Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Badan Informasi Geospasial

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Badan Informasi Geospasial"

Transkripsi

1 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Badan Informasi Geospasial

2 Daftar Isi Kata Pengantar 6 Ikhtisar Eksekutif 8 Pendahuluan 11 Latar Belakang 12 Tugas dan Fungsi 13 Struktur Organisasi 15 Sumber Daya Manusia 16 Sistematika Penyajian 17 Rencana Strategis Dan Penetapan Kinerja 19 Rencana Strategis BIG Visi dan Misi 20 Tujuan dan Sasaran 21 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama 23 Penetapan Kinerja BIG Tahun Akuntabilitas Kinerja Dan Akuntabilitas Keuangan 27 Pengukuran Kinerja 28 Capaian dan Evaluasi Kinerja 28 Sasaran-1 29 Sasaran-2 36 Sasaran-3 39 Sasaran-4 42 Sasaran-5 45 Sasaran-6 71 Akuntabilitas Keuangan 80 Penutup 83 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

3 Daftar Tabel Tabel 3.1. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran-1 29 Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-2 36 Tabel 3.3 Daftar pemerintah daerah yang mendapat sosialisasi pembangunan simpul jaringan tahun Tabel 3.4. Tabel kinerja Sasaran-3 39 Tabel 3.5. Indikator kinerja Sasaran-4 42 Tabel 3.6. Daftar PPIDS sampai tahun Tabel 3.7. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-5 45 Tabel 3.8. Batas Segmen Batas 63 Tabel 3.9. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-6 71 Tabel Realisasi Anggaran 2014 per program dan kegiatan 81 Badan Informasi Geospasial

4 Daftar Gambar Gambar 1.1. Pemangku Jabatan Fungsional 16 Gambar 1.2. Personil BIG berdasarkan Pangkat dan Golongan 16 Gambar 1.3. Komposisi Pegawai BIG Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal 16 Gambar 3.1. Perkembangan capaian NSPK dan SNI 31 Gambar 3.1 Tampilan laman Ina-Geoportal 38 Gambar 3.2. Rincian Nilai Reformasi Birokrasi BIG Tahun Gambar 3.3. Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran-5 46 Gambar 3.4. Distribusi titik referensi geodesi JKHN yang dibangun tahun Gambar 3.5. Distribusi titik referensi geodesi JKHV yang dirawat pada tahun Gambar 3.6. Pelaksanaan Pembangunan Stasiun Pasang Surut Belitung (kiri bawah), Natuna (atas) 52 Gambar 3.7. Sebaran pembangunan titik pantau geodinamika dan deformasi tahun Gambar 3.8.Sebaran pembangunan stasiun CORS tahun Gambar 3.9. Contoh peta LPI skala 1: Gambar Indeks peta LLN sampai tahun Gambar Lokasi kegiatan survey CBDRF RI-Malaysia, sektor barat (atas), sektor timur (bawah) 60 Gambar Lokasi kegiatan CBDRF RI-PNG (atas), Lokasi pemasangan pilar batas RI-RDTL (bawah), 61 Gambar Peta JBM RI-Malaysia Gambar Foto BSP terpasang 63 Gambar Peta Koridor Batas Disepakati Di Atas Peta 64 Gambar JUmlah NLP Peta Administrasi hingga tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

5 Gambar Indeks Pemetaan RBI Skala 1:.000, Skala 1:.000, Skala 1:25.000, Skala 1: dan Skala 1: Gambar Foto udara wilayah Bogor untuk pemetaan skala 1 : Gambar Ketersedian peta RBI hingga tahun 2014 berserta kekurangan NLP 70 Gambar Peta Sistem Lahan Skala 1: Gambar Peta sebaran suhu padad Pemetaan Karakteristik Perairan 73 Gambar Indeks lokasi Pemetaaan Karakteristik Peraiiran di Nusa Tenggara 75 Gambar Peta Morfometri skala 1 : Gambar Peta Penutup Lahan Nasional hasil kesepakatan satu peta antar kementerian 78 Gambar Peta Multirawan Bencana Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta 79 Badan Informasi Geospasial

6 Kata Pengantar 6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

7 Yang kami hormati Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Bersama ini kami kami sampaikan Laporan Kinerja Badan Informasi Geospasial (BIG) Tahun 2014, yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi BIG pada tahun anggaran Laporan ini merupakan bentuk dari pelaksanaan Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta mengacu pada Peraturan Menteri PAN-RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini sebagai media yang merinci pertanggungjawaban sebagai amanah yang diemban organisasi dan tanggung jawab pemakaian sumber daya dan anggaran untuk menjalankan misi organisasi. Penyusunan Laporan Kinerja 2014 ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan transparan terhadap seluruh kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan BIG sepanjang tahun Akhir kata, kami berharap agar laporan akuntabilitas kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai media Kepala Badan Informasi Geospasial pertanggungjawaban kepada stakeholders dan sebagai pemicu bagi peningkatan kinerja BIG kedepannya. Priyadi Kardono Badan Informasi Geospasial

8 Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja Badan Informasi Geospasial (BIG) Tahun 2014, merupakan manifestasi akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi BIG dalam rangka pelaksanaan good governance dan implementasi kebijakan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Laporan ini juga merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan misi BIG yang dijabarkan dalam tujuan dan sasaran strategis, mengacu pada RPJMN dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Dalam mencapai visi dan misinya, pada tahun 2014 BIG menetapkan 6 sasaran strategis yang akan dicapai yaitu: (i) meningkatkan penyelenggaraan informasi geospasial (IG) yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturanpanduan penyelenggaraan IG; (ii) meningkatnya pengunaan IG di lingkungan pemerintah dan masyarakat; (iii) terselenggaranya reformasi birokrasi di Badan Informasi Geospasial; (iv) meningkatnya kapasitas SDM dan industri IG nasional; (v) meningkatnya cakupan informasi geospasial dasar (IGD) yang akurat dan terkinimutakhir; (vi) tersedianya informasi geospasial tematik (IGT) terintegrasi yang akurat. Secara umum kinerja BIG dapat dikatakan berhasil karena target setiap indikator sasaran strategis 8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

