ABSTRAK. Niken Bayu Argaheni. R Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Niken Bayu Argaheni. R Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah."

Transkripsi

1 ABSTRAK Niken Bayu Argaheni. R Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah. Pada wanita hamil, diameter vena safena magna meningkat antara trimester kedua dan ketiga, menyebabkan katup vena inkompeten yang berpotensi varises. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui karakteristik varises tungkai bawah pada ibu hamil dan untuk mengetahui graviditas tinggi merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya varises tungkai bawah Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan rule of thumb yaitu 30 subyek di RSUD Banjarsari Surakarta untuk mengetahui hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah, dengan pengukuran menggunakan lembar observasi dan analisis data menggunakan chi square. Hasil analisis chi square didapatkan nilai chi square hitung sebesar= 17,500, dan chi square tabel sebesar=16,918. p<0,05, kekuatan korelasi sebesar 0,607. Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan yang kuat antara graviditas dengan varises tungkai bawah, semakin tinggi nilai graviditas, semakin tinggi pula nilai derajat varises. Kata Kunci: Graviditas, Varises Tungkai Bawah iv

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Hubungan Graviditas Dengan Varises Tungkai Bawah. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak, yaitu: 1. Bapak DR. H. Soetrisno, dr. SpOG (K), Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Erindra Budi C., S.Kep, Ns. M.Kes, ketua tim studi kasus yang memberikan dorongan positif kepada mahasiswanya. 3. Selfi Handayani, dr., M.Kes dan Prof Kiyatno selaku pembimbing yang sabar, teliti, penuh tanggung jawab, serta selalu memberikan energi positif bagi mahasiswa bimbingan beliau. 4. Sri Indratni, dr., PAK, M. Or dan Ika Sumiyarsi, S.SiT, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis. 5. RSUD Kota Surakarta yang telah memberi kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian. vi

3 6. Seluruh dosen dan karyawan D-IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah. 7. Teman-teman mahasiswa D-IV Kebidanan angkatan 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjuang bersama menyusun studi kasus. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca. Surakarta, 2012 Penulis vii

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. HALAMAN VALIDASI... HALAMAN PENGESAHAN.. ABSTRAK. ABSTRACT.. KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. i ii iii iv v vi viii x xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penelitian.. 2 D. Manfaat Penelitian 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 4 1. Graviditas Varises Pada Tungkai Bawah.. 4 a. Anatomi dan fisiologi sistem vena 4 b. Patofisiologi 8 c. Etiologi 9 viii

5 d. Faktor Resiko 11 e. Gambaran Klinis.. 11 f. Pemeriksaan Penunjang. 12 g. Penatalaksanaan dan Pencegahan 13 B. Hubungan Graviditas dengan Varises. 15 C. Kerangka Konsep.. 16 D. Hipotesis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 17 B. Tempat dan Waktu Penelitian 17 C. Populasi Penelitian 17 D. Sampel dan Tehnik Sampling 18 E. Estimasi Besar Sampel 18 F. Kriteria Restriksi. 18 G. Definisi Operasional 19 H. Cara Kerja 19 I. Metode Pengolahan dan Analisis Data.. 21 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Sampel Penelitian 23 B. Hubungan Graviditas Dengan Varises Tungkai Bawah. 24 BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 26 B. Keterbatasan.. 28 ix

6 BAB VI PENUTUP A. Simpulan 30 B. Saran 30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Anatomi vena tungkai bawah 6 Gambar 2.2 Varises Vena.. 7 Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep 15 xi

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional. 18 Tabel 4.1 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan umur 21 Tabel 4.2 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan pekerjaan. 21 Tabel 4.3 Distribusi karakteristik sampel berdasarkan umur kehamilan.. 22 Tabel 4.4 Frekuensi Varises.. 22 Tabel 4.5 Frekuensi Graviditas. 23 xii

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Surat Ijin dari RSUD Kota Banjarsari Lembar Konsultasi Pembimbing Utama Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping Daftar Riwayat Hidup Jadwal Penelitian Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lembar Observasi Hasil Cross Tabs Surat Pernyataan Keaslian Penelitian xiii

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penapisan adanya varises merupakan salah satu hal penting dalam perawatan antenatal (Siswosudarmo, 2010). Perawatan antenatal adalah asuhan yang dilakukan/diberikan kepada ibu hamil sampai saat persalinan. Berdasarkan data dari detik Health (2010), angka kejadian varises tungkai bawah pada ibu hamil cukup tinggi, berkisar antara 20-40% kasus per kejadian kehamilan. Pernyataan ini diperkuat oleh Parker (2010) yang menyatakan bahwa sekitar sepertiga wanita mengalami varises saat hamil. Faktor resiko terjadinya varises menurut Yuwono (2010), adalah kehamilah lebih dari dua kali. Manuaba (2009) juga menyebutkan bahwa sebagian besar varises terjadi pada kehamilan berulang. Selain kehamilan, varises biasanya terjadi akibat predisposisi kongenital, yang bertambah besar karena berdiri lama dan umur lanjut (Pritchard, 2011). Masalah varises tungkai bawah pada ibu hamil mempunyai dampak yang luas, sehingga membutuhkan perhatian khusus terhadap hal tersebut. Varises pada kehamilan dapat menyebabkan rasa pegal pada ekstremitas yang akan bertambah bila berdiri terlalu lama dan berkurang bila ekstremitas ditinggikan. Kadang-kadang terjadi penyulit berbentuk koreng di daerah mata kaki yang sukar sembuh, didahului oleh kelainan kulit berupa eksim yang sering disertai peradangan. Perdarahan dapat terjadi 1

