Hubungan manusia dengan Tuhan Hubungan manusia dengan masyarakat dan sekitarnya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan manusia dengan Tuhan Hubungan manusia dengan masyarakat dan sekitarnya."

Transkripsi

1 Hubungan manusia dengan Tuhan Hubungan manusia dengan masyarakat dan sekitarnya.

2 Arti Norma Norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran yang bersifat pasti dan tidak berubah. Norma merupakan petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan. Interaksi sosial setiap individu bertindak sesuai dengan kedudukan, status sosial dan peran. Interaksi sosial didasari oleh adat, nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.

3 Setiap anggota masyarakat hendaknya mengetahui hak dan kewajiban. Norma berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu karena dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu karena akibat

4 Norma sebagai perwujudan dari nilai. Norma dapat menilai baik buruknya perilaku seseorang. Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat, agar terbentuk masyarakat yang tertib, teratur dan aman. Norma selalu berpasangan dengan sanksi. Wujud, bentuk sanksi harus sesuai dengan wujud, bentuk dan jenis normanya.

5 Norma-norma yang berlaku di masyarakat adalah norma agama, norma moral/kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum. Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan pribadi, adalah norma agama, norma moral/kesusilaan. Norma yang berkaitan dengan aspek kehidupan antarpribadi, adalah norma adat/kesopanan dan norma hukum.

6 Norma hukum biasanya peraturan-peraturan yang dibuat oleh lembaga negara, berupa peraturan perundangan-undangan. Norma hukum berasal dari norma agama, kesusilaan, dan kesopanan. Institualisasi norma dan internalisasi norma. Proses institualisasi norma sangat perlu dan penting untuk dilakukan, karena bisa saja norma itu hilang ditinggalkan oleh manusia dalam masyarakat.

7 Agar kepercayaan dapat dipertahankan loyalitasnya dan tidak terganggu oleh eksistensi kepercayaan lain, dibentuklah jalur institusi. Proses internalisasi norma, untuk menanamkan sesuatu pada seseorang atau kelompok guna membentuk insan yang mulia dan bertanggungjawab berdasarkan visi dan misi yang diembannya. Internalisasi norma penting dilakukan untuk menyempurnakan pemahaman organisasi dalam tatanan norma yang menjadi pedoman hidup masyarakat.

8 LEMBAR KERJA Carilah minimal 10 contoh perilaku yang melanggar norma di sekitar lingkungan ibu/bapak (masyarakat atau sekolah). Diskusikan permasalahannya di atas dengan teman sejawat ibu/bapak. Laporkan hasil diskusinya di depan kelas, termasuk yang harus dijelaskan tentang contoh norma perilaku, berkaitan dengan masalah agama, kesusilaan, kesopanan dan hukum. Apa hubungan antara nilai dengan norma? Apakah yang dimaksud dengan norma? Mengapa manusia masih membutuhkan norma hukum padahal sudah ada norma moral, agama dan kesopanan? Jelaskan macam-macam norma yang berlaku dalam masyarakat?

9 KEDISIPLINAN Kedisiplinan berasal dari bahasa Latin, yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Disiplin adalah pengembangan mekanisme internal diri siswa, sehingga dapat mengatur dirinya sendiri. Kedisiplinan meliputi tata tertib (di sekolah, di kantor dan di tempat lainnya). Ketaatan/kepatuhan pada peraturan tata tertib. Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.

10 Pada hakekatnya disiplin merupakan hal yang dapat dilatih, Pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau keteraturan dan efisiensi. Kebutuhan siswa menurut Banford, adalah rasa aman, rasa memiliki, harapan, kehormatan, kesenangan dan kompetensi. Disiplin di sekolah sebagai alat menuju keberhasilan untuk semua guru-guru dan siswa diberbagai situasi.

11 Langkah-Langkah Pendekatan Sistem Disiplin Perilaku yang diharapkan didefinisikan atau dirumuskan dengan jelas. Perilaku yang diharapkan diajarkan dalam konteks yang sesungguhnya. Perilaku yang sudah sesuai dengan harapan dihargai secara teratur. Perilaku yang menyimpang dikoreksi secara proaktif.

