement can be obtained result that is the existance of Chromium metal (Cr), and Zink (Zn) in the variated concentration. For the samples which are taken from Muara Baru and Muara Kamal, the content of the both metal are still under the allowed threshold limit. But for the which that is taken from Muara Karang, the content of Zinc has passed the allowed threshold limit ( mg/kg). For the green shells samples which is taken from Muara Angke the content of both metal are above the allowed threshold limit (Cr: 0.83 mg/kg and Zn mg/kg). From the result of the the detennining of metal contents in the green shells can be concluded that not all of the green shells can be used safely. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi dan industri membawa berbagai macam dampak, diantaranya adalah meningkatnya produksi dan penggunaan bahan kimia untuk keperluan manusia, baik industri, pertanian maupun rumah tangga. Hal ini yang 146 ISSN , dkk

2 PROSIDING SEMINAR NASIONAL Pusat Teknologi Akslerator don Proses Bahan menyebabkan meningkatnya emisi sejumlah besar bahan kimia beracun ke lingkungan dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kehidupan manusia maupun hewan. Oleh karena itulah masalah lingkungan yang berkaitan dengan kontaminan beracun telah menjadi perhatian yang amat besar bagi banyak kalangan. Perairan di teluk Jakarta merupakan daerah tampung dari berbagai limbah yang berasal dari kawasan di sekitamya. Kondisisi ini disebabkan karena sebagian sungai dikawasan Bogor, Depok Tangerang dan bekasi bermuara di teluk Jakarta. Demikian juga kegiatan perindustrian yang berada di sepanjang pantai utara Jakarta telah membawa akibat bagi perairan di sekitamya. Melihat dari kenyataan ini maka dugaan adanya kandungan logam dalam perairan tel uk Jakarta dapat menyebabkan kontaminasi, akumulasi bahkan pencemaran terhadap Iingkungannya, seperti biota, sedimen, maupun air. Kerang merupakan binatang laut yang menyerap pencemar lebih tinggi dibanding dengan jenis biota laut yang lain karena sifatnya yang menetap, lambat untuk dapat menghindari diri dari pengaruh polusi, dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap konsentrasi logam tertentu. Pada penelitian ini akan digunakan kerang hijau sebagai sampel yang akan ditentukan apa dan seberapa besar kandungan logam yang terdapat dalam kerang hijau yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.. Sampel diambil dari empat titik lokasi, yaitu Muara Angke, Muara Baru, Muara Karang dan Muara Kamal. Penentuan kandungan logam dalam kerang hijau dalam penelitian ini akan menggunakan metode analisis aktivasi neutron komparatif. KERANG HIJAU Kerang hijau (Mytilus viridis L) termasuk binatang lunak (mollusca) yang hidup di laut, bercangkang dua (bivalve) berwama hijau, insangnya ber lapis lapis dan berkaki kapak (Pelecypoda) serta memiliki benang byssus. Kerang hijau adalah plankton feeder, dapat berpindah pindah ttempat dengan menggunakan kaki dan benang byssus, hidup baik pada perairan dengan kisaran kedalaman 1-7 meter. Terdapat dalam jumlah yang berlimpah pada musimnya disepanjang pantai Indonesia yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli. Hidup di daerah pasang surut, menem pel kuat dan bergerombol pada benda-benda kcras dengan menggunakan benang byssusnya. Kerang hijau merupakan salah satu jenis kerang yang digcmari masyarakat, memiliki nilai ckonomis dan kandungan gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi, yaitu tcrdiri dari 40,8 % air, 21,9 % protein, 14,5 % lemak, 18.5 % karbohidrat dan 4.3 '% abu sehingga mcnjadikan kerang hijall scbanding dengan daging sapi, telllr mallplln daging ayam. Dari 100 gram daging kerang hijall ini mengandung 100 kalori. Klasifikasi kerang hijau (Mytilus viridis L) adalah sebagai berikut: a. Fillum : Mollusca b. Kelas : Bivalvia c. Subkelas : Lamellibranchiata d. Ordo : Anisomyria e. Famili : Mytilidae f. Subfamili : Mytilinae g. Genus : Mytilus L h. Species : Mytilus viridis L TOKSISITAS LOGAM PADA HEWAN AIR Semua spesies kehidupan dalam air sangat terpengaruh oleh adanya logam yang terlarut dalam air, terutama pada konsentrasi yang melebihi normal. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya toksisitas logam dalam air terhadap makhluk yang hidup di dalamnya adalah: I. Bentuk ikatan kimia dari logam yang terlarut 2. Pengaruh interaksi antara logam dan jenis toksik lainnya 3. Pengaruh Iingkungan seperti suhu, kadar garam, ph dan kadar oksigen yang terlarut dalam air 4. Kondisi hewan, fase siklus hidup (telur, larva, dewasa), besamya ukuran organisme, jenis kelamin, dan kecukupan kebutuhan nutrisi. 5. Kemampuan hewan untuk menghindar dari pengaruh polusi. 6. Kemampuan organisme untuk beradaptasi terhadap bahan toksik logam 7. Logam yang bersifat toksik seperti Cd, Pb, Hg, Cu, Zn dan Ni bila masuk kedalam sel hewan biasanya selalu proporsional dengan tingkat konsentrasi logam dalam air di sekitamya. Hewan jenis kerang kerangan (bivalva) atau jenis binatang lunak (mollusca), baik jenis klam (kerang besar) atau oister (kerang kecil) bergerak sangat lambat di dalam air. Mereka biasanya hidup menetap di suatu lokasi tertentu di dasar air. Jenis kerang yang hidup di air tawar maupun di air laut banyak digunakan sebagai indikator pencemaran logam. Hal ini disebabkan karena habitat hidupnya yang menetap dan sifat bioakumulatifuya terhadap logam berat. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai toksisitas logam pada jenis kerang menunjukkan bahwa fase embrio pada kerang cenderung lebih peka daripada fase larva. Daya toksisitas logam pada jenis kerang berurutan dari yang kuat hingga yang lemah adalah sebagai berikut Hg,Ag,Cu,Zn,Ni,Pb,Cd,As,Cr, dan Mn. Akumulasi logam pada jaringan kerang sama dengan hewan air pada umumnya. Faktor yang mempengaruhi tingi rendahnya derajat, dkk ISSN

