PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT BERKAT HANJUANG JAYA DI BANJARMASIN. Maria Anastasia Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT BERKAT HANJUANG JAYA DI BANJARMASIN. Maria Anastasia Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI"

Transkripsi

1 PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT BERKAT HANJUANG JAYA DI BANJARMASIN Maria Anastasia Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi piutang usaha yang selama ini dilaksanakan dan yang seharusnya pada PT Berkat Hanjuang Jaya di Banjarmasin. Analisa data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari observasi lapangan, dengan menggunakan dasar-dasar teoritis yang relevan dengan permasalahan yang ada. Penulis menggunakan metode cadangan kerugian piutang kemudian menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Berkat Hanjuang Jaya tidak mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengharuskan penyajian piutang sebesar jumlah bruto dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Akibatnya, laporan yang disusun perusahaan tidak mencerminkan keadaan keuangan dan hasil usaha seharusnya. Kata kunci: piutang usaha, cadangan kerugian piutang ABSTRACT This study aims to determine the accounting treatment of trade receivables that have been implemented and which should be at PT Berkat Hanjuang Jaya in Banjarmasin. The data analysis is based on data obtained from field observations, using the theoretical foundations that are relevant to the problem. The author uses the method loss reserve accounts and then draw conclusions. The results showed that PT Berkat Jaya Hanjuang do not refer to the Financial Accounting Standards that requires restatement of accounts receivable at the gross amount is reduced by the estimated amount that can not be accepted. As a result, the report prepared does not reflect the company's financial condition and results of operations should be. Keywords: accounts receivable, provision for doubtful debt PENDAHULUAN Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang mempunyai tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang dalam memperoleh laba. Dengan adanya tujuan tersebut, maka modal kerja mempunyai arti yang penting yakni sebagai salah satu faktor untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu unsur modal kerja tersebut adalah piutang. Terkait dengan obyek penelitian, PT Berkat Hanjuang Jaya belum menerapkan adanya perlakuan akuntansi pencatatan piutang dagang. Hal ini berpengaruh negatif terhadap pengelolaan piutang dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Oleh sebab itu, guna mengefektifkan penyajian laporan keuangan, pihak perusahaan perlu menerapkan suatu kebijakan analisis pencatatan piutang dalam penyajian laporan keuangan. Tujuannya agar investasi besar yang tertanam dalam piutang tersebut dapat diminimalkan sehingga dapat mengefektifkan pengelolaan piutang perusahaan. Selain itu, dengan adanya penafsiran piutang maka pencatatan maupun penyajian laporan keuangan dapat dilakukan secara tepat yang berdampak positif terhadap kelayakan laporan keuangan secara keseluruhan baik bagi perusahaan maupun pihak di luar perusahaan. 80

2 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Berbagai cara yang ditempuh oleh pihak manajemen untuk meningkatkan volume penjualan. Mulai dari penyediaan unit yang sehat, pemberian hadiah dan potongan harga, sampai dengan penjualan secara kredit. Perusahaan menyadari bahwa persaingan yang sangat ketat mengharuskan perusahaan terus bertahan dan mampu menghasilkan laba. Oleh karena itu, suatu strategi pemasaran dibutuhkan dalam membantu perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya. Salah satu strategi ini adalah penjualan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, melainkan piutang usaha. Kemudian, saat jatuh tempo, terjadi aliran kas masuk (cash in flow) dari pengumpulan piutang tersebut. usaha suatu perusahaan pada umumnya merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar serta bagian terbesar dari total aktiva perusahaan. Oleh karena itu, pencatatan piutang sangat diperlukan guna mengetahui piutang mana saja yang sudah jatuh tempo dan harus ditagih kepada pelanggan. Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan harus mampu mengontrol dan mengatur piutang dengan baik. Strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain jumlah piutang yang diberikan kepada tiap pelanggan harus diupayakan selayak mungkin sesuai dengan pengalaman masa lalu, jangka waktu kredit yang diperketat, pemberian potongan yang layak, melakukan administrasi piutang dengan baik dan rapi, menerapkan kebijaksanaan penagihan, dan menjalin hubungan yang baik dengan pelangggan. Kerugian akibat sejumlah piutang tidak bisa ditagih disebut piutang tak tertagih. Bila perusahaan tidak bisa menagih piutangnya atau meyakini bahwa piutang tidak dapat ditagih maka perusahaan kreditur menghapus piutang tersebut dalam catatan laporan keuangannya dengan cara mendebit kerugian piutang dan mengkredit piutang usaha. Berdasarkan penjelasan dari latar belakang tersebut, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi piutang usaha yang selama ini dan yang seharusnya pada PT Berkat Hanjuang Jaya. TINJAUAN PUSTAKA usaha (dagang) umumnya timbul akibat dari usaha perusahaan dalam menghasilkan pendapatan melalui transaksi penjualan barang maupun penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada para pelanggan. Menurut Mulyadi (2011:121) piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. dapat diterapkan ke semua klaim atas uang, barang dan jasa, tetapi untuk tujuan akuntasi istilah tersebut secara utama digunakan dalam lingkup yang lebih sempit (Stice, Stice & Skousen, 2011:479) Menurut Rudianto (2011:225) piutang dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu sebagai berikut. 1. usaha, yaitu piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. piutang usaha biasanya akan dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun. 2. bukan usaha, yaitu piutang yang timbul bukan sebagai akibat penjualan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah persekot dalam kontrak pembelian; klaim terhadap perusahaan angkutan untuk barang rusak atau hilang; dan klaim terhadap karyawan. Menurut Mulyadi, (2011:115) piutang dan umur piutang dapat digolongkan yaitu sebagai berikut. 1. lancar, yaitu piutang yang diharapkan tertagih dalam satu tahun. 2. yang dihapuskan, yaitu piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun. 3. macet, yaitu piutang tidak lancar yang berkembang terus dan setelah jatuh tempo ditambah dengan masa kesempatan mengusahakan perbaikan selama tiga bulan setelah jatuh tempo. 4. yang harus dihapuskan, yaitu suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi karena pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih). 5. yang dicadangkan, yaitu tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih.

3 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Tak Tertagih Penjualan secara kredit sering kali mendatangkan kerugian yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. tak tertagih timbul karena adanya resiko piutang yang tidak dapat dibayar oleh debitur. Menurut Muljo (2011:269) perusahaan yang tidak mampu menagih piutang dari pelanggan akan menciptakan beban yang disebut dengan beban piutang yang tidak tertagih. yang telah ditetapkan sebagai piutang tak tertagih bukan merupakan aktiva lagi, melainkan kerugian. Kerugian ini harus dicatat sebagai beban (expense), yaitu beban piutang tak tertagih (bad debt expense). Metode Penghapusan Tak Tertagih Terdapat dua metode untuk mencatat piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih yaitu metode penyisihan (allowance method) yaitu dengan membuat akun beban piutang tak tertagih sebelum piutang tersebut dihapus dan metode penghapusan langsung (direct write-off method) yaitu dengan mengakui beban saat piutang dianggap benar-benar tidak dapat ditagih lagi (Reeve, dkk., 2011:407). Salah satu cara untuk menghitung penyisihan piutang tak tertagih adalah dengan menerapkan presentase berbeda terhadap kelompok umur piutang tertentu. Setiap akhir periode akuntansi, misalnya akhir bulan atau akhir tahun dibuat daftar piutang, agar dapat diketahui berapa lama piutang suatu pelanggan telah berlalu. Menurut Rudianto (2011:209) dengan mengetahui umur piutang maka akan dapat diketahui: 1. piutang-piutang mana yang sudah dekat dengan jatuh tempo dan harus ditagih; dan 2. piutang-piutang yang sudah lewat jatuh tempo dan perlu dihapuskan karena sudah tidak dapat ditagih kembali. Dengan menggunakan umur piutang, perusahaan dapat mengetahui posisi piutang pada periode tertentu sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan keuangan yang tepat serta untuk menggambarkan seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi yaitu sebagai berikut. 1. Rahman (2012) meneliti tentang perlakuan akuntansi piutang usaha pada PT Karya Toha Putra di Banjarmasin. Teknik analisis data adalah dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi piutang usaha pada PT Karya Toha Putra masih belum sesuai dengan SAK sehingga peneliti mencoba menerapkan perlakuan akuntansi piutang usaha yang sesuai dengan SAK. 2. Indriati (2012) meneliti tentang perlakuan akuntansi piutang dan penyajiannya dalam laporan keuangan pada PT Antareja Artha Mandiri di Banjarmasin. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Graha Mitra Sehati selama ini melakukan pencatatan piutang usaha tetapi belum sesuai dengan SAK, sehingga laporan keuangan yang dibuat tidak bisa memberikan informasi yang tepat penyajiannya. 3. Airini (2011) meneliti tentang perlakuan akuntansi piutang usaha dan penyajiannya dalam laporan keuangan pada PT Putra Utama Mandiri di Banjarmasin. Teknik analisa data yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencatatan piutang pada laporan keuangan selama ini belum sesuai dengan SAK yaitu nilai piutang usaha yang dicatat belum dikurangi cadangan kerugian atas piutang tak tertagih. Kerangka Konseptual Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. PT BERKAT HANJUANG JAYA Perlakuan Akuntansi Usaha yang selama ini diterapkan Analisis Penerapan Akuntansi Usaha yang sesuai dengan Standar Akuntansi Gambar 1: Kerangka Berpikir

4 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni METODE PENELITIAN Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Data kualitatif, yaitu data yang tidak diwujudkan dengan angka, melainkan dalam bentuk penjelasan yang menggambarkan keadaan perusahaan. 2. Data kuantitatif, yaitu data yang diberikan dalam bentuk angka yang dalam perhitunganya menggunakan rumus-rumus atau pendekatan pendekatan yang berhubungan dengan analisis yang bersangkutan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti yang dilakukan dengan tanya jawab pada beberapa bagian yang terkait di dalam penelitian. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). serta dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Teknik Pengumpulan Data Teknik untuk pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung dengan mencatat masalah yang ditemukan atas objek yang diteliti. 2. Wawancara, dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan karyawan maupun pimpinan perusahaan. 3. Dokumenter, dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang diperoleh dari perusahaan. 4. Penelitian kepustakaan, yaitu dengan mempelajari literatur-literatur, bukubuku referensi, dan bahan perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik Analisa Data Analisa data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari observasi lapangan, dengan menggunakan dasar-dasar teoritis yang relevan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlakuan Akuntansi Usaha yang Selama Ini Dilaksanakan Perlakuan akuntansi piutang PT Berkat Hanjuang Jaya di Banjarmasin masih belum sesuai dengan SAK di mana piutang yang disajikan hanya nilai brutonya saja tanpa mengurangi dengan cadangan kerugian piutang. Neraca yang dibuat oleh PT Berkat Hanjuang Jaya tidak mencantumkan rekening cadangan kerugian piutang. Berikut ini adalah pencatatan piutang yang dilakukan oleh PT Berkat Hanjuang Jaya pada tahun 2013 dan tahun Tabel 1. Rekap Usaha Periode 2013 Debitur CV Tapin PT Graha Mitra Sehati PT Putra Binuang PT Harmoni Mitra Utama PT Bukit Intan Indoperkasa Bp Haryanto PT Global Energy Multi Trading PT Trijaya Jumlah Tabel 2. Rekap Usaha Periode 2014 Debitur PT Prima Energy Multi trading CV Tapin PT Cakrawala Putra Bersama PT Datra Katama Jaya PT Graha Mitra sehati PT Putra Binuang PT Tri Eka PT Sapta Indra Sejati PT Harmoni Mitra Utama 0 PT Berkat Anugrah sukses Abadi PT Bukit intan Indoperkasa PT Trijaya PT Baramulti Sugih Sentosa PT Empat Mitra Selaras PT Wahana Lintas Banua PT Bukit Asam Lestari PT Trias PT Geostrade Indonesia PT Kiat Sarana Sukses Abadi Jumlah

5 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Perlakuan Akuntansi Usaha yang Seharusnya Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa jumlah piutang yang telah melewati jangka waktu pembayaran cukup besar. Masih banyak debitur yang membayar lewat dari jangka waktu pembayaran. Cara menentukan persentase piutang untuk masing-masing umur piutang adalah dengan meneliti debitur yang memiliki tunggakan pembayaran berdasarkan lamanya piutang. Setelah piutang dikelompokkan berdasarkan umur masing-masing, maka langkah selanjutnya adalah menentukan taksiran kerugian piutang untuk masingmasing umur piutang tersebut. Untuk itu dianjurkan agar piutang usaha digolongkan menjadi : 1. belum jatuh tempo, 2. menunggak 1-30 hari, 3. menunggak hari, 4. menunggak hari, 5. menunggak hari, dan 6. menunggak > 360 hari. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menentukan persentasi kerugian piutang untuk masing-masing umur piutang. Tabel 3. Perkiraan Tidak Tetagihnya 2013 Kelompok Umur CKP Belum jatuh tempo 1% Menunggak < 1 bulan 5% Menunggak 31 s/d 90 hari 10% Menunggak 91 s/d 180 hari 15% Menunggak 181 s/d 360 hari 25% Menunggak > 1 tahun 54% 100% Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disusun analisa umur piutang dan kartu piutang untuk tahun 2013 dan tahun 2014 sebagai berikut. Menunggak Kurang Dari Satu Bulan (2013) yang menunggak kurang dari satu bulan pada periode tahun 2013 sebesar Rp ,-. Perincian piutang yang menunggak satu bulan pada periode tahun 2013 tertera pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Daftar Menunggak Kurang dari Satu Bulan Periode 2013 Debitur Tanggal PT Bukit Intan Indo 13/12/ Perkasa PT Trijaya 10/12/ PT Harmoni Mitra 17/11/ Lestari 30/11/ PT Graha Mitra 30/11/ Sehati 11/12/ Menunggak Hari (2013) yang menunggak 31 s/d 90 hari pada periode tahun 2013 sebesar Rp Perincian piutang yang menunggak hari dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Daftar Menunggak 31 sampai dengan 90 Hari Periode 2013 Debitur Tanggal PT Bukit Intan 29/09/ Indo Perkasa 05/11/ PT Trijaya 10/12/ /12/ PT Harmoni Mitra 20/11/ Lestari 12/12/ /11/ PT Graha Mitra 19/11/ Sehati 25/11/ /11/ CV Tapin 27/11/ membangun 02/12/ /11/ PT Putra Binuang 04/12/ /12/ Sumber : PT. Berkat Hanjuang Jaya Menunggak Hari (2013) yang menunggak 91 s/d 180 hari pada periode tahun 2013 sebesar Rp Perincian piutang yang menunggak hari tertera pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Daftar Menunggak 91 s/d 180 hari Periode Tahun 2013 Debitur Tanggal PT Bukit Intan 09/09/ Indo Perkasa 06/09/

6 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Menunggak Lebih dari Satu Tahun (2013) Jangka waktu kredit satu bulan adalah piutang yang terjadi sebelum bulan Desember 2013, sedangkan untuk jangka waktu kredit lebih dari satu tahun adalah piutang yang terjadi sebelum bulan November Oleh karena itu, apabila dalam bulan Desember 2013 piutang-piutang tersebut masih belum dilunasi berarti telah menunggak lebih dari satu tahun. yang menunggak lebih dari satu tahun pada periode 2013 sebesar Rp Perincian piutangnya tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Daftar Menunggak Lebih Dari Satu Tahun Periode 2013 Debitur Tanggal H. Haryanto 10/05/ PT Global Energy Multi Trading 18/06/ Menunggak Kurang dari Satu Bulan (2014) yang menunggak satu bulan pada periode tahun 2014 sebesar Rp Perincian piutangnya tertera pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Daftar Menunggak Kurang dari Satu Bulan periode 2014 Debitur Tanggal PT Tapin 08/11/ PT Empat Mitra Selaras PT Graha Mitra Sehati PT Putra Binuang CV Trijaya 28/10/ /11/ /12/ /12/ /11/ /11/ /11/ /11/ /11/ PT Bukit Asam Lestari 18/11/ PT Geostrade Indonesia 23/11/ PT Sapta Indra Sejati 03/12/ PT Datra katama 03/12/ Jaya 03/12/ PT Tri Eka 09/12/ PT Kiat Sarana Sukses Abadi 11/12/ Menunggak Hari (2014) yang menunggak 31 s/d. 90 hari pada periode tahun 2014 sebesar Rp Perincian piutang yang menunggak hari pada periode 2014 tertera pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Daftar Menunggak 31 s/d. 90 HariPeriode 2014 Debitur Tanggal PT Cakrawala Putra Bersama CV Tapin PT Bukit Intan Indo Perkasa PT Baramulti Sugih Sentosa PT Graha Mitra Sehati PT Putra Binuang PT Trijaya 18/10/ /09/ /09/ /10/ /10/ /10/ /10/ /10/ /09/ /11/ /10/ /11/ /11/ /11/ /11/ /11/ /11/ /11/ /12/ /12/ PT Prima Energi Multi Trading 17/12/ PT Wahana Lintas 06/11/ Banua 09/11/ PT Trias 23/11/ PT Berkat Anugerah sukses Abadi 06/12/ PT Geostrade Indonesia 14/12/ Sumber: PT. Berkat Hanjuang Jaya Menunggak hari (2014) yang menunggak hari pada periode tahun 2014 ini berasal dari PT Cakrawala Putra Bersama, CV. Tapin, PT Baramulti Sugih Sentosa, dan PT Prima Energi Multi Trading sebesar Rp Perincian piutang yang menunggak hari pada periode 2014 tertera pada Tabel 10 berikut ini.

7 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Tabel 10. Daftar Menunggak Hari Periode 2014 Debitur Tanggal PT Cakrawala Putra Bersama 06/11/ PT Tapin 01/09/ PT Baramulti Sugih Sentosa 27/09/ PT Prima Energi Multi Trading 13/08/ Menunggak hari (2014) yang menunggak hari pada periode tahun 2014 ini berasal dari PT Cakrawala Putra Bersama, PT Empat Mitra Selaras, sebesar Rp Perincian piutangnya tertera pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Daftar Menunggak hari Periode 2014 Debitur Tanggal 27/04/ PT Cakrawala 29/04/ Putra Bersama 10/06/ PT Empat Mitra 12/10/ Selaras 18/10/ Cadangan Kerugian (2013) Berdasarkan dari daftar analisa umur piutang, dapat diketahui perhitungan perkiraan tidak tertagihnya piutang pada periode 2013 yang tertera pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Perkiraan Tidak Tetagihnya Periode 2013 Kelompok Umur Cadangan Kerugian % Rp Belum jatuh tempo - 1% - < 1 bulan % s/d 90 hari % s/d 180 hari % s/d 360 hari - 25% - > 1 tahun % Dari tabel 12, pencatatan jurnal penyesuaian kerugian piutang sebesar Rp tersebut dapat dilakukan dengan asumsi pembukuan belum tutup, yaitu sebagai berikut. Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Kemudian dari jurnal di atas diposting ke buku besar, yaitu sebagai berikut. Beban Kerugian Cadangan Kerugian Cadangan Kerugian (2014) Berdasarkan dari daftar analisa umur piutang, maka dapat diketahui perhitungan perkiraan tidak tertagihnya piutang periode 2014 tertera pada Tabel 13 berikut ini. Tabel 13. Perkiraan Tidak Tetagihnya Periode 2014 Kelompok Umur Cadangan Kerugian % Rp Belum jatuh tempo - 1% < 1 bulan % s/d 90 hari % s/d 180 hari % s/d 360 hari % - > 1 tahun - 100% Pencatatan jurnal penyesuaian kerugian piutang sebesar Rp dapat dilakukan dengan asumsi pembukuan belum tutup, yaitu sebagai berikut. Beban Kerugian piutang Cadangan Kerugian Kemudian dari jurnal di atas diposting ke buku besar, yaitu sebagai berikut. Beban Kerugian Cadangan Kerugian

8 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Dampak Perubahan Akuntansi Periode 2013 Setelah adanya perubahan yang terjadi tersebut terlihat penurunan nilai piutang perusahaan dari Rp menjadi Rp yang disebabkan oleh adanya pengurangan dari cadangan kerugian piutang sebesar Rp. Akibatnya jumlah dari nilai aktiva lancar berubah dari Rp menjadi Rp Akibat adanya pembebanan biaya kerugian piutang tersebut laba yang disajikan perusahaan yang dulunya tinggi akan turun. Pencatatan yang dilakukan terhadap timbulnya perkiraan dapat dilakukan saat tutup buku yaitu sebagai berikut. CKP Beban Kerugian Dampak perubahan tersebut terhadap laba yaitu sebagai berikut. Penyesuaian Cadangan Kerugian Saldo Saldo Jurnal untuk menutup perkiraan laba rugi tersebut diatas kedalam perkiraan modal pemilik adalah sebagai berikut. Beban Kerugian CKP Gambaran perubahan modal perusahaan dapat dilihat sebagai berikut. Jurnal () Penutup Saldo Saldo Jadi, penurunan jumlah modal per 31 Desember 2013 ini mengakibatkan posisi neraca menjadi kembali seimbang. Hal ini dikarenakan penurunan jumlah modal yang sama besarnya dengan penurunan jumlah piutang, sehingga penurunan total aktiva dan pasiva adalah sama. Perlakuan akuntansi piutang ini perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan, agar penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAK. Sementara itu, piutang tak tertagih sebesar Rp dapat berpengaruh sangat besar terhadap kewajaran laba yang telah dilakukan dalam perhitungan laba rugi yang disajikan per 31 Desember Laba yang dilaporkan pihak perusahaan periode 2013 terlalu besar dari laba yang seharusnya. Oleh sebab itu, dengan diterapkan beban kerugian piutang tersebut, maka akan dihasilkan informasi keuangan yang wajar dan akurat. Jadi, dapat dikatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh pihak perusahaan belum memenuhi syarat kelengkapan penyajian informasi keuangan. Selain itu, laporan keuangan yang disajikan tidak memenuhi kriteria dari prinsip kehati-hatian yang didasari oleh pertimbangan yang sehat dalam menghadapi ketidakpastian peristiwa ekonomi di masa yang akan datang. Perlakuan akuntansi piutang yang sesuai dengan SAK berpengaruh terhadap kewajaran, validitas, dan keakuratan informasi keuangan perusahaan. Gambaran mengenai pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya perubahan perlakuan akuntansi piutang terhadap laporan keuangan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini. Tabel 14. Perubahan Perlakuan Akuntansi Periode 31 Desember 2013 Pos Laporan Keuangan Sebelum Koreksi Setelah Koreksi Dagang (Bruto) CKP - () Dagang (netto) Lancar Kewajiban dan Laba Sumber: Data diolah Berdasarkan Tabel 14, peneliti menyarankan agar PT Berkat Hanjuang Jaya segera mengadakan perubahan terhadap perlakuan piutang, dengan cara menyajikan piutang sebesar jumlah bruto yang dikurangi dengan taksiran jumlah piutang tak tertagih. Untuk itu, perusahaan perlu membuat perkiraan cadangan kerugian piutang sebagai rekening lawan (pengurang) piutang perusahaan dalam neraca. Selain itu, perusahaan juga perlu membuat biaya yang dibebankan dalam periode kegiatan usaha. Laporan keuangan yang disarankan dapat pada Tabel 15 dan Tabel 16.

9 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Tabel 15. Laporan Laba Rugi Proyeksi Periode 31 Desember 2013 Perkiraan Pendapatan Pendapatan Jasa Giro Pendapatan HPP Laba Kotor Biaya Adm & Umum Biaya Listrik Air Telpon Biaya Penyusutan Biaya Pemasaran Beban Kerugian Saldo Laba Tabel 16. Neraca Proyeksi Periode 31 Desember 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas/Bank usaha Cad. Kerugian () Persediaan Biaya dibayar di muka Lancar Aktiva Tetap Aset Tetap Akumulasi Penyusutan ( ) Tetap PASIVA DAN MODAL Hutang Lancar Hutang lainlain Biaya Yang Masih harus dibayar hutang jangka panjang Hutang Lancar Hutang disetor Laba (Rugi) ditahan Laba Tahun Berjalan Hutang dan Dari Tabel 15 dan 16, terlihat bahwa tidak semua piutang dapat ditagih hingga mencapai 100%. Hal ini menimbulkan selisih yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan antara laporan keuangan perusahaan dan setelah proyeksi yaitu sebesar Rp Sementara itu, selisih saldo laba antara antara laporan keuangan perusahaan dan setelah proyeksi sebesar Rp. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyajian laporan yang dilakukan perusahaan selama ini belum memberikan informasi yang tepat terhadap kondisi piutang maupun keuangan perusahaan. Dampak Perubahan Akuntansi Periode 2014 Setelah adanya perubahan yang terjadi tersebut terlihat penurunan nilai piutang perusahaan dari Rp menjadi Rp Hal ini disebabkan adanya pengurangan cadangan kerugian piutang sebesar Rp Akibatnya, jumlah nilai aktiva lancar perusahaan sebesar Rp berubah menjadi Rp Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap sisi debit neraca, sedangkan beban kerugian piutang sebagai perkiraan yang digunakan untuk menampung beban kerugian berpengaruh terhadap laporan laba rugi. Akibat adanya pembebanan biaya kerugian piutang tersebut, laba yang disajikan perusahaan yang dulunya tinggi akan turun sebesar beban yang ditanggung oleh adanya kerugian piutang tersebut. Sementara itu, pencatatan yang dilakukan terhadap timbulnya perkiraan dapat dilakukan saat tutup buku sebagai berikut. Rugi laba Beban kerugian piutang Dampak perubahan tersebut terhadap laba yaitu sebagai berikut. Laba Penyesuaian Saldo Saldo Jurnal penutup perkiraan laba rugi ke dalam modal adalah sebagai berikut Laba rugi

10 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Gambaran perubahan modal perusahaan dapat dilihat sebagai berikut. Jurnal ( ) Penutup Saldo Saldo Penurunan jumlah modal per 31 Desember 2014 ini mengakibatkan posisi neraca menjadi kembali seimbang. Hal ini dikarenakan penurunan jumlah modal sama besarnya dengan penurunan jumlah piutang, sehingga penurunan total aktiva dan pasiva adalah sama. Adanya resiko tidak tertagihnya piutang sebesar Rp berpengaruh terhadap kewajaran laba. Dengan diterapkannya beban kerugian piutang, maka nilai piuatng akan menjadi wajar dan akurat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh pihak perusahaan belum memenuhi syarat kelengkapan penyajian informasi keuangan. Selain itu, laporan keuangan yang disajikan tidak memenuhi kriteria dari prinsip kehati-hatian yang didasari oleh pertimbangan yang sehat dalam menghadapi ketidakpastian peristiwa ekonomi di masa yang akan datang. Gambaran tentang pengaruh perubahan perlakuan akuntansi piutang terhadap laporan keuangan dapat dilihat berikut ini. Tabel 17. Perubahan Perlakuan Akuntansi Periode 31 Desember 2014 Pos Laporan Keuangan Sebelum Koreksi Setelah Koreksi Dagang (Bruto) Cadangan Kerugian - ( ) Dagang (netto) Lancar Kewajiban dan Laba Laporan keuangan proyeksi per 31 Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19 berikut ini. Tabel 18. Laporan Laba Rugi Proyeksi Periode 31 Desember 2014 Perkiraan Pendapatan Pendapatan Jasa Giro Pendapatan HPP Laba Kotor Biaya Adm & Umum Biaya Listrik Air Telpon Biaya Penyusutan Biaya Pemasaran Beban Kerugian Saldo Laba Tabel 19. Neraca Proyeksi Periode 31 Desember 2014 AKTIVA Aktiva Lancar Kas/Bank usaha Cad. Kerugian ( ) Persediaan Biaya dibayar di muka Lancar Aktiva Tetap Aset Tetap Akumulasi Penyusutan ( ) Tetap PASIVA DAN MODAL Hutang Lancar Hutang lainlain Biaya Yang Masih harus dibayar hutang jangka panjang Hutang disetor Laba (Rugi) ditahan Laba ditahan Tahun Berjalan Hutang dan

11 KINDAI Volume 11 Nomor 2, April Juni Dari Tabel 18 dan 19, terlihat bahwa tidak semua piutang dapat ditagih hingga mencapai 100%. Hal ini menimbulkan selisih yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan antara laporan keuangan perusahaan dan setelah proyeksi yaitu sebesar Rp Sementara itu, selisih saldo laba antara antara laporan keuangan perusahaan dan setelah proyeksi sebesar Rp Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyajian laporan yang dilakukan perusahaan selama ini belum memberikan informasi yang tepat terhadap kondisi piutang perusahaan. Implikasi Hasil Penelitian 1. Adanya resiko kerugian piutang yang tidak dapat ditagih sebagai beban bagi perusahaan mengharuskan adanya penyesuaian yang akan mengakibatkan perubahan-perubahan nilai pos laporan keuangan perusahaan. Pengaruh perubahan perlakuan akuntansi piutang tersebut terhadap neraca, aktiva lancar dan total pasiva diakui sebagai kerugian piutang dengan menggunakan metode cadangan. 2. Dengan menggunakan metode cadangan, maka pihak perusahaan dapat mengetahui dan mengakui jumlah besarnya piutang yang tidak akan tertagih serta dapat menerapkan perlakuan akuntansi piutang sesuai dengan SAK. PENUTUP Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perlakuan akuntansi piutang usaha yang diterapkan PT Berkat Hanjuang Jaya tidak mengacu pada SAK yang mengharuskan penyajian piutang sebesar jumlah bruto dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Akibatnya, laporan yang disusun perusahaan tidak mencerminkan keadaan keuangan dan hasil usaha seharusnya. 2. PT Berkat Hanjuang Jaya seharusnya menggunakan metode cadangan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan SAK untuk memprediksi besarnya jumlah piutang yang tak tertagih yang akan diakui sebagai kerugian piutang perusahaan. Saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. 1. Agar laporan keuangan menghasilkan informasi keuangan yang wajar dan andal maka perlakuan akuntansi yang dijalankan hendaknya disesuaikan dengan SAK. Selain itu, perusahaan hendaknya melakukan perubahan perlakuan akuntansi piutang usaha, sehingga piutang yang disajikan dalam neraca dapat menunjukkan nilai bersih yang dapat direalisasikan. 2. Untuk penyesuaian pencatatan akuntansi piutang, hendaknya perusahaan membentuk cadangan kerugian piutang yang berfungsi untuk meminimalkan piutang yang tidak dapat diterima. Untuk menentukan besarnya kerugian piutang, sebaiknya perusahaan menggunakan analisis umur piutang. DAFTAR PUSTAKA Airini, Nor Perlakuan Akuntansi Usaha dan Penyajiannya dalam Laporan Keuangan pada PT Putra Utama Mandiri Banjarmasin. (Skripsi). Banjarmasin: STIE Pancasetia. Indriati Perlakuan Akuntansi dan Penyajiannya dalam Laporan Keuangan pada PT Antareja Artha Mandiri Banjarmasin. (Skripsi). Banjarmasin: STIE Pancasetia. Muljo, Heri Harjono Penuntun Belajar Akuntansi Menengah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyadi Auditing. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Rahman Perlakuan Akuntansi Usaha pada PT Karya Toha Putra Banjarmasin. (Skripsi). Banjarmasin: STIE Pancasetia. Reeve, James M., dkk Prinsipprinsip Akuntansi. Jilid Satu. (Terjemahan).Jakarta: Erlangga. Rudianto Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Stice, James D., Earl K. Stice, & Fred Skousen Intermediate Accounting. Buku Satu. (Terjemahan) Jakarta: Salemba Empat.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR Oleh : Nova Chandra Email : novachandra59@yahoo.com Pembimbing I : Faridah Email : faridah_ku@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu organisasi yang fungsi utamanya untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu organisasi yang fungsi utamanya untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu organisasi yang fungsi utamanya untuk mensejahterakan anggotanya. Organisasi koperasi terdapat hampir di semua negara industri dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prosedur 2.1.1. Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Piutang merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik

BAB I PENDAHULUAN. Piutang merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Piutang merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain yaitu kewajiban dan ekuitas

Lebih terperinci

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK Analisis Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Usaha Pada PT. Columbus

Lebih terperinci

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) Achmad Naruli Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Setip

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA A. DEFINISI PSAP 10 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI DAN NERACA PADA PT. MEGA BAN

ANALISIS KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI DAN NERACA PADA PT. MEGA BAN ANALISIS KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI DAN NERACA PADA PT. MEGA BAN Nama NPM : 26210350 Kelas Fakultas Jurusan : Sandi Ahmad Prawira : 3EB11 : Ekonomi : Akuntansi

Lebih terperinci

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi Modul ke: 14 Auliffi Fakultas FASILKOM Receivables Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak Program Studi Sistem Informasi Piutang Pengantar Akuntansi Penggolongan Piutang 2-1 Penggolongan Piutang Piutang (receivables)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan kredit, oleh karena itu besar kecilnya penjualan kredit akan berpengaruh langsung terhadap jumlah piutang. Piutang merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir tahun adalah saat dimana perusahaan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna informasi dalam

Lebih terperinci

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi : BAB PIUTANG DAGANG / USAHA 1. PENDAHULUAN Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA Oleh : MAHFUT SYAIFUDIN,LCA ROBIN JONATHAN,RINA MASITOH NPM : 09.11.1001.3408.068 FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS

Lebih terperinci

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA AKUNTANSI PIUTANG PIUTANG Merupakan bagian dari aset lancar yang diharapkan dapat direalisasikan dalam siklus aset operasi berjalan. Jenis piutang menurut sumber terjadinya: Piutang usaha (account receivable-a/r):

Lebih terperinci

Pertemuan Ketiga PIUTANG

Pertemuan Ketiga PIUTANG Pertemuan Ketiga PIUTANG PENGERTIAN TAGIHAN Penjualan barangbarang dan jasajasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang atau jasa

Lebih terperinci

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN Memprediksi Arus Kas Masa Depan 1 MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN Subagyo Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract Making prediction of future cash flow is important, because it s give

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. PLN (Persero) atau Perusahaan Listrik Negara sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyedia energi listrik dituntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Pada Unit Bisnis Infrastruktur PT PLN Batam

Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Pada Unit Bisnis Infrastruktur PT PLN Batam Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Pada Unit Bisnis Infrastruktur PT PLN Batam Shinta Wahyu Hati 1) Yulia Nababan 2) Jurusan Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, Batam 29461 shinta@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI DAN PIUTANG WESEL By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.net Penjualan Kredit Penjualan Kredit menimbulkan adanya PIUTANG atau TAGIHAN Penjualan Kredit lebih disukai konsumen karena pembayaran dapat

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG Ferah Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Piutang merupakan salah satu komponen dari kelompok aktiva lancar, piutang

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah badan atau organisasi yang didirikan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Globalisasi perekonomian di

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

AKUNTANSI PIUTANG USAHA

AKUNTANSI PIUTANG USAHA 1 KARYA ILMIAH AKUNTANSI PIUTANG USAHA O L E H HALOMOAN SIHOMBING, S.E. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2013 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan didirikan sebagai suatu kesatuan usaha dengan melakukan serangkaian aktivitas-aktivitas yang bersifat ekonomis, dimana dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa, perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Semua itu dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. jasa, perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Semua itu dapat dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan meningkatnya daya saing pada berbagai bidang usaha yang bergerak di bidang jasa, perdagangan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

Afifudin, SE., M.SA.,Ak. Afifudin, SE., M.SA.,Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang 65144, Telp. 0341-571996, 551932, Fax. 552249 E_mail: afifudin26@gmal.com atau afifudin_aftariz@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET Siti Rahmayuni,SE,.MM Staf Pengajar AMIK INTeL Com GLObal INDO Abstrak Salah satu yang harus dilakukan dalam pengambilan keputusan tersebut yaitu

Lebih terperinci

Power Notes. Learning Objectives

Power Notes. Learning Objectives MINGGU 5 Power Notes PIUTANG Learning Objectives 1. Klasifikasi Piutang 2. Pengendalian intern piutang 3. Piutang yang tidak tertagih 4. Metode Penyisihan Allowance Method 5. Metode Penghapusan Langsung

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

AUDIT PIUTANG USAHA PADA PT. AGUS SUTA LINE DI SAMARINDA. Wijaya Rossa Prawinata

AUDIT PIUTANG USAHA PADA PT. AGUS SUTA LINE DI SAMARINDA. Wijaya Rossa Prawinata AUDIT PIUTANG USAHA PADA PT. AGUS SUTA LINE DI SAMARINDA Wijaya Rossa Prawinata 10.11.1001.3408.041 Email: zhiau2_92@rocketmail.com Elfreda A lau Adi Surosos Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

Analisis Akuntansi Piutang Dagang pada PT. Tri Bos Nusantara Pekanbaru (Yusrizal dan Ida Maryanti Silaban)

Analisis Akuntansi Piutang Dagang pada PT. Tri Bos Nusantara Pekanbaru (Yusrizal dan Ida Maryanti Silaban) 165 e-issn 2527-8215 ACCOUNTS RECEIVABLE ANALYSIS ON PT. TRI BOS NUSANTARA PEKANBARU Yusrizal dan Ida Maryanti Silaban Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia Jl. Jend Ahmad Yani No.78-88 Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umumialah dari penjualan barang ataupun jasa. Piutang usaha yang berasal dari transaksi penjualan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI POKOK PADA PERUSAHAAN TAHU USAHA BAKTI BANJARBARU

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI POKOK PADA PERUSAHAAN TAHU USAHA BAKTI BANJARBARU PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI POKOK PADA PERUSAHAAN TAHU USAHA BAKTI BANJARBARU Andi Ariyanto Perusahaan Tahu Usaha Bakti Jl. Saptamarga Blok E Banjarbaru e-mail: Andiariyanto035@gmail.com Abstract: The purpose

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL 1. Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian persediaan Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : KARINA AYU PUTRI NIM: 2013410998 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang cukup tinggi. Pada umumnva

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable) BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengidentifikasi perbedaan jenis piutang 2. Menjelaskan pengakuan piutang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A, Teori - Teori 1. Pengertian dan Jenis - Jenis Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian. PENYESUAIAN Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup Neraca Saldo setelah penutupan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang BAB 4 PIUTANG A. Pengertian Piutang Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Tagihan ini

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba maksimal, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba maksimal, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba maksimal, agar kelangsungan hidup perusahaan dapat di pertahankan dalam pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya perkembangan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang paling pokok

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

: Prosedur Pencatatan Piutang Usaha Pada Bali Ambassador Tour & Travel Klien PT. Kaya Indonesia Sejahtera ABSTRAK

: Prosedur Pencatatan Piutang Usaha Pada Bali Ambassador Tour & Travel Klien PT. Kaya Indonesia Sejahtera ABSTRAK Judul Nama : Prosedur Pencatatan Piutang Usaha Pada Bali Ambassador Tour & Travel Klien PT. Kaya Indonesia Sejahtera : I Made Dwi Budiarta NIM : 1406013042 ABSTRAK Piutang merupakan salah satu komponen

Lebih terperinci

TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH (Uncollectible Accounts)

TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH (Uncollectible Accounts) (Tulisan ini dimaksudkan untuk menanggapi materi yang disampaikan oleh rekan-rekan saya, juri Akuntansi LKS Tingkat Nasional pada pertemuan dengan guru-guru pedamping pada tanggal 22 November 2011 di SMK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari peristiwa-perisiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan pasti mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan atau mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat diperoleh melalui peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini telah banyak perusahaan dibidang industri maupun dagang menjual barang dagangannya secara kredit. Bagi banyak perusahaan, pendapatan

Lebih terperinci

ANALISIS KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA CV. PORI MEDIA. Nama : VERA AGUSTIN TIANTIKA NPM : Jurusan : AKUNTANSI

ANALISIS KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA CV. PORI MEDIA. Nama : VERA AGUSTIN TIANTIKA NPM : Jurusan : AKUNTANSI ANALISIS KERUGIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA CV. PORI MEDIA Nama : VERA AGUSTIN TIANTIKA NPM : 27212558 Jurusan : AKUNTANSI LATAR BELAKANG Persaingan Usaha yang Semakin Maju Usaha Perusahaan Untuk Tetap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci