Kurnia Sativa, Teguh Wibowo, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Transkripsi

1 EKSPERIMENTASI MODEL TGT PADA MATERI SEGITIGA DAN JAJARGENJANG TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN HAFALAN AL-QUR AN SISWA Kurnia Sativa, Teguh Wibowo, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah model TGT dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada materi segitiga dan jajargenjang atau tidak, (2) apakah siswa berkemampuan hafalan Al-Qur an tinggi lebih baik daripada siswa yang berkemampuan sedang atau rendah pada materi segitiga dan jajargenjang, (3) apakah prestasi belajar siswa yang diberi model TGT dan pembelajaran langsung konsisten atau tidak untuk tiap-tiap kemampuan hafalan Al-Qur an, dan prestasi belajar siswa yang berkemampuan hafalan Al-Qur an tinggi, sedang, dan rendah konsisten atau tidak untuk tiap-tiap model pembelajaran. Uji hipotesis yang digunakan ANAVA dua jalan dengan sel tak sama dengan α = 5% menunjukkan (1) F a = < 4.08 = F tabel berarti model TGT tidak menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung, (2) F b = > 3.23 = F tabel berarti prestasi belajar matematika siswa yang berkemampuan hafalan Al-Qur an tinggi lebih baik daripada sedang dan rendah dan yang sedang lebih baik daripada yang rendah, (3) F ab = < 3.23 = F tabel berarti karakteristik perbedaan antara model pembelajaran TGT dan model pembelajaran langsung untuk setiap kemampuan hafalan Al-Qur an siswa sama (tidak konsisten). Kata kunci: Model TGT, Prestasi Belajar, Hafalan Al-Qur an. PENDAHULUAN Pendidikan sebagai upaya yang tepat untuk membangun sumber daya manusia yang tinggi dan berkualitas dan memang satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogyanya digunakan sebagai alat membangun SDM yang bermutu tinggi. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya dengan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah model yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di SD. Dalam hal ini, proses pembelajaran hingga saat ini masih 50

2 memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya, sehingga siswa cenderung kurang aktif. Banyak cara yang dapat dilakukan agar siswa menjadi aktif, salah satunya yaitu dengan merubah paradigma pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adeneye Olarewaju Adeleye Awofala (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Achievement in cooperative versus individualistic goal-structured junior secondary school mathematics classrooms in Nigeria, menunjukkan bahwa strategi berkelompok (dalam hal ini model TGT) dapat meningkatkan daya penguasaan matematika siswa pada pemahaman dan tingkat penerapan yang kemudian pada tingkat kesadaran pengetahuan. Hal tersebut dibuktikan oleh terdapatnya perbedaan yang signifikan pada prestasi pembelajaran matematika secara kelompok dan individual pada pemberian perlakuan kelompok. Dengan demikian, merujuk pada penelitian menganjurkan bahwa TGT sebagai salah satu bentuk dari pembelajaran kooperatif yang digunakan guru-guru untuk meningkatkan pembelajaran matematika. Hal tersebut juga telah dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Mirawati (2009) dan Dwi Suparwati (2011). Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Menurut Slavin (2008: 166), kelompok terdiri dari 4 sampai 6 siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari hasil akademik, jenis kelamin, dan suku. Siswa dari masing-masing kelompok bertanding untuk menyumbangkan poin tertinggi bagi kelompoknya. Poin dari perolehan setiap anggota kelompok diakumulasikan dalam poin kelompok. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu bahwasannya pembelajaran di tingkat SD khususnya pada pelajaran matematika, masih banyak menggunakan cara menghafal dalam belajar. Jadi pada cara inilah yang sebenarnya harus diberikan perhatian lebih agar siswa tidak hanya menghafal saja tetapi juga memahami dengan baik. Pada kasus yang ada, siswa SD masih mengalami banyak kesulitan 51

3 dalam menghafal materi matematika. Bagi siswa yang muslim, ada kemungkinan menghafal Al-Qur an dapat dijadikan pemicu dalam kemampuan menghafal suatu hal. Sehingga, dengan kebiasaan menghafal Al-Qur an siswa dapat mengingat dengan baik. Berdasarkan pengalaman yang disampaikan Nur Ihsan Jundulloh (Ihsan) siswa SMA N 5 Bandung, dengan seringnya menghafal Al-Qur an sejak usia 3 tahun membuatnya menjadi juara umum di sekolah. Dengan seringnya menghafal Al-Qur an dia mengaku justru semakin memudahkan belajar dan menghafal pelajaran umum (Sabili, 2005: No. 10). Sesuai dengan masalah penelitian yang dipecahkan melalui eksperimen, maka penelitian yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui apakah model TGT dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada materi segitiga dan jajargenjang, untuk mengetahui apakah siswa berkemampuan hafalan Al-Qur an tinggi lebih baik daripada yang berkemampuan sedang atau rendah, untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang diberi model TGT dan pembelajaran langsung konsisten atau tidak untuk tiap-tiap kemampuan hafalan Al-Qur an, dan prestasi belajar siswa yang berkemampuan hafalan Al-Qur an tinggi, sedang, dan rendah konsisten atau tidak untuk tiap-tiap model pembelajaran. METODE PENELITIAN Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD se gugus Dewi Sartika 2 kecamatan Purworejo kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Populasi terdiri dari 9 SD Negeri se-gugus Dewi Sartika 2. Langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan cluster random sampling. Satu kelompok dijadikan kelas eksperimen dan yang satu kelompok dijadikan kelas kontrol. SD Negeri Semawung terpilih sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Baledono terpilih sebagai kelompok kontrol. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode dokumentasi, tes, dan observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan awal siswa yang diambil dari nilai Ujian Tengah Semester 1 kelas IV pelajaran matematika pada kelas eksperimen dan kelas 52

4 kontrol. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan hafalan Al-Qur an siswa. Hafalan Al-Qur an meliputi banyaknya kemampuan siswa dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur an. Kemudian data tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu kemampuan hafalan Al-Qur an tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokan ini didasarkan pada rata-rata kemampuan hafalan Al-Qur an siswa. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika pada materi segitiga dan jajargenjang. Intrumen penelitian ini berupa tes objektif yang terdiri dari 25 item soal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data perlakuan yang telah diuji prasyarat analisis diperoleh hasil data yang normal dan homogen. Dengan demikian, uji hipotesis yang digunakan ANAVA dua jalan dengan sel tak sama. Hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 0.05, diperoleh bahwa pada efek utama A (model pembelajaran), harga statistik uji F a = dan F tabel = 4.08, ternyata F a < F tabel dengan demikian H 0A diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a = 0.05 tidak terdapat perbedaan efektivitas pembelajaran antara model TGT dan model pembelajaran direct instruction terhadap hasil prestasi belajar matematika siswa. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirawati (2009) yang mengatakan TGT menghasilkan prestasi yang lebih baik daripada pembelajaran langsung, karena adanya keterbatasan penelitian yaitu pada faktor banyaknya siswa, keterbatasan tempat dan waktu pembelajaran sehingga kurang efektif dalam pembelajaran. Pada efek utama B (kemampuan hafalan Al-Qur an siswa), harga statistik uji F b = dan F tabel = 3.23, ternyata F b > F tabel dengan demikian H 0B ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi a = 0.05 kemampuan hafalan Al-Qur an siswa yang tinggi, sedang, dan rendah memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil prestasi belajar matematika. Pada efek interaksi AB (model pembelajaran dan kemampuan hafalan Al-Qur an siswa), harga statistik uji F ab = dan F tabel = 3.23, ternyata F ab < F tabel dengan demikian H 0AB diterima. Hal ini berarti pada tingkat signifikan a = 0.05 tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan hafalan Al-Qur an siswa terhadap hasil prestasi belajar matematika siswa. 53

5 Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh bahwa H 0B ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk melacak perbedaan rerata khususnya pada efek utama B yaitu kemampuan hafalan Al-Qur an siswa. Tabel 2 Rangkuman Rataan Antar Sel dan Rataan Marginal Model pembelajaran Kemampuan hafalan Al-Qur an Siswa Rataan Tinggi Sedang Rendah Marginal Eksperimen (TGT) Kontrol Rataan Marginal Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antarkolom Komparasi F hitung F kritik Keputusan Uji µ.1 vs µ H 0 ditolak µ.2 vs µ H 0 ditolak µ.1 vs µ H 0 ditolak Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi rataan antar kolom, tampak bahwa ketiga hipotesis nol ditolak. Ini berarti bahwa ketiga tingkatan kemampuan hafalan Al-Qur an siswa memberi efek yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang berkemampuan hafalan Al-Qur an tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada yang sedang dan rendah, dan yang sedang lebih baik daripada yang rendah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahma Widiyanita (2007), yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang berkemampuan hafalan Al-Qur an tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada sedang dan rendah, demikian pula yang sedang lebih baik prestasinya daripada yang rendah. Akan tetapi, pembelajaran dengan model TGT tidak memberikan prestasi yang berbeda dengan pembelajaran langsung, dan karakteristik perbedaan antara model TGT dengan pembelajaran langsung untuk tiap kemampuan hafalan Al-Qur an sama. Dengan demikian saran untuk guru atau 54

6 peneliti lain yaitu bagi guru diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap kemampuan hafalan Al-Qur an siswa. Dengan demikian dirasa perlu memberikan perlakuan lebih pada hafalan tersebut, misalnya dengan mengadakan tutorial hafalan atau drill hafalan tiap harinya. Sedangkan untuk peneliti lain yaitu diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan melakukan drill hafalan Al- Qur an secara intensif dalam kurun waktu tertentu kemudian diuji pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika siswa. DAFTAR PUSTAKA Desember. Menghafal Al-Qur an Bisa Memudahkan Belajar. Sabili. Nomor 10 Tahun XIII A. O. Adeleye Awofala, et all Acheivement in Cooperative versus Individualistic Goal-Structured Junior Secondary School Mathematics Classroom in Nigeria. International Journal of Mathematics Trends and Technology, vol 3 issue Diakses dari pada tanggal 11 Desember Dwi Suparwati Keefektifan Kombinasi Model Problem Posing Dan Team Game Tournament Berbantu Media Pembelajaran Terhadap Prestasi belajar Materi Bangun Ruang Pada Siswa SMP N 2 Ambal Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo. Mirawati Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Materi Pokok Persamaan Dan Kuadrat Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas X SMA Kota Waring Timur Tahun Pelajaran 2009/2010. Thesis: UNS. Diakses dari pada tanggal 3 Mei Rahma Widyanita Pengaruh Kegiatan Menghafal Al-Qur an Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Skripsi: UIN Malang. Diakses dari pada tanggal 21 Desember Slavin, E. Robert Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. 55