3 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan akumulasi logam pada hewan air lainnyajuga sarna, hanya jenis kerang ini dapat mengakumulasi logam lebih besar daripada hewan air lainnya, karena sifatnya yang menetap, lambat untuk dapat menghindari diri dari pengaruh polusi, dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap konsentrasi logam tertentu. Karena itu jenis kerang merupakan indikator yang sangat baik untuk memonitor pencemaran lingkungan. METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Aktivasi neutron adalah iradiasi suatu inti dengan neutron untuk menghasilkan radionuklida. Jumlah radionuklida yang dihasilkan tergantung pada jumlah inti dalam target, jumlah neutron yang diterima oleh inti target, waktu iradiasi, jenis inti dalam target, dan faktor tampang Iintang reaksi. Radionuklida yang terbentuk akan meluruh sesuai dengan perubahan waktu dengan skema peluruhan yang karakteristik. Hal ini berarti distribusi hasil iradiasi akan dipengaruhi oleh waktu peluruhan. Teknik aktivasi nuklir merupakan teknik analisis yang memanfaatkan berkas neutron, partikel bennuatan atau foton, yang masing-masing dihasilkan oleh suatu reaktor atau siklotron atau sejenisnya. Teknik aktivasi yang melibatkan penggunaan neutron, umumnya melibatkan penggunaan berbagai jenis neutron yang berlangsung dalam suatu fasilitas nuklir, khususnya reaktor nuklir. Neutron tennal adalah neutron yang berada dalam kesetimbangan tennal dengan kecepatan gerakan atom-atom yang tennoderasi. Distribusi energi dari neutron tennal ini adalah Maxwelliam, dengan kemungkinan kecepatannya adalah 2200 m.derl pada temperatur 20 C yang berkorelasi dengan energi 0,025 ev. Teknik analisis aktivasi neutron didasarkan pada reaksi penangkapan neutron termal oleh target melalui reaksi (n, y). Neutron termal diabsorbsi oleh inti target dan menghasilkan inti yang kelebihan neutron yang bersifat tidak stabil. Inti ini selanjutnya cenderung akan mencapai keadaan setimbang (stabil) dengan melepaskan kelebihan energinya melalui transisi isomerik, atau melalui peluruhan W atau p+ yang umumnya diikuti pula oleh pancaran sinar-y. Sinar-y yang dipancarkan pad a umumnya bersifat karakteristik untuk suatu radionuklida tertentu, dan sifat ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu radionuklida hasil aktivasi. Berdasarkan fenomena ini, maka dimungkinkan untuk menentukan unsur yang terkandung dalam suatu benda, baik kualitatif maupun kuantitatif secara simultan tanpa dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dari cuplikan. Dalam metode komparatif AAN, kuantitas unsur dalam analit berbanding lurus dengan sinyal yang diukur oleh detektor, yaitu laju pencacahan dari radiasi yang spesifik untuk nuklida yang akan ditentukan. Pada metode ini, sejumlah masa unsur yang diketahui jumlahnya (Ws) diiradiasi bersama-sama dengan sam pel yang akan ditentukan kuantitas unsurnya. Keduanya baik sampel maupun standar, selanjutnya dicacah secara berurutan pada posisi geometri pencacahan yang sarna. Fonnulasi untuk menghitung kuantitas unsur dalam sampel adalah sebagai berikut, C (NP)cuplikan W u = ---- x standar (NP)standar dengan : Cu (Np )cuplikan (Np )standar Wstandar METODE PENELITIAN : konsentrasi analit dalam : luas puncak cuplikan : luas puncak standar : berat unsur standar sampel Metode penelitian ini dibuat dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : Sampling Sampel kerang diambil dari empat lokasi. Lokasi I terletak di Muara Barn, lokasi 1\ terletak di Muara Kamal, lokasi III terletak di Muara Karang, dan lokasi IV di Muara Angke. Masing masing lokasi diambil secara duplo. Preparasi sam pel dan unsur standar Sampel dari keempat lokasi yang telah diambil kemudian ditimbang masing-masing terdiri dari dua replikat. Bahan acuan standar yang dipergunakan adalah SRM 1577b, Bovine Liver dan SRM 1573a Tomatto LeaVes dengan berat berkisar antara mg. Sampel dan bahan acuan kemudian dimasukkan kedalam vial polietilin, selanjutnya dimasukan ke dalam kapsul iradiasi. lradiasi neutron Iradiasi dilakukan selama 1 jam untuk penentuan unsur-unsur dengan waktu paruh panjang. Iradiasi dilakukan di fasilitas Sistim Rabbit hidrolik dengan fluks neutron 3,5x 1013 n.cm-z. s. Pengukuran sinar V Pada analisis dengan metode AAN komparatif, untuk pengukuran energi sinar-y dilakukan dengan spektlometri gamma menggunakan detektor HPGe. Dari hasil pengukuran akan diperoleh spektrum energi sinar-y dan besamya intensitas unsur-unsur logam yang terkandung dalam cuplikan yang teraktivasi. Analisis kualitatif dan kuantitatif Analisis kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi unsur logam yang terkandung (1 ) 148 ISSN , dkk