11 2 kalau kulit di atas varises menjadi sangat tipis, biasanya disertai trauma ringan. Varises dapat dikurangi keluhannya dengan cara latihan ringan seperti rotasi pergelangan kaki. Jika mungkin, ibu dianjurkan untuk meninggikan kakinya saat duduk (Baston, 2011). Pencegahan varises antara lain menghindari bekerja dengan duduk atau berdiri lama, menghindari penegangan kaki dan memakai stoking elastis (Yulaikhah, 2008). Tindakan pembedahan terhadap keadaan tersebut pada waktu hamil biasanya tidak dianjurkan, meskipun jarang gejalanya dapat demikian beratnya hingga memerlukan suntikan, ligasi, atau malahan stripping vena (membuang sebagian atau keseluruhan vena yang mengalami varises) supaya memungkinkan wanita hamil tersebut tetap dapat berjalan. Pada umumnya, operasi tersebut ditunda sampai kelahiran (Pritchard, 2006). Mengingat besarnya dampak buruk dari permasalahan varises tungkai bawah dikaitkan dengan kehamilan, maka perlu untuk diteliti tentang hubungan graviditas dengan timbulnya varises pada tungkai bawah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalahnya adalah Adakah hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah di RSUD Banjarsari Surakarta tahun 2012? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah

12 3 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik varises tungkai bawah pada ibu hamil b. Mengetahui graviditas yang berulang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya varises tungkai bawah D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Peneliti dapat menerapkan ilmu dan konsep kebidanan b. Memberikan informasi tentang angka kejadian varises tungkai bawah pada ibu hamil 2. Manfaat Aplikatif a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi profesi bidan untuk lebih teliti dalam melakukan asuhan antenatal terutama keluhan pada tungkai bawah, untuk mengurangi angka morbiditas karena varises tungkai bawah

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Graviditas Graviditas adalah jumlah total kehamilan seluruhnya yang pernah dialami. Gravida adalah wanita yang sedang atau pernah hamil. Primigravida adalah kehamilan yang pertama, secundigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk kedua kalinya. sedangkan pada kehamilan yang berikutnya disebut multigravida (Oxorn, 2010). 2. Varises Pada Tungkai Bawah a. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vena Sistem vena dimulai dari ujung vena pada jaring-jaring kapilar dengan venula yang menyatu untuk membentuk vena yang berukuran lebih besar. Semua vena sistemik mengembalikan darah ke atrium kanan jantung melalui tiga jalur: dari dinding jantung ke dalam sinus koroner, dari tubuh bagian atas ke dalam vena kafa superior, dan dari tubuh bagian bawah ke dalam vena kafa inferior. Vena dalam adalah vena yang mengalirkan darah dari jaringan dan organ tubuh dalam. Vena superfisialis terletak dalam hipodermis kulit dan mengalirkan darah ke vena dalam (Sloane, 2004). Vena femoralis berjalan dari anggota gerak bawah di bawah ligament inguinal untuk masuk pelvis dan menjadi vena iliaka 4

14 5 eksterna. Dekat ujung sakro iliaka ia bergabung dengan vena iliaka interna yang menyalurkan darah dari organ-organ dalam pelvis. Penggabungan vena iliaka eksterna dengan vena iliaka interna membentuk vena iliaka komunis. Kemudian vena iiliaka komunis kanan dan kiri bergabung di tempat ketinggian sebelah kanan vertebra lumbalis kelima untuk menjadi vena kafa inferior (Pearce, 2006). Sistem vena pada ekstremitas bawah terbagi menjadi 3 subsistem : subsistem vena superfisial, subsistem vena profunda dan subsistem penghubung (saling berhubungan). Vena superfisial terletak di jaringan subkutan anggota gerak dan menerima aliran vena dari pembuluhpembuluh darah yang lebih kecil di dalam kulit, jaringan subkutan dan kaki. Sistem superfisial terdiri dari vena safena magna dan vena safena parva. Vena safena magna adalah vena terpanjang di tubuh; berjalan dari maleolus di mata kaki, naik ke bagian medial betis dan paha, bermuara ke vena femoralis. Vena safena magna mengalirkan darah dari bagian antero-medial betis dan paha. Vena safena parva berjalan di sepanjang sisi lateral dari mata kaki melalui betis menuju ke lutut, mendapatkan darah dari bagian postero-lateral betis dan mengalirkan darah ke vena poplitea. Titik pertemuan antara vena safena dan poplitea disebut sebagai persambungan safeno-poplitea. Sistem vena profunda membawa sebagian besar darah vena dari ektremitas bawah dan terletak didalam kompartemen otot. Vena-vena

15 6 profunda menerima aliran dari venula-venula kecil dan pembuluh darah intramuskular. Gerakan darah di sepanjang darah di tungkai bawah diperoleh dari pompa otot yang bekerja pada otot tungkai bawah dan abdomen. Kontraksi otot memeras vena di dalam fascia diantaranya sehingga darah diperas ke atas dan tidak dapat kembali karena adanya katup. Masing-masing dari dua katup semilunar yang berhadapan adalah lapisan tipis intima, yang bagian dalamnya diperkuat lapis tipis kolagen dan jalingan serat elastik yang menyatu dengan yang intima di pembuluh darah. Ruang antara katup dan dinding pembuluh disebut sinus katup. Tepat di atas lengkung perlekatan dari katup, dinding vena lebih tipis dan agak melebar. Katup-katup pada perforator mengarah ke dalam sehingga darah mengalir dari sistem superfisialis ke sistem profunda dari mana kemudian darah dipompa keras dibantu oleh kontraksi otot betis. Akibatnya, sistem profunda memiliki tekanan yang lebih tinggi dari superfisialis, sehingga bila katup perforator mengalami kerusakan, tekanan yang meningkat diteruskan ke system superfisialis sehingga terjadi varises pada sistem ini.

16 7 Gambar 2.1. Anatomi vena tungkai bawah Varises (vena varikosa) adalah pelebaran dari vena superfisialis yang menonjol dan berliku-liku pada ekstremitas bawah, sering pada distribusi anatomis dari vena safena magna dan parva (Grace, 2006). Gambar 2.2 Varises commit vena to user

17 8 b. Patofisiologi Varises vena pada kehamilan paling sering disebabkan oleh karena adanya tekanan dari uterus dan perubahan hormonal yang menyebabkan dinding pembuluh darah dan katupnya menjadi lebih lunak dan lentur. Peningkatan tekanan disebabkan oleh terjadinya insufisiensi vena dengan adanya refluks yang melewati katup vena yang inkompeten baik terjadi pada vena profunda maupun vena superfisialis. Penyebab obstruksi ini dapat karena thrombosis intravaskular atau akibat adanya penekanan dari luar pembuluh darah. Gambar 2.3 Varises pada kehamilan Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan pada katup-katup lainnya. Peningkatan tekanan yang berlebihan di dalam sistem vena superfisial akan menyebabkan terjadinya dilatasi vena commit yang to user bersifat lokal. Setelah beberapa katup

18 9 vena mengalami kegagalan, fungsi vena untuk mengalirkan darah ke atas dan ke vena profunda akan mengalami gangguan. Tanpa adanya katup-katup fungsional, aliran darah vena akan mengalir karena adanya gradien tekanan dan gravitasi. Kerusakan yang terjadi akibat insufisiensi vena berhubungan dengan tekanan vena dan volume darah vena yang melewati katup yang inkompeten. Vena yang terletak di bawah fasia atau terletak subkutan dapat mengangkut darah dalam jumlah besar tanpa terlihat ke permukaan. Sebaliknya, peningkatan tekanan tidak terlalu besar akhirnya dapat mengakibatkan dilatasi yang berlebihan. c. Etiologi Menurut Yuwono (2010), etiologi dari insufisiensi vena kronis dapat dibagi tiga kategori yaitu: kongenital, primer dan sekunder. 1) Penyebab insufisiensi vena kronis yang kongenital adalah pada kelainan dimana katup yang seharusnya terbentuk di suatu segmen ternyata tidak terbentuk sama sekali (aplasia, avalvulia), atau pembentukannya tidak sempurna (displasia), berbagai malformasi vena, dan kelainan lainnya yang baru diketahui setelah penderitanya berumur tua. 2) Penyebab insufisiensi vena kronis yang primer adalah kelemahan intrinsik dari dinding katup, yaitu lembaran atau daun katup yang terlalu panjang (elongasi) atau daun katup

19 10 yang menyebabkan dinding vena menjadi terlalu lentur tanpa sebab-sebab yang diketahui. Keadaan daun katup yang panjang melambai (floppy, rebundant) sehingga penutupan tidak sempurna (daun-daun katup tidak dapat terkatup sempurna) yang mengakibatkan terjadinya katup tidak dapat menahan aliran balik, sehingga aliran retrograde atau refluks. Keadaan tersebut dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan katup menjadi berfungsi baik kembali. 3) Penyebab insufisiensi vena kronis sekunder (insufisiensi vena sekunder) disebabkan oleh keadaan patologik yang didapat, yaitu akibat adanya penyumbatan thrombosis vena dalam yang menimbulkan gangguan kronis pada katup vena dalam. Pada keadaan dimana terjadi komplikasi sumbatan thrombus beberapa bulan atau tahun paska kejadian thrombosis vena dalam, maka keadaan tersebut disebut sindroma post-trombotic. Pada sindroma tersebut terjadi pembentukan jaringan parut akibat inflamasi, thrombosis kronis dan rekanalisasi yang akan menimbulkan fibrosis, dan juga akan menimbulkan pemendekan daun katup (pengerutan daun katup), perforasi kecil-kecil (perforasi mikro) dan adhesi katup, sehingga akhirnya akan menimbulkan penyempitan lumen.

20 11 d. Faktor Resiko Ada kecenderungan turunan untuk mengalami varises, yang diperparah dengan pertambahan berat badan, pertambahan usia, kehamilan kembar, dan aktivitas yang memerlukan posisi berdiri atau duduk dalam waktu lama (Reeder, 2011). e. Gambaran Klinis Secara klinis, varises tungkai dikelompokkan atas varises trunkal, varises retikular dan varises kapilar. Varises trunkal merupakan varises vena safena magna dan vena safena parava.varises retikular menyerang cabang vena safena magna atau parva yang umumnya kecil dan berkelok-kelok. Varises kapilar merupakan varises kapilar vena subkutan yang tampak sebagai kelompok serabut halus dari pembuluh darah (Sjamsuhidajat, 2004). Sesuai dengan berat ringannya, varises dibagi atas empat stadium. Stadium I : Pada stadium ini keluhan biasanya tidak spesifik. Pada umumnya ditandai dengan keluhan tungkai, diantaranya: gatal, rasa terbakar, kaki mudah capek, kesemutan, rasa pegal. Stadium II: Pada stadium ini ditandai dengan warna kebiruan yang lebih nyata pada pembuluh darah vena (fleboekstasia).

21 12 Stadium III: Pembuluh darah vena nampak melebar dan berkelok-kelok. Keluhan pada tungkai makin nyata dan makin kerap dialami. Stadium IV: Pada stadium ini ditandai dengan timbulnya berbagai penyulit (komplikasi), antara lain: dermatitis, tromboplebitis, selulitis, luka (ulkus), perdarahan varises, dan gangguan pembuluh darah vena lainnya. Menurut Mansjoer (2010), gejala-gejala varises antara lain: Rasa pegal pada ekstremitas yang akan bertambah bila berdiri terlalu lama dan berkurang bila ekstremitas ditinggikan. Kadangkadang terjadi penyulit berbentuk koreng di daerah mata kaki yang sukar sembuh, didahului oleh kelainan kulit berupa eksim yang sering disertai peradangan. Perdarahan dapat terjadi kalau kulit di atas varises menjadi sangat tipis, biasanya disertai trauma ringan. f. Pemeriksaan penunjang Menurut Grace (2007), pada penderita varises dilakukan pemeriksaan yaitu: 1) Pemeriksaan klinis dengan tes tourniquet a) Trendelenburg. Vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa waktu, lalu muara vena safena magna ditekan dengan kuat atau dipasang tourniquet pada paha bagian atas. Subyek diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan

22 13 dilepas. Bila vena terisi dengan segera, berarti katup inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua kalinya tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira detik vena-vena terisi, maka berarti katup vena komunikantes tidak kompeten lagi. b) Perthes Torniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta berjalan-jalan berkeliling. Bila vena tungkai jadi melebar, berarti ada obstruksi. Bila tak melebar, berarti vena komunikantes profunda masih baik dan darah terus naik lewat system profunda (Grace, 2007). 2) Velositometer Doppler: menilai sambungan safenofemoral/sambungan safeno-popliteal pendek. 3) Scan dupleks : cari lokasi yang sering kambuh (khususnya vena varikosa yang berulang (Grace, 2007). g. Penatalaksanaan dan Pencegahan Pada dasarnya pilihan pengobatan varises terdiri dari pengobatan tanpa operasi pada stadium I dan II, serta pengobatan dengan operasi terutama pada stadium III dan IV. Tindakan pembedahan terhadap keadaan tersebut pada waktu hamil biasanya tidak dianjurkan, meskipun jarang gejalanya dapat demikian beratnya hingga memerlukan suntikan, ligasi, atau malahan stripping vena (mengangkat vena tungkai yang

23 14 mengalami varises dengan menggunakan stripper) supaya memungkinkan wanita hamil tersebut tetap dapat berjalan. Pada umumnya, operasi tersebut ditunda sampai kelahiran (Pritchard, 2006). Varsises vena dapat diminimalisasi dengan cara mempertahankan berat badan normal atau olahraga secara teratur. Kaus kaki yang mendukung dapat digunakan untuk mendukung vena kaki yang berdinding lemah. Wanita hamil seharusnya menghindari posisi berdiri atau duduk terlalu lama dan menghindari menyilangkan kaki pada lutut dan menyilangkan kaki pada mata kaki. Wanita hamil harus duduk dengan kaki dinaikkan kapan pun jika mungkin, dan berhati-hati agar tidak memberikan titik tekan pada kaki yang mengganggu sirkulasi terutama pada daerah poplitea. Banyak wanita yang harus berjalan atau berdiri dalam waktu lama menggunakan kaus kaki pendukung sebagai upaya profilaksis (Reeder, 2011). Obat-obat vasoprotektif (anti varises), diminum ataupun melalui suntikan skleroterapi dengan natrium tatredesii (STD). Dua macam larutan yang banyak dipakai adalah monoetanolamin oleat (diberikan 2mL) dan fenol 2% dalam gliserin 30% (dosis maksimum 6 ml). Larutan disuntikkan dari bagian distal. Di bagian proksimal dipasang torniket agar obat tidak masuk ke

24 15 sikulasi umum dan bisa bekerja lokal semaksimum mungkin (Grace, 2007). Operasi yang lazim dilakukan diantaranya: Stripping Varises, Ambulatory Phlebectomy (menghilangkan bagian varises dengan irisan kecil), dan Saphectomy. Tindakan operasi yang bersifat invasif minimal, yakni: Radiofrekuensi Ablasi dan Endovenous Laser Therapy (EVLT). Jika varises timbul saat hamil, varises biasanya membaik dalam 3 minggu setelah melahirkan. Walaupun pada kehamilan berikutnya keadaan ini akan cenderung terjadi kembali (Parker, 2010). B. Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di akstremitas bawah selama bagian terakhir kehamilan ini ditimbulkan oleh oklusi vena-vena pelvis akibat tekanan uterus membesar (Varney, 2002). Selama kehamilan, katup penyalur darah vena ke jantung bisa menjadi kurang efisien, karena adanya hormon kehamilan ( Wendy, 2006). Hormon pada saat kehamilan tersebut membuat jaringan ikat melunak sehingga otot terasa tegang (Sulistyawati, 2011). Progesteron merelaksasi tonus vaskular, menyebabkan katup di vena kurang efektif (Baston, 2011). Bukti klinis telah menunjukkan bahwa dilatasi vena dimulai pada minggu I kehamilan, ketika penambahan volume uterus yang masih tidak signifikan (Maname, 2011). Progesteron

25 16 ikut mempengaruhi dinding vena dan katupnya mengalami dilatasi, sehingga memperparah kondisi varises vena (Varney, 2002). C. Kerangka Konsep Graviditas Tekanan karena pembesaran uterus Pengaruh hormon kehamilan (progesteron) Oklusi vena-vena pelvis Stagnasi darah di ekstremitas bawah Varises pada ibu hamil Faktor Luar: -Keturunan -Umur -Bekerja dengan posisi duduk atau berdiri lebih dari 6 jam per hari Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep D. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara graviditas dengan varises tungkai bawah.

26 BAB III METODOLOGI A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan pengamatan terhadap ibu hamil yang dilakukan hanya satu kali pada suatu saat (Hidayat, 2007). B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Banjarsari Surakarta pada tahun 2012 bulan Mei-Juni. C. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). 1. Popolasi target Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan diri di RSUD Banjarsari Surakarta. 2. Populasi aktual Populasi aktual dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan diri di RSUD Banjarsari Surakarta pada bulan Mei-Juni

27 18 D. Sampel dan Tehnik Sampling Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah ibu hamil yang memeriksakan diri di RSUD Banjarari Surakarta pada bulan Mei Juni 2012 yang memenuhi kriteria restriksi. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Non-Probability Sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip probabilitas. Sedangkan cara yang digunakan adalah Quota Sampling dimana jumlah sampel yang ditetapkan berdasarkan kuota yang tersedia dan seluruh sampel harus memenuhi kriteria tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Taufiqurrahman, 2008). E. Estimasi Besar Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini menggunakan patokan umum rule of thumb, dimana setiap penelitian dengan data yang dianalisis secara statistik membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2010). F. Kriteria Restriksi Kriteria restriksi penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi yaitu kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. (Nursalam, 2003). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: a. Ibu hamil trimester 3 yang memeriksakan diri di RSUD Banjarsari Surakarta pada bulan Mei-Juni b. Ibu menyetujui untuk dijadikan sebagai subyek penelitian.

28 19 2. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain: a. Memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah b. Pernah menderita varises sebelumnya yang tidak berhubungan dengan kehamilan. G. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1. Varises Pemanjangan, pelebaran sistem vena yang disertai gangguan pada sirkulasi darah di dalamnya 2. Graviditas Primigravida ibu hamil adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, sedangkan pada kehamilan yang berikutnya disebut multigravida Alat Ukur Observasi Wawancara Cara Ukur Lembar observasi (Menggu nakan tes tornique) Lembar observasi Skala Ukur Nominal, dibedakan menjadi varises (stadium 1-4) dan tidak varises. Nominal (dibedakan menjadi primipagravida dan sekundimultigravida) H. Cara Kerja : 1. Wawancara: interview secara langsung terhadap responden secara bebas, terarah & terpimpin dengan menggunakan lembar observasi. 2. Pengamatan: pengamatan dilakukan langsung terhadap tungkai bawah responden. Berupa Inspeksi dan Palpasi. Inspeksi tungkai

29 20 dilakukan dari distal ke proksimal. Pada vena, normalnya terlihat distensi hanya pada kaki dan pergelangan kaki. Pelebaran vena superfisial yang terlihat pada region lainnya pada tungkai biasanya merupakan suatu kelainan. Pada seseorang yang mempunyai kulit yang tipis vena akan terlihat lebih jelas. Palpasi merupakan bagian penting pada pemeriksaan vena. Seluruh permukaan kulit dilakukan palpasi dengan jari tangan untuk mengetahui adanya dilatasi vena walaupun tidak yang terlihat ke permukaan kulit. Palpasi membantu untuk menemukan keadaan vena yang normal dan abnormal. Setelah dilakukan perabaan pada kulit, dapat diidentifikasi adanya kelainan vena superfisial. Penekanan yang lebih dalam dapat dilakukan untuk mengetahui keadaan vena profunda. Dilakukan pula Tes Trendelenburg, untuk membedakan antara pasien dengan refluks vena superfisial dengan pasien dengan inkopetensi katup vena profunda. Tes ini dilakukan dengan cara mengangkat tungkai dimana sebelumnya dilakukan pengikatan pada paha sampai vena yang mengalami varises kolaps. Kemudian pasien disuruh untuk berdiri dengan ikatan tetap tidak dilepaskan. Interpretasinya adalah apabila varises yang tadinya telah kolaps atau melebar secara perlahan-lahan berarti adanya suatu inkopenten pada vena superfisal, namun apabila vena tersebut terisi atau melebar dengan cepat adanya inkompetensi pada katup vena yang lebih tinggi atau adanya kelainan katup lainnya.

30 21 I. Metode Pengolahan dan Analisis Data Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan analisis data melalui beberapa tahap (Hidayat, 2007). 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. 2. Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. 3. Entri data Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan tehnik komputerisasi SPSS for Windows versi Melakukan tehnik analisis Pada penelitian ini menggunakan analisis chi square, yaitu dengan membandingkan frekuensi yang diamati (graviditas ibu hamil) dengan frekuensi yang diharapkan (angka timbulnya varises). Tingkat signifikasi sebesar 5% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

31 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Banjarsari Surakarta pada bulan Mei-Juni Pada penelitian ini, selain graviditas juga dilihat karakteristik lainnya yaitu umur subyek penelitian, umur kehamilan dan jenis pekerjaan. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara graviditas dengan varises pada tungkai bawah. Sampel terdiri dari Ibu hamil yang memeriksakan diri di RSUD Banjarsari Surakarta pada bulan Juni Penetapan kriteria inklusi dan eksklusi ditujukan untuk meningkatkan kualitas penelitian. Pengambilan data observasi dilakukan melalui door to door atau dari rumah ke rumah agar didapatkan data yang spesifik mengenai keadaan varises pada ibu hamil yang sesungguhnya. Pengambilan subyek penelitian dilakukan berdasarkan quota sampling, yang berarti jumlah sampel yang ditetapkan berdasarkan kuota yang tersedia dan seluruh sampel harus memenuhi kriteria tertentu sampai jumlah yang diinginkan. Observasi dilakukan di rumah pasien, dengan menggunakan tehnik torniquet, dimana vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa waktu, lalu muara vena safena magna ditekan dengan kuat atau dipasang tourniquet pada paha bagian atas. Subyek diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan dilepas. Bila vena terisi dengan segera, berarti katup inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua 22

32 23 kalinya tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira detik vena-vena terisi, maka berarti katup vena komunikantes tidak kompeten lagi. A. Karakteristik Sampel Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik sampel berdasarkan umur Umur (tahun) Jumlah Persen (%) , , , , ,66 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, Frekuensi umur terbanyak yang yang menjadi responden ditempati oleh subyek yang berumur tahun yaitu sebesar 11 orang (36,66%). Sedang pada rentang umur adalah yang paling sedikit yaitu sebesar 2 orang (6,66%). Tabel 4.2 Karakteristik sampel penelitian berdasarkan pekerjaan Jenis pekerjaan Jumlah Persen (%) Ibu Rumah Tangga Buruh 2 6,66 Guru 1 3,33 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, distribusi pekerjaan terbanyak pada subyek penelitian meliputi 27 orang (90%) yang mempunyai pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, sisanya adalah 2 orang (6,66%) mempunyai pekerjaan sebagai Buruh dan 1 orang (3,33%) mempunyai pekerjaan sebagai Guru.

33 24 Tabel 4.3 Karakteristik sampel penelitian berdasarkan umur kehamilan Umur Kehamilan (minggu) Jumlah Persen (%) , , , , , , ,66 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, porsi terbanyak ditempati oleh subyek dengan kehamilan minggu sebesar 8 kehamilan (26,66%) dan minggu sebesar 8 kehamilan (26,66%). Sedangkan yang paling sedikit adalah subyek dengan umur kehamilan minggu yaitu sebesar 1 orang (6,66%) B. Hubungan Graviditas dengan Varises Tungkai Bawah Tabel 4.4 Frekuensi Varises Kategori Frekuensi Persen Varises 16 53,3% Tidak varises 14 46,7% Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 16 orang (53,33%) menduduki porsi terbanyak sebagai ibu hamil yang tidak mengalami varises tungkai bawah, 14 orang (46,7%) lainnya termasuk dalam ibu hamil yang mengalami varises.

34 25 Tabel 4.5 Frekuensi Graviditas Kategori Frekuensi Persen Primigravida 12 40% Sekudi-Multigravida 18 60% Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 12 orang (40%) termasuk dalam ibu hamil primigravida, 18 orang (60%) termasuk dalam ibu hamil sekundigravida maupun multigravida yang dikelompokkan menjadi satu kategori. Hasil analisis chi square dengan derajat kebebasan (df)=1 dan tingkat signifikansi (α) sebesar 5% (0,05), didapatkan hasil bahwa nilai chi square hitung sebesar 17,500, dan chi square tabel sebesar 16,918. Dari pernyataan di atas bisa diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Pada tingkat kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 5% terdapat hubungan yang signifikan antara graviditas dengan varises tungkai bawah. Diperoleh kekuatan korelasi (r) antara graviditas dengan varises yaitu sebesar 0,607. Kekuatan korelasi ini termasuk dalam range kuat. Didapat pula nilai p yaitu p<0,05 yang artinya terdapat korelasi bermakna antara dua variabel yang diuji. Arah korelasi dalam penelitian ini adalah + (positif) artinya searah, semakin besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.

35 BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 7 orang (23,33%) termasuk dalam golongan umur 20 tahun, 5 orang (16,66%) termasuk dalam golongan umur tahun, 5 orang (26,66%) termasuk dalam golongan umur tahun, 11 orang (36,66%) termasuk dalam golongan umur tahun, 2 orang (6,66%) termasuk dalam golongan umur tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang masuk dalam subyek penelitian menempati usia produktif. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa berdasarkan usia, varises lebih kerap terjadi pada usia produktif (Thompson, 2002). Hal ini didukung oleh artikel jurnal yang menyebutkan dalam studi bahwa prevalensi varises meningkat dengan bertambah usia di Foun, Jerusalem, Tecumseh, Edinburgh, dan studi Polandia terakhir (Angiology, 2003). Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, distribusi pekerjaan meliputi 27 orang (90%) mempunyai pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga, 2 orang (6,66%) mempunyai pekerjaan sebagai Buruh, 1 orang (3,33%) mempunyai pekerjaan sebagai Guru. Pekerjaan pada subyek penelitian didominasi oleh Ibu Rumah Tangga, dimana dalam penelitian ini subyek yang bekerja duduk atau berdiri lama lebih dari enam jam sehari tidak dimasukkan dalam penelitian. Hal ini untuk 26

36 27 mempersempit faktor perancu yang ada, sebab varises bisa disebabkan oleh aktivitas yang memerlukan posisi berdiri atau duduk dalam waktu lama (Reeder, 2011). Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, 2 orang (6,66%) termasuk dalam umur kehamilan 28 minggu, 5 orang (16,66%) termasuk dalam umur kehamilan minggu, 8 orang (26,66%) termasuk dalam umur kehamilan minggu, 8 orang (26,66%) termasuk dalam umur kehamilan minggu, 4 orang (6,66%) termasuk dalam golongan umur minggu, 1 orang (3,33%) termasuk dalam umur kehamilan minggu, 2 orang (26,66%) termasuk dalam umur kehamilan minggu. Kecenderungan terjadinya stagnasi darah di akstremitas bawah selama bagian terakhir kehamilan ini ditimbulkan oleh oklusi vena-vena pelvis akibat tekanan uterus membesar (Varney, 2002). Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 30 subyek penelitian, primigravida yang mengalami varises sebesar 0 orang (0%), tidak mengalami varises sebesar 12 orang (40%) dan pada sekundigravida maupun multigravida yang tidak mengalami varises sebesar 4 orang (13,3%), yang mengalami varises sebesar 14 orang (46,7%). Varises vena pada kehamilan disebabkan oleh karena adanya perubahan hormonal yang menyebabkan dinding pembuluh darah dan katupnya menjadi lebih lunak dan lentur. Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan pada katup-katup lainnya. Hal itu didukung oleh teori dari Wendy (2006) bahwa selama kehamilan, katup penyalur darah vena ke

37 28 jantung bisa menjadi kurang efisien, karena adanya hormon kehamilan, Bukti klinis telah menunjukkan bahwa dilatasi vena dimulai pada minggu I kehamilan, ketika penambahan volume uterus yang masih tidak signifikan (Maname, 2011). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dari Lenkovic (2009) yang menyebutkan bahwa hasil studi menunjukkan signifikansi adanya perbedaan konsentrasi progesteron plasma antara wanita dengan dan tanpa varises pada kehamilannya. Hormon pada saat kehamilan tersebut membuat jaringan ikat melunak sehingga otot terasa tegang (Sulistyawati, 2011). Progesteron ikut mempengaruhi dinding vena dan katupnya mengalami dilatasi, sehingga memperparah kondisi varises vena (Varney, 2002). Hal ini sesuai dengan teori bahwa progesteron merelaksasi otot vaskular, menyebabkan katup di vena kurang efektif (Baston, 2011). Varises akan bertambah berat dengan bertambahnya berat janin dalam kandungan (Marmi, 2010). Selama kehamilan, tekanan dari uterus yang membesar pada vena panggul dan vena abdomen yang besar mengganggu aliran darah balik dari ekstremitas bawahpeningkatan tekanan dari uterus yang berlebihan, menyebabkan sistem vena superfisial berdilatasi lokal. Setelah beberapa katup vena mengalami kegagalan, fungsi vena untuk mengalirkan darah ke atas dan ke vena profunda akan mengalami gangguan. Tanpa adanya katup-katup fungsional, aliran darah vena akan mengalir karena adanya gradien tekanan dan gravitasi. Kerusakan yang

38 29 terjadi akibat insufisiensi vena berhubungan dengan tekanan vena dan volume darah vena yang melewati katup yang inkompeten. B. Keterbatasan Penelitian ini masih jauh dari sempurna, dan memiliki keterbatasan antara lain: pemeriksaan pada tungkai bawah yang menggunakan tehnik yang paling sederhana yaitu tourniquet. Pengkajian varises didasarkan atas asumsi peneliti yang menentukan ada tidaknya varises berdasarkan inspeksi dan palpasi. Pada beberapa subyek, pemeriksaan tidak dilakukan dalam waktu yang sama, misalnya di pagi atau siang hari karena keterbatasan subyek sedang bekerja atau sedang pergi, pemeriksaan dilakukan di malam hari, sehingga pencahayaan bisa mempengaruhi asumsi peneliti atas ada atau tidaknya varises.

39 BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara graviditas dengan varises tungkai bawah di RSUD Banjarsari Surakarta tahun 2012, semakin tinggi nilai graviditas, maka akan semakin tinggi pula nilai derajat varises. B. Saran 1. Bagi ibu hamil Ibu hamil terutama multigravida agar mempertahankan berat badan normal dan olahraga secara teratur, menghindari posisi berdiri atau duduk terlalu lama dan menghindari menyilangkan kaki pada lutut serta menyilangkan kaki pada mata kaki. 2. Bagi profesi kebidanan Bidan agar dapat meningkatkan asuhan kebidanan untuk mengatasi keluhan ringan pada varises, salah satunya dengan cara meninggikan kaki ketika berbaring. 3. Bagi masyarakat Masyarakat khususnya suami dan keluarga agar lebih memperhatikan dalam perencanaan kehamilan, memberikan dukungan kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya varises pada kehamilan 30

40 31 4. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya agar lebih menggali informasi dari responden secara lebih mendalam, mengenai faktor KB hormonal yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Varises Tungkai 2.1.1. Pengertian Varises Tungkai Varises ( vena varikosa ) adalah pelebaran dari vena superfisial yang menonjol dan berliku-liku pada ekstremitas bawah, sering

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

Pengertian trombosit dan Vena

Pengertian trombosit dan Vena 1 Pengertian trombosit dan Vena Lailatul Munawaroh TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas browsing artikel dari internet OLEH LAILATUL MUNAWAROH NIM: G0C015012 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. R P 1 A 1

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. R P 1 A 1 ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. R P 1 A 1 AKSEPTOR IUD DENGAN KEPUTIHAN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Ujian Akhir Program Kompetensi Bidan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Varices 2.1.1. Definisi Varices Varises (varices) adalah pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lama Berdiri Sikap kerja berdiri merupakan salah satu sikap kerja yang sering dilakukan ketika melakukan sesuatu pekerjaan. Berat tubuh manusia akan ditopang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional yaitu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional yaitu rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Dwika Suryaningdyah Abstrak Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering merupakan faktor utama terjadinya prolapsus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi di segala aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perubahan-perubahan yang terjadi di segala aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya perubahan-perubahan yang terjadi di segala aspek kehidupan turut mempengaruhi struktur dari masalah ketenagakerjaan hingga hubungan industrial. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Disusun Oleh : FEBRI MARYANI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. Muthiah Rissa Pratiwi, S.S.T. Abstrak Kanker leher rahim adalah kanker

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASFIKSIA NEONATORUM DENGAN DAYA REFLEK SUCKING PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 0 HARI DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ASFIKSIA NEONATORUM DENGAN DAYA REFLEK SUCKING PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 0 HARI DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA ASFIKSIA NEONATORUM DENGAN DAYA REFLEK SUCKING PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 0 HARI DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. U UMUR 30 MENIT HIPOTERMIA SEDANG DENGAN RIWAYAT ASFIKSIA SEDANG DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KARANGANYAR

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. U UMUR 30 MENIT HIPOTERMIA SEDANG DENGAN RIWAYAT ASFIKSIA SEDANG DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KARANGANYAR ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. U UMUR 30 MENIT HIPOTERMIA SEDANG DENGAN RIWAYAT ASFIKSIA SEDANG DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik

BAB I PENDAHULUAN. aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Varises adalah vena normal yang mengalami dilatasi akibat pengaruh peningkatanan tekanan vena. Varises ini merupakan suatu manifestasi yang dari sindrom insufisiensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA Siti Aisyah* Titi Sri Budi** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ANISA RETNO KUMALASARI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS GAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Oleh : NANIK ROHMAWATI

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA Ny. K G 2 P 1 A 0 DENGAN RETENSIO PLASENTA DISERTAI SYOK HIPOVOLEMIK RINGAN DAN ANEMIA RINGAN DI RSUD SURAKARTA

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA Ny. K G 2 P 1 A 0 DENGAN RETENSIO PLASENTA DISERTAI SYOK HIPOVOLEMIK RINGAN DAN ANEMIA RINGAN DI RSUD SURAKARTA ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA Ny. K G 2 P 1 A 0 DENGAN RETENSIO PLASENTA DISERTAI SYOK HIPOVOLEMIK RINGAN DAN ANEMIA RINGAN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH LATIFAH NUR ALIFIA R

KARYA TULIS ILMIAH LATIFAH NUR ALIFIA R KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN WUS TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH KERJA III PUSKESMAS MANAHAN SURAKARTA LATIFAH NUR ALIFIA R1115053 PROGRAM STUDI D

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Program

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR ARTI SINGKATAN, LAMBANG, DAN ISTILAH... vii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

TANDA-TANDA KEHAMILAN

TANDA-TANDA KEHAMILAN Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Kode : BD 301 Dosen : Rosmainun, M.Kes Materi: 1. Menjelaskan tentang tanda tidak pasti kehamilan 2. Menjelaskan tentang tanda kemungkinan kehamilan 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tergolong tinggi, tercatat pada tahun 2006 jumlah kematian ibu 253 / 100.000 kelahiran hidup, di mana angka ini masih menduduki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2012 angka kematian ibu adalah sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup, rata-rata kematian ini jauh melonjak

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Elfitri Rosita Febriyany INTISARI Tingginya angka kesakitan dan kematian ibu maternal salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-24 sampai dengan minggu ke-28. Tepat sebelum pertumbuhan abdomen

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-24 sampai dengan minggu ke-28. Tepat sebelum pertumbuhan abdomen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri punggung bawah / panggul saat kehamilan mencapai puncak pada minggu ke-24 sampai dengan minggu ke-28. Tepat sebelum pertumbuhan abdomen mencapai titik maksimum.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS X SMA N 1 NGLUWAR MAGELANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS X SMA N 1 NGLUWAR MAGELANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI KELAS X SMA N 1 NGLUWAR MAGELANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode cross sectional mencari hubungan lamanya LAMANYA PENGGUNAAN IUD TIDAK

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan metode cross sectional mencari hubungan lamanya LAMANYA PENGGUNAAN IUD TIDAK BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan metode cross sectional mencari hubungan lamanya penggunaan IUD dengan kejadian keputihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit vena merupakan salah satu penyakit yang sering diderita oleh penduduk negara maju dan negara berkembang. Penyakit vena kronis dapat memiliki dampak

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.U G 4 P 3 A 0 UMUR 41 TAHUN HAMIL MINGGU DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI BERAT DI RSUD dr.soehadi PRIJONEGORO SRAGEN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.U G 4 P 3 A 0 UMUR 41 TAHUN HAMIL MINGGU DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI BERAT DI RSUD dr.soehadi PRIJONEGORO SRAGEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.U G 4 P 3 A 0 UMUR 41 TAHUN HAMIL 24 +2 MINGGU DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI BERAT DI RSUD dr.soehadi PRIJONEGORO SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Peryaratan Ujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan endometriosis dengan

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan endometriosis dengan BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan endometriosis dengan infertilitas. Sampel merupakan pasien rawat inap yang telah menjalani perawatan pada Januari 2012-Juli 2013. Data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah praeksperimen dengan pendekatan static

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah praeksperimen dengan pendekatan static BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh hipnosis pada ibu bersalin primigravida

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSIA BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSIA BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSIA BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh : ERLINA SEPTRIANAWATI J.100 040 010 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ARLINA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh : ATANIA RACHMA ANINDITA NIM: R1114016 PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Varises merupakan suatu kondisi terjadinya pelebaran pembuluh darah, terutama pembuluh darah balik (vena). Varises bisa terjadi di bagian tubuh manapun, namun lebih

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Saint

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik

BAB 3 METODE PENELITIAN. digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang akan digunakan pada penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi, teknik sampling dan sampel, tempat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima puluh persen individu mengalami berbagai tipe

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Asuhan pada masa nifas diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang beralamat di Jalan Kolonel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan yang digunakan adalah case control untuk mempelajari hubungan obesitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PAKISJAYA KARAWANG KARYA TULIS ILMIAH OLEH : SITI SURYATI NIM : R1113079 PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO Nur Aini Rahmawati 1, Titin Rosyidah 2, Andrya Marharani 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

ASUHAN. Oleh : R commit to user

ASUHAN. Oleh : R commit to user ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. R G 1 P 0 A 0 UMUR KEHAMILAN 39 + 5 MINGGU DENGAN INDUKSI ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RSUD SUKOHARJO KARYAA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY S G3P2A0 HAMIL

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY S G3P2A0 HAMIL HALAMAN PERSETUJUAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY S G 3 P 2 A 0 HAMIL 9 MINGGU DENGANABORTUS INCOMPLETUS DAN ANEMIA SEDANG DI BANGSAL BOUGENVILE RSUD SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Telah Disetujui Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai adalah studi retrospektif dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SOFIA PARAMITA R

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SOFIA PARAMITA R HUBUNGAN MOTIVASI PEMENUHAN TARGET KOMPETENSI ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN TERHADAP KETERAMPILAN MAHASISWI KEBIDANAN SEMESTER 4 DALAM MANAJEMEN AKTIF KALA III DI PONEK RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari perbedaan antara perubahan pola menstruasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasional, dimana teknik observasi ini adalah cara pengumpulan data yang

BAB III METODE PENELITIAN. observasional, dimana teknik observasi ini adalah cara pengumpulan data yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian observasional, dimana teknik observasi ini adalah cara pengumpulan data yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bagian Obstetri

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN 15 SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN 15 SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH digilib.uns.ac.id i HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SDN 15 SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU 1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan gelar Sarjana Saint Terapan Disusun oleh : AGUSTINA MAR ATUS SHOLICHAH

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4. 2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perineum merupakan bagian penting pada saat proses persalinan yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan pada saat proses persalinan secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh : Theresia

Lebih terperinci

RUPTUR TENDO ACHILLES

RUPTUR TENDO ACHILLES RUPTUR TENDO ACHILLES LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makro Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Yunita Ekawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Yunita Ekawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN PERBANDINGAN ANTARA PEMASANGAN TOURNIQUET UNILATERAL DAN BILATERAL PADA EXTREMITAS INFERIOR UNTUK MENGURANGI PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ANESTESI SPINAL DI RSO. Prof. Dr. R. SOEHARSO SURAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA BAYI NY.S DI BANGSAL DAHLIA RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA BAYI NY.S DI BANGSAL DAHLIA RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA BAYI NY.S DI BANGSAL DAHLIA RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Ujian Akhir Program Kompetensi Bidan di Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative research, atau penelitian uji hubungan, dengan studi observasional untuk mengetahui bagaimana hubungan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.Kariadi Semarang setelah ethical BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. observasional cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan observasional analitik karena peneliti hanya mengobservasi tanpa melakukan perlakuan terhadap obyek yang akan diteliti. Desain penelitian

Lebih terperinci

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN POST SECTIO CAESARIA PADA BIDAN YANG BERTUGAS DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DATU BERU TAKENGON RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah Analitik Kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan bentuk studi korelasional yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan kekurangan

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WONOREJO KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WONOREJO KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WONOREJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan PERBEDAAN KECEMASAN PERSIAPAN PERSALINAN ANTARA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. P G 2 P 0 A 1 DENGAN RETENSIO PLASENTA DI VK RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. P G 2 P 0 A 1 DENGAN RETENSIO PLASENTA DI VK RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. P G 2 P 0 A 1 DENGAN RETENSIO PLASENTA DI VK RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Ujian Akhir Program Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Obstetri Ginekologi, khususnya Obstetri Sosial. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR DI BPM R JATISRONO KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR DI BPM R JATISRONO KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI BARU LAHIR DI BPM R JATISRONO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan HAFARI FAJRIA NURIL

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan masalah penelitian

Lebih terperinci

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 713 Try Out Ke-3 Kelas XI SMA IPA PEMBAHASAN TO-3 KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 halaman 10 dari 8 halaman Website: www.quin.web.id, e-mail: belajar yuk@hotmail.com 713 Try Out Ke-3

Lebih terperinci

SOFIA PARAMITA R

SOFIA PARAMITA R HUBUNGAN MOTIVASI PEMENUHAN TARGET KOMPETENSI ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN TERHADAP KETERAMPILAN MAHASISWI KEBIDANAN SEMESTER 4 DALAM MANAJEMEN AKTIF KALA III DI PONEK RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci