I S T E M S U P L A I A C / D C D : P D M / P G I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I S T E M S U P L A I A C / D C D : P D M / P G I"

Transkripsi

1

2

3 B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n S I S T E M S U P L A I A C / D C D o k u m e n n o m o r : P D M / P G I / 1 9 : P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I / J A K A R T A

4 DOKUMEN PT PLN (PERSERO) DOKUMEN: PDM/PGI/19:2014 Lampiran Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No K/DIR/2014 BUKU PEDOMAN PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC/DC PT PLN (PERSERO) JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN 12160

5 Susunan Tim Review KEPDIR 113 & 114 Tahun 2010 Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.0309.K/DIR/2013 Pengarah : 1. Kepala Divisi Transmisi Jawa Bali 2. Kepala Divisi Transmisi Sumatera 3. Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur 4. Yulian Tamsir Ketua : Tatang Rusdjaja Sekretaris : Christi Yani Anggota : Indra Tjahja Delyuzar Hesti Hartanti Sumaryadi James Munthe Jhon H Tonapa Kelompok Kerja AC/DC Suplay 1. Cecep Mauludin (PLN P3BS) : Koordinator merangkap anggota 2. Sugandhi (PLN P3BS) : Anggota 3. Ika Sudarmaja (PLN P3BJB) : Anggota 4. Kerry Darmawan (PLN P3BJB) : Anggota 5. Ronald Hutahean (PLN Sulselrabar) : Anggota 6. Abdul Qodir Jaelani (DIVTRS IT) : Anggota 7. Marthen Rudy (PLN Kaltim) : Anggota Koordinator Verifikasi dan Finalisasi Review KEPDIR 113 & 114 Tahun 2010 (Nota Dinas KDIVTRS JBS Nomor 0018/432/KDIVTRS JBS/2014) Tanggal 27 Mei Jemjem Kurnaen 2. Sugiartho 3. Yulian Tamsir 4. Eko Yudo Pramono

6 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...I DAFTAR GAMBAR... IV DAFTAR TABEL... VI DAFTAR LAMPIRAN... VII PRAKATA... VIII SISTEM SUPLAI AC/DC PENDAHULUAN Gambaran umum Instalasi Sistem AC Grup Essential Grup Common Peralatan Sistem AC Trafo Pemakaian Sendiri Fungsi Rangkaian Pemakaian Sendiri SOP Trafo PS Peralatan Instalasi Trafo PS Lokasi Pemasangan Batasan Operasi Sistem Pengaturan Tegangan Sistem Pengaturan Beban Sistem Pendingin Jadwal Pemeliharaan Genset Umum Prinsip Kerja Generator Panel Kontrol Troubleshooting Instalasi Suplai AC Gardu Induk Instalasi Sistem Suplai AC Pada GITET 500 kv Pasokan Utama Pasokan Kedua Pasokan Ketiga Sistem Otomatisasi Prinsip Kerja Bagian Bagian Panel Pemeliharaan Sistem Otomatisasi Cara Pelaksanaan Instalasi Sistem Suplai AC Pada GITT (150 kv) Instalasi AC Tegangan Tinggi (150 kv) Instalasi Sistem DC Instalasi Sistem DC 250 Volt Instalasi Sistem DC 110 V Instalasi sistem DC 48 Volt untuk Komunikasi dan Teleproteksi Pola Instalasi Sistem DC Pola Pola Dasar - Dasar Sistem AC ke DC Cara - Cara Mendapatkan Tegangan DC Menggunakan Trafo i

7 Peralatan Sistem DC Prinsip Kerja Rectifier Bagian Utama Rectifier Transformator Utama Penyearah Thyristor Filter (Penyaring) AVR (Automatic Voltage Regulator) Alarm Unit Rangkaian Voltage Dropper Modul Pengaturan Arus dan Tegangan Mode Operasi Pengisian pada Rectifier/Charger Floating Charge Equalizing Charge Boosting Charge Switch Mode Power Supply Prinsip Kerja SMPS Bagian-bagian Utama SMPS Input Rectifier & Smoother DC to DC Converter Operation Mode & Protection Dropper Control Announciator & Metering Baterai Prinsip Kerja Baterai Jenis Jenis baterai Baterai Asam Baterai Alkali Baterai Kering/ Lithium Bagian Utama Baterai Elektroda Elektrolit Sel Baterai Steel Container Plastic Container Terminal dan Penghubung Baterai Type Baterai Menurut Karakteristik Pembebanan Ruang Baterai Sirkulasi udara Kebersihan dan Perlengkapan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) PEDOMAN PEMELIHARAAN PADA SISTEM AC dan DC Pedoman Pemeliharaan Sistem AC In Service Inspection/Inspeksi dalam keadaan operasi Sistem AC Inspeksi Mingguan Inspeksi Mingguan Trafo PS (Pemakaian Sendiri) Inspeksi Mingguan Genset Inspeksi Bulanan Inspeksi Bulanan Genset Shutdown Testing Measurement Periode Bulanan Genset Periode 6 Bulanan Genset (250 jam kerja) ii

8 Periode 1 Tahunan Genset (500 jam kerja) Periode 2 Tahunan Trafo PS Periodik Pelaksanaan In Service Inspection Sistem DC Inspeksi Harian Sistem DC Inspeksi Harian Baterai Inspeksi Harian Rectifier Inspeksi Harian Panel DCPDB Inspeksi Harian Ruang Baterai Inspeksi Bulanan Sistem DC Inspeksi Bulanan Baterai Inspeksi Bulanan Rectifier Inspeksi Bulanan DC Panel Distribution Board Inspeksi Bulanan Ruang Baterai In Service Measurement In Service Measurement Bulanan Periode Bulanan In Service Measurement Baterai Periode Bulanan In Service Measurement Rectifier In Service Measurement 6 Bulanan Periode 6 Bulanan In Service Measurement Rectifier Shutdown Testing, Pengujian dan Pengukuran Sistem DC 2 Tahunan Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan Baterai Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan Rectifier Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan DCPDB Pemeliharaan/Pengujian Setelah Gangguan Pada Rectifier Pada Baterai Pada Rangkaian Beban Pada Trafo PS Pada Genset EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN In Service Inspection In Service Measurement Shutdown Testing Metode REKOMENDASI In service Inspection In service Measurement Shutdown Testing DAFTAR ISTILAH DAFTAR PUSTAKA iii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1-1 Instalasi Sistem DC... 2 Gambar 1-2 Grup Essential... 3 Gambar 1-3 Pengawatan Satu Garis Untuk Kelompok Essential... 4 Gambar 1-4 Grup Common... 4 Gambar 1-5 Pengawatan Satu Garis Untuk Kelompok Common... 5 Gambar 1-6 Contoh Rangkaian Transformator Pemakaian Sendiri... 7 Gambar 1-7 Contoh Diagram Satu Garis Trafo PS... 7 Gambar 1-8 Load Breaker Switch... 8 Gambar 1-9 Peralatan Instalasi Trafo PS... 9 Gambar 1-10 Sirip-sirip Trafo Pemakaian sendiri Gambar 1-11 Genset Gambar 1-12 Generator Serempak Dasar Gambar 1-13 Bentuk Gelombang Tegangan Gambar 1-14 Generator Gambar 1-15 Panel Kontrol Genset Gambar 1-16 Instalasi Type Grid Net Work Gambar 1-17 Instalasi Type Grid Sistem Gambar 1-18 a) Basic Diagram b) dan c) Large Generator With Part-load Transformers 26 Gambar 1-19 d) Unit Pompa Pengisi e) Hydro Plant Gambar 1-20 Sistem PS Pada GITET 500 kv Gambar 1-21 Pasokan Trafo PS Dari Trafo Distribusi Gambar 1-22 Diagram Satu Garis Suplai AC Pada GITET 500 kv Gambar 1-23 Panel Change Over Switch Gambar 1-24 Panel Essential dan Common Gambar 1-25 Change Over Switch Gambar 1-26 Diagram Satu Garis LV AC Gambar 1-27 Panel LV AC Gambar 1-28 Diagram Satu Garis Common Serice Gambar 1-29 Diagram Satu Garis Essential Service Gambar 1-30 Panel AMF Gambar 1-31 Panel Distribusi AC Gambar 1-32 DC Distribution Board Gambar 1-33 Panel PLC Gambar 1-34 Pola Gambar 1-35 Pola Gambar 1-36 Sistem AC ke DC Gambar 1-37 Jenis Penyearah Gambar 1-38 Penyearah 3 Phasa, 1 jalur, 3 kutub Gambar 1-39 Penyearah 3 Phasa, 2 jalur, 6 kutub Gambar 1-40 Penyearahan 3 Phasa, 2 jalur, 12 kutub Gambar 1-41 Penyearahan 6 Phasa, 2 jalur, 12 kutub Gambar 1-42 Transformator Tenaga Gambar 1-43 Rangkaian Filter (Penyaring) Gambar 1-44 Modul Elektronik AVR Gambar 1-45 Diagram Voltage Dropper Gambar 1-46 Contoh Modul pengaturan arus dan tegangan Gambar 1-47 Diagram SMPS Dengan Control Gambar 1-48 Bagian - Bagian SMPS iv

10 Gambar 1-49 Modul input SMPS Gambar 1-50 Modul input SMPS Tampak Bawah Gambar 1-51 Reaksi Elektrokimia Pada Sel Baterai (Discharger) Gambar 1-52 Reaksi Elektrokimia Pada Sel Baterai (Charge) Gambar 1-53 Lead Acid Baterai Gambar 1-54 Ni - Cad Baterai Gambar 1-55 Lithium-ion Gambar 1-56 a) Plat Grid, b) Material Aktif c) Grid Rangka Besi d) Terakit Dalam Plastic Container Gambar 1-57 Plastic Container Dan Steel Container Gambar 1-58 Terminal Penghubung Baterai Gambar 1-59 Ruang Baterai Gambar 1-60 Standar Ruangan Baterai Gambar 2-1 Titik Pengukuran v

11 DAFTAR TABEL Tabel 1-1 Jadwal Pemeliharaan Trafo PS Tabel 1-2 Jenis Pemeliharaan Mingguan Tidak Operasi Tabel 1-3 Pemeliharaan Mingguan Operasi Tanpa Beban Tabel 1-4 Jenis Pemeliharaan Bulanan Tidak Operasi Tabel 1-5 Jenis Pemeliharaan Bulanan Operasi Tanpa Beban Tabel 1-6 Jenis Pemeliharaan 6 Bulanan (250 JAM) Tidak Operasi Tabel 1-7 Jenis Pemeliharaan 6 Bulanan (250 JAM) Operasi Tanpa Beban Tabel 1-8 Jenis Pemeliharaan Tahunan (500 JAM) Tidak Operasi Tabel 1-9 Jenis Pemeliharaan Tahunan (500 JAM) Operasi Tanpa Beban Tabel 2-1 Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rectifier Tabel 2-2 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan Pada Baterai Tabel 2-3 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan Pada Rangkaian Beban Tabel 3-1 In Service Inspection Pada Rectifier Dan Baterai Tabel 3-2 In Service Inspection Trafo PS Dan Genset Tabel 3-3 In Service Measurement Trafo PS Dan Genset Tabel 3-4 In Service Measurement Trafo PS Dan Genset Tabel 3-5 Shutdown Testing Rectifier Dan Baterai Tabel 3-6 Shutdown Testing Trafo PS dan Genset Tabel 4-1 Tabel Rekomendasi In Service Inspection Rectifier Tabel 4-2 Tabel Rekomendasi In Service Inspection Baterai Tabel 4-3 Tabel Rekomendasi In-Service Inspection Trafo PS Tabel 4-4 Tabel Rekomendasi In-Service Inspection Genset Tabel 4-5 Tabel Rekomendasi In-Service Measurement Tabel 4-6 Tabel Rekomendasi Shutdown Testing Rectifier dan Baterai Tabel 4-7 Tabel Rekomendasi Shutdown Testing Genset Tabel 4-8 Tabel Rekomendasi Shutdown Testing Trafo PS vi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC/DC Lampiran 2 FMEA SISTEM SUPLAI AC/DC Lampiran 3 Formulir Hasil Uji Kapasitas 2 Tahunan Lampiran 4 Formulir Pengukuran Tegangan Baterai Bulanan Lampiran 5 Formulir Pengujian Rectifier Lampiran 6 Formulir Harian Sistem DC CBM LEVEL Lampiran 7 Formulir Bulanan Sistem DC CBM LEVEL Lampiran 8 Hasil Pengujian Fungsi Rectifier dan Voltage Dropper vii

13 PRAKATA PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya. PLN melaksanakan pengelolaan aset secara menyeluruh, mencakup keseluruhan fase dalam daur hidup aset (asset life cycle) yang meliputi fase Perencanaan, Pembangunan, Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Peremajaan atau penghapusan. Keseluruhan fase tersebut memerlukan pengelolaan yang baik karena semuanya berkontribusi pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik. Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25 buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010. Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya. Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana, pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan di PLN. Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan stakeholder serta masyarakat Indonesia. Jakarta, Oktober 2014 DIREKTUR UTAMA NUR PAMUDJI viii

14 SISTEM SUPLAI AC/DC 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum Dalam pengoperasian tenaga listrik terdapat dua macam sumber tenaga untuk kontrol di dalam Gardu Induk, ialah sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak balik (AC). Sumber tenaga untuk kontrol selalu harus mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi. Karena persyaratan inilah dipakai baterai sebagai sumber arus searah. Catu daya sumber DC digunakan untuk kebutuhan operasi relay proteksi, kontrol dan scadatel. Gardu Induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari susunan dan rangkaian sejumlah perlengkapan yang dipasang menempati suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat tegangan kerjanya, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem tenaga listrik dan untuk menunjang keandalan sistem tenaga listrik terkait. Power Supply utama Gardu Induk meliputi: a. Tegangan AC Arus yang mengalir dengan polaritas yang selalu berubah-ubah dimana masing-masing terminal polaritasnya selalu bergantian. b. Tegangan DC Arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan) dimana masing-masing terminal selalu tetap polaritasnya. c. Genset Sebuah alat yang digunakan untuk memproduksi energi listrik dengan merubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. d. Rectifier Alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). e. Baterai Alat listrik kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaga dalam bentuk tegangan listrik searah. f. Load Break Switch (LBS) 1

15 Alat yang digunakan untuk memutus dan menyambung tegangan listrik dalam keadaan berbeban. g. Mini Circuit Breaker (MCB) Alat yang berfungsi untuk memutus hubungan listrik yang bekerja secara otomatis apabila ada arus / beban lebih yang melebihi kapasitas dari MCB tersebut. Sistem AC di Gardu Induk merupakan suplai utama untuk pengoperasian peralatan utama seperti: Rectifier, Penerangan, Pendingin ruangan komputer dan lain sebagainya. Untuk kebutuhan operasi relay dan kontrol di PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem catu daya DC 48V. Catu daya DC bersumber dari rectifier dan baterai. Terpasang pada instalasi secara paralel dengan beban, sehingga dalam operasionalnya disebut Sistem DC. Tujuan Pemeliharaan Sistem DC adalah untuk mengusahakan agar rectifier dan baterai berikut rangkaiannya selalu bekerja sesuai karakteristiknya, sehingga diharapkan sistem DC mempunyai keandalan yang tinggi. Diagram instalasi sistem DC dapat dilihat pada Gambar 1-1. REL 20KV TRAFO PS RECTIFIER FUSE BATERE REL DC MCB BEBAN DC Gambar 1-1 Instalasi Sistem DC 1.2 Instalasi Sistem AC Instalasi AC pada Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI 150 kv/70 kv) atau Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET 500 kv) dapat dipasok dari transformator pemakaian sendiri (PS) 20 kv, genset, tegangan rendah 380 VAC (tegangan rendah dari jaringan distribusi) dan sisi tersier transformator IBT 500/66 kv pada GITET. Pada setiap GI atau GITET minimal harus mempunyai 2 sistem AC yang siap menyuplai tegangan AC, seperti contoh di bawah ini: 2

16 a. Transformator PS 20 kv dan genset pada GI/GITET b. Sisi tersier transformator IBT 500/66 kv dan genset pada GITET c. Tegangan rendah 380 VAC (tegangan rendah dari jaringan distribusi) dan genset pada GI. Instalasi AC dibagi dalam beberapa kelompok yang dirancang sesuai dengan kebutuhan pemakaian beban. Pengelompokan sangat penting untuk menghindari terjadinya over load dan setiap busbar output dari pengelompokan tersebut harus dilengkapi dengan fuse atau LBS. Pengelompokan dari instalasi AC dibagi menjadi dua, yaitu: Grup Essential Gambar 1-2 Grup Essential Grup essential terdiri dari rectifier, motor-motor (PMT, PMS, Kipas Transformator, OLTC dan Kompresor), penerangan ruang kontrol dan ruang relay. Gambar pengawatan satu garis untuk kelompok essential dapat dilihat pada gambar berikut ini: 3

17 Gambar 1-3 Pengawatan Satu Garis Untuk Kelompok Essential Grup Common Grup common terdiri dari penerangan switchyard, gedung, exhaust fan, sanitasi dan pendingin ruangan gedung dan lain-lain. Gambar 1-4 Grup Common Gambar pengawatan satu garis untuk kelompok common dapat dilihat pada gambar berikut ini: 4

18 Gambar 1-5 Pengawatan Satu Garis Untuk Kelompok Common Peralatan Sistem AC Pengoperasian suatu Gardu Induk memerlukan fasilitas pendukung yaitu sumber tegangan rendah AC 380 volt yang diperlukan untuk sistem Kontrol, Proteksi, maupun untuk sistem mekanik penggerak peralatan di Gardu Induk. Pada Gardu Induk 150 kv sumber AC dipasok dari Trafo pemakaian sendiri (PS) sedangkan pada GITET 500 kv, selain Trafo PS dilengkapi juga dengan Generator Set yang diperlukan untuk keadaan darurat atau pada saat Trafo pemakaian sendiri (PS) mengalami gangguan atau sedang dipelihara Trafo Pemakaian Sendiri Fungsi Pemakaian sendiri di Gardu Induk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Tenaga Listrik peralatan bantu, pada umumnya dibutuhkan untuk memasok daya listrik ke peralatan di Gardu Induk antara lain: Pengisi Baterai (Charger) Motor Kipas Pendingin Motor Sirkulasi minyak 5

19 Motor OLTC Motor Mekanik PMS Penerangan Gedung Penerangan Panel control Pemanas (Heater) Rangkaian Pemakaian Sendiri Kapasitas dari trafo pemakaian sendiri ditentukan dengan memperhatikan faktor diversitas (diversity), yaitu perbandingan antara jumlah kebutuhan (demand) maksimum setiap bagian sistem dan kebutuhan maksimum seluruh sistem. Dalam hal ini beban gardu dibagi menjadi beban kontinu dan beban terputus-putus. Biasanya tenaga listrik diambilkan dari sisi sekunder atau tersier dari trafo utama atau pada Gardu Induk yang tidak mempunyai trafo untuk distribusi kadang-kadang diambilkan dari sisi sekunder dari trafo pentanahan netral (Earthing Transformer). Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam susunan rangkaian pemakaian sendiri adalah sebagai berikut: a. Bila tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo utama dalam GI yang hanya mempunyai satu trafo utama, harus diusahakan agar dapat diterima tenaga dari jaring-jaring distribusi dari sistem lain (sumber lain). b. Trafo pemakaian sendiri harus terdiri dari 3 unit satu-fasa, sehingga dalam keadaan gangguan pada sebuah trafo, kedua trafo lainnya dapat bekerja terus dengan hubungan V delta terbuka. c. Jika dipakai unit 3 fasa untuk trafo pemakaian sendiri, harus dipakai lebih dari 2 buah trafo dan kapasitasnya harus cukup besar untuk dapat menyediakan tenaga dengan normal sekalipun ada gangguan pada sebuah transformator. d. Bila pengasut (starting transformer) untuk kondensator sinkron dihubungkan pada sisi sekunder dari trafo utama, perlu diatur agar trafo pengasut itu dapat dipakai sebagai cadangan untuk trafo pemakaian sendiri. 6

20 Gambar 1-6 Contoh Rangkaian Transformator Pemakaian Sendiri Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi tersier dari trafo utama, maka sisi primer dari trafo pemakaian sendiri biasanya hanya dilengkapi dengan pemisah, dan pemutus beban pada sisi tersier dari trafo utama dapat dipakai untuk trafo pemakaian sendiri. Jika tenaga untuk pemakaian sendiri diambil dari sisi sekunder dari trafo utama, maka untuk ini perlu dipakai pemutus beban atau pengaman lumer (power fuse). Untuk trafo pemakaian sendiri yang menurunkan tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan motor, dipakai pengaman lumer atau pemutus tanpa pengaman lumer (no-fuse breaker) pada sisi primer dan sisi sekunder. Dalam menentukan letak trafo pemakaian sendiri harus diperhatikan juga kemungkinan perluasan yang akan datang. Gambar 1-7 Contoh Diagram Satu Garis Trafo PS 7

21 SOP Trafo PS 1. Normal Operasi Trafo PS di pasok dari Trafo VII (L1, L2, L3, L4 Keluar L5, L6 Masuk). 2. Kondisi Abnormal, maka dipasok dari Trafo IX (L1, L2 Keluar, L3, L4, L5, L6 Masuk). 3. Kondisi Abnormal, maka dipasok dari Trafo VI (L1, L2 Masuk, L3, L4 Keluar dan L5, L6 Masuk). Keterangan: L1 : PMS Interface L2 : PMS Bus Coupler L3 : PMT Kopel Trafo VII L4 : PMT Kopel Trafo IX L5 : LBS MG Sel 20 kv L6 : LBS MG Sel 20 kv Konvensional Peralatan Instalasi Trafo PS Peralatan instalasi sistem pemakaian sendiri umumnya terdiri dari Load Breaker Switch, Trafo PS, No Fuse Breaker (NFB) dan Lemari Panel Distribusi AC. Gambar 1-8 dan 1-9 menunjukan contoh konstruksi peralatan terpasang. Gambar 1-8 Load Breaker Switch 8

22 Gambar 1-9 Peralatan Instalasi Trafo PS Lokasi Pemasangan Pemasangan Trafo pemakaian sendiri tergantung dari desain Gardu Induk pada awal pembangunan antara lain pasangan dalam gedung kontrol (Indoor) dan pasangan luar gedung kontrol (Outdoor). Bila terpasang didalam ruangan maka sirkulasi udara pada ruangan harus baik dan dipasang exhaust fan, bila terpasang diluar gedung maka harus aman dan terlindung dari benda-benda atau binatang yang dapat menyebabkan gangguan Batasan Operasi Tegangan input di sisi primer hendaknya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari pabrik pembuatnya dan tegangan output disisi sekunder disesuaikan dengan karakteristik beban. Besarnya Kapasitas daya terpasang (kva) Trafo pemakaian sendiri biasanya diperhitungkan dengan besarnya beban dan melihat perkembangan atau perluasan pada Gardu Induk tersebut. Umumnya Kapasitas Trafo Pemakaian Sendiri adalah kva Sistem Pengaturan Tegangan Pengaturan tegangan diatur sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Cara menurunkan dan menaikan tegangan pada Trafo pemakaian sendiri biasanya dengan merubah Tap (Off-Load Tap Changer) Sistem Pengaturan Beban Kapasitas dari trafo pemakaian sendiri ditentukan dengan memperhatikan faktor diversitas (diversity) yaitu perbandingan antara jumlah kebutuhan (demand) maksimum setiap bagian sistem dan kebutuhan maksimum seluruh sistem. Dalam hal ini beban gardu dibagi menjadi beban kontiniu dan beban terputus-putus Sistem Pendingin Jika kumparan dialiri arus listrik, maka pada inti besi dan kumparan transformator akan timbul panas akibat adanya rugi-rugi besi dan tembaga. Untuk mengurangi panas sebagai 9

23 akibat kenaikan suhu yang berlebihan, maka pada transformator perlu dilengkapi dengan sistem pendingin. Dalam hal ini sistem pedingin berfungsi untuk menyalurkan panas agar keluar/ terbuang dari transformator. Metoda pengaliran media pendingin pada Trafo Pemakaian sendiri adalah media pendingin minyak dan udara (ONAN), sebagai media pemindah panas dilengkapi dengan sirip-sirip. Gambar 1-10 Sirip-sirip Trafo Pemakaian sendiri Agar peralatan dapat bekerja normal maka PS perlu dipelihara secara rutin sesuai dengan jadwal pemeliharaan. Untuk mengetahui riwayat pemeliharaan maka perlu dibuatkan lembar pemeliharaan yang harus didokumentasikan secara rutin Jadwal Pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Trafo PS dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1-1 Jadwal Pemeliharaan Trafo PS Periode Pemeliharaan Butir Pekerjaan Tahunan Mingguan Bulanan (2 tahunan) Inspeksi Fisik Cek Level Minyak Pendingin Cek Panel kontrol dan lampu indikasi Cek dan ukur Tegangan Sekunder 380 V X X X X Cek kekencangan-kekencangan Baut Cek Kondisi Bushing X X 10

24 Periode Pemeliharaan Butir Pekerjaan Tahunan Mingguan Bulanan (2 tahunan) Bersihkan Sistem pendinginan Ukur dan cek sistem pentanahan Pengecekan dan Pengujian Minyak isolasi X X X a. Inspeksi Mingguan KONDISI: OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir 1 Pemeriksaan Fisik Genset. - Periksa semua fisik Genset dan peralatan pendukung dalam keadaan bersih. - Bersihkan jika terdapat kotoran dan bendabenda asing lainnya. 2 Cek Level Minyak Pendingin - Periksa Level Minyak Pendingin (PS dengan pendingin Minyak dan dilengkapi indikator). 3 Cek Panel Kontrol dan Lampu Indikasi - Periksa kondisi Panel Kontrol PS - Cek Kondisi Heater - Cek Ampere Meter dan Tegangan - Cek Lampu Indikasi - Cek dan ukur Tegangan Sekunder 380 V Genset Umum Genset merupakan bagian dari AC suplai yang sangat penting sebagai salah satu sumber tenaga bagi instalasi di dalam sistem kelistrikan Gardu Induk, baik untuk sistem kontrol maupun sistem-sistem penggerak peralatan Gardu Induk. Genset diperlukan sekali untuk keadaan darurat, apabila penyediaan listrik utama teganggu, misalnya suplai dari Trafo 11

25 PS (pemakaian sendiri) mengalami kerusakan, pemeliharaan, maupun kondisi sistem Black-Out, sehingga Generator set dapat menggantikan penyediaan daya listrik untuk keperluan seperti mensuplai baterai charger, penerangan untuk ruangan operator, penggerak kipas pendigin transformer, penggerak motor kompressor PMT dan sebagainya. THERMOSTATIC AIR RECIRCULATING DAMPER WIND / NOISE INLET COOL GENERATOR MESIN RADIATOR FLEXIBLE DUCT HOT D DISTANCE SHOULD NOT BE LESS THAN Gambar 1-11 Genset Prinsip Kerja Generator Prinsip kerja dari Genset adalah gabungan antara mesin penggerak dan Generator pembangkit listrik. Penggerak mula menggunakan prinsip motor bakar untuk merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi mekanis. Penggerak mula berupa motor torak dengan siklus 4 langkah pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak diesel (solar). Prinsip kerja dari Generator adalah mesin listrik yang mengkonversi energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip dasar generator adalah menggunakan hukum Faraday yaitu: e = d Φ / dt. Secara kuantitatif induksi tegangan oleh medan magnet berubah waktu. Generator terdiri dari lilitan Stator dan lilitan rotor. Lilitan rotor dialiri arus searah melalui sikat arang pada cincin slip. Lilitan stator terdiri dari beberapa buah lilitan (N). 12

26 Gambar 1-12 Generator Serempak Dasar Rotor yang terdiri dari lilitan rotor yang telah dialiri arus searah diputar dengan kecepatan tetap oleh penggerak mula. Dengan adanya putaran rotor maka pada kumparan stator akan terinduksi fluks magnet dengan bentuk gelombang sinusoidal seperti rumus dibawah ini: Keterangan: e = d Φ / dt E : Tegangan induksi pada kumparan stator d Φ : Fluksi yang timbul pada periode waktu kumparan stator dt : Periode waktu Gambar 1-13 Bentuk Gelombang Tegangan Tegangan yang terinduksi ke kumparan stator akan membentuk sinusoidal setiap satu putaran penuh (untuk generator 2 kutub). Sedangkan besarnya frekuensi yang timbul tergantung dari banyaknya kutub putaran dan waktu seperti rumus di bawah ini. 13

27 f = P n 2 60 Hz Keterangan: F: frekuensi pada kumparan stator P: jumlah kutub kumparan stator N: jumlah putaran rotor Sebagai contoh untuk mendapatkan frekuensi 50 Hz dari sebuah generator 2 kutub maka diperlukan putaran rotor dari generator adalah 3000 putaran/menit Panel Kontrol Dalam panel kontrol terdapat rangkaian listrik yang berfungsi sebagai berikut: 1. Mengoperasikan secara otomatis maupun manual 2. Menerima isyarat tegangan suplai 3. Memantau tegangan generator 4. Mengalihkan beban 5. Memantau proteksi 6. Memutuskan beban 7. Mematikan sistem pembangkit Panel kontrol juga dilengkapi fasilitas perlengkapan pengisian baterai secara kontinu, dan fasilitas pemanas mesin. Semua perlengkapan tersebut harus diawasi agar sirkuitnya berfungsi dengan baik. Jika starting otomatis gagal, alarm harus berbunyi dan disertai indikator Fault. Tegangan output generator selalu dipantau, jika mesin telah stabil, tanda Running (Generator sedang berjalan) harus timbul. Instrument-instrument yang ada di panel kontrol adalah: Frekuensi Meter: Untuk mengetahui frekuensi generator sampai dengan putaran mesin stabil. AC Volt Meter: Untuk mengetahui pembacaan tegangan keluaran generator pada masing-masing fasa, ada juga yang dilengkapi selector switch untuk pembacaan single phase maupun antar fasa. Watt meter: Untuk mengetahui beban generator. AC AMP meter: Untuk mengetahui arus genset. 14

28 DC Volt meter: Untuk mengetahui tegangan automatic charging. Engine Monitor Indicator Lamp: Mencakup banyak fungsi untuk menjalankan Genset. Counter untuk menunjukan jam kerja generator Gambar 1-14 Generator Gambar 1-15 Panel Kontrol Genset 15

29 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset Tabel 1-2 Jenis Pemeliharaan Mingguan Tidak Operasi KONDISI: TIDAK OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir 1 Pemeriksaan Fisik Genset. Periksa semua fisik Genset dan peralatan pendukung dalam keadaan bersih. Bersihkan jika terdapat kotoran dan bendabenda asing lainnya. 2 Baterai Periksa dan lakukan pengukuran tegangan jepit Baterai, catat hasilnya. Kabel salah satu pole negatif harus dilepas Periksa dan lakukan pengukuran berat jenis elektrolit pada setiap sel Baterai. Periksa tinggi permukaan cairan elektrolit, bila kurang tambahkan air suling. Bersihkan klem-klem Baterai bila perlu dilapis dengan vaselin. Lalu kabel negatif disambung lagi. 3 Air Pendingin Periksa level air pendingin. Bila kurang tambahkan air murni yang sudah ditambah treatment 4 Minyak Pelumas Periksa kondisi semua lampu indikasi apakah masih normal 5 Kontrol Panel Periksa kondisi semua lampu indikasi apakah masih normal. 16

30 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset Tabel 1-3 Pemeliharaan Mingguan Operasi Tanpa Beban KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir 1 Sistem Pelumasan. Periksa tekanan minyak pada manometer, catat hasilnya 2 Sistem AC Catat tegangan keluaran Genset. Periksa dan catat frekuensi generator. Lembar Kerja Pemeliharaan Genset Tabel 1-4 Jenis Pemeliharaan Bulanan Tidak Operasi KONDISI: TIDAK OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi awal 1 Pemeriksaan Fisik Genset Periksa semua fisik Genset dan peralatan pendukung dalam keadaan bersih. Bersihkan jika terdapat kotoran dan bendabenda asing lainnya. 2 Sistem Bahan Bakar Periksa jalur pipa bahan bakar dan tangki apakah ada kebocoran. Atasi terlebih dahulu bila ada kebocoran. Periksa Level minyak solar. Bila kurang agar ditambah Periksa kran-kran Bahan Bakar apakah posisi sudah sesuai dengan arah aliran 3 Baterai Periksa dan lakukan pengukuran tegangan 17 Tindakan Kondisi Akhir

31 KONDISI: TIDAK OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi awal jepit Baterai, catat hasilnya. Kabel salah satu pole negatif harus dilepas Periksa dan lakukan pengukuran berat jenis elektrolit pada setiap sel Baterai. Periksa tinggi permukaan cairan elektrolit, bila kurang tambahkan air suling. Bersihkan klem-klem Baterai bila perlu dilapis dengan vaselin. 4 Automatic charger Ukur tegangan jepit Automatic charger tanpa beban Baterai. Catat hasilnya. Hubungkan kembali pole kabel pole negatif Baterai, kemudian ukur tegangan jepit Baterai. Ukur arus pengisian Automatic Charger 5 Air Pendingin Periksa kebocoran pipa-pipa dan radiator. Periksa level air pendingin. Bila kurang tambahkan air murni yang sudah ditambah treatment Periksa kekencangan tali kipas. 6 Sistem udara masuk Periksa dan bersihkan elemen filter udara 7 Panel Kontrol Periksa kondisi semua lampu indikasi apakah masih normal Tindakan Kondisi Akhir 18

32 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset Tabel 1-5 Jenis Pemeliharaan Bulanan Operasi Tanpa Beban KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi Awal 1 Sistem Pelumasan Tindakan Kondisi Akhir Periksa kebocoran pipa jalur pelumasan.. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. Periksa tekanan minyak pada manometer. 2 Sistem Bahan bakar Periksa kebocoran jalur pipa bahan bakar antara pompa injektor s/d nosel. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan 3 Sistem Pembuangan Periksa kebocoran jalur pembuangan. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. 4 Sistem DC Suplai Periksa tegangan jepit Baterai, dan catat Periksa Arus dari automatic charger, arus harus nol. Periksa panel kontrol, catat alarm yang timbul 5 Sistem AC Ukur tegangan keluaran Genset. Periksa dan catat frekuensi generator 19

33 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset Tabel 1-6 Jenis Pemeliharaan 6 Bulanan (250 JAM) Tidak Operasi KONDISI: TIDAK OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi awal 1 Penggantian minyak pelumas & Filter Melepas baut penutup bak minyak pelumas. Menguras minyak pada bak calter. Hembus dengan udara bertekanan kedalam silinder head mesin. Melepas filter minyak Mengganti filter minyak yang baru sesuai spesifikasi. Menutup kembali baut penutup bak calter Mengisi minyak pelumas baru, dan periksa kembali level minyak. Pengisian minyak harus sesuai dengan yang disarankan pada buku petunjuk. 2 Ganti Filter Bahan Bakar Tutup, kran (valve) bahan bakar dari tanki utama. Lepas filter Bahan bakar. Ganti dengan filter bahan bakar yang baru. Buka kembali kran bahan bakar, kemudian pompa bahan bakar secara manual untuk mengeluarkan sisa udara di saluran bahan bakar dan filter yang baru. 3 Ganti Filter Udara Tutup, kran (valve) bahan bakar dari tanki utama. Lepas filter Bahan bakar. Ganti dengan filter bahan bakar yang baru. 20 Tindakan Kondisi Akhir

34 KONDISI: TIDAK OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi awal Buka kembali kran bahan bakar, kemudian pompa bahan bakar secara manual untuk mengeluarkan sisa udara di saluran bahan bakar dan filter yang baru. Tindakan Kondisi Akhir Perhatian: sebelum pekerjaan dilaksanakan agar genset dihidupkan selama 15 menit kemudian matikan. Tabel 1-7 Jenis Pemeliharaan 6 Bulanan (250 JAM) Operasi Tanpa Beban KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi Awal 1 Sistem Pelumasan Periksa kebocoran pipa jalur pelumasan. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. Periksa kebocoran minyak pelumas pada dudukan filter minyak yang baru dipasang, apakah ada kebocoran. Apabila ada kebocoran Genset segera matikan dan perbaiki. Periksa tekanan minyak pada manometer. Catat hasilnya 2 Sistem Bahan bakar Periksa kebocoran jalur pipa bahan bakar antara pompa injektor s/d nosel. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. Periksa kebocoran Bahan bakar pada dudukan filter yang baru dipasang, apakah ada kebocoran. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. Agar dikencangkan kembali posisi filter dengan dudukannya. Tindakan Kondisi Akhir 21

35 Lembar Kerja Pemeliharaan Genset Tabel 1-8 Jenis Pemeliharaan Tahunan (500 JAM) Tidak Operasi KONDISI: TIDAK OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi awal 1 Penggantian minyak pelumas dan Filter Melepas baut penutup bak minyak pelumas Menguras minyak pada bak calter Melepas filter minyak Mengganti filter minyak yang baru sesuai spesifikasi Menutup kembali baut penutup bak calter Mengisi minyak pelumas baru, dan periksa kembali level minyak 2 Ganti Filter Bahan Bakar Tutup, kran (valve) bahan bakar dari tanki utama! Lepas filter Bahan bakar! Ganti dengan filter bahan bakar yang baru! Buka kembali kran bahan bakar, kemudian pompa bahan bakar secara manual untuk mengeluarkan sisa udara di saluran bahan bakar dan filter yang baru! 3 Ganti Filter Udara Lepas filter udara dari kotak filter! Bersihkan kotak filter! Pasang filter yang baru, kemudian kembalikan seperti semula! 4 Ganti air pendingin Kuras air sistem pendingin yang ada di Radiator dengan membuka baut penguras yang ada dibagian bawah radiator! 22 Tindakan Kondisi Akhir

36 KONDISI: TIDAK OPERASI No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi awal Tiup bagian dalam radiator dengan udara bertekanan agar kotoran dan sisa air dapat dikeluarkan! Tutup kembali baut penguras, isi kembali dengan air murni yang sudah ditambah additif! Periksa kekencangan tali kipas! 5 Ganti Baterai Lepaskan Baterai yang lama dari dudukan Bersihkan terminal, kemudian ganti baterai baru yang telah siap, ukur tegangan, BJ Baterai. Catat hasilnya! Tindakan Kondisi Akhir Perhatian: sebelum pekerjaaan dilaksanakan agar radiator diisi cairan flushing lalu genset dihidupkan selama 15 menit, kemudian matikan. Lembar Kerja Pemeliharaan Genset Tabel 1-9 Jenis Pemeliharaan Tahunan (500 JAM) Operasi Tanpa Beban KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi Awal 1 Sistem Pelumasan Periksa kebocoran pipa jalur pelumasan! Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan! Periksa kebocoran minyak pelumas pada dudukan filter minyak yang baru dipasang, apakah ada kebocoran. Apabila ada kebocoran Genset segera matikan dan perbaiki! Periksa tekanan minyak pada manometer. Catat hasilnya! Tindakan Kondisi Akhir 23

37 KONDISI: OPERASI TANPA BEBAN No Peralatan/komponen Pemeriksaan Kondisi Awal 2 Sistem Bahan bakar Periksa kebocoran jalur pipa bahan bakar antara pompa injektor s/d nosel! Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan! Periksa kebocoran Bahan bakar pada dudukan filter yang baru dipasang, apakah ada kebocoran. Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan. Agar dikencangkan kembali posisi filter dengan dudukannya 3 Sistem Pendingin Periksa kebocoran jalur antara pipa antara radiator dan blok mesin! Apabila ada kebocoran, Genset segera matikan 4 Sistem AC Berbeban Ukur tegangan keluaran sebelum berbeban. Catat hasilnya! Bebani Generator dengan mematikan semua Trafo PS yang ada. Ukur tegangan keluaran Genset setelah berbeban. Catat hasilnya! Periksa dan catat frekuensi generator! 5 Sistem DC Periksa tegangan jepit Baterai, dan catat! Periksa Arus dari automatic charger, arus harus nol! Periksa panel kontrol, catat alarm yang timbul Tindakan Kondisi Akhir 24

38 Troubleshooting Genset pada umumnya dilengkapi berbagai sensor dan lampu peringatan untuk mengetahui keadaan atau kondisi yang abnormal, misalnya sensor untuk minyak pelumas bertekanan rendah atau temperatur mesin. Jika kondisi ini terjadi maka panel kontrol akan memberikan peringatan, sehingga kita secepatnya untuk mengambil tindakan mematikan mesin agar kerusakan yang lebih parah tidak terjadi Instalasi Suplai AC Gardu Induk Instalasi Suplai AC Pembangkit Gambar 1-16 Instalasi Type Grid Net Work 25

39 Gambar 1-17 Instalasi Type Grid Sistem Gambar 1-18 a) Basic Diagram b) dan c) Large Generator With Part-load Transformers 26

40 Gambar 1-19 d) Unit Pompa Pengisi e) Hydro Plant Instalasi Sistem Suplai AC Pada GITET 500 kv Untuk mendukung sistem operasi yang andal pada GITET 500 kv perlu didukung oleh power suplai PS yang andal pula, maka untuk itu pada GITET suplai AC untuk pemakaian sendiri dipasang berlapis mulai dari Trafo Earthing 66 kv/0.4 kv, Trafo 20 kv/0.4 kv dan Genset dengan pasokan suplai AC sebagai berkut: Pasokan Utama Dari Trafo Earthing (tersier) 66/0,4 kv Gambar 1-20 Sistem PS Pada GITET 500 kv 27

41 Pasokan Kedua Dari Trafo Distribusi 60 MVA 150/20 kv Gambar 1-21 Pasokan Trafo PS Dari Trafo Distribusi Pasokan Ketiga Apabila penyediaan listrik terganggu, misalnya Trafo PS mengalami gangguan, dipelihara atau kondisi sistem black-out, maka genset akan memasok tegangan dengan pola operasi dirancang otomatis. Gambar 1-22 Diagram Satu Garis Suplai AC Pada GITET 500 kv 28

42 1.1.7 Sistem Otomatisasi Suplai AC pada suatu instalasi Gardu Induk merupakan fasilitas pendukung yang mutlak ada dan merupakan peralatan penting bagi kelangsungan operasi suatu Gardu Induk, baik untuk sistem kontrol maupun untuk sistem-sistem penggerak peralatan di Gardu Induk harus mempunyai keandalan yang tinggi dan kondisi siap bila diperlukan. Pada Gardu Induk 150 kv suplai AC didapat dari trafo pemakaian sendiri (PS) tetapi pada Gardu Induk 500 kv ada juga yang dilengkapi dengan Generator Set (Diesel Set) yang dibutuhkan sekali untuk keadaan darurat/emergency atau pada saat trafo pemakaian sendiri (PS) mengalami kerusakan atau pemeliharaan. Dalam pengoperasian, sumber-sumber suplai AC ini dioperasikan secara bergantian/squensial sesuai kondisi dan SOP setempat, baik secara manual maupun secara automatis menggunakan Change Over Switch. Gambar 1-23 Panel Change Over Switch 29

43 Gambar 1-24 Panel Essential dan Common Prinsip Kerja Prinsip kerja dari sistem change over switch adalah otomatisasi perpindahan beban yang saling mengunci (interlock) satu sama lain antara suplai 1/PS1 (N3), suplai 2/PS2 (N4) dan suplai cadangan/genset (N2). 1. Dalam operasi normal suplai AC 380/220 volt didapat dari trafo PS 1 (N3) atau trafo PS 2 (N4) dengan beban seluruh kebutuhan instalasi, baik common service maupun essential service. 2. Apabila PS pemasok beban gangguan maka sumber AC 380 Volt dipasok dari PS yang lain, demikian juga sebaliknya secara otomatis. (Q 0 pada N3 masuk atau Q 10 pada N4 keluar demikian sebaliknya dan Q 10 keadaan masuk (lihat Gambar 1-23)). Apabila sistem blackout atau PS1 dan PS2 gangguan maka sumber AC 380 V dipasok dari Genset yang hanya memikul beban essential (Q 0 ) pada N3 dan N4 keluar, Q10 pada N2 keluar maka Genset Operasi (lihat Gambar 1-23). 30

44 Changeover Changeover Gambar 1-25 Change Over Switch Gambar 1-26 Diagram Satu Garis LV AC 31

45 Gambar 1-27 Panel LV AC Bagian Bagian Panel a. Panel +N1 Essential service distribution board yang terdiri dari fuse-fuse sebagai pengaman Instalasi listrik dari pendistribusian sumber AC. b. Panel +N2 Berfungsi untuk mensuplai daya hanya ke panel +N1 untuk keperluan sistem instalasi listrik yang penting di GITET 500 kv. Panel + N2 terdiri dari: Circuit Breaker Change Over Switch Genset (Q10) Kontrol Genset (di dalam panel) Ampere meter Genset Volt Meter Genset c. Panel + N3 (Trafo PS 1) Berfungsi untuk mensuplai daya ke panel +N1 (Essential service distribution board) dan ke panel +N5 (AC Distribution/common service Bus) untuk keperluan sistem instalasi listrik di GITET 500 kv. 32

46 Panel +N3 terdiri dari: Circuit Breaker Change Over Switch Genset (Q0) Kontrol Genset (di dalam panel) Ampere meter Genset Volt Meter Tarfo PS 1 d. Panel +N4 (Trafo PS 2) Berfungsi untuk mensuplai daya ke panel +N1 (Essential service distribution board) dan ke panel +N5 (AC Distribution/Common Service Bus) untuk keperluan sistem instalasi listrik di GITET 500 kv. Panel +N4 terdiri dari: Circuit Breaker Change Over Switch Trafo PS2t (Q0) Kontrol Trafo PS2 (di dalam panel) Ampere meter PS2 Volt Meter Tarfo PS 2 e. Panel +N5 : AC Distribution/Common Service Bus Terdiri dari Fuse-fuse sebagai pengaman sistem instalasi dari pendistribusian suplai daya. Gambar 1-28 Diagram Satu Garis Common Serice 33

47 Gambar 1-29 Diagram Satu Garis Essential Service Pemeliharaan Sistem Otomatisasi Pemeliharaan sistem Otomatisasi terdiri dari: 1. Pengujian fungsi interlock 2. Pengujian Under Voltage Tujuan Pengujian: Untuk mengetahui unjuk kerja peralatan sistem otomatisasi sumber AC 3 fasa Cara Pelaksanaan 1. Perpindahan dari PS1 ke PS2 (lihat gambar 1-26) Keluarkan Q0 pada panel N3 Periksa apakah Q0 pada panel N4 (PS2) masuk Demikian sebaliknya apabila Q0 pada panel N4 dikeluarkan maka Q0 pada panel N3 harus masuk. 2. Perpindahan dari PS ke Genset (lihat gambar 1-26) Keluarkan Breaker 20 kv PS1 dan PS2 pada sel 20 kv Periksa apakah Q10 pada panel N2 keluar 34

48 Periksa dan amati apakah Genset start Periksa apakah breaker Genset masuk (NFB) 3. Perpindahan dari Genset ke PS (lihat gambar 1-26) Masukan salah satu breaker 20 kv PS (PS1 atau PS2) Periksa dan amati apakah NFB Genset (F) sudah keluar Masukan Q10 pada panel N2 secara manual Periksa apakah genset Off (automatic) Gambar 1-30 Panel AMF 35

49 1.1.8 Instalasi Sistem Suplai AC Pada GITT (150 kv) Instalasi AC Tegangan Tinggi (150 kv) Instalasi AC pada sistem tegangan tinggi (150 kv) disuplai oleh sebuah trafo yang merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah tiga fasa yang lazim disebut trafo pemakaian sendiri. Instalasi AC ini biasanya dibagi dalam beberapa kelompok pemakaian yang dirancang sesuai dengan kebutuhan masing masing kelompok atau grup mulai dari pemilihan Main Circuit Breaker sampai dengan pemilihan jenis dan ukuran kabel. Pemilihan ini sangat penting untuk menghindari terjadinya over load yang mengakibatkan MCB trip. Kelompok atau grup yang ada di suatu Gardu Induk meliputi: 1. Kelompok suplai AC untuk penerangan, sanitasi dan pendingin ruangan gedung 2. Kelompok suplai AC untuk rectifier atau charger 3. Kelompok suplai AC untuk panel kontrol 4. Kelompok suplai AC untuk switchyard Kelompok suplai AC untuk motor motor kipas trafo, tap changer, pemisah, pemutus tenaga dan lain lain. Gambar 1-31 Panel Distribusi AC 1.3 Instalasi Sistem DC Instalasi Sistem DC suatu gardu induk berfungsi untuk menyalurkan suplai DC yang dipasok oleh rectifier atau charger tiga fasa maupun satu fasa yang dihubungkan dengan satu atau dua set baterai. 36

50 Terdapat 3 (tiga) jenis instalasi atau suplai DC yang digunakan pada gardu induk meliputi: - Instalasi Sistem DC 250 Volt - Instalasi Sistem DC 110 Volt - Instalasi Sistem DC 48 Volt Instalasi Sistem DC 250 Volt Instalasi sistem DC 250 Volt digunakan untuk menyalurkan suplai DC 250 Volt yang dipasok dari rectifier atau charger tiga fasa serta dihubungkan dengan baterai untuk mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti: - Motor - motor (PMT dan PMS) - Relay proteksi - Instrumen instrumen - Tripping dan Closing coil Instalasi Sistem DC 110 V Instalasi sistem DC 110 Volt digunakan untuk menyalurkan suplai DC 110 Volt yang dipasok dari rectifier atau charger serta dihubungkan dengan baterai untuk mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti: - Motor - motor (PMT dan PMS) - Relay proteksi dan meter - meter digital - Sinyal, alarm dan indikasi - Tripping dan Closing coil Gambar 1-32 DC Distribution Board 37

51 Instalasi sistem DC 48 Volt untuk Komunikasi dan Teleproteksi Instalasi sistem DC 48 Volt ini digunakan untuk menyalurkan suplai DC 48 Volt yang dipasok dari rectifier atau charger serta dihubungkan dengan baterai untuk mengoperasikan peralatan pada instalasi gardu induk seperti: - Scada / RTU - Teleproteksi Unit - Komunikasi (PLC) Unit Continuous Load - Alarm, sinyal dan indikasi Gambar 1-33 Panel PLC Pola Instalasi Sistem DC Instalasi sistem DC terdiri dua pola, antara lain: Pola 1 Pola 1 terdiri dari transformator PS, 2 charger, 2 baterai dan 1 bus DC. Pengaman utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda. Sistem operasi sebagai berikut: - Baterai 1 dan charger 1 (sistem 1) operasi memikul beban sedangkan baterai 2 dan charger 2 (sistem 2) operasi tanpa beban - Sistem 1 dan sistem 2 operasi secara bergantian, pola ini digunakan pada Gardu Induk 150 kv dan Gardu Induk 70 kv 38

52 Gambar 1-34 Pola Pola 2 Pola 2 terdiri dari: transformator PS, 2 charger, 2 baterai dan 2 bus DC pengaman utama dan pengaman cadangan menggunakan MCB yang berbeda. Pola 2 didesain untuk gardu induk 500 kv dimana dengan dengan filosofi redundant proteksi sehingga sistem operasi sebagai berikut: - Baterai 1 dan charger 1 operasi memikul beban sistem 1 (proteksi utama 1 dan sistem triping 1) dan baterai 2 dan charger 2 operasi memikul beban sistem 2 (proteksi utama 2 dan sistem triping 2). - Posisi normal sistem 1 dan sistem 2 operasi secara terpisah, MCB kopel posisi keluar. Pada saat pemeliharaan sistem 1, MCB sistem 1 dilepas maka MCB kopel akan masuk. Demikian sebaliknya jika yang dipelihara sistem 2. 39

53 Gambar 1-35 Pola Dasar - Dasar Sistem AC ke DC Gambar 1-36 Sistem AC ke DC 40

54 Cara - Cara Mendapatkan Tegangan DC Menggunakan Trafo Gambar 1-37 Jenis Penyearah Gambar 1-38 Penyearah 3 Phasa, 1 jalur, 3 kutub Gambar 1-39 Penyearah 3 Phasa, 2 jalur, 6 kutub 41

55 3 Phase, 2 Way, 12 Pole LOAD Gambar 1-40 Penyearahan 3 Phasa, 2 jalur, 12 kutub 6 Phase, 2 Way, 12 Pole LOAD 6 Phase, 2 Jalur, 12 Kutub Gambar 1-41 Penyearahan 6 Phasa, 2 jalur, 12 kutub Peralatan Sistem DC Prinsip Kerja Rectifier Rectifier adalah suatu rangkaian alat listrik untuk mengubah arus listrik bolak- balik (AC) menjadi arus searah (DC). Rectifier yang terpasang di Gardu Induk berfungsi untuk mengisi muatan baterai, memasok daya secara kontinu ke beban dan menjaga baterai agar tetap dalam kondisi penuh. 42

56 Bagian Utama Rectifier Bagian utama rectifier terdiri dari Trafo Utama, penyearah, AVR, Filter, Rangkaian Voltage Dropper, dan sistem alarm Transformator Utama Transformator utama yang terpasang pada rectifier biasanya merupakan transformator step-down berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan AC 220/380 volt menjadi 110 /48 volt contoh transformator utama sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar 3. Besar kapasitas arus transformator utama harus disesuaikan dengan kapasitas baterai terpasang (C5) dan beban sumber DC di Gardu Induk tersebut. Gambar 1-42 Transformator Tenaga Penyearah Thyristor Berfungsi sebagai penyearah dan pengatur tegangan keluaran dari transformator utama, penyearah ini dari bahan semi konduktor yang dilengkapi dengan satu terminal kontrol untuk mengatur sudut penyalaan Thyristor. Gambar 1-43 Diagram Penyearah Thyristor System 3 Fasa 43

57 Filter (Penyaring) Filter berfungsi sebagai penyaring tegangan yang keluar dari rangkaian penyearah agar menghasilkan tegangan DC yang kandungan harmonisa atau tegangan ripple tidak melebihi batas tertentu (<2% ). Rangkaian filter terdiri dari rangkaian induktif, kapasitif atau kombinasi dari keduanya. Gambar 1-43 Rangkaian Filter (Penyaring) AVR (Automatic Voltage Regulator) Automatic Voltage Regulator yang terpasang pada rectifier merupakan modul elektronik yang berfungsi untuk memberi trigger positif pada gate Thyristor sehingga pengaturan arus maupun tegangan output rectifier yang mengalir ke baterai maupun ke beban dapat diatur sesuai kebutuhan. Gambar 1-44 Modul Elektronik AVR Alarm Unit Suatu perangkat elektronik yang berfungsi memberikan informasi ketika terjadi kondisi abnormal pada sistem kerja rectifier antara lain: AC Failure (Sumber AC input terganggu) DC Failure (Output DC terganggu) 44

58 High DC Voltage (Tegangan DC tinggi) Earth Fault Positif (Gangguan hubung tanah DC positif) Earth Fault Negatif (Gangguan hubung tanah DC negatif) Rangkaian Voltage Dropper Voltage dropper berfungsi untuk manjaga stabilitas tegangan output rectifier ke arah beban pada saat rectifier beroperasi pada pengisian Floating (baterai terpasang diatas 86 cell), Equalizing atau Boosting. Gambar 1-45 Diagram Voltage Dropper Modul Pengaturan Arus dan Tegangan Pengaturan arus dan tegangan output rectifier dilakukan dengan mengatur tahanan geser pada modul kontrol (AVR) agar memenuhi standar/syarat pengisian baterai dan suplai ke beban. Gambar 1-46 Contoh Modul pengaturan arus dan tegangan 45

59 Mode Operasi Pengisian pada Rectifier/Charger Jenis pengisian pada rectifier adalah: Floating, Equalizing dan Boosting Floating Charge Floating adalah jenis pengisian baterai untuk menjaga baterai dalam keadaan penuh (full charge). Pada kondisi normal rectifier beroperasi pada sistem floating Equalizing Charge Equalizing adalah jenis pengisian yang bertujuan untuk menyamakan atau meratakan tegangan setiap cell baterai Boosting Charge Boosting adalah jenis pengisian cara cepat (high rate) yang digunakan pada saat initial charge atau pengisian kembali setelah baterai mengalami pengosongan yang besar Switch Mode Power Supply Prinsip Kerja SMPS Dinamakan Switch Mode Power Supply (SMPS) karena sistem kerjanya menggunakan metode switching (pensaklaran) yaitu menghidup matikan tegangan yang masuk ke dalam trafo dengan peralatan/komponen elektronik dengan frekuensi tertentu. kelebihan dari SMPS yaitu kemampuan power supply bekerja dengan rentang tegangan masukan yang lebar. Pada beberapa jenis SMPS, mampu bekerja pada tegangan masukan antara 90 s/d 265V dengan output yang sama dan stabil. Karena kelebihan tersebut, SMPS menjadi auto-voltage regulator atau wide range input regulated power supply (secara mudahnya disebut AC-matic) Bagian-bagian Utama SMPS Gambar 1-47 Diagram SMPS Dengan Control 46

60 Gambar 1-48 Bagian - Bagian SMPS Input Input AC untuk SMPS yang digunakan disini telah dilengkapi dengan modul proteksi surja (Surge Protector). System kerjanya peralatan ini akan secara otomatis melepas bagian AC input apabila terjadi Transien/ lonjakan arus atau tegangan sesaat pada system AC. Peralatan utama biasanya terdiri dari kontaktor sebagai input daya SMPS yang dikontrol melalui modul surge protector. Line filter befungsi sebagai filter tegangan masukan, tujuan utamanya untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi liar dari jala-jala listrik (selain frekuensi tegangan AC masukan) yang dimungkinkan bisa mengganggu kerja dari SMPS. Line filter dibentuk dari induktor-induktor dan kapasitor-kapasitor yang dipasang secara seri terhadap tegangan masukan. Gambar 1-49 Modul input SMPS 47

61 Gambar 1-50 Modul input SMPS Tampak Bawah Rectifier & Smoother Rectifier berfungsi sebagai penyearah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC) sedangkan Smoother berfungsi sebagai memperkecil tegangan ripple hasil dari penyearahan tegangan bolak-balik. Komponen-komponen penyearahan terdiri dari dioda-dioda dan elco. Dioda berfungsi sebagai penyearah dan elco befungsi sebagai filter untuk menghilangkan denyut ripple pada tegangan DC yang dihasilkan selain kapasitorkapasitor yang dipasang paralel terhadap dioda. Jenis penyearahan pada umumnya menggunakan metode bridge rectifier, yang mempunyai kelebihan pada tingginya isolasi antara tegangan DC yang dihasilkan dengan tegangan AC masukan DC to DC Converter Start Up menggunakan frekuensi kerja antara 30 s/d 40 KHz. Karena frekuensi tersebut tidak ditemukan pada tegangan DC, maka sistem SMPS membuat sendiri pulsa tersebut dengan metode self oscilating (osilasi sendiri). Dalam setiap sistem osilator, dibutuhkan tegangan awal/pemicu yang berfungsi sebagai pemicu awal rangkaian osilator untuk berosilasi. Tegangan pemicu ini muncul beberapa saat setelah SMPS mendapat tegangan masukan (AC in). Switcher berfungsi sebagai saklar utama transformator. Karakteristik switcher harus mampu menahan arus kolektor/drain yang cukup besar untuk menahan tegangan pada lilitan primer transformator. Arus ini bukan arus konstan melainkan arus sesaat tergantung lebar pulsa yang menggerakkan. Switcher harus mempunyai frekuensi kerja yang cukup untuk diperkerjakan sebagai switcher. Rangkaian Error Amp berfungsi sebagai stabiliser tegangan output. Cara kerjanya adalah membandingkan tegangan output (diambil dari lilitan sekunder trafo) dengan tegangan referensi yang stabil. Kunci dari AutoVoltage berada pada blok ini. Dalam hal ini pengontrolan yang baik telah menggunakan sistem microprocessor yang yang berkolaborasi dengan DAC dan ADC sebagai sensing ke modul-modul output. Tegangan sekunder yang dihasilkan dinaikkan dengan cara melebarkan pulsa, dan sebaliknya untuk menurunkan tegangan output dengan cara menyempitkan pulsa yang masuk ke switcher. 48

62 Fungsi utama dari snubber circuit adalah untuk mempercepat demagnetisasi. snubber juga dipakai untuk menentukan frekuensi kerja trafo. Snubber circuit tersusun dari kombinasi C dan R (dalam beberapa jenis terdapat dioda) yang dipasang secara paralel terhadap lilitan primer trafo. Secondary Rectifier dan Smoother Tegangan pada sekunder transformator bukan dalam bentuk AC, melainkan DC yang berbentuk pulsa. Tegangan yang muncul pada sekunder trafo disearahkan dan difilter untuk menghasilkan tegangan DC sekunder. Karakteristik penyearah/dioda berjenis fast rectifier. Fast rectifier dimaksudkan mampu menyearahkan pulsa dengan frekuensi tinggi Operation Mode & Protection Operation Mode adalah sebuah mode operasi output yang dapat dikontrol sesuai keinginan. Diantaranya mode Floating, Equalizing, dan Boosting. Protection circuit yang terpasang pada umumnya adalah OCP (Over Current Protection) dan OVP (Over Voltage Protection) Dropper Control Dropper control berfungsi sebagai penurun tegangan pada beban apabila disisi baterai sedang melaksanakan mode Equalizing atau Boosting. Komponen utamanya adalah Dioda atau SCR (Silicone Control Rectifier) yang terparalel dengan kontaktor sebagai backup atau bypass tegangan Announciator & Metering Announciator adalah signal pemberi informasi (Indikasi) apabila terjadi gangguan pada peralatan misal indikasi Over Current, Over Voltage, Under Voltage, dan DC Ground. Sedangkan metering adalan penunjukan besaran arus dan tegangan baik yang kebeban maupun yang ke baterai Baterai Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efesiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversible adalah didalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (Proses Pengisian), pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam sel. Tiap sel baterai terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan yaitu elektroda positif dan elektroda negative yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia. Menurut pemakaian baterai dapat digolongkan kedalam 2 jenis: - Stationary (tetap) - Portable (dapat dipindah-pindah) 49

63 Prinsip Kerja Baterai a. Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar Bila sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui beban kekatoda, kemudian ion-ion negative mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda. b. Pada proses pengisian menurut skema Gambar 1.54 bila sel dihubungan dengan power supply maka, elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negative menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai berikut: 1) Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply ke katoda. 2) Ion-ion negative mengalir dari katoda ke anoda 3) Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda Gambar 1-51 Reaksi Elektrokimia Pada Sel Baterai (Discharger) Gambar 1-52 Reaksi Elektrokimia Pada Sel Baterai (Charge) 50

64 Jenis Jenis baterai Baterai Asam Baterai asam bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang (sulpuric acid=h 2 SO 4 ). Didalam baterai asam elektroda-elektrodanya terdiri dari plat-plat timah peroksida PbO 2 (lead peroxide) sebagai anoda (kutub positif) dan timah murni Pb (lead sponge) sebagai katoda (kutub negatif). Gambar 1-53 Lead Acid Baterai Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuat) sebagai berikut: - Tegangan nominal per sel 2 volt. - Nilai berat jenis elektrolit sebanding dengan kapasitas baterai. - Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit semakin tinggi suhu elektrolit semakin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. - Nilai standar berat jenis elektrolit tergantung pada pabrik pembuatnya. - Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan - Tegangan pengisian per sel Pengisian secara terapung (floating) 2,10-2,20 volt. Pengisian secara cepat (equalizing) 2,25-2,30 volt Pengisian denga harga tinggi (boosting) 2,35-2,40 volt - Tegangan akhir pengosongan per sel (discharge) 2,0-1,8 volt Baterai Alkali Baterai alkali bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (potassium hidroxide) terdiri dari: - Nickel-Iron Alkaline Baterai (Ni-Fe baterai) - Nickel Cadium Alkaline Baterai (Ni-Cd baterai) 51

65 Gambar 1-54 Ni - Cad Baterai Umum yang banyak diinstalasi PLN adalah baterai alkali nickel-cadmium (Ni-Cd). Ciri-ciri umum (tergantung pabrik pembuatnya) sebagai berikut: - Tegangan nominal per sel 1,2 volt. - Nilai berat jenis elektrolitnya tidak sebanding dengan kapasitas baterai. - Umur baterai tergantung pada operasi dan pemeliharaan - Tegangan pengisian Pengisian secara terapung (floating) 1,40-1,44 volt. Pengisian secara cepat (equalizing) 1,50-1,60 volt Pengisian dengan harga tinggi (boosting) 1,65-1,70 volt - Tegangan pengosongan akhir (end Voltage) per sel 1 volt Baterai Kering/ Lithium Baterai lithium adalah baterai yang digerakan oleh ion lithium. Anoda dan katoda baterai lithium-ion terbuat dari karbon dan oksida lithium.sedangkan elektrolit terbuat dari garam lithium yang dilarutkan dalam pelarut organik. Bahan pembuat anoda sebagian besar merupakan grafit sedangkan katoda terbuat dari salah satu bahan berikut: lithium kobalt oksida (LiCoO2), lithium besi fosfat (LiFePO4), atau lithium oksida mangan (LiMn2O4).Elektrolit yang umum digunakan adalah garam lithium seperti lithium hexafluorophosphate (LiPF6), lithium tetrafluoroborate (LiBF4), dan lithium perklorat (LiClO4) yang dilarutkan dalam pelarut organik seperti etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat. 52

66 Gambar 1-55 Lithium-ion Bagian Utama Baterai Elektroda Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) elektroda, yaitu elektroda positif dan negatif, direndam dalam suatu larutan kimia yang berfungsi sebagai media perpindahan elektron pada saat berlangsung charge discharg. Elektroda positif dan negatif tersusun dari beberapa Grid yang berupa rangka besi berfungsi sebagai tempat material aktif. Material aktif berfungsi sebagai material yang bereaksi secara kimia untuk menghasilkan energi listrik. Gambar 1-56 a) Plat Grid, b) Material Aktif c) Grid Rangka Besi d) Terakit Dalam Plastic Container 53

67 Elektrolit Elektrolit adalah cairan atau larutan senyawa kimia yang berfungsi menghantarkan arus listrik, larutan tersebut dapat menghasilkan muatan listrik positif dan negatif. Bagian yang bermuatan positif disebut ion positif dan bagian yang bermuatan negatif disebut ion negatif. Makin banyak ion ion yang dihasilkan suatu elektrolit maka makin besar daya hantar listriknya. Jenis cairan elektrolit baterai terdiri dari 2 (dua) macam yaitu: a. Larutan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) digunakan pada baterai asam. b. Larutan Kalium Hidroxide (KOH) digunakan pada baterai alkali Sel Baterai Sel baterai berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan elektrolit dan elektroda. Bahan bejana (container) yang digunakan terdiri dari 2 (dua) macam: Steel Container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari steel ditempatkan dalam rak kayu, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai dan hubung tanah Plastic Container Sel baterai dengan bejana (container) terbuat dari plastik ditempatkan dalam rak besi yang diisolasi, hal ini untuk menghindari terjadi hubung singkat antar sel baterai atau hubung tanah apabila terjadi kerusakan/kebocoran elektrolit baterai. Gambar 1-57 Plastic Container Dan Steel Container Terminal dan Penghubung Baterai Terminal dan klem pada sel baterai berfungsi untuk menghubungkan kutub-kutub sel baterai, mengunakan bahan nickel plated steel atau cooper sedangkan penghubung antar unit atau grup baterai menggunakan bahan nickel plated atau berupa kabel yang terisolasi (Insulated Flexible Cable). 54

68 Gambar 1-58 Terminal Penghubung Baterai Type Baterai Menurut Karakteristik Pembebanan a. Tipe X: Very High Loading. Tipe pembebanan diatas 7 CnA (kapasitas nominal arus), yaitu jenis pembebanan dengan arus yang sangat tinggi dalam waktu yang singkat, ± 2 menit dengan tegangan akhir 0,8 volt per sel. b. Tipe H: High Loading Yaitu untuk jenis pembebanan dengan arus yang tinggi dengan waktu yang singkat, dengan pembebanan 3,5-7 CnA, lama waktu pembebanan ± 4 menit, biasanya digunakan di pembangkit-pembangkit pada saat start mesin dengan tegangan akhir 0,8 volt per sel. c. Tipe M: Medium Loading Yaitu untuk jenis pembebanan dengan arus sedang dengan waktu yang singkat, dengan pembebanan 0,5-3,5 CnA, lama waktu pembebanan ± 40 menit. Biasanya digunakan digardu-gardu induk. Tegangan akhir 0,9 volt per sel. d. Tipe L: Low Loading Yaitu untuk jenis pembebanan dengan arus kecil, dengan pembebanan 0,5 CnA lama waktu pembebanan 5 jam, biasanya digunakan di gardu-gardu induk. Tegangan akhir 1 volt per sel Ruang Baterai Sirkulasi udara Pada pemasangan baterai di ruangan tertutup, maka diperlukan adanya sirkulasi udara yang cukup di ruang baterai tersebut. Selain dilengkapi dengan exhaust fan juga membutuhkan ventilasi udara yang masuk. Ventilasi udara masuk ini harus di desain khusus (dilengkapi penyaring udara) agar ruang baterai tidak mudah kotor dan volume udara yang berputar cukup dengan tujuan membuang gas Hidrogen dan oksygen (eksplosif) yang timbul akibat proses kimia baterai. Untuk ventilasi atau volume udara yang mengalir adalah sebagai berikut. 55

69 a. Untuk instalasi di darat (Land Installation) Q = 55 X n X I b. Untuk instalasi di laut (Marine Instalation) Q = 110 X n X I Keterangan: Q = Volume udara (Liter/Jam) n = Jumlah Sel Baterai I = Arus pengisian pada akhir pengisian atau dalam kondisi pengisian Floating (Ampere) Gambar 1-59 Ruang Baterai Pada saat Baterai sedang dilakukan pemeriksaan atau pengujian maka semua pintu atau jendela ruangan harus terbuka Kebersihan dan Perlengkapan Kebersihan sangat diutamakan baik lantai ruangan maupun kondisi sambungan/koneksi sel baterai untuk menghindari terjadinya korosif pada material dan pengosongan sendiri (self discharge). Selain itu ada beberapa perlengkapan pada ruang baterai yang harus terpenuhi sebagai berikut: a. Alat ukur temperatur dan kelembaban ruangan b. Rambu rambu peringatan penggunaan safety c. Toolkit standar pada saat inspeksi atau pemeliharaan 56

70 Gambar 1-60 Standar Ruangan Baterai 1.4 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Sistem suplai AC/DC yang sedang beroperasi memiliki potensi mengalami kegagalan, gangguan, kerusakan. Untuk mengetahui peluang kegagalan dari setiap komponen yang ada pada sistem DC digunakan metoda Failure mode and Effect Analysis (FMEA). Adapun langkah dalam pembuatan FMEA ini adalah dengan mengelompokan komponen sistem DC berdasarkan fungsinya. a. Rectifier - Transformator Utama - Penyearah Thyristor - Filter (Penyaring) 57

71 - AVR (Auto Voltage Regulator) - Alarm Unit - Rangkaian Voltage Dropper b. Baterai - Sel baterai - Klem antar Sambungan - Rak Baterai c. Konduktor - Kabel - Sepatu kabel (cable scoen) d. Terminal - terminal - Terminal Tegangan Output Rectifier - Terminal Distribution Board - Terminal panel Relay & Kontrol - Terminal Marshaling Kiosk - Terminal pada PMT 2 PEDOMAN PEMELIHARAAN PADA SISTEM AC DAN DC 2.1 Pedoman Pemeliharaan Sistem AC In Service Inspection/Inspeksi dalam keadaan operasi Sistem AC In service inspection adalah kegiatan inspeksi yang dilakukan dalam keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan. Metoda yang digunakan yaitu pengecekan dengan panca indera (visual, penciuman, pendengaran).periodik pelaksanaan in service inspection, pada sistem AC dibagi menjadi: Inspeksi Mingguan 58

72 Inspeksi Mingguan Trafo PS (Pemakaian Sendiri) No Inspeksi Mingguan Trafo PS Peralatan a Pemeriksaan Kondisi Fisik Visual b Level Minyak dan Indikator Visual c Cek Panel Kontrol dan Lampu Indikasi Visual Inspeksi Mingguan Genset No Inspeksi Mingguan Genset Peralatan a Pemeriksaan Kondisi Fisik Visual b Cek Panel Kontrol dan Lampu Indikasi Visual c Cek Level bahan bakar Visual d Running Engine 10 menit test Visual Inspeksi Bulanan Inspeksi Bulanan Genset No Inspeksi Bulanan Genset Peralatan a Cek Charging Sistem/ Alternator Visual b Cek Tegangan Output Generator Visual c Cek panel kontrol dan lampu indikasi Visual Shutdown Testing Measurement Pengujian Dalam Keadaan Tidak Bertegangan dilakukan pada saat peralatan dalam keadaan tidak bertegangan/padam. Pekerjaan ini dilakukan secara rutin disetiap pemeliharaan maupun pada saat investigasi ketidaknormalan (anomali). 59

73 Periode Bulanan Genset No Pengukuran Bulanan Genset Peralatan a Cek filter udara Visual dan Jam Operasi b Cek kekencangan V Belt Tension Meter c Cek sistem bahan bakar Visual d Cek sistem pembuangan Visual Periode 6 Bulanan Genset (250 jam kerja) No Pengukuran 6 Bulanan Genset Peralatan a Ganti minyak pelumas dan filter Toolkit b Ganti filter udara Toolkit c Ganti filter bahan bakar Toolkit Periode 1 Tahunan Genset (500 jam kerja) No Pengukuran tahunan Genset Peralatan a Ganti Baterai Toolkit b Ganti Media Pendingin Toolkit c Bersihkan Sistem Pendingin Toolkit d Ukur dan Cek Sistem Pentanahan Earth Tester 60

74 Periode 2 Tahunan Trafo PS No Pengukuran tahunan Trafo PS Peralatan a Cek Kekencangan Baut Toolkit b Cek Kondisi Bushing Visual/majun dan bahan pembersih c Bersihkan Sistem Pendingin Toolkit d Ukur dan Cek Sistem Pentanahan Earth Tester e Pengecekan dan Pengujian Minyak Isolasi BDV Tester 2.2 Periodik Pelaksanaan In Service Inspection Sistem DC Inspeksi Harian Sistem DC Inspeksi Harian Baterai No Inspeksi Harian Baterai Peralatan a Pemeriksaan Terminal dan Konektor Visual b Pemeriksaan Kontainer/kebocoran elktrolit Visual Inspeksi Harian Rectifier No Inspeksi Harian Rectifier Peralatan a Pemeriksaan Tegangan Baterai Visual b Pemeriksaan Tegangan Beban Visual c Pemeriksaan Arus ke Baterai Visual d Pemeriksaan Arus ke Beban Visual e Pemeriksaan Indikator Panel Visual f Pemeriksaan Fuse/MCB/NFB Visual 61

75 Inspeksi Harian Panel DCPDB No Inspeksi Harian DCPDB Peralatan a Pemeriksaan Tegangan Beban Visual b Pemeriksaan Arus Beban Visual c Pemeriksaan Terminal dan Konektor Visual d Pemeriksaan Fuse/MCB/NFB Visual Inspeksi Harian Ruang Baterai No Inspeksi Harian Ruang Baterai Peralatan a Pemeriksaan Suhu dan Kelembaban udara Visual b Pemeriksaan exhaust fan (sirkulasi udara) Visual Inspeksi Bulanan Sistem DC Inspeksi Bulanan Baterai No Inspeksi Bulanan Baterai Peralatan a Pemeriksaan level elektrolit Baterai Visual b Pemeriksaan kebersihan sel dan rak baterai Visual Inspeksi Bulanan Rectifier No Inspeksi Bulanan Rectifier Peralatan a Pemeriksaan kebersihan komponen utama Visual b Pemeriksaan cooling fan Visual c Pemeriksaan heater Visual 62

76 No Inspeksi Bulanan Rectifier Peralatan d Pemeriksaan instalasi/lubang kabel Visual Inspeksi Bulanan DC Panel Distribution Board No Inspeksi Bulanan DCPDB Peralatan a Pemeriksaan kesiapan penerangan darurat Visual b Pemeriksaan instalasi dan lubang kabel Visual Inspeksi Bulanan Ruang Baterai No Inspeksi Bulanan Ruang Baterai Peralatan a Pemeriksaan kebersihan ruang Baterai Visual b Pembersihan filter ventilasi udara masuk ruangan Vacuum cleaner In Service Measurement In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan dalam keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan, pada sistem DC (tersambung ke rectifier dan beban) disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan periodik Sistem DC adalah: bulanan dan 6 bulanan. Pemeriksaan menggunakan alat ukur sederhana (multimeter, Hidrometer dan IR thermogun) In Service Measurement Bulanan Periode Bulanan In Service Measurement Baterai No Pengukuran Bulanan Baterai Peralatan a Pengukuran Tegangan per sel Baterai dan total Multimeter b Pengukuran Berat jenis elektrolit (khusus baterai asam) Hidrometer c Pengukuran arus pada rangkaian baterai pada kabel antar rak sel baterai. Tang ampere 63

77 Periode Bulanan In Service Measurement Rectifier No Pengukuran Bulanan Rectifier Peralatan a Pengukuran Volt meter tegangan input AC Multimeter b Pengukuran arus Beban Tang Ampere c Pengukuran arus Baterai Tang Ampere d Pengukuran DC ground (khusus sistem 110 Volt) Selector Vmeter Panel & Multimeter In Service Measurement 6 Bulanan Periode 6 Bulanan In Service Measurement Rectifier No Inspeksi 6 Bulanan Rctifier Peralatan a Melakukan pengisian Equalizing ke Baterai Manual operation b c d e Penyesuaian (adjustment) tegangan equalizing pada rectifier Pengukuran tegangan dan arus pada saat pengisian equalizing Pengukuran tegangan per sel dan total pada saat equalizing Thermovisi saat pengisian equalizing pada: - Terminal-terminal sel baterai dan Rectifier - Terminal pencabangan pada rangkaian beban dan panel distribusi DC. - Komponen utama rectifier. Toolkit & Multimeter Ameter Panel, Multimeter& Tang Amper IR thermogun Shutdown Testing, Pengujian dan Pengukuran Sistem DC 2 Tahunan Pengujian dan pengukuran pada rectifier dan baterai dalam keadaan tidak tersambung ke beban dan peralatan dalam keadaan off. Pada Gardu Induk yang terpasang 2 (dua) unit 64

78 maka dapat dilakukan secara bergantian, tetapi apabila terpasang hanya 1 unit maka harus menggunakan baterai dan rectifier cadangan Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan Baterai No Inspeksi 2 tahunan Baterai Peralatan a Pengujian Kapasitas baterai ( untuk baterai yang usianya > 5 th.) dilakukan setiap 2 tahun. Dummy Load, Loader, Charger Portable b Pembersihan klem sel baterai dan rak baterai Toolkit,amplas c Pengujian open circuit pada rangkaian baterai (Baterai Asam) Toolkit & Multimeter d Pengukuran suhu elektrolit sel baterai Thermometer stick e Pengujian kandungan karbon pada sel baterai (bila akan dilakukan rekondisi) Lab. Baterai f Pentanahan (grounding) Earth Tester Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan Rectifier No Inspeksi 2 Tahunan Rectifier Peralatan a Pengujian dan rekomissioning Tegangan dan arus output rectifier ( floating, equalizing dan boost ) toolkit b Pengukuran tegangan ripple Ripplemeter c d Pengukuran positif, negatif terhadap ground (khusus sistem 110V /220V) Kondisi kebersihan komponen pada rectifier Multimeter Kuas &vacuum cleaner e Pemeriksaan lampu indikator Visual f Pemeriksaan Fan Pendingin (cooling fan) Visual g Pengukuran Tahanan isolasi transformator rectifier utama Toolkit & Multimeter h Pemeriksaan kekencangan mur baut pada terminal Toolkit 65

79 No Inspeksi 2 Tahunan Rectifier Peralatan utama transformator I Pemeriksaan komponen, socket dan PCB Elektronik Visual j Pemeriksaan fuse/mcb/nfb Visual & multimeter k Pemeriksaan Terminal dan konektor rectifier Toolkit dan Visual l Kalibrasi ampermeter & voltmeter pada panel rectifier Toolkit Uji fungsi rectifier: Toolkit & Multimeter m Sistem pengisian (floating,equalizing dan boosting) Sistem alarm dan indikator Current limiter Earth fault Over voltage Under voltage Voltage dropper Pengujian dan Pengukuran 2 Tahunan DCPDB No Inspeksi 2 tahunan DCPDB Peralatan a b c Pengukuran Drop Tegangan Output Rectifier di ujung konduktor Baterai (baterai keadaan dilepas) tujuannya untuk mengetahui besarnya impedansi kabel (tahanan kabel) dan daya hantar kabel. Biasanya material konduktor mengalami korosif akibat terkontaminasi sifat kimia baterai. Pemeriksaan kondisi dan kualitas isolasi pada instalasi kabel DC, yang bertujuan mengetahui secara dini kerusakan isolasi akibat kelelahan material dan daya mekanik oleh material lain (terjepit/terhimpit). Kerusakan Isolasi merupakan salah satu faktor timbulnya gangguan DC Ground pada sistem 110 VdC. Pemeriksaan Terminal dan Skun Kabel pada DCPDB yang bertujuan meningkatkan daya hantar konduktor dengan memperbaiki terminating sehingga tidak terjadi losses tegangan dan panas akibat tahanan kontak yang tinggi. Toolkit & Multimeter Toolkit, Visual & Multimeter Toolkit d Thermovisi terminal pencabangan pada rangkaian beban dan panel DCPDB. IR thermogun 66

80 2.3 Pemeliharaan/Pengujian Setelah Gangguan Pemeliharaan setelah gangguan adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi gangguan (corrective maintenance). Pada peralatan Sistem DC penormalan segera dilakukan agar pasokan sumber DC tetap andal. Gangguan yang umumnya terjadi pada peralatan sistem DC adalah: Pada Rectifier Tabel 2-1 Pemeliharaan Setelah Gangguan pada Rectifier Kondisi Abnormal Tegangan output naik Kemungkinan Penyebab - Gangguan pada Modul AVR - Loss contact pada terminal output Tegangan output tidak ada / hilang - MCB trip - Dioda Thyristor rusak - Fuse pada modul kontrol putus Rectifier di ON-kan MCB input AC trip - Dioda SCR shorted - Output transformator utama disconnect - Control card disconnect / rusak - Filter capacitor rusak Rectifier beroperasi pada limit arus terus menerus Tegangan output rendah - Kelebihan beban pada output rectifier - Setting tegangan Output tidak pada range yang tepat - Gangguan pada transformator utama - Mala kerja pada voltage dropper - Kerusakan pada Variabel Resistor pengatur tegangan output MCB input AC trip Hubung tanah, lampu indikator menyala - Kapasitas/karakteristik MCB tidak sesuai - Hubung tanah pada rangkaian beban - Seting earth fault tidak sesuai - Gagal isolasi pada konduktor arah baterai atau 67

81 Kondisi Abnormal beban Kemungkinan Penyebab MCB input posisi-on tegangan output tidak ada Tegangan ripple yang tinggi >2% - Gangguan pada transformator utama - Rangkaian jembatan rectifier (Thyristor) bekerja tidak seimbang, mungkin salah satu Thyristor bekerja tidak stabil. - Rangkaian filter LC yang kurang baik (kapasitor/induktor bocor) Berikut cara pengukuran tegangan ripple dilakukan pada titik output charger (sesudah rangkaian filter LC) dan titik input beban (output voltage dropper). Pengukuran tegangan ripple menggunakan alat ukur ripple voltage meter atau Osciloscope. Gambar 2-1 Titik Pengukuran Pada Baterai Tabel 2-2 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan Pada Baterai Kondisi Abnormal Baterai panas lebih - Beban terlalu besar Kemungkinan Penyebab - Kurang kontak/ Terminal Longgar - Tahanan kontak tinggi pada sambungan atau kabel - Kelebihan pengisian - Sirkulasi udara pada ruang baterai kurang Tegangan Baterai tinggi - Jumlah sel terpasang kurang 68

82 Kondisi Abnormal Kemungkinan Penyebab - Setting tegangan rectifier tidak sesuai Elektrolit berbuih / berbusa Kelebihan Gas pada saat charge/discharge Pembentukan garam pada teminal - Pengotoran oleh Grease - Elektrolit tidak murni - Level elektrolit tinggi - Gasket pada teminal rusak - Kelebihan berat jenis Hubung singkat ketanah - Terdapat sel yang bocor - Cairan elektrolit meluap/tumpah - Kerusakan isolasi kabel Arching pada terminal baterai Pada rangkaian baterai mengalir arus secara kontiniu Sel baterai panas - Baut Terminal longgar - Beberapa sel rusak - Terjadi kelebihan pengosongan sendiri (self discharge) - Hubung singkat didalam sel - Kandungan carbon / endapan tinggi Kapasitas rendah - Float charging terlalu lama - Pengotoran elektrolit (contaminated) - Pengotoran carbon / endapan - Permukaan elektrolit terlalu rendah - Terjadi pengosongan didalam sel (sparator) gangguan didalam sel. - Setting tegangan pengisian tidak sesuai dengan jumlah sel baterai. Penurunan kapasitas atau gagal total Bagian atas sel baterai retak. - Satu atau beberapa sel open sirkuit - Konektor antar sel, konektor antar jarak atau terminal sel berkarat (korosif) atau putus. - Permukaan rak tidak merata 69

83 Kondisi Abnormal Kemungkinan Penyebab - Penguncian mur pada terminal baterai terlalu kuat - Sinar matahari (Ultraviolet) Elektolit meluap - Level elektrolit terlalu tinggi - Arus pengisian terlalu tinggi Meledak atau terjadi devormasi - Suhu elektrolit terlalu tinggi pada saat pengisian (charging) - Elektrolit kosong, Charger gagal sehingga terjadi tegangan lebih, Vent-plug tersumbat, terminal kendor dan terjadi arching. Kabel penghubung antar rak panas - Kurang kontak pada skun kabel - Korosif Pada Rangkaian Beban Tabel 2-3 Tabel Pemeliharaan Setelah Gangguan Pada Rangkaian Beban Kondisi Abnormal Terminal pencabangan rusak / longgar Kemungkinan Penyebab - Penggabungan beberapa kabel - Ukuran dan Jenis kabel tidak sesuai - Baut terminal rusak Hubung tanah - Kerusakan isolasi kabel - Terminal basah /kotor Indikasi alarm DC hilang tidak ada - MCB Tidak dilengkapi Auxiliary Contact - Auxiliary Contact MCB rusak - Kabel putus - Relay bantu rusak Kerusakan isolasi pada kabel power ke baterai dan ke DCPDB (beban) - Gangguan mekanis - Penuaan (aging) - Terkena panas berlebih 70

84 Kondisi Abnormal Kemungkinan Penyebab - Binatang - Kabel yang digunakan tidak sesuai standar pemasangan Pada Trafo PS Kondisi Abnormal Tegangan Output Tidak Terbaca Kemungkinan Penyebab - Kurang Kontak di Terminal - Meter panel Rusak - LBS Trip - Trafo Rusak Tegangan Output Turun - Tegangan Primer Terlalu rendah - Posisi Tap tidak sesuai Trafo Panas - Sistem Pendingin Abnormal - Level Minyak Pendingin Kurang - Baut Konduktor/Bushing Kendor Pada Genset Kondisi Abnormal Sakelar Otomatis Tidak bekerja (Automatic Transfer Switch) Genset panas berlebih Kemungkinan Penyebab - Selector Switch Posisi Manual - Modul Automatic Transfer Switch rusak - Air Radiator kurang - Level Minyak Pelumas Kurang - Tali Kipas Kendor - Aliran pipa pendingin tersumbat 71

85 Kondisi Abnormal Kemungkinan Penyebab - Thermostat rusak Tekanan Minyak Pelumas Turun - Level minyak pelumas berkurang - Filter minyak pelumas tersumbat. - Pompa minyak pelumas Rusak Genset Gagal Start - Bahan bakar habis - Baterai drop - Mesin rusak - Saluran bahan bakar Tersumbat - Ada udara terjebak pada saluran bahan bakar ( mesin diesel) Tegangan Output Tidak Terbaca - Kurang Kontak di Terminal - Kabel putus - Meter panel rusak - LBS Trip - Generator rusak Overspeed Overload - Governor bermasalah - Generator kelebihan beban Vibrasi Tinggi - Pondasi genset tidak rata/ amblas - Mounting Rusak - Sistem bahan bakar abnormal 72

86 3 EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN Evaluasi hasil pemeliharaan adalah merupakan kajian dan penilaian hasil inspeksi maupun pengukuran kemudian membandingkan dengan Standar sebagai acuan dalam menilai kondisi peralatan. 3.1 In Service Inspection Tabel 3-1 In Service Inspection Pada Rectifier Dan Baterai No Uraian Standar/Acuan Peralatan 1 Suhu dalam Panel Rectifier Max 45 C Thermometer 2 Kelembaban ruangan < 70% Hygrometer 3 Pemeriksaan kebersihan panel rectifier bagian luar 4 Pemeriksaan Tegangan pengisian rectifier Bersih, kering tidak berdebu Baterai Nicad: Tegangan Floating:1,4-1,42V/sel Tegangan Equalizing:1,5-1,55V/sel Baterai Lead Acid: Visual Multimeter Tegangan 2,18V/sel Floating: Tegangan Equalizing: 2,33V/sel 5 Pemeriksaan arus pengisian rectifier Baterai Nicad: 0,2 x C Baterai Lead Acid: 0,1xC (IEC 623) Tang Ampere 6 Lampu indikator rectifier Menyala Visual 7 Pemeriksaan Fuse/MCB/NFB Posisi On Visual & multimeter 8 Pemeriksaan kebersihan sel dan rak baterai Tidak lembab/ tidak kotor dan keadaan kering Visual 9 Pemeriksaan kipas ventilasi Beroperasi normal Visual & 73

87 No Uraian Standar/Acuan Peralatan multimeter 10 Pemeriksaan level elektrolit Level batas antara Min dan Max 11 Pemeriksaan sel (kontainer) Tidak retak/bocor/ kembung Visual Visual Tabel 3-2 In Service Inspection Trafo PS Dan Genset No Uraian Standar/Acuan Peralatan 1 Suhu dalam Panel LVAC Max 45 C Thermometer 2 Kelembaban ruangan < 70% Hygrometer 3 Pemeriksaan kebersihan panel LVAC bagian luar Bersih, kering tidak berdebu Visual 4 Pemeriksaan kebersihan PS Bersih dan kering Visual 5 Level Minyak dan Indikator PS Minyak terbaca pada batas normal Visual 6 Suhu Ruang genset Max 35 C Thermometer 7 Kelembaban ruangan < 70% Hygrometer 8 Pemeriksaan kebersihan Genset Bersih, kering tidak berdebu 9 Level Minyak Pelumas Genset Minyak terbaca pada batas normal Visual Visual 10 Meter Panel dan Indikasi (pada saat Operasi) Tegangan Terbaca, normal Output indikasi Multimeter 3.2 In Service Measurement Tabel 3-3 In Service Measurement Trafo PS Dan Genset No Uraian Standar/Acuan Peralatan 1 Tegangan input AC pada rectifier sesuai range name plate Multimeter 74

88 No Uraian Standar/Acuan Peralatan 2 Tegangan sel yang kondisinya dibawah standar dari hasil pengukuran sebelumnya. <1,2V ( Nicad) dan Asam ( <2V ) Multimeter 3 Berat Jenis Nicad 1,19 gram/liter Hydrometer 4 Akurasi pengukuran Volt meter rectifier 5 Akurasi pengukuran Ampere meter rectifier 6 Pemeriksaan Tegangan DC terhadap ground 110 V 7 Pemeriksaan Tegangan DC terhadap Ground 48 V 8 Pemeriksaan tegangan per-sel dan total (kondisi floating) 9 Pemeriksaan tegangan per-sel dan total (kondisi equalizing) Lead acid 1,215 gr/liter (full charge) Sesuai dengan kelas meter Sesuai dengan kelas meter Perbedaan Tegangan Positif-Ground = Tegangan Negatif - Ground Terhadap Ground = 0 % Positif Ground = 0 Volt Positif Negatif = 48 Volt Baterai Alkali:Tegangan 1,4-1,42V/sel Baterai asam: 2,23 V/sel (IEC 4781) Nicad 1,5-1,55V/sel Lead acid 2,33 V/sel ( IEC 478-1) Multimeter & toolkit Multimeter & toolkit Selector switch V meter panel dan Multimeter Multimeter Multimeter Multimeter 10 Pemeriksaan arus pada rangkaian baterai < 1 Ampere Tang Ampere 11 Arus pengisian equalizing Nicad 0,2 x C (IEC 623) Lead acid 0,1 x C (IEC 623) Tang Ampere 12 Suhu terminal-terminal pada rectifier dan baterai Berdasarkan pembebanan selisih 1-2 ºC IR thermogun 75

89 No Uraian Standar/Acuan Peralatan 13 Suhu komponen utama rectifier Maksimum 45 ºC IR thermogun 14 Pemeriksaan karet-karet pintu dan kunci Pintu tertutup rapat dan dapat dikunci Visual Tabel 3-4 In Service Measurement Trafo PS Dan Genset No Uraian Standar/Acuan Peralatan 1 Tegangan output PS Sesuai range name plate Multimeter 2 Beban PS Terbaca Visual & Ameter panel 3 Tegangan output Genset Pada Saat Operasi Sesuai range name plate Visual Vmeter panel & 3.3 Shutdown Testing Tabel 3-5 Shutdown Testing Rectifier Dan Baterai No Uraian Standar/Acuan Peralatan 1 Seting tegangan output rectifier Nicad : Tegangan 1,4-1,42V/sel x jml sel Multimeter 2 Seting arus output rectifier (limit current) 3 Arus pengisian ke baterai setelah baterai di test kapasitas Lead acid: 2,23 V/sel x jml sel Nicad : 0,2 x C +(arus beban) Lead acid : 0,1 x C +(arus beban) Nicad : 0,2 x C Lead acid: 0,1 x C Tang Ampere Tang Ampere 4 Ripple tegangan < 2% (Rectifier Fero Resonan) dan <1% (Rectifier SMPS), 1% Ripplemeter / Multimeter 76

90 No Uraian Standar/Acuan Peralatan RMS tanpa tersambung ke baterai. 5 Kebersihan komponen pada rectifier Tidak berdebu Visual 6 Tahanan isolasi transformator utama rectifier > 10 MΩ pada 500V Ohm Meter 7 Pemeriksaan filter / kapasitor Bersih dan tidak bocor Visual 8 Kondisi PCB modul elektronic Kondisi bersih dan tidak terdapat tandatanda komponen yang rusak/hangus 9 Pemeriksaan Socket pada PCB Bersih dan tidak longgar Visual Visual penguatan & 11 Pemeriksaan Tegangan DC 110V terhadap ground Tegangan Positif Ground = Tegangan Negatif - Ground Selector switch Vmeter panel & Multimeter 12 Pemeriksaan Tegangan DC 48 V Positif Ground: 0 V Positif Negatif: 48 V 13 Kapasitas Baterai Kondisi Baik >60% Arus Discharge Nicad 0,2 x C 5 Selector switch Vmeter panel & Multimeter Dummy load dan loader (uji kapasitas) 14 Tegangan Akhir Pengosongan persel Arus Discharge Lead Acid 0,1 x C 10 Nicad : 1V/sel Lead acid: 1,8V/sel Multimeter 15 Tegangan Akhir Pengisian per-sel Nicad : 1,7 1,9 V/sel Multimeter 16 Pemeriksaan suhu elektrolit pada saat pengisian boost Lead acid: 2,4 V/sel Maksimum 35 ºC Thermometer stick 77

91 No Uraian Standar/Acuan Peralatan 17 Pemeriksaan Berat Jenis cairan elektrolit Kondisi baik: Nicad 1,19 gram/liter BJmeter Lead acid 1,215 gr/liter (full charge) 18 Kebersihan Teminal sel baterai dan rak baterai Tidak kotor dan tidak korosif Visual 19 Pemeriksaan open circuit pada rangkaian baterai Tidak open / menunjukan besaran tegangan Multimeter 20 Pemeriksaan konektor dan kekencangan mur baut seluruh sel M8=20 ± 2Nm,M10=30 ± 3Nm Visual toolkit & M8=16 ± 1Nm,M10=20 ± 1Nm 21 Pemeriksaan Voltage Dropper Bekerja sesuai settingnya: - Berfungsi menjaga tegangan nominal beban tetap stabil terutama pada pola pengisian equalizing dan Boost. Multimeter & toolkit & multimeter - Pada saat sumber AC hilang, Dioda dropper posisi bypass. Tabel 3-6 Shutdown Testing Trafo PS dan Genset No Uraian Standar/Acuan Peralatan 1 Filter Udara Normal dan bersih Visual & toolkit 2 V belt Tidak Kendor dan Tidak Bunyi Tensionmeter & toolkit 3 Bahan Bakar Pada Level Normal Visual pada 78

92 No Uraian Standar/Acuan Peralatan indikator level bahan bakar. 4 Pembuangan Normal Visual 5 Minyak Pelumas dan Filter Pada Level Normal dan bersih Visual pada indikator level minyak pelumas 6 Filter Udara Normal dan bersih Visual 7 Baterai Tegangan Tidak Drop, sesuai standart output 8 Media Pendingin Air Penuh, Tidak Bocor 9 Sistem Pentanahan Kondisi Normal, hasil R dibawah 0,5 ohm 10 Minyak Isolasi PS Tegangan tembus mengacu ke SE Trafo Multimeter Visual Earth Tester Visual 3.4 Metode Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan pemeliharaan Sistem DC adalah metode assessment hasil monitoring operasi dan pemeliharaan rutin sesuai periodik yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaannya berorientasi pada CBM peralatan level 1 yaitu lebih mencermati fungsi dan kondisi peralatan sehingga dapat menentukan model kegagalan yang mungkin terjadi pada seluruh peralatan sistem DC. 4 REKOMENDASI Rekomendasi yang dihasilkan mengacu kepada hasil pemeliharaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dan rekomendasi langkah penyempurnaan untuk meningkatkan keandalan Sistem DC 4.1 In service Inspection Berdasarkan hasil pemeliharaan In service inspection dihasilkan rekomendasi sebagai berikut: 79

93 Tabel 4-1 Tabel Rekomendasi In Service Inspection Rectifier No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 1 Suhu ruangan rectifier > 32 ºC Periksa exhaust fan Thermometer 2 Suhu dalam Panel Rectifier Max 35 ºC Periksa komponen rectifier Thermometer 3 Kelembaban ruangan rectifier < 60 % Periksa heater Hygrometer 4 Kebersihan rectifier Kotor Bersihkan Vacuum cleaner 5 Tegangan pengisian rectifier 110 V dan 48V (Floating) Tidak sesuai Seting Tegangan Floating Nicad 1,4V / cell, Lead Acid 2,3/Cell Multimeter 6 Arus pengisian rectifier Tidak sesuai Setting pengisian Arus Tang Ampere 7 Lampu indikator rectifier Tidak Nyala Periksa wiring indikator Ganti segera bila putus Visual 8 Fuse/MCB/NFB Putus Ganti Fuse/MCB/NFB kemudian dilengkapi dengan Aux switch Visual multimeter & 9 Suhu terminal-terminal pada rectifier Terminal panas Ganti terminal yang rusak IR Thermogun 10 Kondisi komponen utama pada rectifier Terdapat komponen yang rusak Ganti komponen yang rusak Multimeter toolkit & Tabel 4-2 Tabel Rekomendasi In Service Inspection Baterai No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 1 Kondisi Kebersihan sel dan rak baterai Berdebu Bersihkan seluruh sel baterai dan raknya bila perlu cat ulang. Visual toolkit & 2 Fuse/MCB/NFB Putus Ganti Fuse/MCB/NFB kemudian dilengkapi dengan Aux switch Visual & multimeter 80

94 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 3 Kondisi kipas ventilasi ruang Baterai Tidak normal Periksa, dan perbaiki bila rusak Visual toolkit & 4 Kondisi kekencangan mur baut pada terminal baterai Terminal longgar Bersihkan baut pada terminal, kencangkan sesuai torsi yang sesuai Visual toolkit & 5 Kondisi level elektrolit Elektrolit berkurang Tambahkan air Destilasi sampai batas antara Minimum dan Maksimum Visual corong pengisi & Tabel 4-3 Tabel Rekomendasi In-Service Inspection Trafo PS No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 1 Suhu ruangan Panel LVAC >24 ºC Periksa pendingin dan Sirkulasi Udara Thermometer 2 Suhu dalam Panel LVAC Max 35 ºC Periksa Komponen Internal LVAC 3 Kelembaban ruangan < 60% Periksa pendingin dan sirkulasi Udara Thermometer Hygrometer 4 Kebersihan panel LVAC bagian luar Kotor Bersihkan Lap/Majun 5 Kebersihan Panel PS Kotor Bersihkan Lap/Majun 6 Kondisi Minyak dan Indikator PS Dibawah Level Periksa seal, Periksa Baut, Periksa pipa jalur pelumasan, Matikan genset, Periksa apakah ada kebocoran pada dudukan filter, Tambahkan Minyak Seal, Sealtape, Toolkit, minyak tambahan 7 Meter Panel dan Indikasi (pada saat Operasi) Tegangan Output Tidak Terbaca, dan indikasi alarm Periksa inputan meter, Periksa terminal wiring, periksa Output PS/genset Toolkit, Multimeter 81

95 Tabel 4-4 Tabel Rekomendasi In-Service Inspection Genset No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 1 Suhu ruang genset Max 35 C Periksa exhaust fan / coling fan 2 Kelembaban ruangan < 70% Periksa pendingin dan sirkulasi Udara Thermometer Toolkit, Multimeter Hygrometer 3 Kebersihan Genset Kotor Bersihkan Lap/Majun 4 Level Minyak Pelumas Genset Dibawah Level Periksa seal, Periksa Baut, Periksa pipa jalur pelumasan, Matikan genset, Periksa apakah ada kebocoran pada dudukan filter, Tambahkan Minyak Seal, Sealtape, Toolkit, minyak pelumas tambahan 5 Meter Panel dan Indikasi (pada saat Operasi) Tegangan Output Tidak Terbaca, dan indikasi alarm Periksa inputan meter dan Indikasi, Periksa terminal wiring, periksa Output PS/genset Toolkit, Multimeter 4.2 In service Measurement Berdasarkan hasil pemeliharaan In service Measurement dihasilkan rekomendasi sebagai berikut: Tabel 4-5 Tabel Rekomendasi In-Service Measurement No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 1 Tegangan input AC pada rectifier Tegangan input naik/turun > 10 % Periksa Tap transformator PS, rubah posisi tap. Multimeter & toolkit 2 Tegangan sel yang dipilih < 1,2 V/sel (nicad) < 2 V/sel Lakukan pengisian equalizing/ganti elektrolit. Multimeter & toolkit 82

96 (asam) Ganti baterai asam 3 Pengukuran tegangan per-sel dan total Rata-rata tegangan per-sel berteganga n rendah - Periksa level elektrolit - Periksa Berat jenis elektrolit Multimeter & toolkit - Setting tegangan pengisian sesuai jenis dan jumlah sel baterai 4 Pemeriksaan berat jenis < 1,17 gr/ltr (nicad) < 1,18 gr/ltr (asam) (batas minimum) Ganti elektrolit nicad - Lakukan pengisian equalizing - Ganti baterai asam BJmeter 5 Pemeriksaan kondisi Volt meter dan Ampere meter pada rectifier Akurasi penunjukan tidak sesuai dengan kelas meter Periksa dan Kalibrasi Vmeter dan Ameter panel Multimeter & toolkit 6 Kondisi DC ground (khusus sistem 110V) DC ground tidak seimbang ± 15% - Telusuri DC ground fault dengan Ground Fault tester - Pencarian lokasi gangguan menggunakan metode lokalisir Multimeter & Ground Fault Tester 7 Kondisi DC ground (khusus sistem 48 V) DC ground tidak solid positiveground - Melakukan pemeriksaan dan penyempurnaan pada konektor. Multimeter & toolkit - Mengencangkan baut terminal grounding. 8 Karet-karet pintu dan kunci rectifier Kondisi rusak Ganti karet pintu dan kunci rectifier. Visual toolkit & 83

97 4.3 Shutdown Testing Berdasarkan hasil pemeliharaan Shutdown Testing dihasilkan rekomendasi berikut: sebagai Tabel 4-6 Tabel Rekomendasi Shutdown Testing Rectifier dan Baterai No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 1 Seting tegangan dan arus output rectifier ketika pengisian floating Setting tegangan output tidak sesuai dengan yang diharapkan (pada baterai Nicad / asam) Setting tegangan output rectifier dengan acuan sbb: - Nicad:1,4-1,42V/sel x jml sel - Lead acid: 2,23 V/sel x jml sel Mutimeter.& toolkit 2 Ripple tegangan Hasil pengukuran ripple tegangan tinggi, melebihi batas yang diijinkan - Periksa filter pada rectifier - Ganti Filter capacitor dengan kapasitas yang lebih tinggi. Ripplemeter & Multimeter 3 Kondisi berat jenis cairan elektrolit Berat jenis cairan elektrolit rendah pada baterai Nicad atau asam. Nicad: Lakukan uji kapasitas dan pengujian Carbon, bila perlu rekondisi elektrolit. Lead Acid: BJmeter, Dummy Load, loader dan Charger Portable Lakukan Uji Kapasitas, bila ganti sel baterai yang rusak. 4 Tahanan isolasi transformator utama rectifier Kondisi isolasi transformat or menurun (<10 MΩ) Periksa, bila perlu ganti Multimeter 5 Pentanahan (Grounding) Hasil Perbaiki sistem Earth tester 84

98 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan pengukuran pentanahan > 1 Ω 6 Kekencangan mur baut pada terminal transformator utama Terminal pada transformat or longgar - Kencangkan dengan torsi yang sesuai. - Ukur arus pada sisi sekunder transformator, bila tidak simetris ganti transformator. Visual toolkit & 7 Filter capasitor Retak, Bocor Ganti capasitor dengan spesifikasi teknis yang sama. Visual toolkit & 8 Fuse/ pengaman pada rectifier Putus dan indikasi tidak ada - Usut gangguannya - Periksa kesesuaian rating arus pada fuse. Visual toolkit & 9 Terminal-terminal dan pengawatan pada rectifier Terminal pengawatan longgar - Melakukan pemeriksaan terminal. Visual toolkit & - Kencangkan dan bila perlu ganti terminal 10 Modul elektronic dan Socket pada PCB Modul elektronik dan socket kotor / rusak - Bersihkan menggunakan contact cleaner - Bila kondisi rusak ganti. Visual toolkit & 11 Kondisi konektor dan kekencangan mur baut seluruh sel baterai Konektor antar sel baterai longgar Buka konektor, bersihkan dan kencangkan dengan torsi yang sesuai Visual toolkit & 12 Kondisi Voltage Dropper Tidak bekerja sesuai fungsinya. - Periksa kondisi dioda Dropper - Tuning kendali tegangan pada modul voltage dropper Multimeter & toolkit 85

99 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan - Lakukan uji fungsi 13 Rak baterai Berkarat / korosif - Melakukan pemeriksaan sel. Visual toolkit & - Bongkar sel baterai, bersihkan karat dan cat kembali. 14 Kapasitas baterai per sel menurun (<80%) untuk NiCad. Kondisi baterai per sel mengalami penurunan kapasitas (<80%) - Lakukan pengisian boost kemudian uji kapasitas ulang. - Bila kapasitas tidak meningkat, sebelum rekondisi elektrolit, lakukan uji carbon. Multimeter, Dummy load, loader, Charger Portable - Lakukan penggantian yang rusak. sel 15 Suhu elektrolit sel baterai Suhu baterai pada saat pengisian dengan harga tinggi ( Boost) naik > 35 o C 16 Kandungan Carbon Hasil Uji melebihi yang ditentukan ( Sesuai standar pabrikan) - Hentikan pengisian jika suhu elektrolit >35 o C - Periksa Terminal sambungan sel baterai - Lakukan uji karbon, bila perlu reconditioning elektrolit (NiCad) Lakukan reconditioning elektrolit. Stick Thermomete r Uji Lab. Kandungan karbon. 17 Seting Sensor Low DC Voltage. Sensor low voltage pada rectifier Periksa tegangan output rectifier, bila tegangan normal lakukan tuning Visual toolkit & 86

100 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan menyala sampai lampu dan tidak indikator low voltage bisa direset bisa di reset. 18 Seting Sensor High DC Voltage Sensor High voltage pada rectifier menyala dan tidak bisa diriset Periksa tegangan output rectifier, bila tegangan tidak normal lakukan tuning sampai lampu indikator low voltage bisa di reset. Visual toolkit & 19 Kondisi konatainer Sel Baterai Kondisi Sel retak/ Bocor dan kembung Dilakukan penggantian baterai. Sel Visual toolkit & Tabel 4-7 Tabel Rekomendasi Shutdown Testing Genset No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan 1 Filter Udara Kotor, Sobek - Bersihkan Filter - Ganti Filter Toolkit, Lap/majun Filter, 2 V Belt Kendor, Bunyi - Ganti V Belt Toolkit, V Belt, Lap/majun 3 Sistem Bahan Bakar Dibawah Level 4 Sistem Pembuangan Tidak Normal - Cek Saluran Bahan bakar, - Periksa Level Minyak Solar - Periksa Kran bahan Bakar Cek Kondisi Sistem pembuangan Toolkit, Sealtape, Lap/majun Toolkit 5 Minyak Pelumas dan Filter Kotor - Periksa Minyak pada manometer Toolkit, Lap/majun - Tambahkan Minyak, Ganti 87

101 No Pemeriksaan Kondisi Rekomendasi Peralatan Minyak &Filter 6 Filter Bahan Bakar Kotor Bersihkan Filter/Ganti Filter 7 Baterai Drop - Periksa dan Lakukan Pengukuran tegangan charger Baterai, Toolkit, Lap/majun Toolkit - Lepas Salah Satu Pole Baterai, - Periksa Permukaan Cairan Elektrolit bila kurang tambahkan air baterai, - Bersihkan konektor baterai - Ganti Baterai 8 Sistem Pendingin Bocor, Panas berlebih - Cek Sistem Pendingin - Periksa Level pendingin, tambahkan air murni yang sudah di treatment Toolkit 9 Sistem Pentanahan Nilai R tinggi Lakukan Pengukuran Kondisi Normal, hasil R dibawah 0,5 ohm Toolkit, Tester Earth 10 Kondisi Baut Kendor Lakukan Pengencangan, Toolkit 88

102 Tabel 4-8 Tabel Rekomendasi Shutdown Testing Trafo PS No Uraian Kondisi Standar/Acuan Peralatan 1 Kondisi Baut Kendor Kencang Toolkit 2 Kondisi Bushing Abnormal Normal, Tidak ada Flash Toolkit, Lap/majun 3 Sistem Pendingin Bocor, Panas Cek Pendingin Sistem Toolkit, 4 Sistem Pentanahan Nilai R Tinggi Lakukan Pengukuran Kondisi Normal, hasil R dibawah 0,5 ohm Toolkit, Tester Earth 5 Minyak Isolasi Tegangan tembus dibawah Standar Ganti Minyak Toolkit, Minyak pengganti 89

103 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN 19 SISTEM AC/DC SUPLAI 19.1 Inspeksi inspeksi Level 1 (In Service Inspection) Sistem AC Transformator Pemakaian Sendiri (PS) Kondisi Fisik peralatan Minyak dan Indikator Generator Set Panel Kontrol dan Lampu Indikasi Kondisi Fisik Peralatan Panel Kontrol dan Lampu Indikasi Pemeriksaan fisik Trafo PS Pemeriksaan Levelminyak dan indikator Pemeriksaan Panel dan annunciator Pemeriksaan kebersihan Fisik engine dan Generator Pemeriksaan Peralatan COS/Boom Sakelar dan Indikator 90

104 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN Running Engine 10 menit test Level Bahan Bakar Inspeksi Level 2 (Shutdown System) Sistem AC Transformator Pemakaian Sendiri (PS) Kondisi Baut dan Mur Kondisi Bushing Sistem Pendingin Sistem Pentanahan Minyak Isolasi Generator Set Charging Sistem/ Alternator Tegangan Output Generator Pemanasan Engine tanpa beban (full speed no load) Pemeriksaan ketersediaan Bahan Bakar Pemeriksaan dan pengencangan mur dan baut Pembersihan bagian bushing Pembersihan radiator Pemeriksaan dan pengukuran nilai pentanahan Pemeriksaan level dan pengujian isolasi Pemeriksaan Pengisian Baterai u. Start Engine Pemeriksaan tegangan output Generator 91

105 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN V Belt Panel kontrol dan lampu indikasi Cek filter udara Sistem bahan bakar Sistem pembuangan Minyak pelumas dan filter (250 jam kerja) filter udara (250 jam kerja) filter bahan bakar (250 jam kerja) Baterai (500 jam kerja) Media Pendingin (500 jam kerja) Sistem Pendingin (500 jam kerja) Sistem Pentanahan (500 jam kerja) inspeksi Level 1 (In Service Inspection) Sistem DC Baterai Terminal dan Konektor Pemeriksaan fungsi kontrol dan indikator Pemeriksaan kebersihan filter Pemeriksaan kekencangan belting Pemeriksaan filter dan saluran bahan bakar Pemeriksaan sistem gas buang Penggantian Oli dan filter Penggantian filter udara Penggantian filter udara Penggantian baterai Penggantian Water coolant Pembersihan saluran sistem pendingin Pemeriksaan dan pengukuran pentanahan Pemeriksaan fisik terhadap korosif, 92

106 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN Kontainer Level Elektrolit Baterai Kebersihan Sel dan Rak Baterai Rectifier Tegangan input AC Tegangan Baterai Tegangan Beban Arus ke Baterai Arus ke Beban Indikator Panel Fuse/MCB/NFB Kebersihan komponen utama Ekstra fan Heater kendur, rusak Pemeriksaan casing baterai dari kebocoran / retak Pemeriksaan dan toping up elektrolit Baterai Pemeriksaan kebersihan sel dan rak baterai Pemeriksaan tegangan input AC jalajala Pemeriksaan tegangan ke Baterai Pemeriksaan Tegangan ke Beban Pemeriksaan arus ke baterai Pemeriksaan arus ke beban Pemeriksaan indikasi alarm pada panel pemeriksaan posisi MCB/NFB on/off, trip atau dilepas Pemeriksaan kebersihan komponen utama rectifier Pemeriksaan unjuk kerja kipas pendingin rectifier Pemeriksaaan unjuk kerja heater 93

107 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN Instalasi / lubang kabel DC Panel Distribution Board (DCPDB) Tegangan beban Arus ke beban Terminal dan konektor FUSE / MCB / NFB Kebersihan Panel Penerangan Darurat Instalasi / lubang kabel Kebersihan Panel Ruang Baterai Temperature/Humidity ruangan Exhaust fan Kebersihan ruangan Kebersihan filter ventilasi udara Pemeriksaan kerapatan tutup instalasi / lubang kabel pemeriksaan tegangan beban pemeriksaan close / open Pemeriksaan terminal thd korosif, kendur atau rusak posisi MCB/NFB on/off, trip atau dilepas Pemeriksaan kebersihan dalam dan luar panel Kesiapan penerangan darurat Pemeriksaan kerapatan tutup instalasi / lubang kabel Pemeriksaan kebersihan luar dan dalam panel Pemeriksaan suhu dan kelembaban Pemeriksaan fan sirkulasi udara Pemeriksaan filter ventilasi Pemeriksaan kebersihan ruangan 94

108 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN masuk In service Measurement Baterai Tegangan per sel Baterai dan total Berat jenis cairan elektrolit (khusus baterai Asam) Arus pada rangkaian baterai Rectifier Tegangan input AC Rectifier Arus ke Beban Pengukuran tegangan per sel dan total baterai Pengukuran Berat Jenis elektrolit (khusus baterai asam) Pengukuran arus pada kabel jumper antar rak sel baterai Pengukuran tegangan input jala-jala AC Pengukuran Arus pemakaian ke beban Arus ke baterai Pengukuran Arus pengisian/charging Tegangan DC ground (sistem 110 Volt) Equalizing Charge Rectifier Adjustment tegangan equalizing pada rectifier Tegangan dan arus pada saat pengisian equalizing Pengukuran Keseimbangan tegangan DC terhadap ground Pengoperasian Equalizing charge Pengukuran tegangan saat equalizing Pengukuran tegangan dan arus saat Equalization 95

109 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN Thermovisi saat pengisian equalizing pada : Shutdown System Baterai Uji Kapasitas Pengukuran temperatur terminal dan konduktor Pengujian Kapasitas Baterai Klem sel baterai dan rak baterai Pembersihan klem dan rak baterai Open circuit pada rangkaian baterai (baterai asam) Suhu elektrolit sel baterai Kandungan karbon pada sel baterai Pentanahan (grounding) Rectifier Rekomissioning tegangan dan arus output rectifier Pengukuran tegangan ripple Tegangan positif, negatif terhadap ground (khusus sistem 110V /220V) Pengujian open circuit Pengukuran suhu elektrolit sel baterai Pengujian labor baterai pra rekondisi Pengukuran pentanahan rak baterai Adjustment tegangan dan arus Rectifier (floating,equalizing, dan boost) Pengukuran tegangan Ripple Rectifier 2% (FR),SMPS 1% Pemeriksaan keseimbangan tegangan thd groung (DC Ground) 96

110 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN Komponen pada rectifier Pembersihan komponen elektronik rectifier Lampu indikator Pemeriksaan fungsi annunciator Fan Pendingin (cooling fan) Tahanan isolasi transformator utama rectifier Mur dan baut pada terminal utama transformator Komponen, socket dan PCB Elektronik Alat pengaman fuse/mcb/nfb Terminal dan konektor rectifier Panel meter pada Rectifier Pemeriksaan fungsi alat pendingin/uji thermostat Pengukuran tahanan isolasi Pengencangan mur & baut Uji Fungsi Rectifier Pengujian fungsi : Pemeriksaan fisik komponen, socket dan PCB elektronik Pemeriksaan dan pembersihan akibat korosif, debu dll Pemeriksaan terminating dan konektor thd korosif dan aging Kalibrasi penunjukkan meter pada panel depan rectifier a. Sistem pengisian (Floating,Equalizing dan boosting) b. Siatem alarm dan indikator c. Current limiter d. Earth fault e. Over Voltage 97

111 Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 6 Bulanan 1 Tahun 2 Tahun 5 Tahun Kondisional SISTEM SUPLAI AC/DC KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN KETERANGAN DCPDB dan Kabel DC Drop Tegangan Konduktor Kondisi dan kualitas isolasi kabel DC Pemeriksaan Terminal dan Skun Kabel Thermovisi Terminal f. Under Voltage g. Voltage Dropper Pengukuran tegangan output rectifier di ujung konduktor kabel DC Pemeriksaan fisik kabel (konduktor) dan tahanan isolasi Pemeriksaan fisik dan pengencangan terminal & konduktor Thermovisi terminal pencabangan pada rangkaian beban 98

112 Lampiran 2 FMEA SISTEM SUPLAI AC/DC 99

113 Lampiran 3 Formulir Hasil Uji Kapasitas 2 Tahunan 100

114 Lampiran 4 Formulir Pengukuran Tegangan Baterai Bulanan 101

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CATU DAYA SEARAH ( DC POWER ) PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Guspan Hidi Susilo L2F 008 041 Jurusan Teknikk Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Ibnu Salam 1, Susatyo Handoko, ST. MT 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC...

PT PLN (Persero) SISTEM DC DAFTAR ISI. Daftar Isi... i. Daftar Gambar... iii. Daftar TABEL... iv. Daftar Lampiran... v SISTEM DC... DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Gambar... iii Daftar TABEL... iv Daftar Lampiran... v... 1 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Gambaran Umum... 1 1.2. Peralatan Sistem DC... 2 1.3. Bagian Bagian Utama Peralatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta Jalan

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II NO BREAK SYSTEM BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI

BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI 4.1 Prinsip Kerja Sinkronisasi Genset di PT. ALTRAK 1978 Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC. Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN SISTEM SUPLAI AC & DC Paul Henry Ginting 1, Ir. Tejo Sumakdi. M. T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

GARDU INDUK TRANSFORMATOR Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Transformator Tenaga Transformator tenaga adalah merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik arus bolak-balik dari tegangan

Lebih terperinci

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alternator Alternator atau yang lebih kita kenal sebagai "Dinamo Amper" merupakan suatu unit yang berfungsi sebagai power supply dan charging syste. Fungsi alternator adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Uninterruptible Power Supply (UPS)

Uninterruptible Power Supply (UPS) Uninterruptible Power Supply (UPS) Umum UPS adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memberi daya sementara ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini bersumber dari daya DC yang disimpan

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) 44 BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) a. Uraian Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor starte, lampu-lampu

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang Kondisi Black Out adalah kondisi dimana sumber tenaga penggerak utama, permesinan bantu, dan peralatan lainnya pada kapal

Lebih terperinci

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA BAB III PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA 3.1 Sejarah UPS UPS merupakan singkatan dari Uninterruptable Power Sistem atau sering juga disebut dengan Uninterruptable Power Supply, jika diterjemahkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma III Oleh

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR GANGGUAN PADA GENERATOR Pada Sirkit Listrik Generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada umumnya disebabkan oleh : 1. Gangguan diluar seksi generator tetapi PMT generator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan Dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan tentang kelistrikan menjadi suatu keharusan, salah satunya unsur menjadi

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI

Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI Makalah Seminar Kerja Praktek BATERAI SEBAGAI SUPLAI TEGANGAN DC PADA GARDU INDUK 150 KV KALISARI I Nugroho. 1, Ir. Tejo Sukmadi, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

saklar pemisah (disconnecting switch)

saklar pemisah (disconnecting switch) saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG OPERASI LEVEL 1 Kode Unit : DIS.OPS.005(1).B... 5 Judul Unit : Mengganti fuse pada peralatan hubung bagi (PHB-TR).

Lebih terperinci