4 Pusat Teknologi Akslerator dan Proses Bahan dalam cuplikan. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode komparatif yaitu dengan membandingkan antara luas puncak dari cuplikan dibagi dengan luas puncak standar. Tabel I. Hasil analisis kualitatif kandungan logam dalam sampel kerang hijau Lokasi Jenis logam As I Sc TATA CARA PENGUKURAN Alat dan bahan Neraca analitik, pemanas/oven, pinset, pisau, vial, kapsul, spektroskopi gamma, MCA card dan komputer. Kerang Muara hijau, Angke Baru Karang Kamal bahan Lokasi acuan standar SRM Cr 1577b Bovine Liver, bahan acuan Cr standar SRM 1753a Tomatto Leaves Tata kerja I. Kerang dicuci dengan aquadest, diambil dagingnya dan di keringkan dalam oven pada suhu 40 C. 2. Buat masing-masing menjadi dua replikat, dan timbang sekitar mg, masukkan dalam vial polietilene. 3. Timbang bahan acuan standar sekitar mg, masukkan dalam vial polietilene. 4. Bungkus vial dengan aluminium voil, masukkan dalam kapsul aluminium. 5. Iradiasi selama I jam, dan biarkan selama minggu untuk peluruhan. 6. Cacah dengan spektrometri sinar gamma 7. Analisis hasil spektrum dengan program Genie Hitung kandungan logam secara kuantitatif dengan program excel. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis secara kualitatif pada sampel kerang hijau diperlihatkan dalam Tabel I. Sedangkan hasil analisis secara kuantitatif ditampilkan dalam tabei 2. Dari hasil analisis secara kualitatif diperoleh empat jenis unsur yaitu Cr, As, Sc, dan Zn.. Tetapi hanya ada duajenis logam yang dapat ditentukan konsentrasinya yaitu Chrom (Cr), dan Seng (Zn). Untuk menentukan kandungan unsur As dalam sampel biota laut ada kendala yang dihadapi. Karena pada umumnya, setiap produk laut selalu memiliki kandungan Natrium yang amat tinggi sehingga puncak energi Na menutup puncak energi As, dan hal ini menjadi kendala dalam perhitungan secara kuantitatif. Sedangkan untuk unsur Scandium tidak dapat dianalisis secara kuantitatif karena dari hasil analisis bahan acuan standar menunjukkan adanya kesalahan (error) yang cukup besar untuk unsur Sc, sehingga akan menimbulkan nilai ketidakpastian pengukuran menjadi besar. Tabel 2. Hasil analisis kuantitatif kandungan logam dalam sampel kerang hijau 104,41 144,68 92,85 96,55 0,25 0,29 0,35 0,83 Konsentrasi (mg/kg) + ± ± + Batasan 0,01 0,02 4,57 5,44 6,07 6,51 maksimum logamjenis (ma/kg) 0,4' 100" Zn *Suwirma dkk ** SK Dirjen pam no 03725/B/SK/VII/89 Dari ke empat lokasi pengainbilan sampel yaitu Muara Baru, Muara Kamal, Muara Karang dan Muara Angke diperoleh hasil analisis secara kuantitatif bahwa sampel yang diambil dari Muara Baru dan Muara Kamal memiliki kandungan logam Chromium (Cr) dan Seng (Zn) yang masih berada dibawah batas aman yang diijinkan untuk dikonsumsi. Sedangkan sampel kerang hijau yang diambil dari Muara Karang memiliki kandungan Cr dibawah ambang batas aman (0,35 mg/kg) tetapi logam Zn berada diatas ambang batas yang aman untuk dikonsumsi.( 104,41 mg/kg). Untuk sampel kerang hijau yang diambil dari Muara Angke, kandungan Cr maupun Zn nya telah melebihi batas aman (Cr: 0,83 mg/kg dan Zn : 144,68 mg/kg). Chromium merupakan salah satu logam yang dapat menyebabkan timbulnya kanker paru-paru. Oleh karena itu Cr digolongkan pula sebagai bahan karsinogen. Sedangkan Seng (Zn) adalah jenis logam esensial. Logam esensial adalah logam yang diperlukan oleh tubuh, namun dalam jumlah yang beriebihan akan menyebabkan keracunan. Dalam sampel kerang hijau ini kemungkinan adanya jenis logam berbahaya lainnya yang tidak dapat terdeteksi. Hal ini bisa terjadi karena unsur-unsur tersebut telah menguap pada saat proses pengeringan dengan menggunakan oven, misalnya unsur Mercury (Hg). Untuk sam pel organik, pengeringan yang ide<tl adalah menggunakan freezedryer. Namun karena keterbatasan alat maka dalam penelitian ini digunakan oven., dkk ISSN

5 PROSIDING SEMINAR NASIONAL Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan KESIMPULAN Dari uraian yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa : I. Kerang hijau yang diambil dari Muara Baru, Muara Kamal, Muara Karang dan Muara Angke, mengandung unsur Chromium (Cr), Arsen (As), Scandium (Sc) dan Seng (Zn) 2. Hanya dua unsur yang dapat ditentukan secara kuantitatifyaitu Cromium (Cr) dan Seng (Zn) 3. Kandungan logam Cr dan Zn terdapat dalam kerang hijau yang diambil dari Muara Karang dan Muara Angke telah melebihi ambang batas yang diijinkan, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. DAFTAR PUSTAKA I. ANONIMOUS, IAEA Practical Aspect of Operating A Neutron Activation Laboratory, IAEA- TECDOC-564, Wina ANONIMOUS, NIST, "Certificate of Analysis Standard Reference Material 1577b Bovine Liver", Gaithersburg, MD 20899, Issue date 22 November Certificate 3. ANONIMOUS, NIST, "Certificate of Analysis Standard Reference Material 1753a "Tomatto leaves", Gaithersburg, MD 20899, Certificate Issue date 22 November DARMONO, Lingkungan Hidup dan Pencemaran, 2006 Penerbit Universitas Indonesia, 5. ANONIMOUS, Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1989, Daftar Komposisi Bahan Pangan, Bharatara Karya Aksara, Jakarta. 6. ANONIMOUS, Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan no /B/SK/V1I/89, tentang Batasan Maksimum Cemaran Logam Dalam lkan Dan Hasil Olahannya 7. WISNU SUSETYO, Spektrometri Gamma Dan Penerapannya Dalam Analisis Pengaktifan Neutron, Gajah Mada University Press, kelautan dan perikanan TANYA JAWAB Sri Sukmajaya ~ Apa yang dimaksud dengan: 'antara sampel dan bahan acuan standar sebaiknya mempunyai matrik yang sarna'? ). Analisis kuantitatif untuk Cr+3 atau Cr+6 <} Yang dimaksud dengan mempunyai matrik yang sarna adalah : jumlah jenis dan l/nsur dalarn bahan ael/an standar sama dengan jumlah dan jenis l/nsur dalam euplikan yang akan di analisis. <} Analisis kuantitatif dalam metode ini adalah Cr total. Suyanti ~ Dari hasil penelitian diperoleh adanya kandungan logam yang melebihi nilai ambang batas yang ditentukan, yang berarti membahayakan bagi mahluk hidup lain baik yang hidup di sekitar perairan, maupun yang mengkonsumsi kerang tersebut. Lalu bagaimana dan apa tindak lanjut saudara selanjutnya? --}Sebaiknya memang dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam. Karena dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan hanya pada dua titik dalam tiap lokasi. Hal ini belurn dapat mewakili keseluruhan dari daerah tersebut. Sampel juga harus diambil secara kontinyu/periodik, karena perbedaan musim juga akan analisis. berpengaruh terhadap hasil Antonio Gogo ~ Dari hasil kesimpulan, ada kerang hijau yang tidak aman untuk di konsumsi. Adakah upaya saudari untuk menyampaikan hal ini pada masyarakat luas. Mohon penjelasan. --}Sama seperti jawaban untuk ibu Suyanti, diper/ukan adanya penelitian lanjutan. Sedangkan untuk menyampaikan hasil penelitian ini pada masyarakat luas, saya tidak mempunyai kapasitas untuk melakukannya. Tri Nugroho <} Metode apa yang dapat digunakan untuk menanggulangi pencemaran terse but? <} Peneemaran lingkungan terjadi karena pesatnya pertumbuhan industri dan akibat ulah manusia. Untuk menanggulangi peneemaran, hampir setiap daerah memiliki sebuah badan khusus yaitu Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) yang mengatur masalah pernbl/angan lirnbah industri ke lingkungan. Suhardi ~ Bagaimanakah cara penentuan area unsur Zn bila unsur Sc juga muncul, sehingga luas puncak energi unsur Zn (1115 key) akan terganggu oleh luas puncak energi Sc (1120 key). 150 ISSN , dkk

6 Pusat Teknologi Akslerator don Proses Bahan ~ Dengan menggunakan detektor yang memi/iki resolusi tinggi akan mudah membedakan antara luas puncak energi Zn (1115 ke V) dan Sc (1120 ke V). Dalam penelitian ini digunakan detektor dengan resolusi 1,8 ke V. Sumijanto ~ Dalam melakukan analisis!ogam Zn, Cr, As dan Cs dengan metode AAN apakah sudah diperhitungkan adanya unsur unsur pengganggu? Bagaimana mengatasi unsur unsur tersebut? ~ Berapa tingkat akurasinya? ~ Sudah. Bi/a ditemukan adanya unsur pengganggu (interfering isotope), maka luas puncak dari nuklida yang akan dianalisis secara kuantitatif dikurangi dengan luas puncak nuklida pengganggu tersebut yang telah dikalikan dengan 'abundance ratio '. ('interfering isotope' dan 'abundance ratio' dapat dilihat dalam Table for Neutron Activation Analysis) ~ Dalam metode AAN, tingkat akurasi dan presls/ setiap unsur adalah ber/ainan tergantung pada beberapa faktor. Kriteria penerimaan hasi/ uji akurasi dan presisi ditentukan oleh persamaan dalam metode akurasi dan presisi. Dalam hal ini unsur-unsur yang telah disebutkan di atas telah dinyatakan lolos uji akurasi maupun presisi., dkk ISSN

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan

Lebih terperinci

PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Elisabeth Ratnawati(1), Diyah Erlina Lestari(2) dan Rachmat Triharto(3) PRSG

Lebih terperinci

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya laju pembangunan, terutama di bidang industri, transportasi dan ditambah dangan kegiatan manusia di bidang intensifikasi pertanian maupun perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 88 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia analitik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar negara memiliki laboratorium kimia analitik yang mapan

Lebih terperinci

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang beratnya lebih dari 5g, untuk setiap cm 3 -nya. Delapan puluh jenis dari 109 unsur kimia yang

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerang Hijau (Perna viridis) 1. Klasifikasi Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class

Lebih terperinci

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan lokal maupun Internasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam PENDAHULUAN Latar Belakang Logam dan mineral lainnya hampir selalu ditemukan dalam air tawar dan air laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam logam baik logam ringan

Lebih terperinci

LAB TEKNIK AANC(Analisis Aktivasi Neutron Cepat) Darsono Bachrun Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

LAB TEKNIK AANC(Analisis Aktivasi Neutron Cepat) Darsono Bachrun Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan LAB TEKNK AANC(Analisis Aktivasi Neutron Cepat) Darsono Bachrun Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Pendahuluan Kebutuhan peralatan analisis unsur dalam suatu sampel yang dapat memberikan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan Bagan Asahan yang terletak pada koordinat 03 01' 00 LU dan 99 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat Malaka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi terutama bidang industri di Indonesia memiliki dampak yang beragam. Dampak positifnya adalah pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, di sisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN Metha Anung Anindhita 1), Siska Rusmalina 2), Hayati Soeprapto 3) 1), 2) Prodi D III Farmasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS RADIONUKLIDA ALAM PADA DEBU VULKANIK DAN LAHAR DINGIN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) SKRIPSI HARPINA ROSA PUTRI G 120802066 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006 Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indramayu merupakan salah satu daerah yang penduduknya terpadat di Indonesia, selain itu juga Indramayu memiliki kawasan industri yang lumayan luas seluruh aktivitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu,

PENDAHULUAN. sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerang merupakan satu diantara penghuni perairan dan juga menjadi sumber protein hewani. Kandungan protein kerang yaitu 8 gr/100 gr. Selain itu, kerang juga memiliki kandungan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Jakarta merupakan salah satu wilayah pesisir di Indonesia yang di dalamnya banyak terdapat kegiatan, seperti pemukiman, perkotaan, transportasi, wisata, dan industri.

Lebih terperinci

KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI

KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI Alfian, Sutisna Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 43, Serpong, Tangerang 15314 E-mail

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT)

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) 18 Cahaya Rosyidan dkk, Identifikasi IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) Cahaya Rosyidan 1*, Sunardi

Lebih terperinci

PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON B34 PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Th. Rina Mulyaningsih, Sutisna, Iman Kuntoro, Sumardjo, Alfian BATAN 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN Sri Murniasih, dkk. ISSN 0216-3128 75 VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN Sri Murniasih, Sukirno dan Saefurrochman Pusat Teknolgi Akselerator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerang hijau merupakan salah satu makanan yang mengandung banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kerang hijau merupakan salah satu makanan yang mengandung banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunyai potensi besar kekayaan sumber daya perikanan dan beraneka ragam jenis kerang. Beberapa jenis kerang telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik. Limbah anorganik menurut Mukhtasor (2007) merupakan bahan yang tidak dapat terurai atau termasuk dalam senyawa

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

APPLICATION OF NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS IN CHARACTERIZATION OF ENVIRONMENTAL SRM SAMPLES

APPLICATION OF NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS IN CHARACTERIZATION OF ENVIRONMENTAL SRM SAMPLES 231 APPLICATION OF NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS IN CHARACTERIZATION OF ENVIRONMENTAL SRM SAMPLES Aplikasi Teknik Analisis Aktivasi Neutron pada Karakterisasi Sampel SRM Lingkungan Diah Dwiana Lestiani *,

Lebih terperinci

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA J.Tek.Ling Vol. 7 No. 3 Hal. 266-270 Jakarta, Sept. 2006 ISSN 1441 318X BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA Titin Handayani Peneliti

Lebih terperinci

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia Dengan semakin meluasnya kawasan pemukiman penduduk, semakin meningkatnya produk industri rumah tangga, serta semakin berkembangnya Kawasan

Lebih terperinci

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) merupakan salah satu laboratorium Badan Tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi menimbulkan permasalahan bagi kelestarian lingkungan hidup. Aktivitas manusia dengan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO Hendra Wahyu Prasojo, Istamar Syamsuri, Sueb Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang no. 5 Malang

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan

Lebih terperinci

KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN

KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN KAJIAN KADAR UNSUR KROM DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN METODE AAN Oleh : Duwi Fitriyati / J2D 004 167 2009 INTISARI Telah dilakukan penelitian Kajian Kadar Unsur Krom Dalam Limbah Tekstil Dengan Metode AAN

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 13-18 PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS ABSTRAK Yulius Sumarno, Rohidi, Fahmi

Lebih terperinci

ANALISIS NIST SRM 1633B DAN SRM 1646A DENGAN METODE AAN DALAM RANGKA UJIBANDING ANTAR LABORATORIUM

ANALISIS NIST SRM 1633B DAN SRM 1646A DENGAN METODE AAN DALAM RANGKA UJIBANDING ANTAR LABORATORIUM ISSN 085-4777 Analisis Nist SRM 1633B dan SRM 1646A dengan Metode AAN dalam Rangka Ujibanding Antar Laboratorium (Th. Rina, Istanto, Saeful Yusuf) ANALISIS NIST SRM 1633B DAN SRM 1646A DENGAN METODE AAN

Lebih terperinci

KORELASI KONSENTRASI UNSUR Cd, Cr, Co, Sb DAN Sc PADA AIR, IKAN DAN GANGGANG DI PANTAI LEMAHABANG MURIA (Tahun ke 2)

KORELASI KONSENTRASI UNSUR Cd, Cr, Co, Sb DAN Sc PADA AIR, IKAN DAN GANGGANG DI PANTAI LEMAHABANG MURIA (Tahun ke 2) 212 ISSN 0216-3128 Sukirno, dkk. KORELASI KONSENTRASI UNSUR Cd, Cr, Co, Sb DAN Sc PADA AIR, IKAN DAN GANGGANG DI PANTAI LEMAHABANG MURIA (Tahun ke 2) Sukirno, Rosidi, Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU 1 Wirdati Mardhatillah, 2 Riad Syech, 3 Walfred Tambunan Mahasiswa Program Studi S1 Fisika

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007 PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

UJI KADAR LOGAM BERAT PADA SAMPEL AIR DAN KERANG DI MUARA CENGKARENG DRAIN

UJI KADAR LOGAM BERAT PADA SAMPEL AIR DAN KERANG DI MUARA CENGKARENG DRAIN UJI KADAR LOGAM BERAT PADA SAMPEL AIR DAN KERANG DI MUARA CENGKARENG DRAIN Imam Santoso, Maryam Jameelah, Arif Subiyandono, Epong Utami, Hambali Ahmad, Tia Wadiastuti Departement of Chemistry, Faculty

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerang hijau Perna viridis memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk konsumsi masyarakat, karena mengandung nilai gizi yang tinggi yaitu protein 20,1%, karbohidrat

Lebih terperinci

UJI FUNGSI FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT PNUMATIK REAKTOR RSG GAS MENGGUNAKAN BAHAN ACUAN STANDAR

UJI FUNGSI FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT PNUMATIK REAKTOR RSG GAS MENGGUNAKAN BAHAN ACUAN STANDAR UJI FUNGSI FASILITAS IRADIASI SISTEM RABBIT PNUMATIK REAKTOR RSG GAS MENGGUNAKAN BAHAN ACUAN STANDAR Elisabeth Ratnawati, Saleh Hartaman, Kawkab Mustofa PRSG Gedung 31, Batan, Puspiptek Serpong 15313 Email

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Kadar Logam Berat Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara antiquata) Setelah Perendaman dalam Larutan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle.) dan Belimbing Wuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas manusia berupa kegiatan industri, rumah tangga, pertanian dan pertambangan menghasilkan buangan limbah yang tidak digunakan kembali yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kadmium (Cd) merupakan logam berat yang banyak ditemukan di lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi pada konsentrasi yang rendah

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM Pb DAN Zn DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PESISIR PANTAI MAKASSAR

ANALISIS LOGAM Pb DAN Zn DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PESISIR PANTAI MAKASSAR ANALISIS LOGAM Pb DAN Zn DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PESISIR PANTAI MAKASSAR Juniarti Pratiwi S. M., Musa Ramang, dan Syarifuddin Liong Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,

Lebih terperinci

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE)

TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE) Abstrak TINGKAT BIOAKUMULASI LOGAM BERAT PB (TIMBAL) PADA JARINGAN LUNAK Polymesoda erosa (MOLUSKA, BIVALVE) Johan Danu Prasetya, Ita Widowati dan Jusup Suprijanto Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34 ISSN: 1693-1246 Januari 2010 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENENTUAN KADAR RADIONUKLIDA PADA LIMBAH CAIR PABRIK GALVANIS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON THERMAL REAKTOR KARTINI 1 1 2 P. Dwijananti

Lebih terperinci

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR (Heavy Metals Content in Seawater Sediment and Anadara granosa, in Mentok and

Lebih terperinci

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON REAKTOR KARTINI Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan tatanan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri yang ada di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Industri yang ada di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri yang ada di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya kavvasan Surabaya mencapai 11.142 industri dengan jenis yang berbeda-beda baik untuk

Lebih terperinci

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas di berbagai sektor pembangunan, terutama pada sektor industri, maka masalah pencemaran lingkungan menjadi masalah yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari aktivitas industri merupakan masalah besar yang banyak dihadapi oleh negaranegara di seluruh dunia.

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

RINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya

RINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya RINGKASAN Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penulis : Pande Made Udiyani; Judul : Identifikasi Radionuklida Air di Luar Kawasan PUSPIPTEK

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2)

EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2) Sukirno, dkk. ISSN 216-3128 183 EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2) Sukirno, Bambang Irianto, Sri Murniasih Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK

PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup, zat cair atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga kualitas air menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan berkembangnya kegiatan industri dapat membawa dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu contohnya adalah industri pelapisan logam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Suatu lingkungan dikatakan tercemar apabila telah terjadi

Lebih terperinci

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,

Lebih terperinci

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung ISSN 1907-566 PENETAPAN KADAR PENCEMARAN LOGAM Pb DAN Cr PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI MUARA SUNGAI BADUNG N. W. Bogoriani 1 1) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 25-30 PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC Alfia Hanim

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Batam sebagai salah satu daerah industri yang cukup strategis, membuat keberadaan industri berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini di dominasi oleh industri berat

Lebih terperinci

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Dengan demikian

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA DETERMINATION OF COPPER CONTENT IN MEATBALLS AND BEEF BURGERS DISTRIBUTED IN SURAKARTA Endang Sri Rejeki 1)

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR TOKSIK DAN MAKRO-MIKRO NUTRIEN DALAM BAHAN MAKANAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

ANALISIS UNSUR TOKSIK DAN MAKRO-MIKRO NUTRIEN DALAM BAHAN MAKANAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON ANALISIS UNSUR TOKSIK DAN MAKRO-MIKRO NUTRIEN DALAM BAHAN MAKANAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Th. Rina Mulyaningsih, Istanto, Saeful Yusuf, Siti Suprapti Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah banyak dikonversi lahan pantainya menjadi kawasan industri, antara lain industri batubara, pembangkit

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kijing, kaung-kaung, kapal kapalan, kedaung dan kemudi kapal. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kijing, kaung-kaung, kapal kapalan, kedaung dan kemudi kapal. Menurut 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerang Hijau (Perna Viridis ) Kerang hijau (Perna virisis) memiliki nama yang berbeda di Indonesia seperti kijing, kaung-kaung, kapal kapalan, kedaung dan kemudi kapal. Menurut

Lebih terperinci

KAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODA AKTIF DAN PASIF

KAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODA AKTIF DAN PASIF 40 KAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODA AKTIF DAN PASIF Sukirno dan J Djati Pramana P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal

Lebih terperinci