12 Ciri-Ciri Sekolah Yang Disiplin, Aman dan Nyaman Lingkungan fisik sekolah aman dan nyaman (gedung sekolah, kelas, laboratorium dan halaman sekolah). Warga sekolah saling mendukung dan menghargai. Semua warga sekolah menerapkan disiplin yang efektif. Sekolah memberikan pembelajaran terbaik. Warga sekolah mengembangkan sikap persamaan, keadilan dan saling pengertian. Perilaku dan sikap yang diharapkan sekolah harus diajarkan. Adanya program penyembuhan/terapi. Adanya pemodelan/contoh perilaku dan sikap yang diharapkan dari semua staf sekolah. Adanya hubungan yang baik antara sekolah, orang tua komite sekolah dan masyarakat.

13 Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada murid supaya mereka bertindak sesuai dengan peraturan di rumah, sekolah dan masyarakat. Disiplin merupakan wujud nyata dari penghargaan kita pada diri sendiri dan orang lain. Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan karakter untuk meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau nilai tertentu. Disiplin salah satu aspek perkembangan seorang individu dengan cara mengoreksi dan mengajarkan anak bertingkah laku yang baik tanpa merusak harga diri anak. Disiplin beraneka aturan yang menjadi pegangan kehidupan beradab, agar dapat melangsungkan keberadaannya dalam keadaan aman, tertib serta terkendali.

14 Aspek-Aspek Kedisiplinan Kemampuan pembawaan Kondisi fisik individu Kondisi psikis Kemampuan Sikap terhadap sesuatu hal Aspek-aspek kedisiplinan ini menurut Ahmadi (1991).

15 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar Menurut Syah (1995) kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain: Lingkungan Suasana emosional Sikap Hubungan orang tua dan anak.

16 Macam-Macam Kedisiplinan Disiplin dalam menggunakan waktu Disiplin dalam beribadah Disiplin dalam masyarakat Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Disiplin diri pribadi Disiplin sosial Disiplin nasional

17 Faktor-Faktor Penghambat Terhadap Disiplin Nasional Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, fanatisme yang berlebihan. Teladan pemimpin yang tidak memuaskan. Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.

18 Upaya Menumbuhkan Disiplin Nasional Keteladanan Teguran Sanksi yang tepat.

19 Contoh Pelaksanaan Disiplin Nasional Dalam Kehidupan Sehari-hari Masuk dan ke luar kantor sesuai waktunya. Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas. Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh. Dorongan yang mempengaruhi disiplin; Dorongan yang datang dari dalam diri manusia, yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin. Dorongan yang datangnya dari luar, yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan lain-lain.

20 Lembar Kerja Diskusikan permasalahan di atas tadi dengan teman sejawat ibu bapak. Carilah contoh tindakan atau perilaku yang tidak disiplin di lingkungan sekolah mau pun di lingkungan masyarakat, beserta solusinya. Presentasikan hasil kerja kelompok ibu bapak di depan kelas.

21 Lembar Latihan Jelaskan apa yang dimaksud disiplin! Jelaskan macam-macam kedisiplinan! Apakah dorongan yang bisa mempengaruhi kedisiplinan? Bagaimana upaya menumbuhkan disiplin nasional? Ada berapa aspek-aspek kedisiplinan?

22 LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Ada tiga komponen penting, yaitu komponen fisik (abiotik), komponen hayati (biotik), dan komponen budaya. Alam memiliki sifat wujud. Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup. Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan nafsu. Manusia memiliki sifat wujud, hidup, nafsu dan akal budi.

23 Komponen fisik yang terdapat dalam lingkungan hidup terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia dll, sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan. Komponen hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua mahluk hidup yang terdapat di bumi, mulai dari tingkatan rendah sampai ke tingkat tinggi, dari bentuk yang paling kecil hingga yang paling besar. Contoh, hewan, tumbuhan.

24 Komponen manusia merupakan unsur lingkungan hidup sosial dan budaya. Penghayatan manusia terhadap nilai-nilai hidup keagamaan, moral dan etika lingkungan serta kearifan lokal. Lingkungan hidup merupakan: tempat berinteraksinya mahluk hidup yang membentuk suatu jaringan kehidupan, merupakan wahana bagi keberlanjutan kehidupan dan tempat tinggal atau habitus semua mahluk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi.

25 Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (Mitra Info, 2000). Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

26 Sasaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. Terlindungnya NKRI terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan perusakan lingkungan hidup.

27 Kebijaksanaan Nasional Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan secara terpadu, meliputi sektoral, ekosistem, cagar budaya dan keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

28 Kewajiban Pemerintah Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab. Para pengamat keputusan pengelolaan lingkungan hidup. Masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kemitraan antara masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preventif, dan proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup. Menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat. Memberikan penghargaan kepada orang lain atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup.

29 Menurut Peraturan Pemerintah RI No 27 Tahun 1999 Tentang AMDAL Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dokumen Amdal saat ini diatur dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2000 tanggal 21 Februari Upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan, disebut Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPLH), adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

30 Lembar Kerja Diskusikan dengan teman sejawat Ibu Bapak untuk membuat bagan komponen lingkungan hidup, dan jelaskan komponen-komponen yang terdapat didalamnya. Coba diskusikan dengan teman sejawat Ibu Bapak, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Apa saja yang harus dilakukan!

31 Lembar Latihan Untuk memperdalam pemahaman Ibu Bapak mengenai materi di atas, silakan mengerjakan latihan berikut di bawah ini: Jelaskan yang dimaksud dengan lingkungan hidup menurut UU No 23 Tahun Jelaskan yang dimaksud pengelolaan lingkungan hidup, dan sebutkan sasaran pengelolaan lingkungan hidup. Sebutkan sasaran pengelolaan lingkungan hidup.

32 DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN Menurut JOHN HUCKLE (dalam Miriam Steiner, 1996) globalisasi adalah suatu proses dengan kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi bangsa dan masyarakat internasional. Didukung oleh teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks.

33 Menurut TILAAR (1998), globalisasi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif akan menyebabkan munculnya masyarakat mega kompetisi, mendapatkan informasi pengetahuan yang luas, terjadi pertukaran budaya dan ilmu pendidikan secara sehat dll. Hal-hal positif misalnya, budaya disiplin, kebersihan, tanggung jawab, egalitarianisme, budaya kompetisi, kerja keras, penghargaan terhadap orang lain, demokrasi, jujur, optimis, mandiri, taat peraturan dll. Dampak negatif antara lain masuknya budaya yang tidak sesuai dengan kultur budaya bangsa Indonesia. Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan.

34 Pengaruh Globalisasi Globalisasi berpengaruh terhadap ideologi dan politik, ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Masuknya pengaruh ideologi, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah, implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara. Arus globalisasi berpengaruh terhadap aspek ekonomi, menguatnya kapitalisme dan pasar bebas, dengan tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Aspek ekonomi ditandai dengan adanya APEC dan AFTA yang mengarah pada perdagangan bebas. ASEAN sebagai suatu kerjasama negara-negara Asia Tenggara untuk membentuk lembaga ekonomi regional. Globalisasi berpengaruh terhadap sosial budaya, adalah masuknya nilai dari peradaban lain yang didukung oleh teknologi elektronik. Pengaruh ini memperlancar media informasi dan komunikasi seperti televisi, komputer, satelit, internet dll. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku dan kelembagaan masyarakat yang menjadi dinamis, aktif dan kreatif.

35 Ancaman Budaya Bangsa Terhadap Globalisasi Globalisasi akan melahirkan budaya global, dan akan menjadi ancaman budaya bangsa, sehingga tingkat pendidikan rendah, menyebabkan masyarakat mudah terdorong oleh arus globalisasi dengan menghilangkan identitas diri atau bangsa. Misal, gaya pakaian yang tidak cocok dengan jati diri bangsa Indonesia. Globalisasi yang berdampak negatif seperti, merebaknya konsumerisme, materialisme, hedonisme, sekularisme, kemewahan, foya-foya, pergaulan bebas, budaya kekerasan, pornografi, pornoaksi dari peradaban barat akan memberi dampak buruk bagi sikap dan perilaku masyarakat Indonesia. Perubahan kurs mata uang di satu negara akan mempengaruhi negara lainnya, sehingga akan merubah arus ekspor dan impor. Kemajuan transportasi ada yang memanfaatkan untuk tujuan negatif (penyelundupan orang jahat, teroris, obat terlarang, dokumen terlarang). Hal ini ditunjang oleh rendahnya kadar ahlak petugas.

36 Lembar Kerja Di rumah terdapat televisi yang dapat menerima semua informasi yang beranekaragam, baik yang positif mau pun negatif. Misal, informasi tentang kejadian di negara lain film, kekerasan, obat terlarang, pemerkosaan dll. Bagaimana penilaian ibu/bapak terhadap informasi tersebut? Usaha-usaha apa saja yang akan ibu/bapak lakukan agar informasi tersebut tidak membawa pengaruh yang negatif terhadap keluarga ibu/bapak?

37 Lembar Latihan Untuk memperdalam pemahaman ibu/bapak mengenai materi Globalisasi, kerjakan latihan di bawah ini. Era globalisasi merupakan era teknologi, oleh karena itu masyarakat harus melek digital. Bagaimana tanggapan ibu/bapak dan jelaskan? Jelaskan bagaimana hubungan antara teknologi dengan pendidikan? Bagaimana peran pemerintah dalam rangka untuk menanggapi kemajuan iptek dewasa ini? Jelaskan!. Adakah dampak negatif peradaban global saat ini bagi bangsa Indonesia?

38 PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN Pengaruh Kebudayaan India (Hindu dan Budha). Awal mula kedatangan kebudayaan India: Pada masa pra sejarah kebudayaan bangsa Indonesia masih belum mengenal tulisan. Abad pertana Masehi, mulai terjadi pertemuan antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan luar, yaitu kebudayaan Hindu dari India. Kebudayaan Hindu sejak awal Masehi telah mengadakan hubungan dagang dengan bangsa Indonesia.

39 Masuknya Pengaruh India ke Indonesia Ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai (Kalimantan Timur) dan Jawa Barat yang ditulis pakai huruf Pallawa. Huruf Pallawa adalah huruf yang biasa digunakan di India Selatan antara abad ke 3 s.d 7. Bahasa yang digunakan dalam batu bertulis adalah bahasa Sansekerta, bahasa resmi di India. Pengaruh kebudayaan India terhadap kebudayaan Indonesia berlangsung dari abad pertama Masehi s..d kira-kira tahun 1500 Masehi dengan lenyapnya Kerajaan Majapahit.

40 Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Budha Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kutai, Taruma Nagara, Kaling, Sriwijaya, Mataram, Kediri, Singasari sampai Majapahit. Kerajaan Kutai, kerajaan tertua di Indonesia di Kalimantan Timur. Ditemukan prasasti memakai huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta sekitar tahun 400 M. Rajanya adalah Mulawarman, anak Asmawarman, cucu Kudungga. Kerajaan Tarumanagara, di Jawa Barat tahun M. Rajanya Purnawarman. Pernah menggali Sungai Gomali sepanjang 12 Km. Bukti ditemukannya prasasti di dekat Bogor (Kebon Kopi, Ciaruteun, Jambu, Pasir Awi. Muara Cianten), di daerah Jakarta (Tugu, Cilincing), di Banten Selatan (Lebak, Muncul), Agama Hindu.

41 Kerajaan Sriwijaya, di Sumatra pada abad ke 7 ada kerajaan Tulang Bawang (Sumatra Selatan), Melayu (Jambi), dan Sriwijaya (Sumatra Selatan). Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat Agama Budha. Guru terkenal Sakyakirti. Tahun 690 Sriwijaya menaklukan kerajaan sekelilingnya. Kerajaan Mataram Hindu dan Budha, berdasarkan prasasti Canggal Tahun 732, dikenal kerajaan beragama Hindu, rajanya Sanna kemudian diganti Sanjaya yang menciptakan kemakmuran, ketentraman rakyatnya.

42 Sanjaya dan Sailendra. Pada abad ke 8 dan 9 di Jawa Tengah berkuasa dua keluarga kerajaan yang berbeda agama, yaitu Sanjaya (Hindu) di Jawa Tengah Utara dan Sailendra (Budha) di Jawa Tengah Selatan. Keluarga Sailendra berkuasa Tahun Candi yang terkenal Candi Kalasan, Candi Ngawen, Candi Borobudur (Samaratungga). Pertengahan abad ke 9 kedua keluarga itu bersatu dengan perkawinan antara Rakai Pikatan (Keluarga Sanjaya) yang mendirikan Candi Prambanan dengan Pramudawardani (Keluarga Samaratungga) yang mendirikan Candi Plaosan.

43 Kerajaan Kanjuruan di Jawa Timur tahun 760 dalam prasasti Dinoyo bertuliskan Huruf Kawi, Berbahasa Sansekerta dengan Raja Dewa Simba memiliki anak bernama Limwa bergelar Gajayana yang mendirikan Candi Badut. Kerajaan Kediri Rajanya Kameswara. Kitab Smaradahana hasil karya Mpu Dharmaja, Kitab Bharatayuda oleh Mpu Sedah diselesaikan Mpu Panuluh. Kerajaan Singasari tahun Rajanya Ken Arok. Raja terakhir bernama Kertanegara yang cita-cita mengembangkan kekuasaannya sampai di Sumatra, Bali dan Kalimantan.

44 Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit tahun Raja pertama Raden Wijaya memerintah dengan tegas, bijaksana, keadaan negara aman dan tentram. Raja berikutnya Jayanegara, banyak pemberontakan, lalu diganti Tribhuwana Tunggadewi dengan Patih Gajahmada yang punya cita-cita menyatukan kekuasaan di bawah Majapahit, terkenal dengan Sumpah Palapa. Raja yang terkenal adalah Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Majapahit mengalami jaman keemasan, dan hasil kesusasteraannya yaitu Negarakertagama (Mpu Prapanca) dan Sutasoma (Mpu Tantular).

45 Pengaruh Kebudayaan Islam Pada saat Marco Polo (Italia) singgah di Aceh tahun 1292, sudah ada penduduk yang memeluk Agama Islam di Perlak. Bukti kuat adanya makam Raja Islam yaitu Sultan Malik Al Saleh. Pedagang-pedagang Islam dari Gujarat, adalah yang membawa dan menyebarkan Agama Islam pertama di Indonesia. Kedatangan mereka berlangsung dengan damai.

46 Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia Raja pertama di Aceh adalah Sultan Al Saleh. Pada saat pemerintahan Sultan Zainal Abidin, Kerajaan Samudra merupakan pelabuhan terpenting, sehingga banyak pedagang yang datang dari Tiongkok, India dan daerah lain di Indonesia. Kerajaan Malaka, raja pertamanya Iskandar Syah. Malaka menjadi pusat perdagangan antar barat dan timur dan mencapai puncak kebesarannya di bawah pimpinan Sultan Alaudin Syah ( ). Malaka mengalami kemunduran waktu diperintah Sultan Mahmud Syah ( ). Portugis mengalahkan Malaka tahun 1511.

47 Kerajaan Demak ( ) Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, yang didirikan oleh Raden Patah seorang Bupati Majapahit. Putranya bernama Pati Unus bergelar Pangeran Sabrang Lor, sangat berjasa membantu ayahnya dalam meluaskan dan memperkuat kedudukan, termasuk mengadakan serangan ke Malaka. Tahun 1518 Raden Patah meninggal diganti oleh Pati Unus, setelah Pati Unus meninggal diganti oleh Pangeran Trenggono sampai tahun 1546.

48 Kerajaan Mataram ( ) Senopati mengangkat dirinya menjadi Raja Mataram, menundukkan daerah-daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur sampai Jawa Barat. Mataram mengalami jaman keemasan pada masa pemerintahan Raden Rangsang ( ) terkenal dengan nama Sultan Agung. Di bawah pemerintahannya Mataram menjadi kerajaan yang dihormati dan disegani. Tahun 1628 Mataram mengadakan serangan terhadap Belanda di Batavia tapi gagal. Sultan Agung meninggal tahun 1645 mengadakan tarikh Jawa Islam, untuk menggantikan tarikh Saka tahun 1633.

49 Kerajaan Banten Banten berhasil diislamkan oleh Fatahillah atas nama Raja Demak, yang dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Tahun 1527 Banten merebut Sunda Kelapa yang namanya menjadi Jayakarta. Wali Sanga adalah sembilan orang wali Allah yang dianggap berjasa dalam menyebarkan agama Islam, dianggap memiliki ilmu yang tinggi di Pulau Jawa. Kesembilan wali diberi gelar Sunan, yaitu Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria dan Syeks Siti Jenar.

50 Pengaruh Kebudayaan Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia Agama Islam masuk ke Indonesia membawa pengaruh besar terhadap kehidupan kebudayaan dan alam pikiran sebagian besar bangsa Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam memberi corak yang khusus, seperti dalam bentuk bangunan atau bendabenda kongkrit, tetapi juga adat istiadat. Hasil kebudayaan yang bercorak Islam diantaranya adalah masjid, makam, seni ukir, kesusasteraan dll.

51 Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Masa pemerintahan Hindia Belanda berakhir ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang tanggal 8 Maret Dalam perkembangan peperangan Asia Timur Raya pada tahun 1944, Jepang ternyata sudah terdesak oleh pasukan sekutu. Pada tanggal 28 Mei 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dipimpin KRT Radjiman Wediodiningrat. Dalam persidangan tersebut tiga orang anggota mengajukan usulan tentang Dasar Negara, yaitu Mr. Muh Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir. Sukarno. Tanggal 1 Juni 1945 diberi nama Pancasila.

52 Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945 Panitia 9 BPUPK berhasil menyusun Piagam Jakarta yang didalamnya terdapat rumusan Dasar Negara. Tanggal 7 Agustus 1945 Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI=Dokuritsu Jumbi Inkai) diketuai Ir. Sukarno. Tanggal 9 Agustus 1945 tiga tokoh nasional, yaitu Ir. Sukarno, Drs. Moh Hatta dan Dr. Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauci (Panglima Perang Tertinggi di Seluruh Asia Tenggara) ke Dalat (Vietnam Selatan). Tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Terauci memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia.

53 Kemerdekaan Indonesia Tanggal 14 Agustus 1945 Ir. Sukarno dan Drs. Moh Hatta didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, tetapi tidak melibatkan PPKI, khawatir Kemerdekaan Indonesia seolah-olah hadiah dari Jepang. Tanggal 16 Agustus 1945 Ir. Sukarno dan Drs. Moh Hatta menolak memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, sehingga terjadi Peristiwa Rengasdengklok. Tanggal 17 Agustus 1945 pukul bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta, dibacakan Teks Proklamasi oleh Ir. Sukarno dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang kemerdekaan. Naskah Proklamasi cukup ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh Hatta atas nama Bangsa Indonesia.

54 PROKLAMASI Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45 Atas nama Bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.

55 Lembar Kerja Buatlah garis waktu yang menunjukkan kronologi peristiwa-peristiwa sejarah yang penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Buatlah kliping berupa gambar-gambar yang lengkap tentang berbagai candi, patung, relief, masjid, ukiran, makam kuno dan sebagainya. Carilah ciri-ciri khas yang membedakan candi-candi Jawa Tengah dengan candi-candi Jawa Timur.

56 Lembar Latihan Untuk memperdalam pemahaman ibu/bapak mengenai materi di atas, silakan ibu/bapak latihan berikut ini: Coba kemukakan beberapa bukti pengaruh Hindu-Budha terhadap Kebudayaan Indonesia? Tunjukkan beberapa bukti bahwa meski pun Bangsa Indonesia sudah memeluk Agama Islam, namun masih ada kebudayaan jaman purba yang diteruskan dalam Kebudayaan Islam? Mengapa terjadi perbedaan pendapat antara kaum muda dan kaum tua di sekitar Proklamasi Kemerdekaan? Jelaskan!.

57 PRODUKSI Barang dan jasa yang dibutuhkan manusia harus diadakan melalui kegiatan ekonomi, di mana kegiatan tersebut meliputi kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. Produksi dalam arti sempit, yaitu setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang, sehingga jika tidak ada wujud barang yang dihasilkan, maka kegiatan itu tidak termasuk produksi. Produksi dalam arti luas, yaitu setiap kegiatan atau usaha untuk menciptakan atau meningkatkan nilai kegunaan suatu barang.

58 Tindakan Untuk Menciptakan atau Menambah Nilai Guna Suatu Barang Kegiatan untuk menciptakan barang baru, misal kegiatan pertanian, perikanan, peternakan dan pertambangan. Kegiatan dengan cara mengubah bentuk, sehingga barang tersebut meningkat kegunaannya. Misal, kayu diubah menjadi meja, kursi, lemari dll. Kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Misal, pasir di sungai dipindahkan ke kota tempat pembangunan.

59 Mengatur waktu penggunaan suatu barang, misal padi pada waktu panen harganya murah, kemudian disimpan dalam gudang dan pada saat musim paceklik padi tersebut dijual. Kegiatan memindahkan hak milik, sehingga kegunaannya meningkat, misal melalui perdagangan cangkul dan sabit ketika dimiliki oleh toko kegunaannya kurang, tapi ketika dibeli oleh orang lain kegunaannya lebih meningkat. Kegiatan menyediakan jasa, misal tindakan seorang dokter ketika sedang merawat pasien; guru mengajar muridmuridnya; kegiatan perbengkelan, persewaan perkakas; perbankan, asuransi dll.

60 Kegiatan produksi dapat dilakukan oleh perorangan, mau pun oleh badan usaha, seperti BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Orang atau badan usaha yang kegiatannya memproduksi atau menghasilkan barang disebut Produsen, sedangkan barang yang dihasilkan disebut Produk atau output.

61 FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI Faktor-faktor produksi adalah sesuatu yang diperlukan dalam melakukan proses produksi, yang terdiri dari: Sumber Daya Alam (natural resources), adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat digunakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. SDM dapat berupa tanah, pasir, hewan, bahan-bahan tambang dll. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan yang tidak dapat diperbaharui (Non renewable resources).

62 Sumber Daya Manusia, adalah kemampuan atau usaha manusia baik yang berupa jasmani mau pun rohani, yang digunakan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang. SDM dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang dalam melakukan pekerjaannya dengan menggunakan pikiran, misal seorang pimpinan perusahaan, pengarang dll. Tenaga kerja jasmani yaitu tenaga kerja yang dalam melakukan pekerjaannnya banyak menggunakan kemampuan fisiknya, antara lain buruh, kuli, tukang becak, dan pesuruh.

63 Sumber Daya Modal (Capital Resources), segala daya atau barang yang dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa selanjutnya. Misal, uang, tanah, mesinmesin, peralatan, kendaraan, gedung dll. Sumber modal bisa berupa modal sendiri atau modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik atau calon pemilik. Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman, baik dari perorangan atau perusahaan bank.

64 Ada juga modal pribadi dan modal masyarakat. Modal pribadi, yaitu modal yang digunakan untuk menghasilkan barang kebutuhan pribadi, misal beli mobil, rumah dll. Modal masyarakat adalah modal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, misal untuk membangun jembatan, jalan raya, rumah sakit dll.

65 DISTRIBUSI

KOMPETENSI PROFESIONAL MATA PELAJARAN : GURU KELAS SD

KOMPETENSI PROFESIONAL MATA PELAJARAN : GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 KOMPETENSI PROFESIONAL MATA PELAJARAN : GURU KELAS SD UNIT IV : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Penulis Dr. Darsono, M.Pd. Widya Karmilasari A, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA IPS Nama :... Kelas :... 1. Kerajaan Kutai KUTAI Prasasti Mulawarman dari Kutai Raja Kudungga Raja Aswawarman (pembentuk keluarga (dinasti)) Raja

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA PENDIDIKAN PANCASILA Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Pengantar Secara epistomologis dan pertanggung jawaban ilmiah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan resmikan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia adalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55 Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Modul ke: Pancasila Kajian sejarah perjuangan bangsa Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Lahirnya Pancasila Pancasila yang

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI NAMA : KHOLIS DWI AROHMAN NIM : 11.01.2991 Kelas Kelompok Program studi Dosen : D3-TI : B : Pend. Pancasila : Irton, SE, MSi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA Dosen: Muhammad Idris Disusun Oleh: Nama : Dimas Pandu W. NIM : 11.01.3005 Kelompok : B Kelas : 11-D3TI-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENETAPAN PANCASILA Dosen: Muhammad Idris

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa (Pra Kemerdekaan) Fakultas MKCU Drs. AMIRUDDIN, S.P.d. MM Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LAMPIRAN 392 LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 393 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Oni FASILKOM PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA PRA KEMERDEKAAN & ERA KEMERDEKAAN Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) 1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN

Lebih terperinci

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Nama : Muhammad Anis NIM : 11.11.5300 Kelompok : E Jurusan S1 TI Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. ABSTRAKSI Artinya

Lebih terperinci

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks

Lebih terperinci

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Mata Kuliah Pancasila Modul ke: Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Panti Rahayu, SH, MH Program Studi MANAJEMEN PANCASILA ERA PRA DAN ERA KEMERDEKAAN 2 Pendahuluan

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Pancasila, Ideologi Negara, Implementasi Pancasila di Negara Indonesia. Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi

Lebih terperinci

Pancasila dan Implementasinya

Pancasila dan Implementasinya Modul ke: Pancasila dan Implementasinya Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Sejarah Lahirnya Pancasila Kata Pancasila pertama kali dapat ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan catatan dan

Lebih terperinci

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara

17. Berikut ini yang bukan sebutan identik bahwa Pancasila sebagai dasar negara adalah... a. Ideologi negara 1. Suatu kumpulan gagasan,ide ide dasar serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu bangsa dan negara adalah pengertian... a. Ideologi c. Tujuan

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :...

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :... ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAPEL :... Mata Pelajaran : PKn Hari, Tanggal :... Kelas : VII (Tujuh) Waktu : 60 menit I. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR. 1. Norma

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam UK 5 Sem 1-IPS Grade V Bab 5 Kur KTSP 2008 SD-YPJ-KK Page 1 DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam Kemampuan

Lebih terperinci

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Modul ke: PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN Fakultas Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kompetensi dalam

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4 1. Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Bukti yang memperkuat adanya kerajaan Kutai di Indonesia

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO : KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH JENJANG PENDIDIKAN : PENDIDIKAN DASAR SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR (/MI) MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) ALOKASI WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA Indonesia Dahulu Kala Sebagai sebuah bangsa, embrio bangsa Indonesia dapat dilacak dari abad ke-7m Ditandai munculnya kerajaan Kutai, Mataram Kuno, Sriwijaya,

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 20, 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: 03Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Identitas Nasional Wibisono SH MSi Program Studi Akuntansi Tujuan Perkuliahan Mampu menjelaskan: A. Pengertian Identitas Nasional B. Parameter

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA,

Lebih terperinci

Ulangan Formatif Ketiga

Ulangan Formatif Ketiga Ulangan Formatif Ketiga Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan SEMESTER DUA Kelas : VI ( Enam ) 1. Berilah tanda silang (x) pada huruf jawaban yang paling benar! 1. Politik luar negari Indonesia adalah...

Lebih terperinci

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi Forum Bina Prestasi Anggota Ikapi Pendalaman Buku Teks Tematik Pahlawanku 4E Kelas IV SD Penyusun Forum Bina Prestasi Pramita Indriani Damarasih Sumiyono Untari Teguh Purwantari Sutarman Editor Indriani

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 23 TAHUN 1997 (23/1997) Tanggal: 19 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Sumber: LN 1997/68; TLN NO.3699 Tentang: PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia Presiden

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 Singosari : Sejarah Peminatan : XI IPS/Ganjil : Kerajaan-Kerajaan Besar Indonesia pada Masa

Lebih terperinci

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN KISI KISI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas / Kur : VII / K13 Semester : Ganjil Kompetensi Inti :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Fokus Penelitian, Penegasan Istilah. A. Latar Belakang Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP. UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA Modul ke: RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH PENGEMBANGAN KARAKTER Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk lancarnya

Lebih terperinci

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh : Richi Ardianto 11.11.5468 Kelompok F S1 TI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Oby rohyadi Nomer mahasiswa : 11.11.5471 Kelompok : F Program studi : STRATA 1 Jurusan Nama Dosen : Teknik Informatika : Dr.abidarin rosidi,m.ma Implementasi

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A 1. Latar belakang Jepang memberi janji kepada bangsa Indonesia di kelak kemudian hari adalah a. ingin membentuk Asia Timur Raya b. untuk mendewasakan bangsa

Lebih terperinci

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: IDENTITAS NASIONAL Disampaikan pada perkuliahan Kewarganegaraan kelas PKK Fakultas Ekonomi & Bisnis H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc. Modul ke: 03 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Identitas Nasional Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1. Pengertian Identitas Nasional 2. Parameter

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap insan. Potensi itu berupa kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat menciptakan

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan

Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kedudukan Jepang semakin terdesak oleh Sekutu dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik. Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Gerakan Pembasisan Pancasila Pancasila

Lebih terperinci

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA 1. Macam-macam teori penyebaran Islam di Indonesia adalah: a. Teori. Pengemuka 2)... 3)... Bukti b. Teori.

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa dengan telah berlakunya

Lebih terperinci

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN-NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1997 LINGKUNGAN HIDUP. WAWASAN NUSANTARA. Bahan Berbahaya. Limbah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699). UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI NAMA : Ragil Prasetia Legiwa NIM : 11.02.7942 TUGAS JURUSAN KELOMPOK NAMA DOSEN : Tugas Akhir Kuliah Pancasila : D3 - MI : A : M. Khalis Purwanto

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dilingkungan hidup adalah merupakan

Lebih terperinci

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK 46. KOMPETENSI INTI DAN SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak

Lebih terperinci

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan

Indikator. Teknik. peninggalan. sejarah yang bercorak Hindu yang ada di Indonesia Mampu menceritakan. peninggalan Silabus Sekolah : Kelas : V Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Fakultas Fakultas Teknik Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

1 of 5 02/09/09 11:52

1 of 5 02/09/09 11:52 Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa Zaman Kuno Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat,

Lebih terperinci

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA WILAYAH BANTEN Menurut berita dari Tome Pires (1512-1515) menyebutkan bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dan Cirebon

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 05 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Sebagai Dasar Negara Modul ini membahas mengenai Pancasila Sebagai Dasar Negara Yang Merupakan Ideologi Terbuka, Batasan keterbukaan Pancasila sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kisaran adalah ibu kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak 160 km dari Kota Medan ( ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Kota Kisaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan dan melestarikan adat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa sebagai Pelaksanaan Pasal 42 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

C. Masa Kerajaan Islam

C. Masa Kerajaan Islam C. Masa Kerajaan Islam 1. Kerajaan Samudera Pasai Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan oleh Sultan Malikus Shaleh pada abad ke-13. Kerajaan ini terletak di pesisir timur

Lebih terperinci