9 mencapai %. Semua kegiatan dapat terselenggara dengan baik karena adanya koordinasi dan kerjasama dari semua unit kerja di BIG yang terkait. Peran serta masyarakat semakin terlihat dari peningkatan penggunaan INA-geoportal sebesar 20% dari tahun 2013, hal ini membuktikan antusias masyarakat dalam mengakses kebutuhan IG semakin bertambah, sesuai harapan dari sasaran ke-2 yang telah ditetapkan. Dalam penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik (IGT), dilakukan pembaharuan peta sistem lahan skala 1:.000 pada wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Tujuan pembaharuan ini adalah untuk medukung perencanaan tata ruang atau evaluasi lahan, agar penggunaannya dapat tepat sasaran. Salah satu outcomes yang tecapai pada sasaran ke-6 ini adalah dihasilkan 1 NLP Peta Multirawan Bencana skala 1:.000, dengan adanya pemetaan multirawan Sampai tahun 2014 terdapat 8 KL yang ikut berkontribusi dalam penyusunan kegiatan one map policy, keterlibatan 8 KL ini merupakan outcomes dari bencana yang terintegrasi ini diharapkan perencanaan tata ruang provinsi menjadi lebih baik dan korban akibat bencana dapat diminimalisir. Sasaran ke-1. Adapun 8 KL tersebut adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata RuangBPN, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Informasi Geospasial. Kegiatan one map ini adalah peta tematik tunggal dengan tema tertentu yang disusun bersama pemangku kepentingan dengan mengacu pada Informasi Geospasial Dasar dan standar metodologi yang telah ditentukan. Kaitannya sasaran ke-5 mengenai batas daerah provinsi dan kabupatenkota, tahun 2014 BIG telah melakukan kegiatan penegasan batas wilayah administrasi dengan outcomes yang mendukung pelaksanaan pembangunan daerah. Volume pekerjaan pada tahun 2014 sebanyak 13 segmen batas pada wilayah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu dalam rangka penyusunan RDTR KabupatenKota dan kawasan strategis KabupatenKota, BIG pada tahun 2014 melakukan kegiatan penyediaan IGD skala besar dengan rincian kegiatan pemetaan RBI dan pemotretan udara di kota Bandung, Bogor, serta kota Samarindas-Balikpapan- Dalam rangka pembinaan mengenai IG, sampai tahun 2014 telah terbentuk 10 Pusat Pengembangan Data Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) di Universitas Perguruan Tinggi, yang bertujuan untuk memberikan arahan kepada UniversitasPT dalam menyusun program bimbingan teknis kepada simpul jaringan provinsi dan simpul jaringan kabupatenkota. Maka dapat dikatakan bahwa outcomes dari sasaran ke-4 sudah tercapai. Tanjung Selor-Tarakan, sebanyak 527 NLP. Secara umum pencapaian IKU pada tahun 2014 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan dengan realisasi hampir semua indikator mencapai %. Untuk itu Badan Informasi Geospasial akan berusaha lebih keras lagi sehingga di tahun-tahun mendatang akan menjadi instansi yang mengutamakan profesionalitas dalam bekerja sehingga terselenggaranya reformasi birokrasi sesuai Sasaran ke-3. Badan Informasi Geospasial

10 10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

11 Pendahuluan Badan Informasi Geospasial

12 Latar Belakang Badan Informasi Geospasial (BIG) dibentuk melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG), menggantikan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Sejalan dengan pengesahan Perpres Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (BIG) pada tanggal 27 Desember 2011, menjelaskan bahwas kedudukan BIG berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden sehingga membuat tugas dan fungsi BIG di bidang survei dan pemetaaan semakin luas. Dalam memenuhi salah satu azas penyelenggaraan Negara berbasis good governance yang tercantum pada UU No. 28 Tahun 1999 adalah asas accountability, yang mewajibkan setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat selaku pemegang kedaulatan tertinggi. Asas Akuntabilitas tersebut dimanifestasikan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Laporan ini disusun sebagai salah satu pertanggungjawaban BIG dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama kurun waktu 2014 dalam rangka melaksanakan visi dan misi BIG sebagai salah satu lembaga Negara yang penyelenggaraan kegiatannya dibiayai oleh APBN. Laporan ini juga sebagai salah satu instrumen untuk memacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan BIG serta untuk mendapatkan masukan dari para stakeholder demi perbaikan kinerja BIG pada tahun berikutnya. 12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

13 Dasar hukum dari penyusunan Laporan Kinerja ini adalah Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden No. 5 Tahun 4 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 6 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan ini juga mengacu pada pada Peraturan Menteri PAN-RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. (IGT) yang belum diselenggarakan selain BIG meliputi pengumpulan data, pengolahan, penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial tematik; 6. Penyelenggaraan Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) meliputi penyimpanan, pengamanan, penyebarluasan data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial; 7. Penyelenggaraan dan pembinaan jaringan informasi geospasial; 8. Akreditasi kepada lembaga sertifikasi di bidang informasi geospasial; Tugas dan Fungsi Dalam melaksanakan peran strategis seperti survei dan pemetaan, sesuai Perpres No. 94 Tahun 2011, BIG mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemerintahan di bidang informasi geospasial sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan tugas tersebut dijabarkan fungsi yang melekat pada BIG sebagai berikut: 1. Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang informasi geospasial; 2. Penyusunan rencana dan program di bidang informasi geospasial; 3. Penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar (IGD) yang meliputi pengumpulan data, pengolahan, penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial dasar; 4. Pengintegrasian Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 5. Penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik 9. Pelaksanaan kerjasama dengan badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam danatau luar negeri; 10. Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan BIG; 11. Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaporan, penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; 12. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, keprotokolan, kehumasan, kerjasama, hubungan antar lembaga, kearsipan, persandian, barang milik negara, perlengkapan, dan rumah tangga BIG; 13. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta promosi dan pelayanan produk dan jasa di bidang informasi geospasial; dan 14. Perumusan, penyusunan rencana, dan pelaksanaan pengawasan fungsional. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BIG dikoordinasikan oleh Menteri Riset dan Teknologi. Badan Informasi Geospasial

14 Kepala Badan Informasi Geospasial INSPEKTUR Deputi Informasi Geospasial Dasar Deputi Informasi Geospasial Tematik 14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

15 Struktur Organisasi Kepala BIG dalam menjalankan tugas dan fungsi BIG dibantu oleh 4 Eselon I, yang terdiri dari Sekretaris Utama, Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik, dan Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial berdasarkan Perpres No. 94 tahun Sekretaris Utama Deputi Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial

16 Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan tugasnya, BIG didukung oleh 669 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti, geodesi, geografi, kelautan, ilmu tanah, hukum, administrasi, ilmu komputer, dan lainnya. Dari jumlah 669 PNS tersebut, sebanyak 68 orang menduduki jabatan struktural, masing-masing: Eselon I sebanyak 5 orang, Eselon II sebanyak 11 orang, Eselon III sebanyak 31 orang dan Eselon IV sebanyak 21 orang. Dengan catatan ada dua jabatan yang dipangku oleh Pelaksana Tugas (Plt.), yaitu Kepala Biro Umum dan Keuangan, dan Kepala Sub. Bagian Peraturan Perundang-undangan Gambar 1.2. Personil BIG berdasarkan Pangkat dan Golongan Sebanyak 601 orang lainnya mengikuti jenjang karir dan kepangkatan melalui jabatan fungsional tertentu dan umum 0 Pengatur Muda [IIa] Pengatur Muda Tingkat I [IIb] Penata Tingkat I [IIId] Pembina [IVa] Pengatur [IIc] Pembina Tingkat I [IVb] Pengatur Tingkat I [IId] Pembina Utama Muda [IVc] Penata Muda [IIIa] Pembina Utama Madya [IVd] Penata Muda Tingkat I [IIIb] Pembina Utama [IVe] Penata [IIIc] Gambar 1.3. Komposisi Pegawai BIG Berdasarkan Tingkat 800 Pendidikan Formal Jabatan Fungsional Umum 1 Pranata Hubungan Masyarakat 7 7 Auditor Widyaiswara Teknisi Lityasa 51 Arsiparis 0 4 Pustakawan 18 Peneliti S-3 D-II 2 Perancang Peraturan Perundang-undangan 20 Pranata Komputer S-2 SMA 6 Analis Kepegawaian 166 Surveyor Pemetaan S-1 SMP Gambar 1.1. Pemangku Jabatan Fungsional D-IIISMAKADEMI SD 16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

17 Sistematika Penyajian Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja BIG Tahun 2014 ini menjelaskan pencapaian BIG selama tahun Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini dapat melihat kekurangan dalam hal kinerja apa saja yang harus mengalami perbaikan di tahun berikutnya. 4. Bab III : Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan Bagian ini menguraikan tentang kegiatankegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh BIG dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja BIG tahun 2014, serta menjelaskan realisasi anggaran dalam rangka pencapaian kinerja dan penggunaan sumber daya. Dengan kerangka berpikir seperti itu maka dapat dibuat sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja BIG Tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif Bagian ini menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran yang akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam 5. Bab IV : Penutup Bagian ini berisi kesimpulan atas laporan akuntabilitas kinerja BIG tahun 2014, mulai dari keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala dalam melaksanakan kegiatan, serta strategi untuk mengatasinya pada tahun mendatang. mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil, serta langkah antisipatifnya. 2. Bab I : Pendahuluan Bagian ini menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan wewenang, struktur organisasi, dasar hukum, dan sistematika penyajian. 3. Bab II : Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Bagian ini menguraikan tentang rencana strategis dan penetapan kinerja BIG 2014 Badan Informasi Geospasial

18 18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

19 Rencana Strategis Dan Penetapan Kinerja Badan Informasi Geospasial

20 Rencana Strategis BIG Badan Informasi Geospasial (BIG) bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang Informasi Geospasial. Perjalanan panjang Bakosurtanal yang kemudian bertransformasi menjadi lembaga yang kita kenal saat ini yaitu BIG dalam menjalankan tugasnya, tidak terlepas dari dinamika lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh bagi eksistensi BIG. Langkah-langkah strategis dan operasional yang merupakan kunci sukses bagi organisasi akan diuraikan dalam arah dan kebijakan tahunan BIG. Visi dan Misi Dalam rangka menghadapi perubahan kondisi global dan nasional yang cepat dan dinamis, BIG telah menetapkan visi sebagai berikut: Menjadi Lembaga Penggerak dan Terdepan Dalam Penyelenggaraan Informasi Geospasial yang Andal, Terintegrasi dan Mudah Dimanfaatkan Visi (Vision) merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan. Visi harus bersifat praktis, realistis untuk dicapai, dan memberikan tantangan serta menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai BIG untuk mewujudkannya. Beberapa istilah yang terdapat dalam visi dijelaskan sebagai berikut: 1. Menjadi lembaga penggerak penyelenggaraan IG secara nasional melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah dan masyarakat. Terkait dengan hal tersebut maka BIG akan menjadi penggerak dari seluruh pemangku kepentingan tersebut untuk secara bersama-sama mewujudkan IG yang andal, terintegrasi dan mudah dimanfaatkan. 2. Menjadi lembaga terdepan BIG akan menjadi pelopor dan pemimpin dalam penyelenggaraan IG secara nasional termasuk dalam hal kebijakan, kelembagaan, teknologi, standar, sumber daya manusia, dan ketersediaan IG. 20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

21 3. Penyelenggaraan Informasi Geospasial Seluruh kegiatan yang mencakup (a) pengumpulan DG; (b) pengolahan DG dan IG; (c) penyimpanan multi-skala dalam satu referensi tunggal, serta mudah dimanfaatkan secara cepat dan dapat dipertanggungjawabkan untuk mendukung pembangunan nasional. dan pengamanan DG dan IG; (d) penyebarluasan DG dan IG; dan (e) penggunaan IG. 4. Andal Kondisi IG yang akurat, dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. 5. Terintegrasi Bahwa data dan IG yang berada di Kementrian Lembaga, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat baik dilihat dari segi posisi geometris maupun posisi sebaran objek geospasial yang berada diruang darat, laut dan udara. Tujuan dan Sasaran Dalam rangka implementasi atau penjabaran dari misi, ditetapkan tujuan yang merupakan sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu , serta menggambarkan arah stratejik organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk melakukan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Maka dari itu telah ditetapkan tujuan BIG untuk periode , yaitu sebagai berikut: 6. Mudah dimanfaatkan Setiap pengguna dapat memperoleh dan menggunakan IG sesuai dengan keperluannya masing-masing. 1. Penyelenggaraan IG nasional tidak tumpang tindih, lebih cepat dan memiliki sistem referensi tunggal. 2. Penguatan kelembagaan IG Nasional. 3. Percepatan tersedianya data IG. Dalam rangka pencapaian visi, BIG menetapkan 2 (dua) misi, yaitu: 1. Meningkatkan koordinasi dan kapasitas kelembagaan, sumber daya manusia, kualitas penelitian dan pengembangan dalam penyelenggaraan IG yang efektif, efisien, dan sistematis serta mendorong pemanfaatan IG. 2. Membangun data dan IG yang berkualitas dan berkelanjutan dengan multi-resolusi dan Badan Informasi Geospasial

22 Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Penyelenggaraan IG Yang Telah Bereferensi Tunggal Dan Mengacu Pada AturanPanduan Penyelenggaraan IG Indikator Utama 1. J umlah Dokumen Peraturan Tentang Sistem Referensi Tunggal 2. J umlah KL Penyelenggara IG Yang Mengacu Pada IGD 3. J umlah Pemda Penyelenggara IG Yang Mengacu Pada IGD 4. J umlah Masyarakat Penyelenggara IG Yang Mengacu Pada IGD Target dari tiap indikator 1. 3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK 2. 8 KL 3. 2 Provinsi 4. 1 Perusahaan Sasaran Strategis 3 Terselenggaranya Reformasi Birokrasi Di Badan Informasi Geospasial Indikato Utama 7. P erse Penila Reform Birokr Target d indikato 90 Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Penggunaan Informasi Geospasial Di Lingkungan Pemerintah Dan Masyarakat Indikator Utama 5. J umlah KL dan Pemerintah Daerah Yang Terhubung Sebagai Simpul Jaringan IG 6. P ersentase Peningkatan Masyarakat Yang Mengakses IG Target dari tiap indikator Simpul % Sasa Stra Menin Cakup Akura Terkin 22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

23 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama r ntase Hasi ian asi asi ari tiap r Sasaran Strategis 4 Meningkatnya Kapasitas SDM Dan Industri IG Nasional Indikator Utama 8. J umlah Dokumen Pembinaan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial 9. J umlah Dokumen Reviu Standar Kompetensi Kerja NasionalProfesi Bidang IG Target dari tiap indikator 8. 1 Dokumen 9. 1 Dokumen % Indikator Utama ran tegis 5 gkatnya an IGD Yang t Dan imutakhir Indikator Utama 10. J umlah Titik Kontrol Geodesi Dan Geodinamika Sebagai Referensi Tunggal Dalam Penyelenggaraan IG 11. J umlah Cakupan Wilayah Dan Kedetilan Informasi Peta Rupabumi Sebagai Acuan Penyelenggaraan IG 12. J umlah Cakupan Wilayah Dan Kedetilan IG Lingkungan Laut Nasional (LLN) Dan Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) Sebagai Acuan Penyelenggaraan IG Sasaran Strategis 6 Tersedianya IGT Terintegrasi Yang Akurat 14. J umlah Cakupan IG Tematik Strategis Dokumen Kajian Model Dinamika Spasial Untuk Perencanaan Pembangunan Target dari tiap indikator NLP - 4 IG Tematik Terintegrasi dan - 34 Dokumen Target dari tiap indikator titik NLP NLP Badan Informasi Geospasial

24 24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

25 Penetapan Kinerja BIG Tahun 2014 Penetapan kinerja merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 4 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerjaperjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Secara umum proses perencanaan di BIG didasarkan pada beberapa dokumen perencanaan baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek sebagaimana diamanatkan oleh UU Nomor 25 Tahun 4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dokumen acuan perencanaan jangka menengah dan panjang yang dipergunakan antara lain: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Renstra BIG Tahun , Agenda Riset Nasional, Kebijakan Strategis Nasional Ilmu Pengetahuan dan Sebagai pertanggungjawaban kepada pemberi mandat, yaitu Presiden Republik Indonesia, telah disusun Dokumen Penetapan Kinerja BIG Tahun 2014 (Lampiran 2). Dokumen Penetapan Kinerja tersebut berisi informasi tentang target kinerja berupa keluaran (outputs) dan hasil (outcomes) tahun Teknologi. Selanjutnya untuk perencanaan jangka pendek (tahunan) dipergunakan acuan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Penetapan Kinerja BIG, Rencana Kerja KementerianLembaga (Renja-KL), Rencana Kerja Anggaran dan Kegiatan KementerianLembaga (RKA-KL). Dokumen tersebut digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan atau kegagalan atas pelaksanaan programkegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014, dan penilaiannya dituangkan dalam bentuk pemenuhan terhadap indikator kinerja. Badan Informasi Geospasial

26 26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

27 Akuntabilitas Kinerja Dan Akuntabilitas Keuangan Badan Informasi Geospasial

28 Pengukuran Kinerja Pengukuran capaian kinerja BIG tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masing-masing perspektif. Pengukuran tersebut dilakukan dengan evaluasi Akuntabilitas kinerja BIG diartikan sebagai suatu kewajiban BIG untuk mempertanggungjawabkan atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan kepada yang memiliki hak dan kewenangan meminta pertanggungjawaban mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran BIG. kinerja yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengukuran Kinerja. Pengukuran Kinerja dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja (Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010) sebagaimana terlihat pada Lampiran Evaluasi Kinerja Sasaran dan Kegiatan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tersebut maka dilakukan evaluasi kinerja secara menyeluruh terhadap capaian kinerja BIG. Capaian dan Evaluasi Kinerja Capaian dan Evaluasi Kinerja dilakukan dengan mengacu pada hasil pengukuran kinerja, kemudian dilakukan penilaian masing-masing sasaran. Kemungkinan hasil evaluasi ada dua yaitu berhasil atau gagal. Jika gagal, disampaikan penyebab kegagalannya dan kalau berhasil atau melampaui target dijelaskan pula mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada umumnya, capaian kinerja BIG tahun 2014 dapat dikatakan baik karena target setiap indikator kinerja sasaran strategis secara menyeluruh dapat terpenuhi. Kondisi ini mencerminkan keberhasilan pencapaian sasaran strategis yang merupakan gambaran telah berjalannya tugas dan fungsi BIG dengan baik. Berikut diuraikan capaian indikator sasaran strategis BIG tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

29 Sasaran-1 Meningkatnya penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG) yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturanpanduan penyelenggaraan IG Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran-1 terdiri atas empat Indikator Kinerja Utama (IKU) BIG yang terdiri dari: (1) Jumlah Dokumen Peraturan tentang sistem referensi tunggal; (2) Jumlah KL penyelenggara IG yang mengacu pada IGD; (3) Jumlah Pemda penyelenggara IG yang mengacu pada IGD; (4) Jumlah masyarakat penyelenggara IG yang mengacu pada IGD. Pada awal tahun 2014 telah ditetapkan target capaian kinerja oleh Pimpinan BIG yang tergambarkan dalam tabel 3.1 Tabel 3.1. Realisasi Capaian Indikator Kinerja Sasaran-1 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatnya penyelenggaraan IG yang telah bereferensi tunggal dan mengacu pada aturanpanduan penyelenggaraan IG Jumlah Dokumen Peraturan tentang sistem referensi tunggal Jumlah KL penyelenggara IG yang mengacu pada IGD Jumlah pemda penyelenggara IG yang mengacu pada IGD Jumlah masyarakat penyelenggara IG yang mengacu pada IGD 3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK 3 Perka BIG, 19 Dokumen NSPK Kinerja (dalam %) 8 KL 8 KL 2 Provinsi 2 Provinsi 1 perusahaan 1 Perusahaan Dari realisasi yang dapat dilihat pada tabel 3.1, indikator kinerja pada sasaran-1 menitikberatkan pada pemanfaatan IG bagi masyarakat, sektor swasta, dan instansi pemerintah. Sesuai amanat UU No. 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yang mengatur mulai dari tata cara perolehan izin pengumpulan data geospasial hingga pemberian sangsi di bidang IG. Badan Informasi Geospasial

30 Peraturan Perundangan Untuk Mengoptimalisasi Penyelenggaraan IG Secara Nasional 1. Pengesahan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) Peraturan Presiden ini disusun sebagai jawaban atas adanya kebutuhan untuk merubah Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 7 tentang Jaringan Data Spasial Nasional yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan penyelenggaraan IG. Beberapa hal yang menjadi highlight di dalam perubahan ini adalah dilakukannya penyesuaian terhadap berbagai nomenklatur yang ada & disesuaikan dengan UUIG. Selain itu, untuk keanggotaan simpul jaringan, yang sedianya dibatasi kepada 14 Kementerian Lembaga, maka saat ini dibuka peluang bagi seluruh KementerianLembaga, bahkan TNI, Polri, dan Lembaga Tinggi Negara untuk ikut di dalam jaringan IG Nasional. Masyarakat pun dapat terlibat dan berkontribusi di dalam Jaringan IG Nasional melalui mekanisme yang ditentukan. 2. Peraturan Kepala BIG Nomor 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang Informasi Geospasial Peraturan ini merupakan amanah ketentuan Pasal 56 ayat (5) dan ayat (6) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Peraturan Kepala ini secara singkat mengatur tentang bagaimana pelaksanaan sertifikasi terkait informasi geospasial di Indonesia. Di dalam Peraturan Kepala ini, Sistem Sertifikasi terkait Informasi Geospasial di Indonesia terdiri atas: a. sertifikasi kepada Tenaga Profesional; b. sertifikasi kepada Penyedia Jasa; c. pengakreditasian Lembaga PelatihanKursus; d. sertifikasi Instrumentasi; dan e. sertifikasi Produk IG. Peraturan Kepala ini juga mengamanahkan adanya Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial. Lembaga ini nantinya akan menjadi kepanjangan tangan Badan Informasi Geospasial dalam melaksanakan pengembangan jasa di bidang Informasi Geospasial. Salah satu fungsi lembaga ini adalah melaksanakan akreditasi terhadap lembaga sertifikasi yang yang akan melaksanakan sertifikasi di bidang Informasi Geospasial. 3. Peraturan Kepala BIG Nomor 4 Tahun 2014 tentang Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial. Peraturan Kepala ini merupakan amanah Pasal 32 Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang Informasi Geospasial. Peraturan Kepala ini mengatur tentang tugas, fungsi, struktur organisasi dan hal lain-lain terkait Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial. Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial dibentuk untuk menjamin adanya sinkronisasi dan harmonisasi dalam penyelenggaraan sertifikasi dan pengakreditasian di bidang IG. 30 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

31 Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Terkait Penyelenggaraan IG Perkembangan capaian NSPK dan SNI (19, 19) Dalam penyusunan standar baik itu berupa produk, proses maupun pelaksanaan IG, diperlukan kajian sehingga standar dapat diterapkan secara efektif dan efisien. Mengingat bahwa kegiatan standarisasi ini dimulai dari tahap pengumpulan atau akuisisi data geospasial sampai pada tahap penyajian IG itu sendiri. Dengan adanya standar yang dibuat ini diharapkan kualitas data dan informasi geospasial yang akan digunakan oleh para pemangku kepentingan dapat terjamin. Mengenai perkembangan capaian NSPK dan SNI yang telah diselesaikan BIG dalam rentang 5 tahun dapat dilihat pada grafik disamping. Pada tahun 2014 jumlah dokumen NSPK yang dihasilkan sebanyak 19 dokumen, yang terdiri dari 15 dokumen NSPK dan 4 dokumen Standard Operating Procedure (SOP). Dokumen-dokumen tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. NSPK Pemetaan Tata Ruang (3, 3) Th Th Th Th Th Jumlah dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI) Jumlah Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Target Capaian 56 Dokumen NSPK 60 Dokumen SNI Dokumen NSPK 63 Dokumen SNI Gambar 3.1. Perkembangan capaian NSPK dan SNI 15. NSPK Pemetaan Biomassa 16. SOP Pemetaan Partisipatif untuk Pemutakhiran Detil Rupabumi 17. SOP Pemetaan Lahan Gambut 18. SOP Pemetaan Penutup Lahan 19. SOP Ekpedisi Geografi Indonesia 2. NSPK Pemetaan Dinamika Sumberdaya 3. NSPK Pemetaan Skala Besar 4. NSPK Ketelitian Peta 5. NSPK Pemetaan Partisipatif 6. NSPK Klasifikasi Penutup Lahan Skala Besar 7. NSPK Pemanfaatan Lahan Perizininan Terintegrasi 8. NSPK Pemetaan Sistem Lahan Skala 1: NSPK Pemetaan Daerah Aliran Sungai (DAS) 10. NSPK Survei dan Pemetaan Mangrove 11. NSPK Pemetaan Karakteristik Perairan Laut 12. NSPK Pemetaan Habitat Perairan Laut Dangkal 13. NSPK Pemetaan Rawan Banjir 14. NSPK Pemetaan Multirawan Bencana Terkait dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI), pada tahun 2014 BIG telah menyelesaikan 19 dokumen SNI. Terdapat 17 dokumen yang baru sampai tahap Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) sementara 2 dokumen lainnya sudah menjadi SNI. Rincian dokumen SNI dan RSNI yang telah dihasilkan tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. SNI GNSS Heighting 2. SNI Jaring Kontrol Horisontal (JKH) 3. RSNI Metode Pemetaan Rawan Banjir Skala 1:.000 dan 1: RSNI Kontrol Kualitas Peta RTRW Provinsi, Badan Informasi Geospasial

32 Kabupaten dan Kota 5. RSNI Kontrol Kualitas Peta Rencana Detil Tata Ruang 6. RSNI Spesifikasi Penyajian Peta RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota 7. RSNI Spesifikasi Penyajian Peta Rencana Detil Tata Ruang 8. RSNI Basis Data Spasial Rencana Tata Ruang: Rencana Tata Ruang Kabupaten 9. RSNI Metodologi Katalog Unsur Geografi 10. RSNI ISO Informasi geografis Citra dan data grid 11. RSNI ISO Informasi geografis Layanan posisi 12. RSNI ISO Informasi geografis Akses fitur sederhana Bagian 2: Pilihan SQL 13. RSNI ISO Informasi geografis Sistem klasifikasi Bagian 1: Struktur sistem klasifikasi 14. RSNI ISO Informasi geografis Kode dan parameter geografis 15. RSNI ISO Informasi geografis Geography Markup Language (GML) 16. RSNI ISO Informasi geografis Pengamatan dan pengukuran 17. RSNI ISO Informasi geografis Sistem klasifikasi Bagian 2: Meta Language penutup lahan Land Cover Meta Language (LCML) 18. RSNI ISO Informasi geografis Jaminan kualitas penyediaan data 19. RSNI ISO Informasi geografis Kualitas data Pemanfaatan IG bagi KementerianLembaga, Pemerintah Daerah dan masyarakat 1. Penyusunan Peta NKRI Tahun 2014 Peta NKRI diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial yang melibatkan instansi (KL) terkait agar keabsahan data yang terkandung merupakan data valid dari walidatanya. Instansi dimaksud adalah Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertahanan, Dinas Pemetaan Topografi TNI AD, Dinas Hidro Oceanografi TNI AL, Dinas Foto Udara TNI AU dan Badan Bahasa. Peta ini bersifat public domain artinya bisa dicetak oleh siapa saja, dengan tidak mengubah isinya. Output kegiatan penyusunan Peta NKRI tahun anggaran 2014 adalah 1 (satu) peta NKRI skala 1: dan skala 1: dengan tema Nasional Kesatuan Republik Indonesia edisi tahun Outcome dari kegiatan penyusunan Peta NKRI tahun 2014 adalah memberikan informasi kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan data kondisi yang terbaru pada tahun 2014 yang dapat dipakai oleh para pihak yang terkait dalam pengelolaan Negara. 2. Asistensi dan Supervisi Pemetaan Tata Ruang Data dan informasi geospasial RTRW nasional, provinsi, kabupaten dan kota serta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) perlu mengacu pada satu sistem 32 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

33 tunggal dan terintegrasi secara nasional sesuai asas keterpaduan dalam UU Penataan Ruang dan UU Informasi Geospasial. Hal ini dikarenakan peta RTRW dan RDTR bukan hanya diperlukan pada proses perencanaan tata ruang saja tapi juga pada proses pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang. Dengan demikian maka fungsi data spasial dan peta menjadi penting karena terkait dengan akurasi dan presisi data. Untuk itulah diperlukan suatu standar yang sama dalam peta rencana tata ruang agar menghasilkan kualitas yang sama. Oleh karena itu kegiatan Supervisi dan Asistensi Pemetaan Tata Ruang ini bertujuan untuk membantu daerah dalam mempercepat penyusunan peta tata ruang agar peta tata ruang yang dibuat sesuai dengan kaidah perpetaan dan sesuai tingkatan skala yang dibuat. Pada tahun 2014, kegiatan supervisi dan asistensi pemetaan tata ruang dilakukan pada beberapa wilayah KabupatenKota di 4 (empat) provinsi, yaitu: 1. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Kab. Bangka Tengah. 2. Provinsi Sumatera Barat, di Kota Pariaman. 3. Provinsi Jawa Tengah, di Kab. Banjarnegara, Kab. Blora, Kab. Jepara, Kota Magelang, Kab. Pemalang, Kab. Salatiga, Kab. Temanggung, Kab. Wonogiri, Kab. Wonosobo, dan Kab. Sukoharjo. 4. Provinsi Jawa Timur, di Kab. Lumajang dan Kota Madiun. 3. Pembinaan Penerbit Atlas Pengesahan UU Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanatkan untuk memberikan pembinaan kepada para penerbit atlas agar memproduksi atlas yang berkualitas. Kualitas atlas dapat dilihat dari informasi peta dasar yang harus mengacu kepada peta rupabumi dengan skala tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir dilakukan pengkoreksian dan kontrol kualitas produk penerbit. Momentum ini sekaligus menjadi kesempatan untuk membina para penerbit agar menghasilkan atlas yang berkualitas dan mengacu pada informasi geospasial BIG. Salah satu penerbit atlas tersebut adalah PT.Laksana, PT Karya Pembina dan PT. PT Intan Pariwara. 4. KementerianLembaga Penyelenggara IG Satu Peta adalah peta tematik tunggal dengan tema tertentu yang disusun bersama pemangku kepentingan dengan mengacu pada Informasi Geospasial Dasar dan standar metodologi yang telah ditentukan. Produk satu peta diluncurkan setiap akhir tahun dan disepakati oleh penyelenggaran IGT yang berkontribusi dalam pembuatan tema satu peta tersebut. Terdapat 8 Kementrian dan Lembaga sebagai penyelenggara IGT yang berkontribusi dalam penyusunan satu peta di tahun 2014 diantaranya adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang BPN, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Lembaga Ilmu Badan Informasi Geospasial

34 Pengetahuan Indonesia, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Informasi Geospasial. Organisasi non pemerintah yang terlibat adalah The Nature Conservancy dan Wetlands International Adapun beberapa satu peta yang dihasilkan pada tahun 2014 adalah: Satu Peta Penutup Lahan Nasional Satu Peta Karakteristik Laut Nasional Satu Peta Mangrove Nasional Satu Peta Habitat Lamun Nasional Satu Peta Pulau Kecil Nasional 34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

35 Badan Informasi Geospasial

36 Sasaran-2 Meningkatnya Penggunaan Informasi Geospasial [IG] di Lingkungan Pemerintah dan masyarakat Tercapainya Sasaran-2 dimulai dengan terpenuhinya 3 Indikator Kinerja Utama BIG, yaitu: (1) Jumlah KL yang terhubung sebagai simpul jaringan IG; (2) Jumlah pemerintah daerah yang terhubung sebagai simpul jaringan IG; (3) Persentase peningkatan masyarakat yang mengakses IG. Sasaran tersebut dicapai melalui terpenuhinya indikator kinerja sebagaimana tercantum pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Sasaran-2 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatnya penggunaan Informasi Geospasial di lingkungan pemerintah dan masyarakat Jumlah KL yang terhubung sebagai simpul jaringan IG Persentase peningkatan masyarakat yang mengakses IG Kinerja (dalam %) 30 Simpul 45 Simpul 10% 20% Pembangunan Simpul Jaringan Baru Hasil dari kegiatan ini adalah tersosialisasi dan terbangunnya 30 simpul jaringan baru, selain itu dilakukan juga kegiatan sosialisasi mengenai JIGN dan pelatihan bimbingan teknis untuk membangun simpul yang diadakan di 5 provinsi, yaitu Jambi, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, Sulawesi Barat. Outcomes dari penyelenggaraan kegiatan tersebut memungkinkan daerah yang terhubung pada simpul jaringan untuk mengakses informasi geospasial yang dibutuhkan secara cepat, mudah dan efisien dalam rangka kegiatan perencanaan pembangunan. Berikut ini jumlah capaian simpul jaringan yang telah terhubung di berbagai daerah. a. Jumlah simpul jaringan terbangun berjumlah 45 simpul yaitu 5 provinsi, 30 kabupaten dan 10 kota; b. Pelatihan bimbingan teknis Aplikasi Konversi Metadata diberikan kepada 5 provinsi, 30 kabupaten dan 10 kota. Tabel 3.3. menunjukan detil pencapaian yang didapatkan dari kegiatan tersebut. 36 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

37 No. Tabel 3.3 Daftar pemerintah daerah yang mendapat sosialisasi pembangunan simpul jaringan tahun 2014 Provinsi Tanggal Penyelenggaraan Provinsi Kabupaten Kota Catatan 1 Jambi Juni Sulawesi Utara Agt Maluku Sept Papua Sept Sulawesi Barat Sept Total Tidak ada kota di provinsi ini Ina-Geoportal Untuk Mempermudah Akses Informasi Geospasial Bagi Masyarakat Sebagai penyempurnaan Perpres No. 85 Tahun 7 tentang Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN), pada tanggal 21 April 2014 dikeluarkan Perpres No. 27 tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN), yang mengamanatkan untuk memberikan kemudahan dalam berbagi pakai dan penyebarluasan IG, dan optimalisasi jaringan IG dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di bidang IG baik pusat maupun daerah. Peraturan ini juga mengatur tentang peran serta masyarakat dalam jaringan IGN. Dalam melaksanakan amanat Perpres tersebut maka BIG sebagai penanggung jawab penyebarluasan IG melakukan kegiatan dan membangun infrastruktur yang dinamakan Ina-Geoportal. Ina-Geoportal, merupakan suatu portal, website, dan repository untuk konten Geographic Information System (GIS). Pengguna dapat menggunakan portal ini untuk berbagi pakai peta dan aplikasi dengan orang-orang yang diinginkan. Portal ini memfasilitasi keinginan pengguna untuk saling berbagi data dan informasi kepada komunitasnya. Saat ini Ina-Geoportal yang diakses di sudah diisi data dari berbagai instansi yang disajikan secara spasial. Saat ini ada 14 KL yang sudah bergabung antara lain BPN, BPS, KPU, LAPAN, Kementerian ESDM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian. Portal ini memfasilitasi keinginan pengguna untuk saling berbagi data dan informasi kepada komunitasnya. Dengan portal ini, pengguna dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: a. Membuat, menyimpan, dan berbagi peta secara online b. Berbagi tautan, aplikasi GIS, peta, layer yang akan digunakan c. Melakukan pencarian konten GIS dalam komunitas d. Membuat grup untuk dapat saling berbagi dengan teman maupun relasi yang memiliki ketertarikan tema GIS yang sama Badan Informasi Geospasial

38 38 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Gambar 3.1 Tampilan laman Ina-Geoportal

39 Sasaran-3 Terselenggaranya Reformasi Birokrasi di Badan Informasi Geospasial (BIG) Tercapainya Sasaran-3 ditandai dengan terpenuhinya 1 (satu) Indikator Kinerja Utama BIG yaitu persentase hasil penilaian reformasi birokrasi. Program reformasi birokrasi yang telah bergulir sejak tahun 7 sudah memasuki akhir masa pelaksanaan periode tahun Sesuai arahan dari kementerian PAN-RB maka setiap kementerian dan lembaga wajib melakukan evaluasi terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di lembaganya. Untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan reformasi birokrasi di Badan Infromasi Geospasial (BIG) maka dilakukanlah pengumpulan data terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di BIG. Terdapat satu indikator kinerja yang menjadi tolak ukur keberhasilan capaian kinerja yang dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Tabel kinerja Sasaran-3 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Terselenggaranya reformasi birokrasi di BIG Persentase hasil penilaian reformasi birokrasi Kinerja (dalam %) 90% 45% Untuk melihat sejauh mana kesesuaian reformasi birokrasi yang dijalankan oleh BIG mampu memenuhi hararapan masyarakat, maka diperlukan adanya penilaian atas program-program reformasi birokrasi di lingkungan BIG dengan metode penilaian sesuai dengan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 1 tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB). Kegiatan penilaian ini merupakan instrument penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan secara mandiri (self assessment) oleh KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah. Hasil PMPRB di BIG diperoleh nilai reformasi birokrasi sebesar 45% dari target 90%. Rincian nilai reformasi birokrasi untuk setiap kriteria pada masing-masing komponen penilaian dapat dilihat pada gambar 3.2. Badan Informasi Geospasial

40 52.90% 54.06% 35.38% 33.87% Komponen Pengungkit (Bobot 60%) 41.75% 16.% Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Penguatan Pengawasan Penguatan Akuntabilitas Penataan Sistem Manajemen SDM Penataan Tatalaksana 36.10% 52.53% Penataan dan Penguatan Organisasi Penataan Peraturan Perundang-undangan Manajemen Perubahan 67.% Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 68% Komponen Hasil (Bobot 40%) 15% Gambar 3.2. Rincian Nilai Reformasi Birokrasi BIG Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

41 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi 45.05% Metode yang digunakan adalah dengan melakukan komparasi rencana aksi yang sudah direncanakan pada dokumen usul reformasi birokrasi dengan hasil yang telah dicapai pada tahun yang telah ditentukan. Dari komparasi tersebut maka dapat diambil kesimpulan, terkait berapa banyak rencana aksi yang sudah dilakukan, serta dapat diidentifikasi kendala apa saja yang dihadapi jika kegiatan tersebut tidak berjalan. Hasilnya menunjukkan bahwa persentase hasil penilaian reformasi birokrasi di BIG pada tahun 2014 telah mencapai 45%. tunjangan kinerja baru dilakukan pada tahun 2014, tepatnya pada bulan Desember Pembayaran tunjangan kinerja kepada seluruh pegawai negeri sipil BIG mulai Juli-Desember 2014 sesuai Perpres No. 111 Tahun Imbas dari pelaksanaan reformasi birokrasi ini terlihat dari semakin disiplinnya seluruh jajaran pegawai di lingkungan BIG, terlihat dari jam kedatangan kerja. Lebih dari itu diharapkan dengan pemberian tunjangan kinerja ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pegawai dalam meningkatkan kinerja, demi terlaksananya semangat reformasi birokrasi yang telah terimplementasi secara penuh di BIG. Serangkaian kegiatan reformasi birokrasi di lingkungan BIG sebenarnya sudah dilakukan pada tahun 2010, hanya saja reward melalui mekanisme pemberian Badan Informasi Geospasial

42 Sasaran-4 Meningkatnya Kapasitas Sumberdaya Manusia dan Industri Informasi Geospasial Nasional Sasaran-4 Renstra BIG memiliki 3 Indikator Kinerja Utama BIG yaitu: (1) Jumlah lembaga akreditasi lembaga sertifikasi profesi IG dan SDM IG; (2) Jumlah lembaga sertifikasi profesi IG; (3) Jumlah SDM IG yang bersertifikat. Terdapat 3 indikator kinerja yang merupakan tolok ukur keberhasilan capaian kinerja sasaran-4 BIG, yaitu seperti diuraikan pada tabel 3.5. Tabel 3.5. Indikator kinerja Sasaran-4 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatnya kapasitas SDM dan Industri IG Nasional Jumlah dokumen pembinaan Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial Jumlah Dokumen review standar kompetensi kerja nasionalprofesi bidang IG Kinerja (dalam %) 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen 1 Dokumen Target Indikator kinerja pada sasaran-4 tahun 2014 adalah dokumen kelembagaan dan kajian IG, dokumen pengembangan dan sosialisasi SDM bidang IG, serta dokumen sertifikasi dan akreditasi di bidang IG. Dokumen Kelembagaan dan Kajian IG Terdapat dua uraian kegiatan yang dapat dijabarkan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pengembangan kelembagaan IG, terdiri dari: 1. Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa Informasi Geospasial (LPJIG) Bentuk dari kegiatan ini diharapkan terbentuk dan beroperasinya lembaga LPJIG yang bertugas untuk melaksanakan akreditasi lembaga sertifikasi kompetensi terkait sertifikat tenaga professional. Dokumen ini disusun dengan pertimbangan bahwa untuk melaksanakan pasal 22 Peraturan 42 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

43 Kepala Badan Nomor 11 tahun 2013 tentang sistem sertifikasi di bidang IG, perlu ditetapkan peraturan Kepala BIG tentang Lembaga Pengembangan Jasa IG. meningkatkan koordinasi dalam penyiapan bahan kebijakan, program dan kegiatan jaringan IG. Tahun 2014 BIG menghasilkan dokumen-dokumen terkait sekretariat JIGN, antara lain: Surat Keputusan Sekretariat Utama BIG Sampai akhir tahun 2014, LPJIG belum dapat terbentuk dan beroperasional disebabkan karena pertimbangan kehati-hatian yang tinggi dalam hal penentuan bentuk organisasi dan penentuan standar biaya. Berdasarkan saran dari BPK agar LPJIG ke depan memiliki kedudukan yang kuat tentang Tim Penyusun Peraturan Kepala BIG tentang Sekretariat JIGN Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2014 tentang JIGN Surat Keputusan Kepala BIG tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Sekretariat JIGN diperlukan kajian di internal BIG tentang bentuk organisasi yang definitif dan jelas yang sesuai dengan karakteristik tugas pokok dan fungsinya. Kajian ini memerlukan kecermatan yang tinggi agar LPJIG nantinya dapat berfungsi optimal. Pada tahun 2014 telah disusun beberapa dokumen terkait pembentukan LPJIG, yaitu: Perka BIG No. 1 Tahun 2014 tentang Sistem Sertifikasi di Bidang IG Perka BIG No. 4 Tahun 2014 tentang Lembaga Pengembangan Jasa dan Informasi Geospasial Perka BIG No. 10 Tahun 2014 tentang Seleksi Calon Anggota LPJIG 2. Penyelenggaraan Forum INA-SDI Kesekretariatan Jaringan Informasi Geospasial (JIGN) Kegiatan ini merupakan pelaksanaan fungsi BIG sebagai penghubung simpul jaringan yang Dokumen Pembinaan Pusat Pengembangan Data Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) Tahun 2014 BIG melakukan kegiatan pembinaan PPIDS yang bertujuan untuk memberikan arahan kepada UniversitasPerguruan Tinggi yang menjadi rekanan dalam menyusun program bimbingan teknis kepada Simpul Jaringan Provinsi dan Simpul Jaringan KabupatenKota. Sasaran dari kegiatan pembinaan ini adalah agar UniversitasPerguruan Tinggi tersebut dapat segera menjalankan tugas dan fungsinya sesuai amanat dalam Perpres JIGN. bertugas untuk membangun sistem akses JIGN, memfasilitasi pertukaran data spasial, memelihara sistem akses JIGN dan melakukan pembinaan kepada simpul jaringan. Dengan terselenggaranya Sampai akhir tahun 2014 telah terbentuk 10 PPIDS di UniversitasPerguruan Tinggi, daftar PPIDS yang telah terbentuk dapat dilihat pada tabel 3.6. kesekretariatan JIGN in diharapkan dapat Badan Informasi Geospasial

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2017 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA 2016

PERJANJIAN KINERJA 2016 PERJANJIAN KINERJA 2016 Perjanjian Kinerja 2016 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2016 I. PENGERTIAN Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA 2018

PERJANJIAN KINERJA 2018 PERJANJIAN KINERJA 2018 Tahun Anggaran 2018 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2018 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

(BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong Telepon. (021) Faksimile. (021) PO. Box. 46 CBI

(BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong Telepon. (021) Faksimile. (021) PO. Box. 46 CBI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 46. Cibinong 16911 Telepon. (021) 875 2062-2063. Faksimile. (021) 875 2064 PO. Box. 46 CBI http://www.big.go.id KEPUTUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BAKOSURTANAL 1 PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL Meningkatnya Pemanfaatan Peta Dasar Dalam Mendukung Pembangunan

Lebih terperinci

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Nama Inovasi One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik Produk Inovasi Pembangunan Satu Peta Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut Melalui Percepatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim. BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Dr. ir. Ade Komara Mulyana Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim BADAN INFORMASI GEOSPASIAL www.big.go.id Menjamin Ketersediaan dan Akses IG yang bisa dipertanggung-jawabkan Single Reference demi padunya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Bersama Menata Indonesia yang Lebih Baik Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS Priyadi Kardono Kepala Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA PERATURAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dokumen daftar informasi publik dari setiap satker/unit kerja.

Lampiran 1. Dokumen daftar informasi publik dari setiap satker/unit kerja. Lampiran 1. Dokumen daftar informasi publik dari setiap satker/unit kerja. IDENTIFIKASI INFORMASI PUBLIK BADAN INFORMASI GEOSPASIAL KEDEPUTIAN INFORMASI GEOSPASIAL DASAR (IGD) 1 Data JKHN 2 Data JKVN 3

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL RANCANGAN PENGELOLAAN IG STRATEGIS NASIONAL DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SISTEMATIKA PEMBAHASAN: 1. DASAR HUKUM 2. MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas

Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial Jakarta, 27 April 2016 KERANGKA PAPARAN Pentingnya Informasi Geospasial Permasalahan Informasi

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

1.1. GAMBARAN UMUM BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) 1.1.1. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 22 (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KERALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG. KELAS JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

KEPUTUSAN KERALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG. KELAS JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL BADAN INFORM A V GEOSFASIAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jl. Raya Jakarta-Bogor KM. 4. Cibinong 1 Telepon. (021) 202-203. Faksimile. (021) 204 PO. Box. 4 CBI Website: http://www.big.go.id KEPUTUSAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK Lien Rosalina KEPALA PUSAT PEMETAAN & INTEGRASI TEMATIK BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Workshop One Data GHG

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Misi BAKOSURTANAL 6. Kebijakan 7. Program

Misi BAKOSURTANAL 6. Kebijakan 7. Program PROGRAM BAKOSURTANAL TAHUN 2003 DALAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA DAN KAWASAN TERTINGGAL LAINNYA A. PENDAHULUAN Badan Koordinasi Survei

Lebih terperinci

Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia

Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Management and Distribution of Geospatial Information in Indonesia Dr. Ir. Yusuf S. Djajadihardja M.Sc. Deputi Kepala Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.28, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Satu Peta. Tingkat Ketelitian. Kebijakan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) memiliki 3 (tiga) landasan utama yaitu : transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

LAKIP TAHUN Pusat Data dan Informasi. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia LAKIP TAHUN 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 Pusat Data dan Informasi Sekretariat Kabinet

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 700/Kep. 87 Insp/2016 Tentang PENETAPAN RENCANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT KETELITIAN PETA SKALA 1:50.000 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

P a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA

P a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA . AKUNTABILITAS KINERJA Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU. dengan sebutan Badan atau Kantor dan selanjutnya pada pasal 2 ayat 2 BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVSU A. Sejarah Singkat. Pada pasal 2 ayat 1 peraturan Menteri Dalam Negeri. Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan

Lebih terperinci

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis BAB II Renstra Tahun 2015 2019 merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi pada periode 2015 2019 yang disusun berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra Tahun 2010

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA. Sora Lokita

UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA. Sora Lokita UNDANG-UNDANG INFORMASI GEOSPASIAL DAN IMPLEMENTASINYA Sora Lokita BOGOR, 3 Juli 2012 PEMBENTUKAN UU INFORMASI GEOSPASIAL a. D i s u s u n S e j a k 1990an d g n B e r b a g a i N a m a ( R U U S u r t

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap instansi pemerintah diminta untuk menyampaikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DATA INFORMASI GEOSPASIAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG 1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI MALUKU DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI BADAN PUSAT STATISTIK PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI (Berdasarkan : SK MenPAN Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 (Perka BPS Nomor 16 Tahun 2008) Bagian Jabatan Fungsional TUJUAN PENETAPAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K

2014, No.31 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG INFORMASI GEOSPASIAL. BAB I K No.31, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WILAYAH. Geospasial. Informasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne No.265, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Jabatan Fungsional. Arsiparis. Penilaian Prestasi Kerja. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

INTEGRASI PETA TEMATIK

INTEGRASI PETA TEMATIK INTEGRASI PETA TEMATIK Dalam Inisiatif Percepatan dan Pengukuhan Kawasan Hutan Dr.Priyadi Kardono, M.Sc. Deputi Bidang IGT, Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam Semiloka Pengukuhan Kawasan Hutan,

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci