Abstrak. Kata kunci : Efektivitas, PMC, TGT, Prestasi, Gaya Kognitif.

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS MODEL PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MEDIA CATMAT (PMC) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VIII MTSN CARUBAN Ridha Rokhani 1), Murdjito 2), Basuki Rachmad 3) 1 Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun ridhamate_xx@yahoo.co.id 1 Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun murdjito86@yahoo.com 1 Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun basrachmad@yahoo.com Abstrak Berdasarkan data yang diperoleh dari MTsN Caruban menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika belum memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari data nilai ulangan harian terakhir siswa kelas VIII MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/2014. Dari data tersebut, masih terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, maka peneliti mencoba menerapkan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan Teams Games Tournament (TGT) ditinjau dari gaya kognitif. Kedua model pembelajaran tersebut samasama menitikberatkan pada aktivitas berpikir sehingga erat kaitannya dengan siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model PMC lebih baik daripada model TGT, (2) apakah prestasi belajar matematika siswa FI lebih baik daripada siswa FD, (3) apakah terdapat interaksi antara model PMC dan TGT dengan gaya kognitif FI dan FD terhadap prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Sumber data diperoleh dari sampel penelitian yaitu siswa kelas VIII E dan VIII A MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/2014 yang diambil secara cluster random sampling dengan banyak anggota sampel 72 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan metode statistik test (Anava dua jalan sel tak sama). Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji Anava dua jalan sel tak sama, dapat disimpulkan bahwa, (1) prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model PMC tidak lebih baik daripada model TGT, (2) prestasi belajar matematika siswa FI lebih baik daripada siswa FD, dan (3) tidak terdapat interaksi antara model PMC dan TGT dengan gaya kognitif FI dan FD terhadap prestasi belajar matematika siswa. Kata kunci : Efektivitas, PMC, TGT, Prestasi, Gaya Kognitif. 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha dalam rangka mencerdaskan putra-putri bangsa dalam beberapa aspek diantaranya spiritual, emosional, dan intelektual untuk menyiapkan generasi bangsa yang cerdas, bermartabat, dan siap menghadapi tantangan zaman. Suatu pendidikan dikatakan bermutu apabila seseorang memperoleh ilmu dan pengalaman yang bermakna bagi dirinya, proses pendidikan berlangsung secara efektif dan menghasilkan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

2 Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia senantiasa dilakukan pemerintah, salah satunya yaitu pengembangan kurikulum untuk mendapatkan hasil pendidikan yang lebih baik. Dalam kurikulum tersebut, salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi yaitu matematika. Ahmad Ihsan Adi (2013: 1) menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai pada kurikulum pendidikan matematika diantaranya adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan serta mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Berdasarkan observasi, pelaksanaan model pembelajaran di MTsN Caruban bervariasi, guru tidak hanya menerangkan materi dengan ceramah saja, melainkan membentuk kelompok belajar dalam materi pelajaran tertentu. Selain itu, sarana prasarana di sekolah ini memadai. Misalnya, dalam pembelajaran materi bangun ruang, tersedia model-model bangun ruang yang dapat digunakan oleh guru selama pembelajaran. Namun, data yang diperoleh dari MTsN Caruban menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika belum memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari data nilai ulangan harian terakhir siswa kelas VIII MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/2014. Dari data tersebut, masih terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu penyebab utama rendahnya prestasi belajar matematika siswa yaitu model pembelajaran yang dapat membawa pengaruh terhadap kemampuan bernalar siswa dalam memecahkan masalah matematika. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sudah ditunjukkan dengan adanya perubahan-perubahan dalam pola kegiatan belajar mengajar, penggunaan model dan penyusunan media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar matematika di sekolah. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba menerapkan beberapa model pembelajaran di MTsN Caruban yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Dalam memilih model pembelajaran, peneliti menggunakan dua model pembelajaran, yaitu Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan Teams Games Tournament (TGT). Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) menggunakan media CatMat (PMC) merupakan suatu kegiatan yang didesain oleh guru dalam rangka memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan atau pertanyaan matematika. Soal-soal dalam pembelajaran pemecahan masalah ini disajikan menggunakan media permainan Catur Matematika sehingga pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan. Fungsi guru dalam kegiatan tersebut adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Sedangkan model Teams Games Tournament (TGT) adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang memadukan unsur permainan di dalam pembelajarannya untuk memberikan motivasi

3 belajar kepada siswa. Dalam pembelajaran ini, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok harus saling membantu untuk memahami materi pembelajaran yang akan digunakan sebagai pengetahuan individu dalam mengikuti turnamen di akhir pembelajaran. Kedua model tersebut, memiliki persamaan yaitu sama-sama menggunakan unsur permainan dalam pertandingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan fokus pada pemberian masalah agar siswa dapat berpikir dan bernalar untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah matematika. Namun, kedua model di atas juga memiliki perbedaan, pada model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC), siswa dikelompokkan ke dalam pasangan-pasangan yang terdiri dari 2 orang sehingga pembelajaran lebih terfokus pada individu. Sedangkan pada model Teams Games Tournament (TGT), siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Selain model pembelajaran, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh gaya belajar dalam proses kognitif yang biasa disebut gaya kognitif. Gaya kognitif dimiliki oleh setiap orang, termasuk siswa-siswi di MTsN Caruban. Ditinjau dari aspek psikologis, gaya kognitif terbagi menjadi dua yaitu Field Independence (FI) dan Field Dependence (FD). Gaya kognitif ini mencerminkan cara analisis seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Siswa yang FI tampak lebih tenang dalam menghadapi permasalahan, mereka cenderung membuat kesalahan yang lebih sedikit dibandingkan siswa FD. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul, Efektivitas Model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan Teams Games Tournament (TGT) terhadap Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa kelas VIII MTsN Caruban. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Alasan memilih metode eksperimen yaitu peneliti ingin mencari pengaruh variabel bebas yaitu model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika siswa Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran dan gaya kognitif. b. Variabel Dependen (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika.

4 Penelitian dilaksanakan di MTsN Caruban tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi penelitian melibatkan semua siswa kelas VIII MTsN Caruban dan sampel yang ditetapkan sebanyak 2 kelas yaitu kelas VIII E dan VIII A yang dipilih dengan teknik Cluster Random Sampling. Kelas VIII E sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan model PMC sedangkan Kelas VIII A sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran dengan model TGT. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pemilihan sampel penelitian dari populasi yang telah ditentukan sebanyak 2 kelas sebagai kelas eksperimen dan kontrol. b. Memberikan tes GEFT kepada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui gaya kognitif siswa. c. Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan pada kelas kontrol dengan model Teams Games Tournament (TGT). d. Menguji validitas tes prestasi pada siswa di kelas validasi (selain kelas eksperimen dan kontrol). e. Memberikan tes prestasi yang valid pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama. Teknik Pengumpulan data menggunakan 2 metode yaitu metode tes dan metode dokumentasi. Peneliti menggunakan dua tes yaitu tes GEFT untuk mengetahui gaya kognitif siswa dan tes prestasi yang dilakukan setelah pembelajaran dengan model PMC dan TGT. Teknik analisis data yang digunakan adalah validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti di lapangan, data tersebut diolah dengan uji keseimbangan yang meliputi: uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t. Setelah data awal yang diperoleh seimbang, peneliti menentukan kelas VIIIE sebagai kelas eksperimen dan VIIIA sebagai kelas kontrol. Uji prasyarat analisis (1) dengan uji normalitas data berdistribusi normal; (2) uji homogenitas data, apakah kedua kelas dalam keadaan homogen; (3) uji hipotesis, dengan menggunakan anava dua jalan sel tak sama. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data a. Data Awal Penelitian Data kemampuan awal diambil nilai ulangan harian terakhir kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu data digunakan untuk uji keseimbangan dengan prasyarat populasi normal dan homogen. Deskripsi data awal penelitian ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 1. Deskripsi Data Awal Penelitian Kelas Jumlah Data Rata-Rata Standar Deviasi Eksperimen (VIII E) 37 71,54 15,82 Kontrol (VIII A) 35 68,86 14,44

5 b. Data Gaya Kognitif Siswa Gaya kognitif siswa dikelompokkan menjadi dua macam yaitu gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD). Pengelompokan gaya kognitif siswa dilakukan dengan penskoran sesuai kriteria, jika siswa mendapat nilai 10 dikatakan mempunyai gaya kognitif FD dan jika siswa mendapat nilai 10 maka dikatakan mempunyai gaya kognitif FI. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Rangkuman Data Gaya Kognitif Siswa Jumlah Siswa Gaya Kognitif Eksperim Jumlah Kontrol en FI FD Jumlah c. Data Prestasi Belajar Matematika Setelah dilakukan pembelajaran dengan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan Teams Games Tournament (TGT) sebanyak 2 kali, kemudian diberikan soal tes prestasi sebanyak 20 butir soal tes diperoleh data sebagai berikut. Tabel 3. Rangkuman Data Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Jumlah Data Rata-Rata Standar Deviasi Eksperimen (VIII E) 37 76,89 17,011 Kontrol (VIII A) 35 72,43 18,406 Sedangkan data prestasi belajar matematika pada setiap kelas berdasarkan gaya kognitif dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Rangkuman Data Prestasi Belajar Matematika Siswa pada setiap kelas berdasarkan gaya kognitif Rata-Rata Jumlah Siswa Kelas Prestasi FI FD FI FD Eksperimen ,7 72,3 Kontrol ,6 Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji data awal yaitu keseimbangan yang dilakukan dengan uji t dan uji data prestasi belajar yang dilakukan dengan uji ANAVA dua jalan sel tak sama. Uji ANAVA menggunakan data prestasi belajar siswa yang diperoleh dari tes setelah pelaksanaan pembelajaran dengan model PMC dan TGT. a. Hasil Uji Keseimbangan Hasil uji normalitas berdasarkan kemampuan awal pada kelas eksperimen

6 diperoleh L 0,05; 37 L L 0,1457 dan L obs = 0,0915 sehingga H 0 diterima. Hasil uji normalitas berdasarkan kemampuan awal pada kelas kontrol diperoleh DK = L 0,05; 35 L L 0,1498 dan L obs = 0,0763 sehingga H 0 diterima. Hal ini berarti sampel siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kemampuan awal diperoleh DK = F F 1,76 dan F = 1,1998, sehingga H 0 diterima. Hal ini berarti variansi kelas eksperimen dan kontrol adalah sama atau homogen. Berikut hasil uji keseimbangan dengan uji t dengan prasyarat populasi normal dan homogen. Tabel 5. Rangkuman Uji Keseimbangan Uji Keseimbangan F obs DK Keputusan Simpulan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 1,1707 1,76 H 0 diterima Kedua kelompok seimbang Setelah uji normalitas dan bahasan luas permukaan dan volume homogenitas, dilakukan uji variansi. Hasil bangun datar (kubus dan balok) adalah analisis variansi hasil belajar pokok sebagai berikut. Tabel 6. Rangkuman Uji ANAVA dua jalan Sel Tak Sama Sumber JK dk RK F obs F α Kepu tusan Model mengajar (A) 574, ,0357 1,9709 3,9 H Diterima 0 A Gaya Kognitif (B) 1767, ,4313 6,0682 3,9 H Ditolak 0 B Interaksi (AB) 302, ,0108 1,0369 3,9 H Diterima 0 AB Galat 19805, , Total 22449, Berdasarkan analisis variansi dua jalan sel tak sama, H 0A diterima, H 0B ditolak, dan H 0AB diterima, maka dilakukan uji lanjut pasca anava untuk H 0B. Model Pembelajaran Tabel 7. Data Rataan Marginal Gaya Kognitif FI FD Rataan Marginal PMC 87,727 72,308 80,0175 TGT 77 70,6 73,8 Rataan Marginal 82, ,454

7 Berdasarkan data rataan marginal dapat disimpulkan bahwa model PMC tidak lebih baik daripada model TGT, gaya kognitif FI lebih baik daripada gaya kognitif FD. Pembahasan 1. Prestasi Belajar Matematika antara Siswa yang Diajar dengan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan model Teams Games Tournament (TGT) Prestasi belajar matematika siswa dengan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) tidak lebih baik daripada model Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VIII MTsN Caruban. Pembelajaran matematika dengan model PMC dan TGT memiliki beberapa persamaan dan perbedaan, salah satu perbedaannya yaitu dalam model TGT, siswa bekerja secara kelompok, sehingga seringkali siswa yang berkemampuan sedang dan rendah pasif dalam pembelajaran. Sedangkan dalam model PMC, siswa bekerja secara berpasangan, guru memberi sebuah masalah dan bimbingan untuk memecahkan masalah tersebut, sehingga siswa terbiasa dalam memecahkan permasalahan matematika dengan mandiri. Namun, dalam penelitian ini, semua siswa kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan model TGT saling bekerjasama dalam kelompoknya. Persaingan antar kelompok pun berjalan sangat ketat, sehingga masing-masing siswa dapat belajar dari tugas kelompok tersebut. Akibatnya prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol memiliki ratarata yang tinggi yaitu 72,43 dan 76,89, sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan. 2. Prestasi Belajar Matematika antara Siswa yang Memiliki Gaya Kognitif Field Independent (FI) dan Gaya Kognitif field Dependent (FD) Prestasi belajar matematika siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) lebih baik daripada gaya kognitif Field Dependent (FD). Siswa yang memiliki gaya kognitif FI melihat masalah secara analitis dan mampu menalar dengan baik, sedangkan siswa yang memiliki gaya kognitif FD kurang menyukai penalaran matematika. Sehingga dalam pelajaran matematika, prestasi belajar siswa yang memiliki gaya kognitif FI lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya kognitif FD. Akibatnya gaya kognitif sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan memiliki peranan penting dalam matematika. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moertiningsih (2011: 91) yang menyatakan bahwa siswa dengan gaya kognitif FI memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibanding siswa dengan gaya kognitif FD. 3. Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Gaya Kognitif terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Tidak terdapat interaksi antara model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan Teams Games Tournament (TGT) dengan gaya kognitif Field Independent (FI) maupun Field Dependent (FD) terhadap prestasi belajar matematika siswa.

8 Berdasarkan data rataan marginal pada tabel 4.7, dapat dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini FI FD PMC TGT Gambar 1. Grafik Interaksi Model Pembelajaran dengan Gaya Kognitif Pada gambar 1 terlihat bahwa garis biru (PMC) dan garis merah muda (TGT) tidak saling berpotongan, ini menunjukkan prestasi belajar matematika siswa FI maupun FD pada model PMC dan TGT tidak saling mempengaruhi atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model PMC dan TGT baik pada siswa yang memiliki gaya kognitif FI maupun FD. Hal ini disebabkan permainan yang dilakukan pada akhir pembelajaran model PMC dan TGT dapat memberikan motivasi sehingga siswa FI dan FD mampu aktif untuk bekerjasama dengan baik dalam kelompok maupun pasangan. Siswa yang memiliki gaya kognitif FI pada kelompok PMC maupun TGT mampu mendapatkan nilai yang tinggi dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, begitu pula siswa yang memiliki gaya kognitif FD pada kelompok PMC maupun TGT, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai siswa. Siswa FI yang diajar dengan model PMC memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa FD, begitu pula Siswa FI yang diajar dengan model TGT memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa FD. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) tidak lebih baik daripada model Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VIII MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/ Prestasi belajar matematika siswa yang memiliki gaya kognitif Field Independent (FI) lebih baik daripada gaya kognitif Field Dependent (FD) pada siswa kelas VIII MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/ Tidak terdapat interaksi antara model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat (PMC) dan model Teams Games Tournament (TGT) dengan gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD) terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII MTsN Caruban tahun pelajaran 2013/2014.

9 Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan agar prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa a. Siswa yang memiliki gaya kognitif FI hendaknya mau membantu siswa yang memiliki gaya kognitif FD karena pembelajaran dengan teman sebaya dapat memberikan pengalaman berbeda sehingga siswa FD menjadi lebih semangat dalam belajar. b. Siswa yang memiliki gaya kognitif FD hendaknya bertanya kepada siswa yang memiliki gaya kognitif FI jika terdapat kesulitan dalam materi pelajaran. 2. Bagi Guru Guru hendaknya memberikan perhatian khusus kepada siswa yang memiliki gaya kognitif FD. Salah satunya dengan cara memilih metode pembelajaran yang tepat bagi siswa, pembelajaran dengan teman sebaya mungkin dapat diterapkan. 3. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya dapat meningkatkan sarana prasarana khususnya mata pelajaran matematika agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain yang ingin meningkatkan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya kognitif FI maupun FD dengan model Pemecahan Masalah menggunakan media CatMat dan Teams Games Tournament (TGT) hendaknya menggunakan materi dan sampel yang berbeda untuk melihat apakah dapat memberikan hasil yang diharapkan. 5. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ahmad Ihsan Adi Tujuan Pendidikan Matematika (Online), ( 1/tujuan-pendidikan-matematika. html, diunduh 7 Maret 2014). Budiyono Statistik Untuk Penelitian (Edisi Ke-2). Surakarta: UNS Press. Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Herman Hudojo Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Metematika. Malang: Universitas Negeri Malang. IKIP PGRI Madiun Pedoman Penulisan Skipsi. Madiun: IKIP PGRI Madiun. Isjoni Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ismunamto Ensiklopedia Matematika: Buku Panduan Matematika. Jakarta: PT. Lentera Margono Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Martinis Yamin Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

10 Mulyono Abdurrahman Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Nana Syaodih Sukmadinata Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sanusi Efektivitas Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) dan Explicit Instruction Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 1 (2): Septina Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Permainan Traveling Matematika Pada Siswa Kelas V SDN 4 Kedungbanteng Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Madiun: Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun. Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Yogyakarta: Rineka Cipta. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian: Suatu Pendidikan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.