Jika kita ingin memahami konteks dan fungsi musik populer, Bab 7 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jika kita ingin memahami konteks dan fungsi musik populer, Bab 7 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER"

Transkripsi

1 Bab 7 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER Jika kita ingin memahami konteks dan fungsi musik populer, kita bisa mulai dari beberapa pertanyaan berikut ini. Kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa musik disajikan? Bagaimana musik bisa memenuhi kebutuhan dan melayani keinginan masyarakat penggunanya, serta bagaimana musik tersebut berperan dalam kehidupan masyarakat? Kegiatan musik populer (atau jenis musik lainnya) melibatkan banyak orang, seperti pelaku, pencipta, sponsor atau penanggap, maupun penikmat (audiens). Salah satu cara memahami musik adalah dengan mempelajari konteks dan fungsi sosialnya. Wawasan dan apresiasi Anda akan jenis musik populer umumnya dan jenis-jenis musik lainnya yang terdapat di lingkungan Anda masing-masing akan semakin luas dengan cara mendiskusikan konteks dan fungsi sosial musik populer. Musik populer, khususnya lagi musik pop, merupakan jenis musik yang akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat

2 130 MUSIK POPULER modern kita, baik tua atau muda, anak-anak atau dewasa, kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak, di kota maupun di desa. Mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa musik populer selalu mengisi kehidupan kita sehari-hari. Kapan dan di mana penyajian atau pertunjukan musik populer dilakukan sangatlah bervariasi. Demikian juga dengan tujuannya. Ada yang disajikan untuk hiburan pribadi semata. Ada juga yang dipertunjukkan untuk kepentingan umum, pertunjukan bersifat komersial (misalnya dengan menjual karcis masuk) maupun pertunjukan bersifat hibah atau gratis. Sebagian dilakukan sebagai hiburan dalam suatu perayaan/upacara, demi kepentingan masyarakat atau keluarga, misalnya perkawinan, sunatan, tujuh belasan, dan lain-lain. Sebagian lagi disajikan untuk kepentingan politik atau propaganda. Ada yang dilakukan tanpa mengharapkan pamrih (amatiran), namun adapula untuk tujuan mencari nafkah (profesional). Pertunjukan dapat juga dilakukan di tempat tertutup atau di lapangan terbuka. Di samping itu, banyak pertunjukan musik populer yang dilakukan untuk kepentingan bisnis/ industri musik, termasuk konser, festival, dan lomba. Teknik penyajian musik populer sangat fleksibel dalam hal lokasi, waktu penggunaan, dan konteks. Musik populer lebih fleksibel berhadapan dengan norma-norma sosial tertentu, jika dibandingkan dengan musik-musik tradisional/ritual. Lagipula, musik populer terbuka terhadap gagasan-gagasan baru, fleksibel dalam gaya, dan teknik penyajiannya. Aspek waktu juga cukup fleksibel dalam musik populer. Tergantung kebutuhan dan pengaturan pihak pelaksananya. Lebih fleksibel lagi jika konteks itu adalah hiburan pribadi. Seseorang bisa saja mendengarkan musik lewat media tertentu, di mana dan kapan saja dia butuh, sepanjang materi musik tersedia. Berbagai jenis musik populer bisa disajikan dalam berbagai konteks hiburan. Ada banyak pilihan seperti dangdut, kroncong, hawaiian, balada, jaipongan, gambang kromong, musik pop, dan lain-lain. Namun jenis musik pop Indonesia dan dangdut paling dikenal dalam masyarakat sehingga menjadi pilihan utama di banyak komunitas.

3 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER Hiburan dan Upacara Banyak konteks yaitu tempat, waktu, dan kegiatan untuk menyajikan musik populer secara langsung (live) dan tidak langsung (playback). Musik populer pada umumnya bersifat hiburan. Oleh karena itu, musik populer biasanya muncul dalam konteks yang meriah, untuk tujuan hiburan semata (misalnya konser band), atau untuk suatu upacara yang menyertakan hiburan sebagai selingan atau acara perayaan (misalnya perkawinan, sunatan, upacara tahunan atau tujuh belasan). Jelas, tidak semua upacara bisa menerima musik populer sebagai bagian dari misalnya, upacara yang bersifat sedih, upacara adat yang bersifat ritual (untuk meminta hujan atau menolak bala), upacara bendera, dan sebagainya Hiburan Di perkotaan, banyak kesempatan untuk mendengarkan atau menyaksikan musik populer sebagai hiburan saja, tanpa ada kaitan dengan upacara. Di rumah makan, lobby hotel, diskotik, dan warung kopi (kafe), sering disediakan pemain keyboard tunggal yang sekaligus berperan sebagai penyanyi. Pengunjung juga bisa diberi kesempatan untuk bernyanyi. Sekalipun suaranya jelek atau biasa-biasa saja, tamu itu akan diiringi bernyanyi untuk menghibur diri sendiri dan teman-temannya. Faktor dana sangat mempengaruhi jumlah pemain dan pengiring, serta tingkat kepopuleran penyanyi yang diundang untuk suatu acara atau tempat hiburan. Dengan dana kecil, seseorang bisa mengundang seorang pemain keyboard tunggal yang sekaligus juga sebagai penyanyi. Dengan dana lebih besar, pengelola hotel mewah, misalnya, bisa mendatangkan beberapa pemain dengan dua atau tiga alat musik, bahkan sampai orkestra, dan bisa mengundang penyanyi bergengsi untuk mengisi acaranya. Pertunjukan di hotel, rumah makan, dan sebagainya memang menjanjikan hiburan kepada tamu. Hiburan ini juga bisa menjadi daya tarik untuk mengundang masyarakat datang ke tempat-tempat itu. Pertunjukan musik pada rumah makan dimaksudkan untuk memanjakan tamu yang ingin dihibur sambil makan. Ada juga tempat seperti diskotik dan klub malam yang menyajikan musik populer (live atau playback) supaya para tamu bisa menari (ajojing)

4 132 MUSIK POPULER bersama teman-teman. Di desa jarang ada tempat yang menyajikan musik populer khusus untuk hiburan seperti di kota. Tetapi penduduk desa juga bisa mendengarkan dan menonton musik populer lewat radio, kaset, dan TV. Mereka juga bisa menyanyikan lagu populer untuk menghibur diri. Jika ada perayaan, mereka juga bisa mengundang rombongan pemain, penyanyi, dan penari dari luar (kalau kebetulan tidak ada penyanyi di desa itu). Secara garis besar, penggunaan musik populer dalam konteks hiburan dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu (i) konteks hiburan umum atau massal dan (ii) konteks hiburan individu. Dalam konteks hiburan umum komersil maupun nonkomersil penyajian musik populer lazimnya dikemas dan dipertunjukkan untuk kepentingan orang banyak dan terjadi pada satu peristiwa tertentu. Konteks hiburan seperti ini biasanya terbuka untuk dikunjungi oleh siapa saja (kecuali jika ada ketentuan yang mengikat dari pelaksananya, misalnya pertunjukan itu hanya untuk orang yang membeli tiket atau hanya untuk orang dewasa saja) (Lihat Gambar 7.1, 7.2 dan 7.3). Gbr 7.1: Suasana pertunjukan musik populer untuk umum

5 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 133 Gbr 7.3: Suasana pertunjukan musik populer untuk umum Gbr 7.2: Suasana pertunjukan musik populer untuk umum Berbeda dari konteks hiburan untuk umum, konteks hiburan individu dinikmati semata-mata secara pribadi saja (atau dengan teman-teman di ruangan pribadi, dalam konteks intim/akrab, dan sebagainya). Kemasan hiburan seperti ini biasanya berbentuk rekaman musik yang disajikan kembali (playback) lewat peralatan radio, tape recorder, turntable, walkman, discman, VCD player, DVD player, karaoke atau peralatan sejenis lainnya. Banyak bentuk hiburan yang mempertunjukkan musik populer. Kemasan hiburan bisa berupa konser, show, festival, kompetisi, pertunjukan amal, ramah tamah atau syukuran/selamatan. Kecenderungan baru juga muncul dalam penggunaan musik populer di tempat umum. Mengingat mahal dan terkadang sulit mencari artis, maka pertunjukan dilakukan dengan playback, misalnya karaoke (musik pengiring dimainkan oleh pemutar rekaman, sedangkan suara penyanyi live). Pada awalnya karaoke lebih ditujukan sebagai hiburan pribadi dan keluarga, tapi belakangan merambah juga ke tempat umum. Pertunjukan di rumah makan, hotel, pub, bis dan sebagainya banyak menawarkan musik karaoke. Kualitas suara dengan karaoke memang sering sulit dibedakan dengan pertunjukan hidup jika menggunakan pengeras suara yang baik. Pertunjukan musik populer dalam konteks hiburan (umum atau individu) dengan kemasan seperti tersebut di atas bisa saja dipertunjukkan dalam ruangan (indoor) atau juga di luar ruangan (outdoor). Sementara itu, penyajian musik populer baik pertunjukan langsung atau lewat media radio bisa ditemukan di

6 134 MUSIK POPULER berbagai lokasi, termasuk gedung konser, panggung hiburan, lapangan terbuka, keramaian pasar malam, pusat-pusat perbelanjaan, kantor instansi pemerintah maupun swasta, ruang tunggu rumah sakit ataupun bank, emperan toko penjual kaset rekaman musik, dalam bis umum, ruang tunggu terminal bis, pesawat udara dan bandara udara, maupun di kapal laut Upacara Musik populer juga disajikan dalam banyak jenis dan bentuk upacara. Upacara dalam hal ini dapat diartikan sebagai perayaan yang dilakukan oleh komunitas pendukung suatu agama, adat istiadat, kepercayaan, atau prinsip, dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan ajaran ataupun nilai-nilai budaya dan spiritual yang diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang mereka. Upacaraupacara seperti ini biasanya berhubungan dengan lingkaran kehidupan manusia, termasuk kelahiran, perkawinan, sunatan, kematian, dan lain-lain. Upacara yang berhubungan dengan lingkaran kehidupan sering diiringi dengan sajian musik. Dulu, musik yang disajikan biasanya musik lokal (tradisional) yang bersangkutan. Namun, terjadi perubahan dalam masyarakat. Kemajuan pendidikan, globalisasi informasi, perbaikan ekonomi maupun kemajuan teknologi tidak dapat dihindari dan telah banyak mempengaruhi cara pandang dan pemahaman masyarakat terhadap tradisi lokalnya masing-masing. Akibatnya, tidak sedikit anggota masyarakat di kota, maupun di desa yang memberikan respons berbeda terhadap musik mereka sendiri. Ada yang masih tetap menggunakannya; ada juga yang menggantikannya dengan musik lain. Perubahan dalam masyarakat memberikan peluang besar bagi anggota masyarakat untuk menggunakan jenis musik lain di dalam perayaan-perayaannya. Musik populerlah yang sering muncul untuk mengisi peluang ini. Komunitas Batak Toba di Sumatera Utara adalah salah satu kelompok etnis di Nusantara yang sekarang menggunakan musik populer untuk melengkapi perayaan-perayaan adat. Ini dilakukan, misalnya, pada saat upacara adat saur matua bagi seorang yang sudah meninggal dunia pada usia tua, khususnya jika ia su

7 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 135 dah mempunyai cucu dan semua keturunannya telah menikah. Walaupun upacara duka, menurut adat lokal upacara ini diwarnai kegembiraan karena yang meninggal dianggap sukses dalam kehidupannya. Dahulu, upacara ini diiringi dengan ensambel musik tradisional yang dikenal dengan gondang sabangunan, tetapi dewasa ini ensambel tersebut sudah jarang dimainkan. Yang tampil justru ensambel musik brass band (musik tiup) yang digabungkan dengan beberapa alat musik tradisional. Ensambel ini, di samping menyajikan lagu-lagu rohani juga sering memainkan lagu-lagu pop daerah, pop nasional, bahkan lagu-lagu pop mancanegara. Musik populer juga ditampilkan dalam upacara adat masyarakat lainnya, misalnya dalam upacara perkawinan, sunatan atau acara adat lainnya. Di banyak komunitas, khususnya di perkotaan, menampilkan musik populer pada upacara-upacara tersebut di atas bukanlah sesuatu yang baru. Jenis-jenis musik populer bisa bermacam-macam. Bisa saja bernuansa nasional, seperti musik pop Indonesia. Tetapi tidak jarang pilihan jatuh pada jenis musik pop daerah. Dalam konteks ini, salah satu dasar pemilihan tersebut adalah rasa kedaerahan, bisa juga rasa kesukuan atau kebanggaan akan bahasa daerahnya sendiri. Upacara perkawinan dan sunatan sering mengundang pertunjukan musik hidup (live music). Band musik pop dan orkes dangdut merupakan pilihan utama, terutama bagi masyarakat yang mampu. Pilihan lain adalah keyboard tunggal (sering disebut organ tunggal, padahal secara teknis bukan organ). Orang juga bisa menyajikan musik populer dengan playback lengkap dengan pengeras suara (sound system). Untuk perayaan perkawinan dan upacara tahunan di Indonesia bagian Timur, musik pop (terutama pop daerah) sering dipakai untuk mengiringi tarian muda-mudi, misalnya poco-poco, rokatenda dan sebagainya, dari malam sampai pagi. Bagi masyarakat Sunda, tari dan musik jaipongan sering dilibatkan untuk upacara perkawinan. Ada dua macam pertunjukan yang biasa dibawakan rombongan jaipongan, menyajikan pertunjukan mereka sendiri, atau mengundang para tamu dan penonton ikut menari (mengibing) dengan penyanyi/penari profesional. Lagu-lagu yang dibawakan tidak hanya dari Sunda, tapi juga lagu-lagu dangdut, pop nasional, hingga lagu-lagu pop daerah lain.

8 136 MUSIK POPULER 7.2 Selera dan Identitas Musik populer juga berfungsi sebagai media pemuas selera musikal pengguna maupun pencipta musik populer. Namun perlu disadari lebih dulu bahwa masalah selera musikal bukanlah isu sederhana! Sebab selera musikal antara satu individu dengan individu lain, atau satu komunitas dengan komunitas lain, bahkan satu budaya dengan budaya lain, belum tentu sama. Keragaman jenis dan gaya musik populer mencerminkan keragaman selera para penciptanya dan penikmatnya. Sebenarnya, melayani selera para penikmatnya merupakan keharusan bagi pencipta musik populer. Pencipta musik harus peka melihat gaya yang sedang tren di pasar, dan harus cepat menyadari aspek-aspek perbedaan dan ke-baru-an, walaupun hanya sedikit. Seorang pencipta musik yang tidak peka dengan permintaan pasar, sulit diterima luas di masyarakat. Karena itu, seringkali ada pendapat, pencipta musik populer hanya mengikuti selera pasar. Tetapi kadang-kadang seorang atau sekelompok pencipta musik bisa membuat perbedaan dan pembaruan yang mengubah selera pasar, menyajikan sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Gaya musik yang mereka tawarkan bisa menjadi tren dan ditiru pencipta lainnya. Di Indonesia, Ebiet G. Ade, Slank, dan juga Iwan Fals sangat terkenal karena hal ini. Banyak jenis musik yang digolongkan sebagai musik populer, antara lain pop Indonesia, pop daerah, balada, dangdut, kroncong, Hawaiian, jaipongan, jazz, rap, rock, dan lain-lain. Masing-masing jenis musik ini memiliki karakteristik tersendiri. Perbedaan karakteristik jelas tampak pada teknik memainkan instrumen, pertunjukan panggung termasuk kostum dan tata lampu, aransemen suara, ritme dasar musik, dan juga setting (pada VCD). Terlepas dari masalah teknis dan fakta bahwa musik populer dikemas untuk dagangan dan hiburan, musik populer menjadi wadah yang menampung selera musikal para pencipta dan penikmatnya. Musik populer juga mampu menegaskan identitas pribadi dan kelompok, dan hal ini mempunyai dampak sosial dan ekonomi. Ini terlihat dengan munculnya komunitas pencinta musik tertentu. Lahan ini secara ekonomi membuka kesempatan bagi bisnis pernak-pernik (topi, baju, jaket, emblem, dan sebagainya) dari ke

9 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 137 lompok musik tertentu. Komunitas pencinta musik muncul karena kesamaan selera dalam dunia musik populer. Tampilan berbeda dari satu kelompok dengan kelompok lainnya bisa merupakan penanda identitas. Seseorang yang ingin masuk ke sebuah kelompok pencinta musik biasanya akan meniru cara berpakaian dan mode rambut idolanya. Jika sebuah ciri khas lain muncul, maka atribut itu dikenakan sebagai ciri kebersamaan. Tampilan tersebut juga menjadi penanda identitas bagi seseorang, bahwa dia seorang anggota penggemar musik tertentu. Menjadi anggota sebuah kelompok tertentu tidak hanya sekedar menunjukkan selera musik, tapi berkaitan dengan banyak aspek, seperti usia, gaya hidup, bahkan cita-cita. Kelompok penggemar musik Slank sekarang ini adalah kaum muda. Kalaupun ada dari kalangan orang tua, itu hanya sebuah pengecualian saja. Gaya pakaian yang kusam, bukan karena mereka tidak mempunyai uang atau tidak mampu berpakaian rapi. Ada sebuah ironi yang ingin mereka suarakan sebagai pemberontakan pada pandangan kemapanan. Dan ada slogan-slogan yang sering didengungkan pula, misalnya tentang bahaya narkoba. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa sebagian besar pemain Slank pernah mengalami ketergantungan pada narkoba. Namun mereka berhasil berhenti menggunakannya, lalu sekarang mereka menjadi duta pemberantasan pemakaian narkoba. Demikian juga Iwan Fals, sebagai bintang yang sering menyuarakan kesengsaraan rakyat dan membenci korupsi, kelompok pencinta Iwan Fals juga sering membawa cita-cita dengan tema pemberantasan korupsi dan perbaikan terhadap kehidupan masyarakat. Dari kecenderungan ini muncullah sejumlah kelompok-kelompok yang pada awalnya cair, belakangan ditata sehingga terorganisir dalam suatu keanggotaan untuk kelompok musik atau penyanyi tertentu. Misalnya OI (Orang Indonesia atau Organisasi Iwan) sebagai kelompok pencinta Iwan Fals, Slankers untuk kelompok Slank, Baladewa untuk kelompok Dewa, dan lainnya, yang memiliki ikatan dan hubungan yang mesra dengan penyanyi yang mereka cintai. Beberapa di antara kelompok itu sering mengadakan pertemuan, mempunyai tempat bertemu, dan mengadakan acara-acara tertentu yang sesuai dengan identitas kelompok itu. Namun ada juga sebuah kelompok yang terorganisir, hanya

10 138 MUSIK POPULER saja secara fisik tidak pernah bertemu dengan pemusik yang dicintai mereka. Misalnya kelompok pencinta (fans) Michael Jackson, Madonna, Beatles dan lain-lain. 7.3 Industri Musik Populer Dalam dunia bisnis blantika musik, segala perangkat entertainment merupakan suatu komoditas penting dalam industri budaya. Jaringan industri meliputi perekaman, pertunjukan, penjualan aksesori dan atribut, penciptaan dan aransemen musik serta hak cipta, pengadaan pemain musik dan urusan penerbitan buku notasi lagu-lagu, buku tentang musik dan pemusik. Di samping memberi keuntungan bagi pemusik dan pengelola, serta berbagai segmen yang terlibat dalam distribusi dan promosi, juga memberi kontribusi yang besar bagi pemerintah dari segi pemasukan pajak. Termasuk cukai label, pajak pendapatan, pajak tontonan, pajak promosi di tempat umum, izin pertunjukan dan sebagainya. Karena itu, musik populer dapat dilihat tidak hanya sebagai aspek kesenian, tetapi juga sebagai penopang industri. 7.4 Media Elektronik Produk rekaman musik populer bisa juga digunakan sebagai materi hiburan yang disiarkan melalui pemancar-pemancar radio 1, televisi, dan belakangan yang sedang berkembang adalah situs-situs musik populer di Internet. Konteks hiburan seperti ini bisa saja bersifat individu tetapi sebenarnya bisa juga melibatkan banyak orang secara bersamaan di tempat yang berbeda. Media elektronik adalah salah satu konteks musik populer yang paling dominan. Sulit mencari radio dan televisi yang tidak menyiarkan musik. Di antara berbagai ragam musik yang disiarkan media elektronik, musik populer paling dominan. Mengapa musik populer begitu penting dalam siaran radio dan televisi? Apakah karena para pemilik studio sangat mencintai musik dan ingin menyampaikannya kepada kita semua? Barangkali mereka mencintai musik, tetapi bukan itu alasan yang paling kuat. Alasannya harus dicari dalam bisnis penyiaran. Stasiun ra 1 Ingat juga pembahasan sejarah radio di Indonesia pada Bab 3.

11 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 139 dio dan televisi (kecuali kalau disponsori pemerintah atau suatu yayasan nirlaba) hidup dari iklan. Orang atau bisnis yang ingin mempromosikan sesuatu akan membeli waktu dari stasiun, kemudian menyiapkan iklan untuk disiarkan dalam waktu tayang yang dibelinya. Tetapi percuma kalau tidak ada yang mendengarkannya atau menontonnya! Jadi stasiun harus mencari jalan untuk menarik audiens untuk mendengar dan menonton kalau tidak ada audiens, pengiklan tidak akan membeli waktu tayang, dan stasiun tidak bisa bertahan lama. Lalu, bagaimana stasiun mencari audiens? Dengan menyiarkan sesuatu yang disenangi banyak orang dan membuat orang mau menonton atau mendengar acara di stasiun itu. Senjata itu sangat ampuh untuk menarik audiens dalam musik populer. Penyiaran musik (termasuk musik populer) di radio, secara teknis dapat langsung menggunakan produksi rekamannya. Musik populer pada umumnya dipasarkan dalam bentuk audio (hanya suara saja). Model siaran yang memerlukan penggarapan khusus biasa dilakukan radio, misalnya menyambung beberapa lagu, sehingga keterputusan atau kekosongan bisa ditiadakan. Pemotongan panjang lagu juga sering dilakukan radio, tergantung keinginan pengelola siaran radio. Berbagai ragam musik populer sering menjadi identitas radio yang menyiarkannya. Ada radio-radio yang hanya menyiarkan lagu-lagu dangdut, pop daerah, pop Indonesia, pop mancanegara. Banyak juga radio yang menyiarkan berbagai ragam musik populer. Semua pilihan jenis lagu pop yang disiarkan erat hubungannya dengan target pendengar yang ingin dicapai. Program di radio juga sering membuat tangga lagu, sebagai usaha untuk menentukan mana lagu yang paling populer pada hari ini, minggu ini, atau bulan ini. Pemilihan tangga lagu di radio juga sebagai cara untuk mendongkrak popularitas lagu, memberi ruang pada lagu baru, dan menciptakan ketertarikan pendengar atau pencinta musik populer. Televisi merupakan fenomena tersendiri dalam penyiaran musik. Pertunjukan live menjadi nyata di televisi, karena ada audio dan video (gambar). Adalah biasa jika keperluan gambar menjadi tambahan kerja bagi penyiar musik. Juga hal biasa sekali menyiarkan pertunjukan live music, siaran langsung ataupun siaran

12 140 MUSIK POPULER tunda (direkam dulu, lalu disiarkan kemudian). Beberapa televisi mempunyai atau menyewa studio untuk melakukan pertunjukan musik secara live. Dengan demikian televisi tidak bergantung pada pertunjukan yang diadakan oleh penyelenggara pribadi. Televisi mengundang penonton untuk pertunjukan itu, supaya kelihatan seperti pertunjukan umum, atau untuk memeriahkan suasana studio supaya musisi dan penyanyi tidak merasa sepi. Gejala lain yang sudah muncul sejak program musik disiarkan di televisi adalah klip. Musik yang direkam untuk dipasarkan, kemudian diisi dengan gambar yang bermacam-macam. Ada yang mengadakan pengambilan gambar pada suatu tempat wisata, taman, atau rumah. Sering juga tidak ada hubungan antara pertunjukan musik dengan gambar yang ditayangkan. Pengambilan gambar biasa dilakukan setelah sesi rekaman musik selesai di studio. Pada awalnya, klip lebih sebagai media promosi dari produksi sebuah rekaman. Produser memilih satu lagu yang diharapkan laku di masyarakat, lalu diisi gambar, kemudian disiarkan berulang-ulang di televisi. Model klip ini tidak hanya digunakan untuk promosi, melainkan juga menjadi kebiasaan tv untuk menyiarkan program musik, termasuk musik apa saja. Pada akhir tahun 1990-an, playback player seperti video, VCD, dan sekarang DVD sudah merambah, terutama dalam memasarkan produk pertunjukan musik, di antaranya musik populer-lah yang paling dominan. Model klip di televisi ini banyak ditiru untuk memproduksi musik populer dengan gambar. Di kota-kota dan di berbagai wilayah Indonesia sudah banyak yang memproduksi musik pop daerah dan tradisi yang menggunakan media VCD. Bersamaan dengan perkembangan VCD ini, gelaja karaoke juga semakin meluas. Teks nyanyian juga sudah bisa ditayangkan di layar televisi untuk dibaca. Suara penyanyi asli sudah bisa dipilih untuk berbunyi atau diam, sehingga bisa digantikan oleh suara sendiri. Semua perkembangan ini merupakan daya tarik yang dikembangkan teknologi dan produser rekaman demi menggaet pasar-pasar baru atas produksi rekaman musik. Musik populer di Internet masih merupakan gejala baru di Indonesia, terlebih karena teknologi ini masih sangat terbatas di berbagai daerah terpencil. Pada kota-kota kabupaten banyak yang menyediakan layanan Internet, baik untuk rumah tangga mau

13 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 141 pun untuk umum, seperti warung Internet. Teknologi Internet menawarkan gejala baru yang beragam berkaitan dengan musik (termasuk populer). Ada situs yang menyiarkan musik populer seperti radio kabel, sering disebut radio Internet. Situs ini sebenarnya adalah radio siaran, tetapi siarannya dimasukkan ke Internet. Akibatnya menjadi luar biasa, sebuah pemancar radio tadinya hanya menjangkau wilayah terbatas, namun ketika masuk ke Internet, dapat menjangkau belahan mana pun di muka bumi ini sepanjang bisa mendapat jaringan Internet, dan mengakses situs radio tersebut. Radio dengan gelombang FM ruang siarnya lebih sempit untuk mencapai kualitas suara yang lebih baik. Gelombang siar FM (frequency modulation) pada umumnya menjangkau wilayah di sekitar satu kota saja. Sedangkan gelombang MW (middle wave/ gelombang menengah) bisa menjangkau wilayah yang lebih luas, dua kota yang berdekatan ataupun lebih. Gelombang SW (short wave/gelombang pendek) bahkan bisa mencapai beberapa negara tetangga. Tetapi dengan siaran lewat Internet, semua stasiun mampu menembus ke mana-mana. Pancaran radio di Internet merupakan sebuah gejala baru dalam menyiarkan musik. Situs-situs tertentu di Internet juga menjadi ajang penjualan musik populer. Contoh musik yang mau kita beli dapat didengar sedikit atau sebagian dari beberapa lagu dalam satu album. Kita dapat memesan sebuah lagu atau album rekaman untuk dibeli. Pengiriman rekaman yang dibeli bisa dalam bentuk fisik (format kaset, CD, dan sebagainya) yang dikirim melalui pos. Bentuk rekaman itu dapat juga dalam bentuk file komputer (mp3, wav, rpl, dan sebagainya). File komputer tersebut dapat kita download ataupun dikirimkan oleh penjual ke alamat kita di Internet. Situs-situs yang tersedia di Internet sekarang ini merupakan toko rekaman yang paling besar dan komplit untuk musik, terutama musik populer. Sayang sekali, karena keterbatasan teknologi dan pengetahuan, musik populer yang diproduksi di berbagai daerah Indonesia belum memasuki wilayah bisnis musik di Internet ini. Mengapa musik populer melakukan promosi, penyiaran dominan, dan semakin menguat di media elektronik? Banyak yang bisa didiskusikan berkaitan dengan konteks ini di antaranya: membangun imaji, mencari pasar atau bisnis, menguatkan kebintangan, dan popularitas. Penyiaran musik populer di media

14 142 MUSIK POPULER elektronik tidak hanya untuk kepentingan promosi untuk memperkenalkan sebuah album baru atau penyanyi baru. Media elektronik juga mempunyai kepentingan untuk mengisi waktu siaran yang mereka miliki. Dengan demikian, hubungan antara produk industri rekaman dengan media elektronik adalah simbiosis mutual, hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Sebagai promosi album rekaman baru, klip musik yang dibuat oleh produser rekaman agar tayang di televisi harus membayar dana cukup besar dahulu. Seorang bintang biasa juga diundang oleh televisi untuk mengisi acara tertentu. Dalam kasus ini, televisi didukung sponsor yang membayar si bintang untuk menyanyi. Pertemuan fans yang dikelola oleh program televisi dan radio juga banyak dikelola sebagai program tayangan. Seorang bintang dipertemukan dengan penggemar beratnya. Secara awam, pihak penggemar jarang memiliki akses bertemu dengan bintang tersebut, lalu dalam adegan yang disusun oleh produser televisi, sang bintang diajak bertemu dengan penggemar tersebut. Pertemuan antara penggemar berat dan bintang sering menjadi sebuah kejutan, yang menggembirakan dan mengharukan. Seperti bertemu seseorang yang tidak mungkin, inilah konsep idola dalam musik populer. Acara dan skenario pertemuan itu menjadi suatu garapan untuk tayangan televisi. Tujuan lain yang tetap sama, adalah mengisi acara televisi yang menarik, menciptakan kesempatan bagi bintang untuk ditayangkan, sehingga popularitas bintang tetap terjaga. Sebuah lagu atau album rekaman yang sering muncul di media elektronik merupakan sebuah prestasi, memiliki akses untuk dikenal luas di masyarakat, dan menguatkan imaji kebintangannya. Bintang yang sedang terkenal pasti akan mendapatkan penjualan album rekaman yang meningkat juga. Jadi menciptakan imaji, membangun popularitas, meluaskan penggemar, merupakan suatu cara untuk meningkatkan penjualan album rekaman. Cara-cara yang dilakukan oleh musik populer di tingkat nasional ini, tentunya mempunyai konsekuensi pendanaan yang besar juga. Sebuah album musik populer yang akan diluncurkan ke pasar, akan menelan dana sampai ratusan juta rupiah, bahkan untuk pop mancanegara yang target pendengarnya ke seluruh dunia bisa menghabiskan dana hingga miliaran rupiah. Dalam

15 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 143 hal inilah pop daerah mendapat kendala besar, karena pasarnya terbatas untuk kalangan budaya tertentu. Karena itu, pop daerah sulit diangkat ke media elektronik nasional apalagi internasional seperti MTV misalnya. Rekaman yang diproduksi oleh pop daerah sudah pasti tidak mendapat tanggapan yang luas. Musisi dan penyanyinya pun tidak akan menjadi bintang nasional. Sudah menjadi hukum pasar dalam bisnis, bahwa sebuah rekaman yang pendengarnya dan daya jual rekamannya di bawah 10 ribu keping rekaman sulit untuk menembus promosi di televisi nasional. Biaya produksi untuk membuat klip dan menayangkan di televisi tidak akan kembali dengan jumlah pembeli yang terbatas. Sedangkan sebuah musik pop Indonesia yang populer bisa terjual hingga satu juta keping. Wah, ternyata jauh sekali perbedaan jumlah penjualannya. Bisa Anda bayangkan berapa besar keuntungan yang diperoleh dengan jumlah penjualan sebanyak itu? Berdasarkan hukum pasar ini, dapat disimpulkan, bahwa kebintangan (kepopuleran) seseorang atau sekelompok orang bukanlah merupakan jaminan kualitas yang terbaik, karena banyak orang yang mempunyai kualitas baik namun tidak mendapat kesempatan yang layak untuk dipromosikan. Sementara sulit diingkari bahwa peranan media elektronik dan juga media cetak menjadi sangat dominan untuk menciptakan dan mempertahankan popularitas seorang atau sekelompok bintang. Aspek ini jugalah yang membuat musik pop daerah (terlebih lagi tradisional!) kurang mendapat tanggapan yang baik di tingkat nasional, apalagi menjadi populer, terlebih karena kesempatan, pasar, dan dana pendukung. Bagaimana dengan musik-musik populer dan tradisional di daerah Anda, apakah mendapat kesempatan untuk masuk ke dalam media elektronik nasional ataupun lokal? 7.5 Teknologi Penunjang Pertunjukan Kebanyakan pertunjukan musik populer (live performance) terjadi di atas panggung (pentas), dalam ruangan tertutup atau terbuka (Lihat Gambar 7.4 dan 7.5). Penggunaan panggung dalam hal ini tidak saja untuk memenuhi aspek estetika dalam pertunjukan, tetapi juga diperlukan agar para pelaku di atas panggung

16 144 MUSIK POPULER dapat terlihat oleh audiens yang banyak. Dengan kata lain, panggung membantu komunikasi antara kedua belah pihak: penonton dan aktor di atas pentas. Gbr. 7.4a: Panggung di ruang terbuka dengan tenda Gbr. 7.4b: Panggung di ruang terbuka tanpa tenda

17 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 145 Gbr. 7.5a: Panggung di ruang tertutup Gbr. 7.5b: Panggung di ruang tertutup

18 146 MUSIK POPULER Ada banyak variasi panggung yang digunakan dalam pertunjukan musik populer. Ada panggung yang sangat sederhana, tetapi ada pula panggung yang ditata sedemikian rupa sehingga tidak sederhana. Yang dimaksud dengan panggung tidak sederhana adalah permukaan panggung bisa saja menggunakan multilevel serta bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan. Begitu rumitnya sehingga seorang petugas seringkali diperlukan untuk mengoperasikannya. Gbr. 7.6a: Bangunan panggung sederhana Gbr. 7.6b: Bangunan panggung sederhana

19 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 147 Penataan suara lewat rangkaian sound system adalah salah satu perangkat penting lainnya di atas panggung untuk mendukung pertunjukan musik populer. Pertunjukan musik populer di dalam atau di luar ruangan, biasanya melibatkan audiens yang skalanya relatif besar. Artinya, pertunjukan seperti itu harus menggunakan alat pengeras suara (sound system) yang tertata dengan baik sehingga mampu mengamplifikasi volume masing-masing bunyi instrumen yang digunakan ataupun biduannya, jika ada. Jika tidak demikian, maka pertunjukannya akan sia-sia, sebab audiens tidak akan mendengar suara musik dengan jelas. Kelihatan bahwa dukungan perkembangan penguat suara merupakan aspek yang penting dalam perkembangan pertunjukan musik. Ada pertunjukan musik populer yang penontonnya sampai ratusan ribu. Jadi, tanpa dukungan pengeras suara yang besar, penonton sulit mendengarkan. Tetapi di sisi lain juga muncul aspek sikap penonton. Penonton bisa tidak hanya berfokus pada pertunjukan, mereka bisa nonton sambil bercakap-cakap dengan teman, tertawa sambil berbising-bising. Penguat suara yang besar dapat mengatasi keriuhan ini, sehingga pertunjukan tetap berlangsung dan suara musik tetap terdengar. Gbr 7.7a: Perangkat penata suara: mixer Gbr 7.7b: Perangkat penata dan pengeras suara: mixer dan amplifier

20 148 MUSIK POPULER Gbr 7.7c: Perangkat pengeras suara: loudspeaker Gbr 7.7d: Perangkat pengeras suara dalam studio rekaman: microphone Gbr 7.8a: Seting perangkat pengeras suara sebuah panggung Gbr 7.8b: Seting perangkat pengeras suara sebuah panggung Bersama perangkat pengeras suara (sound system) penataan panggung dapat dilengkapi dengan pengaturan cahaya atau penataan lampu, yang disebut lighting system. Penataan lampu tidak saja berfungsi sebagai alat untuk menerangi panggung, tetapi juga membantu untuk menciptakan suasana atau menarik perhatian audiens kepada satu pemain atau satu bagian dari panggung. Penataan lampu merupakan salah satu unsur kesenian dalam keseluruhan seni panggung. Perhatikan contoh-contoh panggung dengan penataan lampu berikut ini!

21 KONTEKS DAN FUNGSI SOSIAL MUSIK POPULER 149 Gbr. 7.9a: Panggung dengan penataan lampu Gbr. 7.9b: Panggung dengan penataan lampu Gbr. 7.9c: Panggung dengan penataan lampu

22 150 MUSIK POPULER Kemajuan di bidang teknologi baik dalam hal teknologi tata lampu, sistem tata suara, penataan panggung, maupun jenis instrumentasi sangat berpengaruh di dalam teknik pertunjukan musik populer di mancanegara, maupun di Nusantara. Mudahnya sistem komunikasi dan transportasi dewasa ini menyebabkan banyak produk teknologi baru yang berhubungan dengan musik dapat diperoleh dengan mudah, khususnya di kota-kota besar. Karena itu, kesempatan untuk membuat sesuatu yang baru atau mengubah penampilan teknik pertunjukan musik populer selalu terbuka lebar. Kompleksitas pertunjukan panggung juga sangat berkaitan dengan membangun imaji dan kepopuleran. Promosi album rekaman baru dan iklan produksi tertentu banyak yang menggunakan pertunjukan panggung sebagai alat promosi. Penjualan tiket untuk mengundang satu atau beberapa kelompok musik populer sering tidak mampu didanai dari penjualan tiket. Karena itu, perusahaan yang mempromosikan produksinya memberikan dukungan dengan menjadi sponsor. Atau kegiatan itu juga merupakan strategi untuk menggalang penggemar, dan menjadi ajang promosi album. Dengan demikian, kekurangan dana akan ditanggung oleh pihak produser rekaman. Pengganti dana ini akan didapat dari peningkatan jumlah penjualan albumnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan bunyi yang terorganisir dan tersusun menjadi karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Musik memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda dan bervariasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini banyak ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang membuat manusia lebih mudah, baik dalam bekerja, memenuhi kebutuhan hidup dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

Dalam buku ini kami akan membahas berbagai jenis musik. Bab 1 MUSIK POPULER

Dalam buku ini kami akan membahas berbagai jenis musik. Bab 1 MUSIK POPULER Bab 1 MUSIK POPULER Dalam buku ini kami akan membahas berbagai jenis musik di Indonesia dan mancanegara yang seringkali dikelompokkan di bawah istilah musik populer. Kita akan membicarakan beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Musik adalah suatu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung telah dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai kota yang memiliki apresiasi seni yang tinggi, salah satunya di bidang musik. Salah satu pemicu tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 80 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, ada beberapa hal penting dalam kesenian Brai ini. 1. Kesenian Brai memiliki peran serta fungsi tersendiri bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang membuat manusia lebih mudah, baik dalam bekerja, memenuhi kebutuhan hidup dan komunikasi. Diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung percepatan penyampaian pesan kepada khalayak. Dapat dikatakan pesan yang dikirim melalui transmisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1) Ciri khas musik Rarak Godang Rarak Godang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu memperkecil jarak antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Sayangnya seiring dengan kemajuan teknologi pada jaman sekarang,

Lebih terperinci

Dalam bab ini kita akan membahas dan melakukan beberapa. Bab 8. BEREKSPRESI MELALUI MUSIK POPULER: Alternatif untuk Praktik

Dalam bab ini kita akan membahas dan melakukan beberapa. Bab 8. BEREKSPRESI MELALUI MUSIK POPULER: Alternatif untuk Praktik Bab 8 BEREKSPRESI MELALUI MUSIK POPULER: Alternatif untuk Praktik Dalam bab ini kita akan membahas dan melakukan beberapa kegiatan yang membangun apresiasi Anda terhadap musik populer. Topik yang dibicarakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya wawasan manusia yang didukung oleh perkembangan jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran. Sejumlah besar

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau, dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa di indonesia. Dalam kehidupan manusia, informasi menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. massa di indonesia. Dalam kehidupan manusia, informasi menjadi hal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sangat pesat sekali perkembangan dunia informasi dan media massa di indonesia. Dalam kehidupan manusia, informasi menjadi hal yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

MUSIK POPULER. Untuk Kelas VIII. Kesenian Nusantara. Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu

MUSIK POPULER. Untuk Kelas VIII. Kesenian Nusantara. Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu Buku Pelajaran Kesenian Nusantara MUSIK POPULER Untuk Kelas VIII Penulis: Mauly Purba Ben M. Pasaribu Kontributor: Philip Yampolsky Esther L. Siagian Jabatin Bangun ii MUSIK POPULER MUSIK POPULER Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. Musik dangdut banyak dipengaruhi oleh musik melayu. Namun biasanya penikmat musik dangdut diidentikkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah terlepas dari komunikasi. Dimanapun kita, apapun yang kita lakukan, dan bagaimana bentuknya, kita pasti melakukan proses komunikasi dengan

Lebih terperinci

PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH

PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH PELESTARIAN KARUNGUT SENI TRADISI LISAN KLASIK DAYAK NGAJU DI KALIMANTAN TENGAH Oleh: Neni Puji Nur Rahmawati Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat Karungut adalah sebuah kesenian tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran masyarakatnya

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA REKREASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Musik sebagai gaya hidup dan profesi Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera Utara. Suku Batak Toba termasuk dalam sub etnis Batak, yang diantaranya adalah, Karo, Pakpak,

Lebih terperinci

Cymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum

Cymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum MUSIK POPULER DI INDONESIA 17 Cymbals Tomtom Snare Bass drum Hihat Gbr. 2.9. Bagian-bagian dari seperangkat drum Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum Seperti halnya gendang, keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Music : Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat yang menghasilkan bunyi).(chaterina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live.

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dunia entertainment memiliki pasar yang sangat luas dimana pasar hiburan ini memiliki daya tarik yang tidak terbatas karena memiliki sifat yang universal. Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya The Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Dalam kegiatan sehari-harinya manusia tidak lepas dari komunikasi, baik secara verbal maupun secara non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan

BAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Industri musik dewasa ini berkembang dengan pesat. Banyak grup band maupun penyanyi solo yang bermunculan dalam meramaikan belantika musik nusantara dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi begitu sangat penting di dalam kehidupan manusia, tidak ada yang tidak memerlukan komunikasi, dimana seseorang akan dapat menyampaikan isi hati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya program siaran musik yang diudarakan melalui media radio, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya program siaran musik yang diudarakan melalui media radio, membuat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Banyaknya program siaran musik yang diudarakan melalui media radio, membuat masyarakat merasa leluasa memilih frekuensi siarannya sesuai selera masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kenyataan bahwa kemajuan suatu bangsa akan ditandai dengan peningkatan kebutuhan diberbagai bidang kehidupan, mulai dari kebutuhan jasmani, rohani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan serta pertumbuhan ilmu-ilmu pengetahuan menggambarkan perkembangan manusia dalam berkomunikasi dan kesadaran dalam bermasyarakat. Komunikasi masa

Lebih terperinci

BAB 1. masyarakat. Maraknya ragam bentuk acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi

BAB 1. masyarakat. Maraknya ragam bentuk acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi telah menghadirkan berbagai macam bentuk acara untuk disajikan pada masyarakat. Maraknya ragam bentuk acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk, mempromosikan, mempublikasi kepada masyarakat luas. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil insight yang didapat dari masing-masing Key Stakeholder di Jakarta dan observasi secara langsung dalam mengamati perilaku konsumen musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rifki, 2014 Manajemen Edutainment Bandung Drums Day Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rifki, 2014 Manajemen Edutainment Bandung Drums Day Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik adalah satu hal yang tidak bisa dihindari dari kehidupan kita sehari-hari, sedari lahir hingga kini, secara sengaja atau tidak sengaja, alunan musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang cukup pesat dan berarti, baik musik etnik maupun Barat, dengan ditunjang oleh teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya di bidang seni musik, baik sebagai seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik yang mengandung irama, lagu, dan keharmonisan yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 4 tahun yang lalu, industri musik Jepang tengah mengalami pergeseran kekuasaan dan kejayaan dari para penyanyi solo bersuara merdu dan juga band beraliran Japanese-Rock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Musik dapat dikatakan sebagai bahasa universal. Musik merupakan sebuah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik melalui unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi dalam hal teknologi dan komunikasi mendominasi gaya berbisnis

BAB I PENDAHULUAN. Era modernisasi dalam hal teknologi dan komunikasi mendominasi gaya berbisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini dunia bisnis berkembang dengan sangat cepat. Era modernisasi dalam hal teknologi dan komunikasi mendominasi gaya berbisnis masa

Lebih terperinci

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak

Lebih terperinci

AGAR ANGGARAN HIBURAN TIDAK KEBABLASAN

AGAR ANGGARAN HIBURAN TIDAK KEBABLASAN AGAR ANGGARAN HIBURAN TIDAK KEBABLASAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 836/XVI Kali ini, saya akan berbicara tentang hiburan. Ya, bicara tentang hiburan. Tak bisa dipungkiri bahwa hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini Media massa adalah sumber informasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia musik dan entertainment di Indonesia meningkat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia musik dan entertainment di Indonesia meningkat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia musik dan entertainment di Indonesia meningkat pesat. Banyak sekali artis pendatang baru yang muncul dan meraih popularitas dengan cepat.

Lebih terperinci

Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester

Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester Pengantar Apresiasi Seni Oleh : Kuswarsantyo, M.Hum. Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester Buku referensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah informasi yang ingin didapatkan. Media yang tersedia kini beragam, mulai

BAB I PENDAHULUAN. sebuah informasi yang ingin didapatkan. Media yang tersedia kini beragam, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi membuat perkembangan media menjadi lebih maju dari tahun ke tahun, dimana setiap orang bisa dengan mudah mendapatkan sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan unsur-unsur budi daya luhur yang indah, misalnya; kesenian, sopan santun, ilmu pengetahuan. Hampir setiap daerah yang ada di berbagai pelosok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui bahasa, seseorang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perancangan ini penulis membuat Desain Merchandise Dalam Event Benyamin Days. Untuk membuat masyarakat mengetahui sejarah dari Benyamin Sueb itu lebih dalam. Bernama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LAGU SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LAGU SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LAGU SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS A. Hasil Temuan Penelitian Dari hasil mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia dibayar. Di Eropa tempat duduk seperti ini biasanya dihuni petinggi klub, pejabat, atau konglomerat sementara suporter biasa duduk di tempat biasa. Ada pula semacam anggapan yang berlaku bahwa suporter

Lebih terperinci