BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Daun sirsak Gambar 2.1 Daun sirsak (Herlina dan Rifai, 2011). a. Nama lain Setiap daerah di Indonesia, sirsak memiliki nama yang berbeda-beda seperti: Aceh Minangbakau Lampung Sunda Jawa Bali Sulawesi Utara : Deureuyan belanda : Durian batawi : Durio ulondra : Sirsak : Nangka londa, Nangka sabrang : Srikaya jawa : Atis, Mangka walanda 5

2 6 Sedangkan di Eropa dinamakan Soursop, Carosal, Zuurzak. Di Malaysia dinamakan Durian belanda (Radi, 2001). b. Klasifikasi tumbuhan Tanaman sirsak ( Annona muricata L.) termasuk tanaman tahunan dengan sistematika sebagai berikut. Kingdom Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Polycarpiceae : Annonaceae : Annona Species : Annona muricata L. (Radi, 2001). c. Deskripsi Tanaman sirsak berasal dari daerah Amerika tropik yaitu daerah yang terletak di antara Ekuador dan Peru (Ashari, 2000). Pohon dengan batangnya kecil, tegak dengan tinggi 3-8 m, percabangan batangnya rendah dan semua bagian tanaman apabila dipatahkan akan berbau busuk (Nurbiantoro, 2006) Daun berbentuk bulat seperti telur terbalik, berwarna hijau muda sampai hijau tua, ujung daun meruncing, pinggiran rata dan permukaan daun mengkilap. Bunga tunggal, mahkota bunga terdiri atas 2 lingkaran, bentuknya hampir segi tiga, tebal dan kaku, berwarna

3 7 kuning keputih-putihan. Bunga umumnya sempurna, tetapi terkadang hanya bunga jantan atau bunga betina saja dalam satu pohon. Bunga melakukan penyerbukan silang, karena umumnya tepung sari matang lebih dahulu sebelum putiknya reseptif (Radi, 2001). Buah memiliki duri sisik halus, daging buah berwarna putih, lembek, dan berserat dengan banyak biji berwarna coklat kehitaman. Biji berwarna coklat agak kehitaman dan keras, berujung tumpul, permukaan halus mengkilat dengan ukuran panjang rata-rata 16,8 mm dan lebar 9,6 mm. Jumlah biji dalam satu buah bervariasi, berkiar antara butir biji normal, sedangkan yang tidak normal berwarna putih atau putih kecoklatan dan tidak berisi (Radi, 2001). d. Manfaat dan kegunaan Sirsak (Annona muricata L.) merupakan tanaman yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai tanaman buah yang syarat dengan gizi dan merupakan bahan obat tradisional yang memiliki berbagai khasiat. Di Indonesia sendiri masyarakat telah banyak menggunakan daun sirsak sebagai obat batuk, di Kalimantan menggunakannya untuk obat demam. Etnis Kutai memilih daun sirsak untuk mengobati diare, sedangkan masyarakat Dayak percaya bahwa mengonsumsi buah sirsak akan menghilangkan mual (Jannah dan Rahmawati, 2010). Buah sirsak mengandung serat dan vitamin. Setiap butir sirsak mengandung komposisi rata-rata 67,5% daging buah yang dapat

4 8 dimakan, 20% kulit buah, 8,5% biji, dan 4% hati atau empulur, selain mengandung vitamin A, B, dan C, kandungan lainnya adalah sukrosa 2, 54%, dextrose 5,05%, dan levulosa 0,04% (Radi, 2001). Sirsak memiliki banyak kandungan fitokimia yang bermanfaat, yaitu annonaceous acetogenin, alkaloid, quinolines, isoquinolines, tanin, methanolic, saponin, coumarin, procyanidins, flavonoid, acetaldehyde, amyl-caproate, amyloid, annonain, anomuricine, anomuricinine, anomurine, anonol, scyllitol, stearic-acid, stepharine, stigmasterol, sukrosa, xylosylcellulose, reticuline, loreximine, coclaurine, annomurine, higenamine (Taylor, 2002) 1) Annonaceous acetogenin Annonaceous acetogenin hanya ditemukan pada family annonaceae. Annonaceous acetogenin telah diketahui memiliki khasiat anti tumor, anti parasit, pesticidal, anti protozoa, anti helmintic, dan anti microbial (Graviola, 2005). Efek sitotoksik dan anti kanker dari annonaceous acetogenin memiliki beberapa mekanisme yaitu: 1) menghambat oksidase dari NADH di membran plasma sel kanker. Enzim ini hanya di ekspresi pada sel normal yang sehat dengan menghambat enzim ini ATP selular akan menurun; 2) menghambat komplek I (NADH reduktase) dalam sistem transport elektron di mitokondria, menghambat fosforilasi oksidasi dan menghasilkan kadar ATP yang rendah, sehingga menghambat pertumbuhan sel kanker; 3)

5 9 menghambat sel kanker yang multidrug resistant. Meningkatkan ekspresi kontributor terhadap multidrug resistant dari plasma membrane pump, P-glycoprotein. Dua tempat ATP berikatan pada intraselular ditemukan pada P-glycoprotein, dan aktivitas pompa membutuhkan ATP. Annonaceous acetogenin dapat menurunkan aktivitas atau mematikan pompa P-glycoprotein melalui penerunan ATP; 4) sel kanker pada fase S dari siklus selnya lebih rentan terhadap annonaceous acetogenin. Annonaceous acetogenin mampu mengistirahatkan siklus sel pada fase G1 dan menghambat progresi fase S selain itu, p53 dan p21 ditingkatkan oleh annonaceous acetogenin (Carson, 2004). Oksidasi dari NADH pada sel kanker Annonaceous acetogenin Komplek I Menurunkan ATP Fosforilasi oksidasi Menurunkan aktivitas pompa P- glycoprotein Gambar 2.2 Efek sitotoksik dan anti kanker dari Annonaceous acetogenin ekstrak daun sirsak Keterangan: :Menghambat :Menyebabkan

6 10 Pada studi in vitro telah diketahui bahwa annonaceous acetogenin yang di isolasi dari daun sirsak berguna melawan berbagai sel, yaitu human hepatoma hep G, prostate adenocarcinoma PC-3, pancreatic carcinoma PACA-2, murine leukemia L1210 dan P388 leukemia, human breast adenocarcinoma MDA-MB231 dan carsinoma MCF-7, human lung carcinoma A-549, dan human colon cancer HT-29. Berdasarkan Nasional Cancer Institute dan atau Nasional Institute of Health (NIH), annonaceous acetogenins dapat secara selektif menghambat pertumbuhan sel kanker dan juga menghambat pertumbuhan sel tumor yang resisten terhadap kemoterapi contohnya Adriamycin (Taylor, 2002). 2) Tanin Tanin merupakan grup metabolit kedua yang sangat komplek yang larut dalam larutan. Zat ini dapat dibedakan dengan kandungan polyphenolic lain karena tanin dapat mengendapkan protein. Tanin ditemukan pada kayu (80%) dan herbaceous dicotyledenous species (15%). Tanin mungkin memproteksi tanaman dari herbivore dan serangan mikroorganisme patogen dikarenakan memiliki fungsi sebagai antimikroba dan anti jamur. Ikatan kuat antara tanin dengan protein tergantung pada karakteristik dari tanin dan protein. Tanin condensed dan hydrolysable memiliki grup phenolic bebas banyak yang

7 11 membentuk ikatan hidrogen yang kuat pada banyak tempat dengan protein dan karbohidrat (Silanikove et al., 2001) Hydrolysable tanin memiliki kemampuan dalam menghambat sel tumor yang invasive. Mekanisme penghambatan dari hydrolysable tanin ini dengan menghambat langsung aktivitas MMP-2/-9 atau dengan memblok jalur ERKMAP kinase. Pada penelitian sebelumnya hydrolysable tanin sangat potensial menghambat invasi dari HT1080 sel fibro sarkoma (Tanimura et al., 2005). 3) Flavonoid Flavonoid merupakan bagian dari grup besar kandungan polifenol yang sangat banyak pada buah-buahan dan sayuran. Pada tanaman, flavonoid berfungsi melindungi dari radiasi ultraviolet, patogen, dan herbivora. Efek kesehatan dari flavonoid kebanyakan adalah kontribusi dari antioksidan dan kemampuan chelating. Flavonoid adalah derivat dari benzo-γ-pyrone yang terdiri dari phenolic dan rantai pyrane. Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat melawan radikal peroksil dibandingkan dengan vitamin C dan E. Zat flavonoid dapat menurunkan resiko terjadinya kanker paru. Flavonoid dapat menstimulasi aktivitas enzim sehingga akan menginduksi siklus sel penghentian dan apoptosis, mengatur fungsi dari imun tubuh

8 12 dan menghambat inflamasi, proliferasi dan angiogenesis (Heim et al, 2002). 4) Saponin Saponin merupakan kelompok dari glycoside yang berasal dari tanaman. Saponin mengandung steroidal atau triterpenoid aglycone yang mana berikatan pada satu atau lebih rantai sakarida. Sakarida yang biasanya berikatan adalah glukosa, galaktosa, asam glukoronik, xylose, atau rhamnose. Saponin merupakan kelompok yang beragam tergantung pada struktur aglycone, rantai samping sakarida, dan komposisi dari rantai sampingnya (Bachran et al, 2008). Saponin memiliki kemampuan sebagai antikanker dengan menghentikan pembelahan siklus sel dan apoptosis. Pada penelitian sebelumnya baik in vitro dan in vivo diketahui bahwa saponin memiliki efek sitotoksik melawan pertumbuhan sel tumor (Rao dan Sung, 1995).

9 13 2. Paru - Paru a. Anatomi paru Gambar 2.3 Anatomi paru (Rusz, 2012) Paru-paru adalah organ berbentuk pyramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam rongga toraks (Sloane, 2008). Sepasang paru-paru terbungkus oleh pleura visceralis dan menempel pada struktur mediastinal (trachea dan cor) pada hilumnya. Setiap paru-paru memiliki permukaan berikut: apex, hilum, costalis, diaphragmatica. Paru satu dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembuluhpembuluh besar serta struktur lain di dalam mediastinum. Pulmo dexter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan dibagi oleh fissure obliqua dan fissure horizontalis pulmonis dextri menjadi tiga lobus; lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior. Fissure obliqua berjalan dari pinggir inferior ke atas dan ke belakang menyilang permukaan medial dan costalis sampai memotong pinggir

10 14 posterior sekitar 2 ½ inci di bawah apex pulmonis. Fissure horizontalis berjalan horizontal menyilang permukaan costalis setinggi cartilage costalis iv dan bertemu dengan fissure obliqua pada linea axillaris media. Lobus medius merupakan lobus kecil berbentuk segitiga yang dibatasi oleh fissure horizontalis dan fissure oblique. Pulmo sinister dibagi oleh fissure oblique menjadi dua lobus, lobus superior dan lobus inferior. Pada pulmo sinister tidak ada fissure horizontalis (Snell, 2006). b. Fisiologi paru Paru dan dinding dada merupakan struktur yang elastis. Pada keadaan normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan di antara paru dan dinding dada (ruangan intra pleura). Paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, namun sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti hanya dua lempeng kaca basah yang dapat digeser namun tidak dapat dipisahkan (Ganong, 2008) Paru cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, yaitu, menurun gradien tekanan. Udara mengalir masuk dan keluar paru selama proses bernafas dengan mengikuti penurunan gradient tekanan yang berubah berselang seling antara alveolus dan atmosfer akibat aktivitas siklik otot-otot pernafasan. Terdapat tiga tekanan berbeda yang penting pada ventilasi yaitu, tekanan atmosfer, tekanan intra-alveolus, tekanan intrapleura.

11 15 Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berat udara di atmosfer terhadap benda-benda di permukaan bumi. Di atas permukaan laut, tekanan ini sama dengan 760 mmhg. Tekanan intraalveolus, yang juga dikenal sebagai tekanan intrapulmonalis, adalah tekan di dalam alveolus. Tekanan intrapleura adalah tekanan dalam kantung pleura. Tekanan ini juda dikenal sebagai tekanan intratoraks, yaitu tekanan terjadi di luar paru di dalam rongga toraks. Tekanan intrapleura biasanya lebih kecil daripada tekanan atmosfer, rata-rata 756 mmhg saat istirahat (Sherwood dan Lauralee, 2001) c. Histologi paru Sistem pernafasan dibagi memjadi 2 daerah utama, yaitu bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi terdiri atas rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronki, bronkiolus, dan bronkiolus terminalis. Sedangkan bagian respirasi terdiri atas bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveoli (Junquire dan Carneiro, 2007). Bronkus tersusun atas tulang rawan, otot polos dan mukosa. Tulang rawan pada bronkus akan semakin berkurang ketika mendekati bagian respiratorius sedangkan otot polos akan ditemukan semakin tebal dan jelas (Junquire dan Carneiro, 2007). Lapisan epitel bronkus adalah epitel kolumner bersilia dengan banyak sel goblet. Pada lamina propia banyak ditemukan serat elastin, kelenjar serosa dan mukosa serta terdapat pula kelenjar getah bening (Cui, 2001).

12 16 Pada bronkiolus sudah tidak ditemukan adanya tulang rawan maupun kelenjar dalam mukosanya hanya selembar sel goblet pada epitel segmen awal dan sel klara pada bronkiolus terminalis (Eroschenko, 2003). Lapisan epitel pada bronkiolus adalah epitel bertingkat silindris bersilia yang semakin menuju ke bagian respirasi berubah manjadi epitel selapis silindris bersilia atau selapis kuboid (Junquire dan Carneiro, 2007). Bronkiolus terminalis dilapisi oleh epitel selapis silindris. Di bronkiolus terkecil, epitelnya mungkin selapis kuboid. Bronkiolus terminalis tidak mengandung lempeng tulang rawan, kelenjar bronkiolus, dan sel goblet. Bronkiolus terminalis membentuk bronkiolus respiratorius. Bronkiolus respiratorius adalah zona transisi antara bagian konduksi dan respiratorik sistem pernafasan. Dinding bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel selapis kuboid. Di dinding setiap bronkiolus respiratorius terdapat kantung alveolus tunggal. Silia mungkin dijumpai di epitel bagian proksimal bronkiolus respiratorius namun menghilang di bagian distal. Selapis tipis otot polos mengelilingi epitel. Suata cabang kecil arteri pulmonalis menyertai bronkiolus respiratorius ke dalam paru. Setiap bronkiolus respiratorius membentuk duktus alveolaris dengan alveoli bermuara ke dalam. Di lamina propria yang mengelilingi deretan alveoli di duktus alveolaris

13 17 yaitu berkas otot polos. Berkas otot polos tampak berupa tombol (knob) di antara alveoli yang berdekatan (Eroschenko, 2003). Gambar 2.4 Histologi struktur alveolar dengan pengecatan Hematoxilin Eosin (Slomianka, 2009) Alveoli adalah evaginasi atau kantung luar bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan sakua alveolaris, ujung terminal duktus alveolaris. Alveoli dilapisi oleh selapis tipis sel alveolus gepeng atau sel pneumosit tipe 1. Alveoli yang berdekatan dipisahkan oleh septum interalveolare atau dinding alveolus. Septum interalveolare terdiri dari sel alveolus selapis gepeng, serat jaringan ikat halus dan fibroblast, dan banyak kapiler yang terletak di septum interalveolar tipis. Septum interalveolar yang tipis menyebabkan kapiler berdekatan dengan sel alveolus gepeng di alveoli yang berdekatan (Eroschenko, 2003).

14 18 Alveoli juga mengandung makrofag alveolaris atau sel debu. Dalam keadaan normal makrofag alveolaris mengandung beberapa partikel karbon atau debu di sitoplasma. Di alveoli juga ditemukan sel alveolus besar atau pneumosit tipe 2. Sel alveolus besar terselip di antara sel alveolus selapis gepeng di alveoli (Eroschenko, 2003). Diujung bebas septum interalveolar dan disekitar ujung terbuka alveoli terdapat berkas tipis serat otot polos. Serat oto ini bersambungan dengan lapisan otot yang melapisi bronkiolus respiratorius (Eroschenko, 2003). 3. Rokok Merokok adalah kegiatan menghisap asap dari pembakaran tembakau pada rokok. Perokok sesaat adalah seseorang yang merokok pada saat-saat tertentu, biasanya dilakukan pada saat sedang bersosialisasi dengan lingkungannya ataupun untuk mengurangi stress. Perokok berat adalah bila sudah terjadi ketergantungan secara fisik pada rokok (WHO, 2002). Asap rokok mengandung radikal bebas, oksigen dan karbon yang cukup reaktif dalam hitungan menit (WHO, 2008). Prior (2003) melaporkan bahwa komponen gas dan asap rokok mengandung banyak radikal bebas pada setiap kali hisapan. Asap rokok dibedakan menjadi 2 yaitu: asap rokok aktif dan asap pasif. Asap aktif adalah asap rokok yang dihirup dan dihembuskan oleh perokok. Asap pasif adalah asap yang terbentuk dari rokok yang menyala tetapi tidak dihirup oleh perokok. Asap pasif dikenal juga sebagai asap rokok lingkungan yang merupakan

15 19 gabungan bentuk asap yang dihirup langsung maupun yang tak dihirup oleh perokok. Seseorang bukan perokok yang terekspos asap pasif disebut sebagai perokok pasif (Anonim, 2006). a. Kandungan kimia dari rokok Gambar 2.5 Rokok dengan beberapa kandungan kimianya (Anonim, 2006) Rokok terdiri dari gabungan bahan kimia yang sangat kompleks yaitu bahan kimia non spesifik dari pembakaran bahan-bahan organik dan bahan kimia yang spesifik dari pembakaran tembakau, dan komponen lain dari rokok seperti nitrosamine spesifik tembakau (Fowles and Bates, 2000). Telah diperkirakan bahwa ada 4000 kandungan kimia dalam asap tembakau. Ada sekitar 400 senyawa telah diukur dalam asap utama dan sampingan. Dari sekitar 400 senyawa, 100 diantaranya yang bersifat toksik (Fowles dan Bates, 2000; Anonim, 2006).

16 20 Kandungan zat beracun dalam rokok : 1) Nikotin Nikotin, adalah zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, karena nikotin dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan untuk merokok. 2) Timah hitam (Pb) Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5µg, sebungkus rokok yang habis dihisap dalam 1 hari menghasilkan 10 µg Pb. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke tubuh adalah 20µg/hari (WHO, 2002). 3) Gas karbon monoksida (CO) Gas karbon monoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam sel-sel darah merah. Seharusnya Hb ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernafasan sel-sel tubuh, tetapi karena afinitas gas CO terhadap Hb lebih kuat daripada O 2 sehingga akan terbentuk haemoglobin CO lebih banyak. 4) Tar Tar adalah komponen dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen.

17 21 Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg perbatang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar mg. Paruparu sebagai organ pernafasan pada manusia berfungsi sebagai pertukaran gas antar jaringan tubuh dan lingkungan luar, sehingga paru-paru terus menerus terpapar dengan radikal bebas tanpa bisa dihindari. Paru-paru selalu terpapar oleh asap rokok, pembuangan asap kendaraan bermotor, asap pabrik, herbisida dan partikel debu yang akan menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS) dalam paru-paru (WHO, 2002) b. Mekanisme asap rokok dalam tubuh Asap rokok mengandung lebih dari komponen kimia, di antaranya adalah radikal bebas dan oksidan dalam konsentrasi tinggi. Radikal bebas dari asap rokok berasal dari dua fraksi yang berbeda, yang pertama berasal dari fase tar asap rokok dan yang kedua berasal dari fase gas asap rokok. Radikal bebas yang terdapat dalam tar relatif merupakan radikal bebas yang stabil antara lain qinon (Q), semiqinon (QH ), dan hydroqinon (QH 2 ). Polimer qinon/hydroqinon (Q/QH 2 ) bersifat relatif stabil dan dapat mencapai paru. Hal ini memicu terbentuknya radikal bebas lain seperti hidroksil dan peroksinitrit yang dapat merusak komponen-komponen sel paru. Fase gas asap rokok

18 22 mengandung radikal oksigen dan karbon yang jauh lebih reaktif dibandingkan dengan fase tar. Radikal fase gas tidak timbul dari api rokok, tetapi muncul pada saat oksidasi nitrik oksid (NO) di udara menjadi nitrogen dioksid (NO) yang akan bereaksi dengan spesies reaktif dalam rokok seperti isopren. Nitrogen dioksid (NO) dan oksigen (O) akan segera bereaksi membentuk molekul peroksinitrit (ONOO 2 ) yang sangat reaktif (Misra et al., 2003) Organ yang paling berisiko untuk mengalami kerusakan karena asap rokok adalah paru-paru, karena selalu terpapar bahan polutan terus menerus. Radikal bebas dari asap rokok akan menyebabkan stress oksidatif yang menghasilkan perlukaan langsung dan mengaktivasi mekanisme molekular yang menginisiasi inflamasi pada paru. Kondisi seperti ini apabila dibiarkan akan menyebabkan berbagai keadaan patologis yang dapat diawali dengan terjadinya penurunan kadar antioksidan jaringan, peroksidase lipid, oksidasi protein, dan deoxyribonucleic acid (DNA) yang menyebabkan perubahan patologis pada sel paru. Proses ini berperan penting dalam patogenesis berbagai penyakit paru seperti penyakit paru obstuktif kronik (PPOK) dan karsinoma paru (Amin et al., 2003) c. Kerusakan paru karena asap rokok Makrofag merupakan sel terbanyak pada paru-paru jika dilihat dari jumlah populasinya dan berfungsi sebagai pertahanan utama untuk melawan polutan melalui fungsinya sebagai sel fagositosis dan antigen

19 23 presenting cell (APC) (Domagala-Kulawik, 2008). Pada perokok, neutrofil dan makrofag berkumpul di alveolus, melibatkan efek dari nikotin serta efek spesies oksigen reaktif yang terdapat di dalam asap rokok. Hal ini mengaktifkan transkripsi nuclear-factor κβ (NF- κβ) yang mengaktifkan gen untuk faktor nekrosis tumor (TNF) dan interleukin-8 (IL-8) kemudian menarik dan mengaktifkan neutrofil. Neutrofil yang berkumpul membebaskan granulanya yang kaya akan beragam protease sel sehingga meningkatkan aktivitas protease dan menyebabkan pelepasan neutrofil elastase. Peningkatan neutrofil elastase akan menyebabkan ketidakseimbangan antara enzim α1- antitripsin dengan neutrofil elastase. Enzim α1-antitripsin adalah protein serum yang diproduksi oleh hepar dan pada keadaan normal terdapat di paru untuk menghambat kerja enzim elastase neutrofi yang destruktif terhadap jaringan paru. Penurunan kadar α1-antitripsin sampai kurang dari 35% nilai normal( mg/dl) menyebabkan proteksi terhadap jaringan parenkim paru berkurang, terjadi destruksi dinding alveoli yang bersebelahan, dan akhirnya menimbulkan emfisema paru dan kerusakan jaringan alveolus (Kumar et al., 2007.)

20 24 B. Kerangka Pemikiran Asap rokok Ekstrak daun sirsak Flavonoid Saponin Tanin Alkoloid oksidan Antioksidan \ Kerusakan alveolus paru Kerusakan alveolus paru akan berkurang Gambar 2.6 Skema kerangka pemikiran Keterangan: menyebabkan, menghambat Seperti yang terdapat dalam kerangka pemikiran, awalnya tikus dipapar asap rokok. Dengan paparan asap rokok tersebut diharapkan terjadi kerusakan alveolus paru tikus. Ekstrak daun sirsak akan diberikan setelah tikus dipapar asap rokok satu jam, sehingga diharapkan ekstrak daun sirsak dapat menghambat dan mencegah terjadinya kerusakan alveolus paru tikus dan kerusakan alveolus paru akan berkurang.

21 25 C. Hipotesis Pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) akan mengurangi kerusakan alveolus paru tikus putih (Rattus norvegicus) yang dipapar asap rokok.

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis dengan uji one way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test membuktikan bahwa adanya perbedaan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13%. Diperkirakan angka kematian akibat kanker adalah sekitar 7,6 juta pada tahun 2008. Di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Salah satu jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi tinggi di dunia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol karena adanya perubahan abnormal dari gen yang berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat sebagai obat. Banyak tanaman yang terdapat di alam selalu digunakan sebagai obat, karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Di perkirakan setiap tahun 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh iritan, inhalasi alergen dan toksik obat-obatan yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan organ respiratorik yang berfungsi dalam pertukaran udara antara O2 dan CO2. 1 Patologi yang terjadi pada saluran napas, terutama paru dapat disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran hutan telah menjadi masalah bukan hanya di Indonesia tetapi juga berdampak regional di Asia Tenggara yang berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan ancaman besar bagi kesehatan di dunia (Emmons, 1999). Merokok memberikan implikasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab utama kematian di dunia dengan 7,4 juta atau 13% kematian pada tahun 2004 (WHO, 2009). Berdasarkan data dari Globocan International Agency

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O

Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Sistem Respirasi Manusia L/O/G/O Apersepsi Kegiatan Siswa menarik napas kemudian menghembuskan napas Pertanyaan Melalui kegiatan bernapas yang telah kamu lakukan, dapatkah kamu memprediksikan organ apa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah diketahui bahwa ketinggian menimbulkan stress pada berbagai sistem organ manusia. Tekanan atmosfer menurun pada ketinggian, sehingga terjadi penurunan tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun lalu. Sekitar satu milyar penduduk dunia merupakan perokok aktif dan hampir 80% dari total tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan, air, dan

Lebih terperinci

Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem Peredaran Darah Manusia Sistem Peredaran Darah Manusia Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alergi makanan merupakan gejala yang mengenai banyak organ atau sistem organ dikarenakan hipersensitivitas terhadap makanan tertentu yang sebagian besar diperantarai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Angka kematian akibat kanker di dunia mencapai 13% atau mencapai 7,4 juta pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok keempat di dunia setelah China, USA dan Rusia. Jumlah batang rokok yang dikonsumsi di Indonesia terutama rokok kretek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Seseorang yang telah lama merokok mempunyai prevalensi tinggi

Lebih terperinci

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB

Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat berbagai faktor penyebab tumor yang menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen akan kehilangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernapasan 2.1.1. Fisiologi Pernapasan Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O 2 ) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan banyak penyakit dan mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global World Health Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia terletak di daerah tropis dan sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker dengan insidensi dan mortalitas terbanyak pada wanita di dunia, yaitu sebanyak 1.384.155 kejadian dan 458.503 kematian (IARC, 2013). 70%

Lebih terperinci

TENTIR PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL RESPIRASI

TENTIR PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL RESPIRASI TENTIR PRAKTIKUM HISTOLOGI MODUL RESPIRASI Disusun oleh: Sie. Pend. Histologi Angkatan 2010 Ariza Zakia Imani Asep Nurman Hidayat Eko Saputro Ferawati Grace Sheila Lames Khalik Perdana Putra Neneng Wulandari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem respirasi manusia dapat dibagi menjadi respirasi bagian atas dan bawah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem respirasi manusia dapat dibagi menjadi respirasi bagian atas dan bawah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Respirasi Manusia Respirasi merupakan suatu proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dalam usaha untuk memperoleh energi (Anindyajati, 2007). Sistem respirasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm, sulfur dioksida (SO2), ozon troposferik, karbon monoksida (CO),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timbal merupakan logam yang secara alamiah dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. Logam ini telah digunakan sejak

Lebih terperinci

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Umum Di Susun oleh : Rukayah NPM : 3061424062 Dosen Pengasuh : Taufik Rahman, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena pembelahan sel yang tidak terkontrol dan tidak terbatas (Djajanegara, 2010). Di beberapa bagian dunia, dalam waktu singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kanker adalah pertumbuhan dan perkembangan sel yang tidak normal, yang tumbuh secara cepat dan tidak terkendali melebihi sel-sel yang normal (Winarti,

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan flora yang sangat beragam, salah satunya kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat menggunakan tanaman obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang, sehingga banyak menimbulkan perubahan baik dari pola hidup maupun pola makan. Pola hidup seperti kurang berolahraga dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patofisiologi Kelainan Paru akibat Paparan Uap/Gas BBM Secara fisiologis sebelum masuk ke paru udara inspirasi sudah dibersihkan dari partikel debu dan asap yang memiliki diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World Health Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN.  1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar satu milyar laki-laki di dunia adalah perokok, 35% diantaranya dari negara maju dan 50% lainnya dari negara berkembang. Rata-rata 435.000 penduduk di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akan tetapi, masih belum diketahui efek sampingnya (Pasaribu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum lycopersicum L.) terhadap perubahan histologi kelenjar mammae mencit betina yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imunologi. Sel sel hati atau hepatosit mempunyai regenarasi yang cepat. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. imunologi. Sel sel hati atau hepatosit mempunyai regenarasi yang cepat. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati merupakan organ yang paling penting dalam pengaturan homeostasis tubuh yang meliputi metabolisme, biotransformasi, sintesis, penyimpanan dan imunologi. Sel sel

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada wanita dengan insiden lebih dari 22% (Ellis et al, 2003) dan angka mortalitas sebanyak 13,7% (Ferlay

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah sel yang ada pada suatu jaringan merupakan kumulatif antara masuknya sel baru dan keluarnya sel yang ada pada populasi. Masuknya sel ke dalam populasi jaringan

Lebih terperinci

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) Progam Studi Ilmu Farmasi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan merupakan suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam) BAB V PEMBAHASAN 1. Kemampuan fagositosis makrofag Kemampuan fagositosis makrofag yang dinyatakan dalam indeks fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam) lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan asap kendaraan bermotor meningkatkan resiko terkenanya paparan radikal bebas. Radikal bebas dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja

Lebih terperinci

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2 Sistem Respirasi Manusia Sistem Respirasi Manusia Isilah bernapas, seringkali diarikan dengan respirasi, walaupun secara hariah sebenarnya kedua isilah tersebut berbeda. Pernapasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlukaan merupakan rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan suhu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunitas merupakan suatu mekanisme untuk mengenal suatu zat atau bahan yang dianggap sebagai benda asing terhadap dirinya, selanjutnya tubuh akan mengadakan tanggapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit multifaktorial yang timbul dari tidak seimbangnya protoonkogen, antionkogen, gen yang mengendalikan apoptosis, dan gen yang mengatur perbaikan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3 1. Bagian paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida adalah... Alveolus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penuaan merupakan suatu proses fisiologis yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Penuaan atau proses menua/menjadi tua (aging) adalah menghilangnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Wijen (Sesamum indicum L) 1. Sistematika Tanaman Tanaman wijen mempunyai klasifikasi tanaman sebagai berikut : Philum : Spermatophyta Divisi : Angiospermae Sub-divisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal (Herien, 2010). Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kasus kanker rongga mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi. Sekitar 90-95% dari total kanker pada rongga mulut merupakan kanker sel skuamosa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah penting bagi kesehatan karena merupakan salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi

Lebih terperinci

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi ALAT PERNAFASAN PADA MANUSIA Oleh : Maulana Hudan Daromi, S.Pd Reaksi kimia pernafasan O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi Energi berfungsi untuk memberikan kekuatan manusia dalam beraktifitas Alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Doksorubisin adalah senyawa golongan antrasiklin bersifat sitotoksik hasil isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan secara luas

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan selsel jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk karena terjadinya

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida selalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas

Lebih terperinci

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia (Sukandar et al., 2009). Diabetes menurut WHO (1999) adalah

Lebih terperinci

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )

INSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( ) 1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001) Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 200 tahun. Kenyataannya, Biro Kependudukan Amerika Serikat meramalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. 200 tahun. Kenyataannya, Biro Kependudukan Amerika Serikat meramalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses yang dialami oleh setiap manusia di dunia, tetapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi proses penuaan dapat diperlambat. Usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,

Lebih terperinci