BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Air merupakan sumberdaya alam yang vital dan sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya. Air juga merupakan unsur utama dalam fungsinya sebagai penunjang kelestarian dan keseimbangan alam. Sebagai sumberdaya alam yang vital tentu saja air memiliki banyak fungsi maupun karakteristik. Fungsi dan karakteristik itu berbeda-beda sesuai dengan penggunaan, pengelolaan maupun distribusinya. Air pada dasarnya memiliki jumlah serta volume yang tetap, hanya dalam distribusinya pada setiap daerah akan berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan karakteristik fisik suatu daerah maupun perbedaan faktor makhluk hidup dalam pemakaiannya. Seringkali akibat perbedaan distribusinya, air justru menimbulkan permasalahan-permasalahan yang berdampak signifikan terhadap kehidupan. Permasalahan tidak hanya dalam bentuk bencana seperti kekeringan maupun banjir namun pada era modern ini terdapat permasalahan yang berpotensi mengganggu kehidupan seperti buruknya kualitas maupun kuantitas air. Permasalahan kualitas maupun kuantitas air saat ini menjadi penting dalam penelitian karena sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan makhluk hidup khususnya manusia. Kebutuhan manusia terhadap air tersebut antara lain yaitu dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga, seperti mandi, air minum, memasak, cuci dan keperluan lain. Selain kebutuhan rumah tangga, manusia dalam segala aktivitas dan kegiatannya juga menggunakan air sebagai fungsi pemenuhan kebutuhan industri dengan segala macam produksi industri. Khususnya pada kegiatan industri, sumberdaya air digunakan dengan jumlah yang besar. Hal ini dikarenakan kebutuhan proses produksi pada industri maupun aktivitas lain sangat memerlukan air dengan jumlah besar. Semakin besar industri 1

2 tersebut maka kebutuhan air cenderung lebih besar seperti pada penelitian kali ini yang meneliti tentang kualitas air pada Sungai Donan sekitar industri besar yaitu industri kilang minyak Pertamina RU IV di Cilacap. Permasalahan utama dari adanya industri kilang minyak di daerah Cilacap tersebut kebutuhan air yang sangat besar serta potensi pencemaran air. Pengolahan minyak mentah (crude oil) pada industri kilang minyak sangat membutuhkan air yang merupakan bahan baku dalam proses pengolahan. Penggunaan air dalam pengolahan minyak mentah tersebut sangat berpotensi menimbulkan adanya penurunan kualitas air dan juga efek yang lebih buruk adalah pencemaran air karena air limbah dari industri kilang minyak tersebut dialirkan melalui saluran air limbah ke sungai. Menurut Harimurthy (2002), kualitas air Sungai Donan pada stasiun pengamatan yang berada di sekitar industri kilang minyak dan aktivitas masyarakat cenderung memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan kualitas air Sungai Donan yang berada jauh dari industri kilang minyak. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian berupa suhu dan BOD yang tinggi serta rendahnya bahan organik, nitrat, DO, orthofosfat, redoks potensial sehingga menunjukkan adanya penurunan kualitas air. Air limbah dari industri kilang minyak tersebut pada umumnya terdiri dari senyawa hidrokarbon, berbagai unsur logam (misal: Cd, Cr, Hg, Pb, Zn, Ni, Cu) serta non hidrokarbon seperti senyawa nitrogen, sulfur, oksigen dan residu berupa aspal. Apabila dalam limbah cair senyawa dan unsur tersebut memiliki kandungan melewati ambang batas maka termasuk dalam kategori limbah B3 yaitu Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun karena sifat dan kadarnya dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), tertera bahwa limbah cair dari pembuangan pengolahan minyak mentah termasuk kedalam daftar limbah B3 dari sumber spesifik dengan kode kegiatan 2320, maka pengelolaannya diperlukan penanganan secara baik sehingga tidak mencemari lingkungan (BAPEDAL, 2001). 2

3 Walaupun terdapat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di kilang minyak tersebut untuk merubah limbah cair menjadi air limbah, namun potensi penurunan kualitas air pada sungai dan pencemaran air sungai akibat polutan yang terkandung di air limbah tersebut tetap ada jika dalam analisa lapangan ditemukan kandungan polutan yang melebihi ambang batas. Umumnya air limbah juga dapat mempengaruhi kualitas air dengan adanya peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang ditandai oleh kurangnya kandungan oksigen, karakteristik ph, suhu, warna dan lainnya. Hal ini apabila tidak sesuai dengan baku mutu dapat berdampak buruk pada ekosistem. Rendahnya kualitas air pada sungai tentu saja akan memiliki dampak dan mempengaruhi aktivitas manusia di daerah sekitar pembuangan air limbah kilang minyak tersebut. Dampak yang ditimbulkan oleh rendahnya kualitas air umumnya merupakan dampak negatif. Berdasarkan pengamatan penulis, sungai sekitar pembuangan air limbah kilang minyak merupakan sungai yang melewati permukiman padat penduduk di sebelah timur dan juga perkampungan di sebelah barat sungai. Sungai di daerah pengamatan merupakan urat nadi penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan dan di daerah sekitar sungai juga terdapat lokasi pembudidayaan ikan serta kepiting, sehingga kemungkinan kualitas air dapat mempengaruhi aktivitas penduduk karena air sungai juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan penunjang perekonomian (budidaya & transportasi). Hal tersebut menjadi dasar perlunya penelitian di daerah ini karena ketersediaan air dengan kualitas baik merupakan bagian yang selayaknya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat daerah penelitian, sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan baik dari segi kualitas dan dapat digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia Rumusan Masalah Keberadaan industri pada sekitar Sungai Donan dapat memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung khususnya terhadap lingkungan sekitar sungai. Apalagi industri di sekitar sungai ini memiliki karakteristik yang cukup spesifik yaitu 3

4 merupakan industri yang sangat besar dan termasuk industri MIGAS. Industri MIGAS di sekitar sungai yang menjadi kadar dalam penilitian ini adalah industri kilang minyak PT. Pertamina RU IV Cilacap. Kilang minyak tersebut terlibat dalam pemrosesan bahan mentah berupa minyak mentah (crude oil) menjadi beberapa jenis hasil output proses pengolahan, misalnya : bensin, kerosin, solar, aspal dan lain sebagainya. Proses pengolahan minyak mentah maupun proses produksinya akan menghasilkan suatu limbah dengan berbagai sifat, karakteristik dan dampaknya. Berdasarkan letak dan lokasi dari kilang minyak yang berada di tepian sungai, maka air limbah akan dibuang dan disalurkan ke perairan sungai di tepi kilang tersebut yaitu Sungai Donan. Terlepas adanya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) pada kilang minyak tersebut namun potensi adanya kadar bahan pencemar yang melewati ambang batas tentu masih ada. Jika hal tersebut terjadi maka akan menghasilkan dampak yang negatif berupa penurunan kualitas air sungai maupun pencemaran air sungai. Daerah sekitar Sungai Donan terdiri dari permukiman cukup padat di sebelah timur dan juga perkampungan di sebelah barat. Selain permukiman terdapat pula kawasan kecil budidaya ikan maupun kepiting di sekitar sungai. Apabila terdapat masalah rendahnya kualitas air maka akan berpengaruh terhadap budidaya ikan, kepiting maupun biota-biota sungai yang menjadi sumber mata pencaharian nelayan serta petani tambak. Permasalahan yang mucul yaitu penduduk juga menggunakan air dari sungai untuk berbagai kebutuhan. Jika kualitas air sungai yang digunakan cukup baik maka bukanlah suatu masalah, namun untuk sungai yang dilewati berbagai jenis industri besar seperti Sungai Donan maka kualitas air sungai tersebut perlu diteliti agar dapat memberikan informasi representatif kaitannya dengan kualitas air sungai. Berdasarkan uraian tersebut di atas, beberapa pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan antara lain : a) Bagaimana kualitas air limbah pada outlet saluran air limbah Pertamina RU IV Cilacap dan dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun

5 b) Bagaimanakah kualitas fisika dan kimia air pada perairan Sungai Donan yang berasosiasi dengan saluran pembuangan air limbah kilang minyak Pertamina RU IV Cilacap jika dibandingkan dengan klasifikasi mutu air kelas III baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001? dan bagaimana pengaruh air limbah Pertamina terhadap kualitas air Sungai Donan? Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Studi Kualitas Air di Sungai Donan Sekitar Area Pembuangan Limbah Industri Pertamina RU IV Cilacap 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam studi penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui kualitas fisika dan kimia air limbah pada outlet saluran air limbah Pertamina RU IV Cilacap dan dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun Mengetahui kualitas fisika dan kimia air pada perairan Sungai Donan yang berasosiasi dengan saluran pembuangan air limbah kilang minyak Pertamina serta dibandingkan dengan klasifikasi mutu air kelas III baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, serta pengaruh air limbah Pertamina terhadap kualitas air Sungai Donan Sasaran Penelitian Sasaran yang dituju dari penelitian ini terdiri dari tiga aspek antara lain kualitas air sebagai aspek utama, dampak air limbah industri serta masyarakat sekitar tentang adanya pembuangan air limbah yang digunakan sebagai informasi tambahan. Kualitas air yang dianalisa terdiri dari parameter fisika maupun parameter kimia. Parameter fisika yang dianalisa antara lain suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan, total suspended solid (TSS), total dissolved solid (TDS) dan daya hantar listrik (DHL). Parameter kimia yang dianalisa adalah ph, BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), fenol, sulfida (H2S), timbal (Pb), merkuri (Hg) sebagai logam berat dan kandungan minyak (Oil Content). 5

6 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah terkait kondisi kualitas air daerah penelitian serta dapat membandingkan dan melakukan evaluasi terhadap penelitian-penelitian dengan tema serta lokasi yang berkaitan yang sebelumnya telah dilakukan. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi maupun acuan penelitian selanjutnya yang memiliki kesamaan maupun kemiripan tema penelitian, sehingga berguna bagi penelitian di masa datang. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam studi kasus sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan. Manfaat lain dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai saran terhadap industri terkait serta pemerintah daerah khususnya dalam melakukan evaluasi dan pelestarian lingkungan khususnya perairan Sungai Donan sekitar industri kilang minyak Tinjauan Pustaka a. Air Permukaan Air adalah satu-satunya zat yang terdapat di permukaan bumi yang secara alami memiliki 3 wujud yang berbeda. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan senyawa kimia dengan rumus H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air pada kondisi standar bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau (Allafa, 2008). Definisi air berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 adalah semua air yang terdapat pada, diatas ataupun dibawah permukaan tanah, namun air laut dan air fosil tidak termasuk. Air pada definisi tersebut termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, maupun air laut yang berada didarat (hasil fenomena pasang surut maupun intrusi). Air pada dasarnya merupakan bagian penting dari sumberdaya alam yang mempunyai karakteristik berbeda dengan sumberdaya alam lainnya. Air bersifat dinamis yaitu air secara alamiah akan mengalir dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah, mengalir dari hulu ke hilir serta mengalir baik 6

7 di permukaan tanah maupun di dalam tanah (Kodoatie & Sjarief, 2006). Air selain bersifat dinamis juga mengalami sirkulasi yang disebut dengan siklus hidrologi. Siklus hidrologi dapat diartikan dengan air yang berasal dari permukaan tanah dan laut menguap ke udara, setelah mengalami berbagai proses lalu berubah menjadi awan dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan (Suyono, 2006). Gambar 1.1. Siklus Hidrologi (Hammer & Kichan, 1981) Air merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui (terbarukan). Artinya yaitu air akan selalu mendapatkan imbuhan dari sumber utama yaitu hujan sesuai dengan waktu maupun musimnya sepanjang tahun. b. Sungai Donan Sungai Donan merupakan bagian dari DAS (Daerah Aliran Sungai) Donan yang terletak di Kabupaten Cilacap. Panjang keseluruhan sungai tersebut menurut Dirjen Sumberdaya Air Departemen Pekerjaan Umum yaitu sebesar 19,50 Km dan termasuk sungai yang lebar. Sungai Donan memiliki hulu di perbukitan sekitar 7

8 Kecamatan Jeruklegi dan juga Kecamatan Kawunganten serta bermuara di selat Nusakambangan pada Kecamatan Cilacap Selatan. Secara umum, sungai pada daerah penelitian membagi dua bagian yang sangat berbeda apabila dilihat dari karakteristiknya. Sungai Donan yang berada di perairan estuari cukup dipengaruhi oleh adanya pasang surut air laut, arus pantai dan juga aliran sungai (Dowell and Connor, 1977 dalam Harimurthy, 2002) sehingga perairan di daerah ini terkadang bersifat payau dengan berbagai variasi salinitas. Hal ini ditandai dengan adanya mangrove di sekitar daerah penelitian. Bagian barat didominasi oleh dataran lumpur dan mangrove serta adanya perdesaan pada Kelurahan Kutawaru. Bagian timur didominasi oleh permukiman perkotaan serta adanya industri-industri besar seperti Pertamina, Holcim, PUSRI (Pupuk Sriwijaya) dan juga Bogasari yang dominan berada pada Kecamatan Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan. Selain itu di bagian timur sungai juga terdapat beberapa pelabuhan-pelabuhan kecil baik sebagai pelabuhan khusus transportasi industri, pelabuhan wisata bahari maupun pelabuhan penyeberangan. Adanya industriindustri besar khususnya industri kilang minyak Pertamina di sekitar Sungai Donan pada daerah penelitian menyebabkan sungai ini menjadi rentan terhadap penurunan kualitas air. c. Pencemaran Secara sederhana, antara aktivitas manusia dan timbulnya dampak-dampak lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi dan membentuk siklus. Manusia yang semakin beragam kebutuhannya harus melakukan adaptasi dengan lingkungannya demi tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan hidup tersebut dilakukan dengan mengembangkan teknologi khususnya pada teknologi industri, namun efek samping dari pengembangan teknologi industri adalah menghasilkan limbah-limbah. Hal ini dikarenakan penggunaan air pada industri sangatlah beragam. Penggunaan air antara lain untuk alat bantu utama dalam kerja pada proses-proses industri serta pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik sebagai pusat kebutuhan energi utama industri. Selain itu juga air digunakan sebagai sarana 8

9 pembersihan (cleaning) baik sebagai pembersihan area atau alat alat (mesin) produksi. Air juga berperan sebagai media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses yaitu dalam bentuk steam. Selain itu air digunakan sebagai pendingin (cooler) alat-alat industri yang cenderung mudah dan murah. Air juga difungsikan sebagai air baku pada kebutuhan sehari-hari (utilitias) pekerja industri baik sebagai air minum, MCK dan sebagainya. Tentu saja dari berbagai penggunaan air diatas akan menghasilkan air limbah yang mengandung bahan-bahan pencemar dan berpotensi untuk memberikan dampak terhadap pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air pada badan air dimana air limbah tersebut dibuang. Industri Pertamina RU IV Cilacap sebagai komponen yang berkaitan dalam penelitian kali ini merupakan kilang pengolahan minyak mentah yang termasuk terbesar di Asia Tenggara. Pertamina RU IV Cilacap memiliki kapasitas produksi terbesar yakni barrel/hari, dan mempunyai fasilitas terlengkap dibandingkan kilang minyak lain di Indonesia. Kilang ini bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Kilang minyak ini memproses minyak mentah (crude oil) menjadi berbagai produk. Produk yang dihasilkan oleh Pertamina RU IV Cilacap antara lain produk non BBM (Bahan Bakar Minyak) dan juga produk BBM (Pertamina, 2012). Minyak mentah sebagai bahan baku utama pada pengolahan minyak terdiri dari berbagai senyawa hidrokarbon. Adapun senyawa lain yang terkandung dalam minyak mentah, seperti sulfur, nitrogen, oksigen dan logam hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Senyawa-senyawa hidrokarbon memiliki panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Supaya dapat dijadikan untuk berbagai keperluan, komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan titik didihnya. Berdasarkan proses tersebut maka dapat dihasilkan produk-produk antara lain avtur, bensin, solar, aspal dan lain sebagainya (Nawawi, 1955). Pengolahan limbah pada kilang minyak Pertamina RU IV Cilacap menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang mampu mengolah 4000 m³/hari air limbah. Air limbah melewati berbagai proses lalu 9

10 ditampung pada Clean Water Tank sebagai air limbah dengan kualitas yang lebih baik. Selanjutnya air limbah tersebut dikeluarkan melalui outlet ke Kali Anget. Kali Anget merupakan saluran air limbah yang berupa sungai kecil dari kilang yang langsung memiliki outlet di Sungai Donan. Pencemaran lingkungan terjadi jika pada suatu lingkungan terdapat suatu bahan dengan kandungan atau kadar yang tinggi hasil aktivitas manusia yang akhirnya justru dapat merugikan manusia ataupun makhluk hidup lainnya (Amsyari, 1976). Salah satu bagian dari pencemaran lingkungan yang menjadi titik fokus kajian adalah pencemaran air. Pencemaran air merupakan suatu perubahan keadaan maupun karakteristik air pada suatu penampung air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Akibatnya yaitu terdapat penurunan kualitas air hingga mencapai tingkat tertentu yang menyebabkan pencemaran air sehingga tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air tersebut dapat terjadi pada berbagai penampung air dengan skala pencemaran yang berbeda-beda. Khususnya untuk perairan terbuka seperti pada sungai, potensi pencemaran air akan jauh lebih besar. Hal ini disebabkan perairan terbuka seperti sungai cenderung lebih mudah terpengaruh oleh dinamika lingkungan sekitar seperti pembuangan limbah baik domestik, pertanian maupun industri. d. Air Limbah Air limbah menurut Ehless dan Steel merupakan cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat lainnya yang pada umumnya memiliki kandungan bahan-bahan maupun zat yang dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan dan membahayakan kehidupan manusia (Chandra, 2006). Pengertian lain dari air limbah adalah kombinasi dari cairan limbah/limbah cair dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama 10

11 dengan air tanah, air pemukiman dan air hujan yang mungkin ada (Kusnoputranto, 1985). Sumber air limbah antara lain (Kusnoputranto, 1985) : 1. Air limbah rumah tangga (domestic wastes water) 2. Air limbah kota praja (municipal wastes water) 3. Air limbah industri (industrial wastes water) Air limbah memiliki karakteristik berbeda-beda sesuai dengan sumber pembuangannya. Untuk air limbah yang berasal dari industri khususnya industri pengolahan minyak/kilang minyak pada umumnya memiliki karakteristik yang lebih kuat dan lebih memiliki dampak lingkungan dibandingkan dengan limbah yang berasal dari kegiatan pertanian maupun domestik. Hal ini dikarenakan air limbah industri mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumberdaya (Ginting, 2007). Limbah B3 menurut BAPEDAL (1995) adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifatnya (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta kadar atau jumlahnya dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contohnya, limbah B3 antara lain terdiri dari logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Pengkajian terhadap limbah B3 khususnya logam berat sangatlah diperlukan karena pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam kadar rendah. e. Kualitas Air Limbah-limbah yang dihasilkan oleh industri dengan berbagai sifat dan karakteristiknya dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Terdapat indikator apabila kondisi air telah mengalami penurunan kualitas, yaitu (Wardhana, 1995) : 1. Adanya perubahan suhu air. 2. Adanya perubahan ph atau kadar ion hidrogen. 11

12 3. Adanya perubahan warna, bau dan rasa dari air. 4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. 5. Adanya mikroorganisme. 6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Indikator diatas merupakan indikator yang secara umum untuk mengetahui apakah air telah mengalami penyimpangan dari kondisi normal atau belum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, makna dari kualitas air adalah sifat air serta kandungan makhluk hidup, zat, energi maupun komponen lain dalam air yang dinyatakan dengan parameter fisika, kimia dan biologi (Effendi, 2003). Parameter kualitas air yang terbagi 3 cenderung lebih menunjukkan bagaimana kondisi kualitas air secara khusus dan juga detail berdasarkan karakteristik dan pengaruh parameter-parameternya. Secara fisika air dengan kualitas baik harus jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, temperatur normal dan tidak mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TSS dan TDS) (Sutrisno dan Suciastuti, 2002). Secara kimia terdiri dari derajat keasaman (ph), kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD dan COD), kandungan logam, nutrien/hara, kesadahan dan sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian, parameter-parameter kualitas air yang dikaji khususnya sebatas pada parameter fisika dan parameter kimia yaitu antara lain : 1) Parameter Fisika a. Suhu Suhu air pada umumnya dinyatakan dalam satuan ºC atau ºF. Suhu air dalam hal ini mempengaruhi dan mengendalikan proses fisika, kimia, biologi suatu badan air dan juga kondisi ekosistem perairan (Effendi, 2003). Perubahan suhu air dalam konteks perairan dekat industri biasanya disebabkan oleh penggunaan air sebagai pendingin alat-alat maupun industri. Oleh karena fungsi tersebut maka efek yang dihasilkan yaitu air menjadi panas. Air pendingin yang telah panas apabila dibuang ke perairan khususnya sungai maka air sungai akan mengalami perubahan suhu. Peningkatan suhu 12

13 berbanding terbalik dengan kadar oksigen terlarut sehingga hal ini akan berdampak pada organisme di air. b. Warna, bau dan rasa Air dalam keadaan normal dan bersih tidak memiliki warna (bening dan jernih). Warna air pada umumnya disebabkan oleh pengaruh bahan buangan dan air limbah baik berupa bahan anorganik maupun organik. Limbah tersebut dapat larut dalam air dan menyebabkan adanya perubahan warna. Air yang tercemar tidak mutlak harus memiliki warna, namun air yang tidak berwarna juga dapat diindasikan tercemar. Hal ini dikarenakan zat-zat beracun pada justru terdapat pada bahan pencemar yang tidak mengakibatkan perubahan warna (Wardhana, 1995). Bau pada air disebabkan oleh limbah cair itu sendiri maupun hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba yang hidup dalam air. Adanya bau yang cukup menyengat pada air cukup dapat dijadikan acuan bahwa terdapat pencemaran air yang cukup parah. Rasa pada air biasanya disebabkan oleh larutnya ion-ion logam yang menyebabkan perubahan kadar ion hidrogen pada air. Apabila air memiliki rasa maka kemungkinan besar diikuti oleh perubahan ph air (Wardhana, 1995). Warna, bau dan rasa merupakan indikator pencemaran air secara estetika. Karena seharusnya air normal (dengan kualitas air yang baik) tidak berwarna, berbau dan berasa. c. Kekeruhan Kekeruhan menunjukkan sifat optik air yang ditentukan oleh banyaknya penyerapan dan pemancaran cahaya oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Menurut Davis dan Cornwell (1991, dalam Effendi, 2003) bahan organik dan anorganik yang terlarut maupun tersuspensi juga dapat mempengaruhi kekeruhan air. Bahan organik berupa plankton atau mikroorganisme dan juga bahan anorganik juga dapat mempengaruhi kekeruhan air. d. Konduktivitas/Daya Hantar Listrik (DHL) Daya Hantar Listrik (DHL atau electrical conductivity) adalah sifat menghantarkan listrik air. Air yang banyak mengandung garam akan mempunyai DHL tinggi (Danaryanto, 2008). Asam, basa dan garam memiliki sifat konduktor yang baik 13

14 sedangkan bahan organik yang tidak mengalami disosiasi merupakan konduktor yang buruk. Pengukurannya dengan alat Electrical Conductivity Meter (EC Meter), yang satuannya adalah mikro mhos/cm atau µmhos/cm. Air limbah industri memiliki nilai DHL hingga mencapai µmhos. e. Padatan Tersuspensi Total/Total Suspended Solid (TSS) Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS termasuk diantaranya yaitu lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke kadar TSS. Kadar TSS memiliki satuan mg/l. f. Padatan Terlarut Total/Total Dissolved Solid (TDS) Total padatan terlarut (TDS) adalah semua bahan dalam contoh air yang lolos melalui saringan membran yang berpori 2 μm atau lebih kecil dan dipanaskan 180 C selama 1 jam. Total dissolved solid yang terkandung di dalam air biasanya berkisar antara 20 sampai 1000 mg/l. Tidak seperti pengukuran total suspended solid yang dikeringkan dengan suhu 103 sampai 105 C, analisis total dissolved solid menggunakan suhu 180 C. Digunakan suhu yang lebih tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis. Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah (Misnani, 2010). Satuan yang digunakan dalam kadar TDS adalah mg/l. 14

15 2) Parameter Kimia a) ph / Derajat Keasaman ph merupakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda maupun larutan yang diukur dengan menggunakan skala ph antara 0 hingga 14. ph menyatakan tingkat kadar ion hidrogen (H+) dalam pelarut air (Asdak, 1995). Angka ph=7 berarti normal, ph<7 berarti basa dan ph>7 berarti asam. ph juga dapat dimanfaatkan sebagai indikator pencemaran air dilihat dari tingkat keasaman dan kebasaan dari air tersebut. b) Biochemical Oxygen Demand (BOD) BOD adalah kebutuhan oksigen biologis yang dibutuhkan mikroorganisme dalam air untuk dapat memecah/mendegradasi bahan buangan pada air. Dasar dari pengukuran ini yaitu karena adanya mikroorganisme yang dapat mendegradasi bahan buangan organik. Jumlah mikroorganisme juga dipengaruhi oleh kualitas air. Apabila air memiliki kualitas buruk atau tercemar maka jumlah mikroorganisme relatif sedikit (Wardhana, 1995). c) Chemical Oxygen Demand (COD) COD adalah kebutuhan oksigen kimiawi yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Tujuan dari analisis atau uji COD adalah untuk mengetahui kadar organik dalam limbah setelah masuk perairan sungai. Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa organik dapat menurunkan kualitas air. d) Dissolved Oxygen (DO) Oksigen merupakan gas yang tak berwarna, berbau dan berasa serta dapat terlarut dalam air. Oksigen yang terlarut dalam air dibutuhkan makhluk hidup air untuk mempertahankan hidupnya. Oksigen terlarut (DO) umumnya berasal dari hasil proses fotosintesis, difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk dan air hujan. Oksigen terlarut termasuk parameter penting untuk dapat mengetahui gerakan masssa air serta merupakan indikator yang cukup baik bagi proses-proses kimia dan biologi dalam air (Sastrawijaya, 1991). 15

16 e) Raksa/Merkuri (Hg) Merkuri merupakan unsur alami yang kebanyakan ditemukan di alam dalam bentuk gabungan dengan unsur lainnya. Merkuri pada perairan alami ditemukan dengan jumlah yang sangat kecil dan juga terdapat pada minyak mentah (crude oil). Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berada dalam bentuk cairan pada suhu normal (Effendi, 2003). Umumnya sumber utama alami merkuri adalah Cinnabar (HgS) atau merkuri sulfida (Waite, 1984) yang memilki sifat sukar larut dalam air. Merkuri memiliki fungsi yang sangat banyak khususnya dalam keperluan industri baik sebagai katalis maupun fungsi lain. Selain memiliki banyak fungsi, merkuri juga memiliki banyak dampak. Dampak yang dihasilkan pada umumnya merupakan dampak yang negatif khususnya apabila berada pada air limbah dan dibuang ke perairan. Merkuri yang terkandung pada air akan dapat mengkontaminasi ikan maupun makhluk hidup air lainnya. Merkuri juga dapat berdampak buruk bagi manusia apabila terkonsumsi baik melalui perantara makanan (konsumsi ikan & makhluk hidup air) dan juga penggunaan air secara langsung. Hal ini dikarenakan merkuri merupakan logam berat yang bersifat toksik baik secara langsung maupun tidak langsung (Fardiaz, 1992). f) Kandungan Minyak (Oil Content) Minyak sering digolongkan menjadi kelompok padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak yang terdapat pada air pada umumnya berasal dari sumbersumber yang berbeda. Diantaranya yaitu berasal dari pembersihan/cleaning mesinmesin industri, pengeboran minyak, kebocoran kapal tanker dan juga dari limbah buangan pabrik pengolahan minyak. Kandungan atau kontaminasi minyak pada air banyak memberikan dampak yang merugikan terhadap kualitas air secara umum. Kerugian tersebut antara lain minyak dapat menghambat penetrasi sinar ke dalam air, menurunnya oksigen terlarut (DO) karena minyak menghambat pengambilan Oksigen. Dampak yang paling signifikan dengan adanya kontaminasi minyak yaitu menggangu kehidupan air seperti tumbuhan, ikan maupun organisme lain (Hendrawan, 2005) 16

17 g) Sulfida sebagai H2S Sulfida adalah suatu bentuk ion dari sulfur dimana satu ion sulfur tersebut membutuhkan 2 elektron lagi pada kulit terluarnya untuk mencapai kestabilannya. Karena membutuhkan 2 ion lagi maka dilambangkan S2ˉ. Contoh senyawa sulfida yaitu H2S (Hidrogen Sulfida). Sulfida merupakan salah satu toksikan yang dapat dihasilkan dari industri penyamakan kulit, kilang minyak, industri gula dan beberapa industri lainnya. H2S merupakan salah satu gas yang sangat berbahaya, menempati kedudukan kedua setelah Hidrogen Sianida (HCN) dan dengan tingkat racun yang sangat tinggi lima sampai enam kali lebih beracun dari karbon monoksida. Dapat larut dalam air maupun hidrogen cair (Alaert dan Santika, 1984). Kandungan sulfida dalam air berasal dari H2S yang teroksidasi menjadi sulfida. Pada perairan yang mengandung banyak bahan organik dan sedikit kandungan oksigen, sulfida berperan sebagai sumber oksigen dalam proses oksidasi yang dilakukan bakteri anaerob. Sulfida juga dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organik yang mengandung belerang oleh bakteri anaerob. Tinggi rendahnya kandungan sulfida pada tubuh air dipengaruhi oleh banyaknya air limbah yang masuk. Khususnya pada daerah industri MIGAS, senyawa ini bisa berasal dari sisa-sisa pengolahan minyak bumi yang masih mengandung H2S dengan kadar tinggi (Hutagaol, 2009). h) Fenol Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas dan memiliki Rumus kimia C6H5OH. Fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat melepaskan ion H + dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air. Fenol merupakan senyawa kimia yang umum ditemukan pada air limbah hasil buangan industri kilang minyak. Fenol berasal dari senyawa aromatik seperti benzena yang memang dihasilkan dalam pengolahan minyak mentah menjadi olahan minyak 17

18 yang sudah jadi. Senyawa fenol memiliki sifat yang mudah larut dalam air dan juga cenderung bersifat asam. Hal ini menjadikan fenol bersifat toksik apabila kadarnya tinggi di dalam air (Koryana, 1990). i) Timbal Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam, dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam golongan IV-A pada Tabel Periodik unsur kimia. Timbal (Pb) pada awalnya adalah logam berat yang secara alami terdapat didalam kerak bumi. Namun, timbal juga bisa berasal dari kegiatan manusia, bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami. Pb memiliki titik lebur rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan (korosi). Apabila dicampur dengan logam lain akan terbentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya. Timbal pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Kadar timbal pada air alamiah pada umumnya rendah. Kadar dan toksisitas timbal dipengaruhi oleh kesadahan, ph, alkalinitas, dan kadar oksigen. Minyak bumi yang diolah menjadi bahan bakar yang mengandung timbal juga memberikan kontribusi yang berarti bagi keberadaan timbal di dalam air (Effendi, 2003). f. Baku Mutu Kualitas air dengan berbagai parameternya perlu disesuaikan dengan baku mutu agar sesuai dengan peruntukannya dan juga sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Baku mutu lingkungan hidup merupakan batas atau kadar mahluk hidup, zat energi atau komponen yang ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2009), sedangkan baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar zat energi, makhluk hidup atau komponen lain yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air. 18

19 1.7. Tinjauan Empiris Penelitian tentang kualitas air telah banyak dilakukan oleh penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Harimurthy (2002) dengan tujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobentos sebagai spesies indikator dan interaksinya dengan karakteristik fisika dan kimiawi lingkungan di muara Sungai Donan, Cilacap dalam pendugaan kualitas perairan. Penelitian ini menghasilkan hasil parameter fisika maupun kimiawi dari air sungai tidak mengalami perubahan terhadap kondisi lingkungan apabila dikaji dari segi waktu pengamatan antara bulan April dan Mei. Selain itu dalam penelitian ini disebutkan bahwa nilai suhu, BOD, nitrat, orthofosfat, ammonia, bahan organik dan potensi redoks pada perairan Sungai Donan termasuk perairan dengan kesuburan rendah sampai tinggi dan tingkat pencemaran tercemar sampai setengah tercemar. Penelitian tentang kualitas air dilakukan oleh Rahmawati (2011) dengan judul Pengaruh Aktivitas Industri Terhadap Kualitas Air Sungai Diwak di Bergas Kabupaten Semarang dan Upaya Pengendalian Pencemaran Air Sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalis kualitas air pada Sungai Diwak di segmen industri sebagai akibat adanya pengaruh beban pencemaran oleh air limbah industri dengan indikator BOD, COD, TSS, DO, Suhu dan ph. Tujuan berikutnya dari penelitian ini yaitu untuk memberikan rekomendasi strategi pengendalian pencemaran air di Sungai Diwak. Hasil dari penelitian ini yaitu terjadi kenaikan kadar sejumlah parameter dari hulu ke hilir sehingga kualitas air Sungai Diwak pada musim penghujan maupun kemarau tidak memenuhi baku mutu kriteria air Kelas II sesuai Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, secara umum kualitas air pada musim penghujan lebih baik daripada saat musim kemarau. Kondisi Status Mutu Air Sungai Diwak di lokasi penelitian umumnya tergolong tercemar ringan hingga sedang sesuai kriteria air Kelas II (Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001). Penelitian ini juga menggunakan indeks pencemaran dalam analisisnya. 19

20 Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Wibowo (2013) dengan judul Dampak Kualitas Perairan Hubungannya terhadap Risiko Kesehatan di Perairan Donan, Cilacap-Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui kualitas perairan dan kadar logam berat Pb dan Cd pada air, sedimen dan P. erosa di Perairan Donan, (2) Mengetahui status pencemaran, beban pencemaran, dan kapasitas asimilasi Perairan Donan, (3) Melakukan analisis risiko dampak pencemaran logam Pb dan Cd terhadap kesehatan dan manajemen risiko pengendalian pencemaran Perairan Donan. Penelitian ini menggunakan metode survey lapangan, pemeriksaan contoh secara langsung di lapangan dan laboratorium, dan wawancara terhadap pihak yang terkait dengan Perairan Donan. Hasil data kualitas air pada penelitian ini lalu dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 pada mutu perairan kelas II dan menghasilkan kesimpulan bahwa parameter yang diujikan rata-rata telah melampaui baku mutu yang ditentukan. Penelitian pada lokasi yang hampir sama yaitu dilakukan oleh Supriyatno (2011). Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu antara lain untuk mengetahui komponen berpengaruh terhadap perubahan kualitas air buangan dari kilang minyak RU IV Cilacap, membuat model sederhana yang disesuaikan dengan baku mutu air limbah serta menganalisa efektifitas IPAL yang ada berdasarkan jarak tertentu. Metode yang digunakan yaitu pengamatan lapangan, sampling air dengan jarak tertentu serta analisa laboratorium yang terdiri dari beberapa parameter dan evaluasi interpretasi hasil uji sampel. Penelitian ini menghasilkan beberapa data yang menunjukkan bahwa ada korelasi yang nyata antara kualitas limbah cair dengan jarak, serta kualitas air yang diteliti masih memenuhi baku mutu air limbah yang ditentukan. Perbandingan antara penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, secara lengkap disajikan pada Tabel

21 Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian yang Dilakukan dengan Penelitian Sebelumnya No. Nama Peneliti, Tahun Tujuan Metode Hasil 1. Harimurthy, 2002 Mengetahui struktur komunitas makrozoobentos sebagai spesies indikator dan interaksinya dengan karakteristik fisika dan kimiawi di muara Sungai Donan dalam pendugaan kualitas perairan. 2. Rahmawati, 2011 Menganalisis kualitas air pada Sungai Diwak di segmen industri sebagai akibat adanya pengaruh beban pencemaran oleh air limbah industri dengan indikator BOD, COD, TSS, DO, Suhu dan ph. 1. Sampling makrozoobentos 2. Sampling air sungai 3. Analisa laboratorium 1. Sampling air sungai 2. Analisa laboratorium 3. Indeks pencemaran Karakteristik fisika maupun kimiawi di Sungai Donan tidak terdapat perubahan yang signifikan. Suhu, DO, BOD, nitrat, dan lainnya memiliki tingkat pencemaran sedang. Air limbah dari 3 industri menyumbang beban pencemar dan mempengaruhi kualitas air sehingga pada beberapa parameter tidak memenuhi baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 kriteria air kelas II. 21

22 3. Supriyatno, Mengetahui komponen berpengaruh terhadap perubahan kualitas air buangan dari kilang minyak 2. Membuat model sederhana yang disesuaikan dengan baku mutu air limbah 3. Menganalisa efektifitas IPAL yang ada berdasarkan jarak tertentu 4. Wibowo, Mengetahui kualitas perairan dan kadar logam berat Pb dan Cd pada air, sedimen dan P. erosa di Perairan Donan 2. Mengetahui status pencemaran, beban pencemaran, dan kapasitas asimilasi Perairan Donan 3. Melakukan analisis risiko dampak pencemaran logam Pb dan Cd terhadap kesehatan 1. Pengamatan lapangan 2. Sampling air buangan limbah 3. Analisa laboratorium 1. Sampling air sungai 2. Analisa laboratorium 3. Indeks pencemaran 4. Analisis Resiko Kesehatan Air buangan kilang minyak memiliki pengaruh terhadap penurunan kualitas air Sungai Donan. Terdapat penurunan efektifitas IPAL pada jarak yang semakin jauh dilihat dari karakteristik kualitas air pada beberapa titik sampel. Parameter kualitas air Sungai Donan rata-rata di atas baku mutu yang ditetapkan. Tingkat pencemaran Perairan Donan dilakukan dengan indeks pencemar pada tiap stasiun tercemar sedang pada stasiun 2, 4, 6 dan tercemar ringan pada stasiun 1, 3, 5. 22

23 5. Permadi, Mengetahui kualitas fisika dan kimia air limbah pada outlet saluran limbah Pertamina RU IV Cilacap dan dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun Mengetahui kualitas fisika dan kimia air pada pada perairan Sungai Donan sekitar daerah pembuangan limbah kilang minyak Pertamina serta dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 dan pengaruh air limbah Pertamina terhadap kualitas air Sungai Donan. 1. Pengamatan lapangan 2. Sampling air buangan limbah 3. Sampling air sungai 4. Analisa laboratorium 5. Analisis deskriptif Kualitas fisika dan kimia air limbah pada outlet saluran air limbah Pertamina RU IV Cilacap sesuai dengan baku mutu Perda Jawa Tengah No. 5 Tahun Sebagian besar parameter baik fisika maupun kimia tidak sesuai dengan baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun Terdapat pengaruh air limbah dari kilang minyak Pertamina terhadap penurunan kualitas air Sungai Donan. 23

24 1.8. Kerangka Pemikiran Industri adalah salah satu wujud kemajuan teknologi yang difungsikan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia. Hanya saja industri dalam aktivitasnya akan memberikan dampak berupa limbah. Air limbah yang dihasilkan oleh proses industri pasti akan dibuang ke perairan, maka akan memberikan dampak bagi lingkungan. Air limbah apabila dibuang ke perairan sungai dan mengandung bahan-bahan pencemar melewati ambang batas maka dapat memicu terjadinya pencemaran air dan penurunan kualitas air. Pencemaran air dan penurunan kualitas air dicirikan oleh beberapa parameter baik kimia maupun fisika. Industri MIGAS khususnya kilang minyak Pertamina menghasilkan limbah cair yang memiliki karakteristik khusus. Karakteristik tersebut sangat dipengaruhi oleh raw material dalam hal ini yaitu minyak bumi yang digunakan serta proses-proses rumit dalam pemrosesan minyak bumi tersebut menjadi beberapa jenis bahan bakar maupun bahan lainnya. Minyak bumi terdiri dari berbagai campuran hidrokarbon dalam fase cair yang memiliki sifat toksik. Toksisitas minyak bumi berkaitan dengan berat jenis minyak bumi. Selain itu ikatan hidrokarbon, pada minyak bumi juga terdapat ikatan non-hidrokarbon yang menyebabkan ketidakmurnian. Senyawa ketidakmurnian terdiri dari belerang atau sulfur, nitrogen, oksigen dan beberapa unsur logam berat yang sangat mempengaruhi sifat toksisitas. Unsur logam berat tersebut yang paling dominan antara lain merkuri dan timbal. Unsur belerang yang terdapat pada senyawa hidrokarbon salah satunya adalah sulfida. Minyak bumi juga memiliki warna dan kekentalan yang bervariasi serta memiliki bau yang khas karena adanya kandungan H2S dan senyawa sulfida. Air limbah kilang minyak memiliki sifat mempengaruhi beberapa parameter kualitas air. Suhu pada umumnya meningkat secara langsung efek dari air pendingin. ph dipengaruhi limbah minyak bumi yang memiliki suhu tinggi sehingga menurunkan ph perairan. Kekeruhan, TSS, TDS dan DHL dipengaruhi oleh karakteristik air limbah yang banyak kandungan ion-ion, koloid, zat organik serta zat anorganik. BOD, COD dan DO merupakan parameter yang paling penting dalam menentukan daya cemar air 24

25 limbah industri secara umum karena berkaitan erat dengan kadar oksigen. Secara umum, kadar oksigen di air limbah kilang minyak cenderung rendah. Fenol pada air limbah kilang minyak merupakan senyawa kimia yang umum ditemukan karena berasal dari senyawa aromatik seperti benzena yang memang dihasilkan dalam pengolahan minyak mentah menjadi olahan minyak yang sudah jadi. Minyak yang terdapat pada air berasal dari pembersihan/cleaning mesin-mesin industri dan dari limbah buangan kilang minyak yang umum ditemukan dan menjadi salah satu ciri khas limbah dari kegiatan MIGAS. Kandungan atau kontaminasi minyak pada air banyak memberikan dampak yang merugikan terhadap kualitas air secara umum karena memiliki lapisan film yang menghambat penetrasi cahaya maupun oksigen. Air merupakan sumberdaya yang vital dalam kehidupan manusia. Air yang berada pada perairan sungai merupakan air yang memiliki kontak langsung dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial (manusia). Manusia sebagai pengguna dapat terpengaruh oleh kondisi air karena hampir sebagian besar kebutuhan manusia membutuhkan air yang dalam hal ini air sungai. Manusia juga dapat memberikan pengaruh terhadap air sungai karena adanya berbagai penggunaan air untuk macammacam kebutuhan dan teknologi. Berdasarkan parameter-parameter penentu kualitas air yang relevan untuk dianalisa selanjutnya air limbah dibandingkan dan disesuaikan dengan baku mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 dan air Sungai Donan dibandingkan serta disesuaikan dengan baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 untuk dapat menentukan bagaimana kualitas air pada sungai tersebut secara lebih detail. Diagram alir kerangka pemikiran ditunjukkan pada Gambar

26 Gambar 1.2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran 26

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk adalah genangan air besar yang sengaja dibuat dengan membendung aliran sungai, sehingga dasar sungai tersebut yang menjadi bagian terdalam dari sebuah waduk. Waduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Proses ini yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Sungai Sebagian besar air hujan turun ke permukaan tanah, mengalir ke tempattempat yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan

Lebih terperinci

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem, terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena satu komponen dapat

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Keadaan Teluk Youtefa Teluk Youtefa adalah salah satu teluk di Kota Jayapura yang merupakan perairan tertutup. Tanjung Engros dan Tanjung Hamadi serta terdapat pulau Metu Debi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah benda alam yang memiliki peran penting, tidak hanya untuk keperluan makhluk hidup, tetapi juga sebagai media untuk proses pengangkutan dan sumber energi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Air dan Sungai 1.1 Air Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Penurunan kualitas air akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disempurnakan dan diganti dengan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat

TINJAUAN PUSTAKA. pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teluk Lampung Propinsi Lampung memiliki wilayah yang hampir seluruhnya berbatasan dengan pesisir laut. Batas-batas wilayah tersebut yakni Laut Jawa di sebelah timur, selat sunda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Lokasi Pantai Sei Nypah adalah salah satu pantai yang berada di wilayah Desa Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sumber kekayaan yang sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu senggangnya (leisure time), dengan melakukan aktifitas wisata (Mulyaningrum, 2005). Lebih

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017 1. Latar belakang Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardhana (2007), pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah sisa hasil produksi suatu industri yang dibuang langsung ke sungai bukan pada tempat penampungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah memicu berbagai pertumbuhan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air adalah semua air yang terdapat di alam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas perairan sungai sangat tergantung dari aktivitas yang ada pada daerah alirannya. Berbagai aktivitas baik domestik maupun kegiatan Industri akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1) Desa Tulabolo Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Boalngo, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan dan air permukaan yang akhirnya bermuara

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km 2, dan memiliki panjang

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 186 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Secara umum suhu air perairan Teluk Youtefa berkisar antara 28.5 30.0, dengan rata-rata keseluruhan 26,18 0 C. Nilai total padatan tersuspensi air di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Maksud dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh berkembangnya aktivitas kolam jaring apung di Waduk Cirata terhadap kualitas air Waduk Cirata. IV.1 KERANGKA PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara yang berada di wilayah pesisir dan memiliki potensi sumberdaya pesisir laut sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi

Lebih terperinci

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn Didapatkan hasil sungai Wonorejo Surabaya mempunyai indeks kesamaan komunitas makrozoobenthos antara stasiun 1 dengan stasiun 2 yaitu 0.88. Perbandingan dari kedua stasiun ini memiliki indeks kesamaan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 Jurnal Fropil PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Endang Setyawati Hisyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geografi adalah ilmu yang mempelajari variasi dan fenomena geosfer di permukaan bumi dalam konteks keruangan. Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan. Aliran permukaan sendiri memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas air yang dimilikinya selain

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan zaman, membuat masyarakat terpacu memberikan kontribusi untuk membangun. Pembangunan yang terjadi tidak hanya dari satu sektor, tetapi banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik yang saling terkait satu sama lain. di bumi ada dua yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kedua

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos Odum (1993) menyatakan bahwa benthos adalah organisme yang hidup pada permukaan atau di dalam substrat dasar perairan yang meliputi organisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

Karakteristik Air Limbah

Karakteristik Air Limbah Karakteristik Air Limbah Prof. Tjandra Setiadi, Ph.D. Program Studi Teknik Kimia FTI Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Institut Teknologi Bandung Email: tjandra@che.itb.ac.id Fisik Karakteristik Air

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang semakin beragam di berbagai sektor sekarang ini sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak negatif dari aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang

Lebih terperinci

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari

BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA. Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari BAB ІІ TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pencemaran 2.1.1. Pencemaran lingkungan Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan

Lebih terperinci

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN Analisis aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis mengacu pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang disusun oleh konsultan AMDAL. Di Indonesia AMDAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i

Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman i Kimia Lingkungan (M. Situmorang) Halaman ii ISBN: 978-979-16240-1-5 KIMIA LINGKUNGAN Manihar Situmorang Penerbit: FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci